PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB)
DAN KADAR AIR DALAM CRUDE PALM OIL
(CPO) PADA TANGKI TIMBUN DI PTPN III
PKS SEI MANGKEI – PERDAGANGAN
KARYA ILMIAH
FENTI OKTONERITA PURBA
072409020
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB)
DAN KADAR AIR DALAM CRUDE PALM OIL
(CPO) PADA TANGKI TIMBUN DI PTPN III
PKS SEI MANGKEI – PERDAGANGAN
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
FENTI OKTONERITA PURBA
072409020
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM STUDI D3 KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB) DAN KADAR AIR DALAM CRUDE PALM OIL (CPO) PADA TANGKI TIMBUN DI PTPN III PKS SEI MANGKEI - PERDAGANGAN
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : FENTI OKTONERITA PURBA
Nomor Induk Mahasiswa : 072409020
Program Studi : D3 KIMIA INDUSTRI
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, juni 2010
Diketahui
Departemen KIMIA FMIPA USU
Ketua Pembimbing
PERNYATAAN
PENENTUAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB)
DAN KADAR AIR DALAM CRUDE PALM OIL
(CPO) PADA TANGKI TIMBUN DI PTPN III
PKS SEI MANGKEI – PERDAGANGAN
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Medan, juni 2010
PENGHARGAAN
Puji Dan Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa ,yang telah melimpahkan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini berjudul “ Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Dan
Kadar Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Pada Tangki Timbun Di PTPN III PKS SEI MANGKEI – PERDAGANGAN.” Karya ilimiah ini merupakan syarat untuk
melengkapi gelar Ahli Madya pada Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam (FMIPA ) Jurusan Kimia Industri D3 Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini ,penulis banyak menemukan masalah ,namun berkat bantuan dari semua pihak ,sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala bimbingan dan fasilitas yang telah diberikan baik sebelum dan sesudah PKL dilaksanakan,kepada :
1. Kedua orangtua Penulis yaitu R.Purba dan D. Damanik yang sangat penulis sayangi yang telah memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil,serta dukungan Doa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
2. Bapak Drs. Adil Ginting , MSc, selaku Dosen Pebimbing yang telah bersedia meluangkan waktu.tenaga dan pikiran dalam membantu penulis menyelesaikan karya imiah ini.
3. Bapak Prof. Dr. Eddy Marlianto ,M Sc selaku Dekan FMIPA USU Medan. 4. Ibu Dr.Rumondang Bulan Nst, MS sebagai ketua Departemen
Kimia FMIPA USU.
5. Bapak Prof. Dr. Harry Agusnar, MSc.M.Phil selaku ketua jurusan kimia industri FMIPA –USU yang telah banyak membimbing dan membantu dalam kelancaran studi penulis.
6. Bapak / Ibu Staff pengajar Khususnya program studi kimia industri
FMIPA - USU yang telah banyak membimbing penulis selama mengikuti Perkuliahan.
7. Adik –Adik penulis ,Novita purba, Deci Purba,Ferinando Purba, Ade irma Purba yang sangat penulis sayangi,dan telah memberikan semangat serta dukungan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
8. Bapak J.Hutagaol yang telah memberikan dukungan selama PKL dan memberikan masukan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
9. Sahabat – sahabat penulis Hildawati Hutabarat,Cinarty lumbantoruan,Mestika Oppungsunggu,Darwis Hutapea,Seven Hutasoit dan Nataniel Saragih yang menjadi sahabat penulis selama Praktek kerja Lapangan (PKL).
10.Kelompok Lamb Of God yang terus mendoakan dan memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih memiliki kekurangan dalam materi dan cara penyajian penulisannya,untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian karya ilmiah ini.Penulis berharap karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis khususnya.
Medan, Juni 2010
ABSTRAK
ACT OF DETERMINING FREE FATTY ACID CONTENT AND WATER CONTENT IN CRUDE PALM OIL AT STORAGE TANK IN THE PTPN III PKS
SEI MANGKEI PERDAGANGAN
ABSTRACT
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Beberapa Tingkat Fraksi TBS 9
Tabel 1.2 Komposisi Asam Lemak Minyak kelapa Sawit Dan Minyak Inti Sawit 12
Tabel 1.3 Sifat Minyak Kelapa Sawit Sebelum Dan sesudah Dimurnikan 13
Tabel 4.1 Kadar Asam Lemak Bebas 29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angka kerja pengolahan mutu minyak sawit dan kernel sawit
ABSTRAK
ACT OF DETERMINING FREE FATTY ACID CONTENT AND WATER CONTENT IN CRUDE PALM OIL AT STORAGE TANK IN THE PTPN III PKS
SEI MANGKEI PERDAGANGAN
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Salah Satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak
adalah kelapa sawit . Kelapa sawit dikenal terdiri dari empat macam tipe atau
varietas,yaitu tipe macro carya,dura,tenera dan pisifera.
Proses pengolahan tandan buah segar(TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh
minyak sawit yang berkualitas baik.Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan
memerlukan kontrol yang cermat,dimulai dari pengangkutan tandan buah kelapa sawit ke
pabrik sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil sampingnya.
Panen kelapa sawit terutama didasarkan pada saat kadar minyak pada daging buah
(mesocarp) mencapai maksimum dan kandungan asam lemak bebas minimum pada saat
buah mencapai tingkat kematangan tertentu. Penentuan saat panen sangat mempengaruhi
kandungan asam lemak bebas (ALB) minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan
buah dilakukan dalam keadaan lewat matang,maka minyak yang dihasilkan mengandung
belum matang,selain kadar ALB - nya rendah,rendemen minyak yang diperoleh juga
rendah.
Jika semakin tinggi kandungan asam lemak bebas(ALB),maka semakin rendah
kualitas minyak kelapa sawit tersebut.Tingginya asam lemak bebas(ALB ) juga dapat
mengakibatkan rendemen minyak turun.Baik buruknya mutu minyak kelapa sawit yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1 Kerusakaan tandan buah segar(TBS),ketika masih dikebun dan sampai ke
pabrik,dengan kata lain faktor pemanenan dan pengangkutan TBS sampai ke pabrik.
2 Pengolahan di pabrik
3 Penyimpanan dan sistem pengangkutan sampai ke pasaran internasional
Terbentuknya asam lemak bebas (ALB)mulai dari saat tandan dipanen sampai
tandan diolah di pabrik.Asam lemak bebas(ALB) dapat terjadi karena adanya reaksi
hidrolisa pada minyak oleh adanya enzim lipase dan air didalam minyak tersebut.Hasil
reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan asam lemak bebas.Asam lemak bebas
pada minyak kelapa sawit mentah merupakan hasil kegiatan enzim lipase yang biasanya
terjadi sebelum proses buah dilaksanakan. Buah kelapa sawit mengandung enzim lipase
yang sangat aktif dan dapat memecah lemak..Berdasarkan penggunaan minyak sawit pada
industri pangan maupun non pangan,maka mutu minyak sawit tersebut harus selalu
diperhatikan ,sebab sangat menentukan harga dan nilai komoditasnya.
Keberadaan air didalam tangki timbun merupakan penyebab utama kerusakaan
minyak ,air akan berada di bagian bawah.Keberadaanya dapat menyebabkan minyak
kontaminasi mikrobiologis. Oleh karena itu air harus diuapkan ,dimana air dapat
menguap jika dipanaskan pada suhu 105˚C Pemanasan itu dilakukan untuk mengurangi
pertambahan asam lemak bebas(ALB) pada CPO dengan proses hidrolisa Kadar asam
lemak bebas dan kadar air pada minyak sawit dalam tangki timbun sebelum
dipasarkan,terlebih dahulu dianalisa di laboratorium untuk mengetahui minyak sawit
tersebut.Dalam hal inilah suhu dan kebersihan tangki timbun perlu dijaga,dengan
melakukan pencucian 2 kali dalam 1 tahun untuk menghindari peningkatan kadar asam
lemak bebas dan air.
Oleh karena itu untuk memperoleh minyak sawit dengan kadar asam lemak bebas
dan air yang optimal maka harus diperhatikan proses pengolahannya,sehingga
menghasilkan minyak sawit yang berkualitas baik dan layak untuk dipasarkan dan sesuai
dengan standart mutu yang telah ditetapkan.
Atas dasar inilah penulis ingin membuat karya ilmiah berjudul”Penentuan Kadar
Asam Lemak Bebas(ALB) dan Air Dalam Crude Palm Oil (CPO) Pada Tangki
1.2 Permasalahan
Berapa kandungan asam lemak bebas dan air dalam minyak sawit mentah (CPO) pada
tangki timbun dan Apakah kadar asam lemak bebas(ALB) dan kadar air yang terkandung
dalam CPO di PT.Perkebunan Nusantara III PKS SEI MANGKEI telah memenuhi
standart mutu yang berlaku.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui persentase kandungan asam lemak bebas (ALB) pada CPO
dalam waktu yang berbeda pada tangki timbun.
2. Untuk mengetahui persentase kandungan air pada CPO dalam waktu yang berbeda
pada tangki timbun.
3. Untuk mengetahui apakah kadar asam lemak bebas (ALB) dan air pada CPO
dalam tangki timbun mulai pada tanggal 18 – 28 januari 2010 yang dihasilkan
oleh PTPN III Sei Mangkei telah memenuhi standart mutu yang berlaku yaitu
maksimum 3,50% untuk asam lemak bebas (ALB) dan 0,15% untuk Air.
1.4 Manfaat
1. Menerapkan teori yang telah diperoleh sebelumnya selama kuliah untuk proses
2. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pengolahan kelapa
sawit khususnya.
3. Memberi masukan dalam penanganan asam lemak bebas (ALB) , khususnya pada
tangki timbun kepada pabrik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit berasal dari Nigeria (Afrika Barat).Meskipun demikian ,ada
yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena
lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika
Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur diluar daerah asalnya seperti
Malaysia, Indonesia, Thailand,dan Papua Nugini. Bahkan mampu memberikan hasil
produksi per hektar yang lebih tinggi.
Bagi Indonesia,tanaman kelapa sawit memliki arti penting bagi pembangunan
perkebunan nasional . Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada
kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara. (Yan.F.2007)
2.1.1 Tipe (Varietas Kelapa Sawit)
Dikenal banyak jenis varietas kelapa sawit di indonesia.Varietas-varietas tersebut
dapat dibedakan berdasarkan morfologinya.Varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan
1 Dura
a) Tempurung tebal 2-8 mm
b) Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung
c) Daging buah relatif tipis yaitu 35-50 % terhadap buah
d) Kernel(daging biji) besar dengan kandungan minyak yang rendah
e) Dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk betina
2 Pisifera
a) Ketebalan tempurung sangat tipis,bahkan hampir tidak ada
b) Daging buah tebal,lebih tebal dari daging buah dura
c) Daging biji sangat tipis
3 Tenera
a) Hasil dari persilangan Dura dan Pisifera
b) Tempurung tipis 0,5-4 mm
c) Terdapat lingkaran serabut di sekeliling tempurung
d) Daging buah sangat tebal 60-96 %dari buah
e) Tandan buah lebih banyak ,tetapi ukurannya relatif lebih kecil
4 Macro carya
a) Tempurung tebal sekitar 5 mm
b) Daging buah sangat tipis.
Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan jumlah rendemen
minyak kelapa sawit yang dikandungnya.Rendemen minyak paling tinggi terdapat pada
2.2 Pemanenan
Dalam keadaan normal dan dengan dilaksanakannya pemeliharaan yang baik ,pada
tahun kedua tanaman kelapa sawit telah menunjukkan pembuangan ,walaupun buah yang
terbentuk belum diolah karena ukurannya masih terlalu kecil .Memasuki umur sekitar 30
bulan , tanaman kelapa sawit, terutama varietas tenera ( Dura x Pisifera ),umumnya telah
menunjukkan kesiapan untuk dipanen bila ukuran tandan buahnya telah mencapai berat 3
kg atau lebih. Pemanenan kelapa sawit perlu memperhatikan beberapa ketentuan umum
agar TBS (tandan buah segar ) yang dipanen sudah matang,sehingga minyak kelapa sawit
yang dihasilkan bermutu baik.
1. Kriteria Panen
Panen TBS (tandan buah segar) harus dilaksanakan pada saat yang tepat karena
panenan Menentukan tercapainya kuantitas dan kualitas minyak sawit yang dihasilkan
.Saat panen yang tepat berhubungan dengan proses pembentukan minyak didalam buah
yang prosesnya berlangsung selama 24 hari dan berakhir pada saat brondolan terlepas dari
tandannya dan jatuh di piringan. Panenan yang dilakukan sebelum proses pembentukan
minyak selesai akan mengakibatkan hasil minyak mentah kurang dari semestinya .
Sedangkan panenan yang melewati proses pembentukan minyak akan merugikan karena
akan banyak buah yang terlepas dari tandan dan jatuh ke tanah. Buah yang lewat
masak,maka sebagian kandungan minyaknya akan berubah menjadi asam lemak bebas
2 Persiapan Panen
Untuk menghadapi masa panen,segala sesuatunya harus disiapkan dengan
baik.Agar panenan berjalan lancar,tempat pengumpulan hasil (TPH) harus disiapkan dan
jalan pengangkutan hasil diperbaiki untuk memudahkan pengangkutan hasil-hasil panen
dari kebun ke pabrik.Selain itu ,para pemanen harus mempersiapkan peralatan yang
digunakan seperti dodos ( untuk memanen pokok yang masih rendah ) atau egrek yaitu
arit bergagang bambu yang panjang (untuk pokok yang sudah tinggi) dan
peralatan – peralatan lainnya yang diperlukan.
3. Cara panen dan Pengumpulan buah
Cara panen dan pengumpulan buah kelapa sawit yang dianjurkan adalah sebagai
berikut :
a. Semua tandan yang telah matang panen harus dipanen,jangan ada yang
ketinggalan(perhatikan brondolannya yang jatuh dipiringan ).
b. Untuk tanaman yang masih rendah ,gagang tandan dipotong dengan dodos,
sedangkan untuk pokok yang sudah tinggi gagang tandan dipotong dengan egrek
yang bertangkai panjang.Sebelum tandan dipotong ,pelepah daun yang menyangga
4. Fraksi tandan buah segar (TBS) dan mutu panen.
Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas (ALB)
minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam keadaan lewat
matang,maka minyak yang dihasilkan mengandung ALB dalam persentase
tinggi,sebaliknya jika pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum matang,selain
kadar ALB-nya rendah,rendemen minyak juga rendah.
Berdasarkan hal tersebut,ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS yang dipanen.
Tabel 1.1 Beberapa Tingkat Fraksi TBS
( Yan.F.2007)
Fraksi Jumlah Brondolan Tingkat Kematangan
00
Buah dalam juga membrondol, ada buah yang busuk
2.3 Minyak Kelapa Sawit ( CPO )
Sebagai minyak atau lemak,minyak sawit adalah suatu trigliserida ,yaitu senyawa
gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya ,minyak
sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat.Minyak sawit berwarna merah
jingga karena kandungan karotenoida (terutama β-karotena),berkonsistensi setengah padat
pada suhu kamar (konsistensi dan titik lebur hanya ditentukan oleh kadar ALB-nya).
Dalam keadaan segar dan kadar asam lemak bebas yang rendah,bau dan rasanya cukup
enak.Titik lebur minyak sawit tergantung pada kadar ALB-nya atau lebih tepat lagi pada
kadar gliseridanya.
Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang
berbeda-beda. Panjang rantai adalah antara 14 -20 atom karbon.Dengan demikian sifat
minyak sawit ditentukan oleh perbandingan dan komposisi trigliserida tersebut.Karena
kandungan asam lemak yang terbanyak adalah asam tak jenuh oleat dan linoleat ,maka
minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat –linoleat.Jumlah asam jenuh dan
asam tak jenuh dalam minyak sawit hampir sama. Komponen utama minyak sawit adalah
asam palmitat dan oleat.Selain mengandung karotenoida 500 – 700 ppm
( diantaranya β-karotena 54,4 %) juga mengandung sterols ± 300 ppm ( diantaranya
kolesterol 4 %, ß- sitosterol 63 %),tokoferol 500 – 800 ppm dan fosfatida 500 – 1000
ppm. Kadar tokoferol tersebut tergantung pada kehati –hatian perlakuan dalam
pengolahan: minyak yang berkadar ALB tinggi biasanya kadar tokoferolnya lebih
sebelum matang. Kebalikan dari pembentukan lemak adalah penguraian atau hidrolisis
lemak menjadi gliserol dan asam lemak bebas.proses hidrolisis dikatalisis oleh enzim
lipase yang terdapat dalam buah.Tetapi berada diluar sel yang mengandung minyak .Jika
dinding sel pecah atau rusak oleh karena proses pembusukan atau karena pelukaan
mekanik,tergores atau memar karena benturan.Enzim akan bersinggungan dengan minyak
dan reaksi hidrolisis akan segera berlangsung dengan cepat. Tetapi lipase adalah
termolabil dan akan rusak pada suhu diatas 50˚C dalam suasana lembab.Pembentukan
asam lemak bebas oleh mikroorganisme (jamur dan bakteri tertentu) juga dapat terjadi
bila suasananya sesuai,yaitu pada suhu rendah dibawah 50˚C dan dalam keadaan lembab
dan kotor. (Mangoensoekarjo.2003).
2.3.1 Komposisi Minyak Kelapa Sawit
Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 persen perikarp dan 20 persen buah
yang dilapisi kulit yang tipis kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen.Minyak
kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap.Kandungan
karotene dapat mencapai 1000 ppm atau lebih,tetapi dalam minyak dari jenis tenera lebih
kurang 500-700 ppm,kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan
Tabel 1.2 Komposisi Asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa
pelunakan,slipping point,shot melting point;bobot jenis,indeks bias,titik kekeruhan
(turbidity point) titik asap,titik nyala dan titik api.
Asam lemak Minyak kelapa sawit (Persen) Minyak inti sawit (persen)
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses
pemucatan,karena asam –asam lemak dan gliserida tidak berwarna.Bau dan flavor dalam
minyak terdapat secara alami,juga terjadi akibat adanya asam –asam lemak berantai
pendek akibat kerusakaan minyak.Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan
oleh persenyawaan beta ionone.Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran
suhu,karena minyak kelapa sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang
mempunyai titik cair yang berbeda –beda.
Tabel 1.3 Sifat minyak kelapa sawit sebelum dan sesudah dimurnikan.
Sifat Minyak sawit kasar Minyak sawit murni
2.4Pengolahan Kelapa Sawit
Tahap –tahap pengolahan buah kelapa sawit adalah sebagai berikut
1 Penimbangan
TBS dari lapangan diangkut ke pabrik dengan truk langsung ditimbang di
pabrik,kemudian dipindahkan ke loading ramp.
2 Bongkaran buah (Loading ramp)
Setelah truk buah ditimbang,kemudian dibongkar di loading ramp.Pada kesempatan ini
± 5% dari jumlah truk buah disortasi untuk penilaian mutu.Selanjutnya buah dipindahkan
ke keranjang lori rebusan yang berkapasitas ± 2,5 ton. ( Risza.S.1994)
3 Perebusan
Perebusan buah kelapa sawit bertujuan untuk membunuh enzim pengurai minyak
menjadi asam lemak bebas dan gliserin,memudahkan keluarnya zat lendir agar minyak
lebih mudah dipisahkan dari air pada proses pemurnian,memudahkan buah lepas dari
tandannya sehingga proses pelumatan lebih mudah,memudahkan minyak dalam daging
buah dikeluarkan pada proses pengadukan .Perebusan atau sterilisasi adalah proses
merebus tandan buah yang berada dalam lori didalam bejana rebusan.Lori yang berisi
adalah sekitar 90 menit ,dimana tandan akan dipanasi dengan uap air pada tekanan 2,5 –
3,0 atmosfir dan suhu 135˚C – 150 ˚C.
4 Pelepasan Buah
Tandan buah yang telah direbus dimasukkan kedalam mesin pelepas buah
(threser).Tandan buah akan terbanting ke dinding sehingga terlepas dari tandannya.
Tandan akan terpental keluar dan buah akan keluar dari mesin melalui
kisi –kisi,kemudian jatuh ke uliran yang akan membawanya ke stasiun pengadukan
(digester).Tandan yang sudah kosong melalui konveyor dibawa ke alat pengabuan
(incinerator) untuk diabukan.
5 Pelumatan (digester)
Pelumatan atau pengadukan dilaksanakan di dalam mesin pelumat (digester) yaitu
bejana yang dilengkapi pisau pengaduk.Daging buah akan dilumatkan untuk memecahkan
jaringan sel minyaknya. Pada proses pelumatan dilakukan pemanasan dengan uap pada
suhu 85˚C - 95˚C agar minyak tidak menjadi kental ,sehingga mudah dikeluarkan pada
proses pengeluaran minyak.
6 Pengeluaran Minyak
Pengeluaran minyak atau pengempaan adalah mengeluarkan minyak yang terdapat di
dalam daging buah yang telah dilumatkan dengan cara dikempa atau dipress sehingga
setelah melalui saringan bergetar untuk memisahkan sabut dari biji.Minyak keluar dari
alat pengempa melalui lobang - lobang sepanjang rumah pressan,selanjutnya dialirkan ke
tangki minyak kasar.
7 Pemurnian Minyak
Pemurnian minyak atau klarifikasi adalah proses memisahkan minyak dari
Bahan - bahan non minyak seperti serat,kotoran,pasir,air,dan lain –lain.Dalam proses
klarifikasi ,minyak ditampung dalam bak pengendap yang karena berat jenisnya
Bahan - bahan non minyak akan mengendap dibawah dan minyak akan menempati bagian
atas. Kemudian minyak disalurkan ke ayakan getaran 20 mesh dan kotoran yang masih
terikut akan tersaring oleh ayakan getar.Kotoran dialirkan melalui konveyor kembali ke
digester,sedangkan minyak yang tersaring dialirkan ke tangki minyak kasar yang berada
dibawah ayakan getar.Agar mudah dipompakan ke decanter,maka minyak pada tangki ini
dipanaskan dengan uap panas .Di decanter, minyak kasar terpisah dari fraksi padat.
Minyak dialirkan ke continous setling tank
Untuk memisahkan minyak dari kotoran berdasarkan perbedaan berat jenis. Minyak yang
berada di bagian atas akan dialirkan ke tangki minyak dan selanjutnya minyak yang
belum murni akan dimurnikan dengan alat pemurni(purifier).
Prinsip kerja purifier adalah gaya sentrifugal dan perbedaan berat jenis antara
minyak dan kotoran.Di purifier,kotoran dan air akan memisah ke tepi sedangkan minyak
,sedangkan kotoran dialirkan ke parit yang kemudian dikumpulkan pada fat pit. Selama
proses ini suhu dipertahankan pada 95˚C.
Pada proses pengeringan minyak ,minyak disemprotkan kedalam vaccum drier. Uap
air yang terbentuk akan masuk ke kondensor (pendingin) ,kemudian dialirkan ke tempat
penampungan..Minyak ini kemudian dialirkan ke tangki timbun.Sebelum sampai ke
tangki timbun ,minyak akan melalui meteran pengukur sehingga dapat diketahui volume
minyak yang dihasilkan . Kualitas minyak kelapa sawit ditentukan oleh kadar asam lemak
bebas (ALB),kandungan air , dan mudah tidaknya minyak tersebut dijernihkan.Minyak
kelapa sawit yang baik adalah yang memiliki kadar ALB,air ,dan bahan – bahan kotoran
lainnya sangat rendah.( Setyamidjaja.D .2006 )
2.5Penimbunan Minyak Kelapa Sawit
Sejalan makin meningkatnya luas areal perkebunan kelapa sawit,produksi minyak
kelapa sawit indonesia semakin lama semakin pesat.Penyimpanan dan penanganan
selama transportasi minyak sawit yang kurang baik dapat mengakibatkan terjadinya
kontaminasi baik oleh logam maupun bahan lain sehingga akan menurunkan kualitas
minyak sawit.Pengawasan mutu minyak sawit selama penyimpanan,transportasi ,dan
penimbunan perlu dilakukan dengan ketat untuk mencegah terjadinya penurunan mutu
Minyak sawit sebelum dikirim kepasar harus disimpan dalam tangki
timbun.Temperatur penyimpanan yang tidak terkontrol dan melebihi 55˚C menyebabkan
terjadinya oksidasi dan hidrolisis.Akibatnya kualitas minyak akan menurun.Oleh karena
itu pencucian tanki perlu dilakukan.
Pencucian tanki harus dilakukan paling sedikit 2dua kali satu tahun.Prosedur pencucian
tanki penyimpanan adalah sebagai berikut :
1. Dinding tangki dan pipa pemanas dibersihkan dengan menggunakan alat sikat secara
manual.
2. Tangki dicuci dengan air panas dan air dingin
3. Apabila masih belum bersih ,tangki dapat dicuci dengan larutan detergen panas yang
diikuti dengan pembilasan menggunakan air panas dan air dingin.
(Naibaho.P.M.1996)
Selain hal itu penimbunan dalam tangki timbun juga harus diperhatikan.Selama
penimbunan dapat terjadi perusakan mutu,baik peningkatan ALB maupun peningkatan
oksidasi.Persyaratan penimbunan yang baik adalah :
1. Kebersihan tangki harus dijaga,khususnya terhadap kotoran dan air.
2. Jangan mencampur minyak berkadar ALB tinggi atau minyak kotor dengan minyak
berkadar ALB rendah atau bersih atau kering.
3. Membersihkan tangki dan memeriksa pipa-pipa uap pemanas,tutup tangki,alat-alat
pengukur adan lain-lain.
5. Melapisi dinding tangki dengan damar epoksi(hanya untuk minyak sawit bermutu
khusus tinggi. (Mangoensoekarjo.2003)
2.6Faktor –faktor Yang Mempengaruhi Kerusakaan Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit yang disimpan akan mengalami penurunan mutu jika tidak
ditangani dengan tepat,terutama karena terjadinya oksidasi dan hidrolisis. Kerusakaan
yang terjadi oleh beberapa faktor seperti absorbsi bau dan kontaminasi,aksi enzim dan
aksi mikroba serta reaksi kimia.
1 Absorbsi bau dan kontaminasi
Salah satu kesulitan dalam penanganan dan penyimpanan bahan yang mengandung
minyak yaitu usaha mencegah pencemaran bau dan kontaminasi dari alat penampung.Hal
ini karena minyak dapat mengabsorbsi zat menguap atau bereaksi dengan bahan
lain.Adanya absorbsi dan kontaminasi dari wadah ini akan menyebabkan perubahan pada
minyak,dimana akan menghasilkan bau tengik sehingga menurunkan kualitas minyak.
Proses absorbsi dan kontaminasi dari tempat penyimpanan dapat dihindari dengan
pemakaian bahan yang sesuai. Untuk penampungan dan penyimpanan minyak kelapa
sawit, bisa dipakai bahan dari stainless steel atau mild steel yang dilapisi cat epoxy.Bahan
2 Aksi enzim
Biasanya,bahan yang mengandung minyak (lemak) mengandung enzim yang dapat
menghidrolisis. Jika organisme dalam keadaan hidup,enzim dalam keadaan tidak aktif.
Sementara, jika organisme telah mati maka koordinasi antarsel akan rusak sehingga
enzim akan bekerja dan merusak minyak . Indikasi dari aktivitas enzim dapat diketahui
dengan mengukur kenaikan bilangan asam.
Adanya aktivitas enzim akan menghidrolisis minyak sehingga menghasilkan asam lemak
bebas dan gliserol. Kandungan asam lemak bebas yang tinggi akan menghasilkan bau
tengik dan rasa yang tidak enak.Asam lemak bebas juga dapat menyebabkan warna gelap
dan proses pengkaratan logam.Untuk mengurangi aktivitas enzim,bisa diusahakan dengan
penyimpanan minyak pada kondisi panas,minimal 50˚C.
3 Aksi mikroba
Kerusakaan minyak oleh mikroba(jamur,ragi,dan bakteri) biasanya terjadi jika masih
terdapat dalam jaringan.Namun minyak yang telah dimurnikan pun masih mengandung
mikroba 10 organisme setiap gramnya.Dalam hal ini minyak dapat dikatakan
steril.Kerusakaan yang dapat ditimbulkan oleh mikroba antara lain produksi asam lemak
4 Reaksi kimia
Kerusakan minyak kelapa sawit terutama disebabkan karena faktor absorbsi dan
kontaminasi, sedangkan aksi enzim dan aksi mikroba selama ini kurang diperhatikan dan
dapat diabaikan. Hal ini disebabkan karena faktor penyebab tersebut pengaruhnya
memang kecil terhadap produk minyak kelapa sawit.Faktor penyebab kerusakaan minyak
kelapa sawit yang perlu mendapat perhatian dan besar pengaruhnya yaitu kerusakaan
karena reaksi kimia yaitu hidrolisis dan oksidasi.
Dalam reaksi hidrolisis, minyak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol.
Hal ini akan merusak minyak dengan timbulnya bau tengik.Untuk mencegah terjadinya
hidrolisis maka kandungan air dalam minyak harus diusahakan seminimal mungkin.
Reaksi oksidasi minyak sawit akan menghasilkan Aldehida dan keton. Adanya
senyawa ini tidak disukai karena menyebabkan ketengikan. pengaruh lain akibat oksidasi
yaitu perubahan warna karena kerusakan pigmen warna, penurunan kandungan vitamin,
dan keracunan. Salah satu cara yang biasa dilakukan untuk menghambat reaksi oksidasi
yaitu dengan pemanasan (50 -55˚C) yang mematikan aktivitas mikroorganisme.
( Iyung Pahan.2006)
2.7 Faktor Yang mempengaruhi Mutu Minyak Sawit.
Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor.Faktor-faktor
kesalahan selama pemprosesan dan pengangkutannya. Berikut ini akan dikemukakan
beberapa hal yang secara langsung berkaitan dengan penurunan mutu minyak sawit
2.7.1. Asam Lemak Bebas
Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit
sangat merugikan .Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak
turun.Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas
dalam minyak sawit. Kenaikan kadar ALB ditentukan mulai saat tandan dipanen sampai
tandan diolah dipabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada
minyak. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini
dipercepat dengan adanya faktor – faktor panas ,air,keasamaan, katalis (enzim). Semakin
lama reaksi ini berlangsung ,maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk.
O
CH2 – O – C – R CH2 – OH
O O
CH – O – C – R Panas, air CH – OH + 3R – C – OH
Keasaman,enzim O
CH2 – O – C – R CH2 – OH
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB yang relatif
tinggi dalam minyak sawit antara lain :
1. Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu
2. Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah
3. Penumpukan buah terlalu lama,dan
4. Proses hidrolisa selama pemprosesan di pabrik
Setelah mengetahui faktor- faktor penyebabnya ,maka tindakan pencegahan dan
pemucatannya mudah dilakukan. Pemanenan pada waktu yang tepat merupakan salah
satu usaha untuk menekan kadar ALB sekaligus menaikkan rendemen minyak. Pemetikan
buah sawit disaat belum matang (saat proses biokimia dalam buah belum sempurna)
menghasilkan gliserol sehingga mengakibatkan terbentuknya ALB dalam minyak sawit.
Sedangkan pemetikan ,setelah batas tepat panen yang ditandai dengan buah yang
berjatuhan dan menyebabkan pelukaan pada buah yang lainnya,akan menstimulir
penguraian enzimatis pada buah sehingga menghasilkan ALB dan akhirnya terikut dalam
buah sawit yang masih utuh sehingga kadar ALB meningkat. Untuk itulah ,pemanenan
TBS harus dikaitkan dengan kriteria matang panen sehingga dihasilkan minyak sawit
yang berkualitas tinggi.
Peningkatan kadar ALB juga dapat terjadi pada proses hidrolisa di pabrik. Pada
proses tersebut terjadi penguraian kimiawi yang dibantu oleh air dan berlangsung pada
kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada suhu tertentu merupakan bahan
mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan,mutu minyak menurun sebab air pada
kondisi suhu tertentu bukan membantu proses pengolahan tetapi malah menurunkan mutu
minyak.Untuk itulah akhir proses pengolahan minyak sawit dilakukan pengeringan
dengan bejana hampa pada suhu 90˚C. (Tim Penulis.2000)
2.7.2 Kadar Air
Minyak yang masih mengandung air 0,6 – 1,0 % perlu dikeringkan agar air
tersebut tidak lagi berfungsi sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis. Maka untuk
menghilangkan air tersebut perlu dilakukan pengeringan khusus. Pengeringan ini dapat
dilakukan dengan panas dalam udara terbuka ,pemanasan dalam ruangan tertutup dan
dalam ruangan hampa. Air dalam minyak hanya sejumlah kecil. Hal ini dapat terjadi
karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik serta
penimbunan.(Naibaho.1996)
2.8 Keunggulan Dan Manfaat Minyak Sawit
2.8.1. Keunggulan Minyak Sawit.
Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan
dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak
kosmetik dan farmasi.Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan
bakar.
Berbagai hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki
keunggulan dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.Keunggulan minyak
sawit,dimana tingkat efisiensi minyak sawit tinggi sehingga mampu menempatkan CPO
menjadi sumber minyak nabati termurah, Terjadinya pergeseran dalam industri yang
menggunakan bahan baku minyak bumi ke bahan yang lebih bersahabat dengan
lingkungan yaitu oleokimia yang berbahan baku CPO.
Minyak sawit juga memiliki keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi yang
terkandung didalamnya.Kadar sterol dalam minyak sawit relatif lebih rendah
dibandingkan dengan minyak nabati lainnya yang terdiri dari sitosterol ,
campesterol,sigmasterol dan kolesterol.
2.8.2 Pemanfaatan Minyak Sawit
Manfaat minyak sawit diantaranya sebagai bahan baku untuk industri pangan dan
industri non pangan.
1. Minyak Sawit Untuk industri Pangan
Kenyataan menunjukkan bahwa banyak industri dan konsumen yang cenderung
dibandingkan minyak nabati lain.Selain itu,komponen yang terkandung di dalam minyak
sawit lebih banyak dan beragam sehingga pemanfaatannya juga beragam.Dari aspek
kesehatan yaitu kandungan kolesterolnya rendah.Saat ini telah banyak pabrik pengolah
yang memproduksi minyak goreng dari kelapa sawit dengan kandungan kolesterol yang
rendah. Produksi CPO Indonesia sebagian besar difraksinasi sehingga dihasilkan fraksi
olein dan fraksi stearin padat. Fraksi olein tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan
domestik sebagai pelengkap minyak goreng dari minyak kelapa.
Sebagai bahan baku untuk minyak makan,minyak sawit antara lain digunakan dalam
bentuk minyak goreng ,margarine,butter, vanaspati,shortening, dan bahan untuk membuat
kue-kue. Sebagai bahan pangan ,minyak sawit mempunyai beberapa keunggulan
dibandingkan minyak goreng lainnya,antara lain mengandung karoten yang diketahui
berfungsi sebagai anti kanker dan tokoferol sebagai sumber vitamin E.Disamping itu
,kandungan asam linoleat dan linolenatnya rendah sehingga minyak goreng yang terbuat
dari buah sawit memiliki kemantapan kalor yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi.
2. Minyak Sawit Untuk Industri Nonpangan.
Minyak sawit mempunyai potensi yang cukup besar untuk digunakan di
industri –industri nonpangan,industri farmasi dan industri oleokimia (fatty acid,fatty
alcohol,dan glycerine ). Produk nonpangan yang dihasilkan dari minyak sawit dan
minyak inti sawit diproses melalui proses hidrolisis (splitting) untuk menghasilkan asam
BAB 3
BAHAN DAN METODE 3.1 Metode
3.1.1 Alat yang digunakan
- Neraca analitis Sartorius
- Gelas ukur 50 ml Pyrex
- Labu erlenmeyer Pyrex
- Pipet tetes
- Buret (digital) Brand
- Labu takar 100 ml Pyrex
- Petridish
- Oven Memmert
- Desikator
- Tang- krus
3.1.2 Bahan-Bahan
- CPO (Crude Palm Oil)
- Alkohol 96%
- KOH
- N- Heksan teknis
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Penentuan kadar asam lemak bebas
Dilakukan dengan metode titrasi asam basa
- Ditimbang gelas Erlenmeyer untuk mengetahui berat kosongnya
- Ditimbang sampel sebanyak 3 gram
- Dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer
- Ditambahkan 10 ml N-Heksan dan diaduk
- Ditambahkan 20 ml alkohol dan diaduk kembali
- Ditambahkan 3 tetes indikator PP dengan menggunakan pipet
- Dititrasi dengan larutan KOH 0,0820 N sampai terjadi perubahan warna
- Dicatat volume larutan KOH yang terpakai
- Dihitung kadar asam lemak bebasnya
3.2.2 Penentuan Kadar Air
Dilakukan dengan menguapkan air pada minyak pada suhu 105 C
- Ditimbang cawan petridish untuk mengetahui berat kosongnya
- Ditimbang sampel sebanyak 10 gram
- Dimasukkan kedalam oven pada temperature 105˙ C selama ± 3 jam
- Dikeluarkan dan didinginkan dalam desikator ± 15 menit
- Ditimbang (cawan + sampel ) sampai mencapai bobot konstan
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
4.1.1 Data
Hasil analisa yang telah dilakukan di laboratorium mulai tanggal 18 -28 januari
2010 di Pabrik kelapa sawit (PKS) Kebun Sei Mangkei. Penentuan kadar asam lemak
bebas dilakukan dengan metode titrasi asam basa.
Tabel 4.1 Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Dalam Minyak Kelapa Sawit
Penentuan kadar air dilakukan dengan cara penguapan pada temperature 105˚C.
Tabel 4.2 Kadar Air Dalam Minyak Kelapa Sawit
NO Tanggal A (gram) B (gram) C( gram) D (%)
1 18 -01- 10 10,6324 50,9591 50,9474 0,11
2 19 -01- 10 10,8569 51,5858 51,5749 0,10
3 20 -01- 10 10,8269 51,6536 51,6406 0,12
4 21 -01- 10 10,9267 51,6592 51,6472 0,11
5 22- 01- 10 10,5182 50,6511 50,6374 0,13
6 23 -01- 10 10,5123 51,8106 51,7948 0,15
7 25 -01- 10 10,8267 51,0036 50,9927 0,10
8 26 -01- 10 10,7324 51,9710 51,9581 0,12
9 27 -01- 10 10,3267 50,5091 50,4957 0,13
10 28 -01- 10 10,8185 52,7513 52,7351 0,15
Keterangan :
A = Berat sampel
B = Berat cawan + Sampel sebelum dipanaskan
C = Berat cawan + sampel setelah dipanaskan
4.2 Pembahasan
Kadar ALB yang merupakan faktor utama yang menimbulkan kerusakan pada mutu
minyak sawit,sehingga persen kenaikan ALB perlu ditekan sekecil mungkin karena hal
inilah yang menyebabkan kurangnya kualitas minyak.Semakin tinggi kadar asam lemak
bebas maka semakin rendah kualitas crude palm oilnya .Asam lemak bebas yang tinggi
akan menyebabkan crude palm oil(CPO) menjadi rusak atau tengik.Ketengikan terjadi
karena adanya oksidasi oleh udara , aktifitas enzim dan hidrolisa lemak.Air yang
terkandung dalam CPO dapat membantu terjadinya proses hidrolisa minyak sawit ,selain
dapat menyebabkan hidrolisa minyak sawit ,air juga dapat menjadi medium yang baik
untuk pertumbuhan jamur ,sehingga jamur akan dapat berkembang dengan baik dan akan
menyebabkan minyak tengik.
Berdasarkan analisa yang dilakukan pada tabel diatas penimbunan minyak CPO pada
tanggal 19-01-10 mengalami penurunan kadar ALB,itu disebabkan adanya penambahan
CPO yang baru yang mengandung kadar ALB yang rendah.Begitu juga pada tanggal
23 -01-10 mengalami kenaikan kadar ALB,itu disebabkan pada saat itu buah yang diolah
telah mengalami penginapan dan buah telah banyak mengalami luka,sehingga terjadi
aktivitas enzim pada buah tersebut dan dengan aktivitas enzim yang tinggi menyebabkan
kadar ALB juga semakin tinggi.Demikian juga berikutnya memiliki kandungan ALB
paling tinggi,disebabkan banyak buah yang harus mengalami penginapan bahkan pada
saat pengolahan pun kemungkinan ada buah yang busuk yang diolah tetapi juga
ALB juga dapat terbentuk oleh mikroorganisme apabila pada suasana yang sesuai
yaitu pada suhu 50˚C dan dalam keadaan lembab dan kotor.Oleh karena itu minyak sawit
harus dimurnikan pada suhu 90˚C sehingga menghancurkan semua mikroorganisme dan
menonaktifkan enzimnya. Dan jika kadar air kurang dari 1 % maka mikroorganisme tidak
dapat berkembang.Oleh karena itu air pada minyak juga harus diuapkan pada suhu 105˚C.
Berdasarkan hasil analisa pada pabrik minyak kelapa sawit ,ALB akan tinggi apabila :
1) buah terlalu matang pada waktu pemanenan
2) banyak buah yang luka
3) buah sesudah panen disimpan lama
4) peralatan yang digunakan dalam keadaan kotor
kenaikan asam lemak bebas selama penyimpanan mungkin disebabkan karena adanya
reaksi hidrolisa yang dapat dikatalisis oleh logam ,maka tingkat oksidasi pada minyak
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil analisa yang diperoleh untuk kadar asam lemak bebas yaitu 2,80% – 3,50 %
dan kadar air 0,10% - 0,15 % .Oleh karena itu pabrik kelapa sawit PTPN III kebun Sei
Mangkei – Perdagangan telah memenuhi standart mutu minyak kelapa sawit sesuai
dengan standar mutu yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu 3,50% untuk asam lemak
bebas dan 0,15 % untuk kadar air.
5.2 Saran
− Diharapkan buah yang telah dipanen tidak ditimbun dalam waktu yang
lama,sebaiknya langsung diolah ,karena dapat mempengaruhi kualitas rendemen
minyak yang dihasilkan.
− Dipertahankan suhu minyak dalam tangki timbun
− Diharapkan pabrik lebih meningkatkan pengendalian mutu produksi (CPO) dan
parameter – parameter mutu minyak yaitu asam lemak bebas (ALB),air sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, S. 2008 . Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan.
Cetakan Pertama. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Mangoensoekarjo, S. 2003. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.
Cetakan Pertama. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Naibaho, P. M. 1996. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Cetakan Pertama.
Penebar swadaya . Jakarta.
Risza, S .1994. Upaya Produktivitas Seri Budidaya Kelapa Sawit.
Penerbit kanisius . Yogyakarta .
Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit Teknik Budidaya Panen Dan Pengolahan.
Edisi Revisi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Tim Penulis, PS. 2000. Kelapa Sawit Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil Dan Aspek
Pemasaran. Cetakan Duabelas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yan, F.dkk. 2007. Kelapa Sawit Budidaya pemanfaatan Hasil Dan Limbah Analisis
Usaha Dan Pemasaran. Penerbit swadaya. Jakarta.