PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, KEMAHIRAN
PROFESIONAL DAN MOTIV ASI AUDITOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris pada Kantor Aknntan Publik Big Four di Jakarta)
Universitas Islam Negeri
SYAR!F HIDAYATULLAH JAKAl'{TA
Oleli:
TOMI ARIANTO
207082000340
JURUSAN AKUNTANSI
FAJ(ULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
VIN
SYARIF HIDAYATULLAH
PENG AR UH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, KEMAHIRAN
PROFESIONAL, DAN MOTIVASI AUDITOR TERHADAP
KUALITAS AUDIT
(Stu di Empiris pada Kantor Akuntan Publik Big Four di Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk l\lcmenuhi Syarat-Syarat gun a Meraih Gdar Sarjana Ekonomi
Pcmbimbing I
Ral mawati\ SE. MM
NIP I,
Oleh LHteri:!!fVh ャエAFセキᆴGᆴGᆴᆱキ[ゥᆱFwMッBGセMMM]Mセ⦅⦅NNMMMN@
dairi
TOMI ARIANTO NIM: 207082000340 セ@
Di Bawah Bimbingan
I> •• _. •• :-,l ; ... ,. •• "
Pembimbing II
Yu'U:Q Rah a SE M.Si NIP. 198005062008012016
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Hari ini Rabu Tanggal 6 Oktober Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif alas Nama Tomi Arianto NIM : 207082000340 dengan judul skripsi "PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, KEMAHIRAN PROFESIONAL, DAN MOTIVASI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Big Four di Jakarta)". Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Yusro Rah ma SE, M.Si Pengnji II
Penguji Ujian Komprehensif
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Pengnji Ahli
Jakarta, 6 Oktobcr 2010
Hari ini Rabu Tanggal 15 Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas Nama Tomi Arianto NIM : 207082000340 dengan judl!l skripsi "PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDJB:NSI, KEMAHIRAN PROFESIONAL, DAN MOTIVASI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pacla Kantor Akuntan Publik Big Four di Jakarta)". Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Saijana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatul lah Jakarta.
Ri hmawati, SE, MM Pcmbimbing I
Prof. Dr. Abdul Hamid Penguji Ahli I
Jakarta, I 5 Desember 20 I 0
Tim Penguji Ujian Skripsi
Yusrn Rah nm, SE, M.Si. Pcmbimbing H
DAFTARRIWAYAT
HlDUP
Nama
Jenis Kelamin
Tempat I Tanggal Lahir Status
Agama
Tinggi I Berat Badan Ho by
Alamat Rumah
Tip I Handphone Email
Education
: Tomi Arianto, Amd. Laki-laki
Sidoarjo, 22 September 1984 Belmn menikah
Islam
165 cm I 51 kg
Baca buku pengetahuan, sepak bola, dengar musik Jl. Walet No. B4 Kavling Pajak Jurangmangu Timur Pondok Aren, Tangerang-Banten.
: 021-71111015 I 085691915756 I 085211833798 : tommye_ar@yahoo.co.id I imot.mimi@gmail.com
I. SD Negeri I Sidoarjo, Jawa Timur (lulus tahun 1996). 2. SLTP Negeri I Sidomjo, Jawa Timur (lulus tahun 1998). 3. SMU Muharnmadiyah 2 Sidoarjo (lulus tahun 2002).
4. D3 (Diploma 3) di "Akademi Akuntansi Bentara Indonesia" Jakarta. Program Studi Akuntansi, !PK: 3,05 (tahun ajaran 2003-2006).
5. S 1 (Strata I) di "Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah" Jakarta. Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi (2007-2010).
Pro(esional Experiences
!. Asisten Trainer dan bagian administrasi di lembaga pelatihan "Heart Intelegence Training" (SINERGI LEADERSHIP CENTER). Tahun 2006-2007.
2. Funding Officer (Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baituttamwil T AMZIS). Tahun 2009.
Organization Experiences
1. Ketua Rohis (Rohani Islam) di "Akademi Akuntansi Bentara Indonesia'', tahun 2004-2005.
2. Sebagai ketua bidang kepemudaan di Organisasi Kemasyarakatan I Karang Taruna, tahun 2005-2006.
3. Pembimbing I Mentoring murid kelas 3 SLTP Al-1khsan, Pesanggrahan-Jakarta Selatan (2007).
4. Anggota Badan Executive Mahasiswa (BEM) FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2007-2009.
Course And Training
I. Kursus Komputer di "Laventa Course Centre" Surabaya, materials covered (Introduction To Computer, Disk Operating System, Word Star 6.0, Lotus 123), tahun 1998.
2. Kursus Komputer di Lembaga Pendidikan Ketrampilan "INTERNASIONAL" Jakarta. Dengan pendidikan (Computer paket windows terpadu), Jakarta tahun 2006.
3. Training For Trainer di Lembaga "Sinergi Leadership Center'', tahun 2006. 4. Kursus computer Program SPSS, di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of variable competence, independence, proficiency and motivation of Professional Auditors of Audit Quality. Data obtained in the form of primary data ji·om Public Accounting Firm (KAP) Big Four in the Jakarta area. The statistical method used is multiple linear regression analysis. The test results show that partial variable Competence significant effect on audit アオ。ャゥヲIセ@ independence of variables significant effect on Audit Quality, Professional Proficiency variables significant effect on Audit Quality and Auditor Motivation significant effect on audit アオ。ャゥエケセ@ while simultaneously (simultaneous) variable competence, independence, professional proficiency, and motivation Auditors significant effect on audit quality.
Key words: Competence, Independence, Professional Skills, and Motivation
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengarnh variabel Kompetensi, Independensi, Kernahiran Profesional dan Motivasi Auditor terhadap Kualitas Audit. Data yang diperoleh berupa data primer dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Big Four di Wilayah DKI Jakarta. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara secara parsial variabel Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit, variabel Independensi berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit, variabel Kemahiran Profesional berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit, dan Motivasi Auditor belpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit, sedangkan secara bersama-sarna (sirnultan) variabel Kompetensi, Independensi, Kemahiran Profesional, clan Motivasi Auditor berpengaruh signifikan terhadap Kualitas Audit.
Kata kunci : Kornpetensi, Independensi, Kernahiran Profesional, dan Motivasi
KATAPENGANTAR
Alhamdulillahi Robbi! 'Alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT. Teriring shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Dengan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Pengaruh Kompetensi, lndependensi, Kemahiran Profesional dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit".
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya dari pihak lain, yakni ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
I. Yang tersayang kedua orang tua, ayah dan ibu, yang memberikan masukan, motivasi, sandaran dari setiap permasalahan yang timbul, doa, ridhonya serta kasih sayangnya sehingga penulis mendapatkan semangat lebih untuk menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas segala bimbingan, asuhan, kasih sayangnya se1ta pengorbanannya dalam hidup penulis selama 1111, semoga ilmu yang didapat penulis selama ini dapat
2. Ibu Rahmawati, SE, MM sebagai dosen pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktunya ditengah kesibukannya untuk membimbing,
memberikan banyak masukan mengenai pengembangan judul skripsi ini
serta memberikan arahan dalam penggunaan metode yang tepat terhadap
penelitianyang dilak'Ukan dan memotivasi penulis, semoga bapak
sekeluarga diberikan kesehatan, kasih sayang serta perlindungan dari Allah
SWT, amin. Terima kasih banyak pak.
3. Terima kasih kepada Ibu Yusro Rahma, SE, lvLSi sebagai Pembimbing II,
yang telah memberikan masukan, arahan clan bimbingan dari setiap
permasalahan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan
skripsi, semoga allah SWT membalas segala kebaikan.
4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si dan Ibu Yessy Fitri, SE., Ak., M.Si
sebagai Ketua dan Wakil .Turusan Akuntansi Falcultas Ekonomi dan Bisnis.
6. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid dan Ibu Rahmawati, SE, MM. Sebagai
dosen penguji ahli I dan II.
7. Terima kasih kepada seluruh dosen dan karyawan akademik yang telah
memberikan ilnm, bantuan, perhatian dan pelayanan yang telah diberikan.
8. Terima kasih kepada kakak-kakakku atas segala doa dan bantuam1ya
9. Terima kasih kepada Nurul Azmi yang mencintaiku dan selalu memberikan semangat yang tak henti-henti. Terima kasih alas semua pengorbanannya.
10. Terima ksih kepada Wahyu Nugroho W.,SE atas bimbingannya dalam memberikan bantuannya dalam menyelesaikan kesulitan yang penulis hadapi.
11. Terima Kasih kepada Kakak Momon, SE atas segala bantuan yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. 12. Teman -teman seperjuangan Dewi, Andi, Vera, Tia, Bapak Trimo, Ilham,
Marfi, Misbah, semua teman - teman jurusan akuntansi non reguler yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai. Lebih dari ucapan terima kasih kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Allah SWT, semoga senantiasa mamberikan sinar terang kepada seluruh hamba-Nya dan semoga aktivitas penulis selalu diberkahi serta penulis selalu diberikan hidayah-Nya. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Jakarta, Desember 2010
DAFTARISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan Skripsi ii
Lem bar Pengesahan Uji Komprehensif . .... ... ... . ... ... .... iii Lem bar Pengesahan Uji Skripsi
Daftar Riwayat Hid up Abstract
Abstrak
iv
v
vii viii Kata Pengantar . . . .. . . ... . . ... . . ix Daftar Isi . . . .. . . .. . . xii Daftar Tabcl
Daftar Gambar Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
xvi xviii xix
A. Latar Belakang Masai ah ... ... 1 B. Rumusan Masalah ... 15 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Auditing ... 18
I. Lama hubungan dengan klien ... 25
2. Tekanan dari klien ... 25
3. Telaah rekan auditor ... 26
4. Jasa non audit ... 27
D. Kemahiran Profesional Audit ... 28
I. Ketelitian dalam memeriksa kelengkapan kertas kerja .... 29
2. Mengumpulkan bahan bukti audit yang memadai ... 29
3. Menyusun laporan audit yang lengkap ... 30
E. Motivasi Auditor ... 31
F. Kualitas Audit ... 33
G. Penelitian Terdahulu ... 39
H. Keterkaitan Antar Variabel ... 43
H. Kerangka Pemikiran ... 46
I. Hipotesis ... 46
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 48
B. Metode Penentuan sampel ... 48
C. Metode Pengumpulan Data ... 49
D. Metode Analisis ... 51
I. Uji Validitas Data ... 52
2. Uji Reliabilitas ... 52
4. Uji Nonnalitas ... 54
5. Analisis Regresi Berganda ... 55
6. Uji Koofesien Determinasi ... 56
7. Uji Simultan (Uji F) ... 56
8. Uji Parsial (Uji T) ... 57
E. Operasional Variabel ... 5 8 l. Kompetensi ... 58
2. Independensi ... 58
3. Kemahiran Profesional Audit ... 59
4. Motivasi Auditor ... 59
5. Kualitas Audit ... 60
BAB IV BASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 62
I. Tempat dan Waktu penelitian ... 62
2. Karakteristik Responden ... 64
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 65
1. Hasil Uji Validitas ... 65
2. Hasil Uji Reliabilitas ... 68
3. Hasil Uj i Asumsi Klasik ... 71
4. Hasil Uji Hipotesis ... 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 82
B. Saran ... 83
DAFTARPUSTAKA ... 85
No. 1 2 3 4 5
DAFTAR TABEL
Keterangan
[image:16.595.98.480.177.745.2]Penelitian Terdahulu ... . Tabel Operasionalisasi Variabel ... . Data Distribusi Sampel Penelitian ... . Data Sampel Penelitian ... . Hasil Uji Deskripsi Responden
Hal
40
6162
63
64
6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan
7 8 9 10 11 12 13
Posisi Terakhir . . . ... . . ... 65 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi ... ... . . ... 65
Hasil Uji Validitas Independensi 66
Hasil Uji Validitas Kemahiran Profesional . . . .. 67 I-Iasil Uji Validitas Motivasi Auditor
I-Iasil Uji Validitas Kualitas Audit ... . I-Iasil Uj i Reliabilitas Variabel Kompetensi ... . I-Iasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi
67 68 68 69 14 Hasil Uji Reliabilitas V ariabel Kemahiran
Profesional 69
15 I-Iasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi Auditor .... ... 69 16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Audit
70
18 Hasil Uj i Nonnalitas . . . .. . . ... . . .. . 72 19 Has ii
lii
i Heteroskedastisitas . . . 7 4 20 Hasil Uji Koefisien Dete1minasi . . . .. . . ... 75 2122
Hasil Uji Secara Parsial (Uji Statistik t) Hasil Uji Secara Simultan (Uji Statistik F)
76
DAFTAR GAMBAR
No. Kcterangan Hal
I Model Pengarnh Hubungan Variabel Independen Dengan
Variabel Depend en . . . .. . . 46
2 3
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik
Histogram
72
[image:18.595.96.477.181.539.2]DAFTAR LAMPIRAN
1 Surat Riset
2 Kuisioner Penelitian
3 Daftar Jawaban Responden
A. Latar Belakang Masalah
BABI
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat
memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai
macam usaha untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam
menghadapi persaingan tersebut terus dilakukan oleh para pengelola perusahaan.
Salah satu kebijakan yang sering ditempuh oleh pihak perusahaan adalah dengan
melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh pihak ketiga yaitu
akuntan publik. Laporan keuangan yang biasanya digunakan untuk mengetahui
hasil usaha dan posisi keuangan perusahaan, juga dapat digunakan sebagai
salah satu alat pertanggungjawaban pengelolaan manajemen perusahaan kepada
pemilik. Dalam perkembangannya pihak-pihak luar perusahaan juga memerlukan
informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan penanaman modal (investasi) atau yang berhubungan dengan perusahaan.
Dengan demikian ada dua kepentingan yang berbeda, disatu pihak, manajemen
perusahaan ingin menyampaikan informasi mengenai pertanggungjawaban
pengelolaan dana yang berasal dari pihak luar dan dari pihak luar perusahaan,
ingin memperoleh informasi yang andal dari manaje:men perusahaan mengenai
pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan.
laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan
kepada pihak luar dan dapat neningkatkan kredibilitas perusahaan yang dikelola,
sehingga perusahaan mempunyai rasa kepercayaan yang tinggi untuk tetap bekerja
sama serta untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan
oleh manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. Selain itu, pihak eksternal juga tentunya tidak ingin kesempatan atau
modal yang ditanamkan ke perusahaan akan jadi sia-sia tanpa memperoleh
keuntungan yang diharapkan. Pihak-pihak eksternal yang dimaksud adalah pemilik
perusahaan, karyawan, kreditur, investor, badan pemerintah, organisasi nirlaba dan
masyarakat (Simamora, 2000).
Sehubungan dengan posisi tersebut, profesi akuntan publik merupakan profesi
kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan
penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap infonnasi yang disajikan oleh
manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan Puradiredja,
1998:3). Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan tingkat
keandalan laporan keuangan pemsahaan, sehingga masyarakat memperoleh
informasi keuangan yang andal sebagai dasar pengambilan keputusan.
Untuk menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik maka auditor
dalam melaksanakan tugas auditnya hams berpedoman pada standar audit yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni standar umum, standar
peke1jaan lapangan dan standar pelaporan. Dimana standar umum merupakan
mengharuskan auditor untuk memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
dalam melaksanakan prosedur audit. Sedangkan standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan mengatur auditor dalam ha! pengumpulan data dan kegiatan
lainnya yang dilaksanakan selama melakukan audit serta mewaj ibkan auditor
untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara
keseluruhan.
Namun selain standar audit, akuntan publik juga harus mematuhi kode etik
profesi yang mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik
profesinya baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Kode
etik ini mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian
profesional, kerahasiaan, perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang
auditor dalam menjalankan profesinya.
Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit
perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam
lingkungan perusahaan klien yakni ketika akuntan publik mengemban tugas dan
tanggung jawab dari manajemen (Agen) untuk mengaudit laporan keuangan
perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajemen ingin supaya kinerjanya
terlihat selalu baik dimata pihak eksternal perusahaan terutama pemilik
(prinsipal). Akan tetapi disisi lain, pemilik (prinsipal) menginginkan supaya
auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang
telah dibiayainya. Dari uraian di atas terlihat adanya suatu kepentingan yang
Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa
lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah yang akhimya mengharuskan
akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Adapun
pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan
publik semakin besar setelah terjadi banyak skanclal yang melibatkan akuntan
publik baik diluar negeri maupun cliclalam negeri. Skandal clidalam negeri terlihat
dari akan cliambilnya tinclakan oleh Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) terhadap I 0 Kantor Akuntan Publik yang diindikasikan
melakukan pelanggaran berat saat mengaudit bank-bank yang dilikuidasi pada
tahun 1998. Selain itu terdapat kasus keuangan clan manajerial perusahaan publik
yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik yang menyebabkan pernsahaan
diclenda oleh Bapepam (Winarto, 2002 clalam Christi.na:2007).
Se lain fenomena di atas, kualitas audit yang dihasilkan akuntan publik juga
tengah mendapat sorotan dari masyarakat banyak yakni seperti kasus yang
menimpa akuntan publik Justinus Aditya Siclharta yang diindikasi melakukan
kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great River Internasional,Tbk.
Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam
yang menemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang dan asset
hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River yang
mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas clan gaga! dalam
membayar utang. Sehingga berdasarkan investigasi tersebut Bapepam menyatakan
menjadi tersangka. Oleh karenanya Menteri Keuatlgan RI terhitung sejak
tanggal 28 November 2006 telah membekukan izin akuntan publik Justinus
Aditya Sidharta selama dua tahun karena terbukti melakukan pelanggaran
terhadap Standar Profesi Akuntan Publik (SP AP) berkaitan dengan laporan
Audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Great River tahun 2003.
Selain itu Pemegang 20% saham PT Newmont Nusa Tenggara, PT Pukuafu
Indah mengusulkan audit independen untuk memeriksa laporan keuangan
perusahaan tambang di Nusa Tenggara Baral (NTB) tersebut. Hal ini dilakukan
untuk membuktikan ketidakterlibatan PT NNT terkait makelar kasus perpajakan
yang didalangi tersangka Gayus Halomoan P Tambunan. Presiden Komisaris PT
Pukuafu J usuf Merukh mengungkapkan, setelah terkuaknya kasus makelar
perpajakan yang didalangi Gayus, nama PT NNT secara langsung juga dikaitkan
dengan kasus tersebut. "Sebagai pemegang saham 20% NNT, PT PI menolak
setiap implikasi keterkaitan tersebut dan yakin bahwa PT NNT tidak terlibat
dalam tindakan ilegal terkait perpajakan. Karena itu Pukuafu mengusulkan
kepada manajemen PT NNT agar segera menunjuk auditor pajak pihak ketiga
independen untuk membuktikan kepatuhan pajak PT NNT," ujar Jusuf dalam
siaran pers Pukuafu, Selasa (20/4). Jusuf menambahkan, pihaknya menganggap
penting meminta audit independen atas laporan keuangan perpajakan PT NNT.
Pihaknya menyakini manajemen PT NNT sudah mentaati semua proses dan
aturanperpajakan yang berlaku. Secara teratur pada setiap tahun, PT NNT juga
terkuaknya makelar kasus perpajakan Gayus itu, posisi PT NNT sebagai wajib
pajak yang taat sedang dipe1ianyakan publik. "Kami sangat berbangga sebagai
bagian dari PT NNT karena memiliki catatan kepatutan dan standar etika bisnis
yang baik, yang senantiasa dituntut oleh para pemegang saham perusahaan sejak
dibentuknya PT NNT selama 25 tahun lalu," pungkas Jusuf. Sementara, Direktur
Utama PT NNT Martiono Hadianto sebelumnya mengatakan, proses keberatan
pajak dilakukan sesuai dengan peraturan dan perunclang-undangan perpajakan
yang berlaku. "Sebagai kontraktor pemerintah Indonesia dan wajib pajak,
pihaknya selalu mematuhi hukum yang berlaku, terma:mk semua ketentuan pajak
clan melaksanakan semua kewajiban pajak dengan baik," ujarnya. Sejak kasus
makelar pajak Gayus Tambunan merebak, NNT selalu dikait-kaitkan clengan
Gayus. Pasalnya, Gayus disinyalir menjadi orang yang menangani NNT saat
mengajukan keberatan pajak. Hal itu clisebabkan saat menjabat sebagai penelaah
keberatan di Ditjen Pajak, di antaranya 51 kasus yang clitangani Gayus, 40 kasus
berujung pada kekalahan Ditjen Pajak. Nama perusahaan yang sudah beredar
salah satunya adalah PT NNT.
Dalam konteks skanclal keuangan di atas, memunculkan pertanyaan
apakah trik-trik rekayasa tersebut mampu terdeteksi oleh akuntan publik yang
mengaudit laporan keuangan tersebut atau sebenarnya telah terdeteksi namun
auditor justru ikut mengamankan praktik kejahatan tersebut. Tentu saja jika yang
terjadi adalah auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan,
tersebut. Namun jika yang te1jadi justru akuntan publik ikut mengamankan
praktik rekayasa tersebut, seperti yang terungkap juga pada skandal yang
menimpa Enron, Andersen, Xerox, WorldCom, Tyco, Global Crossing, Adelphia
dan Walt Disney (Sunarsip, 2002 dalam Christina:2007) maka inti
permasalahannya adalah independensi auditor tersebut. Terkait dengan konteks
inilah, muncul pertanyaan seberapa tinggi tingkat kompetensi, independensi,
Kemahiran profesional auditor saat ini dan apakah kompetensi, independensi, dan
kemahiran profesional auditor tersebut berpengaruh terhadap kualitas audit yang
dihasilkan oleh akuntan publik.
Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi makaakan
dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan
keputusan. Selain itu adanya kekhwatiran akan merebaknya skandal keuangan, dapat
mengikis kepercayaan publik terhadap laporan keuangan auditan dan profesi
akuntan publik.
De Angelo dalam Nizarul Alim, dkk. (2007) mendefinisikan kualitas audit
sebagai ke1mmgkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan
dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya.
Kemungkinan dimana auditor akan menemukan salah saji tergantung pada
kualitas pemahaman auditor (kompetensi) sementara tindakan melaporkan salah
saj i tergantung pada independensi auditor. Sementara itu AAA Financial
Accounting Commite (2000) dalam yulius, menyatakan bahwa "Kualitas audit
berpengaruh langsung terhadap kualitas audit."
Berkenaan dengan hal tersebut, Trotter(l 986) dalam Saifuddin (2004:23)
mendefinisikan bahwa seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan
ketrampilannya menge1jakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat
jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Senada dengan pendapat
Trotterselanjutnya Bedard (1986) dalam Sri Lastanti (2005:88) mengartikan
kompetensi sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan
prosedural yang luas yang ditunjukkan dalam pengalarnan audit.
Adapun Kusharyanti (2003 :3) rnengatakan bahwa untuk rnelakukan tugas
pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengauditan (urnwn dan khusus),
pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri
klien.
Dalam melaksanakan audit, auditor harus bertindak sebagai seorang ahli dalam
bidang akuntansi clan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan
formal, yang selanjutnya melalui pengalaman dan praktek audit (SP AP, 2001 ).
Selain itu auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup
aspek teknis maupun pendidikan umum.
Penelitian yang dilakukan oleh Libby dan Frederick (1990) dalam Mayangsari
(2003:2) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai
pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga lebih mampu
memberi penjelasan yang masuk aka! atas kesalahan-kesalahan dalam laporan
strnktur dari sistem akuntansi yang mendasari. Kemudian Tubbs (1990) dalam
artikel yang sama berhasil menunjukkan bahwa semakin berpengalamannya
auditor, mereka semakin peka dengan kesalahan penyajian laporan keuangan dan
semakin memahami hal-hal yang terkait dengan kesalahan yang ditemukan
terse but.
Sehingga berdasarkan uraian di atas dan dari penelitian yang terdahulu dapat
disimpulkan bahwa kompetensi auditor dapat clibcntuk cliantaranya melalui
pengetahuan dan pengalaman.
Namun sesuai dcngan tanggungjawabnya untuk menaikkan tingkat
keanclalan laporan keuangan suatu pernsahaan maka akuntan publik tidak hanya
perlu memiliki kompetensi atau keahlian saja tetapi juga hams independen dalam
pengauclitan. Tanpa adanya independensi, auditor tidak berarti apa-apa.
Masyarakat tidak percaya akan hasil auditan dari auditor sehingga masyarakat
tidak akan meminta jasa pengauditan dari auditor. Atau dengan kata lain,
keberadaan auditor ditentukan oleh independensinya (Supriyono, 1988).
Standar umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa
dalam semua ha! yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental hams diperta11ankan oleh auditor. Standar ini mengharnskan ba11wa auditor
hmus bersikap independen (tidak muda11 dipengarnhi), karena ia melaksanakm1
pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian ia tidak dibenarkan
untuk memihak. Auditor harus melaksanakan kewajiban untuk bersikap jujur
kreditor dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas laporan keuangan
auditan.
Dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya, seorang auditor hams
berpedoman pada Standar Profesional Akuntansi Publik (SP AP) yang ditetapkan
oleh (IAI), dalam ha! ini standar auditing. Standar auditing tercliri clari standar
umum, standar peke1jaan lapangan, dan standar pelaporan (SPAP 2001:150.1).
Standar umum mengatur syarat-syarat diri auditor, standar pekerjaan lapangan
mengatur mutu pelaksanaan auditing, dan standar pelaporan memberikan panduan
bagi auditor dalam mengkomunikasikan hasil au.ditnya melalu.i laporan audit
kepada pemakai infonnasi keuangan. Dalam penelitian ini adalah salah satunya
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama, yang terdapat dalam
standar umum point ketiga. Stanclar umum pertama mengatur persyaratan
keahliam-keahlian auditor dalam menjalankan profesinya. Auditor harus
menjalani pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup clalam praktik akuntansi
clan teknik auditing (Mulyadi 2002:25).
Hal inilah yang menarik untuk cliperhatikan bahwa profesi akuntan publik
ibarat pedang bermata dua. Disatu sisi auditor harus memperhatikan kredibilitas
dan etika profesi, namun disisi lain auditor juga harus menghadapi tekanan dari
klien dalam berbagai pengambilan keputusan. Jika auditor tidak mampu menolak
tekanan dari klien seperti tekanan personal, emosional atau keuangan maka
independensi auditor telah berkurang dan dapat mempengaruhi kualitas audit.
waktu dimaua auditor memberikanjasa kepada klien (auditor tenure).
Selain itu untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap independensi
auditor maka pekerjaau akuntau dau operasi Kantor Akuntau Publik (KAP) perlu
dimonitor dau di "audit" oleh sesama auditor (peer review) guna menilai kelayakau desain sistem pengendaliau kualitas dau kes·esuaiaunya dengau standar
kualitas yang diisyaratkan sehingga output yang di.hasilkan dapat mencapai
standar kualitas yang tinggi. Peer review sebagai mekanisme monitoring yang dipersiapkan oleh auditor dapat meningkatkan kualitas jasa akuntansi dau audit.
Selain itu peer review dirasakan memberi manfaat baik bagi klien, kantor akuntan publik maupun akuntan yang terlibat dalam peer review. Maufaat tersebut autara
lain menguraugi risiko litigation (tuntutan), memberikau pengalaman positif, mempertinggi moral peke1ja, memberikan competitive edge dan lebih meyakinkan klien atas kualitas jasa yang diberikan (Harjanti, 2002:59)
Salah satu model kualitas audit yang dikembangkan adalah model De Angelo (1981 ). Dimana fokusnya ada pada dua dimensi kualitas audit yaitu kompetensi dan
independensi. Selanjutnya, kompetensi diproksikan dengan pengalaman dan
pengetahuan. Sedaugkau independensi diproksikau dengau laum hubungau dengan
klien (audittenure), tekanan dari klien, telaah dari relrnn auditor (peer revieH) dau jasa non audit. Adapun model kualitas audit lain yang dikembangkau adalah model
kualitas audit menurut Catanach dan Walker ( 1999), dimana mereka
memfokuskan pada dimensi kemampuau auditor, professional conduct, dampak
Namun dalam penelitian ini akan menggunakan model De Angelo. Hal ini
berkaitan dengan adanya penelitian-penelitian terdahulu yang ternyata belum
menemukan kesepakatan sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Selain itu,
lingkungan audit yang juga berubah terus memicu penelitian dari lingkup yang
lebih luas. Dari segi metoda penelitian, pengembangan model kualitas audit yang
dapat menangkap kompleksitas kualitas audit masih sedikit sehingga perlu digali
lagi. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan menguji kembali model De Angelo
dengan menggunakan dimensi kompetensi yang diproksikan menjadi dua sub
variabel yakni pengetahuan clan pengalan1an. Dalam dimensi independensi
dikembangkan proksi antara lain lama hubungan dengan klien (audit tenure),
tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor (peer review), clan jasa non audit.
Sedangkan dalam kernahiran profesional diarahkan pada tingkat kesungguhan
dankecerrnatan serta kehati-hatian dalarn rnelaksanakan tugas-tugasnya sebagai
auditor.
Penelitian rnengenai kualitas audit penting bagi KAP clan auditor agar
rnereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit dan
selanjutnya dapat rneningkatkannya kualitas audit yang dihasilkannya. Bagi
pernakai jasa audit, penelitian ini penting yakni untuk rnenilai sejauh mana
akuntan publik dapat konsisten dalam rnenjaga kualitas jasa audit yang
diberika1111ya.
Berdasarkan ha! diatas, laporan keuangan perlu diaudit oleh akuntan public
pemyatataan mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalan1 pelaksanaan
audit atas laporan keuangan oleh akuntan public, hasilnya bukan hanya untuk
kepentingan klien tapi juga untuk kepentingan pihak ketiga meliputi investor,
kreditor, lembaga keuangan, pemerintah, masyarakat clan lain-lain yang memiliki
kepentingan terhadap laporan keuangan klien yang telah diaudit oleh akuntan
publik karena hasil ini menyangkut kepentingan banyak pihak dan sangat
tergantung pada mutu hasil audit, akuntan publik haruslah independen, artinya
bahwa dia tidak boleh memihak baik terhadap klien yang mwembayarnya
maupun kepada pihak ketiga. Independensi akuntan public merupakan dasar
utama kepercayaan masyarakat dalam menilai mu tu j asa audit, indepedensi
akuntan public menjadi suatu hal sangat penting.
Untuk mencapai suatu kualitas audit, seorang auditor hams mempunyai
kompetensi, independensi, kemahiran profesionalisme clan mempunyai motivasi
ke1ja yang tinggi, karena dalam sebuah perusahaan atau instansi mempunyai
maksud dan tujuan, sebagaimana dalam sebuah Kantor Akuntan Publik, yang
menentukan kualitasnya adalah Sumber Daya Manusianya (SDM) dalam sebuah
kinerja untuk menghasilkan kualitas audit yang memadai. Motivasi kerja dalan1
sebuah perusahaan atau instansi bertujuan untuk memaeu karyawan agar lebih
aktif dalam melaksanakan peke1jaan guna mencapai tujuan dan hasil yang
optimal. Pelaksanaan motivasi kerja menitikberatkan pada faktor manusia di
dalam melaksanakan aktivitasnya yaitu kerja.
sebuah organisasi maka harus memiliki semangat untuk meningkatkan
produktivitas kerjanya, dan produktivitas kerja akan tercapai apabila mereka
memiliki perhatian penuh pada pekerjaannya. Untuk mencapai tujuan seperti itu
perusahaan atau organisasi perlu memberikan motivasi sebagai pendorong
semangat kerja karyawannya dengan melakukan upaya yang tepat dalam
mengelola tenaga kerja. sehingga diperoleh saling pengertian dan kerja sama yang
baik dalam organisasi dengan karyawan dalam mewujudkan tujuan organisasi.
Keberadaan motivasi sangat penting peranam1ya, dalam usaha meningkatkan
kualitas dan kuantitas kerja yang dihasilkan. Motivasi akan memberikan dorongan
dan semangat bagi karyawan dan pimpinan. Adanya kepuasan kerja diharapkan
akan menciptakan hubungan ke1ja yang harmonis antara kedua belah pihak yaitu
karyawan dan pimpinan, sehingga tujuan instansi atau perusahaan dapat tercapai
dan berhasil secara optimal.
Motivasi sangat penting dimiliki oleh karyawan dalam meningkatkan
semangat ke1ja dan produktivitas karyawan (lg. Wursanto. 1982: 132). Tugas
seorang pemimpin adalah untuk memberikan dorongan atau motivasi kepada
karyawan agar bisa bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh suatu
organisasi. Begitu juga semangat kerja mempunyai peran yang sangat penting
dalam mewujudkan tujuan organisasi, karena mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap produktivitas kerja karyawan. Dengan demikian semangat kerja
merupakan suatu keadaan yang harus selalu diperhatikan dalam pencapaian tujuan
Semangat ke1ja adalah sikap individu atau sekelompok orang terhadap
kesukarelaannya untuk bekerja sama agar dapat mencurahkan kemampuannya
secara menyeluruh (Pariata Westra, 1980:185). Semangat kerja juga diartikan
sebagai kemampuan sekelompok orang untuk beke1ja sama dengan giat dan
terpadu, dalam mengerjakan tujuan bersama (Moekijat, 1975: 49).
Atas dasar latar belakang di atas, maka peneliti mengangkat judul
"Pengaruh Kompetensi, Independensi, Kemahiran Profesional Dan
Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi empiris pada Kantor
Akuntan Publik Big Four di Jakarta)"
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain:
1. Apakah kompetensi, independensi, kemahiran profesional dan motivasi
auditor berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit?
2. Apakah kompetensi, independensi, kemahiran profesional dan motivasi
auditor berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi, independensi, kemahiran
2. Untuk menganalisis pengaruh kompetensi, independensi, kemahiran
profesional dan motivasi auditor secara simultan terhadap kualitas audit.
Manfaat dari penelitian ini adalah :
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat memperoleh manfaat bagi banyak pihak antara lain:
1. Bagi Perusahaan
a. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan mengenai
pentingnya kompetensi, independensi, kemahiran professional dan
motivasi karyawan atau seorang auditor untuk lebih memaksimalkan audit
yang berkualitas.
b. Sebagai masukan untuk perusahaan dalam hal meningkatkan hasil andit,
agar memperhatikan aspek-aspek apa saja yang menjadi motivasi seorang
auditor dalam menghasilkan audit yang berkualitas.
c. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan Kantor Akuntan
Publik dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas kerjanya dan
Sebagai bahan evaluasi bagi para auditor sehingga dapat meningkatkan
kualitas auditnya.
2. Bagi Kepentingan Akademik
a. Diharapkan menjadi bahan bacaan yang memberikan gambaran tentang
karyawan atau seorang auditor untuk lebih rnemaksimalkan audit yang
berkualitas.
b. Penelitian
ini
diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikansumbangan konseptual bagi akivitas akademik alam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan
dunia pendidikan.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan serta wawasan serta dapat menerapkan
pengalaman dan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah ke dalam praktek,
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Auditing
Definisi audit yang sangat terkenal adalah definisi yang berasal dari
ASOBAC (A Statement of Basic Auditing Concepts) dalam buku Abdul Halim
(2004), yang mendefinisikan auditing sebagai:
"suatu proses .sistematik untuk menghimpun don mengevoluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkai kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para permakai yang berkepentingan. "
Definisi tersebnt dapat diuraikan menjadi tujuh elemen yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan audit, yaitu proses yang sistematik,
menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif, asersi-asersi tentang
berbagai tindakan dan kejadian ekonomi, Menentukan tingkat kesesuaian (degree
of correspondence), Kriteria yang ditentukan, Menyampaikan hasil-hasilnya, Para
pemakai yang berkepentingan.
Selain definisi di atas, Auditing Practices Committee (APC)
mengemukakan definisi auditing sebagai berikut:
"An audit is the independent examination of and expression of opinion on. the fimmcial statements of an etnoprise be an appointed auditor in pursuance of that
Sedangkan menurut Miller dan Baillev:
"An audit is a methodical review and objective examination of an item, including the verification of specific information as determined by the auditor or as esictblislual general practice. Generally, the purpose of an audit is to egress an opinion on or reach a conclusion about what was audited. "
Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa
setidaknya ada tiga elemen fundamental dalam auditing, yaitu:
1. Seorang auditor harus independen.
Pada definisi menurut APC jelas dikemukakan secara eksplisit tentang
independensi tersebut. Sedangkan pada dua definisi yang lain
independensi tercermin dari kata-kata objective.
2. Auditor bekerja mengumpulkan bukti (evidence) untuk mendukung
pendapatnya.
Pada definisi menurut APC. bukti tersebut tercermin dari kata
pemeriksaan (examination), dan pada dua definisi yang lain sudah lebih
eksplisit.
3. Hasil pekerjaan auditor adalah laporan (report).
Laporan merupakan hasil yang harus disampaikan auditor kepada
pengguna laporan keuangan.
Dari pengertian diatas, auditing adalah suatu proses sistematis dalam
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti mengenai informasi entitas ekonomi
memberikan keputusan atas infonnasi tersebut sesuai dengan ketetapan yang telah
ditentukan.
B. Kompetensi
Menurut kamus kompetensi LOMA dalam Nizarul Alim, dkk. (2007:6)
Kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seseorang pekerja
yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi
ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan
keterampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan
tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Menurut Susanto (2000) kompetensi
adalah karakteristik-karakteristik yang mendasari inclivi.du untuk mencapai kine1ja
supenor. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, keterampilan, clan
kemampuan yang berhubungan dengan peke1jaan, serta kemampuan yang
dibutuhkan untuk pekerjaan-peke1jaan non rutin. Definisi kompetensi dalam
bidang auditing pun sering diukur dengan pengalaman (Mayangsari, 2003).
Standar umum pe1tanm (SA seksi 210) dalam Standar Profesi Akuntan Publik
(SP AP 200 I), menyebutkan bahwa audit harus dilak:mnakan oleh seorang atau
lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor,
sedangkan standar umum ketiga (SA seksi 230), menyebutkan bahwa dalam
pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalitasnya dengan cermat clan seksama (due professional
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi auditor
adalah auditor yang dengan pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan eksplisit
dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murtanto (1998) dalam Mayangsari
(2003) menunjukkan bahwa komponen kompetensi untuk auditor di Indonesia
terdiri atas:
a. Komponen pengetahuan, yang merupakan komponen penting dalam suatu
kompetensi. Komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta,
prosedur-prosedur dan pengalaman.
b. Ciri-ciri psikologi, seperti kemampuan berkomunikasi, kreativitas,
kemampuan beke1jasama dengan orang lain.
Berdasarkan penelitian oleh De Angelo (1981 ), kompetensi diproksikan dalam
dua ha! yaitu pengetahuan dan pengalaman.
1. Pengetahuan
Hasil penelitian Bonner (1990) dalam Nizarul Alim, dkk. (2007),
menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas membantu kinerja
auditor berpengalaman melalui komponen pemilihan dan pembobotan bukti
hanya pada saat penerapan risiko analitis. Asthon (1991) menemukan bukti
empiris bahwa perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh auditor pada
berbagai tingkat pengalaman, tidak dapat dijelaskan oleh lamanya pengalaman
yang dimiliki. Menurut Harhinto (2004), m<onemukan bahwa pengetahuan
kualitas audit.
Adapun secara umum ada 5 pengetahuan yang hams dimiliki oleh seorang
auditor (Kusharyanti, 2003 ), yaitu pengetahuan pengauditan um um,
pengetahuan area fungsional, pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi yang
paling baru, pengetahuan mengenai industri khusus, pengetahuan mengenai
bisnis umum serta penyelesaian masalah. Pengetahuan pengauditan umum
seperti risiko audit, prosedur audit, dan lain-lain kebanyakan diperoleh
diperguruan tinggi, sebagian dari pelatihan clan pengalaman. Untuk area
fungsional seperti perpajakan dan pengauditan clengan komputer sebagian
cliclapatkan dari pendidikan formal perguruan tinggi, sebagian besar dari
pelatihan dan pengalaman. Demikian juga dengan isu akuntansi, auditor bisa
menclapatkannya clari pelatihan profesional yang diselenggarakan secara
berkelanjutan. Pengetahuan mengenai inclustri khusus dan hal-hal umum
kebanyakan diperoleh dari pelatihan dan pengalaman.
2. Pengalaman
Audit menuntut keahlian dan profesionalisme yang tinggi. Keahlian
tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh penclidikan formal tetapi banyak faktor
lain yang mempengaruhi antara lain adalah pengalaman. Menurut Tubbs (1992)
clalam Nizarul Alim, dkk. (2007) auditor yang berpengalaman memiliki
keunggulan dalan1 ha! mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan secara
akurat, mencari penyebab kesalahan.
memberkan bukti empiris bahwa dampak pengalaman auditor akan signifikan
ketika kmpleksitas tugas dipertimbangkan. Choo dan Trotman (1991)
memberikan bukti empiris bahwa auditor berpengalaman lebih banyak
menemukan item-item yang tidak umum (atypical) dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman, tetapi antara auditor yang berpengalaman dengan
yang kurang berpengalaman tidak berbeda dalam menemukan item-item yang
umum (typical).
Dalam penelitian Libby dan Libby (1989) dalan1 Sekar Mayangsari (2003),
mengatakan bahwa pengalaman dan pengetahuan merupakan faktor yang
mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi auditor.
C. Independensi
Definisi independensi dalam The CPA Handbook menurut E.B. Wilcox adalah suatu standar auditing yang penting karena opini akuntan independen
bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan yang disajikan oleh
manaJatnen.
Dalam buku Standar Profesi Akuntan Publik 1999 seksi 220 PSA No. 04
Alinea 2, dijelaskan bahwa:
Dalam Kode Etik Akuntan Publik seksi 290.8 tahun 2007-2008 disebutkan
bahwa independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang akuntan publik
untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam melaksanakan tugasnya, yang
bertentangan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Setiap akuntan hams memelihara integritas dan keoQjektifan dalam tugas profesionalnya dan setiap auditor
hams independen dari semua kepentingan yang berten1angan atau penganth yang
tidak layak. Ia juga harus menghindari situasi yang bisa menimbulkan kesan pada pihak
ketiga bal1wa ada pertentangan kepentingan dan keobjektifan sudah tidak dapat
di pertahankan.
Menurut Halim (2001 :21) ada tiga aspek independensi seorang auditor, yaitu
sebagai berikut:
a. Independence in fact (independensi senyatanya) yakni auditor harus
mempunyai kejujuran yang tinggi.
b. Independence in appearance (independensi dalam penampilan) yang
merupakan pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan
pelaksanaan audit. Auditor harus menjaga kecludukannya sedemikian rupa
sehingga pihak lain akan mempercayai sikap independensi dan
objektivitasnya.
c. Independence in competence (independensi dari sudut keahlian) yang
berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuan auditor dalam
melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.
hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor dan
pemberian jasa non audit.
1. Lama Hubungan Dengan Klien (Audit Tenure).
Di Indonesia, masalah audit tenure atau masa kerja auditor dengan klien sudah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor: l 7/PMK.01/2008
tentang jasa akuntan publik. Keputusan menteri tersebut membatasi masa kerja
auditor paling lama tiga tahun buku berturut-turut untuk klien yang sama,
sementara untuk Kantor Akuntan Publik (KAP) boleh sampai enam tahun
buku berturut-turut. Akuntan Publik dapat menerima kembali penugasan audit
umum untuk klien setelah satu talmn buku tidak memberikanjasa audit umum
atas laporan keuangan klien tersebut. Pembatasan ini dimaksudkan agar
auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat mencegah terjadinya
skandal akuntansi.
2. Tekanan dari klien
Dalam menjalankan fungsinya, auditor sering mengalami konflik kepentingan
dengan manajemen perusahaan. Manajemen mungkin ingin operasi perusahaan
atau kinetjanya tampak berhasil yakni tergambar melalui laba yang lebih tinggi
dengan maksud untuk menciptakan penghargami. Goldman dan Barlev
(l 974) dalam Harhinto (2004:34) berpendapat bahwa usaha untuk
mempengaruhi auditor melakukan tindakan yang melanggar stm1dar profesi
kemungkinan berhasil karena pada kondisi konflik ada kekuatan yang tidak
auditor KAP jika auditor tersebut tidak bersedia memenuhi keinginannya.
Kondisi keuangan klien berpengaruh juga terhadap kemampuan auditor untuk
mengatasi tekanan klien (Knapp, 1985) dalam (Harhinto, 2004:44).
Berdasarkan uraian di atas, maka auditor memiliki posisi yang strategis
baik di mata manajemen maupun dimata pemakai laporan keuangan. Selain
itu pemakai laporan keuangan menaruh kepercayaan yang besar terhadap hasil
peke1jaan auditor dalam mengaudit laporan keuangan.
3. Telaah dari rekan auditor (Peer Review).
Tuntutan pada profesi akuntan untuk memberikan jasa yang berkualitas
menuntut tranparansi infonnasi mengenai peke1j aan dan operasi Kantor
Akuntan Publik. Kejelasan informasi tentang adanya sistem pengendalian
kualitas yang sesuai dengan standar profesi merupakan salah satu bentuk
pe1ianggung jawaban terhadap klien dan masyarakat luas akan jasa yang
diberikan. Oleh karena itu pekerjaan akuntan publik dan operasi Kantor
Akuntan Publik perlu dimonitor clan di "audit" guna menilai kelayakan desain
sistem pengendalian kualitas dan kesesuaiannya dengan standar kualitas
yang diisyaratkan sehingga output yang dihasilkan dapat mencapai standar
pengalaman positif, mempe11inggi moral peke1ja,. memberikan competitive edge dan lebih meyakinkan klien atas kualitas jasa yang diberikan.
4. Jasa Non Audit.
Jasa yang diberikan oleh KAP bukan hanya jasa atestasi melainkan juga jasa non atestasi yang berupa jasa konsultasi manajemen dan perpajakan serta jasa
akuntansi sepet1i jasa penyusunan laporan keuangan (Kusharyanti, 2002:29).
Adan ya duajenis jasa yang diberikan oleh suatu KAP menjadikan independensi
auditor terhadap kliennya dipertanyakan yang nantinya akan mempengaruhi
kualitas audit. Pemberian jasa selain audit ini merupakan ancaman potensial
bagi independensi auditor, karena manajemen dapat meningkatkan
tekanan pada auditor agar bersedia untuk mengeluarkan laporan yang
dikehendaki oleh manajemen, yaitu wajar tanpa pengecualian (Barkes dan
Simnet (1994), Knapp (1985) dalam Harhinto (2004:45)). Pemberian jasa
selain jasa audit beratii auditor telah terlibat dalam aktivitas manajemen klien.
Jika pada saat dilakukai1 pengujian laporan keungan klien ditemukan
kesalahan yang terkait dengan jasa yang diberikan auditor tersebut. Kemudian
auditor tidak mau reputasinya burnk kai·ena dianggap memberikan altematif yang
tidak baik bagi kliennya. Maka hal ini dapat mempengai·uhi hialitas audit dari
auditor tersebut. Maka berdasarkai1 hal tersebut diajukan hipotesis sebagai
berikut: Standards & Poor dalam Mayangsari (2003) menunjukkan bahwa
berbagai jasa non audit yang diberikan oleh KAP kepada satu klien dapat
D. Kemahiran Profesional Auditor
Trotter (1986) dalam Mayangsari (2003) menclefinisikan keahlian sebagai
orang yang clengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan clengan muclah,
cepat, intuitif, clan sangat jarang atau ticlak pernah membuat kesalahan.
Hayes-Roth et.al (1983) clalam Mayangsari (2003), keahlian sebagai
keberaclaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu,
pemahaman terhadap masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut clan
keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut. Hasil penelitian Libby
(1995) dalam Ni Putu Eka, dkk. menyatakan bahwa pekerjaan auditor adalah
pekerjaan yg melibatkan keahlian/kemahiran (expert).
Standar umum ketiga dari standar auditing yang berlaku umum
menya-takan: "Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama".
Kecennatan clan keseksamaan dalam pelaksaan jasa profesional juga disyaratkan
oleh Aturan 201 kode etik profesional IACPA. OJeh karena itu auditor hams
menolak suatu penugasan jika sekiranya kecermatan clan keseksamaan tidak
dapat dilakukan dalam pelaksaan audit. Dua faktor penting dalam penentuan
kemungkinan digunakannya kecermatan clan keseksamaan, yaitu waktu
Menurut Amir Abadi Yusuf (1996), mewajibkan auditor melaksanakan tugas
pekerjaannya dengan seksama dan rasa tanggung jawab, harus mendasarkan diri
pada keahlian dan seluruh ilmu pengetahuan profosi yang dimilikinya, dan
bertindak secara berbati-bati sebingga semua keputusan yang diambil merupakan
basil pe1timbangan profesional, walaupun keputusan tersebut tidak yang selalu
yang paling benar dalam setiap tahap pelaksanaan audit. Kecermatan dan
keseksamaan menekankan tanggung jawab setiap petugas audit yang bekerja pada
suatu kantor akuntan publik untuk mendalami standar pekerjaan lapangan dan
standar pelaporan semestinya. Penerapan kecennatan dan keseksamaan
diwujdkan dengan dilakukmmya review secara kritis pada setiap tingkat, dan
supervisi terhadap pelaksanaan audit terbadap pe1timbangan yang digunakan oleh
mereka yang membantu audit. Dengan kata lain, pelaksanaan dan pelaporan audit
dan pengawasan terbadap pekerjaan yang dilaksanakan oleb para pembantu, se1ta
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah diambilnya barns dilakukan secara
cermat dan seksama.
1. Ketelitian dalam memeriksa kelengkapan kertas ke1ja.
Tujuan auditor melakukan audit adalah untuk memberikan pendapat apakab
laporan keuangan yang disusun manajemen tersebut telab menyajikan secara
wajar posisi keuangan dan basil operasi perusahaan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Oleb karena itu, tanggungjawab auditor banya
terse but.
2. Mengumpulkan bahan bukti audit yang memadai
Dalam pelaksanaan audit, auditor akan mencari bukti yang berkaitan atau yang
relevan dengan masing-masing tujuan spesifik. Dari bukti-bukti yang telah
dikumpulkan diambil kesimpulan ada tidaknya salah saji asersi manajemen.
Selanjutnya, kesimpulan tentang masing-masing asersi dalam suatu elemen
laporan keuangan digabungkan untuk memperoleh suatu pemyataan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Dengan demikian
tujuan spesifik dari pengauditan masing-masing akun laporan keuangan adalah
untuk mendapatkan bukti mengenai eksistensi atau keterjadiannya,
keleng-kapannya, hak dan kewajibannya, penilaian atau alokasinya, serta penyajian
dan pengungkapannya akun tersebut.
3. Menyusun laporan audit yang lengkap.
Standar pelaporan ini mengatur persyaratan yang harus dipenuhi oleh
auditor dalam menerbitkan laporan audit berdasarkan hasil auditnya. Pedoman
pelaporan ini sangat penting dan harus dipatuhi oleh setiap auditor, karena
laporan audit merupakan basil akhir proses pemeriksaan clan merupakan
alat untuk berkomunikasi antara auditor, yang bersangkutan clengan pihak
pemakai laporan keuangan yang sudah diperiksa.
Dari pengertian diatas bahwa kemahiran professional auditor merupakan suatu
mengerjakan suatu pekerjaan dengan cepat dan tepat dalam proses pengauditan
sampai pada tahap pengambilan keputusan yang terbaik sehingga menghasilkan
laporan akhir yang akurat.
E. Motivasi Auditor
Menurut Goleman (2001:514) motivasi adalah menggunakan hasrat yang
paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun seseorang menuju sasaran,
membantu mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk be1iahan
menghadapi kegagalan dan frustasi.
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melaksanakan sesuatu atau daya penggerak dari dalam subyek
untuk melakukan sesuatu atau kegiatan tertentu, untuk mencapai tujuan
(Sardiman, AM, 1992:73).
Motivasi juga diartikan sebagai kehendak atau dorongan untuk melakukan
sesuatu dalam memenuhi kebutuhan atau bisa diartikan sebagai proses yang
menyebabkan tingkah laku seseorang menjadi bergairah, terarah dan tidak mudah
putus asa (Mulyadi, 1988:47-48).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu, sehingga
sesuatu yang dilaksanakan diharapkan dapat mencapai tujuan organisasi maupun
tujuan individu pegawai yang bersangkutan.
a. Bahwa motivasi itu mengawali te1jadinya perubahan energi pada diri setiap
individu dan akan nampak secara jelas pada kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa seseorang. Dalam ha! ini motivasi
relevan dengan persoalan kejiwaan dan emosi yang dapat menentukan tingkah
laku seseorang.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan tertentu. Jadi dalam ha! ini
motivasi merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan yang menyangkut soal
kebutuhan (Sardiman, AM, 1992:74).
Untuk memahami definisi dari motivasi secara jelas, maka perlu diketahui
bentuk-bentuk motivasi yang terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
Menurut Robbins (200I:169) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
intrinsik seperti prestasi, pengakuan, ke1ja itu sendiri, tanggung jawab,
kemajuan dan pertumbuhan tampaknya dikaitkan dengan kepuasan ke1ja.
b. Motivasi Ekstrinsik
Menurut Robbins (200I:169) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
ekstrinsik seperti misalnya kebijakan dari pimpinan perusahaan, penyedia
hubungan antar pribadi dan kondisi kerja, atau mungkin juga seorang
karyawan akan berkinerja tinggi karena upah atau gaji yang tinggi, jabatan
atau promosi atau mungkin juga karena hukuman.
Motif-motif yang aktif dan berfungsi disebabkan karena rangsangan dari luar.
teman, tuntutan perkembangan organisasi atau tugas, ada faktor lain yang sangat
kompleks. (Sardiman, AM, 1992:88)
Ada tiga unsur yang menentukan kekuatan motivasi dalam melaksanakan
suatu peke1jaan, yaitu sebagai berikut :
a. Motif (motive).
Motif dapat diartikan sebagai daya gerak yang mencakup dorongan, alasan
dan kemauan yang timbul dari dalam diri seorang yang mengakibatkan ia
berbuat sesuatu (Onang Uchjana, 1985:74).
b. Penghargaan (Exspectancy)
Keinginan seseorang untuk menghasilkan atau be1produksi tergantung pada
tujuan khusus yang ingin dicapai, dan persepsinya atas tindakan-tindakan
untuk mencapai tujuan tersebut. (Wahjosumudjo,1985:192).
c. Isentive (Jnsentive)
Insentif adalah benda atau ha! yang immaterial yang menarik dan dapat
menimbulkan kegairahan untuk mendapatkan dan memilikinya (As.
Moenir, 1987:209).
F. Kualitas Audit
Menurut De Angelo (1981) dalam Nizarul Alim, dkk. (2007) mendefinisikan
kualitas audit sebagai kernungkinan (probability) dirnana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistern akuntansi klien. Adapun
perusahaan tergantung dari kompetensi auditor sedangkan kemauan untulc
melaporkan temuan salah saji tersebut tergantung pada independensinya.
Menurut Palm (1984) dan Healy dan Lys (1986) dalam Arie Wibowo
menyatakan bahwa kualitas audit merupakan indikator utama dalmn membangun
teori pemilihan auditor, dalam arti kualitas pelayanan jasa auditor yang diberikan
terhadap klien merupakan dasar pertimbangan utama dalam menyeleksi auditor.
Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi. Good
quality audits require both competence (expertise) and independence. These
qualities have direct effects on actual audit quality, as well as potential
interactive effects. In addition, financial statement users' perception of audit quality
are a fimction of their perceptions of both auditor indepndence and expertise.
(AAA Financial Accounting Standard Committee 2000).
lkatan Akuntan Indonesia (!AI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan
auditor dikatakan berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar
pengendalian mutu.
Dari pengertian tentang kualitas audit di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana
auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran
yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalmn laporan
keuangan auditan, dimana dalmn melaksanakan tugasnya tersebut auditor
berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.
sistem akuntansi klien tergantung pada independensi auditor. Seorang auditor
dituntut untuk dapat menghasilkan kualitas pekerjaan yang tinggi, karena
auditor mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan termasuk
masyarakat. Tidak hanaya bergantung pada klien saja, auditor mempakan
pihak yang mempunyai kualifikasi untuk memeriksa dan mengUJl apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wa.1ar sesuai dengan prms1p
akuntansi yang berlaku umum.
Akuntan publik atau auditor independen dalam menj alankan tugasnya
hams memegang prinsip-prinsip profesi. Menumt Simarnora (2002 :4 7) ada 8
prinsip yang hams dipatuhi akuntan publik yaitu :
1. Tanggung jawab profesi.
Setiap anggota hams menggunakan pertimbangan moral dan profesional
dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan publik.
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalarn kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas.
Setiap anggota hams memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
4. Objektivitas.
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional.
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan hati-hati,
kompetensi dan ketekunan serta mempunyai kewiuiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional.
6. Kerahasiaan.
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.
7. Perilaku Profesional.
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang
baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis.
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan standar teknis
dan standar profesional yang relevan.
Selain itu akuntan publik juga harus berpedoman pada Standar Profesional
Akuntan Publik (SP AP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (!AI),
dalan1 hal ini adalah standar auditing. Standar auditing terdiri dari standar umun1,
Standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan (SPAP,2001;150:1):
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua ha! yang berhubungan dengan p