• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efektivitas Program Pemuda Pelopor Terhadap Pengembangan Wilayah Sumatera Utara (Studi Kasus : Pemenang Seleksi Tingkat Provinsi Pemuda Pelopor Asal Sumatera Utara Tahun 2015) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Efektivitas Program Pemuda Pelopor Terhadap Pengembangan Wilayah Sumatera Utara (Studi Kasus : Pemenang Seleksi Tingkat Provinsi Pemuda Pelopor Asal Sumatera Utara Tahun 2015) Chapter III V"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini peneliti menjelaskan secara umum mengenai pemilihan

pendekatan penelitian, tipe penelitian yang dilakukan, pemilihan informan sebagai

salah satu sumber data, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti.

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitan

Lokasi penelitian yang ditetapkan dalam penelitian adalah Dinas Pemuda

dan Olah raga Provinsi Sumatera Utara, Adapun alamat kantor berada di Jalan

Iskandar Muda Kecamatan Medan Petisah, Lokasi tersebut dijadikan lokasi

penelitian dengan beberapa pertimbangan yaitu Program Pemuda Pelopor tingkat

Provinsi Sumatera Utara di tanggung jawabi oleh Dinas Pemuda dan Olah Raga

Sumatera Utara, selain itu sumber data baik tertulis maupun data hasil wawancara

akan diambil dari Dinas Pemuda dan Olah Raga Sumatera Utara sehingga

memungkinkan untuk kelancaran penelitian untuk memperoleh informasi terkait.

Waktu penelitian untuk mengumpulkan data dilaksanakan pada bulan Mei sampai

dengan bulan Juli 2016.

3.2. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian adalah satu strategi yang dipilih oleh peneliti untuk

mengamati, mengumpulkan informasi, dan menyajikan analisis hasil penelitian.

Oleh karena itu, suatu masalah penelitian akan terjawab secara logis, sistematis,

dan empiris bila didukung oleh data yang tepat. Penelitian ini menggunakan

(2)

Kualitatif lebih menekankan pada kedalaman isu, tekstur, dan data mentah karena

pendekatan induktifnya lebih menekankan pada pengembangan mendalam data

yang dikumpulkan (Newman,2003). Menurut Sugiyono (2010) bahwa metode

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan data), analisis

data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi. Kemudian menurut Bodgan dan Taylor dalam Moleong (2005)

mengungkapkan bahwa metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang yang dapat diamati.

Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya

deskriptif, seperti transkrip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman

video, dan sebagainya. Selain itu, penelitian kualitatif juga memiliki beberapa

pandangan mendasar, yaitu : (Patton, 1990)

1. Realitas sosial adalah sesuatu yang subjektif dan diinterpretasikan, bukan

sesuatu yang berada diluar individu-individu,

2. Manusia secara sederhana mengikuti hukum-hukum alam diluar diri,

melainkan menciptakan rangkaian makna dalam menjalani kehidupannya

3. Ilmu didasarkan pada pengetahuan sehari-hari, bersifat induktif, ideografis

dan bebas nilai, serta

4. Penelitian bertujuan untuk memahami kehidupan sosial.

Pengumpulan data untuk efektivitas program pemuda pelopor Sumatera

(3)

meliputi aspek-aspek ketepatan sasaran program, sosialisasi program, tujuan

program, dan pemantauan program (Budiani 2004). Dengan demikian, ada empat

aspek yang akan dianalisis untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program

Pemuda Pelopor dan untuk pengembangan wilayah meliputi aspek sosial dan

aspek ekonomi.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Sugiono (2003), bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai

setting, dari berbagai sumber, dan dengan berbagai cara. Bila dilihat dari

settingnya, data penelitian ini dapat dikumpulkan pada pengaturan alamiah

(natural setting). Sedangkan jika dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan

penelitian ini dapat dikumpulkan dari sumber datanya, maka pengumpulan

penelitian ini dapat dikumpulkan dari sumber primer, dan sumber sekunder.

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah informan yang langsung

memberikan informasi atau data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian ini. Informan

utama dalam penelitian ini adalah Pemuda Pelopor Sumatera Utara Tahun 2015

dan pihak pemerintahan yang menanggung jawabi program Pemuda Pelopor yaitu

dari Dinas Pemuda dan Olah Raga Sumatera Utara.

Menurut Moleong (2004), menyatakan bahwa sumber utama data

penelitian kualitatif adalah data verbal, yaitu dalam bentuk rangkaian kata-kata

atau cerita dan tindakan nyata yang direkam dari sumber-sumber yang relevan

(4)

teknik yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian sesuai dengan judul

meliputi kegiatan pengumpulan data sebagai berikut :

a. Data sekunder

Data sekunder merupakan data historis yang sudah terkumpul untuk tujuan

penelitian. Pengumpulan data diambil dari sumber-sumber internal dan

ekternal organisasi. Internal data sekunder didapat berupa pencatatan

administrasi atau laporan rutin serta profil organisasi serta berbagai data

penunjang lain yang bersumber dari internal pengurus Pemuda Pelopor

Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan eksternal data sekunder di dapat melalui

surat kabar harian, majalah, internet, bahan seminar, hasil survey atau hasil

penelitian yang telah dilakukan serta buku atau literature yang terkait dengan

penelitian.

b. Data Primer

Data primer berupa kumpulan data yang dimaksudkan untuk tujuan

pembahasan ini. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan diantaranya :

1. Pengamatan (Observasi)

Peneliti mengadakan pengamatan langsung ke objek penelitian Program

Pemuda Pelopor Provinsi Sumatera Utara, untuk melihat situasi dan

kondisi serta memperoleh data yang berkaitan dengan pembahasan

penelitian.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan pedoman waancara yang telah ditetapkan

sebelumnya, dan menggunakan beberapa alat bantu untuk proses

(5)

wawancara tetap terfokus atau sesuai dengan tujuan penelitian dan

informasi-informasi penting yang ingin digali dapat terungkap secara jelas.

Wawancara dilakukan terhadap informan yang sebelumnya sudah dipilih

atau ditentukan yang memiliki ciri dan sifat yang khas. Kekhususan yang

dimaksud adalah informan yang memiliki ciri dan sifat yang khas.

Kekhususan yang dimaksud adalah informan yang memiliki pengetahuan

dan mendalami situasi yang sedang diteliti, atau informan yang memiliki

pengalaman langsung dengan objek yang akan diteliti tersebut. Dengan

kata lain informan adalah orang atau subjek yang lebih mengetahui tentang

hal-hal atau informasi yang dibutuhkan.Wawancara yang akan dilakukan

dalam penelitian ini berupa komunikasi langsung dengan pejabat/pengurus

terpilih yang ada pada Program Pemuda Pelopor Sumatera Utara untuk

melakukan identifikasi terhadap faktor internal (kekuatan dan kelemahan)

serta eksternal (Peluang dan Tantangan) terhadap pengelolaan Program

Pemuda Pelopor. Wawancara dilakukan secara mendalam dan terstruktur

(deep interview).

Teknik pengumpulan data diatas difokuskan pada efektivitas Program

Pemuda Pelopor Tahun 2015 terhadap pengembangan wilayah di Sumatera Utara.

Penganalisisan data yang terkumpul dimaksudkan untuk menemukan hal-hal

penting dan pokok-pokok pikiran yang menggambarkan permasalahan disekitar

tema yang diteliti.

Untuk memenuhi hal-hal diatas maka teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini diperoleh melalui dua kegiatan yaitu:

(6)

Yaitu studi literatur dilakukan dengan mengkaji berbagai informasi yang

terkait dengan program pemuda pelopor. Sumber informasi itu sendiri berasal dari

buku-buku panduan program pemuda pelopor, media cetak (majalah dan Koran),

jurnal, internet dan berbagai dokumen dari studi dan kajian yang pernah

dilakukan.

b. Wawancara Mendalam

Dilakukan dengan Dinas Pemuda dan Olah Raga Sumatera Utara yang

menangani program Pemuda Pelopor, pemenang program Pemuda Pelopor 2015,

dan tim penyeleksi yang berasal dari organisasi kepemudaan. Teknik ini

dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang

pelaksanaan program Pemuda Pelopor.

Kedua teknik tersebut dilakukan analisis data, yaitu dengan mencoba

menemukan hal-hal penting dan pokok-pokok pikiran yang menggambarkan

permasalahan disekitar tema yang diteliti.

3.4. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian kualitatif ini sangat penting, peranan informan

merupakan kumpulan data yang dapat memberikan informasi primer yang

dibutuhkan oleh peneliti. Melihat posisi dan peranan informan sangat sentral,

maka untuk menetapkan informan dibutuhkan seleksi yang tepat. Dalam

penelitian ini, penentuan informan disesuaikan dengan berbagai informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti serta merujuk pada kompetensi yang mereka miliki untuk

(7)

Informan penelitian ini adalah pihak-pihak yang mengetahui, menjalankan

dan menerima manfaat dari program pemuda pelopor. Dalam menentukan

informan, peneliti berdasarkan pada pendapat Newman (2000) tentang

karakteristik informan yang baik yaitu (1) seseorang yang mengetahui dengan

baik budaya, daerah dan menyaksikan kejadian-kejadian di tempatnya, (2)

anggota masyarakat yang dapat meluangkan waktu bersama peneliti, (3) terlibat

aktif dengan kegiatan yang ada ditempat penelitian. Adapun informan yang

dilibatkan adalah:

Tabel 3.1 Data Informan

No Nama Informan Nama / Instansi

1 Muhammad Tohir Kepala Bidang Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olah Raga Sumatera Utara

2 Budi Nasution Tim Seleksi Pemuda Pelopor Tingkat Provinsi Sumatera Utara

3 M. Sinaga Staff Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Binjai

4 Gita Adinda Nasution Pemuda Pelopor 2015 Bidang Teknologi Tepat Guna (Kab.Deli Serdang)

5 Nurjannah Pemuda Pelopor 2015 Bidang Sosial, Budaya dan Pariwisata (Kota Binjai) 6 Amar Husin Sitompul Pemuda Pelopor 2015 Bidang

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Kab. Tapanuli Selatan) 7 Heri S.Pd Pemuda Pelopor 2015 Bidang

Pendidikan (Kab. Serdang Bedagai) 8 Rita Susanti Pemuda Pelopor 2015 Bidang Pangan

(Kab. Labuhan Batu Utara) 9 Mastiagom Siregar Salah satu Masyarakat di daerah

tempat tinggal Pemuda Pelopor

3.5Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Proses analisis pada penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan

(8)

penelitian dilakukan yang dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan

ilustrasi sejauh mana penerapan program pemuda pelopor telah memenuhi tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya. Langkah-Langkah analisis data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data, yaitu mengkategorikan dan mengelompokkan data yang

lebih penting dari hasil wawancara, studi pustaka maupun dokumen. Dari

lokasi penelitian data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum

dan dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih yang terpenting,

lalu dicari tema atau polanya. Reduksi data dilakukan secara bertahap dengan

cara menyusun ringkasan data menelusuri tema yang tersebar.

Gambar :3.1

Analisis Data Kualitatif : Model Interaktif Sumber : Matthew B. Miles dan

A. Michael Huberman (1994)

Setiap data yang diperoleh harus di cross check melalui komentar informan

yang berbeda untuk menggali informasi dalam wawancara lanjutan. Misalnya

keterangan yang diterima dari sumber akan dibandingkan dengan keterangan

Penilaian Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan Penyajian

Data Pengumpulan

(9)

yang didapat dari sumberlain. Reduksi data dilakukan terus menerus selama

proses penelitian berlangsung. Pada tahap ini setelah data dipilih kemudian

disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar diberi kemudahan

dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.

2. Penyaji data, yaitu penyajian data setelah reduksi agar mudah dipahami baik

dalam bentuk gambar maupun table. Penyajian data merupakan suatu upaya

penyusunan sekumpulan informasi dari responden menjadi pernyataan.

Penyaji data juga dimaksudkan untuk lebih mempermudah bagi peneliti

dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau data-data. Data yang telah

disajikan kemudian di analisis. Analisis data merupakan bagian yang penting

dalam penelitian agar data mentah yang sudah dikumpulkan dapat diberi arti

dan makna yang berguna dalam memecahkan permasalahan penelitian dan

dapat memberikan penilaian atas hasil yang dicapai. Dalam penelitian ini

penilaian terhadap keempat aspek (Budiani, 2004) efektivitas program yaitu

kesesuaian tujuan, kesesuaian sasaran, sosialisasi dan pemantauan program

Pemuda Pelopor, sedangkan untuk menilai efektivitas pengembangan wilayah

hanya mengambil 2 Aspek saja yaitu aspek sosial dan aspek ekonomi.

Efektivitas Program Pemuda Pelopor dan Pengembangan wilayah

menggunakan penilaian sebagai berikut :

Efektivitas program dinilai dengan menyesuaikan atau melihat ketepatan dan

pencapaian antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang

telah diwujudkan (Siagian, 2001). Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan

(10)

tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak

tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

3.6. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah pembatasan penelitian, aspek penelitian yang

memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variable.

Defenisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagaimana

caranya mengukur suatu variable. Defenisi operasional merupakan informasi

ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian

dengan menggunakan variable yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan

apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau pengukuran

yang baru. Dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Efektivitas, yaitu kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang

ditetapkan. Dimensi dari efektivitas adalah :

a. Ketepatan sasaran program, yaitu sejauh mana peserta program tepat

dengan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.

b. Sosialisasi program yaitu kemampuan penyelenggara program dalam

melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan

program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan

sasaran peserta program pada khususnya.

c. Tujuan program yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil pelaksanaan

(11)

d. Pemantauan program yaitu kegiatan yang dilakukan setelah

dilaksanakannya program sebagai bentuk perhatian kepada peserta

program.

2. Pengembangan wilayah adalah upaya untuk memacu perkembangan sosial

ekonomi dengan mengurangi kesenjangan.

Dalam hal ini pengembangan wilayah di teliti ada 2 aspek yaitu :

a. Aspek Sosial yaitu memberi manfaat kepada orang lain, partisipasi

masyarakat.

b. Aspek Ekonomi yaitu mengurangi pengangguran, Meningkatkan

pendapatan masyarakat Berkembangnya usaha yang dirintis dan adanya

kerjasama dengan pihak lain.

Berdasarkan definisi operasional tersebut, maka dibuatlah kerangka

instrumen penelitian seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut yang kemudian

kerangka instrumen penelitian ini dikembangkan untuk mendapatkan

(12)

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Efektivitas Program SASARAN PROGRAM

Konsep Indikator Instrumen

Terseleksinya Pemuda Pelopor di Setiap Bidang Kepeloporan

Proses seleksi dilakukan oleh penyelenggara

Wawancara

Terpilihnya 5 orang

Kepemimpinan Pemuda Pelopor memiliki visi misi Wawancara

Pemuda Pelopor memiliki kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi

Kreativitas Pemuda Pelopor sebagai Pencipta Wawancara

Pemuda Pelopor sebagai Pengembang Pemuda Pelopor Sebagai Pelestari

Keuletan Kepeloporan lebih dari 1 tahun Wawancara

Mahir, Gigih dan terampil dalam kepeloporan

Karya kepeloporan diakui oleh

masyarakat

Kepeloporan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar

Wawancara

Kepeloporan diakui oleh masyarakat sekitar

SOSIALISASI PROGRAM

Konsep Indikator Instrumen

Pendaftaran secara terbuka

Transparansi Wawancara

Kesempatan bagi semua orang yang memenuhi syarat

Sosialisasi di sampaikan melalui instansi

pemerintahan

Disampaikan ke seluruh kabupaten kota se Sumatera Utara

Wawancara

Seluruh kabupaten kota mengirimkan kandidatnya

Sosialisasi

disampaikan melalui media cetak, media sosial dan elektronik

Media cetak : Surat kabar, spanduk, brosur

Wawancara

Media elektronik : Website, facebook, Radio

Sosialisasi disampaikan kepada organisasi kepemudaan PTN, PTS dan LSM

Disampaikan kepada Organisasi kepemudaan

Wawancara

Disampaikan kepada Perguruan tinggi negri dan swasta

Disampaikan kepada LSM

(13)

TUJUAN PROGRAM

Konsep Indikator Instrumen

Menggelorakan semangat kepeloporan

Pemuda dan masyarakat sekitar termotivasi

Wawancara

Pemuda dan masyarakat sekitar ikud serta dalam kepeloporan minimal 10 orang

Mewujudkan pemuda yang berkemampuan

Merintis jalan Wawancara

Melakukan terobosan

Menjawab tantangan dan jalan keluar

Memberikan

penghargaan kepada Pemuda Pelopor

Gelar Pemuda Pelopor Wawancara

Bantuan dana pengembangan kepeloporan

PEMANTAUAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM

Konsep Indikator Instrumen

Memberikan Laporan Pertanggung jawaban

Dispora Sumut membuat laporan pertanggung jawaban kegiatan

Wawancara

Pemuda Pelopor membuat laporan pengembangan kepeloporan

Menjalin kerjasama dengan mitra lain di tingkat provinsi

Kerjasama dengan dinas/instansi pemerintahan yang berkaitan dengan bidang kepeloporan

Wawancara

Bekerjasama dengan perusahaan negara / swasta yang berkaitan dengan bidang kepeloporan

ASPEK SOSIAL

Konsep Indikator Instrumen

Memberikan manfaat kepada masyarakat setempat

Kebermanfaatan untuk orang lain Wawancara

Membantu orang yang kurang mampu

Melibatkan pemuda dan masyarakat

Masyarakat atau pemuda sekitar ikut serta dalam kepeloporan

(14)

sekitar kepeloporan Minimal 10 orang

Pembinaan SDM Memberikan pelatihan atau seminar

yang berkaitan dengan kepeloporan

Wawancara

Praktek langsung dalam meningkatkan kemampuan

ASPEK EKONOMI

Konsep Indikator Instrumen

Mengurangi Pengangguran

Meningkatkan kesadaran pemuda untuk ikud bekerja sama dengan pemuda pelopor

Wawancara

Minimal 10 orang pemuda atau masyarakat sekitar

Meningkatkan pendapatan masyarakat

Masyarakat ikut serta dalam proses produksi atau distribusi

Wawancara

Pendapatan minimal Rp.1.500.000

Berkembangnya usaha yang dirintis dan adanya kerjasama dengan pihak lain

Peningkatan usaha Wawancara

Adanya kerjasama dengan instansi, perusahaan atau lembaga lain.

Tabel 3.3 Penilaian Indikator Efektivitas Contoh Penilian Efektivitas Untuk 3 Indikator

No Sasaran Program Indikator Kualifikasi

Penilaian

1 Kreativitas Pencipta Ada

Pengembang Ada

Pelestari Ada

Tiga Indikator terpenuhi Efektif

Dua Indikator terpenuhi Kurang Efektif

(15)

Contoh Penilaian Efektivitas untuk 2 Indikator

No Sasaran Program Indikator Kualifikasi

Penilaian

1 Terseleksinya Pemuda Pelopor di Setiap Bidang Kepeloporan

Proses seleksi dilakukan penyelenggara

Ada

Terpilihnya pemenang pemuda pelopor sebanyak 5 orang

Ada

Dua Indikator terpenuhi Efektif

Satu Indikator terpenuhi Kurang Efektif

(16)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Pemuda Pelopor

4.1.1 Sejarah Singkat Pemuda Pelopor

Sejarah bangsa menunjukkan, bahwa pemuda senantiasa berada pada lini

terdepan sebagai pelopor dan pemimpin pada setiap babak sejarah perjuangan

bangsa yang ditandai antara lain oleh Kebangkitan Nasional 1908, dan Kemerdekaan

Republik Indonesia tahun 1945. Kepeloporan dalam perspektif kepemimpinan

merefleksikan suatu kekuatan (power) yang memiliki kontribusi signifikan

terhadap terbentuknya kualitas, akuntablitas masyarakat dan pemimpin itu sendiri.

Hal tersebut, mengindikasikan terhadap kebutuhan campur tangan managerial,

pengakuan, penghargaan, dan pemberdayaannya.

Pemberian penghargaan untuk mengabadikan figur pemuda-pemuda pelopor

secara berjenjang dari tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional

dicetuskan pertama kali oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Republik

Indonesia pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-56, tanggal 28 Oktober 1984, dan

setahun kemudian pada Hari Sumpah Pemuda ke-57, tanggal 28 Oktober 1985

pemberian anugerah penghargaan Pemuda Pelopor mulai dilaksanakan.

Pemuda senantiasa berada pada lini terdepan pada setiap babak sejarah

perjuangan bangsa yang ditandai antara lain oleh Kebangkitan Nasional 1908, dan

Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945. Sebagaimana diketahui dan

dirasakan, bahwa krisis multidimensi pada tahun 1998 yang menerpa Indonesia

(17)

memerlukan penanganan secara serius dan terarah, antara lain: menurunnya

nilai-nilai kebangsaan di kalangan pemuda, dengan memudarnya semangat patriotisme,

konsistensi dan sportivitas kebangsaan, serta menipisnya rasa persaudaraan dan

empati sosial, kecenderungan menguatnya feodalisme, dekadensi moral,

primodialisme serta sentimen antar kelompok.

Peran strategis pemuda memang tidak dapat diabaikan, paradigma pemuda

sebagai kategori sosial (social category) mengindikasikan adanya

pengakuan/penghargaan terhadap potensi pemuda baik secara kuantitatif dan

kualitatif. Begitupun dengan potensi kualitatif pemuda dalam aspek pengembangan

Sumber Daya Manusia (SDM), dapat diakui bahwa pemuda memiliki aneka talenta

yang dalam kaitannya dengan kepeloporan bela negara, kewirausahaan, teknologi

tepat guna, sosial budaya serta kelautan, terkait dengan potensi-potensi sumber daya

alam dan bidang strategis di Indonesia, dapat memberikan kontribusi signifikan dalam

pembangunan nasional. Melihat kondisi yang dihadapi oleh bangsa ini, maka

kepeloporan pemuda dituntut untuk dapat melakukan terobosan-terobosan yang

dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi upaya mengatasi masalah yang

dihadapi.

(18)

Kepeloporan pemuda adalah akumulasi dari semangat pemuda dalam

mengembangkan potensi diri, guna merintis jalan, melakukan terobosan,

menjawab tantangan dan memberikan jalan keluar atas berbagai masalah yang

dilandasi sikap dan jiwa kesukarelawanan, tanggung jawab dan kepedulian untuk

menciptakan sesuatu atau mengubah gagasan pemikiran, tindakan dan perilaku

menjadi suatu karya nyata yang berkualitas dan dilaksanakan secara konsisten dan

gigih yang dirasakan manfaatnya bagi masyarakat serta diakui oleh berbagai pihak

pemerintah.

4.1.3 Visi dan Misi Pemilihan Pemuda Pelopor 1. Visi

“Terwujudnya Pemuda Indonesia 2020 yang cerdas, kreatif, berkepribadian,

berjiwa gotong-royong dan mandiri”

2. Misi

a. Mewujudkan Kemandirian Bangsa;

b. Meningkatkan kualitas sumberdaya pemuda di bidang 1). Pendidikan, 2).

Sosial, Budaya, Pariwisata dan Bela Negara, Pengelolaan Sumber Daya

Alam dan Lingkungan, Pangan dan Teknologi Tepat Guna, Komunikasi

dan Informasi.

c. Mengembangkan potensi kepeloporan pemuda dalam berbagai bidang

isu-isu strategis dan sumberdaya lokal.

4.1.4 Tujuan

(19)

b. Mewujudkan pemuda yang berkemampuan merintis jalan, melakukan

terobosan, menjawab tantangan dan memberikan jalan keluar atas

berbagai masalah;

c. Memberikan penghargaan kepada para pemuda yang dinilai telah

memenuhi persyaratan dan criteria sebagai pemuda Pelopor Tingkat

Nasional.

4.1.5 Sasaran

a. Tersleksinya calon pemuda pelopor yang memiliki potensi

kepeloporan dalam bidang bidang yang telah ditetapkan;

b. Terpilihnya pemuda-pemuda pelopor yang memiliki karya nyata

berkualitas di bidang kepeloporannya didasarkan pada kecerdasan,

kreatif, keuletan dan diakui oleh masyarakat.

4.2 Deskripsi, Persyaratan dan Kriteria Kepeloporan Pemuda 4.2.1 Dekripsi bidang Kepeloporan Pemuda

Adapun bidang dalam kepeloporan adalah sebagai berikut:

6. Pendidikan

Kepeloporan bidang pendidikan merupakan upaya nyata pemuda yang

secara nyata menghasilkan karya-karya kepeloporan pendidikan

meliputi: inovasi, metodologi dan model pembelajaran, media dan alat

bantu pembelajaran, teknologi pembelajaran, pengembangan dan

pengelolaan pendidikan secara swadaya baik formal maupun non

(20)

tindakan kepeloporan pemuda yang secara langsung dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat dan diapresiasi oleh berbagai pihak dan

pemerintah daerah setempat sebagai kepeloporan di bidang pendidikan.

7. Sosial, Budaya, Pariwisata dan Bela Negara

Kepeloporan bidang sosial, budaya, pariwisata dan bela negara

merupakan prakarsa pemuda yang secara riil menghasilkan karya nyata

rumpun-rumpun bidang yang mencakup: (1) Sosial: Penanggulangan

bencana, pelayanan kesejahteraan sosial, tindakan kesukarelawanan dan

prakarsa kemanusiaan lainnya, (2) Budaya : berupa pemusik, penari

perupa dan pemeranan dengan mengutamajan karakteristik dan kearifan

lokal untuk memelihara kebhinekaan dan mengharumkan budaya

bangsa; (3) Pariwisata: Potensi suatu wilayah atau daerah yang

dimanfaatkan oleh masyarakat dengan mengutamakan potensi

sumberdaya alam sebagai daya tarik pariwisata tingkat nasional maupun

internasional. Karya kepeloporan pariwisata tersebut akan berdampak

pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat; dan (4)

Bela Negara : Karya kepeloporan pemuda yang berkonsentrasi pada

upaya menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kesadaran bernegara

melalui kegiatan memelihara kerukunan masyarakat, penanganan

konflik dalam rangka menjaga keselamatan, keutuhan, perdamaian

didalam negara dan bangsa yang berdaulat.

8. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Kepeloporan bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

(21)

sumberdaya alam dan lingkungan melalui kegiatan-kegiatan penataan,

pengolahan, pelestarian, produksi dan pemasaran terkait dengan sub-sub

bidang: air bersih, pertanian, peternakan, kehutanan, perkebunan,

perikanan, kelautan dan kemaritiman untuk meningkatkan perekonomian

dan kesejahteraan masyarakat yang keberlanjutan sumber daya alam dan

lingkungan.

9. Pangan

Kepeloporan bidang pangan adalah upaya mengembangan potensi

sumber daya alam dalam bidang pangan dan mengutamakan peningkatan

nilai guna, produksi, pengolahan, pemanfaatan, pengelolaan dan

pemasaran produksi pangan untuk meningkatkan kesehatan pangan dan

kecukupan gizi, menuju pada tercapainya ketahanan pangan nasional,

yang akan berdampak pada meningkatnya nilai tambah perekonomian

dan kesejahteraan masyarakat.

10. Teknologi Tepat Guna, Komunikasi dan Informasi

Kepeloporan bidang teknologi tepat guna dan komunikasi informasi

adalah upaya nyata pemuda dalam menciptakan, menginovasi,

mengembangkan dan merekayasa teknologi berbagai bidang yang

mengahasilkan karya nyata, yang memberikan manfaat bagi peningkatan

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan bidang

komunikasi dan informasi, karya-karya pemuda merupakan

pengembangan system, jaringan dan model aplikasi berbasis informasi

(22)

lunak (software) guna meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan

interaksi dan komunikasi jaringan sosial yang ada di masyarakat.

4.2.2 Persyaratan Pendaftaran Pemuda Pelopor

Persyaratan atau ketentuan umum bagi peserta, sebagai berikut:

1. Warga Negara Indonesia, usia 16 sampai dengan 30 tahun

2. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela, atau merugikan masyarakat

dan/atau lingkungan ditandai dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian

(SKCK) setempat;

3. Belum pernah memperoleh penghargaan tingkat nasional lainnya dari

Kementian Pemuda dan Olahraga.

4. Tidak sedang mengikuti proses pemilihan kepeloporan /prestasi sejenis

lainya dari Kementian Pemuda dan Olahraga.

5. Calon peserta pemuda pelopor dapat diusulkan oleh kepemudaan

kabupaten/kota tempat domisili yang bersangkutan beraktifitas dalam

kepeloporannya.

6. Calon peserta pemuda pelopor dari tingkat kabupaten/kota yang belum

berhasil memenuhi syarat untuk diusulkan sebagai calon pemuda pelopor

tingkat nasional maka dapat diusulkan kembali tahun berikutnya sebagai

peserta tingkat nasional yang diproses melalui penilaian tingkat

kabupaten/kota;

7. Memiliki karya nyata berkualitas dibidang kepeloporannya dan

dilaksanakan secara konsisten serta dirasakan manfaatnya bagi masyarakat;

(23)

9. Kepeloporan yang dicapai telah dirintisminimal 1 tahun;

10. Mendapatkan rekomendasi dari pemerintahan daerah setempat melalui

Kabupaten/Kota dan Provinsi yang menangani Bidang Kepemudaan.

4.2.3 Kriteria Pemuda Pelopor

Kriteria Pemuda Pelopor adalah sebagai berikut :

1. Kriteria Umum

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. Memiliki loyalitas terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia serta

tidak cacat hukum;

c. Memiliki idealisme, kejujuran, integritas, kepribadian, jiwa

kesukarelawanan, bijaksana, berbudi pekerti dan bermartabat;

d. Memiliki karyanyata berkualitas yang dilaksanakan secara konsisten dan

gigih serta dirasakan manfaatnya oleh masyarakat;

e. Mampu memberikan nilai tambah pada berbagai aspek kehidupan

masyarakat

f. Mendapatkan pengakuan dari pemerintahan dan berbagai pihak atas

peranan dan kontribusi karya nyata di bidang yang dipelopori.

2. Kriteria Khusus

a. Memiliki visi dan misi kepeloporan;

b. Mampu berkomunikasi, berinteraksi dalam organisasi/komunitas dalam

mengembangkan kepeloporan;

(24)

d. Memiliki pengalaman berorganisasi yang pantas diteladani dan mampu

membina kader;

e. Memiliki kemampuan dalam aspek kreativitas;

f. Memiliki keterampilan dalam kepeloporannya;

g. Memiliki ketangguhan dalam menghadapi ancaman, hambatan dan

tantangan

h. Memberikan dampak positif dan dinilai sosial ekonomi secara signifikan

di tengah-tengah masyarakat;

i. Mampu membangun partisipasi aktif masyarakat dibidang kepeloporannya

j. Mampu memotivasi masyarakat untuk ikud melakukan perubahan

paradigma yang positif;

k. Adanya pengakuan masyarakat karena dirasakan langsung

kemanfaatannya atas bidang kepeloporannya.

4.3 Pelaksanaan Pemilihan Pemuda Pelopor

Kepeloporan dalam perspektif kepemimpinan merefleksikan suatu kekuatan

yang memiliki kontribusi signifikan terhadap terbentuknya kualitas, akuntabilitas

masyarakat dan kepemimpinan itu sendiri. Hal tersebut, mengindikasikan

terdapatnya kebutuhan campur tangan manajerial, pengakuan, penghargaan dan

pemberdayaannya. Pemberian anugerah penghargaan untuk mengabadikan figur

pemuda-pemuda pelopor secera berjenjang dari tingkat kecamatan, kabupaten/

kota, dan nasional dicetuskan pertama kali oleh Menteri Negera Pemuda dan

Olahraga Republik Indonesia pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-57 pada

(25)

Krisis multidimensi pada tahun 1998 belum hilang dampaknya hingga

kini. Disasa-sini muncul berbagai masalah yang memerlukan penanganan secara

serius dan terarah, antara lain: menurunnya nilai nilai kebangsaan di kalangan

pemuda, memudarnya semangat patriotisme, konsistensi dan sportivitas

kebangsaan, serta menipisnya rasa persaudaraan dan empati sosial, kecenderungan

menguatnya feodalisme, dekadensi moral, primordialisme serta sentimen antar

kelompok. Maka diperlukan figur pemuda yang dapat memberikan solusi dari

permasalahan tersebut yang berperan secara nyata dan dapat dirasakan oleh

masyarakat. Kepeloporan yang muncul secara alami, berangkat dari kepedulian

dan rasa cinta akan bangsa yang muncul dari potensi asli daerah (lokal) akan

diberikan penghargaan oleh pemerintah dalam momentum Pemilihan Pemuda

Pelopor.

4.3.1 Koordinasi, Sistem dan Mekanismes Pelaksanaan Pemilihan

1. Koordinasi, Pelaksanaan pemilihan pemuda pelopor dapat dilakukan secara

terkoordinasi dengan instansi/lembaga terkait di tingkat pusat dan antar

instansi/lembaga terkait di tingkat daerah. Koordinasi pelaksanaan

pemilihan pemuda pelopor dimaksudkan untuk adanya dukungan fasilitas,

sinergi dan sinkronisasi pelaksanaan mulai dari kegiatan perencanaan,

pelaksanaan sampai pasca pemilihan pemuda pelopor.

2. Sistem Pemilihan, Pemilihan Pemuda Pelopor dilakukan dengan sistem

terbuka, artinya calon pemuda pelopor dapat diusulkan oleh masyarakat

(26)

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lembaga pemerintahan, pers dan

lain-lain.

Sistem Pemilihan Pemuda Pelopor dilakukan melalui seleksi dan tanpa

seleksi.

a. Pemilihan melalui seleksi, yaitu proses pemilihan pemuda pelopor

melalui seleksi yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat

kabupaten/kota, provinsi sampai tingkat nasional dengan mekanisme

sebagai berikut:

1. Melakukan persiapan dengan menyusun jadwal kegiatan, pembentukan

panitia dan penetapan dewan juri yang melibatkan unsur-unsur terkait

sesuai ketentuan yang ditetapkan.

2. Sosialisasi program pemilihan Pemuda Pelopor tingkat pusat dan daerah

dilaksanakan secara terbuka melalui instansi pemerintahan, media massa,

organisasi kepemudaan dan Lemabaga Swadaya Masyarakat;

3. Pencalonan Pemuda Pelopor diusulkan oleh masyrakat, organisasi

pemuda, Lembaga Swadaya Masyarakat, pers dan instansi pemerintahan

melalui camat setempat yang diajukan kepada panitia pemilihan Pemuda

Pelopor tingkat kabupaten/kota.

4. Panita pemilihan tingkat kabupaten kota melaksanakan sleksi dengan

memverifikasi kebenaran data calon, melalui sleksi administrasi dan

pengamatan langsung dilapangan;

5. Dewan Juri tingkat kabupaten/kota menilai calon Pemuda Pelopor yang

lulus sleksi administrasi dan hasil pengamatan lapangan yang dilakukan

(27)

6. Dewan juri menetapkan tiga orang calon Pemuda Pelopor sesuai dengan

bidang yang diajukan, untuk diusulkan kepada Bupati/Walikota sebagai

Pemuda Pelopor.

7. Bupati/Walikota mengusulkan satu terbaik calon Pemuda Pelopor

tingkat provinsi kepada Gubernur;

8. Panitia pemilihan tingkat provinsi melaksanakan sleksi dengan

memverifikasi kebenaran data calon, melalui seleksi administrasi dan

pengamatan langsung di lapangan;

9. Dewan juri tingkat provinsi menilai calon Pemuda Pelopor yang lulus

sleksi administrasi dan hasil pengamatan lapangan yang dilakukan oleh

panitia;

10. Dewan juri menetapkan lima orang calon Pemuda Pelopor sesuai dengan

bidang yang diajukan, untuk diusulkan kepada panitia pemilihan

pemuda pelopor tingkat provinsi Tahun 2015;

11. Gubernur mengusulkan satu terbaik calon Pemuda Pelopor dari

masing-masing bidang untuk mengikuti seleksi pemuda pelopor tingkat nasional

kepada panitia pemilihan Pemuda Pelopor tingkat nasional kementrian

pemuda dan olahraga;

12. Panitia pemilihan Pemuda Pelopor tingkat nasional menerima usulan

calon Pemuda Pelopor tingkat nasional dari provinsi;

13. Panitia pemilihan Pemuda Pelopor tingkat nasional melaksanakan sleksi

dengan memverifikasi kebenaran data calon, melalui seleksi

(28)

14. Panitia pemilihan Pemuda Pelopor tingkat nasional menganalisa hasil

langsung dilapangan untuk ditetapkan sebagai calon Pemuda Pelopor

yang akan dipanggil untuk mengikuti seleksi tingkat akhir;

15. Dewan juri tingkat nasional melaksanakan proses penilian calon pemuda

pelopor tingkat nasional melalui telaah hasil presentasi calon dan

wawancara mendalam untuk menetapkan calon pemuda pelopor terbaik

di tingkat nasional dari lima bidang yang telah ditentukan.

16. Berdasarkan penilaian, para Dewan juri menyusun peringkat Pemuda

Pelopor calon penerima penghargaan nasional masing-masing peringkat

I, II, dan III serta peringkat harapan untuk masing-masing bidang.

17. Dewan juri membuat berita acara daftar nominasi calon penerima

penghargaan Pemuda Pelopor tingkat nasional untuk diterimakan kepada

Deputi Bidang Pengembangan Pemuda; dan

18. Deputi Bidang Pengembangan Pemuda memproses data nominasi calon

Pemuda Pelopor yang selanjutnya diajukan kepada menteri untuk

ditetapkan sebagai Pemuda Pelopor Tingkat Nasional tahun 2015.

Sistem Pemilihan Pemuda Pelopor

Masy, LSM, Pers, ORSOSPOL, Instansi

Pemerintah, dll

Calon Pemuda

Pelopor Pengisian Formulir

Seleksi Administrasi Oleh Panitia Pemilihan Kab/Kota

(29)

Gambar 4.1 Sistem Pemilihan Pemuda Pelopor Sumber : Buku Panduan Pemuda Pelopor Tahun 2015

b. Pemilihan tanpa seleksi

Dilakukan oleh panitia tingkat nasional pada Kementrian Pemuda dan

Olah Raga dengan cara menetapkan seseorang yang layak memperoleh

predikat Pemuda Pelopor Nasional karena dinilai mempunyai prestasi luar

biasa di tingkat nasional maupun internasional dan mengharumkan nama

bangsa. Pemuda Pelopor tanpa sleksi ditetapkan dengan Surat Keputusan

Verifikasi dan peninjauan lapangan oleh panitia Tk. Provinsi

Seleksi Administrasi Oleh Panitia Pemilihan Tk.Provinsi

Penilaian Dewan Juri Tk.Nasional Penetapan Pemuda Pelopor Tingkat

Nasional oleh Menpora RI

PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA PARA PEMUDA PELOPOR

TK.NASIONAL

Penilaian Dewan Juri Tk. Kab/Kota Pemuda Pelopor Tk. Kab/Kota

ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota (3 orang terbaik pada

bidang masing-masing di usulkan ke tingkat provinsi)

Penilaian Dewan Juri Tk. Provinsi

Seleksi Administrasi Oleh Panitia Tk. Nasional

Verifikasi dan peninjauan lapangan oleh team Fact Finding Tk. Nasional Pemuda Pelopor Tk. Kab/Kota

ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota (satu orang terbaik pada bidang masing-masing di usulkan

(30)

Menpora RI. Ketentuan pemuda pelopor nasional tanpa sleksi adalah

sebagai berikut:

1. Memiliki karya kepeloporan yang sudah terbukti diakui secara

nasional atau internasional;

2. Diusulkan atau ditunjuk oleh masyrakat kepada panitia sleksi nasional.

3. Menunjukkan kelengkapam data administrasi atau data pendukung lain

yang terkait dengan status kepeloporannya. (Kartu Tanda Penduduk,

Kartu Keluarga, data kepeloporan,piagam/sertifikat penghargaan,

berita-berita media massa, surat-surat pengakuan).

4. Mekanisme penetapan sebagai Pemuda Pelopor nasional dilakukan

melalui proses analisa kelayakan oleh panitia nasional, yang hasilnya

diserahkan kepada Deputi Bidang Pengembangan Pemuda untuk

diajukan kepada Mentri Pemuda dan Olahraga RI dalam rangka

penetapannya sebagai penerima penghargaan Pemuda Pelopor

Nasional.

5. Kelengkapan Data Calon Pemuda Pelopor melalui Jalur Sleksi

a) Tingkat Kabupaten/Kota :

1. Surat pengantar dari pimpinan daerah yang menanagani

kepemudaan tingkat kabupaten/kota dari organisasi masyarakat dan

/ atau Camat yang mengusulkan;

2. Profil masing-masing calon Pemuda Pelopor

3. Deskripsi kepeloporan dan lampiran-lampirannya

(31)

- Foto pribadi dan dokumentasi foto aktivitas kepeloporan

- Data pendukung lainnya

4. Tabel rekapitulasi hasil penilaian

5. Berita acara penilaian dan lembar penilaian

6. Surat keputusan Bupati/Walikota atau pejabat mewakili.

b) Tingkat Provinsi:

1. Surat pengantar dari Bupati/Walikota atau pejabat yang mewakili

kepada SKPD yang menangani kepemudaan tingkat provinsi;

2. Profil masing-masing calon Pemuda Pelopor

3. Deskripsi kepeloporan dan lampiran-lampirannya

a) Piagam/penghargaan

b) Foto pribadi dan dokumentasi aktivitas kepeloporan

c) Data pendukung lainnya

4. Tabel rekapitulasi hasil penilaian

5. Berita acara penilaian, dan lembar penilaian

6. Surat keputusan Gubernur atau pejabat yang mewakili.

c) Tingkat Nasional

1. Surat pengantar dari Gubernur atau pejabat yang mewakili kepada

panitia pemilihan pemuda pelopor tingkat nasional Kementerian

Pemuda dan Olahraga;

2. Profil masing-masing calon pemuda

3. Deskripsi kepeloporan dan lampiran-lampirannya ;

- Piagam/penghargaan

(32)

- Data pendukung lainnya;

4. Tabel rekapitulasi hasil penilaian; dan

5. Berita acara penilaian, dan lembar penilaian;

3. Dewan Juri

a. Dewan juri pemilihan Pemuda Pelopor tingkat nasional dilakukan oleh

Tim Independen yang didalamnya mencakup unsur-unsur sebagai berikut

:

1) Pakar dan praktisi bidang-bidang kepeloporan yang ditetapkan;

2) Akademisi yang kompeten dalam bidang penilaian; dan

3) Unsur tim seleksi Pemuda Pelopor tingkat provinsi dari Dispora.

b. Dewan Juri Tingkat Provinsi ditetapkan melalui Surat Keputusan

Gubernur dan Dewan Juri Tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan

melalui Surat Keputusan Bupati/Walikota;

c. Keputusan Dewan Juri Tingkat Nasional berstatus final dan

mengikat; dan

d. Keputusan Dewan Juri Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, proses

dan penetapannya mengacu pada format tingkat nasional.

4. Panitia Pemilihan

Susunan kepanitiaan pemilihan Pemuda Pelopor ditingkat Nasional,

tingkat Provinsi, dan tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari : Pembina,

Wakil Pembina dan Penanggungjawab program/kegiatan, Ketua, Wakil

Ketua, Sekretaris dan anggota.

5. Penghargaan

(33)

1) Penghargaan /Walikota, diberikan kepada Pemuda Pelopor

Pencipta, Pengembang dan Pelestari sebagai Pemuda Pelopor

Tingkat Kabupaten/Kota.

2) Penghargaan Gubernur, diberikan kepada Pemuda Pelopor

Pencipta, Pengembang dan Pelestari sebagai Pemuda Pelopor

Tingkat Provinsi

3) Penghargaan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, diberikan

kepada Pemuda Pelopor Pencipta, Pengembang dan Pelestari

sebagai Pemuda Pelopor Tingkat Nasional.

b. Bentuk Penghargaan

Bentuk penghargaan dapat berbentuk gelar, tropy kepeloporan,

piagam, pemberian fasilitas/dana pembinaan dan atau bentuk lain.

1) Waktu Pemberian Penghargaan

Penyerahan penghargaan pemuda pelopor Tingkat Kabupaten/Kota,

Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional dilakukan dalam rangkaian

peringatan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2015.

c. Pembatalan

Penghargaan Pemuda Pelopor akan dicabut/dibatalkan apabila

dikemudian hari yang bersangkutan terbukti telah melakukan perbuatan

tercela, melanggar hukum dan atau perbuatan lainnya yang merugikan

masyarakat, yang pengaturannya akan ditentukan kemudian melalui

pertemuan nasional yang membahas hal yang dimaksud.

(34)

a. Anggaran pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional bersumber dari

APBN.

b. Anggaran pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Provinsi bersumber dari

APBD.

c. Anggaran pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Kabupaten/ Kota

bersumber dari APB.

Tabel 4.1 Tanggung Jawab Anggaran Pemilihan Pemuda Pelopor Tahun 2015

No

. Kegiatan

Tanggung Jawab 1 Anggaran Pemilihan Tingkat Nasional:

a. Seleksi Calon

b. Kunjungan Tim Fact Finding ke daerah c. Dewan Juri

d. Perjalanan Pemuda Pelopor dari Provinsi ke Tk. Nasional pulang pergi bagi yang masuk nominasi

e. Akomodasi dan konsumsi selama di Tingkat Nasional f. Penghargaan Nasional

Pusat

Deputi V/

Asdep

Penghargaan

2 Anggaran Pemilihan Tingkat Provinsi : a. Seleksi Calon

b. Kunjungan Tim Fact Finding

c. Dewan Juri

(35)

d. Kepanitiaan

e. Penghargaan Tingkat Provinsi 3 Anggaran Pemilihan Tingkat Kab/Kota:

a. Sosialisasi dan Rekruitmen b. Seleksi Calon

c. Kunjungan Tim Fact Finding d. Dewan Juri

e. Kepanitiaan

f. Penghargaan Tingkat Kab/Kota

g. Penghargaan Pemuda Pelopor Kab/Kota ke Ibukota Propinsi

Daerah/Kab/ Kota

Sumber : Buku Panduan Pemuda Pelopor 2015

4.3.2 Penilaian Pemuda Pelopor

Penilaian Pemuda Pelopor dilaksanakan dengan mengacu kepada konsep

dasar tentang kepeloporan pemuda yang dirumuskan dalam definisi, kriteria, dan

persyaratan. Mengacu pada definisi, kriteria, dan persyaratan kepeloporan pemuda

sebagaimana telah ditetapkan, untuk kepeloporan penilaian ditetapkan dua

kelompok aspek yang akan dinilai sebagai berikut :

a. Integritas Kepribadian

Batasan pemahaman: Integritas Kepribadian merupakan kualitas diri yang

membentuk kepribadian seseorang. Integritas kepribadian mencakup unsur

loyalitas, kapabilitas dan kesukarelawan bagi Pemuda Pelopor, integritas

kepribadian dengan segenap unsurnya merupakan roh dan jiwa dari

kemampuan diri, kemajuan sosial dan wujud karya rintisan nyata yang

dimiliki atas keberartiannya terhadap lingkungan masyarakat.

b. Metode Penilaian

(36)

1) Pengamatan langsung (observasi)

Sehubungan dengan karakter data kepeloporan pemuda bersifat melekat

pada kehidupan masyarakat dan lingkungan, maka pengamatan awal,

langsung dilakukan oleh masyarakat umum dan/atau pemuka

masyarakat, untuk diajukan sebagai calon pemuda pelopor ketingkat

kabupaten/kota.

2) Penilaian Administratif

Penilaian administratif dilakukan oleh panitia pemilihan tingkat

kabupaten/kota, provinsi, dan nasional untuk menilai kelengkapan

administratif, meliputi:

a. Surat Pengantar;

b. Profil Calon Pemuda Pelopor;

c. Deskripsi Kepeloporan dan lampiran-lampirannya (Piagam

Penghargaan; Foto (ukuran 4 x 6 cm, poscard (warna), foto

aktivitas dan dokumentasi kepeloporan; Data pendukung lainnya;

Surat Keputusan terkait dengan jenjang penilaian; Tabel

rekapitulasi hasil penilaian (tingkat Kab/Kota dan provinsi);

3) Wawancara Mendalam (In-depth Interview)

Tahap wawancara mendalam bermaksud melakukan penilaian atas

dasar data kuantitatif dengan instrument yang telah disediakan dan

dilakukan di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.

4) Kunjungan Lapangan (Fact Finding)

Kunjungan lapangan dilakukan untuk melihat secara faktual atas data yang

(37)

kota, provinsi, dan nasional. Penilaian kepeloporan pemuda

dilaksanakan melalui tahapan sebagaimana digambarkan dalam

kerangka penilaian di bawah ini :

Nilai Integritas Kepribadian Nilai Kapasitas Diri dalam

Kepeloporan

1. Integritas kpd Tuhan YME

2. Integritas pada Diri 3. Integritas pada

Masyarakat dan Negara

4. Kunjungan

KAPASITAS DIRI DALAM KEPELOPORAN 1. Kepemimpinan 2. Kreatifitas 3. Aksesbilitas 4. Keuletan

5. Diakui oleh masyarakat

PENDEKATAN

ASPEK YANG DINILAI

(38)

Gambar 4.2 Mekanisme Penilaian Pemuda Pelopor

Sumber : Buku Pedoman Pemuda Pelopor

4.4 Efektivitas Program Pemuda Pelopor Tahun 2015

Fokus kepada penelitian yang telah ditetapkan untuk mengukur Efektivitas

Program Pemuda Pelopor yaitu dengan menggunakan Model Pengukuran Budiani

(2007) untuk mengukur efektivitas suatu program yaitu :

a) Ketepatan Sasaran Program

b) Sosialisasi Program

c) Ketepatan Tujuan Program

d) Pemantauan Program

4.4.1 Ketepatan Sasaran Program

Sasaran kegiatan Pemuda Pelopor bertindak sebagai titik yang ingin

dicapai. Sasaran Program Nasional lazim diacu sebagai sasaran daerah. Dalam

hal ini sama kaitanya dengan program Pemuda Pelopor merupakan kegiatan dari

Nasional yang pesertanya berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Sasaran

M 9=M

B 8=B

C 7=C

K 6=K

(39)

ditentukan lebih ke arah proses daripada outcome.. Dalam penentuan sasaran

menekankan pada indikator yang kita anggap penting untuk membantu

pencapaian target. Sasaran dari program Pemuda Pelopor di Tingkat Nasional

yaitu terpilihnya 30 orang Pemuda Pelopor Tingkat Nasional yang mewakili 5

bidang kepeloporan, karena dimasing-masing bidang kepeloporan akan ada 5

orang yang diberikan penghargaan dari peringkat pertama sampai dengan harapan.

Sedangkan ditingkat provinsi harus menyeleksi dari tingkat kabupaten dan kota

kemudian menyeleksi dan memilih pemuda pelopor di masing-masing bidang

kepeloporan. Dengan adanya apresiasi dari pemerintah di bidang kepeloporan

tentu saja ini akan menjadi semangat baru buat pemuda untuk terus berkarya dan

membangun daerahnya. Ketepatasan sasaran memiliki 5 indikator yaitu:

1. Tersleksinya calon Pemuda Pelopor

Tahap penyeleksian merupakan salah satu indikator ketepatan sasaran

program. Proses pemilihan Pemuda Pelopor di tingkat Provinsi Sumatera Utara

melalui seleksi. Penyeleksian dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat

kabupaten kota mengirimkan kandidat terbaiknya untuk ikut penyeleksian tingkat

provinsi, dan yang terbaik di tingkat provinsi akan dikirim ke tingkat nasional.

Seperti yang disampaikan Muhammad Tohir sebagai Kepala Bidang

Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olah raga Sumatera Utara yaitu:

(40)

provinsi dibentuk tim sleksi ada dari Perguruan Tinggi, Wartawan, KNPI dan Dispora sendiri, membentuk tim, rapat teknis lalu langsung turun ke lapangan.”

Pada tingkat nasional para Dewan Juri menyusun peringkat pemuda

pelopor untuk menerima penghargaan di tingkat provinsi yaitu peringkat I.II.III

serta peringkat harapan, di Sumatera Utara sendiri terdapat 5 orang pemenang

dimasing-masing bidang dan dua diantarannya yaitu juara I dan II dikirim ke

tingkat nasional. Dalam proses pemilihan Pemuda Pelopor yaitu potensi dan

kapasitas diri pemuda sangatlah penting, Setiap manusia pada dasarnya memiliki

potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk

mendayagunakan potensi tersebut, lain halnya dengan Pemuda Pelopor yang

diberikan penghargaan karena potensi yang dimilikinya. Seperti yang

diungkapkan Budi Nasution yang merupakan salah satu tim penyeleksi Pemuda

Pelopor yaitu:

Pemuda pelopor itu memang harus mempunyai potensi kalau tidak ya tidak memenuhi syarat, tidak bisa ikud seleksi apalagi dapat

penghargaan”.

Pemuda Pelopor memili potensi yang berbeda – beda, oleh sebab itulah

kategori kepeloporan dibagi menjadi beberapa bidang. Hal ini dapat dilihat dari

pernyataan oleh Muhammad Tohir sebagai Kepala Bidang Kepemudaan Dinas

Pemuda dan Olah raga Sumatera Utara yaitu:

(41)

Dibalik potensi yang besar tentu saja ada sesuatu yang melatarbelakangi hal

tersebut seperti yang di ungkapakan Gita Adinda Nasution (Juara I Pemuda

Pelopor Bidang Teknologi tepat guna) adalah :

“Pada awalnya saya termotivasi untuk membuat obat diabetes karena ayah saya terserang penyakit tersebut, berbekal dari ilmu yang saya dapatkan di bangku perkuliahan jurusan farmasi, saya mencoba experimen dari hal yang bertolak belakang misalnya penyakit polio dapat diatasi dengan vaksin polio itu sendiri, kemudian orang yang di gigit ular malah di beri penawar dari racun ular tersebut, nah dari pemikiran ini saya juga berfikir kalau diabetes juga dapat disembuhkan dari unsure gula itu sendiri yanga asalnya dari tebu. Alhamdulillah usaha saya membuahkan hasil dan sampai saat ini saya bisa membantu banyak orang yang terserang penyakit diabetes”.

Amar Husein Sitompul Pemuda Pelopor asal Tapanuli Selatan ini juga

menjelaskan yang menjadi latar belakang memulai kepeloporannya adalah:

Saya awalnya hanya gemar dalam bercocok tanam, setelah saya kuliah dibidang pertanian saya mulai mengembangkan tanaman-tanaman liar yang ada dihutan Tapanuli Selatan,memanfaatkan lahan yang seadanya, kemudian membuat kawasan wisata disekitar hutan dengan tanaman-tanaman yang sudah saya budidayakan, saya modifikasi dan membuat variasi dengan mengawinkan atau menggabungkan dari warna atau jenis tanaman yang berbeda, pelan – pelan usaha saya ini mulai mendapat perhatian dan sudah cukup banyak dikunjungi wisatawan dengan adanya kegiatan ini saya bisa membantu ekonomi masyarakat dan mengurangi pemuda yang menganggur”.

Latar belakang Pemuda Pelopor yang dalam hal menggurangi pengangguran juga

di ungkapkan oleh Rita Susanti Pemuda Pelopor 2015 Bidang Pangan:

Pada tahun 2009 saya pernah mengikuti kegiatan usaha pembuatan kue kering, kesukaan saya terhadap makanan sejenis kue kering mendorong saya untuk membuka usaha ini, selain itu saya juga ingin membuka lapangan pekerjaan bagi saudara –saudara saya dan tetangga saya jadi mereka punya pekerjaan dan penghasilan tambahan melalui usaha yang saya rintis ini.”

(42)

Sebagai pemuda pelopor harus memiliki potensi dalam hal kepemimpinan,

yaitu dengan adanya visi misi yang jelas dalam kepeloporannya.Visi adalah

pandangan ke depan atau keinginan yang perlu diwujudkan di masa depan. Visi

juga dapat dikatakan sebagai cita-cita yang ingin dicapai. Sedangkan Misi adalah

pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh orang dalam usahanya

mewujudkan Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju sebagai cara

pencapaian Visi.

“yang menjadi visi saya adalah Tapanuli Selatan yang bermartabat,dan yang menjadi misi saya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat dan pemuda yang cerdas dan kreatif dan menjadikan kabupaten Tapanuli Selatan sebagai wisata khas tanaman dan adanya kerja sama yang baik dengan pemuda setempat.”

Amar Husein Sitompul (Juara III Pemenang Pemuda Pelopor

Sumatera Utara Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan), yaitu:

Gita Adinda Nasution (Juara I Pemenang Pemuda Pelopor Sumatera Utara Bidang

Teknologi Tepat Guna Pencipta Obat Diabetes) menyatakan visi misinya dalam

kepeloporan yaitu:

“ Kalau visi saya, saya maunya semua orang sehat, Misi saya yaitu mengajak semua orang untuk berprilaku hidup sehat karena menjaga kesehatan itu lebih baik dari pada mengobati”.

Visi dan Misi Kepeloporan juga di ungkapkan oleh Heri S.Pd (Pemuda Pelopor

Bidang Pendidikan) yaitu:

(43)

Nurjannah, Bidang Sosial Budaya dan Pariwisata mengungkapkan visi misi

kepeloporannya yaitu :

“Saya ingin Indonesia dikenal karena kebudayaannya oleh mancan Negara, Misi saya yaitu memperkenalkan budaya Indonesia melalui Seni Tari ke dunia melalui event seni budaya tingkat internasional”.

Dalam hal kepemimpinan seorang Pelopor juga harus memiliki kemampuan

berkomunikasi, beinteraksi dan bernegosiasi dimana pemuda mengembangkan

kepeloporannya, seperti yang diungkapkan oleh Heri S.Pd:

“ Ya harus, kalau saya gak pande komunikasi mana bisa para nelayan-nelayan itu mendukung program saya, selain komunikasi harus bisalah kita pendekatan sama orang tua siswa supaya anaknya disekolah kan lagi, biayanya gratis kog tidak memberatkan mereka. Jadi kami buat undangan dulu untuk para orang tua siswa yang sudah pernah bersekolah disini, terus kami kasih pemaparan, hampir semuanya dukung kok.”

3. Pemuda Pelopor Memiliki Potensi Kreativitas

Selain aspek kepemimpinan, aspek kreativitas juga menjadi hal penting

yang harus dimiliki pemuda pelopor, Pemuda Pelopor Sebagai Pencipta (inovatif)

yaitu karya nyata yang dipelopori bersifat original dan baru. seperti yang

dikatakan oleh Muhammad Tohir sebagai Kepala Bidang Kepemudaan Dinas

Pemuda dan Olah raga Sumatera Utara bahwa kepeloporan itu memunculkan

sesuatu yang tidak ada atau belum ada menjadi ada. Hal ini seperti pemaparan

beliau:

(44)

Pemuda Pelopor sebagai pengembang (Modifikatif) yaitu karya nyata yang

dipelopori merupakan hasil modifikasi dari sebelumnya, seperti yang

diungkapkan Amar Husin Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan yaitu:

Status kepeloporan yang saya tekuni yaitu pengembangan yang sudah ada ataupun saya modifikasi sehingga memiliki bentuk lain ataupun menemukan sesuatu yang baru, misalnya tanaman liar dari hutan sejenis daun daunan saya modifikasi dengan cara kawin silang atau stek sehingga ketika tunasnya tumbuh jadi ada corak yang berbeda dan saya yakin ini belum ada dimanapun, karna yg saya manfaatkan tanaman liar disekitar hutan Tapanuli.”

Pemuda Pelopor sebagai pelestari (Adaptif) yaitu karya nyata yang dilakukan

merupakan hasil inspirasi dari karya sebelumnya, yang masih relevan di masa kini.

Nurjannah ( Bidang Sosial Budaya dan Pariwisata) mengungkapkan:

“Saya melestarikan kebudayaan seni tari yang sudah ada sebelumnya namun saya bisa menciptakan gerakan – gerakan baru tanpa harus mengubah gerakan dasarnya, berkat prestasi ini saya sering dikirim keluar negeri untuk nampil disana.”

Sama seperti yang disampaikan oleh Rita Susanti (Bidang Pangan) yaitu:

“ Selain kue – kue kering saya banyak membuat makanan dan kue tradisional, kue tradisional ini sering kita sebut dengan nama “kue basah” selain peminatnya masih cukup banyak produksi kue basah juga sebagai pelestari makanan tradisional.”

4. Pemuda Pelopor Memiliki Potensi Keuletan

Keuletan menjadi salah satu penilaian dalam pemilihan Pemuda Pelopor,

Bidang yang digeluti Pemuda Pelopor harus memiliki perjalanan minimal 1 tahun

dalam menjalankan kepeloporannya. Berbeda dengan tahun sebelumnya ketetapan

yang dijelaskan melalui buku panduan Penilaian Pemuda Pelopor, seorang

pemuda harus menjalani kepeloporannya minimal 2 tahun secara

(45)

“Kalau di Tahun 2015 lalu minimal pemuda – pemuda itu hanya 1 tahun saja menjalankan kepeloporannya langsung bisa kami nilai, beda sama tahun – tahun sebelumnya harus 2 tahun menjalankan kepeloporannya, saya pun tidak tau kenapa diganti dari pusat, kami ini dari pihak pemerintahan daerah hanya menjalankan saja, yang merumuskannya kan ada di tingkat nasional, apa yang ada di buku panduan itulah yang kami ikuti.”

Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Budi Nasution Selaku salah satu tim

seleksi Pemuda Pelopor 2015 yaitu :

“ ya, sebelumnya 2 tahun, tapi di 2015 ini hanya 1 tahun, yang penting sudah ada hasilnya yang dibuat pemuda pelopor itu, kan kami menilai langsung kelapangan bukan hanya dari data yang ditulis mereka.”

Pemuda Pelopor asal Tapanuli Selatan, Amar Husin Sitompul mengungkapkan

bahwasanya sudah sejak lama menjalankan bidang kepeloporannya :

Udah lama lah dari Tahun 2005 sampai sekarang, saya buat ini karena memang kegemaran saya bukan karna mau jadi pemenang Pemuda Pelopor.”

Seorang Pemuda Pelopor juga harus memiliki kegigihan, semangat yang kuat

dalam menghadapi segala bentuk rintangan dan tantangan dengan tanpa putus asa.

Seperti yang diungkapkan Rita Susanti (Pemuda Pelopor bidang pangan) :

“Awalnya saya memulai usaha kue kering mulai tahun 2009, setelah berjalan 1 tahun usaha ini sempat vakum, kemudian ditahun 2012 saya memulai untuk mengembangkan lagi. Saya tidak sendiri, orang tua saya ikud membantu dan mendukung terutama untuk urusan modal awal, sampai sekarang Alhamdulillah usaha ini semakin berkembang, apalagi menjelang hari raya dan tahun baru penjualannya meningkat drastis.”

Heri SP.d ( Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan) juga mengungkapkan rintangan

yang dihadapinya yaitu :

(46)

Kendala saat memulai kepeloporan juga dialami oleh Amar Husin Sitompul

seperti pernyataannya sebagai berikut:

“Ada beberapa orang yang menganggap saya gila, karena memanfaatkan limbah gerami dijadikan pupuk kompos, batok kelapa saya jadikan media tanaman hias, dan tanaman-tanaman langka bekas penebangan liar saya selamatkan dan mereka mengganggap tanaman strobery tidak bisa tumbuh di Kabupaten Tapanuli Selatan khususnya didaerah saya, cara saya mengatasinya yah saya cukup membuktikan saja dan perjuangan saya berhasil sampai dengan saat ini.”

5.Mendapatkan Pengakuan dari Masyarakat

Kendala yang dihadapi tidak serta merta langsung menjadi penghambat

bagi Pemuda Pelopor, dengan adanya hasil dan pembuktian maka pemuda pelopor

mendapatkan pengakuan masyarakat sekitar atas karya nyata yang dapat dirasakan

secara langsung oleh masyarakat dalam bidang yang di peloporinya. Hal ini

sejalan yang disampaikan oleh Budi Nasution Salah satu tim seleksi Pemuda

Pelopor 2015 yaitu:

Saat kami kelapangan melihat karya-karya dari Pemuda Pelopor yang akan diberi nilai, kami juga bertanya dengan warga sekitar dan semua mengakui dan merasakan hasil karya pemuda pemuda tersebut, karna warga disitu kan banyak juga yang ikut bekerja mengembangkan usaha Pemuda Pelopor, bahkan pemerintah setempatpun mendukung seperti Nurjannah Pemuda Pelopor Kota Binjai, Kalau ada acara di pemerintahan kota pasti kelompok tarinya yang disuruh tampil, terus seperti si Husin Amar Sitompul di Tapsel sana, dia udah jadi rekanan dinas kehutan, sering disuruh menjadi instruktur ataupun pembicara dalam bidang kehutanan dan lahan pertanian.”

Pembahasan diatas penilaian efektivitas program dari pendekatan sasaran dapat

(47)

Tabel 4.2 Penilaian Efektivitas Pendekatan Sasaran

Konsep Indikator Empirik

Terseleksinya Pemuda Pelopor di Setiap Bidang

Kepeloporan

Proses seleksi dilakukan oleh Penyelenggara

Proses seleksi dilakukan oleh Dinas Provinsi Sumatera Utara

Terpilihnya 5 orang Terpilihnya 5 orang disetiap bidang kepeloporan

Penilaian Efektivitas

Dua indikator terpenuhi Efektif Satu indikator terpenuhi Kurang Efektif

Indikator tidak terpenuhi Tidak Efektif

Konsep Indikator Empirik

Kepemimpinan Pemuda Pelopor memiliki visi misi

Setiap Pemuda Pelopor memiliki visi misi sesuai dengan bidang kepeloporannya

Pemuda Pelopor memiliki kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi

Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dimiliki Pemuda Pelopor

Penilaian Efektivitas

Dua indikator terpenuhi Efektif Satu indikator terpenuhi Kurang Efektif

Indikator tidak terpenuhi Tidak Efektif

Konsep Indikator Empirik

Kreativitas Pemuda Pelopor Pencipta Pemuda Pelopor sebagai pencipta yaitu bidang teknologi tepat guna

Pemuda Pelopor Pengembang Pemuda Pelopor sebagai pengembang yaitu bidang pengelolaan SDA dan lingkungan

Pemuda Pelopor Pelestari Pemuda Pelopor sebagai pelestari yaitu bidang sosial, seni, budaya dan bidang pangan.

(48)

Indikator tidak terpenuhi Tidak Efektif

Konsep Indikator Empirik

Keuletan Kepeloporan lebih dari 1 tahun Pemuda Pelopor memulai kepeloporannya lebih dari 1 tahun

Mahir, Gigih dan terampil dalam kepeloporan

Pemuda Pelopor mahir, gigih dan terampil dalam menjalankan kepeloporannya

Penilaian Efektivitas

Dua indikator terpenuhi Efektif Satu indikator terpenuhi Kurang Efektif

Indikator tidak terpenuhi Tidak Efektif

Konsep Indikator Empirik

Karya kepeloporan diakui oleh masyarakat

Kepeloporan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar

Salah satunya yaitu dari bidang pendidikan, masyarakat

terbantu dengan adanya sekolah murah

Kepeloporan diakui oleh masyarakat sekitar

Masyarakat mengakui

kepeloporan sangat bermanfaat

Penilaian Efektivitas

Dua indikator terpenuhi Efektif Satu indikator terpenuhi Kurang Efektif

Indikator tidak terpenuhi Tidak Efektif

Penilaian dalam pendekatan sasaran mendapatkan nilai efektif. Pendekatan

sasaran program sejauh ini sudah dilakukan dengan baik oleh pihak Dinas

Pemuda dan Olah Raga Sumatera Utara serta tim seleksi yang terdiri dari unsur

perguruan tinggi negri, KNPI, LSM dan dari Dinas Pemuda dan Olah raga itu

sendiri. Terseleksinya Pemuda Pelopor di Setiap Bidang Kepeloporan sebanyak

lima orang dari hasil seleksi langsung kelapangan, tim seleksi mendapatkan

pemenang dari masing – masing kategori. Pemuda Pelopor merupakan mesin

utama penggerak kepeloporan. Dengan terseleksinya Pelopor di Tingkat Provinsi,

(49)

ajang pemilihan Pemuda Pelopor 2015 dan berhasil menjuarai sebagai pemenang

pertama dalam Bidang Teknologi tepat guna.

4.4.2 Sosialisasi Program

Sosialisasi program yaitu kemampuan penyelenggara program dalam

melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan

program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran

peserta program pada khususnya. Sosialisasi Program diharapkan dapat

menyampaikan pesan pada masyarakat yang dituju atau ditargetkan. Dengan

demikian perlu dipilih cara yang sesuai dengan masyarakat yang ditargetkan.

Aktivitas sosialisasi harus dikemas dalam bentuk yang menarik perhatian,

agar masyarakat tertarik dan menyimpan pesan yang disampaikan dalam memori

pikiran mereka. Cara yang dilakukan pada umumnya memberikan sponsor pada

suatu acara tertentu, menggunakan tokoh masyarakat setempat, menonjolkan

keunggulan dari program-program yang diperkenalkan. Sosialisasi Program yang

direncanakan dengan baik akan memudahkan masyarakat memahami pesan yang

disampaikan kepada para pemuda khususnya. Pesan yang jelas dan penggunaan

media yang tepat dan kemasan cerita yang menarik mampu menyampaikan pesan

kepada pengguna secara cepat dan tepat. Sama halnya dengan sosialisasi pemuda

pelopor harus disosialisasikan secara merata keseluruh daerah dan menggunakan

media media tertentu agar tepat sasaran langsung kepada masyarakat khususnya

pemuda. Adapun indikator dalam dalam sosialisasi Program Pemuda Pelopor

(50)

1. Pendaftaran dan Pemilihan di tingkat provinsi Sumatera Utara dilakukan

secara terbuka, maksudnya adalah memberikan kesempatan kepada semua

orang yang memenuhi syarat untuk mengikuti seleksi Pemuda Pelopor,

dan yang memiliki nilai terbaik otomatis akan menjadi pemenangnya

terlepas dari mana asal daerahnya dan jenis kepeloporannya. Dengan

sistem terbuka para pemuda yang mengikuti seleksi berjuang untuk

dirinya sendiri. Penilaian yang diberikan pada saat seleksi dilakukan

secara transparan oleh seluruh penilai dan sangat dihindari pemberian

uang sogokan untuk menjadi pemenang Pemuda Pelopor. Hal ini dapat

dilihat dari pernyataan Muhammad Tohir (Kepala Bidang Kepemudaan

Dispora Sumatera Utara):

Yah kita lakukan secara terbuka, murni penilaian dari tim seleksi, siapa saja yang memenuhi syarat boleh mendaftar melalui Dispora yang ada dikabupaten / kota nanti yang terbaik barulah diusulkan dan diberikan profil calon calon Pemuda Pelopor itu untuk di seleksi dari Dispora Sumut.”

2. Sosialisasi program pemilihan disampaikan melalui instansi pemerintahan

di kabupaten kota melalui Dinas Pemuda dan Olah raga dan

masing-masing kota dan kabupaten mengirimkan kandidat calon Pemuda Pelopor

untuk mengikuti seleksi di tingkat provinsi. Berikut pernyataan dari

Muhammad Tohir:

Gambar

Tabel 3.1 Data Informan
Gambar :3.1
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Efektivitas Program
Tabel 3.3 Penilaian Indikator Efektivitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Komunitas pecinta Film di Surabaya, khususnya film pendek ( lndependen), baik penikmat film hingga film maker (lokal) belum mempunyai media komunikasi sebagai

Dengan pola(lay-out), perekayasaan (design and Engineering) dan konstruksinya harus memperhatikan expansibility, fleksibility, bahan yang dipakai dan pelaksanaan

Jika lintasan berawal dan berakhir pada satu simpul (vertex) yang sama, maka graph dengan lintasan tersebut disebut dengan graph tertutup, dan sebaliknya, jika.. lintasan

Manifestasi klinis sarkoma Ewing dapat berupama manifestasi local maupun sistemik. Manifestasi lokal meliputi : nyeri dan bengkak pada daerah femur atau

Kabupaten Minahasa Utara merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki banyak lahan pertanian yang dengan seiring berjalannya waktu

Suatu alternatif memiliki nilai preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai P(x) dari masing-masing alternatif tidak melebihi nilai threshold.

Dalam skripsi ini pembahasan akan difokuskan pada pengembangan dis- tribusi majemuk dengan jumlahan Borel yang digunakan sebagai model distribusi frekuensi atau banyaknya klaim

Dinding bakteri gram negatif mengandung lipopolisakarida (LPS, endotoksin) yang mana dikeluarkan setelah bakteri mati.3,4 Selain sebagai pencetus terjadinya proses