• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Diri Mahasiswa dalam Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Konsep Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dalam Media Sosial Instagram)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konsep Diri Mahasiswa dalam Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Konsep Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dalam Media Sosial Instagram)"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PEDOMAN WAWANCARA

(Dilaksanakan dengan teknik wawancara mendalam)

KONSEP DIRI MAHASISWA DALAM MEDIA SOSIAL (Studi Deksriptif Kualitatif Konsep Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dalam

Media Sosial Instagram) Oleh : Revina Rezeki Silaen

No. Pertanyaan

1. Media sosial apa saja yang Anda gunakan?

2. Karena penelitian ini membahas tentang Intagram, maka saya akan fokus kepada media sosial Instagram. Sudah berapa lama dan sejak kapan

menggunakan Instagram?

3. Apa alasan membuat akun Instagram dan bagaimana pandangan Anda terhadap Instagram?

4. Dari pengamatan saya, objek foto yang paling banyak Anda posting adalah foto diri sendiri, apakah ada alasan khusus?

5. Apakah Anda menentukan kapan saja waktu untuk posting foto dan apakah ada foto yang di posting dengan tujuan tertentu?

6. Anda memiliki banyak sekali followers, bagaimana Anda menanggapinya dan apakah arti followers tersebut bagi Anda?

7. Anda juga mendapatkan banyak jumlah like dan comment. Seberapa penting like dan comment bagi Anda dalam penggunaan Instagram?

8. Apakah Anda pernah mengalami hal tidak menyenangkan selama menggunakan Instagram? Bagaimana Anda mengatasinya?

9. Bagaimana Anda menanggapi jumlah like yang sangat banyak dan apakah jumlah like yang banyak tersebut memberikan efek bagi diri

(3)

10. Dari pengamatan saya, pada foto yang Anda posting di Instagram mendapatkan banyak komentar, lebih banyak yang positif tetapi ada juga yang negatif. Untuk yang komentar positif, boleh sebutkan contoh komentar positif yang Anda dapatkan?

11. Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar positif tersebut,

apakah ada perbedaan saat membalas komentar untuk orang yang dikenal dengan orang yang tidak dikenal? Apakah komentar positif tersebut memberikan efek bagi diri Anda?

12. Untuk komentar negatif, boleh sebutkan contoh komentar negatif yang Anda dapatkan?

13. Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar negatif tersebut dan

apakah memberikan efek bagi diri Anda?

14. Apakah Anda merasakan ada perbedaan jika mendapatkan pujian dari orang yang tidak dikenal dengan orang yang dikenal? Pujian dari siapa yang membuat Anda merasa lebih disenangi, diterima, dan mampu memberikan Anda kepercayaan diri lebih?

15. Di instagram banyak orang-orang yang seperti Anda, memiliki banyak

followers, mendapatkan banyak jumlah like, komentar, bahkan bisa jadi

(4)

WAWANCARA 1

Tanggal : 21 Maret 2016

Pukul : 12.00 WIB

Tempat : Dunkin Donat, Jalan Dr. Mansyur

Pewawancara : Revina R. Silaen

Informan : Mutiara Tahier

P: Media sosial apa saja yang Anda gunakan?

I: “Instagram udah pasti, Path, Twitter kadang-kadang, Facebook masih pake, Snapchat, sama Periscope kadang-kadang.”

P: Karena penelitian ini membahas tentang Intagram, maka saya akan fokus kepada media sosial Instagram. Sudah berapa lama dan sejak kapan menggunakan Instagram?

I: “Hmm awal kita masuk kelas 3 SMA itu kapan, tahun berapa? Tahun 2011 ya,

berarti kalo sampe sekarang udah 5 tahun pakenya”

P: Apa alasan membuat akun Instagram dan bagaimana pandangan Anda terhadap Instagram?

I: “Karna di IG itu bisa ngeshare foto-foto banyak aja, bisa ngeshare bebas, banyak filter-filternya. Sebenarnya IG itu bagus sih, bisa bikin kenal,

silaturahmi sama orang juga, udah gitu kita bisa ngeshare bebas, karena kan

kalo di Facebook cuma status kan, kalo Instagram memang khusus buat foto

jadi bisa tampilin foto-foto yang bagus.”

P: Dari pengamatan saya, objek foto yang paling banyak Anda posting adalah foto diri sendiri, apakah ada alasan khusus?

I: “Karna kalo selfie like nya lebih banyak, nggak tau bingung juga, cuma

ngeliatnya kalo foto selfie orang pasti lebih banyak ngelike nya dibanding foto

(5)

mereka milih juga kan. Mungkin karna kalo selfie otomatis mukanya langsung

jelas jadi orang lebih seneng, cowok-cowok kali terutama, kalo cantik langsung like”.

P: Apakah Anda menentukan kapan saja waktu untuk posting foto dan apakah ada foto yang di posting dengan tujuan tertentu?

I: “Kalo dulu-dulu sih tiap hari, cuma kalo sekarang dua hari sekali dan itu udah dipersiapkan fotonya ha ha ha. Kadang foto kemarin yang di posting, tapi kalo

yang hari itu lebih bagus dari yang kemarin, itu yang duluan di posting. Terus

dulu sering posting biar banyak yang ngelike, orang jadi tahu oh orang ini

aktif. Kalo jarang-jarang posting dikirain nggak aktif, orang pasti unfollow.

Cuma sekarang udah di kurang-kurangin.biar orang nggak bosen, lagian kan

aku berhijab, kalo di agama ngeshare-ngeshare foto muka sebenarnya kan

nggak boleh, makanya jadi mulai dikurangin. Foto untuk tujuan tertentu nggak

ada sih, ya karna cuma mau ngepost aja, oh ada sih, paling foto barang-barang endorse”

P: Anda memiliki banyak sekali followers, bagaimana Anda menanggapinya dan apakah arti followers tersebut bagi Anda?

I: “Ya Alhamdullilah dapat segitu, ya seneng, bersyukur aja, berarti banyak yang seneng, mau liat foto-foto yang di posting. Berpengaruh juga apalagi kan ini

jual skincare juga, jadikan orang lebih banyak yang tahu. Kalo kepikiran

sebagai fans sih enggak, nggak pernah kepikiran sebagai fans, cuma nganggep sebagai yang follow aja”

P: Anda juga mendapatkan banyak jumlah like dan comment. Seberapa penting like dan comment bagi Anda dalam penggunaan Instagram? I: “Like penting kalo comment nggak penting. Gimana ya, kalo like nya banyak

berarti banyak orang yang suka sama itu foto, tapi kalo misalnya like nya dikit

berarti orang nggak suka, pinginnya di delete sebenarnya. Minimal likenya di

atas 200 sih, kalo dibawah itu berarti orang-orang nggak tertarik, kalo diatas

(6)

P: Bagaimana Anda menanggapi jumlah like yang sangat banyak dan apakah jumlah like yang banyak tersebut memberikan efek bagi diri Anda?

I: “Ya like banyak sih bikin jadi bersyukur aja, berarti ya orang memang seneng dan mau ngelike, nambah percaya diri ada, berarti ya orang seneng ngeliat

fotonya”

P: Apakah Anda pernah mengalami hal tidak menyenangkan selama menggunakan Instagram? Bagaimana Anda mengatasinya?

I: “Ada yang bikin akun palsu @mutiaratahier, isinya foto aku yang dari IG sama

ada yang dari Path! Bayangin dia dapat foto dari Path juga. Kemarin itu

malah followersnya makin banyak dari 100 jadi 200. Nama skincarenya itu sih

yang bikin takutnya ada yang nanya-nanya kontak, dia ngasih kontaknya malah jadi penipuan.Kayak kemarin ada yang komen di aku, „kok bbm nya dihapus sih?‟ padahal nggak ada, berarti yang buat fake account itu ngebohong punya bb kan”. Cuma akunnya udah nggak ada lagi habis aku kasih tau di Instagram aku ada fake account itu.

P: Dari pengamatan saya, pada foto yang Anda posting di Instagram mendapatkan banyak komentar, lebih banyak yang positif tetapi ada juga yang negatif. Untuk yang komentar positif, boleh sebutkan contoh komentar positif yang Anda dapatkan?

I: “Kalo komen positif misalnya kak cantiknya terus pake emoji love love, kak cantiknya MashaAllah pake emote love love, ya kayak gitu”

P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar positif tersebut, apakah ada perbedaan saat membalas komentar untuk orang yang dikenal dengan orang yang tidak dikenal? Apakah komentar positif tersebut memberikan efek bagi diri Anda?

I: “Kalo itu nanggepinnya, yang cewek dibales tapi kalo yang cowok takutnya

(7)

makasih, terus ada satu yang aku folback malah bertingkah minta Line gitu. Kalo ngejawab sama yang nggak dikenal paling bilanya „Alhamdullilah makasih ya‟ sama kadang pake emoji senyum. Kalo yang kenal lebih hebohlah, beda pasti. Balasnya lebih panjang, iya makasih terus pake sebutan sayang, ini itu, pake banyak emoji”

P: Untuk komentar negatif, boleh sebutkan contoh komentar negatif yang Anda dapatkan?

I: “Komentar negatif dulu ya sebelum pake jilbab, dulu kan pakenya celana pendek, cowo-cowo jadinya ngomongnya gimana sih, ngomong yang nyangkut

ke badan, bilangin bagian badan, ngomong nggak sopan, itu langsung aku delete. Kalo yang setelah pake jilbab pernah juga deh, ada yang bilang „sok cantik‟ gitu, „yah biasa aja pun‟, terus ada yang bandingin „cantikan itu, ini mah nggak ada apa-apanya‟ gitu”

P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar negatif tersebut dan apakah memberikan efek bagi diri Anda?

I: “Nanggepinnya ya.. yaudah nggak ambil pusing, nggak ada yang aku balas juga, cuma jadi mikirnya foto berarti harus lebih sopan, kalo efek gimana-gimana nggak ada sih”

P: Apakah Anda merasakan ada perbedaan jika mendapatkan pujian dari orang yang tidak dikenal dengan orang yang dikenal? Pujian dari siapa yang membuat Anda merasa lebih disenangi, diterima, dan mampu memberikan Anda kepercayaan diri lebih?

I: “Yaa mikirnya wajar sih mereka dapat like banyak, followers banyak karena

mereka cantik. Malah kalo ada yang aku liat cantik tapi like nya dikit malah

heran, kok like nya dikit. Tapi ya kalo nggak mandang like sama followersnya

(8)

WAWANCARA 2

Tanggal : 24 Maret 2016

Pukul : 12.18 WIB

Tempat : Dunkin Donat, Jalan Dr. Mansyur

Pewawancara : Revina R. Silaen

Informan : Tengku Alya Nabila

P: Media sosial apa saja yang Anda gunakan?

I: “Hmm media sosial Twitter, Alya punya Facebook sih kak tapi nggak tau

kenapa kayak terblokir gitu Facebooknya, padahal sering dibuka, di hack

orang sih mungkin. Ehm, terus Instagram, Path. Snapchat sempet pake tapi

pakenya juga baru kayak dua minggu yang lalu, tapi kayak apa ya, kayak

nggak tertarik gitu. Alya bukan yang kalo semua orang pake terus Alya pake.

Buat Alya, Alya suka nggak, perlu nggak ngegunainnya gitu”

P: Karena penelitian ini membahas tentang Intagram, maka saya akan fokus kepada media sosial Instagram. Sudah berapa lama dan sejak kapan menggunakan Instagram?

I: “Alya main Instagram kelas 1 SMA kak, itu tahun 2011 kalo nggak salah, udah

sekitar 5 tahun pake kak”

P: Apa alasan membuat akun Instagram dan bagaimana pandangan Anda terhadap Instagram?

I: “Sebenarnya nggak ada alasan khusus sih kak, cuma kemarin itu Alya liatnya

dari App Store. “Instagram itu sebenarnya salah satu sosial media yang lumayan berpengaruh juga sih kak. Pengaruhnya gini, kalo orang kan

sekarang pake sosial media itu udah banyak, nggak keharusan sih tapi udah

mereka jadiin kayak rutinitas sehari-hari buka Instagram. Bagusnya gini sih

menurut Alya, kalo buat jualan bagus kan, terus juga buat informasi, kalo dia

(9)

kebebasan orang buat posting apa yang dia mau, tapi harus ada batasnya, kita harus tau batasannya”

P: Dari pengamatan saya, objek foto yang paling banyak Anda posting adalah foto diri sendiri dan lebih banyak foto pemotretan, apakah ada alasan khusus?

I: “Nggak ada alasan khusus sih kak, cuma ya karna Alya pemilih itu, Alya itu milih-milih mana yang mau dimasukin, kalo selfie Alya ngerasa ih nggak apa

kali ini kalo dimasukkin, jadinya pilih yang Alya benar-benar suka kali, kalo

pemotretan kan udah terkonsep, difoto sama fotografer jadi pasti lebih bagus”

P: Apakah Anda menentukan kapan saja waktu untuk posting foto dan apakah ada foto yang di posting dengan tujuan tertentu?

I: “Alya kadang kayak ada mood nya gitu loh kak kalo mau ngepost. Kalo

misalnya lagi rajin Alya pasti bakal post, tapi kalo lagi males yaa sebulan, dua

bulan, ya nggak ngepost. Tergantung foto juga kak, udah dapat foto yang

bagus atau belum, tapi kalo pun udah dapat fotonya tapi disitu nggak mood ya

nggak di post juga. Hmm kalo tujuan tertentu paling yang endorse, sama kalo Alya dimintain tolong promosiin event gitu aja kak”

P: Anda memiliki banyak sekali followers, bagaimana Anda menanggapinya dan apakah arti followers tersebut bagi Anda?

I: “hmm gimana ya kak, lebih ke berarti yang ngefollow itu suka postingan Alya, buat mereka itu menarik. Kalo fans sih belum ada kepikir kak, cuma ya seneng sama bersyukur aja”

P: Anda juga mendapatkan banyak jumlah like dan comment. Seberapa penting like dan comment bagi Anda dalam penggunaan Instagram? I: “Penting atau enggaknya tergantung sama apa isi commentnya itu menurut

Alya, kalo isinya positif ya penting, tapi kalo isinya ngehina gitu ya nggak

(10)

P: Apakah Anda pernah mengalami hal tidak menyenangkan selama menggunakan Instagram? Bagaimana Anda mengatasinya?

I: “Ada orang yang buat foto Alya tapi namanya beda gitu. Alya taunya karna di kasih tau kawan. Isinya foto yang udah pernah Alya post. Takutnya kalo orang nipu, jadi penipuan. Alya pernah dikomen ada orang bilang „kak ini bener -bener account kakak nggak soalnya aku ada chat‟. Jadinya Alya langsung block sama report akunnya kak, sekarang udah nggak ada lagi”

P: Bagaimana Anda menanggapi jumlah like yang sangat banyak dan apakah jumlah like yang banyak tersebut memberikan efek bagi diri Anda?

I: “ya berarti orang mengapresiasi, suka sama foto Alya. Kadang nggak suka

juga sih, karna kan bisa jadi ada yang asal-asal pencet gitu, memang semua

foto di like. Tapi dapat like gitu seneng sih kak, berarti mereka suka sama foto

Alya, hmm gimana ya bilangnya, foto Alya berarti bagus gitu. Kalo nambah percaya diri lumayan sih kak tapi nggak berlebihan”

P: Dari pengamatan saya, pada foto yang Anda posting di Instagram mendapatkan banyak komentar, lebih banyak yang positif tetapi ada juga yang negatif. Untuk yang komentar positif, boleh sebutkan contoh komentar positif yang Anda dapatkan?

I: “Yah kalo temen-temen kayak banyak yang bilang „wah cantik ya‟ gitu, tapi kalo misalnya yang nggak kenal ngomongnya „cantik‟ gitu”

P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar positif tersebut, apakah ada perbedaan saat membalas komentar untuk orang yang dikenal dengan orang yang tidak dikenal? Apakah komentar positif tersebut memberikan efek bagi diri Anda?

I: “Kalo yang cowok nggak banyak yang Alya bales sih kak, karna mereka kayak

(11)

gitu juga. Kalo efek ada, ya ngerasa seneng karena mereka mau kasih

compliment mereka buat foto kita kan, lumayan nambah percaya diri juga”

P: Untuk komentar negatif, boleh sebutkan contoh komentar negatif yang Anda dapatkan?

I: “Hmm negatif apa ya kak, ada yang pernah bilang lebih bagus natural beauty

gitu, kalo komen negatif ke fisik gitu nggak pernah kak”

P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar negatif tersebut dan apakah memberikan efek bagi diri Anda?

I: “Nggak Alya bales sih kak karena kan itu lebih kayak masukkan aja, nggak ada kasih efek apa-apa kak”

P: Apakah Anda merasakan ada perbedaan jika mendapatkan pujian dari orang yang tidak dikenal dengan orang yang dikenal? Pujian dari siapa yang membuat Anda merasa lebih disenangi, diterima, dan mampu memberikan Anda kepercayaan diri lebih?

I: “Kalo komen lebih seneng dari orang yang nggak dikenal sih kak, ngerasanya kayak mereka yang nggak kenal mau ngasih komentar positif gitu, Alya ngerasa itu lebih jujur”

P: Di instagram banyak orang-orang yang seperti Anda, memiliki banyak followers, mendapatkan banyak jumlah like, komentar, bahkan bisa jadi memiliki eksistensi lebih dari Anda. Orang tersebut bisa saja orang lain atau orang yang Anda kenal.. Bagaimana Anda menanggapi hal ini dan bagaimana Anda memandang diri Anda dibandingkan dengan mereka? I: “Hmm merasa dibawah mereka kak soalnya Alya orangnya minderan, memang

nggak boleh sih sebenarnya, memang nggak bagus kan. Alya ngerasa

mindernya bukan dari fisiknya kak karna mikirnya memang itu yang dikasih

Tuhan. Mindernya karna liat mereka lebih jago gitu fotografinya, lebih punya

(12)

WAWANCARA 3

Tanggal : 28 Maret 2016

Pukul : 10.36 WIB

Tempat : Dunkin Donat, Jalan Dr. Mansyur

Pewawancara : Revina R. Silaen

Informan : Tasya Nadiva Siregar

P: Media sosial apa saja yang Anda gunakan?

I: “Hampir semua kayaknya kak, Instagram, Path, Ask.fm dulu sih kak sekarang

enggak lagi, Facebook nggak lagi, Twitter masih, sama Snapchat”

P: Karena penelitian ini membahas tentang Intagram, maka saya akan fokus kepada media sosial Instagram. Sudah berapa lama dan sejak kapan menggunakan Instagram?

I: “Kayaknya mungkin udah ada 4 tahun Echa rasa kak, dari kelas 2 SMA”

P: Apa alasan membuat akun Instagram dan bagaimana pandangan Anda terhadap Instagram?

I: “Karena semua orang buat Instagram, jadi Echa ikut-ikut buat Instagram he he he... Kadang kan orang gitu kak, dia nggak buat karena masih dikit yang main,

Echa mikirnya kayak gitu. Jadi karna udah rame, yaudah baru dibuat karena

saking banyaknya yang pake. Kalo arti Instagram ngeliatnya media sosial

yang ya ngeshare foto aja paling, tapi kan sekarang udah jadi tempat jualan

online, terus sekarang kan banyak akun-akun yang bagus gitu kayak info-info,

jadi lebih tau juga dari Instagram”

P: Dari pengamatan saya, objek foto yang paling banyak Anda posting adalah foto selfie diri sendiri, apakah ada alasan khusus?

I: “Foto selfie muka aja karena Echa merasa gendut ha ha ha... Karena menurut

(13)

kalo foto sendiri bagus‟, kalo foto selfie sendiri kan bisa atur sendiri gimana mukanya kak”

P: Apakah Anda menentukan kapan saja waktu untuk posting foto dan apakah ada foto yang di posting dengan tujuan tertentu?

I: “kalo dulu sering sih kak kayak 3 hari sekali. Tapi kalo sekarang udah males, malah kayak sebulan sekali. Itu karena bosan sih kak, kadang mikir apa lagi

yang mau di share, nggak ada ide foto yang kayak mana lagi yang mau share,

gitu. Kalo tujuan tertentu nggak ada sih kak, paling Echa karna mau ngeshare foto aja. Palingan kalo mau kasih tau event”

P: Anda memiliki banyak sekali followers, bagaimana Anda menanggapinya dan apakah arti followers tersebut bagi Anda?

I: “ya paling kayak senang gitu kak, bisa dikenal orang gitu kan, kadang di mall

disenyumin terus disapa „kak Echa‟, padahal Echa nggak kenal tapi Echa

senyumin sama sapa balik. Terus kan banyak followers jadi makin banyak

orang yang Echa kenal, jadi makin banyak link gitu kak, nggak cuma di dunia

nyata, tapi di dunia maya juga. Anggapnya ya kayak kawan-kawan gitu kak, nambah teman baru”

P: Anda juga mendapatkan banyak jumlah like dan comment. Seberapa penting like dan comment bagi Anda dalam penggunaan Instagram? I: “like nggak penting, tapi comment penting. Echa ngerasa aneh gitu kak kalo

fotonya nggak ada komen. Echa bukan minta dibilang cantik, tapi misalnya

kayak Echa posting foto, ada like tapi nggak ada yang komen, berarti orang itu

kayak yang udah sekedar lewat aja, kalo di komen kan berarti dia liat kan fotonya Echa, berarti dia tau Echa ngeposting foto”

P: Apakah Anda pernah mengalami hal tidak menyenangkan selama menggunakan Instagram? Bagaimana Anda mengatasinya?

(14)

P: Bagaimana Anda menanggapi jumlah like yang sangat banyak dan apakah jumlah like yang banyak tersebut memberikan efek bagi diri Anda?

I: “Apa ya, paling yaa senang aja kak, senang gitu aja, tapi nggak yang bangga, biasa aja sih. Nggak ada buat makin pede gitu nggak ada”

P: Dari pengamatan saya, pada foto yang Anda posting di Instagram mendapatkan banyak komentar, lebih banyak yang positif tetapi ada juga yang negatif. Untuk yang komentar positif, boleh sebutkan contoh komentar positif yang Anda dapatkan?

I: “Paling kayak „cantik kali kak‟ gitu-gitu aja sih kak, paling pake emote juga kak, tipikal anak muda ha ha ha...”

P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar positif tersebut, apakah ada perbedaan saat membalas komentar untuk orang yang dikenal dengan orang yang tidak dikenal? Apakah komentar positif tersebut memberikan efek bagi diri Anda?

I: “Balesnya paling ya „makasih ya‟ gitu, tapi kalo yang kawan Echa dekat pasti

beda kak Echa balesnya, kalo kawan Echa dekat pasti nyambung lagi kayak „eh kapan kita jumpa?‟. Tapi kalo misalnya yang nggak Echa kenal terus dia komen paling ya bilang makasih gitu aja. Kalo efek ke diri Echa, ngerasa lebih

percaya diri gitu pasti ada kak, tapi yang nggak sampe kepedean kali gitu, ya sekedar percaya diri dan senang aja sih”

P: Untuk komentar negatif, boleh sebutkan contoh komentar negatif yang Anda dapatkan?

I: “Dulu pernah kak pas rajin buat video, mungkin kan orang perhatikan kali,

jadi ada yang komen „iih jerawatan‟, „kok bisa jerawatan‟ gitu”

(15)

I: “Kadang Echa biarin, kadang Echa hapus, tapi palak juga kak, rasanya apasih kau kayak nggak pernah jerawatan aja. Tapi kan nggak mungkin juga dibalas

marah-marah di komen kayak gitu, kan orang juga nanti mikirnya gimana kali.

Kalo efeknya ada sih kak karena kepikiran gitu. Echa palak dikomen gitu tapi

ngerasa bener juga memang lagi jerawatan cuma kan sedih dibilang gitu. Sampe ngerasa apa aku hapus aja postnya, tapi kata kawan Echa „ah ngapain gara-gara kayak gitu aja kau hapus, sayang kali lah, kan Instagram kau‟. Echa

jadi mikirnya gitu juga, kan ini Instagram aku, ngapain aku pusingin kata-kata

orang kayak gitu, sampe sekarang tetap mikirnya gitu kak”

P: Apakah Anda merasakan ada perbedaan jika mendapatkan pujian dari orang yang tidak dikenal dengan orang yang dikenal? Pujian dari siapa yang membuat Anda merasa lebih disenangi, diterima, dan mampu memberikan Anda kepercayaan diri lebih?

I: “Echa nggak terlalu senang komentarnya dari orang yang nggak kenal, karena

Echa mikirnya gini, nanti kalo misalnya dia ngeliat langsung dia mikir aku

nggak secantik yang difoto. Tapi kalo misalnya kawan Echa yang udah kenal,

kan dia udah tau muka aslinya kayak mana, jadi lebih senang kalo dikomen sama kawan Echa yang udah kenal”

P: Di instagram banyak orang-orang yang seperti Anda, memiliki banyak followers, mendapatkan banyak jumlah like, komentar, bahkan bisa jadi memiliki eksistensi lebih dari Anda. Orang tersebut bisa saja orang lain atau orang yang Anda kenal.. Bagaimana Anda menanggapi hal ini dan bagaimana Anda memandang diri Anda dibandingkan dengan mereka? I: “Awalnya ngeliatnya kayak minder gitu kak, mikirnya mereka kok cantik kali.

Tapi pas ketemu rupanya jadi berubah. Ada satu yang Echa suka kali, Echa

liat fotonya di Instagram cantik kali kayak kagum gitu, tapi pas liat langsung

(16)

WAWANCARA 4

Tanggal : 29 Maret 2016

Pukul : 10.30 WIB

Tempat : Dunkin Donat, Jalan Dr. Mansyur

Pewawancara : Revina R. Silaen

Informan : Widya Hapsari Tarigan

P: Media sosial apa saja yang Anda gunakan?

I: “Instagram, Path, Facebook, Twitter, Ask.fm, Snapchat, sama Periscope”

P: Karena penelitian ini membahas tentang Intagram, maka saya akan fokus kepada media sosial Instagram. Sudah berapa lama dan sejak kapan menggunakan Instagram?

I: “Pertama kali buatnya itu SMA kelas 3, kalo nggak salah tahun 2012 pas kita

uda mau tamat, yaa kira-kira udah ada 4 tahunlah pake Instagram”

P: Apa alasan membuat akun Instagram dan bagaimana pandangan Anda terhadap Instagram?

I: “Awalnya ngedownload karna mikir itu kayak Facebook kan, rupanya enggak, pas aku pake rupanya cuma ngeshare foto aja, tapi kan ada filternya jadi bisa

langsung edit foto, terus makin banyak fiturnya dimasukin jadinya makin

tertarik pake Instagram. Kalo pandangan tentang Instagram, gimana ya, dulu

ya memang untuk share foto aja, tapi kalo sekarang ini lebih banyak untuk

orang ajang pamer gitu, nanti difotonyalah tasnya, barang mahal, terus pamer

kemesraan sama pacarnya. Tapi nanggapin kayak gitu sebenarnya tergantung

kita sendiri sih, kadang kita mikirnya oh dia memang kayak gitu pula

orangnya, kita harus maklumlah. Kayak adalah temenku dia memamerkan

kemesraannya sama pacaranya, tapi kita nggak tau bisa ada orang yang nggak

suka sama postingannya kan. Tapi ya namanya Instagram, maklumlah orang

(17)

P: Dari pengamatan saya, objek foto yang paling banyak Anda posting adalah foto diri sendiri, apakah ada alasan khusus?

I: “Karena ya memang suka, daripada memamerkan sesuatu yang nggak penting. Lagian kalo selfie bisa liat langsung mukanya, bisa di atur sendiri. Kalo minta

difotoin orang kan kadang ngeblur lah, yang goyanglah fotonya, nggak bagus, jadinya bagusan selfie”

P: Apakah Anda menentukan kapan saja waktu untuk posting foto dan apakah ada foto yang di posting dengan tujuan tertentu?

I: “Aku kapan mau aja aku posting. Mau pagi, siang, kadang pun tengah malam

kalo mau ya aku posting. Kalo foto untuk tujuan tertentu ya karna endorse,

atau baru beli softlenslah, beli lipstik, jadi yang jual olshopnya minta difotoin terus di tag ke mereka”

P: Anda memiliki banyak sekali followers, bagaimana Anda menanggapinya dan apakah arti followers tersebut bagi Anda?

I: “misalnya awalnya aku nggak kenal, tapi temannya itu temanku juga, dia nge follow aku, ya gapapa aku follow back istilahnya kayak nambah-nambah

teman baru. Kayak kemarin aku nggak kenal dia, tpi dia temannya temanku, terus dia comment tanya „Widya ini beli dimana sepatunya?‟. Aku balas dimana belinya, terus jadi komen-komenan, terus pas jumpa jadi ya say hi gitu,

ya senanglah jadi nambah kawan baru. Terus banyak followers senang juga

karna jadi bisa bantu promosi endorse, jadi lebih banyak yang liat”

P: Anda juga mendapatkan banyak jumlah like dan comment. Seberapa penting like dan comment bagi Anda dalam penggunaan Instagram? I: “Nggak penting-penting kali sih, kalo dia mau like ya like, kalo enggak ya

nggak usah. Kalo comment yaa tiap ada yang comment aku balas, nggak

nahan-nahan comment orang nunggu banyak gitu, aku nggak gitu. Kalo aku liat ada notif comment ya aku balas”

(18)

I: “Pernah, kemarin itu ada orang buat Instagram baru terus dia masukin foto aku semuanya, fake account gitu. Sekitar ada 5 foto terus captionnya semua

jelekkan aku bilang cuma cantik di foto, make up nya menor. Aku langsung

report block sama teman-teman gerejaku juga ikut report block akunnya,

sekarang udah nggak ada lagi.

P: Bagaimana Anda menanggapi jumlah like yang sangat banyak dan apakah jumlah like yang banyak tersebut memberikan efek bagi diri Anda?

I: “dapat like banyak senang sih, berarti kan banyak yang senang sama postingan itu, suka cara pakaian aku kayak gitu, cara make up aku, rambut aku kayak

gitu, berarti kan mereka suka dengan cara mereka ngelike fotonya, ya ada lah

nambah percaya diri. Kalo mereka nggak suka kan mereka nggak akan ngelike”

P: Dari pengamatan saya, pada foto yang Anda posting di Instagram mendapatkan banyak komentar, lebih banyak yang positif tetapi ada juga yang negatif. Untuk yang komentar positif, boleh sebutkan contoh komentar positif yang Anda dapatkan?

I: “komentar positif ya biasa kayak cantik kali kakak, make up nya beli dimana, kadang pake emoji love love, makin cantik, makin kurus, hmm apalagi ya, oh

bagus kali, cetar kali alisnya, terus kayak kemarin, yang foto ini, temenku komen „Adelle?‟ aku jawab „iya Adelle Tarigan‟gitu”

P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar positif tersebut, apakah ada perbedaan saat membalas komentar untuk orang yang dikenal dengan orang yang tidak dikenal? Apakah komentar positif tersebut memberikan efek bagi diri Anda?

I: “Kalo membalasnya bedalah orang yang aku kenal sama yang nggak aku kenal. Kalo nggak aku kenal ya bilang makasih ya, thankyou, kadang pake

tanda smile aja. Kalo yang kenal ya lebih heboh, seperti biasa kalo jumpa dia

lah. Ya senang sih berarti orang itu memperhatikan dan suka sama foto yang

(19)

P: Untuk komentar negatif, boleh sebutkan contoh komentar negatif yang Anda dapatkan?

I: “Nggak tau aku ntah siapa itu, tapi bilangnya „makin gendut ya sekarang‟, terus ada yang membandingkan „ah lebih cantik yang disana pun daripada ini‟, terus dibilang „ih hidungnya besar kali‟”

P: Bagaimana Anda menanggapi/membalas komentar negatif tersebut dan apakah memberikan efek bagi diri Anda?

I: “dulu pernah mikir kok sibuk kali lah dia komen yang nggak penting, sempat

nggak pede juga karena komen negatifnya ke fisik kan. Kawan-kawan aku bilang „ngapain kau kayak gitu, Instagram punyamu kok, terserahmu mau buat apa‟, terus aku liat di Instagram beauty blogger ada satu orang dia gendut, sering dapat komen negatif kayak „percuma cantik tapi gendut‟, tapi nggak

dibalasnya, pasti diliatnya kan, tapi dia nggak peduli, dalam hatiku oh berarti

kayak gitu, yaudahlah aku juga nggak peduli, sampe sekarang ya gitu kalo ada komen ngejek gitu biarin aja atau tingal delete”

P: Apakah Anda merasakan ada perbedaan jika mendapatkan pujian dari orang yang tidak dikenal dengan orang yang dikenal? Pujian dari siapa yang membuat Anda merasa lebih disenangi, diterima, dan mampu memberikan Anda kepercayaan diri lebih?

I: “komentar positif lebih senang dari orang yang nggak dikenal. Ya alasannya

karena orang yang nggak kenal kita pun memperhatikan kita lah istlahnya kan, kasih komen „cantik kali‟ terus pake emoji padahal kan nggak kenal, jadinya kayak lebih jujur gitu. Bisa jadi kenal juga karena komen itu, nambah kawan

(20)

P: Di instagram banyak orang-orang yang seperti Anda, memiliki banyak followers, mendapatkan banyak jumlah like, komentar, bahkan bisa jadi memiliki eksistensi lebih dari Anda. Orang tersebut bisa saja orang lain atau orang yang Anda kenal.. Bagaimana Anda menanggapi hal ini dan bagaimana Anda memandang diri Anda dibandingkan dengan mereka? I: “Yaa, berarti mereka punya banyak kawan, banyak yang senang sama

postingannya. Kalo aku sih liatnya kayak pakaiannya bagus, fashionnya bagus,

jadi pingin tau bajunya beli dimana ya, terus aku cocokkan samaku. Ya aku

(21)

BIODATA PENELITI Data Pribadi

Nama : Revina Rezeki Silaen

Nama Panggilan : Revina

Temnpat/tanggal lahir : Sibolga, 12 September 1994

Alamat : Jalan Setia Budi No. 417B, Medan

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Anak ke : 2 dari 4 bersaudara

Alamat e-mail : revina.silaen.rs@gmail.com

Nama Orang Tua

Ayah : Drs. Berlin Silaen, S.E

Ibu : Dra. Suzana Elfrida Pangaribuan, S.Sos

Riwayat Pendidikan

TK Assisi Medan tahun 1999

SD Assisi Medan tahun 2000

SMP Putri Cahaya Medan tahun 2006

SMA Santo Thomas 1 Medan tahun 2009

(22)

DOKUMENTASI Informan 1 : Mutiara Tahier

(23)

Informan 3 : Tasya Nadiva

(24)

Daftar Referensi

Agustiani, Hendrianti, Dr. 2006. Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya

dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: PT. Refika

Aditama.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung:

Rosdakarya.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Birowo, Antonius. 2004. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Gitanyali.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi Ekonomi, Kebijakan Publik dan

Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Kencana.

Dariyo, Agoes. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Dewey, Richard. dan Humber, W.J. 1966. An Introduction to Social Psychology. London: Collier-Macmillan.

G.Goble, Frank. 2006. Mahzab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Kanisius : Yogyakarta.

Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Liliweri, Alo. 2015. Komunikasi Antarpersonal. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Moleong, Rexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mulyana, Deddy. 2010. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial: Prosedur, Tren, dan Etika. Bandung : PT. Remaja

(25)

Nawawi, Hadari. 2001. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Pres.

Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sunarto dan Hermawan. 2011. Mix Methodology dalam Penelitian Komunikasi. Jakarta: ASPIKOM

Tahir, Muh. 2011. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan.Makassar: Universitas

Muhammadiyah Makassar.

(26)

Sumber lain :

karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/humas/article (Diakses pada tanggal 7 Desember 2015,

13:27 WIB)

http://ilfen.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-sejarah-dan-konten-fitur.html (Diakses pada

tanggal 7 Desember 2015, 14:21 WIB)

http://digilib.unila.ac.id/7160/15/BAB%20II.pdf (Diakses pada tanggal 7 Desember 2015,

16:34 WIB)

www.instagram.com (Diakses pada tanggal 7 Desember 2015, 17:09 WIB)

www.statista.com (Diakses pada tanggal 11 Januari 2016, 14:09 WIB)

http://wearesocial.sg (Diakses pada tanggal 11 Januari 2016, 13:54 WIB)

(27)

3.1 Metode Penelitian

Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencaai tujuan. Oleh karena tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah di rumuskan (Nawawi, 2001: 65).

Metode yang digunakan dalam peneitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dengan metode deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan situasi, proses atau gejala-gejala tertentu yang diamati. Penelitian yang menggunakan metode kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas

berbagai kondisi serta fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi penelitian dan berupaya menarik realita itu ke permukaan sebagai suatu

ciri, karakter, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi dan fenomena tertentu (Bungin, 2007: 68).

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah masalah yang ingin diteliti. Objek penelitian ini adalah konsep diri mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dalam media sosial Instagram.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah informan yang dimintai informasi yang berhubungan mengenai penelitian yang dilakukan. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah mahasiswa atau mahasiswi Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2012-2014.

Penentuan informan pada penelitian ini peneliti mengunakan teknik Purposive

Sampling Technique. Penentuan informan dengan teknik ini disesuaikan dengan

(28)

stambuk 2014 yang aktif menggunakan Instagram, memiliki minimal 8000 (delapan ribu) followers dan mendapat jumlah like pada rata-rata foto yang diposting minimal sebanyak 500 (lima ratus) ke atas.

3.4 Kerangka Analisis

Kerangka analisis adalah hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersiat kritis dan memperkirakan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 2001: 40). Dalam penelitian ini kerangka analisisnya adalah sebagai berikut :

Berdasarkan bagan di atas dapat diuraikan bahwa Instagram sebagai media berbagi foto memberikan wadah bagi para pengguna untuk mengunggah foto. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sumatera Utara yang memiliki akun dan aktif menggunakan Instagram. Setiap foto yang dibagikan mahasiswa di Instagram dapat diberikan feedback oleh orang lain yang melihat foto tersebut baik itu

dengan memberikan tanda suka (like) atau memberikan komentar (comment) pada kolom yang sudah disediakan Instagram. Setiap foto yang dibagikan mendapatkan

feeback yang berbeda-beda dari setiap orang, baik itu feedback positif maupun

negatif. Adapun peneliti nantinya akan melihat berapa banyak feedback positif maupun negatif yang diberikan orang lain pada foto-foto yang dibagikan mahasiswa pengguna Instagram, yang dapat dilihat dari jumlah like, banyaknya komentar positif dan komentar negatif yang diberikan pada foto tersebut.

Foto-foto yang dibagikan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU di Instagramnya merupakan tampilan diri mahasiswa yang ingin ditunjukkan pada orang lain. Feedback positif atau negatif yang diberikan orang lain padanya

INSTAGRAM

FOTO DI POSTING

LIKE COMMENT

KONSEP DIRI POSITIF

KONSEP DIRI NEGATIF KONSEP DIRI

(29)

melalui foto yang dibagikan dapat mempengaruhi konsep diri mahasiswa tersebut. Respon negatif yang diberikan orang lain dapat mempengaruhi konsep dirinya menjadi negatif, begitu pula dengan respon positif yang diberikan orang lain dapat mempengaruhi konsep dirinya menjadi negatif. Hal ini merupakan tujuan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitu untuk mengetahui konsep diri mahasiswa dalam Instagram apakah kepada konsep diri yang positif atau konsep diri negatif.

Seperti yang dikatakan William D. Brooks dan Philip Emmert, tanda-tanda seeorang mempunyai konsep diri negatif yaitu peka pada kritik, responsif terhadap pujian, cenderung merasa tidak disukai orang lain, mempunyai sikap hiperkritik, dan bersikap pesimis. Sedangkan tanda-tanda seseorang mempunyai

konsep diri positif ialah ia yakin atas kemampuannya dalam mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari

setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan mampu memperbaiki dirinya. (Rakhmat, 2007: 105).

Selanjutnya peneliti akan meneliti faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya konsep diri positif ataupun negatif dalam penggunaan Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Uiversitas Sumatera Utara. Peneliti juga akan meneliti bagaiman respon mahasiswa yang menjadi informan ini ketika mendapatkan kritikan atau pujian dari follower Instagram mereka terhadap foto yang mereka bagikan dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan tanda-tanda konsep diri positif dan konsep diri negatif tersebut, sehingga dapat diketahui tanda konsepdiri apa yang mereka punya ketika mereka menempatkan diri mereka pada media sosial Instagram.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data disini berarti pencarian sumber-sumber, penentuan akses ke sumber-sumber dan akhirnya mempelajari dan mengumpulkan informasi (Birowo, 2004: 26). Pengumpulan data dan informasi melalui informan dilakukan dengan cara:

(30)

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan studi kepustakaan yaitu dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. 2. Wawancara mendalam (in-depth interview)

Tipe wawancara ini adalah tidak terstruktur, yaitu tidak memiliki setting wawancara yang baku. Penyampaian data dan peruntutan pertanyaan akan berbeda dari wawancara ke wawancara. Tetapi peneliti tetap membuat

interview guide yang akan menjadi panduan dalam wawancara dengan

informan. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan informan.

3. Observasi atau pengamatan.

Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana

peneliti melihat dan mengamati secara visual sehingga validasi data sangat tergantung kepada kemampuan observer (Basrowi dan Suwandi, 2008:94). Melalui observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam sebuah penelitian, tentu saja memerlukan analisis data berdasarkan apa yang didapat di lapangan. Menurut Boglan dan Biklen, analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menentukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2005: 248).

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman. Langkah-langkah analisis data pada model Miles dan Huberman adalah sebagai berikut (Sugyono, 2005: 92) :

(31)

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan membeikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk meakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data. Dalam melakukan penyajian data, selain dengan teks yang naratif, dapat juga grafik, matriks, network (jaringan), chart (grafik). 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

(32)

4.1 Hasil

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Proses pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan peneliti dengan melakukan observasi terlebih dahulu sesuai dengan judul penelitian yaitu Konsep Diri Mahasiswa dalam Media Sosial Instagram, dimana mahasiswa yang akan diteliti adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang beralamat di Jl. Dr. A. Sofyan Nomor 1 resmi menjadi Fakultas pada tahun 1982 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1982.

Berdasarkan SK Presiden RI tersebut FISIP merupakan fakultas ke 9 (Sembilan) pada Universitas Sumatera Utara. Lebih kurang dalam waktu satu tahun, keluar

Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor : 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas – fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Perkuliahan pertama kali dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1980 dengan jumlah mahasiswa hasil ujian SIPENMARU bulan Juli 1980 sebanyak 75 orang.

Lebih kurang dalam waktu satu tahun, keluar Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah jurusan pada fakultas-fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara.Berdasarkan SK Mendikbut R.I itu, disebutkan FISIP USU mempunyai 6 (enam) jurusan dengan urutan berikut :

1. Jurusan Sosiologi

2. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 3. Jurusan Antropologi

4. Jurusan MKDU

(33)

Pembentukan jurusan di FISIP USU tidak berjalan sesuai dengan urutan berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud R.I. Nomor : 0535 / 0 / 83 itu, karena pembukaan Jurusan pada tahap awal dilakukan pada Semester tujuh yang didasarkan pada pilihan mahasiswa. Selain itu juga bergantung pada ketersediaan staf pengajar.

Saat ini FISIP USU mempunyai mempunyai tujuh departemen, satu program Diploma-3, yaitu :

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Ilmu Politik

5. Jurusan Sosiologi 6. Jurusan Antropologi

7. Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis/Niaga

8. dan Program Diploma-3 yaitu Administrasi Perpajakan

Adapun visi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat.

Misi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah:

1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset, kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh

stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi

(34)

kerjasama yang ditawarkan atau malah mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.

4. Menjadi Institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat

pengalaman-pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri.

Peneliti melakukan observasi terhadap mahasiswa FISIP dari stambuk 2012 sampai dengan stambuk 2015 yang memiliki akun dan aktif menggunakan Instagram. Peneliti melakukan observasi dengan menanyakan langsung kepada mahasiswa apakah memiliki Instagram atau tidak dan melakukan pengecekan langsung di Instagram dengan membukan akun-akun Instagram mahasiswa FISIP USU tersebut. Peneliti sebelumnya sudah melakukan pengamatan, ternyata hampir seluruh mahasiswa FISIP USU stambuk 2012 sampai stambuk 2015 memiliki dan aktif menggunakan Instagram. Beberapa di antara mereka bahkan sangant populer, terlihat dari jumlah followers yang sangat banyak dan foto-foto yang di bagikan di akun Instagramnya mendapatkan banyak sekali like. Peneliti akhirnya menentukan kriteria yang akan menjadi informan minimal memiliki

followers 8000 (delapan ribu) dengan rata-rata foto yang mereka bagikan

mendapatkan jumlah like minimal 500 (lima ratus). Peneliti memilih empat orang mahasiswi yang menjadi informan dalam penelitian ini.

(35)

pendekatan dengan informan-informan tersebut dengan cara menemui secara langsung di kampus FISIP. Peneliti memperkenalkan diri dan menanyakan apakah bersedia menjadi informan dalam penelitian ini dan melakukan wawancara, setelah itu peneliti meminta kontak berupa nomor handphone dan media sosial informan yaitu Line. Keempat informan yang peneliti temui seluruhnya bersedia untuk diwawancara. Proses selanjutnya peneliti menghubungi informan yang pertama melalui Line menanyakan ketersediaan waktu informan untuk melakukan wawancara. Informan merespon dengan sangat baik dan memberitahukan kapan ketersediaan waktunya serta kami menyepakati dimana tempat untuk bertemu.

Wawancara dengan informan pertama dilakukan pada tanggal 21 Maret 2016 di Dunkin Donuts yang berada di Jl. Dr. Mansyur. Peneliti merekomendasikan

tempat ini dikarenakan tempatnya yang sangat strategis dan berada di depan Universitas Sumatera Utara sehingga informan mudah menjangkaunya. Informan

mengatakan sebelumnya bahwa wawancara dapat dilakukan pada jam 12. Peneliti sudah sampai di tempat sebelum jam 12, dan saat peneliti menghubungi informan kembali, ternyata informan mengatakan ia akan datang terlambat karena sedang mengurus pengajuan judul di departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. Informan pertama akhirnya datang pada jam 12.43. Informan datang bersama seorang teman perempuannya yang juga mahasiswi FISIP USU. Ia menggunakan kemeja berlengan panjang dengan motif kotak-kotak berwarna perpaduan merah muda dan hitam dan menggunakan celana jeans. Informan pertama ini selalui media sosial Line dengan informan pertama untuk menanyakan hal-hal yang masih kurang dan membutuhkan data yang lebih detail agar data yang peneliti dapatkan menjadi lengkap.

(36)

terdekat, mudah dijangkau, dan juga nyaman untuk melakukan wawancara. Pada jam 12.18 informan datang ke Dunkin Donuts. Informan datang seorang diri saja. Saat itu ia menggunakan kemeja berlengan pendek berwarna pink-peach dan bercelana jeans. Rambutnya yang berwarna hitam dan cukup tebal diikat kebelakang sehingga terlihat rapi dan menunjukkan penampilan seorang mahasiswi. Informan merupakan perempuan yang cantik, kulit nya putih bersih, badannya proporsional, wajahnya bersih dan mulus, senyumnya sangat manis, bahkan pipinya merah merona. Senyuman informan terlihat tulus dan tidak dibuat-buat. Informan kedua ini merupakan finalis Gadis Sampul yaitu pemilihan model majalah remaja pada tahun 2013, tidak heran ia sangat cantik dan menarik perhatian. Sepanjang wawancara berlangsung informan juga banyak tersenyum

sehingga memberi kesan ramah dan suasana wawancara terasa hangat dan tidak kaku. Informan juga tidak keberatan wawancara tersebut direkam, ia mengerti hal

tersebut memang diperlukan peneliti untuk mendapatkan data yang lengkap sehingga seluruh jawaban informan tidak ada yang terlupa.

Informan menjawab seluruh pertanyaan dengan sangat baik dan jelas. Pandangan matanya fokus tertuju pada peneliti yang menunjukkan rasa yakin pada setiap jawaban yang ia katakan. Ia tidak banyak menggunakan gerakan tubuh, hanya sesekali menggunakan gerakan tangan, dan posisi duduknya juga tetap tegak dari awal mulai sampai akhir wawancara. Peneliti berasumsi hal ini dikarenakan ia sudah memiliki banyak pengalaman wawancara seperti yang ia lakukan saat mengikuti kontes pemilihan Gadis Sampul. Wawancara dengan informan kedua ini berlangsung lebih lama dari informan sebelumnya. Selesai wawancara, informan permisi untuk meninggalkan tempat terlebih dahulu karena ia harus mengikuti les bahasa Inggris.

(37)

dikerjakannya pada hari itu, sehingga wawancara diundur menjadi ke tanggal 28 Maret. Wawancara kembali dilakukan di Dunkin Donuts yang berlokasi di depan USU. Pada jam 10.36 informan sampai ke tempat dengan ditemani tiga orang teman perempuannya yang juga adalah mahasiswi FISIP USU. Ketiga temannya mengambil meja yang berbeda sedangkan informan duduk satu meja dengan peneliti. Ia dan teman-temannya baru saja dari FISIP USU karena ada mata kuliah. Informan datang dengan menggunakan kaos lengan panjang berwarna putih dan menggunakan celana jeans, serta menggunakan aksesoris kalung. Ia menggerai rambutnya yang panjang sebahu, berwarna hitam tebal dan lebat, serta agak bergelombang pada bagian bawah rambutnya yang menandakan ia sudah mempersiapkan penampilannya dari rumah dengan melakukan curly pada

rambutnya sehingga menjadi lebih bergelombang dan terlihat lebih menarik. Ia juga beberapa kali menyisir rambutnya kebelakang dengan jari tangannya, lalu

menatanya ke samping, membuat semakin terlihat rambutnya hitam dan lebat.

Informan menjawab seluruh pertanyaan dengan baik dan jelas. Ia banyak menggunakan bahasa non verbal yaitu dengan gerakan tubuhnya seperti gerakan tangan, kepala, dan tubuhnya juga beberapa kali agak condong ke depan membuat jarak yang dekat dengan peneliti, seakan ia berbicara akrab dengan teman dekatnya. Informan ketiga ini memiliki sifat yang ramah dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dengan jelas bahkan menjabarkan lagi jawabannya, sehingga peneliti bisa mendapatkan lebih banyak data.

(38)

Pada hari yang telah ditentukan tersebut peneliti kembali menghubungi informan untuk memastikan bahwa informan dapat hadir untuk wawancara, ternyata informan mengatakan bahwa ia kembali tidak dapat melakukan wawancara karena harus mengerjaka tugas kelompok. Peneliti kembali menanyakan kapan informan memiliki waktu yang kosong agar wawancara dapat dilakukan, dan informan mengatakan tanggal 29 Maret pukul 10.00 setelah ia selesai kuliah.

Pada tanggal 29 Maret 2016 akhirnya informan dapat hadir untuk melakukan wawancara yang dilakukan di Dunkin Donuts yang berlokasi di depan USU agar mudah dijangkau oleh informan yang baru saja menyelesaikan mata kuliahnya di FISIP USU. Pada pukul 10.30 informan datang dengan menggunakan kemeja

berwarna hitam, mengenakan scarf polkadot berwarna hitam dan merah serta mengenakan celana jeans. Informan memiliki wajah yang cantik, kulitnya putih

dan mulus, matanya menggunakan softlens berwarna coklat yang membuat terlihat semakin indah, senyumnya sangat manis dengan bibirnya yang menggunakan lipstick berwarna merah namun tidak terlalu tebal. Informan menggunakan make up atau riasan wajah namun tidak terlalu tebal. Hasil pengamatan peneliti terhadap akun Instagram informan keempat ini menunjukkan ia memang menyukai make up dan kerap kali pada foto yang ia bagikan di akunnya adalah foto selfie close up yang menunjukkan ia menggunakan make up.

(39)

4.1.2 Profil Informan

Peneliti akan memberikan gambaran secara umum profil keempat informan yang telah diwawancarai untuk penelitian ini. Keempat informan adalah mahasiswi berusia 19 tahun sampai 22 tahun. Masing-masing informan memiliki kegemaran dan keahlian di bidang yang berbeda, bahkan sudah meraih prestasi. Ada yang berwirausaha, menjadi seorang model, pendiri akun Instagram yang berpengaruh di Kota Medan, dan ahli dalam bidang riasan wajah. Berikut peneliti menguraikan profil mereka.

Informan 1

Prilia Mutiara Tahier merupakan informan pertama pada penelitian ini. Muti, begitu dia biasa dipanggil, lahir di Bogor tanggal 11 April 1994. Perempun berusia 22 tahun ini merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ia memilik dua adik laki-laki. Muti merupakan mahasiswi semester delapan di Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Perempuan cantik ini bersuku campuran yaitu Sunda-Batak dari Ibunya dan suku Jawa dari Ayahnya.

Mutiara sudah 3 tahun mantap menggunakan jilbab. Sebelumnya saat di bangku SMA dan di awal perkuliahan, dia tidak menggunakan jilbab. Ia akhirnya

mulai menetapkan hati dan dirinya untuk menggunakan jilbab, dan pada awal Juni 2013 akhirnya dia memantapkan dirinya untuk sepenuhnya mengenakan jilbab sampai sekarang dan dia terus berusaha untuk bisa tetap istiqomah dalam menggunakan jilbab.

(40)

biaya untuk mempromosikan produknya, tidak menyita banyak waktu, dan Muti tetap bisa menjalankan kuliahnya tanpa harus terganggu.

Awal memulai usahanya, Muti menawarkan produknya kepada teman-teman terdekatnya, tidak disangka ternyata respon dari teman-temannya sangat baik, banyak yang memesan produk skincare Muti. Semakin lama akhirnya usaha Muti semakin berkembang dan kini sudah memiliki banyak konsumen. Para konsumennya juga kerap kali memberikan testimoni positif kepada Muti yang mengatakan bahwa produknya sangat bagus dan membuat kulit wajahnya menjadi lebih bersih. Produknya kini memiliki popularitas dan dipercaya oleh banyak orang. Muti sangat senang mendapatkan banyak feedback positif ini, karena produknya cocok dipakai para konsumennya dan ia bisa membantu

menyembuhkan orang-orang yang bermasalah dengan kulit wajahnya.

Informan 2

Tengku Alya Nabila atau yang bisa dipanggil dengan nama sebutan Alya merupakan informan kedua pada penelitian ini. Alya lahir di Medan pada tanggal 10 Juli 1996. Alya berkuliah di Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan sekarang ini menjadi semester keempat. Perempuan berusia 19 tahun ini bersuku Melayu-Sunda, dimana Ayahnya bersuku Melayu dan Ibunya bersuku Sunda. Anak kedua dari tiga bersaudara ini menyukai olahraga lari dan dia adalah anggota salah satu komunitas lari terbesar di Medan yaitu RunMedan. Alya merupakan finalis Gadis Sampul angkatan tahun 2013. Ajang pencarian model untuk majalah remaja tersebut adalah kontes model pertama yang ia ikuti dan menjadi pengalaman pertamanya di dunia modeling.

(41)

hari itu, dirinya terpilih sebagai 4 besar untuk bersaing di Jakarta dengan ratusan peserta lainnya dari seluruh Indonesia. Selama di Jakarta mereka disaring kembali melalui banyak tahap pemotretan dan juga wawancara dengan psikologi untuk mengetahui diri dan potensi mereka. Terpilih finalis 20 besar dan Alya merupakan salah satu dari finalis tersebut. Ia tidak menjadi pemenang dalam ajang modeling ini, namun dirinya menjadi juara favorit kedua versi pembaca yang dipilih melalui situs online majalah tersebut. Selesainya kontes ini tidak menjadikannya berhenti di dunia model, melainkan menjadi batu loncatannya menekuni bidang ini. Terbukti setelah kontes tersebut berakhir, perempuan cantik ini tetap mendapat panggilan pemotretan untuk mengisi rubrik di majalah remaja tersebut. Tak hanya itu, dia juga dipercayakan sebagai model untuk beberapa merek pakaian di Medan

yaitu Domayn dan Unfinished Market. Hal ini menunjukkan keseriusannya untuk berkiprah di dunia modeling.

Informan 3

Tasya Nadiva Siregar atau yang lebih akrab dipanggil dengan nama Echa, lahir di Medan tanggal 14 Mei 1996. Perempuan berusia 19 tahun ini bersuku Batak Mandailing, dimana Ayahnya bermarga Siregar dan Ibunya Matondang. Perempuan bersuara besar ini adalah alumni dari SMA Syafiatul Medan. Echa saat ini berkuliah di Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan sedang menjalani semester keempat. Anak pertama dari tiga bersaudara ini memiliki sifat yang ramah dan mudah bergaul.

(42)

anak muda di seluruh Indonesia yang antusias dengan Indovidgram ini akhirnya mereka membuat akun serupa sesuai dengan nama daerah masing-masing dan Medanvidgram yang dibuat oleh Echa dan kesembilan temannya ini merupakan akun daerah pertama yang ada di Indonesia. Ia merasa beruntung karena dengan membuat akun Instagram Medanvidgram, ia mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dengan banyak orang dan menambah teman baru. Echa juga dapat meningkatkan kreatifitasnya dalam bidang pembuatan dan editing video karena di Medanvidgram banyak sekali anak muda kreatif yang menjadi temannya untuk saling berbagi ilmu.

Informan 4

Widya Hapsari Tarigan atau yang lebih akrab dipanggil dengan sapaan Widya,

lahir di Medan tanggal 28 Juli 1994. Widya merupakan mahasiswi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

stambuk 2012 dan sekarang sedang menjalani semester delapan. Perempuan cantik berusia 21 tahun ini bersuku Batak Karo. Anak bungsu dari dua bersaudara ini merupakan alumni dari SMA Negeri 4 Medan.

Widya sangat tertarik dengan make up atau riasan wajah. Merias wajah bukanlah hal baru baginya karena dia sudah mengenalnya sejak kecil, tetapi baru di awal perkuliahan dia mulai serius di bidang ini, dan dengan adanya Instagram maka ia menjadikan Instagram sebagai wadahnya untuk menunjukkan hasil make

up-nya. Ia suka bermain dengan warna lipstik, terlihat di beberapa fotonya ia

(43)

anak bungsu dan satu-satunya anak perempuan membuatnya beruntung karena abang sulungnya yang sudah bekerja kerap kali memberinya hadiah berupa barang-barang make up yang ingin di beli oleh Widya.

4.1.3 Penggunaan Instagram di Kalangan Mahasiswa

Instagram sebagai media sosial yang mengkhususkan konten pada foto, kini menjadi media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat luas bahkan sudah memiliki 400 juta pengguna di seluruh dunia. Mahasiswa sebagai orang-orang yang peka terhadap adanya perubahan-perubahan baru, terutama mahasiswa Ilmu Komunikasi yang memiliki ketertarikan lebih pada hal baru yang berhubungan dengan komunikasi tidak mau tertinggal akan kehadiran media sosial Instagram ini. Peneliti telah melakukan observasi sebelum melakukan penelitian dan

menemukan bahwa hampir seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara memiliki akun dan

menggunakan Instagram. Keempat informan yang peneliti wawancarai, seluruhnya adalah pengguna aktif Instagram. Berikut adalah uraian wawancara peneliti dengan informan mengenai penggunaan Instagram.

Informan 1

Mutiara Tahier menggunakan cukup banyak media sosial diantaranya Facebook, Twitter, Instagram, Path, Snapchat, dan Periscope, namun media sosial yang paling sering ia gunakan adalah Instagram. Muti menggunakan Instagram mulai dari tahun 2011 saat ia masih duduk di bangku SMA Negeri 1 Medan. Nama akun Instagram Muti adalah @mutitahier. Ia mengetahui sendiri adanya media sosial Instagram saat melihat adanya media sosial baru di Application Store yaitu aplikasi yang menyediakan dan memberikan ruang untuk mengunduh media sosial tersebut. Saat itu di kalangan teman-temannya belum banyak yang menggunakan Instagram namun Muti tetap mengunduh Instagram karena ia memang ingin mencoba media sosial yang baru.

(44)

yang saat itu menawarkan penambahan filter digital sehingga foto tersebut menjadi lebih bagus dan menarik. Seiring dengan perkembangannya, Instagram menambah banyak fitur baru yang akhirnya membuat Muti semakin tertarik dengan media sosial ini dan menjadikannya sebagai media sosial yang paling sering ia gunakan.

Masa awal menggunakan Instagram, Muti sering sekali mebagikan fotonya di Instagram. Ia dapat memposting fotonya setiap hari bahkan dalam satu hari ia dapat memposting beberapa foto. Hal ini ia lakukan karena ia menganggap jika sering membagikan foto di Instagram maka pengguna Instagram lain menjadi mengetahui bahwa ia adalah pengguna yang aktif sehingga foto-foto yang ia bagikan bisa mendapatkan banyak like ataupun comment dari pengguna Instagram

lainnya. Berbeda dengan sekarang, Muti tidak lagi membagikan fotonya setiap hari di Instagram tetapi hanya dua hari sekali. Foto yang akan dibagikan pun

dipilih lebih selektif dan sudah dipersiapkan dengan baik, bisa foto yang sudah diambil di hari sebelumnya atau jika foto yang baru diambil lebih bagus maka foto tersebut yang akan bagikan ke Instagram.

“kalo dulu-dulu sih tiap hari, cuma kalo sekarang dua hari sekali dan itu udah dipersiapkan fotonya ha ha ha. Kadang foto kemarin yang di posting, tapi kalo yang hari itu bagus,lebih bagus dari yang kemarin, itu yang duluan di posting. Terus dulu sering posting biar banyak yang ngelike, orang jadi tahu oh orang ini aktif. Kalo jarang-jarang posting dikirain nggak aktif, orang pasti

unfollow”.

Perempuan berjilbab ini memilih untuk membatasi frekuensinya dalam memposting foto karena ia tahu dan sadar akan aturan bahwa dengan menggunakan jilbab seharusnya tidak boleh terlalu banyak membagikan fotonya dirinya sendiri di media sosial dan Muti bertanggung jawab dengan pilihannya sehingga dia mengurangi frekuensi untuk posting foto, selain itu dia juga tidak ingin orang lain merasa bosan karena terlalu banyak foto yang dibagikan di akun Instagramnya karena saat ini dia sudah mendapatkan banyak followers dan like.

(45)

Instagramnya adalah sebanyak 380 foto. Sekian banyak objek foto yang ia bagikan, foto selfie merupakan yang paling banyak diposting di Instagram. Saat peneliti menanyakan mengapa dia lebih suka memposting foto tersebut, alasannya adalah karena setiap Muti memposting foto selfie dirinya, jumlah like yang didapatkan bisa mencapai lebih dari 800 like, jauh lebih banyak daripada

postingan foto seluruh badan atau foto dengan teman-temannya. Hal ini disadari

oleh Muti, karena itu dia lebih suka memposting foto selfie. Muti sendiri tidak mengetahui alasan pasti mengapa foto selfie tersebut yang paling banyak disukai oleh followersnya, namun menurut asumsinya sendiri, ia mengatakan bahwa mereka lebih suka dengan foto selfie karena wajahnya yang cantik terlihat jelas dan dekat sehingga banyak orang lebih menyukai, dan ia juga berasumsi mungkin

kebanyakan yang memberikan tanda suka pada foto tersebut adalah kaum laki-laki karena kecenderungan dari mereka yang suka melihat wajah wanita yang cantik.

“karena kalo selfie like nya lebih banyak, nggak tau, bingung kenapa, tapi kalo foto selfie pasti orang yang like lebih banyak, dibanding fotonya jauh. Mungkin kalo selfie otomatis mukanya langsung jelas, jadi orang lebih seneng, cowok-cowok kali terutama, kalo cantik langsung like”.

Muti juga banyak di endorse oleh online shop. Endorse adalah bentuk kegiatan promosi yang dilakukan oleh para wirausaha yang menjualkan produknya melalui

media online atau online shop, dimana mereka memberikan produk yang dijual secara gratis kepada seseorang yang terkenal agar orang tersebut mempromosikan

produknya di media sosial miliknya, dengan harapan semakin banyak orang yang menjadi tahu dan tertarik produk tersebut sehingga semakin banyak orang yang membeli produknya. Endorse bisa juga menerima bayaran dimana pemilik online

shop selain memberikan produk secara gratis juga membayar oang yang akan

mempromosikan tersebut. Hal tersebut berbeda-beda pada setiap orang tergantung persyaratan yang sudah ditetapkan dan kesepakatan mereka bersama. Pemilik

online shop memilih orang-orang yang terkenal di Instagram dan memiliki banyak

Gambar

Tabel 4.1: Ciri Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif pada Setiap Informan
Gambar 1.2: Peringkat Instagram di Dunia

Referensi

Dokumen terkait

di atas menunjukkan bahwa metode pengujian viabilitas Paper Piercing Test menunjukan perbedaan yang tidak nyata terhadap tinggi bibit benih baru dan lama, tetapi

Adapun saran yang dapat diberikan adalah masyarakat khususnya penjual daging babi dapat menggunakan infusa daun kelor konsentrasi 15% sebagai preservatif (pengawet)

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan terhadap konsumsi ransum adalah berbeda nyata baik secara mandiri pada bonggol pisang hasil fermentasi sebagai

ajar dalam pembelajaran fisika yaitu analisis kepraktisan dan analisis keefektifan. Analisis kepraktisan dilakukan untuk mengetahui apakah bahan ajar yang

Data hasil penelitian memperlihatkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sengkang yang mengikuti pembelajaran Biologi melalui model

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Penilai dan Tim Penaksir Harga

Para rasul Ulul ‘Azmi memiliki keteguhan, tekad, ketabahan, dan kesabaran yang sangat kuat, serta teguh dalam menjalankan tugasnya, yaitu menyampaikan ajaran-ajaran Allah

Hal tersebut menimbulakn berbagai penafsiran bahwa masih banyak lembaga negara lain selain yang tercantum dalam UUD juga merupakan lembaga negara yang berhak