• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama Indonesia-Jepang Pada Industri Otomotif Mobil Jepang di Indonesia Melalui Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kerjasama Indonesia-Jepang Pada Industri Otomotif Mobil Jepang di Indonesia Melalui Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

vii

LEMBAR REVISI SKRIPSI ii

LEMBAR PERNYATAAN iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 15

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 16

1.3.1 Maksud Penelitian 16

1.3.2 Tujuan Penelitian 16

1.4 Kegunaan Penelitian 17

1.4.1 Kegunaan Teoritis 17

1.4.2 Kegunaan Praktis 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA

PEMIKIRAN 18

2.1 Tinjauan Pustaka 18

2.2 Kerangka Pemikiran 22

2.2.1 Hubungan Internasional 22

2.2.2 Kerjasama Internasional 24

2.2.3 Kerjasama Bilateral 29

(2)

viii

3.1 Objek Penelitian 45

3.1.1 Hubungan Bilateral Indonesia dan

Jepang 45

3.1.1.1 Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Hubungan Bilateral Jepang dan

Indonesia 48

3.1.2 Indonesia Japan Economic Partnership

Agreement (IJEPA) 51

3.1.2.1 Latar Belakang Lahirnya IJEPA 51

3.1.2.2 Struktur dan Tugas IJEPA 55

3.1.3 Gambaran Umum Industri Otomotif Mobil

Jepang di Indonesia 65

3.2 Metode Penelitian 76

3.2.1 Desain Penelitian 77

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data 78

3.2.2.1 Studi Pustaka 80

3.2.3 Teknik Penentuan Informan 80

3.2.4 Teknik Analisa Data 81

3.2.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 82 3.2.5.1 Lokasi Penelitian 82 3.2.5.2 Waktu Penelitian 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 84 4.1 Kesepakatan IJEPA tentang Industri

Otomotif 86

(3)

ix

di Indonesia Pasca Disepakati IJEPA 99

4.2.1 Pertumbuhan Mobil Jepang

Di Indonesia 99

4.2.2 Manfaat IJEPA bagi Pertumbuhan Industri

Otomotif Mobil Jepang di Indonesia 111 4.2.3 Keuntungan dan Kerugian IJEPA

Terhadap Perekonomian Indonesia 114 4.2.4 Prospek Kelanjutan Kesepakatan IJEPA

di Masa Mendatang 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 123

5.1 Kesimpulan 123

5.2 Saran 125

DAFTAR PUSTAKA 126

LAMPIRAN-LAMPIRAN 132

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 156

(4)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Dougherty, james E. & Robert L. Pfaltzgraff. 1997. Contending Theoris. New York : Happer and Row Publisher.

Dougherty, James E. Dan Robert L. Pfaltzgraff. 2005. Pengantar Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Friedman, Milton, 1993Capitalism & Freedom, Chicago ; Chicago University Press.

Goldman, Robert. 1987. Marketing Fragrances : Advertising and the Production of CommoditySigns, dalam Theory, Culture and Society, Volume IV (1987)

Holsti LR, Ermala P. On the burning temperature of tobacco. J Cancer Resch 1955

Huat, Chua Beng (ed). 2000.Consumption in Asia : Life Style and Identities. Routledge, London. ______________. 2003. Life is not Complete without Shopping : Consumption Culture inSingapore. Singapore University Press.

Hutabarat, Roselyne. 1989. Transaksi Ekspor Impor, Jakarta: Erlangga.

Ikbar, Yanuar.2007. Ekonomi Politik Internasional 2, Bandung: Refika Aditama. Jeffrey k. Lekker. “The Toyota Way,” Jakarta: Erlangga, 2005

Kantaprawita, Rusadi.1987. Aplikasi Pendekatan Sistem dalam Ilmu-Ilmu Sosial, , Jakarta: PT Bunda Karya. 1983. Organisasi dan Administrasi Internasional. Bandung Fisip UNPAD Press.

The Liang Gie, 1999. Efisiensi Kerja Bagi Pembangunan Negara, Jakarta: PT. Gunung Agung.

Lury, Celia. 1998.Budaya Konsumen. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

(5)

May Rudi, Teuku.2007.Ekonomi politik Internasional, Bandung: PT Nuansa Indonesia.

Moleong, Lexi J, 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Penerbit PT remaja rosdaka Offset, Bandung

Patterson, Matthew. 2000.Car Culture and Global Environmental Politics. Journal Review of International Studies Vol. 26 No. 2 April 2000.Cambridge University Press.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitati Teori dan Aplikasi, Jakarta:Rajawali Pers, cet. 5, 2009.

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani.2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung: Rosdakarya.

Raco, J.R, 2010. Penelitian Kualitatif : Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya, Jakarta:PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Rana,Kishan, S. 2002. Bilateral Diplomacy. New Delhi. Manas Publications. Salvatort, Domonick.1992.Ekonomi Internasional, Erlangga, Jakarta

Sobri, Ekonomi Internasional, badan penerbit Fakultas Ekonomi UGM

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.

Sukawarsini Djelantik. 2008. Diplomasi Antara Teori dan Praktik. Graha Ilmu: Yogyakarta

(6)

SKRIPSI/TESIS/KARYA ILMIAH

Derliana. 2011.Implementasi Indonesia Japan Economic Partnership Agreement Pada Ekspor Komoditas Udang Dan Tuna Dalam Sektor Perikanan Indonesia.

Maulana, Nirwan. 2010. Pengaruh Keberadaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ilegal Jepang Terhadap Hubungan Bilateral Indonesia-Jepang.

Een Arin Pakaludin. 2011. Kepentingan Indonesia Dalam Mempertahankan IJEPA di Tengah Dampak Negatif yang Dihadapinya

Puspita, Sari. 2009. Peranan Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) dalam Mengatasi Krisis Listrik di Sumatera Utara (studi kasus: proyek pembangkit listrik panas bumi (PLTPB) sarulla di sumatera Utara).

Syarifudin, Arif. 2013.“MOBIL KELUARGA : IDOLA BARU MASYARAKAT INDONESIA”

RUJUKAN ELEKTRONIK

Achdiyat Atmawinata, Drajat Irianto, dkk, Kedalaman Struktur Industri yang Mempunyai Daya Saing di Pasar Global, “Kajian Capacity Building Industri Manufaktur Melalui Implementasi MIDEC IJEPA”.melalui http://www.kemenperin.go.id/IND/publikasi/Ijepa/struktur.pdf, diakses 2 januari 2014

Agustinakurniasih“industriotomotif”. Melalui www.research.mercubuana.ac.id/in dustri_otomotif_indonesia, diakses 27 desember 2013

Bilateral indonesia dan jepang. Melalui http://id.Wikipedia.org/wiki/Hu bunganIndonesia denganJepang,diakses pada 18 juni 2014 pukul 22.30 WIB

(7)

Ekspor Impor Indonesia. melalui (Fernando,youbil.2010.EksporImporIndonesia.- Online http://www.makalahekspor-impor-indonesia.html,diakses pada tanggal 18 April 2014).

Hubungan bilateral indonesia-jepang. Melalui http://krjogja.com/read/187343, diakses 20 Desember 2013

Hubungan Bilateral. Melalui http://www.slideshare.net/genokgagah/k-30117551 hubungan bilateral indonesia-jepang diakses pada 20 januari 2014

Industri otomotif ketergantungan komponen impor. Melalui http://www. kemenperin.go.id/artikel/4239/Industri-Otomotif-Ketergantungan

Komponen-Impor, diakses pada bulan januari 201

Industri.Melalui(“http://geografi-geografi.blogspot.com-pengertian-industri-menu urut-uu-no.html” diaksespada bulan februari 2014

IJEPA. Melalui http://www.kemenperin.go.id/IND/publikasi/Ijepa/struktur.pdf, diakses pada 20 januari 2014)

IJEPA. Melalui http://ditjenkpi.depdag.go.id/website_kpi/Umum/IJEPA/Basic%- 20Agreement %20 %28ID%29.pdf diakses pada 11 februari 2014

Jepang Berambisi Kuasai pasar Otomotif. Melalui http://www.merdeka.com/uang/ jepang-berambisi-kuasai-industri-komponenoto-motif-di-indonesia.html” diakses pada bulan januari 2014

Jepang dan Indonesia. Melalui . (joint statement on japan-indonesia summit meeting, 24 juni 2003 sepertti dalam http://www.mofa.go.jp/english/mf_ refiew/361_03.htm, diakses pada 25 februari 2014 pukul 23:00 WIB) Jepang Dan Indonesia. melalui http://www.slideshare.net/genokgagah/k-3011 75

51 hubungan bilateral indonesia-jepang diakses pada 20 januari 2014 kajian pkpn insentif fiskal industri otomotif diakses pada tanggal 17 maret 2014

Melalui ”2013:kajian pkpn insentif fiskal industri otomotif

Kebijakan Mobil Murah. Melalui http://bkm-pii.blogspot.com/2013/03/analisis-kebijakan-mobil-murah-lcgc-di.html”diaksespada bulan maret 2014

(8)

Kerjasama IJEPA berhasil di 5 Sktor. Melalui http//www.kemenprin.go.id/artikel/ 6575/Kerjasama-IJEPA-Hanya-Berhasil-di-5-Sektor” diakses pada desember 2013

Kementrian Perindustrian. Melalui http://www.kemenprin.go.id/IND/publikasi/Ij- epa/struktur.pdf, diakses 31 Januari 2014 kementrian perindustrian

Kementrian Perindustrian. Melalui http://kemenprin.go,id/artike l/5831/Perusahaan-Otomotif-Jepang-Realisasikan-Investasi diakses pada februari 2014 pukul 08.00 WIB

Perdagangan. Melalui (http://www.indonesianembassy.jp/perdagangan/man faat- /manfaat_epa .pdf diakses pada 17 januari 2014

ProduksiLCGCbertentangandenganpaketekonomi”http:ekonomi.inilah.com/read/d etail/2031414 diakses 20 september 2013

Saat investasi Jepang bukan sekedar cari untung. Melalui.http://www.antaranews. com/berita/440361/saat-investasi-jepang-bukan-sekedar-cari-untung, ade marboen diakses pada 20 juni 2014 pukul 20.00 WIB.

Sejarah Perdagangan Indonesia. Melalui (http://www.academia.edu /4615565 /SEJA RAH_PERDAGANGAN_INTERNASIONAL diakses pada 27 februari 2014)

WAWANCARA

Rusmiyati, Heni. 2014. Interview of “ IJEPA” Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, Jl. M.I. Ridwan Rais No.5, Jakarta Pusat

INFORMASI UMUM

Edi miranto.2011.Kepentingan Indonesia dalam Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Melalui. Indonesia-dalam-Indonesia-japan eco nomic-partnership-agreement-ij-epa/diakses pada 1 juli 2014 pukul 23.00 WIB

(9)

Pernyataan Jongky D. Sugiarto , Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia(Gaikindo). Angka tersebut belum termasuk mobil low cost and green car (LCGC). Dimuat dalam Majalah Media Industri, Publikasi Kementrian PerindustrianIndonesia

(10)

vi

syukur karena karunia-Nya yang selalu tercurah untuk penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Juga kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang mengesankan dengan perjuangan untuk memuliakan manusia. Dalam penyusunan skripsi ini, sangat banyak sekali hambatan-hambatan yang menyulitkan saya, bahkan memberi beban yang teramat berat dan membuat pikiran menjadi kacau antara kuliah dan kerja dan akhirnya saya memilih untuk menyelesaikan dulu skripsi ini. Berkat kasih sayang dan karunia Allah beserta keinginan kuat untuk menyelesaikan kuliah, maka akhirnya penelitian ini dapat diselesaikan juga.

Untuk kedua orang tua saya yang tercinta dan tersayang yang selalu menanyakan kapan lulus, Ibu Mimin Rohimah dan Bapak Endang Suherman, terima kasih atas segala doa, nasehat dan sarannya serta terima kasih juga buat kakak-kakak tercinta yang selalu mendukung dan memberi saran atas segala hal.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari pihak-pihak yang telah membantu, baik itu melakukan penelitian maupun dalam penyusunan skripsi, atau sekedar diskusi yang biasa, saya tidak mungkin menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dewi Triwahyuni, S.IP,.M.Si dosen pembimbing saya yang super kece, sabar dan baik. Terima kasih, bu atas segala kesabarannya dan pengertiannya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini (you are my

(11)

vii

3. Kepada Bapak Budi Mulyana, S.IP,.M.Si terima kasih banyak telah memberikan saya wawasan yang luas dikelas semoga bisa bermanfaat diluar sana.

4. Kepada Ibu Sylvia Oktaputri, S.IP terima kasih banyak buat wali kelas yang baik dan penuh senyuman telah memberikan ilmu yang sangat luar biasa.

5. Ibu Dwi Endah Susanti, S.E alias Teh Euwi, pegawai di Sekretariat Jurusan Prodi Hubungan Internasional yang telah membantu saya dalam administrasi selama berkuliah di UNIKOM dan selama proses penyusunan skripsi.

6. Pihak Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan wawancara dan via email. Ada Mbak Heny Rusmiyati dari Kementrian Perdagangan direktorat kerjasama bilateral yang bersedia saya wawancarai dan bersedia untuk membuatkan saya surat balasan dan bapak wahyu dari kementrian perdagangan bagian pusat data yang sudah bersedia mengirimkan data dan surat balesan. Sangat berkesan, dan sangat berterima kasih.

(12)

viii

kemerdekaan bandung khususnya atasan-atasan saya yang telah memberikan waktu 2 bulan untuk menyelesaikan skripsi ini.Horee abis lulus kita ketemu lagiii

10.Semua pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan penelitian Skripsi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih diperlukan penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu peneliti berharap dan berterima kasih atas segala saran dan kritik dari pembaca. Serta menerima saran dan kritik tersebut dengan hati yang terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, 3 September 2014

(13)

Dibuat khusus oleh mahasiswa yang akan Ujian Sidang :

1. Nama : Ari Wigiarti

2. TempatdanTanggalLahir : Garut, 27 Agustus 1990

3. NomorIndukMahasiswa : 44309017

4. Prodi : IlmuHubunganInternasional

5. JenisKelamin : Perempuan

6. Kewarganegaraan : Indonesia

7. Agama : Islam

8. Alamat : JlParungHilirkelSubangkecSubang

: Kota Subang

9. No. TeleponRumah : 082120111527

10. BeratBadan : 48 Kg

11. TinggiBadan : 160 Cm

12. Status Martial : BelumKawin

13. Orang Tua :

a. Nama Ayah : EndangSuherman

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : JlParungHilirkelSubangkecSubang

b. NamaIbu : MiminRohimah

Pekerjaan : IbuRumahTangga

Alamat : JlParungHilirkelSubangkecSubang

Bandung, 3 September 2014

………

(14)

PENDIDIKAN FORMAL

No Tahun Uraian Keterangan

1 2009-2014 Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Komputer Indonesia

2 2005-2008 SMA Negeri 1 Cisarua Berijazah

3 2002-2005 SMA Negeri 2 Lembang Berijazah

4 1996-2002 SD Kayuambon III Lembang Berijazah

PENGALAMAN ORGANISASI

No Tahun Uraian Keterangan

1 2009-2010 Anggota, HIMA HI

PELATIHAN DAN SEMINAR

No Tahun Uraian Keterangan

1 2010 Peserta Pelatihan, “Table Manner Bertaraf Internasional” Hotel Golden Power Bandung 2 2011 Peserta Simulasi Sidang, “ASEAN Community

Building2015” Auditorium Universitas Komputer Indonesia

Bersertifikat

3 2011 Peserta Simulasi Praktikum Profesi “ASEAN Summit 2011” Auditorium Universitas Komputer Indonesia

Bersertifikat 4 2011 Peserta Seminar “Strategi Politik Luar Negri

Indonesia”Auditorium Universitas Komputer Indonesia

Bersertifikat

5 2012 Peserta Seminar “Reaktualisasi Nilai-nilai Pancasila DI kalangan Generasi Muda”Auditorium Universitas Komputer Indonesia

Bersertifikat

6 2012 Peserta Seminar “Kebangsaan Proud To Be Indonesian: Generasi Kebangsaan” Auditorium Universitas Komputer Indonesia

Bersertifikat

7 2012 Peserta Comparative Study “Splendid China” Hongkong-Macau-Shenzen

8 2013 Peserta Seminar ASEAN Community2015 “peluang dan tantangan bagi Indonesia” Auditorium

Universitas Komputer Indonesia

Bersertifikat

9 2014 Peserta Seminar “Wawasan Kebangsaan dan Enterpreunership Pemuda” Auditorium Universitas Komputer Indonesia

Bersertifikat

10

2014

(15)

1 Oprasionalisasi Microsoft Office

Bandung, 3 September 2014 Hormat Saya,

(16)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Sumber daya alam tersebut antara lain di sektor industri, pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, dan pertambangan. Kekayaan alam tersebut merupakan sektor yang mampu memberikan sumbangan bagi pertumbuhan Product Domestic Bruto (PDB), sektor industri merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi paling besar termasuk sektor indusrti otomotif mobil. Survey Central Data Mediatama Indonesia (CDMI) mencatat peningkatan produksi mobil di Indonesia pada tahun 2012 menembus angka satu juta unit, sedangkan penjualan mobil baru di Indonesia hinga November 2012 mencapai 1.026.602 unit (Industri otomotif ketergantungan komponen impor. Melalui http://www. kemenperin.go.id/artikel/4239/Industri-Otomotif-Ketergantungan Komponen-Impor, diakses pada bulan Januari 2014).

(17)

Selain sebagai negara donor utama dan mitra dagang, Jepang pun merupakan investor terbesar dalam penanaman modal asing (PMA) di Indonesia. Konsentrasi PMA Jepang adalah di bidang industri manufaktur. Oleh karena itu, peranan Jepang cukup menonjol dalam proses industrialisasi di Indonesia. Hubungan kerjasama di bidang ekonomi antara Jepang dan Indonesia telah terjalin lebih dari setengah abad. Selama itu pula, Jepang telah turut berperan dalam mendorong pembangunan ekonomi Indonesia. Peran Jepang dalam perekonomian Indonesia dapat ditinjau dari tiga aspek, meliputi sektor perdagangan, investasi, dan kerjasama ekonomi.

Di bidang perdagangan internasional (ekspor-impor), Jepang adalah mitra dagang terbesar Indonesia. Begitu pula halnya dengan bidang investasi, investor-investor Jepang memainkan peran terbesar dalam penanaman modal langsung (foreign direct investment). Kemudian, Jepang juga memberikan bantuan dalam jumlah yang besar dalam skema kerjasama ekonomi sebagai upaya mendukung pembangunan di Indonesia (Kerjasama bilateral Jepang Dan Indones ia. Melalui http://www.id.emb-japan.go.-jp/birelEco_id.html diakses pada bulan Januari 2014).

(18)

menerus merosot hingga ke urutan kesembilan pada tahun 2006. Pada tahun 2007 sampai dengan 2008 ini, posisi Indonesia membaik satu peringkat ke urutan delapan.

Kemerosotan daya saing Indonesia di mata investor Jepang sejalan dengan kinerja industri manufaktur Indonesia yang melemah pasca krisis. Pertumbuhan sektor industri manufaktur merosot, bahkan dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan sektor ini selalu lebih rendah daripada pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Lebih jauh, terjadi gejala dini deindustrialiasi sebagaimana tercermin dari pangsa industri manufaktur di dalam PDB yang sudah mengalami penurunan sebelum mencapai titik optimalnya. Pengalaman banyak negara menunjukkan bahwa peranan industri manufaktur baru akan mulai turun ketika telah mencapai sekitar 35 persen dari PDB (Achdiyat Atmawinata, Drajat Irianto, dkk, Kedalaman Struktur Industri yang Mempunyai Daya Saing di Pasar Global, “Kajian Capacity Building Industri Manufaktur Melalui Implementasi MIDEC IJEPA”.melalui http://www.kemenperin.go.id/IND/publikasi/Ijepa/struktur.pdf,

diakses 2 Januari 2014).

Ada pun di Indonesia penurunan porsi manufaktur sudah terjadi ketika pangsanya di dalam PDB baru mencapai sekitar 27 persen. Salah satu usaha pemerintah dalam mendukung daya saing industri nasional adalah dengan mendongkrak industri otomotif dalam negeri yaitu dengan mengupayakan pengembangan mobil buatan dalam negeri menjadi mobil nasional.

(19)

selama lebih dari 25 tahun, namun tidak ada peningkatan efisiensi yang berarti dan tidak terjadi pendalaman struktur industri. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dituangkan dalam Inpres No.2 tahun 1996 mengenai program mobil nasional. Program ini sebagai terobosan di sektor otomotif Indonesia yang bertujuan untuk mempercepat kemajuan dan kemandirian bangsa Indonesia dalam perkembangan industri otomotif.

Melihat domonasi Jepang yang sangat kuat terhadap industri otomotif mobil Indonesia maka penulis tertarik untuk mengkaji dampak kerjasama Jepang Indonesia terhadap industri otomotif mobil Jepang di Indonesia. Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistik Pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia (tahun 2007) Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dan lain-lain. Di lain pihak, barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan suku-cadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku-cadang elektronik, mesin alat transportasi dan suku-cadang mobil (Achdiyat Atmawinata, Drajat Irianto, dkk, Kedalaman Struktur Industri yang Mempunyai Daya Saing di Pasar Global, “Kajian Capacity

(20)

Industri otomotif di Jepang adalah salah satu industri paling terkenal di dunia. Jepang adalah negara produsen mobil terbesar di dunia pada tahun 2008 tapi kemudian dikalahkan oleh China pada tahun 2009 meskipun dari standar kualitas mobil buatan Jepang masih lebih baik. Jepang mempunyai banyak perusahaan yang memproduksi mobil, kendaraan konstruksi, ATV, mesin, dan sebagainya.

Pembeli barang selalu mengharapkan bisa membeli barang murah dan bagus. Artinya mengeluarkan uang sedikit, tetapi mendapatkan barang yang nilainya lebih besar dari nilai uang yang dikeluarkan. Jadi nilai taksiran oranglah yang menjadi acuannya, sesuai dengan nilai nilai estetik, kualitas dan pemahaman teknis yang dimiliki orang tersebut. Bila sekarang pemerintah memunculkan program mobil murah, sasarannya tentu ada harga mobil yang lebih murah dari rata rata yang ada saat ini untuk spesifikasi dan kualitas yang sama dengan mobil yang ada di pasar saat ini dan yang paling pas adalah mobil yang hasil murah dan kualitas bagus serta irit BBM adalah mobil dengan merk dari Jepang sendiri. Mungkin pemerintah ingin memperbesar volume penjualan mobil di Indonesia. Pemerintah ingin membela konsumen agar mobil bisa didapat dengan uang yang lebih sedikit. Sehingga konsumen akan lebih mampu beli mobil, volume penjualan membesar (Produksi LCGC bertentangan dengan paket ekonomi. Melalui ”http:ekonomi.inilah.com/read/detail/2031414 diakses 20 september 2013).

(21)

maupun perusahaan asing yang menguasai industri mobil nasional dan salah satunya dari perusahan Jepang yang berinvestasi di Indonesia. Keuntungan bagi pihak dalam negeri didapat tidak sebesar yang diperoleh oleh pihak asing, karena kenyataan saat ini dalam struktur ongkos mobil porsi nilai asing lebih besar dari pertambahan nilai yang dibuat di dalam negeri.

Bila kebijakan mobil murah ini bisa diikuti dengan kebijakan mendorong usaha mempertinggi nilai tambah nasional, itu baru kita bisa acungkan jempol buat pemerintah saat ini. Bila tidak, artinya pemerintah belum punya akal yang cerdik untuk mendorong usaha peningkatan nilai tambah dalam negeri. Bila kebijakan mobil murah pemerintah dimaksudkan untuk berpihak kepada industri otomotif, ingin memajukan industri otomotif dalam negeri, maka kebijakan ini tidak merubah apa apa dari segi tata hubungan industri yang ada tanpa adanya kepemimpinan yang berani merubah tatanan industri otomotif yang sudah dikuasai asing.

Bila dengan kebijakan ini diharapkan industri komponen bisa lebih berkembang, maka keinginan ini cuma wishful thinking yang tidak ada dasarnya. infrastruktur industri komponen dalam negeri sudah hampir seluruhnya dikuasai oleh pemilikan asing. Industri pribumi lokal tidak bisa berkembang karena tidak mampu masuk ke standard kerja yang ditetapkan pembeli OEM yang nota bene adalah milik merk asing seluruhnya. Industri dalam negeri didorong untuk masuk ke supplier lapisan kedua (second tier supplier).

(22)

mungkin bisa besar. Kalau harga jual mereka meningkat, pembeli langsung lari ke orang lain karena teknologi mereka relatif rendah dan siapapun bisa masuk dan mengerjakan proses yang mereka miliki. Industri seperti ini seperti industri yang numpang hidup kepada pembelinya kepada supplier pertama dan pada akhirnya supplier pertamalah yang akan mendapat keuntungan (kebijakan mobil murah. Melalui http://bkm-pii.blogspot. com/2013/03/analisis-kebijakan-mobil-murah-lcgc-di.html diakses pada bulan Maret 2014).

Pada sampai tahun 2014 ini Indonesia sedang mengalami peningkatan dalam bidang otomotif mobil dengan mengeluarkan kebijakan mobil LCGC, Indonesia pernah mengeluarkan mobnas (mobil nasional) untuk menciptakan citra bahwa Indonesia bisa memproduksi mobil sendiri, tetapi kenyataannya tetap saja sebagian besar suku cadangnya dari negara Jepang itu artinya Indonesia masih tidak bisa memproduksi yang benar-benar hasil produksi masyarakat Indonesia selain daya saing manufactur Indonesia masih lemah, serta pertukaran pengetahuan dan tekhnologi Indonesia masih kurang dibandingkan dengan negara Jepang, bahkan sekarang ini Jepang ingin menambah investasi perusahaannya. Perusahaan Jepang di Indonesia yang tergabung dalam The Jakarta Japan Club bertamu ke Kementerian Perindustrian.

(23)

mengizinkan tambahan 50 perusahaan komponen membuka pabriknya di Indonesia. Toyota dan Daihatsu melalui Astra Internasional ingin menambah industri komponen lebih dari 35 perusahaan. Sementara Nissan memasukkan 10 mitra. Honda juga akan melakukan langkah serupa, meski jumlahnya belum ditentukan (Jepang Berambisi Kuasai pasar Otomotif. Melalui http://www.merd eka.com/uang/Jepang-berambisi-kuasai-industri-komponen-otomotif-diIndonesia .html” diakses pada bulan Januari 2014).

(24)

/2013/03/analisis-kebijakan-mobil-murah-lcgc-di.html diakses pada bulan Maret 2014).

Maraknya mobil mobil murah yang hadir dipasaran otomotif Indonesia merupakan bukti tumbuh dan berkembangnya Industri otomotif Indonesia. Mobil murah ramah lingkungan (LCGC) seperti Daihatsu Ayla. Toyota Agya, Honda Brio, Karimun Wagon yang sebagian besar berasal dari investasi perusahaan Jepang membuktikan bahwa industri otomotif di Indonesia sedang bangkit. Bukan itu saja lolosnya uji emisi mobil Esemka buatan anak anak sekolah negeri ini beberapa waktu lalu akan menambah warna pasaran otomotif di Indonesia. Apalagi ekspor Toyota Vios perdana ke kawasan timur tengah seperti Bahrain, Kuwait, Oman, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Yordania, Lebanon, dan Yaman telah di mulai bulan ini. Di harapkan sektor otomotif akan menjadi salah satu penggerak utama ekspor dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.

(25)

Di harapkan produk produk tersebut tidak hanya meramaikan pasar dalam negeri saja, tetapi juga dapat meningkatkan komoditi ekspor non migas Indonesia. Pada tahun 2013 total ekspor produk otomotif di Indonesia mencapai USD 4,45 miliar, dan pada tahun 2014-2015 di targetkan meningkat senilai 3,5%-4,5% dengan target nilai sebesar USD 4,5-4,6 miliar. Untuk peningkatan nilai tersebut bukan hal yang mudah mengingat pesaing industri otomotif di negara ASEAN sangatlah ketat, negara yang menjadi pesaing otomotif dengan negara kita adalah negara pagoda, Thailand dan Indonesia di prediksi masih akan terus bersaing sengit sesuai dengan pertumbuhan ekonomi dan kondisi Negara secara makro („Produksi LCGC bertentangan dengan paket ekonomi”. Melalui http:eko

nomi.inilah.com/read/detail/2031414 diakses 20 September 2013).

(26)

ini, diharapkan perdagangan dan investasi antara kedua negara dapat meningkat dan semakin berkembang. (Produksi LCGC bertentangan dengan paket ekonomi”. Melalui http:ekonomi.inilah.com/read/detail/2031414 diakses pada 20 september 2013).

Sejak produsen otomotif ramai-ramai meluncurkan mobil murah dan ramah lingkungan (Low Cost Green Car) muncul pro dan kontra dari berbagai kalangan, salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah kemacetan. Sedangkan sisi positifnya, mobil murah akan mendorong produktivitas masyarakat dalam beraktifitas yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat Indonesia sendiri, untuk memfasilitasi agar mobil murah tidak berdampak buruk bagi masyarakat Indonesia.

Maka pemerintah mewacanakan beberapa konsep untuk pencegahan supaya Negara Indonesia tidak menjadi negara yang komsumtif, karena pada saat ini masyarakat Indonesia lebih memilih kendaraan roda empat dibandingkan dengan kendaraan roda dua sehingga pasar otomotif roda empat semakin gentar memasarkan produk mereka dengan berbagai keunggulan masing-masing, Indonesia akan mengalami perubahan dengan dipasarkannya produk mobil murah sebagai salah satunya perubahan ekonomi Indonesia dari sisi positifnya Indonesia akan lebih maju dalam pasar otomotif, mobil murah berimbas positif bagi pertumbuhan ekonomi (Hubungan bilateral Indonesia-Jepang. Melalui http:// krjogja.com /read/187343, diakses 20 Desember 2013).

(27)

kerjasama termasuk partnership. Partnership atau kemitraan merupakan jalinan kerjasama yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau perusahaan, atau negara sebagai aktor. Kemitraan ini berwujud bantuan berupa materi dan non materi, termasuk juga bantuan melalui Official Development Assistance (ODA). Selanjutnya, salah satu kemitraan baru yang dijalankan Indonesia dan Jepang adalah Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).

Kehadiran IJEPA semakin menguatkan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang yang telah disepakati sejak tahun 1958. Kemitraan ini dilakukan dalam sebuah perjanjian kerjasama yang ditandatangani Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada tahun 2007 (hubungan bilateral Jepang dan Indonesia. Melalui http://www.id.emb-japan.go.jp/birelEco_id.html” diakses pada tahun 2014).

(28)

keterbatasan pemenuhan kebutuhan sehingga diadakan hubungan kerjasama dengan harapan keterbatasan tersebut bisa teratasi. Indonesia sebagai Negara berkembang tentunya memiliki beberapa keterbatasan, sehingga melakukan kerjasama dalam hal ini Indonesia bekerjasama dengan Jepang.

Secara prinsip ada tiga hal yang bisa memeberikan keuntungan bagi kerjasama Indonesia-Jepang, yaitu, peningkatan ekspor, pemulihan investasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain ketiga hal tersebut, Negara yang terlibat kerjasama akan mendapatkan akses pasar dan menghilangkan hambatan perdagangan, mengembangkan kerjasama perdagangan internasional melalui negosiasi perdagangan di fora multilateral, regional, bilateral dan lembaga-lembaga perdagangan internasional, merumuskan dan mengembangkan standar, norma, prosedur serta pemantauan dan evaluasi di bidang kerjasama perdagangan internasional, serta meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia aparatur dan mengembangkan administrasi guna mendukung terwujudnya good governance (Kerjasama bilateral Jepang Dan Indonesia. Melalui http://www.id.emb-japan.go.- jp/birelEco_id.html diakses pada bulan Januari 2014).

(29)

mulai terbuka. Namun kebijakan mengenai industri otomotif masih saja belum konsisten.

Perubahan dalam tatanan perdagangan internasional menuntut adanya liberalisasi dan mengharuskan setiap negara memiliki kemampuan bernegosiasi dalam perundingan. Adanya paradigma pembangunan dari tradisional ke modern dan ketidakseimbangan posisi tawar sering kali berpihak pada negara maju. Untuk mengantisipasi posisi tawar yang tidak berpihak pada negara berkembang disiasati dengan partnership. Inilah yang dilakukan antara Indonesia dan Jepang melalui IJEPA (struktur IJEPA. Melalui http://www.kemenperin.go.id/IND/ publikasi/ Ijepa/struktur.pdf,diakses 31 Desember 2014)

Dari pembahasan ini, peneliti tertarik lebih jauh untuk mengkajinya dengan memilih judul “Kerjasama Indonesia-Jepang pada Industri otomotif mobil Jepang di Indonesia melalui Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)

Ketertarikan peneliti terhadap penelitian ini didukung oleh beberapa matakuliah pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia, antara lain :

1. Pengantar Hubungan Internasional

mata kuliah ini membantu dalam memberikan gambaran mengenai dinamika hubungan internasional, konsep-konsep dasar dan umum mengenai Ilmu Hubungan Internasional.

2. Ekonomi Politik Internasional

(30)

dengan sektor politik diterima secara sosial serta mempelajari tentang interaksi ekonomiantar negara dalam berbagai sektor.

3. Politik Luar Negeri

Mata kuliah ini menjelaskan bagaimana politik luar negeri dilakukan dengan aturan-aturan antara dua negara dan hubungan bilateral suatu negara

1.2 Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah yang seperti diuraikan dimuka, maka peneliti mengajukan pertanyaan pokok sebagai rumusan masalah, yaitu: Bagaimana Kerjasama Indonesia Japan Economic Partneship Agrement

(IJEPA) berdampak pada Industri Otomotif Mobil Jepang di Indonesia?

Rumusan Masalah Minor :

1. Apa saja kesepakatan yang dilakukan oleh Indonesia-Jepang dalam kerangka IJEPA dalam bidang Otomotif mobil?

2. Bagaimana Pertumbuhan Industri Mobil Jepang di Indonesia pasca disepakatinya aturan IJEPA?

3. Apa saja keuntungan dan kerugian terhadap perekonomian Indonesia pasca disepakatinya aturan IJEPA?

(31)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini yaitu untuk memperjelas kasus ini sampai sejauh mana Dampak Kerjasama Jepang-Indonesia terhadap pertumbuhan industri mobil Jepang diIndonesia karena sampai pada saat ini Indonesia masih tergantung pada industri otomotif mobil dari Jepang karena masih banyak juga masyarakat Indonesia yang memakai atau mempercayai mobil Jepang untuk kebutuhan tersiernya dan juga untuk mengetahui dampak dari maraknya industri otomotif mobil Jepang di Indonesia sehingga menimbulkan pasar produksi mobil produksi Jepang menjadi tinggi dan produsen-produsen mobil Jepang semakin meluaskan pasar mobil sehingga akan menimbulkan perubahan ekonomi bagi Indonesia.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui Apa saja kesepakatan yang dilakukan oleh Indonesia-Jepang dalam kerangka IJEPA Dibidang Otomotif

2. Untuk Mengetahui Bagaimana Pertumbuhan Industri Mobil Jepang Di Indonesia pasca disepakati aturan IJEPA

(32)

4. Untuk mengetahui Prospek kelanjutan kesepakatan IJEPA dimasa mendatang apakah perlu dilanjutkan ataun tidak.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan serta bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya bagi keilmuan hubungan internasional yang akan melakukan penelitian mengenai gambaran tentang kerjasama ekonomi Jepang dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya penelitian ini juga diharapkan bisa menambah pengetahuan untuk orang-orang yang berada dalam bidang perindustrian khususnya dalam bidang perindustrian otomotif mobil Jepang di Indonesia.

1.4.2 Kegunaan Praktis

(33)

18 2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Derliana fakultas ilmu sosial dan politik universitas komputer Indonesia dalam skripsinya yang berjudul Implementasi Indonesia Japan Economic Partnership Agreement Pada Ekspor Komoditas Udang Dan Tuna Dalam Sektor Perikanan Indonesia.

Dalam skripsi ini penulis menjelaskan kerjasama ekonomi Jepang-Indonesia yang terbentuk kedalam suatu kerjasama yaitu IJEPA (Indonesia japan economic partnership agreement) menjelaskan bahwa Kerjasama Indonesia -Jepang bukanlah sesuatu yang baru bagi kedua belah negara. Sudah sejak lama Indonesia dan Jepang melakukan kegiatan kerjasama ekonomi di sektor industri manufaktur, bahkan juga pengembangan usaha kecil dan menengah. Kesepakatan diantara kedua belah negara antara Indonesia dengan Jepang dilakukan karena keduanya telah memiliki hubungan ekonomi yang sangat lama. Alasan lainnya tentu karena masing-masing negara menganggap negara mitra adalah negara yang penting bagi ekonominya.

(34)

Jepang membantu Indonesia yang sedang berusaha keluar dari krisis dalam bentuk pinjaman khusus, perpanjangan kewajiban pembayaran, dukungan strategi pemerintah, dan lain-lain. Begitu pula ketika gempa besar dan tsunami dari lautan Hindia melanda pulau Sumatra pada Desember 2004, Jepang menyediakan dana rekonstruksi dan rehabilitasi untuk korban bencana sebesar 640 juta US Dollar. Selama ini, secara kumulatif, bantuan Jepang kepada Indonesia berjumlah 29,5 milyar US Dollar (total kumulatif sampai tahun 2006), oleh karena itu, bagi Indonesia, Jepang adalah negara donor terbesar, demikian juga bagi Jepang, Indonesia adalah negara penerima bantuan terbesar.

Dengan latar belakang inilah, Jepang dan Indonesia telah memupuk persahabatan selama setengah abad, kedua negara ini telah menjadi mitra penting secara timbal balik perkembangan ekonomi yang semakin global diwarnai dengan meningkatnya arus perdagangan baik di tingkat multilateral, regional, maupun bilateral. Blok perdagangan, pasar bersama, dan kesepakatan perdagangan bebas yang bertumpu pada sinergi kepentingan antar pihak atau antar negara yang bertujuan untuk menggerakkan perekonomian dunia. Namun pada prinsipnya keterlibatan Indonesia di dalam berbagai kerjasama internasional tersebut menimbulkan berbagai konsekuensi yang harus ditaati.

(35)

lebih prefensial dan luas dibandingkan dengan program seperti Generalized System of Preference (GSP), dan menempatkan Indonesia sejajar dengan negara lain yang telah memiliki perjanjian dengan Jepang seperti Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di ASEAN, sedangkan Brunei dan Vietnam menyusul. Kerjasama dalam peningkatan kapasitas untuk memperbaiki daya saing Indonesia sehingga keuntungan dari kerjasama optimal bagi Indonesia, dan keuntungan dapat diraih oleh sebanyak mungkin lapisan masyarakat termasuk usaha kecil menengah (UKM).

Selain itu bagi Jepang, Indonesia adalah pasar yang sangat penting. Meskipun telah mengalami penurunan dibanding dekade lalu, bagi Jepang Indonesia masih termasuk negara importir terbesar ke-6 (4.3%), setelah China, AS, Arab Saudi, Australia dan UEA. Didalam penelitian ini menjelaskan bahwa selain otomotif, Sektor perikanan juga salah satu ekspor terbesar yang terkait dengan kerjasama IJEPA. Kedudukan Jepang sebagai tujuan ekspor komoditas perikanan dari Indonesia memang tergolong sangat besar, biasanya yang diekspor ke Jepang adalah tuna yang masih segar untuk dibuat sashimi atau sushi. Pada tahun 2008, jika dilihat dari nilai ekspornya, tuna menempati urutan kedua setelah udang. Secara nasional, total produksi tuna untuk ekspor sampai Oktober 2008 mencapai 130.056 ton dengan nilai sebesar 347,189 juta dollar AS (http://jabar .Tribun news.com/read /artikel/38761/Tahun-Lalu-Produksi-Peri kan an-Nasional-Capai-10 8-Juta-Ton).

(36)

Universitas Komputer Indonesia yang berjudul Pengaruh Keberadaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ilegal DiJepang Terhadap Hubungan Bilateral Indonesia Jepang, penelitian ini meneliti tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi menyangkut pengiriman TKI keluar negeri terutama tentang ketidaksesuaian antara yang diperjanjikan dengankenyataan, serta adanya kesewenangan pihak majikan dalam memperkerjakan TKI.

Selain itu sering terjadi penangkapan dan penghukuman TKI yang dikarenakan ketidaklengkapan dokumen kerja (TKI ilegal). Hal-hal ini menimbulkan ketegangan antara pihak pemerintah dengan negara-negara tujuan TKI tersebut dan apabila didiamkan akan menimbulkan terganggunya hubungan bilateral kedua negara Jepang dan Indonesia. Penelitian ini menyangkut tentang hubungan bilateral Indonesia Jepang sama halnya seperti penelitian yang dilakukan oleh penulis tetapi dalam hal perekonomian bedanya.

(37)

Penelitian yang dilakukan oleh Een Arin Pakaludin pada dasarnya sama-sama melakukan penelitian tentang Indonesia Japan Economuc Partnershi Agreement (IJEPA) dengan penilitian, tetapi penelitian ini lebih membahas tentang kerjasama antara Indonesia dengan Jepang dalam bidang industri otomotif khususnya dalam nidang industry otomotif mobil Jepang yang ada di Indonesia

Ada beberapa teori yang salam dalam penelitian ini salah satunya teori hubungan internasional yang akan berkaitan dengan penelitian kesepakatan antara Indonesia dengan Jepang, penelitian yang dilakukan Een Arin Pakaludin ini juga membahas tentang ketergantungan Indonesia terhadap Jepang dan kepetingan Indonesia untuk membangun kapasitasnya.

2.2Kerangka Pemikiran

2.2.1 Hubungan Internasional

(38)

bertambah kompleksnya kehidupan manusia dalam masyarakat Internasional, sehingga interdepedensi tidak memungkinkan adanya suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar (Perwita dan Yani, 2005: 3-4).

Menurut J.C. Johari, hubungan internasional merupakan sebuah studi tentang interaksi yang berlangsung diantara negara-negara berdaulat disamping itu juga studi tentang pelaku-pelaku non negara (non states actors) yang perilakunya memiliki dampak terhadap tugas-tugas negara. Pemikiran Hubungan Internasional dipengaruhi oleh subjek-subjek akademik lainnya seprti filsapat, sejarah, hukum, sosiologi, atau ekonomi. Pemikiran hubungan internasional juga menjawab perkembangan historis dan kontemporer dalam dunia nyata. Ada 3 perdebatan besar sejak hubungan internasional menjadi subjek akademik diakhir perang dunia pertam, dan sekarang kami berada diawal tahap keempat. Perdebatan besar yang pertama adalah antara liberalisme utopia dan realisme, yang kedua antara pendekatan tradisional dan berhavioralisme, yang ketiga antara neoralisme/neoliberalisme dan neo marxisme. Perdebatan keempat yang muncul adalah antara tradisi yang telah mapan dan alternatif-alternatif kaum pasca positivisme (jackson&sorensen,1998: 45-46).

(39)

lingkungan hidup, dan lain sebaginya. Selain itu, Hubungan Internasional juga semakin kompleks. Interaksi tidak hanya dilakukan negara saja, melainkan juga aktor-aktor lain, yaitu aktor non-negara juga memiliki peranan yang penting dalam Hubungan Internasional (Perwita dan Yani,2005: 7-8).

Dalam penelitian ini, hubungan internasional berkaitan dengan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Jepang yang disepakati melalui perjanjian kesepakatan Indonesian Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Interaksi antar aktor ini yang kemudian membuat penulis menggunakan teori-teori hubungan internasional dalam menjelaskan penelitian.

2.2.2 Kerjasama Internasional

Sejak semula, fokus dari teori hubungan internasional adalah mempelajari tentang penyebab-penyebab dan kondisi-kondisi yang menciptakan kerjasama. Kerjasama dapat tercipta sebagai akibat dari penyesuaian-penyesuaian perilaku aktor-aktor dalam merespon atau mengantisipasi pilihan-pilihan yang di ambil oleh aktor-aktor lainnya. Kerjasama dapat dijalankan dalam suatu proses perundingan yang diadakan secara nyata atau karena masing-masing pihak saling tahu sehingga tidak lagi diperlukan suatu perundingan (Dougherty& Pfaltzgraff,1997: 418).

(40)

organisasi internasinal dan rezim internasional, yang didefinisikan sebagai seperangkat aturan-aturan yang disetujui, regulasi-regulasi, norma-norma, dan prosedur-prosedur pengambilan keputusan, dimana harapan-harapan para aktor dan kepentingan-kepentingan negara bertemu dalm suatu lingkup hubungan internasional (Dougherty&Pfaltzgraff, 1997: 418-419).

Kerjasama Internasional secara sederhana dapat dirumuskan sebagaisuatu proses diantara negara-negara yang saling berhubungan secara bersama-sama melakukan pendekatan untuk mencari pemecahan terhadap masalah yang dihadapi melalui pendekatan satu sama lain. Mengadakan pembahasan dan perundingan mengenai masalahmasalah tersebut, mencari kenyataan-kenyataan teknis (faktor-faktor) yang mendukung jalan keluar tententu dan mengadakan pereundingan untuk perjanjian-perjanjian berdasarkan saling pengertian antara kedua belah pihak (Holsti, 1988:65).

(41)

1) Dengan alasan demi meningkatkan kesejahteraan ekonominya banyak negara yang melakukan kerjasama dengan negara lainnya untuk mengurangi biaya yang harus ditanggung negara tersebut dalam memproduksi suatu produk kebutuhan bagi rakyatnya karena adanya keterbatasan yang dimiliki negara tersebut.

2) Untuk meningkatkan efisiensi yang berkaitan dengan pengurangan biaya.

3) Karena adanya masalah-masalah yang mengancam keamanan bersama.

4) Dalam rangka mengurangi kerugian negatif yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan individual negara yang memberi dampak terhadap negara lain (Holsti, 1995: 362-363).

(42)

sendiri dalam sistem internasional anarkis ini (Dougherty&Pflatzgraff, 1997: 419-420).

Diskusi kerjasama internasional secara teori meliputi hubungan antara dua negara atau hubungan antara unit-unit yang lebih besar disebut juga dengan multilateralisme. Walaupun bentuk kerjasama seringkali dimulai diantara dua negara, seperti penelitian kesepakatan perjanjian antara Jepang dan Indonesia namun fokus utama dari kerjasama internasional adalah kerjasama multilateral. Multilateralisme didefinisikan oleh John Ruggie sebagai bentuk intstitusioanl yang mengatur hubungan antara tiga atau lebih negara berdasarkan pada prinsip-prinsip perilaku yang berlaku umum yang dinyatakan dalam berbagai bentuk institusi termasuk didalamnya organisasi internasional, rezim internasional, dan fenomena yang belum nyata terjadi, yakni keteraturan internasional (Dougherty&Pflatzgraff, 1997: 420).

(43)

Pflatzgraff, 1997: 420).

Suatu kerjasama internasional didorong oleh beberapa faktor:

1) Kemajuan dibidang teknologi yang menyebabkan semakin mudahnya hubungan yang dapat dilakukan negara sehingga meningkatkan ketergantungan satu dengan yang lainnya.

2) Kemajuan dan perkembangan ekonomi mempengaruhi kesejahteraan bangsa dan negara. Kesejahteraan suatu negara dapat mempengaruhi kesejahteraan bangsa-bangsa.

3) Perubahan sifat peperangan dimana terdapat suatu keinginan bersama untuk saling melindungi dan membela diri dalam bentuk kerjasama internasional.

4) Adanya kesadaran dan keinginan untuk bernegosiasi, salah satu metode kerjasama internasional yang dilandasi atas dasar bahwa dengan bernegosiasi akan memudahkan dalam pemecahan masalah yang dihadapi (Kartasasmita, 1997:19).

Selain itu, masih ada faktor yang turut mempengaruhi kerjasama internasional, yaitu adanya perbedaan ideology, ekonomi, cultural, luas daerah, kepadatan penduduk, system pemerintahan dan lain-lain (Kartasasmita, 1987: 22-27).

(44)

2.2.3 Kerjasama Bilateral

Menurut T. May Rudi dalam bukunya Study Strategis : dalam transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin: “Kerjasama Bilateral

adalah sebuah sebuah kerjasama yang terbentuk dari berbagai komitmen individu untuk mencapai kesejahteraan secara kolektif yang merupakan hasil dari adanya persamaan kepentingan

Dalam proses pelaksanaan kerjasama bilateral Spiegel menyatakan bahwa dapat ditemukan 3 motif:

1. Memelihara Kepentingan Nasional 2. Memelihara Perdamaian

3. Meningkatkan Kerjasama Ekonomi

Hubungan bilateral antar negara dapat meliputi sektor politik ekonomi, pertukaran duta atau diplomat hingga aktivitas seperti adanya kunjungan dalam misi kenegaraan. Konsep yang kemudian dikandung dalam interaksi ini adalah niatan untuk memperkokoh bentuk kerjasama antar negara demi tercapainya tujuan Nasional. Hubungan bilateral menurut Budiono Kusumahamidjojo Hubungan bilateral adalah suatu bentuk kerjasama diantara dua negara baik yang berdekatan secara geografis maupun yang jauh dari seberang lautan dengan sasaran utama untuk menciptkan kerjasama politik kebudayaan dan struktur ekonomi.

(45)

yang saling bekerjasama. Sementara, menurut Didi Krisna hubungan bilateral diartikan dalam kamus politik internasionalnya mengatakan, Kerjasama bilateral adalah keadaan yang menggambarkan adanya hubungan yang saling mempengaruhi atau terjadi hubungan timbal balik antara dua pihak atau dua negara.

Hubungan bilateral dalam konteks keilmuan HI (Hubungan Internasional) merupakan keadaan yang dibangun oleh suatu negara kepada negara lain dengan menekankan adanya persuasif yang baik untuk membangun pencitraan sehingga terjalin sebuah kerjasama, dalam konteks hubungan bilateral ini penulis mengambil teori kerjasama bilateral karena Indonesia dan Jepang adalah masing-masing aktor yang mengatasnamakan sebagai wakil negara. Kerjasama Bilateral adalah suatu kerjasama politik, budaya dan ekonomi diantara 2 negara. Dan kebanyakan kerjasama internasional dilakukan secara bilateral misalnya perjanjian politik ekonomi, pertukaran kedutaan besar dan kunjungan antara negara. Alternatif dari hubungan bilateral adalah kerjasama multilateral, yang melibatkan banyak negara dan unilateral, ketika semua negara berlaku semaunya sendiri.

“Dalam diplomasi bilateral konsep utama yang digunakan adalah sebuah negara akan mengejar kepentingan nasionalnya demi mendapatkan keuntungan yang maksimal dan cara satu-satunya adalah dengan membuat hubungan baik dan berkepanjangan antar negara” (Rana, 2002:15-16).

(46)

2.2.4 Ekonomi Politik Internasional

Ekonomi dan politik pada dasarnya sangat berkaitan satu sama lain, dimana ada ekonomi disitu pasti ada politik begitu juga sebaliknya dimana ada politik disitu ada politik. Ekonomi politik pada dasarnya diambil dari bahasa Yunani yaitu polis yaitu sebuah kota atau unit politik dan ekonomi yang maknanya menuju manajemen rumah tangga. Kalaborasi kedua ini yang dikawinkan yang kemudian melahirkan istilah ekonomi politik. Kaitan kedua istilah ini menunjukkan betapa eratnya keterkaitan faktor-faktor produksi, keuangan dan perdagangan dengan kebijakan pemerintah dibidang moneter, fiskal dan komersial. Ketika kita berbicara ekonomi maka, istilah yang sering muncul atau kata-kata yang tidak lepas dari unsur PDB, komsumsi, investasi, fiskal, moneter, ekspor dan impor semua yang ditulis diatas adalah bahasa atau istilah yang akrab ditemukan dalam diskusi atau berbicara ekonomi itu sendiri, yang tentu berbeda dengan politik, istilah yang akan kita temukan adalah negara, idiologi, kelompok dan elit.

(47)

berhubungan cukup banyak investasinya diluar negri (perusahaan transnasional /multinasional). Sebaliknya bagi negara miskin atau negara berkembang,GDP bisa lebih besar dibandingkan GDPnya (Rudi, 2007: 41).

Banyak orang yang selama ini salah memahami ekonomi politik, seolah-olah ekonomi politik itu sama dengan politik ekonomi. Bahkan cenderung dalam pendefinisian ekonomi politik diartikan secara kata perkata atau digunakan untuk menganalisa dua bidang kajian yaitu ekonomi dan politik. Padahal analisa ekonomi politik bukanlah analisa yang mendikotomikan antara ekonomi dan politik karena keduanya tidak bisa dipertemukan. Wilayah kajian ekonomi dan politik terpisah jauh sehingga sulit untuk menyatukan dua bidang tersebut. Menurut Erani perbedaan terpenting dari pendekatan ekonomi politik dan ekonomi murni adalah dalam pandangannya tentang struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat.

Karena itu secara umum kajian ekonomi politik adalah mengaitkan seluruh penyelenggaraan politik, baik yang menyangkut aspek, proses maupun kelembagaan dengan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat maupun yang di introdusir oleh pemerintah. Karena itu harus dipahami bahwa pendekatan ini meletakan bidang politik subordinat terhadap ekonomi, artinya bahwa instrument-instrumen ekonomi seperti mekanisme pasar, harga dan investasi dianalisa dengan mempergunakan setting politik dimana kebijakan atau peristiwa ekonomi tersebut terjadi.

(48)

kehidupan sosial atau sistem ekonomi. Proses ekonomi dengan pendekatan seting politik ini tidak bisa dilakukan dengan pendekatan politik maupun pendekatan ekonomi. Fokus dari studi ekonomi politik adalah fenomena-fenomena ekonomi secara umum, yang bergulir serta dikaji menjadi lebih spesifik, yakni menyoroti interaksi antara faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor politik. Namun, dalam perkembangan yang berikutnya, istilah ekonomi politik selalu mengacu pada adanya interaksi antara aspek ekonomi dan aspek politik (konsep ekonomi politik. Melalui. http://politik.Kompasiana.com/2012/06/24/konsep-ekonomi-politik-4720 23.html diakses pada tangg al 24 juni 2012).

Menurut Robert Gilpin, dalam bukunya The Political Economy of International Relations, adalah sebagai berikut :

“Secara umum ekonomi-politik internasional merupakan studi yang mempelajari saling keterhubungan antara ekonomi internasional dengan politik internasional, yang muncul akibat berkembangnya masalah-masalah yang terjadi dalam system internasional. Pengkajian ekonomi-politik internasional membutuhkan integrasi teori-teori dari disiplin ekonomi dan politik, misalnya masalah-masalah dalam isu perdagangan internasional,

moneter, dan pembangunan ekonomi “(1987: 3).

(49)

sekarang “memungkinkan untuk menghasilkan suatu produk dimanapun,

menggunakan sumber daya darimanapun, oleh perusahaan yang berlokasi dimanapun, untuk dijual dimanapun (Friedman, 1993: 35).

Isu-isu kekayaan dan kemiskinan yang diangkat oleh ekonomi politik internasional merupakan subtansi yang sangat penting dalam politik dunia. Fokus tradisional hubungan internasional adalah tentang perang dan damai, tetapi bahaya perang antarnegara, khususnya perang negasra-negara berkekuatan besar, nampaknya mengalami penurunan karena adanya ekonomi politik internasional (jackson&Sorensen, 1998:274).

Selain keterhubungan tiga sisi ekonomi politik, terdapat juga tiga isu ekonomi-politik internasional yang penting dan berkaitan dalam beberapa tahun belakangan ini:

1) Penyebaran dan intensifikasi semua jenis hubungan ekonomi di antara negara-negara

2) Tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah dalam proses globalisasi ekonomi

3) Bagaimana kita seharusnya memandang relatif pentingnya politik dan ekonomi (Jackson&Sorensen, 2005:77).

(50)

penanaman modal asing, dengan nilai tukar asing, dengan perdagangan internasional, dengan komunikasi dan transportasi internasional, dan dengan hubungan ekonomi internasional lainnya yang mempengaruhi kekayaan dan kesejahteraan nasional. Interdependensi ekonomi, yang berarti tingkatan tertinggi saling ketergantungan ekonomi dantara negara-negara, merupakan bentuk nyata sistem negara kontenporer.

2.2.5 Perdagangan Ekspor dan Impor

Dibanyak negara, perdagangan internasional menjkadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP (Gross Domestic Product) meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat jalur sutra, amber road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi sosial ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan ini, perdagangan internasionalpun turut mendorongindustrialisasi, kemajuan transfortasi, globalisasi dan kehadiran perusahaan multinnasional.

(51)

Perdagangan ekspor-impor berdasarkan definisi dari Undang-Undang Kepabeanan No.17 Tahun 2006 adalah suatu kegiatan memasukkan atau mengeluarkan barang dari dan ke negara berdasarkan peraturan yang ditetapkan. Intinya ada pada pemasukan atau pengeluaran barang, baik didasari atas transaksi perdagangan atau bukan.

Dalam menjalankan usaha ekspor-impor, pelaku yang terlibat di dalamnya bisa berfungsi sebagai berikut:

1. Perantara antara penjual dan pembeli barang

2. Tenaga pemasaran di negara tujuan yang secara aktif melakukan teknik-teknik pemasaran

3. Pemilik barang, baik dengan membeli dari produsen maupun memproduksinya sendiri kemudian mencari pembelinya (Prasetya, 2009:161).

Dalam pelaksanaan perdagangan ekspor-impor terdapat beberapa dokumen yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Bukti Kontrak 2. Judul Untuk Barang 3. Informasi

4. Bea Cukai

5. Bukti Kepatuhan (Prasetya, 2009: 161-162).

(52)

asing dari suatu negara ke negara lain. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting dari perdagangan internasional. Jika perusahaan menjual produknya secara lokal, mereka dapat manfaat karena harga lebih murah dan kualitas lebih tinggi dibandingkan pasokan dari dalam negeri. Impor juga sangat dipengaruhi 2 faktor yakni, pajak dan kuota.

Menurut Amir M.S, bila dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan didalan negeri maka perdagangan internasional sangatlah rumit dan kompleks, kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor. Selain itu kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.

Manfaat perdagangan Internasional :

1) Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi dinegara sendiri. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi disetiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya: kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.

2) Memperoleh keuntungan dari spesialisasi.

(53)

Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.

3) Memperluas pasar dan menambah keuntungan.

Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.

4) Transfer teknologi modern.

Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efisien dan cara-cara manajemen yang lebih baik.

Tujuan utama perdagangan internasional luar negri modern adalah menerangkan hukum keunggulan komparatif berdasarkan teori nilai yang dapat diterima dan mengabaikan sebagian asumsi-asumsi (Soelistyo, 1991:28).

Hukum yang mengatur Perdagangan Internasional Indonesia:

Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pengaturan perdagangan internasional antara lain.

(54)

3) Undang-undang Nomer 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan

4) Peraturan pemerintah Nomer 34 Tahun 1996 tentang Bea masuk Antidamping dan Bea Masuk Imbalan.

5) Keputusan mentri perindustrian dan perdagangan nomer 136/MPP /Kep/6/1996 tentang pembentukan komite anti dumping Indonesia 6) Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomer 172/MPP

/Kep/10/ 2000 tentang Organisasi dan cara Kerja Tim Organisasi Antidumping,

7) Keputusan Menteri Perindustrian dan perdanganan Nomer 472/MPP /MPP/Kep/10/2000 tentang Komite anti dumping Indonesia

8) Keputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan Nomer 428/MPP /kep/10/2000 tentang Pengangkatan Anggota Komite anti dumping Indonesia,

(55)

Selain itu ada pula tujuan dari Hukum Perdagangan Internasional :

1) Untuk mencapai perdagangan internasional yang stabil dan menghindari kebijakan-kebijakan dan prakti-praktik perdagangan nasional yang merugikan negara lainnya.

2) Untuk meningkatkan volume perdagangan dunia yang menciptakan perdagangan yang menarik dan menguntungkan bagi pembangunan ekonomi semua negara.

3) Meningkatkan standar hidup umat manusia. 4) Meningkatkan lapangan tenaga kerja.

5) Mengembangkan sistem perdagangan multilateral, bukan sepihak suatu negara tertentu yang akan mengimplementasikan kebijakan perdagangan terbuka dan adil yang bermanfaat bagi semua negara. Faktor penyebab Perdagangan Internasional :

1. Perbedaan dalam memproduksi barang Satu negara tidak dapat memproduksi barang tertentu.

2. Negara tidak dapat memproduksi barang sesuai dengan permintaan masyarakat Kadang kala masyarakat tidak menyukai barang yang diproduksi oleh negaranya sendiri. Misalnya saja masyarakat Indonesia, mereka tidak puas memakai barang produksi dalam negeri. 3. Produksi dalam negeri yang tidak seimbang dengan permintaan pasar.

(56)

2.2.6 Perindustrian

Perindustrian adalah kegiatan proses produksi dalam industri, sedangkan pengertian industri itu sendiri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat.

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Bahan mentah adalah semua bahan yang didapat dari sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk dimanfaatkan lebih lanjut, misalnya kapas untuk inddustri tekstil, batu kapur untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja.

(57)

tahap proses industri yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi, misalnya kain dibuat untuk industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk barang-barang cetakan. (http://geografi-geografi.blogspot.com-pengertian-industri-menurut-uu-no.html diakses pada bulan februari 2014)

Istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut.

Cara penggolongan atau pengklasifikasian industripun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

Dampak positif pembangunan Industri 1) Terbukanya lapangan kerja

(58)

4) Menghemat devisa negara

5) Mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat 6) Terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industri 7) Penundaan usia nikah

Dampak negatif pembangunan Industri 1) Terjadi pencemaran lingkungan 2) Konsumerisme

3) Hilangnya kepribadian masyarakat 4) Terjadinya peralihan mata pencaharian 5) Terjadinya urbanisasi di kota-kota

6) Terjadinya permukiman kumuh di kota-kota

(pengertian perindustrian. Melalui http://geografi-geografi.blogspot.com/ 2010/11 pengertia-n-industri-menurut-uu-no.html diakses pada bulan januari 2014)

Dalam arti sempit, proses industrialisasi dapat diartikan sebagai keseluruhan proses perubahan input menjadi satu atau beberapa output dengan menggunakan perkembangan teknologi dan juga institusi yang modern seperti pengolahan bahan mentah menjadi sebuah produk jadi yang siap dimanfaatkan, dan hasilnya dapat berupa barang maupun jasa. Industrialisasi yang sukses harus diikuti dengan terciptanya masyarakat industri.

Michael Z. Porter mengatakan, terdapat empat aspek utama pada lingkungan nasional suatu negara yang menjelaskan terjadinya pertumbuhan, inovasi, dan induktivitas, pada industri dan ekonomi nasionalnya, yaitu:

(59)

kompetisi dalam industri yangn terdiri atas lahan, tenaga kerja, kapital, infrastruktur administratif atau komersial, SDM dan ilmu pengetahuan. 2. Strategi, struktur dan persaingan perusahaan adalah kondisi tentang

bagaimana pemerintah negara menciptakan, mengatur dan menyusun perusahaan-perusahaan agar sama banyaknya dengan persaingan domestik. 3. Kondisi demand atau permintaan merupakan bentuk demand dan home market untuk produk-produk atau jasa-jasa yang dihasilkan industri. Hubungan dan dukungan industri-industri, yakni supplier didalam negeri dan hubungan lain industri-industri yang secara internasional sangat kompetitif (http://www.encyclopedia.thefreedictionary.comdiakses tanggal 2 Mei 2014).

(60)

45 3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Hubungan Bilateral Indonesia Jepang

Jepang dan Indonesia pada saat ini telah menjalin persahabatan sangat baik dan sangat erat yang berlandaskan hubungan kerjasama bilateral dean pertukaran diberbagai bidang termasuk ekonomi itu sendiri ada didalamnya, negara Indonesia termasuk negara yang banyak diekspor oleh Jepang dalam bidang otomotif termasuk kendaraan roda empat, Jepang termasuk negara pemasok yang sangat cukup besar dalam bidang otomotif di Indonesia.

Bagi Indonesia, Jepang merupakan negara mitra dagang terbesar dalam hal ekspor-impor Indonesia. Ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistic Pemerintah RI), sedangkan impor Indonesia dari Jepang adalah US$ 6.5 milyar sehingga bagi Jepang mengalami surplus besar impor dari Indonesia (tahun 2007) Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia adalah minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dll (joint statement on Japan-Indonesia summit meeting, 24 juni 2003 sepertti dalam http://www.mofa.go.jp/english/mf_refiew/361_03.htm, diakses pada 25 Februari 2014 pukul 23:00 WIB).

(61)

Jepang memandang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia dan memandan Indonesia cerah bagi pertumbuhan masa depan, Dengan alasan tersebut, Jepang tertarik membantu Indonesia untuk meningkatka kemakmuran, sementara itu Jepang mengambil keuntungan dari tingkat upah yang murah dan sumber daya alam yang besar. Disamping itu Jepang juga sangat berkepentingan menjaga pasokan energi yang stabil dan berkesinambungan.

Jepang merupakan negara yang mempunyai cita-cita untuk bisa menjadi negara pemimpin bangsa diasia secara ekonomi Jepang ingin memenangkan perang diasia timur untuk menjamin tersedianya bahan mentah untuk indusrti dan oprasi militernya. Namun pada kenyataanya, Jepang datang ke Indonesia hanya karena ingin menguasai kekayaan negara Indonesia sehingga Jepang menjajah Indonesia dengan s

Gambar

Gambar 3.1 Tiga Pilar Utama IJEPA
Tabel 3.1
Tabel Rencana Kegiatan Penelitian
Tabel 4.1
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan penelitian saya, yang dimana dalam penelitian saya ini menjelaskan tentang, bagaimana strategi Jepang dalam memperluas pasar industrinya dalam IJEPA di

Oleh karena itu dengan adanya kerjasama Indonesia dengan Jepang dalam kerangka IJEPA, pemerintah Indonesia akan berupaya memperoleh pembukaan pasar Indonesia di Jepang di

Berdasarkan hasil Uji T Berpasangan bahwa nilai rata-rata impor tahunan Indonesia dari Jepang meningkat sangat signifikan pada saat diberlakukannya IJEPA apabila

Perwujudan kerjasama Jepang dan Indonesia dibidang ekonomi direalisasikan melalui IJEPA, suatu bentuk kerjasama yang menawarkan gagasan baru, lebih kompleks dibandingkan

Untuk melakukan ekstrapolasi kinerja perdagangan bilateral Indonesia-Jepang (ekspor Indonesia ke Jepang maupun impor Indonesia dari Jepang), studi ini menggunakan metode peramalan

IJ-EPA merupakan kerjasama ekonomi bilateral antara Indonesia dengan Jepang yang diratifikasi oleh kedua negara tersebut pada tanggal 20 Agustus 2007,

Apabila pertukaran dilakukan dengan hanya memberikan yang menjadi kewajian artikel 151 saja, yaitu pihak Jepang hanya memenuhi R dan Q saja dan Indonesia akan memenuhi

Faktor perdagangan antara Indonesia dan Jepang pada tahun 2009-2013 disebabkan karena adanya ledakan harga komoditas pada tahun 2000 yang diakibatkan karena