• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK KUDETA MILITER TAHUN 2006 TERHADAP PEREKONOMIAN THAILAND

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK KUDETA MILITER TAHUN 2006 TERHADAP PEREKONOMIAN THAILAND"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kudeta merupakan suatu permasalahan internal dalam Negara yang menyangkut pergantian kekuasan yang telah lama dan sering terjadi di berbagai Negara. Thailand termasuk Negara dengan latar belakang sejarah yang penuh dengan kudeta. Sehingga setiap kali pemerintahan baru berkuasa selalu dibayang-bayangi oleh kudeta yang tentunya hal ini dikarenakan telah banyaknya terjadi kudeta militer dalam sejarah Thailand baik pada masa pemerintahan yang masih tradisional (berbentuk monarki absolut) maupun pada masa pemerintahan modern (monarki konstitusional).

Di Thailand seperti diketahui telah terjadi beberapa kali kudeta yang berhasil maupun gagal, akan tetapi dalam tradisi kudeta biasanya selalu berekelanjutan. Sekali kudeta dilakukan , pasti akan selalu berulang.1 Jadi bisa dikatakan terjadinya kudeta terakhir terhadap thaksin adalah bentuk kelanjutan dari kudeta kudeta terdahulu dimana sebelumnya telah terjadi 20 kali pergantian Perdana Menteri, 15 kali pergantian konstitusi dan mungkin juga kudeta yang sama banyaknya.2 Bahkan Thailand yang merupakan negara yang cukup berpengaruh di kawasan Asia Tenggara ini adalah negara yang dulunya berbentuk monarki absolut yang akhirnya harus berubah menjadi negara monarki konstitusional dengan jalan kudeta.

Pemerintahan Thaksin yang mulai menjabat sebagai Perdana Menteri setelah memenangkan pemilu tahun 2001 ini pada awal kepemimpinannya memang banyak

1

Muchdi Purwoprandjono dalam Artha, Arwan Tuti.2007.Kudeta Mei 98 : Perseteruan Habibie – Prabowo.Galang Press:Jakarta

(2)

2 anggaran yang digunakan dalam membantu rakyat miskin terutama para petani dalam meningkatkan pendapatan melalui program – program ekonomi. Karena nya pada awalnya Thaksin merupakan tokoh yang sepat populer dikalangan rakyat menengah. Namun kemudian mulai muncul krisis politik yang terjadi pada awal 2006. Krisis politik ini dipicu oleh munculnya gelombang demonstrasi besar – besaran yang dilakukan oleh masyarakat sipil , politisi bahkan tokoh agama. Demonstrasi ini dipicu oleh ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan perdana menteri Thaksin sinawatra yang dianggap banyak melakukan korupsi, nepotisme dan tidak mampu mengatasi permasalahan yang terjadi di Thailand selatan. Misalnya pada saat penjualan saham perusahaan keluarga Thaksin Shin Corporation ke Temasek Holdings dari Singapura sebesar 1,9 USD yang dilakukan dengan bebas pajak penjualan3 hal ini tentu saja telah merugikan negara Thailand dimana hasil pajak yang tidak masuk ke devisa negara dan selain itu perusahaan shin corp merupakan perusahaan yang cukup besar dan berpengaruh di Thailand sehingga dengan adanya saham yang dimiliki asing tersebut tentu saja akan menguntungkan pihak asing dan mengurangi jumlah modal yang mengalir di Thailand.

Dengan kemelut politik yang terjadi tersebut maka kemudian pihak militer yang dipimpin oleh Jenderal Sonthi boonyaratkalin melakukan kudeta yang juga di restui oleh raja. Kudeta militer(20 september 2006) terjadi ketika PM Thaksin Sinawatra sedang berada di New York untuk menghadiri sidang umum PBB. Junta militer kemudian membatalkan pemilu membatalkan konstitusi , membubarkan parlemen, melarang unjuk rasa , mengumumkan undang - undang keadaan darurat,

3

Thaksin naik Thaksin turun” , kompas 30 september 2006 dalam Sara Rosalinda. 2007. Faktor

(3)

3 menagkap para anggota kabinet dan memberlakukan sensor terhadap siaran berita lokal maupun internasioanal di Thailand.

Thailand yang merupakan negara dengan latar belakang sejarah penuh kudeta ini secara ekonomi memang masih tergolong negara sedang berkembang dan saat ini menjadi negara industri baru di Asia. Sebagai gambaran perekonomian Thailand,perlu diketahui bahwa negara Thailand memiliki berbagai keunggulan dari segi ekonomi yang membantunya dalam peningkantan ekonominya seperti beberapa produk yang dihasilkan olah industri besar. Industri – industri besar di Thailand ini tentunya menambah pendapatan Thaliland dari segi eksport sehingga menempatkan Thailand menjadi salah satu negara industri Asia. Ekonomi Thailand bergantung pada ekspor, dengan nilai ekspor sekitar 60% PDB.4 Selain itu Thailand juga memiliki keunggulan dalam hal pariwisata yang juga menyumbangkan pemasukan yang cukup besar bagi Thailand. Meskipun pernah mengalami krisis finansial pada tahun 1997 namun kemudian ekonomi Thailand dapat pulih kembali. Kepulihan Thailand dari Krisis Finansial Asia pada 1997-1998 banyak tergantung permintaan luar dari Amerika Serikat dan pasar asing lainnya.5

Sebelum krisis finasial, ekonomi Thailand memiliki pertumbuhan ekonomi produksi yang bagus dengan rata-rata 9,4% untuk dekade sampai 1996. Tenaga kerja dan sumber daya yang lumayan banyak, fiskal, kebijakan investasi asing terbuka, dan pendorongan sektor swasta merupakan dasar dari sukses ekonomi pada tahun-tahun sampai pada 1997.6 Hal ini juga memberikan gambaran bahwa

4

“Simon Saragih” dalam http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0309/29/ln/588532.htm diakses maret 2009 pukul 22.00

5 ibid

6

(4)

4 thailand sebenarnya merupakan negara yang cukup stabil perekonomiannya dan cenderung mengalami perkembangan pesat jika tidak mengalami gangguan – gangguan lain baik dari dalam maupun luar negeri karena Thailand merupakan negara dengan perekonomian cukup baik namun sangat memerlukan dana dari luar negeri dalam memajukan perekonomiannya.

Beberapa kudeta yang terjadi pada masa itu juga cukup menghambat laju pertumbuhan ekonomi secara makro dan menjadikanya tersendat. Kudeta yang terjadi pada tahun 1991 juga cukup mengganggu keadaan ekonomi di Thailand. Kemudian dengan adanya kudeta militer tahun 2006 ini Thailand semakin mengalami keterpurukan sebab setiap terjadinya kudeta militer proses pemerintahan biasanya kurang dapat berjalan dan dengan demikian setiap pelaku ekonomi juga akan mengalami kesulitan dalam menjalankan perekonomiannya.

Adanya gangguan politik dan keamanan yang tidak menentu akibat kudeta 2006 tentunya berdampak juga terhadap ekonomi Thailand secara langsung. Krisis politik berkepanjangan di Thailand menurunkan pertumbuhan ekonomi negara itu hingga menjadi paling rendah 2% tahun 2007 dan tahun tahun setelahnya. Gejolak politik menjadi ancaman bagi pertumbuhan ekonomi tahun 2007.7 Keadaan politik yang vakum, mengkhawatirkan jika dapat menarik aspek lain kedalamnya. Anggaran pemerintah untuk selanjutnya tidak dapat ditingkatkan dan investasi asing baru tertunda akibat ketidakpastian yang terjadi dalam Negara tersebut.

Kemudian masalah lainya yaitu menyangkut pemilu dimana para pengunjuk rasa terhadap Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra

7

Pertumbuhan Ekonomi Thailand Turun 2%”. Jum'at, 14 Juli 2006 17:11 dalam

(5)

5 memaksa diadakan pepada 2 April 2007. Thaksin menang, tetapi diboikot kalangan oposisi sehingga pemilu diulang pada 15 Oktober. Setiap penundaan pemungutan suara dapat mengganggu kinerja ekonomi, sehingga dengan begitu pertumbuhan pada triwulan keempat 2006 dan triwulan pertama 2007 kurang dari 3,0%.8 Hal ini menunjukan bahwa gangguan politik memang terjadi di Thailand dan sangat menggangu jalanya pertumbuhan ekonomi, hal ini dikarenakan setiap adanya penundaan pemilu biasanya menjadi masa masa peralihan kekuasaan dan akan menentukan siapa kah yang selanjutnya akan memerintah yang tentunya akan berpengaruh terhadap kebijakan nya kelak.. Oleh karaena itu para pelaku ekonomi seperti para investor dan lain – lain memerlukan jaminan akan kondisi politik yang baik agar mereka dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan leluasa.

Berbagai permasalahan yang datang dari adanya kudeta militer ini bukan hanya sampai disini, bahkan setelah pemerintahan selanjutnya menjabat , masih ada dampak dari kudeta militer yang masih terasa . Hal ini terlihat dari adanya berbagai aksi demo dan adanya kemelut dalam elit – elit politik di Thailand hingga pemberhentian terhadap perdana menteri yang membuat jalannya pemerintahan menjadi terhambat. Hal – hal inilah yang kemudian akan dibahas lebih lanjut tentang jalannya pemerintahan pasca Thailand dan kondisi perekonomian pasca Thailand yang menarik untuk dibahas.

Jadi dapat dikatakan permasalahan mengenai kudeta bukan merupakan hal baru dalam suatu Negara terutama Thailand, namun kudeta sangat penting dan

8

Demo Besar Anti Pemerintahan Thailand” dalam http://www.dw-world.de/dw/article/.html

(6)

6 menarik untuk dibahas sebab kudeta biasanya menimbulkan banyak permasalahan yang berkelanjutan dalam Negara tersebut sehingga dengan mengamati sebuah kasus kudeta dapat menjadi rujukan yang berarti bagi keberagaman kajian politik bagi Negara lainya. Kudeta sesungguhnya tidak tercantum dalam setiap peraturan dan undang-undang di setiap negara namun pada kenyataanya kudeta ini sendiri menjadi fenomena yang lazim ditemui diberbagai negara dan dan dapat terjadi dengan lancar seperti merupakan hal yang legal dalam negara tersebut. Hal ini tentu saja sangat menarik untuk dibahas dan sebagai bahan kajian bersama dalam mempelajari politik yang dirangkum dalam judul:

“Dampak Kudeta Militer kepada Thaksin Sinawatra Terhadap

Perekonomian Thailand”

1.2Rumusan Masalah

Dari penejelasan dalam latar belakang masalah tersebut dapat diketahui bahwa masalah yang dibahas adalah “Bagaimana dampak kudeta militer terhadap perekonomian di Thailand?”

1.3Pembatasan masalah

(7)

7 politiknya. Akhirnya terjadilah kudeta militer yang membawa banyak pengaruh hingga beberapa kali pergantian kekuasaan hingga 2009.

Adapun ruang lingkup permasalahan penelitian ini dibatasi hanya pada pembahasan mengenai seputar terjadinya kudeta militer tersebut. Dimana ada berbagai peristiwa yang mengawali kudeta militer terjadi dan beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kudeta hingga dampak kudeta tersebut dengan indikator perekonomian.

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian dengan judul “dampak kudeta militer kepada Thaksin Sinawatra terhadap situasi perekonomian di “disini dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh gambaran tentang akibat yang ditimbulkan oleh kudeta militer terhadap kondisi perekonomian di Thailand sebagai akibat situasi politik yang tak menentu dan keamanan yang kurang terkendali tersebut

1.5Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah manfaat Teoritis dan manfaat Praktis, yaitu:

1.5.1. Manfaat Teoritis : Dengan adanya penelitian ini maka akan memperluas kajian dalam ilmu hubungan internasional dan dapat dijadikan rujukan dalam penelitian penelitian selanjutnya.

(8)

8 1.6Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pembahasan ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Poppy S Winanti tahun 2007 yang berjudul “rezim militer dan pertumbuhan ekonomi dalam politik dan pemerintahan korea”9 penelitian ini membahas mengenai jalanya kudeta militer di korea pada tahun 1961 dan juga menggambarkan bagaimana latar belakang terjadinya kudeta militer serta bagaimana jalanya perekonomian yang terkena imbas dari kudeta tersebut. Selain itu juga dalam penelitian ini dijelaskan juga berbagai konsekuensi dari kudeta tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi dan politik korea serta bagaimana proses pembangunan selanjutnya dapat berlangsung.

Penelitian ini lebih terfokus pada 2 hal yang dibahas yaitu ekonomi dan politik setelah kudeta serta pembangunan. Dan ruang lingkup penelitian ini adalah pada masalah rezim militer dan pertumbuhan ekonomi dalam politik dan pemerintahan negara korea. Jadi penetlitian ini sesungguhnya memiliki pola yang hampir sama dengan yang peneliti buat tetapi ada sedikit perbedaan pada negara yang dibahas serta situasi dalam negeri nya, sebab setiap negara memiliki karakter masing masing secara politik sosial dan ekonomi yang berbeda satu sama lain.

Penelitian terdahulu selanjutnya adalah skripsi dari Arum Hartatik pada Tahun 2007 dari Universitas Negeri Jember yang berjudul kudeta militer di Fiji pada masa pemerintahan Perdana menteri Laisene Qarase10.

9 Poppy S Winanti.2007. “rezim militer dan pertumbuhan ekonomi dalam politik dan

pemerintahan korea”. HIUGM. Dalam

http://www.docstoc.com/docs/DownloadDoc.aspx?doc_id=22630682 diakses 02/03/10 10

Arum Hartatik .2007 . kudeta militer di Fiji pada masa pemerintahan Perdana menteri Laisene

(9)

9 Dalam penelitian ini, bahasannya difokuskan pada masalah politk dan pemerintahan di Fiji yang melahirkan razim militer akibat dari kudeta tak berdarah pada 5 Desember 2006. Disini disebutkan bahwa situasi yang terjadi di Fiji dalam segi politik memang tidak stabil karena pertikaian rasial antara penduduk pribumi dan pendatang (etnis india) menyebabkan Fiji sering mengalami kudeta . Dan kudeta pada tahun 2006 ini disebabkan oleh kebijakan nasional yang dibuat pemerintahan Qarase memihak salah satu ras. Frank Bainimarama menentang kebijakan Laisenia Qarase yang dianggap berpihak pada penduduk pribumi (etnis Fiji) yang antara lain pengampunan atau amnesty terhadap para pelaku kudeta tahun 2000 serta pengembalian kepemilikan garis pantai (daerah qoliqoli) kepada katurunan penduduk pribumi. Jadi dalam penelitian ini masalah yang diangkat adalah mengapa kudeta milieter di Fiji terhadap Qarase tersebut terjadi.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Darum pada Tahun 2007 yang berjudul sikap raja Bumibol Adulyadej dalam kudeta militer Thailand terhadap Thaksin Sinawatra.11 Pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana sikap Raja dalam perpolitikan di Thailand serta beberapa hal yang terkait dan berpengaruh dalam proses pembuatan kebijakan dan pembentukan opini publik sang raja.

Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa peran raja sangat besar dalam suksesnya kudeta militer terhadadp Thaksin tersebut dan peranan raja tersebut tidak lepas dari pihak – pihak yang dekat denganya. Adanya dukungan dari raja

11

Muhammad Darum .2007 . sikap raja Bumibol Adulyadej dalam kudeta militer Thailand

(10)

10 tentunya sangat mempengaruhi jalanya kudeta militer, dan dukungan untuk menggulingkan pemerintahan Thaksin ini muncul diawali oleh pertentangan Raja dengan Thaksin sendiri yang yang disebabkan oleh bayak hal sehingga akhirnya menuai persetujuan raja akan kudeta militer tersebut.

1.7 Kerangka Konseptual atau Pendekatan

1.7.1 Pretorian

Pretorian merupakan pandangan politik kaum militer yang mempengaruhi sikap dan perilaku yangdiambil kaum militer dalam suatu negara. Menurut Dra. Junita Setiana Ginting, pretorian merupakan campur tangan militer ke dalam politik. Dimana pada negara- negara berkembang, keberadaan militer sangat berpengaruh terhadap jalannya roda perkembangan politik. Militer dalam peranannya dalam Negara berkembang selalu mempengaruhi pemerintahan yang sedang berkuasa, maka pemerintah yang berkuasa harus menjalin kerjasama dengan militer untuk tetap menjalin kestabilan dan keamanan dalam mencapai tujuan negara dibidang ekonomi dan sosial masyarakat.12

Pretorianisme mengacu pada situasi dimana tentara tampil sebagai aktor politik utama yang sangat dominan secara langsung menggunakan kekuasaan dan mengancam dengan kekuasaan mereka. Istilah ini diambil dari salah satu contoh campur tangan militer yang pertama dan termasyhur. Pengawai-pengawai pretorian kerajaan Roma telah dibentuk sebagai satu unit tentera khusus yang bertugas melindungi mereka dan juga menggunakan kekuasaannya untuk menumbangkan raja dan menguasai pemilihan umum.

12

Junita Getiana Ginting. 2003. Pretorian dalam perkembangan politik negara- negara

(11)

11 Pretorian berbeda antara satu sama lain, terutama dari segi tingkat campurtangan, yaitu pada tingkat mana mereka berkuasa dalam pemerintahandan keinginan mencapai tujuan mereka. Semakin banyak dan tinggi sasaran politik dan ekonomi pihak pretorian, semakin besar kekuasaan mereka dalam pemerintahan dan kemudian pula sebaliknya.

Adapun bentuk bentuk praetorian antara lain13: 1. Moderator pretorian

Disini militer bertindak sebagai kaum konservatif yang mengawasi langsung pemerintahan sipil walaupun tidak menguasai pemerintahan secara langsung namun merka memiliki hak veto atas keputusan – keputusan pemerintah sipil dan akan mengancam dengan kudeta jika tidak sesuai dengan keinginan mereka.

2. Pengawal pretorian

pengawal praetorian umumnya muncul jika pemerintahan sipil dianggap gagal dalam menjalankan kekuasaan dan militer akan langsung masuk kedalam politik dengan mengambil alih kekuasaan dan memegang kekuasaan tersebut untuk sementara dengan alasan untuk memperbaharui dan memperbaiki arah kebijakan pemerintahan sebelumnya namun dengan cara melakukan perubahan social dan ekonomi yang antara lain merombak susunan pemerintahan sebelumnya secara drastis.

3 . Pemerintah pretorian

13

(12)

12 Jika dibandingkan dengan moderator praetorian dan pengawal praetorian maka dalam pemerintah praetorian lebih mendominasi dan jarang dapat diterima oleh sipil. Hal ini dikarenakan militer tidak hanya bukan saja menguasai pemerintahan, tetapi juga mendominasi rejim tersebut, dan kadang kala mencoba menguasai sebagian besar kehidupan Politik, ekonomi dan sosial melalui pembentukan struktur yang bermobilisasi.

Jika dilihat dari bentuk bentuk pretorian tersebut diatas maka dapat diketahui bahwa militer di Thailand memiliki ciri- ciri pengawal pretorian dimana mereka menggulingkan kekuasaan sipil yang dianggap gagal menjalankan kekuasaan. Militer di Thailand tergerak untuk melakukan kudeta militer dengan adanya kekacauan politik yang terjadi pada pemerintahan Thaksin yang banyak merugikan negara. Militer merasa memiliki legitimasi dalam melakukan kudeta denga adanya dukungan dari raja yang merupakan tokoh panutan bagi rakyat Thailand yang paling dihormati karenannya raja dianggap sebagai represetasi dari keingina rakyat Thailand.

(13)

13 1.7.2 Kudeta

Kudeta sendiri menurut beberapa pihak secara umum adalah suatu cara penggulingan kekuasaan atau pengambilalihan kekuasaan secara paksa dari tangan penguasa dan dapat dilakukan oleh golongan tertentu baik militer atau tentara maupun sipil serta dilakukan secara keras karena ada unsur paksaan. Kata "kudeta" sebenarnya punya pengertian sebagai kegiatan yang dijalankan oleh pihak atau golongan yang sudah berkuasa dengan melemahkan atau menyingkirkan orang atau lembaga lain yang mengambil bagian dalam pemerintahan.14

Kudeta militer merupakan suatu budaya politik dalam militer Thailand sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa atau perbedaan politik antara militer ( atau suatu faksi militer) dan aktor aktor politik lainya (sipil maupun faksi militer lainya). Cara- cara kudeta menurut Suchit Bongkaran antara lain dapat berupa pengawasan ketat oleh militer terhadap pemerintahan sipil atau partai politik tertentu yang dipercaya namun dibawah pengawasan militer. Ada pula dengan cara interfensi terbatas dan interfensi langsung( tanpa disusul dengan kudeta).15 1.7.1.1 Betuk- Bentuk Penggulingan Kekuasaan

Adapun bentuk bentuk perebutan kekuasaan lainya menurut edward Luttwak antara lain:

1) Revolusi : Revolusi dilaksanakan paling tidak pada permulaan, oleh massa rakyat yang tidak terkoordinasi, dan tujuanya adalah perubahan struktur sosial

14

“Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila, dari Kes sampai Par “ dalam http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1997/04/09/0123.html diakses tgl 24/03 09 jam 00.12 15

(14)

14 dan politik, serta orang orang yang memegang kepemimpinan. Istilah ini menjadi populer. Banyak kudeta yang memakai istilah ini karena adanya implikasi bahwa rakyatlah yang melakukanya (kehendak rakyat ) dan bukannya segelintir konspirator yang melakukannya .

2) Perang Saudara : Perang saudara sebenarnya adalah pertempuran antara unsur – unsur angkatan bersenjata nasional yang menuju pergantian pemerintahan. 3) Putch : Putch ini terutama adalah fenomena yang terjadi pada saat perang atau

pasca-perang. Putsch dilakukan oleh suatu badan formal didalam angkatan bersenjata dibawah pimpinan yang ditunjuk.

4) Perang kemerdekaan, insurgensi, dan lain lain : Dalam konflik internal ini, tujuan dari pemrakarsa bukan merebut kekuasaan , melainkan mendirikan suatu struktur negara yang bersaing . Pendirian struktur negara ini dapat berbasis politis maupun etnik..16

Kudeta militer di Thailand terhadap Thaksin terjadi pada saat Thaksin sudah mulai kehilangan legitimasi nya sehingga militer merasa perlu untuk melakukan kudeta. Hal ini terlihat dari munculnya gerakan dari rakyat yang menuntut Thaksin untuk mundur yaitu dari gerakan rakyat (people alliance for demokracy) dan masyarakat kelas menengah perkotaan.hal ini terkait dengan berbagai kebijakan publik yang dijalankan oleh Thaksin dianggap menyalahi aturan dan bahkan dianggap sebagai penyalahgunaan kekuasaan seperti dalam kasus penjualan saham shin corp yag dilakukan dengan bebas pajak penjualan serta kebijakannya dalampenyelesaian konflik di Thailand selatan yang tidak

16

(15)

15 manusiawi. Selain itu juga Thaksin mengubah peraturan mengenai kepemilikan saham asing yang sebelumnya hanya boleh sebesar 25% diubah menjadi 49% sehingga dianggap berupaya menguntungkan dirinya sendiri.

Kegagalan dalam mempertahankan kestabilan dalam negeri biasanya membuat para perwira militer menjadi terdorong untuk melakukan campur tangan dan menjadikannya sebagai alasan untuk melakukan kudeta. Dengan adanya kudeta yang dilakukan oleh pihak militer yang berhasil menggulingkan pemerintahan yang berkuasa. Maka akan berdampak terhadap situasi politik yang terjadi, sebab dalam penggulingan kekuasaan tersebut tentunya melibatkan pemerintahan yang berkuasa sehingga mau tidak mau juga terkait dengan aspek politik yang ada.

Dengan terganggunya situasi politik maka otomatis proses pembuatan kebijakan pun menjadi terhambat dan jika tidak segera ditangai maka akan sulit untuk menjalankan perekonomian karena tidak adanya pembuat kebijakan yang sah yang dapat bertanggung jawab atas segala aktivitas baik politik maupun ekonomi. Oleh karena itu untuk mendukung perekonomian yang berkembang dan stabil harus juga dibarengi dengan lingkungan yang stabil dalam hal ini harus ada suatu iklim politik yang stabil.

1.7.3 Pendekatan Politik Ekonomi

Menurut Staniland (1985), pembauran antara ilmu ekonomi dan ilmu politik bisa menghasilkan salah satu dari 2 metode analisis berikut:

1. Metode analisis politik ekonomi (the political theory of conomics) , yaitu penerapan

cara pendekatan yang berasal dari yang politik untuk memahami permasalahan

(16)

16

2. Metode analisis ekonomi politik (the economic theory of poitics), yaitu penerapan cara

pendekatan yang bersumber dari teori ekonomi untuk memahami permasalahan

permasalahan politik.17

Jadi dalam hal ini terkait dengan permasalahan di Thailand penulis akan menggunakan metode analisis politik ekonomi dimana pendekatan yang dipakai adalah berdasarkan pendekatan politik untuk melihat permasalahan ekonomi yang ada seperti dalam kasus kudeta militer yang berpengaruh terhadap ekonomi Thailand.

Disini berbagai permasalahan ekonomi di Thailand akan dipaparkan melalui sudut pandang politik yaitu dengan melihat apa saja permasalahan yang terjadi dalam ruang lingkup pemerintahannya. Sebab dalam pendekatan ini dapat diketahui akar permasalahan yang terjadi dalam perekonomian suatu negara juga disebabkan oleh lingkungan politik yang kurang mendukung.

Seperti diketahui permasalahan di Thailand terkait kudeta Thailand ini merupakan permasalahan politik yang menjadi dasar perebutan kekuasaan. Dalam hal ini kudeta militer menjadi budaya politik yang terulang kembali seperti sebelumnya namun masih menimbulkan permasalahan di bidang lainya seperti permasalahan ekonomi yang menyertainya.

Kudeta terhadap Thaksin yang dilakukan pihak militer ini disebabkan oleh kebuntuan politik yang diklaim oleh pihak militer sebagai alasan pembenaran untuk melakukan kudeta. Ditambah lagi dengan persetujuan raja yang mengindikasikan bahwa ia menyetujui kudeta tersebut maka semakin lancarlah

17

(17)

17 kudeta tersebut. Kebuntuan politik yang terjadi di Thailand tersebut juga sebelumnya terkait dengan memburuknya hubungan antara raja dengan Thaksin dimana Thaksin disebut-sebut ngin menghilangkan pengaruh raja di pemerintahan sehingga timbulah persaingan dalam kekuasaan tersebut.

Permasalahan politik ini kemudian menjadi sebuah kudeta militer yang berjalan lancar, namun pada akhirnya juga banyak permasalahan politik yang terjadi seiring adanya kudeta militer tersebut seperti permasalahan pemilu, ketidakpuasan rakyat Thailand sehingga menimbulkan aksi serta ketidakpercayaan rakyat terhadap pemerintahyang membuat sulit berjalannya fungsi pemerintahan.

Permasalahan politik ini merupakan dasar yang menjadi locus pembahasan dalam politik ekonomi tersebut yang dijadikan sebagai acuan dalam melihat permasalahan ekonomi yang menjadi focus permasalahan selanjutnya.dalam hal ini ekonomi Thailand akan diamati setelah terjadinya kudeta militer dan di tengah- tengah permasalahan politik yang terjadi untuk mencari kemungkinan adanya dampak dari permasalahan politik tersebut terhadap perekonomianya. 1.7.4 Indikator ekonomi

Adapun indikator ekonomi menurut A.Prrasetyantoko, dalam menganalisis

perekonomian suatu negara adalah dari 4 indikator penting, yaitu ,

(18)

18 2. Kedua melihat jumlah uang yang beredar, ketersediaan barang – barang

yang beredar dan kemampuan masyarakat dalam membeli. Fenomena ini akan dirangkum dalam angka laju inflasi (inflation).

3. Katiga sejauh mana sektor industri mampu menyediakan lapangan pekerjaan. Dengan kata lain ingin melihat masalah employment dan unemployment.

4. Keempat adalah ketersediaan cadangan devisa yang idealnya merepresentasikan aliran ekspor - impor dalam sistem perdagangan internasional.18

Indikator ekonomi ini digunakan untuk menunjukan bagaimana pertumbuhan ekonomi di Thailand dan telah sejauh mana ekonomi nya berkembang melalui beberapa hal yang di sebutkan tersebut. Dalam hal ini jika dilihat dari pendapatan nasional Thailand maka Thailand memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup baik karena dari pertumbuhan ekonomi dan investasi di Thailand yang telah mencapai lebih dari 6% sebelum terjadinya kudeta dan Thailand sendiri disebut sebagai negara yang tercepat di asia Tenggara dalam pemulihan ekonomi pasca krisis ekonomi 1997, pertumbuhan ekonomi Thailand yang cepat ini sangat ditentukan oleh faktor investasi yang besar dan investasi besar tersebut didapatkan dari tabungan ( saving ) masyarakat yang besar pula yang didapatkan melalui pendapatan masyarakat yang besar dari perusahaan yang besar sehingga menjadi lingkaran kapitalisasi modal diThailand.19

Laju pertumbuhan ekonomi Thailand ini juga disebabkan oleh investasi asing yang besar yang salah satunya adalah dari Jepang melalui investasi langsung

18

Ibid . Hal 115 19

(19)

19 jepang yang dimulai tahun 1985 an. Investasi langsung Jepang ( japan direct investment/ JDI) ini ditujukan kepada negara negara asia Tenggara termasuk Thailand sehingga berdampak cukup signifikan terhadap terhadap variabel pertumbuhan ekonomi, Gross Deomestic Product (GDP) dan neraca pembayaran.20

Indikator ekonomi ini digunakan untuk mencari variabel yang digunakan dalam melihat sejauh mana pertumbuhan ekonomi diThailand. Disini akan digambarkan data data yanag menyangkut indikator tersebut yang kemudian akan diketahui bagaimana situasi perekonomian Thailand masa pemerintahan Thaksin hingga pasca terjadinya kudeta terhadap Thaksin Sinawatra yang berdampak terhadap perekonomian Thailand.

1.8 Metode Penelitian

Metode penelitian yang merupakan semua aturan-aturan dan teknik-teknik tertentu yang diterapkan dan dipakai dalam rangka penyusunan, pengumpulan data , serta dalam rangka menganalisis permasalahan dalam mencari pemecahan masalahnya.

1.8.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala.21 Penelitian deskriptif berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasi kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh , proses yang

20 ibid 21

(20)

20 sedang berlangsung , akibat yang sedang terjadi , atau kecenderungan yang tengah berkembang . 22

Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan teknik deskriptif kualitatif yang berarti dalam melihat persoalan - persoalan kemudian berusaha menggambarkan secara lebih sederhana dan sistematis dengan teori dan konsep . biasanya dengan pertanyaan bagaimana dalam rumusan masalah.23

Dalam penelitian ini akan menjelaskan mengenai 2 variabel tersebut diatas yang akan dijelaskan bagaimana dampak dari suatu tindakan / kebijakan dalam level nonstate aktor mempengaruhi variabel lainya . Pembahasan dilakukan dengan menggambarkan/mendeskripsikan dan menganalisis permasalahan, bagaimana jalanya kudeta militer pada pemerintahan perdana menteri Thaksin Shinawatra dan pengaruhnya terhadap perekonomian hingga pemerintahan setelahnya, sesuai dengan landasan konseptual yang digunakan.

Dalam penelitian ini sendiri penulis menggunakan dua variabel yaitu independen dan dependen, variabel independen adalah variabel yang digunakan untuk menjelaskan tingkah laku dari variabel dependen, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang tingkah lakunya akan dianalisa, diramalkan dan diprediksi oleh variabel independen.

Adapun variabel independennya adalah terjadinya kudeta militer sedangkan variabel dependennya adalah perekonomian sebagai tolak ukur atau hasil akhirnya.

1.8.2 Teknik Pengumpulan Data 22

Ibid hal.47 23

(21)

21 Bahan yang digunakan untuk menganalisis masalah menggunakan teknik pengumpulan data secara studi kepustakaan (library research), sehingga bahan penelitian ini diperoleh dengan melakukan studi pustaka dari berbagai sumber sekunder, baik berupa buku, Koran, artikel, situs internet.

Sumber - sumber pada dasarnya ada 2 macam yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah deskripdi penyelidikan yang ditulis oleh orang yang melakukan penyelidikan , sedangkan sumber sekunder umumnya adalah suatu deskripsi penyelidikan yang ditulis oleh seseorang/orang lain(bukan peneliti asli).24 Disebabkan berbagai kesulitan untuk mendapatkan data primer, penelitian ini akan menitik beratkan pada pengumpulan data sekunder. Untuk itu seperti dijelaskan diatas bahwa penulis menggunakan studi kepustakaan (library research), yaitu pengumpulan data tertulis atau dokumenter, baik yang bersifat mentah, belum diolah, maupun data yang telah mendapatkan interpretasi (menurut studi terdahulu). Antara lain, data itu dicari melalui berbagai perpustakaan, berupa terbitan-terbitan khusus, jurnal, buletin, surat kabar, majalah atau media informasi lainnya.

1.8.3 Teknik analisis data

Adapun teknik analisis data yang dipakai oleh penulis adalah deskriptif kualitatif. Teknik analisis data ini berusaha menguraikan dan menggambarkan segala informasi yang didapat berkaitan dengan permasalahan yang di bahas yaitu menyangkut kudeta militer di Thailand serta menguraikan data – data menyangkut keadaan perekonomian Thailand setelah adanya kudeta.Metode kualitatif sebagai

24

(22)

22 prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang yang diamati.

Adapun proses analisis data kualitatif yang dilakukan adalah:

1. Membaca/Mempelajari data , menandai kata- kata kunci dan gagasan yang ada didalam data

2. Mempelajari kata kunci itu, dan berupaya menemukan tema – tema yang berasal dari data.

3. Menuliskan model yang ditemukan.25

Sebagai mana yang kita ketahui bahwa pada umumnya metode deskriptif kualitatif hanya berusaha menggambarkan berdasarkan fakta dan data yang didapatkan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas , maka demikian pula apa yang penulis buat disisni. Data yang didapat nantinya akan dipelajari dan dicari hal – hal penting apa saja yang didapat kemudian akan diurutkan dan disederhanakan lagi sehingga mempermudah pencarian pola yang akan digambarkan kemudian dari hasil ini maka akan didapat suatu model yang sesuai dengan pembahasan yang kemudian akan di paparkan.

1.8.4 Alur penelitian

Adapun alur penelitian yang akan peneliti gunakan dalam penyusunan tulisan ini adalah sebagai berikut: 

25

(23)

23 1.9Sistematika Penulisan

Secara garis besar jika dideskripsikan penulisan dari bab per bab dalam penelitian ini akan menjadi sebagai berikut:

BAB I (Pendahuluan)

Dalam bab ini peneliti meneliti tentang bagaimana terjadinya kudeta militer ,dampak kudeta militer terhadap perekonomian di Thailand “kasus kudeta militer terhadap pemerintahan Thaksin Shinawatra”Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu dimaksudkan untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana akibat yang ditimbulkan oleh kudeta militer terhadap kondisi perekonomian sebagai akibat situasi politik yang tak menentu dan keamanan yang kurang terkendali tersebut.

Akhir dari bab ini berisi tentang metodologi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu antara lain: Ruang lingkup penelitian, Jenis penelitian, Variabel Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisa Data, Hipotesa dan Sistematika Penulisan.

BAB II Profil Negara Thailand dan kudeta militer

Bab ini peneliti awali dengan penggambaran tentang negara Thailand dari segala bidang dan sejarah Thailand hingga bagaimana latar belakang sejarah kudeta militer di Thailand. Dalam bab ini juga akan dijelaskan mengenai

Konsep 2.Perdana Menteri

Thaksin Sinawatra

Focus

1.Kudeta militer 2.Pertumbuhan

(24)

24 terjadinya kudeta serta apa saja masalah yang terjadi mengenai keadaan sejarah di Thailand secara politik serta gambaran bagaimana kondisi masyarakat dan pemerintahan Thailand yang berkaitan dengan Kudeta. Masyarakat Thailand yang telah sejak lama menganal kudeta ini hingga saat ini masih terus merasakan dampak kudeta tersebut dan terus berlanjut. Selanjutnya akan dijelaskan pula apa saja yang terjadi berdasarkan fakta fakta mengenai kondisi pemerintahan (politik) maupun masyarakat berkaitan dengan peristiwa kudeta militer terhadap Thaksin Sinawatra. BAB III kudeta militer serta dampaknya terhadap perekonomian Thailand

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai hubungan antara teori/ pendekatan dan konsep yang ada dengan data-data yang terjadi seputar dari kudeta militer tersebut. Kemudian akan dianalisa pula permasalahan yang ditimbulkan oleh kkudeta militer tersebut dengan menggunakan pendekatan dan konsep yang disajikan tersebut.

Maka akan lebih jauh dibahas mengenai apa saja yang terjadi setelah adanya kudeta militer dengan perbandingan masa sebelum kudeta yang berujung pada pengaruh nya terhadap perekonomian di Thailand.Dari sini akan dikeatahui lebih lanjut mengenai akar permasalahan yang timbul dari kudeta dana dampaknya berdasarkan analisis teori dan konsep.

BAB IV PENUTUP

(25)

i

SKRIPSI

DAMPAK KUDETA MILITER TAHUN 2006 TERHADAP

PEREKONOMIAN THAILAND

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh :

TOTO DWI PRASTIO NIM. 05260114

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(26)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Toto Dwi Prasetyo NIM : 05260114

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : DAMPAK KUDETA MILITER TAHUN 2006 TERHADAP PEREKONOMIAN THAILAND

Disetujui

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dyah Estu Kurniawati, S.Sos, M.Si Amaria Qori Ula, S.IP

Mengetahui

Dekan FISIP UMM Ka. Jurusan Hubungan Internasional

(27)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Toto Dwi Prasetyo

NIM : 05260114

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi :Dampak Kudeta Militer Tahun 2006 Terhadap Perekonomian Thailand

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Sabtu

Tanggal : 18 Desember 2010 Tempat : Lab. HI

Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM

Dr. Wahyudi., M.Si

Dewan Penguji:

1. Ruli Inayah Ramadhoan,S.Sos ( ) 2. Tonny Dian Effendi,S.Sos,M.Si ( )

(28)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Toto Dwi Prastio

Tempat, tanggal lahir : Kotawaringin Lama, 25 April 1987

NIM : 05260114

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan judul:

DAMPAK KUDETA MILITER TAHUN 2006 TERHADAP PEREKONOMIAN THAILAND

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 27 Desember 2010 Yang menyatakan,

(29)

v

Berita Acara Bimbingan Skripsi

1. Nama : Toto Dwi Prastio

2. NIM : 05260114

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

5. Judul Skripsi : Dampak Kudeta Militer Tahun 2006 Terhadap Perekonomian Thailand

6. Pembimbing : 1. Dyah Estu Kurniawati., S.Sos., M.Si 2. Amaria Qori Ula., S.IP

7. Kronologi Bimbingan:

(30)

vi ABSTRAKSI

Toto Dwi Prasetio, 2010, 05260114, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Ilmu Hubungan Internasional, Dampak Kudeta Militer 2006 Terhadap Perekonomian Thailand,Pembimbing I: Dyah Estu Kurniawati., S.Sos., M.Si Pembimbing II: Amaria Qori Ula.,S.IP

Kudeta militer yang terjadi di Thailand pada tahun 2006 terhadap Thaksin Sinawatra berlangsung dengan lancar dengan mendapat persetujuan dari raja Bhumibol, hal ini kemudian disambut baik oleh rakyat Thaland dan kubu oposisi yang selama ini melakukan aksi penentangan terhadap Thaksin. Namun kudeta militer ini menimbulkan permasalahan lain terkait dengan perekonomiannya yang mengalami penurunan seiring dengan terjadinya instabilitas politik berkepanjangan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif, dengan hasil penelitian yang didapat adalah dampak kudeta militer tahun 2006 cukup besar terutama terhadap ekonomi Thailand sebab pemimpin terpilih yang diturunkan melalui kudeta militer yang tidak demokratis menimbulkan ketidakpuasan diberbagai kalangan dan membuat instabilitas politik dan keamanan sehingga menjadi gangguan dalam proses perekonomian Thailand. Hal ini terlihat dari banyaknya aksi massa baik dari kubu pendukung Thaksin maupun masa Anti – Thaksin yang membuat kekacauan di Thailand sehngga membuat kepercayaan investor menurun dan terjadinya kemerosotan pendapatan Negara Thailand.

Kata Kunci: Thaksin Sinawatra, kudeta militer, perekonomian Thailand.

Malang, 9 Desember 2010

(31)

vii

ABSTRACTION

Toto Dwi Prasetio, 2010, 05260114, Muhammadiyah Malang University, Social and Political Sciences Faculty, International Relation, The Impact of military coup in 2006 For The economy of Thailand. Counselor I:Dyah Estu Kurniawati., S.Sos., M.Si, Counselor II: Amaria Qori Ula.,S.IP

The military coup occurred in Thailand in 2006 against Thaksin Sinawatra gone smoothly with the approval of King Bhumibol, this then welcomed by the the Thai peoples and the opposition that had been opposition to Thaksin's action. But the military coup has led to other problems related to the economy which has decreased in line with the political instability problems.

In this reaserch, researchers used a descriptive method, and the result obtained from this is the impact of the military coup of 2006 is big enough, especially on the Thailand economy because elected leaders are revealed through an undemocratic military coup caused discontent in many circles and create political instability and security that being a disturbance in the process of the Thai economy. This can be seen from the many mass actions from both sides as well as the Againts Thaksin and support Thaksin, who made a mess in Thailand so as to make decreases investor confidence and the State revenues of Thailand.

Keywords: Thaksin Sinawatra, military coup, Thailand's economy

Malang, Desember 09, 2010

Researcher

Counselor I

Dyah Estu Kurniawati, S.Sos, M.Si

Counselor II

Amaria Qori Ula, S.IP

Knowing, Dean of FISIP-UMM

(32)

viii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang hanya dengan ridho dan rahmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Dampak Kudeta Militer Tahun 2006 Terhadap Perekonomian Thailand” dengan lancar.

Hasil dari penelitian ini peneliti harapkan dapat menjadi masukan bagi Mahasiswa-Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional berikutnya dalam meneliti fenomena-fenomena terkini dalam kajian hubungan internasional, yang tentunya peneliti harapkan harus lebih baik dari penelitian ini.

Dalam Penyusunan Penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari segala kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran. Oleh karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya saran dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini sangat peneliti nantikan.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini bisa peneliti selesaikan tepat pada waktunya.

1. Drs. Muhadjir Effrendy., M.Ap Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

(33)

ix

3. Dyah Estu Kurniawati., S.Sos., M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang. Sekaligus Dosen Pembimbing I yang banyak memberikan masukan dan kritikan terhadap peneliti.

4. Amaria Qori Ula., S.IP selaku Dosen Pembimbing II yang juga memberikan banyak masukan kepada peneliti tentang penulisan penelitian ini, serta support kepada peneliti untuk segera menselesaikan skripsi ini. 5. Tonny Dian Effendi., S.IP ,M.SI dan Ruli Inayah., S.IP selaku dosen

penguji pertama dan kedua.

6. Terima ksih pula kepada Drs saiman M.SI dan Melati anggraini, S.IP yang sebelumnya adalah dosen pembimbing skripsi peneliti.

7. Kepada seluruh dosen HI yang memberikan ilmunya selama ini dan senantiasa mendorong kemajuan mahasiswa HI

8. Kepada kedua orang tua peneliti, Bapak Mursofin dan Ibu Titi Nur Sehan yang selalu mendoakan peneliti, dan memberikan dorongan moral, sehingga penelitian ini dapat selesai dengan lancar

9. Kepada saudara peneliti Siti Ely Setyarini dan Lusy Tri Anggraini, terima kasih untuk doanya.

10.Untuk Amirtha Andi Putri yang selalu memberikan suport dan banyak membantu dalam selasainya skripsi ini

(34)

x

12.Teman-teman di kontrakan al qautsar 19, Terima kasih untuk masukannya selama ini, semoga kita semua menjadi orang-orang sukses.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan sempurna, Amin.

Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa hubungan internasional dan kalangan yang tertarik dengan kajian Ilmu Hubungan Internasional.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 27 Desember 2010

(35)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI………...……….ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS……….iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI………....v

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL...xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang ………

1.2Rumusan Masalah ………

1.3Pembatasan Masalah ……….. 1.4TujuanPenelitian ……… 1.5Manfaat Penelitian……….. 1.6Penelitian Terdahulu……… 1.7Kerangka Konsepual Atau Pendekatan……….

1.7.1 Pretorian ………..

1.7.2 Kudeta ……. ……….

1.7.2.1 Bentuk - bentuk Penggulingan Kekuasaan……… 1.7.3 Pendekatan Politik Ekonomi………..

1.7.4 Indikator Ekonomi………

1.8Metode Penelitian ……… 1.8.1 Jenis Penelitian ……….. 1.8.2 Teknik Pengumpulan Data………..….. 1.8.3 Teknik Analisis Data………. 1.8.4 Alur Penelitian……….. 1.9Sistematika Penulisan Skripsi ………..

1

(36)

xii

2.1Penduduk Thailand ……… 2.2Keadaan Politik dan Pemerintahan Thailand………. 2.2.1 Bentuk Negara dan Pemerintahan Thailand……….. 2.2.2 Partai politik dan pemilu di Thailand……….. 2.3Peran Militer Dalam politik Thailand ………. 2.4Peran Raja Dalam Politik dan Pemerintahan Thailand……….. 2.5Sejarah Kudeta Militer Di Thailand……… 2.6Kudeta Militer Terhadap Thaksin Tahun 2006……….

2.6.1 Munculnya gerakan Anti-Thaksin………. 2.6.2 Kudeta Militer Terhadap Thaksin Tahun 2006……….

 

BAB III DAMPAK KUDETA MILITER TAHUN 2006 TERHADAP PEREKONOMIAN THAILAND

3.1Perekonomian Thailand sebelum Kudeta militer tahun 2006 ………. 3.1.1 Gambaran Umum Thailand sebelum Thaksin………. 3.1.2 Ekonomi Thailand masa pemerintahan Thaksin……….. 3.2Perekonomian Thailand Pasca Kudeta Militer Tahun 2006…………

3.2.1 Masa pemerintahan Sementara……… 3.2.2 Masa Pemerintahan Samak sundaravejj……… 3.2.3 Masa Pemerintahan Somchai Wongsawat……… 3.2.4 Masa pemerintahan Abhisit vejjajiva……….. 3.3Gambaran umum Perekonomian Thailand pasca Kudeta Tahun 2006…

(37)

xiii

DAFTAR TABEL

(38)

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku dan jurnal

Artha, Arwan Tuti.2007. kudeta mei 98 : perseteruan Habibie – Prabowo. galang press : Jakarta

Bunbokaran, Suchit. 1990. Militer Dalam Politik D i Muangthai 1981 – 1986. Jakarta : LP3ES

Chilcote,Ronal H.2007. Teori perbandingan politik: penelusuran paradigma .PT Raja Grafindo persada.jakarta

Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik mencakup berbagai teori dan konsep komprehensif. Erlangga:Jakarta

Ginting, Junita Getiana. 2003. Pretorian dalam perkembangan politik negara- negara berkembang. Jurnal Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Hadi, Shaumul. 2008. third debate dan kritik positivisme ilmu hubungan

internasional. Jalasutra : Jakarta

Hartatik, Arum .2007 . kudeta militer di Fiji pada masa pemerintahan Perdana menteri Laisene Qarase. Univ. Negeri Jember.

Hoogerwerf, A. 1979. Politikologi. .Jakarta : Erlangga

Harison,Lisa. metodologi penelitian politik. 2007. kencana: jakarta

Ikbar ,Yanuar M.A.2006. ekonomi politik internasional 1 konsep dan teori. Bandung: refika aditama

Jacson, Robert. & Sorensen, Georg.2005. pengantar studi Hubungan Internasional. Yogyakarta : pustaka pelajar.

Janowitz, Morris. 1985. Hubungan – hubungan sipil – militer. Jakarta: PT Bina Aksara

Jemadu,aleksius.2008. politik global : Dalam teori dan praktik.graha ilmu:Yogyakarta

Kusumawanti , vera .2006. krisis politik di Thailand( kasus tuntutan mundur terhadap Thaksin Sinawatra).FISIP UNEJ: Jember

(39)

xv

Lutwak, Edward.2009. Kudeta : Teori dan Praktek Penggulingan kekuasaan. Relief:Jogjakarta

Lexi J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :PT remaja Rosda Karya

Mas’oed, Mohtar. 1990. Ilmu hubungan International disiplin dan metodologi, Jakarata, LP3ES.

Najat, Moh. Darun. 2007. Sikap Raja Bhumibol Adilyadej Dalam Kedeta Militer Thaun 2006 Terhadap Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Jember: FISIP UNEJ

Novriantoni.2006. Sepatah kata kotor sekularisme di Asia. yayasan kalam:jakarta Perwita, Anak agung B. & Yani ,Yanyan Mochamad. 2006. Pengantar Ilmu

Hubungan Internasional. Bandung: PT Remaja roesdakarya.

Rosyid, ahcmad fatror .2009. krisis politik pada masa pemerintahan PM Abhisit Vejjajiva.skripsi unej: jember

Sumanto. 1990. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Andi Offset:Yogyakarta

Suksamran,Somboon.1984.Military Elite In Thai Politics. Singapore : ISEAS (Institute Of Southeast Asian Studies)

Tim penyusun.2009. Pedoman Skripsi Jurusan Hubungan Internasional. UNMUH Malang

Koran dan majalah

Kompas 17 desember 2008 Jawa Pos, 1 Agustus 2009 Sumber internet

Robinson, David . Byeon, Yangho. Teja,Ranjit.1991. Thailand : adjusing to succes

curren policy issues.IMF:washingtonDC dalam http://books.google.com/books?id=AXl4 AMkqSUkC&printsec

=frontcover&dq= thailand&lr=&cd=12#v=onepage

Krisis politik di Thailand dalam

(40)

xvi

http://www.kapanlagi.com/h/0000124788.html diakses 19/03/2009 pukul 22.00

”Demonstrasi berkepanjangan berdampak pada ekonomi Thailand” http://www.kompas.com/read/xml/2008 diakses 19/03/2009 pukul 22.00

“Di Balik Teror Bom Bangkok” oleh Zaenal Abidin EP dalamhttp://www.interseksi.org/publications/essays/articles/teror_bom_b angkok.html

Kudeta Thailand dari Kompas online, Senin, 02 Oktober 2006 diakses 22 meret

2009

Pertumbuhan Ekonomi Thailand Direvisi Jadi 5% Untuk 2006 dalam http://www. Kapanlagi .com/newp/h/ 0000146665.html diakses November 2010 http/www.radarsulteng.com/berita/index.asp?Berita=Opini&id=40274

http://web.bisnis.com/keuangan/ekonomi-internasional/1id89780.html diakses

maret 2009

www.media –indonesia.com

http://www.hupelita.com diakses pada juli 2010

http://www.metrotvnews.com/new/.diakses 19/03/2009 pukul 22.00

http://indonesian.cri.cn/1/2006/09/19/1@50270.htm diakses 19 maret 2009 pukul

22.00

http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_

news=6920

“ Thailand berita” dalam http://www.tvone.co.id/berita/view

Samak Mundur Somchai Melaju Sebagai PM Thailand http://rol.republika.co.id/berita/3333/Samak_Mundur_Somchai_Melaju_ Sebagai_PM_Thailand

Referensi

Dokumen terkait

Mutasi pada Bacillus subtilis BAC4 dengan Larutan Akridin Oranye sebagai Upaya Peningkatan Produksi Antibiotika.. Supartono 1* , Nanik Wijayati 1 , Lina Herlina 2 , and

Dari Gambar 4-6, dapat dilihat bahwa efisiensi penyisihan organik dan kekeruhan meningkat dengan bertambahnya waktu sampling dari 1 td sampai 5 td pada berbagai waktu tinggal, 1

Dampak perubahan iklim sudah nampak di depan mata kita, munculnya peningkatan suhu global, ketidak pastian musim, kekeringan yang berkepanjangan, permukaan es kutub utara

fentusd ttt krap fr4,6b oLLr r@boEtr qii

Nilai harapan imbal hasil portofolio atas aset bebas risiko pada CAPM 2-momen sama dengan premi risiko pasarnya dengan nilai β adalah sama dengan satu.. Model CAPM 2-momen

Pada saat berlangsungnya pertunjukan kesenian reog di daerah desa Kolam, peneliti melihat yaitu di antaranya,pemain dari reog tersebut sebagian adalah anak-anak yang kira-kira

Hubungan komunikasi verbal anatar shift (overan) dan kinerja perawat diruang rawat inap rs islam

Proses (pengolahan) adalah inti dari suatu sistem informasi akuntansi manajemen dan digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi tujuan suatu sistem.. Suatu