• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekayasa Rancang Bangun Laminasi Lengkungan Bambu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rekayasa Rancang Bangun Laminasi Lengkungan Bambu"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

REKAYASA RANCANG BANGUN LAMINAS1

LENGKUNGAN BAMBU

Oleh

NOERMALICHA

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

REKAYASA RANCANG BANGUN LAMINAS1

LENGKUNGAN BAMBU

T e s i s

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

Gelar Magister Sains

pada

Program Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITWT PERTANIAN BOGOR

(3)

'! , ',

i

i's;

'i-

,\

Judul Tesis

:

REICAYASA RANCANG BANGUN LAMINAS1

t;

?

a ; :,

LENGKUNGAN BAMBU

'1

Nama Mahasiswa

:

NOERMALICHA

'4

Nomor Pokok

:

98214

f :

'1

.

,

' ' 5

1 .

.

1.

. 4

Menyetujui:

1. Komisi Pembimbing

Prof. Ir. H. M. Surjono Sorjokusumo, MSF. PhD.

Ketua pembimbing

Ir. H. Emirhadi Suganda, MSc

Anggota

..:

.

...

2. Ketua Program Studi

! .

...

;

. "

..

' t

.

Prof.Dr.Ir.Dodi Nandika, MS.

'.

b

.

<.

. ,

.

\.

'.

<

,.

*.

0.

. .

: .

.

..

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

REKAYASA RANCANG BANGUN LAMINAS1

LENGKUNGAN BAMBU

Oleh

NOERMALICHA

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

REKAYASA RANCANG BANGUN LAMINAS1

LENGKUNGAN BAMBU

T e s i s

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

Gelar Magister Sains

pada

Program Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITWT PERTANIAN BOGOR

(13)

'! , ',

i

i's;

'i-

,\

Judul Tesis

:

REICAYASA RANCANG BANGUN LAMINAS1

t;

?

a ; :,

LENGKUNGAN BAMBU

'1

Nama Mahasiswa

:

NOERMALICHA

'4

Nomor Pokok

:

98214

f :

'1

.

,

' ' 5

1 .

.

1.

. 4

Menyetujui:

1. Komisi Pembimbing

Prof. Ir. H. M. Surjono Sorjokusumo, MSF. PhD.

Ketua pembimbing

Ir. H. Emirhadi Suganda, MSc

Anggota

..:

.

...

2. Ketua Program Studi

! .

...

;

. "

..

' t

.

Prof.Dr.Ir.Dodi Nandika, MS.

'.

b

.

<.

. ,

.

\.

'.

<

,.

*.

0.

. .

: .

.

..

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)

Gambm

3.3.1. Proses

peuyiapan bahan

uutuk

contoh uji,

(A)=

bambu

betung

di

lapangan,

(B)=

bambu tali di lapangan,

(C)=

pemotongan bagian tengah bambu

betung,

@)=

(62)

Pengujian sifat dasar dilakukan dengan jalan setiap buluh diwakili oleh

tiga batang bilah. Spesimen untuk keteguhan tekan dibuat dengan ukuran

1

cm

lebar,

3 cm tinggi,

dan

ketebalan sesuai dengan tebal bilah, masing-masing

dengan buku dan tanpa buku. Spesimen untuk keteguhan

tarik

dibuat dengan

ukuran

1

cm lebar, 20 cm panjang,

clan

0.1 cm diameter pinggang; masing-masing

dengan buku

dan

tanpa buku. Untuk keperluan bending contoh uji dibuat dengan

ukuran

2

cm lebar,

25

cm panjang, dengan ketebalan bilah; masing-masing

[image:62.576.148.337.300.466.2]

dengan

clan

tanpa buku. Seperti terlihat pada gambar

berikut:

Gambar

3.3.2

Spesimen sifat dasar lentur, tekan,

dau

tarik (dengan

buku

dau

tanpa

buku).

Selanjutnya sisa bilah dibuat

segi

empat dengan menggunakan alat single

planer, setelah mencapai kadar air 10-1

1%

bilah dilaminasi dengan menggunakan

perekat PVAc (spesifikasi untuk industri) bentuk lums dan lengkung

(radius

kelengkungan 28

cm),

dengan buku dan tanpa buku. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan alat "wood universal tester"

untuk

contoh kecil bebas cacat Proses

(63)
[image:63.573.90.384.70.609.2]

Gambar 3.3.3 Spesimen

laminasi lurus

dau

lengkung: dengan

buku

dan

tanpa

buku,

(A)=

p e l a b m

pexekat,

(B)=

pengempaau laminasi l m ,

(C)=

pengempaan

laminasi

lengkung

(D)=

pengkondisian

selama dua

minggu, (E)=

pengujian laminasi

lurus, (F)=

(64)

3.4

Hasil dan Pembahasan

Sebagai pendahuluan, perlu dijelaskan disini bahwa secara anatomi bambu

betung

dan

tali

mempunyai perbedaan mendasar, foto berikut akan memberikan

gambaran kerapatan ikatan vaskuler

serta

bentuk ikatan vaskulernya; diharapkan

penjelasan ini dapat membantu menguak perbedaan yang terjadi akibat berbedaan

[image:64.576.78.405.260.534.2]

spesies.

Gambar

3.4

Perbandingan

&mi

bambu

betung

dau

tali

(bagian tengah),

(A)=

bambu

betung

perbesaran

2

x

2.5,

@)=

bambu

tali

perbesaran

2

x

2.5,

(C)=

struktur

ikatan

vaskuler

bambu betung,

@)=

strukhx

ikatan

vaskuler bambu

tali.

3.4.1

Sifat Dasar

Sebelum membahas laminasi, akan lebih baik apabila sifat dasar bambu

dibahas terlebih dahulu karena keganjilan yang akan tejadi pada pelaminasian

(65)
(66)

spesimen bambu tali mempunyai kecenderungan tekuk seperti pada gambar

[image:66.576.105.452.126.260.2]

berikut:

Gambar

3.4.1.1

Perbaadingau

hasil

pengujiaa bambu betung

dau

bambu

tali,

(A)= bambu

betung,

(B)=

bambu tali.

3.4.1.2 Keteguhan Tarik

Hasil uji tarik bambu betung menunjukkan bahwa bambu betung

mempunyai keteguhan tarik lebih

tinggi

jika tidak terdapat buku ditengahnya;

seperti tampak pada Tabel

3.4.1.2.1.

Tabel tersebut juga membuktikan bahwa

kehadiran buku sangat menurunkan nilai keteguhan tarik; pendapat ini

didukung

oleh Nugroho (2000).

Tabel

3.4.1.2.

Keteguhaa tarik bambu

betung

daa

bambu

tali

Spesies

E

(~lmm')

KA

(%)

C.V

berbuku

taupa

D.

asper

171.80

1

369.34

10-11.5

2.59

(67)
(68)

Menarik untuk disimak adalah hasil penelitian Nuriyatin; dimana

dinyatakan bahwa kekakuan meningkat

dari

pangkal

ke pucuk. Padahal secara

anatomi, kerapatan ikatan vaskuler meningkat

dari pangkal ke pucuk sehingga

dapat disimpulkan bahwa kekakuan dipengaruhi oleh ikatan vaskuler; lebih

spesifik lagi menurut Janssen dipengaruhi oleh sklerenkim. Dengan demikian,

menurut hemat penulis

terjadi

inkonsistensi pernyataan jika kekakuan bambu

betung lebih tinggi dari bambu tali.

Selanjutnya adalah hasil uji keteguhan

patah

(MOR);

bambu betung

mempunyai keteguhan patah (MOR) lebih tinggi

dari

bambu tali dan kehadiran

buku dapat menurunkan keteguhan patah sampai

50% pada

bambu tali, s e p d

pada Tabel berikut:

(A)=

Bambu tali

@)=

bambu betung

Hasil tersebut sesuai dengan laporan Idris

et.

a1

(1994) seperti pada Tabel

3.4.1.3.3.

Hal yang sangat menarik

clan

perlu menjadi kajian adalah rentang

perbedaan antara kehadiran buku dan tanpa buku pada bambu betung tidak terlalu

(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
[image:80.573.90.415.61.551.2]

D

Gambar

4.4.3.1.1.

Implementasi

konsep

penyebarau berkas

cahaya

menjadi bent&

dasar,

(A)=

Konsep

beat&

penyebarau

b d a s

sinar,

(B)= Tampak

stas

stmktur,

(C)=

Denah

lantai

@)=

T*.

4.4.3.2

Tampak

Bentuk

berkas cahaya dimana sumber cahayanya dihalangi oleh armatur

(81)
[image:81.585.155.386.87.482.2] [image:81.585.128.374.558.688.2]

Gambar

4.4.3.2.1. Irnplementasi

konsep

penyebaran

balcas

cahaya

yaug

terhalang

oleh

matur,

(A)=

Penyebaran sinar

k

m

terhalang

mmatur,

(B)=

Bentuk

tampak,

(C)=

Bentuk struktur.

(82)

4.4.3.3 Potongan

[image:82.573.115.410.307.529.2]

Pemanfaatan sifat dapatnya

berkas cahaya dipantulkan tampak

pada

(83)

SECTION

B

Gambar 4.4.3.3.1 Implementasi

konsep

pemantulan

berkas cahaya,

(A)=

Pemantulan

[image:83.573.148.368.67.318.2] [image:83.573.107.418.388.622.2]

berkas

sinar

oleh

cermin,

(B)=

pemasaugau

cennin

dengan

skala

b e m untuk

(84)
[image:84.573.117.435.67.293.2]

u

Gambar 4.4.3.3.3 Detail

p

a

,

-

-

lIIlupY.

4.4.3.4

Struktur

dan

Konstruksi

Sebagai pelengkap

dari

konsep-konsep tersebut dlatas

adalah detail

[image:84.573.84.437.451.689.2]

struktur

dan

konstruksi sambungan.

(85)

Gamba

4.4.3.4.3

Analog

Stmktw

Gading-gading, elemen

std&mya

bentpa balok

utuh

(solid) dan balok

rangka,

komponen

struktumya

berupa

segitiga

batang

dan

vierendel,

(A)=

elemen

struktur

balok lengkung laminasi,

@)=

balok

lengkung

rangka,

(C)=

(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)

LAMPIRAN

12:

Uji Lanjut

Pengujian MOR (kg/cm2) Lamioasi

Bambu

Betung

Duncan's MuKile Range Test for variable:

MOR

Alpha= O,&

df=

23 MS€= 12635.72

Harmonic Mean of cell sites= 17.48571 Number of Means 2

Critical Range 78.64

Means with

the

same

letter are

not

significantly diirent.

Duncan Grouping Mean

N

BENTUK

A 1158.15 18 Lunrs

B 1012.23 17 Lengkung

Duncan Grouping Mean N

BUKU

A 1201.76 18 Tanpa

B 966.06 17 Dengan

Alpha= 0.05 df= 23 MSE= 12635.72 Harmonic Mean of cell sizes= 11.64706

Number of Means 2 3 C r i t i i l Range 96.4 101.2

Means with the same letter are not significantly different.

Duncan Grouping Mean N TEBAL

Alpha= 0.05 df= 23 MSE= 12635.72 Hamnic Mean of cell sizes= 2.88

NumberofMeans 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Critical Range 193.8 203.5 209.7 214.1 217.4 219.9 221.9 223.5 224.8 225.9 226.8

Means with the same

letter

are not significantly diirent.

Duncan Grouping

Mean N

Bentuk*Buku*Tebal

A

B A

B A C

B A C

B D A C

B D E C

F D E C F D E

F E

(100)

Lampiran

13:

Pengujian

MOE

(kg/cm2)

Laminasi Bambu Tali

General Linear

Models

Procedure Class Level Information

Class

Levels

Values

BENTUK 2 Cengkung Lurus BUKU 2 Dengan Tanpa TEBAL 3 2.5 3 4

Number of observations in data set = 36

NOTE: Due to missing values, only 33 observations can be used in this analysis.

Dependent Variable: MOE Tali

Source OF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 11 14311177442.1540000 1301016131.1049100 10.00 0.0001 Error 21 2733353271.9327300 1301 59679.61 58440

Corrected Total 32 17044530714.0868000

R-Square C.V. Root MSE MOE Mean

Source

DF

Type I SS

Mean Square

F Value Pr

>

F

BENTUK 1 124781 08542.4467000 124781 08542.4467000 95.87 0.0001 BUKU 1 138500129.3159430 138500129.3159430 1.06 0.3140 BENTUK'BUKU 1 93430438.2436104 93430438.2436104 0.72 0.4064 TEBAL 2 781605624.1 785370 39080281 2.0892690 3.00 0.071 3

BENTUKITEBAL 2 527491696.6954160 263745848.3477080 2.03 0.1568 BUKU'TEBAL 2 10781 709.5739379 5390854.7869689 0.04 0.9595 BENTUK'BUKUITEBAL 2 281259301.6998720 140629650.8499360 1.08 0.3576

Source

DF

Type

111

SS

Mean Square F Value Pr

>

F

BENTUK 1 129741 35633.4874000 129741 35633.4874000 99.68 0.0001 BUKU 1 208136942.5618210 208136942.5618210 1.60 0.2199 BEMUK*BUKU 1 87408908.4574828 87408908.4574828 0.67 0.421 7

TEBAL 2 68361 8321.1 826740 341 809160.5913370 2.63 0.0960 BENTUKTEBAL 2 520650498.2712060 260325249.1356030 2.00 0.1603 BUKUTEBAL 2 7952021.4301 104 3976010.71 50552 0.03 0.9700 BENTUK*BUKU'TEBAL 2 281 259301.6998720 140629650.8499360 1 .08 0.3576

BENTUK

N

Mean

Lengkung 17 --42149.7635 13666.2691 LUNS 16

,

91058.4794 10257.1977

..

.

. :

BUKU

N

Mean

SD

Dengan 17 70769.4241 24765.4003 Tanpa 16 71275.0900 21953.3176

(101)

LAMPIRAN

14:

Uji Lanjut Pengujian

MOE

(kg/cm2) Laminasi Bambu Tali

Duncan's Mu#lple Range Test for variable: MOE

Alpha= 0.05 df= 21

M E =

1.3016458 Harmonic Mean of ce# sizes= -16.46485

Number of Means 2

Critical Range 8264

Means with the same letter are

not

signifmtly d i i t .

Duncan Grouping Mean N BENTUK

A 91058 16 Lwus

B 52150 17 Lengkung

Duncan Grouping Mean

N BUKU

A 71275 16 Tanpa

A 70769 17 Dengan

Alpha= 0.05 df= 21 MSE= 1.3016E8 Harmonic Mean of cell sizes= 10.93923

Number of Means 2 3

Critical Range 10145 10650

Duncan Grouping Mean N TEBAL

Alpha= 0.05 df= 21 MSE= 1.3016E8 Harmonic Mean of cell shes= 2.666667

(102)

LAMPIRAN 15:

Pengujian MOR

fkg/cm2)

Laminasi

Bambu

Tali

General Linear Models Procedure

Ckss Level (nfonnation

Class

Levels Values

BENTUK 2 lengkung Lunrs

W K U 2 Oengan Tanpa

TEBAL 3 2.5 3 4

Number of observations in data set = 36

NOTE: Due to missing values, only 34 observations can be used in this analysis.

Dependent Variable:

MOR

Source DF Sum of Squares Mean Square F Value Pr > F

Model 11 1313009.43311078 119364.49391916 5.19 0.0005

Error 22 505673.83683333 22985.1 74401 51

Corrected Total 33 1818683.2699441 1

R-Square C.V. Root MSE MOR Mean

Source

DF

Type I SS

Mean Square F Value

BENTUK 1 346729.35134134 346729.35134134 15.08

BUKU 1 849335.55764463 849335.55764463 36.95

BENTUK'BUKU 1 1 173.03262481 1173.03262481 0.05

TEBAL 2 371 25.65794074 18562.82897037 0.81

BENTUK'TEBAL 2 2921 7.29005516 14608.64502758 0.64

BUKUITEBAL 2 35766.91665595 17883.45832798 0.78

BENTUK'BUKU'TEBAL 2 13661.6268481 5 6830.81 342407 0.30

Source

DF

Type

I11

SS

Mean Square

F Value

BENTUK 1 41 1368.95836923 41 1368.95836923 17.90

BUKU 1 838241 20947692 838241.20947692 36.47

BENTUK'BUKU 1 1080.29916923 1080.29916923 0.05

TEBAL 2 38165.35704726 19082.67852363 0.83

BENTUKIEBAL 2 25993.853971 70 12996.92698585 0.57

BUKUTEBAL 2 34020.40195926 17010.20097963 0.74

BENTUK'BUKU'TEBAL 2 1 3661.6268481 5 6830.81 342407 0.30

BENTUK

N

Mean

SD

Lengkung 18 1088.1 8389 208.094050

Lurus 16 1290.50375 221.479968

BUKU

N

Mean

SD

Dengan 18 1040.62222 195.391 136

Tanpa 16 1344.01063 161.243333

(103)

LAMPIRAN

16:

Uji Lanjut Peagujian MOR [;lcm2)

Laminasi Bambu Tali

Duncan's M u l t i i Range Test for variable: MOR

Alpha= 0.05

df=

22 MSE= 22985.17 Harmonic Mean of cell sizes= 16.941 18

Number

of

Means 2 Critical Range 108.0

Means with the same letter are not signifmntly d i i n t .

Duncan Grouping Mean

N

BENTUK

A 1290.50 16 Lurus

B

1088.18 18 Lengkung

Duncan Grouping Mean N BUKU

A 1344.01 16 Tanpa

B

1040.62 18 Oengan

Alpha= 0.05 df= 22 MSE= 22985.1 7 Harmonic Mean of cell sues= 11.31429

Number of Means 2 3 Critical Range 132.2 138.8

Duncan Grouping

Mean N TEBAL

Alpha= 0.05 df= 22 MSE= 22985.17 Harmonic Mean of c e H sues= 2.769231

NumberofMeans 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Critical Range 267.2 280.6 289.1 295.1 299.6 303.0 305.7 307.9 309.6 31 1.0 312.2

Duncan Grouping

Mean N Bentuk*Buku*Tebal

A A B A

B

A C B D A C B D A C

B D E C D E C D E C D E

E

Gambar

Gambar 3.3.2 Spesimen sifat dasar lentur, tekan, dau tarik (dengan buku dau tanpa buku)
Gambar 3.3.3 pelabm lengkung pengujian Spesimen laminasi lurus dau lengkung: dengan buku dan tanpa buku, (A)= pexekat, (B)= pengempaau laminasi l m ,  (C)= pengempaan laminasi (D)= pengkondisian selama dua minggu, (E)= pengujian laminasi lurus, (F)= lamina
Gambar 3.4 Perbandingan &mi bambu betung dau tali (bagian tengah), (A)= bambu betung perbesaran 2 x 2.5, @)= bambu tali perbesaran 2 x 2.5, (C)= struktur ikatan vaskuler bambu betung, @)= strukhx ikatan vaskuler bambu tali
Gambar 3.4.1.1 Perbaadingau hasil pengujiaa bambu betung dau bambu tali, (A)= bambu betung, (B)= bambu tali
+6

Referensi

Dokumen terkait

agribisnis dengan kegiatan lainnya karena masing-masing pelaku agribisnis mengambil keputusan sendiri-sendiri dalam menjalankan usahanya, konsekuensinya adalah dinamika

Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan pandangan baru kepada pembaca mengenai interpretasi khalayak terhadap realitas yang dikonstruksi oleh

Hasilnya lebih banyak responden yang berada pada kategori tidak patuh terhadap sistem rujukan (66,7%) dikarenakan bahwa Rumah Sakit Royal Prima Medan memiliki

Secara formal, inovasi PTT disampaikan oleh Badan Litbang Pertanian kepada Dirjen Tanaman Pangan, kemudian diteuskan ke Dinas Pertanian di tiap provinsi dan

Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Cooperative Learning adalah penting dan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran karena teknik pengelompokan yang

Dalam setiap kegiatan belajar kelompok digunakan lembar kegiatan, lembar tugas dengan tujuan agar terjalin kerjasama diantara anggota kelompoknya. Lembar kegiatan dan

2) memberi saran masukan pertimbangan terhadap dampak sosial ekonomi danhukum atas usulan tarif jasa kepelabuhanan dan jasa kebandarudaraan sesuai ketentuan