LAPORAN TUGAS AKHIR TENTANG
REALISASI PENERIMAAN DAN UPAYA PENINGKATAN PAJAK RESTORAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH
KABUPATEN LANGKAT
O L E H
Nama : Marniati Nim : 062600072
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menamatkan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR PKLM INI DISETUJUI UNTUK DIPERSENTASIKAN OLEH :
NAMA : MARNIATI
NIM : 062600072
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN JUDUL : REALISASI PENERIMAAN DAN UPAYA
PENINGKATAN PAJAK RESTORAN PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT
Ketua PRODIP-III Dosen Pembimbing Supervisor Lapangan Administrasi Perpajakan
Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.Si Faisal Eriza, S.Sos, M.SP Abdul Haris Lbs, SE, M.Si
NIP. 131 575 433 NIP. 400 039 570
Diketahui Oleh : DEKAN FISIP USU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah dan
kerunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
ini sebagai Laporan Tugas Akhir, guna memperoleh gelar Ahli Madya Administrasi
Perpajakan yang berjudul “Realisasi Penerimaan dan Upaya Peningkatan Pajak
Restoran Pada Dinas PenDapatan Daerah Kabupaten Langkat”.
Adapun penulisan Laporan Tugas Akhir ini bertujuan agar penulis dapat
mengetahui seberapa besar realisasi pajak restoran yang terdapat pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dan bagaiman uapya- upaya untuk
meningkatkan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak menerima
bantuan baik moril maupun materil berupa dorongan, bimbingan dan kerja sama dari
berbagai pihak, sehingga penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang tulus kepada :
2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, MA selaku ketua jurusan program
studi diploma III administrasi perpajakan FISIP USU.
3. Bapak Faisal Eriza, S.Sos, M.SP selaku Dosen Pembimbang yang dengan
ikhlas telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada penulis sampai Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.
4. Bapak Drs. Burhanuddin Harahap, M.Si selaku Dosen Wali selama ini.
5. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Diploma III FISIP USU.
6. Bapak Drs. H. Asrin Naim selaku Kepala Dinas Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat tempat penulis melakukan penelitian.
7. Bapak Abdul Haris Lubis, SE, M.Siselaku Supervisor Lapangan yang telah
banyak membantu dan memberikan informasi dalam menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini.
8. Seluruh Staf yang bertugas pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Langkat ( Pak Julian, bang Fadli, Kak Noni) yang telah banyak membantu
dalam menyeesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
9. Teristimewa kepda kedua orang tua tercinta, Ayahanda Busri dan Ibunda
Martina (Alm) yang selalu memberikan kasih sayang dan selalu berjuang
dalam susah maupun senang memberikan dorongan, perhatian, nasehat dan
doa tulus yang tiada henti-hentinya kepada kami anak-anaknya.
10.Kakanda-kakandaku tersayang (Ni Las, B’ Utih, Ni Rat, B’ Ri, Ane) dan
11.Mas Kiat yang telah memberikan masukan dalam penulisan Laporan TUgas
Akhir ini.
12.My Special Someone (makasi bwt perhatian, dorongan, nasehat dan doa
dalam menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir selam ini)
13.TAX RENGERS ’06 (makasi bwt pertemanan dan kebaikan selama ini), Irma
Suriyani (Ma), Rina Khairija (Na), Novi Citra (Ita), Ilmi
Fadila(Mie2/Mietoen) (perjuangan hidup belum berhenti sob, Lanjutkan!!)
14.Junior-junior perpajakn FISIP USU ( fadly, Bayu, Agung, dll..)
15.serta semua pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang
telah banyak membantu dan memberikan dorongan dala penulisan Laporan
Tugas Akhir selama Ini.
Kiranya Allah SWT selalu memberkahi segala kebaikan yang telah diberikan.
Dan semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin
Yarabbal alamin.
Medan, Juni 2009
Penulis
DAFTAR ISI
hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iv
DAFTAR BAGAN DAN TABEL vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 3
C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri 5
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri 5
E. Metode Pengumpulan Data 7
F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri 8
BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN
DAERAH KABUPATEN LANGKAT
A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat10
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat 11
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Langkat 13
D. Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat 29
B. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Restoran 32
C. Objek dan Subjek Restoran 32
D. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Restoran 33
E. Perhitungan Pajak Restoran 33
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat 35
B. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat 37
C. Masalah-Masalah Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak
Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat 40
D. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Meningkatkan Penerimaan
Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat 41
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN 42
B. SARAN 44
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR BAGAN DAN TABEL
hal
BAGAN
2.1. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat Tahun 2009 31
TABEL
2.1. Komposisi Sumber Daya Manusia Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat Berdasarkan Fungsional Jabatan Tahun 2009 12
2.2. Komposisi Sumber Daya Manusia Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat Berdasarkan Strata Tahun 2009 13
2.3. Komposisi Sumber Daya Manusia Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat Berdasarkan Golongan Tahun 2009 13
4.1. Target Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkatdari Tahun 2006 Sampai Dengan Tahun 2008 36
4.2. Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Pada DinasPendapatan Daerah
Kabupaten Langkatdari Tahun 2006 Sampai Dengan Tahun 2008 36
4.3. Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Langkat Dari Tahun 2006 Sampai Dengan Tahun 2008 37
4.4. Potensi Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Dari
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang
cukup luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya memerlukan kesiapan semua
pihak. Seperti kita ketahui bersama Negara mempunyai tujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur merata. Upaya untuk mewujudkannya diperlukan
dana yang besar yang tentunya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), yang memiliki peranan cukup besar sebagai salah satu penerimaan
negara yang terbesar.
Sebagai negara yang berkembang, kita harus selalu berupaya meningkatkan
pembangunan yang merata disetiap daerah di Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah
pusat memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatur rumah
tangganya sendiri dengan berupaya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan
Retribusi Daerah. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah daerah diharapkan dapat
mandiri dan mampu menjadikan daerah yang dipimpinnya menjadi daerah otonom.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut diperlukan waktu dan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas serta dana yang cukup besar. Besarnya dana
tidak sama. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, tentang pemerintahan daerah dan perimbangan
keuangan antara pemerintahan pusat dengan pemerintah daerah, retribusi daerah,
dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Demikian pula di Kabupaten Langkat yang sebagian besar pendapatan asli
daerahnya berasal dari pajak daerah yaitu Pajak Restoran. Pajak Restoran merupakan
salah satu pajak yang dikelola di Kabupaten Langkat yang mempunyai peranan dalam
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2002, Pajak Restoran adalah pajak
yang dikenakan untuk pelayanan atas restoran. Selanjutnya, restoran adalah tempat
untuk menyantap makanan dan atau minuman yang disediakan dan dipungut bayaran
tidak termasuk usaha tata boga dan katering.
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan suatu kegiatan
penerapan ilmu yang diperoleh mahasiswa di bangku perkuliahan terhadap sebuah
lapangan pekerjaan yang bertujuan untuk melatih mahasiswa agar lebih mengenal
situasi dunia kerja, sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian melalui
Praktik Kerja Lapangan Mandiri di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat,
dan berkeinginan untuk membuat laporan tugas akhir yang berjudul “Realisasi
B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah:
1. Untuk mengetahui besarnya realisasi penerimaan Pajak Restoran pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
pemungutan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat..
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
penerimaan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun manfaat dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah:
a. Bagi Mahasiswa:
1. Mengaplikasikan teori-teori yang didapat selama di bangku perkuliahan
khususnya tentang perpajakan daerah kedalam dunia kerja.
2. Memperluas wawasan serta menambah ilmu pengetahuan Mahasiswa
Administrasi Perpajakan di bidang perpajakan khususnya pajak daerah
yaitu Pajak Restoran.
3. Untuk meningkatkan prestasi dan mengembangkan kemampuan berfikir
4. Untuk memperoleh pengalaman belajar dan bekerja pada instansi
pemerintahan tentang implementasi Pajak Restoran pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
b. Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara:
1. Sebagai sarana untuk membina hubungan baik antara Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan USU dengan Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Langkat.
2. Membuka interaksi antara dosen dengan instansi pemerintah.
3. Mempromosikan sumber daya manusia yang ahli di bidang perpajakan
daerah khususnya Mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan USU.
c. Bagi Dinas Pendapatan Kabupaten Langkat:
1. Sarana yang baik untuk meningkatkan hubungan yang baik dengan
Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan.
2. Mendapatkan ide dan masukan untuk evaluasi dan penyempurnaan dalam
rangka peningkatan penerimaan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan
3. Untuk sumber ide-ide baru dan sumber keahlian baru yang mendukung
bagi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam hal ini penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat pada seksi yang berhubungan dengan Pajak
Restoran untuk memperoleh data dan informasi mengenai:
1. Ketentuan umum Pajak Restoran pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat.
2. Dasar hukum pemungutan Pajak Restoran
3. Objek dan subjek Pajak Restoran di Kabupaten Langkat.
4. Cara perhitungan Pajak Restoran.
5. Target dan realisasi penerimaan Pendapatan Daerah pada Kantor Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dari tahun 2006 sampai dengan tahun
2008.
6. Target dan realisasi penerimaan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Ada 5 (lima) metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Yaitu kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri diantaranya: pengajuan judul dan penentuan
tempat pelaksanaan, penyusunan proposal, serta komunikasi dengan pihak-pihak
yang berhubungan dengan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.
2. Studi Literatur
Yaitu kegiatan studi untuk mencari dan mengumpulkan data serta informasi
dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literatur, peraturan
perundang-undangan dibidang perpajakan, majalah, surat kabar, catatan-catatan,
maupun bahasa tertulis yang ada hubungannya dengan laporan Praktik Kerja
Lapangan.
3. Observasi Lapangan
Yaitu dengan melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung pada objek
Praktik Kerja Lapangan pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, serta
mempelajari laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang akan
4. Pengumpulan Data
Yaitu kegiatan yang diperlukan untuk mengumpulkan data untuk menyusun
laporan akhir diantaranya:
a. Data Primer:
Data yang diperoleh melalui wawancara terhadap orang-orang yang dianggap
mampu memberikan masukan dan informasi serta observasi Penulis
dilapangan tempat objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
b. Data Sekunder:
Data atau informasi yang diperoleh melalui studi literature seperti
sumber-sumber pustaka, Undang-Undang, dokumentasi maupun literatur lain yang
berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
5. Analisi dan Evaluasi
Yaitu kegiatan studi yang dilakukan dengan cara menganalisa permasalahan dan
kendala yang dihadapi dan mencari atau menanyakan solusi atau jalan keluar
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri untuk pengumpulan data
yang diperlukan dapat digunakan 3 (tiga) metode, yaitu:
1. Metode interview
Yaitu kegiatan untuk mengumpulkan dan mencari data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada Pegawai Kantor Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat untuk kebutuhan melengkapi data yang diobservasi.
2. Metode Observasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan cara melakukan
pengawasan dan pengamatan secara langsung kepada objek Praktik Kerja
Lapangan pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dalam melakukan
pemungutan Pajak Restoran.
3. Dokumentasi
Yaitu suatu cara pengumpulan dan mencari data dengan membuat daftar
dokumentasi yang telah diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
adalah:
BAB I : Pendahuluan
Pada bab ini Penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang
menjadi dasar pemikiran dalam penyusunan laporan, tujuan dan
manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, ruang lingkup Praktik Kerja
Lapangan Mandiri, metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, metode
pengumpulan data, serta sistematika penulisan laporan.
BAB II : Gambaran Umum Dinas Pendapatan Kabupaten Langkat
Dalam bab ini Penulis menguraikan tentang sejarah singkat Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, struktur organisasi, uraian
tugas pokok dan fungsi, serta tata kerja Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat.
BAB III : Gambaran Data Pajak Restoran
Dalam bab ini Penulis membahas mengenai segala hal yang berkaitan
dengan Pajak Restoran, yaitu : ketentuan umum, dasar hukum
pemungutan Pajak Restoran, objek dan subjek Pajak Restoran, dasar
pengenaan dan tarif pajak restoran, cara perhitungan perhitungan pajak
BAB IV : Analisis dan Evaluasi
Dalam bab ini Penulis menjelaskan tentang target dan realisasi
pendapatan daerah Kabupaten Langkat, target dan realisasi
penerimaan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Kabupaten
Langkat, masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan
pemungutan Pajak Restoran, serta upaya-upaya yang dilakukan dalam
meningkatkan penerimaan Pajak Restoran.
BAB II
GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT
A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Pada prinsipnya peraturan daerah ditetapkan bertujuan untuk memberikan
arah dan pedoman yang jelas bagi Pemerintah Kabupaten Langkat dalam menata
organisasi yang efisien, efektif dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
Daerah Kabupaten Langkat
Sebagai upaya untuk meningkatkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
komunikasi kelembagaan antara Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat dengan
Pemerintah Kabupaten/Kota lain dan Pemerintah Pusat.
Organisasi perangkat daerah dibentuk dengan mempertimbangkan berbagai
faktor kebutuhan daerah, cakupan tugas, luas wilayah kerja, kondisi geografis, jumlah
dan kepadatan penduduk, potensi daerah, sekaligus sarana dan prasarana penunjang
tugas. Dan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah, maka dibentuklah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
Dan pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat ditetapkan
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Langkat No. 23 Tahun 2007.
B. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat adalah unsur pelaksana
Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat di bidang pendapatan daerah. Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala daerah yakni Bupati.
Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dipimpin oleh seorang Kepala
Dinas, yang membawahi 1 orang Sekretaris, 3 orang Kepala Bidang, 9 orang Kepala
Seksi, 2 orang Kepala Sub Bagian.
1. Sekretariat yang membawahi:
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Keuangan
2. Bidang Pendataan dan Penetapan yang membawahi:
a. Seksi Pendataan
b. Seksi Perhitungan
c. Seksi Penetapan
3. Bidang Penagihan yang membawahi:
a. Seksi Penagihan Pajak
b. Seksi Penagihan Retribusi
c. Seksi Penerimaan Dana Perimbangan
4. Bidang Perencanaan, Pengendalian, dan Pelaporan yang membawahi:
c. Seksi Pembukuan Dan Pelaporan.
Disamping jabatan struktural di atas dalam usaha untuk mengoptimalkan
penerimaan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, maka dibentuk 20 orang
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).
Sumber Daya Manusia
Jumlah Sumber Daya Manusia per 31 Desember 2008 untuk mendukung
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
adalah sebanyak 236 orang.
Tabel 2.1
Komposisi Sumber Daya Manusia Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat berdasarkan fungsional jabatan Tahun 2009
NO URAIAN JUMLAH (ORANG)
1. Pejabat Struktural:
a. Eselon II 1
b. Eselon III 4
c. Eselon IV 34
2. Pejabat Fungsional 2
3. Pelaksana
Tabel 2.2
Komposisi Sumber Daya Manusia Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat berdasarkan Strata Tahun 2009
NO URAIAN JUMLAH (ORANG) Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Tahun 2009
Tabel 2.3
Komposisi Sumber Daya Manusia Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat berdasarkan Golongan Tahun 2009
NO URAIAN JUMLAH Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Tahun 2009
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendapatan daerah dan keuangan daerah
Untuk menyelenggarakan tugas pokok, Dinas Pendapatan Daerah mempunyai
fungsi:
1. Melakukan perumusan kebijaksanaan teknis, pemberian bimbingan dan
pembinaan, koordinasi teknis di bidang pendapatan daerah dan tugas-tugas lain
yang diserahkan oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Melakukan tugas perencanaan dan pengendalian operasional di bidang pendataan,
penetapan, penagihan dan pembukuan pelaporan menerimaan atas Pajak daerah,
Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya;
3. Membantu melakukan pendataan objek dan subjek Pajak Bumi Bangunan (PBB)
yang dilaksanakan oleh Jajaran Direktur Jenderal Pajak dalam hal menyampaikan
dan menerima kembali Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP);
4. Membantu menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT), Surat Ketetapan Pajak
(SKP), Surat Tagihan Pajak (STP), Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT),
Daftar Himpunan Ketetapan Pajak Pajak Bumi Bangunan (DHKP PBB) dan
sarana Administrasi Pajak Bumi Bangunan (PBB) yang diterbitkan oleh Jajaran
Direktorat Jenderal Pajak serta mengkoordinir penagihan Pajak Bumi Bangunan
(PBB) yang dilimpahkan Menteri Keuangan kepada daerah;
5. Melaksanakan penyuluhan mengenai Pajak, Retribusi Daerah dan Pendapatan
Daerah lainnya;
6. Mengkoordinir Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dikelola oleh Satuan Kerja
7. Menerima, menghimpun, menyetorkan seluruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke
Kas Daerah;
8. Melaporkan seluruh Pendapatan Daerah setiap bulannya kepada Bupati;
9. Melakukan tugas kesekretariatan dan penatausahaan keuangan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendapatan Daerah;
10.Menyiapkan Rencana Strategis, menyusun Rencana Kerja dan Laporan Kinerja
Dinas Pendapatan Daerah.
Kepala Dinas Tugas pokok:
Kepala Dinas Pendapatan Daerah mempunyai tugas memimpin,
mengkordinasi, mengendalikan kegiatan di bidang pendapatan daerah serta tugas
pembantuan yang ditetapkan oleh Bupati.
Sekretariat Tugas Pokok:
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi,
menghimpun laporan dari bidang-bidang, melaksanakan kegiatan urusan umum,
penatausahaan keuangan, pengelolaan benda berharga, urusan kepegawaian Dinas
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, sekretariat mempunyai fungsi,yaitu:
a. Melakukan tugas umum, perlengkapan dan perawatan;
b. Melakukan tugas kepegawaian;
c. Melakukan pembinaan organisasi;
d. Mengumpulkan bahan-bahan dalam penyusunan Laporan Kinerja Dinas
Pendapatan Daerah;
e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dalam bidang umum dan kepegawaian;
f. Menyiapkan Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Laporan kinerja Dinas
Pendapatan Daerah.
Sub Bagian Umum Tugas:
Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat,
kearsipan, rumah tangga, gaji pegawai, perjalanan dinas, pengadaan, pembinaan dan
penataan organisasi, menghimpun perencanaan melaksanakan evaluasi akuntabilitas
kinerja, membuat laporan, pemeliharaan perlengkapan dan pengelolaan benda
berharga.
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Sub Bagian Umum mempunyai fungsi:
b. Melaksanakan urusan tugas kepegawaian;
c. Melaksanakan urusan pengelolaan benda berharga;
d. Melaksanakan pembinaan organisasi;
e. Melaksanakan tata laksana organisasi;
f. Menyiapkan Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Laporan Kinerja Dinas
Pendapatan Daerah.
Sub Bagian Keuangan Tugas:
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan
keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Sub Bagian Keuangan mempunyai
fungsi:
a. Meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS)
pengadaan barang dan jasa;
b. Melakukan verifikasi Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan menyiapkan Surat
Perintah Membayar (SPM);
c. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan;
d. Melaksanakan akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD);
Bidang Pendataan dan Penetapan Tugas:
Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pendaftaran, pendataan objek dan subjek pajak dan retribusi, perhitungan dan
penetapan pajak daerah dan retribusi daerah.
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bidang Pendataan dan Penetapan
mempunyai fungsi:
a. Melakukan pendaftaran dan pendataan Wajib Pajak dan Wajib Retribusi Daerah
dalam upaya peningkatan pendapatan daerah;
b. Melaksanakan perhitungan dan penetapan jumlah pajak dan retribusi daerah dan
mendistribusikan serta menatausahakannya;
c. Memberikan saran dan pertimbangn kepada Kepala Dinas tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dalam bidang pendataan dan penetapan;
d. Menyiapkan bahan untuk penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja, dan
Laporan Kinerja Dinas Pendapatan Daerah.
Seksi Pendataan Tugas:
Seksi Pendataan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pendaftaran dan
pendataan Wajib Pajak dan Retribusi Daerah serta pendataan objek dan subjek pajak
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bidang Pendataan mempunyai fungsi:
a. Melakukan pendaftaran dan pendataan Wajib Pajak dan Wajib Retribusi Daerah
melalui formulir pendaftaran serta menghimpun dan mengelola data objek dan
subjek Pajak Daerah dan Retribusi Daerah melalui formulir Surat Pemberitahuan
(SPT) serta pemeriksaan lokasi atau lapangan;
b. Menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD) dan Nomor Pokok
Wajib Retribusi Daerah (NPWRD);
c. Menyusun dan memelihara daftar induk Wajib Pajak dan Retribusi Daerah.
Seksi Perhitungan Tugas:
Seksi Perhitungan mempunyai tugas melaksanakan penghitungan jumlah
pajak dan retribusi daerah yang terhutang serta menghitung besarnya angsuran atas
permohonan wajib pajak dan wajib retribusi daerah.
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bidang Perhitungan mempunyai fungsi:
a. Melakukan perhitungan besarnya Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
b. Melakukan penghitungan jumlah angsuran yang disetujui atas permohonan Wajib
Pajak dan Wajib Retribusi Daerah;
Seksi Penetapan Tugas:
Seksi Penetapan mempunyai tugas melaksanakan penerbitan ketetapan pajak
dan retribusi daerah serta mendistribusikannya kepada Wajib Pajak dan Wajib
Retribusi Daerah atau Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bidang Penetapan mempunyai fungsi:
a. Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan
Retribusi Daerah (SKRD);
b. Mendistribusikan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan
Retribusi Daerah (SKRD);
c. Menyiapkan dan memelihara Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP) dan
Daftar Himpunan Ketetapan Retribusi Daerah (DHRD);
d. Menyiapkan laporan perkembangan penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah
(SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) setiap bulannya.
Bidang Penagihan Tugas:
Bidang Penagihan mempunyai tugas melaksanakan penagihan Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah serta melakukan koordinasi dan konsultasi tentang pendapatan
daerah yang berasal dari dana perimbangan serta lain-lain pendapatan daerah yang
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bidang Penagihan mempunyai fungsi:
a. Melakukan penagihan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
b. Melakukan pelayanan keberatan dan permohonan banding sesuai dengan batas
kewenangan;
c. Mengumpulkan dan mengolah sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
lainnya di luar Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
d. Membantu menyalurkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi
Bangunan (SPPT PBB), Daftar Himpunan Ketetapan Pajak Pajak Bumi Bangunan
(DHKP PBB) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada Wajib
Pajak;
e. Membantu melaksanakan pendataan serta verifikasi objek dan subjek Pajak Bumi
Bangunan (PBB);
f. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Pemerintah Pusat tentang Dana
Perimbangan;
g. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dalam bidang penagihan;
h. Menyiapkan bahan untuk penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja dan
Seksi Penagihan Pajak Tugas:
Seksi Penagihan Pajak mempunyai tugas melaksanakan penagihan Pajak
Daerah yang melampaui batas waktu, jatuh tempo, melayani keberatan dan
permohonan pengurangan.
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Seksi Penagihan Pajak mempunyai
fungsi:
a. Melakukan kegiatan penagihan Pajak Daerah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
b. Melakukan pelayanan keberatan dan permohonan banding sesuai dengan batas
kewenangannya;
c. Melakukan pencatatan dalam Buku Kendali terhadap semua jenis pungutan yang
telah diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).
Seksi Penagihan Retribusi Tugas:
Seksi Penagihan Retribusi mempunyai tugas melaksanakan penagihan
Retribusi Daerah yang melampaui batas waktu, jatuh tempo, melayani keberatan dan
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Seksi Penagihan Retribusi mempunyai
fungsi:
a. Melakukan kegiatan penagihan Retribusi Daerah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
b. Melakukan pelayanan keberatan dan permohonan banding sesuai dengan batas
kewenangannya;
c. Melakukan pencatatan dalam Buku Kendali terhadap semua jenis pungutan yang
telah diterbitkan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD).
Seksi Penerimaan Dana Perimbangan Tugas:
Seksi Penerimaan Dana Perimbangan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan penerimaan yang bersumber dari Dana Perimbangan.
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Seksi Penerimaan Dana Perimbangan
mempunyai fungsi:
a. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi serta menatausahakan penerimaan yang
bersumber dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi
b. Membantu menyalurkan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi
Bangunan (SPPT PBB), Daftar Himpunan Ketetapan Pajak Pajak Bumi Bangunan
(DHKP PBB ) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada Wajib
Pajak;
c. Menatausahakan jumlah ketetapan Pajak Bumi Bangunan (PBB) berdasarkan
Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) dan Daftar Himpunan Ketetapan
Pajak Pajak Bumi Bangunan (DHKP PBB);
d. Membantu melaksanakan pendataan serta verifikasi objek dan subjek Pajak Bumi
Bangunan;
e. Membantu melaksanakan penagihan aktif Pajak Bumi Bangunan (PBB).
Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan Tugas:
Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Pelaporan mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan, pengendalian, pembinaan teknis pemungutan dan
penggalian peningkatan Pendapatan Daerah serta pelaporan mengenai realisasi
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta penerimaan Pendapatan Daerah
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Bidang Perencanaan, Pengendalian, dan
Pelaporan mempunyai fungsi:
a. Melakukan perencanaan, pengendalian, pembinaan teknis pemungutan,
pemantauan, evaluasi terhadap Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah
lainnya yang sah;
b. Melaksanakan pembinaan teknis operasional kepada setiap Unit Kerja Daerah
yang melaksanakan pemungutan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan
Asli Daerah serta Pendapatan Daerah lainnya yang sah;
c. Menyiapkan laporan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
Pendapatan Daerah lainnya yang sah;
d. Melakukan koordinasi dengan instansi vertikal dan dinas lainnya tentang
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD);
e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang
langkah-langkah yang perlu diambil dalam bidang perencanaan, pengendalian dan
pelaporan;
f. Menyiapkan bahan untuk penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja dan
Seksi Perencanaan Tugas:
Seksi Perencanaan mempunyai tugas menyusun rencana Pendapatan Daerah,
rencana intensifikasi pungutan Pendapatan Daerah dan merumuskan naskah rencana
Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah tentang Pajak Dan Retribusi Daerah
dan Pendapatan Daerah lainnya yang sah.
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Seksi Perencanaan mempunyai fungsi:
a. Melakukan perencanaan terhadap penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah, serta
Pendapatan Daerah lainnya yang sah;
b. Melaksanakan koordinasi dengan instansi vertikal dan dinas lainnya tentang
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD);
c. Menyusun target penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Daerah
lainnya yang sah.
Seksi Pengendalian Operasional Tugas:
Seksi Pengendalian Operasional mempunyai tugas memantau, evaluasi
pelaksanaan teknis pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, serta Pendapatan
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Seksi Pengendalian Operasional
mempunyai fungsi:
a. Melakukan pembinaan teknis pemungutan, pemantauan, evaluasi terhadap
pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta pungutan Pendapatan Asli
Daerah lainnya yang sah;
b. Melaksanakan pembinaan teknis operasional pungutan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dan Pendapatan Daerah lainnya yang sah;
c. Melaksanakan bimbingan dan petunjuk kepada setiap Unit Kerja yang mengelola
pungutan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pendapatan Daerah lainnya yang
sah.
Seksi Pembukuan dan Pelaporan Tugas:
Seksi Pembukuan dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan
pembukuan, pencatatan mengenai penetapan dan penerimaan dari pungutan dan
pembayaran dan penyetoran pendapatan daerah serta menyiapkan laporan mengenai
realisasi penerimaan dan tunggakan pendapatan daerah.
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Seksi Pembukuan dan Pelaporan
a. Melaksanakan pencatatan mengenai penetapan dan penerimaan Pajak Daerah Dan
Retribusi Daerah kedalam kartu jenis Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah dan
kartu Wajib Pajak dan Wajib Retribusi Daerah serta penerimaan daerah lainnya;
b. Menyiapkan laporan realisasi penerimaan Pendapatan Daerah;
c. Membuat daftar tunggakan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah berdasarkan
ketetapan yang diterbitkan.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Tugas:
Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas melaksanakan sebagian
urusan dalam bidang pendapatan daerah di kecamatam serta tugas-tugas lain yang
diserahkan oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah.
Fungsi:
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai
fungsi:
a. Membantu melaksanakan pendaftaran, pendataan pajak dan retribusi daerah yang
berkoordinasi dengan bidang pendataan dan penetapan;
b. Membantu menyampaikan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat
Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) kepada Wajib Pajak dan Wajib Retibusi
Daerah dan bertanggung jawab atas penyampaian tersebut;
c. Membantu menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi
Pengawasan Pembayaran Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan Daftar Himpunan
Ketetapan Pajak (DHKP);
d. Melakukan pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi dan Pendapatan Daerah
lainnya serta menyetorkan ke Badan Pengelola Keuangan Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Langkat sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang
berlaku;
e. Melaksanakan pembukuan dan pelaporan atas penerimaan dan penyetoran Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya serta Pajak Bumi
Bangunan setiap bulannya;
f. Mengkoordinir pemungutan Pajak Bumi Bangunan (PBB) pedesaan dan
perkotaan yang dilaksanakan oleh Kepala Desa/ Kelurahan;
g. Melaporkan realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak Bumi
Bangunan (PBB) setiap minggu dan akhir bulan;
h. Memelihara inventaris aset Dinas Pendapatan Daerah yang ada di kecamatan;
i. Melakukan koordinasi teknis dengan Camat dan Instansi terkait lainnya di
kecamatan.
D. Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok tenaga fungsional di
lingkungan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat wajib menerapkan prinsip
luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas masing-masing untuk menyiapkan
laporan berkala tepat pada waktunya. Memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahannya, dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil
langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari
bawahannya wajib dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih
lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan. Dalam penyampaian laporan
masing-masing kepada atasan tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan
organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK RESTORAN
A. Ketentuan Umum
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2001
tentang Pajak Daerah, pengertian dari Pajak Daerah adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada pemerintah daerah, tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku, digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan pembangunan daerah.
Berdasarkan Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran,
yang dimaksud dengan pajak restoran adalah pajak yang dipungut atas pelayanan
restoran. Sedangkan restoran atau rumah makan adalah tempat menyantap makanan
dan minuman yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa
boga atau katering, dimaksud juga usaha antara lain:
1. Rumah makan adalah usaha yang menyediakan ruangan dan menyediakan
makanan dan minuman untuk menyantapnya dengan bayaran.
2. Bar adalah tempat khusus dimana dihidangkan minuman baik ringan maupun
keras dengan pembayaran.
3. Cafetaria adalah sebagian dari bangunan atau ruangan kantor, pertokoan atau
4. Warung/kedai nasi adalah usaha yang menjual makanan dan minuman baik yang
menggunakan bangunan tetap atau sementara atau tempat yang dapat
dipindah-pindahkan.
5. Coffee Shop adalah bangunan atau sebagian bangunan yang digunakan untuk
menjual minuman dengan atau tanpa makanan dengan pembayaran.
6. Kantin adalah usaha yang menyediakan makanan dan minuman baik yang
dimiliki swasta maupun Instansi Pemerintah dengan menyediakan tempat untuk
menyantap dengan pembayaran.
B. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Restoran
1. Undang No. 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas
Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
3. Peraturan Daerah Kabupaten Langkat No. 12 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran.
4. Keputusan Bupati Langkat No. 7 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Peraturan
Daerah No. 12 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran.
C. Objek Dan Subjek Pajak Restoran 1. Objek Pajak Restoran
Objek pajak restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan
a. Pelayanan usaha jasa boga atau katering
b. Pelayanan yang disediakan oleh restoran atau rumah makan yang peredarannya
tidak melebihi batas tertentu yang ditetapkan Peraturan Daerah.
2. Subjek Pajak Restoran
Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran atas pelayanan restoran.
Yang dimaksud dengan badan adalah suatu bentuk usaha yang meliputi
Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, serta Perseroan lainnya, Badan Usaha
Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Persekutuan,
Perkumpulan, Firma,Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Bentuk Usaha Tetap (BUT)
serta bentuk usaha lainnya.
D. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Restoran
Dasar pengenaan pajak restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukan
kepada restoran. Tarif pajak restoran ditetapkan paling tinggi sebesar sepuluh persen
dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah kabupaten / kota yang bersangkutan. Pada
daerah Kabupaten Langkat tarif pajak restoran ditetapkan sebesar sepuluh persen.
E. Perhitungan Pajak Restoran
Pajak terutang = tarif pajak x dasar pengenaan pajak
Contoh:
Jumlah pembayaran yang dilakukan terhadap restoran adalah Rp. 2.000.000,-
Maka besarnya pajak restoran adalah dengan cara mengalikan tarif dengan dasar
pengenaan pajak yaitu jumlah pembayaran terhadap restoran, yakni:
= Rp. 2.000.000 x 10%
= Rp. 200.000
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Target Dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Adapun data yang didapat dari Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
mengenai target Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dari tahun 2006 sampai
dengan tahun 2008 adalah:
Tabel 4.1
Target Penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2008
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Jenis Pungutan Target
Pendapatan
Target Pendapatan
Target Pendapatan
1. Pajak Daerah 11.198.880.000 11.743.300.000 11.888.300.000
2. Retribusi Daerah 4.942.814.800 4.644.949.000 5.177.612.500
3. Lain-lain Pendapatan 2.376.552.500 4.515.000.000 6.218.000.000
4. Bagi Hasil Pajak 85.000.000.000 104.286.208.923 113.046.197.850
5. Bagi Hasil Bukan Pajak 6.529.696.170 1.580.000.000 1.630.000.000
6. Bagi Hasil Pajak Propinsi 14.050.341.000 18.008.000.000 22.600.000000
Jumlah 124.098.284.470 144.777.457.923 160.560.110.350
Sedangkan data realisasi penerimaan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 adalah:
Tabel 4.2
Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2008
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Jenis Pungutan Realisasi
Pendapatan
Realisasi Pendapatan
Realisasi Pendapatan
1. Pajak Daerah 9.633.037.254 12.636.888.524 9.853.627.105
2. Retribusi Daerah 4.334.590.875 3.750.162.702 489.278.469
3. Lain-lain Pendapatan 4.732.821.570 5.735.039.043 8.689.753.224
4. Bagi Hasil Pajak 160.345.506.088 119.601.048.796 107.034.335.508
5. Bagi Hasil Bukan Pajak 2.608.906.318 1.954.467.553 2.674.934.839
6. Bagi Hasil Pajak Propinsi 15.839.739.778 23.738.100.592 34.783.600.708
Jumlah 197.494.601.883 167.415.707.210 163.525.529.853
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Tahun 2009
Dari tabel 4.1 Target penerimaan pendapatan daerah pada Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Langkat dan tabel 4.2 Realisasi penerimaan pendapatan daerah
pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat tersebut diatas dapat dianalisis
dan dievaluasi mengenai target dan realisasi penerimaan pendapatan daerah
Kabupaten Langkat. Pada tahun 2006 target yang direncanakan adalah sebesar Rp
124.098.284.470,- dan terealisasi sebesar Rp 197.494.601.883,- atau sebesar
59,07 %. Pada tahun 2007 target ditingkatkan menjadi sebesarRp 144.777.457.923,-
dan terealisasi sebesar Rp 167.415.707.210,- atau sebesar 15,63 %. Dan pada tahun
2008 juga ditingkatkan menjadi sebesar Rp 160.560.110.350,- dan terealisasi sebesar
Rp 163.525.529.853,- atau sebesar 1,84 %.
B. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Target adalah angka yang direncanakan akan didapat atau diperoleh dari pajak
restoran Kabupaten Langkat yang besarnya dilihat dari potensi yang ada. Dan
realisasi adalah besarnya jumlah dana yang benar-benar tercapai dalam satu tahun
pajak.
Adapun target dan realisasi pajak dari penerimaan pajak restoran pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2008
No Tahun Target Realisasi % Sisa Target
1. 31 Desember 2006 135.000.000 111.543.644 82,62 23.456.356
2. 31 Desember 2007 135.000.000 268.788.234 199,1 133.788.234
3. 31 Desenber 2008 200.000.000 560.215.477 280,11 360.215.477
Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Tahun 2009
Dari tabel 4.3 Target dan realisasi penerimaan pajak restoran pada Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008
diatas dapat dianalisis dan dievaluasi bahwa pada tahun 2006 target yang
direncanakan sama besar jumlahnya dengan target pada tahun 2007, yaitu sebesar Rp
135.000.000,-. Sedangkan pada tahun 2008 target dinaikan menjadi sebesar Rp
65.000.000,- atau sebesar 48,1 %, yaitu menjadi sebesar Rp 200.000.000,-.
Sedangkan realisasi atau besarnya penerimaan pajak restoran yang diperoleh
kenaikan,yaitu pada tahun 2006 terealisasi sebesar Rp 111.543.644,-. atau sebesar
82,62 % dari yang target direncanakan. Pada tahun 2007 terealisasi sebesar Rp
268.788.234,- atau 199,1 % dari yang target direncanakan. Dan pada tahun 2008
terealisasi sebesar Rp 560.215.477,- atau sebesar 280,11 % dari target yang
direncanakan. Jadi, realisasi pajak restoran adalah rata-rata sebesar 187,27 % dari
target yang direncanakan setiap tahunnya.
Adapun potensi pajak restoran yang ada di daerah Kabupaten Langkat dari
tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4
Potensi Pajak Restoran pada Daerah Kabuapaten Langkat dari Tahun 2006 sampai dengan Tahun 2008
Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008
No Kecamatan
WP Potensi/Bln WP Potensi/Bln WP Potensi/Bln
1. Bahorok 19 416.500 23 565.500 22 578.000
2. Salapian 21 179.100 21 179.100 21 182.000
3. Kuala 35 243.500 35 243.500 35 249.000
4. Sei Bingai 63 350.000 54 292.000 54 305.000
5. Selesai 19 260.000 20 285.000 22 365.000
6. Binjai 9 51.000 7 48.500 17 208.000
7. Stabat 135 4.887.500 172 5.380.000 153 4.939.000
8. Wampu 4 66.000 5 70.000 5 95.000
16. Babalan 48 3.590.500 13 295.000 13 295.000
17. Sei. Lepan 7 121.000 7 113.500 9 143.000
18. Brd. Barat 9 565.000 10 585.000 11 175.000
19. Pkl. Susu 12 77.500 8 75.000 8 75.000
Dari tabel 4.4 Potensi pajak restoran pada daerah Kabupaten Langkat di atas
dapat dianalisis dan dievaluasi bahwa daerah yang memiliki potensi Pajak Restoran
terbesar adalah Kecamatan Stabat, yaitu sebesar Rp 60.826.000,- setiap tahun.
Dengan jumlah Wajib Pajak rata-rata 153 orang setiap tahun. Sedangkan daerah yang
memiliki potensi Pajak Restoran paling sedikit adalah Kecamatan Wampu, yaitu
sebesar Rp 77.000,- setiap tahun. Dengan jumlah Wajib Pajak rata-rata 5 orang setiap
tahun.
C. Masalah-Masalah Yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
Adapun masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pemungutan
pajak restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat adalah sebagai
berikut:
1. Wajib Pajak tidak membuat pembukuan atau membuat pembukuan ganda dan
tidak semua transaksi yang dilakukan wajib pajak menggunakan nota (bill).
2. Wajib Pajak dalam melaporkan omset penjualan kurang terbuka (transparan).
3. Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya tingkat kesadaran Wajib Pajak akan
kewajiban perpajakan.
4. Banyaknya para penyelenggara rumah makan, kantin, warung yang tergolong
berpenghasilan rendah.
5. Adanya upaya Wajib Pajak untuk menghindari atau memperkecil jumlah pajak
6. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah daerah Kabupaten Langkat tentang
perpajakan khususnya pajak restoran.
D. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukakan untuk meningkatkan
penerimaan pajak pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan pemeriksaan terhadap pembukuan Wajib Pajak dengan bantuan tim
audit.
2. Melakukan kerjasama dengan aparat hukum untuk mengatasi masalah Wajib
Pajak yang nakal.
3. Menerbitkan Surat Ketetapan bagi Wajib Pajak yang tidak mau membayar sesuai
dengan jumlah yang telah ditetapkan.
4. Mengambil tindakan hukum, yaitu pemberian sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2 % per bulan atas pajak yang terhutang.
5. Melakukan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang Pajak
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah
sebagai berikut:
1. Pajak Restoran adalah pajak yang dipungut atas pelayanan di restoran yaitu
sebesar sepuluh persen dari jumlah pembayaran yang dilakukan kepada restoran
2. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat adalah unsur pelaksanaan
pemerintah daerah Kabupaten Langkat di bidang Pendapatan Daerah dan
merupakan salah satu unit kerja yang melakukan koordinasi dan pelaksanaan
pemungutan pajak daerah, diantaranya Pajak Restoran
3. Terjadinya peningkatan penerimaan pendapatan daerah pada Dinas Pendapatan
Daerah Kabupaten Langkat dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, yaitu
sebesar 25,51 % atau sebesar Rp 49.459.993.105,- dari target yang direncanakan
setiap tahun.
4. Penagihan Pajak Restoran di daerah Kabupaten Langkat oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas Penadapatan Daerah Kabupaten Langkat dan penagihan ini diawasi
oleh Seksi Penagihan. Sebelum dilakukan pemungutan Pajak Restoran, Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat terlebih dahulu menerbitkan Surat
Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) kepada Wajib Pajak dan Wajib Pajak dapat
5. Pemungutan Pajak Restoran di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
telah dilakukan secara efektif dan efisien. Hal ini terlihat dari besarnya realisasi
penerimaan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, yakni sebesar 187,27 % atau sebesar
Rp 233.773.679,- dari target yang direncanakan setiap tahun.
6. Adanya masalah-masalah yang sering dihadapi Dinas Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Restoran, sehingga
mempengaruhi realisasi penerimaan Pajak Restoran yang seharusnya dapat lebih
dioptimalkan. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dan kepatuhan Wajib
Pajak akan kewajiban perpajakan. Selain itu, masih kurangnya penyuluhan dan
sosialisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat kepada masyarakat tentang
Pajak Restoran.
7. Banyaknya masalah-masalah yang dihadapi dalam pemungutan Pajak Restoran
diantaranya; penghasilan Wajib Pajak yang rendah, kurangnya kesadaran Wajib
Pajak akan kewajiban perpajakan, dan kurangnya sosialisasi tentang Pajak
D. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
1. Pemungutan terhadap Pajak Restoran seharusnya dapat dilakukan dengan baik
dan diperlukan adanya peningkatan pengawasan terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan Pajak Restoran, yaitu:
a. Melakukan pendataan ulang terhadap lokasi-lokasi terpencil yang berpotensi
adanya Wajib Pajak yang belum terdaftar atau Wajib Pajak yang baru.
b. Menyadiakan sarana dan prasarana yang baik agar dapat membantu
kelancaran tugas dalam mengoptimalkan penerimaan Pajak Restoran
2. Untuk lebih meningkatkan kesadaran Wajib Pajak akan kewajiban perpajakannya
serta memahami peraturan dibidang pajak daerah, perlu ditingkatkan pembinaan
dan pengawasan terhadap Wajib Pajak dengan penyuluhan yang intensif dan
mengadakan pendekatan, seperti seminar-seminar mengenai pajak daerah
khususnya Pajak Restoran.
3. Memberikan gambaran tentang potensi yang ada, target dan besarnya pajak yang
telah terealisasi sehingga akan memotivasi para Wajib Pajak untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya.
4. Diperlukan strategi perpajakan yang baik oleh aparatur pajak untuk mendorong
Wajib Pajak melaksanakan kewajiban perpajakan dan adanya keterbukaan akan
masalah yang ada agar diperoleh hasil pemungutan pajak yang efektif dan efisien.
5. Diperlukanya sosialisasi perpajakan dengan mengundang wajib pajak agar dapat
dapat melakukan intensifikasi atau ektensifikasi pajak, sehingga pajak yang
diperoleh lebih maksimal dan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan, Panca., 2005, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia, UMM, Malang
Prakosa, Kesit Bambang., 2003, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, UII Press, Yogyakarta
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Citra Umbara, Bandung, 2005
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Citra Umbara, Bandung, 2005
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, Citra Umbara, Bandung, 2005
Peraturan Daerah Kabupaten Langkat Nomor 12 Tahun 2002 tentang Pajak Restoran, Stabat, 2002
Peraturan Daerah Kabupaten Langkat Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Langkat, Stabat, 2007
Peraturan Bupati Langkat Nomor 40 Tahun 2008 tentang Perincian Tugas dan Fungsi di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, Stabat, 2008