Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir
PENGENALAN KELINCI UNTUK ANAK MELALUI
BUKU POP-UP
DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2010/2011
Oleh:
Wisnu Cipto Wibowo 51907173
Program Studi
Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVESITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
i KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan anugerah berupa ilmu, iman,
kesehatan, dan kesabaran serta rizki yang sangat luas kepada
hamba-hambanya. Tiada niat selain mengerjakan kebaikan dan kebajikan dalam
penulisan Tugas Akhir ini yaitu untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan pada Pendidikan Sarjana (S1) di Program Studi Desain
Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia, Adanya tantangan
dan cobaan dalam penulisan, coba diatasi dengan segala daya upaya.
Akhirnya Tugas Akhir PENGENALAN KELINCI KEPADA ANAK,
MELALUI BUKU POP-UP dapat penulis selesaikan.
Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna,
begitupun dengan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, dengan segala
hormat masukan dan saran serta kritik yang membangun dari pihak-pihak
lain sangat dibutuhkan. Penulis juga berharap semoga Tugas Akhir
penulis memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Dalam penyusunan Tugas Akhir penulis banyak mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak baik baik dari awal sampai akhir penulisan.
ii semangat penulis untuk terus berjuang dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini. Dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis ucapkan
ribuan terimakasih kepada pihak-pihak yang tertera dibawah ini:
1. Denny Nugraha, S.Sn sebagai dosen pembimbing, terimakasih atas
pengarahan dan dukungan moril selama proses penulisan Tugas
Akhir ini.
2. Seluruh staf pengajar dan sekretariat program studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia
Terimakasih untuk segala kebaikan dan bantuan dari segala pihak
baik secara langsung dan tidak langsung, hanya kepada Allah penulis
memohon untuk menggantikan segala kebaikan dan bantuan dengan
pahala yang berlipat ganda. Amin
Bandung, 29 Juli 2011
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kelinci merupakan hewan mamalia dari famili Leporide
(pemakan tumbuhan hijau), yang dapat ditemukan di banyak bagian
bumi. Dulunya, hewan ini adalah jenis hewan liar yang hidup di Afrika
hingga ke daratan Eropa. Mulai dikembangkan pada tahun 1912,
Di Indonesia banyak terdapat Kelinci lokal, yakni jenis Kelinci
Jawa (Lepus negricollis) dan Kelinci Sumatera (Nesolagus
netseherischlgel). Kelinci Jawa, diperkirakan masih ada di hutan-hutan
sekitar wilayah Jawa Barat, Warna bulunya cokelat perunggu
kehitaman. Ekornya berwarna jingga dengan ujungnya yang
hitam. Berat Kelinci jawa dewasa bisa mencapai 4 kg. Sedangkan
kelinci Sumatera, merupakan satu-satunya ras Kelinci yang asli
Indonesia. Habitatnya adalah hutan-hutan di pegunungan
Pulau Sumatera. Panjang badannya bisa mencapai 40 cm. Warna
bulunya kelabu cokelat kekuningan. (Priyatna, 2011, 9)
Bentuk dari kelinci yang lucu dan tingkah lakunya yang
menggemaskan membuat orang banyak sekali yang menyukai kelinci.
2
mudah dan murah. Hanya cukup memberi sayur-sayuran segar atau
rerumputan yang terdapat disekitar rumah untuk makanan kelinci.
Banyak orang yang tertarik untuk memelihara kelinci tapi mereka
kurang mengetahui bagaimana cara merawat kelinci dengan baik,
sehingga banyak sekali terjadi kematian pada kelinci akibat terserang
penyakit. Hampir sebagian anak kecil yang memanfaatkan kelinci
sebagai salah satu mainan mereka untuk bermain. Mereka tidak
mengetahui tentang kelinci, bagaimana cara merawat dan memelihara
kelinci, ini yang menyebabkan tingkat kematian kelinci semakin
meningkat.
Saat ini, masih jarang sekali buku tentang pengenalan kelinci
khususnya untuk anak-anak. Kesulitan dalam memilih media yang
dapat menarik perhatian dan mudah dicerna anak-anak banyak
dijumpai para penulis buku untuk mengenalkan kelinci.
Pop-up adalah salah satu di antara buku edukasi anak yang
halamannya berbentuk tiga dimensi sehingga dapat merangsang
kreativitas anak. Saat ini pop-up menjadi media yang efektif untuk
membantu anak belajar. Pop-up membantu memberikan gambaran
kepada anak mengenai berbagai macam hal. Salah satunya yang bisa
dapat dibuat menjadi sebuah buku pop-up adalah pengenalan tentang
kelinci. Penggunaan ilustrasi, warna dan teknik pop-up diharapkan
3
merawat kelinci. Disinilah ilustrasi berperan penting memberikan
kontribusinya untuk mem-bahasa visual-kan semua hal tentang kelinci
sebenarnya kepada anak. Maka perancangan ini berjudul “Pengenalan
Kelinci Untuk Anak Melalui Buku Pop-Up”.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Banyak kelinci yang sakit dan mati akibat pengetahuan yang kurang
tentang kelinci.
2. Jarangnya buku untuk anak-anak tentang pengenalan kelinci.
3. Anak-anak yang cenderung cepat bosan dalam membaca buku
yang hanya berbentuk gambar dan tulisan biasa. Karakteristik Anak
Usia Dini Kartini Kartono dalam Saring Marsudi (2006, 6).
1.3 Fokus Masalah
Fokus masalah penulis dalam tugas akhir ini adalah :
“Bagaimana Mengenalkan Kelinci Melalui Media yang Menarik Untuk Anak-Anak” .
1.4 Tujuan Perancangan
1. Untuk menambah pengetahuan anak-anak tentang kelinci untuk
mengurangi masalah yang sering terjadi pada kelinci.
4
3. Untuk membuat anak-anak untuk tidak cepat bosan dalam
mempelajari buku.
4. Untuk mengenalkan buku Pop-Up yang kurang dikenal masyarakat,
karena Di Indonesia sendiri buku pop-up tidak terlalu banyak
diproduksi, sehingga ada kesulitan untuk menemukan buku pop-up
lokal di pasaran buku. Biaya produksi serta kerumitan dalam
pembuatan buku pop-up menjadi beberapa kendala atas sepinya
5 BAB II
PENGENALAN KELINCI
2.1 Habitat Kelinci di Dunia
Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae (pemakan
tumbuhan hijau), yang dapat ditemukan di banyak bagian bumi.
Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke
daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, Kelinci
diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi
dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan
Leporidae (termasuk di dalamnya jenis kelinci danterwelu).
(Priyatna, 2011, 9)
Berdasarkan data produksi dan konsumsi daging kelinci
menunjukkan, bahwa konsumsi daging kelinci di negara Italia, Prancis,
Spanyol, Belgia, Portugal dan Malta pada kisaran 2,0 kg/kapita/tahun
sampai 5,3 kg/kapita/tahun. Khususnya untuk negara Italia, Prancis dan
Belgia, jumlah produksi daging kelinci lebih kecil dibandingkan dengan
yang dikonsumsi, sehingga terjadi defisit untuk ketiga negara tersebut
sebanyak 36.000 ton.
Rusia, Prancis, Italia, China dan Negara-negara di Eropa Timur
merupakan negara produsen terbesar daging kelinci. disamping itu ada
pula beberapa negara yang memproduksi daging kelinci dalam jumlah
6 negara Afrika dan Amerika Latin, Philipina, Malaysia, Mesir dan
beberapa negara berkembang (Raharjo, 1994), sedangkan di Indonesia
sampai saat ini sulit untuk memperoleh data produksi dan konsumsi
daging kelinci, namun menurut Lebas dan Collen (1994), bahwa
konsumsi daging kelinci di Indonesia baru mencapai 0,27
kg/kapita/tahun. Daging kelinci dapat dijadikan peluang yang baik untuk
mewujudkan standar norma gizi protein hewani yang telah ditetapkan
pemerintah Indonesia, karena sampai tahun 2002 sektor peternakan
baru mencapai 4,82 gram/kapita/hari masih jauh dari yang diharapkan.
yaitu sebanyak 6 g protein kapita-1 hari-1. Protein tersebut berasal dari
susu, telur dan daging sapi, kerbau, domba, kambing, babi, kuda dan
unggas. Sedangkan dari kelinci belum memberikan kontribusi. Kelinci
dapat dijadikan sumber penghasil fur (kulit), sementara ini
pengadaannya berasal dari hewan liar atau hewan yang telah
dibudidayakan seperti Mink, Fox, Chinchilla dan Lynx, namun dengan
makin meningkatnya perhatian terhadap ternak yang dilindungi dan
makin dibatasinya penangkapan hewan liar, maka ada kecenderungan
fur dari hewan liar jumlahnya akan menurun, sedangkan fur dari ternak
yang dibudi dayakan akan semakin meningkat, namun fur dari kelinci
memiliki keunggulan dibandingkan dari hewan liar.
Pengadaan kulit di Indonesia masih terbatas pada kulit sapi,
kerbau, domba dan kambing, sedangkan kelinci belum memberikan
7 dapat dijadikan sebagai bahan baku industri garmen, karna harga yang
begitu tinggi dapat dimanfaatkan untuk menambah devisa Negara.
Sebagai contoh di Amerika Serikat harga satu lembar fur pada kisaran
$ 8 - 15, satu buah boneka Teddy Bear dengan ukuran 20 x 20 x 40 cm
harganya $ 200, sedangkan mantel bulu medium coat harganya $
3.000 dan long coat $ 8.000. Negara sebagai produsen pakaian bulu
adalah Jepang, Hongkong dan Korea Selatan, yang kebutuhan bahan
bakunya hampir sepenuhnya bergantung kepada luar negeri, sebagai
contoh tahun 1987 nilai impor Korea untuk kulit bulu mentah mencapai
$ 185.000. (Priyatna, 2011, 20)
2.1.1 Kelinci Di Indonesia
Dahulu kelinci hanya dimanfaatkan dagingnya untuk
dikonsumsi dan bulunya dijadikan mantel, umumnya daging
kelinci sangat disukai para tentara pada jaman penjajahan.
Dalam perkembangannya, keluarga bangsawan mulai melirik
kelinci sebagai hewan peliharaan kandang. Masuknya kelinci ke
Indonesia diduga dibawa oleh orang-orang Belanda pada masa
kolonial. Kelinci dikenalkan sebagai ternak hias pada tahun
1835, khususnya di Pulau Jawa.
Dilihat dari jenis bulunya, kelinci ini terdiri dari jenis
berbulu pendek dan panjang dengan warna yang agak
8 menjadi kelabu. Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi
beberapa jenis, di antaranya Angora, Lyon, American Chinchilla,
Dutch, English Spot, Himalayan, dan lain-lain. Khusus Lyon
sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar antara Angora
dengan ras lainnya. Namun di kalangan peternak kelinci hias,
hasil persilangan itu disebut sebagai Lyon atau Angora
jadi-jadian.
Dari catatan sejarah, kelinci pertama kali dibawa ke
tanah Jawa oleh orang-orang dari Belanda pada tahun 1835.
Waktu itu, kelinci sudah jadi ternak hias. Di Indonesia,
peternakan kelinci dibagi dua yaitu peternakan daging dan hias.
1. Masa hidup: 5 - 10 tahun
2. Masa produksi: 1 - 3 tahun
3. Masa bunting : 28-35 hari (rata-rata 29 - 31 hari)
4. Masa penyapihan : 6-8 minggu
5. Umur dewasa: 4-10 bulan
6. Umur dikawinkan: 6-12 bulan
7. Masa perkawinan setelah beranak (calving interval): 1
minggu setelah anak disapih.
8. Siklus kelamin : Poliestrus dalam setahun bisa 5 kali bunting
9. Siklus berahi: Sekitar 2 minggu
9 11. Ovulasi: Terjadi pada hari kawin (9 - 13 jam kemudian)
12. Fertilitas: 1 - 2 jam sesudah kawin
13. Jumlah kelahiran: 4- 10 ekor (rata-rata 6 - 8)
14. Volume darah: 40 ml/kg berat badan
15. Bobot dewasa: Sangat bervariasi, tergantung pada ras, jenis
kelamin, dan faktor pemeliharaan.
Kelinci di Indonesia, khususnya pulau Jawa, banyak
diternakkan secara komersial oleh para peternak kelinci
di Lembang, dimana kelinci hias menjadi primadona para
peternak. Sisa kelinci yang tidak termasuk kategori hias, akan
dijual sebagai pedaging, dimana Lembang juga merupakan
konsumen daging kelinci yang cukup besar dengan
mengedepankan sate kelinci sebagai komoditas utama.
2.1.2.1 Penjualan Kelinci di Bandung
Data yang didapat dari peternakan Asep Rabbit pun
menjelaskan hal yang sama. Kebutuhan akan kelinci cukup
banyak terlihat dari banyaknya permintaan kelinci yang dilihat
10 Jenis Kelinci Jumlah permintaan/bulan
Kelinci Hias 800 ekor
Kelinci Daging 4 ton
Kelinci Indukan 200 ekor
Sumber : Data Asep Rabbit
Konsumsi kelinci semakin banyak di setiap bulannya ini dapat
terlihat dari data yang didapat, dilihat dari tingkat penjualan
kelinci Januari- Juni 2011 berikut ini:
No Bulan Penjualan (RP)
1 Januari 13.430.000
2 Februari 12.685.000
3 Maret 9.415.000
4 April 9.454.000
5 Mei 6.280.000
6 Juni 6.365.000
11 Pada bulan Mei dan Juni terjadi penurunan dikarenakan
tingkat permintaan daging kelinci yang tinggi tetapi daya
pengembang biakan akan kelinci pedaging yang kurang.
2.2 Pengertian dan Macam-Macam Kelinci
2.2.1 Pengertian Bibit kelinci
Bibit ialah melakukan pengembangbiakan secara baik,
atau jelasnya memilih mana dari ternak yang terbaik dari yang
lain lalu dikumpulkan untuk dibudidayakan secara mengeluruh.
Guna mendapatkan hasil yang diinginkan, misalnya saja kelinci
diperhatikan dari aspek kesehatannya seperti bulu yang halus,
tingkah pola kelinci yang agresif, dan bebas dari penyakit, walau
demikian peternak harus terus jeli memperhatikan perawatan
dan pertumbuhannya, bila tidak dilakukan tetap saja akan
mendapatkan ternak yang kualitasnya rendah. (Sarwono, 2002,
14)
2.2.2 Pengertian Indukan kelinci
Indukan merupakan kelinci induk bisa menghasilkan
anakan, kelinci sudah bias dikatakan indukan bila sudah berumur
6-7 bulan dan lama indukan kelinci untuk mengandung sekitar 31
hari, dan untuk mengasuh anak yaitu sekitar 56 hari, dan dalam
12 Dalam satu kali melahirkan dua pasang kelinci dapat melahirkan
sebanyak 4 sampai 6 anak.
(Sarwono, 2002, 15)
13 2.3 Cara Beternak Kelinci
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam beternak
kelinci adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan
kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
(Sarwono, 2002, 19)
1. Persiapan Sarana dan Perlengkapan.
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan
suhu ideal 21 derajat C, sirkulasi udara lancar, lama
pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator.
Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang
induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan
anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan
ukuran lebih besar dan kandang Anak lepas sapih. Untuk
menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan
antara jantan dan betina.
Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup
untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak
beranak) ukuran 50x30x45 cm.
Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
a. Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran,
14
b. Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman
pengumbaran.
c. Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu
sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery
(berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun
piramid). Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat
pakan dan minum yangtahan pecah dan mudah dibersihkan.
Penataan Kandang Kelinci Dipeternakan Asep Rabbit.
Sumber : Foto Pribadi
2. Pembibitan
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama
pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis Kelinci Hias maka
jenis Angora, Fuzzy Lop, Rex, Hotot, Dutch, Lyon,
15 daging maka jenis New Zealand Albino, Australian Pylon, Bigg
Sable, Giant, Australian Unggul dan Flamish Giant merupakan
kelinciyang cocok dipelihara.
1. Pemilihan bibit dan calon induk.
Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci
yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang
baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit
yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik.
Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi,
tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu
tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
2. Perawatan Bibit dan calon induk.
Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula,
mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan
dalam 3 kategori yaitu:
a. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan
16 b. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan
keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
c. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai),
untuk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan
memiliki penampilan yang merupakan perpaduan 2
keunggulan bibit.
4. Reproduksi dan Perkawinan Kelinci.
betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada
umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda
kesehatan terganggu dan dan mortalitas anak tinggi. Bila
pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dengan
betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore hari
di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali
perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
5. Proses Kelahiran.
Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama
30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan
meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila
terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari
menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak
untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan
cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering
17 tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan
bervariasi sekitar 6-10 ekor.
3. Pemeliharaan
a. Sanitasi dan Tindakan Preventif.
Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak
jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah
menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.
b. Pengontrolan Penyakit Kelinci.
yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu
makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci
menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda
pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah
penyakit.
c. Perawatan Ternak.
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu.
Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3
ekor/kandang dan disediakan pakan yang cukup dan berkualitas.
Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa
yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat
menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci
jantan dengan membuang testisnya.
18 Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi
rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi,
kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang,
biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi,
kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk
memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa konsentrat
yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan dan minum
diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan
dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput
sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam
jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu
disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan
tubuhnya.
e. Pemeliharaan Kandang Lantai/alas kandang.
tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran kelinci setiap
hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya
penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang
untuk membunuh bibit penyakit. Dinding kandang dicat
dengan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit dibersihkan
19 Pemberian Pakan Kelinci.
Sumber : Foto Pribadi
4. Hama dan Penyakit
a. Bisul. Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah
kulit. Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah
kotor selanjutnya diberi Jodium.
b. Kudis. Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan
koreng di tubuh.Pengendalian: dengan antibiotik salep.
c. Eksim. Penyebab: kotoran yang menempel di kulit.
Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl.
d. Penyakit telinga. Penyebab: kutu. Pengendalian: meneteskan
minyak nabati.
e. Penyakit kulit kepala. Penyebab: jamur. Gejala: timbul semacam
20 f. Penyakit mata. Penyebab: bakteri dan debu. Gejala: mata basah
dan berair terus. Pengendalian: dengan salep mata.
g. Mastitis. Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar.
Gejala: putingmengeras dan panas bila dipegang. Pengendalian:
dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.
h. Pilek. Penyebab: virus.Gejala: hidung berair terus. Pengendalian:
penyemprotan antiseptik pada hidung.
i. Radang paru-paru. Penyebab: bakteri Pasteurella multocida.
Gejala: napas sesak, mata dantelinga kebiruan. Pengendalian:
diberi minum Sul-Q-nox.
j. Berak darah. Penyebab: protozoa Eimeira. Gejala: nafsu
makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah.
Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1
liter air.
Pada umumnya pencegahan dan pengendalian hama
dan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan
lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai dan
memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak
21 2.4 Kelinci dan Anak-anak
Kelinci adalah salah satu hewan yang jinak dan lucu. Bulunya
yang halus dan banyaknya jenis kelinci yang dapat menarik perhatian
banyak orang termasuk anak-anak. Bentuk kelinci dengan mempunyai
daun telinga panjang, penurut dan tidak membutuhkan tempat yang
luas untuk penempatan kandang itu salah satu alasan mengapa
anak-anak tertarik untuk memelihara kelinci.
Setelah mereka mendapatkan kelinci yang mereka punya tidak
semua anak-anak mengerti cara pemeliharaan kelinci dengan baik.
Mereka hanya mengerti memberi makan, minum bahkan ada yang
sampai dimandikan. Ini pun bisa membuat tingkat kematian kelinci
22
Memberikan media informasi berupa buku Pop-Up
tentang Pengenalan Kelinci, agar anak-anak dapat mengetahui
dan memahami kelinci baik itu dari kebiasaan, kesukaan,
ketakutan dan ketidak sukaan kelinci.
b. Pesan utama
Pesan utama yang ingin disampaikan bagaimana
memberi pengenalan tentang kelinci, baik itu kebiasaan,
ketakutan, kesukaan dan ketidak sukaan. Sehingga diharapkan
khususnya anak-anak dapat lebih meyayangi dan menambah
pengetahuan tentang cara merawat dan memelihara kelinci
dengan baik.
c. Materi pesan
Buku pop-up ini berisi tentang jenis-jenis kelinci,
kebiasaan kelinci, perilaku kelinci dan buku ini juga memberi
sikap moral manusia untuk bekerja keras, bekerja sama,
23 1.1.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran penginformasian
Demografis primer : 4-6 Tahun
Jenis Kelamin : anak laki-laki dan perempuan
Pendidikan : TK (Taman Kanak-kanak) Sampai SD (Sekolah
Dasar) kelas 1
Kelas Sosial: Menengah ke atas
1.1.3 Strategi Kreatif
Pendekatan kreatif yang dilakukan oleh penulis adalah
mengemas informasi sekaligus interaktif dimana di dalam buku
tersebut terdapat bagian-bagian yang dapat digerakkan dan di
pindah tempat sehingga menimbulkan kemenarikan saat
membaca.
Pemilihan buku pop-up karena buku ini meiliki
kelebihan-kelebihan di bandingkan buku cerita lainnya, selain dari
ilustrasinya yang menarik, buku pop-up juga memiliki ruang-ruang
dimensi yang dimana buku ini bisa berbentuk 3D sehingga buku
ini lebih menarik untuk dibaca.
Selain memberikan tentang pengenalan kelinci dan cara
merawat kelnci, buku ini juga disisipkan cerita dongeng tentang
24 1.1.4 Strategi Media
Pendekatan yang dilakukan dalam mempromosikan buku
pop-up ini adalah dengan cara membuat penyampaian pesan
untuk media cetak dengan sampul dan desain cover yang menarik
perhatian anak-anak. Pengemasan informasi bukan hanya satu
media saja, tetapi dengan ditambah media pendukung untuk
menjadi pelengkap.
1. Media Utama
Media utama berupa buku pop-up “Ayo, Mengenal
Kelinci!” yang berisi tentang kelinci dimulai dari kesukaan,
kebiasaan dan hal-hal yang tidak disukai oleh kelinci.
2. Media Pendukung
Media pendukung merupakan suatu media tambahan
atau media promosi dari buku pop-up, yang berfungsi
sebagai rangsangan komunikasi untuk membeli atau
memiliki buku pop-up ini. Pemilihan media pendukung
sebagai promosi berupa poster, sedangkan media kreatif
berupa tas, buku mewarnai dan media pendukung lainnya
adalah penggaris kertas, stiker, x-banner, kandang,
gantungan kunci, pin, tempat makan kelinci, tempat minum
25 3. Media promosi
Poster
Poster adalah karya yang memuat komposisi gambar dan
huruf diatas kertas berukuran besar. Poster merupakan
media yang dapat meninformasikan langsung informasi
buku.
i. Media pendukung informasi tentang kelinci
Penggaris kertas
Penggaris kertas digunakan untuk mengukur. Jenis
penggaris kertas dibuat dari kertas yang diberi gambar
kelinci.
Stiker
Stiker berisikan ilustrasi dari buku pop-up,material stiker
dan proses digital printing. Stiker akan digunakan pada
saat promosi buku pop-up Ayo Mengenal Kelinci.
X-banner
Banner adalah gambar yang bertujuan untuk mengajak,
memberitahukan, atau memperkenalkan suatu produk
kepada konsumen yan ditempatkan langsung dilokasi
26 Kandang
Tempat yang dibuat untuk melindungi kelinci dari
serangan pemangsa, dan sebagai tempat berlindung,
dengan gambar tampak depan menyerupai padang
rumput. Dimaksudkan untuk mengajak anak-anak
menyayangi kelinci. Digunakan pada saat promosi buku.
Gantungan kunci
Gantungan kunci Ayo Mengenal Kelinci, material plastik,
proses digital printing, gantungan kunci digunakan pada
saat promosi buku.
Pin
Pin berilustrasi buku Pop-Up Ayo Mengenal Kelinci,
material plastik, proses digital printing. Pin digunakan pula
pada saat promosi buku Pop-Up “Ayo Mengenal Kelinci”.
Tempat makan kelinci
Tempat makan kelinci yang berilustrasi tentang kelinci
dengan menambahkan gambar-gambar kelinci.
Digunakan ketika promosi Buku Pop-Up Ayo Mengenal
Kelinci.
Tempat minum kelinci
Tempat minum kelinci yang berilustrasi tentang kelinci
27 Digunakan ketika promosi Buku Pop-Up Ayo Mengenal
Kelinci.
1.1.5 Strategi Distribusi
Penyebaran media pendukung dikategorikan pada beberapa
bagian:
a. Secara geografis
Wilayah penyebaran toko buku, toko buku kecil, maupun
lingkungan pendidikan, seperti: sekolah dasar.
b. Lokasi penyebaran media
Lokasi penyebaran media diarahkan ke toko-toko buku dan
lingkungan pendidikan. Pemilihan media pendukung karena
adanya kedekatan media dengan khalayak sasaran seperti
anak-anak sekolah dasar.
Bagan penyebaran media utama dan media pendukung serta
28 Media Promosi Buku Wilayah Penyebaran Lokasi
29
Format yang digunakan dalam setiap halaman adalah
landscape dengan panel terbuka, ukuran buku 40 cm x 25 cm,
pemilihan format ini adalah agar buku terlihat lebih besar sehingga
memberikan kepuasan, keterbacaan serta ilustrasi yang lebih
jelas.
3.2.2 Gaya Ilustrasi
Gaya ilustrasi yang digunakan dalam Buku Pop Up Ayo
Mengenal Kelinci menggunakan ilustrasi manual dengan tekhnik
penggunaan pensil warna dan cat air. Penggunaan ilustrasi
manual dikarenakan Buku Pop Up Ayo Mengenal Kelinci
ditujukan kepada anak-anak usia 4-6 tahun agar terlihat menarik
30 gambar ilustrasi disesuaikan dengan target market agar
dapatdicapai komunikasi yang efektif dengan anak-anak. Gaya
gambar ilustrasi yang penulis angkat ialah gaya kartun
anak-anak yang sederhana dan sudah familiar sehingga anak-anak merasa
tertarik dan penggunaan outline yang tegas dimaksudkan
sebagai pembelajaran bentuk bagi anak. Penulis terinspirasi dari
salah satu tokoh ilustrasi yaitu Peter rabbit.
Gambar 3.1
3.2.3 Warna
Warna yang digunakan dalam pembuatan buku pop-up
ayo mengenal kelinci yaitu warna kontras yang bertujuan untuk
menjadi daya tarik visual pada anak, dan pewarnaan pada media
buku ini menggunakan pewarnaan secara manual dengan pensil
31
3.2.4 Tipografi
Dalam pembuatan Buku Pop Up Ayo mengenal Kelinci,
tipografi yang digunakan yaitu tipografi yang memiliki bentuk
yang lucu dan menarik tanpa menghilangkan unsur dari
kejelasan atau keterbacaan huruf. Huruf Huruf yang
dimaksudkan adalah ;
Kids
a bcdefghijklmnopqrstuvwxyz!@#$%^&**()_
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
012345678910
Anime ace
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ!@#$%^&**()_
012345678910
3.2.5 Story Line
1. Dalam buku ini, kamu akan bertemu dengan keluarga kelinci.
Mereka adalah hewan lucu yang berasal dari Afrika Utara.
2. Keluarga kelinci sangat gemar makan sayur - sayuran. Karena
32 3. Keluarga kelinci harus makan sayur- sayuran agar tidak sakit.
Kalau mereka sakit, mereka tidak mau makan lagi. Kasihan kan
?
4. Keluarga kelinci makan dengan lahap dan cepat, sehingga tubuh
mereka gemuk dan sehat.
5. Supaya tetap sehat, keluarga kelinci tidak boleh bermain
ditempat kotor dan menjaga rumah mereka supaya tetap bersih
dan nyaman. Menceritakan tentang keluarga kelinci yang sedang
makan-makanan yang sehat bagi kelinci.
6. Ada empat nama keluarga kelinci yang paling terkenal. mereka
adalah kelinci rex, kelinci anggora, kelinci flams, dan kelinci
dutch.
7. Keluarga kelinci tidak suka kehujanan karena air hujan bisa
membuat mereka sakit. Bercerita tentang kelinci yang sedang
sakit akibat bermain kotor-kotoran dan hujan-hujanan.
8. Keluarga kelinci harus waspada terhadap tuan kucing, karena
tuan kucing akan memakan keluarga kelinci kalau mereka
bertemu.
3.2.6 Kajian Media Utama
Buku Pop - Up sebagai media utama ini terdiri atas beberapa
33 ilustrasi dari keluarga kelinci, sehingga mencerminkan tentang isi
buku ini.
Gambar 3.2 Cover
Gambar 3.3 Halaman Buku
Halaman utama buku Pop-Up ini berisikan tentang informasi dimana
habitat asli kelinci berasal yaitu Afrika utara , dimana ada gambar kelinci
yang sedang bersantai di gurun, karena daerah Afrika utara termasuk
34 Gambar 3.4 Halaman kedua
Pada halaman kedua berisikan tentang kelinci yang gemar sekali
mengkonsumsi jenis sayur-sayuran dan buah-buahan.
Gambar 3.5 Halaman ketiga
Pada halaman ketiga berisikan tentang kelinci yang harus diberi makan
sayur-sayuran, agar tidak sakit, dan cirri dari kelinci sakit terlihat lemas
dan tidak nafsu makan.
35 Gambar 3.6 Halaman keempatPada halaman keempat berisikan
tentang kelinci yang memiliki hobi makan yang tinggi, dan sehingga
tubuh mereka yang cepat gemuk.
Gambar 3.7 Halaman kelima
Pada halaman keempat berisikan tentang kelinci yang tidak boleh
ditempatkan di tempat yang kotor, karena dapat menyebabkan kelinci
terkena penyakit.
36 Gambar 3.8 Halaman keenam
Pada halaman kelima berisikan tentang jenis-jenis kelinci yang paling
terkenal, yaitu Rex, Anggora, Flams, dan Dutc.
Gambar 3.9 Halaman ketujuh
Pada halaman kelima berisikan tentang kelinci yang tidak boleh terkena
air hujan secara langsung.
37 Gambar 3.10 Halaman kedelapan
1 BAB IV
MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
1.1 Media Utama
Gambar 4.1
Media utama berupa buku pop-up dengan judul “Ayo Mengenal
Kelinci” yang menjelaskan berkenaan dengan hal-hal yang menjadi
kesukaan, kebiasaan, dan yang tidak disukai oleh seekor kelinci.
Ukuran halaman 29,5 cm x 20,5.
1.2 Media Pendukung
Media pendukung merupakan suatu media tambahan dari promosi
dalam kampanye pemasaran yang dilakukan. Media pendukung yang
2 Kelinci” berfungsi sebagai rangsangan agar anak-anak yang menjadi
target market memiliki niat unutk membeli buku pop-up “Ayo Mengenal
Kelinci”. Pemilihan media pendukung sebagai promosi berupa poster,
sedangkan media kreatif berupa tas, buku mewarnai dan media
pendukung lainnya adalah penggaris kertas, stiker, x-banner, kandang,
gantungan kunci, pin, tempat makan kelinci, tempat minum kelinci.
1.2.1 Poster
Gambar 4.2.1
Poster adalah karya seni yang memuat komposisi gambar dan
huruf diatas kertas berukuran besar. Poster merupakan media
yang dapat menginformasikan secara langsung apa yang ingin
disampaikan. Poster dirancang dengan sebuah ilustrasi dari
keluarga kelinci dengan desain yang mencerminkan sebuah
3 tentunya hal ini dimaksudkan untuk menyelaraskan dengan
prilaku anak kecil yaitu berupa keceriaan dan kebahagiaan.
Penggunaan warna yang lembut dan cerah dirancang untuk
menarik minat membeli dan membacannya. Ukuran poster yang
digunakan adalah A3.
Penggaris Kertas
Gambar 4.2.2
Penggaris berfungsi dalam mengukur sesuatu. Dipilih penggaris
sebagai sebuah media pendukung berdasarkan anggapan bahwa
penggaris merupakan sebuah paket dalam kebutuhan alat tulis menulis
ketika membeli sebuah tas. Jenis penggaris dibuat dari kertas yang
4 1.2.2 Stiker
Gambar 4.2.3
Stiker berisikan ilustrasi dari buku pop-up, material stiker
diproses dengan menggunkaan digital printing. Stiker akan
digunakan pada saat promosi buku pop-up “Ayo Mengenal
Kelinci”. Ukuran panjang dan lebar stiker adalah 9 cm x 9 cm.
1.2.3 Mini-Banner
5 Banner adalah gambar yang bertujuan untuk mengajak,
memberitahukan, atau memperkenalkan suatu produk kepada
konsumen yan ditempatkan langsung dilokasi promosi
buku.ukuran mini baner yang digunkaan adlah 30 cm x 40 cm.
1.2.4 Kandang
Gambar 4.2.5
Tempat yang dibuat untuk melindungi kelinci dari serangan
pemangsa, dan sebagai tempat berlindung, dengan gambar
tampak depan menyerupai padang rumput. Dimaksudkan untuk
mengajak anak-anak menyayangi kelinci. Digunakan pada saat
promosi buku.
1.2.5 Gantungan Kunci
6 Gantungan kunci “Ayo Mengenal Kelinci” dibentuk dari
material plastik yang diproses secara digital printing. Gantungan
kunci berbentuk bulat dengan desain yang menarik. Media
gantungan kunci digunakan pada saat promosi buku dilakukan.
1.2.6 Pin
Gambar 4.2.7
Pin berilustrasi buku Pop-Up “Ayo Mengenal Kelinci” dibentuk
dengan menggunakan material plastik melalui proses digital
printing. Pin digunakan pada saat promosi buku pop-up “Ayo
7 1.2.7 Tempat Makan Kelinci
Gambar 4.2.8
Tempat makan kelinci yang berupa ilustrasi tentang kelinci
dengan menambahkan gambar-gambar kelinci. Digunakan ketika
promosi buku pop-up “Ayo Mengenal Kelinci”.
1.2.8 Tempat Minuman Kelinci
Gambar 4.2.9
Tempat minum kelinci yang berilustrasi tentang kelinci
dengan menambahkan gambar-gambar kelinci. Digunakan ketika
45
DAFTAR PUSTAKA
Priatna, Nining, 2009. Pengenalan Kelinci Dasar, Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.
Rustan, Surianto, 2008, Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.
Sihombing, Danton, 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis, Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.
Rustan, Surianto, 2008, Hufuf Font Tipografi, Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.
Sarwono, 2002, Kelinci Untuk Masa Depan Hidup Yang Lebih Baik, Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Wisnu Cipto Wibowo
Tempat, tanggal lahir : Banten, 1 Maret 1987
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat rumah : Jl. Sriwijaya 1, gg Bhakti II, RT/04,RW/04 Desa
Kedawung, Rangkas Bitung 45153
Alamat di Bandung : Jl. Kubang Selatan IV No.86A RT 004/RW 014 Kel.
Lebak Gede, Kec. Coblong, Dipati Ukur, Bandung 40132
Telephone : 085214355065
e-mail : Wisnucipto@ymail.com
Riwayat Pendidikan :
1. SD KEDAWUNG I 1993-1997
2. SMP NEGERI 1 CIREBON BARAT 1997-2001
3. SMA ISLAM AL-AZHAR 5 CIREBON 2001-2004
4. Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Komputer Indonesia, Bandung.