• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

DI KELAS X MA ATTAQWA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

SITI AKMALIAH

NIM: 109015000157

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)

LEMBAR

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi

di

kelas

X

MA

Attaqwa disusun oleh

Siti

Akmaliah,

Nomor Induk

Mahasiswa

109015000157,

diajukan

kepada Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 21

April

2014

di

hadapan dewan penguji. Karena itulah, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana 51 (S.Pd)

dalam bidang Pendidikan IPS.

Jakarta,30

April2014

Panitia Uj ian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua JurusarVProgram

Studi)

Tanggal Tandatangan

'<</

Dr. Iwan Purwanto, M.Pd

NrP. 19730424 200801

I

012

Sekertaris (Sekertaris Jurusan/Prodi)

Drs. H. Syarifulloh,

M.

Si NrP. 19670909

20070i

1 033 Penguji I

Drs. Nurochim,

MM

NIP. 19590715 198403 1 003

Penguji

II

Mochammad Noviadi Nugroho. M.Pd

NrP. 19761118 201101

I

006

o,

fq

/s-o

tt

3%r,a,4---fuq)

Mengetahui :

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Nurlerrd?ifa' i,

MA,

Ph.D NIP. 19520520 198103 1 010
(4)
(5)

ABSTRAK

Siti Akmaliah, NIM 1099015000157 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di kelas X MA Attaqwa.

Dalam penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar siswa. Instrumen dianalisis dengan menggunakan model anates. Data diperoleh dari hasil lembar observasi kegiatan belajar siswa, lembar soal tes akhir, dan wawancara.

Berdasarkan analisis dan pengamatan hasil dari penelitian tersebut diperoleh informasi bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, dapat terlihat pada setiap pertemuan kegiatan belajar siswa mengalami peningkatan hal ini ditandai dengan sikap siswa yang menerima, mendengarkan, mengeluarkan pendapat, dan memperhatikan guru yang menjelaskan pelajaran di depan kelas. Kategori N-gain yang diperoleh di kelas eksperimen yaitu kategori tinggi 82%, sedang 55%. Sedangkan N-gain yang diperoleh kelas kontrol yaitu kategori tinggi 74%, sedang 46%. Penelitian ini menggunakan uji “t” yang diperoleh ttabel < thitung (2,02 < 4,71). Hasil ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan media audio visual dimana hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.

(6)

Student Results on Economic Subjects in Class X MA Attaqwa .

In this study using quasi-experimental methods . Where this study aims to determine the effect of the use of audio-visual media on student learning outcomes . Instrument were analyzed using a model anates . The data obtained from the observation sheet student learning activities , the final test booklet , and interviews .

Based on the analysis and observation of the results of the study obtained information that the use of audio-visual media can enhance the activity and student learning outcomes , can be seen at every meeting and learning activities of students has increased it is characterized by an attitude of students who received , listening , expression , and pay attention to the teacher which explains on the front of the class . Category N - gain obtained in the experimental class is 82 % higher category , was 55 % . While the N - derived gain control class that is 74 % higher category , was 46 % . This study used a test " t " obtained ttable < thitung ( 2.02 <

4.71 ) . These results indicate that there are differences in student learning outcomes by using audio-visual media in which the learning outcomes experimental group was higher than the control group .

(7)

iii

KATA PENGANTAR

ﻢﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤﺣﺮﻟا ﷲا ﻢﺴﺑ

Sembah dan sujud syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah

menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai

makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai kholifah di muka bumi ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan kepada ummat

manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa

yang telah diajarkan kepada ummat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman.

Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi dengan

judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X MA Attaqwa” dapat

diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tidak lupa semua pihak yang sangat membantu dalam proses penyelesaian

skripsi ini, dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA., Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Bapak Drs. Abd. Rozak M.Si., Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) sekaligus sebagai pembimbing skripsi yang senantiasa

memberikan nasehat, saran dan kritik untuk membangun dalam penyelesaian

(8)

iv pimpin.

7. Bapak Kusniadi, S.Pd sebagai Guru Bidang Studi Ekonomi di MA Attaqwa,

Bapak dan Ibu guru serta seluruh staff MA Attaqwa, atas bantuan dan

informasi yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian.

8. Pengelola Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Perpustakaan Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), terima kasih atas buku-bukunya

dan pelayanan yang telah diberikan kepada penulis.

9. Ayahanda H. Burhanuddin Munaf dan Ibunda Hj. Nurhayati Anhar tercinta,

yang telah memberikan banyak motivasi, kasih sayang dan curahan perhatian

dan selalu berjuang tanpa mengenal menyerah untuk mengasuh, mendidik,

membimbing baik moril maupun materil serta doa yang selalu teriring di

setiap saat untuk Ananda dalam menghadapi segala hal selama masa

perkuliahan.

10. Kakak-kakakku tercinta Ummu Hani ,Najmul Laily ,Siti Zahrotul Hayah dan

Ahmad Abidullah serta keponakanku tercinta Siti Alifah, Muhammad Ilyas

Fairuz dan Irdina Najdah Huwaida yang tiada hentinya memberikan motivasi,

kasih sayang dan curahan perhatian kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini, terima kasih atas doa dan dukungannya.

11. Kawan-kawan Jurusan Pendidikan IPS terutama dari prodi Ekonomi Mila

Zulfiah, Nurfaidah, Riyadlul Jannah dan Ratna Marlianti yang tiada hentinya

memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini terima

kasih atas motivasi dan dukungannya yang telah diberikan kepada penulis.

12. Sahabat-sahabatku Reni Novita, Seli Purnamasari, Tri Wahyuningsih, dan

Euis Sholihat yang selama ini selalu bersama baik susah maupun senang dan

tanpa kalian sulit bagi penulis untuk melangkah sampai sejauh ini, tiada kata

(9)

v

kasih karena sudah mau menjadi sahabat terbaik penulis, semoga persahabatan

ini abadi untuk selamanya.

13. Semua pihak yang penulis sadari atau tidak di sadari yang telah membantu

penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan, semoga

jasa baik yang telah mereka sumbangkan menjadi amal sholeh dan mendapat

balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Penulis menyadari, dalam skripsi ini

masih banyak kekurangan. Penulis memohon kepada semua pihak untuk

memberikan saran dan nasehat demi perbaikan skripsi ini Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada

umumnya.

Jakarta, 03 April 2014

(10)

vi

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR A. Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Ekonomi ... 8

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 8

a.Urgensi Penggunaan Media Pembelajaran ... 10

b.Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran... 11

c.Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 13

d.Klasifikasi dan Macan-macam Media Pembelajaran ... 15

e. Media Pembelajaran Audio Visual ... 17

f. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual ... 18

2. Hasil Belajar ... 19

a.Pengertian Belajar ... 19

b.Pengertian Hasil Belajar ... 20

c.Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ... 22

3. Pembelajaran Ekonomi ... 23

a.Pengertian Ekonomi dan Ruang Lingkupnya ... 23

(11)

vii

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berfikir ... 27

D. Pengajuan Hipotesis ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

B. Metode Penelitian... 31

C. Desain Penelitian ... 31

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 36

G. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 38

a.Uji Validitas ... 38

b.Uji Reliabilitas ... 39

c.Taraf Kesukaran ... 40

d.Daya Pembeda Soal ... 41

H. Teknik Analisis Data ... 43

1.Analisis Data Kuantitatif ... 43

a. Uji Syarat Analisis Data ... 43

1) Uji Normalitas ... 43

2) Uji Homogenitas ... 44

b. Pengujian Hipotesis ... 45

2.Analisis Data Kualitatif ... 46

a.Data Observasi ... 46

b. Data Wawancara ... 46

3.Hipotesis Statistik ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil MA Attaqwa ... 48

B. Hasil Pengujian Persyaratan analisis data ... 52

1. Uji Normalitas ... 52

2. Uji Homogenitas... 54

C. Hasil Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ... 55

(12)

viii

c.Deskripsi Data N-Gain ... 67 F. Pembahasan Temuan Penelitian ... 72 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 75 B. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA ... 77

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Gambaran Umum MA Attaqwa Lampiran 2 : RPP Pertemuan Ke-1 (Ekperimen) Lampiran 3 : RPP Pertemuan Ke-1 (Kontrol) Lampiran 4 : Kisi-kisi Hasil Belajar

Lampiran 5 : Soal Tes Uji Coba

Lampiran 6 : Jawaban Kisi-kisi Hasil Belajar Lampiran 7 : Soal Penelitian (Pretes dan Posttest)

Lampiran 8 : Jawaban Soal Penelitian (Pretest dan Posttest) Lampiran 9 : Lembar Observasi KBM Siswa

Lampiran 10 : Rekapitulasi KBM Siswa Kelompok Eksperimen Lampiran 11 : Lembar Observasi Guru

Lampiran 12 : Rekapitulasi Hasil Observasi Guru Lampiran 13 : Pedoman Wawancara Guru Lampiran 14 : Pedoman Wawancara Siswa Lampiran 15 : Jawaban Wawancara Guru Lampiran 16 : Jawaban Wawancara Siswa

Lampiran 17 : Pengujian Normalitas Pretes Kelas Eksperimen Lampiran 18 : Pengujian Normalitas Pretes Kelas Kontrol Lampiran 19 : Pengujian Homogenitas Pretes dengan Barlet Lampiran 20 : Uji Hipotesis Pretes dengan Uji “t”

Lampiran 21 : Pengujian Normalitas Postes Kelas Eksperimen Lampiran 22 : Pengujian Normalitas Postes Kelas Kontrol Lampiran 23 : Pengujian Homogenitas Postes dengan Barlet Lampiran 24 : Uji Hipotesis Postes denganUji “t”

(14)

x

Tabel 4.3 : Hasil Uji Normalitas Pretest Eksperimen dan Kontrol Tabel 4.4 : Hasil Uji Normalitas Posttest Eksperimen dan Kontrol Tabel 4.5 : Hasil Uji Homogenitas Pretset Eksperimen dan Kontrol Tabel 4.6 : Hasil Uji Homogenitas Posttest Eksperimen dan Kontrol Tabel 4.7 : Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa

Tabel 4.8 : Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Pretest Eksperimen dan Kontrol. Tabel 4.9 : Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Posttest Eksperimen dan Kontrol Tabel 4.10 : Data Nilai Kelompok Eksperimen dan Kontrol

(15)

xi

DAFTAR TABEL

(16)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pondasi yang penting bagi setiap individu bahkan Negara. Dalam kehidupan yang penuh persaingan saat ini, seseorang diperhitungkan kedudukan dan kemampuannya di masyarakat adalah yang memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka lahirlah manusia yang menjadi sumber daya dari suatu Negara dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Hal ini tercantum dalam Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1

Begitu pentingnya pendidikan dalam suatu Negara ini dikarenakan suatu Negara akan berhasil jika memiliki masyarakat yang mampu

1

(17)

2

bersaing dengan dunia luar yang tentunya dengan pendidikan yang sangat baik. Dalam hal ini belajar menjadi proses penting dalam pendidikan.

Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi karena adanya interaksi pada diri orang di sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi dimana saja, salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan oleh terjadinya proses belajar yang mampu merubah pola pemikirannya.

Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup kompleks karena banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama karena keberhasilan proses belajar-mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru.

Tugas seorang guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melaui interaksi komunikasi dalam proses belajar-mengajar yang dilakukannya. Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien dan mampu di miliki oleh sekolah serta tidak menolak untuk digunakannya peralatan teknologi modern yang relevan dengan tuntunan masyarakat dan perkembangan zaman. Pada zaman sekarang masih banyak guru yang kurang mengerti dengan penggunaan teknologi yang modern seperti OHP, Proyektor dan lain sebagainya, guru masih banyak yang mengajar tanpa media hanya dengan metode konvensional contohnya ceramah. Karena itu, banyak siswa yang merasa jenuh selama proses pembelajaran sehingga semangat belajar mereka pun menjadi kurang.

(18)

perhatian siswa untuk belajar dalam suasana yang menyenangkan dengan menggunakan media dalam proses pembelajaran. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswanya dan ketidaklancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang di berikan guru.

Media pembelajaran adalah alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu berupa saran yang dapat memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit serta mudah dipahami.2

Media memiliki peranan sangat penting dalam proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran IPS yaitu pelajaran ekonomi, dengan adanya media dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Kegiatan pembelajaran sekarang bergerak maju seiring kemajuan teknologi, sehingga membawa dampak baik bagi kemajuan dalam proses pembelajaran dan dalam penyampaian materi pelajaran, pada awalnya materi disampaikan melalui metode ceramah, saat ini pembelajaran bergerak maju dengan menggunakan media pembelajaran.

Media pembelajaran memiliki jenis media yang digunakan oleh sekolah umumnya, diantaranya media visual (penglihatan), media audio (pendengaran), dan audio visual memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya masing-masing dan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya mendefinisikan bahwa media audio merupakan media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif / pita suara atau piringan suara yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar.3

2

Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Ciputat Pers, 2002), h. 20-21.

3

(19)

4

Menurut Yudhi Munadi media audio visual adalah “ suatu media

penggabung dari audio visual yang diterima dengan menggunakan panca

indera”.4

Media audio visual dapat dibagi menjadi dua jenis fungsi pertama dilengkapi peralatan suara dan gambar dalam satu unit dapat dikatakan media audio visual murni, seperti gerak, suara televisi dan video. Jenis kedua adalah jenis media audio visual tak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, OHP, dan peralatan visual lainnya bila diberi suara dari rekam kaset yang di manfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses pembelajaran.

Pada pelajaran ekonomi dapat juga diterapkan dengan media audio visual. Ekonomi berasal dari bahasa yunani, yaitu oikosnamos atau oikonomia yang artinya manajemen urusan rumah tangga, khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan. Namun, sejak perolehan maupun penggunaan kekayaan sumber daya secara fundamental perlu diadakan efisiensi, termasuk pekerja dan produksinya maka dalam bahasa modern istilah ekonomi tersebut menunjuk terhadap prinsip usaha maupun metode untuk mencapai tujuan dengan alat-alat sesedikit mungkin.5

Menurut Sapriya, ilmu ekonomi adalah “suatu studi tentang

bagaimana langkanya sumber-sumber dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan-keinginan manusia yang tidak terbatas”.6

Manusia dalam kegiatan ekonominya melalui tahapan-tahapan, yang pertama adalah melakukan kegiatan produksi, distribusi hingga konsumsi. Kegiatan tersebut dalam sehari-harinya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Dalam belajar ekonomi diperlukan juga peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar adalah hasil akhir yang diterima setelah

4

Yudhi Munadi,Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung persada press, 2008), h. 113.

5

Dadang Supardan,Pengantar Ilmu Sosial,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 366. 6

(20)

mengalami proses belajar mengajar ekonomi dan tidak hanya diarahkan pada penguasaan materi saja, tetapi juga menyentuh ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dalam mewujudkan nilai-nilai positif, sehingga belajar ekonomi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari, mengatur hidupnya sendiri dan mampu merubah tingkah laku ke arah yang lebih baik lagi.

Peningkatan hasil belajar mengajar menekankan pada suatu usaha yang akan melahirkan aktifitas belajar yang efektif. Belajar yang efektif merupakan suatu aktifitas belajar yang optimal pada diri siswa. Menciptakan kondisi beajar yang efektif bagi siswa yang sangat bergantung kepada cara pengelola kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan siswa dapat belajar sebaik mungkin berdasarkan kemampuannya.

Media pembelajaran yang diterapkan di sekolah dalam menyajikan mata pelajaran ekonomi pada umumnya guru jarang atau bahkan tidak pernah mengajar menggunakan media, pada pelajaran ekonomi guru biasanya hanya menggunakan metode konvensional seperti ceramah atau diskusi tanpa menggunakan media lainnya. Sehingga proses pembelajaran tersebut tidak dapat menarik perhatian siswa dan membuat suasana belajar menjadi jenuh atau membosankan yang dapat menyebabkan hasil belajar siswa pun rendah pada mata pelajaran ekonomi. Karena kurangnya pengetahuan guru akan penggunaan media pembelajaran seperti OHP, Proyektor bahkan masih ada guru yang masih belum bisa menggunakan laptop atau komputer.

Berangkat dari permasalahan di atas, mendorong penulis untuk meneliti Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di kelas X MA

(21)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Guru belum menggunakan media pembelajaran khususnya media audio visual dalam proses pembelajaran.

2. Pembelajaran ekonomi yang masih menggunakan metode konvensional sehingga membuat siswa jenuh.

3. Media pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran kurang menarik perhatian siswa.

4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi masih rendah.

5. Pada pembelajaran ekonomi masih kurangnya penggunaan media audio visual.

C. Pembatasan Masalah

Karena terlalu luasnya masalah yang teridentifikasi dan untuk memberi arah yang jelas dalam proses penelitian, maka dalam hal ini perlu diadakan pembatasan masalah, maka penulis membatasi masalah penelitian tentang pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi di MA Attaqwa.

D. Perumusan Masalah

Adapun rumusan pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di MA Attaqwa.

E. Tujuan Penelitian

(22)

F. Manfaat Penelitian

a. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

b. Bagi guru, dapat memberikan masukan yang berarti sebagai bahan kajian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.

(23)

8

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Ekonomi

1. Pengertian Media Pembelajaran

Secara harfiah kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.1

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan / informasi.

Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Adapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

1

(24)

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Gagne dan Briggs menyatakan bahwa “media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”.2

Menurut Association for education and communication Technology (AECT) mendefinisikan “media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi”.

Sedangkan National Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat di manipulsaikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruktional.3

Menurut Rossi dan Breidle, mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan deprogram untuk pendidikan, maka merupakan media pembelajaran. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan.4

Gerlach dan Ely, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.5

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan

2

Ibid.h. 6

3

Usman, M. Basyiruddin-Asnawir,Media Pembelajaran,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 11

4

Wina Sanjaya,Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,(Jakarta: Kencana, 2011), h. 204.

5

(25)

10

dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

a. Urgensi Penggunaan Media Pembelajaran

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri di mana guru atau dosen dan siswa / mahasiswanya bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan siswa/mahasiswa, kurangnya minat dan kegairahan, dan sebagainya.

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.6

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:

1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa atau mahasiswa. Pengalaman masing-masing individu yang beragam karena kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam pengalaman yang dimiliki mereka.

6

(26)

2. Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak hal yang sukar untuk dialami secara langsung oleh siswa/mahasiswa di dalam kelas, seperti objek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang diamati terlalu cepat atau terlalu lambat. Maka dengan melalui media akan dapat diatasi kesukaran-kesukaran tersebut.

3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan.

4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. Penggunaan media, seperti: gambar, film, model, grafik, dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar.

6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. Dengan menggunakan media, horizon pengalaman anak semakin luas, persepesi semakin tajam, dan konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap, sehingga keinginan atau minat baru untuk belajar selalu timbul.

7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar.7

b. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan,

7

(27)

12

kondisi siswa/mahasiswa, ketersediaan perangkat keras (hardware) dan poerangkat lunak (software), mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan ini merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku.

2. Aspek materi menjadi petimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.

3. Kondisi audien (siswa) dari subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak.

4. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.

5. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada siswa secara tepat dan berhasil guna dengan kata lain tujuan yang di tetapkan dapat dicapai secara optimal.

6. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana mungkin lebih menguntungkan daripada menggunakan media yang canggih (teknologi tinggi) bila hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.8

Pemilihan media harus sistematis. Dengan cara demikian prosedur belajar diharapkan dapat berjalan efektif dan efisien. Betapapun canggihnya media yang dipilih, jika tidaak digunakan dengan baik tentunya tidak banyak gunanya. Agar penggunaan media itu efektif, penggunaan media harus direncanakan dan dirancang secara sistematis.

8

(28)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilihan media pembelajaran harus selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, meliputi aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media, kondisi siswa dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak, ketersediaan media di sekolah atau kemungkinan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan, media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada siswa secara tepat dan berhasil. Dengan kata lain, tujuan yang di tetapkan dapat dicapai secara optimal, dan biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai.

c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Perolehan pengetahuan siswa akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang tergantung dalam kata tersebut. Hal semacam ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya diusahakan agar pengalaman siswa menjadi lebih konkret, pesan yang ingin disampaikan benar-benar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai, dilakukan melalui kegiatan yang dapat mendekatkan siswa dengan kondisi yang sebenarnya.

Hal lain, penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diajak berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan. Padahal untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis.

(29)

14

1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.

Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.

Guru dapat menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari yang langka melaui hasil rekaman video. Atau bagaimana proses perkembangan ulat menjadi kupu-kupu, demikian juga dalam pelajaran IPS, guru dapat menjelaskan bagaimana terjadinya peristiwa proklamasi melalui tayangan film dan lain sebagainya.

2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu

Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Misalakan untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada manusia, dapat disajikan melalui film.

3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkta. Sebagai contoh, sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap topik tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir, atau tentang kotoran limbah industri dan sebagainya.9

Ada tiga langkah prosedur penggunaan media pengajaran yang perlu diikuti yaitu persiapan, pelaksanaan, (penyajian, penerimaan), dan tindak lanjut.

a. Persiapan

Langkah ini dilakukan sebelum menggunakan media. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan media dapat dipersiapkan dengan baik, yaitu: 1) pelajari buku petunjuk atau bahan penyerta siaran yang telah

9

(30)

disediakan, kemudian di ikuti petunjuk di dalamnya. 2) siapkan peralatan yang di perlukan untuk menggunakan media tersebut, 3) tetapkan apakah media tersebut digunakan untuk kelompok atau individu, yakinkan bahwa semua peserta sudah mengerti tujuan yang hendak dicapai, 4) atur tatanannya agar peserta dapat melihat, mendengar pesan-pesan pengajarannya dengan baik.

b. Pelaksanaan

Satu hal yang perlu diperhatikan selama menggunakan media pengajaran yaitu menghindari kejadian yang dapat mengganggu ketenangan, perhatian, dan konsentrasi siswa.

c. Tindak Lanjut

Kegiatan ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman peserta didik terhadap pokok-pokok materi atau pesan pengajaran yang hendak disampaikan melalui media tersebut, selanjutnya pada beberapa media yang dilengkapi dengan alat evaluasi, langkah ini dimaksudkan pula untuk melihat tercapai atau tidaknya tujuan dengan kegiatan diskusi, tes, percobaan, observasi, latihan, remedial, dan pengayaan.

d. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat dikalsifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.

1. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam :

a. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara. b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

(31)

16

c. Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film,slidesuara dan lain sebagainya. 2. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke

dalam:

a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan rentak seperti radio dan televisi.

b. Media yang mempunyai daya liput terbatas oleh ruang dan waktu, seperti filmslide, film, video, dan lain sebagainya.

3.Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:

a. Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya.

b. Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.

Menurut Rudy Bertz, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:

a. Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film TV. b. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, cetak suara,

dan lain-lain.

c. Media visual gerak, seperti: film, film strip, dan lain-lain. d. Media visual diam, seperti: gambar, OHP, dan lain-lain.

e. Media audio, seperti: radio, kaset rekaman, tape recorder dan lain-lain.10

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh dapat juga dimanfaatkan,

10

(32)

untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan motivasi.

e. Media Pembelajaran Audio Visual

1. Media Audio

Media audio merupakan media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif / pita suara atau piringan suara yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar.11

Menurut Hamzah, B. Uno, ia mendefinisikan bahwa media audio adalah media yang sangat fleksibel, relatif murah, praktis dan ringkas, serta mudah dibawa (portable). Media ini dapat digunakan, baik untuk keperluan belajar berkelompok (group learning) maupun belajar individual.12

2. Media visual

Yaitu media yang hanya dapat dilihat saja tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.13

3. Media audio visual

Menurut Yudhi Munadi media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media visual, juga pesan verbal dan non verbal yang terdengar layaknya media audio diatas.14

Media audio visual merupakan jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat.

11

Ibid., h. 216 12

Hamzah, B Uno.Profesi Kependidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010), h. 116

13

Sanjaya., op. cit. h.211

14

(33)

18

Kemampuan media ini dianggap lebih menarik dan lebih baik, sebab mengandung kedua unsur jenis media audio dan media visual.

Jadi media audio visual merupakan media yang memiliki unsur suara dan unsur gambar dimana dapat disajikan dalam berbagai bentuk tampilan yaitu seperti film atau video. Dan dengan demikian media audio visual sangat berperan dalam proses pembelajaran terutama dalam hal penyampaian materi pelajaran.

f. Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio Visual

Media audio visual merupakan salah satu media yang tepat dalam pembelajaran karena media audio visual dapat menarik perhatian siswa dan pesan atu materi yang disampaikan dapat dilihat dan didengar langsung oleh siswa, apalagi jika siswa tersebut terlibat langsung dalam penggunaan dan pemanfaatan media audio visual tersebut.

Dalam hal ini, media dalam bentuk audio visual yang di pilih peneliti diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Audio visual digunakan untuk membawa lingkungan keruangan kelas dalam bentuk video yang diputar dikelas. Audio visual dapat digunakan berulang kali sesuai dengan kebutuhan, saat guru ingin memberikan informasi atau penguatan mengenai materi yang sedang dipelajari video dapat dihentikan atau diputar kembali.

Media audio visual dapat memotivasi siswa dalam memahami konsep yang sedang dipelajari. Pada tahap titik lanjut, media dapat membantu guru untuk mengulangi lagi bagian yang kurang jelas bagi siswa, guru mampu mengaitkan konsep materi pelajaran yang diajarkan dengan pengalaman siswa sehari-hari sehingga kemungkinan timbulnya persepsi yang berbeda-beda oleh anak didik semakin kecil, motivasi siswa untuk belajar menjadi meningkat sehingga hasil belajar pun meningkat.

(34)

1) Dapat menjadikan suasana kelas menjadi lebih hidup dan lebih menarik, serta dapat digunakan untuk memperlihatkan sesuatu secara lebih nyata. 2) Tidak perlu menggunakan ruangan yang gelap.

3) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.

4) Penggunaan media ini dapat memecahkan aspek verbalisme pada siswa. Sedangkan kekurangan dari penggunaan media audio visual, yaitu :

1) Membutuhkan banyak biaya, baik biaya pengadaan maupun biaya pemeliharaan sarana dan prasarana.

2) Menggunakan banyak peralatan seperti OHP, Proyektor, tape recorder dan lain-lain.

3) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar (Learning), seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relative berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian dari pengalaman-pengalaman. Belajar itu sendiri merupakan satu kegiatan yang terjadi dalam didalam diri seseorang yang sukar diamati secara langsung.

Dalam bukunya Fadhilah Suralaga mendefinisikan“belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.”15

Sedangkan menurut Arief, S. Sadirman mendefinisikan belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat

15

(35)

20

nanti. Salah satu pertanda bahwa seseoramg telah belajar adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya.”16

Menurut Muhibbin Syah, ia mendefinisikan belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.17

Menurut Oemar Hamalik, ia menjelaskan bahwa “belajar adalah

usaha mmeperoleh sejumlah ilmu pengetahuan. Pengetahuan mendapat tekanan yang penting, oleh sebab pengetahuan memegang peranan utama dalam hidup manusia.”18

Berbeda dengan Tohirin, mendefinisikan bahwa belajar ialah “suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”19

Berdasarkan beberapa definisi yang telah diutarakan di atas, secara umum belajar dapat dipahami bahwa belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil dari pengalamn dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah

16

Arief, S. Sardiman, Media Pembelajaran Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), h. 2.

17

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h.59.

18

Oemar, Hamalik,Media Pendidikan,(Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1994), h. 27.

19

(36)

ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) kemamuan intelektual, (b) strategi kognitif, (c) informasi verbal, (d) keterampilan motorik, (e) sikap dann nilai.20

Hamalik menyatakan bahwa, “hasil belajar adalah perubahan

tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang”.21

Sedangkan menurut Sudjana “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.22

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

20

Iif Khoiru Ahmadi, dkk.,Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2011), h. 39.

21

Ahmad Jamalong, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) Di Kelas X SMA Negeri 1 Beduai Kabupaten Sanggau,Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan2012, Vol. 18, h. 398.

22

(37)

22

Kemampuan bertindak. Ada enam aspek Ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan geerakan ekspresif dan interpretatif.

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

1) Faktor Internal a. Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek,, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Bahkan dikatakan oleh Aminuddin Rasyad pancaindera merupakan pintu gerbang ilmu pengetahuan(five sense are the golden gate of knowledge). Artinya, kondisi panca indera tersebut akan memberikan pengaruh pada proses dan hasil belajar.23

b. Faktor Psikologis

Kondisi psikologis setiap manusia atau anak didik berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat, dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.

23

(38)

2) Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.

b. Faktor Instrumental

Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan pengggunannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainnya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan.24

3. Pembelajaran Ekonomi

a. Pengertian Ekonomi

Istilah ekonomi berasal dari bahasa yunani, yaituoikosnamos atau oikonomia yang artinya manajemen urusan rumah tangga, khususnya penyediaan dan administrasi pendapatan. Namun, sejak perolehan maupun penggunaan kekayaan sumber daya secara fundamental perlu diadakan efisiensi, termasuk pekerja dan produksinya maka dalam bahasa modern istilah ekonomi tersebut menunjuk terhadap prinsip usaha maupun metode untuk mencapai tujuan dengan alat-alat sesedikit mungkin.25

24

Ibid. h. 31-32

25

(39)

24

Menurut Sapriya, ilmu ekonomi adalah “suatu studi tentang bagaimana langkanya sumber-sumber dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan-keinginan manusia yang tidak terbatas”. Pembahasan ini dimulai dengan menerapkan analilsis ilmu ekonomi (ilmu ekonomi positif). Sedangkan ilmu sosial ekonomi bagian yang berhubungan dengan analisis ekonomi dibagi kedalam dua bagian utama yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro.”26

a) Teori ekonomi mikro

Ekonomi mikro sesuai dengan namanya (mikro) dapat diartikan belajar sebagai ilmu ekonomi kecil. Teori ekonomi mikro diartikan sebagai bagian dari ilmu yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Ahli ekonomi mikro mengkaji perilaku individu-individu, persoalan rumah tangga, perusahaan dan pasar. Para ahli ini tertarik dengan bagaimana harga dapat menentukan pola produksi, dan bagaimana pola ditentukan oleh pasar dan tindakan pemerintah.

b) Teori ekonomi makro

Ekonomi makro sesuai dengan namanya (makro) yang berarti besar. Teori Ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perekonomian, bersifat global dan bentuk kebijaksanaannya dengan materinya meliputi, analisa pedapatan nasional, distribusi pendapatan, investasi, tabungan, pasar uang, dan tingkat harga umum.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi adalah sebagian dari ilmu social yang berkaitan dengan bidang disiplin akademis ilmu sosial lainnya, seperti ilmu politik, psikologi, antropologi, sosiologi, sejarah, geografi, dan sebagainya. Sebagai contoh, kegiatan politik sering kali dipenuhi dengan masalah ekonomi, seperti kebijaksanaan proteksi terhadap industry kecil, undang-undang perpajakan, dan sanksi-sanksi ekonomi. Ini artinya bahwa kegiatan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan-kegiatan politik.

26

(40)

Dalam penelitian ini peneliti mengambil ruang lingkup ekonomi mikro dengan tiga kompetensi dasar, yaitu mengenai kebutuhan manusia, kelangkaan dan masalah pokok ekonomi di MA Attaqwa.

b. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi

Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara.

2) Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.

3) Membentuk sikap bijak, rasional, dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan ekonomi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara.

4) Membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Tujuan ilmu ini adalah meramaikan berbagai peristiwa ekonomi dan untuk membuat berbagai kebijakan yang akan mencegah atau mengoreksi berbagai masalah seperti pengangguran, inflasi, atau pemborosan dalam perekonomian.

(41)

26

komoditas (makanan, pakaian, perumahan, dan penyaluran distribusinya).

B.

Hasil Penelitian Yang Relevan

Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di kelas X MA Attaqwa terlebih dahulu peneliti melakukan kajian terhadap peneliti yang relevan, yaitu:

1. Anwar Sanusi dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa: Hasil belajar siswa yang menggunakan media Audio visual lebih tinggi daripada siswa yang tidak menggunakan media audio visual. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji-t pada nilai posuji-tuji-tesuji-t yang memperoleh uji-thitung= 7,729 lebih besar dari ttabel

= 1,999. dengan demikian penggunaan media audio visual berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.27

2. Anasrullah dengan judul Upaya Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Pada Materi Perekonomian Indonesia Dengan Menggunakan Media Audio Visual di SMPN 13 kota Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa saat dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan Media Audio Visual. Data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi. Adapun hasil dari penelitian ini menggunakan uji-t yang diperoleh yaitu thitung > ttabel

(2,75 > 1,98). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan media Audio Visual.28

27

Anwar Sanusi,Pengauh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA,Skripsi S1 Program Dual Mode Sistem Prodi Pendidikan Guru Ibtidaiyah, FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.

28

(42)

C.

Kerangka Berpikir

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa di MA Attaqwa. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang bagaimana langkanya sumber-sumber dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan-keinginan manusia yang tidak terbatas. Pembahasan ini dimulai dengan menerapkan analilsis ilmu ekonomi (ilmu ekonomi positif). Sedangkan ilmu sosial ekonomi bagian yang berhubungan dengan analisis ekonomi dibagi kedalam dua bagian utama yaitu ekonomi mikro dan ekonomi makro. Oleh karena itu, pembelajaran Ekonomi di SMA/MA diharapkan menggunakan keterampilan-keterampilan proses untuk menemukan konsep yang akan dipelajari.

Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Adapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan seperti yang dijelaskan berikut ini :

1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu.

Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan.

(43)

28

ulat menjadi kupu-kupu, demikian juga dalam pelajaran IPS, guru dapat menjelaskan bagaimana terjadinya peristiwa proklamasi melalui tayangan film dan lain sebagainya.

2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu

Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Misalkan untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada manusia, dapat disajikan melalui film. 3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkta. Sebagai contoh, sebelum menjelaskan materi pelajaran tentang polusi, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap topik tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir, atau tentang kotoran limbah industri dan sebagainya.29

Untuk mencapai tujuan tersebut maka diharapkan penggunaan media audio visual dapat memberi peluang bagi siswa untuk berpartisispasi aktif dalam proses pembelajaran. Penggunaan media audio visual ini sangat ideal diterapkan dalam pembelajaran Ekonomi. Dengan topik Ekonomi yang cukup luas atau subjek topik yang mengarah pada kegiatan manusia, diharapkan siswa dan kelompoknya dapat saling memberi kontribusi berdasarkan pengalaman sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut diatas, maka penerapan media audio visual dalam pembelajaran Ekonomi akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

D.

Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis penelitian adalah terdapat pengaruh

29

(44)

penggunaan media audio visual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

Ho= Tidak terdapat pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X MA Attaqwa.

Ha = Terdapat pengaruh penggunaan media audio visual terhadap hasil

(45)

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MA Attaqwa semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

Bulan Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Persiapan dan

Perencanaan

Observasi √

Membuat Instrumen Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Analisis dan Deskripsi Data

(46)

Laporan Penelitian

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen (quasi experiment) yaitu metode yang tidak memberikan kontrol penuh. Penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok penelitian, yaitu kelompok pertama adalah kelompok eksperimen dengan penggunaan media audio visual dan kelompok kedua adalah kelompok kontrol yaitu yang diberikan tanpa menggunakan media audio visual.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitutwo group, pretest-postest design.Desain penelitian ini terlihat pada Tabel 3.1:

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttes

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 = Pretest yang diberikan sebelum diberikan perlakuan.

O2 = Posttest yang diberikan setelah diberikan perlakuan.

X1 = Perlakuan berupa penggunaan media audio visual pada kelompok

eksperimen.

(47)

32

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.1

a. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MA Attaqwa tahun ajaran 2013/2014.

b. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MA Attaqwa pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. 2. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti2.

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X B sebagai kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran penggunaan media audio visual. Kelas X C sebagai kelas kontrol tanpa menggunakan media audio visual. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik cluster sampling. Pada teknik cluster sampling pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil seluruh siswa di kelas tertentu sebagai sampel penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini antara lain test tertulis, lembar observasi dan lembar panduan wawancara.

1. Test Tertulis

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen tes berbentuk pilihan ganda (objektif) yang dapat mengukur hasil belajar yang mencakup keseluruhan indikator dalam standar kompetensi. Tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (postest). Soal-soal berbentuk pilihan ganda ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat memahami pengertian-pengertian yang telah dimiliki dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data.

Tabel 3.3

1

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 173.

2

(48)

Kisi-kisi hasil belajar

Kompetensi Dasar

Indikator Aspek Kognitif dan Butir Soal Jumlah Soal

C1 C2 C3 C4

Mengidentifikasi kebutuhan manusia 1.1Mendeskripsikan pengertian kebutuhan 1 1 1.2 Mengidentifikasi bermacam-macam kebutuhan manusia. 3*, 16*, 19*, 22, 23, 37, 39*, 40*

2, 6, 7, 20*, 21*

4, 10, 12*, 13, 27*

5*, 9, 11 21 Mengidentifikasi bermacam-macam kebutuhan manusia. 1.3Mendeskripsikan pengertian kelangkaan 8*, 25*, 28*

6 29* 5

1..4 Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kelangkaan

14, 15, 34*

33* 17 26 6

Mengidentifikasi masalah pokok ekonomi, yaitu tentang apa,

1.5 Mengidentifikasi barang apa, bagaimana cara memproduksi dan untuk siapa barang

(49)

34

2. Instrumen Non-tes

Instrument nontes yang digunakan dalam penelitian adalah pedoman observasi dan wawancara.

1) Observasi atau pengamatan sebagai alat penelitian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil atau proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada saat belajar, tingkah laku guru pada saat mengajar, partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan dilakukannya, bahkan kegiatan yang diperoleh dari kegiatannya observasi dilakukan pada saat kegiatan itu berlangsung.3

Ada tiga jenis observasi, yakni observasi langsung, observasi dengan alat (tidak langsung), dan observasi partisipasi. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya yang langsung diamati oleh pengamat. Observasi tidak langsung dilaksanakan dengan menggunakan alat. Observasi partisipasi berarti pengamat harus melibatkan diri atau ikut serta terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati.4

Penelitian ini menggunakan jenis observasi secara langsung yaitu peneliti sebagai observer (pengamat). Observasi dilakukan untuk melakukan informasi tentang situasi atau peristiwa tentang pembelajaran IPS di kelas. Dalam penelitian kuantitatif, instrument

3

Nana Sudjana,Penilaian Hasil Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), h. 84-85

4

Ibid. h. 85-86

bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi

(50)

observasi sering digunakan sebagai alat pelengkap instrument lain. Observasi ini berkaitan dengan aktifitas / kegiatan siswa selama pembelajaran Ekonomi tentang materi kebutuhan manusia menggunakan media audio visual.

Observasi dilakukan setiap pertemuan dan observasi dilakukan berdasarkan tahapan dalam media pembelajaran yaitu tahapan pra pembelajaran, guru memeriksa tempat duduk masing-masing siswa dan melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, tahapan kegiatan membuka pembelajaran, siswa menjawab pertanyaan guru dan mendengarkan penjelasan guru tentang kompetensi yang hendak dicapai, pada tahapan kegiatan inti pembelajaran, siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan guru, memperhatikan dan mencatat hal-hal yang penting, ketertarikan siswa pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran, memberikan tanggapan / pendapat terhadap materi ajar dan mengajukan pertanyaan mengenai materi yang tidak dipahami dan pada tahapan penutup keterlibatan siswa dalam memberikan kesimpulan.

2) Wawancara

Wawancara sebagai alat penilaian dilakukan untuk mengetahui pendapat, aspirasi, harapan, prestasi, keinginan, keyakinan dan lain-lain sebagai hasil belajar siswa. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa secara lisan. Kelebihan wawancara adalah bisa kontak langsung dengan siswa sehingga dapat mengungkapkan jawaban secara bebas dan mendalam. Lebih dari satu, sehingga hubungan dapat dibina dengan baik dan siswa bebas mengemukakan pendapatnya.

(51)

36

belakang murid, orangtua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.5

Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara terstruktur dan wawancara bebas. Dalam wawancara terstruktur kemungkinan jawaban telah disiapkan sehingga siswa tinggal mengkategoriksnnya kepada alternatif jawaban yang telah dibuat. Keuntungan wawancara tersebut mudah dikelola dan dianalisis untuk membuat kesimpulan. Sedangkan wawancara bebas, jawaban tidak perlu disiapkan sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya keuntungannya adalah informasi lebih padat dan lengkap sekalipun kita harus lebih bekerja keras dalam menganalisa sebab jawabannya lebih beraneka ragam.

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data melaui tanya jawab yang dilakukan oleh pewawancara untuk mengetahui informasi dari orang yang di wawancarai. Untuk memperjelas dan melengkapi data yang ada agar lebih lengkap lagi maka diadakan wawancara yang dilakukan kepada siswa dan guru. Berkaitan dengan hal ini maka wawancara dilakukan dengan guru MA Attaqwa.

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data melaui tanya jawab yang dilakukan oleh pewawancara untuk mengetahui informasi dari orang yang di wawancarai. Untuk memperjelas dan melengkapi data yang ada agar lebih lengkap lagi maka diadakan wawancara yang dilakukan kepada siswa dan guru.6

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data. Dalam pengumpulan data terdapat beberapa tahapan, diantaranya:

1. Tahap persiapan

5

Suharsimi Arikunto,op. cit., h. 198 6

(52)

Sebelum melaksanakan penelitian langkah awal pada tahap ini adalah pengurusan surat izin penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Langkah selanjutnya observasi tempat, selanjutnya membuat instrument penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat, serta membuat RPP.

Langkah selanjutnya melakukan koordinasi pada pihak sekolah dalam hal ini guru bidang study yang bersangkutan untuk melakukan uji coba instrument, setelah itu analisis data uji coba instrument untuk menentukan soal-soal yang akan digunakan dalam penelitian (pretest dan postest) analisis data hasil uji coba instrument merupakan langkah terakhir pada tahap persiapan sebelum melaksanakan penelitian. 2. Tahap pelaksanaan penelitian

Langkah awal pada tahap ini adalah menentukan dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selanjutnya diadakan test awal (pretest) kepada kedua kelompok penelitian menggunakan soal-soal hasil analisis uji coba instrument penelitian.

Kemudian kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan yaitu dengan menggunakan media audio visual pada kelas eksperimen dengan materi kebutuhan manusia sedangkan kelas kontrol yaitu tidak menggunakan media audio visual, setelah proses pembelajaran selesai diadakan test akhir (postest) dengan menggunakan soal yang sama ketika test awal(pretest).

3. Tahap akhir penelitian

(53)

G. Uji Coba Instrume

Uji coba instru kualitas instrumen p validitas, reliabilitas, Instrumen yang digu coba instrumen kep dijadikan sebagai re sasaran penelitian.

1. Uji Validitas

Validitas te kevalidan atau ke atau sahih mem tidak valid berart akan digunakan butir-butir soal di

Sebuah instr yang di inginkan diteliti secara tep

Dengan dem dengan kriteria Biseral,8yaitu :

=

7

Suharsimi Arikunto, op. cit.h

8

Ibid. h. 326.

men Penelitian

trumen ini bertujuan untuk mengetahui sejauh m penelitian yang akan digunakan dengan mengh as, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

gunakan sebagai alat ukur terlebih dahulu dilakuka epada 30 siswa, pada tahap uji coba tersebut responden adalah siswa-siswi kelas XI IPS seb .

tes dilakukan untuk menunjukkan tingkat-tin kesahihan suatu instrumen.7Suatu instrumen yang empunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen

arti memiliki validitas rendah. Validitas instrumen n pada penelitian adalah validitas isi maksudnya l disusun dengan materi dan indikator pembelajaran.

strumen dikatakan valid apabila mampu menguku an dan dapat mengungkapkan data dari variabel epat.

emikian, untuk mengetahui validitas yang dihubun a digunakan uji statistik, yakni teknik korelari P :

it.h. 211.

38

h mana ghitung

kan uji ut yang sebagai

-tingkat ng valid n yang en yang a yaitu an. kur apa el yang

(54)

Keterangan :

r

bis= koefisien korelasi biseral antara skor butir soal nomor i dengan

skor total

Xi = rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i

Xt= rata-rata skor total semua responden

St= standar deviasi skor total semua responden

Pi= proporsi jawaban benar untuk butir nomor i

Qi= proporsi jawaban salah untuk butir nomor i

Berdasarkan pengujian validitas instrumen penelitian dengan menggunakan ANATES

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Tabel 3.2 Desain Penelitian
tabel untuk (dk) = k – 1 = 2 – 1 = 1 dengan = 0,05 didapat: 2 tabel = 3,841
tabel untuk (dk) = k – 1 = 2 – 1 = 1 dengan = 0,05 didapat: 2 tabel = 3,841

Referensi

Dokumen terkait

MATA MERAH DAN MATA PUTIH.. HERPES PADA MATA.. HERPES SIMPLEKS  Penyebab tersering kebutaan

[r]

( Seratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Lima Ratus Ribu Rupiah,- Dengan Hasil Evaluasi Penawaran Sebagai Berikut :. Administrasi : Memenuhi

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi akuntansi memberikan input yang paling penting ke dalam mekanisme corporate governance, informasi akuntansi secara implisit

Variabel input yang dipilih berdasarkan pendekatan intermediasi dalam penelitian ini meliputi: pertama, simpanan merupakan titipan murni dari nasabah kepada bank,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pada ribosom terdapat paling sedikit tiga jenis RNA, yaitu mRNA, rRNA, dan tRNA yang diperlukan untuk membaca kode yang dikirimkan dari inti sel, sehingga dari kode itu dapat

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, terutama pada pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan