PEMBELAJARAN BERDASARKAN HASIL TRYOUT BERBASIS
WEB DI SMAN 10 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
SEPTIYAN HENDIYANA
10110508
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
iii
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis. Atas ijin dan ridha-Nya lah
skripsi yang berjudul “Pembangunan Sistem Evaluasi Untuk Mengetahui
Kemampuan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran Berdasarkan
Hasil Tryout Berbasis Web Di SMAN 10 Bandung“ dapat terselesaikan.
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian skripsi ini yaitu untuk dapat
membantu dalam kegiatan evaluasi hasil belajar di SMAN 10 Bandung.
Tanpa adanya dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, penulis
menyadari bahwa penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan
baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
setulusnya kepada :
1. Allah SWT, karena telah diberikan kemudahan dan kelancaran dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua, karena telah memberikan dukungan moral ataupun
materi sehingga penulis dapat menyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Alif Finandhita, S.Kom., M.T., selaku dosen pembimbing sekaligus
dosen wali kelas IF-12 angkatan 2010, karena telah banyak meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan juga saran dan nasehatnya selama
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Wahyu Jati Atmojo, S.Pd., selaku wakasek kurikulum SMAN 10
Bandung, karena telah meluangkan waktu untuk membantu dalam
memberikan informasidan data keperluan penelitian skripsi ini.
5. Staff TU dan guru yang telah banyak membantu.
6. Bapak Galih Hermawan S.Kom., M.T., dan Bapak Andri Heryandi, S.T.,
M.T., selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktu dan
memberikan arahan untuk perbaikan skripsi ini.
iv
1. Kartiwa Ganda Wijaya Saputra, yang telah membuat LMS SMAN 10
Bandung sebelumnya dan memberikan gambaran mengenai LMS tersebut.
2. Sahabat seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi, Amir Ibrahim Hasan,
Bambang Imam Hermawan, Gustiar Prasetyo Hadi, Muhammad Iqbal,
Muhamad Septiana, dan teman-teman yang tidak dapat ditulis namanya
satu persatu.
3. Teman-teman di IF-12 angkatan 2010 yang selama 9 semester ini belajar
bersama-sama, berbagi canda-tawa, senang maupun duka. Semoga kalian
dimudahkan dan dilancarkan skripsinya agar segera lulus.
4. Sahabat dari lingkungan rumah dan komunitas Cosplay Bandung, yang memberikan motivasi dan saran-saran agar dapat dengan cepat
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas doa-doa nya.
Semoga semua amal baik, bantuan, dorongan, bimbingan serta doa yang
telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari ALLAH SWT. Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Bandung, 15 Februari 2015
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR SIMBOL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan... 2
1.3.1 Maksud ... 2
1.3.2 Tujuan ... 2
1.4 Batasan Masalah ... 2
1.5 Metodologi Penelitian ... 3
1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 4
1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 4
1.6 Sistematika Penulisan ... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Tinjauan Sekolah ... 7
2.1.1 Sejarah SMAN 10 Bandung... 7
2.1.2 Visi dan Misi Sekolah ... 8
2.1.3 Struktur Organisasi Sekolah ... 8
2.1.4 Deskripsi Kerja ... 9
2.2 Landasan Teori... 10
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi ... 10
2.2.2 Sistem Evaluasi ... 11
vi
2.2.4 Tryout Ujian Nasional... 12
2.2.5 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 13
2.2.6 Evaluasi Pembelajaran ... 14
2.2.7 Analisis Tingkat Kemampuan Pemahaman Siswa ... 16
2.2.8 Pengolahan dan Penafsiran Hasil Tes ... 17
2.2.9 Fuzzy Logic ... 18
2.2.10 Fuzzy Inference System ... 21
2.2.11 Skala Pengukuran... 22
2.2.12 Konsep Perancangan Sistem ... 24
2.2.12.1 Basis Data ... 25
2.2.12.2 Kamus Data ... 28
2.2.12.3 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 28
2.2.12.4 Data Flow Diagram ... 29
2.2.12.5 Software Pembangun Sistem ... 30
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 35
3.1 Analisis Sistem... 35
3.1.1 Analisis Masalah ... 35
3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan... 35
3.1.3 Database Pada Sistem Yang Berjalan ... 40
3.1.4 Fungsionalitas Pada Sistem Yang Berjalan ... 40
3.1.5 Analisis Tingkat Kemampuan Siswa ... 40
3.1.6 Analisis Logika Fuzzy ... 44
3.1.7 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 48
3.1.7.1 Analisis Perangkat Keras (Hardware) ... 48
3.1.7.2 Analisis Perangkat Lunak (Software) ... 49
3.1.7.3 Analisis Pengguna ... 49
3.1.8 Analisis Basis Data ... 50
3.1.9 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 52
3.1.9.1 Diagram Konteks ... 52
3.1.9.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 53
vii
3.1.9.4 DFD Level 2 ... 54
3.1.9.5 Spesifikasi Proses... 56
3.1.9.6 Kamus Data ... 57
3.2 Perancangan Sistem ... 60
3.2.1 Skema Relasi ... 60
3.2.2 Struktur Tabel ... 61
3.2.3 Perancangan Struktur Menu ... 63
3.2.4 Perancangan Antarmuka ... 64
3.2.5 Perancangan Pesan ... 67
3.2.6 Perancangan Jaringan Semantik ... 67
3.2.7 Perancangan Prosedural ... 69
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 73
4.1 Implementasi ... 73
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 73
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 73
4.1.3 Implementasi Basis Data... 74
4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 76
4.2 Pengujian... 77
4.2.1 Pengujian Alpha ... 77
4.2.1.1 Kasus dan Hasil Pengujian Alpha ... 77
4.2.1.2 Kesimpulan Hasil Pengujian Alpha ... 84
4.2.2 Pengujian Beta ... 84
4.2.2.1 Hasil Pengujian Beta ... 85
4.2.2.2 Kesimpulan Hasil Pengujian Beta ... 88
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 89
5.1 Kesimpulan ... 89
5.2 Saran ... 89
91
Konteks KTSP. Bandung: Humaniora.
[2] Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran, edisi ketiga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
[3] BNSP. (2006). Panduan Penyusunan KTSP Dasar dan Menengah.
Jakarta: Depdiknas.
[4] DeLone, W.H. dan McLean, E. R. (1992). The DeLone McLean Model Of Information System Success. New York : s.n., 1992, Vol. 19, pp. 9-30. [5] Fathansyah. (2004). Basis Data, Edisi kelima. Bandung: Informatika. [6] Jogiyanto, H. (2004). Pengenalan Komputer : Dasar Ilmu Komputer,
Pemrograman, Sistem Informasi Dan Intelegensi Buatan, 2nd ed.
Yogyakarta: Andi Offset.
[7] Nazir, M. (2011). Metode Penelitian, Cet.7. Bogor: Ghalia Indonesia. [8] Pressman, R. S. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak, 7th ed. Indonesia:
Andi Offset.
[9] Prijono Agus, Suteja Bernard Renaldy, Agustaf Rusdy. (2005). Mudah dan Cepat Menguasai Pemrograman Web. Bandung: Informatika.
[10] Saputra, K. (2014). Pembangunan Aplikasi E-Learning Berbasis Website di SMAN 10 Bandung. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. Bandung.
[11] Shalahuddin, M. dan Rosa A.S. (2010). Java di Web, Cetakan Kedua. Bandung: Informatika.
[12] Sri Kusumadewi, Sri Hartati. (2010). Neuro-Fuzzy: Integrasi Sistem Fuzzy & Jaringan Syaraf. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[13] Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method).
Bandung: Alfabeta.
92
1
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Bandung merupakan SMA
Negeri yang berada di Provinsi Jawa Barat dan terletak diJalan Cikutra Nomer 77
Bandung. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah unggulan yang memiliki
fasilitas yang cukup lengkap. SMAN 10 Bandung menerapkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai acuan operasional dan prosedur yang
dilaksanakan oleh setiap satuan didik. Saat ini SMAN 10 Bandung sudah
memiliki media pembelajaran online berupa Learning Management System (LMS)
yang dibangun oleh Kartiwa Gandawijaya Saputra. LMS tersebut dapat diakses
dengan alamat http://sman10bandung.sch.id/elearning. LMS tersebut dapat
digunakan oleh siswa, guru, maupun kepala sekolah.
Berdasarkan wawancara dengan pihak sekolah yaitu Wakasek Urusan
Kurikulum, terkait dengan adanya Ujian Nasional (UN) yang diselenggarakan
oleh Pemerintah, SMAN 10 Bandung mengadakan suatu kegiatan sebagai
evaluasi hasil belajar, yaitu pemantapan dan ujian tryout. Tujuan diadakannya ujian tryout adalah untuk mengukur apakah siswa mampu mendapatkan nilai diatas nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sedangkan, kegiatan pemantapan bertujuan untuk memperbaiki kelemahan siswa
tentang materi – materi yang belum ataupun tidak dipahami dengan cara guru
menyampaikan kembali materi tersebut kepada siswa. Hasil evaluasi yang
diperoleh dari ujian tryout akan digunakan oleh guru untuk membantu kegiatan pemantapan selanjutnya dengan cara melakukan analisis tingkat kemampuan
pemahaman siswa.
Pada pelaksanaannya, kegiatan evaluasi sering terjadi kendala. Untuk
mendapatkan hasil analisis tingkat kemampuan siswa dibutuhkan waktu yang
cukup lama karena guru harus memeriksa dan mencocokan kembali jawaban
siswa dengan soal-soal yang diujikan. Akibatnya waktu untuk pemantapan
guru harus meninjau kembali siswa-siswi yang belum diketahui tingkat
kemampuan pemahamannya. Selain itu, pada LMS yang ada saat ini belum ada
fitur untuk mendukung kegiatan evaluasi berdasarkan hasil ujian tryout.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka akan
dibangun Sistem Evaluasiyang terintegrasi dengan Learning Management System
yang sudah ada. Topik tugas akhir ini diberi judul Pembangunan Sistem Evaluasi
Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Siswa Terhadap Materi
Pembelajaran Berdasarkan Hasil Tryout Berbasis Web Di SMAN 10 Bandung.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka rumusan masalah yang menjadi dasar dalam penulisan tugas akhir ini adalah
bagaimana membangun Sistem Evaluasi untuk mengetahui kemampuan
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran berdasarkan hasil Tryout
berbasis web di SMAN 10 Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka maksud
dari penulisan tugas akhir ini adalah membangun Sistem Evaluasi untuk
mengetahui kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
berdasarkan hasil Tryout berbasis web di SMAN 10 Bandung.
1.3.2 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu mempermudah
guru dalam mendapatkan hasil analisis tingkat kemampuan pemahaman siswa dan
hasil evaluasinya, sehingga guru dapat mengetahui materi mana yang harus
difokuskan saat pemantapan berlangsung.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah untuk merancang dan mengimplementasikan
1. Pengguna yang dapat menggunakan sistem yaitu guru.
2. Ruang lingkup materi yaitu materi kelas X, XI, dan XII.
3. Pengolahan dan penafsiran hasil tes menggunakan model penilaian acuan
patokan (PAP), dengan metode persentasi jawaban benar sebagai metode
yang digunakan untuk menafsirkan tingkat kemampuan pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran sebagai hasil evaluasinya.
4. Informasi hasil penilaian dan pengukuran ditampilkan dalam bentuk tabel.
5. Fuzzy Logic digunakan untuk menentukan keputusan rekomendasi atau tindakan yang diambil berdasarkan hasil analisis tingkat kemampuan
siswa.
6. Data yang diolah yaitu data siswa, data mengerjakan, data guru, data nilai,
data mata pelajaran, data soal ujian, dan data ujian.
7. Proses yang terlibat diantaranya proses analisis, proses penafsiran hasil
penilaian, dan proses rekomendasi.
8. Keluaran sistem yaitu informasi nilai tryout, informasi tingkat kemampuan siswa, dan informasi rekomendasi.
9. Software yang digunakan untuk membangun sistem ini yaitu:
a. Macromedia Dreamweaver 8 dengan bahasa pemrograman PHP.
b. MySQL sebagai DBMS (Database Management System).
c. WampServer sebagai internal server yang digunakan untuk uji coba. d. Mozilla Firefox untuk web browsernya.
10. Pendekatan analisis perangkat lunak yang digunakan yaitu
a. Pemodelan analisis terstruktur.
b. Tools pemodelan menggunakan Flowmap, Entity Relationship Diagram
(ERD) dan Data Flow Diagram (DFD).
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini
menggunakan metodologi penelitian deskriptif. Metode Deskriptif adalah suatu
suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir,
2011). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Studi Literatur.
Studi literatur merupakan kegiatan dengan melakukan pencarian dan
pengumpulan data pustaka yang menunjang penelitian yang akan
dikerjakan. Pustaka tersebut berupa buku, jurnal, dan laporan tugas akhir
yang ada kaitannya dengan judul penelitian.
2. Observasi.
Kegiatan pengamatan secara langsung di SMAN 10 Bandung untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam permasalahan yang dicari.
3. Wawancara.
Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung kepada pihak berwenang di SMAN 10 Bandung yang ada
kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti.
4. Kuisioner.
Teknik pengumpulan data dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau
pertanyaan. Kuisioner ini dilakukan dengan harapan dapat mengetahui
respon dari guru di SMAN 10 Bandung, apakah target tercapai atau tidak.
1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak
Teknik pembangunan perangkat lunak yang digunakan adalah waterfall
[8]. Proses yang dilakukan diantaranya:
1. Komunikasi
Mengumpulkan kebutuhan dengan mengumpulkan dokumen – dokumen
yang mendukung untuk pengembangan sistem, melakukan observasi di
SMAN 10 Bandung, dan melakukan wawancara secara langsung kepada
2. Perencanaan
Membuat rencana kerja apa saja yang harus dilakukan terlebih dahulu,
mendefinisikan resiko yang mungkin terjadi pada sistem lama,
menyiapkan sumber daya yang diperlukan, dan kerja jadwal.
3. Pemodelan
Membuat model/sketsa tampilan yang akan dikembangkan pada sistem
lama dan bagaimana penyusunnya.
4. Kontruksi
Tahap mengkombinasikan script program LMS yang lama dengan
penambahan script yang dikembangkan, melakukan pengujian terhadap LMS yang telah dikembangkan untuk mengetahui kesalahan – kesalahan
yang ada.
5. Penyerahan Sistem/Perangkat Lunak Kepada Pelanggan/Pengguna
Penyerahan LMS yang sudah dikembangkan kepada pihak SMAN 10
Bandung.
Gambar 1.1 Model Waterfall [8] 1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika pada penyusunan tugas akhir ini dibagi beberapa bab dengan
pokok pembahasan secara umum sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,
maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
Pada bab ini berisi sejarah perusahaan dan segala sesuatu tentang
konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik dan
hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi analisis sistem, pengguna, analisis pemecah masalah,
analisis kebutuhan fungsional dan non fungsional, dan perancangan
pengembangan sistem LMS SMAN 10 Bandung. Pada perancangan
berisi mengenai perancangan data, perancangan menu, perancangan
antarmuka dan jaringan semantik.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Bab ini berisi tentang penjelasan implementasi dan penjelasan
tentang teknik dan strategi pengujian sistem yang digunakan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi hal-hal yang bisa disimpulkan dari hasil
keseluruhan penelitian dan aplikasi yang dibangun, serta saran
7
2.1 Tinjauan Sekolah
Pada tinjauan sekolah ini akan dibahas mengenai sejarah, visi dan misi,
struktur organisasi, dan deskripsi kerja di SMAN 10 Bandung.
2.1.1 Sejarah SMAN 10 Bandung
SMA Negeri 10 pada awalnya merupakan filial dari SMA Negeri 3
Bandung yang berlokasi di Jalan Belitung. Saat itu SMAN 10 Bandung masih
menggunakan semua fasilitas yang dimiliki SMAN 3 Bandung untuk operasional
sehari - hari. Pada tahun 1967, SMA Negeri 10 Bandung berpindah ke lokasi baru
di Sekolah Dasar Sentrum. Hal tersebut terjadi sebagai realisasi dari surat
bernomor 031/D.26/K.67 tertanggal 1 Juli 1967 tentang usulan pemisahan diri
dari SMA Negeri 3 Bandung. Saat itu juga SMA Negeri 10 tidak ber-gantung
kepada SMA Negeri 3 dan berdiri sendiri. Munculnya SMA Negeri 10 Bandung
yang memiliki otoritas penuh disahkan oleh Drs. Waskito atas nama Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan. Drs. A. S. Setiadi menjadi kepala sekolah SMAN 10
Bandung yang pertama. Pada awal tahun 1968 pimpinan Sekolah mempunyai
keinginan untuk memiliki bangunan yang lebih memadai dan dimiliki sendiri, dan
akhirnya dengan surat izin mem-bangun nomor 348/UKK/3/1968 tanggal 22
Oktober 1968 dimulailah pelaksanaan pembangunan gedung SMA Negeri 10
Bandung oleh CV. Haruman yang lookasinya di jalan Cikutra Nomor 77
Bandung.
Saat kurikulum 1994 SMA diberlakukan, nama SMAN 10 Bandung
berubah menjadi SMU Negeri 10 Bandung. Nama SMUN 10 Bandung bertahan
hingga munculnya Kurikulum 2004. Pada kurikulum 2004, nama SMU diubah
lagi menjadi SMA. Karena itulah, dengan SK Dinas Pendidikan Kota Bandung
tanggal 24 Desember 2003 No. 421/4419-TU/2003, nama SMUN 10 Bandung
2.1.2 Visi dan Misi Sekolah
1. Visi:
Mewujudkan insan yang berakhlak mulia kompeten dan kompetitif dalam
era global, melalui sekolah standar nasional.
2. Misi:
a. Melaksanakan pembinaan keimanan dan ketaqwaan dengan
melibatkan seluruh komponen sekolah dan terintegrasi pada proses
pembelajaran.
b. Mengkondisikan sekolah sehingga kondusif dalam mendukung
pembinaan kepribadian dan keberhasilan proses belajar mengajar serta
mengembangkan program aksi lingkungan.
c. Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya sehingga menjadi salah
satu sumber kearifan dalam berprilaku dan bermasyarakat.
d. Menumbuhkan motivasi dalam pengembangan profesionalisme dan
semangat keunggulan melalui penanaman wawasan kemandirian dan
peningkatan kesejahteraan seluruh civitas akademika.
e. Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan mengoptimalkan
sumber daya sekolah, dalam membantu siswa untuk dapat
mengembangkan diri secara optimal.
f. Mengembangkan pembelajaran bahasa inggris dan teknologi
informatika, baik dalam intra maupun ekstrakulikuler.
2.1.3 Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi dan
hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran.
Ketua Komite Sekolah Drs. H. Bambang Haryono
Kepala Sekolah Isnaeni Zakiah, S.pd, M.Mpd
Kepala Tata Usaha Apandi
Guru
Siswa Wakasek Urusan
Kurikulum Asep Yayat R, S.Pd
Wakasek Urusan Kesiswaan Drs. Maman Suparman
Wakasek Urusan Prasarana Drs. E Tita Pursitawati
Wakasek Urusan Humas Drs. Sarifudin
Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMAN 10 Bandung
2.1.4 Deskripsi Kerja
Rincian tugas yang dibebankan pada setiap posisi seperti yang telah
digambarkan diatas yaitu :
1. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah bertugas untuk melakukan evaluasi, verifikasi, dan
validasi data keluar maupun yang masuk ke sekolah. Selain itu, Kepala
Sekolah bertugas mengawasi proses kegiatan yang ada di sekolah.
2. Karyawan Tata Usaha dan Komite Sekolah
Karyawan Tata Usaha dan Komite Sekolah bertugas dalam mengatur
keuangan dan data – data administrasi.
3. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan bertugas dalam mengawasi dan
bertanggung jawab terhadap kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan
kesiswaan.
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum bertugas dalam mengawasi,
mengatur, dan bertanggung jawab terhadap kurikulum – kurikulum yang
berlaku dan masalah akademik yang diaplikasikan pada SMAN 10
Bandung. Wakasek Urusan Kurikulum bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Sekolah.
5. Wakil Kepala Sekolah Urusan Prasarana
Wakil Kepala Sekolah Urusan Prasarana bertugas sebagai penanggung
jawab dan mengatur ketersediaan sarana dan prasarana di SMAN 10
Bandung.
6. Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas
Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas bertugas sebagai penghubung antara
instansi sekolah dengan masyarakat luas.
7. Guru
Guru bertugas sebagai tenaga pengajar bagi siswa dalam melakukan
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
8. Siswa
Siswa bertugas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakan sekolah.
2.2 Landasan Teori
Dalam landasan teori akan dibahas mengenai teori – teori yang berkaitan
dengan sistem informasi yang akan dibuat.
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Jogiyanto [6], sistem yaitu suatu kesatuan yang terdiri dari dua
atau lebih komponen atau sub sistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan. Sistem dipandang sebagai kesatuan yang utuh, bukan hanya pada sub
sistem. Untuk membentuk suatu kesatuan, elemen – elemen saling berinteraksi
dan bekerja sama sehingga dapat dikatakan sebuah sistem. Karakteristik sistem
yaitu memiliki komponen-komponen, lingkungan luar sistem, penghubung, batas,
Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti untuk orang yang menerima informasi tersebut. Informasi dapat
digunakan untuk berbagai hal, seperti membuat keputusan untuk menyelesaikan
suatu masalah atau membuat suatu keputusan.
Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut, maka sistem informasi
secara umum yaitu sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur, dan aturan – aturan yang terorganisir untuk mengolah data menjadi informasi yang
berguna untuk memecahkan masalah maupun dalam pengambilan keputusan.
Sistem informasi diimplementasikan pada suatu organisasi untuk dapat membantu
dan memudahkan dalam memperoleh informasi yang diinginkan. Sistem
informasi meliputi input, proses, output, penyimpanan, dan pengontrolan.
Menurut DeLone dan McLean [4], kualitas sistem mengukur kesuksesan
teknikal, kualitas informasi mengukur kesuksesan semantik, dan pengunaan
sistem, kepuasan pengguna, individual impact dan organizational impact
mengukur kesuksesan keefektifan. Kualitas sistem memerlukan indikator untuk
mengukur seberapa besar kualitas dari sistem informasi. Indikator kualitas sistem
diwujudkan dalam seperangkat pertanyaan kualitas sistem yang dapat diukur
melalui beberapa indikator sebagai berikut:
1. Ease of use (Kemudahan Penggunaan) 2. Response Time (Kecepatan Akses) 3. Reliability (Keandalan Sistem) 4. Flexibility (Fleksibilitas)
2.2.2 Sistem Evaluasi
Menurut Zainal Arifin [2], evaluasi merupakan suatu proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) daripada
sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka mengambil
suatu keputusan. Secara umum, sistem evaluasi dapat disimpulkan sebagai sistem
yang diimplementasikan untuk membantu dan memudahkan dalam memperoleh
2.2.3 Internet
Internet atau disebut juga internetwork merupakan sekumpulan dari jaringan berbeda yang saling terhubung bersama sebagai satu kesatuan dengan
menggunakan berbagai macam protokol, salah satunya adalah protokol TCP/IP
(Transmission Control Protocol/Internet Protocol) [11]. Internet merupakan sarana yang sangat tepat untuk digunakan sebagai pertukaran informasi jarak jauh
maupun dekat.
Protokol yang sering digunakan di internet yaitu TCP/IP. Protokol TCP/IP
merupakan protokol standar untuk memaketkan dan mengalamatkan data
komputer, sehingga data tersebut dapat dikirimkan ke komputer terdekat atau
keseluruh dunia dalam waktu yang singkat.
Internet memiliki layanan – layanan (services) yang telah banyak digunakan pada saat ini diantaranya yaitu:
1. Layanan informasi dengan menggunakan World Wide Web/WWW
menggunakan protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol).
2. Layanan e-mail dengan menggunakan protokol POP (Post Office Protocol), SMTP (Simple Mail Transfer Protocol), dan IMAP (Internet Message Access Protocol).
3. Layanan chatting dengan menggunakan IRC (Internet Relay Chat). 4. Layanan pertukaran file dengan menggunakan FTP (File Transfer
Protocol).
2.2.4 Tryout Ujian Nasional
Ujian nasional merupakan bentuk evaluasi hasil belajar yang
diselenggarakan oleh pemerintah sebagai evaluasi nasional. Untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian nasional, sudah menjadi rahasia
umum bila setiap sekolah selalu mengadakan tryout atau uji coba dengan mengerjakan soal – soal yang diprediksi akan muncul pada ujian nasional.
kemampuan dan melihat kelemahan siswa sehingga bisa mempersiapkan diri lebih
baik lagi, dan mengetahui seperti apa ujian nasioal saat berlangsung.
2.2.5 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan. KTSP
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus [1]. KTSP
merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk
menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan efisien
pendidikan agar dapat memodifikasi keinginan masyarakat setempat serta
menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, industri, dan pemerintah dalam
membentuk pribadi peserta didik. Tujuan utama KTSP adalah memandirikan dan
memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompeternsi yang akan
disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan.
KTSP mempunyai ciri – ciri yaitu orientasi pencapaian hasil dan dampak,
berbasis standar kompetensi dan kompetensi standar yang tertuang pada standar
isi, bertolak dari standar kompetensi kelulusan, memperhatikan pengembangan
kurikulum berdiversikasi, mengembangkan kompetensi secara utuh dan
menyeluruh, dan menerapkan prinsip ketuntasan belajar. Evaluasi hasil belajar
dalam KTSP dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian produk,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek, atau produk, penggunaan portofolio,
dan/atau penilaian diri. Adapun hal – hal yang harus diperhatikan dalam penilaian,
antara lain :
1. Penilaian diarahkan untuk pencapaian kompetensi.
2. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
3. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
pembelajaran, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi
dasar yang telah dikuasai dan/atau belum dikuasai siswa, serta untuk
mengetahui tingkat kesulitan siswa dalam pembelajaran.
4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut berupa
perbaikan proses pembelajaran selanjutnya, program remedial bagi peserta
didik yang pencapaian kompetensinya dibawah kriteria ketuntasan, dan
program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria
ketuntasan.
5. Sistem penilaian disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas pengamatan (keterampilan proses) misalnya teknik
wawancara, maupun produk atau hasil pengamatan lapangan berupa
informasi yang dibutuhkan.
2.2.6 Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah salah satu kompetensi yang harus dikuasai
oleh guru. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam
pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk di dalamnya
melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar [2]. Evaluasi pembelajaran lebih
terfokus pada teknik penentuan metode dan pengembangan instrumen untuk
mengukur, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menulis laporan hasil
evaluasi yang nantinya digunakan untuk menafsirkan, menilai, dan menetapkan
keputusan di bidang pendidikan. Evaluasi pembelajaran memiliki beberapa ciri,
yaitu:
1. Bersifat tidak langsung. Untuk mengetahui bahwa seorang siswa tergolong
pandai, tidak mudah untuk menentukannya hanya dengan melihat tersebut,
untuk itu diperlukan alat ukur berupa tes. Kepandaian siswa dapat
ditentukan melalui kemampuannya dalam menjawab butir – butir tes
tersebut.
2. Menggunakan ukuran kuantitas. Hasil pengukuran pendidikan bersifat
3. Menggunakan unit – unit atau satuan – satuan yang tetap.
4. Bersifat relatif. Artinya, hasil evaluasi tidak sama atau tidak selalu tetap
dari waktu ke waktu.
5. Menilai aspek – aspek tertentu, seperti kompetensi, kepribadian, sikap,
kemampuan, keterampilan, hasil pendidikan dan lain – lain.
6. Tidak luput dari kesalahan. Sumber – sumber kesalahan yang terjadi dalam
evaluasi pendidikan adalah :
a. Bersumber dari penilaian itu sendiri.
b. Bersumber dari alat ukurnya.
c. Bersumber dari siswa yang dievaluasi.
d. Bersumber dari situasi di mana penilaian sedang berlangsung.
Gambar 2.2 Hubungan Evaluasi-Penilaian-Pengukuran dan Tes [2]
Evaluasi dalam pembelajaran terdiri atas evaluasi pendahuluan, evaluasi
formatif, evaluasi sumatif, dan evaluasi diagnostik.
Tabel 2.1 Jenis – Jenis Evaluasi [1]
Jenis Tujuan Waktu Pelaksanaan Teknik
Evaluasi
Pendahuluan
Mengetahui
karakteristik siswa
Pada awal pembelajaran
(biasanya 10 hari
pertama)
Secara spontan atau
pengamatan, dan
wawancara
Evaluasi
Formatif
Menentukan apa
yang telah dipelajari
Berkelanjutan, selama
proses pembelajaran
Pengamatan,
untuk perencanaan
pembelajaran
daftar cek, skala
sikap, penilaian
unjuk kerja,
portofolio, PR, dan
lain – lain.
Evaluasi
Sumatif
Sertifikasi, nilai
akhir, promosi, dan
perbaikan
yang akan terjadi
dan harus dicegah
atau yang terjadi dan
memerlukan
pencegahan.
Ketika siswa mengalami
kesulitan belajar sebelum
dan pada saat
pembelajaran sedang
berlangsung, atau setelah
teridentifikasi adanya
kesulitan belajar siswa.
Pengamatan, skala,
daftar cek, dan
kadang – kadang
tes tertulis, tes
baku, dan atau
wawancara
langsung.
Ada 2 bentuk tes tertulis, yaitu uraian dan objektif. Bentuk tes yang
digunakan ujian nasional maupun ujian tryout yaitu objektif, dengan jumlah soal antara 40 sampai 50 soal. Pada bentuk objektif, penilaian ditentukan berdasarkan
jawaban benar atau salah dan skor yang diberikan tiap soal adalah 1 atau 0.
Dibutuhkan kunci jawaban untuk dapat mengoreksi tes objektif. Tes objektif
sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak
begitu tinggi, seperti mengingat, mengenal, pengertian, dan prinsip – prinsip. Tes
objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda,
menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban singkat.
2.2.7 Analisis Tingkat Kemampuan Pemahaman Siswa
Analisis tingkat kemampuan siswa merupakan analisis yang digunakan
materi yang telah disampaikan pada setiap mata pelajaran tertentu. Hasil dari
analisis ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan guru dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas. Untuk menentukan hasil analisis tingkat kemampuan
siswa dapat menggunakan metode presentasi jawaban benar. Tahapan – tahapan
yang dilakukan sama seperti pengolahan hasil tes pada umumnya. Menurut Zainal
Arifin [2], dalam mengolah data hasil tes, ada 4 langkah pokok, yaitu :
1. Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil tes yang dicapai oleh
peserta didik. Untuk memperoleh skor mentah, dibutuhkan tiga jenis
alat bantu yaitu kunci jawaban,, kunci skoring, dan pedoman konversi.
2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai norma tertentu.
3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau
angka.
4. Melakukan analisis soal (jika diperlukan).
Jika data sudah diolah dengan aturan - aturan tertentu, langkah selanjutnya
adalah menafsirkan data sehingga dapat memberikan makna.
2.2.8 Pengolahan dan Penafsiran Hasil Tes
Ada beberapa model yang dalam pengolahan dan penafsiran hasil tes, yaitu
penilaian acuan patokan (PAP), penilaian acuan norma (PAN), dan penilaian
acuan kombinasi (antara PAP dan PAN).
1. Penilaian Acuan Patokan
Pendekatan atau penilaian acuan patokan lebih menitikberatkan pada apa
yang dapat dilakukan siswa, tidak membandingkan siswa satu dengan yang
lainnya. Hasil belajar siswa dibandingkan dengan kriteria atau patokan
tertentu. Penilaian ini sangat cocok digunakan untuk perbaikan proses
pembelajaran.
2. Penilaian Acuan Norma
Penilaian acuan norma bertujuan untuk membandingkan skor peserta didik
dengan teman satu kelasnya. Pedoman konversi skor yang sudah disusun
Dalam kegiatan yang dilakukan untuk proses perbaikan pembelajaran
seperti ujian tryout, yang sering digunakan adalah PAP. Adapun metode yang digunakan yaitu metode persentase jawaban benar. Metode ini dilakukan dengan
cara setiap komponen penilaian diberi persentase tertentu berdasarkan jumlah
jawaban yang benar atau berdasarkan presentase total skor.
(2.3)
Selanjutnya skor tes tunggal digunakan presentase penilaian dengan skala
huruf (4-0) sebagai berikut:
1. 90 – 100% = A
2. 80 – 89% = B
3. 70 – 79% = C
4. 60 – 69% = D
5. 0 – 59% = E
Adapun bentuk laporan yang disajikan berdasarkan skala huruf yang telah
didapat yaitu sebagai berikut:
A = Baik Sekali, artinya siswa telah menguasai semua materi.
B = Baik, artinya siswa telah menguasai sebagian besar materi.
C = Cukup, artinya siswa hanya menguasai setengah dari materi.
D = Kurang, artinya siswa hanya menguasai sedikit materi.
E = Sangat Kurang, artinya siswa tidak menguasai materi.
2.2.9 Fuzzy Logic
Menurut Sri Kusumadewi dan Sri Hartati [12], ada beberapa alasan
mengapa orang menggunakan logika fuzzy, antara lain :
1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang
mendasari penalaran logika fuzzy sangat sederhana dan mudah
2. Logika fuzzy sangat fleksibel.
3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data – data yang tidak tepat. 4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi – fungsi nonlinear yang
sangat kompleks.
5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman – pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses
pelatihan.
6. Logika fuzzy dapat bekerja sama dengan teknik – teknik kendali konvensional.
7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.
Teori himpunan fuzzy merupakan perluasan dari teori himpunan kelasik (crisp). Keberadaan suatu elemen pada suatu himpunan hanya akan memiliki 2 kemungkinan anggota, yaitu menjadi anggota himpunan atau bukan anggota
himpunan. Suatu nilai yang menunjukan seberapa besar tingkat keanggotaan suatu
elemen (x) dalam himpunan (A), sering dikenal dengan nama nilai keanggotaan
atau derajat keanggotaan, dinotasikan dengan µA(x), dengan nilai keanggotaan
µA(x)=1 untuk x menjadi anggota A dan µA(x)=0 untuk x bukan anggota dari A.
Teori himpunan fuzzy diperkenalkan Lotfi A Zadeh pada tahun 1965. Pada
definisinya, jika X adalah koleksi dari objek – objek yang dinotasikan secara
generik oleh x, maka suatu himpunan fuzzy A, dalam X adalah suatu himpunan pasangan berurutan A={(X, µA(x)) | x € X}, dengan µA(x) adalah derajat
keanggotaan M yang terletak pada rentang [0,1].
Ada beberapa fungsi keanggotaan yang dapat digunakan:
1. Representasi Linear
Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotannya
digambarkan sebagai suatu garis lurus.
(2,4)
Pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis (linear).
(2,5)
3. Representasi Kurva Trapesium
Pada dasarnya seperti bentuk segitiga, hanya saja ada beberapa titik
yang memiliki nilai keanggotaan 1.
(2,6)
4. Representasi Kurva-S
Kurva-S hampir sama dengan kurva linear akan tetapi nilai yang tidak
pasti berurut naik atau turun melainkan fleksibel.
Pada dasarnya ada 2 model operator fuzzy, yaitu operator – operator dasar yang dikemukakan oleh Zadeh dan operator – operator alternatif yang
dikembangkan dengan menggunakan konsep transformasi tertentu. Berikut ini
merupakan operator – operator dasar Zadeh:
1. Operator AND
(2.7)
2. Operator OR
(2.8)
3. Operator NOT
(2.9)
Suatu sistem berbasis fuzzy yang lengkap terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:
1. Fuzzification
linguistik yang semantiknya ditentukan berdasarkan fungsi keanggotaan
tertentu.
2. Inference
Inference melakukan penalaran menggunakan fuzzy input dan fuzzy rules
yang telah ditentukan sehingga menghasilkan fuzzy output. 3. Defuzzification
Defuzzification mengubah fuzzy output menjadi crisp value berdasarkan fungsi keanggotaan yang telah ditentukan.
Gambar 2.3 Diagram Blok Sistem Berbasis Aturan Fuzzy [14]
2.2.10 Fuzzy Inference System
Sistem Inferensi Fuzzy (FIS) merupakan suatu kerangka komputasi yang
didasarkan pada teori himpunan fuzzy berbentuk IF – THEN, dan penalaran fuzzy
[12]. Ada 3 jenis FIS, yaitu model Madani, Sugeno, dan Tsukamoto. Pada model
Sugeno, ada 2 jenis yaitu Sugeno Orde-Nol dan Orde-1. Model Sugeno Orde-Nol
secara umum adalah:
Dengan An adalah himpunan fuzzy ke-n sebagai anteseden dan k adalah suatu konstanta. Orde-1 secara umum adalah:
IF(X1 is A1)* … *(Xn is An) THEN z=p1*x1+...+pn*xn (2.11)
Pn adalah konstanta tegas dan * adalah operator fuzzy seperti AND atau OR.
Proses agregasi dan defuzzy untuk mendapatkan nilai tegas sebagai output untuk M aturan fuzzy juga dilakukan dengan menggunakan rata – rata terbobot yaitu:
(2.12)
Keterangan: Z = fuzzyoutput
M = jumlah fuzzy rule
k = ke-n
αk = α ke-n
Zk= Z ke-n
2.2.11 Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga
alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data
kuantitatif [13]. Skala pengukuran dapat berupa skala nominal, ordinal, interval,
dan rasio. Dari skala pengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal,
interval, dan rasio.
Skala yang dapat digunakan dalam penelitian administrasi, pendidikan,
dan sosial diantaranya adalah :
1. Skala Likert
2. Skala Guttman
3. Rating Scale
Skala – skala tersebut bila digunakan dalam pengukuran maka akan
mendapatkan data interval atau rasio.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert
variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban dari setiap
item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang
diantaranya yaitu :
a. Sangat setuju a. Selalu
b. Setuju b. Sering
c. Ragu-ragu c. Kadang-kadang
d. Tidak setuju d. Tidak Pernah
e. Sangat tidak setuju
a. Sangat positif a. Sangat baik
b. Positif b. Baik
c. Negatif c. Tidak baik
d. Sangat negatif d. Sangat tidak baik
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,
misalnya :
1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5
2. Setuju/sering/positif diberi skor 4
3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3
4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/ negatif diberi skor 2
5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/diberi skor 1
selanjutnya adalah mencari presentase masing-masing jawaban dengan
menggunakan rumus :
Y =P/Q*100% (2.13)
Keterangan :
Y = Presentase
P = Jumlah Nilai tertinggi dari skor yang dipilih oleh responden
Q = Banyaknya responden di kalikan skor tertinggi
Setelah mendapatkan hasil presentase dari setiap soal, maka hasil tersebut
dapat di tafsirkan sebagai berikut :
1. Nilai presentase 20% = Tidak setuju terhadap kuesioner
2. Nilai presentase 21% - 40% = Kurang setuju terhadap kuesioner
3. Nilai presentase 41% - 60% = Biasa saja terhadap kuesioner
4. Nilai presentase 61% - 80% = Setuju terhadap kuesioner
5. Nilai presentase 81% - 100% = Sangat setuju terhadap kuesioner
2.2.12 Konsep Perancangan Sistem
Perancangan adalah langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa
produk atau sistem [8]. Perancangan itu adalah proses penerapan berbagai teknik
dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan sebuah peralatan, satu proses
atau satu sistem secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik. Bagian
ini adalah inti teknis dari suatu proses rekayasa perangkat lunak. Pada bagian ini
elemen-elemen dari model analisa dikonversikan. Dengan menggunakan satu dari
sejumlah metode perancangan, fase perancangan akan menghasilkan perancangan
data, perancangan antarmuka, perancangan arsitektur dan perancangan prosedur.
Banyak langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam perancangan
perangkat lunak. Langkah-langkah tersebut menggambarkan struktur data,
struktur program, karakteristik antarmuka dan detail prosedur yang merupakan
sintesa dari keperluan-keperluan informasi. Perancangan data merupakan langkah
awal dari empat kegiatan perancangan dalam rekayasa perangkat lunak [8].
struktur data yang dikenali selama fase spesifikasi dan pendefinisian kebutuhan.
Pemilihan ini melibatkan analisis algoritma dari alternatif struktur dalam rangka
menentukan perancangan yang paling efisien.
2.2.12.1 Basis Data
Basis data atau database, adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer
dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan aplikasi dan sistem informasi
karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pemakai [6].
Operasi-operasi dasar yang dapat dilakukan terkait dengan basis data dapat
meliputi :
1. Pembuatan basis data baru (create database) 2. Penghapusan basis data (drop database)
3. Pembuatan file/tabel baru ke suatu basis data (create table) 4. Penghapusan file/tabel dari suatu basis data (drop table)
5. Penambahan/pengisian data baru ke sebuah file/tabel di sebuah basis data (insert)
6. Pengambilan data dari sebuah file/tabel (retrieve/search) 7. Pengubahan data dari sebuah file/tabel (update)
8. Penghapusan data dari sebuah file/tabel (delete)
Menurut Jogiyanto [6], pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi
sejumlah tujuan (objektif) seperti berikut ini :
1. Kecepatan dan Kemudahan (Speed)
Pemanfaatan basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data
atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan
kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah, daripada jika kita
menyimpan data secara manual (non elektronis) atau secara elektronis
(tetapi tidak dalam bentuk penerapan basis data, misalnya dalam bentuk
2. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
Karena keterkaitan yang erat antar kelompok data dalam sebuah basis data,
maka redundansi (pengulangan) data pasti akan selalu ada. Banyaknya
redundansi ini tentu akan memperbesar ruang penyimpanan (baik di
memori utama maupun memori sekunder) yang harus disediakan. Dengan
basis data, efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat
dilakukan, karena kita dapat melakukan penekanan jumlah redundansi
data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat
relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan.
3. Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama
dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya, yang secara ketat dapat diterapkan dalam
sebuah basis data, sangat berguna untuk menekan ke tidak akuratan
pemasukan/penyimpanan data.
4. Ketersediaan (Availability)
Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan
waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar.
Padahal tidak semua data itu selalu kita gunakan/butuhkan. Karena itu kita
dapat memilih adanya data utama/master/referensi, data transaksi, data
histori hingga data kadarluarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak
pernah lagi kita gunakan, dapat kita atur untuk dilepaskan dari sistem basis
data yang sedang aktif (menjadi off-line) baik dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan off-line (seperti
removable disk atau tape). Di sisi lain, karena kepentingan pemakaian data, sebuah basis data dapat memiliki data yang disebar di banyak lokasi
geografis. Data nasabah sebuah bank, misalnya, dipisah-pisah dan
disimpan di lokasi yang sesuai dengan keberadaan nasabah. Dengan
lokasi/cabang, dapat juga diakses (menjadi tersedia/available) bagi lokasi/cabang lain.
5. Kelengkapan (Completenes)
Lengkap/tidaknya data yang kita kelola dalam sebuah basis data bersifat
relatif (baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Bila
seorang pemakai sudah menganggap bahwa data yang dipelihara sudah
lengkap, maka pemakai yang lain belum tentu berpendapat sama. Atau,
yang sekarang dianggap sudah lengkap, belum tentu di masa yang akan
datang juga demikian. Dalam sebuah basis data, di samping data kita juga
harus menyimpan struktur (baik yang mendefinisikan objek-objek dalam
basis data maupun definisi dari tiap objek, seperti struktur file/tabel atau indeks). Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang
semakin berkembang, maka kita tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objek baru (tabel) atau dengan
penambahan field-field baru pada suatu tabel. 6. Keamanan (Security)
Memang ada sejumlah (aplikasi) pengelola basis data yang tidak
menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan basis data. Tetapi untuk
sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan
dengan ketat. Dengan begitu kita dapat menentukan siapa-siapa (pemakai)
yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya dan
menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.
7. Kebersamaan Pemakaian (Sharability)
Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau di
satu lokasi saja atau oleh satu sistem/aplikasi saja. Data pegawai dalam
basis data kepegawaian, misalnya, dapat digunakan oleh banyak pemakai,
dari sejumlah departemen dalam perusahaan atau oleh banyak sistem
(sistem penggajian, sistem akuntansi, sistem inventori, dan sebagainya).
Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung
dengan menjaga/menghindari (karena data yang sama diubah oleh banyak
pemakai pada saat yang bersamaan) atau kondisi deadlock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data).
2.2.12.2 Kamus Data
Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengartikan aplikasi
secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan secara detail
dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara
persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian
yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses [6].
2.2.12.3 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity-Relationship adalah salah satu metode pemodelan basis data yang digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis/model data
semantik sistem [6]. Dimana sistem seringkali memiliki basis data relasional, dan
ketentuannya bersifat top-down. Diagram untuk menggambarkan model Entitiy-Relationship ini disebut Entitiy-Relationship diagram, ER diagram, atau ERD. Elemen-elemen ERD diantaranya yaitu :
1. Entity
Entity adalah sesuatu apa saja yang ada didalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi
nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis
nama yaitu : orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu
didalamnya).
2. Relationship
Relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat.
Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antar entitas. Pada umumnya penghubung (Relationship) diberi nama dengan kata kerja dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa
dengan kalimat aktif atau kalimat pasif).
Relationship degree atau derajat relationship adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relationship. Derajat relationship yang sering dipakai di dalam ERD :
a. Unary relationship
Unary relationship adalah model relationship yang terjadi diantara
entity yang berasal dari entity set yang sama. b. Binary relationship
Binary relationship adalah model relationship antara intance-intance
dari suatu tipe entitas (dua entity yang berasal dari entity yang sama). c. Ternary relationship
Ternary relationship merupakan relationship antara intance-intance
dari tiga tipe entitas secara serentak.
4. Atribut Value
Atribut value atau nilai atribute adalah suatu occurrence tertentu dari sebuah attribute didalam suatu entity atau relationship. Ada dua jenis atribut :
a. Identifier (key) digunakan untuk menentukan suatu entity secara unik (primary key)
b. Descriptor (nonkey attribute) digunakan untuk menspesifikasikan karakteristik dari suatu entity yang tidak unik.
5. Kardinalitas (Cardinality)
Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat
berelasi dengan entitas pada entitas yang lain.
2.2.12.4 Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu
baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan
nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. DFD pun adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada
dalam diagam konteks [8]. Komponen Data Flow Diagram (DFD) terdiri dari sejumlah komponen yang sederhana, yaitu :
1. Proses (process), untuk menunjukkan transformasi dari masukan dan keluaran, dalam hal ini masukan dapat menjadi hanya satu keluaran atau
sebaliknya.
2. Aliran (flows), untuk menggambarkan gerakan paket data atau informasi dari satu bagian ke bagian lain dari sistem dimana penyimpanan mewakili
lokasi penyimpanan data.
3. Penyimpanan (stores), untuk memodelkan kumpulan data atau paket data. 4. Terminator, notasi ini melambangkan orang atau kelompok orang dimana
sistem berkomunikasi yang direpresentasikan dengan menggunakan notasi
persegi panjang.
2.2.12.5 Software Pembangun Sistem
Berikut ini merupakan perangkat lunak yang digunakan dalam
pembangunan sistem :
2.2.12.5.1 WampServer
WampServer merupakan Server yang dapat dijalankan komputer tanpa memerlukan sambungan Internet. Server di komputer ini disebut dengan Local Server (LocalHost). Ada beberapa fitur pada WampServer diantaranya Apache, MySQL, dan PHP.
2.2.12.5.2 PHP
PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat
ini. PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu
itu PHP masih bernama FI (Form Interpreted), yang wujudnya berupa
banyak dipakai untuk membuat situs web yang dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain [9].
2.2.12.5.3 MySQL
MySQL adalah sebuah server database open source yang terkenal yang digunakan berbagai aplikasi terutama untuk server atau membuat web. Mysql berfungsi sebagai SQL (Structured Query Language) yang dimiliki sendiri dan sudah diperluas oleh Mysql umumnya digunakan bersamaan dengan PHP untuk
membuat aplikasi server yang dinamis dan powerfull.
2.2.12.5.4 Macromedia Dreamweaver 8
Macromedia Dreamweaver adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk mendesain secara visual dalam membuat situs web maupun
halaman web. Macromedia Dreamweaver mendukung berbagai bahasa
pemrograman berbasis website. Berikut ini beberapa bahasa pemrograman web
yang dapat digunakan :
1. HTML (Hyper Text Markup Language)
2. PHP
3. CSS (Cascading Style Sheets)
Gambar 2.4 Tampilan Macromedia Dreamweaver
2.2.12.5.5 Hypertext Markup Language (HTML)
Hyper Text Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa markup
yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai
informasi di dalam sebuah browser Internet. HTML saat ini merupakan standar Internet yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium (W3C). HTML berupa kode-kode tag yang menginstruksikan
browser untuk menghasilkan tampilan sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah file yang merupakan file HTML dapat dibuka dengan menggunakan browser web
seperti Mozilla Firefox atau Microsoft Internet Explorer [9].
2.2.12.5.6 Cascading Style Sheet (CSS)
Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa
markup. Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat
halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML. Walaupun demikian,
35
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1 Analisis Sistem
Analisis Sistem merupakan penguraian suatu sistem yang sedang berjalan
dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang ada,
sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekurangan sistem yang sudah ada
dan dapat diperbaiki menjadi sebuah sistem yang lebih efektif dan efisien.
Analisis sistem ini meliputi analisis masalah dan analisis kebutuhan sistem.
3.1.1 Analisis Masalah
Beberapa permasalahan yang terjadi dan menjadi dasar dibangunnya
sistem ini adalah guru kesulitan untuk mendapatkan hasil analisis tingkat
kemampuan pemahaman siswa dan hasil evaluasinya.
3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan
Berdasarkan hasil observasi selama penelitian yang dilakukan di SMAN
10 Bandung, dapat disimpulkan prosedur sistem ujian tryout yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:
1. Prosedur pelaksanaan ujian tryout
Prosedur pelaksanaan ujian tryout dilakukan untuk mendapatkan hasil jawaban siswa yang akan diolah menjadi laporan hasil tryout. Berikut alur prosedur pelaksanaan ujian tryout:
a. Petugas Tata Usaha memberikan lembar absensi pengawas kepada
Pengawas untuk ditandatangani. Lembar absensi pengawas yang sudah
ditandatangan kemudian diberikan kembali kepada Petugas Tata Usaha.
b. Petugas Tata Usaha memberikan lembar soal, lembar jawaban, dan
lembar absensi kelas kepada Pengawas.
c. Pengawas ujian mengambil lembar soal, lembar jawaban, dan lembar
d. Setelah itu, pengawas masuk kelas dan memberikan lembar absensi
kelas kepada siswa untuk ditanda tangan, lembar soal serta lembar
jawaban kosong kepada siswa.
e. Siswa mengerjakan soal yang dibagikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan.
f. Setelah waktu pengerjaan habis, siswa mengumpulkan kembali lembar
soal dan lembar jawaban yang sudah diisi kepada pengawas.
g. Pengawas memberikan lembar soal, lembar jawaban, dan lembar
absensi kelas kepada Petugas Tata Usaha.
Prosedur Pelaksanaan Ujian Tryout
Siswa
Lembar jawaban Lembar soal
Lembar
Mengisi tanda tangan dan lembar jawaban berdasarkan lembar
soal
Lembar soal
Lembar absensi kelas yang sudah ditandatangani Lembar jawaban yang sudah terisi
Lembar soal
Lembar absensi kelas yang sudah ditandatangani Lembar jawaban yang sudah terisi Lembar soal
Lembar absensi kelas yang sudah
ditandatangani Lembar jawaban yang sudah terisi
A2
2. Prosedur pengolahan nilai ujian tryout.
Alur prosedur pengolahan nilai ujian tryout adalah sebagai berikut:
a. Petugas tata usaha mengumpulkan lembar soal dan jawaban para siswa
untuk diberikan kepada bidang kurikulum untuk dikoreksi.
b. Bidang kurikulum mengoreksi lembar jawaban dengan menggunakan
scanner.
c. Setelah selesai, bidang kurikulum membuat laporan hasil tryout yang berisi nama, nomer peserta, kelas, tanggal ujian, pelajaran, kode soal,
jawaban siswa, soal ujian tryout, kunci jawaban, dan nilai per mata pelajaran pada ujian tryout. Kemudian laporan tersebut disimpan. d. Arsip berupa laporan hasil tryout diberikan kepada guru untuk disimpan
Proses Pengolahan Nilai Ujian Tryout
Petugas Tata Usaha Bidang Kurikulum Guru
A2
Lembar soal
Lembar absensi kelas yang sudah
ditandatangani Lembar jawaban yang sudah terisi
Mengumpulkan lembar soal dan lembar jawaban
Gambar 3.2 Prosedur Pengolahan Nilai Ujian Tryout
3. Prosedur analisis tingkat kemampuan pemahaman siswa
Prosedur analisis tingkat kemampuan pemahaman siswa dilakukan untuk
melihat kelemahan yang ada pada siswa terhadap beberapa materi yang
a. Guru melihat arsip laporan hasil tryout.
b. Guru menyocokan jawaban siswa pada soal – soal yang materinya
berbeda. Setelah itu, nilai yang diperoleh kemudian dikoreksi kembali
menggunakan indikator kriteria yang ditentukan oleh guru.
c. Hasil pengkoreksian berupa hasil analisis tingkat kemampuan dan hasil
evaluasi.
d. Guru menentukan materi mana yang harus difokuskan untuk
pemantapan yang akan datang berdasarkan hasil analisis tingkat
kemampuan dan hasil evaluasinya.
Prosedur Analisis Tingkat Kemampuan Pemahaman Siswa
Guru
Laporan hasil tryout
Menyocokan soal dengan
jawaban siswa
Tingkat kemampuan pemahaman siswa
dan hasil evaluasi
Menentukan materi yang
harus difokuskan
Materi yang harus difokuskan
A3
3.1.3 Database Pada Sistem Yang Berjalan
Database yang berjalan meliputi ERD yang dapat dilihat pada lampiran B.
3.1.4 Fungsionalitas Pada Sistem Yang Berjalan
Fungsionalitas meliputi diagram konteks dan DFD yang dapat dilihat pada
lampiran B.
3.1.5 Analisis Tingkat Kemampuan Siswa
Analisis tingkat kemampuan siswa merupakan analisis yang digunakan
oleh Guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap
materi yang telah disampaikan pada setiap mata pelajaran tertentu. Hasil dari
analisis ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan guru dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas. Untuk menentukan hasil analisis tingkat kemampuan
siswa dapat menggunakan metode presentasi jawaban benar. Tahapan – tahapan
yang dilakukan sama seperti pengolahan hasil tes pada umumnya. Menurut Zainal
Arifin [2], dalam mengolah data hasil tes, ada 4 langkah pokok, yaitu :
1. Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil tes yang dicapai oleh
peserta didik. Untuk memperoleh skor mentah, dibutuhkan tiga jenis
alat bantu yaitu kunci jawaban,, kunci skoring, dan pedoman konversi.
2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai norma tertentu.
3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau
angka.
4. Melakukan analisis soal (jika diperlukan).
Jika data sudah diolah dengan aturan - aturan tertentu, langkah selanjutnya
adalah menafsirkan data sehingga dapat memberikan makna dan kesimpulan.
Contoh kasus:
Terdapat 10 orang siswa mengikuti ujian. Terdapat 10 soal yang diujikan
kelas XII. Untuk mencari tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap masing – masing materi, jawaban benar dihitung per materi yang berbeda.
Tabel 3.1 Jumlah Jawaban Benar Pada Setiap Materi
No. Nama Siswa Materi
Kelas X Kelas XI Kelas XII
1 NURUL FADILAH 3 3 3
2 RISTY FITRI KANIA 3 2 3
3 RIZKI ANDRIANA 3 3 4
4 TITA SHARA ASTUTI 3 2 2
5 VITALOKA NURCAHYANI 3 2 2
6 VONY ALFIANI MAS
NUGRAHA 1 1 2
7 YUDHA DEWANTARA
ROSADI 2 2 1
8 ZAKI ALFARISI
RODHIYANTO 1 2 2
9 MUHAMAD KHAIR M.
LONDUL 2 1 1
10 YUNI LISNIAWATI 1 2 1
Setelah itu, digunakan rumus berikut untuk menghitung persentase
perolehan per materi:
Tabel 3.2 Persentase Nilai Per Materi
No. Nama Siswa Materi
Kelas X Kelas XI Kelas XII
1 NURUL FADILAH 100% 100% 75%
2 RISTY FITRI KANIA 100% 66,6% 75%
3 RIZKI ANDRIANA 100% 100% 100%