• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengenalan Kelinci Untuk Anak Melalui Buku POP-UP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengenalan Kelinci Untuk Anak Melalui Buku POP-UP"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PENGENALAN KELINCI UNTUK ANAK MELALUI

BUKU POP-UP

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh:

Wisnu Cipto Wibowo 51907173

Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVESITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan anugerah berupa ilmu, iman,

kesehatan, dan kesabaran serta rizki yang sangat luas kepada

hamba-hambanya. Tiada niat selain mengerjakan kebaikan dan kebajikan dalam

penulisan Tugas Akhir ini yaitu untuk memenuhi salah satu syarat

kelulusan pada Pendidikan Sarjana (S1) di Program Studi Desain

Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia, Adanya tantangan

dan cobaan dalam penulisan, coba diatasi dengan segala daya upaya.

Akhirnya Tugas Akhir PENGENALAN KELINCI KEPADA ANAK,

MELALUI BUKU POP-UP dapat penulis selesaikan.

Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna,

begitupun dengan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, dengan segala

hormat masukan dan saran serta kritik yang membangun dari pihak-pihak

lain sangat dibutuhkan. Penulis juga berharap semoga Tugas Akhir

penulis memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan.

Dalam penyusunan Tugas Akhir penulis banyak mendapatkan

dukungan dari berbagai pihak baik baik dari awal sampai akhir penulisan.

(3)

ii semangat penulis untuk terus berjuang dalam menyelesaikan Tugas

Akhir ini. Dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis ucapkan

ribuan terimakasih kepada pihak-pihak yang tertera dibawah ini:

1. Denny Nugraha, S.Sn sebagai dosen pembimbing, terimakasih atas

pengarahan dan dukungan moril selama proses penulisan Tugas

Akhir ini.

2. Seluruh staf pengajar dan sekretariat program studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia

Terimakasih untuk segala kebaikan dan bantuan dari segala pihak

baik secara langsung dan tidak langsung, hanya kepada Allah penulis

memohon untuk menggantikan segala kebaikan dan bantuan dengan

pahala yang berlipat ganda. Amin

Bandung, 29 Juli 2011

Penulis

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kelinci merupakan hewan mamalia dari famili Leporide

(pemakan tumbuhan hijau), yang dapat ditemukan di banyak bagian

bumi. Dulunya, hewan ini adalah jenis hewan liar yang hidup di Afrika

hingga ke daratan Eropa. Mulai dikembangkan pada tahun 1912,

Di Indonesia banyak terdapat Kelinci lokal, yakni jenis Kelinci

Jawa (Lepus negricollis) dan Kelinci Sumatera (Nesolagus

netseherischlgel). Kelinci Jawa, diperkirakan masih ada di hutan-hutan

sekitar wilayah Jawa Barat, Warna bulunya cokelat perunggu

kehitaman. Ekornya berwarna jingga dengan ujungnya yang

hitam. Berat Kelinci jawa dewasa bisa mencapai 4 kg. Sedangkan

kelinci Sumatera, merupakan satu-satunya ras Kelinci yang asli

Indonesia. Habitatnya adalah hutan-hutan di pegunungan

Pulau Sumatera. Panjang badannya bisa mencapai 40 cm. Warna

bulunya kelabu cokelat kekuningan. (Priyatna, 2011, 9)

Bentuk dari kelinci yang lucu dan tingkah lakunya yang

menggemaskan membuat orang banyak sekali yang menyukai kelinci.

(5)

2

mudah dan murah. Hanya cukup memberi sayur-sayuran segar atau

rerumputan yang terdapat disekitar rumah untuk makanan kelinci.

Banyak orang yang tertarik untuk memelihara kelinci tapi mereka

kurang mengetahui bagaimana cara merawat kelinci dengan baik,

sehingga banyak sekali terjadi kematian pada kelinci akibat terserang

penyakit. Hampir sebagian anak kecil yang memanfaatkan kelinci

sebagai salah satu mainan mereka untuk bermain. Mereka tidak

mengetahui tentang kelinci, bagaimana cara merawat dan memelihara

kelinci, ini yang menyebabkan tingkat kematian kelinci semakin

meningkat.

Saat ini, masih jarang sekali buku tentang pengenalan kelinci

khususnya untuk anak-anak. Kesulitan dalam memilih media yang

dapat menarik perhatian dan mudah dicerna anak-anak banyak

dijumpai para penulis buku untuk mengenalkan kelinci.

Pop-up adalah salah satu di antara buku edukasi anak yang

halamannya berbentuk tiga dimensi sehingga dapat merangsang

kreativitas anak. Saat ini pop-up menjadi media yang efektif untuk

membantu anak belajar. Pop-up membantu memberikan gambaran

kepada anak mengenai berbagai macam hal. Salah satunya yang bisa

dapat dibuat menjadi sebuah buku pop-up adalah pengenalan tentang

kelinci. Penggunaan ilustrasi, warna dan teknik pop-up diharapkan

(6)

3

merawat kelinci. Disinilah ilustrasi berperan penting memberikan

kontribusinya untuk mem-bahasa visual-kan semua hal tentang kelinci

sebenarnya kepada anak. Maka perancangan ini berjudul “Pengenalan

Kelinci Untuk Anak Melalui Buku Pop-Up”.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Banyak kelinci yang sakit dan mati akibat pengetahuan yang kurang

tentang kelinci.

2. Jarangnya buku untuk anak-anak tentang pengenalan kelinci.

3. Anak-anak yang cenderung cepat bosan dalam membaca buku

yang hanya berbentuk gambar dan tulisan biasa. Karakteristik Anak

Usia Dini Kartini Kartono dalam Saring Marsudi (2006, 6).

1.3 Fokus Masalah

Fokus masalah penulis dalam tugas akhir ini adalah :

“Bagaimana Mengenalkan Kelinci Melalui Media yang Menarik Untuk Anak-Anak” .

1.4 Tujuan Perancangan

1. Untuk menambah pengetahuan anak-anak tentang kelinci untuk

mengurangi masalah yang sering terjadi pada kelinci.

(7)

4

3. Untuk membuat anak-anak untuk tidak cepat bosan dalam

mempelajari buku.

4. Untuk mengenalkan buku Pop-Up yang kurang dikenal masyarakat,

karena Di Indonesia sendiri buku pop-up tidak terlalu banyak

diproduksi, sehingga ada kesulitan untuk menemukan buku pop-up

lokal di pasaran buku. Biaya produksi serta kerumitan dalam

pembuatan buku pop-up menjadi beberapa kendala atas sepinya

(8)

5 BAB II

PENGENALAN KELINCI

2.1 Habitat Kelinci di Dunia

Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae (pemakan

tumbuhan hijau), yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi.

Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke

daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, Kelinci

diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi

dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan

Leporidae (termasuk di dalamnya jenis kelinci danterwelu).

(Priyatna, 2011, 9)

Berdasarkan data produksi dan konsumsi daging kelinci

menunjukkan, bahwa konsumsi daging kelinci di negara Italia, Prancis,

Spanyol, Belgia, Portugal dan Malta pada kisaran 2,0 kg/kapita/tahun

sampai 5,3 kg/kapita/tahun. Khususnya untuk negara Italia, Prancis dan

Belgia, jumlah produksi daging kelinci lebih kecil dibandingkan dengan

yang dikonsumsi, sehingga terjadi defisit untuk ketiga negara tersebut

sebanyak 36.000 ton.

Rusia, Prancis, Italia, China dan Negara-negara di Eropa Timur

merupakan negara produsen terbesar daging kelinci. disamping itu ada

pula beberapa negara yang memproduksi daging kelinci dalam jumlah

(9)

6 negara Afrika dan Amerika Latin, Philipina, Malaysia, Mesir dan

beberapa negara berkembang (Raharjo, 1994), sedangkan di Indonesia

sampai saat ini sulit untuk memperoleh data produksi dan konsumsi

daging kelinci, namun menurut Lebas dan Collen (1994), bahwa

konsumsi daging kelinci di Indonesia baru mencapai 0,27

kg/kapita/tahun. Daging kelinci dapat dijadikan peluang yang baik untuk

mewujudkan standar norma gizi protein hewani yang telah ditetapkan

pemerintah Indonesia, karena sampai tahun 2002 sektor peternakan

baru mencapai 4,82 gram/kapita/hari masih jauh dari yang diharapkan.

yaitu sebanyak 6 g protein kapita-1 hari-1. Protein tersebut berasal dari

susu, telur dan daging sapi, kerbau, domba, kambing, babi, kuda dan

unggas. Sedangkan dari kelinci belum memberikan kontribusi. Kelinci

dapat dijadikan sumber penghasil fur (kulit), sementara ini

pengadaannya berasal dari hewan liar atau hewan yang telah

dibudidayakan seperti Mink, Fox, Chinchilla dan Lynx, namun dengan

makin meningkatnya perhatian terhadap ternak yang dilindungi dan

makin dibatasinya penangkapan hewan liar, maka ada kecenderungan

fur dari hewan liar jumlahnya akan menurun, sedangkan fur dari ternak

yang dibudi dayakan akan semakin meningkat, namun fur dari kelinci

memiliki keunggulan dibandingkan dari hewan liar.

Pengadaan kulit di Indonesia masih terbatas pada kulit sapi,

kerbau, domba dan kambing, sedangkan kelinci belum memberikan

(10)

7 dapat dijadikan sebagai bahan baku industri garmen, karna harga yang

begitu tinggi dapat dimanfaatkan untuk menambah devisa Negara.

Sebagai contoh di Amerika Serikat harga satu lembar fur pada kisaran

$ 8 - 15, satu buah boneka Teddy Bear dengan ukuran 20 x 20 x 40 cm

harganya $ 200, sedangkan mantel bulu medium coat harganya $

3.000 dan long coat $ 8.000. Negara sebagai produsen pakaian bulu

adalah Jepang, Hongkong dan Korea Selatan, yang kebutuhan bahan

bakunya hampir sepenuhnya bergantung kepada luar negeri, sebagai

contoh tahun 1987 nilai impor Korea untuk kulit bulu mentah mencapai

$ 185.000. (Priyatna, 2011, 20)

2.1.1 Kelinci Di Indonesia

Dahulu kelinci hanya dimanfaatkan dagingnya untuk

dikonsumsi dan bulunya dijadikan mantel, umumnya daging

kelinci sangat disukai para tentara pada jaman penjajahan.

Dalam perkembangannya, keluarga bangsawan mulai melirik

kelinci sebagai hewan peliharaan kandang. Masuknya kelinci ke

Indonesia diduga dibawa oleh orang-orang Belanda pada masa

kolonial. Kelinci dikenalkan sebagai ternak hias pada tahun

1835, khususnya di Pulau Jawa.

Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis

berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak

(11)

8 menjadi kelabu. Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi

beberapa jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla,

Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain. Khusus Lyon

sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar antara Angora

dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias,

hasil persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora

jadi-jadian.

Dari catatan sejarah, kelinci pertama kali dibawa ke

tanah Jawa oleh orang-orang dari Belanda pada tahun 1835.

Waktu itu, kelinci sudah jadi ternak hias. Di Indonesia,

peternakan kelinci dibagi dua yaitu peternakan daging dan hias.

1. Masa hidup: 5 - 10 tahun

2. Masa produksi: 1 - 3 tahun

3. Masa bunting : 28-35 hari (rata-rata 29 - 31 hari)

4. Masa penyapihan : 6-8 minggu

5. Umur dewasa: 4-10 bulan

6. Umur dikawinkan: 6-12 bulan

7. Masa perkawinan setelah beranak (calving interval): 1

minggu setelah anak disapih.

8. Siklus kelamin : Poliestrus dalam setahun bisa 5 kali bunting

9. Siklus berahi: Sekitar 2 minggu

(12)

9 11. Ovulasi: Terjadi pada hari kawin (9 - 13 jam kemudian)

12. Fertilitas: 1 - 2 jam sesudah kawin

13. Jumlah kelahiran: 4- 10 ekor (rata-rata 6 - 8)

14. Volume darah: 40 ml/kg berat badan

15. Bobot dewasa: Sangat bervariasi, tergantung pada ras, jenis

kelamin, dan faktor pemeliharaan.

Kelinci di Indonesia, khususnya pulau Jawa, banyak

diternakkan secara komersial oleh para peternak kelinci

di Lembang, dimana kelinci hias menjadi primadona para

peternak. Sisa kelinci yang tidak termasuk kategori hias, akan

dijual sebagai pedaging, dimana Lembang juga merupakan

konsumen daging kelinci yang cukup besar dengan

mengedepankan sate kelinci sebagai komoditas utama.

2.1.2.1 Penjualan Kelinci di Bandung

Data yang didapat dari peternakan Asep Rabbit pun

menjelaskan hal yang sama. Kebutuhan akan kelinci cukup

banyak terlihat dari banyaknya permintaan kelinci yang dilihat

(13)

10 Jenis Kelinci Jumlah permintaan/bulan

Kelinci Hias 800 ekor

Kelinci Daging 4 ton

Kelinci Indukan 200 ekor

Sumber : Data Asep Rabbit

Konsumsi kelinci semakin banyak di setiap bulannya ini dapat

terlihat dari data yang didapat, dilihat dari tingkat penjualan

kelinci Januari- Juni 2011 berikut ini:

No Bulan Penjualan (RP)

1 Januari 13.430.000

2 Februari 12.685.000

3 Maret 9.415.000

4 April 9.454.000

5 Mei 6.280.000

6 Juni 6.365.000

(14)

11 Pada bulan Mei dan Juni terjadi penurunan dikarenakan

tingkat permintaan daging kelinci yang tinggi tetapi daya

pengembang biakan akan kelinci pedaging yang kurang.

2.2 Pengertian dan Macam-Macam Kelinci

2.2.1 Pengertian Bibit kelinci

Bibit ialah melakukan pengembangbiakan secara baik,

atau jelasnya memilih mana dari ternak yang terbaik dari yang

lain lalu dikumpulkan untuk dibudidayakan secara mengeluruh.

Guna mendapatkan hasil yang diinginkan, misalnya saja kelinci

diperhatikan dari aspek kesehatannya seperti bulu yang halus,

tingkah pola kelinci yang agresif, dan bebas dari penyakit, walau

demikian peternak harus terus jeli memperhatikan perawatan

dan pertumbuhannya, bila tidak dilakukan tetap saja akan

mendapatkan ternak yang kualitasnya rendah. (Sarwono, 2002,

14)

2.2.2 Pengertian Indukan kelinci

Indukan merupakan kelinci induk bisa menghasilkan

anakan, kelinci sudah bias dikatakan indukan bila sudah berumur

6-7 bulan dan lama indukan kelinci untuk mengandung sekitar 31

hari, dan untuk mengasuh anak yaitu sekitar 56 hari, dan dalam

(15)

12 Dalam satu kali melahirkan dua pasang kelinci dapat melahirkan

sebanyak 4 sampai 6 anak.

(Sarwono, 2002, 15)

(16)

13 2.3 Cara Beternak Kelinci

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam beternak

kelinci adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan

kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.

(Sarwono, 2002, 19)

1. Persiapan Sarana dan Perlengkapan.

Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan

suhu ideal 21 derajat C, sirkulasi udara lancar, lama

pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator.

Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang

induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan

anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan

ukuran lebih besar dan kandang Anak lepas sapih. Untuk

menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan

antara jantan dan betina.

Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup

untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak

beranak) ukuran 50x30x45 cm.

Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:

a. Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran,

(17)

14

b. Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman

pengumbaran.

c. Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu

sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery

(berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun

piramid). Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat

pakan dan minum yangtahan pecah dan mudah dibersihkan.

Penataan Kandang Kelinci Dipeternakan Asep Rabbit.

Sumber : Foto Pribadi

2. Pembibitan

Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama

pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis Kelinci Hias maka

jenis Angora, Fuzzy Lop, Rex, Hotot, Dutch, Lyon,

(18)

15 daging maka jenis New Zealand Albino, Australian Pylon, Bigg

Sable, Giant, Australian Unggul dan Flamish Giant merupakan

kelinciyang cocok dipelihara.

1. Pemilihan bibit dan calon induk.

Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci

yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang

baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit

yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik.

Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi,

tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu

tidak kusam, lincah/aktif bergerak.

2. Perawatan Bibit dan calon induk.

Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula,

mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan

dalam 3 kategori yaitu:

a. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan

(19)

16 b. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan

keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.

c. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai),

untuk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan

memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2

keunggulan bibit.

4. Reproduksi dan Perkawinan Kelinci.

betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada

umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda

kesehatan terganggu dan dan mortalitas anak tinggi. Bila

pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dengan

betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore hari

di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali

perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.

5. Proses Kelahiran.

Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama

30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan

meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila

terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari

menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak

untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan

cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering

(20)

17 tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan

bervariasi sekitar 6-10 ekor.

3. Pemeliharaan

a. Sanitasi dan Tindakan Preventif.

Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak

jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah

menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.

b. Pengontrolan Penyakit Kelinci.

yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu

makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci

menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda

pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah

penyakit.

c. Perawatan Ternak.

Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu.

Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3

ekor/kandang dan disediakan pakan yang cukup dan berkualitas.

Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa

yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat

menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci

jantan dengan membuang testisnya.

(21)

18 Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi

rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi,

kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang,

biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi,

kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk

memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa konsentrat

yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan dan minum

diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan

dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput

sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam

jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu

disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan

tubuhnya.

e. Pemeliharaan Kandang Lantai/alas kandang.

tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran kelinci setiap

hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya

penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang

untuk membunuh bibit penyakit. Dinding kandang dicat

dengan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit dibersihkan

(22)

19 Pemberian Pakan Kelinci.

Sumber : Foto Pribadi

4. Hama dan Penyakit

a. Bisul. Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah

kulit. Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah

kotor selanjutnya diberi Jodium.

b. Kudis. Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan

koreng di tubuh.Pengendalian: dengan antibiotik salep.

c. Eksim. Penyebab: kotoran yang menempel di kulit.

Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl.

d. Penyakit telinga. Penyebab: kutu. Pengendalian: meneteskan

minyak nabati.

e. Penyakit kulit kepala. Penyebab: jamur. Gejala: timbul semacam

(23)

20 f. Penyakit mata. Penyebab: bakteri dan debu. Gejala: mata basah

dan berair terus. Pengendalian: dengan salep mata.

g. Mastitis. Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar.

Gejala: putingmengeras dan panas bila dipegang. Pengendalian:

dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.

h. Pilek. Penyebab: virus.Gejala: hidung berair terus. Pengendalian:

penyemprotan antiseptik pada hidung.

i. Radang paru-paru. Penyebab: bakteri Pasteurella multocida.

Gejala: napas sesak, mata dantelinga kebiruan. Pengendalian:

diberi minum Sul-Q-nox.

j. Berak darah. Penyebab: protozoa Eimeira. Gejala: nafsu

makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah.

Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1

liter air.

Pada umumnya pencegahan dan pengendalian hama

dan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan

lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai dan

memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak

(24)

21 2.4 Kelinci dan Anak-anak

Kelinci adalah salah satu hewan yang jinak dan lucu. Bulunya

yang halus dan banyaknya jenis kelinci yang dapat menarik perhatian

banyak orang termasuk anak-anak. Bentuk kelinci dengan mempunyai

daun telinga panjang, penurut dan tidak membutuhkan tempat yang

luas untuk penempatan kandang itu salah satu alasan mengapa

anak-anak tertarik untuk memelihara kelinci.

Setelah mereka mendapatkan kelinci yang mereka punya tidak

semua anak-anak mengerti cara pemeliharaan kelinci dengan baik.

Mereka hanya mengerti memberi makan, minum bahkan ada yang

sampai dimandikan. Ini pun bisa membuat tingkat kematian kelinci

(25)

22

Memberikan media informasi berupa buku Pop-Up

tentang Pengenalan Kelinci, agar anak-anak dapat mengetahui

dan memahami kelinci baik itu dari kebiasaan, kesukaan,

ketakutan dan ketidak sukaan kelinci.

b. Pesan utama

Pesan utama yang ingin disampaikan bagaimana

memberi pengenalan tentang kelinci, baik itu kebiasaan,

ketakutan, kesukaan dan ketidak sukaan. Sehingga diharapkan

khususnya anak-anak dapat lebih meyayangi dan menambah

pengetahuan tentang cara merawat dan memelihara kelinci

dengan baik.

c. Materi pesan

Buku pop-up ini berisi tentang jenis-jenis kelinci,

kebiasaan kelinci, perilaku kelinci dan buku ini juga memberi

sikap moral manusia untuk bekerja keras, bekerja sama,

(26)

23 1.1.2 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran penginformasian

Demografis primer : 4-6 Tahun

Jenis Kelamin : anak laki-laki dan perempuan

Pendidikan : TK (Taman Kanak-kanak) Sampai SD (Sekolah

Dasar) kelas 1

Kelas Sosial: Menengah ke atas

1.1.3 Strategi Kreatif

Pendekatan kreatif yang dilakukan oleh penulis adalah

mengemas informasi sekaligus interaktif dimana di dalam buku

tersebut terdapat bagian-bagian yang dapat digerakkan dan di

pindah tempat sehingga menimbulkan kemenarikan saat

membaca.

Pemilihan buku pop-up karena buku ini meiliki

kelebihan-kelebihan di bandingkan buku cerita lainnya, selain dari

ilustrasinya yang menarik, buku pop-up juga memiliki ruang-ruang

dimensi yang dimana buku ini bisa berbentuk 3D sehingga buku

ini lebih menarik untuk dibaca.

Selain memberikan tentang pengenalan kelinci dan cara

merawat kelnci, buku ini juga disisipkan cerita dongeng tentang

(27)

24 1.1.4 Strategi Media

Pendekatan yang dilakukan dalam mempromosikan buku

pop-up ini adalah dengan cara membuat penyampaian pesan

untuk media cetak dengan sampul dan desain cover yang menarik

perhatian anak-anak. Pengemasan informasi bukan hanya satu

media saja, tetapi dengan ditambah media pendukung untuk

menjadi pelengkap.

1. Media Utama

Media utama berupa buku pop-up “Ayo, Mengenal

Kelinci!” yang berisi tentang kelinci dimulai dari kesukaan,

kebiasaan dan hal-hal yang tidak disukai oleh kelinci.

2. Media Pendukung

Media pendukung merupakan suatu media tambahan

atau media promosi dari buku pop-up, yang berfungsi

sebagai rangsangan komunikasi untuk membeli atau

memiliki buku pop-up ini. Pemilihan media pendukung

sebagai promosi berupa poster, sedangkan media kreatif

berupa tas, buku mewarnai dan media pendukung lainnya

adalah penggaris kertas, stiker, x-banner, kandang,

gantungan kunci, pin, tempat makan kelinci, tempat minum

(28)

25 3. Media promosi

 Poster

Poster adalah karya yang memuat komposisi gambar dan

huruf diatas kertas berukuran besar. Poster merupakan

media yang dapat meninformasikan langsung informasi

buku.

i. Media pendukung informasi tentang kelinci

 Penggaris kertas

Penggaris kertas digunakan untuk mengukur. Jenis

penggaris kertas dibuat dari kertas yang diberi gambar

kelinci.

 Stiker

Stiker berisikan ilustrasi dari buku pop-up,material stiker

dan proses digital printing. Stiker akan digunakan pada

saat promosi buku pop-up Ayo Mengenal Kelinci.

 X-banner

Banner adalah gambar yang bertujuan untuk mengajak,

memberitahukan, atau memperkenalkan suatu produk

kepada konsumen yan ditempatkan langsung dilokasi

(29)

26  Kandang

Tempat yang dibuat untuk melindungi kelinci dari

serangan pemangsa, dan sebagai tempat berlindung,

dengan gambar tampak depan menyerupai padang

rumput. Dimaksudkan untuk mengajak anak-anak

menyayangi kelinci. Digunakan pada saat promosi buku.

 Gantungan kunci

Gantungan kunci Ayo Mengenal Kelinci, material plastik,

proses digital printing, gantungan kunci digunakan pada

saat promosi buku.

 Pin

Pin berilustrasi buku Pop-Up Ayo Mengenal Kelinci,

material plastik, proses digital printing. Pin digunakan pula

pada saat promosi buku Pop-Up “Ayo Mengenal Kelinci”.

 Tempat makan kelinci

Tempat makan kelinci yang berilustrasi tentang kelinci

dengan menambahkan gambar-gambar kelinci.

Digunakan ketika promosi Buku Pop-Up Ayo Mengenal

Kelinci.

 Tempat minum kelinci

Tempat minum kelinci yang berilustrasi tentang kelinci

(30)

27 Digunakan ketika promosi Buku Pop-Up Ayo Mengenal

Kelinci.

1.1.5 Strategi Distribusi

Penyebaran media pendukung dikategorikan pada beberapa

bagian:

a. Secara geografis

Wilayah penyebaran toko buku, toko buku kecil, maupun

lingkungan pendidikan, seperti: sekolah dasar.

b. Lokasi penyebaran media

Lokasi penyebaran media diarahkan ke toko-toko buku dan

lingkungan pendidikan. Pemilihan media pendukung karena

adanya kedekatan media dengan khalayak sasaran seperti

anak-anak sekolah dasar.

Bagan penyebaran media utama dan media pendukung serta

(31)

28 Media Promosi Buku Wilayah Penyebaran Lokasi

(32)

29

Format yang digunakan dalam setiap halaman adalah

landscape dengan panel terbuka, ukuran buku 40 cm x 25 cm,

pemilihan format ini adalah agar buku terlihat lebih besar sehingga

memberikan kepuasan, keterbacaan serta ilustrasi yang lebih

jelas.

3.2.2 Gaya Ilustrasi

Gaya ilustrasi yang digunakan dalam Buku Pop Up Ayo

Mengenal Kelinci menggunakan ilustrasi manual dengan tekhnik

penggunaan pensil warna dan cat air. Penggunaan ilustrasi

manual dikarenakan Buku Pop Up Ayo Mengenal Kelinci

ditujukan kepada anak-anak usia 4-6 tahun agar terlihat menarik

(33)

30 gambar ilustrasi disesuaikan dengan target market agar

dapatdicapai komunikasi yang efektif dengan anak-anak. Gaya

gambar ilustrasi yang penulis angkat ialah gaya kartun

anak-anak yang sederhana dan sudah familiar sehingga anak-anak merasa

tertarik dan penggunaan outline yang tegas dimaksudkan

sebagai pembelajaran bentuk bagi anak. Penulis terinspirasi dari

salah satu tokoh ilustrasi yaitu Peter rabbit.

Gambar 3.1

3.2.3 Warna

Warna yang digunakan dalam pembuatan buku pop-up

ayo mengenal kelinci yaitu warna kontras yang bertujuan untuk

menjadi daya tarik visual pada anak, dan pewarnaan pada media

buku ini menggunakan pewarnaan secara manual dengan pensil

(34)

31

3.2.4 Tipografi

Dalam pembuatan Buku Pop Up Ayo mengenal Kelinci,

tipografi yang digunakan yaitu tipografi yang memiliki bentuk

yang lucu dan menarik tanpa menghilangkan unsur dari

kejelasan atau keterbacaan huruf. Huruf Huruf yang

dimaksudkan adalah ;

Kids

a bcdefghijklmnopqrstuvwxyz!@#$%^&**()_

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

012345678910

Anime ace

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ!@#$%^&**()_

012345678910

3.2.5 Story Line

1. Dalam buku ini, kamu akan bertemu dengan keluarga kelinci.

Mereka adalah hewan lucu yang berasal dari Afrika Utara.

2. Keluarga kelinci sangat gemar makan sayur - sayuran. Karena

(35)

32 3. Keluarga kelinci harus makan sayur- sayuran agar tidak sakit.

Kalau mereka sakit, mereka tidak mau makan lagi. Kasihan kan

?

4. Keluarga kelinci makan dengan lahap dan cepat, sehingga tubuh

mereka gemuk dan sehat.

5. Supaya tetap sehat, keluarga kelinci tidak boleh bermain

ditempat kotor dan menjaga rumah mereka supaya tetap bersih

dan nyaman. Menceritakan tentang keluarga kelinci yang sedang

makan-makanan yang sehat bagi kelinci.

6. Ada empat nama keluarga kelinci yang paling terkenal. mereka

adalah kelinci rex, kelinci anggora, kelinci flams, dan kelinci

dutch.

7. Keluarga kelinci tidak suka kehujanan karena air hujan bisa

membuat mereka sakit. Bercerita tentang kelinci yang sedang

sakit akibat bermain kotor-kotoran dan hujan-hujanan.

8. Keluarga kelinci harus waspada terhadap tuan kucing, karena

tuan kucing akan memakan keluarga kelinci kalau mereka

bertemu.

3.2.6 Kajian Media Utama

Buku Pop - Up sebagai media utama ini terdiri atas beberapa

(36)

33 ilustrasi dari keluarga kelinci, sehingga mencerminkan tentang isi

buku ini.

Gambar 3.2 Cover

Gambar 3.3 Halaman Buku

Halaman utama buku Pop-Up ini berisikan tentang informasi dimana

habitat asli kelinci berasal yaitu Afrika utara , dimana ada gambar kelinci

yang sedang bersantai di gurun, karena daerah Afrika utara termasuk

(37)

34 Gambar 3.4 Halaman kedua

Pada halaman kedua berisikan tentang kelinci yang gemar sekali

mengkonsumsi jenis sayur-sayuran dan buah-buahan.

Gambar 3.5 Halaman ketiga

Pada halaman ketiga berisikan tentang kelinci yang harus diberi makan

sayur-sayuran, agar tidak sakit, dan cirri dari kelinci sakit terlihat lemas

dan tidak nafsu makan.

(38)

35 Gambar 3.6 Halaman keempatPada halaman keempat berisikan

tentang kelinci yang memiliki hobi makan yang tinggi, dan sehingga

tubuh mereka yang cepat gemuk.

Gambar 3.7 Halaman kelima

Pada halaman keempat berisikan tentang kelinci yang tidak boleh

ditempatkan di tempat yang kotor, karena dapat menyebabkan kelinci

terkena penyakit.

(39)

36 Gambar 3.8 Halaman keenam

Pada halaman kelima berisikan tentang jenis-jenis kelinci yang paling

terkenal, yaitu Rex, Anggora, Flams, dan Dutc.

Gambar 3.9 Halaman ketujuh

Pada halaman kelima berisikan tentang kelinci yang tidak boleh terkena

air hujan secara langsung.

(40)

37 Gambar 3.10 Halaman kedelapan

(41)

1 BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

1.1 Media Utama

Gambar 4.1

Media utama berupa buku pop-up dengan judul “Ayo Mengenal

Kelinci” yang menjelaskan berkenaan dengan hal-hal yang menjadi

kesukaan, kebiasaan, dan yang tidak disukai oleh seekor kelinci.

Ukuran halaman 29,5 cm x 20,5.

1.2 Media Pendukung

Media pendukung merupakan suatu media tambahan dari promosi

dalam kampanye pemasaran yang dilakukan. Media pendukung yang

(42)

2 Kelinci” berfungsi sebagai rangsangan agar anak-anak yang menjadi

target market memiliki niat unutk membeli buku pop-up “Ayo Mengenal

Kelinci”. Pemilihan media pendukung sebagai promosi berupa poster,

sedangkan media kreatif berupa tas, buku mewarnai dan media

pendukung lainnya adalah penggaris kertas, stiker, x-banner, kandang,

gantungan kunci, pin, tempat makan kelinci, tempat minum kelinci.

1.2.1 Poster

Gambar 4.2.1

Poster adalah karya seni yang memuat komposisi gambar dan

huruf diatas kertas berukuran besar. Poster merupakan media

yang dapat menginformasikan secara langsung apa yang ingin

disampaikan. Poster dirancang dengan sebuah ilustrasi dari

keluarga kelinci dengan desain yang mencerminkan sebuah

(43)

3 tentunya hal ini dimaksudkan untuk menyelaraskan dengan

prilaku anak kecil yaitu berupa keceriaan dan kebahagiaan.

Penggunaan warna yang lembut dan cerah dirancang untuk

menarik minat membeli dan membacannya. Ukuran poster yang

digunakan adalah A3.

Penggaris Kertas

Gambar 4.2.2

Penggaris berfungsi dalam mengukur sesuatu. Dipilih penggaris

sebagai sebuah media pendukung berdasarkan anggapan bahwa

penggaris merupakan sebuah paket dalam kebutuhan alat tulis menulis

ketika membeli sebuah tas. Jenis penggaris dibuat dari kertas yang

(44)

4 1.2.2 Stiker

Gambar 4.2.3

Stiker berisikan ilustrasi dari buku pop-up, material stiker

diproses dengan menggunkaan digital printing. Stiker akan

digunakan pada saat promosi buku pop-up “Ayo Mengenal

Kelinci”. Ukuran panjang dan lebar stiker adalah 9 cm x 9 cm.

1.2.3 Mini-Banner

(45)

5 Banner adalah gambar yang bertujuan untuk mengajak,

memberitahukan, atau memperkenalkan suatu produk kepada

konsumen yan ditempatkan langsung dilokasi promosi

buku.ukuran mini baner yang digunkaan adlah 30 cm x 40 cm.

1.2.4 Kandang

Gambar 4.2.5

Tempat yang dibuat untuk melindungi kelinci dari serangan

pemangsa, dan sebagai tempat berlindung, dengan gambar

tampak depan menyerupai padang rumput. Dimaksudkan untuk

mengajak anak-anak menyayangi kelinci. Digunakan pada saat

promosi buku.

1.2.5 Gantungan Kunci

(46)

6 Gantungan kunci “Ayo Mengenal Kelinci” dibentuk dari

material plastik yang diproses secara digital printing. Gantungan

kunci berbentuk bulat dengan desain yang menarik. Media

gantungan kunci digunakan pada saat promosi buku dilakukan.

1.2.6 Pin

Gambar 4.2.7

Pin berilustrasi buku Pop-Up “Ayo Mengenal Kelinci” dibentuk

dengan menggunakan material plastik melalui proses digital

printing. Pin digunakan pada saat promosi buku pop-up “Ayo

(47)

7 1.2.7 Tempat Makan Kelinci

Gambar 4.2.8

Tempat makan kelinci yang berupa ilustrasi tentang kelinci

dengan menambahkan gambar-gambar kelinci. Digunakan ketika

promosi buku pop-up “Ayo Mengenal Kelinci”.

1.2.8 Tempat Minuman Kelinci

Gambar 4.2.9

Tempat minum kelinci yang berilustrasi tentang kelinci

dengan menambahkan gambar-gambar kelinci. Digunakan ketika

(48)

45

DAFTAR PUSTAKA

Priatna, Nining, 2009. Pengenalan Kelinci Dasar, Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.

Sihombing, Danton, 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis, Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.

Rustan, Surianto, 2008, Hufuf Font Tipografi, Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.

Sarwono, 2002, Kelinci Untuk Masa Depan Hidup Yang Lebih Baik, Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.

(49)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wisnu Cipto Wibowo

Tempat, tanggal lahir : Banten, 1 Maret 1987

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat rumah : Jl. Sriwijaya 1, gg Bhakti II, RT/04,RW/04 Desa

Kedawung, Rangkas Bitung 45153

Alamat di Bandung : Jl. Kubang Selatan IV No.86A RT 004/RW 014 Kel.

Lebak Gede, Kec. Coblong, Dipati Ukur, Bandung 40132

Telephone : 085214355065

e-mail : Wisnucipto@ymail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SD KEDAWUNG I 1993-1997

2. SMP NEGERI 1 CIREBON BARAT 1997-2001

3. SMA ISLAM AL-AZHAR 5 CIREBON 2001-2004

4. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Komputer Indonesia, Bandung.

Gambar

Tabel 2.1 Data Penjualan
Gambar 3.1
Gambar 3.5 Halaman ketiga
Gambar 3.6  Halaman keempatPada halaman keempat berisikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

transaksional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.. Artinya Budaya organisasi secara statistik berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

[r]

Kemudian penelitian ini juga menguji pengaruh moderasi variabel kepemilikan manajerial terhadap hubungan antara diversifikasi dan kinerja perusahaan.. Penelitian ini menggunakan

Meyatakan bahwa “skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,

Berat pankreas mencit diabetes yang diberi ekstrak etanol sirih merah dengan kontrol positif metformin... Test distribution

Pembelajaran yang efektif memerlukan media dengan perencanaan yang baik..

Pusat Promosi Kerajinan Batik, tidak hanya digunakan untuk kegiatan promosi saja, melainkan juga dapat digunakan untuk sarana kegiatan wisata budaya dengan tujuan untuk lebih

Lengkapi perlengkapan pelindung terhadap bahan kimia, Jenis alat pelindung harus dipilih sesuai konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya di tempat kerja yang spesifik.