• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Algoritma Generate and Test Dengan Hill Climbing Pada Penyelesaian Traveling Salesman Problem Untuk Kunjungan Wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Algoritma Generate and Test Dengan Hill Climbing Pada Penyelesaian Traveling Salesman Problem Untuk Kunjungan Wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Potensi alam di Indonesia sangatlah kaya termasuk untuk kawasan wisata. Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten dengan potensi wisata tersebut. Posisinya yang berada disisi barat pantai Sumatera memberikan potensi laut yang sangat baik. Potensi wisata tersebut meliputi sungai, air terjun, pantai dan pulau-pulau kecil yang beragam dengan keunikan bentuk dan tidak luput pula untuk kenikmatan wisata kulinernya.

Pemerintah setempat telah melakukan promosi dan memberikan banyak informasi tentang patensi wisata alam didaerah ini. Pemerintah setempat sangat berharap agar masyarakat luas dapat mengetahui dan berkunjung kewilayah ini untuk menikmati objek wisata yang ada. Akan tetapi dengan banyaknya pilihan tempat wisata akan mempersulit wisatawan untuk menentukan yang terlebih dahulu dikunjungi dan perjalanan wisata menjadi tidak efektif.

Penentuan rute lintasan perjalanan wisata merupakan suatu permasalahan yang sering ditemui oleh pengguna transportasi terutama Pemandu Wisata didalam kasus ini. Pemandu Wisata membutuhkan solusi yang cepat dan tepat untuk penetuan lintasan yang akan ditempuh dalam perjalanan wisata yang dipandunya. Kasus seperti ini sering disebut sebagai Traveling Salesman Problem (TSP).

Penentuan lintasan tercepat untuk perjalanan wisata merupakan salah satu hal penting yang harus ada untuk menghadapi masalah TSP yang sering ditemui wisatawan. Penentuan lintasan ini akan dilakukan dengan menggunakan Algoritma Generate and Test dan Algoritma Hill Climbing. Algoritma Generate and Test dan Hill

Climbing merupakan beberapa metode pencarian Heuristik yang dapat digunakan dalam penentuan lintasan tercepat, namun kedua Algoritma tersebut memiliki kinerja yang berbeda satu sama lain. Oleh karena perbedaan kinerja tersebut tentu akan ditemui perbedaan kecepatan dan keakuratan hasil yang akan ditentukan. Didalam

(2)

2

analisa kedua Algoritma ini penulis akan menggunakan objek-objek wisata tepatnya pada Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai acuan kasus untuk melakukan perbandingan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dapat dirumuskan seperti dibawah ini :

1. Belum diketahui Algoritma mana yang lebih baik digunakan untuk penetuan lintasan tercepat dalam kasus ini.

2. Belum diketahui Algoritma mana yang lebih cepat melakukan pencarian didalam menghasilkan solusi.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dari latar belakang penelitian ini antara lain :

1. Penulis akan menentukan lintasan tercepat tanpa memperhatikan hambatan yang akan dilalui pada lintasan terpilih.

2. Data awal yang digunakan diperoleh dari google map untuk mengetahui jarak antar setiap objek wisata yang akan dilalui.

3. Data dari setiap Vertex, Edge dan bobot yang digunakan merupakan data statis yang tidak berubah-ubah.

4. Wilayah yang menjadi objek penelitian hanya objek wisata yang telah dikenal oleh penduduk setempat.

5. Jarak Objek wisata berupa pulau yang hanya dapat dikunjungi melalui transportasi laut diukur dari pantai-pantai di sekitarnya.

6. Implementasi hanya menghasilkan data Vertex dan Edge saja.

7. Penentuan efisiensi didasarkan pada parameter Big θ (Analysis Theoretical Running Time) dan Waktu Nyata (Analysis Real Running Time) dalam millisecond.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui algoritma mana yang paling tepat serta efisien dalam jarak tempuh untuk penentuan lintasan tercepat pada kunjungan wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah. Selain dari pada itu, penelitian ini juga

(3)

3

bertujuan untuk memberikan hasil analisa kedua algoritma yang digunakan agar dapat diaplikasikan ke dunia nyata.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi penulis untuk menambah pengetahuan dalam merancang dan membangun sistem dengan menggunakan algortima Generate and Test dan algoritma Hill Climbing.

2. Manfaat bagi bidang ilmu pengetahuan adalah sebagai acuan yang dapat dikembangkan untuk permasalahan Traveling Salesman Problem terutama dalam efisiensi kunjungan wisata.

3. Manfaat bagi masyarakat adalah agar para pemandu wisata dapat menggunakan sistem ini dalam penentuan tour wisata yang akan ditempuh.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menerapkan beberapa metode penelitian diantaranya sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

Pada tahap ini penelitian dimulai dengan peninjauan pustaka berupa buku-buku, artikel-artikel ilmiah, dan penelitian-penelitian yang didokumentasikan dalam bentuk jurnal yang berhubungan dengan Algoritma Generate and Test dan Algoritma Hill Climbing.

2. Analisis dan Perancangan

Pada tahapan ini setiap algoritma akan dianalisa berdasarkan perancangannya pada kasus penentuan lintasan tercepat untuk setiap lokasi objek wisata yang telah ditentukan.

3. Implementasi

Pada tahap implementasi rancangan sistem akan diaplikasikan pada bentuk prototype menggunakan pemrograman visual Basic 2010.

(4)

4

4. Pengujian

Setelah pengaplikasi rancangan sistem selesai maka akan dilakukan pengujian untuk mendapatkan data sebagai pendukung perbandingan teori dan implementasi yang telah diterapkan.

5. Dokumentasi

Pada tahap ini dokumentasi akan dibentuk dalam bentuk laporan skripsi yang mencakup lingkup penelitian dari analisa hingga pengujian terhadap algoritma yang digunakan.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan penelitian tugas akhir, antara lain Analisis dan Kompleksitas Algoritma, Algoritma Generate and Test, Algoritma Hill Climbing dan Kasus Traveling Salesman Problem (TSP).

BAB 3: ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini berisi tentang analisis terhadap masalah penelitian dan perancangan terhadap sistem yang akan dibangun, cara kerja sistem disertai pembuatan flowchart, Unified Modeling Language (UML), Design Interface.

BAB 4: IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pada bab ini berisi tentang implementasi pembuatan sistem dan coding sesuai analisis dan perancangan dan menunjukkan perbandingan algoritma Generate and Test dan Hill Climbing dalam segi kecepatan waktu nyata dan teori.

BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini memuat kesimpulan dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan saran berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan agar dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Pakistan dan India dikenal sebagai penghasil tekstil dunia. Tekstil memerlukan bahan utama yang berasal dari kapuk. Kapuk paling baik dan ditanam dalam jumlah banyak ada di

Bagaimana kondisi panas motor induksi tiga fasa dalam kondisi tegangan tidak seimbang dua fasa dengan mengukur menggunakan thermometer infrared.. Bagaimana kondisi

Dengan posisi tersebut, maka akan sulit bagi PR untuk melakukan peran- peran yang sejalan dengan kaidah Exellence PR – sebagai dasar dari peran manajerial PR yakni

Faktor ekstrinsik merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan pemaparan (exposure) dari penjamu terhadap kuman penyebab yang terdiri atas 3 unsur yaitu

frekuensi tegangan induksi rotor pada saat berputar sebanding dengan slip

singkong dan jagung, hanya 1 kali dalam 1 minggu. Partisipan biasanya membeli ubi di pasar untuk dikonsumsi. Kemudian jenis sayuran yang dikonsumsi partisipan

B).Cemas, penderita penyakit yang memiliki resiko terhadap kecemasan adalah mereka yang takut dan khawatir akan penyakitnya, diisolasi dari keluarga dan kerabat, dan

Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan