i SKRIPSI
PENGARUH SELF ESTEEM DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA TOKO GROSIR ECERAN
DI KAWASAN PADANG BULAN MEDAN
OLEH
PETRIKA FITRI 110502219
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i ABSTRAK
PENGARUH SELF ESTEEM DAN KECERDASAN EMOSI PADA TOKO GROSIR ECERAN DI KAWASAN PADANG BULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self esteem dan kecerdasan emosi terhadap keberhasilan usaha pada toko grosir eceran di kaawasan Padang Bulan. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi pengusaha toko emas dan permata yang berjumlah 51 orang dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha pada pengusaha toko emas dan permata di Pusat Pasar Medan. Secara parsial pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha.
ii ABSTRACT
THE EFFECT OF SELF ESTEEM AND EMOTIONAL INTELLIGENCY SUCCESS IN BUSINESS PADANG BULAN MARKET
This research aims to determine the effect of self esteem and emotional intelligentcy on market in Padang Bulan on their success in business. The type of this research is associative. Sample of this research is taken from the entire population of gold and gem entrepreneurs, which is 58, using saturated sampling method. The hypothesis in this research is tested using multiple regression analysis with value of significance by 5%. This research shows that self esteem and emotional intelligency simultaneously have significant effect towards the business markt located in Padang Bulan. Partially, self esteem and emotional intelligency have positive and significant effect towards success in business.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Self Esteem dan Kecerdasan Emosi Terhadap
Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir Eceran di Kawasan Padang Bulan Medan”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Di dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakulas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar memberi arahan dan membimbing saya menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Frida Ramadini, SE, MM selaku Dosen Pembaca Penilai yang turut
iv
6. Kedua orang tua penulis Petrus Purwanto dan Ibunda Alberta Adis, serta
Adik Guido Reno dan Wilhemlus Pebrian yang memberikan dukungan
baik secara moril maupun material sehingga terselesaikanya skripsi ini.
7. Rekan saya Yessi G. Tarigan SE, Dessy Tobing, Petrika Fitri, Defani
Sembiring, Septiany Ginting, Deby Ginting, Petra Laurensia, Clemen
Eugenius, Iren Armenia dan seluruh sahabat-sahabat stambuk 2011
Program Studi S1 Manajemen yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
8. Ikatan Mahasiswa Karo Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara (IMKA Ersinalsal) dan Komunitas Mahasiswa Katolik
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (KMK Ignatius
Loyola) yang telah menjadi wadah penulis dalam berorganisasi selama
menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.
Penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang sudah membantu dalam
pengerjaan penelitian ini. Semoga doa yang telah diberikan kepada penulis
mendapatkan berkah dari Tuhan dan penelitian bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Maret 2015
Penulis,
v DAFTAR ISI
ABSTRACK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABLE ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 8
1.3Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS 2.1 Teori Self Esteem10 2.1.1 Pengertian Self Esteem ... 10
2.1.2 Jenis-Jenis Self Esteem ... 12
2.1.3 Langkah-Langkah untuk meningkatkan Selft Esteem ... 14
2.2 Kecerdasan emosi ... 16
2.2.1 Pengertian Kecerdasan Emosi ... 16
2.2.2 Faktor-Faktor Kecerdasan Emosi ... 18
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi ... 24
2.3 Pengertian Berwirausaha ... 25
2.3.1 Pengertian Wirausaha ... 26
2.3.2 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 29
2.3.3 Faktor Keberhasilan Usaha ... 30
2.4 Kerangka Konseptual ... 34
2.5 Hipotesis ... 36
2.6 Penelitian Terdahulu ... 37
vi
3.2 Tempat & Waktu Penelitian ... 40
3.2.1 Lokasi Penelitian ... 40
3.2.2 Waktu Penelitian ... 40
3.3 Batasan Operasional ... 40
3.4 Operasionalisasi Variabel ... 41
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 44
3.6 Populasi & Sampel Penelitian ... 44
3.6.1 Populasi ... 44
3.6.2 Sampel ... 45
3.7 Sumber Data & Jenis Data ... 45
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 45
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 46
3.9.1 Uji Validitas ... 46
3.9.2 Uji Reliabilitas... 47
3.10 Teknik Analisis Data ... 47
3.10.1 Metode Analisis... 47
3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 48
3.10.3 Uji Hipotesis ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
4.1 Gambaran Umum Pusat Pasar Medan ... 53
4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 54
4.2.1 Hasil Uji Validitas ... 54
4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 56
4.3 Analisis Deskriptif ... 56
4.3.1 Karakteristik Responden ... 57
4.3.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Nama Usaha dan Nama Responden ... 57
4.3.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60
4.3.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 60
4.3.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 61
4.3.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Berwirausaha ... 62
vii
4.3.2 Deskriptif Variabel ... 63
4.3.2.1 Self Esteem (X1) ... 64
4.3.2.2 Kecerdasan Emosi (X2) ... 66
4.3.2.3 Keberhasilan Usaha (Y) ... 68
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 71
4.4.1 Uji Normalitas ... 71
4.4.1.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram ... 71
4.4.1.2 Hasil Uji Normalitas Dengan P-Plot of Regression Standarized Residual ... 72
4.4.1.3 Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov - Smirnov Test ... 73
4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 74
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 75
4.4.3.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Scatter Plot ... 76
4.4.3.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Gletser ... 76
4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 77
4.5.1 Koefisien Determinan (R2) ... 79
4.5.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 80
4.5.3 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 82
4.6 Pembahasan ... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
5.1 Kesimpulan ... 88
5.2 Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
viii DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan 28
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 33
Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel... 39
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 41
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Tiap Butir Pernyataan ... 55
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 56
Tabel 4.4 Nama Usaha dan Nama Responden ... 57
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 61
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 61
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Berwirausaha ... 62
Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Karyawan ... 63
Tabel 4.10 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Self Esteem ……….64
Tabel 4.11 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kecerdasan Emosi ... 66
Tabel 4.12 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Keberhasilan Usaha ... 68
Tabel 4.13 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov Test ... 74
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinearitas... 75
Tabel 4.15 Hasi Uji Heteroskedastisitas Dengan Gletser ... 77
Tabel 4.16 Analisis Regresi Linier Berganda ... 78
Tabel 4.17 Uji Koefisien Determinasi ... 80
Tabel 4.18 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 81
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 35
Gambar 4.2 Uji Normalitas Dengan Histogram ... 72
Gambar 4.3 Uji Normalitas Dengan P-Plot of Regression Standarized Residual ... 73
x
DAFTAR LAMPIRAN
No.Lampiran Judul Hal
1 Instrumen Pengumpulan Data ... 95
2 Distribusi Jawaban Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 98
3 Distribusi Jawaban Instrumen Pengumpulan Data... 99
i ABSTRAK
PENGARUH SELF ESTEEM DAN KECERDASAN EMOSI PADA TOKO GROSIR ECERAN DI KAWASAN PADANG BULAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self esteem dan kecerdasan emosi terhadap keberhasilan usaha pada toko grosir eceran di kaawasan Padang Bulan. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi pengusaha toko emas dan permata yang berjumlah 51 orang dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha pada pengusaha toko emas dan permata di Pusat Pasar Medan. Secara parsial pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha.
ii ABSTRACT
THE EFFECT OF SELF ESTEEM AND EMOTIONAL INTELLIGENCY SUCCESS IN BUSINESS PADANG BULAN MARKET
This research aims to determine the effect of self esteem and emotional intelligentcy on market in Padang Bulan on their success in business. The type of this research is associative. Sample of this research is taken from the entire population of gold and gem entrepreneurs, which is 58, using saturated sampling method. The hypothesis in this research is tested using multiple regression analysis with value of significance by 5%. This research shows that self esteem and emotional intelligency simultaneously have significant effect towards the business markt located in Padang Bulan. Partially, self esteem and emotional intelligency have positive and significant effect towards success in business.
1 BAB 1
PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Individu didalam hidupnya memiliki tujuan yang ingin dicapai dan selalu
merasa kurang puas terhadap apa yang diperoleh saat ini. Keingintahuan dan
ketidakpuasan tersebut memotivasi seseorang untuk berbuat lebih dengan bekerja
keras. Dengan bekerja individu dapat memenuihi kebutuhan hidupnya dan
meningkatkan harga dirinya. Orang yang bekerja memiliki status sosial yang lebih
terhormat dibandingkan orang yang tidak bekerja (Handayani, 2013 : 35).
Mendirikan sebuah usaha merupakan salah satu membuka lapangan lapangan
pekerjaan, memberikan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan bekerja dengan
orang lain, akan lebih memiliki kebebasan finansial dan kebebasan waktu, selain itu
dengan mendirikan suatu usaha dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran
yang ada di negara ini serta dapat meningkatkan devisa Negara
(http:/www.docstoe.com.2015).
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan tingkat pengangguran di
Indonesia semakin meningkat, yaitu rendahnya pendidikan, keterampilan yang
kurang, lapangan kerja yang kurang, tidak ada kemauan untuk berwirausaha
dantingginya rasa malas
).Pesatnya pertumbuhan jumlah pengangguran di Indonesia
2 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan jumlah
pengangguran di Indonesia per Agustus 2013 melonjak 7,39 juta jiwa dari per
Agustus 2012 sebanyak 7,24 juta jiwa dengan jumlah penduduk sebanyak kurang
lebih 237 juta jiwa
dilakukan untuk meminimalisir tingkat pengangguran adalah memanfaatkan keahlian
dan pengetahuan wirausaha untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri atau bahkan
membuka lapangan kerja bagi orang lain. Hal ini sangat diperlukan dikarenakan
masih banyak masyarakat bahkan sarjana meskipun jenjang pendidikan yang sudah
tinggi namun pengalaman / skill dalam dunia kerja masih sangat minim.
Mayoritas dari penduduk Indonesia belum menyadari luasnya ruang lingkup
dari bidang yang dijalaninya. Hanya sedikit yang berani mengambil resiko untuk
mengubah usahanya menjadi lebih baik. Wirausaha yang berani mengambil resiko
dan menggunakan kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup dapat dikatakan
sebagai orang yang mempunyai sifat wirausaha.
Berdasarkan situasi di atas, kehadiran dan peranan wirausaha tentu saja akan
memberikan pengaruh terhadap kemajuan perekonomian dan perbaikan pada keadaan
ekonomi di Indonesia sekarang ini. Menjadi wirausaha berarti memiliki kemampuan
menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang mengumpulkan sumber - sumber
daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang -
3 Ada banyak bentuk usaha yang bisa dilakukan oleh masyarakat , dan salah
satunya adalah dalam bentuk penjualan toko grosir eceran. Perdagangan toko eceran
bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen
akhir.Perdagangan eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari
produsen sampai kepada konsumen. Sedangkan pedagang eceran adalah orang-orang
atau toko yang kerja utamanya mengencerkan barang
salah satunya dipengaruhi oleh adanya kemauan dari dalam diri sendiri. Kemauan
serata adanya tekad yang kuat dalam diri seorang wirausaha akan berpotensi untuk
menjalankan usaha dengan baik sehingga dapat meningkatkan jumlah konsumen,
maka keuntungan yang diperoleh juga akan meningkat seiring dengan jumlah
penjualan yang terus bertambah.
Membuka usaha toko grosir eceran sangat penting artinya bagi wirausaha
karena melalui toko grosir eceran wirausaha dapat mengetahui dan memperoleh
informasi yang lebih lengkap mengenai produk yang ditawarkan pada konsumen.
Toko grosir eceran juga menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan toko
biasa sehingga konsumen lebih memilih untuk membeli barang pada toko grosir
eceran. Salah satunya yang terletak di kawasan jalan besar Padang Bulan, khusus nya
di wilayah jalan besar Padang Bulan seperti : Jl. Jamin Ginting Padang Bulan, Jl.
Ngumban Surbakti Padang Bulan dan Jl. Tj. Sari Padang Bulan dapat dilihat bahwa
perkembangan usaha disana cukup pesat , dengan dilihat dari bertambahnya jumlah
4 kegiatan berwirausaha semakin lama semakin meningkat , terutama bila suatu
pengusaha berhasil dalam menjalankan usahanya, maka jenis usaha yang serupa akan
bertamabah semakin banyak, apabila suatu usaha dijalankan oleh orang yang
memiliki keinginan berwirausaha yang tinggi , maka kelangsungan hidup usaha
tersebut akan dapat lebih bertahan. Disini dapat dilihat bahwa keinginan dan kemauan
dari dalam diri sendiri untuk berwirausaha tersebut adalah awal dalam memulai
sebuah usaha untuk mencapai keberhasilan usaha.
Seseorang untuk memutuskan berwirausaha, perlu diperhatikan beberapa
faktor yang menentukan keberhasilan usaha, diantaranya faktor internal tersebut
antara lain motivasi dari dalam dirinya sendiri, pengalaman dan pengetahuan yang
dimiliki seorang wirausaha. Sedangkan faktor eksternal yang juga menentukan antara
lain lingkungan keluarga dan tempat berwirausaha itu sendiri (Handayani, 2013 : 36)
Berwirausaha bukanlah hal yang mudah , proses berwirausaha melibatkan
tidak hanya pemecahan masalah dalam bidang manajemen tertentu, tetapi juga dalam
pengambilan keputusan. Menjadi wirausaha berarti memiliki kemampuan
menemukan dan mengevaluasi peluang peluang yang ada.Seorang wirausaha yang
handal dituntut untuk bisa memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber -
sumber daya didalam lingkungannya, hal ini disebabkan oleh karena seorang
wirausaha itu merupakan sosok yang dinamis, mandiri dan tanggap atas segala
5 Keberhasilan Menurut Astamoen (2005 : 251)“suatu proses dari sesorang
dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar sehingga
mencapai keberhasilan. Didalam proses tersebut termasuk resiko yang harus dihadapi
bahkan kegagalan yang harus dialami. Keberhasilan yang baik itu bisa membawa
seseorang kepada kebahagiaan bagi dirinya dan adanya manfaat untuk orang lain”.
Menurut Meredith (Zimmerer, 1996:9), dalam mencapai keberhasilan
berwirausaha berarti dapat memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber
daya. Oleh karena itu, berwirausaha merupakan sebuah pekerjaan atau karir yang
harus bersifat fleksibel, dan imajinatif. Keberhasilan usaha dapat ditentukan oleh
kemampuan merencanakan, mengambil risiko, mengambil keputusan-keputusan dan
tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. Syarat keberhasilan usaha harus memiliki
kemampuan untuk menemukan dan mengevaluasi peluang, mengumpulkan
sumber-sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari
peluang-peluang itu.
Hal utama yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan wirausaha
adalah karena adanya keinginan dari dalam dirinya sendiri untuk berwirausaha .
Adanya keyakinan dalam diri dan kepercayaan diri untuk berwirausaha akan
menjadikan dorongan terbesar dalam dirinya untuk menjadi wirausaha yang berhasil.
Self esteem adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri
secara keseluruhan. Perasaan-perasaan self esteem, pada kenyataannya terbentuk oleh
6
Self esteem diukur dengan pernyataan positif maupun negatif. Pernyataan positif pada
survei self esteem adalah “saya merasa bahwa saya adalah seoseorang yang sangat
berarti, seperti orang lainnya, sedangkan pernyataan-pernyataan yang negatif adalah
“saya merasa bahwa saya tidak memiliki banyak hal untuk dibanggakan” (Kreitner
dan Kinicki, 2003: 165).
Self esteem yang tinggi wirausaha melihat dirinya berharga, mampu dan dapat
diterima. Wirausaha dengan self esteem rendah tidak merasa baik dengan dirinya
sendiri. Wirausaha dengan self esteem tinggi akan semakin merasa puas dengan
kinerjanya.Self esteem atau harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal
diri
harga diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga diri tinggi, jika individu
sering gagal maka cenderung harga diri rendah.
Berwirausaha juga memerlukan kecerdasan emosi yang baik, kecerdasan
emosi yang dimiliki oleh seorang wirausaha akan menentukan untuk mempelajari
keterampilan-keterampilan dalam diri seperti cara mengendalikan emosi, motivasi
diri dalam berwirausaha agar usaha yang dijalankan menjadi berhasil, dan melakukan
hubungan sosial dengan pelanggan.
Wirausaha yang mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi akan mampu
melakukan komunikasi yang baik dengan pelanggan dan mampu mengenali
7 emosi sehingga wirausaha akan menangani pelanggan dengan baik. Dengan
kemampuan seorang wirausaha dalam memotivasi diri, mengenali orang lain dan
mampu melakukan interaksi sosial yang baik maka seorang wirausaha akan mampu
melakukan komunikasi interpersonal dengan pelanggan. Sedangkan pada wirausaha
yang mempunyai kecerdasan emosi yang rendah tidak mampu mengenali emosi
orang lain, kurang mampu memotivasi diri dan kurang mampu melakukan hubungan
sosial dengan orang lain, hal ini menimbulkan wirausaha kurang mampu melakukan
komunikasi interpersonal dengan pelanggan.
Penelitian Cunningham terhadap 178 wirausaha dan manajer professional di
Singapura, menunjukkan bahwa keberhasilan berkaitan dengan sifat-sifat kepribadian
(49%), seperti keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk
berhasil, motivasi diri, percaya diri dan berpikir positif, komitmen dan sabar (Riyanti,
2003:7). Dengan kata lain, sikap dan sifat yang berasal dari dalam diri seseorang atau
individu yang bersifat pribadi dapat mempengaruhi kesuksesan atau keberhasilan
dalam berwirausaha.
Hal utama yang menyebabkan seseorang berwirausaha adalah karena adanya
keinginan dari dalam diri serta dorongan hati yang kuat untuk berwirausaha.
Keinginan diri untuk menunjukan kemampuan dalam berwirausaha dan melihat
wirausaha adalah suatu hal yang dinilai berharga bagi diri sendiri dan bagi orang lain
merupakan perasaan-perasaan self esteem. Berwirausaha dengan kecerdasan
8 tepat sehingga dapat memanfaatkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi pada
usaha yang dijalankan. Motivasi diri serta menghargai diri sendiri dan adanya
kecakapan sosial yang baik dengan cara mengelola emosi yang dimiliki seorang
wirausaha merupakan kecerdasan emosi yang efektif untuk mencapai tujuan dan
meraih keberhasilan dalam berwirausaha.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh
mengenai “Pengaruh Self Esteem dan Kecerdasan Emosi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir Eceran di Kawasan Padang Bulan Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas , maka perumusan masalah yang
akan diteliti adalah “Apakah self esteem, kecerdasan emosi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pada toko grosir eceran di kawasan Padang Bulan Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh self esteem, kecerdasan emosi terhadap keberhasilan usaha pada toko grosir
eceran di kawasan Padang Bulan.
9 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengusaha bahwa
tingkat keinginan untuk berwirausaha akan menjadi penentu kelangsungan
hidup usaha tersebut.
b. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan
perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dengan
menghubungkan teori yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan serta
10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS
2.1. Teori Self Esteem
2.1.1. Pengertian Self Esteem
Menurut Maslow (Gibson et al 1995: 97), terdapat lima tingkatan kebutuhan
manusia atau yang dikenal dengan Maslow’s Need Hierarchy. Inti dari teori Maslow
adalah bahwa kebutuhan manusi tersusun dalam suatu hirarki. Tingkat kebutuhan
yang paling rendah ialah kebutuhan fisiologis dan tingkat tertinggi ialah kebutuhan
akan perwujudan diri (self-actualization needs). Kebutuhan-kebutuhan tersebut
didefinisikan sebagai berikut;
1. Fisiologis : kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, dan bebas dari rasa
sakit.
2. Keselamatan dan keamanan (safety and security): Kebutuhan akan kebebasan
dari ancaman, yakni aman dari ancaman kejadian atau lingkungan.
3. Rasa memiliki (belongingness), sosial dan cinta: Kebutuhan akan teman,
afiliasi, interaksi, dan cinta.
4. Harga diri (self esteem): Kebutuhan akan penghargaan diri dan penghargaan
dari orang lain.
5. Perwujudan diri (self actualization): kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri
11 Berdasarkan teori Maslow, dapat disimpulkan bahwa self esteem
merupakankebutuhan hierarki yang dimiliki oleh setiap manusia. Artinya setiap orang
memiliki kebutuhan akan penghargaan diri dan penghargaan dari orang lain.
Self esteem adalah suatu keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri
secara keseluruhan. Perasaan-perasaan self esteem, pada kenyataannya terbentuk oleh
keadaan usaha dan cara orang lain memperlakukan wirausaha. Self esteem diukur
dengan pernyataan positif maupun negatif. Pernyataan positif pada survei self esteem
adalah “saya merasa bahwa saya adalah seoseorang yang sangat berarti, seperti orang
lainnya, sedangkan pernyataan-pernyataan yang negative adalah “saya merasa bahwa
saya tidak memiliki banyak hal untuk dibanggakan” (Kreitner dan Kinicki, 2003:
165).
Wirausaha yang memiliki self esteem yang tinggi akan mampu melihat dirinya
berharga dan dapat diterima. Sementara wirausaha dengan self esteem rendah tidak
merasa baik dengan dirinya (Kreitner dan Kinicki, 2003: 165). Harga diri (self
esteem) adalah hal yang menyukai diri. Ini bukan hanya suatu kesombongan atau
keangkuhan sebagaimana orang yang tersinggung “harga dirinya”, tapi percaya pada
diri sendiri tentang emosi, fisikal (jasmaniah) dan spiritual (rohaniah).
Definisi lengkapnya harga diri adalah perasaan, perilaku dan mengetahui bahwa
seorang wirausaha berhak untuk memilih hal yang dikehendaki sebagai bagian dari
12 kehidupan yang membuat perasaan diri sendiri menjadi lebih baik dan percaya diri.
Self esteem adalah sebuah keterampilan yang dapat dipelajari dan dilatih oleh
siapapun seperti halnya mempelajari banyak hal dalam kehidupan ini, bukan sesuatu
yang diketahui sejak lahir (Hary, 2007: 4).
Self esteem atau harga diri itu penting karena :
1. Di dalam setiap budaya ada taraf dasar harga diri yang diperlukan.
2. Harga diri membantu wirausaha merasa mampu mengembangkan
keterampilannya dan berguna bagi masyarakat.
3. Harga diri yang rendah bisa berkaitan dengan kesehatan, seperti stress, sakit
jantung dan bertambahnya ulah-ulah “nakal”.
4. Penelitian mengatakan bahwa wirausaha perlu akan harga diri yang kuat agar
merasa yakin berbuat sesuatu dan menggunakan kemampuan serta bakatnya
dengan sebaik-baiknya.
2.1.2 Jenis-Jenis Self Esteem
Self esteemditinjau dari kondisinya dibedakan dalam 2 (dua) kondisi menurut
(Engko, 2006:3):
1. Kuat (strong)
Ciri-ciri orang yang memiliki self esteem yang kuat (strong) adalah sebagai
13 1. Percaya diri (Self Confidence): yaitu menghadapi segala sesuatu dengan penuh
percaya diri dan tidak mudah putus asa, menyadari sepenuhnya kelebihan dan
kekurangan yang ada pada dirinya. Rasa percaya diri dimanfaatkan untuk bisa
mengatasi segala permasalahan yang muncul sehingga tidak mudah putus asa
dan bila berhasil juga tidak besar kepala.
2. Mengacu hasil akhir (Goal Oriented): yaitu ketika ingin melaksanakan
sesuatu selalu memikirkan langkah yang kan dilakukan untuk mencapai
tujuannya dengan memikirkan segala konsekuensi yang diperkirakan akan
muncul serta memiliki alternative lainnya untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Menghargai(Appreciative): yaitu merasa cukup dan selalu bisa menhargai
yang ada disekelilingnya serta dapat menimbangi kesenangannya dengan
orang lain.
4. Puas (Contented): yaitu bisa menerima dirinya dengan segala kelebihan dan
kelemahannya serta mempunyai toleransi yang tinggi atas kelemahan orang
lain. Dia melihat masa depan dengan apa yang ada pada dirinya dan apa yang
bisa dilakukannya dan bukannya sekedar masa depan yang menirukan orang
lain.
Orang yang mempunyai Self esteem yang kuat akan mampu membina relasi yang
baik dan sehat dengan orang lain, bersikap sopan dan menjadikan dirinya menjadi
orang yang berhasil.
14 Ciri-ciri orang yang memiliki self esteem yang lemah (weak) adalah:
1. Selalu mencela (Critical): yaitu selalu mencela orang lain, banyak
keinginannya dan sering kali tidak terpenuhi, senang memperbesar
masalah-masalah kecil dan seringkali tidak mengakui kelemahannya.
2. Mementingkan dirinya sendiri (Self-centred): yaitu biasanya egois, tidak
peduli dengan kebutuhan atau perasaan orang lain, segala sesuatunya berpusat
pada diri sendiri, tidak ada tenggang rasa dengan lainnya yang akhirnya
berakibat bisa menjadi frustasi.
3. Suka mengolok-olok (Cynical): yaitu senang meledek orang lain dengan
omongan yang sinis, sering mensalahartikan pemikiran, kegiatan, kebaikan
serta niat baik orang lain sehingga orang lain tidak senang pada dirinya.
4. Malu-malu (Diffident): yaitu menyangkal atas semua kelemahannya, tidak
pernah bisa membuktikan kelebihannya dan sering kali gagal dalam
melakukan sesuatu.
Self esteem adalah suatu kualitas yang dapat ditingkatkan pada setiap saat dalam
kehidupan manusia dan tidak terikat oleh umum, pendidikan dan status sosial.
Membangun self esteem adalah suatu proses yang memerlukan waktu dan
membutuhkan kesabaran serta ketekunan, walaupun perjuangan untuk membangun
self esteem itu tidak mudah tetapi pantas untuk tetap dilakukan karena hasilnya bisa
dinikmati untuk selamanya.
15 Adapun cara-cara atau langkah untuk meningkatkan self esteem adalah :
1. Memberikan sentuhan positif(positive stroke) pada orang lain, yaitu
menghargai orang lain walaupun terhadap hal-hal yang kecil dengan sentuhan
dan kata-kata yang diungkapkan secara spesifik serta ekspresi wajah.
Sentuhan positif dapat membantu meningkatkan dan memperkuat self esteem
bagi wirausaha. Memberikan sentuhan positif adalah cara untuk memberikan
penghargaan yang sehat kepada orang lain. Bila kita memperlakukan orang
lain dengan hormat dan penuh kasih sayang, harga diri kita secara tidak
langsung ikut terbawa menjadi lebih kuat lagi. Adapun cara memberikan
sentuhan positif adalah dengan memandang langsung mata orang yang
dibrikan sentuhan positif untuk menunjukkan keseriusan dan perhatian
seseorang serta berkata dengan menggunakan kata-kata yang lebih spesifik,
hangat dan nada suara yang baik.
2. Tidak memberikan sentuhan palsu atau basa-basi(plastic stroke) pada orang
lain, penghargaan yang diberikan pada orang hanyalah merupakan basa-basi,
dianggap tidak ada artinya sama sekali sekali sehingga membuat orang lain
merasa tidak nyaman. Puji-pujian yang berlebihan atau tidak tulus
dimasukkan sebagai kategori sentuhan palsu yang tidak berharga dan tidak
akan meningkatkan self esteem baik pemberi maupun penerimanya.
3. Harus bisa menerima dan belajar untuk menerima positive stroke yang
16 4. Menolah plastic stroke dengan halus dan tanpa pamrih.
5. Bersungguh-sungguh menetapi apa yang sedang diusahakan, sebab tidaklah
akan bernilai kalau tidak disertai usaha yang gigih dan sungguh-sungguh,
yang perlu dipahami bahwa kondisi self esteem seseorang tidaklah selalu
dalam posisi strong atau selalu weak. Self esteem dapat berubah-ubah sesuai
dengan situasi, kondisi diri dan lingkungan yang dihadapinya.
2.2. Kecerdasan Emosi
2.2.1. Pengertian Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh
psikologPeter Salovey dan John Mayer. Mereka menerangkan kualitas-kualitas
emosionalyang penting bagi keberhasilan seseorang. Emosi pada dasarnya, adalah
doronganuntuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah
ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movere,
kata kerja bahasa Latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan“e”
untuk memberi arti “bergerak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan
bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi (Goleman, 1999 : 120).
Salovey dan Mayer (Goleman, 1999 : 133) mendefinisikan kecerdasan
emosional atau yang sering disebut EQ sebagai himpunan bagian dari kecerdasan
sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan
kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi
17 dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat.
Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat
mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara
efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi,
koreksi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan
perasaan untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta
menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam
kehidupan sehari-hari. Kecerdasan emosi juga merupakan kemampuan untuk
menggunakan emosi secara efektif untuk mencapai tujuan untuk membangun
produktif dan meraih keberhasilan (Goleman, 1999 : 166).
Menurut Gardner keragaman kecerdasan terus berkembang, Gardner
menyebut kecerdasan emosi sebagai kecerdasan pribadi yang terdiri dari kecerdasan
antar pribadi dan kecerdasan intra pribadi. Kecerdasan antar pribadi merupakan
kemampuan untuk memahami orang lain, hal yang memotivasi wirausaha, cara
wirausaha bekerja, cara bekerja bahu membahu dengan orang lain. Kecerdasan intra
pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri. Kemampuan
tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan
mengacu pada diri serta kemampuan untuk menggunakan model tadi sebagai alat
untuk menempuh kehidupan secara efektif. Inti kecerdasan pribadi menurut Gardner
18 hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain. Salovey menempatkan kecerdasan
pribadi Gardner sebagai dasar tentang kecerdasan emosional yang diteruskannya
dengan memperluas kemampuan ini menjadi lima faktor utama yaitu : Kesadaran
emosi, Pengendalian emosi. Motivasi diri, Empati, dan Hubungan Sosial
(Goleman,1996 : 167).
Kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan seseorang yang didalamnya
terdiri dari berbagai kemampuan untuk dapat memotivasi diri sendiri, bertahan
menghadapi frustasi, mengendalikan impulsive needs atau dorongan hati, tidak
melebih-lebihkan kesenangan maupun kesusahan, mampu mengatur reactive needs,
menjaga agar bebas stress, tidak melumpuhkan kemampuan berfikir dan kemampuan
untuk berempati pada orang lain, serta adanya prinsip berusaha sambil berdoa.
Goleman juga menambahkan kecerdasan emosional merupakan sisi lain dari
kecerdasan kognitif yang berperan dalam aktivitas manusia yang meliputi kesadaran
diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri serta empati
dan kecakapan sosial. Kecerdasan emosional lebih ditujukan kepada upaya
mengenali, memahami dan mewujudkan emosi dalam porsi yang tepat dan upaya
untuk mengelola emosi agar terkendali dan dapat memanfaatkan untuk memecahkan
masalah kehidupan terutama yang terkait dengan hubungan antar manusia (Goleman,
1996 : 172).
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan
19 perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat,
menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari hari,
serta merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola
emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan
untuk membina hubungan kerjasama dengan orang lain.
2.2.2 Faktor-faktor Kecerdasan Emosi
1. Kesadaran emosi
Kesadaran diri, mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan
dasar kecerdasan emosional.Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke
waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Ketidak
mampuan mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat seseorang berada
dalam kekuasaan perasaan (Goleman, 1996 : 175).
Kesadaran diri merupakan pedoman untuk menyesuaikan kinerja dengan
situasi di lapangan dalam bidang apa pun, untuk mengelola perasaan yang tidak
menentu, mempertahankan informasi, menyesuaikan diri dengan tepat terhadap
perasaan orang-orang sekitar, dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dalam
bekerja, termasuk yang esensial bagi kepemimpinan dan kerja sama dimulai .
Kesadaran emosi dimulai dengan penyelarasan diriterhadap aliran perasaan yang
20 dan perbuatan. Dari kesadaran itu munculah kesadaran lain. Bahwa setiap perasaan
dapat berpengaruh dengan wirausaha (Goleman,1999 : 178)
Menurut Mayer, orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan
mengatasi emosi:
a) Sadar diri
Peka akan suasana hati ketika mengalaminya dapat dimengerti bilaorang-orang ini
memiliki kepintaran tersendiri dalam kehidupan emosional. Kejernihan pikiran
wirausaha tentang emosi boleh jadi melandasi cirri-ciri kepribadian lain: wirausaha
mandiri dan yakin akan batas-batas yang dibangun, kesehatan jiwanya bagus, dan
cenderung berpendapat positif akan kehidupan. Bila suasana hatinya sedang jelek,
tidak risau dan tidak larut ke dalamnya, dan mampu melepaskan diri dari suasana itu
dengan lebih cepat.Pendek kata, ketajaman pola pikir wirausaha menjadi penolong
untuk mengatur emosi.
b) Tenggelam dalam permasalahan
Wirausaha adalah orang-orang yang seringkali merasa dikuasai oleh emosi dantak
berdaya untuk melepaskan diri, seolah-olah suasana hati telah mengambil alih
kekuasaan. Mudah marah dan amat tidak peka akan perasaanya, sehingga larut dalam
perasaan-perasaan itu dan bukannya mencari perpektif baru. Akibatnya, wirausaha
kurang berupaya melepaskan diri dari suasana hati yang jelek, merasa tidak
mempunyai kendali atas kehidupan emosional.Seringkali merasa kalah dan secara
21 c) Pasrah
Meskipun seringkali seorang wirausaha peka terhadap yang dirasakan, akan
cenderung menerima begitu saja suasana hati, sehingga tidak berusaha untuk
mengubahnya. Kelihatannya ada dua cabang jenis yang pasrah ini : wirausaha yang
terbiasa dalam suasana hati yang menyenagkan, dan dengan demikian motivasi untuk
mengubahnya rendah; dan wirausaha yang kendati peka akan perasaanya, rawan
terhadap suasana hati yang jelek tetapi menerimanya dengan sikap tidak hirau, tak
melakukan apa pun untuk mengubahnya meskipun tertekan – pola yang ditemukan,
misalnya, pada orang-orang yang menderita depresi dan yang tenggelam dalam
keputusasaan.
2. Pengendalian emosi
Pengendalian emosi oleh diri sendiri tidak hanya berarti meredam rasa
tertekan atau menahan gejolak emosi. Pengendalian emosi juga bisa berarti dengan
sengaja menghayati suatu emosi, termasuk yang tidak menyenangkan. Kemampuan
untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau
ketersinggungan dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya keterampilan
emosional dasar ini. Wirausaha yang tidak baik kemampuannya dalam keterampilan
ini akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung,sementara wirausaha
yang pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemunduran dan
22 dengan kendali diri yang berlebihan (overcontrol), penyakalan semua perasaan dan
spontanitas. Bahkan pengendalianyang berlebihan dapat mendatangkan kerugian,
baik fisik maupun mental.
Menurut Goleman (1999 : 223) kompetensi pengendalian emosi adalah:
a. Mengelola dengan baik perasaan-perasaan impulsif dan emosi-emosi yang
menekan seseorang
b. Tetap teguh, tetap positif, dan tidak goyah bahkan dalam situasi yang palingberat
c. Berfikir dengan jernih dan tetap terfokus walaupun dalam suatu tekanan.
3. Motivasi Diri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang
sangatpenting dalam kaitan untuk memberi perhatian untuk memotivasi diri sendiri
dan
menguasai diri sendiri dan untuk berkreasi. Kendali diri emosional (menahan diri
terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati) adalah landasan keberhasilan
dalam berbagai bidang. Wirausaha yang memiliki keterampilan inicenderung jauh
lebih produktif dan efektif dalam hal apa pun yang dikerjakan (Goleman, 1996 : 201).
Menurut Goleman (1999 : 238) kompetensi motivasi diri adalah:
a. Berorientasi kepada hasil, dengan semangat juang tinggi untuk meraih tujuan dan
memenuhi standar
b. Menetapkan sasaran yang menantang dan berani mengambil resiko yang telah
23 c. Mencari informasi sebanyak-banyaknya guna mengurangi ketidakpastian dan
mencari cara yang lebih baik
d. Selalu belajar untuk menigkatkan kinerja.
4. Empati
Kemampuan mengindra perasaan seseorang sebelum yang bersangkutan
mengatakannya merupakan intisari empati. Orang jarang mengungkapkan perasaan
mereka lewat kata-kata. Sebaliknya, memberitahu lewat nada suara, ekspresi wajah,
atau cara-cara nonverbal lain (Goleman, 1999 : 243).
Kemampuan yang dimiliki seseorang yang empati:
a. Kesadaran diri
b. Mengenali perasaan yang tersembunyi dalam reaksi-reaksi tubuh sendiri
c. Kemampuan membaca emosi orang lain
d. Mengindra dan menanggapi kebutuhan atau perasaan seseorang yang tidak
diungkapkan lewat kata-kata
e. Menghayati masalah-masalah atau kebutuhan-kebutuhan yang ada di balik
perasaan seseorang
f. Menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan-kepentingan orang lain. Empati
merupakan kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional,
merupakan “keterampilan bergaul” dasar. Orang yang empatik lebih mampu
menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyratkan apa-apa yyang
dibutuhkan atau dikehendaki orang lain. Orang-orang seperti ini cocok untuk
24 Kompetensi empati adalah:
a. Memperhatikan isyarat-isyarat emosi dan mendengarkan dengan baik
b. Menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap perspektif orang lain
c. Membantu berdasarakan pemahaman terhadap kebutuhan dan perasaan
orang lain
5. Hubungan Sosial
Manusia adalah makhluk yang harus bekerjasama sejak zaman
purba.Hubungan sosial yang rumit dan unik pada manusia memberikan keunggulan
yang sangat penting untuk berjuang mempertahankan hidup.Kecerdasan hubungan
sosial juga sangat berpengaruh terhadap suatu pekerjaan.
Seni membina hubungan, sebagian besar, merupakan keterampilan mengelola
emosi orang lain. Membina hubungan merupakan keterampilan yang menunjang
popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antarpribadi. Orang-orang yang hebat
dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan
pergaulan yang mulus dengan orang lain (Goleman, 1996 : 230)
Menurut Goleman (1999 : 248) kompetensi hubungan sosial adalah:
a. Menumbuhakn dan memelihara jaringan tidak formal yang meluas
b. Mencari hubungan-hubungan yang saling menguntungkan
c. Membangun hubungan saling percaya dan memelihara keutuhan anggota
d. Membangun dan memelihara persahabatan pribadi di antara sesama mitra kerja.
25 Goleman (1999 : 120) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang yaitu:
a. Lingkungan keluarga.
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari emosi.
Kecerdasan emosi dapat diajarkan pada saat masih bayi dengan cara
contoh-contoh ekspresi. Peristiwa emosional yang terjadi pada masa anak-anak akan
melekat dan menetap secara permanen hingga dewasa kehidupan emosional
yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi anak kelak dikemudian
hari.
b. Lingkungan non keluarga.
Hal ini yang terkait adalah lingkungan masyarakat dan pendidikan.
Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan
mental anak. Pembelajaran ini biasanya ditujukan dalam suatu aktivitas
bermain peran sebagai seseorang diluar dirinya dengan emosi yang menyertai
keadaan orang lain.
2.3 Pengertian Berwirausaha
Dalam kehidupan sehari – hari sering menyaksikan aktifitas diantaranya
seseorang yang dengan uangnya sendiri membeli sejumlah barang untuk dijual
kembali, seseorang yang membeli bahan pokok kemudian diolah menjadi beraneka
makanan untuk kemudian dijual kepada konsumen. Gambaran sederhana seperti datas
26 Menurut Sukardi (1991:21), kata berwirausaha merupakan gabungan kata
berwira yang berarti gagah berani atau perkasa dan usaha. Berwirausaha berarti
orang yang gagah berani atau perkasa dalam menjalankan usaha. Sedangkan menurut
G. Meredith (2000:5), berwirausaha adalah melakukan kegiatan usaha dan upaya
yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan – kesempatan bisnis
sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan
mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses.
Definisi lain dari para ahli yang menyebutkan tentang pengertian
entrepreneurship atau berwirausaha, adalah seperti yang dijelaskan Stevenson yang
dalam (Mutis 1995:21) menyebutkan : "berwirausaha adalah upaya pemanfaatan
peluang - peluang yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yang dimilikinya".
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa berwirausaha adalah
sebagai suatu usaha, upaya, sikap, semangat, nilai, seni, dan kemampuan untuk
mencari, melihat dan segala sumber daya yang dimilikinya untuk memberikan balas
jasa dan memperoleh keuntungan atas usahanya itu.
Wirausaha diharapkan dapat bertanggung jawab dan berani dalam
menghadapi resiko usahanya (kegagalan), karena kegagalan bagi wirausaha
merupakan pengalaman belajar. Selain itu wirausaha yang handal juga harus
mempunyai visi yaitu pandangan kedepan untuk memberi motivasi serta visi tersebut
27 Wirausaha sekaligus pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara -cara
yang lebih baik. Dan biasanya seorang wirausaha mempunyai rasa percaya tinggi
yang besar dalam menghadapi resiko.
2.3.1 Pengertian Wirausaha
Seorang wirausaha yang handal dituntut untuk bisa memadukan perwatakan
pribadi, keuangan dan sumber - sumber daya didalam lingkungannya, hal ini
disebabkan oleh karena seorang wirausaha itu merupakan sosok yang dinamis,
mandiri dan tanggap atas segala macam bentuk perubahan dan peluang yang terdapat
dalam lingkungannya. Sepintas istilah wirausaha mempunyai pengertian yang sama
dengan pengusaha, namun pada kenyataannya wirausaha bukanlah sekedar pengusaha
masa yang banyak terdapat di Indonesia, namun wirausaha adalah pengusaha yang
memiliki ciri - ciri dan kemampuan tertentu untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan memperoleh manfaat atas usahanya itu.
Menurut Holt (Riyanti, 2003:21), mengartikan wirausaha sebagai orang yang
pandai atau berbakat mengenali produk, menentukan cara produksi baru, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya serta mengatur permodalan
operasinya. Wirausahawan (entrepreneur) (Zimmerer, 2008:4) adalah seseorang yang
menciptakan bisnis baru dengan mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai
keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan
dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber
28 Kewirausahaan (entrepreneurship) bukan merupakan ilmu ajaib yang
mendatangkan uang dalam sekejap waktu, melainkan sebuah ilmu, seni, dan
keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan dana
yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah, atau meraih posisi puncak
dalam karir (Hendro 2011:5). Kewirausahaan sebagai suatu ilmu yang dapat
dipelajari, Karl H. Vesper dalam bukunya Small Business and Entrepreneurship
(Subanar, 1994:15) membagi-bagi subyek dari kewirausahaan menjadi 11 bidang
penelitian yang meliputi :
1) Meneliti dampak-dampak ekonomi dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
wirausaha (Economic of Entrepreneurship)
2) Mempelajari kesuksesan wirausaha dengan meneliti sikap, motivasi,
kepribadian, daya intelektual, dan sebagainya (Psychology of
Entrepreneurship)
3) Meneliti bagaimana wirausaha mencapai sukses akibat pengaruh dari
aspek-aspek sosial dan budaya masyarakatnya serta peran agama tertentu (Sociology
of Entrepreneurship)
4) Mempelajari dan meneliti manajemen pengusaha kecil (Small Business
Management)
5) Meneliti peran-peran dari berbagai pihak yang mendorong keberhasilan
wirausaha, termasuk peran Pemerintah (Fostering Entrepreneurship)
6) Meneliti kemungkinan peluang bagi pengusaha kecil untuk masuk kedalam
29 7) Mempelajari kesuksesan wirausaha tingkat internasional yang pernah ada
(missal: Henry Ford, Matsushita, Nitisemito, Probosutejo, Pardede, Hasyim
Ning, dan lainnya (Tycoon History)
8) Mempelajari kesuksesan-kesuksesan bisnis wirausaha dari kelompok
minoritas yang umumnya mampu untuk survive (Minority Enterprise)
9) Meneliti kemandirian usaha dari wirausaha (Independent Venture)
10)Meneliti wirausaha-wirausaha dan aspek kewirausahaan yang terdapat di
dalam perseroan bisnis (Corporate Venture)
11)Peneliti keberadaan wirausaha wanita yang sukses dan aspek-aspek yang
mendukung profesionalisme mereka (Female Entrepreneurship)
Menurut Meredith (Suryana,2003:14) mengemukakan ciri-ciri dan watak
30 Tabel 2.1
Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan
Ciri-ciri Watak
(1) Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan,
individualitas, dan optimisme.
(2) Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif.
(3) Pengambilan resiko dan suka tantangan
Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar.
(4) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul
dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.
(5) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel.
(6) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif. Sumber : Suryana (2003)
Berwirausaha merupakan suatu keberanian mengambil resiko, mengutamakan
kreatifitas dan keteladanan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak
pada kemauan dan kemampuan sendiri. Seorang wirausaha harus jeli untuk melihat
dan menganalisa peluang yang ada, kemudian memanfaatkan segala macam bentuk
peluang tersebut kedalam lingkup usahanya, sebagai strategi dalam menyiasati
peluang pasar.
2.3.2 Pengertian Keberhasilan Usaha
Menurut Astamoen (2005 : 251) Keberhasilan itu adalah “suatu proses dari
sesorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar
31 harus dihadapi bahkan kegagalan yang harus dialami. Keberhasilan yang baik itu bisa
membawa seseorang kepada kebahagiaan bagi dirinya dan adanya manfaat untuk
orang lain”.
Menurut Nasution (2001: 12), sebuah perusahaan dikatakan meraih
keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat,
keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota
dari perusahaan tersebut bertambah pengusaha seperti itu disebut dengan wirausaha.
Menurut Farisi (2013:27), keberhasilan usaha adalah “tujuan utama dari sebuah
perusahaan atau bisnis yang segala aktivitas didalamnya ditujukan untuk mencapai
suatu keberhasilan atau kesuksesan”.
2.3.3 Faktor Keberhasilan Usaha
Faktor yang menyebabkan wirausaha berhasil antara lain rasa percaya diri,
selalu berorintasi pada hasil, suka tantangan dan resiko, jiwa kepemimpinan,
mempunyai ide kreativitas, dan berorientasi pada masa depan (Zulkifi 2009 : 33).
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi usaha
yang jelas, kemauan dan keberanian dalam menghadapi risiko.Apabila ada kesiapan
dalam menghadapi resiko, langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan usaha,
mengorganisasikan dan menjalankan.
Adanya kerja keras, usaha agar berhasil maka, wirausaha harus mampu
mengembangkan hubungan baik dengan mitra usaha maupun pihak yang terkait
32 yang sukses. Dalam buku Suryana (2009: 67) mengemukakan tiga faktor penyebab
keberhasilan seorang wirausaha, antara lain:
1) Kemampuan dan kemauan.
Wirausaha yang memiliki kemampuan tetapi tidak memiliki kemauan dan
wirausaha yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan,
keduanya tidak akan menjadi wirausa yang sukses. Misalnya seseorang yang
memilikikemauan untuk membuka toko tapi tidak memilikikemampuan
untuk mengelolanya, maka lama kelamaan tokonya akan tutup. Begitu
juga dengan orang yang memiliki kemampuan mengelola usaha tetapi tidak
memilikikemauan untuk membuka usaha, maka selamanya orang tersebut
tidak pernah memiliki usaha.
2) Tekad yang kuat dan kerja keras.
Wirausaha yang tidak memiliki tekad kuat tetapi mau bekerja keras dan
wirausaha yang mau bekerja keras tetapi memiliki tekad yang kuat,
keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.
3) Kesempatan dan peluang
Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan
merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan seorang
wirausaha.
Terdapat beberapa persyaratan untuk mencapai keberhasilan wirausaha (Suryana
33 a) Mandiri tetapi bisa bekerja sama dengan orang lain dan mampu berinteraksi
dengan prinsip.
b) Mempunyai cita-cita, impian, visi, harapan, ambisi tapi bukan ambisius,
obsesi, tantangan dianggap sebagai titik awal untuk mencapai tujuan dalam
meraih kesuksesan.
c) Selain bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarganya, tetapi juga
bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan.
d) Berusaha semaksimal mungkin untuk menghilangkan sifat negatif ketika
memandang dan memperlakukan orang lain.
e) Selalu berpandangan dan bersikap positif terhadap orang lain.
f) Berpikir sebagai wirausaha yang sukses, karena wirausaha yang sukses harus
berpikir seperti seorang wirausaha yang sukses dan bukan berpikirselayaknya
orang yang gagal.
g) Merubah kebiasaan, sifat, dan pola pikir sebagai pribadi yang unggul
Penelitian yang dilakukan oleh bird dalam Sjabadhyni (2001 : 271)
menyatakan banyak wirausaha gagal karena tidak tepat dalam menentukan harga
penjualan, tidak terampil dalam menempatkan karyawan, dan buruknya hubungan
dengan supplier. Wirausaha dikatakan berhasil apabila dapat belajar dari pengalaman,
memanfaatkan sumber lain dan peluang yang menunjang keberhsilan usahanya.
Keterampilan yang diperoleh tersebut nantinya dapat meningkatkan motivasi
34 Menurut Hutagalung dkk (2010 : 11) Pendidikan merupakan salah satu faktor
yang menunjang keberhasilan usaha skala kecil, dengan asumsi bahwa pendidikan
yang lebih baik akan memberikan pengetahuan yang lebih baik dalam mengelola
usaha. Hal yang terpenting dari seseorang Entrepreneur adanya visi dalam
membentuk sistem bisnis. Sistem bisnis ini yang di harapkan mampu bekerja secara
optimal untuk memberikan passive income yang berkelanjutan pada sang
Entrepreneur.
Secara khusus Chelland (Sjabadhni 2001: 273) menggolongkan dua faktor yang
menentukan keberhasilan usaha antara lain :
1. Faktor Internal, meliputi :
a) Motivasi
Motivasi akan membantu seseorang untuk member semangat kerja. Motivasi
tersebut daintaranya keinginan untuk menjadi kreatif, inovatif, serta semangat atau
minat dalam memenuhi kebutuhan serta menjalankan usaha.
b) Kepribadian
Kepribadian yang rapuh akan berdampak negatif terhadap pekerjaan. Pribadi
yang berhasil yaitu apabila seseorang dapat berhubungan baik dan menyesuaikan diri
dengan lingkungannya secara wajar dan efektif.
2. Faktor Eksternal, meliputi :
a) Lingkungan keluarga
35 Lingkungan keluarga yang harmonis dalam interaksinya akan membantu memotivasi
kesuksesan dan meningkatkan produktivitas kerja.
b) Lingkungan Usaha
Lingkungan tempat dimana seseorang menjalani usahanya mempunyai
Pengaruh yang cukup penting dalam menjalankan usaha. Seperti menjalin hubungan
baik dengan mitra kerja atau supplier akan mempermudah dalam mendukung atau
memotivasi untuk menyelesaikan konflik dengan baik. Memahami situasi kerja
secara fisik dengan menciptakan pekerjaan dalam situasi apapun melalui bakat dan
keterampilan yang dimiliki terutama dalam mencari peluang atau mengambil inisiatif
agar usahanya bias maju.
2.4 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai
objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka variabel yang akan diteliti. Dengan
demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu
self esteem dan kecerdasan emosi sebagai variabel bebas dan kinerja usaha sebagai
variabel terikat.
Berikut pengertian yang disimpulkan oleh penulis dari variable-variabel yang
akan diteliti dalam penelitian ini. Self esteem adalah keyakinan nilai diri sendiri
menilai pribadi terhadap hasil yang dicapai. Wirausaha yang memilki Self esteem
yang tinggi melihat dirinya berharga, mampu dan dapat diterima oleh orang lain
disekitarnya. Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang yang didalamnya
36 mengendalinakan dorongan hati dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain.
Ketika seorang wirausahawan memiliki kebebasan dalam menentukan arah
keberhasilannya, meraka akan lebih meras puas karena hasil kerja dan pemikiran
meraka sendiri yang menjadikan mereka berhasil.
Keberhasilan wirausaha dalah output dari sebuah proses usaha berdasarkan
tekad, kemauan dan usaha keras dalam menghadapi berbagai macam hambatan, serta
didukung oleh komitmen yang kuat yang mendorong wirausaha untuk terus mencari
peluang sampai mencapai hasil yang diharapkan.
Pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin seorang wirausaha
memiliki self esteem dan kecerdasan emosi yang tinggi, maka ia akan semakin
berkualitas dalam berwirausaha dan mencapai keberhasilan usaha. Dengan demikian
masing-masing variable tersebut (self esteem dan kecerdasan emosi) memilki
pengaruh pada faktor keberhasilan usaha. Kerangka konseptual yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber:Dhania, dkk (2012), Pasaribu(2011), Handayani (2013), diolah oleh penulis SELF ESTEEM (X1)
KEBERHASILAN USAHA (Y)
37 2.5 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah-masalah yang diteliti (Etta
& Sopiah, 2010:40). Bedasarkan perumusan masalah diatas, maka peneliti
38 2.6 Penelitian Terdahulu
40
dan adversity intelligence (X2), Performance (Y)
41 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif, bertujuan untuk
mengetahui hubungan a ntara dua variabel atau lebih. Penelitian dilakukan dengan
pendekatan kualitatif dimana penelitian dengan pendekatan kualitatif dipilih karena
data dapat diperoleh dari lapangan lebih banyak menyangkut perbuatan dan ucapan
dari subjek, bersifat alami, apa adanya dan tidak dipengaruhi oleh unsur dari luar.
Penelitian ini berusaha menguraikan pengaruh self esteem dan kecerdasan emosi
terhadap keberhasilan usaha pada toko grosir eceran di Kawasan Padang Bulan
Medan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Toko Grosir Eceran di Kawasan Padang Bulan
Medan khususnya di jalan besar Jamin Ginting Padang Bulan, Ngumban Surbakti
Padang Bulan dan Tj. Sari Padang Bulan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini direncakanan akan dilaksanakan sejak bulan Oktober 2014
sampai dengan bulan Juni 2015.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
42 operasional penelitian ini dibatasi pada variabel bebas (independent), self esteem
(X1), kecerdasan emosi (X2) dan variabel terikat (dependent) keberhasilan usaha (Y).
3.4 Operasionalisasi Variabel
Pada penelitian ini variable-variabel yang dioperasionalkan adalah semua
variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan
gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi
variabel yang akan diteliti sebagai berikut :
1. “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)” (Sugiyono
2012:59).
Adapun yang menjadi variabel bebas adalah:
Variabel self esteem (X1)
Harga diri (self esteem) adalah perasaan, perilaku dan mengetahui bahwa
seorang wirausaha berhak untuk memilih apa yang dikehendaki sebagai bagian dari
kehidupan dalam mengambil sikap untuk melakukan tindakan yang dipilih sehingga
membuat perasaan menjadi lebih baik dan percaya diri.
Variabel kecerdasan emosi (X2)
Kecerdasan emosi adalah kemampuan menuntut diri untuk belajar mengakui
dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya
dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan
43 diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati)
dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.
2. “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas”(Sugiyono 2012:59).
Adapun yang menjadi variabel terikat adalah:
Keberhasilan Usaha (Y)
Keberhasilan usaha adalah suatu proses dari seseorang dalam mencapai tujuan
atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar sehingga mencapai keberhasilan. Di
dalam proses termasuk resiko yang harus dihadapi bahkan kegagalan yang harus
44 Tabel 3.1
Definisi Operasionalisasi Variabel
VARIABEL DEFINISI INDIKATOR SKALA
UKUR
Self Esteem
(X1)
Harga diri (Self esteem) merupakan penilaian yang diberikan individu terhadap dirinya sendiri baik positif maupun negative, yang kemudian di ekspresikan dalam sikap terhadap diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
1. Menerima diri
sendiri
2. Membuka diri 3. Memegang
kendali atas hidupnya sendiri 4. Mengontrol diri
5. Menghargai diri
sendiri dan orang lain
Likert
Kecerdasan Emosi (X2)
Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan menanggapinya dengan tepat, untuk mengenali emosi diri, membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain
1. Mengenali Emosi diri
2. Mengelola emosi
3. Motivasi diri
sendiri
4. Mengenali emosi orang lain
Tujuan utama dari sebuah perusahaan atau bisnis yang segala aktivitas didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan.
1. Peningkatan hasil produksi 4. Target penjualan
tercapai 5. Kepuasan
pelanggan meningkat
45 3.5 Skala Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
social (Sugiyono 2012:132). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian
memberikan empat alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala
1 sampai 5 dilihat pada tabel 1.3 berikut ini.
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No. Pernyataan Skor
1 Sangat Setuju 4
2 Setuju 3
3 Tidak Setuju 2
4 Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2012:134)
3.6 Populasi & Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi
Populasi (Sugiyono, 2012:115) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pengusaha toko grosir eceran di kawasan jalan besar
Padang Bulan Medan seperti : Jl. Jamin Ginting Padang Bulan, Jl. Ngumban Surbakti
46 3.6.2 Sampel
Sampel (Sugiyono, 2012:116) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan
pendekatan sampling jenuh (Sugiyono, 2012:122) yaitu teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel dimana hal ini dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 44 sampel.
3.7 Sumber Data dan Jenis Data
Penelitian menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian ini untuk
membantu memecahkan masalah, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di
lokasi peneleitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai variabel yang
diteliti.
a. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh untuk melengkapi data primer
dalam bentuk yang sudah jadi seperti buku-buku, jurnal, majalah, internet
serta data lain yang mendukung yang sudah dikumpulkan dan diolah oleh
pihak lain.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: