USAHA KECIL PADA SEKTOR PERDAGANGAN
DI KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
Oleh
AFWAN EFENDI
067018034/EP
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DI KABUPATEN DELI SERDANG
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
AFWAN EFENDI
067018034/EP
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KABUPATEN DELI SERDANG Nama Mahasiswa : Afwan Efendi
Nomor Pokok : 067018034
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Rahmanta, M.Si) Ketua
(Drs. Rujiman, MA) Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Dr. Murni Daulay, SE, M.Si) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)
PANITIA PENGUJI TES
Ketua : Dr. Rahmanta, M.Si Anggota : 1. Drs. Rujiman, MA
ABSTRAK
Kegiatan usaha kecil kurang dapat berkembang ke arah usaha yang lebih besar, hal ini disebabkan adanya keterbatasan kemampuan dalam mengelola perusahaan, modal yang terbatas, informasi tentang dunia usaha sangat terbatas, jumlah dan kualitas tenaga kerja yang terbatas, kualitas barang yang diperdagangkan hanya sebatas pemenuhan kebutuhan tidak memikirkan mutu dan desain barang yang diperdagangkan, akses pasar yang terbatas sehingga barang yang diperdagangkan tidak mampu bersaing dengan produk-produk lain yang sejenis, hal ini sangat berpengaruh pada keuntungan usaha kecil itu sendiri.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang yaitu: modal usaha, tenaga kerja dan lama berusaha dengan menggunakan metode Ordinary
Least Squares (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal usaha, jumlah
tenaga kerja dan lama berusaha secara bersama-sama mempengaruhi keuntungan usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang.
Faktor modal usaha memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan faktor tenaga kerja dan lama berusaha terhadap keuntungannya. Dengan demikian dalam berusaha maka pemilik usaha kecil pada sektor perdagangan lebih memperhatikan modal usaha. Namun, juga harus memperhatikan faktor tenaga kerja karena faktor tenaga kerja merupakan salah satu dari faktor penunjang keuntungan usaha.
Dengan memperhatikan nilai elastisitas dari faktor modal dan tenaga kerja yang memberikan hasil inelastis, maka disarankan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan modal, produktivitas kerja dan daya saingnya untuk mengembangkan pasarnya dan keuntungannya.
ABSTRACT
Small scale business activity cannot be much better because of limited capability of company management, limited capital, limited information about the businee world, limited number and quality of workforce, the quality of product sold is just to meet the need without thinking of the quality and design of the product sold, limited access to the market makes the product sold cannot compete with the other product of the same kind. This condition does affect the profit of the small scale business it self.
The purpose of this study is to analyze the factors influencing the profit given by the small businesses in the sector of trade in Deli Serdang District such as working capital, workforce and the length of doing business by means of the Ordinary Least Squares (OLS) method.
The result of this study shows that working capital, number of workforce, and length of doing business together affect the profit of small scale business in the sector of trade in Deli Serdang District. The factor of working capital gives a bigger contribution to the profit compared to the factors of workforce and length of doing business. In doing business, the owner of small scale business in the sector of trade does pay more attention to working capital. Yet, the factor of workforce should also be paid attention because it is one of the supporting factors of business profit.
By paying attention to the value of elasticity of the factors of working capital and workforce providing inelastic result, it is suggested that the capability of capital management, work productivity and competitiveness to develop the market and its profit be improved.
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang dapat penulis ucapkan, selain puji syukur yang sangat dalam
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang karena limpahan Rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul : Analisis
Determinan Keuntungan Usaha Kecil Pada Sektor Perdagangan di Kabupaten Deli Serdang.
Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan di Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara.
Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis ini. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini perkenankan
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu penulis yaitu kepada;
1. Bapak Dr. Rahmanta, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Drs.
Rujiman, M.A. sebagai anggota komisi pembimbing, atas kesempatan/waktu dan
pikiran memberikan bimbingan dan arahan mulai dari penulisan proposal sampai
dengan selesainya penulisan tesis ini.
2. Ibu Dr. Murni Daulay, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan yang juga memberikan saran dan inputan dalam penulisan tesis ini.
3. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas
4. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
5. Para Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
6. Teman-teman khususnya angkatan X yang telah bersama-sama menambah ilmu
selama masa perkuliahan dari awal sampai akhir.
7. Rasa terima kasih yang mendalam khususnya penulis sampaikan kepada orang
tuaku Ismael dan Nursyam, mertua Drs. H. OK. Achmad Syamsir dan Hj.
Rabiatul Adawyah, istriku tercinta Ir. Elly Syah Dewi, anak-anakku Egy Shania
dan Fahruza Hasmy yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat,
perhatian dan Kasih sayang dalam menyelesaikan studi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan
memberikan dorongan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis
dalam menyelesaikan tesis ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam tesis ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan tesis ini senantiasa penulis harapkan.
Medan, Juni 2008
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Afwan Efendi
2. Agama : Islam
3. Tempat/Tgl. Lahir : Tanjung Pura, 13 Juli 1965
4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kabupaten Deli Serdang
5. Nama orangtua
Ayah : Ismael
Ibu : Nursyam
6. Pendidikan
a. SD. Negeri No. 050764 Gebang : Lulus Tahun 1979
b. SMP. Swasta Pelita Gebang : Lulus Tahun 1982
c. SMA. Negeri Tanjung Pura : Lulus Tahun 1985
d. Universitas Medan Area (UMA) Medan : Lulus Tahun 1992
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1.1. Rincian Jumlah Usaha Kecil di Kabupaten Deli Serdang... 4
3.1. Jumlah Usaha Kecil di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007... 29
3.2. Jumlah Sampel Usaha Kecil Pada Sektor Perdagangan di Kabupaten Deli Serdang ... 31
4.1. Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Deli Serdang... 40
4.2. Banyaknya Penerbitan SIUP Perdagangan di Kabupaten Deli Serdang.. 43
4.3. Modal Kerja Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan... 44
4.4. Keuntungan Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan ... 46
4.5. Jumlah Tenaga Kerja Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan... 47
4.6. Pasar Dari Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan ... 48
4.7. Konsumen Dari Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan... 49
4.8. Hambatan dan Kendala Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan ... 50
4.9. Lama Usaha Pada Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan ... 51
4.10. Pemenuhan Dari Keuntungan Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan... 52
4.11. Keinginan Mengembangkan Pada Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan. 53 4.12. Pengaruh Lokasi Usaha Pada Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan ... 53
4.14. Hasil Estimasi Uji Multikolinieriras ... 55
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1. Laba maksimum terjadi pada persinggungan isoprofit dengan isoquant.... 20
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Kuesioner ... 70
2. Data Hasil Penelitian... 73
3. Hasil Estimasi Keuntungan Usaha Kecil Di Kabupaten Deli Serdang ... 77
4. Uji Multikolinieritas Modal Kerja ... 78
5. Uji Multikolinieritas Jumlah Tenaga Kerja ... 79
6. Uji Multikolinieritas Lama Berusaha... 80
7. Uji White Heteroskedastisitas ... 81
8. Uji Normalitas (JB-Test)... 82
9. Uji Linieritas (Ramsey RESET Test)... 83
10. Statistik Deskriptif ... 84
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu masyarakat yang sedang berkembang, dimana pembangunan
ekonomi telah mulai berjalan, pemanfaatan instrumen pasar dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat dalam proses ekonomi menjadi sangat penting guna
meningkatkan keuntungan usaha kecil dalam menumbuh kembangkan kelangsungan
hidup usaha kecil tersebut.
Pada masa lalu dimana pembangunan ekonomi, belum seperti sekarang ini,
dimana pemasaran terpusat pada distribusi barang-barang secara fisik. Pengetahuan
mengenai konsumen pada waktu itu belum begitu penting, tetapi sebagai akibat dari
kemajuan teknologi dimana kualitas produk, harga dan desain produk haruslah
menjadi pusat perhatian para pelaku ekonomi, hal ini akan mendorong gairah pasar
dalam mengkonsumsi komoditi yang ditawarkan. Kenyataan bahwa standard hidup
secara ekonomi ditentukan oleh interaksi dari pada barang yang diperdagangkan,
daya beli konsumen, dan segmentasi pasar yang dimasuki untuk pemenuhan
kebutuhan konsumen dalam mengkonsumsi barang tersebut.
Berkaitan dengan hal tersebut bahwa usaha kecil didalam menjalankan
aktivitas usaha selalu dihadapkan pada masalah persaingan usaha, hal ini dilatar
kerja dan pengalaman berusaha dalam hal menawarkan komoditi yang
diperdagangkan, pengetahuan yang terbatas dalam mengelola perusahaan serta
kemampuan dari barang dagangan untuk memasuki pasar yang lebih luas sangat
terbatas akibat banyaknya barang dagangan import yang membanjiri pasar dengan
tingkat harga yang lebih murah dan kualitas yang lebih baik jika dibandingkan
dengan barang lokal atau barang dalam negeri.
Tumbuhnya perhatian beberapa kalangan seperti akademisi, pemerintah dan
swasta terhadap pengembangan usaha kecil dapat dikemukakan beberapa alasan
dalam mengkritisi keadaan ini, pertimbangan etika berbangsa yang selama ini telah
memberikan peluang bagi usaha dengan skala besar, untuk tumbuh dan berkembang,
sebaliknya kurang memperhatikan usaha berskala kecil untuk tumbuh dan
berkembang, perhatian ini berarti manifestasi kepedulian kepada usaha kecil yang
secara nyata telah terbukti menyumbang pertumbuhan ekonomi walaupun diterpa
oleh krisis ekonomi dan terbukti usaha kecil tetap bertahan.
Melihat kenyataan yang ada bahwa usaha kecil harus mendapat perhatian
dalam hal pembinaan dan pengembangan sehingga diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi pertumbuhan perekonomian nasional, daerah dan masyarakat, dapat
menyerap tenaga kerja untuk mengurangi tingkat pengangguran.
Upaya yang dilakukan dalam peningkatan dan pengembangan usaha kecil
dilakukan dengan jalan memberikan bantuan permodalan dengan tingkat bunga yang
lunak, bantuan teknologi informasi, pengembangan sumber daya manusia dengan
Setelah memahami betapa pentingnya pengembangan usaha kecil, maka dapat
disadari bahwa para pengusaha kecil akan mendapat kesulitan dalam mewujudkannya
tanpa dukungan dan bantuan dari pihak-pihak terkait, bagaimanapun mereka
menghadapi keterbatasan-keterbatasan yang kadang kala tidak dapat mereka
pecahkan sendiri. Ketiadaan akan dukungan yang diberikan terhadap usaha kecil
oleh pemerintah merupakan kendala bagi usaha kecil untuk lebih maju dan
berkembang.
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang ada di
Sumatera Utara yang sangat strategis dan potensial dalam upaya menumbuh
kembangkan usaha kecil di sektor perdagangan. Hal ini terlihat dari geografisnya
yang terletak pada posisi 2o 57” lintang utara, 3o 16” lintang selatan, 98o 27” bujur timur dengan luas wilayah 2.497,72 km2 dengan batas wilayah sebelah utara dengan Kabupaten Langkat, sebelah selatan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten
Simalungun, sebelah timur dengan kabupaten Serdang Bedagai, serta sebelah barat
dengan Kabupaten Karo dan Langkat dengan ketinggian wilayah berkisar 0 – 500
meter dari permukaan laut. Wilayah Kabupaten Deli Serdang mengelilingi Kota
Medan yang terdiri dari 22 kecamatan dengan jumlah penduduk 1.582.213 jiwa (BPS,
2005).
Kenyataan yang ada saat ini bahwa usaha kecil yang ada di Kabupaten Deli
Serdang menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, ini terlihat dari banyaknya
Kabupaten Deli Serdang dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan, ini terlihat pada
Tabel dibawah ini :
Tabel 1.1. Rincian Jumlah Usaha Kecil di Kabupaten Deli Serdang
No. Tahun
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang
Dari Tabel 1.1 diatas terlihat bahwa pertumbuhan usaha kecil di sektor
perdagangan dari tahun 1985 sampai dengan tahun 2000 berjumlah 3.395 unit
perusahaan dan pada tahun 2001 bertambah sebanyak 333 unit perusahaan kemudian
pada tahun 2002 bertambah 411 unit perusahaan dan pada tahun 2003 bertambah
sebanyak 569 unit perusahaan dan pada tahun 2004 bertambah sebanyak 744 unit
perusahaan. Untuk tahun 2005 terjadi peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebanyak
1.383 unit perusahaan. Hal ini disebabkan pada tahun 2005 pemerintah memberikan
peluang usaha bagi usaha kecil di sektor perdagangan untuk mendapatkan tambahan
modal usaha melalui program sistem bapak angkat dengan tingkat bunga yang lunak
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang untuk memperoleh
legalitas usaha melalui penerbitan izin usaha yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh bantuan modal usaha dari BUMN dan BUMD. Pada tahun 2006
bertambah sebanyak 785 unit perusahaan. Terjadinya penurunan pada pertambahan
unit perusahaan disebabkan oleh terjadinya Peraturan Daerah Kabupaten Deli
Serdang Nomor: 8 Tahun 2006 tentang tarif retribusi izin usaha perdagangan.
Keadaan ini secara langsung berpengaruh kepada usaha kecil dalam memperoleh
legalitas usahanya. Begitu juga halnya terjadi pada tahun 2007 yang mendaftarkan
usahanya sebanyak 671 unit perusahaan. Melihat keadaan ini bahwa potensi usaha
kecil di sektor perdagangan untuk dikembangkan cukup baik dan menggambarkan
suatu arah untuk meningkatkan perekonomian bagi usaha kecil, keadaan ini
sepenuhnya belum dimanfaatkan secara optimal dalam upaya pengembangan, untuk
itu pemerintah Kabupaten Deli Serdang sudah saatnya memberikan perhatian yang
lebih besar kepada usaha kecil di sektor perdagangan untuk dapat berperan dalam
kegiatan perekonomian.
Keterbukaan peluang untuk berusaha bagi usaha kecil dimaksudkan untuk
mengatasi masalah pengangguran yang dari tahun ke tahun selalu menunjukkan
peningkatan dengan bertambahnya jumlah angkatan kerja.
Dalam kegiatan usaha kecil kurang dapat berkembang kearah usaha yang
lebih besar, hal ini disebabkan adanya keterbatasan kemampuan dalam mengelola
perusahaan, informasi tentang dunia usaha sangat terbatas, jumlah dan kualitas tenaga
kebutuhan tidak memikirkan mutu dan desain barang yang diperdagangkan, akses
pasar yang terbatas sehingga barang yang diperdagangkan tidak mampu bersaing
dengan produk-produk lain yang sejenis, hal ini sangat berpengaruh kepada
keuntungan usaha kecil itu sendiri. Kemungkinan yang harus dicapai usaha kecil
dalam peningkatan keuntungan harus didukung oleh sikap dan perilaku usaha kecil
dalam memperdagangkan barang dagangannya, barang yang diperdagangkan harus
benar-benar mampu menembus pasar dengan kualitas yang baik, harga yang dapat
bersaing, desain barang yang dapat memikat daya beli konsumen yang pada akhirnya
produk yang ditawarkan dapat diterima oleh konsumen.
Melihat potensi dan kenyataan yang ada ini, maka penulis tertarik untuk
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha kecil di sektor
perdagangan di Kabupaten Deli Serdang. Usaha kecil yang dimaksud penulis dalam
penelitian ini didasarkan pada golongan usaha dengan modal dan kekayaan bersih
(netto) seluruhnya Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan
bangunan, tempat usaha yang telah terdaftar dan memiliki izin usaha pada Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang (Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia 2006).
Penelitian ini khusus ingin mengamati dan menganalisis 3 faktor yang
memmpengaruhi keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang yaitu: modal
usaha, tenaga kerja dan lama berusaha.
Faktor modal usaha masuk kedalam penelitian ini karena secara teoritis modal
keuntungan usaha. Peningkatan dalam modal usaha akan mempengaruhi peningkatan
jumlah barang atau produk yang diperdagangkan sehingga akan meningkatkan
pendapatan yang secara otomatis akan meningkatan keuntungan.
Faktor tenaga kerja masuk dalam penelitian ini karena secara teoritis tenaga
kerja akan mempengaruhi pendapatan usaha dan secara otomatis akan mempengaruhi
keuntungan usaha. Dengan memperkerjakan jumlah tenaga kerja (tenaga pemasaran)
akan meningkatkan pendapatan usaha yang secara otomatis akan meningkatkan
keuntungan usaha.
Faktor lama berusaha, faktor ini secara teoritis dalam buku, tidak ada yang
membahas lama berusaha merupakan fungsi dari pendapatan atau keuntungan.
Namun, dalam kegiatan usaha perdagangan dengan semakin berpengalamannya (lama
berusaha), pedagang/pengusaha makin berpengalaman dalam berdagang bisa
meningkatan pendapatannya atau keuntungannya
1.2 Perumusan Masalah
Dari hasil identifikasi, pengamatan dilapangan dan memperhatikan faktor
internal, eksternal serta berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut
diatas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang timbul dalam rangka
peningkatan keuntungan usaha kecil adalah sebagai berikut :
a) Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap keuntungan usaha kecil di
b) Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan usaha kecil di
Kabupaten Deli Serdang.
c) Bagaimana pengaruh lama berusaha terhadap keuntungan usaha kecil di
Kabupaten Deli Serdang..
1.3 Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a) Untuk menganalisis pengaruh modal kerja terhadap keuntungan usaha kecil di
Kabupaten Deli Serdang.
b) Untuk menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan usaha
kecil di Kabupaten Deli Serdang.
c) Untuk menganalisis pengaruh lama berusaha terhadap keuntungan usaha kecil
di Kabupaten Deli Serdang.
1.4 Manfaat Penelitian
1) Bagi dunia usaha khususnya usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang akan
bermanfaat sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan peningkatan
keuntungan.
2) Bagi pemerintah berguna sebagai bahan kajian dan masukan dalam
perencanaan pembangunan serta pengambilan kebijakan untuk menumbuh
3) Bagi penulis untuk menambah wawasan terutama yang berhubungan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli
Serdang serta berguna sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya terutama
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 32 Tahun 1998 tentang pembinaan
dan pengembangan usaha kecil, maka usaha yang dilakukan dalam pembinaan dan
pengembangan usaha kecil agar tetap berperan dalam mewujudkan struktur
perekonomian nasional yang semakin baik dan seimbang berdasarkan demokrasi
ekonomi.
Sehubungan dengan itu, usaha kecil perlu diberdayakan dalam rangka
memanfaatkan peluang berusaha dan menjawab tantangan perkembangan ekonomi di
masa yang akan datang. Bimbingan dan bantuan penguatan untuk menumbuhkan
usaha kecil serta meningkatkan kemampuan usaha kecil perlu ditingkatkan.
Pelaksanaan hubungan kemitra usahaan antara semua pelaku ekonomi perlu
dilakukan, serta bidang usaha yang di cadangkan untuk usaha kecil dalam arti yang
perlu dilindungi, diberdayakan dan diberikan peluang berusaha agar mampu dan
sejajar dengan pelaku ekonomi lainnya untuk mengoptimalkan peran sertanya dalam
pembangunan. Menumbuh kembangkan iklim usaha yang kondusif, seperti
restrukturisasi utang, kemitraan usaha, penataan pasar, memberikan fasilitas, seperti
program promosi dalam dan luar negeri, misi dagang, pengembangan klinik bisnis,
pelaku usaha kecil sangat perlu dilakukan hal ini akan bermanfaat bagi usaha kecil
agar dapat memiliki kinerja yang efisien dan produktivitas dengan daya saing yang
tinggi, memiliki kemampuan beradaptasi, mampu menjual barang dagangan dalam
negeri yang bermutu dan mempunyai daya saing dengan harga yang kompetitif.
Dalam rangka peningkatan daya saing usaha kecil diperlukan sistem
manajemen usaha kecil yang baik, produktivitas yang tinggi, sistem mutu standard,
akses informasi pasar yang luas dan kepedulian yang tinggi terhadap kemajuan
teknologi.
Dalam upaya pembinaan dan pengembangan usaha kecil dapat juga dilakukan
dengan menerapkan sistem pembinaan melalui :
1) Kelembagaan dan manajemen dengan menggunakan sistem dan prosedur
organisasi yang baku.
2) Peningkatan sumber daya manusia dengan memberikan pelatihan serta
memberikan transfer pengetahuan tentang mengelola dunia usaha.
3) Permodalan, hal ini dilakukan dengan cara membantu akses permodalan.
4) Distribusi/pemasaran, dengan memberikan bantuan informasi pasar,
mengembangkan jaringan distribusi.
5) Teknologi, dengan inovasi dan alih teknologi.
Pembinaan dan pengembangan usaha kecil yang dilakukan dapat berupa pada
bidang :
1) Pemasaran
b. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran.
c. Menyediakan sarana dukungan promosi dan uji pasar.
d. Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi.
e. Memasarkan produk usaha kecil.
f. Menyediakan konsultan profesional di bidang pemasaran.
g. Menyediakan rumah tangga dan promosi usaha kecil.
h. Memberi peluang pasar terhadap produk yang dihasilkan.
2) Sumber Daya Manusia
a. Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan.
b. Meningkatkan ketrampilan teknis dan manajerial.
c. Mengembangkan pelatihan dan konsultasi usaha kecil.
d. Menyediakan tenaga penyuluh dan konsultan usaha kecil.
e. Menyediakan modul manajemen usaha kecil.
f. Menyediakan tempat magang, studi banding dan konsultasi untuk usaha
kecil.
3) Permodalan
a) Pemberian informasi sumber kredit bagi usaha kecil.
b) Tata cara pengajuan penjaminan dari sumber lembaga penjamin.
c) Mediator terhadap sumber pembiayaan.
d) Informasi dan tata cara penyertaan modal.
4) Manajemen
a) Bantuan penyusunan studi kelayakan.
b) Sistem dan prosedur organisasi dan manajemen.
c) Menyediakan tenaga konsultan dan advisor.
(Manurung, 2006).
2.2 Peranan Usaha Kecil Dalam Perdagangan
Dalam dasawarsa terakhir, harus diakui globalisasi telah mendorong
terjadinya berbagai perubahan perilaku masyarakat, yang tentunya sangat erat
kaitannya dengan sektor perdagangan dan dampaknya, baik di dalam negeri maupun
antar negara. Bila di waktu lalu kebanyakan orang masih membeli cassette dan tape
untuk menikmati musik, sarana tersebut sudah mulai ditinggalkan dan dianggap
ketinggalan zaman. Sekarang, orang lebih memilih untuk menikmati musik yang
telah direkam dalam compct disk (CD) melalui CD Reader/ Player. Disamping itu,
penggunaan telepon genggam yang di waktu lampau merupakan barang mewah, saat
ini bukan merupakan hal yang luar biasa lagi. Demikian pula, menjamurnya berbagai
restoran cepat saji, mall, hyper market, toko pengecer, ataupun juga layanan
transportasi dan komunikasi.
Pesatnya perubahan dan perkembangan tersebut tentunya tidak dapat
dipisahkan dari adanya dukungan dan perkembangan teknologi, baik di bidang
informasi dan komunikasi, transportasi, kimia, bioteknologi, maupun bidang-bidang
telah pula mempermudah dan mempercepat pergerakan, penawaran dan penyediaan
barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat yang lain, sehingga jarak dan batas antar
Negara menjadi sangat tipis atau bahkan hampir tidak ada lagi.
Tersedianya fasilitas transportasi yang memadai dan didukung sistem
komunikasi yang baik, telah memperlancar berlangsungnya transaksi perdagangan
yang selanjutnya menuntut adanya sistem perdagangan bebas, yaitu sistem
perdagangan yang berusaha untuk menghilangkan/mengurangi berbagai aturan/
pembatasan yang dianggap dapat menghambat kelancaran transaksi perdagangan. Di
satu pihak, sistem tersebut menjanjikan tersedianya barang/jasa dengan kualitas tinggi
yang pengadaannya dilakukan secara terbuka dan berimbang. Di lain pihak, sistem
tersebut mengindikasikan bahwa tanpa persiapan, koordinasi, dan sinergi yang baik
seseorang akan tersingkir dalam percaturan sistem perdagangan bebas tersebut.
Sebagian besar perubahan pola/perilaku masyarakat mengindikasikan telah
diterapkannya sistem perdagangan bebas. Hal itu telah berlangsung di semua sektor
perdagangan, termasuk yang digeluti oleh kalangan usaha kecil.
Pentingnya peran dan posisi usaha kecil di Indonesia sebagai salah satu
komponen penggerak perekonomian dan perdagangan terlihat dari tetap kokoh dan
berlangsungnya sebagian besar usaha tersebut selama masa krisis/transisi beberapa
waktu yang lalu. Tidak berlebihanlah kiranya dikatakan bahwa sektor usaha kecil
memegang peranan penting dan merupakan tulang punggung perekonomian nasional.
Karenanya, Pemerintah memandang perlu untuk membantu/memenuhi kebutuhan dan
di era perkembangan teknologi dan persaingan bisnis/ perdagangan saat ini.
Sangatlah disadari bahwa daya saing dan kemampuan usaha kecil perlu lebih di
tingkatkan agar dapat memanfaatkan sistem perdagangan bebas yang berlangsung
saat ini. Sistem ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk memperkenalkan
komoditi-komoditi unggulan mereka di pasar global, ikut serta, dan bahkan berperan
secara nyata dalam sistem tersebut. Sejalan dengan perubahan yang terjadi selama
ini, telah tumbuh adanya kesadaran bahwa salah satu upaya penting dalam
menghadapi tantangan yang berat tersebut adalah dengan meningkatkan pemahaman,
pemanfaatan dan pendayagunaan sistem perlindungan di kalangan usaha kecil.
2.3 Pengertian, Klasifikasi Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No.
09/M-DAG/Per/3/2006 tanggal 29 Maret 2006 tentang ketentuan dan tata cara penerbitan
Surat Izin Usaha Perdagangan pada bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 1 dan ayat 2
dimana dalam Peraturan Menteri tersebut yang dimaksud dengan :
a) Pengertian perdagangan adalah kegiatan usaha transaksi barang atau jasa
seperti jual beli, sewa beli, sewa menyewa yang dilakukan secara
berkelanjutan dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa dengan
disertai imbalan atau kompensasi.
b) Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan kegiatan usaha
berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan
memperoleh keuntungan dan atau laba.
c) Perusahaan Perdagangan Kecil (PK) adalah perusahaan dengan modal dan
kekayaan bersih (netto) seluruhnya sampai dengan Rp 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Selanjutnya klasifikasi usaha kecil di sektor perdagangan menurut Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Nomor: 09/M-DAG/PER/3/2006 tanggal
29 Maret 2006 tentang ketentuan dan tata cara Penerbitan Surat Izin Usaha
Perdagangan, membagi perdagangan menjadi 3 golongan yaitu:
a) Usaha Perdagangan Kecil adalah perusahaan dengan modal dan kekayaan
bersih (netto) seluruhnya sampai dengan Rp 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b) Usaha perdagangan menengah adalah perusahaan dengan modal dan kekayaan
bersih (netto) seluruhnya diatas Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
c) Usaha perdagangan besar adalah perusahaan dengan modal dan kekayaan
bersih (netto) seluruhnya diatas Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Pendefinisian atau pengertian usaha kecil sangat beragam sesuai dengan
ketentuan dan ketetapan lembaga atau departemen yang berhubungan dengan
Kementerian Koperasi dan UKM mengelompokkan usaha kecil menjadi 3
(tiga) kelompok berdasarkan total asset, total penjualan tahunan, dan status usaha
dengan kriteria sebagai berikut :
a) Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat
tradisional dan informal, dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan belum
berbadan hukum. Hasil penjualan bisnis tersebut paling banyak Rp 100 juta.
b) Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria antara
lain:
1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,-
(dua ratus juta) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar
3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai atau terafiliasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha menengah atau skala besar.
4. Berbentuk usaha yang dimiliki orang perorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk
2.4 Keuntungan (Laba) 2.4.1 Maksimisasi Laba
Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual
dikalikan dengan harga output per unit. Jika jumlah unit output yang sama dengan Q
dan harga jual per unit output adalah P, maka pendapatan total (TR) = Q x P.
Biaya usaha kecil biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap
(fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang
relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun komoditi yang dijual banyak
atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh
komoditi yang dijual, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah
jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC
(Rahardja, Manurung, 2006).
Secara teoritis profit atau keuntungan adalah kompensasi atas risiko yang
ditanggung oleh perusahaan. Makin besar resiko, keuntungan yang diperoleh harus
semakin besar. Profit atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan
dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Jika profit dinotasikan π,
pendapatan total dengan notasi TR dan biaya total dengan notasi TC, maka:
π = TR – TC
Perusahaan dikatakan memperoleh keuntungan, kalau nilai π positif (π > 0),
Laba adalah pendapatan dikurangi dengan biaya total. Pendapatan perusahaan
diperoleh dari menjual produknya sebesar Y dengan harga p. Biaya total yang
dikeluarkan perusahaan adalah biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi output Y,
yaitu sebesar jumlah faktor input yang digunakan Xi dikalikan dengan harga faktor
input tersebut wi. Dengan demikian, laba dapat dirumuskan:
π = p . Y – wi . Xi - ... – wn . Xn (2.1)
Output Y merupakan fungsi produksi f(X1, ..., Xn), sehingga rumus laba dapat ditulis: π = p . f(X1, ... , Xn) - wi . Xi - ... – wn . Xn (2.2)
Untuk kasus dua faktor input X1 dan X2, fungsi laba dapat dituliskan:
π = p . f(X1, X2) – w1 . X1 – w2 . X2 (2.3)
Turunan pertama (first order condition) dari maksimisasi laba adalah:
0
Persamaan (2.4A) dan (2.4B) dapat dinotasikan sebagai berikut:
π1 = p . f1 – w1= 0 (2.5A)
π2 = p . f2 – w2= 0 (2.5B)
Turunan pertama ini menunjukkan bahwa nilai dari produk marjinal untuk
pertama ini juga menunjukkan bahwa slope dari garis isoprofit sama dengan slope
isoquant (fungsi produksi) seperti pada gambar dibawah ini:
iisoprofit
Slope = w/ p
iisoquant
π = p . Y – w X
Y = f(x)
π/ p
w
Gambar 2.1. Laba maksimum terjadi pada persinggungan isoprofit dengan isoquant
Turunan kedua (second order condition) untuk maksimisasi laba untuk kasus
dua faktor adalah:
π11< 0 (2.6A)
π22< 0 (2.6B)
π11π22 - π212> 0 (2.6C)
Karena πij = p.fij dan p adalah nilai positif, maka tanda πij akan sama dengan tanda fij,
sehingga (2.6A), (2.6B) dan (2.6C) dapat juga ditulis sebagai berikut:
f11< 0 (2.7A)
f22< 0 (2.7B)
Untuk kasus n-faktor input, turunan pertama adalah sebagai berikut:
Untuk turunan kedua kasus n-faktor adalah matrik Hessian harus bernilai negatif.
2.4.2 Fungsi Permintaan Input
Fungsi yang memberikan pilihan optimal dari faktor input disebut dengan
fungsi permintaan faktor input (factor demand function). Fungsi permintaan faktor
input dapat diperoleh dari turunan pertama sama dengan nol dari maksimisasi laba.
2.4.3 Fungsi Penawaran Output
Fungsi yang memberikan pilihan optimal dari output yang merupakan fungsi
dari harga-harga faktor input (wi) disebut dengan fungsi penawaran output (output supply function). Fungsi Y merupakan fungsi produksi yang merupakan fungsi dari
faktor-faktor input, yaitu Y = f(X1, ..., Xn). Untuk tingkat optimal maka Xi adalah
Xi*, sehingga fungsi produksi optimal adalah Y* = f(X1*, ..., Xn*). Nilai Y*
menunjukkan tingkat output yang menghasilkan profit maksimum. Dengan
mensubstitusikan nilai Xi* = Xi* (w1, ... , wn, p) kedalam Y* = f(X1*, ... , Xn*), maka
Y*≡ f(X1* (w1, ... , wn, p), ... , Xn* (w1, ... , wn, p))
Maka akan didapatkan:
Y* = Y* (w1, ... , wn, p) (2.9)
Persamaan ini adalah fungsi penawaran output. Fungsi penawaran output ini
menunjukkan hubungan antara output dengan harga-harga faktor input (w1, ... , wn)
dan harga dari outputnya (p).
2.4.4 Fungsi Laba Maksimum
Fungsi laba maksimum dapat dicari dengan mensubstitusikan nilai-nilai
optimal ke dalam fungsi sasaran laba sebagai berikut: π*
= p. Y* (w1, K, wn, p) – w1 . X1* (w1, K, wn, p)
– K – wn . Xn* (w1, K, wn, p) (2.10)
Jika fungsi laba maksimum yang diketahui, maka fungsi permintaan faktor input,
X*(wi, p) dan fungsi penawaran output, Y*(wi, p) akan lebih mudah didapatkan
dengan menggunakan Hotelling’s lemma.
Xi* (wi, K, wn, P) = ∂x2/∂w (2.11)
Y* (wi, K, wn, P) = ∂π*/∂p (2.12)
2.5 Penelitian Sebelumnya
Thamrin (2006) dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa variabel yang
mempengaruhi keberhasilan sektor industri kecil di dalam upaya peningkatan
adalah variabel modal kerja, tenaga kerja, tingkat pendidikan dan fasilitas kredit
berpengaruh secara signifikan secara statistik. Dalam penelitian pada sektor industri
kecil di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa
sektor ini dapat dikembangkan dalam rangka pendapatan, potensi ekonomi wilayah
yang dimiliki Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang khususnya sektor
industri kecil menjdi daya tarik bagi para investor untuk membuka usaha sehingga
iklim usaha akan menjadi cerah dan penyerapan tenaga kerja akan tercipta. Potensi
sektor industri kecil ini juga dapat memberikan kontribusi yang positif bagi
masyarakat dan pemerintahan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
misalnya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan Pendapatan Asli
Daerahnya (PAD).
Pulungan (2003) menemukan bahwa asset dan lama berusaha memberikan
pengaruh yang positif sebesar 0,755 dan 0,382 dan signifikan secara statistik terhadap
pendapatan pengusaha industri kecil di Kota Medan dengan tingkat kepercayaan
95%. Sementara untuk tenaga kerja dan tingkat pendidikan berpengaruh secara
positif tetapi tidak signifikan secara statistik terhadap peningkatan pengusaha industri
kecil di Kota Medan. Sedangkan usia memberikan pengaruh yang negatif tetapi tidak
signifikan terhadap pendapatan pengusaha kecil di Kota Medan yang berarti semakin
bertambah usia (semakin tua) seorang pengusaha industri kecil cenderung semakin
menurun pendapatannya.
Sari (2002) tentang peran industri kecil dalam meningkatkan pendapatan
Kota Medan dengan studi kasus industri kecil konveksi pakaian, menemukan bahwa
variabel modal dan tenaga kerja memberikan pengaruh yang positif dan signifikan
secara statistik terhadap produksi industri kecil konveksi pakaian di Kota Medan pada
tingkat kepercayaan 95%.
Simbolon (2000) yang mengkaji pengembangan industri kecil terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat di kecamatan Medan Sunggal, menemukan
bahwa modal kerja, pendidikan tenaga kerja, harga bahan baku dan sistem pemasaran
memberikan pengaruh yang positif terhadap keberhasilan industri kecil di kecamatan
Medan Sunggal, tetapi yang berpengaruh signifikan secara statistik hanya variabel
pendidikan tenaga kerja dan harga bahan baku dengan tingkat kepercayaan yang
berbeda-beda. Sedangkan untuk variabel tenaga kerja dan fasilitas kredit
memberikan pengaruh yang negatif tetapi signifikan secara statistik pada tingkat
kepercayaan yang berbeda.
Simanjuntak (1998) menunjukkan bahwa variabel modal dan tenaga kerja
memberikan pengaruh yang positif sebesar 0,5223 dan 5,3775 dan cukup signifikan
secara statistik terhadap peningkatan produksi industri kecil di Kota Medan dengan
tingkat kepercayaan 99%. Sementara dilihat dari nilai elastisitasnya ternyata variabel
tenaga kerja memiliki nilai yang elastis dibandingkan dengan variabel modal.
Disamping itu industri kecil di Kota Medan memiliki potensi yang cukup besar untuk
berkembang. Hal ini ditandai dengan cukup besarnya jumlah pengusaha kecil,
besarnya permintaan dan produk industri kecil, meningkatnya omzet industri kecil
2.6 Kerangka Pemikiran
Dalam kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel
bebas dan variabel terikat. Dengan demikian maka kerangka pemikiran peneliti
dalam penelitian ini adalah keuntungan usaha kecil (sebagai variabel terikat) yang
dipengaruhi oleh modal kerja, jumlah tenaga kerja dan lama berusaha (sebagai
variabel bebas). Sedangkan pengertian modal kerja dalam penelitian ini adalah
pembelian barang atau peralatan, bahan baku dan bahan penolong, perluasan lahan
usaha, penambahan tenaga kerja dan jenis mata dagangan. Tenaga kerja adalah orang
yang mempunyai keahlian atau pengalaman pada usaha kecil. Lama berusaha adalah
lamanya kegiatan usaha tersebut (tahun).
Faktor modal usaha masuk kedalam penelitian ini karena secara teoritis modal
usaha mempengaruhi pendapatan usaha dan secara otomatis akan mempengaruhi
keuntungan usaha. Peningkatan dalam modal usaha akan mempengaruhi peningkatan
jumlah barang atau produk yang diperdagangkan sehingga akan meningkatkan
pendapatan yang secara otomatis akan meningkatan keuntungan.
Faktor tenaga kerja masuk dalam penelitian ini karena secara teoritis tenaga
kerja akan mempengaruhi pendapatan usaha dan secara otomatis akan mempengaruhi
keuntungan usaha. Dengan memperkerjakan jumlah tenaga kerja (tenaga pemasaran)
akan meningkatkan pendapatan usaha yang secara otomatis akan meningkatkan
keuntungan usaha.
Faktor lama berusaha, faktor ini secara teoritis dalam buku, tidak ada yang
Namun, dalam kegiatan usaha perdagangan dengan semakin berpengalamannya (lama
berusaha), pedagang/pengusaha makin berpengalaman dalam berdagang bisa
meningkatan pendapatannya atau keuntungannya
Dalam kerangka pemikiran dimana terdapat hubungan antara modal usaha,
jumlah tenaga kerja lamanya usaha terhadap keuntungan. Hal ini dapat dilihat pada
kerangka pemikiran dibawah ini.
Jumlah Tenaga Kerja
Keuntungan
Lama berusaha Modal Kerja
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran
2.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan dari beberapa penelitian empiris yang
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, maka hipotesisnya adalah sebagai
a) Terdapat pengaruh positif antara modal kerja terhadap keuntungan usaha kecil
di Kabupaten Deli Serdang, ceteris paribus.
b) Terdapat pengaruh positif antara jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan
usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang, ceteris paribus.
c) Terdapat pengaruh positif antara lamanya berusaha terhadap keuntungan
METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi
keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang, khususnya pengaruh modal kerja,
jumlah tenaga kerja dan lama berusaha.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Deli Serdang yang menyebar di
5 (lima) Kecamatan yaitu : Kecamatan Lubuk Pakam, Kecamatan Tanjung Morawa,
Kecamatan Percut Sei Tuan, Kecamatan Sunggal dan Kecamatan Deli Tua.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data primer berupa data langsung yang dikumpulkan melalui wawancara
dengan responden dan menggunakan alat yaitu daftar pertanyaan (kuesioner).
Data sekunder diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Deli Serdang, BPS Kabupaten Deli Serdang dan dinas-dinas terkait lainnya.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha kecil yang menyebar di 22
Tabel 3.1. Jumlah Usaha Kecil Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007
13. Kutalimbaru 14 357 371
14. Labuhan Deli 68 347 415
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang
Sampel yang dipilih sebanyak 5 kecamatan. Adapun kecamatan yang terpilih
Kecamatan Percut Sei Tuan, kecamatan Sunggal dan Kecamatan Deli Tua. Alasan
pemilihan sampel di 5 (lima) kecamatan tersebut berdasarkan bahwa:
1. Di 5 kecamatan tersebut jumlah dan pertumbuhan usaha kecil cukup banyak.
2. Kecamatan-kecamatan tersebut dekat dengan Kota Medan dan sebagaimana
diketahui bahwa Kota Medan merupakan pusat perdagangan dan sebagai kota
metropolitan.
3. Kecamatan-kecamatan tersebut cukup potensial untuk pengembangan usaha
kecil karena memang merupakan daerah satelit dan pendukung untuk
perdagangan di Kota Medan.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
sampling random acak (simple random sampling) sehingga diperoleh sampel yang
dapat mewakili (representatif) jumlah usaha kecil di 22 kecamatan yang ada di
Kabupaten Deli Serdang dengan masing-masing kecamatan yang diambil sebagai
sampel dengan proporsi 5%. Pada penelitian ini diambil jumlah sampel sebesar 125
usaha kecil dengan tersebar di 5 kecamatan yaitu: Lubuk Pakam, Tanjung Morawa,
Percut Sei Tuan, Sunggal dan Deli Tua pada Kabupaten Deli Serdang secara proporsi.
Jumlah sampel sebanyak 125 usaha kecil sudah dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah, hal ini dikarenakan jumlah sampel sebanyak 125 usaha kecil sudah melebihi
batas minimal apabila menggunakan standard error sebesar 10%.
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Usaha Kecil Pada Sektor Perdangangan Di Kabupaten Deli Serdang
No. Kecamatan Jumlah Usaha Kecil
(unit)
Dari jumlah sampel yang diambil pada sektor perdagangan di 5 (lima)
kecamatan yang mewakili dari 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang
dapat diuraikan antara lain sebagai berikut :
Kecamatan Lubuk Pakam = 380 x 5%
= 19
Kecamatan Tanjung Morawa = 620 x 5%
3.5 Model Analisis
Dalam penelitian ini akan menjelaskan pengaruh antara modal usaha, jumlah
tenaga kerja dan lama berusaha terhadap keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli
Serdang yang dirumuskan dalam fungsi :
PRO = f (CAP, LAB, TIME) (3.1)
Dalam analisis ini pendekatan yang dilakukan adalah analisis fungsi produksi,
dimana fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output. Bentuk
fungsi produksi yang digunakan adalah :
PRO = A CAPα LABβ TIMEγ (3.2)
Selanjutnya fungsi tersebut ditranformasikan ke dalam model
ekonometrikanya adalah sebagai berikut :
Log PRO = α0 + α1 log CAP + α2 log LAB + α3 log TIME + μ (3.3)
dimana :
PRO = keuntungan usaha kecil (Rp.) CAP = modal kerja (Rp.)
LAB = jumlah tenaga kerja (orang) TIME = lama berusaha (tahun) α0 = intercept
α1, α2, α3 = koefisien regresi
3.6 Metode Analisis
Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat
terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS) dengan alat bantu (software) Eviews
versi 4.1.
3.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian
a) Keuntungan adalah banyaknya keuntungan yang diperoleh masing-masing
usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang per bulan (dalam Rp.)
b) Modal kerja adalah besarnya modal yang dikeluarkan untuk proses kegiatan
perdagangan oleh masing-masing usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang
(dalam Rp.)
c) Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja pada masing-masing
usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang (dalam orang)
d) Lama berusaha adalah lamanya waktu yang telah digunakan untuk mengelola
usahanya hingga sekarang untuk usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang
(dalam tahun)
3.8 Uji Kesesuaian (Test of goodness of fit)
Uji kesesuaian (test of goodness of fit) dilakukan berdasarkan perhitungan
a. Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas (modal usaha, tenaga kerja, dan lama berusaha) dapat
menjelaskan variabel terikat (keuntungan usaha).
b. Uji serempak (F-test) digunakan untuk menguji signifikansi dari model
penelitian.
c. Uji parsial (t-test) digunakan untuk menguji signifikansi dari
masing-masing (parsial) variabel bebas terhadap variabel terikat.
3.9 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Dalam suatu model regresi berganda ada beberapa permasalahan yang bisa
terjadi yang secara statistik dapat mengganggu model yang ditentukan, bahkan dapat
menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. Untuk itu
perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik.
3.9.1 Multikolinieritas
Multikolinieritas timbul karena satu atau lebih variabel bebas (penjelas)
merupakan kombinasi linier yang pasti (sempurna) atau mendekati pasti dari variabel
penjelas lainnya. Jika terdapat multikolinieritas sempurna, koefisien regresi dari
variabel penjelas tersebut tidak dapat ditentukan dan variansnya bernilai tak
terhingga. Jika multikonilinieritas kurang sempurna, koefisien regresi dapat
ditentukan, namun variansnya sangat besar, sehingga tidak dapat menaksir koefisien
multikolinieritas di antara variabel-variabel penjelas, untuk itu perlu dideteksi dengan
mengamati besaran-besaran regresi yang didapat, yaitu :
1. Interval tingkat kepercayaan lebar (karena varians besar maka standar
error besar, sehingga interval kepercayaan lebar);
2. Koefisien determinasi tinggi dan signifikasi nitai t statistik rendah;
3. Koefisien korelasi antar variable bebas tinggi;
4. Nilai koefisien korelasi parsial tinggi.
Untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas dalam suatu model pengamatan,
dapat dilakukan dengan regresi antar variabel bebas, sehingga dapat diperoleh nilai
koefisien determinan (R2) masing-masing. Selanjutnya R2 hasil regresi antar variabel bebas tersebut dibandingkan dengan R2 hasil regresi model, sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
- Jika nilai R2 hasil regresi antar variabel bebas > R2 model penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model
empiris yang digunakan ditolak.
- Jika nilai R2 hasil regresi antar variabel bebas < R2 model penelitian, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas
3.9.2 Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi dari model regresi linier klasik adalah varian dari setiap
kesalahan pengganggu μ1 untuk variabel-variabel bebas yang diketahui merupakan
suatu bilangan konstan dengan symbol σ2. Kondisi seperti ini disebut dengan homoskedastisitas, dengan persamaan sebagai berikut :
E (μi2) = σ2 dimana i = 1,2,...,n (3.4)
Sedangkan bila varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan
heteroskendastisitas.
Dalam prakteknya, heteroskendastisitas banyak ditemui pada data
cross-section, karena pengamatan dilakukan pada individu yang berbeda pada saat yang
sama, akan tetapi bukan berarti heteroskendastisitas tidak mungkin terjadi dalam data
time series.
Untuk melihat atau mendeteksi adanya heteroskendastisitas dapat dilakukan
dengan menggunakan Park Test (Uji dari Park RE). Park memformalkan metode
grafik, dengan menganjurkan bahwa σ2, merupakan fungsi dari variabel bebas Xi.
Fungsi yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
σi2 = σ2 Xi β evi (3.5)
atau bila ditulis dalam bentuk logaritma natural adalah sebagai berikut:
ln σi2 = ln σ2 + β ln Xi + vi (3.6)
Karena σi2 pada umumnya tidak diketahui, maka Park menyarankan σi2 digantikan
ln μi2 = In μ2 + β ln Xi + vi
= α + β ln Xi + vi (3.7)
Sebagai pedoman, apabila koefisien β dari persamaan (3.7) signifikan secara
statistik, ini menunjukkan bahwa dalam data dari model empiris yang sedang
diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya, bila koefisien parameter β
dari persamaan (3.7) tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas
atau tidak adanya heteroskedastisitas dalam data dari model empiris yang sedang
diestimasi tidak dapat ditolak.
Untuk dapat menerapkan uji Park, maka ada beberapa langkah yang harus
dilakukan, yaitu :
1. Melakukan regresi dengan menggunakan model yang sedang diamati,
kemudian didapatkan nilai estimasi residual, μi2 .
2. Lakukan regresi dengan menggunakan persamaan (3.7)
3.9.3 Normalitas
Untuk mengetahui apakah normal dan tidaknya faktor pengganggu, μt dengan
J-B test. Adapun kriteria untuk mengetahui normal atau tidaknya dari faktor
pengganggu adalah sebagai berikut:
a. Bila nilai JB hitung (= χ2hitung) > nilai χ2Tabel , maka hipotesis yang
menyatakan bahwa residual, μt adalah berdistribusi normal ditolak.
menyatakan bahwa residual, μt adalah berdistribusi normal tidak dapat
ditolak.
3.9.4 Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan sebaiknya
berbentuk linier atau tidak. Apakah suatu variabel baru relevan atau tidak
dimasukkan dalam model. Untuk uji linieritas dalam penelitian ini digunakan uji
Ramsey (Ramsey RESET Test), yaitu dengan membandingkan Fhitung dan FTabel.
Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut:
a. Bila nilai Fhitung > nilai FTabel , maka hipotesis yang menyatakan bahwa
spesifikasi model digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar ditolak
b. Bila nilai Fhitung < nilai FTabel , maka hipotesis yang menyatakan bahwa
spesifikasi model digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar tidak
4.1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Deli Serdang 4.1.1 Wilayah dan Topografi
Kabupaten Deli Serdang terletak pada posisi 2o 57” Lintang Utara, 3o16” Lintang Selatan, 98o 33” – 99o 27” Bujur Timur dengan luas wilayah 2.497,72 Km2 dengan batas wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan Selat Malaka
- Sebelah Selatan : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun
- Barat : Kabupaten Langkat dan Kabupaten Karo
- Timur : Kabupaten Serdang Bedagai
Wilayah Kabupaten Deli Serdang mengelilingi Kota Medan yang terdiri dari
22 Kecamatan dan 389 Desa dan 14 kelurahan, didiami oleh berbagai macam
penduduk dengan beragam etnis/suku bangsa, agama dan budaya. Dimana suku
tersebut antara lain Karo, Melayu, Tapanuli, Simalungun, Jawa dan lain-lain. Lubuk
Pakam merupakan Ibukota Kabupaten sebagai Pusat Pemerintahan, jaraknya dengan
kota-kota kecamatan sangat bervariasi antara 4 Km sampai dengan 71 Km. Kota-kota
kecamatan yang letaknya relatif jauh (diatas 70 Km) antara lain, Kecamatan STM
65 Km. Dengan ketinggian wilayah berkisar 0 – 500 meter permukaan laut.
(Sumber : BPS, Deli Serdang Dalam Angka 2005)
4.1.2 Kependudukan
Berdasarkan data BPS tahun 2005, Penduduk Kabupaten Deli Serdang
berjumlah 1.582.213 jiwa terdiri dari laki-laki 795.610 jiwa dan perempuan 786.603
jiwa. Kepadatan penduduk 633 jiwa/ Km2. Sedangkan pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun sampai dengan tahun 2005 diperkirakan sebesar 2,13 persen dan
rata-rata hunian setiap rumah tangga ± 5 jiwa.
Pada tahun 2005 komposisi penduduk dapat diuraikan sebagai berikut :
jumlah anak balita 0-4 tahun sebesar 176.477 jiwa, usia 5-14 tahun sebesar 358.768
jiwa, usia 15-64 tahun 994.698 jiwa dan jumlah lanjut usia 65 tahun keatas sebesar
52.270 jiwa.
Perkembangan dan kepadatan penduduk Kabupaten Deli Serdang selama 4
tahun (2002-2005) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Deli Serdang
No. Tahun Jumlah Penduduk
(Jiwa)
2. 2003 1.495.539 1,65 595
3. 2004 1.549.142 3,58 639
4. 2005 1.582.213 2,13 633
4.1.3 Ketenagakerjaan
Dari sekitar 1,23 juta penduduk Kabupaten Deli Serdang yang berusia 10
tahun keatas (Penduduk Usia Kerja) sebanyak 698.716 orang atau 56,75 persen
merupakan angkatan kerja. Dengan rincian yang berstatus bekerja sebanyak 587.927
orang atau 47,75 persen dan berstatus menganggur sebanyak 110.789 orang atau 8,99
persen. Sedangkan penduduk yang melakukan kegiatan non ekonomi atau bukan
angkatan kerja sebanyak 532.492 orang. Penduduk yang mempunyai kegiatan utama
sekolah sebanyak 271.787 orang, mengurus rumah tangga sebanyak 208.789 orang,
dan melakukan kegiatan lainnya sebanyak 51.916 orang.
Bila ditinjau menurut lapangan usaha penduduk yang bekerja, sebanyak 33,91
persen penduduk Kabupaten Deli Serdang bekerja di sektor pertanian. Sektor
perdagangan mencapai 17,12 persen, sektor industri sekitar 14,45 persen dan sektor
jasa mencapai 15,56 persen. Sedangkan sektor terendah adalah sektor pertambangan
dan penggalian, dan sektor listrik, gas dan air minum masing-masing sebesar 0,06
persen dan 0,76 persen.
Dibedakan menurut status pekerjaan utama penduduk, persentase terbesar
adalah penduduk yang status pekerjaan sebagai buruh/karyawan yang mencapai 53,13
persen. Mereka umumnya bekerja sebagai buruh/karyawan di semua sektor terutama
sektor pertanian dan sektor industri. Mereka yang bekerja dengan status berusaha
sendiri tanpa bantuan orang lain yaitu mencapai 19,40 persen. Sedang yang bekerja
sebagai pengusaha dengan buruh tetap hanya sekitar 4,56 persen. Namun demikian
produktif, hal ini didasarkan oleh besarnya persentase penduduk yang bekerja sebagai
pekerja tidak dibayar, yaitu mencapai 9,91 persen.
4.1.4 Perdagangan
Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari tahun 2002 sampai
tahun 2005 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Tahun 2002 sebanyak 519 SIUP,
tahun 2003 sebanyak 690 SIUP, tahun 2004 sebanyak 871 SIUP, dan tahun 2005
sebanyak 1.534 SIUP. Sedangkan kenaikan persentasenya 32,95% tahun 2003; 26,23
persen pada tahun 2004; 76,12 persen pada tahun 2005. Untuk lebih detailnya dapat
Tabel 4.2. Banyaknya Penerbitan SIUP Perdagangan di Kabupaten Deli Serdang
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kantor Departemen Perdagangan Kabupaten Deli Serdang
4.2 Karakteristik Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan
Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah usaha kecil yang
sampai dengan tahun 2007 dengan modal usaha di luar tanah dan bangunan maksimal
sebesar Rp 200 juta, dengan jumlah responden sebanyak 125 usaha kecil.
4.2.1 Nilai Investasi/Modal Kerja
Nilai investasi/modal kerja di luar tanah dan bangunan dalam menjalankan
kegiatan usaha dengan modal kerja sampai dengan Rp 50 juta sebanyak 30 usaha
kecil (24,0%) kemudian dengan modal kerja Rp 50.000.001 – Rp 100.000.000
sebanyak 34 usaha kecil (27,2%), Rp 100.000.001 – Rp 150.000.000 sebanyak 21
usaha kecil (16,8%) dan Rp 150.000.001 – Rp 200.000.000 sebanyak 40 usaha kecil
(32,0%). Data ini juga mengungkapkan bahwa pengusaha kecil dengan modal kerja
sampai dengan Rp 100 juta sebanyak 64 usaha kecil (51,2%). Rata-rata modal usaha
kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang sebesar Rp 113.000.000,-.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3. Modal Kerja Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan
Modal Usaha
100.000.001 – 150.000.000 21 16,8
150.000.001 – 200.000.000 40 32,0
Total 125 100,0
4.2.2 Keuntungan Usaha
Keuntungan usaha yang diperoleh dari usaha yang dijalankan diperoleh hasil
bahwa keuntungan usaha Rp 7.000.000 – Rp 15.000.000 per bulan sebanyak 19 usaha
kecil (15,2%) kemudian diikuti keuntungan usaha Rp 15.000.001 – Rp 30.000.000
per bulan sebanyak 15 usaha kecil (12,0%) dan keuntungan usaha Rp 30.000.001 –
Rp 50.000.000 sebanyak 29 usaha kecil (23,2%) dan keuntungan usaha Rp
50.000.001 – Rp 100.000.000 sebanyak 27 usaha kecil (21,6%) serta keuntungan
usaha diatas Rp 100.000.000 per bulan sebanyak 35 usaha kecil (28,0%). Data ini
juga mengungkapkan bahwa dengan modal kerja yang tinggi akan mendapatkan
keuntungan yang tinggi, begitu sebaliknya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
membandingkan antara Tabel 4.3 dengan Tabel 4.4 bahwa dengan modal kerja
sampai dengan Rp 100 juta sebanyak 64 usaha kecil maka keuntungan usaha kecil
sebanyak 90 usaha kecil. Sedangkan dengan modal kerja diatas Rp 100 juta sebanyak
61 usaha kecil yang memperoleh keuntungan diatas Rp 100 juta sebanyak 35 usaha
kecil. Rata-rata keuntungan per bulan usaha kecil pada sektor perdagangan di
Tabel 4.4. Keuntungan Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan
Keuntungan Usaha per bulan (Rp)
Jumlah Persen (%)
7.000.000 – 15.000.000 19 15,2
15.000.001 – 30.000.000 15 12,0
30.000.001 – 50.000.000 29 23,2
50.000.001 – 100.000.000 27 21,6
> 100.000.000 35 28,0
Total 125 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008
4.2.3 Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang gunakan umumnya disesuaikan dengan permintaan
terhadap komoditi-komoditi oleh konsumen. Dari hasil penelitian diperoleh hasil
bahwa jumlah tenaga kerja sebanyak 2 – 10 orang terdapat di 124 usaha kecil (99,2%)
dan sisanya dengan jumlah tenaga kerja 11 – 20 orang yaitu sebanyak 1 usaha kecil
(0,8%). Rata-rata jumlah tenaga kerja pada usaha kecil pada sektor perdagangan di
Kabupaten Deli Serdang 3,088 0rang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.5. Jumlah Tenaga Kerja Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan
Jumlah Tenaga Kerja (orang)
Jumlah Persen (%)
2 – 10 124 99,2
11 – 20 1 0,8
21 – 30 0 0
31 – 50 0 0
Total 125 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008
4.2.4 Pemasaran Produk
Produk-produk yang dipasarkan oleh usaha kecil pada sektor perdagangan di
Kabupaten Deli Serdang dengan persentase tertinggi di pasar lokal tingkat Kecamatan
yaitu sebanyak 74 usaha kecil (59,2%) kemudian diikuti dengan pasar lokal tingkat
Kabupaten/ Kota sebanyak 44 usaha kecil (35,2%), pasar lokal tingkat propinsi
sebanyak 6 usaha kecil (4,8%), namun demikian ada 1 usaha kecil (0,8%) yang
memasarkan produknya di dalam dan luar negeri. Hasil ini juga menunjukkan bahwa
pasar untuk usaha kecil sampai tingkat Kabupaten/ Kota sebanyak 118 usaha kecil
Tabel 4.6. Pasar Dari Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan
Pasaran Produk Jumlah Persen
(%)
Lokal tingkat Kecamatan 74 59,2
Lokal tingkat Kabupaten/ Kota 44 35,2
Lokal tingkat Propinsi 6 4,8
Dalam Negeri dan Luar Negeri 1 0,8
Total 125 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008
4.2.5 Konsumen
Untuk pemasaran produk yang diperdagangkan oleh usaha kecil di Kabupaten
Deli Serdang diperoleh hasil bahwa segmentasi pasar adalah konsumen secara
keseluruhan (semua lapisan masyarakat) sebanyak 89 usaha kecil (71,2%) kemudian
diikuti dengan konsumen berpendapatan menengah kebawah sebanyak 26 usaha kecil
(20,8%) dan konsumen berpendapatan rendah sebanyak 9 usaha kecil (7,2%).
Namun demikian ada usaha kecil dengan segmentasi konsumen berpendapatan
menengah keatas sebanyak 1 usaha kecil (0.8%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
Tabel 4.7. Konsumen Dari Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan
Konsumen Jumlah Persen
(%)
Pendapatan rendah kebawah 9 7,2
Pendapatan Menengah kebawah 26 20,8
Pendapatan Menengah keatas 1 0,8
Semua lapisan masyarakat 89 71,2
Total 125 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008
4.2.6 Hambatan dan Kendala
Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh usaha kecil pada sektor
perdagangan di Kabupaten Deli Serdang diperoleh hasil bahwa yang mempunyai
prosentase tertinggi adalah barang import yang membanjiri pasar dalam negeri
dengan tingkat harga yang lebih murah dan kualitas yang lebih baik sebanyak 73
usaha kecil (58,4%) kemudian diikuti oleh pangsa pasar untuk produk usaha kecil
terbatas pada pasar tertentu saja sebanyak 42 usaha kecil (33,6%). Data ini sejalan
dengan pasar dari usaha kecil pada Tabel 4.6 yang menyatakan bahwa sebanyak 118
usaha kecil (94,4%) dengan pasar sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Untuk lebih
Tabel 4.8. Hambatan dan Kendala Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan
Hambatan dan Kendala Jumlah Persen
(%)
Barang import yang membanjiri pasar 73 58,4
Rendahnya minat konsumen untuk mengkonsumsi produk lokal
0 0
Biaya operasional tidak sebanding harga jual 10 8,0
Pangsa pasar produk terbatas 42 33,6
Total 125 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008
4.2.7 Lama Berusaha
Lama berusaha usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli
Serdang yang merupakan cerminan dari proses waktu kegiatan atau pengalaman dari
usaha kecil untuk eksis didalam kegiatan perekonomian diperoleh hasil bahwa yang
mempunyai prosentase tertinggi adalah selama 5,1 – 10 tahun sebanyak 60 usaha
kecil (48,0%) kemudian diikuti dengan lama usaha 3,1 – 5 tahun sebanyak 45 usaha
kecil (36,0%) dan 10,1 – 15 tahun sebanyak 13 usaha kecil (10,4%). Rata-rata lama
berusaha pada usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang 6,656
Tabel 4.9. Lama Usaha Pada Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan
Lama Usaha
(tahun) Jumlah
Persen (%)
1 – 3 7 5,6
3,1 – 5 45 36,0
5,1 – 10 60 48,0
10,1 – 15 13 10,4
Total 125 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008
4.2.8 Pemenuhan Dari Keuntungan
Dari keuntungan yang diperoleh pada setiap bulannya oleh usaha kecil di
Kabupaten Deli Serdang diperoleh hasil bahwa keuntungan yang diperoleh setiap
bulannya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap bulannya dan mampu
menambah modal usaha sebanyak 113 usaha kecil (90,4%) dan sisanya sekedar
memenuhi kebutuhan hidup setiap bulannya sebanyak 12 usaha kecil (9,6%). Data
tersebut menunjukkan bahwa usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli
Serdang ternyata dapat tumbuh dan berkembang, hal ini ditandai dengan mayoritas
usaha kecil menjawab keuntungan yang diperoleh setiap bulannya dapat memenuhi
kebutuhan hidup setiap bulannya dan mampu menambah modal usaha. Untuk lebih
Tabel 4.10. Pemenuhan Dari Keuntungan Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan
Pemenuhan Dari Keuntungan Jumlah Persen
(%) Sekedar memenuhi kebutuhan hidup setiap
bulannya
12 9,6
Memenuhi kebutuhan hidup setiap bulannya dan mampu menambah modal usaha
113 90,4
Hanya mampu menutupi biaya operasional saja 0 0
Adakalanya mengalami kerugian 0 0
Total 125 100,0
Sumber : Data Primer, diolah, 2008
4.2.9 Keinginan Mengembangkan Usaha
Dengan melihat prospek dari usaha kecil yang tercermin dari keuntungan
setiap bulannya yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan bahkan
dari keuntungan tersebut mampu menambah modal usaha maka wajar bahwa semua
usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang mempunyai
keinginan untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar. Untuk Lebih