“FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
PONSEL MEREK NOKIA”
(Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Oleh: Luthfi
Haeruma
NIM: 204081002268
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS
EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
PONSEL MEREK NOKIA”
(Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Oleh:
Luthfi Haeruma
NIM: 204081002268
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
“FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
PONSEL MEREK NOKIA”
(Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Luthfi Haeruma
NIM: 204081002268
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Suhendra, S.Ag, MM
NIP. 19570617 198503 1 002
NIP. 19711206 200312 1 001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
“FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
PONSEL MEREK NOKIA”
(Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Luthfi Haeruma
NIM: 204081002268
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Suhendra, S.Ag, MM
NIP. 19570617 198503 1 002
NIP. 19711206 200312 1 001
Penguji Ahli :
Hari Rabu Tanggal 24 Desember 2008 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
nama Luthfi Haeruma NIM: 204081002268 dengan judul skripsi
”FAKTOR –
FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN PONSEL MEREK NOKIA” (
Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
)
.
Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 Desember 2008
Penguji Ujian Komprehensif :
Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Drs. Herni Ali HT, MM
NIP. 1960202 200442 1 003
Penguji Ahli :
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
NIP. 19570617 198503 1 002
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Luthfi Haeruma
2. Tempat & Tgl. Lahir : Tangerang, 24 Juni 1986
3. Alamat
: Jl. Raya Puspiptek, Muncul. Kec. Setu, Rt 07 Rw 03
Tangerang
B. PENDIDIKAN
1. SD
: SDN SETU II, lulus thn. 1998
2. SMP
: SLTP Muhammadiyah Serpong, lulus thn. 2001
3. SMA
: SMK Al-Amanah, lulus thn. 2004
C. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Djuhaerudin, S.Pd.
Tempat & Tgl. Lahir : Tangerang, 08 Agustus 1958
Alamat
: Jl. Raya Puspiptek, Muncul, Kec. Setu. Rt.07 Rw 03
No.13, Tangerang
2. Ibu
: Siti Maemunah
Tempat & Tgl. Lahir : Tangerang, 15 November 1959
Alamat
: Jl. Raya Puspiptek, Muncul, Kec. Setu. Rt.07 Rw.03
No.13, Tangerang
ABSTRACT
So many brands of mobile phone in market now, will motivate the company
for compete to recruit customer by various straight strategy. In make a purchase,
customer affected by so many factors. According to Kotler and Armstrong
(2007:200), customer’s purchase is really influences by characteristic of culture,
social, personal, and psychology. This research is aim to know : are variables such
as culture, sub culture, social grade, group, family, character and status, age and
grade of life cycle, job and environment of economic, life style, personality and self
concept, motivation, perception, experience, conviction and attitude influences
customer’s decision purchase of Nokia mobile phone and to know, which variable
dominantly influences customer’s decision purchase of Nokia mobile phone (Students
of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
The result from 100 respondents (Students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
as Nokia’s customers) by SPSS For Windows 16.0 and Factors Analysis method,
known if in this research variables such as culture, sub culture, social grade, group,
family, character and status, age and grade of life cycle, job and environment of
economic, life style, personality and self concept, motivation, perception, experience,
conviction and attitude are influences customer’s decision purchase of Nokia mobile
phone. And known from the biggest
%
of Variance if variables such as job and
environment of economic, personality and self concept, perception, conviction and
attitude are dominantly influences customer’s decision purchase of Nokia mobile
phone (Students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Keywords
: Customer’s decision purchase, Culture, Social, Personal, Psychology.
ABSTRAK
Dengan banyaknya merek ponsel yang ada di pasaran akan mendorong
perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang
tepat. Konsumen dalam melakukan pembelian di pengaruhi oleh berbagai macam
faktor. Menurut Kotler dan Armstrong (2007:200), pembelian konsumen sangat
dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui apakah variabel budaya, sub budaya, kelas sosial,
kelompok, keluarga, peran dan status, usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan
lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri, motivasi, persepsi,
pembelajaran, serta keyakinan dan sikap berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen ponsel merek Nokia pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
sekaligus untuk mengetahui variabel manakah yang paling dominan dalam
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ponsel merek Nokia pada mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil penelitian yang didapat dari 100 orang responden (Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta) yang merupakan konsumen dari ponsel Nokia, dan
diolah dengan menggunakan
SPSS For Windows 16.0
metode analisis Faktor,
diketahui bahwa pada penelitian ini variabel budaya, sub budaya, kelas sosial,
kelompok, keluarga, peran dan status, usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan
lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri, motivasi, persepsi,
pembelajaran, serta keyakinan dan sikap berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen ponsel Nokia. Dan dari nilai %
of Variance
didapat bahwa variabel
Pekerjaan dan Situasi Ekonomi, Kepribadian dan Konsep Diri, Persepsi, serta
Keyakinan dan Sikap merupakan variabel-variabel yang paling dominan dalam
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ponsel Nokia pada Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur tak terhingga kepada Allah SWT yang telah memberikan berjuta-
juta nikmat, iman, anugerah dan hidayah kepada hamba-Nya, sehingga saya mampu
dan masih diberi kesempatan untuk menyusun skripsi ini dengan judul
”FAKTOR –
FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN PONSEL MEREK NOKIA ” (
Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
)
.
Skripsi ini saya susun untuk memenuhi syarat-syarat untuk meraih gelar
Sarjana (S1). Dalam skripsi ini saya mengadakan penelitian tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia, dengan studi
kasus pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ucapan terima kasih ini saya tujukan kepada:
1. Bpk. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS sebagai Dosen Pembimbing I
2. Bpk. Suhendra, S. Ag, MM sebagai Dosen Pembimbing II
Atas saran, waktu, serta bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Tak lupa pula Luthfi ucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada
kedua orang tua, yaitu Bapak Djuhaerudin dan Siti maemunah (Umi), karena do’a
serta pengorbanan untuk membiayai kuliah, yang pada akhirnya
skripsi luthfi
selesai, hanya Allah SWT yang mampu membalas kebaikan Kalian berdua, satu hal
yang Luthfi bisa kasih yaitu selalu berusaha menjadi yang terbaik dan mampu
menjadi orang yang dibanggakan,
Amin..
Untuk
My Brother
(Tobil) yang selalu
masakin
makanan balik kuliah dan juga
bukain
pintu jika pulangnya larut malam,
untuk
Teteh
Umu, yang sudah
nyuci’in
dan
gosokin
baju.. serta
My Nephews
(Zaki
jekjon dan Lulu) yang sudah membuat suasana hangat dan ceria di rumah. Terima
kasih semuanya.
Dan inilah beberapa daftar orang-orang yang telah memberikan dukungannya,
sehingga skripsi ini selesai, antara lain :
1.
My Lovely
(C_poet) yang sudah menemani, memberi semangat dan
do’anya!
...‘‘Jika tidak ada kesetaraan cinta biarkan aku mencintaimu
lebih‘‘...
Grazie Sweety, I hope We still together.. until we die.
2. Anak-anak VTB (
Very Trully Best Friends
), yang sudah menyempatkan
waktunya untuk menemani, ‘‘Kalian telah mengajarkan segalanya..
Memiliki sahabat seperti kalian ialah hal terindah yang telah Tuhan
berikan, dan menjadi sahabat kalian ialah hal terbaik yang bisa di
lakukan“
Introducing
: C_cev, Goday, Abas, Abi Boy, Mail, Galay, Kupluk,
D_bleng..
thank’s a lot Dude
..
3. Semua anak-anak Manajemen, khususnya Manajemen B angkatan 2004..
(
Bro.
Khoer, Nyokap Khoer, Babeh, Boim, yang sudah memberi izin
warung dan rumahnya menjadi pelabuhan untuk ketemu kawan-kawan
yang lain sekaligus memberi saran dan solusi, Dadi, Angkis, Usman,
Eko, Ozzy, Rani, Astri, Ayu, Rika, dan untuk semuanya yang sudah
membantu sehingga selesai skripsi ini.
4.
My Band
.. (The Orchid), Elit jablay, Kronos, Betnay, “Kawan marilah kita
gapai semua mimpi-mimpi kita meskipun sebagian orang bilang itu adalah
hal yang mustahil! Karena kita percaya tidak ada yang mustahil di dunia
ini, teruslah berkarya“.
Thanks brothers
.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk akademisi, perusahaan,
lingkungan masyarakat, pihak-pihak yang terkait serta saya sendiri. Tak ada gading
yang tak retak, itulah kata yang bisa saya ungkapkan dalam pembuatan skripsi ini,
dan saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Dalam
………
i
Halaman Pengesahan Skripsi ……… ii
Halaman Pengesahan Sidang Skripsi ……… iii
Halaman Pengesahan Ujian Komprehensif ………
iv
Riwayat Hidup
………
v
Absract
………
vi
Abstrak
……… vii
Kata Pengantar
……… viii
Daftar Isi
………....
xi
Daftar Tabel ………
xv
Daftar Gambar
……… xviii
Daftar Lampiran
……… xix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……….……….….. 1
B. Perumusan Masalah
……….….………….. 7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ……….…... 10
1.
Faktor Budaya
……….………... 10
2.
Faktor Sosial
……….…………... 11
3.
Faktor Pribadi
……….…………... 13
4.
Faktor Psikologis
……….…….…….. 14
B. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ………..……….. 21
C. Tahap-tahap Dalam Proses Keputusan Pembelian ……..…………..… 23
1. Pengenalan Kebutuhan (
Need Recognition
) ……….………….. 23
2. Pencarian Informasi ……….……….. 23
3.
Evaluasi Alternatif
……….…….……. 24
4. Keputusan Pembelian ……….…………..……… 24
5. Perilaku Setelah Pembelian ……….……….. 24
D. Penelitian Terdahulu
……….……….. 25
E. Kerangka Pemikiran
……….………….. 27
F. Hipotesis ………..………. 28
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
……….….…………. 29
B. Metode Penentuan Sampel
………..………. 30
C. Metode Pengumpulan Data
………..……. 31
D. Metode Analisis ……….…….……. 33
1. Analisis Deskriptif ……….….…………. 33
2. Uji Validitas ……….…….………. 33
3. Uji Reliabilitas
……….….………. 34
4. Metode Analisis Faktor
……….……... 34
a. Uji
Kaiser Meyer Olkin
(KMO) ……… 36
b. Uji
Measure of Sampling Adequacy
atau (MSA)
……… 37
c.
Total Variance Explained
………..…..………… 38
E. Operasional Variabel Penelitian
……….….….. 38
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ………..……….. 40
1. Sejarah Pendirian Nokia Co. ………..…………..…… 40
2. Nokia di Asia Pasifik
………..……….. 44
B. Hasil Analisis
………..…………..………… 47
1.
Analisis Deskriptif
………..………..…… 47
2.
Uji Validitas
………..…….. 66
3.
Uji Reliabilitas
………..……….. 67
4. Hasil Analisis Faktor
………..….. 67
a. Dimensi Budaya (Budaya, Sub budaya, Kelas sosial) ……… 67
c. Dimensi Pribadi (Usia dan Tahap Siklus Hidup, Pekerjaan dan
Lingkungan Ekonomi, Gaya Hidup, Kepribadian dan Konsep
Diri)
……… 73
d. Dimensi Psikologis (Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Keyakinan
dan Sikap)
………..………..…… 77
C. Pembahasan
……….………..………. 84
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
………..……..… 87
B. Saran
……….………..………. 88
DAFTAR PUSTAKA
……….……..….… 90
Lampiran
……….….…..… 92
DAFTAR TABEL
No
Keterangan Tabel
Halaman
4.1
Jenis Kelamin Responden
……….. 47
4.2
Usia Responden
………..… 48
4.3
Responden berdasarkan kiriman / uang jajan per bulan
………….. 48
4.4
Distribusi Jawaban Pernyataan 1.1
………. 49
4.5
Distribusi Jawaban Pernyataan 1.2
………..…… 50
4.6
Distribusi Jawaban Pernyataan 1.3
………..…… 50
4.7
Distribusi Jawaban Pernyataan 1.4
………..…… 51
4.8
Distribusi Jawaban Pernyataan 1.5
……….. 52
4.9
Distribusi Jawaban Pernyataan 2.1
……….. 53
4.10
Distribusi Jawaban Pernyataan 2.2
……….. 53
4.11
Distribusi Jawaban Pernyataan 2.3
………..…… 54
4.12
Distribusi Jawaban Pernyataan 2.4
……….. 55
4.13
Distribusi Jawaban Pernyataan 2.5
……….. 55
4.14
Distribusi Jawaban Pernyataan 2.6
……….. 56
4.15
Distribusi Jawaban Pernyataan 3.1
……….. 57
4.16
Distribusi Jawaban Pernyataan 3.2
……….. 58
4.17
Distribusi Jawaban Pernyataan 3.3
……….. 58
4.18
Distribusi Jawaban Pernyataan 3.4
……….. 59
4.20
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.1
……….. 61
4.21
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.2
……….. 61
4.22
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.3
……….. 62
4.23
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.4
……….. 63
4.24
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.5
……….. 63
4.25
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.6
……….. 64
4.26
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.7
……….. 65
4.27
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.8
………..… 66
4.28
Nilai
Cronbach Alpha
………..…… 67
4.29
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.1
……….. 68
4.30
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.2
……….. 68
4.31
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.3
……….. 69
4.32
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.4
……….. 69
4.33
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.5
……….. 70
4.34
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.1
……….. 70
4.35
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.2
……….. 71
4.36
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.3
………..… 71
4.37
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.4
……….. 72
4.38
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.5
……….. 72
4.39
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.6
……….. 73
4.40
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.1
……….…. 74
4.41
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.2
……….. 74
4.42
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.3
……….. 75
4.43
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.4
……….. 75
4.44
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.5
……….. 76
4.45
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.1
……….. 77
4.46
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.2
……….. 77
4.47
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.3
……….. 78
4.48
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.4
……….. 78
4.49
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.5
……….. 79
4.50
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.6
……….. 79
4.51
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.7
……….. 80
4.52
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.8
……….. 81
4.53
Initial Eigenvalues (% of Variance)
……….. 81
DAFTAR GAMBAR
No
Keterangan Gambar
Halaman
2.1
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ……… 25
2.2
Kerangka Pemikiran
……….……… 27
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Lampiran Halaman
1 Kuesioner ... 92
2 Output Uji Validitas ... 96
3 Output Uji Reliabilitas ... 98
4 Output Profil Responden ... 102
5 Output Distribusi Jawaban Responden ... 103
6 Output Analisis Faktor ... 108
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi pada dekade terakhir ini
memberikan pengaruh yang besar bagi dunia industri, salah satunya adalah
industri komunikasi. Untuk melakukan suatu kontak tidak perlu dilakukan
dengan harus bertatap muka langsung, melainkan kita bisa menggunakan
beberapa macam media. Sedangkan fungsi media sendiri ialah menggunakan
alat-alat seperti koran, majalah, televisi, internet, maupun telepon untuk
memberi informasi yang berguna bagi masyarakat. Seperti misalnya telepon,
saat perkembangan teknologi semakin pesat, perkembangan telepon sebagai
alat komunikasi pun semakin canggih, misalnya dalam bentuk telepon seluler
yang memberikan beberapa kemudahan bagi penggunanya.
Berbagai macam penemuan-penemuan baru ditemukan, arus informasi
bergerak dari satu negara ke negara yang lainnya dengan cepat dan tanpa
mengenal batas territorial suatu negara. Semakin kompleks permasalahan
yang ditemukan oleh umat manusia, semakin canggih pula teknologi yang
diciptakan manusia. Seiring dengan semakin canggih dan pesatnya
perkembangan teknologi diseluruh dunia telepon seluler/ponsel tidak lagi
berukuran besar dan disambung dengan menggunakan kabel-kabel. Kini,
ponsel tanpa kabel dan berukuran segenggam tangan, bisa digunakan sebagai
alat komunikasi yang praktis dan bisa dibawa kemanapun kita pergi.
Belum selesai konsumen pengguna ponsel dengan fitur pesan pendek
suara menikmati kemudahan berkomunikasi, ponsel dengan fitur-fitur baru
yang semakin canggih terus bermunculan. Kecanggihannya tidak hanya
membuat ponsel untuk alat berkomunikasi saja, tetapi juga dapat digunakan
untuk memotret, membuat video, mengirim pesan berupa huruf maupun pesan
yang berbentuk gambar, menikmati permainan-permainan, bahkan bisa
melakukan koneksi internet (Ardinal Muhamad, 2005:2)
Dengan banyaknya merek ponsel yang ada di pasaran akan mendorong
perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi
yang tepat, misalnya mengubah penampilan, warna, fitur yang baru, promosi
dan harga. Lebih jauh lagi produsen dalam mendistribusikan produknya ke
pasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan yang
diinginkan.
Perusahaan Nokia merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia
yang menyediakan ponsel. Selain model, kecanggihan dan fasilitas lain yang
tersedia pada telepon seluler menjadi pertimbangan bagi para produsennya.
Perusahaan – perusahaan telepon seluler besar seperti Nokia, tentu tidak ingin
konsumennya beralih pada competitor yang lain. Sebagai yang terdepan di
pasar industri seluler Asia Pasifik.
Nokia meluncurkan produk telepon seluler yang menyediakan
fasilitas-fasilitas canggih dengan dengan beragam model dan warna-warna
menarik, karena setiap konsumen memiliki selera yang berbeda dalam
efisiensi penggunanya, Nokia juga senantiasa memperhatikan performance
produk yang meliputi design dan ergonomisitas. Dan hal ini jugalah yang
mempengaruhi konsumen sebelum mengambil keputusan untuk membeli
handphone (http//.gsm.online.com).
Disamping itu Nokia meluncurkan ponsel dengan harga yang relatif
murah, sehingga mampu dibeli karena harganya yang terjangkau, dan mudah
didapatkan karena semakin banyaknya counter-counter handphone yang
menjual produk Nokia, ditambah lagi semakin menjamurnya gerai-gerai resmi
Nokia. Dengan semakin banyaknya produk ponsel yang ada di pasaran berarti
memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merk yang sesuai
dengan keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk
menganalisis perilaku konsumen ponsel untuk mengetahui pola pembeliannya.
Pada umumnya perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor,
memahami dan menganalisis perilaku konsumen secara tepat dan benar,
mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan
adanya perbedaan perilaku untuk masing-masing orang. Dengan demikian
perusahaan dituntut untuk dapat memantau perubahan-perubahan perilaku
konsumennya, termasuk perilaku konsumen untuk mendapatkan atau memilih
produk.
Tidak jarang konsumen selain memperhitungkan daya guna dan
efisiensi, performance fisik suatu produk pun menjadi dasar mereka dalam
melakukan pembelian handphone, khususnya bagi eksekutif muda dengan
ekonomi menengah ke atas, mereka lebih mengutamakan merek yang sudah
terkenal, meskipun harganya sedikit mahal tetapi paling tidak sesuai dengan
kualitas yang di tawarkan, namun ada juga konsumen yang cenderung
memilih handphone dengan model dan menu yang sederhana, karena mereka
lebih mementingkan fungsi handphone itu sendiri sebagai alat komunikasi
yang sesungguhnya (http//.gsm.online.com).
Menurut Kotler dan Armstrong (2007:200), pembelian konsumen
sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis.
Sebagian besar dari faktor-faktor itu tidak dapat dikendalikan oleh pemasar,
namun mereka harus mempertimbangkannya. Selanjutnya menurut Kotler dan
Armstrong, pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh
empat faktor psikologis yang penting, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran,
serta kepercayaan dan sikap (2007:215).
Konsumen dalam mengambil keputusan pembelian di pengaruhi oleh
motivasi, misalnya keputusan pembelian konsumen karena kebutuhan fisik
(rasa lapar) maka konsumen akan termotivasi untuk membeli suatu produk
guna memenuhi kebutuhan fisik tersebut. Persepsi mempengaruhi keputusan
pembelian, produk menimbulkan persepsi misalnya, melalui kemasan yang
menarik sehingga mendorong konsumen untuk melakukan pembelian
Konsumen memilih produk karena adanya pemberitahuan dari
konsumen yang lain, hal ini merupakan keputusan pembelian yang di
sebabkan oleh pembelajaran. Konsumen yang memiliki keyakinan kuat akan
suatu produk, bahwa produk tersebut adalah yang terbaik maka konsumen
tersebut akan membeli produk yang telah di yakini tersebut. Sebaliknya bila
konsumen tersebut tidak memiliki keyakinan yang kuat terhadap produk
tersebut, maka konsumen tentunya tidak akan melakukan keputusan
pembelian.
Produk ponsel sebagaimana diketahui adalah salah satu produk yang
semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena memudahkan
dalam hal berkomunikasi. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang
sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, ponsel ini merupakan salah
satu alat yang mampu melakukan komunikasi kepada orang tua guna melepas
rindu atau meminta uang bulanan untuk biaya kuliah atau membayar kos.
Dan mengapa diantara makin banyaknya produk ponsel saya lebih
tertarik dengan Nokia sebagai objek dari penelitian? Karena harus diakui
bahwa ponsel Nokia merupakan ponsel yang dikenal luas oleh masyarakat,
tidak hanya di Indonesia tetapi juga didunia, selain itu ponsel Nokia dikenal
karena kualitas dan umur ponsel itu sendiri tergolong lama (awet). Dan
dengan banyaknya orang yang mengenal produk ponsel Nokia, maka akan
memudahkan saya untuk melakukan objek penelitian.
Penelitian ini sengaja dilakukan dengan mengambil sampel pada
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karena saya ingin memfokuskan
bahan penelitian, disamping itu akan lebih menghemat waktu dan biaya, dan
mahasiswa merupakan orang yang selalu tanggap dengan teknologi serta
orang yang relatif banyak membawa ponsel.
Sekarang ponsel tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi sekarang
digunakan sebagai life style. Untuk itu, fitur yang lengkap pada suatu ponsel
pasti akan mendapat respon baik dari konsumen, dalam penelitian ini adalah
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk
dapat menjelaskan dan mengetahui faktor – faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian ponsel merek Nokia.
Berdasarkan paparan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Konsumen Ponsel Merek Nokia ” (Studi Kasus Pada
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan seperti yang telah
diungkapkan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen ponsel merek Nokia.
2. Faktor manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen ponsel merek Nokia.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak diperoleh dari penelitian ini:
1. Untuk mengetahui apakah faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis
berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen ponsel merek
Nokia.
2. Untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan dalam
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ponsel merek Nokia.
Manfaat Penelitian :
1. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi bagi
penelitian berikutnya.
2. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif
untuk memahami karakteristik pembeli kepada perusahaan yang diteliti
sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam rangka menentukan strategi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya,
sosial, pribadi, dan psikologis (Kotler & Armstrong, 2007:200). Menurut
Kotler, pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh
empat faktor psikologis yang penting, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran,
serta kepercayaan dan sikap (2007:215).
1. Faktor budaya
a. Budaya
Menurut Engel, dkk (1995:69) budaya mengacu pada
seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol bermakna lainnya yang
membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan
evaluasi sebagai anggota masyarakat.
Dampak budaya terhadap perilaku konsumen bersifat alami dan
otomatis. Misalnya, budaya menentukan standar dan aturan untuk
makan (kapan dan dimana), apa yang tepat disajikan sebagai menu
makanan (di waktu pagi, siang, dan malam). Budaya merupakan
penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar (Kotler &
Armstrong, 2007:200).
b. Sub Budaya
Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil,
yang lebih banyak memberikan ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi
anggotannya. Sub budaya terdiri dari kewarganegaraan, agama,
kelompok ras, dan daerah geografis (Kotler & Armstrong, 2007:202).
c. Kelas Sosial
Kelas sosial mengacu kepada pengelompokan orang yang sama
dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam
pasar. Kelas sosial merupakan segmentasi yang paling natural/alami,
yang menjadi ciri-ciri kelas sosial adalah setiap kelompok memiliki
persamaan dalam hal : gaya hidup (misalnya aktivitas, minat, dan
opini), demografi (misalnya pendapatan, pekerjaan, wilayah tempat
tinggal dan pendidikan), persepsi dan sikap (Engel dkk, 1995:121).
Menurut Kotler & Armstrong (2007:205) kelas sosial adalah
pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen teratur dimana
anggotanya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
2. Faktor Sosial
a. Kelompok
Kelompok acuan berfungsi sebagai titik pembanding atau
acuan secara langsung maupun tidak langsung dalam pembentuka
sikap atau perilaku seseorang (Kotler & Armstrong, 2007:205).
dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok
keanggotaan adalah kelompok primer (seperti keluarga, teman,
tetangga, dan rekan kerja) yang berinterkasi dengan seseorang
secara terus menerus dan informal. Kelompok sekunder (seperti
kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan) yang
cenderung lebih formal.
b. Keluarga
Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi
dan tinggal bersama (Engel dkk, 1995:194). Keluarga berpengaruh
terhadap pola konsumsi individu karena anggota-anggota keluarga
itu masuk kedalam suatu subsistem sosialisasi.
c. Peran dan Status
Peran terdiri atas sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk
dilakukan menurut orang-orang sekitarnya Kotler & Armstrong,
2007:208). Masing-masing peran menghasilkan status. Orang-
orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan
status mereka dimasyarakat.
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup
Seseorang membeli barang dan jasa yang berbeda
sepanjang hidupnya. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup
keluarga seperti tahap bujangan, pasangan baru menikah, tidak
mempunyai anak, mempunyai anak, dan seterusnya (Kotler &
Armstrong, 2007:209).
b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola
konsumsinya. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan
ekonomi seseorang, penghasilan yang dapat dibelanjakan (level,
kestabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva (termasuk persentase
aktiva lancar, utang, kemauan untuk meminjam, dan sikap terhadap
belanja dan menabung (Kotler & Armstrong, 2007:209).
c. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang tergambarkan
pada aktivitas (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kerja sosial),
minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), dan pendapat (tentang
diri mereka sendiri, isu-isu sosial, bisnis, produk) / Activities,
Interests, dan Opinions (AIO). Gaya hidup menunjukkan seluruh
pola kegiatan dan interaksi seseorang di dunia (Kotler &
d. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang
menghasilka tanggapan yang secara konsisten dan terusmenerus
terhadap lingkungannya. Banyak pemasar menggunakan konsep
yang berhubungan dengan kepribadian (konsep diri/gambaran diri)
seseorang (Kotler & Armstrong, 2007:214).
Shiffman dan Kanuk (2007:107) mendefinisikan
kepribadian sebagai karakteristik psikologis yang menentukan dan
mencerminkan bagaimana seseorang merespon lingkungannya.
Kepribadian memiliki beberapa ciri utama yaitu mencerminkan
perbedaan individu konsisten dan bertahan lama.
4. Faktor Psikologis
a. Motivasi
Motivasi dapat digambarkan sebagai kekuatan yang
mengendalikan individu untuk bertindak. Kekuatan tersebut
menghasilkan suatu kecenderungan untuk mendapatkan sesuatu
kebutuhan yang belum terpenuhi (Shiffman dan Kanuk, 2007:71).
Engel dkk (1995:283) berpendapat bahwa motivasi
diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang memadai antara
keadaan aktual dan keadaan yang diinginkan/disukai. Bila
ketidakcocokan ini meningkat, hasilnya adalah pengaktifan suatu
kondisi kegairahan yang diacu sebagai dorongan (drive). Semakin
kuat dorongan tersebut, semakin basar urgensi respon yang
dirasakan.
Terdapat beberapa teori yang terkenal tentang motivasi
(Kotler & Armstorng, 2007:215-156), yaitu:
1) Teori Freud. Teori ini mengasumsikan bahwa kekuatan
psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagian besar
tidak disadari dan seseorang tidak dapat memahami motivasi
dirinya secara menyeluruh. Saat seseorang mengamati merek-
merek tertentu, maka akan bereaksi tidak hanya terhadap
kemampuan yang terlihat nyata pada merek-merek tersebut,
melainkan juga terhadap petunjuk-petunjuk lain yang sama
rata. Wujud, ukuran, berat, bahan, warna, dan nama merek
dapat memicu asosiasi arah pemikiran dan emosi tertentu.
2) Teori Maslow. Di dalam teori ini dijelaskan mengapa
seseorang didorong oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu pada
waktu-waktu tertentu. Kebutuhan manusia tersusun dalam
hirarki, dari yang paling mendesak sampai yang kurang
mendesak.
Kebutuhan tersebut adalah :
- Kebutuhan fisiologis (makanan, minuman, dan tempat
tinggal)
- Kebutuhan sosial (perasaan diterima sebagai anggota
kelompok dan dicintai)
- Kebutuhan penghargaan (harga diri, pengakuan, dan status)
- Kebutuhan aktualisasi diri (pengembangan dan realisasi
diri).
b. Persepsi
Engel dkk (1995:118) mendefinisikan persepsi sebagai
suatu proses dimana individu melakukan kegiatan seleksi, orgnisasi
dan interprestasi objek atau stimulus sehingga menjadi suatu
gambaran atau tanggapan yang bermakna.
Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan yang
berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang
bersangkutan. Seseorang dapat memiliki persepsi yang berbeda
atas objek yang sama karena tiga proses persepsi (Kotler &
Armstrong, 2007:218-219), yaitu:
1) Perhatian Selektif
Seseorang terlibat kontak dengan rangsangan yang
sangat banyak setiap harinya. Karena seseorang tidak mungkin
menanggapi semua rangsangan tersebut, sebagian besar
rangsangan tersebut akan disaring dengan proses yang
dinamakan perhatian selektif.
Seseorang akan cenderung memperhatikan rangsangan
yang berhubungan dengan kebutuhannya saat ini, rangsangan
yang diantisipasi (misalnya akan lebih cenderung
memperhatikan komputer daripada radio di toko komputer,
karena tidak mengharapkan toko tersebut menjual radio),
rangsangan dengan deviasi yang besar dibanding dengan
ukuran rangsangan normal (misalnya seseorang akan
cenderung memperhatikan iklan yang menawarkan potongan
Rp. 500.000,- dari daftar harga komputer daripada iklan yang
hanya menawarkan potongan Rp. 75.000,-).
2) Distorsi Selektif
Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk
menginterpretasikan informasi yang sesuai dengan cara yang
mendukung apa yang telah mereka percaya (Kotler &
Amstrong, 2007:219).
3) Ingatan / Retensi Selektif
Seseorang akan melupakan hal yang telah dipelajari
namun cenderung akan mengingat informasi yang menyokong
pandangan dan keyakinannya. Karena adanya ingatan selektif,
orang akan cenderung mengingat hal-hal baik yang disebutkan
tentang produk yang disukai dan melupakan hal-hal baik yang
c. Pembelajaran
Pembelajaran menunjukkan perubahan perilaku seseorang
karena pengalaman (Kotler & Armstrong, 2007:219). Schiffman
dan Kanuk (2007:179) menegaskan bahwa dari sudut pandang
pemasaran, Consumer Learning merupakan proses dimana
individu mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam
membeli dan mengkonsumsi suatu produk/jasa yang diterapkan
untuk perilaku pembelian yang sama pada masa mendatang.
Pembelajaran dapat dipandang sebagai proses dimana
pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap,
dan atau perilaku (Engel dkk, 1995:40). Jadi, proses pembelajaran
mencakup pengetahuan baru (didapat melalui belajar, informasi
dari membaca, mengamati dan berpikir) atau dari pengalaman
untuk diterapkan pada pembelian yang akan dilakukan dimasa
mendatang.
Pembelajaran dilakukan oleh individu pada saat pertama
kali melakukan konsumsi dan akan terus dilakukan sampai
individu tersebut meninggal. Pembelajaran berasal dari
pengalaman (experience) yang didapat setelah mengkonsumsi
suatu produk/jasa maupun dari informasi-informasi dari iklan di
TV, radio, dan majalah/surat kabar.
d. Keyakinan dan Sikap
Kotler & Armstrong (2007:220) mendefinisikan keyakinan
sebagai pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang
mengenai sesuatu. Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan
kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya
seseorang terhadap objek atau ide.
Sikap dapat didefinisikan suatu prediposisi yang dipelajari
untuk berperilaku secara konsisten dalam cara yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan dengan mengacu pada suatu objek
tertentu (Schiffman dan Kanuk, 2007:222).
Menurut Engel dkk (1995:53), sikap (attitude) adalah suatu
evaluasi menyeluruh yang memungkinkan seseorang berespon
dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara
konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan.
Jadi, sikap merupakan kesiap siagaan mental yang diorganisasi
melalui pengalaman dan mempengaruhi tanggapan seseorang
terhadap orang lain, objek, dan situasi yang berhubungan
dengannya. Pada umumnya, seseorang akan mencari kesesuaian
Sikap memiliki beberapa karakteristik yang penting
(Loudon dan Bitta, 1993:521-523), antara lain:
1) Sikap memiliki sebuah objek
Objek yang dimaksud dapat berupa sesuatu yang
abstrak maupun nampak.
2) Sikap memiliki arah, derajat, dan intensitas
Arah sikap adalah perasaan senang atau tidak senang
tersebut terhadap suatu objek. Derajat sikap adalah tingkat
kepastian atau keyakinan perasaannya atau seberapa kuat
perasaan seseorang terhadap pendiriannya.
3) Sikap memiliki struktur
Pusat dari struktur sikap adalah nilai penting bagi
individu dan konsep diri. Semakin dekat suatu sikap dengan
pusatnya dikatakan mempunyai sentralitas yang tinggi.
4) Sikap dipelajari
Sikap tidak dibawa seseorang sejak lahir, namun
terbentuk berdasarkan pengalaman yang dipelajari dalam
berhubungan dengan objek ataupun lingkungannya.
B. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Hawkins dan Engel (Tjiptono, 1997:20), membagi proses pengambilan
keputusan kedalam tiga jenis, yaitu:
1. Proses pengambilan keputusan yang luas (Extended Decision Making)
Merupakan jenis pengambilan keputusan yang paling lengkap.
Berawal dari pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan
melalui pembelian beberapa macam produk. Untuk keperluan ini,
konsumen mencari informasi tentang produk atau merek tertentu dan
mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat
memecahkan masalahnya. Evaluasi produk atau merek akan mengarah
kepada keputusan pembelian, yang selanjutnya konsumen akan
mengevaluasi hasil dari keputusannya.
Proses pengambilan keputusan yang luas terjadi untuk kepentingan
khusus bagi konsumen atau untuk pengambilan keputusan yang
membutuhkan tingkat keterlibatan tinggi. Misalnya, pembelian produk-
produk yang mahal, mengandung nilai prestise, dan dipergunakan pertama
kali.
2. Proses pengambilan keputusan terbatas (Limited Decision Making)
Terjadi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian
mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha (atau hanya melakukan sedikit
biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting
atau pembelian yang bersifat rutin.
Ada kemungkinan bahwa proses pengambilan keputusan terbatas
ini terjadi pada kebutuhan yang sifatnya emosional atau juga pada
environmental needs. Misalnya, seseorang memutuskan untuk membeli
suatu merek atau produk baru dikarenakan “bosan” dengan merek yang
sudah ada, atau karena ingin mencoba/merasakan sesuatu yang baru.
Keputusan yang demikian hanya mengevaluasi aspek sifat/corak baru
(novelty or newness) dari alternatif-alternatif yang tersedia.
3. Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (Habitual Decision
Making)
Merupakan proses yang paling sederhana, yaitu konsumen
mengenali masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk
membeli merek favorit/kegemarannya (tanpa evaluasi alternatif). Evaluasi
hanya terjadi bila merek yang dipilih tersebut ternyata tidak sebagus/sesuai
dengan yang diharapkan. Produk-produk yang biasa dibeli melalui proses
ini biasanya adalah sabun mandi, pasta gigi, minyak rambut, dan lain-lain.
C. Tahap-tahap Dalam Proses Keputusan Pembelian
Lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian (Kotler &
Armstrong, 2007:224), yaitu:
1. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition)
Proses dimulai saat pembeli mengenali permasalahan atau
kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan yang
nyata dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan
karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman
sebelumnya, seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan ini
dan dimotivasi kearah produk yang diketahui akan memuaskannya.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin
pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan
produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia
cenderung akan membelinya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan
kebutuhan itu ke dalam ingatan atau mengerjakan pencarian informasi
yang berhubungan dengan kebutuhan itu.
Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatnya.
Yang pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan
pencarian informasi yang sedang-sedang saja. Kedua, pencarian informasi
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk
membuat keputusan terakhir. Pertama, konsumen mempunyai kebutuhan.
Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada
atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk
setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen
mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek. Konsumen
juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen
mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif
setiap ciri dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap kearah alternatif
merek melalui prosedur tertentu.
Jadi, pada tahap evaluasi ini, konsumen menyusun merek-merek
dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian. Biasanya
konsumen akan memilih merek yang disukai. Tetapi ada pula faktor yang
mempengaruhi setiap sikap orang lain dan faktor-faktor keadaan yang
tidak terduga.
4. Keputusan Pembelian
Pada tahap ini, konsumen memutuskan untuk membeli produk
tersebut atau tidak.
5. Perilaku Setelah Pembelian
Apabila konsumen memutuskan untuk membeli, berikutnya
konsumen akan mengalami beberapa tingkat yaitu kepuasan atau
ketidakpuasan.
Kepuasan setelah pembelian, konsumen mendasarkan harapannya
kepada informasi yang diterima tentang produk yang bersangkutan. Jika
kenyataan yang didapat sama dengan harapannya, maka konsumen akan
merasa puas, namun bila yang terjadi sebaliknya, maka konsumen merasa
tidak puas.
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Pengevaluasian Alternatif
Keputusan Pembelian
[image:44.612.103.515.138.544.2]Perilaku Setelah Pembelian
Gambar 2.1
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian (Sumber: Kotler & Armstrong, 2007)
D. Penelitian Terdahulu
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian proses
pengambilan keputusan konsumen tidak dapat terjadi dengan sendirinya,
masalah kebudayaan, demografis, sosial, individu (karakteristik pribadi), dan
psikologis secara kuat mempengaruhi keputusan tersebut
(http://manbisnis.tripod.com.2005).
Hasil penelitian sebelumnya (Muslichah, M. Wahyuddin dan
Syamsuddin) tentang pengaruh faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor
komunikasi pemasaran terhadap keputusan membeli obat farmasi antara
apotek di Kabupaten Sukoharjo dan apotek di Kota Surakarta menunjukkan
bahwa untuk faktor lingkungan, individu, dan komunikasi pemasaran
mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian baik penelitian pada
Rizky Amelia dengan penelitiannya mengenai faktor-faktor yang
dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian Ponsel Nokia di
Kecamatan Gresik menggunakan 11 faktor (desain produk, fitur, kemudahan
operasional, tampilan layar, harga dibanding pesaing, harga jual kembali,
potongan harga, cassing, aksesori tambahan, kualitas suara, dan ketahanan
produk). Dan hasil perhitungannya dengan menggunakan Analisis Faktor
menunjukkan bahwa ke-11 variabel penelitian tersebut bisa dilakukan analisis
faktor.
Kemudian Sugiarto dengan penelitiannya tentang analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian merek sepeda motor di Kecamatan
Manyar, Diketahui Terdapat Pengaruh secara parsial variabel kelompok
referensi, citra merek, terhadap keputusan pembelian merek. Dan diketahui
variabel motivasi dan promosi tidak berpengaruh pada keputusan pembelian
merek sepeda motor.
Sedangkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Wiryadinata dan
Jonathan (2006) mengenai faktor psikologis konsumen (motivasi, persepsi,
pembelajaran, serta keyakinan dan sikap) yang mempengaruhi keputusan
pembelian roti merek Citarasa di Surabaya menunjukkan bahwa variabel
pembelajaran menunjukkan nilai yang dominan.
E. Kerangka Pemikiran
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel
Merek Nokia
Faktor Budaya
(X1)
Faktor Sosial
(X2)
Faktor Pribadi
(X3)
Faktor Psikologis
(X4)
Keputusan Pembelian
(Y)
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
HA :
2. HO :
HA :
F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan suatu
hipotesis yang merupakan dugaan sementara dalam menguji suatu penelitian,
yaitu :
1. HO : Variabel Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis tidak berpengaruh
terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia.
Variabel Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis berpengaruh
terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia.
Variabel Sosial bukan merupakan faktor yang paling dominan
dalam mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia.
Variabel Sosial merupakan faktor yang paling dominan dalam
mempengaruhi keputusan pembelian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini, membahas tentang pengaruh faktor budaya, sosial,
pribadi, dan psikologis terhadap keputusan pembelian konsumen. Sedangkan
variabel-variabel dari faktor- faktor tersebut adalah :
a. Faktor Budaya :
- Budaya
- Sub budaya
- Kelas sosial
b. Faktor Sosial :
- Kelompok
- Keluarga
- Peran dan Status
c. Faktor Pribadi :
- Usia dan Tahap Siklus Hidup
- Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
- Gaya Hidup
d. Faktor Psikologis
- Motivasi
- Persepsi
- Pembelajaran
- Keyakinan dan Sikap
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi merupakan jumlah keseluruhan yang mencakup semua
anggota yang diteliti. Sedangkan sampel dapat didefinisikan sebagai suatu
bagian yang ditarik dari populasi (Istijanto, 2009:109). Sampel juga dapat
didefinisikan sebagai sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto,
1998:108).
Menurut Malhotra (dalam Widayat dan Amirullah, 2002 : 60), untuk
memperoleh hasil yang baik dalam suatu analisis faktor, banyaknya responden
yang diambil untuk mengisi kuisioner adalah sebanyak lima kali dari variabel
yang dimuat dalam kuisioner. Dalam penelitian ini, jumlah variabel yang
diteliti sebanyak 15, maka jumlah sampel yang diambil minimal adalah
sebanyak 4 x 15 = 60 responden, dan pada penelitian ini digunakan sebanyak
100 responden.
Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 1 Juni 2009 sampai
dengan 15 Juni 2009 dengan metode Accidental Sampling yaitu pengguna
ponsel merek Nokia yang ditemui secara kebetulan dilokasi penelitian, dan
sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang menggunakan dan pernah menggunakan ponsel merek Nokia, dimana
jumlahnya tidak diketahui. Sedangkan penentuan responden adalah secara
Purvosive yaitu pengguna ponsel merek Nokia yang berada di lingkungan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode survei dan wawancara. Metode survei adalah
pengambilan sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner
sebagai alat untuk pengumpulan data, dengan tujuan untuk meliput banyak
orang sehingga hasil survei dapat dipandang mewakili populasi atau
merupakan generalisasi (Istijanto, 2009:55).
Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh
informasi secara langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan individual. Dalam
wawancara, seorang responden ditanyai oleh pewawancara untuk
mengungkapkan perasaan, motivasi, sikap, atau keyakinannya terhadap suatu
topik pemasaran (Malhotra dalam Istijanto, 2009:49).
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat dalam bentuk
kuesioner yang diisi oleh responden dibuat dalam bentuk pernyataan dimana
dalam kuesioner sudah disediakan alternatif jawaban dari tiap item
pernyataan. Dalam pelaksanaan pengisian responden diminta untuk memilih
Untuk mempermudah pengambilan kesimpulan dari tanggapan
responden yang diperoleh dalam pembagian koesioner, maka digunakan skala
5 tingkat (likert). Alternatif jawaban disesuaikan dengan skala likert yang
dibuat menjadi 5 alternatif jawaban. Skala likert melibatkan serangkaian
pernyataan yang berkaitan dengan sikap responden diminta menyatakan
“Sangat Tidak Setuju (STS)” sampai pada jawaban “Sangat Setuju (SS)”
untuk setiap pernyataan, jawaban diberi nilai yang akan merefleksikan secara
konsisten sikap responden.
Untuk setiap jawaban akan diberi skor 1-5 yang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
2. Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
3. Skor 3 untuk jawaban Ragu-Ragu (R)
4. Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)
5. Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
y
(
y
x
(
x
y
x
(
n x
D. Metode Analisis1. Analisis Deskriptif
Analisis ini tidak menggunakan pengujian secara sistematis dan
statistik. Dimaksudkan hanya untuk menggambarkan angka-angka
responden dari objek penelitian yang diperoleh dari hasil analisis
deskriptif.
2. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan valid tidaknya suatu alat
ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai
tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat (Azwar, 1992:146).
Teknik yang digunakan adalah korelasi product moment dari
Pearson, yaitu :
rxy =
n
(
2)
y
) ( )
)
2n
(
2)
)
2Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y
n : Jumlah sampel
x : Nilai total atribut
t 2 t 2
3. Uji Reliabilitas
Azwar (1992:150) merumuskan reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu
tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau terhadap
gejala yang sama dengan menggukan alat ukur yang sama.
Menurut Nunnaly (1967) suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2001:42).
Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini diuji dengan alat uji reliabilitas
Cronbach Alpha, yaitu :
k
rtt = 1
k 1
Keterangan :
rtt : Reliabilitas instrumen
t2 : Variabel total
b2 : variabel butir
k : Banyaknya butir pertanyan atau soal
4. Metode Analisis Faktor
Tujuan utama dari analisis faktor adalah mendefinisikan struktur
suatu data matrik dan menganalisis struktur saling hubungan (korelasi)
dengan cara mendefinisikan suatu set kesamaan variabel atau dimensi dan
sering disebut faktor.
Model matematis dasar analisis faktor yang digunakan untuk setiap
variabel independen Xi (Wibisono, 2003:244) :
m
Xi = Aij Fj + bi Ui
j-t
i = 1, 2, 3, 4, … p
Dimana :
Xi = Variabel independen ke-i
Fj = Faktor kesamaan ke-j
Ui = Faktor unik ke-i
Aij = Koefisien faktor kesamaan
bi = Koefisien faktor unik
Bhuono (2005) mengemukakan bahwa analisis faktor merupakan
analisis statistik yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengelompokkan,
dan meringkas faktor-faktor yang merupakan dimensi suatu variabel,
definisi dan sebuah fenomena tertentu. Jadi, analisis faktor merupakan
cara yang di gunakan untuk mengidentifikasi variabel dasar atau faktor
yang menerangkan pola hubungan dalam suatu komponen variabel
a. Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO)
Analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan metode
Kaiser Meyer Olkin (KMO) yang nilainya harus lebih besar dari 0,5.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut valid
atau tidak. Jika nilainya > atau = 0,5 maka proses analisis dapat
dilanjutkan. KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien
korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Jika nilai
kuadrat koefisien korelasi parsial dari semua pasangan variable lebih
kecil daripada jumlah kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO
akan mendekati satu, yang menunjukan kesesuaian penggunaan
analisis faktor.
Menurut Kaiser (1974) dalam Wibisono (2003 : 247) :
- Harga KMO sebesar 0.9 adalah sangat memuaskan
- Harga KMO sebesar 0.8 adalah memuaskan
- Harga KMO sebesar 0.7 adalah harga menengah
- Harga KMO sebesar 0.6 adalah cukup
- Harga KMO sebesar 0.5 adalah kurang memuaskan
- Harga KMO sebesar 0.4 adalah tidak dapat diterima
b. Uji Measure of Sampling Adequacy atau (MSA)
Analisis faktor dalam penelitian ini juga menggunakan metode
pengukuran Measure of Sampling Adequacy atau MSA. Untuk melihat
variabel-variabel mana saja yang layak untuk dibuat analisis faktor
serta untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang dijadikan sebagai
faktor analisis mempunyai korelasi yang kuat atau tidak dengan nilai >
atau = 0,5. Jika nilainya > atau = 0,5 maka semua faktor pembentuk
variabel tersebut telah valid dan tidak ada faktor yang direduksi. Pada
bagian Anti Image Correlation, jika nilai dari Kaiser Meyer Olkin
(KMO) < 0,5, maka untuk memperbaikinya yang pertama kali harus
dikeluarkan adalah variabel yang memiliki nilai MSA paling kecil dan
kurang dari 0,5.
Besarnya angka Measure of Sampling Adequacy (MSA)
berkisar antara 0 – 1, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa
kesalahan oleh variabel lain.
b. Jika MSA > 0.05, maka variabel tersebut masih dapat diprediksi
dan dapat dianalisa lebih lanjut.
c. Jika MSA < 0.05, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan
tidak dapat dianalisa lebih lanjut, sehingga variabel harus
c. Nilai Mean pada Descriptive Analysis
Pada penelitian ini, untuk melihat jawaban dari responden
apakah jawaban responden terhadap sebuah faktor lebih mengarah
pada jawaban setuju atau lebih mengarah pada jawaban tidak setuju,
dilihat dari nilai Mean pada Descriptive Statistic yang didapat dari
analisis faktor. Jika nilai Mean yang didapat semakin besar, maka
dapat dikatakan responden semakin setuju bahwa faktor tersebut
mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia. Begitu pula
sebaliknya, jika nilai Mean yang didapat semakin kecil, maka dapat
dikatakan responden semakin tidak setuju bahwa faktor tersebut
mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia.
d. Total Variance Explained
Selain itu, pada penelitian ini digunakan juga Total Variance
Explained sebagai alat ukur untuk melihat besaran pengaruh sebuah
faktor didalam sebuah variabel.
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian (Faktor Budaya,
Faktor Sosial, Faktor Pribadi, dan Faktor Psikologis) pada penelitian ini
merupakan variabel X (X1, X2, X3, dan X4) atau merupakan variabel bebas
(Independent Variable).
2. Variabel terikat (Dependent Variabel/Y) pada penelitian ini adalah
keputusan pembelian.
Perumusan operasional variabel tersebut, dapat digambarkan
seperti berikut ini :
No Variabel Sub
Variabel Indikator Ukuran
Budaya 1.1 Waktu
1.2 Tempat Ordinal
Sub Budaya 1.3 Kewarganegaraan Ordinal
1 Faktor Budaya
(X1)
Kelas Sosial 1.4 Gaya hidup
1.5 Persepsi Ordinal
Kelompok 2.1 Pembentuk Opini
2.2 Acuan Ordinal
Keluarga
2.3 Peran
2.4 Pengaruh Ordinal
2 Faktor Sosial
(X2)
Peran dan status
2.5 Jabatan/Kedudukan
2.6 Kelas Produk Ordinal
Usia dan Siklus Hidup
3.1 Pertambahan
Usia Ordinal
Pekerjaan dan Situasi Ekonomi
3.2 Jabatan
3.3 Pendapatan Ordinal
Gaya Hidup 3.4 Aktifitas Ordinal
3 Faktor Pribadi
(X3)
Kepribadian dan Konsep Diri
3.5 Kepercayaan diri
No Variabel Sub
Variabel Indikator Ukuran
Motivasi 4.1 Kebutuhan
4.2 Aktualisasi Diri Ordinal
Persepsi
4.3 Perhatian Selektif 4.4 Distorsi Selektif 4.5 Retensi Selektif
Ordinal
Pembelajaran 4.6 Pengalaman Ordinal
4 Faktor
Psikologis
(X4)
Keyakinan dan Sikap
4.7 Keyakinan
4.8 Ketertarikan pada
objek
Ordinal
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Pendirian Nokia Co.
Nokia Corporation adalah produsen peralatan telekomunikasi
terbesar di dunia serta merupakan perusahaan terbesar di Finlandia. Kantor
pusatnya berada di kota Espoo, Finlandia, dan perusahaan ini paling
dikenal lewat produk-produk telepon genggamnya. Nokia memproduksi
telepon genggam untuk seluruh pasar dan protokol utama, termasuk GSM,
CDMA, and W-CDMA (UMTS).
Nokia didirikan pada awalnya sebagai perusahaan penggilingan
bubur kertas oleh Fredrik Idestam pada tahun 1865. Perusahaan Karet
Finlandia kemudian mendirikan pabriknya di kawasan sekitarnya pada