BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti menjelaskan secara umum mengenai pemilihan
pendekatan penelitian, tipe penelitian yang dilakukan, pemilihan informan sebagai
salah satu sumber data, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti.
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitan
Lokasi penelitian yang ditetapkan dalam penelitian adalah Dinas Pemuda
dan Olah raga Provinsi Sumatera Utara, Adapun alamat kantor berada di Jalan
Iskandar Muda Kecamatan Medan Petisah, Lokasi tersebut dijadikan lokasi
penelitian dengan beberapa pertimbangan yaitu Program Pemuda Pelopor tingkat
Provinsi Sumatera Utara di tanggung jawabi oleh Dinas Pemuda dan Olah Raga
Sumatera Utara, selain itu sumber data baik tertulis maupun data hasil wawancara
akan diambil dari Dinas Pemuda dan Olah Raga Sumatera Utara sehingga
memungkinkan untuk kelancaran penelitian untuk memperoleh informasi terkait.
Waktu penelitian untuk mengumpulkan data dilaksanakan pada bulan Mei sampai
dengan bulan Juli 2016.
3.2. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian adalah satu strategi yang dipilih oleh peneliti untuk
mengamati, mengumpulkan informasi, dan menyajikan analisis hasil penelitian.
Oleh karena itu, suatu masalah penelitian akan terjawab secara logis, sistematis,
dan empiris bila didukung oleh data yang tepat. Penelitian ini menggunakan
Kualitatif lebih menekankan pada kedalaman isu, tekstur, dan data mentah karena
pendekatan induktifnya lebih menekankan pada pengembangan mendalam data
yang dikumpulkan (Newman,2003). Menurut Sugiyono (2010) bahwa metode
penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan data), analisis
data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi. Kemudian menurut Bodgan dan Taylor dalam Moleong (2005)
mengungkapkan bahwa metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang yang dapat diamati.
Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya
deskriptif, seperti transkrip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman
video, dan sebagainya. Selain itu, penelitian kualitatif juga memiliki beberapa
pandangan mendasar, yaitu : (Patton, 1990)
1. Realitas sosial adalah sesuatu yang subjektif dan diinterpretasikan, bukan
sesuatu yang berada diluar individu-individu,
2. Manusia secara sederhana mengikuti hukum-hukum alam diluar diri,
melainkan menciptakan rangkaian makna dalam menjalani kehidupannya
3. Ilmu didasarkan pada pengetahuan sehari-hari, bersifat induktif, ideografis
dan bebas nilai, serta
4. Penelitian bertujuan untuk memahami kehidupan sosial.
Pengumpulan data untuk efektivitas program pemuda pelopor Sumatera
meliputi aspek-aspek ketepatan sasaran program, sosialisasi program, tujuan
program, dan pemantauan program (Budiani 2004). Dengan demikian, ada empat
aspek yang akan dianalisis untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program
Pemuda Pelopor dan untuk pengembangan wilayah meliputi aspek sosial dan
aspek ekonomi.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Sugiono (2003), bahwa pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai
setting, dari berbagai sumber, dan dengan berbagai cara. Bila dilihat dari
settingnya, data penelitian ini dapat dikumpulkan pada pengaturan alamiah
(natural setting). Sedangkan jika dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan
penelitian ini dapat dikumpulkan dari sumber datanya, maka pengumpulan
penelitian ini dapat dikumpulkan dari sumber primer, dan sumber sekunder.
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah informan yang langsung
memberikan informasi atau data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau lewat dokumen-dokumen yang relevan dengan penelitian ini. Informan
utama dalam penelitian ini adalah Pemuda Pelopor Sumatera Utara Tahun 2015
dan pihak pemerintahan yang menanggung jawabi program Pemuda Pelopor yaitu
dari Dinas Pemuda dan Olah Raga Sumatera Utara.
Menurut Moleong (2004), menyatakan bahwa sumber utama data
penelitian kualitatif adalah data verbal, yaitu dalam bentuk rangkaian kata-kata
atau cerita dan tindakan nyata yang direkam dari sumber-sumber yang relevan
teknik yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian sesuai dengan judul
meliputi kegiatan pengumpulan data sebagai berikut :
a. Data sekunder
Data sekunder merupakan data historis yang sudah terkumpul untuk tujuan
penelitian. Pengumpulan data diambil dari sumber-sumber internal dan
ekternal organisasi. Internal data sekunder didapat berupa pencatatan
administrasi atau laporan rutin serta profil organisasi serta berbagai data
penunjang lain yang bersumber dari internal pengurus Pemuda Pelopor
Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan eksternal data sekunder di dapat melalui
surat kabar harian, majalah, internet, bahan seminar, hasil survey atau hasil
penelitian yang telah dilakukan serta buku atau literature yang terkait dengan
penelitian.
b. Data Primer
Data primer berupa kumpulan data yang dimaksudkan untuk tujuan
pembahasan ini. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan diantaranya :
1. Pengamatan (Observasi)
Peneliti mengadakan pengamatan langsung ke objek penelitian Program
Pemuda Pelopor Provinsi Sumatera Utara, untuk melihat situasi dan
kondisi serta memperoleh data yang berkaitan dengan pembahasan
penelitian.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pedoman waancara yang telah ditetapkan
sebelumnya, dan menggunakan beberapa alat bantu untuk proses
wawancara tetap terfokus atau sesuai dengan tujuan penelitian dan
informasi-informasi penting yang ingin digali dapat terungkap secara jelas.
Wawancara dilakukan terhadap informan yang sebelumnya sudah dipilih
atau ditentukan yang memiliki ciri dan sifat yang khas. Kekhususan yang
dimaksud adalah informan yang memiliki ciri dan sifat yang khas.
Kekhususan yang dimaksud adalah informan yang memiliki pengetahuan
dan mendalami situasi yang sedang diteliti, atau informan yang memiliki
pengalaman langsung dengan objek yang akan diteliti tersebut. Dengan
kata lain informan adalah orang atau subjek yang lebih mengetahui tentang
hal-hal atau informasi yang dibutuhkan.Wawancara yang akan dilakukan
dalam penelitian ini berupa komunikasi langsung dengan pejabat/pengurus
terpilih yang ada pada Program Pemuda Pelopor Sumatera Utara untuk
melakukan identifikasi terhadap faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
serta eksternal (Peluang dan Tantangan) terhadap pengelolaan Program
Pemuda Pelopor. Wawancara dilakukan secara mendalam dan terstruktur
(deep interview).
Teknik pengumpulan data diatas difokuskan pada efektivitas Program
Pemuda Pelopor Tahun 2015 terhadap pengembangan wilayah di Sumatera Utara.
Penganalisisan data yang terkumpul dimaksudkan untuk menemukan hal-hal
penting dan pokok-pokok pikiran yang menggambarkan permasalahan disekitar
tema yang diteliti.
Untuk memenuhi hal-hal diatas maka teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini diperoleh melalui dua kegiatan yaitu:
Yaitu studi literatur dilakukan dengan mengkaji berbagai informasi yang
terkait dengan program pemuda pelopor. Sumber informasi itu sendiri berasal dari
buku-buku panduan program pemuda pelopor, media cetak (majalah dan Koran),
jurnal, internet dan berbagai dokumen dari studi dan kajian yang pernah
dilakukan.
b. Wawancara Mendalam
Dilakukan dengan Dinas Pemuda dan Olah Raga Sumatera Utara yang
menangani program Pemuda Pelopor, pemenang program Pemuda Pelopor 2015,
dan tim penyeleksi yang berasal dari organisasi kepemudaan. Teknik ini
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang
pelaksanaan program Pemuda Pelopor.
Kedua teknik tersebut dilakukan analisis data, yaitu dengan mencoba
menemukan hal-hal penting dan pokok-pokok pikiran yang menggambarkan
permasalahan disekitar tema yang diteliti.
3.4. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian kualitatif ini sangat penting, peranan informan
merupakan kumpulan data yang dapat memberikan informasi primer yang
dibutuhkan oleh peneliti. Melihat posisi dan peranan informan sangat sentral,
maka untuk menetapkan informan dibutuhkan seleksi yang tepat. Dalam
penelitian ini, penentuan informan disesuaikan dengan berbagai informasi yang
dibutuhkan oleh peneliti serta merujuk pada kompetensi yang mereka miliki untuk
Informan penelitian ini adalah pihak-pihak yang mengetahui, menjalankan
dan menerima manfaat dari program pemuda pelopor. Dalam menentukan
informan, peneliti berdasarkan pada pendapat Newman (2000) tentang
karakteristik informan yang baik yaitu (1) seseorang yang mengetahui dengan
baik budaya, daerah dan menyaksikan kejadian-kejadian di tempatnya, (2)
anggota masyarakat yang dapat meluangkan waktu bersama peneliti, (3) terlibat
aktif dengan kegiatan yang ada ditempat penelitian. Adapun informan yang
dilibatkan adalah:
Tabel 3.1 Data Informan
No Nama Informan Nama / Instansi
1 Muhammad Tohir Kepala Bidang Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olah Raga Sumatera Utara
2 Budi Nasution Tim Seleksi Pemuda Pelopor Tingkat Provinsi Sumatera Utara
3 M. Sinaga Staff Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Binjai
4 Gita Adinda Nasution Pemuda Pelopor 2015 Bidang Teknologi Tepat Guna (Kab.Deli Serdang)
5 Nurjannah Pemuda Pelopor 2015 Bidang Sosial, Budaya dan Pariwisata (Kota Binjai) 6 Amar Husin Sitompul Pemuda Pelopor 2015 Bidang
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (Kab. Tapanuli Selatan) 7 Heri S.Pd Pemuda Pelopor 2015 Bidang
Pendidikan (Kab. Serdang Bedagai) 8 Rita Susanti Pemuda Pelopor 2015 Bidang Pangan
(Kab. Labuhan Batu Utara) 9 Mastiagom Siregar Salah satu Masyarakat di daerah
tempat tinggal Pemuda Pelopor
3.5Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Proses analisis pada penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan
penelitian dilakukan yang dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
ilustrasi sejauh mana penerapan program pemuda pelopor telah memenuhi tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Langkah-Langkah analisis data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data, yaitu mengkategorikan dan mengelompokkan data yang
lebih penting dari hasil wawancara, studi pustaka maupun dokumen. Dari
lokasi penelitian data dan laporan lapangan kemudian direduksi, dirangkum
dan dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih yang terpenting,
lalu dicari tema atau polanya. Reduksi data dilakukan secara bertahap dengan
cara menyusun ringkasan data menelusuri tema yang tersebar.
Gambar :3.1
Analisis Data Kualitatif : Model Interaktif Sumber : Matthew B. Miles dan
A. Michael Huberman (1994)
Setiap data yang diperoleh harus di cross check melalui komentar informan
yang berbeda untuk menggali informasi dalam wawancara lanjutan. Misalnya
keterangan yang diterima dari sumber akan dibandingkan dengan keterangan
Penilaian Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan Penyajian
Data Pengumpulan
yang didapat dari sumberlain. Reduksi data dilakukan terus menerus selama
proses penelitian berlangsung. Pada tahap ini setelah data dipilih kemudian
disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar diberi kemudahan
dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.
2. Penyaji data, yaitu penyajian data setelah reduksi agar mudah dipahami baik
dalam bentuk gambar maupun table. Penyajian data merupakan suatu upaya
penyusunan sekumpulan informasi dari responden menjadi pernyataan.
Penyaji data juga dimaksudkan untuk lebih mempermudah bagi peneliti
dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau data-data. Data yang telah
disajikan kemudian di analisis. Analisis data merupakan bagian yang penting
dalam penelitian agar data mentah yang sudah dikumpulkan dapat diberi arti
dan makna yang berguna dalam memecahkan permasalahan penelitian dan
dapat memberikan penilaian atas hasil yang dicapai. Dalam penelitian ini
penilaian terhadap keempat aspek (Budiani, 2004) efektivitas program yaitu
kesesuaian tujuan, kesesuaian sasaran, sosialisasi dan pemantauan program
Pemuda Pelopor, sedangkan untuk menilai efektivitas pengembangan wilayah
hanya mengambil 2 Aspek saja yaitu aspek sosial dan aspek ekonomi.
Efektivitas Program Pemuda Pelopor dan Pengembangan wilayah
menggunakan penilaian sebagai berikut :
Efektivitas program dinilai dengan menyesuaikan atau melihat ketepatan dan
pencapaian antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang
telah diwujudkan (Siagian, 2001). Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan
tindakan yang dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak
tercapai atau sasaran yang diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.
3.6. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah pembatasan penelitian, aspek penelitian yang
memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variable.
Defenisi operasional adalah semacam petunjuk kepada kita tentang bagaimana
caranya mengukur suatu variable. Defenisi operasional merupakan informasi
ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
dengan menggunakan variable yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan
apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau pengukuran
yang baru. Dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Efektivitas, yaitu kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang
ditetapkan. Dimensi dari efektivitas adalah :
a. Ketepatan sasaran program, yaitu sejauh mana peserta program tepat
dengan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya.
b. Sosialisasi program yaitu kemampuan penyelenggara program dalam
melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan
program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan
sasaran peserta program pada khususnya.
c. Tujuan program yaitu sejauh mana kesesuaian antara hasil pelaksanaan
d. Pemantauan program yaitu kegiatan yang dilakukan setelah
dilaksanakannya program sebagai bentuk perhatian kepada peserta
program.
2. Pengembangan wilayah adalah upaya untuk memacu perkembangan sosial
ekonomi dengan mengurangi kesenjangan.
Dalam hal ini pengembangan wilayah di teliti ada 2 aspek yaitu :
a. Aspek Sosial yaitu memberi manfaat kepada orang lain, partisipasi
masyarakat.
b. Aspek Ekonomi yaitu mengurangi pengangguran, Meningkatkan
pendapatan masyarakat Berkembangnya usaha yang dirintis dan adanya
kerjasama dengan pihak lain.
Berdasarkan definisi operasional tersebut, maka dibuatlah kerangka
instrumen penelitian seperti yang diperlihatkan pada tabel berikut yang kemudian
kerangka instrumen penelitian ini dikembangkan untuk mendapatkan
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Efektivitas Program SASARAN PROGRAM
Konsep Indikator Instrumen
Terseleksinya Pemuda Pelopor di Setiap Bidang Kepeloporan
Proses seleksi dilakukan oleh penyelenggara
Wawancara
Terpilihnya 5 orang
Kepemimpinan Pemuda Pelopor memiliki visi misi Wawancara
Pemuda Pelopor memiliki kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi
Kreativitas Pemuda Pelopor sebagai Pencipta Wawancara
Pemuda Pelopor sebagai Pengembang Pemuda Pelopor Sebagai Pelestari
Keuletan Kepeloporan lebih dari 1 tahun Wawancara
Mahir, Gigih dan terampil dalam kepeloporan
Karya kepeloporan diakui oleh
masyarakat
Kepeloporan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar
Wawancara
Kepeloporan diakui oleh masyarakat sekitar
SOSIALISASI PROGRAM
Konsep Indikator Instrumen
Pendaftaran secara terbuka
Transparansi Wawancara
Kesempatan bagi semua orang yang memenuhi syarat
Sosialisasi di sampaikan melalui instansi
pemerintahan
Disampaikan ke seluruh kabupaten kota se Sumatera Utara
Wawancara
Seluruh kabupaten kota mengirimkan kandidatnya
Sosialisasi
disampaikan melalui media cetak, media sosial dan elektronik
Media cetak : Surat kabar, spanduk, brosur
Wawancara
Media elektronik : Website, facebook, Radio
Sosialisasi disampaikan kepada organisasi kepemudaan PTN, PTS dan LSM
Disampaikan kepada Organisasi kepemudaan
Wawancara
Disampaikan kepada Perguruan tinggi negri dan swasta
Disampaikan kepada LSM
TUJUAN PROGRAM
Konsep Indikator Instrumen
Menggelorakan semangat kepeloporan
Pemuda dan masyarakat sekitar termotivasi
Wawancara
Pemuda dan masyarakat sekitar ikud serta dalam kepeloporan minimal 10 orang
Mewujudkan pemuda yang berkemampuan
Merintis jalan Wawancara
Melakukan terobosan
Menjawab tantangan dan jalan keluar
Memberikan
penghargaan kepada Pemuda Pelopor
Gelar Pemuda Pelopor Wawancara
Bantuan dana pengembangan kepeloporan
PEMANTAUAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM
Konsep Indikator Instrumen
Memberikan Laporan Pertanggung jawaban
Dispora Sumut membuat laporan pertanggung jawaban kegiatan
Wawancara
Pemuda Pelopor membuat laporan pengembangan kepeloporan
Menjalin kerjasama dengan mitra lain di tingkat provinsi
Kerjasama dengan dinas/instansi pemerintahan yang berkaitan dengan bidang kepeloporan
Wawancara
Bekerjasama dengan perusahaan negara / swasta yang berkaitan dengan bidang kepeloporan
ASPEK SOSIAL
Konsep Indikator Instrumen
Memberikan manfaat kepada masyarakat setempat
Kebermanfaatan untuk orang lain Wawancara
Membantu orang yang kurang mampu
Melibatkan pemuda dan masyarakat
Masyarakat atau pemuda sekitar ikut serta dalam kepeloporan
sekitar kepeloporan Minimal 10 orang
Pembinaan SDM Memberikan pelatihan atau seminar
yang berkaitan dengan kepeloporan
Wawancara
Praktek langsung dalam meningkatkan kemampuan
ASPEK EKONOMI
Konsep Indikator Instrumen
Mengurangi Pengangguran
Meningkatkan kesadaran pemuda untuk ikud bekerja sama dengan pemuda pelopor
Wawancara
Minimal 10 orang pemuda atau masyarakat sekitar
Meningkatkan pendapatan masyarakat
Masyarakat ikut serta dalam proses produksi atau distribusi
Wawancara
Pendapatan minimal Rp.1.500.000
Berkembangnya usaha yang dirintis dan adanya kerjasama dengan pihak lain
Peningkatan usaha Wawancara
Adanya kerjasama dengan instansi, perusahaan atau lembaga lain.
Tabel 3.3 Penilaian Indikator Efektivitas Contoh Penilian Efektivitas Untuk 3 Indikator
No Sasaran Program Indikator Kualifikasi
Penilaian
1 Kreativitas Pencipta Ada
Pengembang Ada
Pelestari Ada
Tiga Indikator terpenuhi Efektif
Dua Indikator terpenuhi Kurang Efektif
Contoh Penilaian Efektivitas untuk 2 Indikator
No Sasaran Program Indikator Kualifikasi
Penilaian
1 Terseleksinya Pemuda Pelopor di Setiap Bidang Kepeloporan
Proses seleksi dilakukan penyelenggara
Ada
Terpilihnya pemenang pemuda pelopor sebanyak 5 orang
Ada
Dua Indikator terpenuhi Efektif
Satu Indikator terpenuhi Kurang Efektif
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Pemuda Pelopor
4.1.1 Sejarah Singkat Pemuda Pelopor
Sejarah bangsa menunjukkan, bahwa pemuda senantiasa berada pada lini
terdepan sebagai pelopor dan pemimpin pada setiap babak sejarah perjuangan
bangsa yang ditandai antara lain oleh Kebangkitan Nasional 1908, dan Kemerdekaan
Republik Indonesia tahun 1945. Kepeloporan dalam perspektif kepemimpinan
merefleksikan suatu kekuatan (power) yang memiliki kontribusi signifikan
terhadap terbentuknya kualitas, akuntablitas masyarakat dan pemimpin itu sendiri.
Hal tersebut, mengindikasikan terhadap kebutuhan campur tangan managerial,
pengakuan, penghargaan, dan pemberdayaannya.
Pemberian penghargaan untuk mengabadikan figur pemuda-pemuda pelopor
secara berjenjang dari tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional
dicetuskan pertama kali oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-56, tanggal 28 Oktober 1984, dan
setahun kemudian pada Hari Sumpah Pemuda ke-57, tanggal 28 Oktober 1985
pemberian anugerah penghargaan Pemuda Pelopor mulai dilaksanakan.
Pemuda senantiasa berada pada lini terdepan pada setiap babak sejarah
perjuangan bangsa yang ditandai antara lain oleh Kebangkitan Nasional 1908, dan
Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945. Sebagaimana diketahui dan
dirasakan, bahwa krisis multidimensi pada tahun 1998 yang menerpa Indonesia
memerlukan penanganan secara serius dan terarah, antara lain: menurunnya
nilai-nilai kebangsaan di kalangan pemuda, dengan memudarnya semangat patriotisme,
konsistensi dan sportivitas kebangsaan, serta menipisnya rasa persaudaraan dan
empati sosial, kecenderungan menguatnya feodalisme, dekadensi moral,
primodialisme serta sentimen antar kelompok.
Peran strategis pemuda memang tidak dapat diabaikan, paradigma pemuda
sebagai kategori sosial (social category) mengindikasikan adanya
pengakuan/penghargaan terhadap potensi pemuda baik secara kuantitatif dan
kualitatif. Begitupun dengan potensi kualitatif pemuda dalam aspek pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM), dapat diakui bahwa pemuda memiliki aneka talenta
yang dalam kaitannya dengan kepeloporan bela negara, kewirausahaan, teknologi
tepat guna, sosial budaya serta kelautan, terkait dengan potensi-potensi sumber daya
alam dan bidang strategis di Indonesia, dapat memberikan kontribusi signifikan dalam
pembangunan nasional. Melihat kondisi yang dihadapi oleh bangsa ini, maka
kepeloporan pemuda dituntut untuk dapat melakukan terobosan-terobosan yang
dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi upaya mengatasi masalah yang
dihadapi.
Kepeloporan pemuda adalah akumulasi dari semangat pemuda dalam
mengembangkan potensi diri, guna merintis jalan, melakukan terobosan,
menjawab tantangan dan memberikan jalan keluar atas berbagai masalah yang
dilandasi sikap dan jiwa kesukarelawanan, tanggung jawab dan kepedulian untuk
menciptakan sesuatu atau mengubah gagasan pemikiran, tindakan dan perilaku
menjadi suatu karya nyata yang berkualitas dan dilaksanakan secara konsisten dan
gigih yang dirasakan manfaatnya bagi masyarakat serta diakui oleh berbagai pihak
pemerintah.
4.1.3 Visi dan Misi Pemilihan Pemuda Pelopor 1. Visi
“Terwujudnya Pemuda Indonesia 2020 yang cerdas, kreatif, berkepribadian,
berjiwa gotong-royong dan mandiri”
2. Misi
a. Mewujudkan Kemandirian Bangsa;
b. Meningkatkan kualitas sumberdaya pemuda di bidang 1). Pendidikan, 2).
Sosial, Budaya, Pariwisata dan Bela Negara, Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan, Pangan dan Teknologi Tepat Guna, Komunikasi
dan Informasi.
c. Mengembangkan potensi kepeloporan pemuda dalam berbagai bidang
isu-isu strategis dan sumberdaya lokal.
4.1.4 Tujuan
b. Mewujudkan pemuda yang berkemampuan merintis jalan, melakukan
terobosan, menjawab tantangan dan memberikan jalan keluar atas
berbagai masalah;
c. Memberikan penghargaan kepada para pemuda yang dinilai telah
memenuhi persyaratan dan criteria sebagai pemuda Pelopor Tingkat
Nasional.
4.1.5 Sasaran
a. Tersleksinya calon pemuda pelopor yang memiliki potensi
kepeloporan dalam bidang bidang yang telah ditetapkan;
b. Terpilihnya pemuda-pemuda pelopor yang memiliki karya nyata
berkualitas di bidang kepeloporannya didasarkan pada kecerdasan,
kreatif, keuletan dan diakui oleh masyarakat.
4.2 Deskripsi, Persyaratan dan Kriteria Kepeloporan Pemuda 4.2.1 Dekripsi bidang Kepeloporan Pemuda
Adapun bidang dalam kepeloporan adalah sebagai berikut:
6. Pendidikan
Kepeloporan bidang pendidikan merupakan upaya nyata pemuda yang
secara nyata menghasilkan karya-karya kepeloporan pendidikan
meliputi: inovasi, metodologi dan model pembelajaran, media dan alat
bantu pembelajaran, teknologi pembelajaran, pengembangan dan
pengelolaan pendidikan secara swadaya baik formal maupun non
tindakan kepeloporan pemuda yang secara langsung dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat dan diapresiasi oleh berbagai pihak dan
pemerintah daerah setempat sebagai kepeloporan di bidang pendidikan.
7. Sosial, Budaya, Pariwisata dan Bela Negara
Kepeloporan bidang sosial, budaya, pariwisata dan bela negara
merupakan prakarsa pemuda yang secara riil menghasilkan karya nyata
rumpun-rumpun bidang yang mencakup: (1) Sosial: Penanggulangan
bencana, pelayanan kesejahteraan sosial, tindakan kesukarelawanan dan
prakarsa kemanusiaan lainnya, (2) Budaya : berupa pemusik, penari
perupa dan pemeranan dengan mengutamajan karakteristik dan kearifan
lokal untuk memelihara kebhinekaan dan mengharumkan budaya
bangsa; (3) Pariwisata: Potensi suatu wilayah atau daerah yang
dimanfaatkan oleh masyarakat dengan mengutamakan potensi
sumberdaya alam sebagai daya tarik pariwisata tingkat nasional maupun
internasional. Karya kepeloporan pariwisata tersebut akan berdampak
pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat; dan (4)
Bela Negara : Karya kepeloporan pemuda yang berkonsentrasi pada
upaya menumbuhkan rasa cinta tanah air dan kesadaran bernegara
melalui kegiatan memelihara kerukunan masyarakat, penanganan
konflik dalam rangka menjaga keselamatan, keutuhan, perdamaian
didalam negara dan bangsa yang berdaulat.
8. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Kepeloporan bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
sumberdaya alam dan lingkungan melalui kegiatan-kegiatan penataan,
pengolahan, pelestarian, produksi dan pemasaran terkait dengan sub-sub
bidang: air bersih, pertanian, peternakan, kehutanan, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kemaritiman untuk meningkatkan perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat yang keberlanjutan sumber daya alam dan
lingkungan.
9. Pangan
Kepeloporan bidang pangan adalah upaya mengembangan potensi
sumber daya alam dalam bidang pangan dan mengutamakan peningkatan
nilai guna, produksi, pengolahan, pemanfaatan, pengelolaan dan
pemasaran produksi pangan untuk meningkatkan kesehatan pangan dan
kecukupan gizi, menuju pada tercapainya ketahanan pangan nasional,
yang akan berdampak pada meningkatnya nilai tambah perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat.
10. Teknologi Tepat Guna, Komunikasi dan Informasi
Kepeloporan bidang teknologi tepat guna dan komunikasi informasi
adalah upaya nyata pemuda dalam menciptakan, menginovasi,
mengembangkan dan merekayasa teknologi berbagai bidang yang
mengahasilkan karya nyata, yang memberikan manfaat bagi peningkatan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan bidang
komunikasi dan informasi, karya-karya pemuda merupakan
pengembangan system, jaringan dan model aplikasi berbasis informasi
lunak (software) guna meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan
interaksi dan komunikasi jaringan sosial yang ada di masyarakat.
4.2.2 Persyaratan Pendaftaran Pemuda Pelopor
Persyaratan atau ketentuan umum bagi peserta, sebagai berikut:
1. Warga Negara Indonesia, usia 16 sampai dengan 30 tahun
2. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela, atau merugikan masyarakat
dan/atau lingkungan ditandai dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian
(SKCK) setempat;
3. Belum pernah memperoleh penghargaan tingkat nasional lainnya dari
Kementian Pemuda dan Olahraga.
4. Tidak sedang mengikuti proses pemilihan kepeloporan /prestasi sejenis
lainya dari Kementian Pemuda dan Olahraga.
5. Calon peserta pemuda pelopor dapat diusulkan oleh kepemudaan
kabupaten/kota tempat domisili yang bersangkutan beraktifitas dalam
kepeloporannya.
6. Calon peserta pemuda pelopor dari tingkat kabupaten/kota yang belum
berhasil memenuhi syarat untuk diusulkan sebagai calon pemuda pelopor
tingkat nasional maka dapat diusulkan kembali tahun berikutnya sebagai
peserta tingkat nasional yang diproses melalui penilaian tingkat
kabupaten/kota;
7. Memiliki karya nyata berkualitas dibidang kepeloporannya dan
dilaksanakan secara konsisten serta dirasakan manfaatnya bagi masyarakat;
9. Kepeloporan yang dicapai telah dirintisminimal 1 tahun;
10. Mendapatkan rekomendasi dari pemerintahan daerah setempat melalui
Kabupaten/Kota dan Provinsi yang menangani Bidang Kepemudaan.
4.2.3 Kriteria Pemuda Pelopor
Kriteria Pemuda Pelopor adalah sebagai berikut :
1. Kriteria Umum
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Memiliki loyalitas terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
tidak cacat hukum;
c. Memiliki idealisme, kejujuran, integritas, kepribadian, jiwa
kesukarelawanan, bijaksana, berbudi pekerti dan bermartabat;
d. Memiliki karyanyata berkualitas yang dilaksanakan secara konsisten dan
gigih serta dirasakan manfaatnya oleh masyarakat;
e. Mampu memberikan nilai tambah pada berbagai aspek kehidupan
masyarakat
f. Mendapatkan pengakuan dari pemerintahan dan berbagai pihak atas
peranan dan kontribusi karya nyata di bidang yang dipelopori.
2. Kriteria Khusus
a. Memiliki visi dan misi kepeloporan;
b. Mampu berkomunikasi, berinteraksi dalam organisasi/komunitas dalam
mengembangkan kepeloporan;
d. Memiliki pengalaman berorganisasi yang pantas diteladani dan mampu
membina kader;
e. Memiliki kemampuan dalam aspek kreativitas;
f. Memiliki keterampilan dalam kepeloporannya;
g. Memiliki ketangguhan dalam menghadapi ancaman, hambatan dan
tantangan
h. Memberikan dampak positif dan dinilai sosial ekonomi secara signifikan
di tengah-tengah masyarakat;
i. Mampu membangun partisipasi aktif masyarakat dibidang kepeloporannya
j. Mampu memotivasi masyarakat untuk ikud melakukan perubahan
paradigma yang positif;
k. Adanya pengakuan masyarakat karena dirasakan langsung
kemanfaatannya atas bidang kepeloporannya.
4.3 Pelaksanaan Pemilihan Pemuda Pelopor
Kepeloporan dalam perspektif kepemimpinan merefleksikan suatu kekuatan
yang memiliki kontribusi signifikan terhadap terbentuknya kualitas, akuntabilitas
masyarakat dan kepemimpinan itu sendiri. Hal tersebut, mengindikasikan
terdapatnya kebutuhan campur tangan manajerial, pengakuan, penghargaan dan
pemberdayaannya. Pemberian anugerah penghargaan untuk mengabadikan figur
pemuda-pemuda pelopor secera berjenjang dari tingkat kecamatan, kabupaten/
kota, dan nasional dicetuskan pertama kali oleh Menteri Negera Pemuda dan
Olahraga Republik Indonesia pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-57 pada
Krisis multidimensi pada tahun 1998 belum hilang dampaknya hingga
kini. Disasa-sini muncul berbagai masalah yang memerlukan penanganan secara
serius dan terarah, antara lain: menurunnya nilai nilai kebangsaan di kalangan
pemuda, memudarnya semangat patriotisme, konsistensi dan sportivitas
kebangsaan, serta menipisnya rasa persaudaraan dan empati sosial, kecenderungan
menguatnya feodalisme, dekadensi moral, primordialisme serta sentimen antar
kelompok. Maka diperlukan figur pemuda yang dapat memberikan solusi dari
permasalahan tersebut yang berperan secara nyata dan dapat dirasakan oleh
masyarakat. Kepeloporan yang muncul secara alami, berangkat dari kepedulian
dan rasa cinta akan bangsa yang muncul dari potensi asli daerah (lokal) akan
diberikan penghargaan oleh pemerintah dalam momentum Pemilihan Pemuda
Pelopor.
4.3.1 Koordinasi, Sistem dan Mekanismes Pelaksanaan Pemilihan
1. Koordinasi, Pelaksanaan pemilihan pemuda pelopor dapat dilakukan secara
terkoordinasi dengan instansi/lembaga terkait di tingkat pusat dan antar
instansi/lembaga terkait di tingkat daerah. Koordinasi pelaksanaan
pemilihan pemuda pelopor dimaksudkan untuk adanya dukungan fasilitas,
sinergi dan sinkronisasi pelaksanaan mulai dari kegiatan perencanaan,
pelaksanaan sampai pasca pemilihan pemuda pelopor.
2. Sistem Pemilihan, Pemilihan Pemuda Pelopor dilakukan dengan sistem
terbuka, artinya calon pemuda pelopor dapat diusulkan oleh masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), lembaga pemerintahan, pers dan
lain-lain.
Sistem Pemilihan Pemuda Pelopor dilakukan melalui seleksi dan tanpa
seleksi.
a. Pemilihan melalui seleksi, yaitu proses pemilihan pemuda pelopor
melalui seleksi yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat
kabupaten/kota, provinsi sampai tingkat nasional dengan mekanisme
sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan dengan menyusun jadwal kegiatan, pembentukan
panitia dan penetapan dewan juri yang melibatkan unsur-unsur terkait
sesuai ketentuan yang ditetapkan.
2. Sosialisasi program pemilihan Pemuda Pelopor tingkat pusat dan daerah
dilaksanakan secara terbuka melalui instansi pemerintahan, media massa,
organisasi kepemudaan dan Lemabaga Swadaya Masyarakat;
3. Pencalonan Pemuda Pelopor diusulkan oleh masyrakat, organisasi
pemuda, Lembaga Swadaya Masyarakat, pers dan instansi pemerintahan
melalui camat setempat yang diajukan kepada panitia pemilihan Pemuda
Pelopor tingkat kabupaten/kota.
4. Panita pemilihan tingkat kabupaten kota melaksanakan sleksi dengan
memverifikasi kebenaran data calon, melalui sleksi administrasi dan
pengamatan langsung dilapangan;
5. Dewan Juri tingkat kabupaten/kota menilai calon Pemuda Pelopor yang
lulus sleksi administrasi dan hasil pengamatan lapangan yang dilakukan
6. Dewan juri menetapkan tiga orang calon Pemuda Pelopor sesuai dengan
bidang yang diajukan, untuk diusulkan kepada Bupati/Walikota sebagai
Pemuda Pelopor.
7. Bupati/Walikota mengusulkan satu terbaik calon Pemuda Pelopor
tingkat provinsi kepada Gubernur;
8. Panitia pemilihan tingkat provinsi melaksanakan sleksi dengan
memverifikasi kebenaran data calon, melalui seleksi administrasi dan
pengamatan langsung di lapangan;
9. Dewan juri tingkat provinsi menilai calon Pemuda Pelopor yang lulus
sleksi administrasi dan hasil pengamatan lapangan yang dilakukan oleh
panitia;
10. Dewan juri menetapkan lima orang calon Pemuda Pelopor sesuai dengan
bidang yang diajukan, untuk diusulkan kepada panitia pemilihan
pemuda pelopor tingkat provinsi Tahun 2015;
11. Gubernur mengusulkan satu terbaik calon Pemuda Pelopor dari
masing-masing bidang untuk mengikuti seleksi pemuda pelopor tingkat nasional
kepada panitia pemilihan Pemuda Pelopor tingkat nasional kementrian
pemuda dan olahraga;
12. Panitia pemilihan Pemuda Pelopor tingkat nasional menerima usulan
calon Pemuda Pelopor tingkat nasional dari provinsi;
13. Panitia pemilihan Pemuda Pelopor tingkat nasional melaksanakan sleksi
dengan memverifikasi kebenaran data calon, melalui seleksi
14. Panitia pemilihan Pemuda Pelopor tingkat nasional menganalisa hasil
langsung dilapangan untuk ditetapkan sebagai calon Pemuda Pelopor
yang akan dipanggil untuk mengikuti seleksi tingkat akhir;
15. Dewan juri tingkat nasional melaksanakan proses penilian calon pemuda
pelopor tingkat nasional melalui telaah hasil presentasi calon dan
wawancara mendalam untuk menetapkan calon pemuda pelopor terbaik
di tingkat nasional dari lima bidang yang telah ditentukan.
16. Berdasarkan penilaian, para Dewan juri menyusun peringkat Pemuda
Pelopor calon penerima penghargaan nasional masing-masing peringkat
I, II, dan III serta peringkat harapan untuk masing-masing bidang.
17. Dewan juri membuat berita acara daftar nominasi calon penerima
penghargaan Pemuda Pelopor tingkat nasional untuk diterimakan kepada
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda; dan
18. Deputi Bidang Pengembangan Pemuda memproses data nominasi calon
Pemuda Pelopor yang selanjutnya diajukan kepada menteri untuk
ditetapkan sebagai Pemuda Pelopor Tingkat Nasional tahun 2015.
Sistem Pemilihan Pemuda Pelopor
Masy, LSM, Pers, ORSOSPOL, Instansi
Pemerintah, dll
Calon Pemuda
Pelopor Pengisian Formulir
Seleksi Administrasi Oleh Panitia Pemilihan Kab/Kota
Gambar 4.1 Sistem Pemilihan Pemuda Pelopor Sumber : Buku Panduan Pemuda Pelopor Tahun 2015
b. Pemilihan tanpa seleksi
Dilakukan oleh panitia tingkat nasional pada Kementrian Pemuda dan
Olah Raga dengan cara menetapkan seseorang yang layak memperoleh
predikat Pemuda Pelopor Nasional karena dinilai mempunyai prestasi luar
biasa di tingkat nasional maupun internasional dan mengharumkan nama
bangsa. Pemuda Pelopor tanpa sleksi ditetapkan dengan Surat Keputusan
Verifikasi dan peninjauan lapangan oleh panitia Tk. Provinsi
Seleksi Administrasi Oleh Panitia Pemilihan Tk.Provinsi
Penilaian Dewan Juri Tk.Nasional Penetapan Pemuda Pelopor Tingkat
Nasional oleh Menpora RI
PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA PARA PEMUDA PELOPOR
TK.NASIONAL
Penilaian Dewan Juri Tk. Kab/Kota Pemuda Pelopor Tk. Kab/Kota
ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota (3 orang terbaik pada
bidang masing-masing di usulkan ke tingkat provinsi)
Penilaian Dewan Juri Tk. Provinsi
Seleksi Administrasi Oleh Panitia Tk. Nasional
Verifikasi dan peninjauan lapangan oleh team Fact Finding Tk. Nasional Pemuda Pelopor Tk. Kab/Kota
ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota (satu orang terbaik pada bidang masing-masing di usulkan
Menpora RI. Ketentuan pemuda pelopor nasional tanpa sleksi adalah
sebagai berikut:
1. Memiliki karya kepeloporan yang sudah terbukti diakui secara
nasional atau internasional;
2. Diusulkan atau ditunjuk oleh masyrakat kepada panitia sleksi nasional.
3. Menunjukkan kelengkapam data administrasi atau data pendukung lain
yang terkait dengan status kepeloporannya. (Kartu Tanda Penduduk,
Kartu Keluarga, data kepeloporan,piagam/sertifikat penghargaan,
berita-berita media massa, surat-surat pengakuan).
4. Mekanisme penetapan sebagai Pemuda Pelopor nasional dilakukan
melalui proses analisa kelayakan oleh panitia nasional, yang hasilnya
diserahkan kepada Deputi Bidang Pengembangan Pemuda untuk
diajukan kepada Mentri Pemuda dan Olahraga RI dalam rangka
penetapannya sebagai penerima penghargaan Pemuda Pelopor
Nasional.
5. Kelengkapan Data Calon Pemuda Pelopor melalui Jalur Sleksi
a) Tingkat Kabupaten/Kota :
1. Surat pengantar dari pimpinan daerah yang menanagani
kepemudaan tingkat kabupaten/kota dari organisasi masyarakat dan
/ atau Camat yang mengusulkan;
2. Profil masing-masing calon Pemuda Pelopor
3. Deskripsi kepeloporan dan lampiran-lampirannya
- Foto pribadi dan dokumentasi foto aktivitas kepeloporan
- Data pendukung lainnya
4. Tabel rekapitulasi hasil penilaian
5. Berita acara penilaian dan lembar penilaian
6. Surat keputusan Bupati/Walikota atau pejabat mewakili.
b) Tingkat Provinsi:
1. Surat pengantar dari Bupati/Walikota atau pejabat yang mewakili
kepada SKPD yang menangani kepemudaan tingkat provinsi;
2. Profil masing-masing calon Pemuda Pelopor
3. Deskripsi kepeloporan dan lampiran-lampirannya
a) Piagam/penghargaan
b) Foto pribadi dan dokumentasi aktivitas kepeloporan
c) Data pendukung lainnya
4. Tabel rekapitulasi hasil penilaian
5. Berita acara penilaian, dan lembar penilaian
6. Surat keputusan Gubernur atau pejabat yang mewakili.
c) Tingkat Nasional
1. Surat pengantar dari Gubernur atau pejabat yang mewakili kepada
panitia pemilihan pemuda pelopor tingkat nasional Kementerian
Pemuda dan Olahraga;
2. Profil masing-masing calon pemuda
3. Deskripsi kepeloporan dan lampiran-lampirannya ;
- Piagam/penghargaan
- Data pendukung lainnya;
4. Tabel rekapitulasi hasil penilaian; dan
5. Berita acara penilaian, dan lembar penilaian;
3. Dewan Juri
a. Dewan juri pemilihan Pemuda Pelopor tingkat nasional dilakukan oleh
Tim Independen yang didalamnya mencakup unsur-unsur sebagai berikut
:
1) Pakar dan praktisi bidang-bidang kepeloporan yang ditetapkan;
2) Akademisi yang kompeten dalam bidang penilaian; dan
3) Unsur tim seleksi Pemuda Pelopor tingkat provinsi dari Dispora.
b. Dewan Juri Tingkat Provinsi ditetapkan melalui Surat Keputusan
Gubernur dan Dewan Juri Tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan
melalui Surat Keputusan Bupati/Walikota;
c. Keputusan Dewan Juri Tingkat Nasional berstatus final dan
mengikat; dan
d. Keputusan Dewan Juri Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, proses
dan penetapannya mengacu pada format tingkat nasional.
4. Panitia Pemilihan
Susunan kepanitiaan pemilihan Pemuda Pelopor ditingkat Nasional,
tingkat Provinsi, dan tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari : Pembina,
Wakil Pembina dan Penanggungjawab program/kegiatan, Ketua, Wakil
Ketua, Sekretaris dan anggota.
5. Penghargaan
1) Penghargaan /Walikota, diberikan kepada Pemuda Pelopor
Pencipta, Pengembang dan Pelestari sebagai Pemuda Pelopor
Tingkat Kabupaten/Kota.
2) Penghargaan Gubernur, diberikan kepada Pemuda Pelopor
Pencipta, Pengembang dan Pelestari sebagai Pemuda Pelopor
Tingkat Provinsi
3) Penghargaan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, diberikan
kepada Pemuda Pelopor Pencipta, Pengembang dan Pelestari
sebagai Pemuda Pelopor Tingkat Nasional.
b. Bentuk Penghargaan
Bentuk penghargaan dapat berbentuk gelar, tropy kepeloporan,
piagam, pemberian fasilitas/dana pembinaan dan atau bentuk lain.
1) Waktu Pemberian Penghargaan
Penyerahan penghargaan pemuda pelopor Tingkat Kabupaten/Kota,
Tingkat Provinsi dan Tingkat Nasional dilakukan dalam rangkaian
peringatan Hari Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 2015.
c. Pembatalan
Penghargaan Pemuda Pelopor akan dicabut/dibatalkan apabila
dikemudian hari yang bersangkutan terbukti telah melakukan perbuatan
tercela, melanggar hukum dan atau perbuatan lainnya yang merugikan
masyarakat, yang pengaturannya akan ditentukan kemudian melalui
pertemuan nasional yang membahas hal yang dimaksud.
a. Anggaran pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional bersumber dari
APBN.
b. Anggaran pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Provinsi bersumber dari
APBD.
c. Anggaran pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Kabupaten/ Kota
bersumber dari APB.
Tabel 4.1 Tanggung Jawab Anggaran Pemilihan Pemuda Pelopor Tahun 2015
No
. Kegiatan
Tanggung Jawab 1 Anggaran Pemilihan Tingkat Nasional:
a. Seleksi Calon
b. Kunjungan Tim Fact Finding ke daerah c. Dewan Juri
d. Perjalanan Pemuda Pelopor dari Provinsi ke Tk. Nasional pulang pergi bagi yang masuk nominasi
e. Akomodasi dan konsumsi selama di Tingkat Nasional f. Penghargaan Nasional
Pusat
Deputi V/
Asdep
Penghargaan
2 Anggaran Pemilihan Tingkat Provinsi : a. Seleksi Calon
b. Kunjungan Tim Fact Finding
c. Dewan Juri
d. Kepanitiaan
e. Penghargaan Tingkat Provinsi 3 Anggaran Pemilihan Tingkat Kab/Kota:
a. Sosialisasi dan Rekruitmen b. Seleksi Calon
c. Kunjungan Tim Fact Finding d. Dewan Juri
e. Kepanitiaan
f. Penghargaan Tingkat Kab/Kota
g. Penghargaan Pemuda Pelopor Kab/Kota ke Ibukota Propinsi
Daerah/Kab/ Kota
Sumber : Buku Panduan Pemuda Pelopor 2015
4.3.2 Penilaian Pemuda Pelopor
Penilaian Pemuda Pelopor dilaksanakan dengan mengacu kepada konsep
dasar tentang kepeloporan pemuda yang dirumuskan dalam definisi, kriteria, dan
persyaratan. Mengacu pada definisi, kriteria, dan persyaratan kepeloporan pemuda
sebagaimana telah ditetapkan, untuk kepeloporan penilaian ditetapkan dua
kelompok aspek yang akan dinilai sebagai berikut :
a. Integritas Kepribadian
Batasan pemahaman: Integritas Kepribadian merupakan kualitas diri yang
membentuk kepribadian seseorang. Integritas kepribadian mencakup unsur
loyalitas, kapabilitas dan kesukarelawan bagi Pemuda Pelopor, integritas
kepribadian dengan segenap unsurnya merupakan roh dan jiwa dari
kemampuan diri, kemajuan sosial dan wujud karya rintisan nyata yang
dimiliki atas keberartiannya terhadap lingkungan masyarakat.
b. Metode Penilaian
1) Pengamatan langsung (observasi)
Sehubungan dengan karakter data kepeloporan pemuda bersifat melekat
pada kehidupan masyarakat dan lingkungan, maka pengamatan awal,
langsung dilakukan oleh masyarakat umum dan/atau pemuka
masyarakat, untuk diajukan sebagai calon pemuda pelopor ketingkat
kabupaten/kota.
2) Penilaian Administratif
Penilaian administratif dilakukan oleh panitia pemilihan tingkat
kabupaten/kota, provinsi, dan nasional untuk menilai kelengkapan
administratif, meliputi:
a. Surat Pengantar;
b. Profil Calon Pemuda Pelopor;
c. Deskripsi Kepeloporan dan lampiran-lampirannya (Piagam
Penghargaan; Foto (ukuran 4 x 6 cm, poscard (warna), foto
aktivitas dan dokumentasi kepeloporan; Data pendukung lainnya;
Surat Keputusan terkait dengan jenjang penilaian; Tabel
rekapitulasi hasil penilaian (tingkat Kab/Kota dan provinsi);
3) Wawancara Mendalam (In-depth Interview)
Tahap wawancara mendalam bermaksud melakukan penilaian atas
dasar data kuantitatif dengan instrument yang telah disediakan dan
dilakukan di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
4) Kunjungan Lapangan (Fact Finding)
Kunjungan lapangan dilakukan untuk melihat secara faktual atas data yang
kota, provinsi, dan nasional. Penilaian kepeloporan pemuda
dilaksanakan melalui tahapan sebagaimana digambarkan dalam
kerangka penilaian di bawah ini :
Nilai Integritas Kepribadian Nilai Kapasitas Diri dalam
Kepeloporan
1. Integritas kpd Tuhan YME
2. Integritas pada Diri 3. Integritas pada
Masyarakat dan Negara
4. Kunjungan
KAPASITAS DIRI DALAM KEPELOPORAN 1. Kepemimpinan 2. Kreatifitas 3. Aksesbilitas 4. Keuletan
5. Diakui oleh masyarakat
PENDEKATAN
ASPEK YANG DINILAI
Gambar 4.2 Mekanisme Penilaian Pemuda Pelopor
Sumber : Buku Pedoman Pemuda Pelopor
4.4 Efektivitas Program Pemuda Pelopor Tahun 2015
Fokus kepada penelitian yang telah ditetapkan untuk mengukur Efektivitas
Program Pemuda Pelopor yaitu dengan menggunakan Model Pengukuran Budiani
(2007) untuk mengukur efektivitas suatu program yaitu :
a) Ketepatan Sasaran Program
b) Sosialisasi Program
c) Ketepatan Tujuan Program
d) Pemantauan Program
4.4.1 Ketepatan Sasaran Program
Sasaran kegiatan Pemuda Pelopor bertindak sebagai titik yang ingin
dicapai. Sasaran Program Nasional lazim diacu sebagai sasaran daerah. Dalam
hal ini sama kaitanya dengan program Pemuda Pelopor merupakan kegiatan dari
Nasional yang pesertanya berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Sasaran
M 9=M
B 8=B
C 7=C
K 6=K
ditentukan lebih ke arah proses daripada outcome.. Dalam penentuan sasaran
menekankan pada indikator yang kita anggap penting untuk membantu
pencapaian target. Sasaran dari program Pemuda Pelopor di Tingkat Nasional
yaitu terpilihnya 30 orang Pemuda Pelopor Tingkat Nasional yang mewakili 5
bidang kepeloporan, karena dimasing-masing bidang kepeloporan akan ada 5
orang yang diberikan penghargaan dari peringkat pertama sampai dengan harapan.
Sedangkan ditingkat provinsi harus menyeleksi dari tingkat kabupaten dan kota
kemudian menyeleksi dan memilih pemuda pelopor di masing-masing bidang
kepeloporan. Dengan adanya apresiasi dari pemerintah di bidang kepeloporan
tentu saja ini akan menjadi semangat baru buat pemuda untuk terus berkarya dan
membangun daerahnya. Ketepatasan sasaran memiliki 5 indikator yaitu:
1. Tersleksinya calon Pemuda Pelopor
Tahap penyeleksian merupakan salah satu indikator ketepatan sasaran
program. Proses pemilihan Pemuda Pelopor di tingkat Provinsi Sumatera Utara
melalui seleksi. Penyeleksian dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat
kabupaten kota mengirimkan kandidat terbaiknya untuk ikut penyeleksian tingkat
provinsi, dan yang terbaik di tingkat provinsi akan dikirim ke tingkat nasional.
Seperti yang disampaikan Muhammad Tohir sebagai Kepala Bidang
Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olah raga Sumatera Utara yaitu:
provinsi dibentuk tim sleksi ada dari Perguruan Tinggi, Wartawan, KNPI dan Dispora sendiri, membentuk tim, rapat teknis lalu langsung turun ke lapangan.”
Pada tingkat nasional para Dewan Juri menyusun peringkat pemuda
pelopor untuk menerima penghargaan di tingkat provinsi yaitu peringkat I.II.III
serta peringkat harapan, di Sumatera Utara sendiri terdapat 5 orang pemenang
dimasing-masing bidang dan dua diantarannya yaitu juara I dan II dikirim ke
tingkat nasional. Dalam proses pemilihan Pemuda Pelopor yaitu potensi dan
kapasitas diri pemuda sangatlah penting, Setiap manusia pada dasarnya memiliki
potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau bekerja keras untuk
mendayagunakan potensi tersebut, lain halnya dengan Pemuda Pelopor yang
diberikan penghargaan karena potensi yang dimilikinya. Seperti yang
diungkapkan Budi Nasution yang merupakan salah satu tim penyeleksi Pemuda
Pelopor yaitu:
“Pemuda pelopor itu memang harus mempunyai potensi kalau tidak ya tidak memenuhi syarat, tidak bisa ikud seleksi apalagi dapat
penghargaan”.
Pemuda Pelopor memili potensi yang berbeda – beda, oleh sebab itulah
kategori kepeloporan dibagi menjadi beberapa bidang. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan oleh Muhammad Tohir sebagai Kepala Bidang Kepemudaan Dinas
Pemuda dan Olah raga Sumatera Utara yaitu:
Dibalik potensi yang besar tentu saja ada sesuatu yang melatarbelakangi hal
tersebut seperti yang di ungkapakan Gita Adinda Nasution (Juara I Pemuda
Pelopor Bidang Teknologi tepat guna) adalah :
“Pada awalnya saya termotivasi untuk membuat obat diabetes karena ayah saya terserang penyakit tersebut, berbekal dari ilmu yang saya dapatkan di bangku perkuliahan jurusan farmasi, saya mencoba experimen dari hal yang bertolak belakang misalnya penyakit polio dapat diatasi dengan vaksin polio itu sendiri, kemudian orang yang di gigit ular malah di beri penawar dari racun ular tersebut, nah dari pemikiran ini saya juga berfikir kalau diabetes juga dapat disembuhkan dari unsure gula itu sendiri yanga asalnya dari tebu. Alhamdulillah usaha saya membuahkan hasil dan sampai saat ini saya bisa membantu banyak orang yang terserang penyakit diabetes”.
Amar Husein Sitompul Pemuda Pelopor asal Tapanuli Selatan ini juga
menjelaskan yang menjadi latar belakang memulai kepeloporannya adalah:
“Saya awalnya hanya gemar dalam bercocok tanam, setelah saya kuliah dibidang pertanian saya mulai mengembangkan tanaman-tanaman liar yang ada dihutan Tapanuli Selatan,memanfaatkan lahan yang seadanya, kemudian membuat kawasan wisata disekitar hutan dengan tanaman-tanaman yang sudah saya budidayakan, saya modifikasi dan membuat variasi dengan mengawinkan atau menggabungkan dari warna atau jenis tanaman yang berbeda, pelan – pelan usaha saya ini mulai mendapat perhatian dan sudah cukup banyak dikunjungi wisatawan dengan adanya kegiatan ini saya bisa membantu ekonomi masyarakat dan mengurangi pemuda yang menganggur”.
Latar belakang Pemuda Pelopor yang dalam hal menggurangi pengangguran juga
di ungkapkan oleh Rita Susanti Pemuda Pelopor 2015 Bidang Pangan:
“ Pada tahun 2009 saya pernah mengikuti kegiatan usaha pembuatan kue kering, kesukaan saya terhadap makanan sejenis kue kering mendorong saya untuk membuka usaha ini, selain itu saya juga ingin membuka lapangan pekerjaan bagi saudara –saudara saya dan tetangga saya jadi mereka punya pekerjaan dan penghasilan tambahan melalui usaha yang saya rintis ini.”
Sebagai pemuda pelopor harus memiliki potensi dalam hal kepemimpinan,
yaitu dengan adanya visi misi yang jelas dalam kepeloporannya.Visi adalah
pandangan ke depan atau keinginan yang perlu diwujudkan di masa depan. Visi
juga dapat dikatakan sebagai cita-cita yang ingin dicapai. Sedangkan Misi adalah
pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh orang dalam usahanya
mewujudkan Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju sebagai cara
pencapaian Visi.
“yang menjadi visi saya adalah Tapanuli Selatan yang bermartabat,dan yang menjadi misi saya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat dan pemuda yang cerdas dan kreatif dan menjadikan kabupaten Tapanuli Selatan sebagai wisata khas tanaman dan adanya kerja sama yang baik dengan pemuda setempat.”
Amar Husein Sitompul (Juara III Pemenang Pemuda Pelopor
Sumatera Utara Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan), yaitu:
Gita Adinda Nasution (Juara I Pemenang Pemuda Pelopor Sumatera Utara Bidang
Teknologi Tepat Guna Pencipta Obat Diabetes) menyatakan visi misinya dalam
kepeloporan yaitu:
“ Kalau visi saya, saya maunya semua orang sehat, Misi saya yaitu mengajak semua orang untuk berprilaku hidup sehat karena menjaga kesehatan itu lebih baik dari pada mengobati”.
Visi dan Misi Kepeloporan juga di ungkapkan oleh Heri S.Pd (Pemuda Pelopor
Bidang Pendidikan) yaitu:
Nurjannah, Bidang Sosial Budaya dan Pariwisata mengungkapkan visi misi
kepeloporannya yaitu :
“Saya ingin Indonesia dikenal karena kebudayaannya oleh mancan Negara, Misi saya yaitu memperkenalkan budaya Indonesia melalui Seni Tari ke dunia melalui event seni budaya tingkat internasional”.
Dalam hal kepemimpinan seorang Pelopor juga harus memiliki kemampuan
berkomunikasi, beinteraksi dan bernegosiasi dimana pemuda mengembangkan
kepeloporannya, seperti yang diungkapkan oleh Heri S.Pd:
“ Ya harus, kalau saya gak pande komunikasi mana bisa para nelayan-nelayan itu mendukung program saya, selain komunikasi harus bisalah kita pendekatan sama orang tua siswa supaya anaknya disekolah kan lagi, biayanya gratis kog tidak memberatkan mereka. Jadi kami buat undangan dulu untuk para orang tua siswa yang sudah pernah bersekolah disini, terus kami kasih pemaparan, hampir semuanya dukung kok.”
3. Pemuda Pelopor Memiliki Potensi Kreativitas
Selain aspek kepemimpinan, aspek kreativitas juga menjadi hal penting
yang harus dimiliki pemuda pelopor, Pemuda Pelopor Sebagai Pencipta (inovatif)
yaitu karya nyata yang dipelopori bersifat original dan baru. seperti yang
dikatakan oleh Muhammad Tohir sebagai Kepala Bidang Kepemudaan Dinas
Pemuda dan Olah raga Sumatera Utara bahwa kepeloporan itu memunculkan
sesuatu yang tidak ada atau belum ada menjadi ada. Hal ini seperti pemaparan
beliau:
Pemuda Pelopor sebagai pengembang (Modifikatif) yaitu karya nyata yang
dipelopori merupakan hasil modifikasi dari sebelumnya, seperti yang
diungkapkan Amar Husin Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan yaitu:
“Status kepeloporan yang saya tekuni yaitu pengembangan yang sudah ada ataupun saya modifikasi sehingga memiliki bentuk lain ataupun menemukan sesuatu yang baru, misalnya tanaman liar dari hutan sejenis daun daunan saya modifikasi dengan cara kawin silang atau stek sehingga ketika tunasnya tumbuh jadi ada corak yang berbeda dan saya yakin ini belum ada dimanapun, karna yg saya manfaatkan tanaman liar disekitar hutan Tapanuli.”
Pemuda Pelopor sebagai pelestari (Adaptif) yaitu karya nyata yang dilakukan
merupakan hasil inspirasi dari karya sebelumnya, yang masih relevan di masa kini.
Nurjannah ( Bidang Sosial Budaya dan Pariwisata) mengungkapkan:
“Saya melestarikan kebudayaan seni tari yang sudah ada sebelumnya namun saya bisa menciptakan gerakan – gerakan baru tanpa harus mengubah gerakan dasarnya, berkat prestasi ini saya sering dikirim keluar negeri untuk nampil disana.”
Sama seperti yang disampaikan oleh Rita Susanti (Bidang Pangan) yaitu:
“ Selain kue – kue kering saya banyak membuat makanan dan kue tradisional, kue tradisional ini sering kita sebut dengan nama “kue basah” selain peminatnya masih cukup banyak produksi kue basah juga sebagai pelestari makanan tradisional.”
4. Pemuda Pelopor Memiliki Potensi Keuletan
Keuletan menjadi salah satu penilaian dalam pemilihan Pemuda Pelopor,
Bidang yang digeluti Pemuda Pelopor harus memiliki perjalanan minimal 1 tahun
dalam menjalankan kepeloporannya. Berbeda dengan tahun sebelumnya ketetapan
yang dijelaskan melalui buku panduan Penilaian Pemuda Pelopor, seorang
pemuda harus menjalani kepeloporannya minimal 2 tahun secara
“Kalau di Tahun 2015 lalu minimal pemuda – pemuda itu hanya 1 tahun saja menjalankan kepeloporannya langsung bisa kami nilai, beda sama tahun – tahun sebelumnya harus 2 tahun menjalankan kepeloporannya, saya pun tidak tau kenapa diganti dari pusat, kami ini dari pihak pemerintahan daerah hanya menjalankan saja, yang merumuskannya kan ada di tingkat nasional, apa yang ada di buku panduan itulah yang kami ikuti.”
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Budi Nasution Selaku salah satu tim
seleksi Pemuda Pelopor 2015 yaitu :
“ ya, sebelumnya 2 tahun, tapi di 2015 ini hanya 1 tahun, yang penting sudah ada hasilnya yang dibuat pemuda pelopor itu, kan kami menilai langsung kelapangan bukan hanya dari data yang ditulis mereka.”
Pemuda Pelopor asal Tapanuli Selatan, Amar Husin Sitompul mengungkapkan
bahwasanya sudah sejak lama menjalankan bidang kepeloporannya :
“ Udah lama lah dari Tahun 2005 sampai sekarang, saya buat ini karena memang kegemaran saya bukan karna mau jadi pemenang Pemuda Pelopor.”
Seorang Pemuda Pelopor juga harus memiliki kegigihan, semangat yang kuat
dalam menghadapi segala bentuk rintangan dan tantangan dengan tanpa putus asa.
Seperti yang diungkapkan Rita Susanti (Pemuda Pelopor bidang pangan) :
“Awalnya saya memulai usaha kue kering mulai tahun 2009, setelah berjalan 1 tahun usaha ini sempat vakum, kemudian ditahun 2012 saya memulai untuk mengembangkan lagi. Saya tidak sendiri, orang tua saya ikud membantu dan mendukung terutama untuk urusan modal awal, sampai sekarang Alhamdulillah usaha ini semakin berkembang, apalagi menjelang hari raya dan tahun baru penjualannya meningkat drastis.”
Heri SP.d ( Pemuda Pelopor Bidang Pendidikan) juga mengungkapkan rintangan
yang dihadapinya yaitu :
Kendala saat memulai kepeloporan juga dialami oleh Amar Husin Sitompul
seperti pernyataannya sebagai berikut:
“Ada beberapa orang yang menganggap saya gila, karena memanfaatkan limbah gerami dijadikan pupuk kompos, batok kelapa saya jadikan media tanaman hias, dan tanaman-tanaman langka bekas penebangan liar saya selamatkan dan mereka mengganggap tanaman strobery tidak bisa tumbuh di Kabupaten Tapanuli Selatan khususnya didaerah saya, cara saya mengatasinya yah saya cukup membuktikan saja dan perjuangan saya berhasil sampai dengan saat ini.”
5.Mendapatkan Pengakuan dari Masyarakat
Kendala yang dihadapi tidak serta merta langsung menjadi penghambat
bagi Pemuda Pelopor, dengan adanya hasil dan pembuktian maka pemuda pelopor
mendapatkan pengakuan masyarakat sekitar atas karya nyata yang dapat dirasakan
secara langsung oleh masyarakat dalam bidang yang di peloporinya. Hal ini
sejalan yang disampaikan oleh Budi Nasution Salah satu tim seleksi Pemuda
Pelopor 2015 yaitu:
“Saat kami kelapangan melihat karya-karya dari Pemuda Pelopor yang akan diberi nilai, kami juga bertanya dengan warga sekitar dan semua mengakui dan merasakan hasil karya pemuda pemuda tersebut, karna warga disitu kan banyak juga yang ikut bekerja mengembangkan usaha Pemuda Pelopor, bahkan pemerintah setempatpun mendukung seperti Nurjannah Pemuda Pelopor Kota Binjai, Kalau ada acara di pemerintahan kota pasti kelompok tarinya yang disuruh tampil, terus seperti si Husin Amar Sitompul di Tapsel sana, dia udah jadi rekanan dinas kehutan, sering disuruh menjadi instruktur ataupun pembicara dalam bidang kehutanan dan lahan pertanian.”
Pembahasan diatas penilaian efektivitas program dari pendekatan sasaran dapat
Tabel 4.2 Penilaian Efektivitas Pendekatan Sasaran
Konsep Indikator Empirik
Terseleksinya Pemuda Pelopor di Setiap Bidang
Kepeloporan
Proses seleksi dilakukan oleh Penyelenggara
Proses seleksi dilakukan oleh Dinas Provinsi Sumatera Utara
Terpilihnya 5 orang Terpilihnya 5 orang disetiap bidang kepeloporan
Penilaian Efektivitas
Dua indikator terpenuhi Efektif Satu indikator terpenuhi Kurang Efektif
Indikator tidak terpenuhi Tidak Efektif
Konsep Indikator Empirik
Kepemimpinan Pemuda Pelopor memiliki visi misi
Setiap Pemuda Pelopor memiliki visi misi sesuai dengan bidang kepeloporannya
Pemuda Pelopor memiliki kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dimiliki Pemuda Pelopor
Penilaian Efektivitas
Dua indikator terpenuhi Efektif Satu indikator terpenuhi Kurang Efektif
Indikator tidak terpenuhi Tidak Efektif
Konsep Indikator Empirik
Kreativitas Pemuda Pelopor Pencipta Pemuda Pelopor sebagai pencipta yaitu bidang teknologi tepat guna
Pemuda Pelopor Pengembang Pemuda Pelopor sebagai pengembang yaitu bidang pengelolaan SDA dan lingkungan
Pemuda Pelopor Pelestari Pemuda Pelopor sebagai pelestari yaitu bidang sosial, seni, budaya dan bidang pangan.
Indikator tidak terpenuhi Tidak Efektif
Konsep Indikator Empirik
Keuletan Kepeloporan lebih dari 1 tahun Pemuda Pelopor memulai kepeloporannya lebih dari 1 tahun
Mahir, Gigih dan terampil dalam kepeloporan
Pemuda Pelopor mahir, gigih dan terampil dalam menjalankan kepeloporannya
Penilaian Efektivitas
Dua indikator terpenuhi Efektif Satu indikator terpenuhi Kurang Efektif
Indikator tidak terpenuhi Tidak Efektif
Konsep Indikator Empirik
Karya kepeloporan diakui oleh masyarakat
Kepeloporan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar
Salah satunya yaitu dari bidang pendidikan, masyarakat
terbantu dengan adanya sekolah murah
Kepeloporan diakui oleh masyarakat sekitar
Masyarakat mengakui
kepeloporan sangat bermanfaat
Penilaian Efektivitas
Dua indikator terpenuhi Efektif Satu indikator terpenuhi Kurang Efektif
Indikator tidak terpenuhi Tidak Efektif
Penilaian dalam pendekatan sasaran mendapatkan nilai efektif. Pendekatan
sasaran program sejauh ini sudah dilakukan dengan baik oleh pihak Dinas
Pemuda dan Olah Raga Sumatera Utara serta tim seleksi yang terdiri dari unsur
perguruan tinggi negri, KNPI, LSM dan dari Dinas Pemuda dan Olah raga itu
sendiri. Terseleksinya Pemuda Pelopor di Setiap Bidang Kepeloporan sebanyak
lima orang dari hasil seleksi langsung kelapangan, tim seleksi mendapatkan
pemenang dari masing – masing kategori. Pemuda Pelopor merupakan mesin
utama penggerak kepeloporan. Dengan terseleksinya Pelopor di Tingkat Provinsi,
ajang pemilihan Pemuda Pelopor 2015 dan berhasil menjuarai sebagai pemenang
pertama dalam Bidang Teknologi tepat guna.
4.4.2 Sosialisasi Program
Sosialisasi program yaitu kemampuan penyelenggara program dalam
melakukan sosialisasi program sehingga informasi mengenai pelaksanaan
program dapat tersampaikan kepada masyarakat pada umumnya dan sasaran
peserta program pada khususnya. Sosialisasi Program diharapkan dapat
menyampaikan pesan pada masyarakat yang dituju atau ditargetkan. Dengan
demikian perlu dipilih cara yang sesuai dengan masyarakat yang ditargetkan.
Aktivitas sosialisasi harus dikemas dalam bentuk yang menarik perhatian,
agar masyarakat tertarik dan menyimpan pesan yang disampaikan dalam memori
pikiran mereka. Cara yang dilakukan pada umumnya memberikan sponsor pada
suatu acara tertentu, menggunakan tokoh masyarakat setempat, menonjolkan
keunggulan dari program-program yang diperkenalkan. Sosialisasi Program yang
direncanakan dengan baik akan memudahkan masyarakat memahami pesan yang
disampaikan kepada para pemuda khususnya. Pesan yang jelas dan penggunaan
media yang tepat dan kemasan cerita yang menarik mampu menyampaikan pesan
kepada pengguna secara cepat dan tepat. Sama halnya dengan sosialisasi pemuda
pelopor harus disosialisasikan secara merata keseluruh daerah dan menggunakan
media media tertentu agar tepat sasaran langsung kepada masyarakat khususnya
pemuda. Adapun indikator dalam dalam sosialisasi Program Pemuda Pelopor
1. Pendaftaran dan Pemilihan di tingkat provinsi Sumatera Utara dilakukan
secara terbuka, maksudnya adalah memberikan kesempatan kepada semua
orang yang memenuhi syarat untuk mengikuti seleksi Pemuda Pelopor,
dan yang memiliki nilai terbaik otomatis akan menjadi pemenangnya
terlepas dari mana asal daerahnya dan jenis kepeloporannya. Dengan
sistem terbuka para pemuda yang mengikuti seleksi berjuang untuk
dirinya sendiri. Penilaian yang diberikan pada saat seleksi dilakukan
secara transparan oleh seluruh penilai dan sangat dihindari pemberian
uang sogokan untuk menjadi pemenang Pemuda Pelopor. Hal ini dapat
dilihat dari pernyataan Muhammad Tohir (Kepala Bidang Kepemudaan
Dispora Sumatera Utara):
“Yah kita lakukan secara terbuka, murni penilaian dari tim seleksi, siapa saja yang memenuhi syarat boleh mendaftar melalui Dispora yang ada dikabupaten / kota nanti yang terbaik barulah diusulkan dan diberikan profil calon calon Pemuda Pelopor itu untuk di seleksi dari Dispora Sumut.”
2. Sosialisasi program pemilihan disampaikan melalui instansi pemerintahan
di kabupaten kota melalui Dinas Pemuda dan Olah raga dan
masing-masing kota dan kabupaten mengirimkan kandidat calon Pemuda Pelopor
untuk mengikuti seleksi di tingkat provinsi. Berikut pernyataan dari
Muhammad Tohir: