Oleh: Amru Daulay NIM.4123131004
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
AmruDaulay (4123131004) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) dengan hasil belajar siswa pada model Think Pair Share (TPS)di kelas XI IPA SMAN 1 Angkola Selatan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 1 Angkola Selatan yang terdiri dari 3 kelas. Sampel penelitian ditentukan denganteknik modifikasi cluster random sampling. Sampel didapat 2 kelas yaitu kelas eksperimen 1 yang diajarkan dengan modelProblem Based Learning (PBL) dan kelas eksperimen 2 yang diajarkan dengan model Think Pair Share (TPS). Penelitian ini menggunakan instrumen tes objektif sebanyak 20 soal yang telah di uji validitasnya, reabilitas, tingkat kesukaran, daya beda dan distruktor. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan uji t satu pihak kanan. Hasil uji t-test untuk hasil belajar diperoleh thitung > t1/2(1,91>1,669). Berdasarkan hasil analisis data, maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu: Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan modelProblem Based Learning(PBL) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa pada modelThink Pair Share(TPS)dengan nilai rata-rata post-test kelasProblem Based Learning (PBL) 32,50 dan nilai rata-rata post-test model Think Pair Share(TPS) 27,42.
skripsi ini tepat waktu sesuai dengan yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul
“Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) dan Think Pair Share (TPS)
terhadap hasil belajar siswa pada materi Hidrolisis garam” disusun untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkanterimakasih kepada Bapak
Drs. Kawan Sihombing, M.Si selaku dosen pembimbing skripsiyang telah banyak
meluangkan waktu dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis
sejak awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada BapakDrsAmserSimanjuntak, M.Pd, Bapak
Drs Pasar MaulimSilitonga, M.S dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si selaku dosen
penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana
penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada Ibuk Dr. MarhamSitorus, M.Siselaku dosen pembimbing akademik selama
perkuliahan. Ucapan terimakasih juga di sampaikan kepada
BapakAgusKembaren, S.Si, M.Si selaku ketua jurusan kimia dan Ibu Dra.
AniSutiani, M.Si selaku ketua prodi pendidikan kimia, juga kepada seluruh bapak
dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang
telah banyak membantu penulis. Ucapan terimakasih di sampaikan juga kepada
Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku dekan FMIPA Unimed. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada Drs. DarazadDaulay, M.Pd selaku kepala sekolah di
SMA N 1 Angkola Selatan yang telah banyak membantu dan membimbing
penulis selama penelitian, juga tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
para guru serta staf Tata Usaha yang telah memberikan kesempatan dan bantuan
selama melakukan penelitian.
Teristimewa kepada kedua orangtua penulis yaitu Aswad Daulay dan
EndahLarasati, Dyah Tri Renartika danDevi Lestari yang selalu setia menemani
saat suka maupun duka,beserta seluruh keluarga besar Kimia Dik B 2012yang
saling memotivasi selama perkuliahan. Terimakasih juga penulis sampaikan
kepada keluarga besar PPL SMA/SMK Teladan Indrapura yang selalu memotivasi
penulis.
Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini
untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi sempurnanya skripsi ini. Semoga isi skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
dan dunia pendidikan.
Medan, Juli2016
Penulis,
AmruDaulay
Daftar Isi
Halaman
Daftar Isi i
Daftar Tabel iv
Daftar Gambar v
Daftar Lampiran vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 5
1.3.Batasan Masalah 5
1.4.Rumusan Masalah 6
1.5.Tujuan Penelitian 6
1.6.Manfaat Penelitian 6
1.7.Definisi operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1.Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 8
2.2.Inovasi Pembelajaran Sains 8
2.3.Media Lembar Kerja Siswa (LKS) 10
2.4.Pembelajaran dengan Model Problem Based Learning (PBL) 10
2.5.Pembelajaran dengan Model Think Pair Share (TPS) 12
2.6.Perbedaan Model Problem Based Learning (PBL) dan 14
Model Think Pair Share (TPS)
2.7.Hidrolisis Garam 16
2.7.1. Konsep Hidrolisis Garam 16
2.7.2. Menghitung pH Larutan Garam 18
BAB III METODE PENELITIAN 23
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 23
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 23
3.2.1. Populasi 23
3.2.2. Sampel 23
3.3. Variabel Penelitian 23
3.4. Instrumen Penelitian 24
3.4.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 24
3.4.2. Validitas Tes 25
3.4.3. Reliabilitas Tes 25
3.4.4. Tingkat Kesukaran Soal 26
3.4.5. Daya Pembeda Soal 26
3.4.6. Distruktor 27
3.5. Desain Penelitian 28
3.6. Prosedur Penelitian 29
3.7. Teknik Pengumpulan Data 32
3.8. Teknik Analisis Data 32
3.8.1. Menentukan Varians dan Standar Deviasi 32
3.8.2. Uji Normalitas Data 32
3.8.3. Uji Homogenitas Data 33
3.8.4. Uji Hipotesis 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 34
4.1 Hasil Penelitian 35
4.1.1 Analisis Data Instrumen Tes Penelitian 35
4.1.1.1 Analisis Data Instrumen Tes 35
a. Validitas Tes 34
b. Reabilitas Tes 35
d. Daya Beda Tes 35
e. Distruktor 36
4.1.2 Data Hasil Penelitian 36
4.2.1. Hasil Belajar Siswa 36
4.3 Analisis Data Hasil Penelitian 38
4.3.1. Uji Normalitas 38
4.3.2. Uji Homogenitas 39
4.3.3. Uji Hipotesis 39
4.4. Pembahasan 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46
Daftar Tabel
Halaman
Tabel 2.1. Sintaks modelProblem Based Learning(PBL) 12
Tabel 2.2. Sintaks modelProblem Based Learning(PBL) dan 15
Think Pair Share(TPS)
Tabel 3.1. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan 25
Tabel 3.2. Post-test control group design 28
Tabel 4.1. Rangkuman statistik deskriptif hasil belajar siswa 37
Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa 38
Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa 39
Tabel 4.4. Data Hasil Uji Hipotesis 40
Tabel 4.5. Nilai pree-test lebih tinggi daripada nilai post-test 42
Tabel 4.6. Hasil penelitian Pretest-Posttest Design and Measurement 43
Change
Tabel 4.7. Hasil penelitian A Pree-Posttest Evaluation of Livestock 43
Management Instrumental Materials
Tabel 4.8. Hasil penelitian Experimental Education in the Classroom 44
Daftar Gambar
Halaman
Gambar 3.1. Tahapan penelitian 30
Gambar 4.1. Diagram rata-rata Pree-test dan post-test kelas eksperimen` 37
Daftar Lampiran
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran 48
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 49
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) 70
Lampiran 4. Pembahasan Lembar Kerja Siswa (LKS) 78
Lampiran 5. Kisi-kisi Soal Instrumen Tes 86
Lampiran 6. Instrumen Penelitian (sebelum divalidasi) 100
Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian (Sebelum Divalidasi) 108
Lampiran 8. Pembahasan Instrumen Penelitian (Sebelum Divalidasi) 109
Lampiran 9. Instrumen Penelitian (Setelah Validasi) 124
Lampiran 10. Kunci Jawaban (Setelah Validasi) 128
Lampiran 11. Perhitungan Validitas Tes 129
Lampiran 12. Tabel uji Validitas 132
Lampiran 13. Perhitungan Reabilitas Tes 133
Lampiran 14. Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Tes 134
Lampiran 15. Perhitungan Daya Pembeda Tes 136
Lampiran 16. Perhitungan Distruktor 138
Lampiran 17. Kesimpulan 140
Lampiran 18. Hasil Nilai Kelas Eksperimen 1 141
Lampiran 19. Hasil Nilai Kelas Eksperimen 2 143
Lampiran 20. Perhitungan Varians dan Standar Deviasi 145
Lampiran 21. Perhitungan Homogenitas Hasil Belajar Siswa 146
Lampiran 22. Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa 147
Lampiran 23. Pengujian Hipotesis Hasil Belajar Siswa 151
Lampiran 24. R- Tabel 153
Lampiran 25. F – Tabel 154
Lampiran 26. T – Tabel 155
Lampiran 28. Jadwal Penelitian 157
Lampiran 29. Dokumentasi 158
Lampiran 30. Surat Keterangan Validasi Instrumen Tes (Validator 159
Ahli)
Lampiran 31. Surat Izin Penelitian oleh Jurusan 160
Lampiran 32. Surat Keterangan Validitas Instrumen Tes di Sekolah 161
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran di lingkungan sekolah, kepala
sekolah dan dewan guru berhak menentukan model pembelajaran yang cocok.
Salah satu model pembelajaran yang banyak digunakan oleh guru adalah model
pembelajaran langsung yang ditandai dengan ceramah yang berpusat kepada guru,
siswa hanya menerima saja, guru lebih aktif dari pada siswa. Model pembelajaran
seperti ini tentu kurang efektif dan efisien. Model pembelajaran yang kurang
efektif dan efisien, menyebabkan tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik (Silalahi, 2014). Oleh sebab itu, pemberian model pembelajaran
yang lebih efektif sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa.
Walaupun kurikulum telah disusun secara terencana, keumungkinan
mengalami kegagalan dalam proses pelaksanaannya merupakan hal yang mungkin
terjadi. Kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang meliputi
antara lain kurangnya pemahaman terhadap konsep kurikulum dan cara
pelaksanaannya, kurang tersedianya sarana pembelajaran yang mendukung, serta
kekuranglayakan tenaga penddik (Asriati, 2010.)
Pemberian model pembelajaran yang sesuai juga menjadi tantangan
tersendiri bagi pendidikan khususnya bagi guru. Tidak terkecuali guru yang
mengajarkan mata pelajaran Kimia. Sudah banyak model pembelajaran yang
tersedia, tetapi tidak semua sesuai dengan situasi dan kondisi siswa. Suatu model
pembelajaran yang cocok dan diterapkan di satu sekolah belum tentu cocok untuk
diterapkan di sekolah lain.
Kimia adalah ilmu pengetahuan dan juga merupakan salah satu mata
pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebagai ilmu pengetahuan dan juga
merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA), Kimia
ini, baik ditinjau dari segi materi mapun model pembelajarannya. Dalam
proses pembelajaran, Kimia diharapkan terjadi interaksi timbal balik antara guru
dengan siswa maupun siswa dengan siswa agar tercipta suatu interakksi yang aktif
dan proses pembelajaran dapat berlanngsung dengan baik, sehingga tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai secara optimal.
Kimia sebagai salah satu mata pelajaran di tingkat Sekolah Menengah
Atas sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami oleh siswa
(Rudiyanto, 2012). Mata pelajaran Kimia juga merupakan mata pelajaran yang baru
bagi siswa SMA, karena semasa di SMP siswa hanya belajar mata pelajaran IPA
terpadu yang banyak terfokus pada pelajaran Biologi, sedangkan untuk pelajaran
Kimia hanya sedikit yang dibahas. Ditambah lagi persepsi siswa tentang kimia
sudah buruk. Yang mereka tahu, kimia itu adalah bom atom yang menghancurkan
Hiroshima dan Nagasaki. Mereka juga kebanyakan takut untuk belajar kimia karena
menurut persepsi mereka bahan kimia itu sangat berbahaya. Memang inilah tugas
guru sebagai pendidik di bidang kimia untuk meluruskan hal tersebut.
Berdasarkan observasi dan pengamatan peneliti di SMA N 1 Angkola
Selatan bahwa: guru mengajarkan Kimia yang paling sering dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran langsung dengan ceramah yang terpusat pada
guru, yang menjadikan peran guru dominan. Akibatnya siswa menjadi pasif,
mereka mendengar, memperhatikan dan mencatat selama proses pembelajaran
tanpa ikut aktif di dalamnya. Sehingga siswa menjadi bosan, jenuh dan malas. Dari
wawancara penulis terhadap Kepala sekolah SMA N 1 Angkola Selatan bernama
Darazad Daulay, bahwa hasil belajar siswa kelas XI belumlah memuaskan. Masih
banyaknya siswa yang belum mencapai KKM. Pada ujian semester pertama Siswa
XI IPA hanya 20,0% yang mencapai KKM. Siswa XI IPA2 hanya 19,0% yang
mencapai KKM. Begitu juga dengan kelas-kelas yang lain. Persentase kelulusannya
sangat rendah. Sebagai catatan, KKM di sekolah ini pada mata pelajaran kimia
bernilai 70.
Model Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran
mendiskusikan dengan teman-teman kelompok dan menemukan penyelesaian
masalah tersebut. Sedangkan model Think Pair Share (TPS) adalah berfikir sendiri
dan membagi pengetahuan mereka secara berpasangan. Siswa berfikir dalam
menyelesaikan suatu dan membagi pengetahuannya kepada temannya secara
berpasangan.
Beberapa penelitian telah membuktikan keefektifan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan Think Pair Share (TPS). Pratiwi (2014) telah melakukan penelitian tentang model Problem Based Learning (PBL) pada materi
redoks. Di dapat hasilnya, 76,2 peserta didik memiliki tingkat belajar tinggi, 81,2
peserta didik mencapai KKM materi reaksi redoks; dan 90,2 peserta didik memiliki
sikap sangat baik melalui penilaian angket serta 82,2% peserta didik memiliki sikap
baik melalui penilaian observasi. Wasonowati (2014) dalam penelitiannya
Penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran
Hukum-Hukum dasar kimia ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar siswa. Di dapat hasil
penelitiannya yaitu: 1) Proses belajar yang ditinjau dari aktivitas siswa dengan
model PBL dilengkapi LKS dikategorikan baik dengan rata-rata 82,7%. 2) Hasil
belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa dengan model
PBL dilengkapi dengan LKS dikategorikan baik dengan nilai rata-rata
berturut-turut 81, 83, dan 79, dan 3) Hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan
keterampilan siswa dengan model PBL dikategorikan baik dengan presentasi siswa
mencapai kurikulum 2013 berturut-turut adalah 79, 81,2, dan 78,1%. Nuryanto
(2014) pada penelitiannya model Problem Based Learning (PBL) dilengkapi
dengan Macromedia Flash didapat hasil penelitiannya, model PBL dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan prestasi belajar siswa.
Kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 72,9 meningkat menjadi 89,1%. Hasil
belajar berdasar aspek kognitif 54,0 meningkat menjadi 78,3%, aspek afektif 83,7
meningkat menjadi 91,8%.
Septriana (2006) dalam penelitiannya penerapan Think Pair Share (TPS)
untuk meningkatkan prestasi belajar Geografi didapat pada prestasi belajar siswa
yang tuntas sebanyak 64,7 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 76,0
dengan tuntas belajar sebanyak 79,4%. Wardhani (2014) pada penelitiannya didapat
Nilai rata-rata pre-test kognitif pada model TPS menggunakan Peta Konsep 22,64
dan post-test 82,15. Nilai rata-rata pree-test kognitif pada model TPS dengan
menggunakan Peta Pikiran 26,25 dan post-test 80,49. Dan Jannah (2013) pada hasil
penelitiannya, dalam prestasi belajar terdapat peningkatan. Pada siklus I, persentase
ketuntasan belajar siswa sebesar 70,8 dan pada siklus II persentase ketuntasan
belajar siswa meningkat 87,5%.
Disamping itu, untuk meningkatkan hasil belajar dibutuhkan media
pengajaran yang efektif. Secara umum fungsi media pembelajaran adalah sebagai
alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan
belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Saputra, 2014). Penggunaan media
yang tepat dapat membantu proses belajar mengajar siswa dan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa, diantaranya adalah media Lembar Kerja Siswa (LKS).
Beberapa penelitian Lembar Kerja Siswa (LKS) berpengaruh
meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitian Jayanti (2013) pada
penelitiannya tentang pengaruh Lembar Kerja Siswa (LKS) pada model NHT
didapat hasil penelitiannya, rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 76,5 dengan
daya serap 76,5 dan ketuntasan klasikal 65,7%. Pada siklus II, ketuntasan hasil
belajar 82,8 dengan daya serap 82,8 dan ketuntasan klasikal 94,2%. Damayanti
(2012) didapat hasil penelitiannya, data hasil belajar siswa terhadap LKS secara
klasikal sebesar 81,2% dan sudah mencapai KKM (70). Pada Eko (2012) didapat
hasil penelitiannya, ketercapaian belajar peserta didik yaitu mencapai ketuntasan
sebesar 84,5% untuk pembelajaran dengan LKS sehingga mencapai KKM (75).
Dari uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul,
“Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) dan Think Pair Share (TPS)
1.2.Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka identifikasi
masalah oleh penelitian ini yaitu:
1. Kenapa masih banyak siswa yang masih belum mencapai KKM?
2. Apakah siswa merasa bosan dengan belajar kimia?
3. Apakah siswa kurang termotivasi untuk belajar kimia?
4. Apakah siswa menganggap mata pelajaran kimia merupakan pelajaran
yang sulit?
5. Apakah siswa merasa bosan belajar kimia?
6. Apakah siswa tidak aktif dalam proses belajar mengajar?
7. Apakah penggunaan media pembelajaran kurang tepat?
8. Apakah pemberian model pembelajaran terhadap siswa kurang tepat?
9. Apakah pemberian model pembelajaran terhadap siswa kurang
beragam?
10.Apakah model pembelajaran yang biasa diberikan kurang tepat?
1.3. Batasan Masalah
Dari Identifikasi masalah yang dijabarkan, batasan masalah yang diambil
peneliti yaitu:
1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Angkola
Selatan tahun pelajaran 2015/2016.
2. Model Pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning
(PBL) dan Think Pair Share (TPS).
3. Media pembelajaran yang digunakan adalah media Lembar Kerja Siswa
(LKS).
4. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah Hidrolisis Garam pada
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
yaitu, “Apakah hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa pada model Think Pair Share (TPS)?”
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu, “Untuk mengetahui hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL)
dengan hasil belajar siswa pada model Think Pair Share (TPS).”
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi para guru bidang studi khususnya kimia
dalam memilih model pembelajaran yang efektif digunakan dalam proses
belajar mengajar.
2. Bagi Siswa
Untuk mengembangkan kemampuan siswa secara maksimal, terutama dalam
hal bereksplorasi, mengemukakan pendapat, ide, pertanyaan dan memperoleh
pengalaman - pengalaman baru serta belajar yang lebih bermakna.
3. Bagi Peneliti
Menyampaikan informasi tentang perbedaan model Problem Based Learning
(PBL) dengan Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar. Hasil penelitian
ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam
meningkatkan kompetensi sebagai calon guru.
1.7.Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan sebuah
kehidupan sehari-hari siswa (bersifat kontekstual) sehingga merangsang siswa
untuk belajar (Putri, 2015).
2. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan model pembelajaran
kooperatif yang menempatkan siswa secara berpasangan untuk menyelesaikan
tugas-tugas akademik melalui tiga tahap, yaitu: Think (berfikir), Pair
(berpasangan), dan Share (berbagi) (Marlina, 2014).
3. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu lembar kerja yang berisi petunjuk
atau arahan dari guru kepada siswa supaya siswa dapat melaksanakan kegiatan
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan
pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kimia siswa
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dengan rata-rata
post-test 32,50 daripada hasil belajar siswa dengan model Think Pair Share (TPS)
dengan rata-rata post-test 27,42.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas
maka penulis menyarankan hal - hal berikut:
1. Bagi guru dan calon guru dapat menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran kimia.
2. Pembelajaran model Prblem Based Learning (PBL) maupun Think Pair
Share (TPS) sebaiknya dilakukan lebih memperhatikan siswa. Hal ini dikarenakan ketika membentuk kelompok, para siswa lebih banyak bermain
Daftar Pustaka
Arikunto, S, (2012), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi aksara, Jakarta
Asriati, N, (2010), Implementasi KTSP dan Kendalanya (Antara Harapan dan Kenyataan, Jurnal Visi Ilmu Pendidikan 3(2): 243-256
Bilgin, I., Senocak, E., Sozbilir, M., 2009, The Effects of Problem-Based Learning Instruction on University Students’ Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts: Eurasia Jurnal Of Mathematics, Science and Technology Education 5(2): 153-164
Damayanti, DS., Ngazizah, N., Setyadi, EK., 2012, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purwekerto Kelas X Tahun Pelajaraan 2012/2013, Radiasi 3(1) : 58-62
Dimitrov, Md., Rumrull, PD., 2003, Pretest-posttest design and measurement of change, Speaking of Research, 159 - 165
Eko, DK., Ngazizah, N., Kurniawan, ES., 2012, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan Pendekatan Investigasi Kelompok Guna Mengoptimalkan Keterampilan Berkomunikasi dan Berfikir Kritis Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Purwekerto Tahun Pelajaran 2012/2013, Radiasi
3(1) : 63-67
Gamon, A., Shih, CC., We,C., 1997, A Pree-Posttest Evaluation Of Livestock Management Instructional Materials, Jurnal of Agricultural Education,
3(3): 1-8
Hergenhann, B.R., Olson, M.H, (2009), Theories Of Learning (Teori Belajar), Prenada Media Group, Jakarta
Ives,B., Obenchain, K., 2006, Experiential Education in the Classroom and Academic Outcomes: For Those Who Want It All, Journal of Experiential Education, 29 (1) : 61-77
Jannah, R., Saputro, A, Yamtimah, S, 2013, Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Disertai Buku Saku untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia Pada Materi Minyak Bumi Kelas X SMA Negeri Gondangrejo Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK),
2(4) : 19-23
Meningkatkan Hasil Belajar PKn Pada Siswa Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Singaraja Tahun Ajaran 2012/2013, Artikel: 1-14
Kalsum, S., Poppy, P.K., Masmiani., Syahril, H, (2009), Kimia 2, PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta
Lestari, W., Susilowati, E., Mahardani, L, Nugroho, A., 2012, Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Dengan Metode Praktikum Yang Dilengkapi Dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Diagram Vee Ditinjau dari Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Pokok Perubahan materi Kelas VII Semester Genap Di MTsN Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 1(1): 107-116
Marlina, Hajidan, Ikhsa H, 2014, Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Disposisi Matematis Siswa di SMA Negeri 1 Biruen, Jurnal Didaktik Matematis 1(1): 83-95
Masek, A., Yamin, S, (2011), The Effect of Problem Based Learning on Critical Thinking Ability: A Theoretical and Empirical Review, International Review of Social Sciences and Humanities 2(1): 215-221
Nurwezia, N., Sahputra, R., Sartika, R.P., (2013), Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan di SMA, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran 3(11): 1-10
Nuryanto, Utami, B., Nugroho, A., 2015, Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi Macromedia Flash Untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI Siswa SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2015/2015, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4(4): 87-94
Partana, F.C., Wiyarsi, A, (2009), Mari Belajar Kimia, Penerbit SIC, Jakarta
Pratiwi, Y., Redjeki, T., Masyukuri, M., 2014, Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK),
3(3): 40-48
Rudiyanto, Sulistina, O., Sigit, D, (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share(TPS) Terhadap Aktivitas Belajar Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMAN 6 Kota Malang Tahun Pelajaran 2012-2013 Pada Materi Reaksi Redoks, Artikel: 1-7
Rusman, 2011, Model-M odel Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, PT RajaGrafindo Persada, Bandung
Sampsel, A, (2013), Finding the Effects of Think-Pair-Share on Student Confidence and Participation, Honors Project: 1-20
Saputra, N.D, Santoso, R., Riandadari, D, (2014), Penerapan Media LKS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Roda dan Ban pada Siswa Kelas X TKR 2 SMK YPM 4 Sidoarjo, Prosiding Konversi Nasional Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (APTEKINDO) ke 7 FPTK Universitas Pendidikan Indonesia: 1-7
Septriana, N., Handoyo, B., 2006, Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi, Jurnal Pendidikan Inovatif 2(1): 47-50
Silalahi, E.K., Silaban, R., Silalahi, A, (2014), Pengembangan Model Problem Based Learning (PBL) Terintegrasi Inkuiri Terbimbing pada Pelajaran Kimia Larutan Di SMA Kelas XI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia dan Nilai Karakter Dkmtj Siswa, Artikel: 1-17
Silitonga, P.M, 2013, Metodologi Penelitian Pendidikan, Unimed Press, Medan
Situmorang, M, (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran Kimia (Dengan Suplemen), Penerbit Universitas Negeri Medan, Medan
Sudjana, 2006, Metoda Statistika, PT Tarsito Bandung, Bandung
Sunarya, Y., Setiabudi, A, 2009, Mudah dan Aktif Belajar Kimia, PT Setia Purna Inves, Jakarta
Suwardi, Soebiyanto, Widiasih, T.E, 2009, Panduan Pembelajaran Kimia, CV. Karya Mandiri Nusantara, Jakarta
Syah, M, 2010, Psikologi Belajar, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta
Syarif, K, (2014), Perkembangan Peserta Didik, Penerbit Unimed Press, Medan
Tosun, C., Taskesenligil, Y, (2012), The Effect of Problem Based Learning on Student Motivation Towards Chemistry Classes and on Learning Strategie, Turkish Sceince Education 9(1): 104-125
Tosun, C., Senoak, E, (2013), The Effects of Problem-Based Learning on Meracognitive Awareness and Attitudes towar Chemistry Background, Australian Journal of Teacher Education 38(3): 1-14
Wardani, AI., Masyukuri, M., Utami, B., 2014, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share (TPS) Menggunakan Strategi Peta Konsep Dan Peta Pikiran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Materi Ikatan Kelas Kimia Kelas XI SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia 3(2): 36-44
Wasonowati, RS., Redjeki, T., Ariani, SR., 2014, Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum-Hukum Dasar Kimia Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(3): 66-75
Wijayanti, D., Saputro, S., Nurhayati, N.D, (2015), Pengembangan Media Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Hierarki Konsep Untuk Pembelajaran Kimia Kelas X Pokok Bahasan Pereaksi Pembatas, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK)
merupakan anak pertama dari empat bersudara. Ayah bernama Aswad Daulay dan
Ibu bernama Yusmiati Lubis. Pada tahun 2000 penulis masuk sekolah dasar di SD
Negeri 200117 dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan
sekolah di SMP N 4 Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 2009. Kemudian pada
tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Padangsidimpuan, dan
lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Universitas Negeri
Medan program studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu