UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING PADA
MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS X SMA METHODIST BERASTAGI T.A 2015/2016
Oleh:
Robinson Harefa NIM. 4113111067
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Problem Posing Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel di Kelas X SMA Methodist Berastagi T.A 2015/2016
ROBINSON HAREFA (4113111067)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan pembelajan problem posing dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas X SMA Methodist Berastagi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan pendekatan pembelajaran problem posing. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMA Methodist Berastagi T.A 2015/2016 sebanyak 22 orang.
Hasil tes awal yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa kelas X-3 diperoleh 18 orang siswa (81,82%) yang mencapai nilai persentase < 65% dan 4 orang siswa (18,,18%) yang mencapai nilai persentase ≥ 65% (syarat ketuntasan belajar TKPM) dengan rata – rata nilai pada tes awal 39,67.
Setelah pemberian tindakan pengajaran melalui pendekatan pembelajaran problem posing, nilai tes hasil belajar TKPM I di kelas X-3 dari 22 orang siswa, 11 orang siswa (50%) telah mencapai tingkat ketuntasan belajar klasikal (yang mendapat nilai persentase ≥ 65%) sedangkan 11 orang siswa (50%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar TKPM dan nilai rata – rata kelasnya mencapai 56,02. Sedangkan setelah dilakukannya perbaikan dari siklus I pada siklus II, nilai tes hasil belajar TKPM siklus II dari 22 orang siswa siswa, 20 orang siswa (90,91%) telah mencapai tingkat ketuntasan belajar klasikal (yang mendapat nilai persentase ≥65%) dan 2 orang siswa (9,09%) belum mencapai tingkat ketuntasan belajar TKPM dan nilai rata–rata kelasnya mencapai 78,54. Dengan kata lain, nilai dari ketuntasan klasikal tes hasil TKPM I di kelas X-3 mengalami peningkatan pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran problem posing di SMA Methodist Berastagi dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat yang selalu dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “upaya meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika melalui pendekatan problem posing pada materi
sistem persamaan linear dua variabel di kelas X SMA Methodist Berastagi T.A
2015/2016”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED beserta para staf
pegawai di rektorat, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA
UNIMED beserta para staf pegawai di fakultas, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si
selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua
Program Studi Jurusan Pendidikan Matematika, dan Bapak Drs. Yasifati Hia,
M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. W.
Rajagukguk, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
meluangkan waktu dalam membimbing serta memberikan masukan kepada
penulis selama penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd, Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd, dan Ibu
Dra. Nerli K, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak saran
kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Togi Panjaitan, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eva Chandra, S.Pd.K
selaku Kepala Sekolah SMA Methodist Berastagi, Ibu Esrany Hutabarat, S.Pd
selaku Guru Matematika kelas X SMA Methodist Berastagi, Guru beserta Staf
Pegawai SMA Methodist Berastagi yang telah banyak membantu dan
v
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Pdt. D.
Harefa, S.Th dan Ibunda M. Br. Sianturi yang selalu mendukung, mendoakan,
dan memberi semangat kepada penulis hingga skripsi ini selesai. Terima kasih
juga penulis ucapkan kepada Abang, Kakak, dan Adik yang penulis sayangi
Simon Harefa, Syukur Harefa, Rahmat Harefa, Firman Harefa, S.Pd.K, Agusman
Harefa, Wenni Harefa dan seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan
dukungan dan doa. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Riana
Febrina Tinambunan yang selalu mendukung, memotivasi dan mendoakan penulis
selama penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada sahabat-sahabat
penulis Reynold Martua Sinambela, S.Pd, Arianti Evalida Sinulingga, S.Pd,
Apriani Manurung, S.Pd, Sari Muthia Silalahi, S.Pd, Sara Silpani Pandiangan,
S.Pd karena dorongan dan semangat yang diberikan sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada
teman-teman seperjuangan jurusan matematika khususnya kelas dik A reguler 2011 yang
telah memberikan semangat dan doa, beserta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam
menyelesaikan sripsi ini, namun penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, baik dari segi isi maupun tata bahasa.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, Januari 2016
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Batasan Masalah 7
1.4 Rumusan masalah 7
1.5 Tujuan penelitian 7
1.6 Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kerangka Teoritis 9
2.1.1 Pengertian Pemecahan Masalah Matematika 9 2.1.2 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Matematika 11 2.1.3 Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 13 2.1.4 Pendekatan Problem Posing 14 2.1.4.1.Pengertian Pendekatan Problem Posing 14 2.1.4.2.Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan
Problem Posing 16
2.1.4.3.Kelebihan dan Kekurangan Problem Posing 20 2.1.5. Teori Belajar yang Mendukung 21 2.1.6. Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel 24
2.2.Penelitian Yang Relevan 28
2.3. Kerangka Konseptual 30
2.4. Hipotesis Tindakan 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian 32
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 3.3. Subjek dan Objek Penelitian 33
vii
3.3.2. Objek Penelitian 33
3.4. Prosedur Penelitian 33
3.4.1. Siklus I 35
3.4.2. Siklus II 36
3.5. Alat Pengumpul Data 39
3.5.1. Lembar Observasi 39
3.5.2. Tes 39
3.6. Teknik Analisis Data 39
3.6.1. Reduksi Data 40
3.6.2. Paparan Data 40
3.6.3. Penarikan Kesimpulan 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 46
4.1.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus I 46
4.1.1.1 Permasalahan I 46
4.1.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah I 47 4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 47
4.1.1.4 Observasi I 50
4.1.1.5 Analisis Data I 51
4.1.1.5.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika I 51 4.1.1.5.2 Analisis Kemampuan Guru Mengelola
Pembelajaran Siklus I 56
4.1.1.6 Refleksi Siklus I 58
4.1.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II 59
4.1.2.1 Permasalahan II 59
4.1.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah II 59 4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 61
4.1.2.4 Observasi II 64
4.1.2.5 Analisis Data II 64
4.1.2.5.1 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika II 64
4.1.2.5.2 Analisis Kemampuan Guru Mengelola
Pembelajaran Siklus II 70
4.1.2.6 Refleksi Siklus II 71
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 74
5.2. Saran 74
DAFTAR PUSTAKA 76
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada
Tes Awal 4
Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Problem
Posing 17
Tabel 3.1. Pemberian Skor Kemampuan Pemecahan Masalah 41
Tabel 3.2. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah 43
Tabel 3.3. Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi Observasi 45
Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Tes Awal 46
Tabel 4.2. Deskripsi Hasil TKPM I 51
Tabel 4.3. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada TKPM I 52
Tabel 4.4. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan
Masalah pada TKPM I 53
Tabel 4.5. Tingkat Kemampuan Siswa Menyelesaiakan Pemecahan
Masalah pada TKPM I 54
Tabel 4.6. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Hasil pada
TKPM I 55
Tabel 4.7. Deskripsi Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa dari Hasil Tes Awal dengan TKPM I 55
Tabel 4.8. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Siklus I 56
Tabel 4.9. Deskripsi Hasil TKPM II 65
Tabel 4.10. Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Masalah pada TKPM II 65
Tabel 4.11. Tingkat Kemampuan Siswa Merencanakan Pemecahan
Masalah pada TKPM II 66
Tabel 4.12. Tingkat Kemampuan Siswa Menyelesaiakan Pemecahan
Masalah pada TKPM II 67
Tabel 4.13. Tingkat Kemampuan Siswa Memeriksa Kembali Hasil pada
ix
Tabel 4.14. Deskripsi Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa dari TKPM I dengan TKPM II 69
Tabel 4.15. Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Siklus II 70
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 79
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 83
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 87
Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa I 93
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa II 97
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa III 100
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa IV 101
Lampiran 8 Alternatiff Pennyelesaian LAS I 102
Lampiran 9 Alternatiff Pennyelesaian LAS II 107
Lampiran 10 Alternatiff Pennyelesaian LAS III 110
Lampiran 11 Alternatiff Pennyelesaian LAS IV 113
Lampiran 12 Tes Kemampuan Awal 115
Lampiran 13 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Awal 116
Lampiran 14 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 117
Lampiran 15 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 118
Lampiran 16 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 120
Lampiran 17 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 121
Lampiran 18 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika I 122
Lampiran 19 Lembar Validasi Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika II 123
Lampiran 20 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 124
Lampiran 21 Alternatif Jawaban Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 127
Lampiran 22 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika 130
Lampiran 23 Lembar Observasi Kegiatan Guru Pertemuan I Siklus I 131
Lampiran 24 Lembar Observasi Kegiatan Guru Pertemuan II Siklus I 133
Lampiran 25 Lembar Observasi Kegiatan Guru Pertemuan I Siklus II 135
xii
Lampiran 27 Daftar Nilai Tes Kemampuan Awal 139
Lampiran 28 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 140
Lampiran 29 Daftar Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II 142
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena
pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia dalam jangka panjang.
Pendidikan juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas sumber daya manusia. Perkembangan dunia pendidikan yang semakin
pesat, menuntut lembaga pendidikan untuk bekerja lebih baik dalam
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dengan pendidikan yang ada di
negara kita. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan. Baik buruknya suatu proses pembelajaran
adalah salah satu faktor dominan dalam menentukan kualitas pendidikan.
Matematika adalah ilmu dasar yang memiliki peran penting dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi. Matematika berperan untuk mempersiapkan siswa
agar sanggup menghadapi perubahan keadaan yang terus berkembang melalui
tindakan dasar pemikiran kritis, rasional dan cermat serta dapat menggunakan
pola pikir matematika baik dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan
maupun dalam kehidupan sehari-hari. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253)
mengemukakan:
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berpikir dalam
bernalar atau menarik kesimpulan, mengembangkan aktifitas yang menyebabkan
imajinasi (intuisi) dan penemuan, mengembangkan pemikiran divergen orisinal,
membuat prediksi, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan
2
dalam menjelaskan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dengan belajar
matematika diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar,
mengkomunikasikan gagasan serta dapat mengembangkan aktifitas kreatif dan
pemecahan masalah.
Matematika secara umum sangat sulit dipahami oleh siswa, terutama yang
berhubungan dengan pemecahan masalah. Hal ini terjadi karena matematika
memiliki obyek yang sifatnya abstrak dan membutuhkan penalaran yang cukup
tinggi untuk memahami setiap konsep-konsep matematika yang sifatnya hirearkis,
sehingga perlu menerapkan pendekatan-pendekatan pengajaran yang lebih baik
dan tepat untuk membantu penguasaan siswa sedini mungkin di tingkat sekolah
terhadap matematika.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa berimbas langsung
terhadap kurangnya pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa mencerminkan bahwa siswa
memiliki kesulitan dalam belajar matematika yang berkaitan dengan aspek
penalaran, pemahaman konsep, penerapan dan penyelesaian suatu masalah. Hal
ini dapat terjadi karena di dalam pembelajaran, banyak guru yang masih
mengunakan metode tradisional yang pembelajarannya berpusat pada guru
(teacher oriented) dan tidak melibatkan siswa untuk aktif.
Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematik siswa juga
disebabkan oleh proses pembelajaran matematika di kelas kurang meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) dan kurang
terkait langsung dengan kehidupan nyata sehari-hari. Pembelajaran seperti ini
tidak sejalan dengan tujuan pemberian matematika pada siswa SMA, yaitu agar
siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah, dan tidak sejalan pula dengan
prinsip pengembangan KTSP, yaitu berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya serta relevan dengan
kebutuhan kehidupan.
Permasalahan lain yang masih sering muncul adalah penggunaan metode
pembelajaran oleh guru yang kurang tepat. Pada umumnya, metode pembelajaran
3
adalah metode pembelajaran konvensional yang lebih banyak mengandalkan
ceramah. Dimana guru lebih memfokuskan diri pada upaya pemindahan
pengetahuan ke dalam diri siswa tanpa memperhatikan bahwa ketika siswa
memasuki kelas, siswa mempunyai bekal kemampuan dan pengetahuan yang
tidak sama. Siswa hanya ditempatkan sebagai obyek sehingga siswa menjadi pasif
dan tenggelam ke dalam kondisi belajar yang kurang merangsang aktivitas belajar
yang optimal. Seharusnya guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses
belajar mengajar seperti yang dikemukakan oleh Hudojo (2005:102):
“Strategi yang diambil dalam rangka pembaharuan pendidikan ini hendaknya guru mampu melibatkan siswanya secara aktif dalam proses belajarnya sehingga dapat meningkatkan daya kreatifitas dan berpikir pada siswa, yang dapat memperkuat motivasi mereka untuk belajar.”
Proses belajar yang memfokuskan pembelajaran kepada guru berdampak
pada sikap siswa yang kurang mandiri, tidak berani mengungkapkan pendapat
sendiri, selalu meminta bimbingan guru dan kurang gigih mencoba menyelesaikan
masalah matematika, sehingga pengetahuan yang dipahami siswa hanya sebatas
yang diberikan guru. Kenyataan pengajaran matematika seperti ini membuat
pengajaran matematika menjadi tidak menarik, siswa cenderung ramai,
mengantuk, tidak ada siswa yang mau bertanya, dan siswa tidak mampu
menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru sehingga siswa tidak
tertarik untuk belajar matematika yang pada akhirnya mengakibatkan penguasaan
siswa terhadap matematika menjadi relatif rendah. Hal ini juga terjadi di SMA
Methodist Berastagi.
Berdasarkan observasi awal penelitian di SMA Methodist Berastagi
didapat bahwa penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika masih
tergolong rendah. Siswa merasa bosan dan tidak tertarik belajar matematika. Hal
ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika.
Seperti yang diungkapkan guru matapelajaran matematika kelas X SMA
Methodist Berastagi, Esrany Hutabarat, S.Pd “ Minat belajar siswa sangat kecil,
saat diberi soal, mereka malas mengerjakan. Siswa lebih suka bermain-main di
4
Hasil survei peneliti berupa pemberian tes awal kepada 22 orang siswa
kelas X-3 SMA Methodist Berastagi menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa masih sangat rendah seperti yang ditunjukkan pada
tabel 1.1
Tabel 1.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Tes Awal
Nilai % TKPM Banyak Siswa Persentase Jumlah Siswa
TKPM < 65% 18 81,82%
TKPM ≥65% 4 18,18%
Dari keterangan data di atas terlihat jelas bahwa rata-rata kemampuan
siswa dalam pemecahan masalah masih sangat rendah. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa terdapat 18 orang siswa (81,82%) dengan nilai persentase
tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika < 65%, dan 4 orang siswa
(18,18%) dengan nilai persentase tingkat kemampuan pemecahan masalah
matematika ≥ 65%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa di kelas X-3 SMA Methodist Berastagi masih sangat
rendah. Setelah menelusuri ditemukan berbagai penyebab tingkat kemampuan
pemecahan masalah siswa kelas X-3 SMA Methodist Berastagi masih sangat
rendah yaitu guru kurang melatih siswa dalam pemecahan masalah.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah perlu adanya pembaharuan dibidang pendidikan antara lain
adalah pembaharuan metode atau peningkatan relevansi metode dan pendekatan
mengajar. Metode maupun pendekatan mengajar dikatakan relevan jika mampu
mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan melalui pengajaran.
Penggunaan pendekatan pembelajaran tidak mungkin sama untuk setiap
materi yang diajarkan dan pada jenjang yang berbeda. Dalam hal mengatasi
rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa , guru sebagai
faktor penting dalam pendidikan diberikan tanggung jawab, guru harus mampu
menemukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.
Sebenarnya banyak cara bagaimana meningkatkan kemampuan
5
meningkatkan hasil belajar bagi peserta didik. Salah satu pendekatan
pembelajaran yang diprediksikan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa adalah pendekatan problem posing. Melalui
pendekatan problem posing ini siswa bisa terangsang untuk mengembangkan
pengetahuannya dengan cara yang mudah. Pengetahuan siswa dengan
pendekatan problem posing bisa dikembangkan dari yang sederhana hingga pada
pengetahuan yang kompleks. Selain itu, dengan pendekatan problem posing
tersebut siswa akan belajar sesuai dengan tingkat berpikirnya. Karena antara siswa
yang pandai dengan yang kurang pandai tidak diperlakukan sama. Mereka akan
belajar dengan pendekatan problem posing sesuai dengan pengetahuaan yang
telah mereka miliki sebelumnya. Dengan pendekatan problem posing ini
diharapkan siswa lebih bersemangat, kritis, kreatif, peka terhadap masalah yang
timbul serta mampu menyelesaikan masalah yang ada.
Adapun sebab mengapa menggunakan pendekatan problem posing
dikarenakan pendekatan ini memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat membuat
pendidikan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan. Proses belajar menngajar
melalui pendekatan problem posing dapat membiasakan siswa menghadapi dan
memecahkan masalah secara terampil. Pendekatan problem posing juga
mempermudah siswa dalam memahami soal-soal matematika dan
menyelesaikannya. Hal lain yang menyebabkan peneliti memilih pendekatan
problem posing dikarenakan disekolah SMA Methodist Berastagi belum pernah
diterapkan pendekatan problem posing.
Dalam pembelajaran matematika, problem posing (pengajuan soal)
menempati posisi yang strategis. Siswa harus menguasai materi dan urutan
penyelesaian soal secara mendetail. Hal tersebut akan dicapai jika siswa memiliki
pengetahuan yang lebih yang tidak hanya didapat dari guru tetapi juga dari
belajar mandiri.
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran problem posing dengan
6
dengan metode pembelajaran konvensional. Dengan demikian, pendekatan
problem posing berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa.
. Dengan demikian berdasar hal-hal tersebut, berarti pengembangan
kemampuan mengajukan soal sangat sesuai dengan tujuan pembelajaran di
sekolah dan diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Tetapi karena pengajuan soal tersebut relatif “baru”, maka perlu diketahui bagaimana proses berpikir siswa dalam mengajukan soal agar dalam penerapannya di kelas tidak mengalami
kendala atau masalah.
Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah sistem persamaan linear
dua variabel. Untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah matematika, problem posing dapat diterapkan dalam
pembelajaran sistem persamaan linear dua variabel. Melalui penerapan
pendekatan pembelajaran problem posing, peneliti mengharapkan dapat
membawa perubahan bagi siswa SMA Methodist Berastagi dalam mempelajari
materi sistem persamaan linear dua variabel sehingga kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa semakin meningkat.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
judul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Melalui Pendekatan Problem Posing Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas X SMA Methodist Berastagi T.A 2015/2016 .”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah yang
timbul sebagai berikut:
1. Minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika masih rendah
2. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran
matematika
3. Pembelajaran cenderung dilakukan secara teacher oriented sehingga kurang
memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
7
4. Penggunaan pendekatan atau model pembelajaran yang kurang bervariasi
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi yaitu pada upaya meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika melalui pendekatan problem posing pada materi
sistem persamaan linear dua variabel di Kelas X SMA Methodist Berastagi T.A
2015/2016.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan
pendekatan problem posing dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel di Kelas X
SMA Methodist Berastagi T.A 2015/2016?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui pendekatan problem
posing pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas X SMA
Methodist Berastagi T.A 2015/2016
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata berupa
langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika
melalui proses pembelajaran problem posing.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi guru,
siswa, sekolah dan peneliti lain.
1. Bagi siswa, diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penerapan
pembelajaran problem posing.
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan perbaikan
8
dalam mengajar matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
problem posing sehingga proses belajar mengajar matematika tidak lagi
monoton.
3. Bagi peneliti, Sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan
bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga
pengajar di masa akan datang.
4. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
inovasi pembelajaran matematika di sekolah guna peningkatan kualitas
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
Pendekatan pembelajaran problem posing dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pokok bahasan sistem
persamaan linear dua variabel di SMA Methodist Berastagi. Berdasarkan hasil tes
kemampuan pemecahan masalah yang diberikan pada siklus I diperoleh nilai
rata-rata sebesar 56,02 dan meningkat pada siklus II menjadi 78,54. Pada siklus I
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa atau 50% dan pada siklus II
meningkat menjadi 20 siswa atau 90,91%. Kemampuan guru mengelola
pembelajaran berada pada kategori baik.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diajukan berdasarkan pembahasan dan
kesimpulan hasil penelitian ini adalah:
1. Kepada Guru Matematika, diharapkan dapat melakukan variasi dalam
mengajar materi sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran problem posing sehingga proses belajar mengajar
matematika tidak lagi monoton.
2. Kepada siswa, diharapkan dapat mengikuti pembelajaran dengan pendekatan
problem posing untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika terkhusus pada materi sistem persamaan linear dua variabel.
3. Kepada sekolah, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil kebijakan inovasi pembelajaran matematika
di sekolah guna peningkatan kualiatas pengajaran.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang
75
pembelajaran yang sesuai, serta menguasai materi pokok yang diajarkan
supaya keberhasilan pembelajaran tercapai.
5. Kepada dunia pendidikan, dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran guna
kemajuan pembelajaran pada umumnya dan pembelajaran matematika pada
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Abdussakir. 2009. Pembelajaran Matematika Dengan Problem Posing. [Online]. (http://abdussakir.wordpress.com/2009/02/13/pembelajaran-matematika-dengan-problem-posing/). [21 Februari 2015]
Arikunto, Suharsini, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara.
Harahap, Helmiwanida. 2012. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan Komunikasi Matematis Siswa Mtsn Kota Medan Antara yang Diajar Melalui Pendekatan Problem Posing Kelompok Dan Individu. Tesis. Program Pascasarjana. Unimed. Medan.
Harianja, Marta E. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Di Kelas Viii Smp N 1 Pangaribuan Tp 2011/2012. Skripsi. Fmipa. Unimed. Medan.
Hudojo, Herman. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Hudojo, Herman.2005.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: IKIP Malang.
Kadir.2009.Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP melalui Penerapan Pembelajaran Kontekstual Pesisir, Jurnal Pendidikan Matematika Prosiding ISBN 978-979-16353-3-2, [17 Desember 2014]
KEMENDIKBUD.2010.Pembelajaran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SD.Yogyakarta:PPPPTK Matematika.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Kusumah, Wijaya. 2009. Mengenal Pennelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks
Lumbantoruan, Sotarduga. 2014. Pengaruh Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Problem Posing Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas Xi Ipa Sman 1 Lintongnihuta. Skripsi. Fmipa. Unimed. Medan.
Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
77
Marzuki.2012.Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematika antara Siswa yang Diberi Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Langsung.Medan:Program Pascasarjana Unimed.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.
Ompusunggu, Vera DK. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematik Dan Sikap Positif Terhadap Matematika Siswa Smp Nasrani 2 Medan Melalui Pendekatan Problem Posing. Tesis. Program Pascasarjana. Unimed. Medan.
Permana, Achmad Shidiq. 2011. Problem Posing dalam Pembelajaran Matematika. [Online]. (http://ashidiqpermana.wordpress.com/2011/05/17/ problem-posing-dalam-pembelajaran-matematika/) [21 Februari 2015]
Polya,G. 1973. How to Solve It:A New Aspect of Mathematical Method. New Jersey: Pronceton University Press
Rasmianti, Ike, dkk. 2013. Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Posing Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas IV SD Gugus VI Kecamatan Banjar. Jurnal. Jurusan PGSD. Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja
Ruseffendi. 1998. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengejaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA Bandung: Tarsito
Sari, Yuriska M. 2012. Profil Kemampuan Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika OPEN-ENDED Materi Pecahan Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika. Jurnal. Jurusan Matematika FMIPA. UNESA. Surabaya
Septiani, Maulina Dwi. 2013. Pembentukan Karakter Dan Komunikasi Matematika Melalui Model Problem Posing Berbantuan Scaffolding Materi Segitiga Kelas VII. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.
Shadiq, Fajar. 2009. Kemahiran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Siswono, Tatag Yuli E. 2002. Proses Berpikir Siswa dalam Pengajuan Soal. Jurnal. Jurusan Matematika FMIPA. UNNES. Semarang
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
78
Togala, Zulrahmat. 2013. Landasan Teori Belajar. [Online]. (https://zultogalatp.wordpress.com/2013/06/15/landasan-teori-belajar/) [9 Februari 2016]
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Widjajanti, Djamilah Bondan. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa Dan Bagaimana
Mengembangkannya. Jurnal. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA. UNY. Yogyakarta.