THE INFLUENCE OF COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE TO THE LEVEL OF STOCK RETURN MANUFACTURING COMPANIES SECTOR
LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIODS 2010-2013
Oleh
DONI IMAN SEPTIYANDI
20110410056
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
i
PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
TERHADAP TINGKAT
RETURN
SAHAM PERUSAHAAN
SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013
THE INFLUENCE OF COMPANY FINANCIAL PERFORMANCE TO THE LEVEL OF STOCK RETURN MANUFACTURING COMPANIES SECTOR
LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE PERIODS 2010-2013
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajemen
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
DONI IMAN SEPTIYANDI
20110410056
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
v
MOTTO
“
Dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan
”(Jika kita ingin bersungguh-sungguh dalam meraih sesuatu pasti akan ada jalan
kemudahan untuk memperolehnya).
“
Carilah Ilmu Sampai Ke Negeri Cina
”(Dalam mencari ilmu atau pengalaman janganlah setengah-setengah karena
semakin jauh kita mencari maka semakin banyak pula ilmu atau pengalaman yang
diperoleh).
“
Raihlah Masa Mudamu Dengan Penuh Kesuksesan, Kegagalan
Adalah Kesuksesan Awal Untuk Memperoleh Masa Depanmu
” (Doni Iman S, 2016).“
Mempermudah Urusan Orang lain, Akan Membuat Urusan Kita
Juga Diberi Kemudahan
” (Lela Hindasah, 2016)“
Jangan Pernah Merasa Putus Asa, Allah SWT Akan Selalu
vi
mengerahkan segala kemampuan saya. Alhamdulillah.
Pertama, saya ingin mempersembahkan skripsi ini kepada kedua orang tua saya
yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi dan selalu
mendoakan anaknya agar sukses. Thanks For Everything Yours Doing.
Kedua, kepada adik saya dan seluruh keluarga saya yang selalu mendukung dan
turut mendoakan saya untuk selalu sukses dan diperlancar dalam segala hal
urusan.
Ketiga, terima kasih untuk Ibu Lela yang selalu memberi saya semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini dan juga turut dalam membimbing proses skripsi dari
kantor kesayangannya di Laboratorium Manajemen.
Kepada sahabat saya Frisky, Arif, dan Ipul terima kasih yang selalu ada untuk
saya dalam mencurahkan waktunya serta selalu memberi semangat kepada saya
agar dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kepada mahasiswa/mahasiswi yang saya asdos pada beberapa mata kuliah yang
selalu menanyakan “kapan wisuda, kapan sidang, kapan keluar dari UMY”,
thanks banget ya sampai kuping gue panas dengarnya tapi berkat kalian jadi termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini, karena sudah kelamaan juga
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulias panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberi rahmat, nikmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sebagai mahasiswa yaitu menyelesaikan
skripsi untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program
Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Pada penyusunan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan
Terhadap Tingkat Return Saham Perusahaan Sektor Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013” tidak terlepas dari bimbingan,
dukungan serta doa dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat serta petunjuk-Nya
kepada hambanya.
2. Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan yang baik kepada
umatnya.
3.Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bapak Prof. Dr. Bambang
Cipto, MA.
4.Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Bapak Dr Nano Prawoto, SE., M.Si.
5.Kepala Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Ibu Retno Widowati PA, Ph.D.
x
8.Ayah dan mamah tersayang serta adik saya yang selalu memberi dorongan
dukungan dan doa sehingga mampu menyelesaikan skripsi.
9.Sahabat saya Frisky, Arif, dan Ipul sebagai teman seperjuangan.
10.Teman-teman SENAT FE UMY periode 2011-2012
11.Teman-teman KKN Kelompok 3 UMY
12.Teman-teman Manajemen angkatan 2011 dan 2012
13.Mahasiswa dan mahasiswi adik tingkat yang saya asdos pada mata kuliah
manajemen perbankan dan pengembangan bisnis angkatan 2013 dan 2014.
14.Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik yang
tersirat maupun tersurat.
15.Almamaterku “Jas Merah” UMY.
Yogyakarta, 22 Desember 2016
viii
ABSTRACT
This research aims to test the influence of financial performance against the level of return the company. The object in this research is the manufacturing companies listed on the Indonesia stock exchange in the period 2010-2013. On this research obtained a sample of 318 with a period of observation for 4 years. Data analysis techniques used to use multiple linear analysis.
1
Dalam perkembangan perekonomian Indonesia terutama dalam
bidang bisnis telah banyak usaha pemodal atau investor untuk menambah
kekayaan yang dimilikinya salah satunya melalui pasar modal. Pasar
modal tersebut kini cukup banyak peminatnya dari investor lokal, salah
satu daya tarik investor untuk mengikuti pasar modal melalui saham. Pada
dasarnya investor akan tertarik atas hasil timbal balik (return), hal tersebut dapat bertujuan menambah kekayaan mereka (investor). Akibat tingginya
minat investor lokal dalam menanamkan modalnya di pasar modal
menyebabkan semakin banyaknya perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia, karena dengan adanya investor maka perusahaan dapat
memperoleh sumber dana yang dana tersebut akan digunakan untuk
keperluan perusahaan, namun tentu dengan syarat akan imbal hasil atas
investasi (return) kepada investor.
Perkembangan perusahaan tumbuh signifikan dimana tahun 2015
perusahaan yang sudah listing di bei berjumlah 500 lebih emiten dan akan terus bertambah setiap tahun. Perkembangan tersebut tidak terlepas
atas peran para investor dalam menanamkan modalnya di perusahaan
lokal untuk mengembangkan bisnis perusahaan dan mengembangkan
kekayaan pemodal (investor). Namun hal tersebut investor dalam
2
tidak hanya sekedar asal menanamkan modal usahanya karena para
investor mengharapkan return.
Faktor-faktor atas aspek yang mempengaruhi return berasal dari faktor internal dan eksternal perusahaan. Dalam faktor internal
perusahaan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan,
misal kinerja keuangan suatu perusahaan yang tercakup dalam laporan
keuangan tahunan perusahaan (annual report) dan manajemen perusahaan apakah bekerja secara optimal guna meningkatkan
pendapatan perusahaan, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor
yang berasal dari luar perusahaan seperti kondisi makro ekonomi, berita
tentang perusahaan, kondisi politik suatu negara dan kondisi
keberlanjutan usaha perusahaan. Aspek tersebut dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi investor yang ingin memasukkan modalnya
dalam perusahaan yang akan di investasikan untuk memperoleh return. Menurut IG.K.A. Ulupui (2009) menyatakan rasio keuangan dapat
mempengaruhi return saham, yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Dengan hasil bahwa
hanya rasio aktivitas yang mempunyai pengaruh negatif dan rasio
likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas berpengaruh positif
terhadap return saham.
Jullimursyida Ganto (2008) menyatakan bahwa apabila
saham akan meningkat, atau dengan kata lain, profitabilitas mempengaruhi
harga saham.
Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh
berapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang.
DER menunjukkan tentang imbangan antara beban hutang dibandingkan
modal sendiri. DER juga memberikan jaminan tentang seberapa besar
hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri. Bukti empiris yang
menunjukkan bahwa DER mempunyai pengaruh positif terhadap return
berasal dari penelitian Syahib Natarsyah (2000) dalam Yeye dan Tri
(2011) yang menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham.
Likuiditas mengukur kecukupan sumber kas perusahaan untuk
memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan kas dalam jangka pendek.
Menurut IG.K.A. Ulupui (2009) menyatakan dengan hasil bahwa CR
(Current Ratio), berpengaruh positif terhadap return saham. Farkhan dan ika (2012) mengemukakan dalam penelitiannya tentang pengaruh rasio
keuangan terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia menyatakan CR (Current Ratio), memiliki pengaruh positif terhadap return saham.
Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar perdana dengan laba per
4
Analisis Pengaruh Faktor-faktor fundamental terhadap harga saham pada
perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil penelitiannya yaitu Deviden Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan
Price to Book Value (PBV), Dividend Payout Ratio (DPR), Net Profit Margin (NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Nurjanti dan Hamidah (2011) dalam penelitiannya rasio keuangan
dan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index, mengemukakan bahwa NPM (Net Profit Margin), ROE (Return On Equity) dan EPS (Earning Per Sharei) berpengaruh positif terhadap harga saham, sedangkan QR (Quick Ratio) dan DER
(Debt to Equity Ratio) berpengaruh negatif terhadap harga saham.
Dari gambaran yang terpapar di atas maka penulis tertarik untuk
mengetahui apakah kondisi perusahaan melalui kinerja keuangan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham dengan judul “
PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap return saham?
2. Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap return saham?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap return saham?
4. Apakah market berpengaruh terhadap return saham? C. Tujuan Penelitian
1. Menguji pengaruh likuiditas terhadap return saham. 2. Menguji pengaruh solvabilitas terhadap return saham. 3. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap return saham. 4. Menguji pengaruh rasio pasar terhadap return saham. D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Akademisi
Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi penelitian yang
selanjutnya dan dapat menjadi bahan rujukan untuk menganalisa
faktor apakah yang paling mempengaruhi return saham.
2) Bagi Investor
Investor dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi dalam
mengambil keputusan untuk berinvestasi dalam memperoleh return
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian
1. Kinerja Keuangan
Menurut Muflikhun (2010) kinerja keuangan adalah penentuan
ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba. Dalam mengukur kinerja
keuangan perusahaan tentu perlu menggunakan alat analisis keuangan
yakni berupa rasio keuangan dalam hal untuk menentukan prestasi
suatu ukuran kinerja perusahaan dalam menghasilkan perubahan
kondisi keuangan dari perkembangan baik masa lampau maupun masa
sekarang.
Helfret (1999) dalam Muflikhun (2010) makna dan kegunaan
rasio keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya bersifat
subyektif, bergantung pada untuk apa suatu analisis dilakukan dan
dalam konteks apa analisis tersebut dipublikasikan.
Kinerja keuangan yang baik memiliki dampak pengaruh
terhadap pertimbangan utama bagi investor. Apabila semakin baik
peningkatan kinerja keuangan suatu perusahaan maka diharapkan
harga saham juga akan mengalami peningkatan dan memberikan
keuntungan (return) kepada investor. Dalam mengukur kinerja
keuangan perusahaan maka seorang investor harus mengetahui lima
a. Rasio likuiditas, yaitu mengukur kemampuan likuiditas
jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva
lancer relatif terhadap hutang lancarnya. Rasio lancar,
yakni mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
hutang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar.
� � = aktiva lancar hutang lancar
b. Rasio solvabilitas, yaitu mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban jangka
panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah
perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan
dengan total asetnya.
� �� =total hutang
total aktiva
c. Rasio profitabilitas, yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
�� � =laba bersih
modal
d. Rasio aktivitas, yaitu rasio yang mengukur seberapa
efisien perusahaan dalam penggunaan aset.
� � � � � = �
e. Rasio Pasar, yaitu rasio yang mengukur harga pasar saham
relatif terhadap nilai bukunya.
� �� = harga saham per lembar
8
2. Return Saham
Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa
kelompok saham melalui portofolio (Jullimursyida, 2008). Dalam hal
ini investor selaku pelaku pasar modal apabila memutuskan
melakukan investasi dalam bentuk saham berarti para investor tersebut
melakukan tindakan partisipasinya dalam menanamkan modal tersebut
ke suatu perusahaan dan investor akan selalu berusaha agar
investasinya mendapatkan tingkat pengembalian (return) saham atas modal yang ditempatkan.
3. Teori Signal
Menurut teori sinyal kegiatan perusahaan memberikan
informasi kepada investor tentang prospek return masa depan yang substansial. Informasi sebagai sinyal yang diumumkan pihak
manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek bagus
dimasa depan (Yeye Susilowati, 2011).
Menurut Ross (1997) dalam Mamduh (2008) mengembangkan
model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal
yang disampaikan oleh manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai
keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar
harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut
yang lebih dipercaya (credible), manajer bisa menggunakan hutang lebih banyak, sebagai signal yang lebih credible.
Pada penjelasan diatas maka signaling theory merupakan kegiatan manajemen perusahaan dalam menyampaikan laporannya
kepada pihak yang memiliki kepentingan sehingga dapat
mempengaruhi harga saham dan meningkatkan return. 4. Teori Trade-Off
Ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa
menggunakan utang sebanyak-banyaknya. Satu hal yang terpenting
adalah dengan semakin tingginya utang, akan semakin tinggi
kemungkinan (probabilitas) kebangkrutan). Pemberi pinjaman bisa
membangkrutkan perusahaan jika perusahaan tidak membayar utang.
Biaya kebangkrutan mencakup dua hal :
a. Biaya langsung: biaya yang di keluarkan untuk membayar
biaya administrasi, biaya pengacara, biaya akuntan, dan biaya
lainnya yang sejenis.
b. Biaya tidak langsung: biaya yang terjadi karena dalam kondisi
kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak lain tidak mau
berhubungan dengan perusahaan secara normal.
Biaya lain dari peningkatan utang adalah meningkatnya biaya
keagenan utang. Teori keagenan mengatakan bahwa di perusahaan
terjadi konflik antar pihak-pihak yang terlibat, seperti pihak pemegang
10
antara keduanya akan semakin meningkat, karena potensi kerugian
yang dialami oleh pemegang utang akan semakin meningkat. Dalam
situasi tersebut, pemegang utang akan semakin meningkatkan
pengawasan (monitoring) terhadap perusahaan. Pengawasan bisa dilakukan dalam bentuk biaya-biaya monitoring (persyaratan yang lebih ketat, menambah jumlah akuntan, dan sebagainya) dan bisa juga
dalam bentuk kenaikan tingkat bunga.
Dengan demikian gabungan antara teori struktur modal
modigiliani-miller dengan memasukkan biaya kebangkrutan dan biaya
keagenan mengindikasikan adanya trade-off antara penghematan
pajak utang dengan biaya kebangkrutan (Mamduh, 2008).
5. Teori Pecking Order
Perusahaan yang mempunyai keuntungan yang tinggi
cenderung menggunakan utang yang rendah. Skenario urutan dalam
Pecking Order Theory sebagai berikut:
a. Perusahaan memilih pendanaan internal.
b. Perusahaan menghitung traget rasio pembayaran didasarkan
pada perkiraan kesempatan investasi.
c. Kebijakan dividen yang konstan, digabung dengan fluktuasi
keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa
diprediksi akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh
investasi pada saat tertentu, dan akan lebih kecil pada saat
yang lain.
d. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan
mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih
dahulu.
Teori pecking order menjelaskan kenapa perusahaan yang
mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat
utang yang rendah. Tingkat utang yang kecil tersebut tidak
dikarenakan perusahaan mempunyai target utang yang kecil, tetapi
karena perusahaan tidak membutuhkan dana eksternal.tingkat
keuntungan yang tinggi menjadikan dana internal perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan investasi (Mamduh, 2008).
B. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penilitian terdahulu yang membahas terkait
dengan judul kinerja keuangan perusahaan yang berpengaruh terhadap
return saham berikut ini :
Menurut Nurjanti dan Hamidah (2011) dalam penelitiannya yang
berjudul “ rasio keuangan dan pengaruhnya terhadap harga saham
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index” bahwa rasio keuangan
yang dapat mempengaruhi harga saham meliputi NPM (Net Profit Margin),
QR (Quick Ratio), ROE (Return On Equity), EPS (Earning Per Share) dan
12
keuangan terhadap harga saham pada perusahaan mining and mining service
di Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan hasil penelitian tersebut yaitu
ROA (Return On Assets), PER (Price Earning Ratio) dan DPR (Dividend Payout Ratio) berpengaruh positif terhadap harga saham.
Menurut I G.K.A. Ulupui (2007) menyatakan rasio keuangan dapat
mempengaruhi return saham, yang meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Dengan hasil bahwa
hanya rasio aktivitas yang mempunyai pengaruh negatif dan rasio likuiditas,
rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas berpengaruh positif terhadap return
saham.
Farkhan dan Ika (2012) dalam penelitiannya yang berjudul
”pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Hal ini kinerja keuangan dapat
digambarkan dengan menggunakan rasio leverage, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Dengan hasil bahwa rasio EPS dan PER mempunyai pengaruh yang positif terdapat return saham, sedangkan rasio DER, ROI dan ROE
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap return saham.
Yuliza (2006) dalam Sri Zuliarni (2012), yang meneliti tentang
Analisis Pengaruh Faktor-faktor fundamental terhadap harga saham pada
perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil penelitiannya yaitu Deviden Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER)
(NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Jullimursyida dkk (2008) dalam penelitiannya Pengaruh Kinerja
Keuangan Perusahaan Manufaktur Terhadap Return Saham Di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian tersebut yakni Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh postif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan Price to Book Value
(PBV) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Farkhan dan Ika (2012) mengemukakan dalam penelitiannya
tentang pengaruh rasio keuangan terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia menyatakan CR (Current Ratio), TATO
(Total Assets Turn Over) , ROA (Return On Assets) dan PER (Price Earning Ratio) memiliki pengaruh positif terhadap return saham, sedangkan DER
(Debt to Equity Ratio) memiliki pengaruh negatif terhadap return saham.
Yeye dan Tri (2011) dalam judul penelitian reaksi signal rasio profitabilitas dan solvabilitas terhadap return saham perusahaan menyatakan bahwa EPS (Earning Per Share), NPM (Net Profit Margin) dan ROE
(Return On Equity), DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh positif terhadap return saham.
Menurut Anggun (2012) dalam penelitiannya “ analisis pengaruh
ROA, EPS, NPM, DER dan PBV terhadap return saham “ menyatakan
14
terhadap return saham, sedangkan DER (Debt to Equity Ratio) berdampak negatif terhadap return saham.
Menurut Rio Malintan (2013) dalam penelitiannya “ Pengaruh
Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio
(PER), Return On Asset (ROA) Terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010 “
menyatakan bahwa rasio CR dan DER tidak mempunyai pengaruh terhadap
return saham, sedangkan PER dan ROA mempunyai pengaruh positif terhadap return saham.
Menurut I Made Januari Antara (2012) dalam penelitiannya “
Pengaruh Dividen Payout Ratio, Price to Book Value Ratio, dan Price to Earnings Ratio Pada Return Saham Di Bursa Efek Indonesia periode
2009-2011 “ berpendapat bahwa DPR tidak mempunyai pengaruh, sedangkan
PBV dan PER mempunyai pengaruh negatif terhadap return saham. C. Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap return saham
Likuiditas mengukur kecukupan sumber kas perusahaan untuk
memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan kas dalam jangka pendek.
Pada rasio likuiditas yaitu CR (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya yang telah jatuh tempo, yang dimana semakin tinggi aktiva
lancar maka semakin tinggi juga perusahaan dapat memenuhi kewajiban
performa aktiva yang baik sehingga perusahaan mendapat kepercayaan
dari para investor bahwa perusahaan tersebut aman dari likuidasi, oleh
karena itu dapat mempengaruhi respon pasar yang memberikan
keyakinan kepada investor untuk memiliki saham tersebut, dengan
banyak investor yang menanamkan investasinya pada perusahaan
tersebut maka semakin tinggi return yang diperoleh. Menurut IG.K.A. Ulupui (2007) menyatakan dengan hasil bahwa CR (Current Ratio), berpengaruh positif terhadap return saham. Farkhan dan ika (2012) mengemukakan dalam penelitiannya tentang pengaruh rasio keuangan
terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia menyatakan CR (Current Ratio), memiliki pengaruh positif terhadap
return saham.
H1: CR (Current Ratio) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan.
2. Pengaruh Rasio solvabilitas terhadap return saham
Rasio solvabilitas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban jangka panjang. DER
menunjukkan tentang imbangan antara beban hutang dibandingkan
modal sendiri. DER juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri. Pada umumnya
perusahaan yang sedang berkembang, pasti membutuhkan sumber
pendanaan yaitu hutang, dengan adanya hutang maka perusahaan itu
16
mencukupi sehingga membutuhkan dana eskternal untuk melakukan
ekspansi. Hutang yang besar membutuhkan monitoring dari manajerial sehingga apabila monitoring perusahaan baik maka penggunaan dana eksternal tersebut optimal untuk operasional perusahaan dalam ekspansi
sehingga dapat meningkatkan laba dan mampu memberikan kepercayaan
kepada investor serta akan mendapatkan respon dari pasar yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan harga saham, apabila harga saham
meningkat maka return saham juga meningkat.
Bukti empiris yang menunjukkan bahwa DER mempunyai
pengaruh positif berasal dari penelitian Yeye dan Tri (2011) dalam
judul penelitian reaksi signal rasio profitabilitas dan solvabilitas terhadap return saham perusahaan menyatakan bahwa DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh positif terhadap return saham. Nurjanti dan Hamidah (2011) dalam penelitiannya rasio keuangan dan pengaruhnya
terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, mengemukakan bahwa DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh positif terhadap harga saham.
H2: DER (Debt to Equity Ratio) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan.
3. Pengaruh Rasio profitabilitas terhadap return saham
Profitabilitas adalah mengukur laba perusahaan relatif terhadap
tersedia bagi pemegang saham atas modal yang diinvestasikan. ROE ini menunjukkan bahwa seberapa baik perusahaan dalam mengelola sumber
dana modalnya guna memperoleh laba, apabila perusahaan baik dalam
mengelola modalnya maka perusahaan dapat memperoleh laba yang
besar, ini menjadi indikator bahwa semakin tinggi ROE maka semakin tinggi perusahaan memperoleh laba dan dapat meningkatkan return
saham kepada pemegang saham, dengan pendapat tersebut maka ROE
dapat mempengaruhi return saham. Jullimursyida dkk (2008) dalam penelitiannya Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur
Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Indonesia yakni Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh postif terhadap return saham. Nurjanti dan Hamidah (2011) dalam penelitiannya rasio keuangan dan
pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, mengemukakan bahwa ROE (Return On Equity) berpengaruh positif terhadap harga saham.
H3: ROE (Return On Equity) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan.
4. Pengaruh rasio pasar terhadap return saham
Rasio Pasar, yaitu rasio yang mengukur harga pasar saham
relatif terhadap nilai bukunya. Rasio pasar terdapat banyak pengukuran
yang dapat digunakan salah satunya yaitu PER (Price Earning Ratio) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur nilai pasar terhadap harga
18
mengidentifikasikan bahwa PER yang tinggi menandakan nilai harga saham perusahaan tinggi seiring tingginya laba perusahaan namun PER
yang mahal tingkat return yang dihasilkan menjadi sedikit karena kesempatan dalam berinvestasi kecil sedangkan PER yang rendah menunjukkan bahwa harga saham perusahaan tersebut murah dan
menarik banyak minat investor untuk memiliki saham karena kesempatan
dalam mendapatkan return tinggi dan kesempatan dalam berinvestasi semakin besar. Januari (2010) yang berpendapat Price Earning Ratio
mempunyai pengaruh negatif terhadap return saham.
H4: PER (Price Earning Ratio) berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan.
D. Model Penelitian
Gambar 2.1
Model Penelitian LIKUIDITAS
SOLVABILITAS
PROFITABILITAS
MARKET
RETURN
SAHAM
H1 (+)H2 (+)
H3 (+)
19
A. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor manufaktur
yang sudah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta mempublikasikan laporan keuangannya dengan periode pengamatan
selama empat tahun yaitu 2010-2013.
B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi
Populasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor
manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih objek penelitian,
yaitu :
a. Perusahaan manufaktur yang melakukan publikasi laporan
keuangan dalam periode 2010-2013.
b. Perusahaan yang menghasilkan laba.
c. Perusahaan yang mempunyai hutang.
d. Laporan keuangan perusahaan menggunakan rupiah.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
sekunder eksternal yakni sumber data yang bersumber dari pihak eksternal
20
www.idx.co.id dan data laporan keuangan perusahaan yang sumber dari
internet berupa annual report.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam pengumpulan data penelitian ini merupakan teknik
dokumentasi yaitu berdasarkan pengumpulan data dari perusahaan publik
melalui annual report yang diambil dari Bursa Efek Indonesia maupun
internet.
E. Definisi Operasional
1) Variabel Independen : kinerja keuangan adalah penentuan
ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan
dalam menghasilkan laba. Analisis menggunakan rasio keuangan. Rasio
keuangan adalah menentukan prestasi suatu ukuran kinerja perusahaan
dalam menghasilkan perubahan kondisi keuangan dari perkembangan
baik masa lampau maupun masa sekarang. Rasio Keuangan Meliputi :
a. Rasio Likuiditas : mengukur kecukupan sumber kas perusahaan
untuk memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan kas dalam
jangka pendek, (Mamduh, 2008) :
= �
� �
b. Rasio Solvabilitas : rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi segala kewajiban jangka panjang, (Hartati,
2010) :
=
c. Rasio profitabilitas : mengukur laba perusahaan relatif terhadap
revenue dan modal yang diinvestasikan, (Mamduh, 2008) :
= �ℎ
d. Rasio pasar : rasio yang mengukur harga pasar saham relatif
terhadap nilai bukunya, (Mamduh, 2008) :
= � � ℎ
ℎ
2) Variabel Dependen : Return saham adalah suatu tingkat pengembalian
saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau
beberapa kelompok saham melalui portofolio (Jullimursyida, 2008).
Rumus sebagai berikut :
Return Saham =
F. Teknik Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk penelitian ini adalah model
regresi linier berganda. Dengan persamaan regresi :
Rt = α + β1LIQ + β2SOL+ β3PRO + β4MAR+
ε
Pt - Pt-1
22
Dimana :
Rt = return saham β2SOL = Solvabilitas α = konstanta β3PRO = Profitabilitas β1LIQ = likuiditas β5MAR = Pasar
ε
=
Variabel ResidualG. Analisis Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal
(Ghozali, 2011). Alat analisis yang digunakan dalam uji ini adalah
uji Kolmogorov Smirnov. Untuk Mengetahui apakah data tersebut
berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan syarat
sebagai berikut :
a) Jika nilai Z hitung > Z tabel, maka distribusi sampel
normal.
b) Jika nilai Z hitung < Z tabel, maka distribusi sampel tidak
normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2011). Pada penelitian
untuk mengetahui apakah terjadi atau tidaknya multikolinearitas
maka dapat digunakan dengan analisis korelasi variabel-variabel
bebas dan apabila korelasinya signifikan antar variabel bebas
tersebut maka terjadi multikolinieritas. Menurut (Ghozali, 2011)
ada beberapa hal yang dapat mengetahui adanya multikolinearitas,
yaitu :
a) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, tetapi secara individual
variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
b) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen.
Jika antar variabel independen terjadi korelasi yang cukup
tinggi (umumnya > 0,90), maka indikasi terjadi
multikolinearitas. Tidak adanya nilai korelasi yang tinggi
antar variabel independen tidak berarti bebas dan
multikolinieritas. Multikolinieritas dapat terjadi karena
kombinasi dua atau lebih variabel independen.
c) Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu variance inflactor factor (VIF). Kedua variabel ini menunjukkan setiap variabel independen
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
24
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi. Batasan umum yang digunakan untuk mengukur
multikolinieritas adalah tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10
maka terjadi multikolinieritas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas dan jika
varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).
Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser.
Uji ini mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap
variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi
terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya di atas
tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan model regresi
tidak mengandung heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada
2011). Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin Watson
Statistic. Untuk mengetahui terjadi atau tidak autokorelasi dilakukan
dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada
perhitungan regresi dengan statistik tabel Durbin Watson pada tabel
berikut:
Tabel 3.1 Tabel Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autokorelasi positif No Desicison dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No Desicison 4 –du ≤ d ≤ 4 –dl Tidak ada autokorelasi, positif
dan negatif
Tidak ditolak du < d < 4 - du
H. Uji Hipotesis
Metode tersebut digunakan untuk mengetahui apakah adanya pengaruh
positif akibat yang ditimbulkan dari kinerja keuangan serta harga saham
perusahaan terhadap return saham. Pengujian hipotesis sebagai berikut :
a. Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikatnya. Menurut Ghozali (2011)
tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh
pengaruh veriabel panjelasan (independen) secara individual dalam
menjelaskan variasi variabel dependen. Dengan rumus sebagai
26
Rt = α + β1LIQ + β2SOL+ β3PRO + β4MAR+
ε
Hipotesis satu (H1) yang hendak diuji adalah uji parameter
koefisien regresi (b1) sama dengan nol, atau :
H1= b1 = 0
Artinya suatu variabel independen bukan merupakan
penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hipotesis alternatifnya (H2) parameter suatu variabel lebih
besar daripada nol, atau :
H2= b1 > 0
Artinya suatu variabel independen X1 merupakan penjelasan
yang signifikan terhadap variabel dependen Dengan α = 5%
maka untuk menentukan apakah pengaruhnya signifikan atau
tidak dilakukan analisis melalui peluang alatnya (p) dengan
kriteria sebagai berikut:
a) p > 0,05 maka dikatakan non signifikan atau H1
ditolak.
b) p < 0,05 maka dinyatakan sangat signifikan atau
H1 diterima.
Syarat bahwa suatu pernyataan hipotesis diterima apabila,
H1 = Current Ratio berpengaruh positif terhadap Return saham. H1 diterima jika signifikansi p < 0,05 dan koefisien
signifikan sehingga hipotesis diterima, jika tidak memenuhi
kriteria tersebut maka H1 ditolak.
H2 = Debt to Equity Ratio berpengaruh positif terhadap Return saham. H2 diterima jika signifikansi p < 0,05 dan
koefisien Debt to Equity Ratio positif maka dapat dinyatakan positif signifikan sehingga hipotesis diterima, jika tidak
memenuhi kriteria tersebut maka H2 ditolak.
H3 = Return On Equity berpengaruh positif terhadap Return saham. H3 diterima jika signifikansi p < 0,05 dan
koefisien Return On Equity positif maka dapat dinyatakan positif signifikan sehingga hipotesis diterima, jika tidak
memenuhi kriteria tersebut maka H3 ditolak.
H4 = Price Earning Ratio berpengaruh negatif terhadap Return saham. H4 diterima jika signifikansi p < 0,05 dan
koefisien Price Earning Ratio positif maka dapat dinyatakan negatif signifikan sehingga hipotesis diterima, jika tidak
memenuhi kriteria tersebut maka H4 ditolak.
b. Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan
variabel bebas terhadap varibel terikat.Dimana Fhitung > Ftabel,
maka H1 diterima atau secara bersama-sama variabel bebas dapat
28
Fhitung<Ftabel, maka H0 diterima atau secara bersama-sama
variabel bebas tidak memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.
Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara
bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan
probability sebesar 5% (α= 0,05).
Menurut Ghozali (2011), uji F pada dasarnya menunjukkan
apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat. Hipotesis nol (H1) yang hendak diuji adalah
apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:
H1 : b1 = b2 =... = bk = 0
Artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA)
tidak semua parameter secara simultan lebih dari nol, atau :
H2: b1≠ b2 ≠ ... ≠ bk > 0
Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi
untuk variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel
terikatnya dengan melihat besarnya koefisien determinasi totalnya
(R2). Jika (R2) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat
variabel bebas terhadap variabel terikat.Sebaliknya jika (R2) makin
mendekati 0 (nol) maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel
bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2011).
R2 = (r2) × 100%
Keterangan:
R = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi
Menurut Ghozali (2011), kelemahan dasar penggunaan koefisien
determinasi ini adalah bias terhadap jumlah variabel independen
yang dimasukkan kedalam model. Setiap penambahan satu variabel
independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Manufaktur merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pabrikasi
atau pengolahan menjadi barang jadi yang siap di distribusi kepada
masyarakat. Pada umumnya perusahaan manufaktur setiap tahun mengalami
peningkatan produksi guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan
peningkatan perbaikan laporan keuangan seiringnya bertambah produksi
maka sebanding dengan laba atau pendapatan yang diperoleh, dalam
memperoleh pendanaan juga perusahaan membutuhkan hutang baik jangka
pendek maupun panjang, selain itu juga dapat diperoleh dengan cara listing di
Bursa Efek Indonesia perdagangan saham melalui investor untuk memenuhi
kebutuhan ekspansi ataupun investasi perusahaan.
Para investor tersebut bertujuan untuk menanamkan modalnya kepada
perusahaan dengan imbal hasil atas investasinya berupa dividen atau capital gain. Pada penelitian ini menjelaskan bahwa faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi imbal hasil (return) saham, karena investor membutuhkan informasi untuk mengetahui perusahaan mana sajakah yang akan
diinvestasikan.
Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. Subjek
penelitian ini adalah laporan keuangan pada perusahaan manufaktur.
sampling yang dimana menggunakan beberapa syarat atau kriteria. Dalam penelitian ini terdapat 318 sampel data yang memenuhi sesuai kriteria,
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Perincian Pemilihan Sampel Tahun 2010-2013
Keterangan 2010 2011 2012 2013
Perusahaan sektor manufaktur 142 142 142 142
Perusahaan manufaktur yang tidak melakukan publikasi laporan keuangan.
(35) (34) (19) (4)
Perusahaan manufaktur yang melakukan publikasi laporan keuangan dalam periode 2010-2013.
107 108 123 138
Perusahaan yang tidak menghasilkan laba. (14) (15) (25) (48)
Perusahaan yang menghasilkan laba. 93 93 98 90
Perusahaan yang tidak mempunyai hutang. (0) (0) (0) (0)
Perusahaan yang mempunyai hutang. 93 93 98 90
Laporan keuangan perusahaan yang tidak menggunakan rupiah.
(14) (14) (14) (14)
Laporan keuangan perusahaan menggunakan rupiah.
79 79 84 76
Jumlah sampel 79 79 84 76
TOTAL 318
B. Analisis Pengujian Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
memberikan gambaran informasi mengenai deskripsi dari suatu variabel
penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan seperti,
33
Tabel 4.2
Analisis Statistik Deskriptif Variabel
Penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Rt 318 -.98233 7.83721 .3539290 .92049602 LIQ 318 .20847 247.53515 3.3777051 14.21711359 SOL 318 .03867 7.39646 1.0517987 1.00610125 PROF 318 .00147 1.37457 .1706121 .18548936
MAR 318 1.36510 1191.589 24.76382 75.33390351 Sumber: Hasil analisis data SPSS (lampiran 2).
Berdasarkan tabel 4.2 menggambarkan tentang besaran nilai
minimum, maximum, mean dan standar deviation statistik setiap variabel penelitian dengan penjelasan bahwa nilai mean variabel return adalah sebesar 0,3539290 dengan nilai minimum sebesar -0,98233, nilai maximum
sebesar 7,83721 dan nilai standar deviasi 0,92049602. Variabel likuiditas
mempunyai nilai mean sebesar 3,3777051 dengan nilai minimum sebesar 0,20847, nilai maximum sebesar 247,53515 dan nilai standar deviasi yaitu 14,21711359. Variabel solvabilitas memiliki nilai mean sebesar 1,0517987 dengan nilai minimum sebesar 0,03867, nilai maximum sebesar 7,39646 serta nilai besaran standar deviasinya yakni 1,00610125. Variabel
profitabilitas mempunyai nilai mean sebesar 0,1706121 dengan nilai
minimum sebesar 0,00147, nilai maximum 1,37457 dan nilai besaran standar deviasi sebesar 0,18548936. Variabel market memiliki nilai mean
sebesar 24,76382 dengan nilai minimum 1,36510 dan nilai maximum
2. Analisis Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah suatu pengujian yang dimana untuk
mengetahui apakah asumsi-asumsi dalam analisis regresi linier ini terpenuhi
sehingga model regresi ini mampu menjadi data yang berditribusi normal
(normalitas) dan tidak memiliki gejala multikolinieritas, heterokedastisitas,
serta autokorelasi. Ulasan uji asumsi dapat dilihat sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Analisis yang digunakan dalam normalitas
ini adalah uji One Sampel Kolmogorov Smirnov. Hasil Analisis dapat di lihat dalam tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas
One Sampel Kolmogorov Smirnov
Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan
N 318
0.000 Data distribusi tidak normal
Sumber: Hasil analisis data SPSS sebelum outlier (lampiran 3).
Hasil uji normalitas dengan metode one sampel kolmogorov-smirnov pada tabel menggambarkan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang artinya lebih kecil dari syarat 0,05 dan menunjukkan
35
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
One Sampel Kolmogorov Smirnov
Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan
N 263
0.315 Data distribusi normal
Sumber: Hasil analisis data SPSS sesudah outlier (lampiran 3).
Hasil uji normalitas dengan metode one sampel kolmogorov-smirnov pada tabel menggambarkan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,315 yang artinya lebih besar dari syarat 0,05 dan menunjukkan
jika data sampel penelitian yang digunakan berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Jika dalam sampel terjadi korelasi maka dapat dikatakan data terdapat
masalah multikolinieritas, untuk melihat apakah data terdapat korelasi
atau tidak dengan cara melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) harus dibawah nilai 10. Apabila nilai Variance Inflation Factor (VIF) di atas 10 maka data sampel dinamakan multikolinieritas karena terjadi
hubungan antar variabel bebas. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel
4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas
Variance Inflation Factor (VIF)
Variabel VIF Keterangan
Likuiditas 1.267 Tidak Terjadi Multikolinieritas Solvabilitas 1.253 Tidak Terjadi Multikolinieritas Profitabilitas 1.003 Tidak Terjadi Multikolinieritas
Berdasarkan data tabel diatas menunjukkan bahwa nilai (VIF) tidak ada yang lebih besar dari nilai 10 artinya data sampel pada penelitian ini
tidak terjadi adanya hubungan antar variabel bebas (independent) sehingga model regresi ini aman dari multikolinieritas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heterokedastisitas. Dalam menguji heterokedastisitas dapat menggunakan
metode uji glejser. Apabila dalam pengujian statistik ditemukan hubungan
yang signifikan, maka dapat dikatakan bahwa data dalam sampel
penelitian ini terjadi ketidaksamaan variance (heterokedastisitas).
Pengujian glejser ditentukan dengan melihat nilai signifikan apabila diatas
5% atau 0,05 artinya tidak terjadi ketidaksamaan variance. Hasil
pengujian glejser dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Uji Heterokedastisitas
Uji Glejser
Variabel Bebas Sig Keterangan
Likuiditas 0.895 Tidak Terjadi Heterokedastisitas Solvabilitas 0.350 Tidak Terjadi Heterokedastisitas Profitabilitas 0.422 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Market 0.695 Tidak Terjadi Heterokedastisitas Sumber: Hasil analisis data SPSS (lampiran 5).
Kesimpulan dari tabel diatas bahwa seluruh variabel bebas meliputi
37
diatas 5% atau 0,05 artinya data sampel penelitian ini tidak terjadi
heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu
model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Pada
pengujian autokorelasi ini digunakan metode analisis Durbin-Watson
yang melihat dengan cara membandingkan nilau du dan dl dari tabel
Durbin-Watson dengan SPSS. Perolehan nilai perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Uji Autokorelasi
Durbin-Watson
Uji Autokorelasi
Du DW-Test 4-du Keterangan
Durbin-Watson 1.8094 2.061 2.1906 Tidak Terjadi Autokorelasi Sumber: Hasil analisis SPSS (lampiran 6).
Berdasarkan pengamatan tabel diatas menjelaskan bahwa nilai Durbin-Watson diperoleh sebesar 2,061 dengan nilai tabel du untuk k = 4 dan data sampel 263 diperoleh sebesar 1,8094. Kesimpulan dalam analisis uji
Durbin-watson yakni nilai DW yang sebesar 2,061 berada pada posisi antara nilai du = 1,8094 dan 4-du = 2,1906 artinya tidak terjadi
autokorelasi positif atau negatif sehingga data sampel lolos dari uji
3. Analisis Penelitian Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Linier Berganda
Pada pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model regresi
linier berganda untuk mengetahui hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Model regresi linier berganda ini digunakan
karena variabel penelitian independen lebih dari satu meliputi likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas dan market terhadap variabel dependen yaitu
return saham perusahaan. Pengolahan data regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS (Statistical Package for Social Science) 16. Hasil dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
F-Statistic 7.823, Sig. = 0.000
N 263
Dependent Return
Sumber: Hasil data SPSS (lampiran 7).
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
39
Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)Nilai konstanta (α) sebesar 0,127 menunjukkan bahwa jika variabel
likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan market tidak mengalami perubahan maka return memiliki nilai sebesar 0,127.
2)Variabel likuiditas menunjukkan koefisien regresi arah negatif
dengan nilai sebesar -0,001 maka ini berarti bahwa variabel
likuiditas setiap naik 1 satuan akan menurunkan return sebesar nilai -0,001 dengan asumsi variabel lain konstan.
3)Variabel solvabilitas menunjukkan koefisien regresi arah negatif
dengan nilai sebesar -0,012 maka ini berarti bahwa variabel
solvabilitas setiap naik 1 satuan akan menurunkan return sebesar nilai 0,012 dengan asumsi variabel lain konstan.
4)Variabel profitabilitas menunjukkan koefisien regresi arah positif
dengan nilai sebesar 0,545 maka ini berarti bahwa variabel
profitabilitas setiap naik 1 satuan akan menaikkan return sebesar nilai 0,545 dengan asumsi variabel lain konstan.
5)Variabel market menunjukkan koefisien regresi arah negatif dengan nilai sebesar 0,003 maka ini berarti bahwa variabel market
setiap naik 1 satuan akan menurunkan return sebesar nilai -0,003 dengan asumsi variabel lain konstan.
b. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Uji koefisien determinasi yaitu untuk melihat dalam pengujian
variabel dependent. Nilai koefisien adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang
kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependent amat terbatas (Ghozali, 2011). Nilai
variabel independent yang hampir mendekati 1 (satu) itu menunjukkan
bahwa kemampuan variabei-variabel independent memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependent
(Ghozali, 2011).
Tabel 4.9
Uji Koefisien Determinasi
R Square Adjusted R Square
.108 .094
Sumber: hasil data SPSS (lampiran 7).
Berdasarkan tabel 4.9 besarnya koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,094 atau 9,4% ini berarti bahwa menjukkan kemampuan variabel likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan market menjelaskan sebesar nilai 9,4%, sedangkan sisanya (100%-9,4% = 90,6%) dijelaskan
oleh variabel bebas lainnya yang tidak diamati dalam penelitian ini.
c. Uji Parsial (t-Test)
Uji parsial (t-Test) merupakan pengujian secara masing-masing
variabel independen (likuiditas, solvabilitas, Profitabilitas, dan market) secara individu apakah berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
41
Sumber: hasil data SPSS (lampiran 7).
Berdasarkan hasil pengujian analisis data pada tabel 4.10 dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Pengujian Hipotesis Satu Variabel Likuiditas
Pada tabel 4.10 menunjukkan variabel likuiditas memiliki
nilai koefisien regresi sebesar -0,001 dan nilai signifikansi sebesar
0,948 > 0,05 (lebih besar dari nilai α) ini menunjukkan bahwa
variabel likuiditas mempunyai arah negatif dan tidak signifikan
terhadap variabel dependen (return) yang berarti hipotesis 1 ditolak yaitu variabel likuiditas tidak berpengaruh terhadap variabel return.
2) Pengujian Hipotesis Dua Variabel Solvabilitas
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel
solvabilitas memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,012 dan nilai
signifikansi 0,614 > 0,05 (lebih besar dari nilai α) ini menunjukkan
bahwa variabel solvabilitas mempunyai arah negatif dan tidak
hipotesis 2 ditolak yaitu variabel solvabilitas tidak berpengaruh terhadap variabel return.
3) Pengujian Hipotesis Tiga Variabel Profitabilitas
Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa variabel
profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,545 dan
nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (lebih kecil dari nilai α) ini
menujukkan bahwa variabel profitabilitas mempunyai arah positif
dan sangat signifikan terhadap variabel dependen (return) yang berarti hipotesis 3 diterima yaitu variabel profitabilitas berpengaruh terhadap variabel return.
4) Pengujian Hipotesis Empat Variabel Market
Pada tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa variabel market
memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,003 dan nilai signifikan
0,032 < 0,05 (lebih kecil dari nilai α) ini menujukkan bahwa
variabel market ratio mempunyai arah negatif dan signifikan terhadap variabel dependen (return) yang berarti hipotesis 4 diterima yaitu variabel market berpengaruh terhadap variabel
return.
Tabel 4.11
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Kode Hipotesis Hasil
H1 Likuiditas Tidak Berpengaruh Terhadap Return Ditolak H2 Solvabilitas Tidak Berpengaruh Terhadap
Return
Ditolak
43
C. Pembahasan
Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam beberapa kelompok saham
melalui portofolio. Pada dasarnya return saham digunakan untuk mengukur seberapa besar hasil dari investasi yang telah dikeluarkan dan ada
faktor-faktor yang mempengaruhinya yang dapat digunakan sebagai pertimbangan
dalam menginvestasikan dana agar tidak terjadi kerugian. Penelitian ini
menguji pengaruh kinerja keuangan Likuiditas (Current Ratio), Solvabilitas (Debt to Equity Ratio), Profitabilitas (Return On Equity) dan Rasio Pasar (Price Earning Ratio) terhadap Tingkat Return Saham. Berdasarkan pada pengujian yang telah dilakukan terhadap beberapa hipotesis dalam penelitian
dapat diketahui bahwa secara parsial (Uji t) disimpulkan bahwa variabel yang
mempengaruhi Return saham secara signifikan adalah profitabilitas (Return On Equity), Rasio pasar (Price Earning Ratio) berpengaruh negatif sedangkan variabel lain yaitu Likuiditas (Current Ratio), Solvabilitas (Debt to Equity Ratio) tidak berpengaruh terhadap Return. Berikut ini penjelasannya:
1. Pengaruh Likuiditas terhadap Return Saham
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa Likuiditas (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham, Artinya bahwa tinggi atau rendah suatu likuiditas perusahaan
tidak menimbulkan adanya dampak kepada investor untuk membeli
saham karena investor lebih cenderung fokus pada seberapa besar laba
utama dalam keputusan pembelian saham oleh investor. Hal tersebut
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hernendiastoro (2005)
yakni Current Ratio tidak berpengaruh terhadap return saham serta penelitian Malintan (2013) bahwa Current Ratio tidak berpengaruh terhadap return saham dan penelitian ini bertentangan dengan apa yang dikemukakan oleh I.G.K.A Ulupui (2007) yang menyatakan
bahwa Current Ratio berpengaruh positif terhadap return saham. 2. Pengaruh Solvabilitas terhadap Return Saham
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis
kedua yaitu Solvabilitas (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham, ini mengindikasikan bahwa tinggi atau rendahnya tingkat hutang suatu perusahaan merupakan informasi yang tidak
relevan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi dan
hanya sebagai sinyal dari manajerial kepada investor bahwa
perusahaan memiliki hutang sehingga ada risiko kebangkrutan dengan
adanya risiko tersebut investor akan berhati-hati dalam keputusan
berinvestasi saham pada perusahaan tersebut. Penelitian ini sejalan
seperti yang dikemukakan oleh Malintan (2013) yang menyatakan
bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Penelitian ini bertolak belakang dengan apa yang dikemukakan oleh Yeye dan Tri (2011) serta Nurjanti dan
Hamidah (2011) yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio
45
3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil penelitian untuk hipotesis ketiga yaitu
Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima tentang Return On Equity mempunyai pengaruh terhadap return, ini berarti perusahaan mampu melakukan pengelolaan terhadap modal yang
digunakan dalam penggunaan operasional perusahaan dan mampu
memperoleh laba yang diharapkan oleh pemegang saham, ini menjadi
indikator bahwa semakin tinggi ROE maka semakin tinggi perusahaan memperoleh laba dan dapat meningkatkan return saham kepada pemegang saham Penelitian ini sejalan yang dikemukakan oleh
Jullimursyida (2008) serta Nurjanti dan Hamidah (2011) bahwa
menyatakan Return On Equity mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
4. Pengaruh Market Ratio terhadap Return Saham
Hasil untuk rasio Market menunjukkan bahwa Price Earning Ratio mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap
return saham ini berarti jika PER suatu perusahaan itu tinggi menunjukkan apabila harga saham per lembar suatu perusahaan tinggi
sehingga investor cenderung mengurungkan investasi kepada
return karena cerminan bahwa harga per lembar yang murah menarik untuk dimiliki karena akan menghasilkan return yang besar. Penelitian ini sejalan dengan Januari (2012) yang berpendapat Price Earning Ratio mempunyai pengaruh negatif terhadap return saham. Penelitian ini bertolak belakang dengan pendapat Jullimursyida dkk
47
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan terkait
pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap tingkat return saham perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia
diperoleh sebagai berikut:
1. Current ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat return
saham.
2. Debt to Equity Ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat
return saham.
3. Return On Equity mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat
return saham.
4. Price Earning Ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat return saham.
Berdasarkan analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa Return On Equity dan Price Earning Ratio yang memiliki dampak pengaruh terhadap keputusan investor dalam berinventasi untuk memperoleh hasil return yang diharapkan atas investasinya, sedangkan Current Ratio dan Debt to Equity Ratio tidak memiliki pengaruh dalam keputusan investor dalam berinvestasi saham karena ada faktor investor fokus pada profitabilitas yang tinggi serta
B. Saran
Ada beberapa saran yang dapat menjadi masukkan untuk penelitian
selanjutnya dari hasil penelitian di atas, sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada perusahaan lain, seperti
perbankan, perusahaan jasa atau seluruh perusahaan yang terdaftar di
BEI. Hal ini dimungkinkan akan memberikan hasil perbandingan
pengaruh dari penelitian yang sebelumnya.
2. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah rasio lain
yang belum terdapat pada penelitian ini misal rasio aktivitas sehingga
akan memberikan hasil yang komprehensif.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya menggunakan periode pengamatan yang relatif
pendek yaitu 4 tahun.
2. Jumlah variable ini hanya terbatas pada rasio likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas dan rasio pasar.
3. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan yang memiliki kriteria