• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kapasitas Fitoremediator Lemna perpusilla dalam Mereduksi Limbah Nitrogen dan Fosfat pada Sistem Resirkulasi Budidaya Ikan Lele (Clarias gariepinus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kapasitas Fitoremediator Lemna perpusilla dalam Mereduksi Limbah Nitrogen dan Fosfat pada Sistem Resirkulasi Budidaya Ikan Lele (Clarias gariepinus)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

KAPASITAS FITOREMEDIATOR

Lemna perpusilla

DALAM MEREDUKSI

LIMBAH NITROGEN DAN FOSFAT PADA SISTEM RESIRKULASI

BUDIDAYA IKAN LELE (

Clarias gariepinus

)

FEBRINA AMALIA

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Kapasitas Fitoremediator

Lemna perpusilla dalam Mereduksi Limbah Nitrogen dan Fosfat pada Sistem Resirkulasi Budidaya Ikan Lele (Clarias gariepinus) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor,Agustus 2014

Febrina Amalia

(4)

RINGKASAN

FEBRINA AMALIA. Kapasitas Fitoremediator Lemna perpusilla dalam Mereduksi Limbah Nitrogen dan Fosfat pada Sistem Resirkulasi Budidaya Ikan Lele (Clarias gariepinus). Dibimbing oleh KUKUH NIRMALA, ENANG HARRIS dan TRI WIDIYANTO.

Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas andalan dalam sektor perikanan karena pertumbuhannya yang cepat, dapat dibudidayakan pada lahan yang terbatas, dan lebih tahan penyakit. Disamping itu ikan lele juga dapat bertahan pada kondisi lingkungan dengan kelarutan oksigen yang rendah, namun salah satu kelemahan dalam membudidayakan ikan lele adalah kondisi lingkungan media budidaya yang banyak mengandung nitrogen dan fosfat akibat eksresi ikan lele.

Fitoremediasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mereduksi limbah perairan dengan menggunakan tanaman dan bagian-bagiannya baik secara in situ maupun ex situ. Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan fitoremediasi menggunakan tanaman air, seperti eceng gondok, kayu apu, paku air,

Hydrilla verticilata, dan Lemna perpusilla. Dipilihnya L. perpusilla karena berdasarkan penelitian sebelumnya tanaman ini memiliki kemampuan untuk mengolah limbah, baik itu berupa logam berat, zat organik maupun anorganik.

Sistem resirkulasi dapat digunakan untuk menggunakan kembali air untuk budidaya sehingga dapat mengurangi penggunaan air dari luar sistem. Keuntungan dari sistem resirkulasi adalah dapat diterapkan di daerah pemukiman penduduk, efektif dalam pemanfaatan air dan ramah lingkungan karena kondisi air yang digunakan dapat dikontrol dengan baik. Kelebihan sistem resirkulasi jika dibandingkan dengan sistem aliran tunggal yaitu mengurangi biaya budidaya akibat adanya kompensasi pada biaya pembuatan sumur dan pemompaan air dalam jumlah besar, dan mengurangi polusi air akibat buangan limbah yang digunakan kembali.

Berdasarkan manfaat yang telah dikemukakan sebelumnya maka perlu dianalisis kemampuan L. perpusilla yang lebih mendalam sebagai fitoremediator budidaya ikan lele dalam sistem resirkulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan L. perpusilla dalam menyerap unsur hara limbah nitrogen dan fosfat dari budidaya ikan lele pada sistem resirkulasi.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013 di Pusat Penelitian Limnologi LIPI Cibinong, Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan. Luas tutupan L. perpusilla terdiri atas tiga taraf yaitu 14.7%, 29.4%. dan 44.1%.

Kolam yang digunakan berukuran 400 x 100 x 65 cm dengan volume air 2000 L (ketinggian air dipertahankan ± 50 cm) sebanyak sembilan buah. Kolam disekat menjadi dua bagian menggunakan waring untuk budidaya ikan lele dan kolam filter. Masing-masing kolam budidaya ikan lele dan kolam filter dilengkapi dengan pompa submersible 1600 L H-1 dengan debit sebesar 0.192 L s-1 yang dialirkan melalui pipa pvc berdiameter 0.5 inch yang mengalirkan air dari kolam filter ke kolam budidaya ikan lele.

(5)

Penelitian Limnologi LIPI. Ikan lele yang digunakan pada percobaan ini memiliki bobot awal 9.67±1,01 g. Ikan ditebar dengan kepadatan 200 ekor m-3 berasal dari pemijahan buatan di kolam pembibitan ikan lele Taman Darmaga, Cibanteng. Pakan yang digunakan yaitu pakan komersial dengan kandungan gizi: protein 30%, lemak 3-5%, serat 4-6%, abu 10-13%, kadar air 8.21%. Pakan diberikan tiga kali sehari pada pukul 08.00, 12.00, dan 16.00.

Untuk menganalisis kapasitas L. perpusilla dalam mereduksi nitrogen dan fosfat maka dilakukan evaluasi terhadap jumlah eksresi nitrogen dan fosfat ikan, nilai removal nitrogen dan fosfat air limbah budidaya ikan lele, retensi nitrogen dan fosfor dalam biomassa ikan lele, kandungan nitrogen dan fosfor dalam biomassa L. perpusilla,pertumbuhan L. perpusilla, kadar glukosa darah ikan lele, sintasan ikan lele, pertumbuhan ikan lele, dan kualitas air meliputi DO, suhu, turbiditas, pH, dan curah hujan.

(6)

SUMMARY

FEBRINA AMALIA. The Capacities Phytoremediator Lemna perpusilla to Reduce Nitrogen and Phosphate Waste of Catfish Culture in Recirculation Systems. Supervised by KUKUH NIRMALA, ENANG HARRIS, and TRI WIDIYANTO.

Catfish (Clarias gariepinus) are commodities in the fisheries due to its fast growth, can be cultivated on a limited land, and more resistant to disease. Besides that catfish can also survive in environmental conditions

with low oxygen solubility, but one of the flaws in the cultivation of catfish farming is a media environment that contains nitrogen and phosphate as a result of catfish excretion.

Phytoremediation is one way that can be used to decontaminate waste water by using plants and their parts either in situ or ex situ. Some earlier research have done phytoremediation using water plants, such as water hyacinth, lettuce wood, nails water, Hydrilla verticilata, and Lemna perpusilla. L. perpusilla was chosen because previous research by these plants have the ability to treat waste, be it form heavy metals, organic and inorganic substances.

Recirculation system can be used to reuse water for cultivation so as to reduce the use of water from outside the system. The advantage of the recirculation system is does not need large area, can be applied in any settlements, the effective utilization of water and environmental friendly because of the condition of water used can be well controlled. The excess recirculation system when compared to a single stream system that reduces the cost of cultivation due to the cost of making compentation to the wells and water pumping in large amounts, and reduce pollution as a result of discharge of water waste reuse.

Based on the benefits that have been mentioned before it is necessary to study the role of L. perpusilla as phytoremediator catfish culture in recirculation systems. The aim of this study was to analyzed the capacities of L. perpusilla to reduce nitrogen and phosphate nutrients waste from catfish culture in recirculation systems.

This study was conducted from October to December 2013 at the Research Center for Limnology LIPI Cibinong, Bogor. The experimental design used was completely randomized design with 3 replications. Minute of L. perpusilla has consisted of three levels, that is, 14.7%, 29.4%, and 44.1%. Ponds was used each measuring 400 x 100 x 65 cm with a 2000 L volume of water (water level maintained ± 50 cm) of nine ponds. Ponds partitioned into two parts using net for catfish and filter pond.

(7)

content: protein 30%, fat 3-5%, 4-6% fiber, ash 10-13%, and water content 8.21%. Feed was given three times daily at 08.00, 12.00, and 16.00.

To analyze the capacities of L. perpusilla to reduce nitrogen and phosphate in the evaluation of the amount of nitrogen and phosphate excretion of fish, the value of nitrogen and phosphate removal wastewater catfish, retention of nitrogen and phosphorus in the catfish biomass, nitrogen and phosphorus content in the biomass of L. perpusilla, L. perpusilla growth, blood glucose levels, survival, growth, and water quality include DO, temperature, turbidity, pH, and precipitation.

The results showed that minute of L. perpusilla 44.1% is the best treatment to reduce the content of nitrogen and phosphate in the catfish farming waste and also have the highest catfish production. L. perpusilla growth, nitrogen

and phosphorus retention catfish, the amount of nitrogen and phosphate L. perpusilla, and blood glucose levels were best achieved.

(8)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(9)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Akuakultur

KAPASITAS FITOREMEDIATOR

Lemna perpusilla

DALAM MEREDUKSI

LIMBAH NITROGEN DAN FOSFAT PADA SISTEM RESIRKULASI

BUDIDAYA IKAN LELE (

Clarias gariepinus

)

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2014

(10)
(11)

Judul Tesis : Kapasitas Fitoremediator Lemna perpusilla dalam Mereduksi Limbah Nitrogen dan Fosfat pada Sistem Resirkulasi Budidaya Ikan Lele (Clarias gariepinus)

Nama : Febrina Amalia

NIM : C151120141

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Dr Ir Kukuh Nirmala, MSc Ketua

Prof Dr Ir Enang Harris, MS Anggota

Dr Tri Widiyanto, MSi Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Ilmu Akuakultur

Dr Ir Widanarni, MSi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

(12)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013 ini adalah Kemampuan Lemna perpusilla untuk Menurunkan Kandungan Nitrogen dan Fosfat dalam Sistem Resirkulasi Budidaya Ikan Lele (Clarias gariepinus).

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Kukuh Nirmala, MSc, Bapak Prof Dr Ir Enang Harris, MS, dan Bapak Dr Ir Tri Widiyanto, MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan, serta Bapak Dr Ir Eddy Supriyono, MSc selaku dosen penguji luar komisi pada ujian tesis atas segala saran yang diberikan sehingga tesis ini lebih berkualitas. Penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Tjandra Chrismadha, MSc dan Bapak Endang Mulyana dari Pusat Penelitian Limnologi LIPI Cibinong beserta staf yang telah membantu selama pengumpulan data.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada ayahanda Mohammad Syukri, SE dan ibunda Ratnawati Abd. Madjid, serta adinda Satria Rahmadi dan Khairunnisa Hurun ‘Iin. Disamping itu, terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rahmat Gunawan Winter, SPi MSi atas segala kesabaran, pengertian, dukungan, doa dan kasih sayangnya selama penulis menyelesaikan studi.

Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Norma KM atas segala dukungan dan persahabatan yang diberikan kepada penulis. Terima kasih kepada Mee Novi Susianti, Anita Prihatini Ilyas, Dini Islama dan keluarga besar Akuakultur 2012 atas segala semangat, kerjasama dandukungan moril maupun spiritual.

Penelitian dan penyusunan tesis ini dapat terlaksana atas bantuan dana dari DIKTI melalui Program Beasiswa Unggulan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014

Febrina Amalia

(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Kerangka Pemikiran 3

Hipotesis 6

Tujuan Penelitian 6

2 METODE 7

Waktu dan Tempat Penelitian 7

Bahan dan Alat Penelitian 7

Prosedur Penelitian 8

Analisis Data 16

3 HASIL DAN PEMBAHASAN 17 Penelitian Pendahuluan 17

Penelitian Utama 19

Jumlah Nitrogen dan Fosfat yang Dieksresikan Ikan 19

Removal Nitrogen dan Fosfat pada Air Limbah Budidaya Ikan Lele 20

Retensi Nitrogen dan Fosfat dalam Biomassa Ikan Lele 22

Pertumbuhan Lemna perpusilla 24

Sintasan Ikan Lele 25

Pertambahan Biomassa Ikan Lele 26

Glukosa Darah 26

Kualitas Air 27

Pembahasan 28

4 SIMPULAN DAN SARAN 31

Simpulan 31

Saran 31

DAFTAR PUSTAKA 33

LAMPIRAN 34

(14)

DAFTAR TABEL

1 Metode dan alat pengukur parameter fisika kimia air 7 2 Konsentrasi amoniak (mg L-1) dalam air selama 5 jam dan eksresi

1 Skema pendekatan masalah 5

2 Bentuk dan ukuran kolam penelitian L. perpusilla dengan luas tutupan yang berbeda (luas tutupan L. perpusilla berdasarkan taraf perlakuan) 12 3 Jumlah N (gram) dalam biomassa L. perpusilla selama 10 hari

pengamatan 18

4 Jumlah nitrogen (gram) pakan yang dieksresikan ikan dengan perlakuan perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus). 19 5 Jumlah fosfat (gram) pakan yang dieksresikan ikan dengan perlakuan

perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus). 20 6 Removal nitrogen (gram) selama 30 hari masa penelitian dengan

perlakuan perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus) 21 7 Removal fosfat (gram) selama 30 hari masa penelitian dengan

perlakuan perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus) 22 8 Jumlah nitrogen (gram) dalam biomassa L. perpusilla dengan perlakuan

perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus). 23 9 Jumlah fosfor (gram) dalam biomassa L. perpusilla dengan perlakuan

perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus). 24 10 Laju pertumbuhan spesifik L. perpusilla dengan perlakuan perbedaan

luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus). 25 11 Sintasan ikan lele dengan perlakuan luas tutupan L. perpusilla 14.7%,

29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias

gariepinus). 26

12 Pertambahan biomassa ikan lele dengan perlakuan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air 35 2 Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam jaringan L. perpusilla,

ikan lele, dan pelet 35

3 Prosedur pengukuran glukosa darah ikan lele 36

4 Perhitungan untuk menentukan jumlah N pakan yang dieksresikan ikan 37 5 Perhitungan untuk menentukan jumlah P pakan yang dieksresikan ikan 37 6 Perhitungan untuk menentukan jumlah nitrogen (g N) pada air limbah

budidaya ikan lele di titik inlet dan outlet kolam penelitian pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% 38 7 Perhitungan untuk menentukan jumlah fosfor (g P) pada air limbah

budidaya ikan lele di titik inlet dan outlet kolam penelitian pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% 38 8 Perhitungan untuk menentukan jumlah retensi nitrogen (g N) pada

12 Tabel dua arah parameter pertumbuhan bobot mutlak pada beberapa taraf salinitas media dan penambahan kalsium yang berbeda 43 13 Pengukuran curah hujan (ml) selama 30 hari pengamatan di dalam

kolam penelitian pada luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan

44.1% 43

14 Output tabel jumlah analisis ragam parameter jumlah N dari pakan yang

dieksresikan ikan lele menggunakan SPSS 20.0 44

15 Output tabel uji lanjut duncan pengaruh luas tutupan L. perpusilla

terhadap parameter jumlah N dari pakan yang dieksresikan ikan dengan

menggunakan SPSS 20.0 44

16 Output tabel jumlah analisis ragam parameter jumlah P dari pakan yang

dieksresikan ikan lele menggunakan SPSS 20.0 45

17 Output tabel uji lanjut duncan pengaruh luas tutupan L. perpusilla

terhadap parameter jumlah P dari pakan yang dieksresikan ikan dengan

menggunakan SPSS 20.0 45

18 Output tabel jumlah analisis ragam parameter jumlah N pada air limbah

budidaya ikan lele menggunakan SPSS 20.0 46

19 Output tabel uji lanjut duncan pengaruh luas tutupan L.perpusilla

terhadap jumlah N pada air limbah dengan menggunakan SPSS 20.0 46 20 Output tabel jumlah analisis ragam parameter jumlah P pada air limbah

(16)

21 Output tabel uji lanjut duncan pengaruh luas tutupan L.perpusilla

terhadap jumlah P pada air limbah dengan menggunakan SPSS 20.0 47 22 Output tabel analisis ragam parameter retensi N di biomassa ikan lele

menggunakan SPSS 20.0 47

23 Output tabel uji lanjut duncan pengaruh luas tutupan L perpusilla terhadap retensi N di biomassa ikan lele menggunakan SPSS 20.0 47 24 Output tabel analisis ragam parameter retensi P di biomassa ikan lele

menggunakan SPSS 20.0 47

25 Output tabel uji lanjut duncan pengaruh luas tutupan L perpusilla terhadap retensi P di biomassa ikan lele menggunakan SPSS 20.0 47

(17)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Program peningkatan produksi ikan air tawar, termasuk ikan lele, dapat dicapai diantaranya melalui intensifikasi, atau peningkatan kepadatan ikan lele per satuan luas wadah budidaya. Namun konsekuensi dari kegiatan ini salah satunya adalah peningkatan limbah budidaya, yang selanjutnya dapat menurunkan kualitas air dan berdampak negatif terhadap kesehatan dan produksi ikan lele. Beberapa teknologi untuk mengatasi masalah tersebut diantaranya adalah bioflok dan sistem resirkulasi dikombinasikan dengan fitoremediator.

Sistem bioflok telah banyak dikaji oleh beberapa peneliti (Azim et al. 2007, Crab et al. 2009, Hari et al. 2006) telah menunjukkan prospek penggunaan teknologi bioflok dalam akuakultur. Namun teknologi bioflok membutuhkan input energi yang tinggi untuk menyediakan kondisi lingkungan media budidaya yang optimum untuk pertumbuhan bakteri pembentuk flok, seperti kandungan oksigen yang tinggi dan sistem sirkulasi air yang tepat agar terbentuk flok. Ikan dan udang menghasilkan amoniak sebagai hasil eksresi dari metabolisme protein. Pada saat yang sama protein dalam feses pakan yang tidak tercerna akan diuraikan oleh bakteri menjadi amoniak sehingga semakin intensif suatu kegiatan budidaya akan diikuti dengan semakin tingginya konsentrasi senyawa nitrogen terutama amoniak dalam air (Avnimelech 2007). Amoniak dan penambahan karbohidrat dapat dimanfaatkan untuk dijadikan asupan nutrien bagi mikroba. Mikroba tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan sehingga dapat menurunkan biaya produksi yaitu menekan kebutuhan pakan dan mengendalikan kualitas air. Bakteri heterotrof dapat mengasimilasi dengan cepat total amoniak nitrogen (TAN) dalam perairan dan dikonversi menjadi protein bakteri jika terdapat C/N rasio yang optimal untuk pertumbuhannya (Montoya & Valasco, 2000). Pada budidaya secara intensif dengan pemberian pakan yang memiliki kandungan protein tinggi menyebabkan C/N rasio dalam budidaya rendah (<10), sehingga untuk menumbuhkan bakteri heterotof diperlukan penambahan C-organik secara berkala.

Disamping bioflok, fitoremediasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendekontaminasi limbah perairan dengan menggunakan tanaman dan bagian-bagiannya baik secara in situ maupun ex situ. Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan fitoremediasi menggunakan tanaman air, seperti eceng gondok (Syahputra 2005, Liao et al. 2004), Pistia stratiotes

(Herniwati et al. 2013, Madhurina et al. 2014), Hydrilla verticilata (Rahman et al.

(18)

Tanaman L. perpusilla ini memiliki kemampuan untuk mengolah limbah, baik itu berupa logam berat, zat organik maupun anorganik.

Penelitian tentang L. perpusilla sebagai fitoremediator dalam akuakultur, baik kemampuan asimilasi nutrien N dan P maupun kandungan nutrisinya serta manfaatnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya El Kheir et al.

(2007) Lemna gibba mampu menurunkan kadar nitrogen dan fosfat masing-masing dari 8.32 mg L-1 dan 11 mg L-1 menjadi 0 mg L-1 dan 6.2 mg L-1. Selanjutnya Sutrisno et al. (2010) bahwa Lemna minor dapat menurunkan kandungan BOD sebesar 76.54% dan COD sebesar 72.44% pada hari ke-20 penelitian untuk limbah domestik di kelurahan Panggung Lor, Semarang.

Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mencanangkan paradigma baru yaitu Akuakultur berdasarkan pendekatan blue economy, salah satunya yang dikembangkan adalah teknologi IMTA (Integrated Multi Trophic-level Aquaculture). Selaras dengan program pemerintah tersebut diatas, penerapan teknologi resirkulasi dikombinasikan dengan fitoremediator L.

perpusilla pada budidaya intensif ikan lele sangat penting untuk dikaji. Hasil penelitian Crishmada dan Mardiati (2011), bahwa L. perpusilla memiliki kapasitas serap sebesar 3.9 mg N-NO3 m-2 hari-1 dan 6.7 mg P-PO4 m-2 hari-1 pada

media air yang berasal dari waduk Saguling dalam waktu hari ke-3 penelitian dengan laju penyisihan N-NO3 sebesar 74.05% dan P-PO4 sebesar 73.36%,

tumbuh dengan cepat, memiliki kandungan nutrisi yang baik dengan kandungan protein berat basah sebesar 30% dan protein berat kering mencapai 45% (Culley

et al. 1981), serat sebesar 5% dan abu 12-18% (Leng et al. 1995), serta kandungan air sebesar 91-95% (Okomoda et al. 2012) sehingga selain dapat digunakan sebagai agen remediasi juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi karena dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan untuk ikan budidaya (Olaniyi & Oladunjoye 2012). Hal ini dapat menghemat biaya pakan pada kegiatan budidaya. Dari beberapa penelitian tentang penggunaan L. perpusilla sebagai fitoremediator, belum banyak yang mengkaji berapa banyak L. perpusilla yang perlu digunakan dalam budidaya intensif ikan lele dalam sistem resirkulasi. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis luasan tutupan L. perpusilla pada budidaya intensif ikan lele dengan sistem resirkulasi, dan pengaruhnya terhadap kemampuan reduksi nutrien nitrogen dan fosfor di air oleh L. perpusilla, biomasa L. perpusilla, respon stres ikan pada sistem budidaya intensif menggunakan teknologi resiskulasi – fitoremediator, dan kinerja pertumbuhan dari ikan lele yang dibudidayakan.

Perumusan Masalah

(19)

budidaya, maupun organisme yang mati di dasar perairan yang dapat menurunkan kualitas air budidaya.

Beberapa masalah mengenai kualitas air seperti memiliki pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, mengandung bahan organik yang tinggi, dan mengandung zat tercemar. Salah satu beban cemar adalah unsur hara nitrogen (N) dan fosfor (P) yang dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi di perairan apabila terjadi secara terus menerus. Akumulasi limbah di perairan merupakan faktor penyebab stres yang dapat mengambat pertumbuhan ikan bahkan mengakibatkan kematian massal pada ikan.

Kerangka Pemikiran

Pemanfaatan unsur hara dalam usaha budidaya ikan sistem resirkulasi - fotosintesis oleh L. perpusilla diharapkan dapat menurunkan kadar nitrogen dan fosfat pada air kolam. Pemanfaatan unsur hara dalam tumbuhan air secara langsung dapat mengurangi laju akumulasi limbah sehingga akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ikan (Gambar 1). Diharapkan pada kolam L.

perpusilla akan terjadi penurunan kadar nitrogen dan fosfat dari limbah budidaya ikan lele. Perubahan kandungan bahan organik pada kolam ikan lele dapat dilihat pada nilai uptake rate dan ellimination rate pada proses fitoremediasi. Pada penelitian ini akan dilakukan :

1. Pengukuran laju pencemaran dari kolam ikan menuju kolam L. perpusilla. Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran jumlah nitrogen dan fosfat di air buangan.

2. Pengukuran laju eliminasi unsur hara oleh L. perpusilla meliputi pengukuran jumlah nitrogen dan fosfat L. perpusilla pada proses fitoremediasi (kolam L.

perpusilla) dan laju pertumbuhan biomassa L. perpusilla.

3. Respon pertumbuhan ikan terhadap dinamika kualitas air berupa pengukuran biomassa dan sintasan (survival rate).

Hipotesis Penelitian

Semakin besar luas tutupan L. perpusilla maka akan semakin baik tingkat penyisihan limbah nitrogen dan fosfat pada budidaya ikan lele dan meningkatkan kapasitas produksi pada budidaya ikan lele.

Tujuan Penelitian

(20)
(21)
(22)
(23)

2 METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Desember 2013. Kegiatan penelitian utama dilaksanakan di Pusat Penelitian Limnologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, sedangkan penelitian pendahuluan dilakukan di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Lapangan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Analisis parameter dilaksanakan pada Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat Penelitian

Biota uji yang digunakan adalah L. perpusilla dan ikan lele (Clarias gariepinus). L. perpusilla yang digunakan berasal dari pembudidayaan pada Pusat Penelitian Limnologi LIPI. Ikan lele yang digunakan memiliki bobot awal 9.67±1,01 g, berasal dari kolam pembibitan ikan lele Taman Darmaga, Cibanteng. Pakan yang digunakan yaitu pakan komersial dengan kandungan gizi: protein 30%, lemak 3-5%, serat 4-6%, abu 10-13%, dan kadar air 8.21%. Parameter kualitas air yang diukur adalah parameter fisika kimia air seperti suhu, pH, oksigen terlarut, turbiditas dan konduktivitas. Alat yang digunakan untuk mengukur parameter tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Alat pengukur parameter fisika-kimia perairan Parameter Alat 1. Suhu (oC)

2. pH

3. Oksigen terlarut (DO) (mg L-1) 4. Turbiditas

Thermometer pH meter

Dissolved oxygen meter Turbidimeter

Prosedur penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) meliputi 2 tahapan, yaitu tahap penelitian pendahuluan dan penelitian utama.

Penelitian Pendahuluan

(24)

Alat dan Bahan

Mengetahui eksresi amoniak dibutuhkan empat buah toples berukuran 2.5 L dibutuhkan untuk mengukur jumlah TAN dari eksresi ikan lele. Aerator sebanyak dua buah dan selang aerasi sebanyak 4 buah untuk mengalirkan ke dalam empat buah toples. Botol sampel berukuran 100 ml sebanyak 24 buah untuk mengukur air sampel yang mengandung TAN. Pengukuran bobot menggunakan timbangan digital. Pengukuran nilai TAN menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 640 nm. Ikan yang diujicobakan yaitu ikan lele dengan bobot 8-9 g.

Penentuan perlakuan luas tutupan L. perpusilla yang dibutuhkan dilakukan pemeliharaan dalam tiga buah kolam berisi ikan lele sebanyak 200 ekor m-3. Mengukur bobot digunakan timbangan digital. Pakan yang diberikan mengandung protein sebesar 30%. Dilakukan penimbangan bobot ikan lele dengan cara sampling sebesar 10% dari jumlah ikan. Setelah itu dilakukan pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 dengan cara ad satiation. Jumlah pakan yang termakan dicatat selama 3 hari masa pemberian pakan. Jumlah tersebut digunakan untuk mengetahui jumlah TAN hasil eksresi dan menentukan jumlah luas tutupan L. perpusilla berdasarkan persamaan Avnimelech (2009). Berdasarkan persentase luas tutupan L. perpusilla yang didapatkan maka nilai tersebut dikonversi ke dalam satuan gram agar lebih mudah pengaplikasinnya pada waktu penelitian.

Penentuan hari pemanenan L. perpusilla menggunakan 20 buah akuarium dengan ukuran 20x20x20 cm dan 26 buah botol sampel berukuran 100 ml.

Pelaksanaan Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan untuk menganalisis berapa banyak amoniak yang dikeluarkan oleh ikan lele dilakukan setelah ikan dipuasakan. Oleh karena itu ikan lele dipuasakan terlebih dahulu selama satu hari kemudian ditimbang bobotnya. Setelah itu ikan lele diberi pakan secara ad satiation dan selanjutnya didiamkan selama satu jam agar ikan dapat beradaptasi. Setelah itu ikan lele ditimbang bobotnya kemudian dimasukkan ke dalam wadah. Larutan kaporit 20 ppm diaerasi selama satu hari. Kemudian larutan ini didiamkan selama satu malam kembali sambil diaerasi dengan kuat agar kaporitnya dapat menguap. Setelah itu dilakukan tes bebas klorin dan air dapat digunakan sebagai media untuk ikan lele. Penggunaan kaporit bertujuan untuk meminimalkan kontaminasi bakteri yang memproduksi amoniak di wadah. Setelah itu sebanyak masing-masing satu liter air yang telah dikaporit tersebut dimasukkan ke dalam empat buah toples. Dua wadah digunakan sebagai kontrol (tanpa ikan lele) sedangkan dua wadah lainnya dimasukkan ikan lele masing-masing sebanyak dua ekor. Sebanyak 24 buah botol sampel digunakan untuk mengambil sampel. Pengambilan air sampel dilakukan sebanyak enam kali di setiap wadah pada jam ke-0,1,2,3,4, dan 5.

Penelitian pendahuluan untuk menentukan perlakuan luas tutupan L.

(25)

Luas tutupan L. perpusilla (%) = untuk mereduksi nitrogen dan fosfat

ΔN = Nilai TAN yang dieksresikan ikan lele

Luas kolam = 4 m2

Nilai pembagi ΔN sebesar 3.9 mg N-NO3 merupakan nilai kapasitas serap L.

perpusilla sebesar 3.9 mg N-NO3 m-2 hari-1 berdasarkan penelitian Crishmada T

dan Mardiati Y (2011). Luas tutupan L. perpusilla yang didapatkan dianggap sebagai kontrol dan penetapan penentuan perlakuan luas tutupan L. perpusilla

didasarkan pada deret ukur. Setelah diketahui perlakuan yang akan dilakukan, kemudian dilakukan pengukuran luas tutupan L. perpusilla dan menimbang biomassa L. perpusilla (g) untuk mengetahui biomassa setiap perlakuan.

Penelitian pendahuluan untuk menentukan hari optimum L. perpusilla

dalam menyerap nutrien dilakukan berdasarkan lama waktu hidup L. perpusilla

hingga 10 hari (Journey et al. 1991). Oleh karena itu dilakukan pengukuran kemampuan L. perpusilla menyerap nitrogen setiap hari selama 10 hari. Dilakukan pengambilan air sampel pada air kolam budidaya ikan secara acak. Kemudian dilakukan pengukuran nilai TAN. Nilai yang paling tinggi diambil sebagai media percobaan. Selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah biomassa L.

perpusilla yang dibutuhkan sesuai nilai TAN berdasarkan persamaan Avnimelech (2009). Pengambilan sampel dilakukan pada sore hari pukul 16.00. Sampel L.

perpusilla yang didapat kemudian dianalisis.

Penelitian Utama

Penelitian dilakukan untuk menganalisis kapasitas L. perpusilla dalam menyerap unsur hara berupa nitrogen dan fosfat pada kolam resirkulasi.

Alat dan Bahan

Kolam yang digunakan berukuran 400 x 100 x 65 cm dengan volume air 2000 L (ketinggian air dipertahankan ± 50 cm) sebanyak sembilan buah. Kolam disekat menjadi dua bagian menggunakan waring untuk budidaya ikan lele dan kolam filter. Masing-masing kolam budidaya ikan lele dan kolam resirkulasi. Setiap kolam resirkulasi dilengkapi dengan pompa 1600 L H-1 dengan debit sebesar 0,192 L s-1 yang dialirkan melalui pipa pvc berdiameter 0.5 inch yang mengalirkan air dari kolam filter ke kolam budidaya ikan lele.

Pelaksanaan Penelitian Utama

(26)

Sebelum dilakukan penelitian, kolam terlebih dahulu dibersihkan lalu dikeringkan. Kolam selanjutnya diberi air dengan volume 75% (dari total volume yang akan dilakukan selama penelitian) atau sekitar 750 L dan didiamkan selama 3-4 hari untuk mengkondisikan air kolam serupa dengan ikan lele (Gambar 2. desain kolam budidaya dan resirkulasi). Peralatan laboratorium yang digunakan selama penelitian juga disterilisasikan dengan cara didesinfeksi menggunakan alkohol lalu dibilas menggunakan air. Peralatan tersebut kemudian direndam dengan air selama 24 jam untuk menetralisir kandungan alkohol yang telah disemprotkan.

L. perpusilla yang digunakan diserok dari kolam pembibitan dan didiamkan dengan cara digantung untuk meminimalkan air yang terbawa pada saat pengambilan L. perpusilla. Selanjutnya L.perpusilla ditimbang sesuai biomassa perlakuan lalu ditebar pada kolam penelitian. Penebaran awal dan pemanenan dilakukan setiap tiga hari pada sore hari. Pemanenan pada sore hari bertujuan untuk memaksimalkan penyerapan nutrien oleh L. perpusilla pada saat fotosintesis berlangsung. Saat L.perpusila dipanen maka saat itu juga L.perpusilla

dimasukkan kembali ke kolam penelitian.

Gambar 2 Bentuk dan ukuran kolam penelitian L. perpusilla dengan luas tutupan yang berbeda (Luas tutupan L. perpusilla berdasarkan taraf perlakuan)

Lemna perpusilla

Ikan lele 100 cm

OUTLET

0,5 Inch Aliran

air

Pompa

65 cm 50 cm

400 cm

200 cm 200 cm

INLET

(27)

Keterangan:

A = Perlakuan Luas Tutupan L.perpusilla 14.7% B = Perlakuan Luas Tutupan L.perpusilla 29.4% C = Perlakuan Luas Tutupan L.perpusilla 44.1% Ulangan 1,2, dan 3

Gambar 3 Tata letak kolam penelitian ikan lele dan L. perpusilla dalam skala pilot dengan luas tutupan L.perpusilla yang berbeda.

Pengukuran kualitas air di sistem resirkulasi dilakukan untuk melihat kinerja sistem resirkulasi dalam memperbaiki kualitas air. Air yang masuk pada wadah L.

perpusilla telah tercemar oleh limbah budidaya ikan. Untuk mengetahui kinerja sistem resirkulasi dilakukan pengukuran kualitas air pada dua titik, yaitu titik air limbah masuk ke dalam wadah L. perpusilla dan titik dimana air limbah keluar dari wadah L. perpusilla.

Dalam penelitian ini tidak dilakukan penggantian air, namun untuk mempertahankan ketinggian air di kolam akibat evaporasi maka dilakukan pengecekan ketinggian air setiap dua hari sekali. Penurunan ketinggian air akan diatasi dengan pemasukan air.

Rancangan Percobaan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diteliti yaitu perbedaan luas tutupan L.

perpusilla dengan 3 taraf perlakuan sebagai berikut: A = Luas tutupan 0.588 m2atau sebesar 14.70 % B = Luas tutupan 1.177 m2 atau sebesar 29.42 % C = Luas tutupan 1.765 m2 atau sebesar 44.12 %

C1 B1

C2

B2

B3 C3

(28)

Model percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Yij = μ + τi+ εij , dimana i = 1, 2, 3

j = 1, 2, 3 Keterangan:

Yij = Nilai parameter uji luas tutupan L. perpusilla taraf ke-i dan ulangan ke-j μ = Rataan umum

τi = Pengaruh luas tutupan L. perpusilla taraf ke-i

εij = Galat percobaan karena pengaruh luas tutupan L. perpusilla taraf ke-i dan ulangan ke-j

Parameter Uji

Pengamatan dilakukan berdasarkan periode pengukuran paramater penelitian selama 30 hari. Parameter penelitian adalah sebagai berikut:

Jumlah Nitrogen dan Fosfat dari Pakan yang Dibuang Ikan

Pengukuran jumlah nitrogen dan fosfat dari pakan yang dibuang ikan dilakukan setiap tiga hari sekali dengan cara menjumlahkan pakan yang termakan (g) kemudian dimasukkan dengan persamaan menurut Avnimelech (2009) sebagai berikut: (Avnimelech (2009) menyatakan bahwa hanya 25% saja N dan P pakan yang tercerna oleh ikan maupun udang).

Jumlah Nitrogen dan Fosfat air Buangan yang Tereliminasi

(29)

Jumlah air = debit air x jumlah detik (24 jam) x hari

3 Menghitung jumlah nitrogen dan fosfat di inlet dan outlet kolam ikan lele, dengan cara sebagai berikut:

Jumlah N dan P = (N dan P rata-rata) x (jumlah air)

4 Menghitung jumlah nitrogen dan fosfat yang tereliminasi, dengan persamaan sebagai berikut:

Jumlah N dan P yang tereliminasi = N dan P inlet – N dan P outlet

Retensi Nitrogen dan Fosfor pada Ikan Lele

Pengukuran nitrogen dan fosfor pada ikan lele dilakukan pada awal dan akhir penelitian dengan persamaan sebagai berikut:

Retensi N dan P = N dan P akhir – N dan P awal Keterangan:

Retensi N dan P = Jumlah N dan P yang tersimpan pada ikan selama penelitian (g)

N dan P awal = Jumlah N dan P ikan pada awal penelitian (g) N dan P akhir = Jumlah N dan P ikan pada akhir penelitian (g)

Jumlah Nitrogen dan Fosfor dalam Biomassa L. perpusilla

Pengukuran nitrogen dan fosfor pada biomassa L. perpusilla dilakukan setiap tiga hari sekali, dengan cara sebagai berikut:

1 Menimbang biomassa L. perpusilla (g)

2 Mengukur kadar nitrogen dan fosfat pada L. perpusilla (%)

3 Menghitung jumlah nitrogen dan fosfat L. perpusilla dengan persamaan sebagai berikut:

L. � =

100 � � L. �

Keterangan:

N dan P L. perpusilla = Jumlah nitrogen dan fosfat dalam biomassa L.

perpusilla (g)

N dan P = Kadar nitrogen dan fosfat dalam L. perpusilla

(%)

Biomassa L. perpusilla = Biomassa L. perpusilla setiap tiga hari (g)

Laju Pertumbuhan L. perpusilla

(30)

µ = ln� /�

Keterangan:

µ = Laju pertumbuhan L. perpusilla, xt = Biomassa pada waktu t,

x0 = Biomassa awal, dan

t = Waktu percobaan.

Sintasan

Ikan yang dipelihara diamati setiap hari. Ikan yang mati harus segera dikeluarkan dari wadah uji tidak dilakukan pergantian ikan uji yang mati. Sintasan ikan lele dihitung berdasarkan rumus Ricker (1979) sebagai berikut:

�� % = � 100

Keterangan:

Sintasan = Tingkat kelangsungan hidup (%)

Nt = Jumlah ikan yang hidup pada waktu akhir penelitian (ekor) No = Jumlah ikan yang mati pada awal penelitian (ekor)

Pertambahan Biomassa Ikan Lele (Growth Rate)

Pertambahan biomassa ikan lele merupakan perbandingan bobot awal ikan dengan bobot akhir selama waktu pemeliharaan. Secara matematis rumusnya adalah:

ℎ � = � − �

Keterangan :

Pertambahan biomassa = Growth rate (gr/hari)

t = Waktu (hari)

Wt = Biomassa ikan lele hari ke-t (kg)

Wo = Biomassa ikan lele awal (kg)

Glukosa Darah

Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan sebagai indikator stres sekunder sebagai akibat penerapan sistem resirkulasi. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan selama tiga kali yaitu pada hari ke-1, 15, dan 30 penelitian dengan persamaan sebagai berikut:

�� = � �

� � � [�� ]

Keterangan:

(31)

AbsSt = Absorbansi standar

[GSt] = Konsentrasi glukosa standar (mg/mL)

Parameter Kualitas Air

Data kualitas air yang diukur adalah suhu, DO, pH, suhu, dan turbiditas. Keseluruhan paramater kualitas air dilakukan setiap hari pada pukul 08.00 dan 16.00. Pengukuran kualitas air dilakukan secara in situ.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program microsoft excel 2010 dan SPSS 20.0, yang meliputi Analisis Ragam (ANOVA) dan uji F pada selang kepercayaan 95%. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan akan diuji lanjut dengan menggunakan uji Duncan. Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data yang tidak menyebar normal diuji menggunakan uji normalitas. Apabila terbukti tidak menyebar normal maka selanjutnya diuji dengan analisis nonparametrik kolmogorov smirnov.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Pendahuluan

Laju eksresi amoniak dihitung dengan menentukan kadar amoniak pada setiap wadah pengamatan dalam waktu setiap jam pengamatan. Pengamatan selama 5 jam menunjukkan bahwa konsentrasi amoniak dalam air terus meningkat. Ikan lele yang diteliti memiliki berat rata-rata sebesar 9.6 gram. Konsentrasai amoniak di dalam air dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Konsentrasi amoniak (mg L-1) dalam air selama 5 jam dan eksresi amoniak rata-rata per jam (mg g tubuh ikan-1 jam-1)

Perlakuan

Waktu Pengamatan (jam) Bobot rata-rata ikan lele

(g)

Eksresi Amoniak (mg g tubuh ikan-1

jam-1)

0 1 2 3 4 5

(32)

Jumlah pakan yang diberikan selama tiga hari dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Jumlah pakan yang termakan (g)

Hari Kolam 1 (g) Kolam 2 (g) Kolam 3 (g) Jumlah (g)

Berdasarkan data tersebut maka didapatkan nilai TAN (Avnimelech 2009) sebagai berikut:

ΔN= jumlah pakan (g) x protein pakan (%) x jumlah N dalam protein pakan (%) x eksresi ikan (75%)

= 127.5 g x 30% x 16% x 75% = 4.5903 mg kolam-1

Kemudian nilai ΔN terrsebut dimasukkan ke dalam persamaan berikut:

Luas tutupan L. perpusilla (%) =

Berdasarkan persamaan tersebut maka penetapan perlakuan luas tutupan L.perpusilla yang didasarkan pada barisan aritmatika adalah sebagai berikut:

Perlakuan 1 = 14.7%

Perlakuan 2 = 29.4% (dianggap sebagai kontrol) Perlakuan 3 = 44.1%

Jumlah nitrogen yang terdapat pada L. perpusilla selama 10 hari pengamatan dapat dapat dilihat pada Gambar 4.

Huruf supercript yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf uji 5 % (uji Duncan).

(33)

Jumlah nitrogen (gram) L. perpusilla yang tertinggi terdapat pada hari ke-3. Perlakuan waktu pemanenan L. perpusilla hari ke-1 berbeda nyata dengan hari ke-3,4, dan 10 (P<0.05). Uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% menyatakan bahwa waktu pemanenan L.perpusilla hari ke-1 berbeda nyata dengan hari ke-3,4, dan 10. Jumlah N L. perpusilla terendah pada waktu pemanenan hari 10 sebesar 0.0275±0.0035 g, sedangkan tertinggi pada hari ke-3 sebesar 0.0500±0.0040 g.

Menurut Effendi et al. (2007) L. perpusilla sebagai kontrol pada perlakuan kombinasi bakteri dan L.perpusilla selama 6 hari penelitian menunjukkan bahwa nitrat mengalami penurunan drastis pada hari ke-2 dari 0.145 mg L-1 menjadi 0.035 mg L-1. Penurunan nilai nitrat menandakan bahwa adanya penyerapan nitrat oleh L. perpusilla untuk pertumbuhan jaringan tubuh dan perkembangbiakkan.

Nilai nitrogen dalam biomassa L. perpusilla tersebut sesuai dengan pernyataan Iqbal (1999) bahwa untuk skala percobaan lapangan L. perpusilla

dapat dipanen dalam kurun waktu satu hingga tiga hari. Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa nilai nitrogen dalam biomassa L. perpusilla terus meningkat dari awal tebar hingga hari ke-3 dan mengalami penurunan pada hari ke-4 meskipun dalam uji stastistik hari ke-4,5,7, dan 8 tidak berbeda nyata dengan hari ke-3. Hal ini menandakan bahwa L. perpusilla memiliki kapasitas penyerapan nitrogen maksimum pada hari ke-3 dan hari selanjutnya nilai nitrogen akan menurun dan tidak berbeda nyata dengan nilai N pada hari ke-3. Oleh karena itu pada penelitian utama dilakukan pemanenan L. perpusilla pada hari ke-3.

Penelitian Utama

Jumlah Nitrogen dan Fosfat dari Pakan yang Dieksresikan Ikan

Ikan yang diberi pakan akan mengeksresikan sisa metabolisme tubuh yang mengandung nitrogen dan fosfor. Berdasarkan Gambar 5 diperlihatkan bahwa jumlah nitrogen dari pakan tertinggi pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla

44.1% dan terendah pada perlakuan luas tutupan 14.7%. Luas tutupan L.

perpusilla berbeda nyata pada hari ke-15, 24, 27, dan 30 (P<0.05). Jumlah nitrogen pakan yang dieksresikan terdiri dari tiga kelompok, yaitu paling tinggi pada luas tutupan L. perpusilla 44.1% berkisar 12.91-27.84 g, sedang pada luas tutupan L. perpusilla 29.4% berkisar 11.82-21.12 g, dan terendah pada luas tutupan L. perpusilla 14.7% berkisar 8.53-18.02 g. Uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% antara luas tutupan L. perpusilla berbeda nyata terhadap jumlah nitrogen pakan yang dieksresikan ikan lele pada hari penelitian ke-15, 24, 27, dan 30.

(34)

Huruf supercript yang tidak sama berbeda nyata antara perlakuan pada taraf uji 5% (uji Duncan).

Gambar 5 Jumlah nitrogen pakan yang dieksresikan ikan dengan perlakuan perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus).

Banyaknya fosfor (gram) hasil metabolisme tubuh dikeluarkan ikan melalui feses dan urin. Berdasarkan Gambar 6 dapat diketahui bahwa jumlah fosfor yang dieksresikan ikan pada hari ke-15, 24, 27, dan 30 berbeda nyata antara perlakuan (P<0.05). Pada awal penelitian jumlah fosfor yang dieksresikan tidak berbeda nyata namun secara keseluruhan pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa jumlah fosfor yang dieksresikan ikan tertinggi pada perlakuan luas tutupan L.

perpusilla 44.1% dengan nilai berkisar 1.02-2.20 g P, sedang pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla 29.4% berkisar 0.93-1.67 g P, dan terendah pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla 14.7% dengan kisaran 0.67-1.29 g P. Setelah dilakukan uji lanjut Duncan menggunakan selang kepercayaan 95% maka diketahui bahwa luas tutupan L.perpusilla berbeda nyata terhadap jumlah fosfor yang dieksresikan ikan lele pada hari penelitian ke-15, 24, 27, dan 30.

(35)

Huruf supercript yang tidak sama berbeda nyata antara perlakuan pada taraf uji 5% (uji Duncan).

Gambar 6 Jumlah fosfor pakan yang dieksresikan ikan dengan perlakuan perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus).

Removal Nitrogen dan Fosfat pada Air Limbah Budidaya Ikan Lele

Pengukuran nitrogen di dalam kolam penelitian selama 30 hari menunjukkan nilai yang berbeda. Pada Gambar 7 terlihat bahwa nilai removal nitrogen air limbah ikan lele pada luas tutupan L. perpusilla menunjukkan trend yang sama, yaitu nilai removal nitrogen perlakuan luas tutupan L. perpusilla

44.1% lebih besar bila dibandingkan dengan luas tutupan L. perpusilla 14.7% dan 29.4%. Hal ini juga berkaitan dengan jumlah eksresi nitrogen pada ikan serta sintasan pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla 44.1% lebih besar sebanyak 0.336-0.596 g N, sedang pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla 29.4% sebanyak 0.223-0.585 g N, dan terendah pada luas tutupan L. perpusilla 14.7% sebanyak 0.220-0.444 g N. Hasil analisis rata-rata nilai removal nitrogen pada ketiga perlakuan luas tutupan L. perpusilla menunjukkan berbeda nyata pada hari ke-21 hingga hari ke-30 masa penelitian (P<0.05). Uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan antara luas tutupan L. perpusilla berbeda nyata terhadap jumlah nitrogen pada air limbah budidaya ikan lele pada hari penelitian ke-3, 21, 24, 27, dan 30.

Jumlah nitrogen selama 30 hari masa penelitian yang dapat direduksi oleh L. perpusilla paling tinggi pada perlakuan 44.1% sebesar 3.5±0.07 g N dan

terendah pada perlakuan 14,7% sebesar 4.48±0.05 g N. Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa luas tutupan L. perpusilla berbeda nyata terhadap jumlah removal nitrogen dalam budidaya ikan lele (P<0.05). Uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan luas tutupan L.perpusilla 29.4% dengan 14.7% dan 44.1% terhadap jumlah removal nitrogen limbah budidaya ikan lele.

(36)

Huruf supercript yang tidak sama berbeda nyata antara perlakuan pada taraf uji 5% (uji Duncan).

Gambar 7 Removal nitrogen selama 30 hari masa penelitian dengan perlakuan perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus).

Berdasarkan Gambar 8 dapat diketahui bahwa jumlah fosfat pada air limbah budidaya ikan lele sangat berfluktuatif. Nilai fosfat tertinggi pada air limbah budidaya ikan lele didapatkan pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla

44.1% dengan nilai kisaran sebesar -13,80-9,162 g P, sedang pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla 29.4% berkisar -5,80-3.62 g P, dan terendah pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla 14.7% berkisar -6.92-3.724 g P. Setelah dilakukan analisis menggunakan uji lanjut Duncan maka didapatkan bahwa luas tutupan L.

perpusilla berbeda nyata terhadap nilai removal fosfat pada air limbah budidaya ikan lele pada hari penelitian ke-27 dan 30.

Selama kurun waktu 30 hari masa penelitian nilai removal fosfat dalam air limbah ikan tertinggi pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla 29.4% yaitu sebesar 2.95 P dan terendah pada perlakuan 44.,1% sebesar 0.17 g P.

Gambar 8 Removal fosfat selama 30 hari masa penelitian dengan perlakuan perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus).

(37)

Retensi Nitrogen dan Fosfor dalam Biomassa Ikan Lele

Pada Tabel 3 diperlihatkan retensi nitrogen ikan lele selama 30 hari masa pemeliharaan di dalam kolam penelitian. Ketiga perlakuan luas tutupan L.

perpusilla menunjukkan hasil yang berbeda nyata terhadap retensi nitrogen biomassa ikan lele (P<0.05). Perlakuan pada retensi nitrogen tertinggi pada perlakuan 44.1%, dengan nilai rata-rata 1135.00±105.84 g N dan terendah pada perlakuan 14.7%, dengan nilai rata-rata 279.06±37.66 g N. Uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara luas tutupan L. perpusilla terhadap retensi nitrogen dalam biomassa ikan lele.

Retensi fosfat ikan lele pada ketiga perlakuan tertinggi terjadi pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla 44.1%, dengan nilai rata-rata 14.10±0.68 g P dan terendah pada perlakuan 14.7%, dengan nilai rata-rata 6.94±2.09 g P. Hasil analisis retensi fosfat ikan lele pada ketiga perlakuan luas tutupan L. perpusilla

menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05).

Tabel 3 Nilai retensi nitrogen dan fosfor dalam biomassa ikan lele pada perlakuan perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1%.

Perlakuan Retensi (gram)

Nitrogen Fosfor

14,7% 279.06±37.66a 6.94±2.09a

29,4% 589.50±230.20a 8.88±2.82a

44,1% 1135.00±105.84b 14.10±0.68a

Angka yang diikuti dengan huruf supercript yang tidak sama berbeda nyata antara perlakuan pada taraf uji 5%.

Jumlah Nitrogen dan Fosfat dalam Biomassa Lemna perpusilla

Nitrogen dalam biomassa L. perpusilla menunjukkan nilai yang berbeda pada setiap perlakuan. Gambar 9 diperlihatkan kemampuan L. perpusilla

menyerap nitrogen dari air limbah budidaya ikan lele. Banyaknya nitrogen dalam biomassa L. perpusilla berbanding lurus dengan perlakuan luas tutupan L.

perpusilla. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa jumlah nitrogen di dalam biomassa L. perpusilla tertinggi pada perlakuan luas tutupan 44.1% sebesar 0.94-1.99 g N, sedang pada luas tutupan L. perpusilla 29.4% sebesar 1.45-2.90 g N, dan terendah 1.81-3.82 g N. Hasil analisis jumlah nitrogen dalam biomassa L.

perpusilla pada ketiga perlakuan luas tutupan L. perpusilla menunjukkan nilai yang berbeda nyata (P<0.05). Uji lanjut Duncan dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara luas tutupan L. perpusilla terhadap jumlah nitrogen dalam biomassa L. perpusilla.

Jumlah nitrogen selama 30 hari masa penelitian yang dapat diasimilasi menjadi biomassa L. perpusilla paling tinggi pada perlakuan 44.1% sebesar 28.13±0.74 g N dan terendah pada perlakuan 14,7% sebesar 13.69±0.34 g N. Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa antar perlakuan luas tutupan L. perpusilla berbeda nyata terhadap jumlah nitrogen yang diasimilasi oleh biomassa L. perpusilla (P<0.05). Uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan luas tutupan L.perpusilla

(38)

Jumlah fosfor yang disimpan di dalam jaringan L. perpusilla pada biomassa yang berbeda (Gambar 10). Jumlah fosfor dalam biomassa L. perpusilla

tertinggi pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla 44.1% sebesar 0.08-0.35 g P, sedang pada luas tutupan 29.4% sebesar 0.09-0.47 g P, dan terendah pada perlakuan 14.7% sebesar 0.16-0.68 g P. Perlakuan luas tutupan L. perpusilla

berpengaruh nyata terhadap jumlah fosfor dalam biomassa L. perpusilla (P<0.05). Uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara luas tutupan L. perpusilla terhadap jumlah fosfor dalam biomassa L.

perpusilla.

Jumlah fosfor selama 30 hari masa penelitian yang terasimilasi di dalam biomassa L. perpusilla paling tinggi pada perlakuan 44.1% sebesar 3.48±0.06 g P dan terendah pada perlakuan 29.4% sebesar 1.86±0.14 g P. Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa perlakuan luas tutupan L. perpusilla berbeda nyata terhadap jumlah fosfor yang terasimilasi dalam biomassa L. perpusilla

(P<0.05). Uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% menunjukkan hasil yang berbeda nyata ant ara perlakuan luas tutupan L.perpusilla 44.1% dengan 14.7% dan 29.4% terhadap jumlah fosfor yang terasimilasi di dalam biomassa L.

perpusilla.

Huruf supercript yang tidak sama berbeda nyata antara perlakuan pada taraf uji 5% (uji Duncan).

Gambar 9 Jumlah nitrogen (gram) dalam biomassa L. perpusilla dengan perlakuan perbedaan luas tutupan Lemna perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus).

(39)

Huruf supercript yang tidak sama berbeda nyata antara perlakuan pada taraf uji 5% (uji Duncan).

Gambar 10 Jumlah fosfor (gram) dalam biomassa L. perpusilla dengan perlakuan perbedaan luas tutupan Lemna perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus).

Pertumbuhan Lemna perpusilla

Pada Gambar 11 diperlihatkan kondisi pertumbuhan L. perpusilla

berdasarkan biomassa selama 30 hari penelitian. Pertumbuhan L.perpusilla

berbeda antar luas tutupan 14.7% dengan 29.4% dan 44.1% (P<0.05), namun pada hari ke 6,9,15, dan 18 pertumbuhan L. perpusilla tidak berbeda nyata (P>0.05). Pertumbuhan L. perpusilla yang paling tinggi terjadi pada luas tutupan 14.7%, pertumbuhan sedang pada luas tutupan 29.4%, dan terendah pada luas tutupan 44.1%. Uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara luas tutupan terhadap pertumbuhan L. perpusilla, namun tidak berbeda nyata pada hari penelitian ke-6,9,15, dan 18.

Huruf supercript yang tidak sama berbeda nyata antara perlakuan pada taraf uji 5% (uji Duncan).

Gambar 11 Pertumbuhan L. perpusilla dengan perlakuan perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus).

(40)

Sintasan

Nilai sintasan ikan lele yang dipelihara selama 30 hari berkisar antara 37.7-76.3% (Gambar 12). Nilai sintasan tertinggi diperoleh pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla 44.1% sebesar 76.3±7.95% dan terendah pada luas tutupan L.

perpusilla 14.7% sebesar 37.7±2.33%. Hasil analisis ragam (ANOVA) pada ketiga perlakuan luas tutupan L. perpusilla terhadap sintasan ikan lele menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0.05). Uji lanjut Duncan dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara luas tutupan L. perpusilla terhadap sintasan ikan lele.

Angka yang diikuti dengan huruf supercript yang tidak sama berbeda nyata antara perlakuan pada taraf uji 5% (uji Duncan).

Gambar 12 Sintasan ikan lele dengan perlakuan perbedaan luas tutupan L.

perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus).

Pertambahan Biomassa Ikan Lele

Gambar 13 memperlihatkan nilai pertambahan biomassa pada ketiga perlakuan luas tutupan L. perpusilla selama 30 hari. Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa perlakuan luas tutupan L. perpusilla berbeda nyata terhadap nilai pertambahan biomassa ikan lele (P<0.05). Nilai pertambahan biomassa tertinggi pada perlakuan luas tutupan 44.1% sebesar 277.92±17.36 g dan terendah pada perlakuan luas tutupan 14.7% sebesar 70.40±14.51 g. Hasil uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% menunjukkan bahwa luas tutupan L. perpusilla

berpengaruh nyata terhadap nilai pertambahan biomassa ikan lele. 37.7b

(41)

Angka yang diikuti dengan huruf supercript yang tidak sama berbeda nyata antara perlakuan pada taraf uji 5% (uji Duncan).

Gambar 13 Pertambahan biomassa ikan lele dengan perlakuan perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus).

Glukosa Darah

Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa luas tutupan L.

perpusilla pada pengukuran glukosa awal tidak berpengaruh nyata antar perlakuan (P>0.05). Pada hari ke-15 kadar glukosa darah mengalami peningkatan dan kadar glukosa darah tertinggi terdapat pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla

14.7% sebesar 102.73±12.21 mg 100 ml-1 dan terendah pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla 44.1% sebesar 50.94 mg 100 ml-1 (Gambar 14). Hasil uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% menunjukkan hasil yang berbeda nyata antara perlakuan luas tutupan L. perpusilla 14.9% dengan 44.1%. Pada pengukuran glukosa darah hari ke-30 kadar glukosa darah pada perlakuan 14.7% dan 29.4% mengalami penurunan, sedangkan trend glukosa darah pada perlakuan 44.1% mengalami kenaikan. Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa luas tutupan L. perpusilla berbeda nyata terhadap kadar glukosa darah ikan lele (P<0.05). Kadar glukosa darah tertinggi pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla

14.7% sebesar 98.83±10.75 mg 100 mL-1 dan terendah pada perlakuan 44.1% sebesar 59.88±5.82 mg 100 mL-1. Uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95% menunjukkan hasil berbeda nyata antara perlakuan luas tutupan L. perpusilla

(42)

Angka yang diikuti dengan huruf supercript yang tidak sama berbeda nyata antara perlakuan pada taraf uji 5% (uji Duncan).

Gambar 14 Trend kadar glukosa darah ikan lele dengan perlakuan perbedaan luas tutupan L. perpusilla 14.7%, 29.4%, dan 44.1% pada media pemeliharaan ikan lele (Clarias gariepinus).

Kualitas Air

Pengamatan kualitas air pada kolam pemeliharaan meliputi: kandungan oksigen terlarut (DO), suhu, pH, turbuditas, dan curah hujan. Oksigen terlarut, suhu, dan pH tidak berbeda antara perlakuan namun berbeda antara waktu pengukuran. Pagi hari (jam 09.00) nilai oksigen terlarut berada pada kisaran 2 ppm namun pada sore hari (jam 16.00) berkisar 4 ppm. Hasil terhadap suhu air kolam juga tidak berbeda antara tiap perlakuan, pada pagi hari berkisar 26-27 oC sedangkan pada siang hari berkisar 28-30 oC. Nilai pH pada pagi hari berkisar 6.7-7.3 sedangkan sore hari berkisar 6.7-7.4 namun ketiga nilai pengukuran kualitas air ini berfluktuatif. Nilai turbiditas kolam berada pada kisaran 7-80 ntu. Nilai turbiditas memiliki trend yang semakin meningkat seiring dengan lama waktu hari penelitian.

Pembahasan

Pemanfaatan nitrogen dan fosfat terlarut oleh L. perpusilla bertujuan untuk mengurangi beban cemar dari media budidaya. Seperti tumbuhan lainnya, L.

perpusilla memanfaatkan nitrogen dalam air limbah budidaya ikan lele sebagai nutrisi untuk mendukung pertumbuhannya. Pada Gambar 5 dapat dilihat nilai jumlah N yang dieksresikan ikan lele selama 30 hari. Jumlah N dan P yang dieksresikan ikan lele paling tinggi pada perlakuan luas tutupan L. perpusilla

(43)

Besarnya nilai eksresi nitrogen ikan lele yang dapat disisihkan oleh L.

perpusilla dapat dilihat dari nilai removal kandungan nitrogen dari air limbah budidaya ikan lele (Gambar 7). Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa nilai removal limbah nitrogen pada air limbah budidaya ikan lele tertinggi pada perlakuan luas tutupan 44.1%. Sebanyak 4.48±0.05 g N dan 2.95±8.85 g P jumlah nitrogen dan fosfat yang dapat disisihkan selama 30 hari lama waktu penelitian. Jika dihitung selisihnya antara jumlah nitrogen yang dieksresikan ikan dengan jumlah nitrogen yang di removal air buangan ikan lele maka didapatkan jumlah sisa nitrogen di media penelitian ini terbanyak pada perlakuan luas tutupan L.

perpusilla 44.1% sebesar 180.20±3.42 g N, sedangkan untuk unsur fosfat jumlah di air limbah budidaya jika dihitung selisihnya maka mendapatkan nilai sebesar 14.44±27.25 g P.

Kemampuan penyerapan nitrogen dan fosfat oleh L. perpusilla dari limbah budidaya ikan lele tiap perlakuan luas tutupan L. perpusilla tertinggi pada perlakuan luas tutupan 44.1% yaitu masing-masing sebesar 28.13±0.74 g N dan 3.48±0.06 g P. Selama 30 hari penelitian, L.perpusilla memanfaatkan 28.13 g N dan 3.48 g P terlarut dari limbah budidaya ikan lele sehingga biomassa L.perpusilla meningkat dua kali lipat setiap tiga hari penanaman L. perpusilla. Jika dihitung kapasitas penyerapan L. perpusilla perhari maka didapatkan nilai sebesar 2.4 mg N g biomassa-1 hari-1 dan 0.3 mg P biomassa-1 hari-1. Nilai ini lebih

kecil dari dari hasil pengukuran Crishmada dan Mardiyati (2011) yaitu L. perpusilla memiliki kapasitas serap 3.9 mg N-NO3 m-2 hari-1 dan 6.7 mg P-PO4

m-2 hari-1 pada media penanaman yang berasal dari air waduk Saguling dalam waktu hari ke-3 penelitian. Hal ini diakibatkan perbedaan jumlah biomassa awal. Pada penelitian Crishmada dan Mardiyati (2011) biomassa yang ditebar sebesar 5,10, dan 15 g sedangkan pada penelitian ini sebesar 198.3, 396.6, dan 594.9 g. Adanya perbedaan jumlah biomassa L. perpusilla dalam jumlah yang besar mengakibatkan terjadinya persaingan L. perpusilla dalam hal nutrien dan ruang tumbuh bagi L. perpusilla.

Jika dihitung perjam, maka L.perpusilla mampu menyerap nitrogen terlarut sebesar 0.0001 g N g biomassa-1 jam-1. Pemanfaatan nitrogen oleh L.

perpusilla pada penelitian ini jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan eksresi amoniak yang dilakukan pada penelitian pendahuluan jumlah eksresi amoniak ikan lele. Pada penelitian pendahuluan jumlah eksresi amoniak ikan lele diketahui nilai eksresi amoniak rata-rata mencapai 7.7 g g-1 tubuh ikan-1 jam-1. Berdasarkan perbandingan kedua data tersebut dapat diartikan bahwa L.perpusilla

belum mampu menyerap nitrogen dari media budidaya secara optimal. Hal ini dikarenakan ketinggian air kolam filter sebesar 50 cm. Kondisi ini menyebabkan akar L.perpusilla yang hanya memiliki panjang antara 3-5 cm tidak mampu menyerap nitrogen secara optimal walaupun debit air sebesar 0.192 L s-1 pada penelitian ini dibuat dengan sedemikian rendah dengan tujuan agar L. perpusilla

mampu memaksimalkan penyerapan limbah nitrogen.

(44)

kemampuan L.perpusilla untuk menyerap nitrogen dan semakin meningkatnya beban limbah ikan lele menyebabkan fitoplankton dan bakteri heterotrof ikut berperanpada kolam filter dan memanfaatkan limbah budidaya ikan lele sebagai unsur hara bagi pertumbuhannya. Hal ini seperti yang dilaporkan oleh Journey et al. (1991) bahwa alga uniselular merupakan kompetitor utama L. perpusilla dalam menyerap nutrien di perairan. Alga dapat menurunkan laju pertumbuhan L.

perpusilla sehingga menghambat penyerapan nutrien, oleh karena itulah menimbulkan fluktuasi pada media budidaya.

Lebih lanjut Sakdiah (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi kemampuan rumput laut menyerap nitrogen terlarut di media budidaya, maka akan semakin besar nilai pertumbuhannya dan dapat dibuktikan dari kandungan nitrogen pada rumput laut. Bukti penyerapan nitrogen dan fosfat tercermin pada jumlah nitrogen dan fosfat L. perpusilla dapat dibuktikan secara statistik (Lampiran 25 dan 27) adanya perbedaan pada perlakuan luas tutupan 44.1% terhadap jumlah nitrogen dalam L. perpusilla lebih tinggi dari pada perlakuan lainnya. Hal ini diakibatkan biomassa L. perpusilla lebih banyak pada perlakuan luas tutupan 44.1% (594.9 g) bila dibandingkan dengan luas tutupan 14.7% (198.3 g) dan luas tutupan 29.4% (396.6 g) sehingga memiliki kapabilitas yang lebih besar dalam menyerap nitrogen di media budidaya. Kemampuan L. perpusilla

menyisihkan limbah nitrogen tercermin dari jumlah biomassanya (Gambar 9). L.

perpusilla dapat memanfaatkan nitrogen terlarut dengan serapan nutrien melalui akarnya pada media budidaya. Menurut Okomoda et. al. (2012) nutrien yang terserap kemudian akan disimpan di dalam jaringan tubuhnya dalam bentuk protein yang digunakan untuk pertumbuhan dan bertahan dalam kondisi lingkungan yang buruk. Selanjutnya, konsentrasi nitrogen pada jaringan L.

perpusilla bergantung pada jumlah nitrogen di media budidaya (Okomoda et al.

2012). Sama halnya dengan penelitian oleh Sakdiah (2009), bahwa pengambilan dan penyerapan nitrogen oleh rumput laut dipengaruhi oleh konsentrasi nitrogen anorganik terlarut di dalam air serta kandungan nitrogen dalam jaringan tumbuhan dan kecepatan pertumbuhan.

L. perpusilla berkembangbiak dengan cara pertunasan. L. perpusilla dapat menggandakan diri dua kali lipat dalam waktu dua hari pada kondisi lingkungan yang ideal, dukungan sinar matahari, dan temperatur yang optimum (Journey et al.

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Pikir
Gambar 2  Bentuk dan ukuran kolam penelitian L. perpusilla dengan luas tutupan
Gambar 3  Tata letak kolam penelitian ikan lele dan L. perpusilla dalam skala
Tabel 3  Jumlah pakan yang termakan (g)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Huruf pada kolom Duncan's Grouping yang sama menyatakan tidak berbeda nyata dan yang tidak sama menyatakan berbeda nyata.. Uji Duncan's

Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis nilai kecernaan pakan dan protein pada ikan lele, tingkat ekskresi amoniak ikan lele, dinamika kadar amoniak dan

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan D (pemberian pakan dengan bakteri dan molasses) yang merupakan sistem heterotrofik dapat menurunkan kadar nitrit, namun kadar

Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ 5% menunjukkan bahwa penambahan bubuk bunga rosella terhadap intensitas warna kuning pada sosis yang dihasilkan berbeda nyata

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan lele dumbo yang diberi pakan buatan dan cacing tanah dengan dosis yang berbeda berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap jumlah

Berdasarkan hasil penelitian pada pertumbuhan bobot mendapatkan hasil yang terbaik pada perlakuan D dengan nilai 0,38 g dan yang terendah terdapat pada perlakuan

pertumbuhan harian mendapatkan hasil yang tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 95%, yang berarti penambahan tepung ampas kelapa yang dicampur pakan komersil. 0

Berdasarkan hasil uji lanjut BNJ 5% menunjukkan bahwa penambahan bubuk bunga rosella terhadap intensitas warna kuning pada sosis yang dihasilkan berbeda nyata