• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Auksin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat Cherry (Lycopersicum cerasiformaeMill.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Auksin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat Cherry (Lycopersicum cerasiformaeMill.)"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

TOMAT CHERRY(Lycopersicumcerasiformae Mill.)

SKRIPSI

Oleh:

HERRY MUSZAMAL PASARIBU 090301047

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(2)

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

TOMAT CHERRY(Lycopersicum cerasiformae Mill.)

SKRIPSI

HERRY MUSZAMAL PASARIBU 090301047

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(3)

Judul: Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Auksin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat Cherry

(Lycopersicum cerasiformaeMill.)

Nama : Herry Muszamal Pasaribu

NIM : 090301047

Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ir. Asil Barus, M.S. Ir. Mbue Kata Bangun, M.P.

Ketua Anggota

Diketahui Oleh:

(4)

ABSTRAK

HERRYMUSZAMAL PASARIBU:Pengaruh Konsentrasi Dan Lama

PerendamanAuksin Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman TomatCherry (Lycopersicum cerasiformaeMill.

)

, dibimbing oleh ASIL

BARUSdan MBUE KATA BANGUN.

Salah satu faktor dalam peningkatan produksi tomat adalah tersedianya bibit yang baik. Pemberian ZPT dapat menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan bibit agar menghasilkan produksi yang tinggi. Salah satu ZPT yang dapat digunakan adalah auksin, yang dapat mendorong pertumbuhan akar,perkembangan tunas, pembentukan bunga dan buah. Penelitian dilaksanakan di rumah kasa Balai Penelitian Pertanian Tongkoh pada bulan mei sampai dengan juli 2014, menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor yaitu faktor pertama adalah konsentrasi auksin (100, 200, 300 dan 400 ppm) dan faktor kedua adalah lama perendaman auksin (10, 20dan 30 menit). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang,jumlah tandan buah, jumlah buah per tandan, jumlah buah per tanaman, berat rata-rata per buahdan produksi per tanaman.

Dari hasil penelitian,konsentrasi auksinberpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada 4 dan 9 MSPT, diamater batang pada 2,5,6,7 dan 8 MSPT. Lama perendaman auksin berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada4 MSPT. Interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman auksin berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada 4 dan 7 MSPT, diameter batang pada 7 dan 8 MSPT .

(5)

ABSTRACT

HERRY MUSZAMAL PASARIBU:The Effect Of Concentration and soaking period of Auxin onGrowth and Production of Cherry Tomato (Lycopersicum cerasiformae Mill.), supervised byASIL BARUS and MBUE KATA BANGUN.

One of the factors that determine the production of tomato is the existence of good seed. The provision of ZPT can support the process of growth and development of seedling in order to produce high production .One of ZPT used is auxin, which can encourage root growth,bud development, the formation of flowers and fruit. This research had been conducted at experimental field in screen house Agricultural Research Centres Tongkoh in mei until july 2014, using randomized complete block design with two factors. The first factor is concentration of auxin (100,200,300 and 400 ppm) and the second factor is soaking time of auxin(10,20 and 30 minutes). Parametre observed were plant height, stemdiametre,number of cluster, number of fruit in cluster,number of fruit in plant, average fruit weight and production plants.

From the research, concentration of auxin significantlyeffect on plant height(4 and 9 WAP),stem diameter(2,5,6,7 and 8 WAP).Soaking timeof auxin significantly effect on plant height (4 WAP). Interaction of concentration and soaking time of auxin significantly effecton plant hight (4 and 7 WAP) stem diametre (7 and 8 WAP).

Keywords: concentration of auxin, soaking period of auxin, cherry tomato.

(6)

Penulis dilahirkan di PintuPadang pada tanggal 09 Desember 1990 dari ayah Muslim Pasaribu dan ibu Zamzam Ritonga. Penulis merupakan putrapertama dari tiga bersaudara.

Tahun 2009 penulis lulus dari MAN 2 Model Padangsidempuan, dan padatahun 2009 masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur Pemandu

Minat Prestasi (PMP). Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan, Program Studi Agroekoteknologi.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus Himpunan MahasiswaAgroekoteknologi (Himagrotek).Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. London Sumatera Pulau Rambung Langkatdari tanggal 09 Juli sampai 18 Agustus 2012.

(7)

Puji dan Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dankarunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Adapun judul skripsi ini adalah“Pengaruh Konsentrasi Dan Lama Perendaman Auksin Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman TomatCherry(Lycopersicum cerasiformaeMill.)” sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi tugas akhir di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan finansial dan spiritual. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapakIr.Asil Barus, M.S.,selaku dosenketua komisi pembimbing dan bapakIr.Mbue Kata Bangun., M.P.,selaku dosen anggota komisi pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi di masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan,Januari 2015

Penulis

(8)

ABSTRAK ... i

Aplikasi Auksin(Perendaman Benih). ... 11

(9)

Tinggi Tanaman (cm) ... 14

Diameter Batang (mm) ... 14

Jumlah Tandan Buah(tandan) ... 14

Jumlah Buah per Tandan (buah) ... 14

Jumlah Buah per Tanaman (buah) ... 15

Berat Rata-rata per Buah (g) ... 15

Produksi per Tanaman (g) ... 15

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 16

Pembahasan ... 30

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 36

Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN ... 39

(10)

No. Halaman 1. Tinggi tanaman2-9MSPT (cm) pada berbagai perlakuankonsentrasi

dan lamaperendaman auksin ... 17 2. Diameter batang2-9MSPT (mm) pada berbagai perlakuankonsentrasi

dan lama perendaman auksin ... 22 3. Jumlah tandan buah (tandan)pada berbagai perlakuan konsentrasi dan

lama perendaman auksin ... 26 4. Jumlah buah per tandan buah (buah) pada berbagai perlakuan

konsentrasi dan lama perendaman auksin ... 27 5. Jumlah buah per tanaman (buah) pada berbagai perlakuan konsentrasi

dan lama perendaman auksin ... 28 6. Berat rata-rata buah(g) pada berbagai perlakuan konsentrasi dan lama

perendaman auksin ... 29 7. Produksi per tanaman (g) pada berbagai perlakuan konsentrasi dan

lama perendaman auksin ... 30

(11)

No. Halaman

1. Hubungan tinggi tanaman dengan berbagai konsentrasi auksin

terhadap lama perendaman pada 4 MSPT... 19 2. Hubungan tinggi tanaman dengan berbagai konsentrasi auksin

terhadap lama perendaman pada 7 MSPT... 20 3. Hubungan diameter batang dengan beberapa konsentrasi auksin

terhadap lama perendaman pada 7 MSPT... 23 4. Hubungan diameter batang dengan beberapa konsentrasi auksin

terhadap lama perendaman pada 8 MSPT... 25

(12)

No. Halaman

1. Deskripsi tomat cherry ... 39

2. Bagan penelitian ... 40

3. Bagan letak tanaman per plot ... 41

4. Jadwal kegiatan penelitian ... 42

5. Data pengamatan tinggi tanaman 2 MSPT (cm) ... 43

6. Sidik ragam tinggi tanaman 2 MSPT ... 43

7. Data pengamatan tinggi tanaman 3 MSPT (cm) ... 44

8. Sidik ragam tinggi tanaman 3 MSPT ... 44

9. Data pengamatan tinggi tanaman 4 MSPT (cm) ... 45

10. Sidik ragam tinggi tanaman 4 MSPT ... 45

11. Data pengamatan tinggi tanaman 5 MSPT (cm) ... 46

12. Sidik ragam tinggi tanaman 5 MSPT ... 46

13. Data pengamatan tinggi tanaman 6 MSPT (cm) ... 47

14. Sidik ragam tinggi tanaman 6 MSPT ... 47

15. Data pengamatan tinggi tanaman 7 MSPT (cm) ... 48

16. Sidik ragam tinggi tanaman 7 MSPT ... 48

17. Data pengamatan tinggi tanaman 8 MSPT (cm) ... 49

18. Sidik ragam tinggi tanaman 8 MSPT ... 49

19. Data pengamatan tinggi tanaman 9 MSPT (cm) ... 50

20. Sidik ragam tinggi tanaman 9 MSPT ... 50

21. Data pengamatan diameter batang 2 MSPT (mm) ... 51

22. Sidik ragam diameter batang2 MSPT ... 51

(13)

24. Sidik ragam diameter batang3 MSPT ... 52

25. Data pengamatan diameter batang 4 MSPT (mm) ... 53

26. Sidik ragam diameter batang4 MSPT ... 53

27. Data pengamatan diameter batang 5 MSPT (mm) ... 54

28. Sidik ragam diameter batang5 MSPT ... 54

29. Data pengamatan diameter batang 6 MSPT (mm) ... 55

30. Sidik ragam diameter batang6 MSPT ... 55

31. Data pengamatan diameter batang 7 MSPT (mm) ... 56

32. Sidik ragam diameter batang7 MSPT ... 56

33. Data pengamatan diameter batang 8 MSPT (mm) ... 57

34. Sidik ragam diameter batang8 MSPT ... 57

35. Data pengamatan diameter batang 9 MSPT (mm) ... 58

36. Sidik ragam diameter batang9 MSPT ... 58

37. Data pengamatan jumlah tandan buah (tandan) ... 59

38. Sidik ragam jumlah tandan buah ... 59

39. Data pengamatan jumlah buah per tandan buah(buah) ... 60

40. Sidik ragam jumlah buah per tandan buah ... 60

41. Data pengamatan jumlah buah per tanaman (buah) ... 61

42. Sidik ragam jumlah buah per tanaman ... 61

43. Data pengamatanberat rata-rata per buah(g) ... 62

44. Sidik ragam berat rata-rata per buah ... 62

45. Data pengamatanproduksi per tanaman (g) ... 63

46. Sidik ragam produksi per tanaman ... 63

(14)

ABSTRAK

HERRYMUSZAMAL PASARIBU:Pengaruh Konsentrasi Dan Lama

PerendamanAuksin Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman TomatCherry (Lycopersicum cerasiformaeMill.

)

, dibimbing oleh ASIL

BARUSdan MBUE KATA BANGUN.

Salah satu faktor dalam peningkatan produksi tomat adalah tersedianya bibit yang baik. Pemberian ZPT dapat menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan bibit agar menghasilkan produksi yang tinggi. Salah satu ZPT yang dapat digunakan adalah auksin, yang dapat mendorong pertumbuhan akar,perkembangan tunas, pembentukan bunga dan buah. Penelitian dilaksanakan di rumah kasa Balai Penelitian Pertanian Tongkoh pada bulan mei sampai dengan juli 2014, menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor yaitu faktor pertama adalah konsentrasi auksin (100, 200, 300 dan 400 ppm) dan faktor kedua adalah lama perendaman auksin (10, 20dan 30 menit). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang,jumlah tandan buah, jumlah buah per tandan, jumlah buah per tanaman, berat rata-rata per buahdan produksi per tanaman.

Dari hasil penelitian,konsentrasi auksinberpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada 4 dan 9 MSPT, diamater batang pada 2,5,6,7 dan 8 MSPT. Lama perendaman auksin berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada4 MSPT. Interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman auksin berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada 4 dan 7 MSPT, diameter batang pada 7 dan 8 MSPT .

(15)

ABSTRACT

HERRY MUSZAMAL PASARIBU:The Effect Of Concentration and soaking period of Auxin onGrowth and Production of Cherry Tomato (Lycopersicum cerasiformae Mill.), supervised byASIL BARUS and MBUE KATA BANGUN.

One of the factors that determine the production of tomato is the existence of good seed. The provision of ZPT can support the process of growth and development of seedling in order to produce high production .One of ZPT used is auxin, which can encourage root growth,bud development, the formation of flowers and fruit. This research had been conducted at experimental field in screen house Agricultural Research Centres Tongkoh in mei until july 2014, using randomized complete block design with two factors. The first factor is concentration of auxin (100,200,300 and 400 ppm) and the second factor is soaking time of auxin(10,20 and 30 minutes). Parametre observed were plant height, stemdiametre,number of cluster, number of fruit in cluster,number of fruit in plant, average fruit weight and production plants.

From the research, concentration of auxin significantlyeffect on plant height(4 and 9 WAP),stem diameter(2,5,6,7 and 8 WAP).Soaking timeof auxin significantly effect on plant height (4 WAP). Interaction of concentration and soaking time of auxin significantly effecton plant hight (4 and 7 WAP) stem diametre (7 and 8 WAP).

Keywords: concentration of auxin, soaking period of auxin, cherry tomato.

(16)

Latar Belakang

Tomat (Lycopersicumesculentum Mill.) termasuk dalam famili

solanaceae.Tomat varietas cerasiformae (Dun) Alef sering disebut tomat cherry

yang didapati tumbuh liar di ekuador dan Peru, telah menyebar luas di seluruh dunia dan di beberapa negara tropis menjadi berkembang secara alami.Tomat cherry adalah salah satu produk hortikultura yang kaya dengan vitamin A dan C. Tomat cherry dapat dikonsumsi secara langsung ataupun diolah lebih lanjut untuk meningkatkan nilai ekonominya (Cahyono, 2008).

Tomat cherry memiliki cita rasa lezat dan memiliki komposisi zat yang cukup lengkap dan baik.Salah satu zat paling menonjol dari komposisi tersebut adalah vitamin A dan C. Tomat seperti halnya dengan sayuran dan buah-buahan lainnya, dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan. Komposisi zat gizi buah tomat dalam 100 g adalah protein (1 g), karbohidrat (4,2 g), lemak (0,3 g), kalsium (5 mg), fosfor (27 mg), zat besi (0,5 mg), vitamin A (karoten) 1500 SI, vitamin B (tiamin) 60 ug, vitamin C 40 mg

(Yani dan Ade, 2004).

Vitamin-vitamin yang banyak terkandung pada tomat sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan kesehatan. Vitamin C berguna mencegah sariawan, memelihara kesehatan gigi dan gusi, serta melindungi dari penyakit lain yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C. Bahkan penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, tomat dimanfaatkan sebagai pencegah kanker, terutama kanker

prostat, jika dimakan secara teratur sebanyak 5 buah tiap minggunya (Agromedia, 2007).

(17)

per tahun. Pada tahun 2011 produksi tomat cherry sebesar 954.046 ton per tahun. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat terjadi penurunan produksi tomat cherry di Indonesia. Oleh karena itu peningkatan produksi tomat cherry di Indonesia perlu diupayakan, baik dengan cara perluasan wilayah budidaya tomat cherry maupun dengan pemberian pupuk dan zat pengatur tumbuh yang tepat (www.bps.go.id, 2013).

Zat pengatur tumbuh tanaman adalah senyawa organik bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah

proses fisiologis tumbuhan. Untuk mendapatkan hasil perbanyakan bibit dan meningkatkan produksi tanaman yang baik selain perlu memperhatikan media tumbuh, diperlukan zat pengatur tumbuh (ZPT) penunjang proses pertumbuhan dan perkembangannya. Auksin merupakan salah satu hormon berpengaruh terhadap pembentukan akar, perkembangan tunas, kegiatan sel-sel meristem, pembentukan bunga, pembentukan buah dan terhadap gugurnya daun dan buah (Dwidjoseputro, 1994).

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi auksin, lama perendaman auksin serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat cherry (Lycopersicum cerasiformae Mill.).

Hipotesis Penelitian

Adanya pengaruh konsentrasi auksin, lama perendaman auksin dan interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat cherry (Lycopersicum cerasiformae Mill.).

(18)

Penelitian berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan, dan sebagai bahan informasi untuk pihak-pihak yang berkepentingan dalam budidaya tomat khususnyatomat cherry

(19)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Tomat cherry merupakan tanaman perdu semusim dari famili solanaceae. Tanaman tomat cherry diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Solanales, Famili : Solanaceae, Genus : Lycopersicon (Lycopersicum), Spesies : Lycopersicum cerasiformae Mill. (Agromedia, 2007).

Tomat cherry memiliki sistem perakaran tunggang denganakar-akar cabang yang menyebar ke segala arah pada kedalaman 60-70 cm. Perakaran tomat cherry cukup kuat dan berwarna kecokelatan (Rukmana, 2003).

Tomat cherry memiliki batang bulat dan pada bagian buku–bukunya membengkak.Bagian yang masih mudamudah patah dan dapat naik bersandar pada turus atau merambat pada tali.Ada bagian batang yang dibiarkan melata menutupi tanah dengan rimbun.Ada juga yang bagian yang bercabang banyak sehingga secara keseluruhan berbentuk perdu(Decoteau, 2000).

Daun tomat cherry umumnya lebar, bersirip dan berbulu, panjangnya antara 2-3 cm atau lebih. Tangkai daun bulat panjang sekitar 7-10 cm dan tebalnya antara 0,3-0,5 cm. Daun tomat berjumlah antara 5-7 helai. Umumnya diantara pasangan daun besar terdapat 1-2 daun kecil

(Trisnawati dan Setiawan, 2001).

(20)

putik.Bunga tomat cherry dapat melakukan penyerbukan sendiri karena tipe bunganya berumah satu (Wiryanta, 2004).

Buah tomat cherry berbentuk bulat dengan diameter1,5-3 cm. Bobot buah sekitar 25-30 gram, serta memiliki kulit buah yang tipis. Kulit buah ada yang berwarna merah muda, merah, oranye atau kuning (Opena dan Vossen, 1994).

Biji tomat cherry umumnya berukuran kecil dan berbentuk pipih, berbulu serta diselimuti daging buah.Warna bijinya ada yang putih, putih kekuningan, serta kecoklatan.Biji ini umumnya digunakan untuk perbanyakan tanaman (Pracaya, 1998).

Syarat Tumbuh

Tomat cherry dapat tumbuh baik apabila lingkungan sekitarnya mendukung pertumbuhannya.Syarat tumbuh yang penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman tomat cherry diantaranya adalah iklim dan tanah.

Iklim

Tomat cherry tumbuh dan berproduksi dengan baik pada daerah yang mempunyai ketinggian di atas 700 mdpl. Suhu yang optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat cherry adalah 21-240C. Suhu di atas 270C akan menghambat pertumbuhan dan pembentukan buah (Yamin, 2012).

(21)

Tanah

Tomat cherry dapat ditanam pada jenis tanah, seperti andosol, regosol, latosol, ultisol, dan grumusol. Tanah yang paling ideal adalah jenis lempung berpasir, subur, gembur, memiliki kandungan bahan organik tinggi, serta mudah mengikat air (porous). Jenis tanah berkaitan dengan peredaran dan ketersediaan oksigen di dalam tanah bagi kebutuhan akar tanaman.Ketersediaan oksigen penting bagi pernapasan akar yang rentan terhadap kekurangan oksigen.Kadar oksigen harus mencukupi di sekitar akar sehingga pernapasan akar berlangsung dengan baik.Tanaman tomat cherry membutuhkan pH tanah sekitar 6-7 untuk pertumbuhan dan perkembangannya (Agromedia, 2007).

Auksin

Pengetahuan dasar tentang zat pengatur tumbuh diperlukan agar pemakaian zat ini efektif dan menguntungkan, karena pengaruh zat pengatur tumbuh tergantung cara pemakaiannya. Pada kadar rendah zat pengatur tumbuh akan mendorong pertumbuhan, sedangkan pada kadar terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan bahkan meracun dan mematikan bagi tanaman. Pemberian zat pengatur tumbuh yang sesuai merupakan salah satu alternatif teknologi baru yang dapat memperbaiki proses biologis tanaman (Winten, 2009).

(22)

Hormon auksin bekerja dengan cara menginisiasi pemanjangan sel dan juga memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen dengan rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air masuk secara osmosis. Auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang banyak mempengaruhi proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein (Darnell, dkk., 1986).

Pengaruh rangsangan auksin terhadap jaringan berbeda-beda, rangsangan paling kuat terutama terhadap sel-sel meristem apikal batang dan koleoptil. Pada kadar yang tinggi auksin lebih bersifat menghambat daripada merangsang pertumbuhan. Pengaruh auksin terhadap perkembangan sel-sel menunjukkan bahwa auksin dapat menaikkan tekanan osmotik, meningkatkan sintesa protein, permeabilitas sel terhadap air, dan melunakkan dinding sel yang diikuti menurunnya tekanan dinding sel yang disertai kenaikan volume sel. Dengan adanya kenaikan sintesa protein dapat digunakan sebagai sumber tenaga dalam pertumbuhan (Kusriningrum dan Harjadi dalam Suprapto 2004).

(23)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di rumah kasaBalai Penelitian Pertanian Tongkoh, Kabupaten Karo dengan ketinggian tempat ± 1340 meter di atas permukaan laut pada bulan meisampai juli 2014.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih tomat cherry, auksin, tanah topsoil, insektisida, fungisida, dan air.

Alat yang digunakan adalah polibag, label sampel, cangkul, gelas ukur, gembor, jangka sorong, tugal, plakat nama, patok tinggi tanaman, bambu, gunting, tali rafia, timbangan, kalkulator, meteran, dan alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu :

Faktor 1 : Konsentrasi Auskin terdiri dari 4 taraf, yaitu : A1 = 100 ppm

A2 = 200 ppm

A3 = 300 ppm

A4 = 400 ppm

Faktor 2 : Lama Perendaman Auksin terdiri dari 3 taraf, yaitu : T1 = 10 menit

T2 = 20 menit

(24)

Kombinasi perlakuan ada 12, yaitu :

A1T1 A2T1 A3T1 A4T1

A1T2 A2T2 A3T2 A4T2

A1T3 A2T3 A3T3 A4T3

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah plot : 12 x 3 = 36 plot

Jumlah tanaman/plot : 4 tanaman Jumlah tanaman sampel/plot : 3 tanaman Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 108 tanaman Jumlah tanaman seluruhnya : 144 tanaman

Jarak antar plot : 50 cm

Jarak antar blok : 50 cm

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam model linier sebagai berikut : Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

i = 1,2,3 j = 1,2,3,4 k = 1,2,3 Dimana:

Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat konsentrasi auksin taraf ke-j dan

pengaruh lama perendaman auksin pada taraf ke-k µ : Nilai tengah

ρi : Efek dari blok ke-i

αj : Efek perlakuan konsentrasi auksin pada taraf ke-j

βk : Efek perlakuan lama perendaman auksin pada taraf ke-k

(αβ)jk : Interaksi antara konsentrasi auksin taraf ke-j dan lama perendaman

(25)

εijk : Galat dari blok ke-i, konsentrasi auksin ke-j dan lama perendaman

auksin ke-k

Jika sidik ragam berpengaruh nyata dan sangat nyata, maka dilanjutkan

(26)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah top soil dan kompos dengan perbandingan 3 : 1. Media tanam dibuat dengan mencampurkan top soil dan kompos secara merata untuk mendapatkan media tanam yang homogen. Sebelum media tanam dimasukkan ke dalam polibag, terlebih dahulu dibersihkan dari sampah dan kotoran lain. Ukuran polibag yang digunakan pada penelitian adalah25 x 30 cm dan pengisian media tanam dilakukan sampai batas 5 cm dari mulut polibag bagian atas.

Persiapan Benih

Bahan tanam yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah benih dengan ciri tidak keriput, cacat/luka, dan terbebas dari serangan hamaatau penyakit. Aplikasi Auksin (Perendaman Benih)

Benih yang sudah dipersiapkan selanjutnya dilakukan perendaman dalam larutan auksin. Lama perendaman berdasarkan perlakuan yaitu 10, 20 dan 30 menit.

Persemaian

Benih yang sudah diperlakukan selanjutnya disemaikan didalam pottray menggunkan media tanam top soil. Selama persemaian benih disiram setiap pagi dengan menggunakan gembor kecil.

Pindah Tanam

(27)

ditanam 1 bibit tomat cherry.Setelah bibit tomat cherry di tanam di polibag, disekitar bibit ditaburi lagi dengan media tanam.

Pemeliharaan Tanaman

Tanaman akan tumbuh baik apabila dilakukan pemeliharaan tanaman secara rutin. Pemeliharaan yang dilakukan diantaranya penyiraman, pengajiran, penyulaman, penyiangan, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman

Salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat cherry adalah ketersediaan air. Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari pada waktu sore hari. Penyiraman dilakukan dengan cara menyiram permukaan tanah pada polibag sampai merata menggunakan gembor.

Pengajiran

Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat cherry tidak roboh.Ajir terbuat dari bambu dengan panjang sekitar 100-135 cm. Ajir dipasang satu minggu setelah pindah tanam.Jarak ajir dengan batang tanaman tomat berkisar antara 5-10 cm supaya tidak terjadi kerusakanpada akar tanaman.Cara memasang ajir dibuat tegak lurus dengan tanaman tomat cherry kemudian diikat menggunakan tali plastik.

Penyulaman

(28)

lubang dibersihkan dari sisa tanaman terdahulu untuk menghindari kemungkinan munculnya serangan hama dan penyakit.

Penyiangan

Penyiangan perlu dilakukan karena gulma dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat cherry.Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan cara mencabut gulma yang tumbuh di sekitar tanaman.Waktu penyiangan dilakukan 2-3 kali seminggu.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan menggunakanpupuk majemuk NPK (15:15:15) dengan dosis 1 ton/Ha atau 36 g/tanaman.Pupuk diaplikasikan satu minggu setelah pindah tanam.Pemupukan dilakukan di sekeliling tanaman pada jarak sekitar 3 cm dari batang tanaman tomat cherry kemudian ditutup tanah dan selanjutnya dilakukan penyiraman.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan karena serangan hama dan penyakit dapat mengganggu pertumbuhan tanaman tomat cherry. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan satu kali dalam dua minggu. Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Dupont Lannate 25 WP.

Panen

Panen dilakukan setelah tanaman berumur 12 minggu setelah tanam dan telah memenuhi kriteria panen yaitu warna kulit buah berubah dari warna hijau menjadi merah.

(29)

merata, jika tidak merata maka tangkai buah yang sudah matang saja yang digunting.

Pengamatan Parameter

Pada penelitian ini parameter yang diamati terdiri dari tinggi tanaman, diameter batang, jumlah tandan buah, jumlah buah per tandan, jumlah buah per tanaman, berat rata-rata per buah dan produksi per tanaman.

Tinggi tanaman (cm)

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan meteran, yaitu dari leher akar sampai titik tumbuh tanaman.Pengamatan tersebut dilakukan pada saat umur tanaman 2 sampai 9 MSPT dengan interval satu minggu.

Diameter Batang (mm)

Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter batang tomat cherry pada ketinggian 2 cm dari permukaan tanah dengan menggunakan jangka sorong.Pengamatan dilakukan dari dua sisikemudian diambil nilai rata-ratanya.Pengamatan dilakukan pada saat umur tanaman 2 sampai 9 MSPT dengan interval satu minggu.

Jumlah Tandan Buah (tandan)

Pengamatan jumlah tandan buah dilakukan dengan menghitung dan menjumlahkan tandan buah yang terbentuk pada tanaman tomat.Pengamatan dilakukan pada saat umur tanaman 9 MSPT.

Jumlah Buah per Tandan (buah)

(30)

Jumlah Buah per Tanaman (buah)

Pengamatan parameter jumlah buah dilakukan dengan menjumlahkan semua buah yang dihasilkan dari satu tanaman.Pengamatan dilakukan pada saat umur tanaman 9 MSPT.

Berat rata-rata per Buah (g)

Pengamatan parameter berat rata-rata per buah dilakukan dengan menimbang berat buah dibagi dengan jumlah buah yang dipanen pada setiap tanaman.Pengamatan dilakukan pada saatumur tanaman 9 MSPT.

Produksi per Tanaman (g)

(31)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan data hasil penelitian dan sidik ragam (Lampiran 5-46) terlihat bahwa perlakuan konsentrasi auksin berpengaruh nyata terhadap tinggi tanamanumur 4 dan 9 MSPT serta diameter batangumur 2, 5, 6, 7 dan 8 MSPT, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tandan buah, jumlah buah per tandan buah, jumlah buah per tanaman, rata-rata berat buah per tanaman dan produksi per tanaman. Perlakuan lama perendaman berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 MSPT, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang, jumlah tandan buah, jumlah buah per tandan buah, jumlah buah per tanaman, rata-rata berat buah per tanaman dan produksi per tanaman. Interaksi konsentrasi auksin dan lama perendaman berpengaruh nyata terhadap tinggi tanamanumur 4 dan 7 MSPT, diameter batang pada umur 7 dan 8 MSPT.

Tinggi Tanaman

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam parameter tinggi tanaman umur 2-9 MSPT (Lampiran 5-20) diketahui bahwa perlakuan konsentrasi auksin berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 4 dan 9 MSPT dan lama perendaman berpengaruh nyata pada umur 4 MSPT. Interaksi konsentrasi auksin dan lama perendaman berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 4 dan 7 MSPT.

(32)

Tabel 1. Tinggi tanaman 2-9 MSPT (cm) dengan berbagai perlakuan konsentrasi

(33)

Tabel 1 menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman auksin berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman yaitu pada pengamatan umur 4 dan 7 MSPT.

Pada pengamatan 4 MSPT terlihat bahwa pengaruh lama perendaman pada berbagai konsentrasi auksin (100, 200, 300 dan 400 ppm) menunjukkan bahwa tinggi tanaman meningkat seiring dengan peningkatan lama perendaman. Lama perendaman 30 menit menghasilkan data tertinggi yang berbeda tidak nyata dengan perendaman 20 menit, namun berbeda nyata dengan perendaman 10 menit. Perlakuan konsentrasi auksin pada beberapa lama perendaman (10, 20 dan 30 menit) menunjukkan bahwa tinggi tanaman meningkat dari

konsentrasi 100 ppm hingga 200 ppm namun selanjutnya terjadi penurunan dengan penambahan konsentrasi 300 ppm dan 400 ppm. Kombinasi perlakuan terbaik ditunjukkan pada A2T3(konsentrasi 200 ppm, lama perendaman 30 menit)

yang berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan lainnya.

Pada pengamatan 7 MSPT pengaruh interaksi konsentrasi auksin dan lama perendaman menghasilkan tanaman tertinggi pada A4T1 (konsentrasi 400 ppm

dengan lama perendaman 10 menit) yakni 87,12 cm yang berbeda nyata dengan A4T2 (konsentrasi 400 ppm dengan lama perendaman 20 menit) yakni 67,44 cm,

(34)

Kurva respon tinggi tanaman tomat cherry pada umur 4 MSPT dengan perlakuan beberapa konsentrasi auksin terhadap lama perendaman dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1.Hubungan interaksi konsentrasi auksin dan lama perendaman terhadap tinggi tanaman 4 MSPT

(35)

konsentrasi auksin 100 ppm ke konsentrasi 200 ppm, tetapi mengalami penurunan pada konsentrasi 300 dan 400 ppm.

Kurva respon tinggi tanaman tomat cherry pada umur 7 MSPT dengan perlakuan beberapa konsentrasi auksin terhadap lama perendaman dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2.Hubungan interaksi konsentrasi auksin dan lama perendaman terhadap tinggi tanaman 7 MSPT

Gambar 2 menunjukkan bahwa tinggi tanaman pada lama perendaman auksin 10 menit mengalami penurunan dari konsentrasi auksin 100 ppm ke konsentrasi 200 ppm, dan mengalami penurunan lagi dari konsentrasi auksin 200 ppm ke konsentrasi 300 ppm, tetapi mengalami peningkatan pada konsentrasi 400 ppm. Kemudian pada lama perendaman auksin 20 menit diperoleh tinggi tanaman mengalami peningkatan dari konsentrasi auksin 100 ppm ke konsentrasi 200 ppm, tetapi mengalami penurunan pada konsentrasi 300 dan 400 ppm. Selanjutnya pada lama perendaman auksin 30 menit diperoleh tinggi tanaman

(36)

terus mengalami penurunan dari konsentrasi auksin 100 ppm ke konsentrasi 200, 300 dan 400 ppm.

Diameter Batang

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam diameter batang umur2-9 MSPT (Lampiran 21-36) diketahui bahwa konsentrasi auksin berpengaruh nyata terhadap diameter batang pada pengamatan 2, 5, 6, 7 dan 8 MSPT. Lama perendaman berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang. Interaksi konsentrasi auksin dan lama perendaman berpengaruh nyata terhadap diameter batang pada pengamatan 7 dan 8 MSPT.

Diameter batang tanaman tomat cherryumur 2-9 MSPT pada berbagai perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 berikut menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman auksin berpengaruh nyata terhadap diameter batang yaitu pada pengamatan umur 7 dan 8 MSPT.

Pada pengamatan 7 MSPT pengaruh interaksi konsentrasi auksin dan lama perendaman menghasilkan data tertinggi pada A4T1 (konsentrasi 400 ppm dengan

lama perendaman 10 menit) yakni 8,11 mm dan terendah pada A1T2 (konsentrasi

(37)

Tabel 2.Diameter batang 2-9 MSPT (mm) pada berbagai perlakuan konsentrasi

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf tidak sama pada baris atau kolom menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % menurut uji beda rataan Duncan taraf 5%

(38)

lama perendaman 10 menit) yakni 9,27 mm dan terendah pada A1T2 (konsentrasi

100 ppm dengan lama perendaman 20 menit) yakni 7,37 mm. Pada lama perendaman 10 menit, interaksi terbaik pada konsentrasi 400 ppm yang berbeda nyata dengan konsentrasi 200 ppm dan 300 ppm, namun berbeda tidak nyata dengan konsentrasi 100 ppm. Pada lama perendaman 20 menit dan 30 menit, interaksi terbaik pada konsentrasi 300 ppm yang berbeda nyata dengan konsentrasi 200 ppm namun berbeda tidak nyata dengan konsentrasi 100 ppm dan 400 ppm.

Kurva respon diameter batang tomat cherry pada umur 7 MSPT dengan perlakuan beberapa konsentrasi auksin terhadap lama perendaman dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Hubungan diameter batang dengan beberapa konsentrasi auksin terhadap lama perendaman pada umur 7 MSPT

(39)

Gambar 3 menunjukkan bahwa diameter batang pada lama perendaman auksin 10 menit mengalami penurunan dari konsentrasi 100 ppm ke konsentrasi 200 ppm, tetapi terus mengalami peningkatan pada konsentrasi 300 dan 400 ppm. Kemudian pada lama perendaman auksin 20 menit diperoleh diameter batang mengalami penurunan konsentrasi 100 ppm ke konsentrasi 200 ppm, tetapi mengalami peningkatan pada konsentrasi 300 ppm dan mengalami penurunan lagi pada konsentrasi 400 ppm. Selanjutnya pada lama perendaman auksin 30 menit diperoleh diameter batang mengalami penurunan dari konsentrasi 100 ppm ke konsentrasi 200 ppm, tetapi mengalami peningkatan pada konsentrasi 300 ppm dan mengalami penurunan lagi pada konsentrasi 400 ppm.

Kurva respon diameter batang tomat cherry pada umur 8 MSPT dengan perlakuan beberapa konsentrasi auksin terhadap lama perendaman dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini :

(40)

Gambar 4 menunjukkan bahwa diameter batang pada lama perendaman

auksin 10 menit mengalami penurunan dari konsentrasi 100 ppm ke konsentrasi 200 ppm, tetapi terus mengalami peningkatan pada konsentrasi 300 dan 400 ppm.

Kemudian pada lama perendaman auksin 20 menit diperoleh diameter batang menurun dari konsentrasi 100 ppm ke konsentrasi 200 ppm, tetapi mengalami peningkatan pada konsentrasi 300 ppm dan mengalami penurunan lagi pada konsentrasi 400 ppm. Selanjutnya pada lama perendaman auksin 30 menit diperoleh diameter batang mengalami penurunan dari konsentrasi 100 ppm ke konsentrasi 200 ppm, tetapi mengalami peningkatan pada konsentrasi 300 ppm dan menurun lagi pada konsentrasi 400 ppm.

Jumlah Tandan Buah (tandan)

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam jumlah tandan buah (Lampiran 37-38) menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin adalah berpengaruh tidak nyata dan juga tidak terlihat ada interaksi antara kedua perlakuan.

Jumlah tandan buah tanaman tomat cherry pada berbagai perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Jumlah tandan buah (tandan) tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin

Lama Perendaman

(41)

berbeda tidak nyata dengan perlakuan A1 (100 ppm) yaitu 3,37, A2(200 ppm)

yaitu 4,11, dan A3(300 ppm) yaitu 3,70 buah.

Selanjutnya juga terlihat bahwa tandan buah tanaman tomat tertinggi terdapat pada perlakuan lama perendaman T3 (30 menit) yaitu 3,96 buah yang

berbeda tidak nyata dengan T1 (10 menit) yaitu 3,72 dan T2(20 menit) yaitu3,86

buah.

Jumlah Buah per Tandan(buah)

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam jumlah buah per tandan (Lampiran 39-40) menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin adalah berpengaruh tidak nyata dan juga tidak terlihat ada interaksi antara kedua perlakuan.

Jumlah buah per tandan pada berbagai perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4.Jumlah buah per tandan buah tanaman tomat (buah) pada berbagai perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin.

Lama Perendaman

Tabel 4 menunjukkan rataan tertinggi jumlah buah per tanaman tomat diperoleh pada perlakuan konsentrasi auksin 200 ppm (A2) yaitu 6,09 buah yang

berbeda tidak nyata dengan perlakuan A1 (100 ppm) yaitu 5,45 buah,A3(300 ppm)

yaitu 5,25 buah, dan A4(400 buah) yaitu 5,58 buah. Rataan terendah jumlah buah

(42)

Selanjutnya juga terlihat bahwa rataan tertinggi jumlah buah per tanaman diperoleh pada lama perendaman T2(20 menit) yaitu 5,67 buah yang berbeda tidak

nyata dengan perlakuan T1(10 menit) yaitu 5,22 buah dan T3(30 menit) yaitu

5,58 buah. Rataan terendah jumlah buah per tandan buah tanaman tomat diperoleh pada lama perendaman T1(10 menit) yaitu 5,22 buah.

Jumlah Buah per Tanaman (buah)

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam jumlah buah per tanaman (Lampiran 41-42) menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin adalah berpengaruh tidak nyata dan juga tidak terlihat ada interaksi antara kedua perlakuan.

Jumlah buah per tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Jumlah buah per tanaman tomat (buah) pada berbagai perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin.

Lama Perendaman

Tabel 5 menunjukkan rataan tertinggi jumlah buah per tanaman tomat diperoleh pada perlakuan konsentrasi 200 ppm (A2) yaitu 25,22 buah yang

berbeda tidak nyata dengan perlakuan A1(100 ppm) yaitu 17,78 buah,

A3(300 ppm) yaitu 19,56 buah dan A4 (400 ppm) yaitu 21,74 buah. Rataan

(43)

Selanjutnya juga terlihat bahwa rataan tertinggi jumlah buah per tanaman tomat diperoleh pada lama perendaman T2(20 menit) yaitu 21,69 buah yang

berbeda tidak nyata dengan perlakuan T1(10 menit) yaitu 21,39 buah dan T3(30

menit) yaitu 20,17 buah. Rataan terendah jumlah buah per tanaman diperoleh pada lama perendaman T3(30 menit) yaitu 20,17buah.

Berat Rata-rata per buah (g)

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam berat rata-rata per buah (Lampiran 43-44) menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin adalah berpengaruh tidak nyata dan juga tidak terlihat ada interaksi antara kedua perlakuan.

Berat rata-rata per buah pada berbagai perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6.Berat rata-rata per buah pada berbagai perlakuan konsentrasi dan lamaperendaman auksin

Tabel 6 menunjukkan berat rata-rata per buah tertinggi diperoleh pada pemberian auksin dengan konsentrasi A4(400 ppm) yaitu29,59 g, yang berbeda

tidak nyata dengan perlakuan A1(100 ppm) yaitu 26,61 g,A2(200 ppm) yaitu

29,39 g dan A3(300 ppm) yaitu 28,50 g. Rataan terendah berat buah per tanaman

tomat diperoleh pada perlakuan A1(100 ppm) yaitu 26,61 g.

(44)

yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan T1 (10 menit) yaitu 26,56 g dan

T2 (20 menit) yaitu 28,55 g. Berat rata-rata per buah terendah diperoleh pada

perlakuan T1(10 menit) yaitu 26,56 g.

Produksi per Tanaman (g)

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam produksi per tanaman (Lampiran 45-46) menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin adalah berpengaruh tidak nyata dan juga tidak terlihat ada interaksi antara kedua perlakuan.

Produksi per tanaman tomat pada berbagai perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Produksi per tanaman tomat (g) pada berbagai perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin Tabel 7 menunjukkan rataan tertinggi produksi buah per tanaman tomat diperoleh pada pemberian auksin dengan konsentrasi 200 ppm (A2) yaitu 724,91 g

yang berbeda tidak nyata dengan perlakuanA1(100 ppm) yaitu 463,93 g, A3(300

ppm) yaitu 573,03 g dan A4 (400 ppm) yaitu 628,62 g. Rataan terendah produksi

buah per tanaman diperoleh pada perlakuanA1(100 ppm) yaitu 463,93 g.

Selanjutnya juga terlihat bahwa rataan tertinggi produksi buah per tanaman tomat diperoleh pada lama perendaman auksin selama T2 (20 menit)

(45)

577,14 g dan T3 (30 menit) yaitu 601,96 g. Rataan terendah produksi buah per tanaman tomat diperoleh pada perlakuan T1(10 menit) yaitu 577,14 g.

Pembahasan

Pengaruh Konsentrasi Auksin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat Cherry (Lycopersicum cerasiformaeMill.)

Berdasarkan data pengamatan dan sidik ragam, perlakuan konsentrasi auksin berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 dan 9 MSPT. Pada 4 MSPT, perlakuan konsentrasi auksin menunjukkan bahwa tinggi tanaman meningkat dari konsentrasi 100 ppm hingga 200 ppm namun selanjutnya terjadi penurunan dengan penambahan konsentrasi 300 ppm dan 400 ppm. Secara regresi membentuk hubungan kuadratik positif, yakni adanya peningkatan hingga batas konsentrasi optimum dan selanjutnya terjadi penurunan.Hal ini dikarenakan hormon dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit sebagai perangsang pertumbuhan, dalam jumlah besar justru dapat mengakibatkan keracunan.Oleh Mulyono (2010) disebutkan bahwa penambahan zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin (BAP/kinetin) berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan tinggi dan jumlah ruas, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tunas.Auksin digunakan untuk pertumbuhan kalus, pemanjangan tunas dan pembentukan akar. Dalam konsentrasi rendah akar memacu tunas adventif, sedangkan konsentrasi tinggi mendorong terbentuk kalus.

(46)

400 ppm. Namun secara uji beda rataan, perlakuan konsentrasi 400 ppm meskipun menghasilkan diameter terbesar tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 100 dan 300 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh auksin terhadap perkembangan diameter batang lebih kecil dibandingkan dengan perkembangan meristem apikal. Hal ini sesuai dengan Kusriningrum dan Harjadi dalam Suprapto (2004) menyebutkan bahwa pengaruh rangsangan auksin terhadap jaringan berbeda-beda, rangsangan paling kuat terutama terhadap sel-sel meristem apikal batang dan koleoptil. Pengaruh auksin terhadap perkembangan sel-sel menunjukkan bahwa auksin dapat menaikkan tekanan osmotik, meningkatkan sintesa protein, permeabilitas sel terhadap air, dan melunakkan dinding sel yang diikuti menurunnya tekanan dinding sel yang disertai kenaikan volume sel. Dengan adanya kenaikan sintesa protein dapat digunakan sebagai sumber tenaga dalam pertumbuhan.

(47)

digunakan, interval waktu pemberian, cara pemberian serta faktor dalam tanaman itu sendiri antara lain umur dan jenis tanaman.

Pengaruh Lama Perendaman Auksin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat Cherry (Lycopersicum cerasiformaeMill.)

Berdasarkan data hasil penelitian dan daftar sidik ragam diketahui bahwa perlakuan lama perendaman berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada pengamatan 4 MSPT.Pengaruh lama perendaman menunjukkan bahwa tinggi tanaman meningkat seiring dengan peningkatan lama perendaman.Secara regresi hubungan ini membentuk pola linear positif. Lama perendaman 30 menit menghasilkan data tertinggi yang berbeda tidak nyata dengan perendaman 20 menit, namun berbeda nyata dengan perendaman 10 menit. Lamanya perendaman berkaitan erat dengan imbibisi atau penyerapan hormon kedalam benih tomat.Hal ini diasumsikan semakin lama direndam maka semakin besar pula daya serap benih terhadap auksin. Pada awal pertumbuhan auksin akan memacu benih untuk berkecambah lebih cepat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Riyadi (2014) yang menyebutkan bahwa auksin berfungsi untuk perkecambahan benih yaitu untuk mematahkan dormansi benih dan akan merangsang proses perkecambahan benih dengan cara melakukan perendaman.

(48)

sejalan dengan Winten (2009) yakni pemberian zat pengatur tumbuh yang sesuai merupakan salah satu alternatif teknologi baru yang dapat memperbaiki proses biologis tanaman.

Lama perendaman auksin tidak menunjukkan pengaruh yang nyata pada beberapa parameter lainnya, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti lingkungan daerah penanaman tomat. Hal ini sesuai dengan literatur dari Abidin(1983) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemakaian ZPT. Faktor-faktor tersebut antara lain kedewasaan tanaman, lingkungan dan dosis. Penggunaan dosis yang tepat sangat penting, kalau rendah pengaruhnya tak akan ada, sebaliknya kalau berlebih, pertumbuhan tanaman justru terhambat atau bahkan mati sama sekali.

Pengaruh Interaksi Konsentrasi Auksin dan Lama Perendaman Auksin

Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat Cherry (Lycopersicum cerasiformaeMill.)

Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa interaksi konsentrasi auksin dan lama perendaman auksin berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 dan 7 MSPT.Gambar Interaksi konsentrasi auksin dan lama perendaman menunjukkan hubungan kuadratik positif (Gambar 1).Hubungan kuadratik positif berarti adanya peningkatan tinggi tanaman hingga batas konsentrasi optimum (X optimum) namun selanjutnya terjadi penurunan akibat penambahan konsentrasi. Pada perendaman T1 (10 menit), konsentrasi optimum

diperoleh pada 308,33 ppm. Pada perendaman T2 (20 menit), konsentrasi

optimum diperoleh pada 265 ppm.Pada perendaman T3 (30 menit),konsentrasi

(49)

dalam pengatur pertumbuhan tanaman.Hal ini sesuai dengan literatur dari Mulyono (2010) yang menyatakan bahwa fungsi hormon auksin dalam pertumbuhan tanaman adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang ujung meristem.Auksin berperan penting dalam pertumbuhan, sehingga dapat digunakan untuk memacu kecepatan pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman dan penambahan diameter batang tanaman padabudidaya yang dilakukan secara intensif.

Berdasarkan hasil pengamatan dan sidik ragam diketahui bahwa interaksi konsentrasi auksin dan lama perendaman auksin berpengaruh nyata terhadap diameter batang 7 dan 8 MSPT. Gambar 4 menunjukkan bahwa diameter batang pada lama perendaman auksin 10, 20 dan 30 menit mengalami penurunan dari konsentrasi 100 ppm ke konsentrasi 200 ppm, tetapi terus mengalami peningkatan pada konsentrasi 300 dan 400 ppm. Hubungan interaksi yang terbentuk adalah kuadratik negatif untuk perendaman 10 dan 20 menit, dan hubungan kubik untuk perendaman 30 menit. Fluktuasi data ini menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman mempengaruhi proses fisiologis tanaman dalam perbesaran diameter batang. Hal ini sesuai dengan Darnell, dkk (1986) yang menyatakan auksin merupakan salah satu hormon tanaman yang banyak mempengaruhi proses fisiologi, seperti pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel serta sintesa protein.

(50)

kedua faktor perlakuan memberikan respon masing-masing terhadap parameter

pengamatan tanpa adanya interaksi. Hal ini sesuai dengan literatur dari Winten (2009) yang menyatakan bahwa bila pengaruh-pengaruh sederhana suatu

(51)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Konsentrasi auksinberpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 dan 9 MSPT, diameter batang 2, 5, 6, 7 dan 8 MSPT, dimana konsentrasi auksin pada taraf 400 ppm (A4) menunjukkan hasil yang cenderung lebih tinggi dibandingkan

dengan taraf yang lainnya.

2.Lama perendaman berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 MSPT, dimana lama perendaman auksin 20 menit (T2) menunjukkan hasil yang lebih tinggi

dibandingkan dengan taraf yang lainnya.

3. Interaksi konsentrasi dan lama perendaman auksin menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 dan 7 MSPT, diameter batang pada 7 dan 8 MSPT.

Saran

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Agromedia, Redaksi.2007. Panduan Lengkap Budidaya Tomat. Agromedia, Jakarta.

Abidin, Z. 1983. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Zat Pengatur Tumbuh.Angkasa. Bandung.Hal 23.

Cahyono, B. 2008. Tomat, Usaha Tani dan Penanganan Pasca Panen. Kanisius.Yogyakarta.

Darmawan dan Baharsjah. 1983.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.PT Gramedia, Jakarta. Hal 2-5.

Decoteau, D. R., 200. Vegetable Crops.Prentice-Hall, Inc. Upper Saddle River.New Jersey.Hal 35-41.

Dwijoseputro, D. 1994. Dasar–Dasar Ilmu Tanaman.Gramedia,Jakarta. Hal 17-18.

Heru, S. 2011. Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Rootone-F Pada Pertumbuhan Pule Pandak (Rauwolfia serpentinaBenth). Seminar Nasional Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan. Fakultas Pertanian, Trunojoyo. Hal 1-3.

Irwanto.2001. Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena).Skripsi. Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura, Ambon.

http://www.bps.go.id. 2013. Produksi Sayuran di Indonesia. (Diakses tanggal 29 September 2014).

Lakitan, B. 1996. Hortikultura Teori, Budidaya dan Pasca Panen. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.Hal 22-28.

Macdonald, B. 2002.Practical Woody Plant Propagation for Nursery Growers. Timber press, Inc. Portland Orego, Orego.Hal 67 Vol 1.

Mulyono, D. 2010. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Auksin : IBA dan Sitokinin dan Kinetin Dalam Elongas Pertunasan Gaharu. Pusat Teknologi Produksi Pertanian. BPPT, Jakarta. Hal 2.

Opena, R.T dan H.A.M Van der Vossen, 1994. Lycopersicum esculentum Miller in Siemonsma S Pileuk K(eds) Plant resources of South-East Asia. Prosea Foundation. Bogor.

(53)

Pierik, R.L.M. 1987. In Vitro Culture of HigherPlants.Publisher Dordrecht, MartinusNijhoff Boston, Boston.Hal 31-33.

Riyadi, I. 2014. Media Tumbuh : Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh dan Bahan-Bahan Lain. Materi Disampaikan Pada Pelatihan Kultur Jaringan Tanaman Perkebunan. BPBPI Bogorpada tanggal 19-23 Mei 2014

Rukmana, R. 1994. Tomat dan Cherry.Kanisius.Yogyakarta.

Salisbury, F.R. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid III, Institut Teknologi Bandung, Bandung.Hal 27.

Suprapto, A. 2004.Auksin : Zat Pengatur Tumbuh Penting Meningkatkan Mutu Stek Tanaman. Skripsi.Universitas Tidar Magelang, Magelang. Hal 81-90, Vol 21.

Trisnawati, Y dan A. I. Setiawan. 1997. Tomat, Pembudidayaan Secara Komersil. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tugiyono, H. 2001. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Untung, O. 2008. Agar Tanaman Buah Berbuah Diluar Musim. Penebar Swadaya.Hal 22-25.

Winten, K. T. I. 2009. Zat Pengatur Tumbuh dan Peranannya dalam Budidaya Tanaman. Majalah Ilmiah Untab. Fakultas Pertanian Universitas Tabanan, Tabanan. Hal 1-5, Vol 6 No 1.

Wiryanta, W. 2004. Bertanam Tomat. Agromedia. Yogyakarta.

Yamin, A. 2012. Analisis Resiko Produksi Tomat Cherry Pada Daerah Pacet SegarKecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.Skripsi.Institut Pertanian Bogor, Bogor.

(54)

Lampiran 1. Deskripsi Tomat Cherry

Asal tanaman : Persilangan antar induk jantan TO 5186 dan induk betina TO 4142

Golongan : Hibrida F1

Tipe pertumbuhan : Determinate

Umur berbunga : 25 hari setelah tanam Umur panen awal : 70 – 80 hari setelah tanam Umur panen akhir : 100 hari setelah tanam Tinggi tanaman awal panen : 125 – 150 cm

Diameter batang : 2-3 cm Kedudukan daun : Datar Panjang tangkai daun : 7,0 – 9,0 cm Ukuran daun ( p x d ) : 40 cm x 25 cm Warna daun : Hijau sedang Warna mahkota bunga : Kuning Jumlah bunga per tandan : 6 – 10

Warna buah muda : Hijau keputih-putihan Warna pundak buah : Hijau keputih-putihan Warna buah masak : Merah

Rasa buah : Manis ( 4,5 briks ) Tekstur daging buah : Renyah

Jumlah biji per buah : 100

Potensi hasil : 50 – 70 ton / ha Daerah adaptasi : Dataran rendah

(55)
(56)

Lampiran 3. Bagan letak tanaman per plot

100 cm

(57)

Lampiran 4. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

6 Penyiraman Disesuaikan dengan kondisi di lapangan

7 Penyulaman X

8 Penyiangan X X X X

9 Pengendalian hama dan

penyakit X X X X X

10 Pengamatan parameter

Tinggi tanaman (cm) X X X X X X X X

Diameter batang (mm) X X X X X X X X

Jumlah tandan (tandan) X

Jumlah buah/tandan

(buah) X

Jumlah buah/tanaman

(buah) X

Berat rata-rata/buah (g) X

Produksi/tanaman (g) X

11 Panen X

Keterangan :

(58)

Lampiran 5. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MSPT (cm)

Lampiran 6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MSPT

(59)

Lampiran 7. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 3 MSPT (cm)

Lampiran 8. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MSPT

(60)

Lampiran 9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MSPT (cm)

Lampiran 10. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT

(61)

Lampiran 11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MSPT (cm)

Lampiran 12. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MSPT

(62)

Lampiran 13. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MSPT (cm)

Lampiran 14. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MSPT

(63)

Lampiran 15. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 7 MSPT (cm)

Lampiran 16. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 7 MSPT

(64)

Lampiran 17. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 8 MSPT (cm)

Lampiran 18. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 8 MSPT

(65)

Lampiran 19. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 9 MSPT (cm) Lampiran 20. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 9 MSPT

(66)

Lampiran 21. Data Pengamatan Diameter Batang 2 MSPT (mm)

Lampiran 22. Sidik Ragam Diameter Batang 2 MSPT

(67)

Lampiran 23. Data Pengamatan Diameter Batang 3 MSPT (mm)

Lampiran 24. Sidik Ragam Diameter Batang 3 MSPT

(68)

Lampiran 25. Data Pengamatan Diameter Batang 4 MSPT (mm)

Lampiran 26. Sidik Ragam Diameter Batang 4 MSPT

(69)

Lampiran 27. Data Pengamatan Diameter Batang 5 MSPT (mm)

Lampiran 28. Sidik Ragam Diameter Batang 5 MSPT

(70)

Lampiran 29. Data Pengamatan Diameter Batang 6 MSPT (mm)

Lampiran 30. Sidik Ragam Diameter Batang 6 MSPT

(71)

Lampiran 31. Data Pengamatan Diameter Batang 7 MSPT (mm)

Lampiran 32. Sidik Ragam Diameter Batang 7 MSPT

(72)

Lampiran 33. Data Pengamatan Diameter Batang 8 MSPT (mm)

Lampiran 34. Sidik Ragam Diameter Batang 8 MSPT

(73)

Lampiran 35. Data Pengamatan Diameter Batang 9 MSPT (mm) Lampiran 36. Sidik Ragam Diameter Batang 9 MSPT

(74)

Lampiran 37. Data Pengamatan Jumlah Tandan Buah Lampiran 38. Sidik Ragam Jumlah Tandan Buah

(75)

Lampiran 39. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tandan (buah) Lampiran 40. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tandan

(76)

Lampiran 41. Data Pengamatan Jumlah Buah per Tanaman (buah)

Lampiran 42. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman

(77)

Lampiran 43. Data Pengamatan Berat Rata-rata per Buah (g) Lampiran 44. Sidik Ragam Berat Rata-rata per Buah

(78)

Lampiran 45. Data Pengamatan Produksi per Tanaman (g)

Lampiran 46. Sidik Ragam Produksi per Tanaman

SK db JK KT F.hit F.tab

FK = 12857549,28 Keterangan : tn = tidak nyata

KK= 36,92 * = nyata pada α 5 %

Gambar

Tabel 1. Tinggi tanaman 2-9 MSPT (cm) dengan berbagai perlakuan konsentrasi dan lama perendaman auksin
Gambar 1.Hubungan interaksi konsentrasi auksin dan lama perendaman terhadap tinggi tanaman 4 MSPT
Gambar 2.Hubungan interaksi konsentrasi auksin dan lama perendaman terhadap tinggi tanaman 7 MSPT
Tabel 2.Diameter batang  2-9 MSPT (mm) pada berbagai perlakuan  konsentrasi dan lama perendaman auksin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada paper ini akan dibahas mengenai latar belakang munculnya semigrup non-reguler yang berhubungan dengan beberapa sifat dasar dari semigrup reguler. Salah satu semigrup non

Semakin besar ukuran kokas maka temperatur tertinggi MBF juga semakin bertambah tinggi karena adanya konsumsi energi pembentukan gas reduktor CO dari kokas yang lebih tinggi

Pemilihan ukuran data sebesar 450 byte sebagai rekomendasi untuk sistem komunikasi terintegrasi angkutan massal cepat Surabaya dikarenakan ukuran data 450 byte memiliki

Selain itu, dalam usaha laman sesawang perpustakaan universiti menjadi portal maklumat sehenti pilihan pengguna, ia tidak dapat lari daripada mempunyai elemen

Pengakuan ini memposisikan BNI sebagai bank yang paling cepat merespon program pemerintah untuk mendorong pengelolaan keuangan di lembaga-lembaga negara hingga Badan Usaha

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis cerita kepada penonton atau.

karena itu peran sekolah sangat diutamakan sebagai contoh pada tingkat SD dapat disampaikan pendidikan kesehatan tentang cara menolak ajakan menggunakan narkoba,

memotivasi anak-anak mempunyai semangat yang tinggi untuk mempelajari agama. Karena otomatis dengan sendirinya kesalehan dan ketekunan juga akan dijadikan tolok ukur