KATA PENGANTAR
Bismillahhirrohmanirrahiim....
Alhamdulillah, syukur kepada Allah S.W.T penulis ucapkan karena hanya
dengan keridhaan dan kehendak-nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini
dan shalawat beserta salam penulis sampaikan kepada kekasih Allah, Rasulullah
yaitu Muhammad SAW.
Judul penelitian tugas akhir ini adalah ”analisis pengendalian intern pemberian
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Negara Indonesia Persero) Tbk
cabang medan”, dengan tujuan untuk mengetahui pengendalian intern pemberian
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada PT. Bank Negara Indonesia Persero) Tbk
cabang medan. Di samping itu juga sebagai syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis telah banyak menerima pengarahan,
bimbingan dan dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis mengcapkan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta atas kasih
sayang dan dukungannya selama ini, dan penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku ketua Program Diploma III
3. Bapak Iskandar Muda, SE, Msi, Ak selaku dosen pembimbing dalam
penulisan tugas akhir ini.
4. Bapak Pimpinan PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan beserta staf dan
karyawan yang telah bermurah hati menerima kehadiran penulis dalam
menyediakan data.
5. Buat Pak Ruslan, Tante Ami, Kak Dean, Wina, Tiara, Jora, Anggi makasih
atas dukungan dan kasih sayang yang diberikan selama ini.
6. Buat sohibku yang kusayangi Isal, Tika, Fitri, Debi, Rina, dan Veni.
Makasih ya atas nasehat dan bantuannya. Jangan lupa ma Aq kalo udah
sukses yaaa!!!!
7. Buat teman-teman di kampus terutama anak DIII Akuntansi group A,
makasih ya atas semuanya...
8. Seluruh teman-teanku seperti Agus, Ragil, Sultan, Puji, Salman, Amar, Ade,
Mega, Hydri, yang telah tertulis di hatiku yang tak mungkin aq lupakan...
Penulis menyadari sepenuhnya tugas akhir ini banyak kekurangan dan masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan tugas akhir ini sehingga
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Medan, Mei 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah... ... 1B. Rumusan Masalah ... ... 2
C. Tujuan Penelitian ... ... 3
D. Manfaat Penelitian ... ... 3
BAB II : PT. BNI (PERSERO) TBK CABANG MEDAN
A. Sejarah Ringkas... 4B. Jenis Usaha... 7
C. Struktur Organisasi ... 9
D. Uraian Tugas ... 10
E. Kinerja Usaha Terkini ... 12
BAB III : PEMBAHASAN
A. Pengendalian Intern atas Kredit Pemilikan Rumah ... 13B. Analisis Prosedur Kredit Pemilikan Rumah ... 20
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 23B. Saran ... 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan sebagai alat penggerak
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan
dari pembangunan. Demikian pula bank merupakan salah satu badan penyedia
dana pembiayaan pembangunan, antara lain melalui kegiatan penyaluran kredit
dan investasi. Kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan bank ini
membantu debitur mengatasi kekurangan modal dalam mengelola, membiayai,
dan mengembangkan usaha sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan
mengatasi pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat yang semakin meningkat
serta dalam segi daya saing.
Pemberian kredit merupakan aktivitas paling pokok dari perbankan sebagai
akibat dari salah satu fungsi intermediasi bank. Pemberian kredit ini merupakan
suatu proses yang membutuhkan pengendalian intern kredit yang baik untuk
meminimumkan resiko macet yang diderita bank.
Pengendalian intern ini tidak boleh hanya dilakukan oleh pimpinan saja
tetapi harus dilakukan oleh seluruh karyawan, karena pimpinan perusahaan telah
mempunyai tugas dan tanggung jawab tersendiri terhadap perusahaan. Pada
perusahaan yang kecil dan dimiliki perseorangan, pimpinan masih mampu
besar, biasanya pimpinan pada perusahaan besar akan dibantu oleh internal
auditor dalam hal menangani pengendalian intern.
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk cabang medan sebuah badan
usaha milik Negara yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit
guna meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Melalui kegiatan perkreditan
maka bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem
bagi semua sektor perekonomian.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menyusun tugas akhir
yang berkaitan dengan pengendalian intern atas kredit. Oleh karena itu penulis
memilih judul: ”Analisis Pengendalian Intern Pemberian Kredit Pemilikan
Rumah (KPR) pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk cabang medan”.
B. Perumusan Masalah
Sehubungan dengan uraian pada latar belakang yang dikatakan penulis,
maka penulis mencoba merumuskan apa yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini, yakni sebagai berikut ”apakah pengendalian intern atas kredit
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian mengenai pengendalian intern atas kredit
pemilikan rumah (KPR) pada PT. BNI (persero) cabang medan ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah pengendalian intern atas kredit pemilikan rumah
(KPR) pada PT. BNI (persero) cabang medan telah mengandung unsur-unsur
pengendalian intern.
2. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengendalian intern atas
kredit pemilikan rumah (KPR) pada PT. BNI (persero) cabang medan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberi saran dan masukan dalam pengendalian intern atas kredit pemilikan
rumah pada PT. BNI (persero) cabang medan.
2. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperluas wawasan dan
pengetahuan tentang pengendalian intern.
3. Memberikan informasi dan masukan bagi universitas sumatera utara (USU)
dan seluruh pihak yang akan melakukan penelitian khususnya tentang
pengendalian intern pemberian kredit pemilikan rumah (KPR).
BAB II
PT. BNI (PERSERO) CABANG MEDAN
A. Sejarah Ringkas
Persiapan pembentukan BNI yang sesungguhnya telah dimulai sejak bulan
september 1945, diprakarsai oleh R.M. Margono Djojohadi Koesoemo yang pada
waktu itu adalah dewan pertimbangan agung (DPA). Bank yang diidamkan oleh
R.M. Margono adalah bank yang berfungsi sebagai sirkulasi dan bank umum,
tetapi rencana ini tidak disetujui menteri kemakmuran Ir. Soerachman.
Ir. Soerachman tidak putus asa dan menghubungi wakil presiden Drs.
Mohammad Hatta yang diketahui banyak menaruh perhatian pada
masalah-masalah ekonomi bangsa, dan Hatta menyambut gagasan tersebut. Kedua tokoh
ini menyusun rancangan mandate dari pemerintah kepada R.M. Margono
mendirikan sebuah bank. Rencana yang disusun tanggal 16 september 1945
ditandatangani 3 hari kemudian 19 september 1945 oleh presiden Ir. Soekarno dan
wakil presiden Drs. Mohammad Hatta.
Gagasan mendirikan BNI dilandasi oleh pemikiran bahwa selama masa
pemerintahan hindia belanda indonesia tidak memiliki bank nasional. Bank-bank
untuk lalu lintas perdagangan internasional pada masa itu adalah bank negara
belanda atau milik bangsa asing, seperti De Java Sche Bank.
Setelah indonesia menyatakan kemerdekaan, sudah seharusnya negara
memerlukan bank miliknya sendiri. Tidak dapat bergantung pada bank-bank milik
gagasan pembentukan BNI tersebut merupakan suatu langkah strategis yang
sangat penting bagi kelanjutan kedaulatan republik indonesia. Sebagai suatu
negara merdeka, berdaulat, republik indonesia sudah tentu tidak bisa menyerahkan
pengaturan sistem moneternya kepada bangsa lain, apalagi kepada negara yang
pernah menjajah.
Sesuai dengan akte notaris yang didasarkan pada surat kuasa pemerintah
pasal 100 akte notaris R.M Soerajo di jakarta bernomorr 14 tanggal 19 oktober
1945, pusat bank indonesia mendapat wewenang untuk melakukan kegiatan
sebagai bank umum yang memberi kredit, mengeluarkan obligasi, menerima
simpanan giro dan tabungan serta memberikan informasi dan penerangan dalam
bidang ekonomi.
Setelah serangkaian persiapan oleh pusat bank indonesia (BI) berlangsung
lebih dari setengah tahun, pemerintah menganggap sudah saatnya mensahkan
pembentukan BNI seperti yang direncanakan semula. Sekalipun undang-undang
perbankan belum dapat dikeluarkan, peraturan pemerintah pengganti
undang-undang sudah dapat memberi landasan hukum bagi berbagai kegiatan perbankan.
Oleh karena itu pada tanggal 5 juli 1946, pemerintah mengeluarkan peraturan
pemerintah pengganti undang-undang BNI tahun 1945 sebagaimana tercantum
dalam pasal 23.
Peresmian BNI dilaksanakan di Yogya pada ulang tahun pertama
proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 agustus 1945. upacara peresmian
dilakukan oleh wakil presiden Mohammad Hatta. Jumlah modal BNI ketika
bank milik pemerintah RI pertama yang berfungsi sebagai bank sirkulasi dan bank
umum. Beberapa saat setelah bank BNI diresmikan, pemerintah mengambil
langkah menyalurkan uang RI sebagai alat pembayaran yang sah. Uang kertas RI
yang pertama kali dikeluarkan oleh pemerintah diedarkan oleh BNI.
Kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang perbankan disempurnakan pada
tanggal 25 maret 1992 ketika pemerintah mencanangkan undang-undang No. 7
tahun 1992 tentang perbankan menggantikan undang-undang No. 14 tahun 1967.
bersamaan dikeluarkannya undang-undang perbankan yang baru tersebut, status
bank milik negara diubah menjadi bentuk hukum, BNI 1946 menjadi persero.
Dalam pasal 1 ditetapkan bahwa ”BNI 1946 didirikan dengan UU No. 17 tahun
1968 disesuaikan bentuk hukumnya menjadi perusahaan perseroan (persero)”
sebagaimana dimaksud dalam UU No. 19 tahun 1969 dan peraturan dengan
bank-bank lainnya namun tetap menjalankan misinya untuk menunjang program
pembangunan.
Dalam deregulasi, perbankan dewasa ini telah membuka peluang lebih luas
bagi dunia. Salah satunya adalah bank-bank pemerintah diperbolehkan untuk
menghimpun dana dari pasar modal (go publik). selama ¼ abad sejak pengaturan
dunia perbankan pertama dalam orde baru (1976) ditetapkan, BNI mampu
menangkap peluang dan mengatasi berbagai tantangan yang ada. Bahkan dalam
beberapa aktivitas perbankan, BNI telah selangkah lebih maju dalam mengatasi
perubahan lingkungan usaha yang sedang dan akan terjadi. Kemampuan
menyesuaikan diri melangkah jauh ke depan ini merupakan suatu nilai lebih dari
Selama 2003, jajaran manajemen telah melaksanakan beberapa inisiatif
penting. Penerbitan obligasi I BNI senilai Rp. 1.00 triliun dan obligasi sub
ordinasi I BNI senilai USD 100 juta pada bulan juli 2003 yang mencatat kelebihan
permintaan masing-masing 2,3 dan 3,7 kali.
Sepanjang tahun 2003 BNI juga telah menjalankan beberapa strategi usaha
secara konsisten diantaranya menjaga keseimbangan komposisi aktiva dan
kewajiban yang berfokus pada pengelolaan obligasi pemerintah, pengelolaan
portofolio pinjaman, dan optimalisasi struktur pendanaan.
Manajemen juga melakukan rekonfigurasi jaringan distribusi yang bertumpu
pada penggunaan tehnologi untuk meningkatkan efisiensi serta mengoptimalkan
platform perbankan korporasi untuk mengembangkan segmen konsumen dan
usaha kecil dan menengah (UKM) melalui pemasaran lintas segmen.
Strategi lain yang dijalankan sehubungan dengan peningkatan pengelolaan
resiko ternyata masih perlu disempurnakan. Terjadinya penyimpangan prosedur
dalam penanganan transaksi letter of credit di salah satu cabang secara signifikan
berdampak negatif pada citra BNI dan secara finansial berdampak pada
pencapaian laba yang jauh di bawah target.
B. JenisUsaha
Usaha yang dilakukan PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan adalah
menawarkan produk. Pada dasarnya ada tiga jenis produk yang ditawarkan, yaitu:
Produk Dana, yang dapat ditarik sebagai wadah penghimpunan dana berasal dari
1. Taplus
2. Taplus Utama
3. Tapenas
4. Tabungan Haji
5. Tabungan TKI
6. Deposito
7. BNI Duo
8. Giro
9. Dollar
10. Simponi DPLK BNI
Produk Jasa dan Layanan, yaitu jasa-jasa atau layanan yang diberikan oleh
pihak PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan terhadap nasabah, terdiri dari:
1. Kiriman Uang
2. Transfer
3. Kartu Kredit
4. Inkaso
5. Savety Box
6. Garansi Bank
Produk Kredit, yaitu fasilitas yang diberikan PT. BNI (Persero) Tbk cabang
medan kepada masyarakat untuk membeli tanah, kendaraan, dan sebagainya.
Terdiri dari:
1. Kredit Konsumtif, seperti BNI Griya, BNI Multiguna, BNI Otto, BNI Instan,
2. Kredit Produktif, seperti kredit modal kerja, kredit ekspor, kredit impor, dan
kredit usaha kecil.
C. Struktur Organisasi
Untuk mencapai hasil rencana dengan baik maka haruslah dilaksanakan
dengan koordinasi usaha sehingga dapat dilaksanakan secara efektif, terarah, dan
hasilnya dapat terkendali sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang di dalamnya akan
mencerminkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta
mencerminkan adanya koordinasi pengawasan dalam pelaksanaan tugas-tugas
perusahaa. Dengan adanya struktur organisasi maka para karyawan akan
mengetahui tugas dan tanggung jawabnya serta kedudukannya sehingga dapat
bekerja sebaik mungkin.
Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang menunjukkan susunan
perwujudan pola tiap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian
maupun orang yang akan menunjukkan tugas-tugas, wewenang dan tanggung
jawab.
Adapun struktur organisasi PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan sebagai
D. Uraian Tugas Divisi Kepatuhan
Adapun tugas dari divisi kepatuhan adalah:
1. Mengeluarkan segala peraturan-peraturan dan pedoman kebijakan.
2. Mengeluarkan prosedur perkreditan konsumen.
Divisi KSN
Adapun tugas dari Divisi KSN adalah:
1. Menguji kepatuhan dalam proses pemberian kredit atas peraturan
perundang-undangan yang berlaku (eksternal dan internal).
Pemimpin
Adapun tugas dari pemimipin adalah:
1. Membina hubungan baik dengan debitur untuk mengetahui kebutuhan dan
permasalahan debitur.
2. Mengesahkan jadwal kunjungan pemantauan rencana anggaran kunjungan unit
pemasaran.
Wakil Pemimipin
Adapun tugas dari Wakil Pemimipin adalah:
1. Melakukan kunjungan ke tempat usaha debitur untuk verifikasi jaminan di luar
property.
2. Sebagai anggota tim penyajian data dan kelompok pemutusan kredit.
Penyelia Sales
1. Melakukan kunjungan dengan calon debitur dalam rangka pengumpulan data
dan verifikasi.
2. Mengumpul dan menyimpan data ke sistem komputer.
Penyelia Analisis Kredit dan Penyelia Mailing Room
Adapun tugas dari penyelia analisis kredit dan penyelia mailing room adalah:
1. Memverifikasi data calon debitur dan data keuangan calon debitur.
2. Melakukan input data.
Penyelia Appraisal dan Asisten Appraisal
Adapun tugas dari penyelia appraisal dan asisten appraisal adalah:
1. Melakukan kontak ke debitur dan pihak ketiga untuk wawancara dan verifikasi.
2. Menetapkan nilai taksasi jaminan.
Penyelia Administratif dan Asisten Administratif
Adapun tugas dari penyelia administratif dan asisten administratif adalah:
1. Meminta kelengkapan perangkat aplikasi kredit kepada unit pemasaran.
2. Menyelenggarakan dokumen kredit.
Penyelia Collection dan Asisten Collection
Adapun tugas dari penyelia collection dan asisten collection adalah:
1. Meminta pengelola pemasaran memperbaiki hasil kunjungan setempat.
2. Menetapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan pengelolaan pemasaran.
Supir
Adapun tugas dari supir adalah :
1. Mengantarkan karyawan melakukan kunjungan ke tempat calon debitur.
Adapun tugas dari pelayan adalah :
1. Melayani para karyawan dan para debitur.
E. Kinerja Usaha Terkini
Kinerja usaha terkini di bagian pemberian kredit pemilikan rumah (KPR) pada
PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan semakin meningkat, ini dapat dilihat dari
semakin meningkatnya jumlah nasabah yang ingin mendapatkan kredit pemilikan
rumah pada PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan. Hal ini sangat menguntungkan
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengendalian Intern atas Kredit Pemilikan Rumah a. Lingkungan Pengendalian
Pada PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan, lingkungan pengendalian intern
merupakan suatu hal yang harus dipertanggungjawabkan dan dijunjung
tinggi oleh semua pihak-pihak yang terkait pada manajemen PT. BNI
(Persero) Tbk cabang medan atau bisa dikatakan merupakan komitmen dari
jajaran manajer dan karyawan pada PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan,
artinya lingkungan pengendalian juga harus selaras dengan tujuan dari
perusahaan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
meningkatkan kontribusi laba Bank BNI.
Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis melalui wawancara, lingkungan
pengendalian memang sangat mempengaruhi dalam upaya meningkatkan
kontribusi laba Bank BNI dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Adapun program dari Bank BNI untuk meningkatkan etos kerja adalah
program yang ditujukan kepada para karyawan khususnya pada karyawan
pemasaran (sales) dan pada kredit analisis. Para salesman dan kredit analisis
diberi arahan melalui pelatihan-pelatihan untuk mengetahui bagaimana
target penyaluran kredit tercapai dan bagaimana kredit analisis
meminimumkan resiko dari kredit macet. Selanjutnya para salesman dan
ataupun dalam bentuk benda. Insentif ini akan diberikan jika para salesman
dapat memenuhi target dan para kredit analisis dapat meminimumkan resiko
kredit macet.
Selain dari program-program peningkatan etos kerja para karyawan, PT.
BNI (Persero) Tbk cabang medan membentuk lingkungan pengendalian
melalui adanya komitmen yang dipegang teguh, yaitu ”untuk meningkatkan
pelayanan BNI dalam pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan
prosedur yang ada, sederhana tanpa menghilangkan prinsip kehati-hatian”,
souring sistem merupakan landasan kebijakan perusahaan terhadap
pengawasan prosedur, yang memotivasi untuk memenuhi dan bahkan
melampaui standar yang telah ditetapkan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku di dunia perbankan.
b. Penilaian Resiko
Upaya yang cermat dilakukan oleh pihak manajemen PT. BNI (Persero) Tbk
cabang medan untuk mengidentifikasi jenis-jenis resiko yang berkaitan
dengan perusahaan, baik yang berhubungan dengan kemampuan debitur dalam
membayar kredit, jaminan, tindakan pesaing, kondisi politik, kondisi
perekonomian, dan peristiwa alam. Semua ini mengarah pada suatu tujuan
yaitu memperkirakan resiko-resiko yang terjadi dalam upaya meminimumkan
resiko kredit macet.
Ini berarti bahwa setiap resiko diidentifikasikan sesuai dengan tujuan
Dan penaksiran resiko atau penelitian resiko selalu diiringi dengan cara-cara
menanggulanginya dengan satu solusi. Misalnya dalam meminimumkan
resiko kredit, resikonya adalah besarnya resiko yang ditimbulkan dari kredit
tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
faktor external. Faktor internal adalah bisa saja mungkin pihak analisis kredit
salah dalam menganalisis nilai jaminan / agunan, salah menghitung masa aktif
kerja calon debitur (apabila pemohon pegawai BUMN/BUMD, anggota TNI,
dan lain-lain). Dan kemungkinan pihak salesman kurang gencar dalam
mempromosikan produk, atau mungkin karyawan kurang kompeten.
Sedangkan faktor externalnya adalah kondisi alam seperti terjadinya bencana
alam yang menyebabkan nilai jaminan / agunan menjadi rusak, kondisi
perekonomian, tindakan dari pesaing, dan kondisi politik.
Hal ini bisa saja terjadi dan hal ini juga telah dipikirkan oleh pihak
perusahaan. Seiring dengan dipikirkan sebab dan akibat dari resiko ini,
perusahaan juga memikirkan bagaimana cara menanggulanginya. Salah
satunya mungkin dengan membuat beberapa program pelatihan kepada
karyawan bagian penjualan dan analisis kredit atau dengan memberikan
insentif kepada karyawan yang berhasil mencapai target dalam pemasaran
kredit agar mereka termotivasi dalam pencapaian target pemasaran kredit
tersebut.
c. Informasi dan Komunikasi
Pada bahasan informasi dan komunikasi ini, penulis membatasi pembahasan
hanya pada informasi dan komunikasi yang digunakan pada PT. BNI (Persero)
Tbk cabang medan untuk menyampaikan informasi dan komunikasi dengan
pihak perusahaan dan pihak pelanggan.
Sistem informasi pada PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan memberikan
peranan penting terhadap kinerja mereka, pengembangan sumber daya
manusia, dan nilai tambah lainnya. PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan
menggunakan sistem terintegrasi yang menghubungkan seluruh aspek bisnis
dan manfaatnya sangat dirasakan oleh seluruh komunitas bisnis mereka.
Pada PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan terdapat alat untuk menyampaikan
informasi agar informasi tersebut dapat sampai ke PT. BNI (Persero) Tbk
pusat secara akurat. Misalnya, informasi tentang realisasi penjualan yang telah
dicapai dalam sebulan, hal ini disampaikan melalui email yang dikirim ke PT.
BNI (Persero) Tbk pusat. Begitu juga PT. BNI (Persero) Tbk pusat mereka
akan mengirim email kepada PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan untuk
menyampaikan informasi tentang berapa penjualan yang harus dicapai dalam
setiap bulan, peraturan-peraturan yang harus dipatuhi, prosedur-prosedur
dalam pemberian kredit dan lain-lain.
Seiring dengan adanya informasi, komunikasi juga merupakan hal yang sangat
penting karena komunikasi merupakan suatu proses penyampaian yang terlibat
dalam pelaporan keuangan. Komunikasi yang dibangun oleh perusahaan untuk
adalah komunikasi antara bagian penjualan dan bagian kredit analisis yaitu
untuk memastikan bahwa calon debitur memenuhi persyaratan kredit atau
tidak. Contoh lainnya adalah komunikasi antara pelanggan dengan perusahaan
yang tertuang dalam layanan konsumen. Pada PT. BNI (Persero) Tbk cabang
medan, terdapat customer service sistem yaitu sistem pelayanan pelanggan
yang didesain untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara
terus menerus terhadap produk-produk kredit konsumen dengan menyediakan
pelayanan yang original kepada seluruh pelanggan berdasarkan kebutuhan
mereka masing-masing.
d. Aktivitas Pengendalian
aktivitas pngendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang digunakan
untuk memastikan bahwa tujuan pengendalian pihak manajemen tercapai.
Prosedur-prosedur pengendalian intern pada PT. BNI (Persero) Tbk cabang
medan juga mencakup kelima kategori berikut ini.
1. Pemisahan tugas yang memadai
Pemisahan tugas diperlukan untuk mengurangi kemungkinan bagi seseorang
untuk melakukan kesalahan dan kecurangan. Pada PT. BNI (Persero) Tbk
cabang medan pemisahan tugas diimplementasikan sebagai berikut:
a) pemisahan fungsi penjualan dari fungsi analisis dan mailing room
b) fungsi analisis kredit dan mailing room dari fungsi appraisal
c) fungsi appraisal dari fungsi administrasi
d) fungsi administrasi dari fungsi collection
2. Otorisasi transaksi dari kegiatan yang memadai
Otorisasi membatasi aktivitas transaksi atau kinerja-kinerja hanya pada
orang yang terpilih. Pada PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan, otorisasi
mencegah terjadinya transaksi dan aktivitas-aktivitas yang tidak diotorisasi.
Otorisasi sering kali didokumentasikan sebagai penandatanganan, pemberian
tanda paraf, atau memasukkan kode otorisasi atas dokumen atau catatan
transaksi. Misalnya, dalam pencairan dana kredit, bagian administrasi
menerima formulir permohonan kredit dan dokumen-dokumen pendukung
lainnya yang telah diceklis oleh bagian analisis kredit dan mailing room,
penyedia appraisal, dan penyedia collection.
3. Dokumen dan catatan yang memadai
Prosedur-prosedur harus mencakup perancangan penggunaan dokumen dan
catatan yang memadai untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan
transaksi dan kejadian-kejadian secara memadai. Dokumen ini dapat
berbentuk formulir-formulir yang berbeda, mulai dari dokumen kertas biasa,
seperti prosedur pemberian kredit, formulir pengajuan kredit sampai dengan
media application software pada PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan.
Dokumen dan catatan yang memadai adalah dokumen dan catatan yang:
a) berseri
b) harus didesain dengan sederhana dan multiguna
4. Pengendalian fisik asset dan catatan
Asset pada PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan bukan hanya fisik seperti
uang dan perlengkapan, akan tetapi informasi juga merupakan asset
terpenting bagi PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan. Oleh sebab itu, harus
diambil langkah-langkah untuk menjaga asset baik berupa informasi maupun
fisik. Adapun penjagaan asset yang dilakukan oleh PT. BNI (Persero) Tbk
cabang medanadalah, pertama; memisahkan tugas secara efektif. Kedua;
memelihara catatan asset termasuk informasi secara akurat. Ketiga;
membatasi akses secara fisik ke asset, seperti adanya penjagaan keamanan
lemari berisi password komputer.
5. Pemeriksaan independen atas kinerja
Pemeriksaan internal merupakan elemen paling penting untuk memastikan
seluruh transaksi diproses secara akurat. Pemeriksaan ini harus independen,
karena pemeriksaan pada umumnya akan lebih efektif jika dilaksanakan oleh
orang lain yang tidak bertanggung jawab atas jalannya operasi yang
diperiksa. PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan juga mengadakan
pemeriksaan independen atas kinerja yang dilakukan setiap tahun sekali.
Pemeriksaan independen yang dilakukan oleh PT. BNI (Persero) Tbk cabang
medan yaitu dilakukan oleh supervisor branch quality insurance yang
memeriksa apakah prosedur-prosedur pemberian kredit sudah benar-benar
c. Pengawasan
Pengawasan merupakan suatu proses dimana kualitas pengendalian intern
dan operasinya dapat dinilai. Pengawasan ini dilakukan secara terus
menerus.
Supervisor yang mengawasi kinerja karyawan dan mengoreksi kesalahan
karyawan. Sedangkan supervisor untuk perusahaan adalah dipegang oleh
pemimpin. Pemimipin mempunyai fungsi yaitu fungsi mereview usulan
kredit dan memberikan keputusan kredit, fungsi terhadap kualitas kredit,
fungsi pengesahan terhadap pengeluaran operasional dan administrasi, dan
fungsi pengawasan.
Audit internal diperlukan guna mengkoreksi kinerja karyawan. Audit
internal mencakup peninjauan ulang kendala dan integritas operasional dan
menyediakan penilaian keefektifan pengendalian intern PT. BNI (Persero)
Tbk cabang medan. Audit intern juga mencakup penilaian kesadaran
pengawasan terhadap prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan divisi
KSN, hukum dan peraturan yang berlaku serta mengevaluasi efisiensi dan
keefektifan.
B. Analisis Prosedur Kredit Pemilikan Rumah
Pada dasarnya prosedur pemberian KPR yang ditetapkan oleh PT. BNI telah
sesuai dengan prosedur pemberian kredit yang ditentukan. Ini didukung
dengan adanya bagan arus (flow chart) yang sederhana yang diterapkan oleh
calon nasabah atau debitur dalam mendapatkan fasilitas kredit KPR. dengan
pola kerjasama, persyaratan kelengkapan data administratif pemohon yang
seharusnya benar-benar harus tepat dan benar seakan dapat dipermudah.
Dipermudah disini maksudnya bahwa dalam pemberian kredit konsumtif
sering dilakukan secara kolektif ke perusahaan-perusahaan, disini yang
menjadi jaminan dalam pelunasan angsuran atau kredit adalah melalui
pemotongan gaji sehingga banyak debitur menunggak dalam pembayaran
angsurannya yang disebabkan karena karyawan tersebut terhenti bekerja dan
hal-hal lainnya. Hal ini menyebabkan timbulnya piutang tak tertagih.
Syarat pemotongan gaji ini dilakukan oleh seorang pejabat seperti
bendaharawan perusahaan. Pelaksanaan pemberian kredit lainnya seperti
tahap-tahapnya yaitu pengisian formulir kredit yang semua datanya belum
berisi, kebenaran data yang diberikan oleh debitur dalam pengisian formulir
belum akurat, adanya rekayasa data yang diberikan oleh debitur. Hal ini
dikarenakan adanya jaminan atas perusahaan. Padahal pihak pejabat yang
berkompeten bisa melakukan penyelewengan atas pemotongan gaji tersebut.
Dan dari prosedur pemberian kredit seperti ini lalu diperoleh hasil keputusan
kredit benar-benar sesuai dengan jalan kredit yang diinginkan oleh debitur.
Pengawasan kredit ini ada tahap-tahap untuk mencegah kredit yang telah
dipenuhi menjadi kredit yang bermasalah. Pelaksanaan pengawasan atas kredit
yang disetujui oleh manajemen salah satunya dengan melakukan pemblokiran
sebesar saldo nasabah pada rekening afiliasi debitur. Tidak jarang ditemukan
kredit itu akan mempengaruhi kinerja kredit konsumtif tersebut. Misalnya,
dalam hal pencapaian target baik dalam kredit yang disalurkan. Tetapi
terjadinya kredit bermasalah yang juga merupakan resiko dari pemberian dan
pengawasan kredit konsumtif tersebut akan mempengaruhi kinerja kredit
konsumtif itu sendiri. Kredit konsumtif yang bermasalah adalah jika debitur
terlambat atau tidak melunasi angsurannya yang menyebabkna terjadinya
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan penulis pada bab III, pada bab ini
penulis membuat kesimpulan serta beberapa saran kepada PT. BNI (Persero) Tbk
cabang medan.
A. Kesimpulan
1. Sistem pengendalian intern pemberian kredit perumahan pada PT. BNI
(Persero) Tbk cabang medan sudah menjadi lingkungan pengendalian yang
sangat mendukung penyaluran kredit.
2. Struktur organisasi pada PT. BNI (Persero) Tbk telah disertai dengan job
description yang jelas sehingga setiap pegawai telah memiliki tugas dan
tanggung jawabnya sendiri.
3. Analisis pemberian kredit pemilikan rumah pada PT. BNI (Persero) Tbk
cabang medan menerapkan prinsip kehati-hatian.
4. Prosedur pemberian KPR yang ditetapkan oleh PT. BNI telah sesuai dengan
prosedur pemberian kredit yang ditentukan. Ini didukung dengan adanya
bagan arus (flow chart) yang sederhana yang diterapkan oleh PT. BNI.
B. Saran
1. Menurut penulis, pengendalian intern atas Kredit Pemilikan Rumah pada
PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan sudah cukup baik, namun untuk lebih
PT. BNI (Persero) Tbk cabang medan khususnya pada bagian analisis kredit
sebaiknya manajemen terus mengadakan pelatihan dan pendidikan.
2. Dalam proses perkreditan harus lebih efektif dan efisien untuk mencapai
kepuasan nasabah dalam pelayanan perbankan sehingga tingkat profitabilitas
dapat ditingkatkan namun tetap memperhatikan tingkat bunga.
3. Sebaiknya perusahaan lebih berhati-hati lagi dalam memilih nasabah yang
akan diberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sehingga tidak tejadi lagi
piutang tak tertagih.
DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, Muradjat, (2003), Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Lampiran 1
STRUKTUR ORGANISASI PT. BNI (PERSERO) TBK CABANG MEDAN
Divisi KSN
Kantor Wilayah 01 Medan
Pemimpin
Area Sales Manajer Wakil Pemimpin
Divisi Kepatuhan
Supervisor Branch Quality Insurance
Penyelia Sales
Sales