• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Identitas Visual Produk Untuk Makanan Tradisional Khas Garut Melalui Logo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Identitas Visual Produk Untuk Makanan Tradisional Khas Garut Melalui Logo"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

▸ Baca selengkapnya: contoh kliping makanan khas daerah

(2)
(3)
(4)

RIWAYAT HIDUP

Nama :Rian Saleh

TTL : Bandung, 24 desember 1992

Alamat : Jalan Cikudapateuh dalam no 218, RT.03 RW.01 No. HP : 08112215901

Email : salehrian200@yahoo.com Hoby : Futsal

Pendidikan :

SDN Centeh (1999 s/d 2005)

SMPN Kartika siliwangi 1 (2005 s/d 2008) SMKN 2 Bandung (2008

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur atas Kebesaran-Nya sehingga pembuatan laporan Tugas Akhir yang dibuat dalam judul “PERANCANGAN IDENTITAS VISUAL PRODUK UNTUK MAKANAN TRADISIONAL KHAS GARUT MELALUI LOGO“ dapat diselesaikan dengan baik. Banyak sekali berbagai masalah dan kesulitan yang ditemui selama mengerjakan laporan ini. Alhamdulillah dengan adanya, dorongan dan keinginan yang kuat laporan ini berhasil diselesaikan. Ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang mendukung terlaksananya penelitian ini sehingga berjalan dengan lancar.

Bandung, 09 Agustus 2016

(6)

vi I.1 Latar Belakang Masalah ... I.2 Identifikasi Masalah ... I.3 Rumusan Masalah ... I.4 Batasan Masalah ... I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan ...

BAB II. MAKANAN TRADISIONAL GARUT... II.1 Studi Pustaka ... II.2 Produk Garut ... II.2.1 Contoh Makanan Tradisional Khas Garut ... II.2.1.1 Macam-macam Makanan Tradisional khas Garut ... II.3 Analisis ... II.4. Kondisi Khalayak ... II.5. Resume ...

(7)

vii III.1.3 Materi Pesan ... III.1.4 Khalayak Sasaran Perancangan ... III.1.5 Strategi Kreatif ...

(8)

35 Daftar Pustaka

Buku

Kartikasari., et al. (1993). Dukungan Makanan Tradisional Dalam Menunjang Suguhan Wisata Di Jawa Barat. Bandung. Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan.

Agustina F. Pambayun R., dan Febry F., (2009). Higiene Dan Sanitasi Pada Pedagang Makanan Jajanan Tradisional Di Lingkungan Sekolah Dasar

DiKelurahan Demang Lebar Daun Palembang Tahun 2009. Jurnal Publikasi Ilmiah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.

Disparbud. (2015). Kuliner Khas Garut. Garut: Disparud

Wongso, Wiliam (2009). Kumpulan Resep Alternatif. Gramedia Pustaka Utama Tahun 2009

Sumber Internet

Multimagezinedesign.blogspot.co.id (2012). PENGERTIAN DESAIN LOGO.

Diambil dari :

http://multimagezinedesign.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-desain-logo.html

(9)

36 Wikan, Daniar (2009). TEORI WARNA. Diambil dari :

http://daniarwikan.blogspot.co.id/2009/02/teori-warna.html

Dina, Isfa (2015). Perancanagan Logo PT. BPR Syariah Tanggamus (Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah. Diambil dari :

(10)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah

Memasarkan potensi berbagai kota atau kabupaten di Indonesia saat ini sedang gencar dilakukan, terutama pada daerah yang memiliki produk khas atau unik. Tidak dapat dipungkiri besarnya kemungkinan duplikasi karena adanya kemiripan budaya atau terjadi perpindahan penduduk dan membawa kekhasan potensi daerah tersebut untuk dikembangkan di daerah lain. Salah satu potensi daerah yang giat dipasarkan oleh pemerintah kabupaten/kota adalah potensi pariwisata, karena berkembangnya sektor pariwisata di suatu daerah akan memberikan efek kedalam sektor lain yang akan mendukung terhadap kemajuan suatu kabupaten/kota. Salah satu efek yang ditimbulkan dengan adanya kemajuan tersebut adalah industri cemilan khas buah tangan dari daerah tersebut. Hal ini disebabkan oleh banyaknya wisatawan yang mengunjungi suatu objek wisata tertentu, memungkinkan tertarik juga untuk membeli cemilan khas atau oleh-oleh dari daerah tempat objek wisata itu berada.

Kabupaten Garut merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang terletak di provinsi Jawa Barat dan memilki sumber daya alam yang beraneka ragam. Berbagai rempah digunakan untuk racikan bumbu masak, bahan cemilan yang dapat diolah menjadi cemilan dan minuman serta berbagai bahan baku kerajinan yang dapat dijadikan cinderamata. Didasari itu semua menjadikan banyak pengrajin kuliner dan cinderamata di Kabupaten Garut yang memiliki kreativitas dan kekhasan yang mungkin tidak dapat ditemui di tempat lain sehingga memungkinkan bagi wisatawan datang ke Kabupaten Garut hanya untuk mencoba kuliner dan membawa pulang cinderamata khas Garut. Di kabupaten Garut sendiri terdapat banyak makanan tradisional khas, terdapat cemilan/makanan tradisional kategori makanan pokok/berat seperti tumpeng Cikajang ataupun makan cemilan/makanan ringan. Perkembangan usaha cemilan khas dari kabupaten Garut tidak hanya terjadi pada perusahaan-perusahaan yang memproduksi dodol, akan tetapi ada juga kue burayot, dan kue balok.

(11)

2 Makanan dapat dikatakan sebagai identitas suatu daerah. Indonesia memiliki banyak makanan khas yang bumbu dan rasanya berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. Salah satunya kabupaten Garut yang memiliki banyak variasi makanan khas tradisional dan semakin lama semakin dikenal luas. Makanan tradisional termasuk produk yang memiliki daya jangkau luas, selain karena mudah ditiru, terjadinya perpindahan atau penyebaran suku bangsa menyebabkan tersebarnya makanan-makanan tersebut. Ini yang menjadi dasar pemikiran perlunya ada identitas yang dapat menjaga kekhasan tersebut. Perlu diketahui identitas makanan agar dapat membedakan suatu daerah dengan daerah lainnya.

Setiap daerah memiliki cara khusus yang berbeda dalam pembuatan atau

pengolahan makanan tradisional, maka makanan tradisional dapat

memperlihatkan sejarah,,budaya, dan sosial. Makanan tradisional dapat

dikategorikan sebagai pembeda dari suatu daerah dengan daerah lainnya.

Dengan menjaga identitas kekhasan suatu makanan tradisional diperlukan sesuatu

yang bisa menjaga makanan suatu daerah supaya tidak dapat diakui oleh daerah

lain, yaitu dengan membuat logo identitas suatu daerah, dan dalam hal ini khas

Garut. Dengan pembuatan logo ini akan memperkuat identitas makanan

tradisional khas Garut dan yang membedakan dengan makanan-makanan

tradisonal daerah lain.

I.2 Identifikasi Masalah

Berikut identifikasi masalah dari makanan tradisional Garut diantaranya:

a. Makanan tradisional khas Garut saat ini belum mempunyai identitas yang kuat untuk membedakannya dari daerah lain.

b. Banyaknya daerah-daerah lain di Indonesia yang mempunyai makan tradisional membuat makanan tradisional khas Garut harus memperkuat identitas makanan tradisional.

(12)

3 I.3 Rumusan Masalah

Bagaimana makanan tradisional khas Garut lebih memperkuat identitas kekhasan makanan tradisionalnya.

I.4 Batasan Masalah

Masalah dibatasi pada makanan cemilan tradisional khas Garut yang terutama dijual di daerah Garut sendiri.

I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan Tujuan dari penelitian untuk:

a. Lebih memperkuat kekhasan identitas makanan khas kabupaten Garut b. Untuk lebih memperkuat identitas antara suatu daerah dengan makanan

(13)

4 BAB II. MAKANAN TRADISIONAL KHAS GARUT

II.1 Studi Pustka

William Wongso (2009:148) berpendapat bahwa:

Makanan pada awalnya adalah merupakan makanan kecil yang dibuat di rumah. Dulu makanan ini kerap dibagikan kepada tetangga dengan wadah piring, mangkuk, atau rantang berisi kudapan, dan diantar kembali (dikembalikan) tidak dalam keadaan kosong, tetapi di isi lagi oleh tetangga dengan makanan yang ada di rumah itu. Istilah dari makanan sudah bertambah yaitu disebut juga sebagai makan ringan (snack). Sedangkan kegiatan memakan makanan terus menerus disebut ngemil.

II.2 Produk Garut

Kabupaten Garut terkenal dengan olahan kulit domba yang biasa di buat jaket kulit, jaket kulit produksi Garut sudah terkenal kedaerah lain dengan kualitas dan harganya yang tidak terlalu mahal dibandingkan dengan jaket kulit buatan luar negeri. Selain terkenal dengan produk jaket kulitnya, Garut juga terkenal dengan produk-produk makanannya seperti dodol, chocodot dan banyak lagi jenisnya.

Makanan tradisional adalah makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi masyarakat tertentu, dengan citarasa khas yang diterima oleh masyarakat tersebut. makanan tradisional Indonesia juga mengandung segi positif yang lain seperti: Bahan-bahan yang alami, bergizi tinggi, sehat dan aman, murah dan mudah didapat, sesuai dengan selera masyarakat sehingga diyakini punya potensi yang baik sebagai makanan

(14)

5 sevariatif bahan tersebut, seperti: dengan cara membakar / memanggang, pengasapan, pemepesan, pengukusan, menggoreng dan menumis. Makanan tradisional Indonesia dipengaruhi oleh kebiasaan makan masyarakat dan menyatu di dalam sistem sosial budaya berbagai golongan etnik di daerah-daerah. makanan tersebut disukai, karena rasa, tekstur dan aromanya sesuai dengan seleranya. Demikian juga dengan kebiasaan makanan khas daerah umumnya tidak mudah berubah, walaupun anggota etnik bersangkutan pindah ke daerah lain. Diperlukan standar-standar yang ditetapkan dalam makanan tradisional Garut ini.

II.2.1 Contoh Makanan Tradisional Khas Garut

Salah satu daerah di Profinsi Jawa Barat yang memiliki potensi wisata yang cukup terkenal adalah kabupaten Garut, yang terletak sekitar 63 kilometer dari Bandung. Kabupaten Garut memiliki berbagai objek wisata seperti pemandian Cipanas, kawah Darajat, kawah Papandayan, Candi Cangkuang. Objek wisata tersebut kerap kali dikunjungi oleh para wisatawan dari daerah Jawa Barat ataupun dari propinsi lain, terlebih pada saat hari-hari libur. Berkembangnya sektor pariwisata di kabupaten Garut erat kaitannya dengan perkembangan industri Makanan khas di daerah tersebut. Salah satunya kecamatan Leles dimana terdapat makanan tradisional khas seperti kue burayot dan kue balok.

II.2.1.1 Macam-macam Makanan Tradisional khas Garut

Burayot

Gambar II.1 Kue burayot

(15)

6 Burayot kue tradisional khas kecamatan Leles. Kue burayot merupakan nama sebuah makanan khas dari Garut. Masyarakat di luar Garut bisa jadi hanya mengenal dodol, padahal dari Garut itu sangat banyak makanan khasnya terutama makanan khas setiap kecamatan. Kue burayot yang sangat dikenal oleh masyarakat Leles, Kadungora dan Wanaraja yang memiliki rasa yang manis dan gurih sehingga disukai oleh banyak orang. Kue burayot atau ngaburayot dalam bahasa Sunda memiliki arti yaitu bergelantungan.

Kue burayot ini terbuat dari bahan-bahan yang tidak sulit ditemukan di banyak tempat yaitu gula merah, minyak kelapa, kacang tanah, dan tepung beras. Proses pembuatannya pun tidaklah sulit. Pertama-tama yang dilakukan untuk memprosesnya yaitu menumbuk beras merah menjadi tepung beras. Gula merah terlebih dahulu dicairkan, sementara kacang merah digoreng tanpa minyak atau dalam bahasa sunda proses tersebut disebeut disangray. Kemudian ditumbuk sampai halus. Kacang merah dan tepung beras yang sudah halus kemudian dimasukan kedalam cairan gula merah yang sudah dicairkan dan didinginkan. Kemudian bahan ini dibuat adonan dengan cara diaduk sampai rata lalu dicetak untuk kemudian digoreng menggunakan wajan.

Setelah matang kemudian di dinginkan. Saat di dinginkan dari wajan, Makanan ini harus diangkat dengan menggunakan penusuk bambu. Karena sifatnya yang lembek itulah ketika diangkat menggunakan penusuk bambu maka akan terlihat ngaburayot atau bergelantung, maka dari itulah makanan ini disebut kue burayot.

Kue Balok

(16)

7 Kue balok adalah panganan kue basah tradisional yang secara penampilan mirip kue pukis, namun yang ini berbeda dari segi isi dan rasa. Jika kue pukis isinya lembut dan lebih empuk, maka kue balok isinya padat dan teksturnya agak keras tapi empuk, sehingga memakannya bisa mengenyangkan perut. Makanya tidak heran jika kue balok sering dijadikan untuk sarapan pagi orang yang tidak sempat makan.

II.3 Analisis

Dari kualitas produk makanan tradisional khas Garut masyarakat sangat menyukai dan bangga akan kulitas yang dieberikan oleh produk makanan tradisional khas Garut. Khususnya masyarakat Garut sendiri merasa bangga produk makanan khas tradisional daerahnnya terkenal kedaerah-daerah lain diluar kota Garut. Masyarakat luar daerah Garut juga cukup mengenal makanan_makanan tradisional asal Garut. Dimana mereka mempunyai kesukaan dan selara masing-masing dari setiap orangnya. Kebanyakan mereka mendapatkan makanan tradisional tersebut dari keluarga mereka yang sudah berkunjung ke kota Garut sebagai oleh-oleh atau buah tangan. Namun dari sekian banyak makanan tradisional khas Garut ada beberapa makanan yang sulit ditemukan di toko-toko oleh-oleh karena makan tersebut biasanya hanya tersedia jika ada acara-acara pernikahan atau atau daerah tertentu, tidak bisa didaptkan di tempat menjual oleh-oleh.

(17)

8 Cangkuang kecamatan Leles, karena Ibu Imas ingin tetap menjaga identitas dan kekhasan burayot tersebut.

Gambar II.3 Piagam Penghargaan Terhadap Ibu Imas Sumber : Data Pribadi

Sedangkan untuk kue balok bisa didapatkan juga di kota Bandung, karena sudah banyak yang membuka warung/toko menjual kue balok baik yang menamakan diri kue balok khas kecamatan Leles atau tanpa membawa nama tempat makanan itu berasal. Dengan perkembangan jaman juga kue balok kini bayak beraneka rasa seperti rasa greentea, coklat, keju dan banyak lagi rasa-rasa pilihan lainnya.

II.4 Kondisi Khalayak

Tabel II.1 Kondisi Lapangan Sumber : Data Wawancara

55%

45%

0%

Kondisi Lapangan

(18)

9 55% responden menginginkan makanan tradisional khas kecamatan Leles kabupaten Garut hanya bisa didapatkan didaerah asalnya yaitu di kabupaten Garut, dan 45% menginginkan memanfaatkan situasi pasar terbuka saat ini untuk memperkenalkan khas dan identitas makanan tradisional khas Garut ke daerah lain.

Kondisi lapangan melalui wawancara kepada responden, mereka sangat bangga dengan banyaknya makanan tradsional khas Garut. Itulah penyebab kekawatiran makanan yang keluar dari daerahnya karena pasar yang terbuka berdampak hilangnya identitas dari makanan tersebut. Seperti contoh kue balok yang saat ini masih diperdebatkan antara makanan khas dari Garut atau Bandung, tetapi responden meyakini bahwa kue balok seperti halnya kue burayot, berasal dari kecamatan Leles kabupaten Garut. Sebagian responden menginginkan makanan khas Garut hanya bisa didapatkan di daerah asalnya yaitu Garut, karena responden ingin menjadikan makanan tersebut menjadi kebanggaan dan identitas makanan itu berasal. Sebagian lainnya setuju apabila makanan tradisional khas kecamatan Leles ini bisa dipasarkan lebih luas karena bisa membawa nama asal makanan tersebut. Responden juga mengharapkan dengan situasi pasar terbuka saat ini walaupun makanan tersebut keluar dari daerah asalnya, tidak mengurangi kekhasan, tetapi tetap membawa kekhasan dari makan tersebut, karena akan menjadi suatu kebanggan apabila makanan tersebut bisa terkenal luas dengan membawa nama daerah dari makanan tersebut.

II.5 Resume

(19)

10 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.1 Strategi Perancangan

Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih populer daripada logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja, berupa tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain. Banyak juga yang mengatakan logo adalah elemen gambar/simbol pada identitas visual. (Rustan, 2009, 13).

Sularko, (2008, 6) dalam buku “How Do They Think,” mengemukakan bahwa

logo atau corporate identity atau brand identity adalah sebuah tanda yang secara langsung tidak menjual, tetapi memberi suatu identitas yang pada akhirnya sebagai alat pemasaran yang signifikan, bahwa logo mampu membantu membedakan suatu produk atau jasa dari kompetitornya. Suatu logo diperoleh maknanya dari suatu kualitas yang disimbolkan, melalui pendekatan budaya perusahaan (corporate culture), penempatan posisi (positioning) historis atau aspirasi perusahaan, apa yang diartikan atau dimaksudkan adalah penting daripada seperti apa rupanya. Penekanannya pada makna di luar atau dibalik wujud logo itu.Secara keseluruhan logo merupakan instrumen rasa harga diri dan nilai-nilainya mampu mewujudkan citra positif dan dapat dipercaya.

III.1.1 Target Audiens

(20)

11 Logo identitas makanan tradisional khas kabupaten Garut ini nantinya sebagai suatu keharusan bagi para penjual atau pedagang yang menjual makanan atau makanan tradisional khas Garut, baik pedagang yang berdomisili di kota Garut atau para pedagang yang ada diluar kota Garut. Pedagang yang berada di luar kota Garut diwajibkan memiliki cap logo identitas makanan tradisonal khas kabupaten Garut ini di dalam produknya dengan cara mendaftarkannya ke dinas terkait yang ada di kabupaten Garut.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang dilakukan dengan dua cara visual dan verbal, secara visual yaitu dari bentuk logo, warna logo, dan juga tipografi. Untuk dalam bentuk verbal yakni dalam bentuk tagline. Tagline dipilih untuk lebih memperkuat identitas logo makanan tradisional Garut. Kata yang dipilih dalam tagline yaitu asli Garut yang mempunyai arti bahwa makanan ini berasal dari kabupaten Garut.

III.1.2.1 Visual

Dalam pendekatan visual ialah dengan menggunakan bentuk, warna dan tipografi disesuaikan dengan tema kedaerahan dan kekhasan daerah. Mengangkat kearifan kebudayaan kabupaten Garut yang sangat kaya akan budaya. Kota Garut sendiri kaya akan keindahan dan kesuburan alam. Pendekatan visual dituangkan dalam bentuk karakter menggabungkan kearifan dan kesuburan yang ada di dalam kota Garut. Dituangkan dalam bentuk air yang melambangkan kesuburan dan membentuk siluet huruf G, dan dikombinasikan juga dengan warna gradasi biru dan hijau. Biru melambangkan kesuburan dan warna hijau melambangkan kekayaan alam dan yang masih asri di kota Garut. Dan warna-warna cerah itu sendiri diambil agar mudah diingat dan mudah dipahami dalam bentuk visual. Tipografi dipilih menggunakan font yang tegas dan mudah dipahami dalam tingkat keterbacaanya.

III.1.2.2 Verbal

(21)

12 identitas dalam logo.

III.1.3 Materi Pesan

Pesan utama atau isi Informasi yang paling utama dalam perancangan logo identitas makanan tradisional khas kabupaten Garut ini adalah, menyampaikan informasi dan menjelaskan tentang identitas khas kota Garut, yang memiliki keunggulan dalam bentuk kekayaan alam dan budayanya.

III.1.4 Khalayak Sasaran Perancangan

Khalayak sasaran perancangan kepada para pedangang atau pengrajin makanan atau makanan tradisional khas Garut. Para pedagang atau pengrajin yang membuat atau menjual makanan atau makanan tradsional khas Garut, wajib mendaftarkan makanan mereka kepada dinas terkait supaya mendapatkan cap logo atau sertifikasi dari dinas terkait bahwa produk yang dijual memang berasal dari kota Garut.

III.1.5 Strategi Kreatif

Media utama yang digunakan adalah logo, dimana logo ini bisa menjadi penguat identitas makanan tradisional khas Garut. Logo ini nantinya akan ditempelkan pada setiap produk makanan tradisional khas Garut, logo ini hanya akan ditempelkan pada produk makanan yang sudah memiliki kemasan sendiri. Supaya target audience dapat lebih memperkuat ciri khas dengan adanya logo ini di dalam kemasan.

Untuk menyampaikan identitas visual yang terkandung dalam logo ini agar lebih baik dan sampai pada target audience, ada beberapa hal yang perlu diperrhatikan dalam perancangan logo identitas ini, diantarannya:

1. Logo dapat menyampaikan atau mewakili keanekaragaman dan keindahan kearifan kota Garut.

(22)

13 3. Logo dapat mengikuti perkembangan zaman minimal sampai 10 tahun

berikutnya.

III.1.5.1 Aturan Main

Logo identitas makanan tradisional khas Garut ini mempunyai aturan yang harus dipatuhi, diataranya:

 Apabila didalam kemasan terdapat logo 100% Indonesia, logo identitas makanan tradisonal khas Garut harus diletakan sejajar dengan logo 100% Indonesia, dan diletakan di sebelah kanan.

 Hanya produk makanan yang sudah memiliki kemasan yang dapat menggunakan logo ini.

 Untuk saat ini logo identitas ini hanya digunakan untuk produk makanan.

III.1.6 Strategi Media

Media utama yang dipilih berdasarkan sifat dan kebutuhan dari logo sebagai identitas yaitu berdasarkan kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang logo sebagai identitas. Logo ini bisa digunakan di kemasan produk-produk makanan tradisional Garut. Aturan tata letak penggunaan logo pada kemasan, logo tidak boleh dibuat terlalu kecil dikarenakan tingkat keterbacaannya akan berkurang.

III.1.6.1 Logo

Untuk memperkuat kekhasan dan identitas makanan dari suatu daerah, Logo dipilih sebagai penguat identitas dari makanan tradisional khas Garut.Diharapkan dengan adanya logo ini dapat lebih memperkuat antara suatu daerah dengan produk yang dihasilkannya.

III.1.6.2 Media Utama

Manual Book

(23)

14 III.1.6.3 Media Aplikasi

Kemasan

Kemasan dipilih sebagi media yang cocok untuk logo identitas ini dikarenakan penguat identitas bagi produk yang dijualnya. Kemasannya itu sendiri berbeda-beda, baik kemasan dari bahan pelastik, styrofoam, kertas dus.

Untuk kemasan pelastik pengaplikasian bias menggunakan stiker, dengan stiker kemasan pelastik terihat lebih menarik dan juga tidak mudah cepat rusak, dan kualitas warna yang ditimbulkan cukup bagus. Sama halnya dengan pelastik, pengaplikasian terhadap bahan dari styrofoam juga biasa menggunakan setiker. Untuk kertas dus bisa diaplikasikan dengan menggunakan print karena, karena bahan dari kertas dus cocok diaplikasikan dengan print.

III.1.7 Strategi Distribusi

Strategi distribusi berguna untuk target sasaran yang tepat untuk pemasangan atau pengaplikasian logo, dimana disini strategi distribusinya kepada para penjual atau pengrajin makanan khas tradisional khas kabupaten Garut, dimana para pengrajin atau atau pejual yang memproduksi makanan tradisional khas Garut, diwajibkan memiliki logo ini.

III.2 Konsep Visual

(24)

15 III.2.1 Format Desain

Perancangan logo identitas makanan tradisional khas kabupaten Garut untuk mengkomunikasikan keberadaan makanan tradisional khas kabupaten Garut dikemas dengan sedemikian menarik agar dapat mudah di ingat. Dengan logo gram yang meyerupai siluet huruf “G” dibentuk seperti air yang melambangkan kesuburan dengan warna biru gradasi, dikombinasikan dengan huruf “ASL” dan

“ARUT” ketika di baca menjadadi “ASLI GARUT”.

III.2.2 Tata Letak Layout

Tata letak layout dibuat dengan tidak terlalu rumit sesuai dari cara pembacaan dari atas kebawah supaya mudah di ingat bagi audience. Komposisi juga diatur dan disesuaikan dengan tata letak yang pas.

(25)

16 Gambar III.2 Asistensi bentuk

(Sumber: Dokumen Pribadi)

(26)

17 Gambar III.4 Asistensi bentuk dan warna

(Sumber: Dokumen Pribadi)

(27)

18 II.2.3 Tipograpi

Menurut Roy Brewer (1971) dalam buku “Pengantar Tipografi”:

“Tipografi dapat memiliki arti luas, yang meliputi penataan dan pola halaman, atau cetakan atau dalam arti yang lebih sempit hanya mencakup pemilihan, pengaturan, dan berbagai hal yang berkaitan dengan pengaturan jalur pengaturan huruf (set), tidak termasuk ilustrasi dan elemen lainnya, bukan surat di halaman

dicetak “. (Sudiana, 2001, 2).

Gambar III.6 Bentuk font yang digunakan (Sumber: Dokumen Pribadi)

II.2.4 Warna

Semua orang pada umumnya menyukai warna. Warna menurut banyak ahli psikologi dianggap dapat memengaruhi kejiwaan dan karakter seseorang. karena sangat bergantung dengan faktor subyekif, maka setiap orang dalam memilih warna berdasarkan cara pandang yang berbeda. Oleh karena itulah warna menjadi salah satu bahan pertimbangan saat hendak mengecat dinding ruangan kamar kita. Oleh karena itu jelas warna dipakai semua orang, pada saat aktifitas apapun, oleh karena itulah warna sangat berarti bagi kehidupan manusia. Berbagai wacana tentang warna telah menggiring manusia dalam memaknai warna menurut budayanya masing-masing. Warna dijadikan simbol dan kekhasan suatu etnik dan

TYPOGRAPHY

(28)

19 negara tertentu, sebagai contoh paling umum adalam warna merah yang sangat identik dengan budaya oriental yang berarti juga budaya timur atau negara Cina. Dalam seni rupa warna juga dijadikan sebagai media berekspresi. Bicara tentang warna banyak hal yang bisa dipelajari. Berikut adalah beberapa teori tentang warna yang pernah dikemukakan oleh ahli jaman dahulu:

a. Teori Sir Isaac Newton (1642-1727)

Dari pencobaannya, Newton menyimpulkan bahwa apabila dilakukan pemecahan warna spektrum dari sinar matahari, akan ditemukan warna-warna yang beraneka ragam meliputi merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu warna-warna ini sering disebut dengan mejikuhibiniu. Warna-warna tersebut bisa kita lihat ketika muncul pelangi setelah hujan reda.

b. Teori Brewster

Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer,triad, dan tetrad. (Kusrianti, 2007, 48)

(29)
(30)

21 BAB IV. TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Material

Pengaplikasian logo pada beberapa media dan penerapannya harus sesuaikan dengan aturan yang sudah ditentukan dalam manual book logo Identitas Makanan Tradisional Khas Garut. Hal tersebut untuk menjaga keseragaman pengaplikasian logo yang ditampilkan agar bisa lebih konsisten. Teknis perancangan sendiri menggunakan sebagai berikut :

1. Hardwhare ( perangkat keras )

Handphone

 Laptop

 Pc

2. Softwhare ( perangkat lunak )

 Adobe Ilustrator CS 6

 Corel Draw X7

 Adobe Photoshop CS 6

IV.2 Media Utama

Media utama yang digunakan logo identitas visual makanan tradisional khas Garut menggunakan manual guide. Dengan adanya manual book yang berisi rancangan-rancangan dari logo identitas makanan tradisional khas Garut, diharapkan dapat mengarahkan kearah yang lebih baik.

Gambar IV.1 Media utama (Sumber: Dokumen Pribadi) Bahan: Art Paper

(31)

22 Logo :

Grid system dan Clear area

Gambar IV.2 Grid system dan Clear area

(Sumber: Dokumen Pribadi)

Grid dasar ini harus dipergunakan sebagai pedoman untuk membuat logo Identitas Makanan Tradisional Khas Garut dan untuk mengetahui mana data logo yang asli atau yang palsu. Setiap rancangan atau pola yang tersusun membentuk tata letak yang mempunyai fungsi. Seperti susunan berfungsi menempatkan judul, kolom, gambar dan elemen visual lainnya.

Ukuran Logo

(32)

23 Penentuan ukuran logo ini untuk menjaga tingkat keterbacaan logo pada saat pengaplikasian logo pada media-media yang berukuran kecil. Untuk logo Identitas Makanan Tradisional Khas Garut ukuran minimum logo yaitu 20 mm, karena ketika logo berukuran dibawah ukuran tersebut makan akan sulit untuk dibaca.

Penggunaan logo yang salah

Ada beberapa larangan dalam penggunaan logo yang harus dipatuhi dengan baik untuk mengubah bentuk atau menggunakan background yang sama warnanya dengan warna pada logo.

(33)

24

Supergraphic

Super graphic adalah alat hebat, dominan, serta unik yang mendukung citra

brand, yang bersumber dari logo. Super graphic dapat tampil untuk menciptakan gaya yang istimewah serta mudah dikenal, sebagai berikut :

Gambar IV.5 Supergraphic

(34)

25

Full colour reserved logo and one colour positf

Untuk pengaplikasian terhadap kemasan bisa di selaraskan dengan warna-warna tertentu, tergantung dari bahan kemasan yang akan diproduksi

Gambar IV.6 Full colour reserved logo and one colour positf

(35)

26 IV.3 Aplikasi Media

Media media yang dipilih berdasarkan kebutuhan, diataranya :

Kemasan Kopilai

Kopilai adalah minuman tradisional khas Garut yang terbuat dari kopi kedelai. Pengaplikasian penempatan logo diletakkan diujung kanan atas sejajar dengan LOGO 100% INDONESIA.

(36)

27

Kemasan kue burayot

Kue burayot adalah makanan tradisional Garut atau lebih tepatan di kecamatan Leles kabupaten Garut. Pengaplikasian didalam kemasan burayot menggunakan stiker dimana logo identitas ini diletakan di sebelah kanan sejajar dengan logo 100% INDONESIA dan logo Halal.

Gambar IV. 8 Logo pada kemasan kue burayot (Sumber: Dokumen Pribadi)

Kemasan Chocodot Gage

Pengaplikasian pada kemasan chocodot Gage logo ini diletakan sebelah kanan sejajar dengan logo halal.

(37)

28

Kemasan Chocodot Besek

Pengaplikasian pada kemasan chocodot Gage logo ini diletakan sebelah kanan sejajar dengan logo halal.

Gambar IV. 10 Logo pada kemasan chocodot besek (Sumber: Dokumen Pribadi)

Kemasan Chocodot Sarjana Pantang Nganggur

Pada kemasan ini pengaplikasian logo diletakan dibagian belakang kemasan di atas logo Halal dan pengaplikasiannya menggunakan teknik printing.

(38)

29 IV.3.1 Internal

 Identias. 1. Kartu nama

fungsi kartu nama dan kegunaan yang paling utama akan terasa amat dan sangat berfungsi sebagai identitas diri adalah Kartu Nama bisa ditinggal atau dititipkan, manakala kita tidak bisa bertemu dengan orang atau owner sebuah perusahaan yang ingin kita temui pada saat itu.

Dengan Kartu nama juga akan memunculkan kesan baik ataupun kepercayaan profesionalisme dibanding hanya menyebutkan sebatas angka nomor telepon. Kartu nama bagi seorang pebisnis, baik itu owner maupun karyawan terutama marketing sangatlah penting, untuk itu hampir seluruh pebisnis yang profesional pasti memiliki Kartunama. Fungsi kartu nama juga bisa sebagai salah satu sarana promosi yang efektif untuk perusahaan ataupun usaha jasa perseorangan, untuk mengingatkan kembali layanan maupun pesan-pesan yang kita sampaikan kepada calon pelanggan.

Gambar IV. 12 Kartu nama (Sumber: Dokumen Pribadi) Bahan: Art Paper 250gr

(39)

30 2. Id Card

Id card adalah kartu yang tidak hanya sebagai kartu identitas karyawan perusahaan, tetapi memberi arti tersendiri dalam mendukung formalitas dan nilai atau image perusahaan . Digunakan sebagai tanda pengenal jabatan dari kantor, digunakan pada jam keja kantor.

Gambar IV. 13 Id card

(Sumber: Dokumen Pribadi) Bahan: ID Card

(40)

31 3. Amplop kecil

Amplop adalah sebuah benda yang berfungsi untuk membungkus surat yang terbuat dari kertas. Digunakan untuk mengirim surat dengan ukuran kecil.

Gambar IV. 14 Amplop kecil (Sumber: Dokumen Pribadi) Bahan: HVS 100gram

Ukuran: 19cmx11cm

4. Map

Map atau stopmap adalah kertas tempat menyimpan atau menaruh suatu dokumen yang sudah di spesifikasikan. Sehingga saat dokumen itu diperlukan, file yang terdiri dari beberapa kertas kecil atau pun besar tidak hilang tercecer. stopmap adalah alat yang sangat membantu mengorganisir kertas dokumen.

(41)

32 Gambar IV. 15 Map

(Sumber: Dokumen Pribadi) Bahan: Art Papper

Ukuran: A3 5. Sertifikat

Sangat berguna untuk sebagai tanda atau surat keterangan tertulis kepada para pengrajin produk makanan tradsional khas Garut yang sudah mendaftar pruduknya.

Gambar IV. 16 Sertifikat (Sumber: Dokumen Pribadi) Bahan : Art alkasia

(42)

33 6. Kwitansi

Kwitansi adalah suatu alat bukti penerimaan sejumlah uang yang

ditandatangani oleh penerima, lalu diserahkan kepada yang membayar dan

dapat digunakan sebagai bukti transaksi. Kwitansi merupakan suatu surat

atau dokumen yang sering digunakan sebagai tanda bukti bahwa telah

terjadinya transaksi penerimaan sejumlah uang dari pemberi uang kepada

penerima uang, yang dilengkapi dengan beberapa rincian seperti tujuan

dari pembayaran atau transaksi, tempat dan tanggal dimana terjadinya

transaksi tersebut.

Gambar IV. 17 Kwitansi (Sumber: Dokumen Pribadi) Bahan : Art Hvs 80 gr

Ukuran : 21 x 8 cm 7. Cap stample

(43)

34 Gambar IV. 18 Stempel

Gambar

Gambar II.1 Kue burayot Sumber : Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Garut
Gambar II.2 Kue Balok
Gambar II.3 Piagam Penghargaan Terhadap Ibu Imas  Sumber : Data Pribadi
Gambar III.1 Asistensi bentuk (Sumber: Dokumen Pribadi)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penurunan kecernaan bahan kering tanaman rami pada umur pemotongan 60 hari disebabkan oleh meningkatnya kandungan serat kasar dan lignin serta menurunnya kandungan

Setiap simpul pada pohon melakukan tes dari beberapa atribut yang dimiliki oleh instans, dan setiap cabang yang turun dari simpul tersebut berhubungan dengan sebuah nilai yang

Dormansi benih aren dapat dipatahkan bila masing-masing diberi perlakuan skarifikasi dengan kertas amplas (daya berkecambah = 46,95%, kecepatan berkecambah = 41,82

Itulah hati yang mengahalangi, menutup kepada kebijakan, yang demikian itulah pekerjaan si hitam; Sedang yang berwarna merah, ikut menunjukkan nafsu yang tidak

Peluang bahwa lebih dari satu hasil percobaan akan terjadi pada satu selang waktu dan luasan tempat yang sama diabaikan. Definisi Distribusi Peluang Poisson : e : bilangan natural

Kebudayaan merupakan pengaruh eksternal yang paling penting terhadap perilaku konsumen dan sebagai penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan

Menurut Church (2018) dalam ulasannya tentang Brain Gym for People in Sport mengatakan bahwa senam otak dalam olahraga tujuannya adalah untuk memaksimalkan koordinasi

Beban termal atau laju perpindahan energi panas didalam alat penukar kalor , apabila APK dianggap adiabatik, besarnya sama dengan laju energi panas yang