• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan sistem evaluasi untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran berdasarkan hasil Tryout berbasis WEB di SMA 10 Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembangunan sistem evaluasi untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran berdasarkan hasil Tryout berbasis WEB di SMA 10 Bandung"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN BERDASARKAN HASIL TRYOUT BERBASIS

WEB DI SMAN 10 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

SEPTIYAN HENDIYANA

10110508

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)

iii

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis. Atas ijin dan ridha-Nya lah

skripsi yang berjudul “Pembangunan Sistem Evaluasi Untuk Mengetahui

Kemampuan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Pembelajaran Berdasarkan

Hasil Tryout Berbasis Web Di SMAN 10 Bandung“ dapat terselesaikan.

Adapun maksud dan tujuan dari penelitian skripsi ini yaitu untuk dapat

membantu dalam kegiatan evaluasi hasil belajar di SMAN 10 Bandung.

Tanpa adanya dukungan dan perhatian dari berbagai pihak, penulis

menyadari bahwa penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan

baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

setulusnya kepada :

1. Allah SWT, karena telah diberikan kemudahan dan kelancaran dalam

menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tua, karena telah memberikan dukungan moral ataupun

materi sehingga penulis dapat menyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Alif Finandhita, S.Kom., M.T., selaku dosen pembimbing sekaligus

dosen wali kelas IF-12 angkatan 2010, karena telah banyak meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan juga saran dan nasehatnya selama

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Wahyu Jati Atmojo, S.Pd., selaku wakasek kurikulum SMAN 10

Bandung, karena telah meluangkan waktu untuk membantu dalam

memberikan informasidan data keperluan penelitian skripsi ini.

5. Staff TU dan guru yang telah banyak membantu.

6. Bapak Galih Hermawan S.Kom., M.T., dan Bapak Andri Heryandi, S.T.,

M.T., selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktu dan

memberikan arahan untuk perbaikan skripsi ini.

(3)

iv

1. Kartiwa Ganda Wijaya Saputra, yang telah membuat LMS SMAN 10

Bandung sebelumnya dan memberikan gambaran mengenai LMS tersebut.

2. Sahabat seperjuangan dalam menyelesaikan skripsi, Amir Ibrahim Hasan,

Bambang Imam Hermawan, Gustiar Prasetyo Hadi, Muhammad Iqbal,

Muhamad Septiana, dan teman-teman yang tidak dapat ditulis namanya

satu persatu.

3. Teman-teman di IF-12 angkatan 2010 yang selama 9 semester ini belajar

bersama-sama, berbagi canda-tawa, senang maupun duka. Semoga kalian

dimudahkan dan dilancarkan skripsinya agar segera lulus.

4. Sahabat dari lingkungan rumah dan komunitas Cosplay Bandung, yang memberikan motivasi dan saran-saran agar dapat dengan cepat

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas doa-doa nya.

Semoga semua amal baik, bantuan, dorongan, bimbingan serta doa yang

telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari ALLAH SWT. Akhir kata,

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, 15 Februari 2015

(4)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR SIMBOL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan... 2

1.3.1 Maksud ... 2

1.3.2 Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 4

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Tinjauan Sekolah ... 7

2.1.1 Sejarah SMAN 10 Bandung... 7

2.1.2 Visi dan Misi Sekolah ... 8

2.1.3 Struktur Organisasi Sekolah ... 8

2.1.4 Deskripsi Kerja ... 9

2.2 Landasan Teori... 10

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi ... 10

2.2.2 Sistem Evaluasi ... 11

(5)

vi

2.2.4 Tryout Ujian Nasional... 12

2.2.5 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ... 13

2.2.6 Evaluasi Pembelajaran ... 14

2.2.7 Analisis Tingkat Kemampuan Pemahaman Siswa ... 16

2.2.8 Pengolahan dan Penafsiran Hasil Tes ... 17

2.2.9 Fuzzy Logic ... 18

2.2.10 Fuzzy Inference System ... 21

2.2.11 Skala Pengukuran... 22

2.2.12 Konsep Perancangan Sistem ... 24

2.2.12.1 Basis Data ... 25

2.2.12.2 Kamus Data ... 28

2.2.12.3 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 28

2.2.12.4 Data Flow Diagram ... 29

2.2.12.5 Software Pembangun Sistem ... 30

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 35

3.1 Analisis Sistem... 35

3.1.1 Analisis Masalah ... 35

3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan... 35

3.1.3 Database Pada Sistem Yang Berjalan ... 40

3.1.4 Fungsionalitas Pada Sistem Yang Berjalan ... 40

3.1.5 Analisis Tingkat Kemampuan Siswa ... 40

3.1.6 Analisis Logika Fuzzy ... 44

3.1.7 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 48

3.1.7.1 Analisis Perangkat Keras (Hardware) ... 48

3.1.7.2 Analisis Perangkat Lunak (Software) ... 49

3.1.7.3 Analisis Pengguna ... 49

3.1.8 Analisis Basis Data ... 50

3.1.9 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 52

3.1.9.1 Diagram Konteks ... 52

3.1.9.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 53

(6)

vii

3.1.9.4 DFD Level 2 ... 54

3.1.9.5 Spesifikasi Proses... 56

3.1.9.6 Kamus Data ... 57

3.2 Perancangan Sistem ... 60

3.2.1 Skema Relasi ... 60

3.2.2 Struktur Tabel ... 61

3.2.3 Perancangan Struktur Menu ... 63

3.2.4 Perancangan Antarmuka ... 64

3.2.5 Perancangan Pesan ... 67

3.2.6 Perancangan Jaringan Semantik ... 67

3.2.7 Perancangan Prosedural ... 69

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 73

4.1 Implementasi ... 73

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 73

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ... 73

4.1.3 Implementasi Basis Data... 74

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 76

4.2 Pengujian... 77

4.2.1 Pengujian Alpha ... 77

4.2.1.1 Kasus dan Hasil Pengujian Alpha ... 77

4.2.1.2 Kesimpulan Hasil Pengujian Alpha ... 84

4.2.2 Pengujian Beta ... 84

4.2.2.1 Hasil Pengujian Beta ... 85

4.2.2.2 Kesimpulan Hasil Pengujian Beta ... 88

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 89

5.1 Kesimpulan ... 89

5.2 Saran ... 89

(7)

91

Konteks KTSP. Bandung: Humaniora.

[2] Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran, edisi ketiga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

[3] BNSP. (2006). Panduan Penyusunan KTSP Dasar dan Menengah.

Jakarta: Depdiknas.

[4] DeLone, W.H. dan McLean, E. R. (1992). The DeLone McLean Model Of Information System Success. New York : s.n., 1992, Vol. 19, pp. 9-30. [5] Fathansyah. (2004). Basis Data, Edisi kelima. Bandung: Informatika. [6] Jogiyanto, H. (2004). Pengenalan Komputer : Dasar Ilmu Komputer,

Pemrograman, Sistem Informasi Dan Intelegensi Buatan, 2nd ed.

Yogyakarta: Andi Offset.

[7] Nazir, M. (2011). Metode Penelitian, Cet.7. Bogor: Ghalia Indonesia. [8] Pressman, R. S. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak, 7th ed. Indonesia:

Andi Offset.

[9] Prijono Agus, Suteja Bernard Renaldy, Agustaf Rusdy. (2005). Mudah dan Cepat Menguasai Pemrograman Web. Bandung: Informatika.

[10] Saputra, K. (2014). Pembangunan Aplikasi E-Learning Berbasis Website di SMAN 10 Bandung. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

[11] Shalahuddin, M. dan Rosa A.S. (2010). Java di Web, Cetakan Kedua. Bandung: Informatika.

[12] Sri Kusumadewi, Sri Hartati. (2010). Neuro-Fuzzy: Integrasi Sistem Fuzzy & Jaringan Syaraf. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[13] Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method).

Bandung: Alfabeta.

(8)

92

(9)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Bandung merupakan SMA

Negeri yang berada di Provinsi Jawa Barat dan terletak diJalan Cikutra Nomer 77

Bandung. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah unggulan yang memiliki

fasilitas yang cukup lengkap. SMAN 10 Bandung menerapkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai acuan operasional dan prosedur yang

dilaksanakan oleh setiap satuan didik. Saat ini SMAN 10 Bandung sudah

memiliki media pembelajaran online berupa Learning Management System (LMS)

yang dibangun oleh Kartiwa Gandawijaya Saputra. LMS tersebut dapat diakses

dengan alamat http://sman10bandung.sch.id/elearning. LMS tersebut dapat

digunakan oleh siswa, guru, maupun kepala sekolah.

Berdasarkan wawancara dengan pihak sekolah yaitu Wakasek Urusan

Kurikulum, terkait dengan adanya Ujian Nasional (UN) yang diselenggarakan

oleh Pemerintah, SMAN 10 Bandung mengadakan suatu kegiatan sebagai

evaluasi hasil belajar, yaitu pemantapan dan ujian tryout. Tujuan diadakannya ujian tryout adalah untuk mengukur apakah siswa mampu mendapatkan nilai diatas nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan oleh pemerintah.

Sedangkan, kegiatan pemantapan bertujuan untuk memperbaiki kelemahan siswa

tentang materi – materi yang belum ataupun tidak dipahami dengan cara guru

menyampaikan kembali materi tersebut kepada siswa. Hasil evaluasi yang

diperoleh dari ujian tryout akan digunakan oleh guru untuk membantu kegiatan pemantapan selanjutnya dengan cara melakukan analisis tingkat kemampuan

pemahaman siswa.

Pada pelaksanaannya, kegiatan evaluasi sering terjadi kendala. Untuk

mendapatkan hasil analisis tingkat kemampuan siswa dibutuhkan waktu yang

cukup lama karena guru harus memeriksa dan mencocokan kembali jawaban

siswa dengan soal-soal yang diujikan. Akibatnya waktu untuk pemantapan

(10)

guru harus meninjau kembali siswa-siswi yang belum diketahui tingkat

kemampuan pemahamannya. Selain itu, pada LMS yang ada saat ini belum ada

fitur untuk mendukung kegiatan evaluasi berdasarkan hasil ujian tryout.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka akan

dibangun Sistem Evaluasiyang terintegrasi dengan Learning Management System

yang sudah ada. Topik tugas akhir ini diberi judul Pembangunan Sistem Evaluasi

Untuk Mengetahui Kemampuan Pemahaman Siswa Terhadap Materi

Pembelajaran Berdasarkan Hasil Tryout Berbasis Web Di SMAN 10 Bandung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka rumusan masalah yang menjadi dasar dalam penulisan tugas akhir ini adalah

bagaimana membangun Sistem Evaluasi untuk mengetahui kemampuan

pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran berdasarkan hasil Tryout

berbasis web di SMAN 10 Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka maksud

dari penulisan tugas akhir ini adalah membangun Sistem Evaluasi untuk

mengetahui kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran

berdasarkan hasil Tryout berbasis web di SMAN 10 Bandung.

1.3.2 Tujuan

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu mempermudah

guru dalam mendapatkan hasil analisis tingkat kemampuan pemahaman siswa dan

hasil evaluasinya, sehingga guru dapat mengetahui materi mana yang harus

difokuskan saat pemantapan berlangsung.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah untuk merancang dan mengimplementasikan

(11)

1. Pengguna yang dapat menggunakan sistem yaitu guru.

2. Ruang lingkup materi yaitu materi kelas X, XI, dan XII.

3. Pengolahan dan penafsiran hasil tes menggunakan model penilaian acuan

patokan (PAP), dengan metode persentasi jawaban benar sebagai metode

yang digunakan untuk menafsirkan tingkat kemampuan pemahaman siswa

terhadap materi pembelajaran sebagai hasil evaluasinya.

4. Informasi hasil penilaian dan pengukuran ditampilkan dalam bentuk tabel.

5. Fuzzy Logic digunakan untuk menentukan keputusan rekomendasi atau tindakan yang diambil berdasarkan hasil analisis tingkat kemampuan

siswa.

6. Data yang diolah yaitu data siswa, data mengerjakan, data guru, data nilai,

data mata pelajaran, data soal ujian, dan data ujian.

7. Proses yang terlibat diantaranya proses analisis, proses penafsiran hasil

penilaian, dan proses rekomendasi.

8. Keluaran sistem yaitu informasi nilai tryout, informasi tingkat kemampuan siswa, dan informasi rekomendasi.

9. Software yang digunakan untuk membangun sistem ini yaitu:

a. Macromedia Dreamweaver 8 dengan bahasa pemrograman PHP.

b. MySQL sebagai DBMS (Database Management System).

c. WampServer sebagai internal server yang digunakan untuk uji coba. d. Mozilla Firefox untuk web browsernya.

10. Pendekatan analisis perangkat lunak yang digunakan yaitu

a. Pemodelan analisis terstruktur.

b. Tools pemodelan menggunakan Flowmap, Entity Relationship Diagram

(ERD) dan Data Flow Diagram (DFD).

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini

menggunakan metodologi penelitian deskriptif. Metode Deskriptif adalah suatu

(12)

suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir,

2011). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu sebagai berikut :

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Studi Literatur.

Studi literatur merupakan kegiatan dengan melakukan pencarian dan

pengumpulan data pustaka yang menunjang penelitian yang akan

dikerjakan. Pustaka tersebut berupa buku, jurnal, dan laporan tugas akhir

yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

2. Observasi.

Kegiatan pengamatan secara langsung di SMAN 10 Bandung untuk

mengumpulkan data yang diperlukan dalam permasalahan yang dicari.

3. Wawancara.

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara

langsung kepada pihak berwenang di SMAN 10 Bandung yang ada

kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti.

4. Kuisioner.

Teknik pengumpulan data dioperasionalisasikan ke dalam bentuk item atau

pertanyaan. Kuisioner ini dilakukan dengan harapan dapat mengetahui

respon dari guru di SMAN 10 Bandung, apakah target tercapai atau tidak.

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak

Teknik pembangunan perangkat lunak yang digunakan adalah waterfall

[8]. Proses yang dilakukan diantaranya:

1. Komunikasi

Mengumpulkan kebutuhan dengan mengumpulkan dokumen – dokumen

yang mendukung untuk pengembangan sistem, melakukan observasi di

SMAN 10 Bandung, dan melakukan wawancara secara langsung kepada

(13)

2. Perencanaan

Membuat rencana kerja apa saja yang harus dilakukan terlebih dahulu,

mendefinisikan resiko yang mungkin terjadi pada sistem lama,

menyiapkan sumber daya yang diperlukan, dan kerja jadwal.

3. Pemodelan

Membuat model/sketsa tampilan yang akan dikembangkan pada sistem

lama dan bagaimana penyusunnya.

4. Kontruksi

Tahap mengkombinasikan script program LMS yang lama dengan

penambahan script yang dikembangkan, melakukan pengujian terhadap LMS yang telah dikembangkan untuk mengetahui kesalahan – kesalahan

yang ada.

5. Penyerahan Sistem/Perangkat Lunak Kepada Pelanggan/Pengguna

Penyerahan LMS yang sudah dikembangkan kepada pihak SMAN 10

Bandung.

Gambar 1.1 Model Waterfall [8] 1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika pada penyusunan tugas akhir ini dibagi beberapa bab dengan

pokok pembahasan secara umum sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,

maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan.

(14)

Pada bab ini berisi sejarah perusahaan dan segala sesuatu tentang

konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topik dan

hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi analisis sistem, pengguna, analisis pemecah masalah,

analisis kebutuhan fungsional dan non fungsional, dan perancangan

pengembangan sistem LMS SMAN 10 Bandung. Pada perancangan

berisi mengenai perancangan data, perancangan menu, perancangan

antarmuka dan jaringan semantik.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Bab ini berisi tentang penjelasan implementasi dan penjelasan

tentang teknik dan strategi pengujian sistem yang digunakan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi hal-hal yang bisa disimpulkan dari hasil

keseluruhan penelitian dan aplikasi yang dibangun, serta saran

(15)

7

2.1 Tinjauan Sekolah

Pada tinjauan sekolah ini akan dibahas mengenai sejarah, visi dan misi,

struktur organisasi, dan deskripsi kerja di SMAN 10 Bandung.

2.1.1 Sejarah SMAN 10 Bandung

SMA Negeri 10 pada awalnya merupakan filial dari SMA Negeri 3

Bandung yang berlokasi di Jalan Belitung. Saat itu SMAN 10 Bandung masih

menggunakan semua fasilitas yang dimiliki SMAN 3 Bandung untuk operasional

sehari - hari. Pada tahun 1967, SMA Negeri 10 Bandung berpindah ke lokasi baru

di Sekolah Dasar Sentrum. Hal tersebut terjadi sebagai realisasi dari surat

bernomor 031/D.26/K.67 tertanggal 1 Juli 1967 tentang usulan pemisahan diri

dari SMA Negeri 3 Bandung. Saat itu juga SMA Negeri 10 tidak ber-gantung

kepada SMA Negeri 3 dan berdiri sendiri. Munculnya SMA Negeri 10 Bandung

yang memiliki otoritas penuh disahkan oleh Drs. Waskito atas nama Mentri

Pendidikan dan Kebudayaan. Drs. A. S. Setiadi menjadi kepala sekolah SMAN 10

Bandung yang pertama. Pada awal tahun 1968 pimpinan Sekolah mempunyai

keinginan untuk memiliki bangunan yang lebih memadai dan dimiliki sendiri, dan

akhirnya dengan surat izin mem-bangun nomor 348/UKK/3/1968 tanggal 22

Oktober 1968 dimulailah pelaksanaan pembangunan gedung SMA Negeri 10

Bandung oleh CV. Haruman yang lookasinya di jalan Cikutra Nomor 77

Bandung.

Saat kurikulum 1994 SMA diberlakukan, nama SMAN 10 Bandung

berubah menjadi SMU Negeri 10 Bandung. Nama SMUN 10 Bandung bertahan

hingga munculnya Kurikulum 2004. Pada kurikulum 2004, nama SMU diubah

lagi menjadi SMA. Karena itulah, dengan SK Dinas Pendidikan Kota Bandung

tanggal 24 Desember 2003 No. 421/4419-TU/2003, nama SMUN 10 Bandung

(16)

2.1.2 Visi dan Misi Sekolah

1. Visi:

Mewujudkan insan yang berakhlak mulia kompeten dan kompetitif dalam

era global, melalui sekolah standar nasional.

2. Misi:

a. Melaksanakan pembinaan keimanan dan ketaqwaan dengan

melibatkan seluruh komponen sekolah dan terintegrasi pada proses

pembelajaran.

b. Mengkondisikan sekolah sehingga kondusif dalam mendukung

pembinaan kepribadian dan keberhasilan proses belajar mengajar serta

mengembangkan program aksi lingkungan.

c. Menumbuhkan penghayatan terhadap budaya sehingga menjadi salah

satu sumber kearifan dalam berprilaku dan bermasyarakat.

d. Menumbuhkan motivasi dalam pengembangan profesionalisme dan

semangat keunggulan melalui penanaman wawasan kemandirian dan

peningkatan kesejahteraan seluruh civitas akademika.

e. Memberdayakan seluruh komponen sekolah dan mengoptimalkan

sumber daya sekolah, dalam membantu siswa untuk dapat

mengembangkan diri secara optimal.

f. Mengembangkan pembelajaran bahasa inggris dan teknologi

informatika, baik dalam intra maupun ekstrakulikuler.

2.1.3 Struktur Organisasi Sekolah

Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi dan

hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran.

(17)

Ketua Komite Sekolah Drs. H. Bambang Haryono

Kepala Sekolah Isnaeni Zakiah, S.pd, M.Mpd

Kepala Tata Usaha Apandi

Guru

Siswa Wakasek Urusan

Kurikulum Asep Yayat R, S.Pd

Wakasek Urusan Kesiswaan Drs. Maman Suparman

Wakasek Urusan Prasarana Drs. E Tita Pursitawati

Wakasek Urusan Humas Drs. Sarifudin

Gambar 2.1 Struktur Organisasi SMAN 10 Bandung

2.1.4 Deskripsi Kerja

Rincian tugas yang dibebankan pada setiap posisi seperti yang telah

digambarkan diatas yaitu :

1. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah bertugas untuk melakukan evaluasi, verifikasi, dan

validasi data keluar maupun yang masuk ke sekolah. Selain itu, Kepala

Sekolah bertugas mengawasi proses kegiatan yang ada di sekolah.

2. Karyawan Tata Usaha dan Komite Sekolah

Karyawan Tata Usaha dan Komite Sekolah bertugas dalam mengatur

keuangan dan data – data administrasi.

3. Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan bertugas dalam mengawasi dan

bertanggung jawab terhadap kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan

kesiswaan.

(18)

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum bertugas dalam mengawasi,

mengatur, dan bertanggung jawab terhadap kurikulum – kurikulum yang

berlaku dan masalah akademik yang diaplikasikan pada SMAN 10

Bandung. Wakasek Urusan Kurikulum bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Sekolah.

5. Wakil Kepala Sekolah Urusan Prasarana

Wakil Kepala Sekolah Urusan Prasarana bertugas sebagai penanggung

jawab dan mengatur ketersediaan sarana dan prasarana di SMAN 10

Bandung.

6. Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas

Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas bertugas sebagai penghubung antara

instansi sekolah dengan masyarakat luas.

7. Guru

Guru bertugas sebagai tenaga pengajar bagi siswa dalam melakukan

kegiatan belajar mengajar di sekolah.

8. Siswa

Siswa bertugas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang

diselenggarakan sekolah.

2.2 Landasan Teori

Dalam landasan teori akan dibahas mengenai teori – teori yang berkaitan

dengan sistem informasi yang akan dibuat.

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto [6], sistem yaitu suatu kesatuan yang terdiri dari dua

atau lebih komponen atau sub sistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu

tujuan. Sistem dipandang sebagai kesatuan yang utuh, bukan hanya pada sub

sistem. Untuk membentuk suatu kesatuan, elemen – elemen saling berinteraksi

dan bekerja sama sehingga dapat dikatakan sebuah sistem. Karakteristik sistem

yaitu memiliki komponen-komponen, lingkungan luar sistem, penghubung, batas,

(19)

Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna

dan lebih berarti untuk orang yang menerima informasi tersebut. Informasi dapat

digunakan untuk berbagai hal, seperti membuat keputusan untuk menyelesaikan

suatu masalah atau membuat suatu keputusan.

Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut, maka sistem informasi

secara umum yaitu sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur, dan aturan – aturan yang terorganisir untuk mengolah data menjadi informasi yang

berguna untuk memecahkan masalah maupun dalam pengambilan keputusan.

Sistem informasi diimplementasikan pada suatu organisasi untuk dapat membantu

dan memudahkan dalam memperoleh informasi yang diinginkan. Sistem

informasi meliputi input, proses, output, penyimpanan, dan pengontrolan.

Menurut DeLone dan McLean [4], kualitas sistem mengukur kesuksesan

teknikal, kualitas informasi mengukur kesuksesan semantik, dan pengunaan

sistem, kepuasan pengguna, individual impact dan organizational impact

mengukur kesuksesan keefektifan. Kualitas sistem memerlukan indikator untuk

mengukur seberapa besar kualitas dari sistem informasi. Indikator kualitas sistem

diwujudkan dalam seperangkat pertanyaan kualitas sistem yang dapat diukur

melalui beberapa indikator sebagai berikut:

1. Ease of use (Kemudahan Penggunaan) 2. Response Time (Kecepatan Akses) 3. Reliability (Keandalan Sistem) 4. Flexibility (Fleksibilitas)

2.2.2 Sistem Evaluasi

Menurut Zainal Arifin [2], evaluasi merupakan suatu proses yang

sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) daripada

sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka mengambil

suatu keputusan. Secara umum, sistem evaluasi dapat disimpulkan sebagai sistem

yang diimplementasikan untuk membantu dan memudahkan dalam memperoleh

(20)

2.2.3 Internet

Internet atau disebut juga internetwork merupakan sekumpulan dari jaringan berbeda yang saling terhubung bersama sebagai satu kesatuan dengan

menggunakan berbagai macam protokol, salah satunya adalah protokol TCP/IP

(Transmission Control Protocol/Internet Protocol) [11]. Internet merupakan sarana yang sangat tepat untuk digunakan sebagai pertukaran informasi jarak jauh

maupun dekat.

Protokol yang sering digunakan di internet yaitu TCP/IP. Protokol TCP/IP

merupakan protokol standar untuk memaketkan dan mengalamatkan data

komputer, sehingga data tersebut dapat dikirimkan ke komputer terdekat atau

keseluruh dunia dalam waktu yang singkat.

Internet memiliki layanan – layanan (services) yang telah banyak digunakan pada saat ini diantaranya yaitu:

1. Layanan informasi dengan menggunakan World Wide Web/WWW

menggunakan protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol).

2. Layanan e-mail dengan menggunakan protokol POP (Post Office Protocol), SMTP (Simple Mail Transfer Protocol), dan IMAP (Internet Message Access Protocol).

3. Layanan chatting dengan menggunakan IRC (Internet Relay Chat). 4. Layanan pertukaran file dengan menggunakan FTP (File Transfer

Protocol).

2.2.4 Tryout Ujian Nasional

Ujian nasional merupakan bentuk evaluasi hasil belajar yang

diselenggarakan oleh pemerintah sebagai evaluasi nasional. Untuk

mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian nasional, sudah menjadi rahasia

umum bila setiap sekolah selalu mengadakan tryout atau uji coba dengan mengerjakan soal – soal yang diprediksi akan muncul pada ujian nasional.

(21)

kemampuan dan melihat kelemahan siswa sehingga bisa mempersiapkan diri lebih

baik lagi, dan mengetahui seperti apa ujian nasioal saat berlangsung.

2.2.5 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan. KTSP

terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan

kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus [1]. KTSP

merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk

menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan efisien

pendidikan agar dapat memodifikasi keinginan masyarakat setempat serta

menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, industri, dan pemerintah dalam

membentuk pribadi peserta didik. Tujuan utama KTSP adalah memandirikan dan

memberdayakan sekolah dalam mengembangkan kompeternsi yang akan

disampaikan kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan.

KTSP mempunyai ciri – ciri yaitu orientasi pencapaian hasil dan dampak,

berbasis standar kompetensi dan kompetensi standar yang tertuang pada standar

isi, bertolak dari standar kompetensi kelulusan, memperhatikan pengembangan

kurikulum berdiversikasi, mengembangkan kompetensi secara utuh dan

menyeluruh, dan menerapkan prinsip ketuntasan belajar. Evaluasi hasil belajar

dalam KTSP dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk

tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian produk,

penilaian hasil karya berupa tugas, proyek, atau produk, penggunaan portofolio,

dan/atau penilaian diri. Adapun hal – hal yang harus diperhatikan dalam penilaian,

antara lain :

1. Penilaian diarahkan untuk pencapaian kompetensi.

2. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa

dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, bukan

untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

3. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.

(22)

pembelajaran, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi

dasar yang telah dikuasai dan/atau belum dikuasai siswa, serta untuk

mengetahui tingkat kesulitan siswa dalam pembelajaran.

4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut berupa

perbaikan proses pembelajaran selanjutnya, program remedial bagi peserta

didik yang pencapaian kompetensinya dibawah kriteria ketuntasan, dan

program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria

ketuntasan.

5. Sistem penilaian disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh

dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan

pendekatan tugas pengamatan (keterampilan proses) misalnya teknik

wawancara, maupun produk atau hasil pengamatan lapangan berupa

informasi yang dibutuhkan.

2.2.6 Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah salah satu kompetensi yang harus dikuasai

oleh guru. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam

pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk di dalamnya

melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar [2]. Evaluasi pembelajaran lebih

terfokus pada teknik penentuan metode dan pengembangan instrumen untuk

mengukur, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menulis laporan hasil

evaluasi yang nantinya digunakan untuk menafsirkan, menilai, dan menetapkan

keputusan di bidang pendidikan. Evaluasi pembelajaran memiliki beberapa ciri,

yaitu:

1. Bersifat tidak langsung. Untuk mengetahui bahwa seorang siswa tergolong

pandai, tidak mudah untuk menentukannya hanya dengan melihat tersebut,

untuk itu diperlukan alat ukur berupa tes. Kepandaian siswa dapat

ditentukan melalui kemampuannya dalam menjawab butir – butir tes

tersebut.

2. Menggunakan ukuran kuantitas. Hasil pengukuran pendidikan bersifat

(23)

3. Menggunakan unit – unit atau satuan – satuan yang tetap.

4. Bersifat relatif. Artinya, hasil evaluasi tidak sama atau tidak selalu tetap

dari waktu ke waktu.

5. Menilai aspek – aspek tertentu, seperti kompetensi, kepribadian, sikap,

kemampuan, keterampilan, hasil pendidikan dan lain – lain.

6. Tidak luput dari kesalahan. Sumber – sumber kesalahan yang terjadi dalam

evaluasi pendidikan adalah :

a. Bersumber dari penilaian itu sendiri.

b. Bersumber dari alat ukurnya.

c. Bersumber dari siswa yang dievaluasi.

d. Bersumber dari situasi di mana penilaian sedang berlangsung.

Gambar 2.2 Hubungan Evaluasi-Penilaian-Pengukuran dan Tes [2]

Evaluasi dalam pembelajaran terdiri atas evaluasi pendahuluan, evaluasi

formatif, evaluasi sumatif, dan evaluasi diagnostik.

Tabel 2.1 Jenis – Jenis Evaluasi [1]

Jenis Tujuan Waktu Pelaksanaan Teknik

Evaluasi

Pendahuluan

Mengetahui

karakteristik siswa

Pada awal pembelajaran

(biasanya 10 hari

pertama)

Secara spontan atau

pengamatan, dan

wawancara

Evaluasi

Formatif

Menentukan apa

yang telah dipelajari

Berkelanjutan, selama

proses pembelajaran

Pengamatan,

(24)

untuk perencanaan

pembelajaran

daftar cek, skala

sikap, penilaian

unjuk kerja,

portofolio, PR, dan

lain – lain.

Evaluasi

Sumatif

Sertifikasi, nilai

akhir, promosi, dan

perbaikan

yang akan terjadi

dan harus dicegah

atau yang terjadi dan

memerlukan

pencegahan.

Ketika siswa mengalami

kesulitan belajar sebelum

dan pada saat

pembelajaran sedang

berlangsung, atau setelah

teridentifikasi adanya

kesulitan belajar siswa.

Pengamatan, skala,

daftar cek, dan

kadang – kadang

tes tertulis, tes

baku, dan atau

wawancara

langsung.

Ada 2 bentuk tes tertulis, yaitu uraian dan objektif. Bentuk tes yang

digunakan ujian nasional maupun ujian tryout yaitu objektif, dengan jumlah soal antara 40 sampai 50 soal. Pada bentuk objektif, penilaian ditentukan berdasarkan

jawaban benar atau salah dan skor yang diberikan tiap soal adalah 1 atau 0.

Dibutuhkan kunci jawaban untuk dapat mengoreksi tes objektif. Tes objektif

sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak

begitu tinggi, seperti mengingat, mengenal, pengertian, dan prinsip – prinsip. Tes

objektif terdiri atas beberapa bentuk, yaitu benar-salah, pilihan ganda,

menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban singkat.

2.2.7 Analisis Tingkat Kemampuan Pemahaman Siswa

Analisis tingkat kemampuan siswa merupakan analisis yang digunakan

(25)

materi yang telah disampaikan pada setiap mata pelajaran tertentu. Hasil dari

analisis ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan guru dalam kegiatan

belajar mengajar di kelas. Untuk menentukan hasil analisis tingkat kemampuan

siswa dapat menggunakan metode presentasi jawaban benar. Tahapan – tahapan

yang dilakukan sama seperti pengolahan hasil tes pada umumnya. Menurut Zainal

Arifin [2], dalam mengolah data hasil tes, ada 4 langkah pokok, yaitu :

1. Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil tes yang dicapai oleh

peserta didik. Untuk memperoleh skor mentah, dibutuhkan tiga jenis

alat bantu yaitu kunci jawaban,, kunci skoring, dan pedoman konversi.

2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai norma tertentu.

3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau

angka.

4. Melakukan analisis soal (jika diperlukan).

Jika data sudah diolah dengan aturan - aturan tertentu, langkah selanjutnya

adalah menafsirkan data sehingga dapat memberikan makna.

2.2.8 Pengolahan dan Penafsiran Hasil Tes

Ada beberapa model yang dalam pengolahan dan penafsiran hasil tes, yaitu

penilaian acuan patokan (PAP), penilaian acuan norma (PAN), dan penilaian

acuan kombinasi (antara PAP dan PAN).

1. Penilaian Acuan Patokan

Pendekatan atau penilaian acuan patokan lebih menitikberatkan pada apa

yang dapat dilakukan siswa, tidak membandingkan siswa satu dengan yang

lainnya. Hasil belajar siswa dibandingkan dengan kriteria atau patokan

tertentu. Penilaian ini sangat cocok digunakan untuk perbaikan proses

pembelajaran.

2. Penilaian Acuan Norma

Penilaian acuan norma bertujuan untuk membandingkan skor peserta didik

dengan teman satu kelasnya. Pedoman konversi skor yang sudah disusun

(26)

Dalam kegiatan yang dilakukan untuk proses perbaikan pembelajaran

seperti ujian tryout, yang sering digunakan adalah PAP. Adapun metode yang digunakan yaitu metode persentase jawaban benar. Metode ini dilakukan dengan

cara setiap komponen penilaian diberi persentase tertentu berdasarkan jumlah

jawaban yang benar atau berdasarkan presentase total skor.

(2.3)

Selanjutnya skor tes tunggal digunakan presentase penilaian dengan skala

huruf (4-0) sebagai berikut:

1. 90 – 100% = A

2. 80 – 89% = B

3. 70 – 79% = C

4. 60 – 69% = D

5. 0 – 59% = E

Adapun bentuk laporan yang disajikan berdasarkan skala huruf yang telah

didapat yaitu sebagai berikut:

A = Baik Sekali, artinya siswa telah menguasai semua materi.

B = Baik, artinya siswa telah menguasai sebagian besar materi.

C = Cukup, artinya siswa hanya menguasai setengah dari materi.

D = Kurang, artinya siswa hanya menguasai sedikit materi.

E = Sangat Kurang, artinya siswa tidak menguasai materi.

2.2.9 Fuzzy Logic

Menurut Sri Kusumadewi dan Sri Hartati [12], ada beberapa alasan

mengapa orang menggunakan logika fuzzy, antara lain :

1. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang

mendasari penalaran logika fuzzy sangat sederhana dan mudah

(27)

2. Logika fuzzy sangat fleksibel.

3. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data – data yang tidak tepat. 4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi – fungsi nonlinear yang

sangat kompleks.

5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman – pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses

pelatihan.

6. Logika fuzzy dapat bekerja sama dengan teknik – teknik kendali konvensional.

7. Logika fuzzy didasarkan pada bahasa alami.

Teori himpunan fuzzy merupakan perluasan dari teori himpunan kelasik (crisp). Keberadaan suatu elemen pada suatu himpunan hanya akan memiliki 2 kemungkinan anggota, yaitu menjadi anggota himpunan atau bukan anggota

himpunan. Suatu nilai yang menunjukan seberapa besar tingkat keanggotaan suatu

elemen (x) dalam himpunan (A), sering dikenal dengan nama nilai keanggotaan

atau derajat keanggotaan, dinotasikan dengan µA(x), dengan nilai keanggotaan

µA(x)=1 untuk x menjadi anggota A dan µA(x)=0 untuk x bukan anggota dari A.

Teori himpunan fuzzy diperkenalkan Lotfi A Zadeh pada tahun 1965. Pada

definisinya, jika X adalah koleksi dari objek – objek yang dinotasikan secara

generik oleh x, maka suatu himpunan fuzzy A, dalam X adalah suatu himpunan pasangan berurutan A={(X, µA(x)) | x € X}, dengan µA(x) adalah derajat

keanggotaan M yang terletak pada rentang [0,1].

Ada beberapa fungsi keanggotaan yang dapat digunakan:

1. Representasi Linear

Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotannya

digambarkan sebagai suatu garis lurus.

(2,4)

(28)

Pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis (linear).

(2,5)

3. Representasi Kurva Trapesium

Pada dasarnya seperti bentuk segitiga, hanya saja ada beberapa titik

yang memiliki nilai keanggotaan 1.

(2,6)

4. Representasi Kurva-S

Kurva-S hampir sama dengan kurva linear akan tetapi nilai yang tidak

pasti berurut naik atau turun melainkan fleksibel.

Pada dasarnya ada 2 model operator fuzzy, yaitu operator – operator dasar yang dikemukakan oleh Zadeh dan operator – operator alternatif yang

dikembangkan dengan menggunakan konsep transformasi tertentu. Berikut ini

merupakan operator – operator dasar Zadeh:

1. Operator AND

(2.7)

2. Operator OR

(2.8)

3. Operator NOT

(2.9)

Suatu sistem berbasis fuzzy yang lengkap terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:

1. Fuzzification

(29)

linguistik yang semantiknya ditentukan berdasarkan fungsi keanggotaan

tertentu.

2. Inference

Inference melakukan penalaran menggunakan fuzzy input dan fuzzy rules

yang telah ditentukan sehingga menghasilkan fuzzy output. 3. Defuzzification

Defuzzification mengubah fuzzy output menjadi crisp value berdasarkan fungsi keanggotaan yang telah ditentukan.

Gambar 2.3 Diagram Blok Sistem Berbasis Aturan Fuzzy [14]

2.2.10 Fuzzy Inference System

Sistem Inferensi Fuzzy (FIS) merupakan suatu kerangka komputasi yang

didasarkan pada teori himpunan fuzzy berbentuk IF – THEN, dan penalaran fuzzy

[12]. Ada 3 jenis FIS, yaitu model Madani, Sugeno, dan Tsukamoto. Pada model

Sugeno, ada 2 jenis yaitu Sugeno Orde-Nol dan Orde-1. Model Sugeno Orde-Nol

secara umum adalah:

(30)

Dengan An adalah himpunan fuzzy ke-n sebagai anteseden dan k adalah suatu konstanta. Orde-1 secara umum adalah:

IF(X1 is A1)* … *(Xn is An) THEN z=p1*x1+...+pn*xn (2.11)

Pn adalah konstanta tegas dan * adalah operator fuzzy seperti AND atau OR.

Proses agregasi dan defuzzy untuk mendapatkan nilai tegas sebagai output untuk M aturan fuzzy juga dilakukan dengan menggunakan rata – rata terbobot yaitu:

(2.12)

Keterangan: Z = fuzzyoutput

M = jumlah fuzzy rule

k = ke-n

αk = α ke-n

Zk= Z ke-n

2.2.11 Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga

alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data

kuantitatif [13]. Skala pengukuran dapat berupa skala nominal, ordinal, interval,

dan rasio. Dari skala pengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal,

interval, dan rasio.

Skala yang dapat digunakan dalam penelitian administrasi, pendidikan,

dan sosial diantaranya adalah :

1. Skala Likert

2. Skala Guttman

3. Rating Scale

(31)

Skala – skala tersebut bila digunakan dalam pengukuran maka akan

mendapatkan data interval atau rasio.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert

variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item

instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban dari setiap

item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang

diantaranya yaitu :

a. Sangat setuju a. Selalu

b. Setuju b. Sering

c. Ragu-ragu c. Kadang-kadang

d. Tidak setuju d. Tidak Pernah

e. Sangat tidak setuju

a. Sangat positif a. Sangat baik

b. Positif b. Baik

c. Negatif c. Tidak baik

d. Sangat negatif d. Sangat tidak baik

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,

misalnya :

1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5

2. Setuju/sering/positif diberi skor 4

3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3

4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/ negatif diberi skor 2

5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/diberi skor 1

(32)

selanjutnya adalah mencari presentase masing-masing jawaban dengan

menggunakan rumus :

Y =P/Q*100% (2.13)

Keterangan :

Y = Presentase

P = Jumlah Nilai tertinggi dari skor yang dipilih oleh responden

Q = Banyaknya responden di kalikan skor tertinggi

Setelah mendapatkan hasil presentase dari setiap soal, maka hasil tersebut

dapat di tafsirkan sebagai berikut :

1. Nilai presentase 20% = Tidak setuju terhadap kuesioner

2. Nilai presentase 21% - 40% = Kurang setuju terhadap kuesioner

3. Nilai presentase 41% - 60% = Biasa saja terhadap kuesioner

4. Nilai presentase 61% - 80% = Setuju terhadap kuesioner

5. Nilai presentase 81% - 100% = Sangat setuju terhadap kuesioner

2.2.12 Konsep Perancangan Sistem

Perancangan adalah langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa

produk atau sistem [8]. Perancangan itu adalah proses penerapan berbagai teknik

dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan sebuah peralatan, satu proses

atau satu sistem secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik. Bagian

ini adalah inti teknis dari suatu proses rekayasa perangkat lunak. Pada bagian ini

elemen-elemen dari model analisa dikonversikan. Dengan menggunakan satu dari

sejumlah metode perancangan, fase perancangan akan menghasilkan perancangan

data, perancangan antarmuka, perancangan arsitektur dan perancangan prosedur.

Banyak langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam perancangan

perangkat lunak. Langkah-langkah tersebut menggambarkan struktur data,

struktur program, karakteristik antarmuka dan detail prosedur yang merupakan

sintesa dari keperluan-keperluan informasi. Perancangan data merupakan langkah

awal dari empat kegiatan perancangan dalam rekayasa perangkat lunak [8].

(33)

struktur data yang dikenali selama fase spesifikasi dan pendefinisian kebutuhan.

Pemilihan ini melibatkan analisis algoritma dari alternatif struktur dalam rangka

menentukan perancangan yang paling efisien.

2.2.12.1 Basis Data

Basis data atau database, adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer

dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan aplikasi dan sistem informasi

karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pemakai [6].

Operasi-operasi dasar yang dapat dilakukan terkait dengan basis data dapat

meliputi :

1. Pembuatan basis data baru (create database) 2. Penghapusan basis data (drop database)

3. Pembuatan file/tabel baru ke suatu basis data (create table) 4. Penghapusan file/tabel dari suatu basis data (drop table)

5. Penambahan/pengisian data baru ke sebuah file/tabel di sebuah basis data (insert)

6. Pengambilan data dari sebuah file/tabel (retrieve/search) 7. Pengubahan data dari sebuah file/tabel (update)

8. Penghapusan data dari sebuah file/tabel (delete)

Menurut Jogiyanto [6], pemanfaatan basis data dilakukan untuk memenuhi

sejumlah tujuan (objektif) seperti berikut ini :

1. Kecepatan dan Kemudahan (Speed)

Pemanfaatan basis data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data

atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan

kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah, daripada jika kita

menyimpan data secara manual (non elektronis) atau secara elektronis

(tetapi tidak dalam bentuk penerapan basis data, misalnya dalam bentuk

(34)

2. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)

Karena keterkaitan yang erat antar kelompok data dalam sebuah basis data,

maka redundansi (pengulangan) data pasti akan selalu ada. Banyaknya

redundansi ini tentu akan memperbesar ruang penyimpanan (baik di

memori utama maupun memori sekunder) yang harus disediakan. Dengan

basis data, efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat

dilakukan, karena kita dapat melakukan penekanan jumlah redundansi

data, baik dengan menerapkan sejumlah pengkodean atau dengan membuat

relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan.

3. Keakuratan (Accuracy)

Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi antar data bersama

dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain data, keunikan data, dan sebagainya, yang secara ketat dapat diterapkan dalam

sebuah basis data, sangat berguna untuk menekan ke tidak akuratan

pemasukan/penyimpanan data.

4. Ketersediaan (Availability)

Pertumbuhan data (baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan

waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar.

Padahal tidak semua data itu selalu kita gunakan/butuhkan. Karena itu kita

dapat memilih adanya data utama/master/referensi, data transaksi, data

histori hingga data kadarluarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak

pernah lagi kita gunakan, dapat kita atur untuk dilepaskan dari sistem basis

data yang sedang aktif (menjadi off-line) baik dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan off-line (seperti

removable disk atau tape). Di sisi lain, karena kepentingan pemakaian data, sebuah basis data dapat memiliki data yang disebar di banyak lokasi

geografis. Data nasabah sebuah bank, misalnya, dipisah-pisah dan

disimpan di lokasi yang sesuai dengan keberadaan nasabah. Dengan

(35)

lokasi/cabang, dapat juga diakses (menjadi tersedia/available) bagi lokasi/cabang lain.

5. Kelengkapan (Completenes)

Lengkap/tidaknya data yang kita kelola dalam sebuah basis data bersifat

relatif (baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Bila

seorang pemakai sudah menganggap bahwa data yang dipelihara sudah

lengkap, maka pemakai yang lain belum tentu berpendapat sama. Atau,

yang sekarang dianggap sudah lengkap, belum tentu di masa yang akan

datang juga demikian. Dalam sebuah basis data, di samping data kita juga

harus menyimpan struktur (baik yang mendefinisikan objek-objek dalam

basis data maupun definisi dari tiap objek, seperti struktur file/tabel atau indeks). Untuk mengakomodasi kebutuhan kelengkapan data yang

semakin berkembang, maka kita tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objek baru (tabel) atau dengan

penambahan field-field baru pada suatu tabel. 6. Keamanan (Security)

Memang ada sejumlah (aplikasi) pengelola basis data yang tidak

menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan basis data. Tetapi untuk

sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan

dengan ketat. Dengan begitu kita dapat menentukan siapa-siapa (pemakai)

yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek di dalamnya dan

menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.

7. Kebersamaan Pemakaian (Sharability)

Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau di

satu lokasi saja atau oleh satu sistem/aplikasi saja. Data pegawai dalam

basis data kepegawaian, misalnya, dapat digunakan oleh banyak pemakai,

dari sejumlah departemen dalam perusahaan atau oleh banyak sistem

(sistem penggajian, sistem akuntansi, sistem inventori, dan sebagainya).

Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung

(36)

dengan menjaga/menghindari (karena data yang sama diubah oleh banyak

pemakai pada saat yang bersamaan) atau kondisi deadlock (karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data).

2.2.12.2 Kamus Data

Kamus data berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengartikan aplikasi

secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan secara detail

dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara

persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian

yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses [6].

2.2.12.3 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity-Relationship adalah salah satu metode pemodelan basis data yang digunakan untuk menghasilkan skema konseptual untuk jenis/model data

semantik sistem [6]. Dimana sistem seringkali memiliki basis data relasional, dan

ketentuannya bersifat top-down. Diagram untuk menggambarkan model Entitiy-Relationship ini disebut Entitiy-Relationship diagram, ER diagram, atau ERD. Elemen-elemen ERD diantaranya yaitu :

1. Entity

Entity adalah sesuatu apa saja yang ada didalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data. Entitas diberi

nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam empat jenis

nama yaitu : orang, benda, lokasi, kejadian (terdapat unsur waktu

didalamnya).

2. Relationship

Relationship dapat digambarkan dengan sebuah bentuk belah ketupat.

Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antar entitas. Pada umumnya penghubung (Relationship) diberi nama dengan kata kerja dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya (bisa

dengan kalimat aktif atau kalimat pasif).

(37)

Relationship degree atau derajat relationship adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relationship. Derajat relationship yang sering dipakai di dalam ERD :

a. Unary relationship

Unary relationship adalah model relationship yang terjadi diantara

entity yang berasal dari entity set yang sama. b. Binary relationship

Binary relationship adalah model relationship antara intance-intance

dari suatu tipe entitas (dua entity yang berasal dari entity yang sama). c. Ternary relationship

Ternary relationship merupakan relationship antara intance-intance

dari tiga tipe entitas secara serentak.

4. Atribut Value

Atribut value atau nilai atribute adalah suatu occurrence tertentu dari sebuah attribute didalam suatu entity atau relationship. Ada dua jenis atribut :

a. Identifier (key) digunakan untuk menentukan suatu entity secara unik (primary key)

b. Descriptor (nonkey attribute) digunakan untuk menspesifikasikan karakteristik dari suatu entity yang tidak unik.

5. Kardinalitas (Cardinality)

Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat

berelasi dengan entitas pada entitas yang lain.

2.2.12.4 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yang memungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan sistem sebagai suatu

(38)

baik secara manual maupun komputerisasi. DFD ini sering disebut juga dengan

nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi. DFD pun adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada

dalam diagam konteks [8]. Komponen Data Flow Diagram (DFD) terdiri dari sejumlah komponen yang sederhana, yaitu :

1. Proses (process), untuk menunjukkan transformasi dari masukan dan keluaran, dalam hal ini masukan dapat menjadi hanya satu keluaran atau

sebaliknya.

2. Aliran (flows), untuk menggambarkan gerakan paket data atau informasi dari satu bagian ke bagian lain dari sistem dimana penyimpanan mewakili

lokasi penyimpanan data.

3. Penyimpanan (stores), untuk memodelkan kumpulan data atau paket data. 4. Terminator, notasi ini melambangkan orang atau kelompok orang dimana

sistem berkomunikasi yang direpresentasikan dengan menggunakan notasi

persegi panjang.

2.2.12.5 Software Pembangun Sistem

Berikut ini merupakan perangkat lunak yang digunakan dalam

pembangunan sistem :

2.2.12.5.1 WampServer

WampServer merupakan Server yang dapat dijalankan komputer tanpa memerlukan sambungan Internet. Server di komputer ini disebut dengan Local Server (LocalHost). Ada beberapa fitur pada WampServer diantaranya Apache, MySQL, dan PHP.

2.2.12.5.2 PHP

PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat

ini. PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu

itu PHP masih bernama FI (Form Interpreted), yang wujudnya berupa

(39)

banyak dipakai untuk membuat situs web yang dinamis, walaupun tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain [9].

2.2.12.5.3 MySQL

MySQL adalah sebuah server database open source yang terkenal yang digunakan berbagai aplikasi terutama untuk server atau membuat web. Mysql berfungsi sebagai SQL (Structured Query Language) yang dimiliki sendiri dan sudah diperluas oleh Mysql umumnya digunakan bersamaan dengan PHP untuk

membuat aplikasi server yang dinamis dan powerfull.

2.2.12.5.4 Macromedia Dreamweaver 8

Macromedia Dreamweaver adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk mendesain secara visual dalam membuat situs web maupun

halaman web. Macromedia Dreamweaver mendukung berbagai bahasa

pemrograman berbasis website. Berikut ini beberapa bahasa pemrograman web

yang dapat digunakan :

1. HTML (Hyper Text Markup Language)

2. PHP

3. CSS (Cascading Style Sheets)

(40)

Gambar 2.4 Tampilan Macromedia Dreamweaver

2.2.12.5.5 Hypertext Markup Language (HTML)

Hyper Text Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa markup

yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai

informasi di dalam sebuah browser Internet. HTML saat ini merupakan standar Internet yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide Web Consortium (W3C). HTML berupa kode-kode tag yang menginstruksikan

browser untuk menghasilkan tampilan sesuai dengan yang diinginkan. Sebuah file yang merupakan file HTML dapat dibuka dengan menggunakan browser web

seperti Mozilla Firefox atau Microsoft Internet Explorer [9].

2.2.12.5.6 Cascading Style Sheet (CSS)

Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa

markup. Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat

halaman web yang ditulis dengan HTML dan XHTML. Walaupun demikian,

(41)
(42)
(43)

35

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis Sistem merupakan penguraian suatu sistem yang sedang berjalan

dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang ada,

sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekurangan sistem yang sudah ada

dan dapat diperbaiki menjadi sebuah sistem yang lebih efektif dan efisien.

Analisis sistem ini meliputi analisis masalah dan analisis kebutuhan sistem.

3.1.1 Analisis Masalah

Beberapa permasalahan yang terjadi dan menjadi dasar dibangunnya

sistem ini adalah guru kesulitan untuk mendapatkan hasil analisis tingkat

kemampuan pemahaman siswa dan hasil evaluasinya.

3.1.2 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Berdasarkan hasil observasi selama penelitian yang dilakukan di SMAN

10 Bandung, dapat disimpulkan prosedur sistem ujian tryout yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:

1. Prosedur pelaksanaan ujian tryout

Prosedur pelaksanaan ujian tryout dilakukan untuk mendapatkan hasil jawaban siswa yang akan diolah menjadi laporan hasil tryout. Berikut alur prosedur pelaksanaan ujian tryout:

a. Petugas Tata Usaha memberikan lembar absensi pengawas kepada

Pengawas untuk ditandatangani. Lembar absensi pengawas yang sudah

ditandatangan kemudian diberikan kembali kepada Petugas Tata Usaha.

b. Petugas Tata Usaha memberikan lembar soal, lembar jawaban, dan

lembar absensi kelas kepada Pengawas.

c. Pengawas ujian mengambil lembar soal, lembar jawaban, dan lembar

(44)

d. Setelah itu, pengawas masuk kelas dan memberikan lembar absensi

kelas kepada siswa untuk ditanda tangan, lembar soal serta lembar

jawaban kosong kepada siswa.

e. Siswa mengerjakan soal yang dibagikan dalam kurun waktu yang telah

ditentukan.

f. Setelah waktu pengerjaan habis, siswa mengumpulkan kembali lembar

soal dan lembar jawaban yang sudah diisi kepada pengawas.

g. Pengawas memberikan lembar soal, lembar jawaban, dan lembar

absensi kelas kepada Petugas Tata Usaha.

Prosedur Pelaksanaan Ujian Tryout

Siswa

Lembar jawaban Lembar soal

Lembar

Mengisi tanda tangan dan lembar jawaban berdasarkan lembar

soal

Lembar soal

Lembar absensi kelas yang sudah ditandatangani Lembar jawaban yang sudah terisi

Lembar soal

Lembar absensi kelas yang sudah ditandatangani Lembar jawaban yang sudah terisi Lembar soal

Lembar absensi kelas yang sudah

ditandatangani Lembar jawaban yang sudah terisi

A2

(45)

2. Prosedur pengolahan nilai ujian tryout.

Alur prosedur pengolahan nilai ujian tryout adalah sebagai berikut:

a. Petugas tata usaha mengumpulkan lembar soal dan jawaban para siswa

untuk diberikan kepada bidang kurikulum untuk dikoreksi.

b. Bidang kurikulum mengoreksi lembar jawaban dengan menggunakan

scanner.

c. Setelah selesai, bidang kurikulum membuat laporan hasil tryout yang berisi nama, nomer peserta, kelas, tanggal ujian, pelajaran, kode soal,

jawaban siswa, soal ujian tryout, kunci jawaban, dan nilai per mata pelajaran pada ujian tryout. Kemudian laporan tersebut disimpan. d. Arsip berupa laporan hasil tryout diberikan kepada guru untuk disimpan

(46)

Proses Pengolahan Nilai Ujian Tryout

Petugas Tata Usaha Bidang Kurikulum Guru

A2

Lembar soal

Lembar absensi kelas yang sudah

ditandatangani Lembar jawaban yang sudah terisi

Mengumpulkan lembar soal dan lembar jawaban

Gambar 3.2 Prosedur Pengolahan Nilai Ujian Tryout

3. Prosedur analisis tingkat kemampuan pemahaman siswa

Prosedur analisis tingkat kemampuan pemahaman siswa dilakukan untuk

melihat kelemahan yang ada pada siswa terhadap beberapa materi yang

(47)

a. Guru melihat arsip laporan hasil tryout.

b. Guru menyocokan jawaban siswa pada soal – soal yang materinya

berbeda. Setelah itu, nilai yang diperoleh kemudian dikoreksi kembali

menggunakan indikator kriteria yang ditentukan oleh guru.

c. Hasil pengkoreksian berupa hasil analisis tingkat kemampuan dan hasil

evaluasi.

d. Guru menentukan materi mana yang harus difokuskan untuk

pemantapan yang akan datang berdasarkan hasil analisis tingkat

kemampuan dan hasil evaluasinya.

Prosedur Analisis Tingkat Kemampuan Pemahaman Siswa

Guru

Laporan hasil tryout

Menyocokan soal dengan

jawaban siswa

Tingkat kemampuan pemahaman siswa

dan hasil evaluasi

Menentukan materi yang

harus difokuskan

Materi yang harus difokuskan

A3

(48)

3.1.3 Database Pada Sistem Yang Berjalan

Database yang berjalan meliputi ERD yang dapat dilihat pada lampiran B.

3.1.4 Fungsionalitas Pada Sistem Yang Berjalan

Fungsionalitas meliputi diagram konteks dan DFD yang dapat dilihat pada

lampiran B.

3.1.5 Analisis Tingkat Kemampuan Siswa

Analisis tingkat kemampuan siswa merupakan analisis yang digunakan

oleh Guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap

materi yang telah disampaikan pada setiap mata pelajaran tertentu. Hasil dari

analisis ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan guru dalam kegiatan

belajar mengajar di kelas. Untuk menentukan hasil analisis tingkat kemampuan

siswa dapat menggunakan metode presentasi jawaban benar. Tahapan – tahapan

yang dilakukan sama seperti pengolahan hasil tes pada umumnya. Menurut Zainal

Arifin [2], dalam mengolah data hasil tes, ada 4 langkah pokok, yaitu :

1. Menskor, yaitu memberikan skor pada hasil tes yang dicapai oleh

peserta didik. Untuk memperoleh skor mentah, dibutuhkan tiga jenis

alat bantu yaitu kunci jawaban,, kunci skoring, dan pedoman konversi.

2. Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai norma tertentu.

3. Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau

angka.

4. Melakukan analisis soal (jika diperlukan).

Jika data sudah diolah dengan aturan - aturan tertentu, langkah selanjutnya

adalah menafsirkan data sehingga dapat memberikan makna dan kesimpulan.

Contoh kasus:

Terdapat 10 orang siswa mengikuti ujian. Terdapat 10 soal yang diujikan

(49)

kelas XII. Untuk mencari tingkat kemampuan pemahaman siswa terhadap masing – masing materi, jawaban benar dihitung per materi yang berbeda.

Tabel 3.1 Jumlah Jawaban Benar Pada Setiap Materi

No. Nama Siswa Materi

Kelas X Kelas XI Kelas XII

1 NURUL FADILAH 3 3 3

2 RISTY FITRI KANIA 3 2 3

3 RIZKI ANDRIANA 3 3 4

4 TITA SHARA ASTUTI 3 2 2

5 VITALOKA NURCAHYANI 3 2 2

6 VONY ALFIANI MAS

NUGRAHA 1 1 2

7 YUDHA DEWANTARA

ROSADI 2 2 1

8 ZAKI ALFARISI

RODHIYANTO 1 2 2

9 MUHAMAD KHAIR M.

LONDUL 2 1 1

10 YUNI LISNIAWATI 1 2 1

Setelah itu, digunakan rumus berikut untuk menghitung persentase

perolehan per materi:

Tabel 3.2 Persentase Nilai Per Materi

No. Nama Siswa Materi

Kelas X Kelas XI Kelas XII

1 NURUL FADILAH 100% 100% 75%

2 RISTY FITRI KANIA 100% 66,6% 75%

3 RIZKI ANDRIANA 100% 100% 100%

Gambar

Gambar 2.4  Tampilan Macromedia Dreamweaver
Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Ujian Tryout
Gambar 3.2 Prosedur Pengolahan Nilai Ujian Tryout
Gambar 3.3 Prosedur Analisis Tingkat Kemampuan Pemahaman Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada pertanyaan yang terlampir dalam kuesioner mewakili item baru dalam riset Sense of online Community ini ditambah dengan semua item yang terdapat pada item Existing

Pengeditan data yang dimaksud adalah pengeditan data rumah sakit, toko, ATM, jalan, dan graph. Pada proses pengeditan data, admin diminta memasukkan kata kunci dari data yang

Hasil ini bisa diplotkan menjadi grafik seperti yang terlihat pada gambar 5.13.. Dari tabel 5.20 maka dapat dilihat bahwa pada variasi tertentu penggunaan limbah katalis dan abu

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan tuning terhadap interval waktu paket kontrol OLSR yaitu paket Hello dan Topology Control (TC) sehingga didapatkan standar interval

Pada penelitian ini Pengelolaan sumber daya alam pertanian yang dapat diangkat dalam permasalahan tembakau terutama kaitannya dengan kebiasaan petani tembakau yang

Terima kasih untuk Bapak Soni Agus Irwandi selaku dosen pembimbing saya yang selama 1 semester membimbing saya, walaupun susah untuk ketemu tapi Bapak sudah

Potongan harga merupakan diskon produk atau harga marginal rendah yang diberikan untuk mempengaruhi konsumen dalam berbelanja agar lebih impulsif Iqbal