• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Dan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Pada Tangki Timbun Di PTPN III PKS Sei Mangkei – Perdagangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Dan Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Pada Tangki Timbun Di PTPN III PKS Sei Mangkei – Perdagangan"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB)

DAN KADAR AIR DALAM CRUDE PALM OIL

(CPO) PADA TANGKI TIMBUN DI PTPN III

PKS SEI MANGKEI – PERDAGANGAN

KARYA ILMIAH

FENTI OKTONERITA PURBA

072409020

DEPARTEMEN KIMIA

PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB)

DAN KADAR AIR DALAM CRUDE PALM OIL

(CPO) PADA TANGKI TIMBUN DI PTPN III

PKS SEI MANGKEI – PERDAGANGAN

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

FENTI OKTONERITA PURBA

072409020

DEPARTEMEN KIMIA

PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR DALAM CRUDE PALM OIL (CPO) PADA TANGKI TIMBUN DI PTPN III PKS SEI MANGKEI - PERDAGANGAN

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : FENTI OKTONERITA PURBA

Nomor Induk Mahasiswa : 072409020

Program Studi : D3 KIMIA INDUSTRI

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, juni 2010

Diketahui

Departemen KIMIA FMIPA USU

Ketua Pembimbing

(4)

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB)

DAN KADAR AIR DALAM CRUDE PALM OIL

(CPO) PADA TANGKI TIMBUN DI PTPN III

PKS SEI MANGKEI – PERDAGANGAN

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.

Medan, juni 2010

(5)

PENGHARGAAN

Puji Dan Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa ,yang telah melimpahkan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Karya ilmiah ini berjudul “ Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Dan

Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Pada Tangki Timbun Di PTPN III PKS SEI MANGKEI – PERDAGANGAN.” Karya ilimiah ini merupakan syarat untuk

melengkapi gelar Ahli Madya pada Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam (FMIPA ) Jurusan Kimia Industri D3 Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini ,penulis banyak menemukan masalah ,namun berkat bantuan dari semua pihak ,sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala bimbingan dan fasilitas yang telah diberikan baik sebelum dan sesudah PKL dilaksanakan,kepada :

1. Kedua orangtua Penulis yaitu R.Purba dan D. Damanik yang sangat penulis sayangi yang telah memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil,serta dukungan Doa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Bapak Drs. Adil Ginting , MSc, selaku Dosen Pebimbing yang telah bersedia meluangkan waktu.tenaga dan pikiran dalam membantu penulis menyelesaikan karya imiah ini.

3. Bapak Prof. Dr. Eddy Marlianto ,M Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan. 4. Ibu Dr.Rumondang Bulan Nst, MS sebagai ketua Departemen

Kimia FMIPA USU.

5. Bapak Prof. Dr. Harry Agusnar, MSc.M.Phil selaku ketua jurusan kimia industri FMIPA –USU yang telah banyak membimbing dan membantu dalam kelancaran studi penulis.

6. Bapak / Ibu Staff pengajar Khususnya program studi kimia industri

FMIPA - USU yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti Perkuliahan.

7. Adik –Adik penulis ,Novita purba, Deci Purba,Ferinando Purba, Ade irma Purba yang sangat penulis sayangi,dan telah memberikan semangat serta dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

8. Bapak J.Hutagaol yang telah memberikan dukungan selama PKL dan memberikan masukan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

9. Sahabat – sahabat penulis Hildawati Hutabarat,Cinarty lumbantoruan,Mestika Oppungsunggu,Darwis Hutapea,Seven Hutasoit dan Nataniel Saragih yang menjadi sahabat penulis selama Praktek kerja Lapangan (PKL).

10.Kelompok Lamb Of God yang terus mendoakan dan memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini

(6)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih memiliki kekurangan dalam materi dan cara penyajian penulisannya,untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian karya ilmiah ini.Penulis berharap karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.

Medan, Juni 2010

(7)

ABSTRAK

(8)

ACT OF DETERMINING FREE FATTY ACID CONTENT AND WATER CONTENT IN CRUDE PALM OIL AT STORAGE TANK IN THE PTPN III PKS

SEI MANGKEI PERDAGANGAN

ABSTRACT

(9)
(10)
(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Beberapa Tingkat Fraksi TBS 9

Tabel 1.2 Komposisi Asam Lemak Minyak kelapa Sawit Dan Minyak Inti Sawit 12

Tabel 1.3 Sifat Minyak Kelapa Sawit Sebelum Dan sesudah Dimurnikan 13

Tabel 4.1 Kadar Asam Lemak Bebas 29

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angka kerja pengolahan mutu minyak sawit dan kernel sawit

(13)

ABSTRAK

(14)

ACT OF DETERMINING FREE FATTY ACID CONTENT AND WATER CONTENT IN CRUDE PALM OIL AT STORAGE TANK IN THE PTPN III PKS

SEI MANGKEI PERDAGANGAN

ABSTRACT

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Salah Satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak

adalah kelapa sawit . Kelapa sawit dikenal terdiri dari empat macam tipe atau

varietas,yaitu tipe macro carya,dura,tenera dan pisifera.

Proses pengolahan tandan buah segar(TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh

minyak sawit yang berkualitas baik.Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan

memerlukan kontrol yang cermat,dimulai dari pengangkutan tandan buah kelapa sawit ke

pabrik sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil sampingnya.

Panen kelapa sawit terutama didasarkan pada saat kadar minyak pada daging buah

(mesocarp) mencapai maksimum dan kandungan asam lemak bebas minimum pada saat

buah mencapai tingkat kematangan tertentu. Penentuan saat panen sangat mempengaruhi

kandungan asam lemak bebas (ALB) minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan

buah dilakukan dalam keadaan lewat matang,maka minyak yang dihasilkan mengandung

(16)

belum matang,selain kadar ALB - nya rendah,rendemen minyak yang diperoleh juga

rendah.

Jika semakin tinggi kandungan asam lemak bebas(ALB),maka semakin rendah

kualitas minyak kelapa sawit tersebut.Tingginya asam lemak bebas(ALB ) juga dapat

mengakibatkan rendemen minyak turun.Baik buruknya mutu minyak kelapa sawit yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1 Kerusakaan tandan buah segar(TBS),ketika masih dikebun dan sampai ke

pabrik,dengan kata lain faktor pemanenan dan pengangkutan TBS sampai ke pabrik.

2 Pengolahan di pabrik

3 Penyimpanan dan sistem pengangkutan sampai ke pasaran internasional

Terbentuknya asam lemak bebas (ALB)mulai dari saat tandan dipanen sampai

tandan diolah di pabrik.Asam lemak bebas(ALB) dapat terjadi karena adanya reaksi

hidrolisa pada minyak oleh adanya enzim lipase dan air didalam minyak tersebut.Hasil

reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan asam lemak bebas.Asam lemak bebas

pada minyak kelapa sawit mentah merupakan hasil kegiatan enzim lipase yang biasanya

terjadi sebelum proses buah dilaksanakan. Buah kelapa sawit mengandung enzim lipase

yang sangat aktif dan dapat memecah lemak..Berdasarkan penggunaan minyak sawit pada

industri pangan maupun non pangan,maka mutu minyak sawit tersebut harus selalu

diperhatikan ,sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditasnya.

Keberadaan air didalam tangki timbun merupakan penyebab utama kerusakaan

minyak ,air akan berada di bagian bawah.Keberadaanya dapat menyebabkan minyak

(17)

kontaminasi mikrobiologis. Oleh karena itu air harus diuapkan ,dimana air dapat

menguap jika dipanaskan pada suhu 105˚C Pemanasan itu dilakukan untuk mengurangi

pertambahan asam lemak bebas(ALB) pada CPO dengan proses hidrolisa Kadar asam

lemak bebas dan kadar air pada minyak sawit dalam tangki timbun sebelum

dipasarkan,terlebih dahulu dianalisa di laboratorium untuk mengetahui minyak sawit

tersebut.Dalam hal inilah suhu dan kebersihan tangki timbun perlu dijaga,dengan

melakukan pencucian 2 kali dalam 1 tahun untuk menghindari peningkatan kadar asam

lemak bebas dan air.

Oleh karena itu untuk memperoleh minyak sawit dengan kadar asam lemak bebas

dan air yang optimal maka harus diperhatikan proses pengolahannya,sehingga

menghasilkan minyak sawit yang berkualitas baik dan layak untuk dipasarkan dan sesuai

dengan standart mutu yang telah ditetapkan.

Atas dasar inilah penulis ingin membuat karya ilmiah berjudul”Penentuan Kadar

Asam Lemak Bebas(ALB) dan Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Pada Tangki

(18)

1.2 Permasalahan

Berapa kandungan asam lemak bebas dan air dalam minyak sawit mentah (CPO) pada

tangki timbun dan Apakah kadar asam lemak bebas(ALB) dan kadar air yang terkandung

dalam CPO di PT.Perkebunan Nusantara III PKS SEI MANGKEI telah memenuhi

standart mutu yang berlaku.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui persentase kandungan asam lemak bebas (ALB) pada CPO

dalam waktu yang berbeda pada tangki timbun.

2. Untuk mengetahui persentase kandungan air pada CPO dalam waktu yang berbeda

pada tangki timbun.

3. Untuk mengetahui apakah kadar asam lemak bebas (ALB) dan air pada CPO

dalam tangki timbun mulai pada tanggal 18 – 28 januari 2010 yang dihasilkan

oleh PTPN III Sei Mangkei telah memenuhi standart mutu yang berlaku yaitu

maksimum 3,50% untuk asam lemak bebas (ALB) dan 0,15% untuk Air.

1.4 Manfaat

1. Menerapkan teori yang telah diperoleh sebelumnya selama kuliah untuk proses

(19)

2. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pengolahan kelapa

sawit khususnya.

3. Memberi masukan dalam penanganan asam lemak bebas (ALB) , khususnya pada

tangki timbun kepada pabrik.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit berasal dari Nigeria (Afrika Barat).Meskipun demikian ,ada

yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena

lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika

Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur diluar daerah asalnya seperti

Malaysia, Indonesia, Thailand,dan Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil

produksi per hektar yang lebih tinggi.

Bagi Indonesia,tanaman kelapa sawit memliki arti penting bagi pembangunan

perkebunan nasional . Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada

kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. (Yan.F.2007)

2.1.1 Tipe (Varietas Kelapa Sawit)

Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di indonesia.Varietas-varietas tersebut

dapat dibedakan berdasarkan morfologinya.Varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan

(21)

1 Dura

a) Tempurung tebal 2-8 mm

b) Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung

c) Daging buah relatif tipis yaitu 35-50 % terhadap buah

d) Kernel(daging biji) besar dengan kandungan minyak yang rendah

e) Dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk betina

2 Pisifera

a) Ketebalan tempurung sangat tipis,bahkan hampir tidak ada

b) Daging buah tebal,lebih tebal dari daging buah dura

c) Daging biji sangat tipis

3 Tenera

a) Hasil dari persilangan Dura dan Pisifera

b) Tempurung tipis 0,5-4 mm

c) Terdapat lingkaran serabut di sekeliling tempurung

d) Daging buah sangat tebal 60-96 %dari buah

e) Tandan buah lebih banyak ,tetapi ukurannya relatif lebih kecil

4 Macro carya

a) Tempurung tebal sekitar 5 mm

b) Daging buah sangat tipis.

Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan jumlah rendemen

minyak kelapa sawit yang dikandungnya.Rendemen minyak paling tinggi terdapat pada

(22)

2.2 Pemanenan

Dalam keadaan normal dan dengan dilaksanakannya pemeliharaan yang baik ,pada

tahun kedua tanaman kelapa sawit telah menunjukkan pembuangan ,walaupun buah yang

terbentuk belum diolah karena ukurannya masih terlalu kecil .Memasuki umur sekitar 30

bulan , tanaman kelapa sawit, terutama varietas tenera ( Dura x Pisifera ),umumnya telah

menunjukkan kesiapan untuk dipanen bila ukuran tandan buahnya telah mencapai berat 3

kg atau lebih. Pemanenan kelapa sawit perlu memperhatikan beberapa ketentuan umum

agar TBS (tandan buah segar ) yang dipanen sudah matang,sehingga minyak kelapa sawit

yang dihasilkan bermutu baik.

1. Kriteria Panen

Panen TBS (tandan buah segar) harus dilaksanakan pada saat yang tepat karena

panenan Menentukan tercapainya kuantitas dan kualitas minyak sawit yang dihasilkan

.Saat panen yang tepat berhubungan dengan proses pembentukan minyak didalam buah

yang prosesnya berlangsung selama 24 hari dan berakhir pada saat brondolan terlepas dari

tandannya dan jatuh di piringan. Panenan yang dilakukan sebelum proses pembentukan

minyak selesai akan mengakibatkan hasil minyak mentah kurang dari semestinya .

Sedangkan panenan yang melewati proses pembentukan minyak akan merugikan karena

akan banyak buah yang terlepas dari tandan dan jatuh ke tanah. Buah yang lewat

masak,maka sebagian kandungan minyaknya akan berubah menjadi asam lemak bebas

(23)

2 Persiapan Panen

Untuk menghadapi masa panen,segala sesuatunya harus disiapkan dengan

baik.Agar panenan berjalan lancar,tempat pengumpulan hasil (TPH) harus disiapkan dan

jalan pengangkutan hasil diperbaiki untuk memudahkan pengangkutan hasil-hasil panen

dari kebun ke pabrik.Selain itu ,para pemanen harus mempersiapkan peralatan yang

digunakan seperti dodos ( untuk memanen pokok yang masih rendah ) atau egrek yaitu

arit bergagang bambu yang panjang (untuk pokok yang sudah tinggi) dan

peralatan – peralatan lainnya yang diperlukan.

3. Cara panen dan Pengumpulan buah

Cara panen dan pengumpulan buah kelapa sawit yang dianjurkan adalah sebagai

berikut :

a. Semua tandan yang telah matang panen harus dipanen,jangan ada yang

ketinggalan(perhatikan brondolannya yang jatuh dipiringan ).

b. Untuk tanaman yang masih rendah ,gagang tandan dipotong dengan dodos,

sedangkan untuk pokok yang sudah tinggi gagang tandan dipotong dengan egrek

yang bertangkai panjang.Sebelum tandan dipotong ,pelepah daun yang menyangga

(24)

4. Fraksi tandan buah segar (TBS) dan mutu panen.

Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas (ALB)

minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat

matang,maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam persentase

tinggi,sebaliknya jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang,selain

kadar ALB-nya rendah,rendemen minyak juga rendah.

Berdasarkan hal tersebut,ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS yang dipanen.

Tabel 1.1 Beberapa Tingkat Fraksi TBS

( Yan.F.2007)

Fraksi Jumlah Brondolan Tingkat Kematangan

00

Buah dalam juga membrondol, ada buah yang busuk

(25)

2.3 Minyak Kelapa Sawit ( CPO )

Sebagai minyak atau lemak,minyak sawit adalah suatu trigliserida ,yaitu senyawa

gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya ,minyak

sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat.Minyak sawit berwarna merah

jingga karena kandungan karotenoida (terutama β-karotena),berkonsistensi setengah padat

pada suhu kamar (konsistensi dan titik lebur hanya ditentukan oleh kadar ALB-nya).

Dalam keadaan segar dan kadar asam lemak bebas yang rendah,bau dan rasanya cukup

enak.Titik lebur minyak sawit tergantung pada kadar ALB-nya atau lebih tepat lagi pada

kadar gliseridanya.

Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang

berbeda-beda. Panjang rantai adalah antara 14 -20 atom karbon.Dengan demikian sifat

minyak sawit ditentukan oleh perbandingan dan komposisi trigliserida tersebut.Karena

kandungan asam lemak yang terbanyak adalah asam tak jenuh oleat dan linoleat ,maka

minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat –linoleat.Jumlah asam jenuh dan

asam tak jenuh dalam minyak sawit hampir sama. Komponen utama minyak sawit adalah

asam palmitat dan oleat.Selain mengandung karotenoida 500 – 700 ppm

( diantaranya β-karotena 54,4 %) juga mengandung sterols ± 300 ppm ( diantaranya

kolesterol 4 %, ß- sitosterol 63 %),tokoferol 500 – 800 ppm dan fosfatida 500 – 1000

ppm. Kadar tokoferol tersebut tergantung pada kehati –hatian perlakuan dalam

pengolahan: minyak yang berkadar ALB tinggi biasanya kadar tokoferolnya lebih

(26)

sebelum matang. Kebalikan dari pembentukan lemak adalah penguraian atau hidrolisis

lemak menjadi gliserol dan asam lemak bebas.proses hidrolisis dikatalisis oleh enzim

lipase yang terdapat dalam buah.Tetapi berada diluar sel yang mengandung minyak .Jika

dinding sel pecah atau rusak oleh karena proses pembusukan atau karena pelukaan

mekanik,tergores atau memar karena benturan.Enzim akan bersinggungan dengan minyak

dan reaksi hidrolisis akan segera berlangsung dengan cepat. Tetapi lipase adalah

termolabil dan akan rusak pada suhu diatas 50˚C dalam suasana lembab.Pembentukan

asam lemak bebas oleh mikroorganisme (jamur dan bakteri tertentu) juga dapat terjadi

bila suasananya sesuai,yaitu pada suhu rendah dibawah 50˚C dan dalam keadaan lembab

dan kotor. (Mangoensoekarjo.2003).

2.3.1 Komposisi Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 persen perikarp dan 20 persen buah

yang dilapisi kulit yang tipis kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen.Minyak

kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap.Kandungan

karotene dapat mencapai 1000 ppm atau lebih,tetapi dalam minyak dari jenis tenera lebih

kurang 500-700 ppm,kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan

(27)

Tabel 1.2 Komposisi Asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa

pelunakan,slipping point,shot melting point;bobot jenis,indeks bias,titik kekeruhan

(turbidity point) titik asap,titik nyala dan titik api.

Asam lemak Minyak kelapa sawit (Persen) Minyak inti sawit (persen)

(28)

Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses

pemucatan,karena asam –asam lemak dan gliserida tidak berwarna.Bau dan flavor dalam

minyak terdapat secara alami,juga terjadi akibat adanya asam –asam lemak berantai

pendek akibat kerusakaan minyak.Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan

oleh persenyawaan beta ionone.Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran

suhu,karena minyak kelapa sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang

mempunyai titik cair yang berbeda –beda.

Tabel 1.3 Sifat minyak kelapa sawit sebelum dan sesudah dimurnikan.

Sifat Minyak sawit kasar Minyak sawit murni

(29)

2.4Pengolahan Kelapa Sawit

Tahap –tahap pengolahan buah kelapa sawit adalah sebagai berikut

1 Penimbangan

TBS dari lapangan diangkut ke pabrik dengan truk langsung ditimbang di

pabrik,kemudian dipindahkan ke loading ramp.

2 Bongkaran buah (Loading ramp)

Setelah truk buah ditimbang,kemudian dibongkar di loading ramp.Pada kesempatan ini

± 5% dari jumlah truk buah disortasi untuk penilaian mutu.Selanjutnya buah dipindahkan

ke keranjang lori rebusan yang berkapasitas ± 2,5 ton. ( Risza.S.1994)

3 Perebusan

Perebusan buah kelapa sawit bertujuan untuk membunuh enzim pengurai minyak

menjadi asam lemak bebas dan gliserin,memudahkan keluarnya zat lendir agar minyak

lebih mudah dipisahkan dari air pada proses pemurnian,memudahkan buah lepas dari

tandannya sehingga proses pelumatan lebih mudah,memudahkan minyak dalam daging

buah dikeluarkan pada proses pengadukan .Perebusan atau sterilisasi adalah proses

merebus tandan buah yang berada dalam lori didalam bejana rebusan.Lori yang berisi

(30)

adalah sekitar 90 menit ,dimana tandan akan dipanasi dengan uap air pada tekanan 2,5 –

3,0 atmosfir dan suhu 135˚C – 150 ˚C.

4 Pelepasan Buah

Tandan buah yang telah direbus dimasukkan kedalam mesin pelepas buah

(threser).Tandan buah akan terbanting ke dinding sehingga terlepas dari tandannya.

Tandan akan terpental keluar dan buah akan keluar dari mesin melalui

kisi –kisi,kemudian jatuh ke uliran yang akan membawanya ke stasiun pengadukan

(digester).Tandan yang sudah kosong melalui konveyor dibawa ke alat pengabuan

(incinerator) untuk diabukan.

5 Pelumatan (digester)

Pelumatan atau pengadukan dilaksanakan di dalam mesin pelumat (digester) yaitu

bejana yang dilengkapi pisau pengaduk.Daging buah akan dilumatkan untuk memecahkan

jaringan sel minyaknya. Pada proses pelumatan dilakukan pemanasan dengan uap pada

suhu 85˚C - 95˚C agar minyak tidak menjadi kental ,sehingga mudah dikeluarkan pada

proses pengeluaran minyak.

6 Pengeluaran Minyak

Pengeluaran minyak atau pengempaan adalah mengeluarkan minyak yang terdapat di

dalam daging buah yang telah dilumatkan dengan cara dikempa atau dipress sehingga

(31)

setelah melalui saringan bergetar untuk memisahkan sabut dari biji.Minyak keluar dari

alat pengempa melalui lobang - lobang sepanjang rumah pressan,selanjutnya dialirkan ke

tangki minyak kasar.

7 Pemurnian Minyak

Pemurnian minyak atau klarifikasi adalah proses memisahkan minyak dari

Bahan - bahan non minyak seperti serat,kotoran,pasir,air,dan lain –lain.Dalam proses

klarifikasi ,minyak ditampung dalam bak pengendap yang karena berat jenisnya

Bahan - bahan non minyak akan mengendap dibawah dan minyak akan menempati bagian

atas. Kemudian minyak disalurkan ke ayakan getaran 20 mesh dan kotoran yang masih

terikut akan tersaring oleh ayakan getar.Kotoran dialirkan melalui konveyor kembali ke

digester,sedangkan minyak yang tersaring dialirkan ke tangki minyak kasar yang berada

dibawah ayakan getar.Agar mudah dipompakan ke decanter,maka minyak pada tangki ini

dipanaskan dengan uap panas .Di decanter, minyak kasar terpisah dari fraksi padat.

Minyak dialirkan ke continous setling tank

Untuk memisahkan minyak dari kotoran berdasarkan perbedaan berat jenis. Minyak yang

berada di bagian atas akan dialirkan ke tangki minyak dan selanjutnya minyak yang

belum murni akan dimurnikan dengan alat pemurni(purifier).

Prinsip kerja purifier adalah gaya sentrifugal dan perbedaan berat jenis antara

minyak dan kotoran.Di purifier,kotoran dan air akan memisah ke tepi sedangkan minyak

(32)

,sedangkan kotoran dialirkan ke parit yang kemudian dikumpulkan pada fat pit. Selama

proses ini suhu dipertahankan pada 95˚C.

Pada proses pengeringan minyak ,minyak disemprotkan kedalam vaccum drier. Uap

air yang terbentuk akan masuk ke kondensor (pendingin) ,kemudian dialirkan ke tempat

penampungan..Minyak ini kemudian dialirkan ke tangki timbun.Sebelum sampai ke

tangki timbun ,minyak akan melalui meteran pengukur sehingga dapat diketahui volume

minyak yang dihasilkan . Kualitas minyak kelapa sawit ditentukan oleh kadar asam lemak

bebas (ALB),kandungan air , dan mudah tidaknya minyak tersebut dijernihkan.Minyak

kelapa sawit yang baik adalah yang memiliki kadar ALB,air ,dan bahan – bahan kotoran

lainnya sangat rendah.( Setyamidjaja.D .2006 )

2.5Penimbunan Minyak Kelapa Sawit

Sejalan makin meningkatnya luas areal perkebunan kelapa sawit,produksi minyak

kelapa sawit indonesia semakin lama semakin pesat.Penyimpanan dan penanganan

selama transportasi minyak sawit yang kurang baik dapat mengakibatkan terjadinya

kontaminasi baik oleh logam maupun bahan lain sehingga akan menurunkan kualitas

minyak sawit.Pengawasan mutu minyak sawit selama penyimpanan,transportasi ,dan

penimbunan perlu dilakukan dengan ketat untuk mencegah terjadinya penurunan mutu

(33)

Minyak sawit sebelum dikirim kepasar harus disimpan dalam tangki

timbun.Temperatur penyimpanan yang tidak terkontrol dan melebihi 55˚C menyebabkan

terjadinya oksidasi dan hidrolisis.Akibatnya kualitas minyak akan menurun.Oleh karena

itu pencucian tanki perlu dilakukan.

Pencucian tanki harus dilakukan paling sedikit 2dua kali satu tahun.Prosedur pencucian

tanki penyimpanan adalah sebagai berikut :

1. Dinding tangki dan pipa pemanas dibersihkan dengan menggunakan alat sikat secara

manual.

2. Tangki dicuci dengan air panas dan air dingin

3. Apabila masih belum bersih ,tangki dapat dicuci dengan larutan detergen panas yang

diikuti dengan pembilasan menggunakan air panas dan air dingin.

(Naibaho.P.M.1996)

Selain hal itu penimbunan dalam tangki timbun juga harus diperhatikan.Selama

penimbunan dapat terjadi perusakan mutu,baik peningkatan ALB maupun peningkatan

oksidasi.Persyaratan penimbunan yang baik adalah :

1. Kebersihan tangki harus dijaga,khususnya terhadap kotoran dan air.

2. Jangan mencampur minyak berkadar ALB tinggi atau minyak kotor dengan minyak

berkadar ALB rendah atau bersih atau kering.

3. Membersihkan tangki dan memeriksa pipa-pipa uap pemanas,tutup tangki,alat-alat

pengukur adan lain-lain.

(34)

5. Melapisi dinding tangki dengan damar epoksi(hanya untuk minyak sawit bermutu

khusus tinggi. (Mangoensoekarjo.2003)

2.6Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Kerusakaan Minyak Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit yang disimpan akan mengalami penurunan mutu jika tidak

ditangani dengan tepat,terutama karena terjadinya oksidasi dan hidrolisis. Kerusakaan

yang terjadi oleh beberapa faktor seperti absorbsi bau dan kontaminasi,aksi enzim dan

aksi mikroba serta reaksi kimia.

1 Absorbsi bau dan kontaminasi

Salah satu kesulitan dalam penanganan dan penyimpanan bahan yang mengandung

minyak yaitu usaha mencegah pencemaran bau dan kontaminasi dari alat penampung.Hal

ini karena minyak dapat mengabsorbsi zat menguap atau bereaksi dengan bahan

lain.Adanya absorbsi dan kontaminasi dari wadah ini akan menyebabkan perubahan pada

minyak,dimana akan menghasilkan bau tengik sehingga menurunkan kualitas minyak.

Proses absorbsi dan kontaminasi dari tempat penyimpanan dapat dihindari dengan

pemakaian bahan yang sesuai. Untuk penampungan dan penyimpanan minyak kelapa

sawit, bisa dipakai bahan dari stainless steel atau mild steel yang dilapisi cat epoxy.Bahan

(35)

2 Aksi enzim

Biasanya,bahan yang mengandung minyak (lemak) mengandung enzim yang dapat

menghidrolisis. Jika organisme dalam keadaan hidup,enzim dalam keadaan tidak aktif.

Sementara, jika organisme telah mati maka koordinasi antarsel akan rusak sehingga

enzim akan bekerja dan merusak minyak . Indikasi dari aktivitas enzim dapat diketahui

dengan mengukur kenaikan bilangan asam.

Adanya aktivitas enzim akan menghidrolisis minyak sehingga menghasilkan asam lemak

bebas dan gliserol. Kandungan asam lemak bebas yang tinggi akan menghasilkan bau

tengik dan rasa yang tidak enak.Asam lemak bebas juga dapat menyebabkan warna gelap

dan proses pengkaratan logam.Untuk mengurangi aktivitas enzim,bisa diusahakan dengan

penyimpanan minyak pada kondisi panas,minimal 50˚C.

3 Aksi mikroba

Kerusakaan minyak oleh mikroba(jamur,ragi,dan bakteri) biasanya terjadi jika masih

terdapat dalam jaringan.Namun minyak yang telah dimurnikan pun masih mengandung

mikroba 10 organisme setiap gramnya.Dalam hal ini minyak dapat dikatakan

steril.Kerusakaan yang dapat ditimbulkan oleh mikroba antara lain produksi asam lemak

(36)

4 Reaksi kimia

Kerusakan minyak kelapa sawit terutama disebabkan karena faktor absorbsi dan

kontaminasi, sedangkan aksi enzim dan aksi mikroba selama ini kurang diperhatikan dan

dapat diabaikan. Hal ini disebabkan karena faktor penyebab tersebut pengaruhnya

memang kecil terhadap produk minyak kelapa sawit.Faktor penyebab kerusakaan minyak

kelapa sawit yang perlu mendapat perhatian dan besar pengaruhnya yaitu kerusakaan

karena reaksi kimia yaitu hidrolisis dan oksidasi.

Dalam reaksi hidrolisis, minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol.

Hal ini akan merusak minyak dengan timbulnya bau tengik.Untuk mencegah terjadinya

hidrolisis maka kandungan air dalam minyak harus diusahakan seminimal mungkin.

Reaksi oksidasi minyak sawit akan menghasilkan Aldehida dan keton. Adanya

senyawa ini tidak disukai karena menyebabkan ketengikan. pengaruh lain akibat oksidasi

yaitu perubahan warna karena kerusakan pigmen warna, penurunan kandungan vitamin,

dan keracunan. Salah satu cara yang biasa dilakukan untuk menghambat reaksi oksidasi

yaitu dengan pemanasan (50 -55˚C) yang mematikan aktivitas mikroorganisme.

( Iyung Pahan.2006)

2.7 Faktor Yang mempengaruhi Mutu Minyak Sawit.

Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.Faktor-faktor

(37)

kesalahan selama pemprosesan dan pengangkutannya. Berikut ini akan dikemukakan

beberapa hal yang secara langsung berkaitan dengan penurunan mutu minyak sawit

2.7.1. Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit

sangat merugikan .Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak

turun.Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas

dalam minyak sawit. Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai saat tandan dipanen sampai

tandan diolah dipabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada

minyak. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini

dipercepat dengan adanya faktor – faktor panas ,air,keasamaan, katalis (enzim). Semakin

lama reaksi ini berlangsung ,maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk.

O

CH2 – O – C – R CH2 – OH

O O

CH – O – C – R Panas, air CH – OH + 3R – C – OH

Keasaman,enzim O

CH2 – O – C – R CH2 – OH

(38)

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB yang relatif

tinggi dalam minyak sawit antara lain :

1. Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu

2. Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah

3. Penumpukan buah terlalu lama,dan

4. Proses hidrolisa selama pemprosesan di pabrik

Setelah mengetahui faktor- faktor penyebabnya ,maka tindakan pencegahan dan

pemucatannya mudah dilakukan. Pemanenan pada waktu yang tepat merupakan salah

satu usaha untuk menekan kadar ALB sekaligus menaikkan rendemen minyak. Pemetikan

buah sawit disaat belum matang (saat proses biokimia dalam buah belum sempurna)

menghasilkan gliserol sehingga mengakibatkan terbentuknya ALB dalam minyak sawit.

Sedangkan pemetikan ,setelah batas tepat panen yang ditandai dengan buah yang

berjatuhan dan menyebabkan pelukaan pada buah yang lainnya,akan menstimulir

penguraian enzimatis pada buah sehingga menghasilkan ALB dan akhirnya terikut dalam

buah sawit yang masih utuh sehingga kadar ALB meningkat. Untuk itulah ,pemanenan

TBS harus dikaitkan dengan kriteria matang panen sehingga dihasilkan minyak sawit

yang berkualitas tinggi.

Peningkatan kadar ALB juga dapat terjadi pada proses hidrolisa di pabrik. Pada

proses tersebut terjadi penguraian kimiawi yang dibantu oleh air dan berlangsung pada

kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada suhu tertentu merupakan bahan

(39)

mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan,mutu minyak menurun sebab air pada

kondisi suhu tertentu bukan membantu proses pengolahan tetapi malah menurunkan mutu

minyak.Untuk itulah akhir proses pengolahan minyak sawit dilakukan pengeringan

dengan bejana hampa pada suhu 90˚C. (Tim Penulis.2000)

2.7.2 Kadar Air

Minyak yang masih mengandung air 0,6 – 1,0 % perlu dikeringkan agar air

tersebut tidak lagi berfungsi sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis. Maka untuk

menghilangkan air tersebut perlu dilakukan pengeringan khusus. Pengeringan ini dapat

dilakukan dengan panas dalam udara terbuka ,pemanasan dalam ruangan tertutup dan

dalam ruangan hampa. Air dalam minyak hanya sejumlah kecil. Hal ini dapat terjadi

karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta

penimbunan.(Naibaho.1996)

2.8 Keunggulan Dan Manfaat Minyak Sawit

2.8.1. Keunggulan Minyak Sawit.

Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan

dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak

(40)

kosmetik dan farmasi.Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan

bakar.

Berbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki

keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.Keunggulan minyak

sawit,dimana tingkat efisiensi minyak sawit tinggi sehingga mampu menempatkan CPO

menjadi sumber minyak nabati termurah, Terjadinya pergeseran dalam industri yang

menggunakan bahan baku minyak bumi ke bahan yang lebih bersahabat dengan

lingkungan yaitu oleokimia yang berbahan baku CPO.

Minyak sawit juga memiliki keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi yang

terkandung didalamnya.Kadar sterol dalam minyak sawit relatif lebih rendah

dibandingkan dengan minyak nabati lainnya yang terdiri dari sitosterol ,

campesterol,sigmasterol dan kolesterol.

2.8.2 Pemanfaatan Minyak Sawit

Manfaat minyak sawit diantaranya sebagai bahan baku untuk industri pangan dan

industri non pangan.

1. Minyak Sawit Untuk industri Pangan

Kenyataan menunjukkan bahwa banyak industri dan konsumen yang cenderung

(41)

dibandingkan minyak nabati lain.Selain itu,komponen yang terkandung di dalam minyak

sawit lebih banyak dan beragam sehingga pemanfaatannya juga beragam.Dari aspek

kesehatan yaitu kandungan kolesterolnya rendah.Saat ini telah banyak pabrik pengolah

yang memproduksi minyak goreng dari kelapa sawit dengan kandungan kolesterol yang

rendah. Produksi CPO Indonesia sebagian besar difraksinasi sehingga dihasilkan fraksi

olein dan fraksi stearin padat. Fraksi olein tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan

domestik sebagai pelengkap minyak goreng dari minyak kelapa.

Sebagai bahan baku untuk minyak makan,minyak sawit antara lain digunakan dalam

bentuk minyak goreng ,margarine,butter, vanaspati,shortening, dan bahan untuk membuat

kue-kue. Sebagai bahan pangan ,minyak sawit mempunyai beberapa keunggulan

dibandingkan minyak goreng lainnya,antara lain mengandung karoten yang diketahui

berfungsi sebagai anti kanker dan tokoferol sebagai sumber vitamin E.Disamping itu

,kandungan asam linoleat dan linolenatnya rendah sehingga minyak goreng yang terbuat

dari buah sawit memiliki kemantapan kalor yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi.

2. Minyak Sawit Untuk Industri Nonpangan.

Minyak sawit mempunyai potensi yang cukup besar untuk digunakan di

industri –industri nonpangan,industri farmasi dan industri oleokimia (fatty acid,fatty

alcohol,dan glycerine ). Produk nonpangan yang dihasilkan dari minyak sawit dan

minyak inti sawit diproses melalui proses hidrolisis (splitting) untuk menghasilkan asam

(42)

BAB 3

BAHAN DAN METODE 3.1 Metode

3.1.1 Alat yang digunakan

- Neraca analitis Sartorius

- Gelas ukur 50 ml Pyrex

- Labu erlenmeyer Pyrex

- Pipet tetes

- Buret (digital) Brand

- Labu takar 100 ml Pyrex

- Petridish

- Oven Memmert

- Desikator

- Tang- krus

3.1.2 Bahan-Bahan

- CPO (Crude Palm Oil)

- Alkohol 96%

- KOH

- N- Heksan teknis

(43)

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Penentuan kadar asam lemak bebas

Dilakukan dengan metode titrasi asam basa

- Ditimbang gelas Erlenmeyer untuk mengetahui berat kosongnya

- Ditimbang sampel sebanyak 3 gram

- Dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer

- Ditambahkan 10 ml N-Heksan dan diaduk

- Ditambahkan 20 ml alkohol dan diaduk kembali

- Ditambahkan 3 tetes indikator PP dengan menggunakan pipet

- Dititrasi dengan larutan KOH 0,0820 N sampai terjadi perubahan warna

- Dicatat volume larutan KOH yang terpakai

- Dihitung kadar asam lemak bebasnya

3.2.2 Penentuan Kadar Air

Dilakukan dengan menguapkan air pada minyak pada suhu 105 C

- Ditimbang cawan petridish untuk mengetahui berat kosongnya

- Ditimbang sampel sebanyak 10 gram

- Dimasukkan kedalam oven pada temperature 105˙ C selama ± 3 jam

- Dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator ± 15 menit

- Ditimbang (cawan + sampel ) sampai mencapai bobot konstan

(44)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.1 Data

Hasil analisa yang telah dilakukan di laboratorium mulai tanggal 18 -28 januari

2010 di Pabrik kelapa sawit (PKS) Kebun Sei Mangkei. Penentuan kadar asam lemak

bebas dilakukan dengan metode titrasi asam basa.

Tabel 4.1 Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Dalam Minyak Kelapa Sawit

(45)

Penentuan kadar air dilakukan dengan cara penguapan pada temperature 105˚C.

Tabel 4.2 Kadar Air Dalam Minyak Kelapa Sawit

NO Tanggal A (gram) B (gram) C( gram) D (%)

1 18 -01- 10 10,6324 50,9591 50,9474 0,11

2 19 -01- 10 10,8569 51,5858 51,5749 0,10

3 20 -01- 10 10,8269 51,6536 51,6406 0,12

4 21 -01- 10 10,9267 51,6592 51,6472 0,11

5 22- 01- 10 10,5182 50,6511 50,6374 0,13

6 23 -01- 10 10,5123 51,8106 51,7948 0,15

7 25 -01- 10 10,8267 51,0036 50,9927 0,10

8 26 -01- 10 10,7324 51,9710 51,9581 0,12

9 27 -01- 10 10,3267 50,5091 50,4957 0,13

10 28 -01- 10 10,8185 52,7513 52,7351 0,15

Keterangan :

A = Berat sampel

B = Berat cawan + Sampel sebelum dipanaskan

C = Berat cawan + sampel setelah dipanaskan

(46)
(47)

4.2 Pembahasan

Kadar ALB yang merupakan faktor utama yang menimbulkan kerusakan pada mutu

minyak sawit,sehingga persen kenaikan ALB perlu ditekan sekecil mungkin karena hal

inilah yang menyebabkan kurangnya kualitas minyak.Semakin tinggi kadar asam lemak

bebas maka semakin rendah kualitas crude palm oilnya .Asam lemak bebas yang tinggi

akan menyebabkan crude palm oil(CPO) menjadi rusak atau tengik.Ketengikan terjadi

karena adanya oksidasi oleh udara , aktifitas enzim dan hidrolisa lemak.Air yang

terkandung dalam CPO dapat membantu terjadinya proses hidrolisa minyak sawit ,selain

dapat menyebabkan hidrolisa minyak sawit ,air juga dapat menjadi medium yang baik

untuk pertumbuhan jamur ,sehingga jamur akan dapat berkembang dengan baik dan akan

menyebabkan minyak tengik.

Berdasarkan analisa yang dilakukan pada tabel diatas penimbunan minyak CPO pada

tanggal 19-01-10 mengalami penurunan kadar ALB,itu disebabkan adanya penambahan

CPO yang baru yang mengandung kadar ALB yang rendah.Begitu juga pada tanggal

23 -01-10 mengalami kenaikan kadar ALB,itu disebabkan pada saat itu buah yang diolah

telah mengalami penginapan dan buah telah banyak mengalami luka,sehingga terjadi

aktivitas enzim pada buah tersebut dan dengan aktivitas enzim yang tinggi menyebabkan

kadar ALB juga semakin tinggi.Demikian juga berikutnya memiliki kandungan ALB

paling tinggi,disebabkan banyak buah yang harus mengalami penginapan bahkan pada

saat pengolahan pun kemungkinan ada buah yang busuk yang diolah tetapi juga

(48)

ALB juga dapat terbentuk oleh mikroorganisme apabila pada suasana yang sesuai

yaitu pada suhu 50˚C dan dalam keadaan lembab dan kotor.Oleh karena itu minyak sawit

harus dimurnikan pada suhu 90˚C sehingga menghancurkan semua mikroorganisme dan

menonaktifkan enzimnya. Dan jika kadar air kurang dari 1 % maka mikroorganisme tidak

dapat berkembang.Oleh karena itu air pada minyak juga harus diuapkan pada suhu 105˚C.

Berdasarkan hasil analisa pada pabrik minyak kelapa sawit ,ALB akan tinggi apabila :

1) buah terlalu matang pada waktu pemanenan

2) banyak buah yang luka

3) buah sesudah panen disimpan lama

4) peralatan yang digunakan dalam keadaan kotor

kenaikan asam lemak bebas selama penyimpanan mungkin disebabkan karena adanya

reaksi hidrolisa yang dapat dikatalisis oleh logam ,maka tingkat oksidasi pada minyak

(49)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil analisa yang diperoleh untuk kadar asam lemak bebas yaitu 2,80% – 3,50 %

dan kadar air 0,10% - 0,15 % .Oleh karena itu pabrik kelapa sawit PTPN III kebun Sei

Mangkei – Perdagangan telah memenuhi standart mutu minyak kelapa sawit sesuai

dengan standar mutu yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu 3,50% untuk asam lemak

bebas dan 0,15 % untuk kadar air.

5.2 Saran

− Diharapkan buah yang telah dipanen tidak ditimbun dalam waktu yang

lama,sebaiknya langsung diolah ,karena dapat mempengaruhi kualitas rendemen

minyak yang dihasilkan.

− Dipertahankan suhu minyak dalam tangki timbun

− Diharapkan pabrik lebih meningkatkan pengendalian mutu produksi (CPO) dan

parameter – parameter mutu minyak yaitu asam lemak bebas (ALB),air sehingga

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Ketaren, S. 2008 . Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan.

Cetakan Pertama. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Mangoensoekarjo, S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.

Cetakan Pertama. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Naibaho, P. M. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Cetakan Pertama.

Penebar swadaya . Jakarta.

Risza, S .1994. Upaya Produktivitas Seri Budidaya Kelapa Sawit.

Penerbit kanisius . Yogyakarta .

Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya Panen Dan Pengolahan.

Edisi Revisi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Tim Penulis, PS. 2000. Kelapa Sawit Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil Dan Aspek

Pemasaran. Cetakan Duabelas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yan, F.dkk. 2007. Kelapa Sawit Budidaya pemanfaatan Hasil Dan Limbah Analisis

Usaha Dan Pemasaran. Penerbit swadaya. Jakarta.

Gambar

Tabel 1.1 Beberapa Tingkat Fraksi TBS
Tabel 1.2 Komposisi Asam lemak minyak kelapa sawit  dan minyak inti kelapa
Tabel 1.3 Sifat minyak kelapa sawit sebelum dan sesudah dimurnikan.
Tabel 4.1 Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Dalam Minyak Kelapa Sawit
+2

Referensi

Dokumen terkait

Namun bila pada pasien telah terjadi komplikasi, adanya penyakit kronis lain yang sulit dan pasien dengan daya tahan tubuh menurun, yang seluruhnya membutuhkan penanganan lebih

mampu bertahan melalui perkembangan jaman sehingga menarik perhatian investor dan peminat bisnis. Menurut registrasi penduduk Kota Denpasar sesuai dengan hasil sensus

Bagi ilmu pengetahuan : untuk mengetahui hubungan antara kadar magnesium serum pada pasien – pasien dengan PPOK stabil dan pasien – pasien dengan PPOK

Denpasar Selatan memiliki beberapa wilayah sebagai Tempat wisata, Perbankan, Pendidikan, Perkantoran, Rumah sakit dan lain – lain, sehingga memiliki potensi

Perbincangan cara hidup lama orang Sunda dengan cara baru (cara Belanda) juga didasarkan atas wacana kemajuan. Wacana kemajuan dalam proses ini menjadi legitimasi

“ Saat kami kelapangan melihat karya-karya dari Pemuda Pelopor yang akan diberi nilai, kami juga bertanya dengan warga sekitar dan semua mengakui dan merasakan hasil karya

Hubungan antara Stress Psikis dengan Perilaku Merokok pada Remaja Siswa SMK PGRI Singosari Kab. Fakultas Kedokteran Universitas

Efektivitas Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) Dalam Upaya Pemberdayaan Pemuda.[Tesis] Universitas Indonesia.. Alkadri, Muchdie