Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi
Medan
ANALISIS BESAR KREDIT DAN KOMPARATIP BIAYA
PINJAMAN DARI JENIS PENALANGAN DANA DI KOTA
MEDAN
Skripsi
Diajukan oleh:
Nuzulul Rahmi Ayu Hsb 040501013
Ekonomi Pembangunan
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
ABSTRACT
This research is title the analyze of the great of credit and comperatif cost of loan from the kinds of finance institutions in Medan City. The purposes of this research to know is there the difference between cost, interest, the term of loan in Bank, and the process term of loan in Bank, Cooperation and the Finance Institutions. The data in this research are the primer data collected from 90 responden in Medan City, Maimun, and Johor district.
With use the friedman test we know that there is the different between cost, interest of loan, and the process term of loan, in the third institutions of finance to the great of credit and there is no different in term of loan in the third institutions.
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Analisis Besar Kredit dan Komparatip Biaya
Pinjaman dari Jenis Penalangan Dana di Kota Medan. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui adanya perbedaan biaya pinjaman, bunga pinjaman, lama
pinjaman dan lama proses peminjaman di Bank, Koperasi, dan Lembaga
Pembiayaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh dari 90 responden di daerah Medan Kota, Medan Maimun dan Medan
Johor
Dengan menggunakan uji friedman dapat diketahui bahwa : ada beda
biaya pinjaman, bunga pinjaman dan lama proses peminjaman dari ketiga jenis
penalangan dana terhadap besarnya kredit dan tidak ada beda lama pinjaman dari
ketiga jenis penalangan dana tersebut.
KATA PENGANTAR
Segenap ucapan puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
karena berkat rahmat dan hidayahNya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini, dan juga shalawat dan salam buat junjungan ummat Nabi Besar
Muhammad SAW yang sama-sama kita harapkan syafa’atnya.
Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Besar Kredit dan Komparatip
Biaya Pinjaman Dari Jenis Penalangan Dana di Kota Medan” ditujukan sebagai
salah satu syarat dalam rangka meraih gelar Sarjana Ekonomi dari program
pendidikan Srata-1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini sangat jauh dari kata
sempurna, karena penulis hanyalah seorang manusia biasa yang tak lepas dari
kekhilafan dan kekurangan serta kesalahan. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan masukan yang bersifat membangun yang sangat penulis perlukan
sebagai acuan bagi penulis di masa yang akan datang.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan materi dan
pemikiran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, yaitu kapada:
1. Teristimewa buat kedua orang tua penulis yang tercinta dan tersayang,
Ayahanda Himmul Ula Hsb dan Ibunda Kasmawati yang telah banyak
motivasi baik moril maupun materi kepada penulis selama ini. Serta tak lupa
juga kepada kakak (Wirdatun Nafiah Putri Hsb), abang (Akmal Rizal Kamil)
dan adik (Habiburrahman Hsb) tersayang terima kasih atas dukungan,
semangat dan kasih sayangnya.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara
4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, PhD, selaku Dosen wali penulis yang telah
memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.
5. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MSi, selaku dosen pembimbing penulis yang telah
dengan keikhlasan hati membimbing penulis dengan banyak memberikan
waktu, tenaga, masukan, saran, dan pemikiran selama proses penulisan skripsi
ini
6. Bapak Drs. Rahmad Sumanjaya Msi selaku dosen pembanding I dan Drs. H.B.
Tarmizi, SU selaku dosen pembanding II yang telah memberikan saran dan
masukan bagi penulis dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen, Staf pengajar dan staf Administrasi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan,
yang telah memberikan Ilmu dan perhatiannya kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
8. Kepada sahabat-sahabatku, (Koko dan Masni (makasih ya atas
ya ma...nya), teman-temanku Departemen Ekonomi Pembangunan
khususnya stambuk 2004 yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih
atas semua dukungannya, thanks buat teman-teman di ”Skala Indonesia”
(makasih atas pengertiannya), thanks juga buat Hany and Rani (thanks atas
semangatnya), thanks buat Ina and Dowe (makasih ibu-ibu), thanks buat iwan
and dewi (semangat!!!) dan yang terakhir makasih buat ”Someone” (aku bisa
berhasil juga khan!!!!)
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang
telah diberikan kepada penulis. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi
para pembaca sekalian.
Medan, Mei 2008
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRACT……… ... i
ABSTRAK……… ... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
DAFTAR SINGKATAN ... xii
BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 4
1.3. Hipotesis Penelitian………. .. 4
1.4. Tujuan Penelitian... 5
1.5. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 6
2.1.1.Bank ... 6
2.1.2. Jenis-Jenis Bank……….. 8
2.2. Koperasi Simpan Pinjam... 11
2.2.1. Jenis-jenis Koperasi ... 12
2.3. Lembaga Pembiayaan ... 13
2.4. Tingkat Bunga... 16
2.4.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Bunga ... 17
2.4.2. Teori Tingkat Bunga... 20
2.5. Pengertian Kredit ... 23
2.5.1. Unsur – Unsur Kredit ... 24
2.5.2. Tujuan dan Fungsi Kredit ... 25
2.5.3. Jenis – Jenis Kredit ... 27
2.6. Konseptual Penelitian ... 34
2.6.1. Konseptual Penelitian... 34
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian... 37
3.2. Jenis dan Sumber Data ... 37
3.3. Pengolahan Data...37
3.4. Penentuan Populasi dan Sampel... 38
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.6. Analisis Data ... 40
3.7. Definisi Operasional Variabel... 41
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Provinsi Sumatera utara... 42
4.1.1 Letak Geografis Kota Medan ... 42
4.1.2. Potensi Wilayah ... 44
4.1.3. Iklim Kota Medan ... 45
4.1.5. Perkembangan Suku Bunga Kredit ... 47
4.2 Analisis Responden... 49
4.3. Hasil Evaluasi dan Interpretasi Data ... 63
4.3.1 Pengujian Pengaruh Variable Bebas ... 63
4.3.2. Interpretasi Hasil Uji Friedman Test... 64
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 73
5.2. Saran... 74
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Nama-Nama Kecamatan, Jumlah Kelurahan, Luas Wilayah, dan
Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kota Medan ... 43
Tabel 4.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Medan (1997-2006) ... 46
Tabel 4.3. Kepadatan Penduduk Per Km2 ... 47
Tabel 4.4. Perkembangan Suku Bunga Kredit Tahun 2000 Triwulan III – 2007 Triwulan I (%) ... 48
Tabel 4.5. Identitas Responden berdasarkan jenis kelamin ... 50
Tabel 4.6. Identitas Responden Berdasarkan Usia... 50
Tabel 4.7. Identitas Responden Berdasarkan pekerjaan... 51
Tabel 4.8. Identitas Responden Berdasarkan berapa lama menjadi Nasabah ... 51
Tabel 4.9. Biaya Pinjaman Berdasarkan Jawaban Responden... 53
Tabel 4.10. Bunga Pinjaman Berdasarkan Jawaban Responden... 56
Tabel 4.11. Lama Pinjaman Berdasarkan Jawaban Responden... 59
Tabel 4.12. Lama Proses Peminjaman Berdasarkan Jawaban Responden... 61
Tabel 4.13. Biaya Pinjaman Terhadap Besar Kredit... 65
Tabel 4.14. Bunga Pinjaman Terhadap Besar Kredit... 67
Tabel 4.15. Lama Pinjaman Terhadap Besar Kredit ... 69
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
I Daftar Pertanyaan Untuk Nasabah Dari Jenis Penalangan
DAFTAR SINGKATAN
BPR : Bank Perkreditan Rakyat
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang memiliki tujuan
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, dimana
pencapaiannya dilakukan dengan menitikberatkan pembangunan ekonomi. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan jasa Bank, non Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya.
Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari lalu lintas penggunaan
uang, dimana industri perbankan memegang peranan yang sangat strategis yang
dapat dikatakan sebagai urat nadi dari sistem perekonomian negara. Misalnya
dalam penciptaan uang, mengedarkan uang, tempat mengamankan uang, tempat
melakukan investasi dan juga untuk menunjang usaha. Hampir semua sektor yang
berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank.
Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat
serta memberikan jasa lainnya (Kasmir,2000:11). Jadi, Bank beroperasi sebagai
perantara dan memobilisasi dana dari masyarakat yang mempunyai kelebihan
dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang kekurangan
dana melalui kredit. Atau dengan kata lain, dana yang menganggur dari
masyarakat yang mempunyai kelebihan uang tunai dapat digunakan oleh
masyarakat yang membutuhkan dana dalam pembiayaan berbagai kegiatan
Salah satu dari kegiatan bank adalah menyalurkan dana kepada masyarakat
atau dengan kata lain bank memberikan pinjaman atau kredit kepada masyarakat.
Besarnya dana pihak ketiga yang dapat dikumpulkan oleh suatu suatu bank akan
mempengaruhi jumlah dana yang dapat disalurkan kepada masyarakat. Jika bank
tidak mampu menyalurkan kredit akan rugi karena pihak bank harus membayar
bunga simpanan nasabah sedangkan pendapatan dari bunga yang disalurkan tidak
ada.
Peranan Bank sebagai lembaga keuangan tidak pernah lepas pula dari masalah
kredit begitu juga dengan jasa–jasa penalangan dana lainnya. Yang termasuk
dalam jasa–jasa penalangan dana ini adalah : rentenir, koperasi simpan pinjam,
Bank dan jasa–jasa perkreditan lainnya. Dalam hal ini kegiatan utama dari
penalangan dana tersebut adalah pemberian kredit, dimana pada negara–negara
yang sedang berkembang kredit masih menempati kedudukan yang sangat
istimewa, sebab antara volume permintaan akan dana jauh lebih besar daripada
penawaran dana yang ada di masyarakat.
Setiap jasa pentalangan dana menyalurkan kredit kepada masyarakat bertujuan
untuk memperoleh keuntungan. Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha
masyarakat yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk
modal kerja. Dengan adanya dana tersebut maka debitur akan dapat
mengembangkan usahanya. Kredit sangat penting bagi roda perekonomian suatu
negara bahkan kredit dianggap sebagai “nyawa” bagi dunia usaha.
Secara khusus dalam perekonomian penduduk miskin, kredit sering kali
kelompok miskin dapat meningkatkan pendapatan, peningkatan usaha dan
kesempatan kerja. Besarnya tingkat bunga kredit yang diberikan kepada debitur
sangat mempengaruhi permintaan dan realisasi kredit. Apabila semakin tinggi
tingkat bunga kredit yang ditawarkan kepada masyarakat, maka akan semakin
sedikit masyarakat yang akan mengajukan kredit untuk kepentingan usaha dan
peningkatan pendapatannya.
Namun dalam hal ini tingkat bunga yang diberikan kepada masyarakat dari
setiap jenis penalangan dana berbeda–beda, walaupun jumlah pinjaman sama. Ada
beberapa perbedaan yang diberikan oleh setiap masing-masing penalangan dana.
Misalnya saja : jasa rentenir dengan koperasi, dimana dengan jumlah pinjaman
yang sama dan tingkat bunga yang sama, tetapi pada saat uang diterima maka
jumlahnya berbeda–beda, hal ini disebabkan karena adanya biaya–biaya
administrasi yang sudah ditetapkan oleh masing–masing penalangan dana.
Para pentalang dana ini memegang peranan sangat penting dalam memenuhi
akan kebutuhan dana. Hal ini disebabkan karena memang bidang utama usahanya
adalah menyediakan fasilitas pembiayaan dana bagi masyarakat. Dana merupakan
masalah pokok yang selalu ada dan selalu muncul dalam setiap usaha.
Dewasa ini, dalam memperkuat perekonomian masyarakat, kredit bank sering
kali dijadikan sebagai alat untuk membantu usaha masyarakat. Kredit yang
diberikan oleh para penalang dana ini dianggap dapat meningkatkan pendapatan
Atas dasar inilah, penulis tertarik untuk menganalisanya dan menuangkannya
dalam bentuk skripsi yang berjudul “ Analisis Besarnya Kredit dan
Komparatip Biaya Pinjaman dari Jenis Penalangan Dana di Kota Medan.” 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini adalah:
a. Apakah ada beda biaya pinjaman antara Bank, Koperasi, dan Lembaga
Pembiayaan
b. Apakah ada perbedaan bunga pinjaman antar Bank, Koperasi, dan
Lembaga Pembiayaan
c. Apakah ada perbedaan lama pinjaman antar Bank, Koperasi dan Lembaga
Pembiayaan
d. Apakah ada perbedaan lama proses peminjaman antar Bank, Koperasi dan
Lembaga Pembiayaan
1.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada yang
masih perlu diuji kebenarannya melalui data-data yang terkumpul. Berdasarkan
rumusan masalah diatas maka hipotesanya adalah sebagai berikut:
a. Ada beda biaya pinjaman antara Bank, Koperasi dan Lembaga
Pembiayaan
b. Ada beda bunga pinjaman antara Bank, Koperasi dan Lembaga
c. Ada beda lama pinjaman antara Bank, Koperasi dan Lembaga
Pembiayaan
d. Ada beda lama proses peminjaman antara Bank, Koperasi dan
Lembaga Pembiayaan
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah
a. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan biaya pinjaman antar Bank,
Koperasi dan Lembaga Pembiayaan
b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat bunga pinjaman antar
Bank, Koperasi dan Lemabaga Pembiayaan
c. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan lama pinjaman antar Bank,
Koperasi dan Lembaga Pembiayaan
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian skripsi ini adalah:
1. Sebagai bahan studi atau tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa/i
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswa/i
Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian
selanjutnya.
2. Sebagai bahan masukan maupun perbandingan bagi kalangan akademisi
dan peneliti lainnya yang menganalisa masalah yang berkenaan dengan
perkreditan.
3. Sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bank
Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito.
Kemudian Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi
masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu Bank juga dikenal sebagai
tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam
bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak,
uang kuliah dan pembayaran lainnya.
Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, yang dimasud dengan Bank adalah: “Badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyrakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”
Dari pengertian diatas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa Bank
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai
bank tidak terlepas dari masalah keuangan
Kegiatan atau aktivitas perbankan meliputi 3 kegiatan yaitu :
Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau
mencari dana dengan cara membeli dengan masyarakat luas. Pembelian
dana dari masyarakat ini dilakukan oleh Bank dengan cara memasang
berbagai macam strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya
dalam bentuk simpanan seperti simpanan giro, simpanan tabungan dan
simpanan deposito. Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di Bank
maka pihak perbankan memberikan rangsangan berupa bals jasa yang
diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk menyimpan uangnya.
b Menyalurkan Dana (Lending)
Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka
oleh
perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau dijual ke masyarakat
dalam bentuk kredit. Dalam pemberian kredit juga dikenakan biaya
pinjaman kepada penerima kredit (Debitur) dalam bentuk kredit. Dalam
pemberian kredit juga dikenakan biaya pinjaman kepada penerima kredit
(Debitur) dalam bentuk bunga dan biaya administrasi.
c. Memberikan Jasa Bank Lainnya.
Jasa-jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun
dan menyalurkan dana.
Jasa-jasa perbankan lainnya antara lain meliputi :
a. Kiriman Uang (Transfer)
b. Inkaso (Collection)
d. Penjualan Mata Uang Asing
e. Safe Deposit Box
f. Travellers Chadue
g. Bank Card
h. Bank Draft
i. Letter Of Credit
j. Bank Garansi dan Referensi Bank
k. Serta jasa Bank Lainnya
2.1.2 Jenis-Jenis Bank
Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara
lain :
1. Dilihat dari Segi Fungsinya
Menurut Undang-undang Pokok Perbankan nomor 14 tahun 1967 jenis
perbankan menurut fungsinya terdiri dari:
a) Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah
a) Bank milik pemerintah
Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintah pula.
b) Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akte pendiriannyapun didirikan oleh swasta, begitu pula
pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.
c) Bank milik koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang
berbadan hukum koperasi.
d) Bank milik asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing.
e) Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas
3. Dilihat dari Segi Status
a) Bank devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar hegeri
atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan
b) Bank non devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan
transaksi seperi halnya bank devisa.
4. Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik
harga jual maupun harga beli terbagi dalam 2 kelompok
a) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para
nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional
menggunakan dua metode yaitu
1) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan
seperti giro, tabungan maupun deposito. Demikian pula harga
untuk produk pinjamannya (Kredit) juga ditentukan berdasarkan
tingkat suku bunga tertentu.
2) Untuk jasa-jasa bank lainnya pihak perbankan barat menggunakan
atau menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau
b) Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah
Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah adalah sebagai berikut
1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musharakah)
3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah)
4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah)
5) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah
waiqtina)
2.2 Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama
dikenal di Indonesia. Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang
mempunyai tujuan atau kepentingan bersama. Jadi koperasi merupakan bentukan
dari sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama.
Dalam menjalankan kegiatannya koperasi simpan pinjam memungut
sejumlah uang dari setiap anggota koperasi. Uang yang dikumpulkan para anggota
tersebut kemudian dijadikan modal untuk dikelola oleh pengurus koperasi,
2.2.1 Jenis-jenis Koperasi
Jenis-jenis koperasi yang ada dan berkembang dewasa ini adalah
1) Koperasi Produksi
Koperasi produksi ini diutamakan diberikan kepada para anggotanya
dalam rangka berproduksi untuk menghasilkan barang maupun jasa.
2) Koperasi konsumsi
Koperasi konsumsi ini dalam kegiatan usahanya adalah menyediakan
kebutuhan akan barang-barang pokok sehari-hari seperti sandang, pangan,
dan kebutuhan yang berbentuk lainnya.
3) Koperasi simpan pinjam
Koperasi simpan pinjam ini melakukan usaha penyimpanan dan
peminjaman sejumlah uang untuk keperluan para anggotanya.
2.2.2 Keuntungan Koperasi
Keuntungan dari koperasi adalah bunga yang dibebankan kepada
peminjam. Semakin banyak uang yang disalurkan akan memperbesar keuntungan
koperasi. Disamping itu keuntungan lainnya adalah memperoleh biaya-biaya
administrasi yang dibebankan kepada peminjam.
Pembagian keuntungan di dalam koperasi simpan pinjam diberikan
terutama bagi peminjam yang tidak pernah lalai memenuhi kewajibannya.
Dapat disimpulkan bahwa keuntungan koperasi adalah
1. Biaya bunga yang dibebankan kepeminjam
2. Biaya administrasi setiap kali transaksi
2.3 Lembaga Pembiayaan
Lembaga Pembiayaan adalah lembaga keuangan yang aktifitas utamanya
membantu dalam hal pembiayaan. Perusahaan pembiayaan memiliki dana dalam
skala besar, tetapi menyalurkannya kepada pihak-pihak yang membutuhkannya
dalam jumlah yang kecil-kecil. Prinsip kerja ini berbeda dengan bank, yang
mengumpulkan dana dalam jumlah relative kecil-kecil tetapi menyalurkannya
dalam jumlah besar.
Sebagai sebuah lembaga pembiayaan, perusahaan pembiayaan pun
menghadapi beberapa risiko usaha yakni :
a. Risiko gagal tagih (default risk)
Terjadi bila nasabah peminjam tidak mampu membayar utangnya.
b. Risiko likuiditas (liquidity risk)
Disebabkan aset finansial yang dimiliki perusahaan pembiayaan relatif
sulit dijual di pasar sekunder.
Lembaga pembiayaan menurut ketentuan ini dimungkinkan untuk
melakukan salah satu dari kegiatan pembiayaan seperti :
a. Sewa guna usaha (leasing)
Kegiatan utama perusahaan sewa guna usaha adalah bergerak di bidang
pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan
nasabah. Pembiayaan di sini dimaksud jika seorang nasabah membutuhkan
barang-barang modal seperti peralatan kantor atau mobil dengan cara
Pihak leasing dapat membiayai keinginan nasabah sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak.
Sedangkan pengertian sewa guna usaha sesuai dengan Keputusan Menteri
Keuangan No.1169/KMK.01/1991 adalah “kegiatan sewa guna usaha
dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi
(operating lease) untuk digunakan oleh lease selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Selanjutnya yang
dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana
lesse pada akhir massa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek
sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya
operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa
guna usaha.
b. Modal ventura (ventura capital)
Dalam melakukan suatu kegiatan investasi tidak semua investasi dapat
dilakukan dengan mudah, karena hamper semua investasi mengandung
suatu resiko kerugian. Perusahaan modal ventura yang berani melakukan
investasi dimana investasi tersebut mengandung suatu resiko tinggi.
Keputusan ini dibuat dengan berbagai pertimbangan tentunya dan hal ini
sesuai pula dengan maksud dan tujuan didirikannya perusahaan modal
venture yaitu melakukan penanaman modal dalam suatu usaha yang
mengandung resiko tinggi.
Pengertian Perusahaan Modal Ventura sesuai dengan Keputusan Presiden
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan
yang menerima bantuan pembiayaan. Perbedaan antara bank dengan
modal ventura terletak pada jenis kegiatannya. Bank membiayai suatu
kegiatan tetapi tidak masuk ke perusahaan yang dibiayainya, sedangkan
modal ventura memberikan pembiayaan dengan cara melakukan
penyertaan langsung ke dalam perusahaan yang dibiayainya.
c. Anjak piutang (factoring)
Pengertian perusahaan anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan nama
factoring adalah perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan
penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan hutang
piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik
perusahaan.
Kemudian pengertian anjak piutang menurut Keputusan Menurut
Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desember 1988
adalah : badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan
jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau
luar negeri.
d. Pembiayaan konsumen (consumer finance company)
Perusahaan pembiayaan konsumen barangkali merupakan perusahaan
pembiayaan yang paling dikenal oleh masyarakat. Jasa perusahaan ini
adalah membantu mereka yang ingin membeli barang-barang atau
(refinance) utang-utang skala kecil (small debts). Perusahaan ini dapat
merupakan anak perusahaan sebuah bank atau perusahaan yang berdiri
sendiri. Sasaran utama pelayanan perusahaan pembiayaan konsumen
adalah individu yang tidak memiliki akses kredit dari sumber lain.
e. Kartu Kredit (credit card)
Kartu plastik atau kartu kredit marupakan kartu yang dikeluarkan oleh
bank atau lembaga keuangan non bank. Kartu plastic diberikan kepada
nasabah untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di berbagai
tempat seperti supermarket, pasar swalayan, hotel, restoran, tempat
hiburan dan tempat-tempat lainnya.
2. 4 Tingkat Bunga
Bunga Bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan kepada
nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan
sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan
yang dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman)
(Kasmir/1996:106)
Dalam kegiatannya perbankan sehari–hari ada 2 macam bunga yang diberikan
kepada nasabah :
a. Bunga Simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah
yang menyimpan uangnya di bank.
Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada
b. Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau
harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Contohnya
adalah bunga kredit.
Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling
mempengaruhi satu sama lain. Misalnya bunga simpanan naik maka bunga
pinjaman juga akan naik.
2.4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Bunga
Ada beberapa factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tingkat
bunga diantaranya adalah:
a. Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman
meningkat maka yang dilakukan oleh bank, agar dana tersebut dipenuhi
adalah dengan meningkatkan bunga simpanan. Peningkatan bunga
simpanan secara otomatis akan meningkatkan bunga pinjaman. Namun,
apabila dana yang ada atau dana simpanan banyak sementara permohonan
pinjaman sedikit maka bunga pinjaman akan turun.
b. Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan maka selain factor promosi, factor
yang paling utama yang harus diperhatikan adalah persaingan. Dalam arti
jika bunga simpanan rata-rata 16% maka jika hendak membutuhkan dana
cepat sebaiknya bunga simpanan dinaikkan diatas bunga pesaing dan
c. Kebijakan Pemerintah
Untuk suku bunga pinjaman dan bunga simpanan yang ditetapkan tidak
boleh melebihi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
d. Target Laba yang Diinginkan
Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman juga akan ikut
besar, demikian sebaliknya.
e. Jangka Waktu
Semakin panjang waktu pinjaman maka semakin tinggi tingkat bunganya.
Hal ini disebabkan besarnya resiko dimasa mendatang. Demikian
sebaliknya jika jangka waktunya pendek maka bunga pinjamannya juga
relative rendah.
f. Kualitas Jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan semakin rendah bunga kredit yang
diberikan dan sebaliknya. Misalnya jaminan sertifikat deposito berbeda
dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam
hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi
jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro akan
kebih mudah untuk dicairkan jika dibandingkan dengan jaminan tanah.
g. Reputasi Perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat
menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya. Karena
biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet
h. Produk yang Kompetitif
Adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasar. Untuk produk yang
kompetitif bunga kredit yang diberikan relative rendah jika dibandingkan
dengan produk yang kurang kompetitif.
i. Hubungan Baik
Biasanya bank menggolongkan nasabahnya menjadi nasabah utama/primer
dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan pada keaktifan dan
loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama
biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank sehingga
dalam penentuan tingkat suku bunganya pun berbeda dengan nasabah
biasa.
j. Jaminan Pihak Ketiga
Dalam hal ini pihak ketiga adpihak yang memeberikan jaminan kepada
bank atas penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan
bonafid baik dari segi kemampuan membayar maupun nama baik maka
bunga yang dibebankan juga berbeda.
2.4.2 Teori Tingkat Bunga
a. Teori Klasik Tentang Tingkat Bunga
Menurut kaum klasik tingkat bunga ditentukan oleh
Penawaran tabungan oleh rumah tangga
Semakin besar bagian pendapatan yang dapat ditabung akan
mengakibatkan turunnya tingkat bunga dan sebaliknya tingkat bunga akan naik
bila penawaran tabungan semakin berkurang. Bila dilihat dari sudut penawaran
tabungan, kenaikan permintaan dana oleh investor akan mengakibatkan naiknya
tingkat bunga dan bila permintaan dana menurun maka suku bunga juga akan
bergerak turun. Dari uraian diatas terlihat adanya kepentingan berbeda antara
pemilik dana dan investor terhadapa tingkat bunga yang berlaku. Dimana pemilik
dana mendambakan tingkat bunga yang tinggi sedangkan investor sebaliknya
mengharapkan tingkat bunga yang rendah.
b. Teori Keynes Tentang Tingkat Bunga
Dalam teorinya Keynes berpendapat bahwa tingkat bunga dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu permintaan dan penawaran uang. Permintaan akan uang
dipengaruhi oleh likuiditas atau dengan kata lain disebut Liquidity Preference.
Ada 3 motif Liquidity Preference menurut Keynes yaitu:
Motif Transaksi
Salah satu motif masyarakat memegang uang adalah agar dapat
melaksanakan atau memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan ini akan
berlangsung secara terus-menerus, sedangkan penerimaan pendapatan tergantung
secara berkala misalnya setiap minggu atau setiap bulan. Adanya perbedaan waktu
ini akan merupakan pertimbangan bagi masyarakat untuk memegang uang setiap
saat. Permintaan uang untuk transaksi ini tergantung pada tingkat pendapatan.
Dimana fungsinya sebagai berikut:
Dimana
Mt = permintaan uang untuk transaksi
y = pendapatan
Motif Berjaga-jaga
Motif ini muncul karena ketidakpastian masa depan, misalnya kejadian
darurat atau kejadian yang tidak diduga. Permintaan uang untuk berjaga-jaga juga
bergantung pada tingkat pendapatan. Semaikn besar tingkat pendapatan seseorang
maka kebutuhan uang untuk motif ini akan semakin besar. Permintaan uang untuk
motif bertransaksi dan berjaga-jaga dapat ditulis dalam fungsi sebagai berikut:
M = Mt + Mp = f (y) Dimana
M = permintaan uang dilandasi motif transaksi dan berjaga-jaga
Mt = permintaan uang untuk motif transaksi Mp = permintaan uang untuk berjaga-jaga
Motif Spekulasi
Preferensi likuiditas berdasarkan motif ini sangat peka terhadap perubahan
tingkat bunga. Semakin rendah tingkat bunga (i) maka preferensi likuiditas akan
semakin besar. Permintaan uang dengan motif spekulasi adalah disebabkan
ketidakpastian suku bunga di masa mendatang. Motif spekulasi ini dikaitkan
dengan jual beli obligasi dimana perubahan harganya sangat ditentukan oleh
perubahan tingkat suku bunga pasar yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
normal maka dalam masyarakat akan tumbuh ekspektasi, tingkat bunga cenderung
turun dimasa yang akan datang.
Permintaan uang dengan motif spekulasi
M2 = f (i)
Secara total jumlah permintaan terhadap uang berdasarkan ketiga motif diatas
dirumuskan sebagai berikut :
L = M1 + M2 = f (y) + f (i)
Jadi sama seperti kaum klasik, Keynes setuju bahwa kenaikan permintaan uang
baik untuk transaksi, berjaga-jaga maupun spekulasi akan mengakibatkan naiknya
tingkat bunga dan sebaliknya bila permintaan uang turun maka tingkat bunga juga
akan bergerak turun.
2.5 Pengertian Kredit
Kata “Kredit” berasal dari bahasa latin credere yang berarti percaya atau
to believe atau to trust. Oleh karena itu, dasar pemikiran persetujuan pemberian
kredit oleh suatu lembaga keuangan Bank ataupun Non Bank kepada seseorang
atau badan usaha yang berlandaskan kepercayaan.
Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan
memberikan nilai ekonomi (economic value) kepada seseorang / badan usaha
berlandaskan kepercayaan saat itu, bahwa nilai ekonomi yang sama akan
dikembalikan kepada kreditur setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan yang sudah disetujui antara kreditur dan debitur . (Tjoekam, 1999: 1)
Pengertian kredit menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu. Berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam–meminjam antar Bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjama melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
2.5.1 Unsur–Unsur Kredit
Dalam kata kredit terkandung unsur–unsur yang direkatkan menjadi satu.
Adapun unsur–unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit :
a. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberi kredit, bahwa kredit
yang diberikan akan benar–benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang
akan datang sesuai jangka waktu kredit.
b. Kesepakatan
Kesepakatan antara si pemberi kredit dengan sipenerima kredit dituangkan
dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak
dan kewajibannya masing–masing.
c. Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka
waktu merupakan batas waktu pegembalian angsuran kredit yang sudah
disepakati kedua belah pihak.
d. Resiko
Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan
kredit macet. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya
demikian pula sebaliknya.
e. Balas Jasa
Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit yang
dikenal dengan nama “bunga”. Balas jasa dalam bentuk bunga dan
administrasi krdit ini merupakan keuntungan Bank.
2.5.2 Tujuan dan Fungsi Kredit
Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain :
a. Mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari
pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga
yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit
yang dibebankan kepda nesabah.
b. Membantu usaha nasabah, baik dana investasi maupun dana untuk modal
kerja.
c. Membantu pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh
pihak Perbankan, maka semakin baik mengingat semakin banyk kredit
berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan
bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah :
a) Penerimaan pajak
b) Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan
usaha baru atau perluasan usaha akan membtuhkan tenaga lerja baru
c) Meningkatkan jumlah barang dan jasa, semakin besar kredit yang
disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang
beredar di masyarakat.
d) Menghemat devisa negara, terutama untuk produk–produk yang
sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi didalam
negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat
devisa negara.
Terdapat beberapa fungsi kredit dalam hubungannya dengan siklus
perekonomian, perdagangan lalu lintas moneter.
Menurut Muchadasyah Sinungan (1993:21), fungsi-fungsi itu dalam garis
besarnya adalah sebagai berikut :
a. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang.
b. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari barang
c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
d. Kredit adalah salah satu alat stabilitas ekonomi
e. Kredit menimbulkan kegairhan berusaha masyarakat
f. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional
g. Kredit adalah juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional
2.5.3 Jenis – Jenis Kredit
A. Atas dasar tujuan penggunaan
a. Kredit Modal Kerja (KMK)
Kredit Modal Kerja adalah kredit yang digunakan untuk membiayai
untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau bisa yang lainnya
yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.
b. Kredit Investasi
Kredit Investasi adalah kredit yang digunakan untuk pengadaan barang
modal jangka panjang untuk kegiatan usaha nasabah.
c. Kredit Konsumsi
Kredit konsumsi adalah kredit yang digunakan dalam rangka pengadaan
barang atau jasa untuk tujuan konsumsi dan bukan barang modal dalam
kegiatan usaha nasabah. Penggunaan kredit ini misalnya untuk pembelian
mobil, rumah dan barang–barang konsumsi lain.
B. Atas dasar pemberian dana 1) Cash–Loan
Cash–Loan adalah kredit yang memungkinkan nasabah untuk menarik
dana tunai secara langsung tanpa adanya persyaratan khusus tertentu.
Yang termasuk jenis kredit ini adalah kredit investasi dan kredit modal
kerja.
2) Non Cash–Loan
Non Cash–Loan adalah kredit yang tidak memungkinkan nasabah untuk
menarik dana tunai secara langsung tanpa adanya persyaratan khusus
tertentu. Yang termasuk dalam jenis ini adalah Bank Garansi dan Letter Of
C. Dilihat dari segi jangka waktu
1) Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
2) Kredit jangka menengah
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kreditnya berkisar antara
1–3 tahun, biasanya kredit ini digunakan untuk investasi.
3) Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliaanya 3–5 tahun. Biasanya kredit
ini untuk investasi jangak panjang, seperti perkebunan karet atau
manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.
D. Atas dasar sektor usaha
1) Kredit Pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan
atau pertanian rakyat. Kredit sektor usaha ini bisa jangka pendek atau
jangka panjang.
2) Kredit Investasi, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik
untuk industri kecil, menengah maupun besar.
3) Kredit Pertambangan, yaitu jenis kredit ini diberikan untuk usaha tambang
yang dibiayai, biasanya jangka panjang seperti tambang emas, minyak atau
tmbang timah.
4) Kredit Konstruksi, yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai
5) Kredit Profesi, diberikan kepada kalangan profesional seperti dosen, dokter
atau pengacara
6) Kredit Perumahan, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai
pembangunan atau pembelian perumahan.
7) Kredit Pendidikan, yaitu kredit yang diberikan untuk meabangun sarana –
sarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk mahasiswa yang
sedang belajar.
8) Dan sektor–sektor lainnya
E. Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka Bank harus merasa yakin
bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit. Sebelum kredit tersebut disalurkan, penilaian
kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan
keyakinan tentang nasabahnya.
Untuk menghindari kerugian/memperkecil resiko kredit dimasa mendatang
investigasi kredit yang tegas, spesifikasi, dan akurat harus dilakukan. Tujuan dari
investigasi kredi ini adalah untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan
obyektif sebanyak mungkin yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
kemampuan dan keinginan calon debitur melunasi kredit.
Menurut Reed dan Gill (1989), unsur–unsur yang harus tercakup dalam
investigasi kredit adalah :
a. Kapasitas untuk membayar
c. Kemampuan menghasilkan pendapatan
d. Asset yang dimliki
e. Kondisi ekonomi
f. Faktor-faktor penting dalam usaha.
Untuk mendapatkan hasil investigasi yang baik dan akurat Bank dapat
melakukan langkah-langkah berikut:
1. Wawancara dengan calon debitur. Dan hasil wawancara diharapkan dapat
diperoleh informasi tentang visi/misi/kemampuan pengelolaan, dan itikad
baik calon debitur.
2. Memeriksa kembali catatan-catatan Bank tentang debitur yang
besangkutan, hal ini dilakukan bila debitur telah lama atau pernah menjadi
nasabah Bank.
3. Bank dapat menggunakan informasi-informasi yang berasal dari luar Bank
bersangkutan, seperti konsultan ekonomi atau konsultan usaha, Bank-bank
lain yang pernah kerjasama dengan calon debitur.
4. Pengamatan langsung ke tempat usaha calon debitur
5. Laporan keuangan calon debitur, terutama neraca, laporan rugi laba, dan
laporan perubahan modal.
Kriteria pemberian kredit : Prinsip 5 C
Menurut Mandala Manurung dan Prathama Rahardja (2004 :193), untuk
memaksimumkan kemungkinan keberhasilan kredit, maka prinsip 5 C: Character,
Capacity, Capital, Collateral, Condition, dapat diterapkan dalam analisis kredit :
1. Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar
belakang sinasabah baik yang bersifat pribadi. Hal ini dijadikan ukuran
kemauan nasabah untuk membayar.
2. Capacity
Capacity adalah analisa umtuk melihat kemampuan nasabah umtuk
membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat kemampuan nasabah dalam
mengelola usahanya yang dihubungkan dengan latar belakang pendidikan
dan pengalaman, sehingga akan terlihat kemampuannya dalam
menngembalikan kredit yang disalurkan.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak dilihat laporan
keuangan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan
solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari
sumber mana saja modal yang ada sekarang ini dan persentase modal
sendiri dengan modal pinjaman.
4. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik,
5. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik, jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan dan diteliti keabsahannya serta kesempurnaannya.
Masih menurut Mandala Manurung dan Prathama Rahardja (2004 : 194)
selain prinsip 5 C, konsep 7 P dan 3 R juga dapat diterapkan dalam pengambilan
keputusan pemberian kredit
a. Konsep 7 P
Tujuh unsur dalam konsep 7 P :
1. Kepribadian (Personality)
Tercakup dalam penilaian kepribadian calon debitur adalah ingkah
laku, sejarah hidupnya yang mencakup sikap, emosi, dan tindakan
dalam menghadapi masalah
2. Tujuan (Purpose)
Menilai tujuan calon debitur dalam mengajukan permohonan kredit dan
berapa besar kredit yang diajukan
3. Prospek (Prospect)
Menilai prospek usaha yang direncanakan debitur, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
4. Pembayaran ( Payment)
Menilai bagaimana cara calon debitur melunasi kredit, dari mana saja
5. Tingkat Keuntungan (Profitability)
Menilai berapa tingkat keuntungan yang diperkirakan akan diraih
calon debitur, bagaimana polanya, apakah makin lama makin besar
atau sebaliknya
6. Perlindungan (Protection)
Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan
perlindungan usaha. Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau
asuransi
7. Parti (Party)
Bertujuan bagaimana calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan
karakternya. Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank
dalam hal pemberian fasilitas.
Tujuan unsur dalam konsep 7 P sebenarnya memiliki kesamaan dengan
lima unsur dalam konsep 5 C. Misalnya unsur kepribadian memiliki kesamaan
dengan unsur karakter. Sedangkan unsur tujuan, prospek, dan pembayaran dapat
memperjelas unsur kapasitas dalam konsep 5 C. Unsur perlindungan dalam 7 P
mungkin dapat disamakan dengan kolateral konsep 5 C.
b. Konsep 3 R
Tiga komponen dalam konsep 3 R adalah:
1. Tingkat Pengembalian Usaha (Return)
2. Kemampuan Membayar Kembali (Repayment)
Unsur-unsur yang dibahas dalam konsep 3 R sebenarnya juga telah
dibahas dalam analisis aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemberian
kredit. Konsep 3R memberi penekanan kepada aspek finansial dari analisis kredit.
2.6 Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.6.1 Konseptual Penelitian
Permintaan terhadap kredit perbankan dipengaruhi oleh besarnya biaya
pinjaman, besarnya tingkat bunga dan lamanya peminjaman kredit bank
bersangkutan. Setiap Bank dapat menyalurkan kredit kepada masyarakat bertujuan
untuk memperoleh keuntungan. Dan bunga kredit merupakan pendapatan utama
bank.
Keuntungan diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima sebagai balas
jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan
ini penting untuk kelangsungan bank maupun non bank (lembaga pembiayaan)
dan juga untuk memperluas usaha.
Selain tingkat bunga, biaya pinjaman (administrasi) juga menentukan
besarnya kredit. Dalam hal ini besarnya biaya pinjaman (administrasi) ini
berbeda-beda pada setiap bank maupun lembaga pembiayaan (yakni Koperasi dan
Rentenir). Biasanya semakin besar kredit yang diajukan maka semakin besar pula
biaya administrasinya.
Sedangkan jangka waktu peminjaman tidak begitu menentukan besarnya
kredit karena semakin lama waktu tidak mempengaruhi besarnya jumlah
kreditnya. Pada penulisan skripsi ini, penulis menjelaskan variabel-variabel yang
Biaya Pinjaman
Tingkat Bunga
Lama Pinjaman
Lama Proses
Besar Kredit
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Keterangan :
Bahwa dari kerangka konseptual ini, kita dapat melihat dan mengetahui
bahwa biaya pinjaman, bunga pinjaman, lama pinjaman dan lama proses
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan
dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan
dan menguji hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan
dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut :
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan mencakup wilayah Kecamatan
Medan Kota, Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Maimun.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yakni
diperoleh langsung dari lapangan yaitu dari nasabah yang menggunakan jasa
kredit pada bank, koperasi maupun jenis lembaga pembiayaan lainnya dengan
menggunakan kuesinoer dan wawancara.
3.3 Pengolahan Data
Dalam pengolahan data ini penulis menggunakan uji Non Parametrik yaitu
melalui Friedman Test.
3.4 Penentuan Populasi dan Sampel a. Populasi
Menurut Sugiyono (2003: 78), Populasi adalah : “Wilayah generalisasi yang
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditetapkan kesimpulannya.”
Berdasarkan pendapat di atas, yang menjadi populasi penelitian ini adalah
keseluruhan pengguna jasa kredit dari para penalang dana, yang berjumlah
1015 orang selama tahun 2007.
b. Sampel
Tehnik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah Stratified
Random Sampling dengan mempergunakan rumus Taro Yamane yang dikutip
Rakhmat Jalaluddin (2002 : 82), yaitu :
N
n = 91,03 (Digenapkan menjadi 90)
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 91 orang yang
ditetapkan sebagai responden, yaitu para nasabah pengguna jasa kredit dari
para pentalang dana dimana teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
3.5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik operasional pengumpulan data melalui
proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap obyek yang diamati
secara langsung, dalam hal ini adalah nasabah.
b. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dan informasi
dengan mewawancarai kreditur dari bank, koperasi, lembaga pembiayaan dalam
hal ini rentenir dan jasa leasing yang ditentukan secara acak dan para nasabahnya.
c. Kuesioner (daftar pertanyaan)
Kuesioner adalah salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan
cara menyebarkan angket (daftar pertanyaan) yang harus dijawab secara tertulis
oleh responden yang dijadikan sampel penelitian. Dalam hal ini yang menjadi
responden adalah para nasabah.
d. Studi Kepustakaan
Teknik studi kepustakaan ini adalah mengumpulkan data dan informasi
melalui telaahan berbagai literatur yang relevan atau berhubungan dengan
permasalahan yang ada didalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari
buku-buku, majalah, koran, brosur, internet dan lain-lain.
3.6. Analisis Data Friedman Test
Tes ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel yang
rasio atau interval, maka data tersebut diubah ke dalam data ordinal (rangking).
Karena distribusi data berbentuk chi kuadrat, maka formulanya didasarkan dari
formula chi kuadrat (X) sebagai berikut :
)
Rj = Jumlah rangking dalam kolom
K = Banyak kolom
Kriteria pengujian hipotesis :
Ho diterima bila harga Chi kuadrat hitung > dari harga Chi kuadrat tabel.
Ha ditolak bila harga Chi kuadrat hitung lebih < atau sama dengan harga Chi
kuadrat tabel.
3.7 Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa variabel penelitian :
1). Biaya pinjaman (X1)
Merupakan besarnya biaya yang dikenalkan kreditur kepada debitur
sebelum uang diterima oleh debitur/nasabah.
2) Bunga pinjaman (X2)
Merupakan bunga yang harus dibayar kepada nasabah (yang
ataupun para pentalang dana lainnya (nasabah yang memperoleh
pinjaman).
3) Lamanya peminjaman (X3)
Merupakan jangka waktu peminjaman yang diberikan oleh para
kreditur para debitur berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara kedua belah pihak.
4) Lama proses peminjaman (X4)
Merupakan lamanya proses pencairan dana kredit dari jenis
penalangan dana kepada nasabah.
5) Besar Kredit adalah Banyaknya kredit yang diberikan dari berbagai
jenis penalangan dana kepada nasabah.
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Wilayah Kota Medan 4.1.1. Letak Geografis Kota Medan
Kota Medan merupakan salah satu Daerah Tingkat II (Dati II) yang
terdapat di propinsi Sumatera Utara dan sekaligus merupakan ibukota propinsi
tersebut. Kota Medan terletak pada 2o 27’ - 2 o 47’ Lintang utara dan 98o 35’ – 98o 44’ Bujur Timur. Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Sumatera, sebelah
barat berbatasan dengan Kecamatan Sunggal (Kabupaten Deli Serdang), sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Deli Tua (Kabupaten Deli Serdang) dan
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan (Kabupaten Deli
Serdang).
Luas wilayah kota Medan adalah 265,10 km2 atau sekitar 6,37% dari luas propinsi Sumatera Utara. Secara administratif, Kota Medan terdiri dari 21 Kecamatan dan
151 Kelurahan. Dari kecamatan-kecamatan yang ada di kota Medan, kecamatan
yang memiliki wilayah paling luas adalah Medan Labuhan dengan luas 36,67
km2, disusul dengan kecamatan Medan Belawan dengan luas 26.25 km2 dan Medan Marelan 23,82 km2 , seperti yang tercantum dalam tabel 4.1
Kota Medan terletak pada ketinggian 2,5-37,5 meter dari permukaan laut
seluruh wilayah dan tidak bererosi. Kotamadya Medan memiliki iklim tropis
dengan temperatur rata-rata tahunan adalah 26o celsius.
Tabel 4.1
Nama-Nama Kecamatan, Jumlah Kelurahan, Luas Wilayah, dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan di Kota Medan
No K e c a m a t a n Jumlah Kelurahan Luas Wilayah (km2)
4.1.2. Potensi Wilayah
Wilayah Sumatera Utara memiliki potensi lahan yang cukup luas dan
subur untuk dikembangkan menjadi areal pertanian untuk menunjang
pertumbuhan industri. Laut, danau dan sungai merupakan potensi perikanan dan
perhubungan. Sedangkan keindahan alam daerah merupakan potensi energik
untuk pengembangan industri, perdagangan dan lain-lain.
Dalam wilayah Sumatera Utara terkandung bahan galian dan tambang
seperti kapur, belerang, pasir kuarsa, kaolin, diatome, emas, batubara, minyak,
dan gas bumi. Kegiatan perekonomian terpenting Sumatera Utara adalah pada
sektor pertanian yang menghasilkan bahan pangan dan budidaya ekspor dari
perkebunan, tanaman pangan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Sedangkan
industri yang berkembang di Sumatera Utara adalah industri yang memproduksi
barang-barang kebutuhan dalam negeri dan ekspor, meliputi industri logam dasar,
aneka industri kimia dasar, industri kecil dan kerajinan.
Posisi strategis wilayah Sumatera Utara dalam jalur perdagangan
internasional ditunjang oleh adanya pelabuhan udara dan laut yaitu pelabuhan
udara Polonia, Pinangsori, Binaka, Aek Godang, pelabuhan laut Belawan,
Sibolga, Gunung Sitoli. Tanjung Balai, Teluk Nibung, Kuala Tanjung, dan
Labuhan Bilik. Disamping fasilitas pelabuhan ini, sektor jasa berkaitan dengan
fasilitas perbankan dan jasa-jasa perdagangan lainnya serta komunikasi seperti
perhubungan darat, telepon, teleks, faximile, pos, dan giro telah cukup
Kota Medan sebagai ibukota propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara
sekaligus juga merupakan salah satu pusat pengembangan wilayah pembangunan
kelompok Sumatera memiliki fasilitas komunikasi, perbankan, dan jasa-jasa
perdagangan lainnya yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah belakangnya.
Di Sumatera Utara juga terdapat lembaga-lemabag pendidikan dan
penelitian seperti Perguruan Tinggi termasuk Politeknik, Balai Penelitian, dan
Balai Pelatihan Kerja yang mampu membentuk tenaga pembangun yang terdidik
dan terampil serta hasil-hasil penelitian yang bermanfaat bagi pembangunan
daerah.
4.1.3. Iklim Kota Medan
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut
stasiun Polonia 2001 berkisar 23,2oC-24,3oC dan suhu maksimum berkisar antara 30,8oC-33,2oC serta menurut statiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 31,0oC-33,1oC.
Berdasarkan pengukuran stasiun Klimatologi Polonia, Curah hujan di Kota
Medan tahun 2001 menurut sistem Polonia mencapai rata-rata 2,712 mm dengan
hari hujan sebanyak 224 hari.
4.1.4. Perkembangan Jumlah Penduduk
Pada umumnya keberadaan penduduk dalam jumlah yang besar dengan
pertumbuhan yang tinggi dianggap sebagai penghambat dalam pembangunan
karena jumlah penduduk yang besar akan memperkecil pendapatan perkapita dan
menimbulkan masalah ketenagakerjaan, tetapi hal itu tergantung dari kapasitas
Mobilitas dan persebaran penduduk yang optimal, berdasarkan adanya
keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan. Persebaran penduduk yang tidak didukung oleh lingkungan dan
pembangunan akan menimbulkan masalah sosial yang kompleks, dimana
penduduk menjadi beban bagi lingkungan maupun sebaliknya.
Pada tahun 2006, diproyeksikan penduduk kota Medan mencapai
2.067.288 jiwa. Dibanding hasil sensus penduduk 2000, terjadi pertambahan
penduduk sebesar 163.015 jiwa (0,92%) dengan luas wilayah mencapai 265,10
km2, kepadatan penduduk mencapai 7.798 jiwa/km2.
Tabel 4.2
Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Medan (1997-2006)
Tahun Jumlah (Jiwa)
1997 1.899.028 1998 1.901.067
1999 1.902.500 2000 1.904.273 2001 1.926.520
Tabel 4.3
Kepadatan Penduduk Per Km2
r : Badan Pusat Statistik Medan 2007
Tahun Kepadatan Penduduk per (Km2)
2000 7.183
4.1.5. Perkembangan Suku Bunga Kredit
Yang dimaksud dengan bunga kredit adalah suatu jumlah ganti kerugian
atau balas jasa atas penggunaan uang oleh nasabah. Dari tahun 2000 sampai tahun
2002 tingkat suku bunga kredit terus mengalami kenaikan yang pesat. Hal ini
dapat dilihat dari tingkat suku bunga tahun 2000 18,64% naik hingga tahun 2002
mencapai 20,21%.
Tahun 2003, tingkat suku bunga kredit terus menurun mencapai 14,39%.
Sampai tahun 2004 tingkat suku bunga kredit tetap mengalami penurunan hingga
mencapai 12,74%. Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk melakukan
pinjaman kepada bank mengalami penurunan. Hal ini disebabkan selain karena
tingginya suku bunga kredit, juga disebabkan oleh mulai berkembangnya
fasilitas-fasilitas baru yang diberikan oleh pihak bank, seperti kredit KPR dan penggunaan
kartu plastik.
Pada akhir tahun 2005 dan akhir tahun 2006, tingkat suku bunga kredit
tahun 2007 pada triwulan I, tingkat suku bunga mengalami penurunan menjadi
13,42%. Untuk mengetahui perkembangan suku bunga kredit dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.4
Perkembangan Suku Bunga Kredit Tahun 2000 Triwulan III - 2007 Triwulan I (%)
Tahun Suku Bunga Kredit (X1)
4.2 Analisis Responden
1. Data Identitas Responden
Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah dengan mengambil sampel
sebanyak 90 responden dan menyebarkan angket berupa pertanyaan kepada
responden tersebut. Dengan demikian data yang dianalisa pada bab ini adalah data
yang bersifat kuantitatif yang diperoleh dari seluruh sampel yang menjawab 91
responden.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menyebarkan kuesioner
berupa pertanyaan yang berhubungan dengan biaya pinjaman, bunga pinjaman,
lama prosedur peminjaman dan besarnya kredit. Adapun jumlah pertanyaan yang
disebarkan sebanyak 40 pertanyaan yang penulis yang alokasikan sebagai berikut:
a. Pertanyaan mengenai biaya pinjaman (X1) sebanyak 10 pertanyaan.
b. Pertanyaan mengenai bunga pinjaman (X2) sebanyak 10 pertanyaan.
c. Pertanyaan mengenai lama peminjaman (X3) sebanyak 10 pertanyaan
d. Pertanyaan mengenai lama proses peminjaman (X4) sebanyak 10
pertanyaan.
Di dalam pertanyaan tersebut, terdapat pilihan jawaban dimana jawaban
responden hanya cukup memberi tanda silang (X) pada jawaban yang dipilih.
Bentuk pertanyaan adalah pilihan berganda, yaitu pilihan A, B, C, D, E dan untuk
mengubah data kuantitatif maka ditetapkan kriteria penilaian sebagai berikut:
1. Jawaban (a) akan diberi point 5 (lima)
2. Jawaban (b) akan diberi point 4 (empat)
4. Jawaban (d) akan diberi point 2 (dua)
5. Jawaban (e) akan diberi point 1 (satu)
2. Identitas Responden
Berikut ini identitas responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan
dan berapa lama menjadi Nasabah.
Tabel 4.5
Identitas responden berdasarkan jenis kelamin
No. Jenis Kelamin Sampel Persentase (%)
Sumber : Hasil wawancara dengan responden, 2008
Dari hasil tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah nasabah laki-laki
sebanyak 50 orang (54,94%) dan perempuan sebanyak 40 orang (45,05%).
Tabel 4.6
Identitas Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Sampel Persentase (%)
Dari hasil tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari jawaban responden diperoleh
bahwa, usia responden pada kelompok umur 20 – 30 tahun sebanyak adalah 45
orang (49,45%), 31- 40 tahun sebanyak 36 orang (39,56%), 41 –50 tahun
Tabel 4.7
Identitas Responden Berdasarkan pekerjaan
No. Tahun Sampel Persentase
1
Berdasarkan tabel 4.7 dijelaskan bahwa responden yang menjawab
pekerjaan wiraswasta selama sebanyak 20 orang (21,97%), rersponden yang
menjawab pengusaha sebanyak 27 orang (29,67%), responden yang menjawab
instansi sebanyak 25 orang (27,47%), responden yang menjawab pejabat sebanyak
10 orang (10,98%). Dan responden yang menjawab lain-lain sebanyak 8 orang
(9,89%).
Tabel 4.8
Identitas Responden Berdasarkan berapa lama menjadi Nasabah
No. Tahun Sampel Persentase
1
Sumber : Hasil wawancara dengan responden, 2008
Berdasarkan tabel 4.8 bahwa responden yang menjadi nasabah di bawah 1
tahun di wilayah Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Johor dan
Kecamatan Medan Maimun sebanyak 20 orang (21,97%), rersponden yang
Medan Johor dan Kecamatan Medan Maimun sebanyak 27 orang (29,67%),
responden yang menjawab menjadi nasabah 2 dan 3 tahun di wilayah Kecamatan
Medan Kota, Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan Medan Maimun sebanyak
25 orang (27,47%), responden yang menjawab menjadi nasabah 3 dan 4 tahun di
wilayah Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Johor dan Kecamatan
Medan Maimun sebanyak 10 orang (10,98%), dan responden yang menjadi
nasabah 4 tahun ke atas di wilayah Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan
Johor dan Kecamatan Medan Maimun sebanyak 8 orang (9,89%).
1. Biaya Pinjaman Berdasarkan Jawaban Responden
Tabel 4.9 Biaya pinjaman
Frekuensi Butir Pertanyaan
Biaya Pinjaman
Sangat
Hasil jawaban kuesioner pada pertanyaan yang terlampir (lampiran 1) maka
diperoleh dari 90 orang untuk biaya pinjaman pada tabel 4.9 adalah :
1) Pada pertanyaan butir 1 (datang ke bank, koperasi, ataupun lembaga lainnya
meminjamkan uang) sangat setuju sebanyak 39,56% sedangkan responden
yang menjawab setuju sebanyak 54,94% kemudian yang tidak setuju 5,49%.
2) Pada pertanyaan butir 2 (melakukan peminjaman dengan cara perjanjian
antar bank, koperasi ataupun lembaga lainnya) yang menjawab responden
sangat setuju sebanyak 27,47% sedangkan responden yang menjawab setuju
sebanyak 61,53% dan tidak setuju sebanyak 10,98%.
3) Pada pertanyaan butir 3 (biaya pinjaman telah sesuai dengan perjanjian)
yang menjawab responden sangat setuju sebanyak 32,96% sedangkan
responden yang menjawab setuju sebanyak 54,94% dan tidak setuju
sebanyak 12,08%.
4) Pada pertanyaan butir 4 (pinjaman yang diberikan sangat tepat) yang
menjawab responden sangat setuju sebanyak 20,87% sedangkan responden
yang menjawab setuju sebanyak 65,93% dan tidak setuju sebanyak 13,18%.
5) Pada pertanyaan butir 5 (besarnya biaya pinjaman mempengaruhi besarnya
kredit) yang menjawab responden sangat setuju sebanyak 31,86% sedangkan
responden yang menjawab setuju sebanyak 54,94% dan tidak setuju
sebanyak 13,18%.
6) Pada pertanyaan butir 6 (besarnya biaya pinjaman dapat menghambat