• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Atas Prosedur pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Atas Prosedur pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Penulisan

Pembangunan negara Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut berasal baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Sumber dana dari dalam negeri selain dari sektor migas dan non-migas adalah pajak. Seiring dengan menipisnya cadangan migas, penerimaan dari sektor non-migas dan pajak semakin ditingkatkan. Diharapkan dengan meningkatnya peranan pajak dalam menopang penerimaan negara, perekonomian negara akan semakin baik dan Indonesia dapat segera keluar dari krisis yang berkepanjangan.

(2)

Tapi walaupun Wajib Pajak sudah diberikan kepercayaan oleh pemerintah untuk melakukan kewajiban perpajakannya sendiri masih ada saja wajib pajak yang melakukan kecurangan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan nya petugas pajak juga melakukan pengawasan dan melakukan pemeriksaan apabila diduga terjadi kecurangan yang dilakukan oleh wajib pajak.

Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Di Kota Bandung Tunggakan pajak bumi dan bangunan (PBB) meningkat dalam kurun waktu lima tahun terakhir.Untuk tahun ini, target pendapatan PBB kembali tidak mencapai sasaran. Pasalnya, beberapa perusahaan besar menunggak membayar PBB pada Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bandung. Perusahaan yang menunggak di antaranya PT Dirgantara Indonesia (DI), pusat perbelanjaan, lembaga pendidikan, dan pengusaha tekstil di kawasan

Cicadas hingga Rp200 juta. ”PBB Kota Bandung tidak mencapai target karena

banyak perusahaan yang menunggak. Tapi,secara total pendapatan pajak kumulatif tertolong oleh biaya perolehan hak tanah dan bangunan (BPHTB)

yang melonjak tajam karena adanya perumahanbaru,”kata Kasie Administrasi

(3)

miliar terealisasi Rp207,7 miliar atau sekitar 138%.Dengan demikian,total pencapaian PBB dan BPHTB Rp390,4 miliar atau 105%. Jumlah wajib pajak seluruhnya di Kota Bandung itu mencapai 464.156.Sekitar 70 persennya adalah wajib pajak di atas Rp2 juta–2 miliar, sementara sisanya di bawah Rp2 juta.Tunggakan PBB terbesar masuk dalam kategori yang penghasilan wajib pajaknya lebih dari Rp2 juta.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat Laporan Kerja Praktek (KP) dengan judul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN LAPANGAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDUNG CICADAS”.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Kerja Praktek

Adapun maksud dari penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan Yang dilakukan oleh bagian Pemriksaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek

(4)

2. Untuk mengetahui Peraturan-peraturan Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan Yang dilakukan oleh bagian Pemriksaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.

3. Untuk mengetahui mengenai Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan Yang dilakukan oleh bagian Pemriksaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Kegunaan yang dapat diperoleh dengan dilaksanakannya kerja praktek terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan mengenai Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan Yang dilakukan oleh bagian Pemriksaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandungt Cicadas.

2. Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan sebagai masukan untuk bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan, salah satunya yaitu dalam merekrut pegawai baru sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan perusahaan.

3. Bagi Pihak Lain

(5)

Pemeriksaan Lapangan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.

1.4 Metode Kerja Praktek

Dalam melaksanakan kerja praktek, penulis menggunakan Metode Block Release yaitu suatu metode pelaksanaan kerja praktek yang dilakukan berdasarkan jam kerja yang ditetapkan sebelumnya.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mempelajari literatur yang berhubungan dengan kerja praktek yang penulis lakukan.

2. Studi Lapangan (Field Research)

a. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati langsung pelaksanaan Penerimaan dan Pengolahn SPT Orang Pribadi dan Badan pada seksi Pelayanan Tempat Pelayanan Terpadu KPP Pratama Bandung Cicadas.

(6)

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

(7)

8

2.1 Sejarah KPP Pratama Bandung Cicadas

Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu :

1. Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan pemungutan pajak berdasarkan perundang-undangan dan melakukan tugas pemeriksaan kas Bendaharawan Pemerintah;

2. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang sitaan guna pelunasan piutang pajak Negara;

3. Jawatan Akuntan Pajak yang bertugas membantu Jawatan Pajak untuk melaksanakan pemeriksaan pajak terhadap pembukuan Wajib Pajak Badan; dan

(8)

Direktorat IPEDA berganti nama menjadi Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Demikian juga unit kantor di daerah yang semula bernama Inspeksi Ipeda diganti menjadi Inspeksi Pajak Bumi dan Bangunan, dan Kantor Dinas Luar Ipeda diganti menjadi Kantor Dinas Luar PBB.

Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa kantor Inspektorat Daerah Pajak (ItDa) yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Inspektorat Daerah ini kemudian menjadi Kanwil Ditjen Pajak (Kantor Wilayah) seperti yang ada sekarang ini.

Berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tanggal 23 Maret 1988 Nomor Kep-276/KMK.01/1988, struktur organisasi dan tata kerja Direktorat Jenderal pajak dirombak dan berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Dengan demikian pesatnya perkembangan wilayah, maka dipandang perlu adanya pembagian wilayah kerja agar dapat dimaksimalkan penerimaan Negara dari sektor pajak.

Pada bulan April 2002, Kantor Pelayanan Pajak di wilayah Bandung telah menjadi enam KPP yakni :

(9)

5. KPP Bandung Cicadas, Jalan Soekarno Hatta No.781

6. KPP Bandung Tegalega, Jalan Soekarno Hatta No. 216

Pada bulan Maret 2006, Kantor Wilayah Dirjen Pajak Jawa Bagian Barat II membawahi Sembilan KPP meliputi lima KPP, yaitu terdiri dari :

1. KPP Bandung Bojonegara, Jalan Asia Afrika No.114 2. KPP Bandung Karees, Jalan Kiaracondong No.372 3. KPP Bandung Cibeunying, Jalan Punawarman No.21 4. KPP Bandung Cicadas, Jalan Soekarno Hatta No.781 5. KPP Bandung Tegalega, Jalan Soekarno Hatta No. 216

Dan empat KPP lainnya yaitu terdiri dari : 1. KPP Cimahi

2. KPP Tasikmalaya 3. KPP Sukabumi

4. KPP Cianjur

Pada dasarnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas adalah unsur pelaksana Direktorat Jenderal Pajak yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan.

(10)

Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksa dan Penyidikan Pajak serta Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan, memutuskan bahwa Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying dan wilayah Ujung Berung dipecah menjadi dua Kantor Pelayanan Pajak, yaitu Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying sebagai Kantor Pelayanan Pajak lama dan Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas sebagai Kantor Pelayanan Pajak baru dengan wilayah kerja meliputi : Kecamatan Cibiru, Arcamanik, Cicadas, Ujung Berung dan Cimenyan. Sebelumnya Kecamatan Cimenyan masuk wilayah kerja Kantor Pelayanan pajak Cimahi.

Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas menempati sebuah gedung baru berlantai empat, yang semula diperuntukan untuk Kanwil IX DJP Jawa bagian Barat II sejak tahun 2002. Sebagai Kantor Pelayanan Pajak baru, kepala kantornya dilantik pada tanggal 24 Februari 2002, sedangkan kasi (kepala seksi), Kasubag Umum, serta Kepala KP4 dilantik pada bulan April 2002 dan untuk sementara sambil melakukan pembenahan gedung baru tersebut Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas berkantor di aula Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cibeunying.

(11)

Terpadu (TPT), didesain sedemikian rupa dengan mencontoh Counter bank dan hotel. Untuk pengamanan terhadap peralatan computer yang ada di tempat pelayanan terpadu, maka monitor komputer di TPT ditanam di dalam meja, ruang tempat pelayanan terpadu juga dilengkapi dengan meja serba-serbi untuk Wajib Pajak (WP), meja pelayanan (customer service) dan penyediaan space bank untuk masa yang akan datang.

Untuk mempersiapkan satu Kantor Pelayanan Pajak masa depan, ruang kepala kantor dilengkapi dengan ruang khusus ibadah, istirahat, yang didalamnya tersedia dapur kering, lemari pakaian dan sebagainya. Hal ini adalah salah satu cara mengantisipasi apabila adanya Kepala Kantor yang baru pindah. Sistem pelayanan di TPT dilakukan sebagaimana di Bank Swasta, tanpa istirahat. Untuk memantau keadaan di Tempat Pelayanan Pajak dipasang TV monitor yang berhubungan langsung dengan ruang kepala kantor.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administrasi dan pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak dibidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL) dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(12)

implementasinya, maka sebagai pilot project dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar (Large Taxpayers Office, LTO) yang dilayani adalah Wajib Pajak badan dalam kategori besar pada skala nasional dengan jumlah yang terbatas. Dengan berjalannya konsep modernisasi dan pelayanan perpajakan yang dilaksanakan oleh Wajib Pajak Besar, maka dilanjutkan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Madya (Medium Taxpayers Office, MTO) yang dilayani adalah Wajib Pajak badan dalam kategori besar dan skala regional (kanwil) dan jumlahnya terbatas. Selanjutnya dibentuklah Kantor Pelayanan Pajak Pratama (Small Taxpayers Office, STO) yakni Kantor Pelayanan Pajak yang selama ini telah ada dan dikembangkan dengan menerapkan prinsip modernisasi administrasi perpajakan, yang dilayani adalah Wajib Pajak diluar yang telah terdaftar pada Kantor Pelayanan Wajib Pajak Besar dan Kantor Pelayanan Pajak Madya.

Untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama pertama kali dibentuk melalui keputusan Menteru Keuangan No. 254/KMK.01/2004 di lingkungan Kanwil DJP Jakarta I (kini Jakarta Pusat). Kemudian dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 55/PMK.01/2007 ditetapkan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di lingkungan Kantor Wilayah DJP yang ada di pulau Jawa dan Bali secara bertahap saat mulai beroperasi sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak, dan pada tanggal 28 Agustus 2007 Kantor Pelayanan Pajak Bandung Cicadas berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.

(13)

dikelola di Kantor Pelayanan Wajib Pajak Besar dan Kantor Pelayanan Pajak Madya serta orang pribadi. Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas ada kegiatan ekstensifikasi Wajib Pajak, sehingga jumlah Wajib Pajaknya dapat selalu bertambah seirama dengan pertambahan orang pribadi yang memperoleh penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) atau melakukan kegiatan usaha di wilayah kerjanya. Dengan demikian jenis Wajib Pajak yang dikelola terdiri atas orang pribadi, badan, maupun sebagai pemotong atau pemungut pajak (seperti bendaharawan, instasi pemerintah). Jenis pajak yang dikelola adalah semua jenis pajak, yakni Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM), Bea Materai, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan BPHTB.

Visi dan Misi Kantor Pelayananan Pajak Pratama Bandung Cicadas Visi Kantor Pelayanan Pajak

Menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan kelas dunia, yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat. Misi Kantor Pelayanan Pajak

1. Politik

Mendukung demokrasi bangsa 2. Kelembagaan

(14)

3. Fiskal

Senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknokrasi perpajakan serta administrasi perpajakan mutakhir.

4. Ekonomi

Mendukung kebijaksanaan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijaksanaan yang minimizing distortion.

2.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayananan Pajak Pratama Bandung Cicadas Pengertian organisasi secara luas merupakan penentuan pengelompokan serta pengaturan dari berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan. Organisasi harus dapat menampung dan mengatasi aktivitas perusahaan. Pada perusahaan yang besar dimana aktivitas dan tujuan semakin kompleks, maka tujuan tersebut dibagi ke unit yang terkecil atau sub organisasi.

Struktur organisasi merupakan hal yang penting dalam perusahaan, yang menggambarkan hubungan wewenang antara atasan dengan bawahan. Masing-masing fungsi memiliki wewenang dan tanggung jawab yang melekat sesuai dengan ruang lingkup pekerjaannya agar tujuan dan sasaran dapat tercapai melalui efisiensi dan efektivitas kerja.

(15)

Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak telah mengalami beberapa kali perubahan terakhir dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor. 433/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak dan Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan. Kemudian sejalan dengan karakteristik wajib pajak yang dikelola, organisasinya diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 587/KMK.01/2003, selanjutnya diubah lagi dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 254/KMK.01/2004 dan No. 132/KMK.01/2006. Setelah adanya perubahan peraturan ini, struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas menjadi semakin mudah dimengerti, paradigma organisasi berdasarkan fungsi berbeda dengan sebelumnya yang berdasarkan jenis pajak, merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB), dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karipka). Adapun struktur organisasi untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan tersebut sebagai berikut :

1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama 2. Sub Bagian Umum

3. Seksi Ekstensifikasi

(16)

6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, IV 7. Seksi Pemeriksaan

8. Seksi Penagihan

9. Kelompok Jabatan Fungsional

2.3 JOB DESCRIPTION

1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melakukan penyuluhan (membina karyawannya yang ada di wilayah wewenang kekuasaannya),

b. Melakukan peningkatan pelayanan,

c. Melakukan pengawasan (pemeriksaan dan penagihan), termasuk mengawasi jalannya kegiatan operasional perpajakan, yaitu :

(1) Pajak Penghasilan (PPh),

(2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN),

(3) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), (4) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),

(5) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan (6) Pajak Tidak Langsung Lainnya (PTLL)

(17)

2. Sub Bagian Umum

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Melakukan urusan kepegawaian;

b. Melakukan urusan keuangan; c. Melakukan urusan tata usaha; d. Rumah tangga dan perlengkapan. 3. Seksi Ekstensifikasi

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, b. Pendataan objek dan subjek pajak,

c. Penilaian objek pajak

d. Kegiatan ekstensifikasi perpajakan. 4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Pengumpulan dan pengolahan data,

b. Penyajian informasi perpajakan, c. Perekaman dokumen perpajakan,

d. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan,

(18)

g. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filling, h. Penyiapan laporan kinerja.

5. Seksi Pelayanan

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Memberikan pelayanan terhadap Wajib Pajak dengan melakukan penetapan dan penerbitan produk hukm perpajakan,

b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan,

c. Penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, d. Penyuluhan perpajakan,

e. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, f. Kerjasama perpajakan.

6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III, IV Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Melakukan pengawasan kepatuhan perpajakan Wajib Pajak, melalui pemanfaatan datan dan Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT) atau Sistem Informasi DJP (SIDJP),

b. Bimbingan atau himbauan kepada Wajib Pajak, c. Konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak d. Analisis kinerja Wajib Pajak, serta

e. Rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi,

(19)

h. Membantu Wajib Pajak dalam memperoleh penegasan dan konfirmasi masalah perpajakan,

i. Melakukan pemutakhiran data Wajib Pajak dalam membuat company profile, dan

j. Menyelesaikan permohonan surat keterangan yang diperlukan Wajib Pajak

7. Seksi Pemeriksaan

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Penyusunan rencana pemeriksaan,

b. Pengawasan aturan pelaksanaan pemeriksaan,

c. Penerbitan dan penyaluran SP3 (Surat Perintah Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak),

d. Administrasi perpajakan lainnya. 8. Seksi Penagihan

Memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Pelaksanaan dan penatausahaan secara aktif, b. Piutang pajak,

c. Penundaan angsuran tunggakan pajak,

d. Mempersiapkan teguran dan melakukan penagihan dengan surat paksa 9. Kelompok Jabatan Fungsional

(20)

a. Penjabat Fungsional Pemeriksa : Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dabaikn berkoordinasi dengan seksi pemeriksaan. b. Pejabat Fungsional Penilai : Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai

dengan jabatan masing-masing berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan berkoordinasi dengan seksi ekstensifikasi.

2.4 Aktivitas KPP Pratama Bandung Cicadas

Tujuan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas memberikan pelayanan publik dengan baik kepada Wajib Pajak dengan memenuhi semua kebutuhan Wajib Pajak dalam melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan prosedurnya dan tata kerja organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas, yang terdiri dari aspek-aspek kegiatan antara lain :

1. Pelayanan terhadap Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan melalui prosedur yang mudah dan sistematis

2. Melakukan kegiatan operasional perpajakan di bidang pengolahan data informasi, tata usaha perpajakan, pelayanan, penagihan, pengawasan dan konsultasi dan pemeriksaan kepada Wajib Pajak.

(21)

mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lain dalam rangka pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakan. Juga melakukan kegiatan penatausahaan dan lampirannya termasuk kebenaran penulisan dan perhitungan yang bersifat formal, pemantauan dan penyusunan laporan pembayaran massa PPh, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak tidak langsung lainnya.

4. Mengadakan kegiatan penyuluhan pajak kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan dan

(22)

22 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Selama melaksanakan kerja praktek penulis ditempatkan pada seksi pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas. Pada seksi ini penulis mendapatkan informasi yang berguna dalam penyelesaian laporan kerja praktek. Sebelum melaksanakan kerja praktek, penulis terlebih dahulu mendapatkan pengarahan dan penjelasan mengenai tata tertib serta mengenai tugas-tugas yang akan dikerjakan, yang penulis peroleh dari

pembimbing di Kantor Pajak terssebut.

3.1.1 Pengertian Prosedur

Prosedur merupakan rangkaian langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat memudahkan pekerja dalam menyelesaikan suatu masalah secara terperinci sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.

(23)

berjudul “Sistem Informasi Akuntansi” menyatakan bahwa:

“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang

dengan cara yang sama” . (2007:264)

Sedangkan menurut M. Nafarin dalam bukunya yang berjudul “Penganggaran Perusahaan” menyatakan bahwa:

“Prosedur adalah suatu urutan-urutan seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan

untuk menjamin pelaksanaan kerjanya seragam”. (2004:84)

Sedangkan menurut Ardiyose dalam bukunya “ Kamus Besar Akuntansi” menyatakan

bahwa:

“Prosedur adalah suatu bagian system yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulangkali dan

dilaksanakan secara beragam”. (2004:734)

Dari pengertian prosedur diatas maka dapat disimpulkan prosedur adalah suatu rangkaian aktivitas dalam suatu lembaga atau lebih agar terjadi suatu penanganan yang seragam atas segala kegiatan yang berlangsung secara berulang-ulang dalam lembaga itu sendiri.

3.1.2 Karakteristik Prosedur

(24)

2. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan 3. Prosedur menunjukan urutan yang logis dan sederhana.

4. Prosedur menunjukan adanya keputusan dan tanggung jawab.

5. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya seminimal mungkin.

3.1.3 Manfaat Prosedur

Ada beberapa manfaat jika dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan memakai prosedur kerja yaitu:

1. Memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan untuk masa yang akan datang.

2. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas agar pekerjaan tidak dilaksanakan secara berulang-ulang.

3. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan pengawasan.

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien.

3.1.4 Pengertian Pemeriksaan Pajak

(25)

Pengertian Pemeriksaan atau Audit Menurut Alvin A.Arens dan James K.Loebbecke:

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent independent person”. (2010)

Menurut Mulyadi pemeriksaan adalah :

“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian haisl-hasilnya kepada pemakai yang

berkepentingan”.(2010)

Dari uaraian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Pemeriksaan Pajak adalah serangkaian proses yang sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif dalam rangka menguji kepatuhan Wajib Pajak dala pemenuhan kewajiban

Perpajakannya.

3.1.5 Tujuan Pemeriksaan Pajak

Adapun tujuan dari pemeriksaan pajak dalam buku Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan atau KUP adalah :

1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan: a. SPT lebih bayar

b. SPT rugi.

c. SPT tidak atau terlambat disampaikan.

(26)

2. Tujuan lain, yaitu:

a. Pemberian NPWP (secara jabatan) b. Penghapusan NPWP.

c. Pengukuhan PKP secara jabatan dan pengukuhan atau pencabutan Pengukuhan PKP d. Wajib Pajak mengajukan keberatan atau banding .

e. Pengumpulan bahan untuk penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. f. Pencocokan data dan atau alat keterangan.

g. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di tempat terpencil h. Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN i. Tujuan lain selain a s/d g.

3.1.6 Hal Lainnya Yang Perlu Diketahui

1. Pemeriksaan Pajak dapat dilakukan oleh seorang Pemeriksa atau Kelompok Pemeriksa. 2. Pemeriksaan dapat dilaksanakan di Kantor (Pemeriksaan Kantor) atau di tempat Wajib

Pajak (Pemeriksaan Lapangan) meliputi tahun-tahun yang lalu maupun tahun berjalan. 3. Apabila WP tidak memberi kesempatan kepada pemeriksa pajak untuk memasuki tempat

atau ruangan tertentu dan menolak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan, maka

(27)

Teknik pelaksanaan praktek kerja yang penulis kerjakan mengunakan Block release, dimana praktek kerja dilaksanakan pada suatu periode tertentu, dalam hal ini selama satu bulan atau 25 hari kerja. Penulis melakukan analisis pada data-data yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak serta melakukan tanya jawab dengan Kepala Seksi Pemeriksaan, pegawai pajak yang bekerja pada Bagian Pemeriksaan yang terdapat di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas. Selebihnya kegiatan yang di lakukan penulis merupakan segala kegiatan yang berhubungan dengan Pemeriksaan Lapangan. Kegiatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas Yaitu melakukan pelayanan dalam semua hal

tentang kewjiban perpajakan.

3.2.1 Gambaran Umum Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan. Pemeriksaan Lapangan dapat dilaksanakan dengan Pemeriksaan Lengkap atau Pemeriksaan Sederhana Lapangan. Pemeriksaan Lengkap adalah Pemeriksaan Lapangan untuk satu, beberapa atau seluruh jenis pajak, baik untuk tahun berjalan dan/atau tahun-tahun sebelumnya, yang dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan yang lazim digunakan dalam pemeriksaan pada umumnya dalam rangka mencapai tujuan pemeriksaan. Pemeriksaan Sederhana Lapangan adalah Pemeriksaan Lapangan untuk satu, beberapa atau seluruhjenis pajak, baik untuk tahun berjalan dan/atau tahun-tahun sebelumnya, yang dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan yang dipandang perlu menurut

(28)

1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak/Kepala Kantor Pelayanan Pajak 2. Tim Pemeriksa Pajak

3. Seksi Pemeriksaan

4. Tim Pembahas Tingkat UP3

5. Tim Pembahas Tingkat Kantor Wilayah

6. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan KPDJP 7. Wajib Pajak

8. Pegawai Wajib Pajak 9. Tenaga ahli

10.Pihak ke tiga

Formulir yang Digunakan :

1. Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3)

2. Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan kepada Wajib Pajak (dari Seksi Pemeriksaan)

3. Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan Pajak (ditandatangani Wajib Pajak apabila Wajib Pajak menolak diperiksa)

4. Surat Pernyataan Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan Pajak (ditandatangani pegawai Wajib Pajak)

5. Buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen (dari Wajib Pajak)

(29)

8. Surat Tanggapan Hasil Pemeriksaan beserta Lembar Pernyataan Persetujuan Hasil Pemeriksaan dan Berita Acara Persetujuan Hasil Pemeriksaan (dalam hal Wajib Pajak menyetujui seluruh hasil pemeriksaan lapangan)

9. Surat Tanggapan Hasil Pemeriksaan dilampiri dengan bukti-bukti pendukung sanggahan serta penjelasan (dalam hal Wajib Pajak tidak setuju atas sebagian atau seluruh hasil pemeriksaan lapangan)

10.Permohonan pembahasan di Tim Pembahas Tingkat UP3

11.Permohonan pembahasan (kedua) di Tim Pembahas Tingkat Kanwil 12.Formulir Kuesioner

Dokumen yang Dihasilkan setelah Pelaksanaan Pmeriksaan Lapangan:

1. Berita Acara Penolakan Pemeriksaan Pajak (Dalam hal Wajib Pajak menolak untuk menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan Pajak).

2. Berita Acara Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan Pajak (Dalam hal pegawai Wajib Pajak menolak untuk menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan Pajak).

3. Bukti Peminjaman/Pengembalian Buku, Catatan, dan Dokumen.

4. Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen yang belum ditemukan/diperoleh.

5. Berita Acara Pemenuhan Seluruh Peminjaman Buku, Catatan dan Dokumen.

(30)

(Wajib Pajak belum menyerahkan buku-buku).

8. Surat Peringatan II dilampiri dengan Daftar Buku, Catatan, dan Dokumen yang Dipinjam (Wajib Pajak belum menyerahkan buku-buku).

9. Berita Acara Tidak Dapat Dipenuhinya Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen. 10.Surat Panggilan I (kepada Wajib Pajak).

11.Surat Panggilan II (kepada Wajib Pajak).

12.Berita Acara Pemberian Keterangan Wajib Pajak.

13.Surat Permintaan Keterangan atau Bukti (kepada pihak ke tiga). 14.Surat Peringatan I (kepada pihak ke tiga).

15.Surat Peringatan II (kepada pihak ke tiga).

16.Berita Acara Tidak Dipenuhinya Permintaan Keterangan atau Bukti dari Pihak Ketiga. 17.Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan yang dilampiri dengan Daftar Temuan

Pemeriksaan Pajak.

18.Risalah Pembahasan (hasil pembahasan Tim Pemeriksa Pajak).

19.Risalah Tim Pembahas Tingkat UP3 (hasil pembahasan Tim Pembahas tingkat UP3). 20.Risalah Tim Pembahas Tingkat Kanwil (hasil pembahasan Tim Pembahas tingkat

kanwil).

21.Kertas Kerja Pemeriksaan.

22.Surat Panggilan kepada Wajib Pajak untuk menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan dalam rangka pelaksanaan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan.

23.Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak.

(31)

Pemeriksaan.

26.Laporan Pemeriksaan Pajak.

27.Berita Acara Tidak Memberikan Tanggapan/Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak. 28.Dokumen lain sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor

KEP-17/PJ./2002 tanggal 9 Januari 2002 tentang Bentuk, Jenis, dan Kode Kartu, Formulir, Surat dan Daftar yang Digunakan dalam Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan yang tidak terlampir dan tidak diatur khusus dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-123/PJ/2006 tanggal 15 Agustus 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan s.t.d.d. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-176/PJ./2006.

3.2.2 Peraturan – Peraturan Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan

Adapun Peraturan yang mengatur tentang Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan adalah sebagai Berikut :

1. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak s.t.d.d. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 123/PMK.03/2006

2. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-01/PJ.7/1990 tanggal 15 Nopember 1990 tentang Pedoman Pemeriksaan Pajak

(32)

tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan s.t.d.d. Peraturan Direktur Jenderal

Pajak Nomor PER-176/PJ./2006

Surat Edaran Terkait :

1. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-03/PJ.7/2005 tanggal 11 April 2005 tentang Kebijakan Pemeriksaan Rutin

2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-06/PJ.7/2005 tanggal 31 Mei 2005 tentang Sistem Informasi Manajemen Pemeriksaan Pajak

3. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-09/PJ.7/2005 tanggal 12 Agustus 2005 tentang Sistem Informasi Manajemen Pemeriksaan Pajak (SIMPP Seri-02)

4. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-01/PJ.7/2006 tanggal 15 Maret 2006 tentang Kebijakan Umum Pemeriksaan Pajak

5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-10/PJ.7/2006 tanggal 20 Desember 2006 tentang Penegasan Atas Pembahasan Hasil Pemeriksaan

3.2.3 Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan

Dalam melakukan Pemeriksaan Lapangan ada beberapa langkah proses yang harus dilewati atau di laksanakan. Berikut adalah rantaian prosedur pelaksanaan pemeriksaan lapangan yaitu:

(33)

a) Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan yang ditujukan kepada Wajib Pajak disampaikan oleh Tim Pemeriksa Pajak pada saat dimulainya Pemeriksaan Lapangan. b) Apabila menolak diperiksa, Wajib Pajak harus menandatangani Surat Pernyataan

Penolakan Pemeriksaan Pajak. Dalam hal Wajib Pajak menolak untuk menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan Pajak, Tim Pemeriksa Pajak harus membuat dan menandatangani Berita Acara Penolakan Pemeriksaan Pajak, kemudian menyampaikan konsep berita acara tersebut kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk ditandatangani.

(34)

a) Wajib Pajak yang diperiksa harus meminjamkan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak atau objek yang terutang pajak beserta Surat Pernyataan bahwa fotokopi dan atau hasil pengolahan data elektronik yang dipinjamkan kepada Tim Pemeriksa Pajak adalah sesuai dengan aslinya apabila buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen tersebut berupa fotokopi dan atau hasil pengolahan data elektronik.

b) Buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen yang diperlukan dan ditemukan pada saat pelaksanaan pemeriksaan lapangan di tempat Wajib Pajak dipinjam pada saat itu juga dan Tim Pemeriksa Pajak membuat Bukti Peminjaman/Pengembalian Buku, Catatan, dan Dokumen.

c) Atas buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang belum dipinjam pada saat pelaksanaan pemeriksaan lapangan, Tim Pemeriksa Pajak membuat Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen yang belum ditemukan/diperoleh. Buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen yang dipinjam harus diserahkan kepada Tim Pemeriksa Pajak paling lama 7 (tujuh) hari terhitung sejak Surat Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen diterima oleh Wajib Pajak.

d) Setiap penyerahan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen dari Wajib Pajak berkaitan dengan pemenuhan Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen, baik yang diserahkan sebagian atau secara bertahap atau seluruhnya, Pemeriksa membuat Bukti Peminjaman/Pengembalian Buku, Catatan, dan Dokumen. e) Dalam hal Wajib Pajak menyatakan bahwa seluruh buku-buku, catatan-catatan, dan

(35)

Dokumen, kemudian menyerahkannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk menandatangani.

f) Dalam hal buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen perlu dilindungi kerahasiaannya, atau jumlah buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen sangat banyak sehingga sulit untuk dibawa ke Kantor Kepala Kantor Pelayanan Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak agar pelaksanaan pemeriksaan lapangan dapat dilakukan di tempat Wajib Pajak dengan menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan. g) Dalam hal data hasil pengolahan elektronik disimpan dalam media disket, compact disk,

tape backup, hard disk atau media penyimpanan lainnya yang tidak dapat diperiksa karena kendala teknis, dapat dimintakan bantuan Tenaga Ahli untuk melakukan pengubahan media atau pengubahan teknis lainnya sehingga data dimaksud dapat diperiksa dengan membuat Surat Permintaan Tenaga Ahli.

4. Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi jangka waktu penyerahan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen:

a) Wajib Pajak yang tidak memenuhi jangka waktu penyerahan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen, dikirim Surat Peringatan I pada hari berikutnya setelah batas waktu penyerahan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen terlampaui.

(36)

setiap Surat Peringatan adalah selama 3 (tiga) hari sejak tanggal dikirimnya masing-masing Surat Peringatan.

d) Apabila jangka waktu penyerahan Buku, Catatan, dan Dokumen sebagaimana ditentukan dalam Surat Peringatan I dan Peringatan II telah terlewati dan Wajib Pajak tidak memenuhi, Tim Pemeriksa Pajak harus membuat Berita Acara Tidak Dapat Dipenuhinya Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen.

e) Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi permintaan peminjaman buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Surat Peringatan II, pajak yang terutang dihitung secara jabatan.

5. Untuk memperoleh penjelasan yang lebih rinci, Tim Pemeriksa Pajak melalui Kepala Kantor Pelayanan Pajak dapat memanggil Wajib Pajak dengan menggunakan Surat Panggilan I/Panggilan II. Keterangan Wajib Pajak yang diberikan kepada Tim Pemeriksa Pajak, apabila dipandang perlu dapat dituangkan dalam Berita Acara Pemberian Keterangan Wajib Pajak yang ditandatangani oleh Tim Pemeriksa Pajak dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

6. Permintaan keterangan atau bukti yang berkaitan dengan pemeriksaan yang sedang dilakukan terhadap Wajib Pajak kepada pihak ketiga:

(37)

tertulis dengan membuat Surat Permintaan Keterangan atau Bukti.

b) Pihak Ketiga harus memberikan keterangan paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya surat permintaan keterangan atau bukti.

c) Apabila dalam jangka waktu tidak dipenuhi, Tim Pemeriksa Pajak segera menyampaikan Surat Peringatan I dan apabila dalam jangka waktu yang ditentukan tidak dipenuhi, disampaikan Surat Peringatan II.

d) Apabila permintaan dalam Surat Peringatan II tidak juga dipenuhi, Pemeriksa segera membuat Berita Acara Tidak Dipenuhinya Permintaan Keterangan atau Bukti dari Pihak Ketiga.

7. Berdasarkan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen, penjelasan dari Wajib Pajak, serta keterangan atau bukti yang berkaitan dengan pemeriksaan yang dapat diperoleh, Tim Pemeriksa Pajak melakukan pemeriksaan dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan yang lazim atau teknik-teknik-teknik-teknik pemeriksaan yang dipandang perlu dalam rangka mencapai tujuan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan dan konsep LPP.

8. Pemberitahuan hasil pemeriksaan:

(38)

setuju maupun tidak setuju atas hasil Pemeriksaan Lapangan; Dalam hal Pemeriksaan Sederhana Lapangan dilakukan atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Lebih Bayar Restitusi, Wajib Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) hari harus memberikan tanggapan tertulis baik setuju maupun tidak setuju atas hasil Pemeriksaan Lapangan c) Kepala Kantor Pelayanan Pajak berdasarkan permintaan Wajib Pajak dapat

memperpanjang jangka waktu pemberian tanggapan

d) Wajib Pajak yang menyetujui seluruh hasil pemeriksaan lapangan harus menandatangani Surat Tanggapan Hasil Pemeriksaan beserta Lembar Pernyataan Persetujuan Hasil Pemeriksaan dan Berita Acara Persetujuan Hasil Pemeriksaan dan menyerahkannya kembali kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak;

e) Wajib Pajak yang tidak setuju atas sebagian atau seluruh hasil pemeriksaan lapangan harus mengisi, menandatangani dan menyampaikan Surat Tanggapan Hasil Pemeriksaan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan dilampiri dengan bukti-bukti pendukung sanggahan serta penjelasan seperlunya.

f) Tim Pemeriksa Pajak menandatangani Berita Acara Persetujuan Hasil Pemeriksaan dan meneruskannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk menandatangani.

9. Pembahasan di tim pemeriksa dan tim pembahas:

a) Tanggapan atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan harus dibahas oleh Tim Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak yang hasil pembahasannya dituangkan dalam Risalah Pembahasan

(39)

yang bersangkutan dengan menggunakan surat permohonan

c) Hasil Pembahasan oleh Tim Pembahas Tingkat UP3 harus dituangkan dalam Risalah Tim Pembahas dan disampaikan oleh Tim Pemeriksa Pajak kepada Wajib Pajak

d) Dalam hal masih terdapat perbedaan antara hasil pembahasan oleh Tim Pembahas Tingkat UP3 dengan pendapat Wajib Pajak, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pembahasan kedua di tingkat kanwil atasannya dan harus disampaikan paling lambat 1 (satu) hari sejak tanggal Risalah Tim Pembahas tingkat UP3

e) Hasil Pembahasan oleh Tim Pembahas Tingkat Kanwil harus dituangkan dalam Risalah Tim Pembahas dan disampaikan oleh Tim Pemeriksa Pajak kepada Wajib Pajak

f) Risalah Pembahasan dan Risalah Tim Pembahas merupakan bagian dari Kertas Kerja Pemeriksaan dan digunakan sebagai dasar dalam pembahasan akhir antara Tim Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak

10.Pemanggilan kepada Wajib Pajak untuk menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan dalam rangka pelaksanaan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan:

a) Berdasarkan Risalah Pembahasan atau Risalah Tim Pembahas, Tim Pemeriksa Pajak mengirimkan Surat Panggilan sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali kepada Wajib Pajak untuk menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan dalam rangka pelaksanaan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Surat Panggilan ditandatangani oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

(40)

(SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP)

c) Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi Surat Panggilan II, Tim Pemeriksa Pajak membuat dan menandatangani Berita Acara Ketidakhadiran Wajib Pajak

11.Pembahasan akhir:

a) Tim Pemeriksa Pajak bersama dengan Wajib Pajak melakukan pembahasan akhir.

b) Hasil pembahasan akhir dituangkan dalam Berita Acara Hasil Pemeriksaan beserta lampirannya dan harus ditandatangani oleh Wajib Pajak, Tim Pemeriksa Pajak, dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Berita acara tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari LPP

c) Lampiran Berita Acara Hasil Pemeriksaan adalah Ikhtisar Hasil Pembahasan Akhir dan merupakan bahan untuk membuat LPP;

d) Dalam hal Wajib Pajak menolak untuk menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan, Tim Pemeriksa Pajak membuat catatan tentang penolakan tersebut dalam Berita Acara Hasil Pemeriksaan

(41)

Hasil Pemeriksaan, Wajib Pajak dapat menyampaikan Formulir Kuesioner yang telah diisi oleh Wajib Pajak kepada Direktur Pemeriksaan Penyidikan dan Penagihan Pajak 12.Tim Pemeriksa Pajak melengkapi LPP dengan dokumen-dokumen terkait, dan

memproses nothit. KKP yang telah dibuat, kemudian diparaf oleh Tim Pemeriksa Pajak sedangkan LPP ditandatangani oleh Tim Pemeriksa dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak. Pemrosesan nothit untuk diterbitkan surat ketetapan pajak diuraikan di SOP Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak.

13.Buku-buku catatan-catatan, dan dokumen-dokumen yang dipinjam dari Wajib Pajak dikembalikan secara lengkap dan utuh kepada Wajib Pajak dengan menggunakan Bukti Peminjaman/Pengembalian Buku, Catatan dan Dokumen paling lama 14 (empat belas) hari sejak tanggal LPP.

14.LPP yang sudah ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak kemudian disampaikan ke Seksi Pemeriksaan untuk doproses dengan SOP Tata Cara Penatausahaan LPP dan Nota Penghitungan (Nothit).

15.Proses selesai.

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.3 Analisis Gambaran Umum Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan

(42)

yang berlaku.

3.3.4 Analisis Peraturan – Peraturan Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan

Selama penulis melakukan kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas, analisa penulis mengenai Peraturan – Peraturan tentang Pemeriksaan Lapangan yang dilakukan oleh bagian Pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas sudah di jalankan sesuai dengan peraturan namun, masih cukup banyak Wajib Pajak yang masih belum faham mengenai peraturan tersebut sehingga sedikit menyulitkan petugas

untuk berkoordinasi dengan wajib pajak saat melakukan Pemeriksaan lapangan.

3.3.5 Analisis Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan

(43)

43 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang diperoleh penulis selama melakukan kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas khususnya di bagian Pemerisaan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan dapat dilaksanakan dengan Pemeriksaan Lengkap atau Pemeriksaan Sederhana Lapangan. Pemeriksaan Lengkap adalah Pemeriksaan Lapangan untuk satu, beberapa atau seluruh jenis pajak, baik untuk tahun berjalan dan/atau tahun-tahun sebelumnya, yang dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan yang lazim digunakan dalam pemeriksaan pada umumnya dalam rangka mencapai tujuan pemeriksaan. Pemeriksaan Sederhana Lapangan adalah Pemeriksaan Lapangan untuk satu, beberapa atau seluruhjenis pajak, baik untuk tahun berjalan dan/atau tahun-tahun sebelumnya, yang dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan yang dipandang perlu menurut keadaan dalam rangka mencapai tujuan pemeriksaan.

(44)

Pedoman Pemeriksaan Pajak, Bentuk, Jenis, dan Kode Kartu, Formulir, Surat, dan Daftar yang Digunakan dalam Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan dan Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan. Selain peraturan – peraturan terdapat juga surat edaran terkait yang berisi tentang Kebijakan Pemeriksaan Rutin, Sistem Informasi Manajemen Pemeriksaan Pajak, Sistem Informasi Manajemen Pemeriksaan Pajak, Kebijakan Umum Pemeriksaan Pajak dan tentang Penegasan Atas Pembahasan Hasil Pemeriksaan.

3. Prosedur pelaksanaan pemeriksaan lapangan memang cukup rumit, namun sudah baik. Pemeriksaan lapangan dapat dilakukan terhadap wajib pajak apabila ada pajak yang lebih dibayar oleh wajib pajak ataupun pemeriksa pajak menemukan keganjilan atau kejanggalan dalam pemenuhan

kewajiban pepajakan yang dilakukan oleh wajib pajak.

4.2 Saran

Penulis mencoba untuk memberikan saran–saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pemeriksaan lapangan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas, adapun saran–saran sebagai berikut :

(45)

memenuhi kewajiban perpajakannya dan takut untuk melakukan kecurangan pajak.

2. Sebaiknya KPP Pratama Bandung Cicadas Lebih banyak melakukan sosialisasi tentang peraturan – peraturan pemeriksaan pajak agar Wajib Pajak lebih mengerti dan faham tentang pajak. Karena masih cukup banyak wajib pajak yang tidak faham tentang pajak.

(46)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Jenjang Studi Strata I Program Studi Akuntansi

Oleh:

NAMA : ADITYA SUNARYA

NIM : 21107027

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(47)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 3

1.2.1 Maksud Kerja Praktek ... 3

1.2.2 Tujuan Kerja Praktek... 3

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 4

1.4 Metode Kerja Praktek ... 5

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 6

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDUNG CICADAS 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Cicadas ... 8

2.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayananan Pajak Pratama Bandung Cicadas ... 15

2.3 JOB DESCRIPTION ... 17

(48)

BAB III PEMBAHASAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Pelaksanaan Kerja Praktek... 22

3.1.1 Pengertian Prosedur... 22

3.1.2 Karakteristik Prosedur... 22

3.1.3 Manfaat Prosedur ... 24

3.1.4 Pengertian Pemeriksaan Pajak ... 24

3.1.5 Tujuan Pemeriksaan Pajak ... 25

3.1.6 Hal lain yang Perlu Diketahui ... 26

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 27

3.2.1 Gambaran Umum Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan ... 27

3.2.2 Peraturan – Peraturan Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan .. 31

3.2.3 Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan... 32

3.3 Pembahasan Kerja Praktek ... 41

3.3.1 Analisis Gambaran Umum Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan... 41

3.3.2 Analisis Peraturan – Peraturan Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan ... 42

3.3.3 Analisis Prosedur Pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan... 42

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 43

4.2 Saran ... 44

(49)
(50)

1. Surat Permohonan Kuliah Kerja Praktek ... 49

2. Surat Jawaban Permohonan Kerja Praktek ... 50

3. Berita Acara Bimbingan Kerja Praktek... 51

4. Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek (Dari Pembimbing Instansi) 52 5. Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek (Dari Dosen Pembimbing) 53 6. Daftar Kehadiran Kerja Praktek ... 54

7. Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Cicadas ... 55

8. SURAT PERINTAH PEMERIKSAAN ... 56

9. S U R A T T U G A S ... 57

10. BUKTI PEMINJAMAN DAN PENGEMBALIAN BUKU, CATATAN, DAN DOKUMEN ... 58

11. SURAT PERNYATAAN WAJIB PAJAK... 59

12. SURAT PERNYATAAN PENOLAKAN PEMERIKSAAN ... 60

13. BERITA ACARA PEMBERIAN KETERANGAN WAJIB PAJAK... 61

14. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN HASIL PEMERIKSAAN ... 62

15. RISALAH PEMBAHASAN ... 63

16. SURAT PERMOHONAN PEMBAHASAN OLEH TIM PEMBAHAS TINGKAT UNIT PELAKSANA PEMERIKSAAN ... 65

17. BERITA ACARA PEMBAHASAN AKHIR HASIL PEMERIKSAAN... 66

18. IKHTISAR HASIL PEMBAHASAN AKHIR... 67

(51)

46

Brotodiharjo, R. Santoso . 2008. “Pengantar Ilmu Hukum Pajak”. Bandung: Reflika Aditama

Erly Suandi. 2006. Hukum Pajak. PT Elex Media Komputindo. Jakarta

M.Narafin.2004.Pengangaran Perusahaan.Jakarta: Salemba Empat.

Susanto, Azhar. 2007.Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya. www.klinik-pajak.com

www.ortax.org www.pajak.go.id

(52)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan ini dibuat berdasarkan pelaksanaan kerja praktek penulis di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas pada bulan Juli dan Agustus lalu. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengambil judul “TINJAUAN ATAS

PROSEDUR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN LAPANGAN PADA

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDUNG CICADAS”.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, maka penulis sadari bahwa laporan ini masih jauh dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun untuk perbaikan serta penambahan pengetahuan bagi penulis khususnya dan untuk pihak lain pada umumnya.

Dengan terselesaikannya laporan kerja praktek ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan dukungan baik yang bersifat moril maupun materil kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

(53)

3. Sri Dewi Anggadini SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4. Surtikanti SE., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

5. Bpk Haryono selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas 6. Krisman Siagian S.H., M.M. selaku Kepala Sub Bagian Umum Kepala Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas

7. Dadah Junaesah S.E dan Ibu Haya Jubaedah yang telah banyak membatu penulis sewaktu penulis melaksanakan kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.

8. Ibu Nurainun Gaus selaku pembimbing kerja praktek di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas.

9. Rekan-rekan pegawai Seksi Pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas yang telah banyak membantu penulis.

10. Kepada seluruh staff pengajar, karyawan dan karyawati di Universitas Komputer Indonesia Bandung.

11. Kepada seluruh, pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas. 12. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan doa dan kasih serta dukungan

baik secara moril maupun materil kepada penulis.

(54)

14. Sahabatku Alfin dan Adit yang telah mencari tempat Kerja Praktek dengan susah payah bersama.

15. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2007 Program Studi Akuntansi, khususnya AK-1, suka duka semasa kuliah kita lalui bersama, semoga tahun 2010 kita semua lulus dan di wisuda.

16. Wa Esih yang sudah banyak sekali berjasa bagi penulis.

17. Dan seluruh pihak yang yang telah ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata penulis sampaikan rasa terima kasih bagi semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyelesaian laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi penulis khususnya dan kita semua pada umumnya.

Bandung, Desember 2010

(55)
(56)

Data Pribadi :

Nama : Aditya Sunarya

Tempat Tanggal Lahir : Sumedang, 22 Januari 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat di Bandung : JL. CIUMBULEUIT NO.28/ 155 A GG. BP. Ardasik Bandung.

Email : sunaryaaditya@yahoo.co.id

Riwayat Pendidikan :

TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT

Referensi

Dokumen terkait

Uji Daya Anti Bakteri Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn) Terhadap Streptococcus Sanguis – 160110080108 – Durotun

Agar dapat memilih bahan ajar dengan tepat sesuai dengan kurikulum saat ini yaitu kurikulum 2013, kumpulan cerpen Perempuan di Rumah Panggung karya Isbedy Stiwan ZS ini

 Kerjak kelompok: kegiatan ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang hukum Islam tentang makanan dan minuman.  Diskusi: Metode ini digunakan untuk mendialogkan tema

Hanya saja nilai aspek pemahaman yang lebih kecil dari nilai aspek pengalaman menunjukkan mahasiswa hanya sampai mengunjungi saja, tetapi belum memahami setiap

Sejarah sebagai kisah dapat berupa narasi yang disusun berdasarkan memori, kesan, atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi pada waktu lampau.. Sejarah

Composite menggunakan metode Monte Carlo dengan Teknik antithetic variates, diperoleh Harga Opsi cash-or-nothing call tipe Eropa menggunakan simulasi MCAV sebesar $

har!. saham adalah.ielas Harsa saham tid2t rain adalah nilai sekarang dm sclurlh dNiden y.ng drharapl'n drnrsa mcndllans RuLri buh' eDpns. me dulurg t

Perangkat lunak ini menunjukkan setiap langkah dan tahapan proses proses (proses pembentukan table S-Box, proses pembentukan kunci, proses enkripsi dan proses dekripsi) yang