• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Perempuan Pengrajin Tikar Pandan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Juhar Kecamatan Juhar Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Perempuan Pengrajin Tikar Pandan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Juhar Kecamatan Juhar Kabupaten Karo"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER)

KONTRIBUSI PEREMPUAN PENGRAJIN TIKAR PANDAN

DALAM SOSIAL EKONOMI KELURGA DI DESA JUHAR

KECAMATAN JUHAR KECAMATAN JUHAR KABUPAT KARO

A. Petunjuk Pengisian:

1. Pilihlah dan berikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat menurut saudara-saudari.

2. Isilah titik-titik dengan benar sesuai dengan jawaban saudara-saudari.

3. Berikan jawaban saudara-saudari sebagaimana adanya, sesuai dengan bentuk pertanyaan. B. Indentitas Responden

1. Nomor Urut Responden: 2. Nama : 3. Jenis kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan terahir : 6. Agama : 7. Status : 8. Jumlah Keluarga : 9. Pekerjaan suami :

Pertanyaan

C. Pengenalan tentang tikar pandan

1. Apakah ibu mengetahui tentang apa itu tikar pandan? a. Ya

b. Tidak

2. Apa yang melatarbelakangi ibu untuk ikut serta sebagai pengrajin tikar pandan? a. Kebutuhan ekonomi

b. Kebutuhan tambahan

c. Ajakan lingkungan masayarakat

(2)

b. Sedikit-sedikit c. Tidak

4. Sejak kapan ibu ikut serta sebagai pengarjin tikar pandan?

Jawab………. 5. Sepengetahuan ibu jenis tikar pandan apa yang banyak diminati masyarakat?

Jawab………. Berikan alasan……….

D.Kontibusi Perempuan pengrajin tikar pandan D1 Modal

6. Darimana modal ibu untuk pembuatan tikar pandan? a. Modal pribadi

b. Pinjaman bank c. Dan lain-lain

7. Berapa kisaran modal ibu yang dibutuhkan untuk pembuatan satu (1) tikar pandan? a. Rp. 80.000,-s/d Rp.100.000

b. Rp.150.000 c. > RP.200.000

D 2. Sasaran Penjualan dan Pemasaran Tikar Pandan 8. Jenis tikar apa yang sering di pasarkan?

Jawaban……… Alasanya……… 9. Kemana saja tikar yang ibu hasilkan dipasarkan?

a. Lokal b. Pengepul

10. Siapa yang sering menjadi peminat tikar pandan yang ibu pasarkan atau tawarkan? a. Wisatawan

b. Orang-orang adat c. Masyarakat setempat

11. Apakah jenis tikar pandan yang di tawarkan bernilai jual yang sama antara satu tikar dengan tikar yang lainya?

a. Ya b. Tidak

(3)

E.Ekonomi Keluarga EI. Sumber Pendapatan

12. Berapa pendapatan yang dihasilkan ibu selama menjadi pengrajin tikar pandan? a. Rp. 560.000 - Rp600.000

b. Rp. 600.00 - Rp800.000 c. > Rp 800.000

13. Apakah pendapatan yang ibu proleh murni dari hasil pengrajin tikar pandan atau ada pendapatan lain?

a. Ya b. Tidak

Jika ada sebutkan………

14. Bagaimana frekuensi pendapatan yang ibu proleh dari hasil anyaman? a. Perhari

b. Perminggu c. Perbulan

E2. Pengeluaran Konsumsi

15. Berapa jumlah yang harus ibu keluarkan untuk kebutuhan konsumsi selama sebulan? a. Rp. 100.000 – Rp.500.000

b. Rp. 500.000 – Rp.1.000.000 c. > Rp 1.000.000

16. Bagaimana frekuensi makan keluarga ibu dalam sehari? a. Satu kali

b. Dua kali c. Tiga kali

17. Apakah dengan pendapatan yang ibu proleh cukup untuk pengeluaran konsumsi sehari-hari?

a. Cukup b. Tidak cukup

Berikan alasanya………. E3. Kesehatan

18. Jika sakit, kemana ibu dan keluarga berobat? a. Rumah sakit

(4)

d. Klinik

19. Apakah ibu sering periksa kesehatan selama menjadi pengrajin tikar pandan? a. Sering

b. Jarang c. Tidak pernah

Jika tidak pernah berikan alasan………..

20. Apakah dengan pendapatan yang ibu proleh cukup untuk membiayai kesehatan ibu dan keluarga?

a. Cukup b. Tidak cukup Berikan

Alasan………..

21. Apakah ibu dan keluarga tercatut sebagai Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan?

a. Ya b. Tidak

Jika ya sejak kapan……… Jika tidak, Mengapa………

E4. Pendidikan

22. Seberapa pentingkah pendidikan bagi keluarga ibu? a. Sangat penting

b. Penting c. Tidak penting

Berikan alasan………..

23. Berapa jumlah anak ibu yang bersekolah?

Sebutkan………. 24. Apa jenis jenjang pendidikan anak ibu?

a. SD b. SMP c. SMA

d. Perguruan Tinggi

(5)

b. Swasta

26. Apakah anak ibu mendapatkan bantuan pendidikan dari sekolah untuk membantu pendidikan anak ibu?

a. Ya b. Tidak

Jika ya, Sebutkan jenis bantuan………. 27. Dengan penghasilan yang ibu proleh apakah cukup untuk membiayai anak sekolah?

a. Cukup b. Tidak cukup

E5. Tabungan

28. Apakah ibu mempunyai tabungan? a. Ya

b. Tidak

29. Jika Menabung, Kemana ibu menabung? a. Bank

b. Koperasi

c. Menyimpan sendiri

30. Bagaimana frekuensi ibu menabung? a. Sering

b. Tidak sering c. Jarang

31. Apakah tujuan ibu menabung?

a. Untuk kebutuhan modal usaha

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Adjim, Arijadi.2011. Kerajinan dan kebudayaan. Jakarta: Mitra Sejati

Arsyat, Lincolin. 2008. Buku Panduan Usaha Kecil Menengah Industri Manu faktur, Jakarta.

Dea, Marsuki.2005.Analisis Prekonomian Nasional dan Internasional. Jakarta: Mitra WacanaMedia

Depdiknas 2000 Peran Serta Ibu rumah tangga Dalam Pengembangan kebudayaan Tradisional di Derah Riau.

Fahrudin, Adi.2012.Pengantar Kesejahteraan Sosial, Bandung: Refrika Aditama

Koejaraningrat. 1990. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Mubyarto, 1983. Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, BPFE, Yogyakarta.

Sumoatmojo, 1988. Studi Geografi, Alumni. Bandung

Rasyad, Rasdihan. Metode Statistik Deskriptif. Jakarta : Pt Grasindo

Sawit, Hussein, Et al. ( 1994 ). Peluang Kerja Rumah Tangga di Pedesaan Jawa. Yogyakarta: BPFE

Sa’udah. 2005. Sosiologi Keluarga. Malang : UMM Pres

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan: Grafindo Monoratama

Siagian, Matias. 2012. Kemiskinan dan Solusi. Medan: PT.Grasindo Monoratama.

Soekanto, Soedjono. 1990. Teori Sosiologi. Jakarta : Ghalia Indonesia

Sayuti E R. 1997. Skipsi Peranan Isrti Bekerja Dalam Kontribusinya Menambahi Pendapatan Keluarga.UHN. Medan.

Taryati, 1999.Berorientasi Pada Masyarakat. Jakarta: Global Pasifik.

Usria Dhavida dan Lisa Sri Dwiyanti.Kerajinan Anyaman Pandan Di Sumatera Barat.(Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Museum Negeri Propinsi Sumatera Barat ‘Adhityawarman’, 1997).Hlm. 7.

Sumber Lain

(7)

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang perumhan dan kawasan pemukiman.

Undang-undang Republik Indonesia no 23 tahun 1992 tentang kesehatan.

Sumber online

indonesia,diakses tanggal 25 mei 2016 pukul 19.05WIB)

yahoo.com/blogs/newsroom-blog/perbedaan-makna-perempuan-dan-wanita-091915009.html,diakses tanggal 25 mei 2016)

(8)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan atau mendriskipsikan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung(Siagian,2011:52)

Melalui penelitian deskriptif, penulis ingin mengambarkan secara jelas dan mendalam tentang kontribusi perempuan pengrajin tikar pandan terhadap sosial ekonomi keluarga di Desa Juhar Kecamatan Juhar Kabupaten Karo.

3.2 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Juhar Kecamatan Juhar Kabupaten Karo.Alasan pemelihan lokasi ini karena cukup banyak perempuan yang bekerja sebagai pengrajin tikar pandan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.Peneliti juga ingin mengetahui bagaimana kontribusi perempuan pengrajin tikar pandan terhadap sosial ekonomi keluarga di Desa ini.

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

(9)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari objek, kejadian atau individu yang terpilih dari populasi yang akan diambil datanya atau yang akan diteliti, dengan demikian dapat dikemukakan bahwa sampel adalah bagian bersifat representative dari populasi yang diambil datanya secara langsung . Hal ini berarti bahwa sampel bukan sekedar bagian dari populsai, melainkan bagian yang benar-benar mewakili populasi. (Siagian, 2011 : 156 )

Untuk menjamin keterwakilan populasi dan sampel, maka penulis menggunakan

teknik penarikan sampel (purposive sampling).Porposive sampling artinya penetapan

sampel mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap objek

yang sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini. Adapun kriteria sampel dalam penelitian

ini adalah 30 perempuan pengrajin tikar pandan. Dengan kriteria

adalah sebagai berikut:

1. Perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak

2. Perempuan pengrajin tikar pandan

3. Memiliki suami yang bekerja ataupun tidak bekarja.

3.4 Teknik Pengumpulan data

Untuk memproleh data yang di perlukan maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan, yaitu Pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan di teliti melalui penelahaan buku, jurnal dan karya tulis yang ada kaitanya terhadap masalah yang di teliti.

(10)

1. Kuesioner, atau angket yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan cara menyebar data pertanyaan untuk di jawab oleh perempuan pengarajin tikar pandan sehingga peneliti memproleh data dan informasi yang di perlukan dalam penelitian.

2. Observasi yaitu pengamatan langsung terhadap objek dan fenomena mengenai kontribusi perempuan pengarajin tikar pandan objek penelitian untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

3. Wawancara yaitu percakapan atau tanya jawab yang di lakukan pengumpulan data dengan perempuan pengarajin tikar pandan untuk memberikan data atau informasi yang di perlukan dalam peneliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis analisis data deskriftip yaitu analisis data yang ada pada tiap-tiap sampel kajian dan tidak digunakan dalam rangka merumuskan generasi menyeluruh. Dengan demikian kesimpulan pada analiisis data statistik deskriptif hanya berlaku pada satu tabel tanpa generalisasi. Dalam analisis data statistik deskriptif akan digunakan tabel tunggal atau yang hanya menyajikan data dari satu variabel (Siagian, 2011 : 228).

(11)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI

4.1

Letak geografis Desa Juhar

Desa Juhar berjarak 46 km dari kota Kabanjahe yang merupakan ibukota daerah Kabupaten Karo dan berjarak sekitar 130 km dari Kota Medan sebagai ibu Kota Provinsi Sumatera Utara, letak wilayah Desa ini dikelilingi dan dibatasi oleh beberapa Desa serta pegunungan. Dengan batas-batas wilayah:

•Sebelah Utara berbatasan dengan Gunung Juhar, Desa Pasar Baru, Desa Mbetung.

•Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Ketawaren, Desa Buluh Pancur, Desa Lau

Kidupen.

•Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sigenderang.

•Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jandi dan Desa Kidupen.

. Desa Juhar berada 710-800 M / DPL dari permukaan laut. Suhu udara di Desa Juhar berkisar antara 22º s/d 29º derajat celcius dengan kelembapan udaranya rata-rata 28º. Ada dua musim yangterdapat di Desa Juhar yaitu musim Hujan dan Kemarau.Musim hujan pertama terjadi antara bulan Agustus sampai bulan Januari, dan musim kemarau terjadi pada bulan Maret sampai bulan Oktober. Hal ini disebabkan karena arah angin yang berhembus di Desa Juhar terbagi atas dua yaitu: pada musim hujan, angin berhembus dari arah barat sedangkan pada musim kemarau angin Timur Tenggara berhembus dari arah Timur.

(12)

4.1.1. Keadaan Demografis

Di dataran tinggi Karo, Desa sebagai kesatuan teritorial yang luas dihuni oleh keluarga-keluarga yang berasal dari satu klen disebut kesain. Jadi kesainmerupakan bagian-bagian dari suatu kuta, sebab kuta biasanya terdiri dari penduduk yang berasal dari klen yang berbeda-beda.

Suatu kelompok kekerabatan yang besar dalam Masyarakat Karo adalah merga, tetapi istilah mergasendiri mempunyai beberapa pengertian. Merga bisa berarti klen besar yang patrilineal, misalnya merga Ginting, Sembiring, Tarigan,Perangin-angin, Karo-karo. Selain itu mergapada orang Karo bisa juga berarti bagian dari klen besar patrilineal, misalnya Barus, Suka, Pandia, Singarimbun, Tambun dan sebagainya. (Repository.usu.ac.id/bitstream/gambaran umum desa juhar diakses tanggal 26 mei 2016)

Pada orang Karo nama merga merupakan nama kolektif tanpa menghiraukan adanya satu nenek moyang, berbeda dengan orang Batak Toba bahwa nama marga menunjukkan nama dan nenek moyang asalnya. Jika misalnya seorang Karo bernama Perangin-angin, Bangun, maka hal itu tiduk berarti bahwa dulu nenek moyangnya bernama Bangun, anak dari si Perangin-angin.

Penduduk asli Desa Juhar adalah marga Tarigan yang berasal dari daerah Desa Lingga, tidak ada bukti yang pasti mengenai tahun kedatangan marga Tarigan ke daerah Juhar akan tetapi dari penuturannya dan informasi dapat di prediksi bahwa marga Tarigan sudah mulai bermukim di daerah tersebut dan Desa Juhar mulai dikenal orang-orang di sekitar daerah tersebut pada Tahun 1700 akan tetapi masyarakatnya terdiri hanya beberapa keluarga saja dan kemudian di susul oleh marga Perangin-angin dan marga Ginting.

(13)

pemuka kampung di Desa Juhar, kebiasaan-kebiasaan adat yang turun-temurun membentuk pola kehidupan masyarakat Desa Juhar. Sehingga dalam kesehariannya masyarakat Desa Juhar memakai bahasa Karo dalam komunikasi sehari-hari.

4.2 Sejarah Menganyam Tikar

Mbayu amak atau menganyam tikar umumya tidak asing lagi bagi orang-orang Karo.Kerajinan mengayam tikar di Desa Juhar mulai di gemari masyarakat sejak tahun 1921.Di daerah Singalorlau,mbayu amak adalah suatu kebiasaan perempuan menganyam tikar dari daun pandan (bengkuang). Mereka biasanya menganyam tikar pada masa senggang ataupun sehabis dari ladang para ibu-ibu rumah tangga biasanya menganyam yang dulu dilakukan di depan rumah ture (beranda rumah adat) tapi sekarang di lakukan di depan rumah mereka masing masing. Tikar pandan anyaman tersebut banyak dihasilkan masyarakat Desa Juhar, karena tumbuhan pandan sebagai bahan bakunya banyak ditemukan di Desa Juhar, selain itu juga tikar pandan tersebut digemari banyak orang.

4.3. Kondisi Demografis Desa Juhar

4.3.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Adapun jumlah penduduk di Desa ini ada sebanyak 300 Kepala keluarga, Dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah 1

2

Laki-laki Perempuan

650 720

Jumlah 1.370

(14)

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.1 tertera bahwa 1.370 jiwa jumlah penduduk di Desa Juhar, komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah 650 jiwa untuk penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan 720 jiwa penduduk untuk berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah populasi penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih mendominasi dibandingkan jumlah populasi penduduk yang berjenis kelamin laki-laki.

4.3.2. Disrtibusi Penduduk Berdasarkan Agama

Tabel 4.2

Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah

1 2

Kristen Islam

1.220 150 Jumlah 1.370

Sumber: Kantor Kepala Desa Juhar

Dari data yang di sajikan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa semua penduduk di Desa ini sudah memiliki agama atau kepercayaan. Adapun agama yang dianut di Desa ini ada dua, yaitu agama Kristen dan Islam. Penduduk yang mendominasi adalah penduduk yang menganut agama Kristen.

4.3.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku

Berdasarkan data yang di proleh dari kantor Desa Juhar dapat diketahui bahwa seluruh penduduk yang tinggal di Desa Juhar Kecamatan Juhar Kabupaten Karo yang berjumlah 1.370 orang dengan jumlah kepala keluarga 300 kk adalah suku Karo.

(15)

dari suku Karo .Oleh karna itu tidak mengherankan jika suku Karo adalah satu-satunya yang mendiami Desa Juhar.

4.3.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Penduduk di Desa ini pada umumnya berpendidikan tinggi dengan uraian sebagai berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Formal Terahir

No Kategori Jumlah

1 2 3 4 5

PNS SMA SMP

SD Sederajat PRA Sekolah

150 420 320 210 170

Jumlah 1.370

Sumber: Kantor Kepala Desa Juhar

(16)

4.3.5. Disrtibusi Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian

Adapun mata pencaharian di Desa ini pada umumnya adalah bertani

Tabel 4.4

Disrtibusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah

1 2 3 4 5

Petani PNS Pedagang Buruh bagunan Supir

1080 130 50 60 50 Jumlah 1370

Sumber: Kantor Kepala Desa Juhar

(17)

4.4. Sarana dan Prasarana Desa Juhar

4.4.1. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Juhar adalah 4 (empat) unit sekolah dasar, 1 (satu) unit sekolah menengah pertama dan 1 (satu) unit sekolah menengah atas.

Data disrtibusi berdasarkan sarana pendidikan formal disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Distribusi Sarana Pendidikan Formal

No Kategori Jumlah

1 2 3

Sekolah Dasar

Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas

4 1 1 Jumlah 6

Sumber: Kantor Kepala Desa Juhar

Berdasarkan data yang di sajikan pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa jumlah pendidikan formal yang terdapat di Desa Juhar adalah sebanyak 6 unit. Adapun ke enam sarana pendidikan tersebut meliputi Sekolah Dasar Negri 1, Sekolah Dasar Negri 2 , Sekolah Dasar Negri 3 dan Sekolah Dasar Negri Impres. Sekolah Menengah Pertama Negri 1 Juhar dan Sekolah Mengah Atas Negri 1 Juhar. Keadaan sarana dan prasarana belajar mengajar cukup baik dengan jumlah tenaga pengajar yang memadai.

4.4.2. Sarana Kesehatan

(18)

4.4.3. Sarana Rumah Ibadah

Tabel 4.6

N0 Kategori Jumlah

1 2 3

Greja Katolik Greja GBKP Masjid

1 2 1 Jumlah 4 Sumber:Kantor KepalaDesa Juhar

Berdasarkan data yang di sajikan pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jumlah rumah ibadah yang terdapat di Desa Juhar adalah sebanyak 4 unit. Adapun ke empat sarana rumah ibadah tersebut meliputi, Greja Katolik, Greja GBKP 1, Greja GBKP 2 dan Masjid.

4.4.4 Sarana Transportasi

Sarana transportasi di Desa Juhar terbilang cukup mudah karena sudah ada sarana transportasi sperti bus umum, mobil, sepeda motor, becak dan sepeda. Akses sarana transportasi ke kota Medan dapat menggunakan mini bus yang dapat di akses setiap waktu. Kondisi jalan yang terdapat di Desa Juhar juga terlihat cukup baik, utuk jalan ke Kabupaten jalanya dalam kondisi jalan yang diperkeras dan di aspal. Jalan Desa sudah di aspal dan jalan antar dusun masih jalan disemen saja.

4.4.5 Sarana Olah Raga

(19)

4.4.6 Sarana Pemerintahan Desa

Data disrtibusi berdasarkan sarana pemerintahan Desa Juhar yang di sajikan dalam tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Distribusi Sarana Pemerintah Desa Juhar

No Sarana dan Prasarana Status/Jumlah

1

Berdasarkan data yang di sajikan pada tabel 4.6 dapat diketahui sarana dan prasarana pemerintahan yang terdapat di Desa Juhar cukup memadai dengan kondisi yang cukup baik, dengan adanya sarana dan prasarana tersebut sangat di harapkan pemerintahan Desa Juhar dapat melayani masayarakat dengan baik.

4.5. Kegiatan Sosial

Adapun kegiatan-kegiatan yang masih di lakukan di Desa Juhar meliputi kegiatan sosial di bidang agama dan lingkungan.

(20)

Kegiatan sosial di bidang agama dilakukan dengan mengadakan kegiatankegiatan seperti kebaktian mingguan yang di adakan di rumah-rumah penduduk secara bergilir.Pelaksanaan kegiatan kebaktian tersebut berbeda-beda tergantung pelaksanaanya.

2.Kegiatan Sosial Di Bidang Lingkungan

Kegiatan sosial di bidang lingkungan biasa di lakukan warga dengan kegiatan seperti bergontong royong membersihkan jalan dan saluran-saluran air yang ada di Desa.

3.Kegiatan Sosial Berupa Adat

(21)

BAB V

ANALISIS DATA

5.1. Pengantar

Pada bab ini penulis akan menganalisa data-data yang telah di proleh dari hasil penelitian dengan menyebarkan angket (kuesioner) kepada sebanyak 30 responden. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan mengelompokkan data menjadi satu bagian-bagian tertentu berdasarkan jawaban responden.Analisi data yang di matsud adalah interpestasi langsung berdasarkan data dan informasi yang di proleh dilapangan. Adapun data-data yang dianalisis pada bab ini adalah sebagai berikut:

5.2. Karakteristik Umum Responden

5.2.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang diproleh dari lapangan adapun seluruh responden yang berjumlah 30 orang (100%) yang terdapat dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan. Hal tersebut berkaitan dengan kriteria penetapan sampel dan judul skripsi yang ditetapkan yaitu perempuan pengrajin tikar pandan , maka seluruh responden yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perempuan

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi (F) Persentase (%)

(22)

Berdasarkan data yang di sajikan tabel 5.1 di ketahui usia responden bervariasi dari usia muda 20 tahun hingga 52 tahun. Sebanyak 9 (30 %)responden berada pada rentang usia antara 20 sampai dengan 30 tahun, di karenakan responden terlalu cepat menikah, sehingga responden membantu prekonomian keluarga dengan menjadi pengrajin tikar, yang mana suami responden tersebut adalah petani. 10(33,3%) responden berada pada rentang usia antara 31 sampai dengan dengan 40 tahun, disebabkan oleh kebutuhan yang mulai bertambah dimana responden sudah mempunyai anak yang bersekolah 8 (26,7%) responden berada pada rentang usia antara 41 sampai dengan 50 tahun dikarenakan responden ingin menambah ekonomi keluarga untuk kebutuhan yang tak terduga , seperti contoh untuk biaya kuliah anak , berobat keluarga , dan lain-lain. 3(10%) responden berada pada usia di atas 51 tahun untuk menambah kebutuhan yang tak terduga dan jaminan hari tuanya.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terahir

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1

Sumber: Hasil kuesioner 2016

(23)

responden yang menyelesaikan pendidikan formalnya sampai sarjana yaitu Sebanyak 1 (73,3%) responden.

Rendahya tingkat pendidikan formal terakhir responden pada umumnya disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama adalah keterbatasan ekonomi keluarga dan yang kedua adalah karena pada zaman dahulu akses responden untuk mendapatkan pelayanan pendidikan sangat sulit sehingga letak sekolah yang jauh membuat banyak dari responden yang putus sekolah bahkan tidak dapat mengenyam bangku pendidikan.

5.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Agama

Berdasarkan data yang diproleh dari lapangan mengenai agama yang dianut oleh responden adapaun seluruh responden yang berjumlah 30 Orang yang terdapat dalam penelitian ini beragama Kristen. Pada distribusi responden berdasarkan agama tidak terdapat kriteria tertentu dalam penetapan sebagai responden.

5.2.3. Distribusi Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Berdasarkan data yang di proleh dari lapangan mengenai status pernikahan responden adapun seluruh responden yang berjumlah 30 orang yang terdapat dalam penelitian ini bersetatus menikah dan berperan sebagai ibu rumah tangga.

5.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

Tabel 5.3.

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak

No Jumlah Anak Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

1-2 anak 3-4 anak

17 13

56,7 43,3

Jumlah 30 100

(24)

Berdasarkan data yang disajikan dalam table 5.3 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki jumlah anak sebanyak 1-2 orang anak yaitu 17 (56,7%) responden dan sebanyak 13 (43,3%) responden memiliki 3-4 orang anak.

5.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Suami

Tabel 5.4

Sumber Hasil kuesioner 2016

Berdasarkan data yang di sajikan dalam tabel 5.4.diketahui bahwa pada umumya pekerjaan suami para responden adalah petani. Dimana jumlah responden yang suaminya bekerja sebagai petani sebanyak 20(66,7%) orang, sebagai supir sebanyak 7 (23,3%) orang, sebagai pns sebanyak 1 (3,3%) orang dan buruh bagunan sebanyak 2 (6,7%) orang.

5.3. Pengenalan Tentang Tikar pandan

5.3.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Tikar Pandan

(25)

5.3.2. Distribusi Responden Berdasarkan Latar Belakang Ikut Serta Sebagai Pengrajin

Tikar

Berdasarkan data yang diproleh dari lapangan adapun seluruh responden dengan berjumlah 30 orang yang terdapat dalam penelitian ini menyatakan bahwa alasan yang melatar belakangi mereka ikut serta sebagai pengrajin tikar pandan adalah karena kebutuhan ekonomi. Besarnya pengeluaran tak sebanding dengan pemasukan yang diterima membuat para perempuan yang berperan sebagai ibu rumah tangga ikut serta bekerja untuk membantu prekonomian keluarga, dengan bakat yang dimiliki yaitu menganyam tikar maka para perempuan tersebut akhirnya bekerja sebagai pengarajin tikar.

5.3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Bagaimana Pembuatan Tikar

Pandan

Berdasarkan data yang diproleh dari lapangan mengenai pengetahuan responden dalam pembuatan tikar pandan, adapun seluruh responden yang berjumlah 30 orang yang terdapat dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka mengetahu bagaimana cara pembuatan tikar dengan baik. Dengan modal pengetahuan mengenai pembuatan tikar tersebutlah maka para responden yang bekerja sebagai pengrajin tikar dapat membuat/menganyam tikar dengan baik karena pengetahuan pembuatan tikar tersebut adalah modal yang paling pokok yang harus dimiliki oleh pengrajin tikar pandan.

5.3.4. Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Berperan sebagai Pengrajin

(26)

seorang responden Idawati Tarigan (39) mengatakan “Saya mulai menganyam tikar sejak duduk di bangku sekolah dasar nak, saat itu usia saya baruberusia 10 tahun’’.

Jawaban responden lain menyatakan jika mereka mulai menganyam tikar sejak mereka baru menikah, salah seorang responden Emsum Natalia (32 tahun) mengatakan “Saya telah menekuni pekerjaan sebagai pengrajin tikar sejak saya menikah umur saya 25 tahun.Berdasarkan jawaban dari pada responden tersebut dapat diketahui bahwa para responden tersebut telah menekuni pekerjaan sebagai pengrajin tikar sudah sejak lama, bahkan dari antara responden tersebut ada yang telah menekuni pekerjaan sebagai pengarajin tikar selama kurang lebih 30 tahun.

5.3.5. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Tikar Yang Diminati Oleh

Masyarakat

Berdasarkan data yang diproleh dari lapangan mengenai jenis tikar yang diminati oleh masayarakat dapat diketahui jenis tikar yang diminati masayarakat adalah jenis tikar yang berkuran 2x3m atau 8 jingkal, menurut penuturan salah seorang responden Helmarina (42 tahun) “Jenis tikar yang banyak diminati masyarakat pada saat ini adalah tikar yang berukuran 2 x 1 m atau ukuran 4 jingkal. Tikar jenis ini biasa digunakan oleh masyarakat untuk acara pesta adat Karo”

(27)

5.4. Modal

5.4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Modal

Berdasarkan data yang diproleh dari lapangan mengenai sumber modal responden dalam melakukan usahanya, adapun seluruh responden yang berjumlah 30 orang yang terdapat dalam penelitian ini menyatakan bahwa sumber modal yang digunakan responden dalam pembuatan tikar adalah modal pribadi karena sampai saat ini belum ada program ataupun bantuan modal dari pemerintah bagi pengrajin tikar di Desa Juhar Kecamatan Juhar Kabupaten Karo.

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Modal

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Rp 80.000 – Rp 100.000 Rp 150.000

18 12

60 40

Jumlah 30 100

Sumber: Hasil kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.5 dapat diketahui bahwa jumlah modal yang dibutuhkan responden dalam pembuatan tikar berbeda-beda, hal tersebut disesuaikan dengan jenis tikar yang akan dibuat. Berdasarkan data pada tabel sebanyak 18 (60%) responden mengeluarkan biaya sebesar Rp 80.000 sampai dengan Rp 100.000 untuk modal pembuatan tikarnya, sementara itu sebanyak 12 (40%)responden menjawab jika mereka mengeluarkan biaya sebesar Rp 150.000.

5.4.2 Sasaran Penjualan Dan Pemasaran Tikar

5.4.2.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Tikar yang Dipasarkan

(28)

jinggkal) dan tikar yang berukuran 2 x 3 m atau berukuran (8 jinggkal). Para pengrajin tikar tersebut sebelum memasarkan hasil kerajinanya terlebih dahulu melihat pangsa pasar. Mereka melihat jenis tikar apa yang banyak diminati masyarakat pada saat ini, maka jenis tikar tersebutlah yang akan dibuat oleh pengrajin tersebut. Jenis-jenis tikartersebut merupakan jenis tikar yang banyak di pasarkan karena jenis tikar tersebut selain banyak diminati masayarakat, dapat digunakan dalam berbagai acara adat.

5.4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pemasaran Tikar Pandan

Berdasarkan data yang di proleh di lapangan mengenai pemasaran tikar pandan adapun seluruh responden yang berjumlah 30 orang yang terdapat dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka menjual tikar tikar pandan merekan ke distributor penjualan tikar. Setelah distributor membeli tikar dari pengarajin tikar, kemudian distributor tersebut menjual tikar ke pasar nasional seperti ke Jakarta dan pulau Jawa.

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Peminat Tikar Pandan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1

Sumber: Hasil kuesioner 2016

(29)

5.4.2.3. Distribusi Responden Berdasarkan Nilai Jual tikar

Berdasarkan data yang di proleh dari lapangan adapun seluruh responden yang berjumlah 30 orang yang terdapat dalam penelitian ini menyatakan bahwa jenis tikar yang ditawarkan bernilai jual tidak sama antara satu tikar dengan jenis tikar yang lainya. Berbagai alasan dikemukan oleh responden yang menyatakan apa yang menjadi perbedaan nilai jual tikar tersebut.

Perbedaan nilai jual tersebut pada umumnya dipengaruhi oleh berbagai hal seperti ukuran tikar, motif dan kualitas tikar tersebut. Salah seorang responden mengatakan Meri Br Tarigan( 52 tahun) “ Kalau harga jual setiap tikar beda, nakku berbeda-bedanya harga tersebut tergantung dengan kesepakatan harga yang dibuat antara si penjual dengan si pembeli dengan melihat jenis tikar ataupu ukuran tikar dan kualitas tikar tersebut.”

5.5. Ekonomi Keluarga

5.5.1. Sumber Pendapatan

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Rp 500.000 – Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 – Rp 1 500.000

14 16

46,7 53,3

Jumlah 30 100

Sumber: Hasil Kuesioner 2016

(30)

mengaku mendapatkan penghasilan sebesar Rp 1.000.000 sampai dengan Rp 1.500.00 setiap bulanya.

Besar dan kecilnya pendapatan yang diproleh masing-masing responden tersebut sangat dipengaruhi oleh jumlah tikar yang diproduksi setiap bulanya dan harga jual dari tikar tersebut. Semakin banyak tikar yang dihasilkan maka semakin besar kemungkinan responden memproleh pendapatan yang besar, begitu juga dengan harga jual yang diberikan oleh pengrajin tikar dalam membuat harga para pengrajin harus melihat terlebih dahulu jenis tikarnya baru dapat menetapkan harga.

Tabel 5.8.

Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Pendapatan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

Sumber: Hasil Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang di sajikan dalam tabel 5.8 dapat diketahui apakah sumber pendapatan yang diproleh oleh responden murni dari hasil pengrajin tikar pandan atau tidak. Sebanyak 21 (70%) responden mengatakan bahwa pendapatan yang diproleh responden murni dari hasil pengrajin tikar, sementara itu 9 (30%) responden mengatakan bahwa pendapatan yang di proleh responden tidak berasal dari hasil pengrajin tikar saja.

(31)

tikardek, karena menganyam tikar adalah talenta yang saya miliki. Dengan mengembangkan talenta saya tersebut saya dapat menghasilkan pendapatan.

Tabel 5.9

Ditribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Prolehan pendapatan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

Perminggu Perbulan

10 20

33,3 66,7

Jumlah 30 100

Sumber: Hasil kuesioner 2016

(32)

5.5.2. Pengeluaran Konsumsi

Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Pengeluaran

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Rp 100.000 – Rp 500.000 Rp 500.000 – Rp 1.000.000 Rp > 1.000.000

14 12 4

46,7 40 13 Jumlah 30 100

Sumber: Hasil kuesioner 2016.

Berdasarkan data yang di sajikan tabel 5.10 dapat diketahui biaya yang harus dikeluarkan oleh responden setiap bulanya untuk kebutuhan konsumsi keluarga. Sebanyak 14 (46,7%) responden megeluarkan biaya sebesar Rp 100.000 sampai dengan Rp 500.000 setiap bulanya untuk kebutuhan konsumsi. Sementara itu sebanyak 12 (40%) responden mengeluarkan biaya sebesar Rp 500.000 sampai dengan Rp 1.000.000 dan sebanyak 4 (13%) responden mengeluarkan biaya di atas dari Rp 1.000.000 untuk biaya konsumsi tiap bulanya.

(33)

Tabel 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Makan

No Kategori Frekunsi (F) Persentase (%)

Berdasarkan data yang disajikan tabel 5.11 dapat diketahui frekuensi makan responden dalam sehari. 2 (6,7%) responden makan dua kali dalam sehari, hal tersebut karena pola konsumsi responden yang sudah terbiasa makan dua kali dalam sehari. Sementara itu sebanyak 28 (93,3%) responden makan tiga kali dalam sehari. Frekuensi makan responden dalam sehari di pengaruhi oleh pola konsumsi masing-masing tiap responden. Pola konsumsi responden yang makan tiga kali dalam sehari adalah pagi, siang dan malam sementara untuk pola konsumsi responden yang makan 2 kali dalam sehari hanya siang dan malam saja.

Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan Kecukupan Antara Pendapatan

Dengan Pengeluaran

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1

(34)

Berdasarkan data yang disajikan 5.12 dapat diketahui cukup atau tidak cukupnya pendapatan yang diproleh responden untuk memenuhi biaya konsumsi. Berdasarkan data tersebut sebanyak 27 (90%) responden menjawab jika pendapatan yang di proleh responden cukup untuk memenuhi biaya konsumsi, sementara itu 3 (10%) responden yang mengatakan pendapatan yang di proleh tidak cukup untuk memenuhi biaya konsumsi.

Alasan yang diberikan salah seorang responden yang menjawab jika pendapatan yang diproleh cukup utuk memenuhi biaya konsumsi Em Br Karo (50 tahun) mengatakan “Sejauh ini pendapatan yang saya proleh masih terbilang cukup untuk biaya makan sehari-hari, terkecuali ada kebutuhan-kebutuhan lain yang mendadak dan harus segera di penuhi makadengan pendapatan yang pas-pasan, saya akan mengurangi konsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan yang mendadak tersebut.”

5.5.3. Kesehatan

Tabel 5.13

Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Berobat Ketika Sakit

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1

Sumber: Hasil kuesioner 2016

(35)

medisnya juga lebih banyak dan terlatih, 13 (43,3%) responden memilih berobat ke puskesmas mereka memilih puskesmas karena biaya berobatnya murah dan sebanyak 12 (40%) responden berobat ke bidan karena bidan selalu siap sedia dan selalu berada di tempat, bahkan malam hari ketika ada pasien bidan selalu siap sedia untuk mengobati.

Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Pemeriksaan Kesehatan

No Kategori Frekunsi (F) Persentase (%)

1 2

Sering Jarang

3 27

10 90

Jumlah 30 100

Sumber :Hasil Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang di sajikan tabel 5.14 dapat di ketahui frekuensi responden dalam memeriksa kesehatan sebanyak 3 (10%) responden menjawab jika mereka sering memeriksa kesehatan ke puskesmas terdekat, sementara itu sebanyak 27 (90%) responden menjawab jika mereka jarang memeriksa kesehatannya. Berdasarkan data yang di proleh tersebut dapat ditarik kesimpulan jika kesadaran responden untuk memeriksakan kesehatanya masih kurang.

(36)

Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Kecukupan Pendapatan Untuk Biaya

Kesehatan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1

Sumber : Hasil kuesioner 2016

(37)

Berdasarkan data yang disajikan tabel 5.16 dapat diketahui bahwa 20 (66,7%) responden ikut serta dalam program BPJS, sementara itu 10 (33,3%) responden lainya tidak mengikuti program BPJS. Adapun alasan responden yang tidak mengikuti program BPJS adalah karena yang mendapat kartu BPJS di Desa Juhar harus benar-benar orang yang tidak mampu dan belum terdaftar di kartu kemiskinan.

5.5.4. Pendidikan

5.5.4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Pentingnya Pendidikan

Berdasarkan data yang diproleh dari lapagan adapun seluruh responden yang berjumlah 30 orang yang terdapat dalam penelitian ini menjawab jika peran pendidikan bagi keluarga responden sangatlah penting.Berbagai alasan di kemukakan oleh responden yang mengatakan jika pendidikan itu sangat penting, Berikut pemaparan responden.

Seorang responden Lianna Tarigan (48 tahun) mengatakan “Menurutku Pendidikan itu sangat penting nak, terutama bagi anak- anak kami.Karena pendidikan saat ini kan sangat menentukan bagaimana masa depan mereka nantinya. Oleh karena saya sebagai orang tua akan mengusahakan anak-anak saya agar dapat sekolah setinggi-tingginya meskipun harus bekerja mati-matian”.

(38)

Tabel 5.17

Sumber: Hasil Kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.17 dapat diketahui jumlah anak dari responden yang bersekolah. Sebanyak 6 (20%) responden memiliki 1 orang anak yang bersekolah, 14 (53,3%) responden memiliki 2 orang anak yang masih bersekolah, dan 8 (26,75) responden memili 3 orang anak yang bersekolah.

Setiap anak- anak responden mengecap pendidikan di berbagai tingkat yang berbeda-beda mulai dari tingkat PAUD, Sekolah Dasar (SD), Sekolah menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi,

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No Kategori Frekuensi (F) Persentase

(39)

Berdasarkan data yang disajikan tabel 5.18 dapat diketahui tingkat pendidikan dan jumlah anak dari responden yang bersekolah.Jawaban responden pada kategori tingkat pendidikan yang ditempuh dan jumlah anak yang bersekolah pada jenjang pendidikan yang berbeda-beda, walaupun sebelumya tidak ada kriteria yang mengharuskan responden memiliki anak yang bersekolah.

Berdasarkan data pada tabel yang tertera 12 (40%) responden pada saat ini sedang menyekolahkan anaknya di tingkat pendidikan sekolah dasar, kemudian 9 (30%) responden menyekolah kan anaknya di tingkat pendidikan sekolah menengah pertama, sebanyak 5 (16,7%) responden sedang menyekolahkan anaknya di tingkat pendidikan sekolah menengah atas dan sebanyak 4(13,3%) responden sedang menyekolahkan anaknya di tinggkat perguruan tinggi.

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Status Sekolah

No Kategori Frekuensi (F) Persentase ( %)

Sumber: Hasil kuesioner 2016

(40)

Tabel 5.20

Distribusi Responden Berdasarkan Bantuan Pendidikan Yang Diterima

No Kategori Frekuensi (F) Persentase ( %)

1 2

Ada Tidak

23 7

76,7 23,3

Jumlah 30 100

Sumber: Hasil kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan tabel 5.20 dapat diketahui jumlah responden yang mendapatkan bantuan pendidikan bagi anak-anak mereka yang sedang bersekolah. Sebanyak 23 (76,7%) responden menyatakan jika mereka mendapatkan bantuan pendidikan, sementara itu 7 (23,3%) responden yang tidak mendapatkan bantuan pendidikan hal tersebut dikarenakan anak dari responden tersebut yang bersekolah di swasta.

(41)

Tabel 5.21

Sumber: Hasil kuesioner 2016

Berdasarkan data yang disajikan tabel 5.21 dapat diketahui apakah penghasilan yang diproleh responden cukup untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka. Sebanyak 23 (76,7%) responden menjawab jika pendapatan yang mereka proleh cukup untuk membiayai anak-anak mereka, hal ini dikarenakan bantuan untuk biaya pendidikan yang diterima oleh responden. Sementara itu sebanyak 7 (23,3%) responden menjawab jika pendapatan yang mereka proleh tidak cukup untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka, adapun alasan yang diberikan responden adalah karena anak mereka bersekolah di swasta yang mengeluarkan biaya lebih mahal di bandingkan sekolah negri, kemudian anak mereka yang telah duduk di perguruan tinggi membutuhkan biaya yang mahal dan pendapatan yang di proleh hanya cukup untuk makan.

Cukup atau tidak cukupnya pendapatan yang diproleh responden untuk membiayai anak bersekolah tergantung dari jumlah pendapatan responden dengan jumlah anak dan jenjang pendidikan anak yang bersekolah.Semakin banyak jumlah anak yang bersekolah dan semakin tinggi jenjang pendidikannya maka secara otomatis semakin besar pengeluaran responden untuk biaya pendidikan.

5.5.4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Mempunyai Tabungan Atau Tidak

(42)

bahwa adanya kesadaran para responden bahwa pentingnya untuk menabung menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk berjaga-jaga.Sebagian responden menyimpan tabungan di bank yang ada di Desa Juhar yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Koprasi.

Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Menabung

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1

Sumber: Hasil kuesioner 2016

(43)

Tabel 5.23

Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Menabung

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2 3

Sering Jarang Tidak sering

4 14 12

13,3 46,7 40

Jumlah 30 100

Sumber: Hasil kuesioner 2016

Berdasarkan data yang di sajikan tabel 5.23 dapat diketahui frekuensi responden dalam menabung. 4 (13,3%) responden mengaku sering menabung, 14 (46,7%) responden mengatakan jarang menabung dan 12 (40%) responden mengatakan tidak sering menabung. Frekuensi menabung responden itu sendiri sangat di pengeruhii oleh jumlah pendapatan baik tiap minggu atau tiap bulanya.

(44)

Tabel 5.24

Distribusi Responden Berdasarkan Tujuan Menabung

No Kategori Frekuensi (F) Persentase (%)

1 2

3

Untuk modal usaha

Untuk kebutuhan di masa yang akan datang

Untuk kebutuhan yang tidak terduga

12 11

7

40 36,7

23,3

Jumlah 30 100

Sumber: Hasil kuesioner 2016

(45)

BAB VI

PENUTUP

6.1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan, melihat masalah, memgamati dan penelitian atas kontribusi perempuan pengrajin tikar pandan dalam sosial ekonomi keluarga di Desa Juhar Kecamatan Juhar Kabupatenn Karo dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendapatan, berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan jika para responden memproleh pendapatan rata-rata Rp 1.000.000 sampai dengan Rp 15.00.000 setiap bulanya. Pendapatan tersebut murni diproleh responden dari hasil usaha nya sebagai pengrajin tikar.

2. Pendidikan, berdasarkan analisi data yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa seluruh responden menyadari bahwa peran pendidikan dalam keluarga sangat penting. Oleh karena itu responden berusaha semungkin agar dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai kejenjang yang paling tinggi. Bantuan untuk pendidikan diterima oleh responden yang menyekolahkan anaknya di sekolah negri saja.

3. Kesehatan, berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpilkan jika pada umumnya responden memilih berobat ke puskesmas sebagai tempat berobat ketika sakit. Berdasarkan keikut sertaan program BPJS kesehatan di Desa Juhar hanya merupakan keluarga yang benar-benar kurang mampu saja yang mendapatkan kartu BPJS tersebut.

(46)

5. Tabungan, Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan jika para responden pada umumnya menabung dengan tujuan untuk kebutuhan modal usaha, kebutuhan yang tidak terduga dan masa depan. Frekuensi untuk menabung para responden masuk pada kategori jarang, karena mereka menabung jika ada uang sisa dari pendapatan mereka.

6.1.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran peneliti adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya program ataupun bantuan dari pemerintah yang bersifat memberikan modal bagi para pengrajin tikar pandan, sehingga para pengrajin tikar pandan tersebut tidak kesulitan modal dalam melakukan usahanya.

2. Perlu adanya peran serta dari pemerintahan dalam memasarkan produk-produk kerajinan atau tikar yang dibuat oleh pengrajin tikar di Desa Juhar Kecamatan Juhar Kabupaten Karo. Supaya kedepanya produk-produk kerajinan tikar tersebut dapat dipasarkan secara luas, bahkan sampai ke tingkat internasional. Selain dapat menjual hasil kerajinan tikar, kita juga dapat memperkenalkan kebudayaan kita pada bangsa.

3. Memberikan motivasi pada perempuan Desa Juhar agar lebih terampil lagi dalam pekerjaan industri rumah tangga.

(47)

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute,contribution yang artinya keikutsertaan,keterlibatan,melibatkan diri maupun sumbangan. Kontribusi dapat di artikan berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman kepada pihak lain demi kebaikan bersama.(http//id .wikipedia.org diakses tanggal 24 maret 2016))

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KKBI) defenisi dari kontribusi adalah sumbangan,pemberian sebagai bantuan,Sumbangan adalah sebuah pemberian yang umumnya bersifat rill baik oleh perorangan maupun badan hukum. Pemberian ini mempunyai sikap sukarela dengan tanpa adanya imbalan bersifat keuntungan.Pemberian donasi dapat berupa makanan,barang,pakaian,mainan ataupun kendaraan,akan tetapi tidak selalu demikian.Pada peristiwa darurat bencana alam atau keadaan lain donasi dapat berupa bantuan kemanusiaan maupun dalam bentuk pembangunan.Dalam hal perawatan medis donasi dapat pemberian transfuse darah dan pemberian organ.

(48)

keluarga sehingga memberikan dampak yang kemudian dinilai dari aspek sosial dan aspek ekonomi.

2.2 Perempuan

2.2.1 Pengertian Perempuan

Perempuan adalah salah satu dari jenis kelamin manusia,satunya lagi adalah lelaki atau pria.Berbeda dari wanita,istilah “perempuan”dapat menunjuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang masih anak-anak (Wikipedia.go.id).

1. Makna etimologis

Dalam etimologi Jawa, kata wanita berasal dari frasa ‘Wani Ditoto’ atau berani diatur. Sebutan wanita dimaknai berdasarkan kemampuannya untuk tunduk dan patuh pada lelaki sesuai dengan perkembangan budaya di tanah Jawa pada masa tersebut. Sementara itu menurut bahasa Sanskerta, kata perempuan muncul dari kata per – empu –an. ‘Per’ memiliki makna makhluk dan ‘Empu’ artinya mulia, tuan, atau mahir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna kata perempuan adalah makhluk yang mulia, atau memiliki kemampuan.

2. Pengertian dalam kamus

Dalam Kamus besar bahas Indonesia, kata perempuan bermakna seperti:

1) orang (manusia) yg mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui; wanita

2) istri yaitu bininya sedang hamil 3) betina khusus untuk hewan

(49)

Pengertian kata wanita menurut Kamus Kuno Jawa-Inggris dahulu bermakna ‘yang diinginkan’, dalam hal ini perempuan dianggap sebagai objek, sesuatu yang diinginkan oleh pria. Sebaliknya, kata perempuanan menurut KBBI di tahun 1988 justru bermakna ‘kehormatan sebagai perempuan’

3. Perubahan makna

Kata wanita ternyata mengalami proses perubahan makna yang semakin positif, sebutan tersebut merupakan bentuk halus dari kata perempuan. Sebaliknya, kata perempuan justru mengalami penurunan di mata masyarakat. Nama lembaga yang ada adalah ‘Komnas Perempuan’ dan bukan ‘Komnas Wanita’, atau nama Kementerian yang melindungi kesejahteraan perempuan adalah Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan bukannya Kementerian Pemberdayaan Wanita. Kata wanita yang terdengar indah dan elegan itu memiliki sejarah panjang sisa-sisa sistem feodal dan nuansa patriarki pada zaman dahulu. Kebalikannya, kata perempuan justru memiliki makna yang lebih kuat. ).

2.2.2 Perempuan pengrajin

Keterlibatan perempuan dalam dunia kerja tidaklah terjadi dengan sendirinya,melainkan disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut ada yang berasal dari dalam diri perempuan maupun karena pengaruh lingkungan yang mendesak untuk bekerja.Peningkatan partisipasi wanita dalam kegiatan ekonomi karena:

(50)

b) Adanya kemauan wanita untuk bermandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai kebutuhan hidupnya dan mungkin juga kebutuhan hidup dari orang-orang yang menjadi tanggunganya dengan penghasilan sendiri.

c) Makin luasnya kesempatan kerja yang bisa menyerap pekerja wanita,misalnya munculnya kerajinan tangan dan industri ringan.

2.3. Kerajinan

2.3.1 Pengertian Kerajinan

Kerajinanadalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan tangan).(wikipedia.com) Kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan.Dari kerajinan ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Biasanya istilah ini diterapkan untuk cara tradisional dalam membuat barang-barang.Arti lain dari kerajinan adalah suatu usaha yang di lakukan secara terus menerus dengan penuh semangat ketekunan, kecekatan, kegigihan, berdedikasi tinggi dan berdaya maju yang luas dalam melakukan suatu karya, (Kadjim,2011:10)

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa kerajinan adalah hasil pekerjaan tangan yang bukan di lakukan dengan mesin melainkan menggunakan tangan yang dibuat dengan penu hati-hati dan menggunakan bahan dan alat yang sederhana.

2.3.2 Pengertian Anyaman

(51)

Dalam kamus bahasa indonesia (1988) anyaman diartikan sebagai menganyam, mengatur (bilah, daun pandan dan sebagainya) tindih menindih dan silang menyilang (seperti pembuatan tikar dan bakul).Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa anyaman merupakan ketrampilan tangan dengan teknik susup-menyusup, tindih menindih dan saling silang menyilang antara satu dengan yang lain.

2.4 Tikar Pandan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri karajinan, antara lain kerajinan untuk menghasilkan produk anyaman dari bahan tumbuhan diperlukan pengetahuan dan pengalaman dalam mengenal tumbuhan yang memiliki serat yang panjang dan kuat. Salah satu ragam tumbuhan yang memenuhi kedua persyaratan tersebut adalah pandan, yaitu salah satu anggota suku pandan-pandanan (Pandanaceae), terutama dari marga Pandanus.

1. Pandan yang ditemukan terdiri dari dua marga yaitu Freycinetia dan pandanus. Menurut Hyene KedFreycinetia: Batang memanjang, tidak mempunyai akar penyangga.

2. Pandanus: Batang tidak memanjang, semak atau pohon sering dilengkapi dengan akar penyangga atau akar udara, atau kadang keduaduanya. Sedangkan spesies yang keberadaannya paling banyak adalah Pandanus tectorius. Jenis pandan ini digunakan sebagai bahan baku kerajinan tangan seperti tikar, dan perkakas rumah tangga lainnya. (www/http.edefenisi.com/tikar-pandan. html diakses tanggal 14 juli 2016)

(52)

harganya lebih murah di bandingkan dengan tempat lain. Walaupun demikian, kerajinan anyaman tikar pandan tersebut dapat menambah pendapatan ekonomi terhadap ekonomi keluarga khususnya di Desa Juhar.

Jika di lihat dari arti kata kerajinan secara umum, kerajinan merupakan suatu keterampilan yang di hubungkan dengan suatu pembuatan barang yang harus dikerjakan secara rajin dan teliti, biasanya oleh tangan.Hal ini yang dilakukan oleh perempuan yang ada di Desa Juhar, dalam menganyam mereka terlihat cekatan dan sangat teliti. Meskipun mereka pulang dari ladang, lelah bukanlah soal, mereka tetap menyempatkan menganyam tikar. Dengan ketelatenan yang dimiliki oleh para perempuan tersebut, maka kerajinan menganyam tikar pandan itupun ada sampai sekarang. Tangan-tangan ringan itu senantiasa membantu sang suami untuk meringankan beban keluarga bersama. Sehingga segala yang di jalani serasa ringan sama di jinjing, berat sama dipikul.

2.4.1 Jenis tikar pandan

Jenis tikar pandan yang di hasilkan di Desa Juhar Kecamatan Juhar Kabupaten Karo ini hanya mempunyai 3 (tiga) ragam yaitu:

1. Mulai dari tikar polos yang berukuran 2 x 1 m (4 jinggkal)

2. Tikar polos yang berukuran 2 x 3 m (8 jinggkal) biasanya ke dua tikar ini digunakan pada acara pesta pernikahan adat Karo, fungsinya antara lain: sebagai tikar untuk bermusyawarah (runggu), dan tikar sebagai kado pemberiaan dari kalimbubu.

3. Sumpit (kantung beras pada acara adat/pesta 2.5 Sosial Ekonomi

(53)

manusia-manusia lain dan pergaulannya tadi akan mendatangkan kepuasan baginya, bila manusia-manusia hidup sendiri misalnya dikurung dalam suatu ruangan tertutup sehingga tidak mendengar suara orang lain, maka jiwanya akan rusak” (Soekanto, 1990 : 48).

Istilah ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaiu “Oikos” yang artinya rumah tangga dan “Nomos” artinya mengatur. Jadi secara harafiah, ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ini adalah pengertian yang paling sederhana.Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat, maka pengertian ekonomi juga sudah lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat.Pemberian posisi ini disertai dangan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status (Koentjaraningrat, 1990 : 35). Tingkat sosial merupakan faktor non ekonomis seperti budaya, pendidikan, umur dan jenis kelamin, sedangkan tingkat ekonomi seperti pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan dan investasi.

Menurut Melly G. Tan mengatakan untuk melihat kondisi sosial ekonomi keluarga atau masyarakat itu dapat dilihat melalui tiga aspek yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Berdasarkan hal ini maka keluarga atau kelompok masayarakat itu dapat di golongkan memiliki sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi.

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjalankan usaha dan berhasil mencukupi hidupnya.

1. Pendapatan

(54)

a. Golongan berpenghasilan rendah yaitu, keluarga yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal, mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain.

b. Golongan berpenghasilan sedang yaitu, pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok.

c. Golongan berpenghasilan rendah yaitu, selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, sebagian dari pendapatan yang diterima dapat ditabung dan digunakan untuk kebutuhan lain ataupun kebutuhan di masa mendatang.

2. Pangan

Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.

Pangan dibedakan atas pangan segar dan pangan olahan :

a. Pangan segaradalah pangan yang belum mengalami pengolahan, yang dapat dikonsumsi langsung atau dijadikan bahan baku pengolahan pangan. Misalnya beras, gandum, segala macam buah, ikan, air segar.

b. Pangan olahan tertentu Makanan / pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang diperuntukkan bagi kelompok tertentu dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatan kelompok tersebut.

c. Pangan siap saji Pangan siap saji adalah makanan atau minuman yang sudah diolah dan bisa langsung disajikan di tempat usaha atau di luar tempat usaha atas dasar

(55)

3. Pendidikan

Menurut UU No.20 tahun 2003tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

a. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

1. Pendidikan anak usia dini

Mengacu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

2. Pendidikan dasar

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

3. Pendidikan menengah

Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar yang harus dilaksanakan minimal 9 tahun.

(56)

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Mata pelajaran pada perguruan tinggi merupakan penjurusan dari SMA, akan tetapi semestinya tidak boleh terlepas dari pelajaran SMA. b. Jalur pendidikan

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

1. Pendidikan formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya.Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

2. Pendidikan nonformal

Pendidikan non formal meliputi pendidikan dasar, dan pendidikan lanjutan. Pendidikan dasar mencakup pendidikan keaksaraan dasar, keaksaraan fungsional, dan keaksaraan lanjutan paling banyak ditemukan dalam pendidikan usia dini (PAUD), Taman Pendidikan Al Quran (TPA), maupun Pendidikan Lanjut Usia. Pemberantasan Buta Aksara (PBA) serta program paket A (setara SD), paket B (setara B) adalah merupakan pendidikan dasar.

3. Pendidikan informal Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

(http://kaviedesign.indonesianforum.net/pendidikan-f5/pengertian-pendidikan-t8.htm).

4. Kesehatan

(57)

pemeriksaan, pengobatan dan perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.

Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

Menurut UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, menyatakan bahwa :

1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.

3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna.

(58)

membangun negara ini. Jiwa yang sehat secara fisik dan batin diharapkan memiliki kemampuan untuk berkontribusi dengan baik dan nyaman dalam berbagi ide dan pemikiran mereka ke dalam bentuk nyata sesuai aspek dan bidang yang ditekuni masing-masing bagi masa depan yang lebih baik.Kesehatan masyarakat sendiri mencakup banyak hal, baik misalnya dari kesehatan keluarga, reproduksi, hingga kesehatan kejiwaan. Kesemua ilmu dan keterampilan mengenai kesehatan tersebut dibahas dan dipelajari demi terwujudnya kesehatan yang lebih baik dan komprehensif bagi masyarakat.

5. Perumahan

Menurut UU No.1 Tahun 2011 pasal 1 ayat 1 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Perumahan dan kawasan pemukiman adalah satu kesatuan sistem yang terdidri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaaraan kawasan pemukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencengahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan pemukiman kumuh, penyediaan tanah pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masayarakat.

Turner (dalam Jenie, 2001: 45), mendefenisikan tiga fungsi utama yg terkandung dalam sebuah rumah, yaitu :

1. Sebagai penunjang identitas keluarga (identity) yang diwujudkan pada kualitas hunian atau perlindungan yang diberikan oleh rumah.

2. Sebagai penunjang kesehatan (opportinity) keluarga untuk berkembang dalam kehidupan sosial budaya dan ekonomi.

3. Sebagai penunjang rasa aman (security) dalam arti terjaminnya keadaan keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah.

2.5.1 Keluarga

(59)

merupakan satuan yang khusus. Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelanggarakan hal-hal yang berkenaan dengan keorangtuaan dan pemeliharaan anak dalam keluarga tersebut. (Su’adah, 2005: 22-24)

MenurutUndang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 1 ayat 3 keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga.

Keluarga adalah sutau kelompok yang terdiri atas seorang pria dan wanita serta anak anaknya yang masih bergantung padanya yang terikat oleh perkawinan atau hubungan darah. Keluarga merupakan sumber keamanan dan sumber perlindungan, karena didalam keluaraga orang tua merupakan sumber pertama kesejahteraan jasmani dan rohani bagi anak. Orang tua memberi cinta kasih kepada anak-anaknya dengan segala apa yang dibutuhkan (Taryati. 1999: 32).

A. Ciri Struktur Keluarga

Menurut Anderson Carter yang merupakan ciri-ciri struktur keluarga adalah sebagai berikut:

a) Terorganisasi yaitu saling berhubungan, ketergantungan antara anggota keluarga. b) Ada keterbatasan yaitu setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka

juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

c) Ada perbedaan dan kekhususan yaitu setiap anggot keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

B. Peranan keluarga.

(60)

keluarga di berbagai peranan yang terdapat di dasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.

2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual(Khairuddin, 1997: 7).

C. Fungsi keluarga

Ada beberapa fungsi yang dijalankan oleh keluarga, yaitu:

1. Fungsi pendidikan, dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.

2. Fungsi sosialisasi anak, dimana hal ini tugas keluarga adalah mempersiapkan anak menjadi anggota masyarkat yang baik.

3. Fungsi perlindungan, dalam hal ini keluarga bertugas melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman. 4. Fungsi perasaan, dalam hal ini keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan

(61)

5. Fungsi ekonomi, dimana tugas kepala keluarga dalam fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain. Kepala keluarga bertujuan untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan tersebut, sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.

6. Fungsi rekreatif, dimana fungsi keluarga dalam hal ini adalah harus pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana berusaha untuk menciptakan suasana yangmenyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan didalam rumah dengan cara menonton televisi bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebagainya.

7. Fungsi biologis, dimana dalam hal ini fungsi keluarga yaitu meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.

8. Fungsi kasih sayang, dimana dalam hal ini keluarga memberikan kasih sayang, perhatian,dan rasa aman diantara anggota keluarga serta membina kepribadian anggota keluarga.

2.6 Home industry

Menurut Sumoatmojo (1998:179) industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi

(manufacturing industry). Industri kerajinan termasuk industri kecil yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi dan pengerjaannya dilakukan dirumah sendiri.Sehingga dapat disebut home industry dalam arti industri rumah tangga yang dimiliki keluarga dan dikerjakan dirumah sendiri. Adapun pengelompokan industri berdasarkan kapasitas pekerja yang diperlukan meliputi:

1.Industri rumah tangga(home industry),menggunakan tenaga kerja1 sampai 4 orang.

2.Industri kecil,menggunakan tenaga kerja 5 sampai 19 orang.

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.4
Tabel 4.7
Tabel 5.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jenis lampu kedip ini bisa membantu kita apabila ada deringan telepon yang masuk, maka lampu kedip ini akan menyala. Berdasarkan hasil pengamatan rangkaian ini merupakan alat

melaksanakan proses pengunduhan dokumen penawaran dan dekripsi dokumen penawaran serta pembukaan dokumen penawaran, yang dimulai dari tanggal 02 Agustus 2012 pukul 16:01 (waktu

Berdasarkan hal – hal tersebut di atas, maka pelaksanaan pembukaan file dokumen penawaran ini dapat di deskripsi dengan baik serta dinyatakan memenuhi syarat dan sah, dan

sebuah upaya reduksi nilai non-tauhid adalah kisah lahirnya mahluk raksasa jahat Batara Kala -dari Rahim Dewi Uma- akibat dari karakter Batara Guru yang saat itu haus

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1) kemampuan siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Pontianak sebelum belajar menggunakan pembelajaran

Peneliti menggunakan analisis deskriptif, mengacu pada semiotik Roland Barthes untuk menjelaskan problem penelitian mengenai:1) Bagaimana implementasi Kode Etik

Our paper presents a new three object triangulation algorithm that works in the entire plane (except when the beacons and the robot are concyclic or collinear), and for any

program yang pernah disiarkan. Acara tersebut bisa disiarkan karena berbagai pertimbangan berdasarkan efisiensi waktu, tenaga, maupun biaya. Sehingga produksinya