• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Proxy Server Dengan Linux Clear OS 5.2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Implementasi Proxy Server Dengan Linux Clear OS 5.2"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PROXY SERVER DENGAN

LINUX CLEAR OS 5.2

TUGAS AKHIR

APRIAN SETIADI

092406130

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

IMPLEMENTASI PROXY SERVER DENGAN LINUX CLEAR OS 5.2

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

APRIAN SETIADI 092406130

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : IMPLEMENTASI PROXY SERVER DENGAN

LINUX CLEAR OS 5.2

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : APRIAN SETIADI

Nomor Induk Mahasiswa : 092406130

Program Studi : DIPLOMA 3 TEKNIK INFORMATIKA Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan, Juli 2012

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Dosen Pembimbing

(4)

PERNYATAAN

IMPLEMENTASI PROXY SERVER DENGAN LINUX CLEAR OS 5.2

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2012

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang atas berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik dan dalam waktu yang ditetapkan.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan D3 Teknik Informatika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak terdapat kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, baik dari segi teknik, tata penyajian ataupun dari segi tata bahasa. Oleh karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dalam perbaikan tugas akhir ini.

Ucapan terima kasih penulis spesialkan kepada ke dua orang tua penulis, Ayahanda Supriadi S.S, dan Ibunda Hariati yang tiada hentinya memberikan dorongan, nasehat, dukungan material dan spritual serta doa kepada penulis agar menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tak lupa penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Bambang Irawan, M. Sc, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, dan yang telah membimbing penulis dengan sabar sehingga Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan tepat waktu.

2. Bapak Syahril Efendi S. Si, M. IT dan Syahriol Sitorus S. Si, M. IT selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D3 Teknik Informatika.

3. Bapak Prof. Dr. Tulus, M. Si, selaku Ketua Departemen Matematika.

4. Bapak Dr. Sutarman, M. Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Dosen Pengajar Program Studi D3 Teknik Informatika Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan.

6. Para Pegawai FMIPA USU yang telah banyak membantu penulis.

7. Kepada ke dua adik penulis Anisah Mawaddah Setiadi dan Angga Warjaya, terima kasih atas doa dan dukungannya.

8. Kepada sahabat-sahabat terbaik: Evi Wulandari, Winda Meiriza dan Wita Clarisa Ginting, terima kasih buat rekan-rekan semua yang memberikan persahabatan terbaik di masa perkuliahan serta canda tawa rekan-rekan semua tidak pernah terlupakan di dalam kehidupan penulis.

(6)

ABSTRAK

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 2

1.3 Perumusan Masalah 3

1.4 Batasan Masalah 3

1.5 Tujuan Penelitian 3

1.6 Manfaat Penelitian 4

1.7 Metodologi penelitian 4

1.8 Sistematika Penelitian 4

BAB 2 LANDASAN TEORI 6

2.1 Teori Dasar Jaringan Komputer 6 2.1.1 Definisi Jaringan Komputer 6

2.1.2 Jenis Jangkauan Jaringan 7

2.1.3 Kategori Jaringan Komputer 9

2.1.4 Topologi Jaringan 10

2.1.5 Peralatan Jaringan Yang Sering Digunakan 12 2.2 Mengenal Infrastruktur Jaringan 16 2.2.1 Definisi Infrastruktur Jaringan 17

2.2.2 Infrastruktur Fisikal 17

(8)

2.3 Pengenalan Linux Clear OS 5.2 19

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 22

3.1 Komponen Utama Dalam Merancang Sistem 22

3.1.1 Perangkat Keras 22 3.4.3 Konfigurasi Sistem dengan Remote Web Config 37

3.5 Konfigurasi Proxy Server 41

3.6 Konfigurasi Content Filter 45

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM 50

4.1. Definisi Implementasi Sistem 50

4.2. Tujuan Implementasi Sistem 50

4.3. Konfigurasi Komputer Klien 51

4.4. Tampilan Website Yang Telah Diblokir 53

BAB 5 Kesimpulan Dan Saran 54

5.1 Kesimpulan 54

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.12 Infrastruktur Fisikal 17

Gambar 2.13 Infrastruktur Logikal 18

Gambar 3.1 Interface BIOS Setup Utility 25 Gambar 3.2 Pengaturan Boot Priority BIOS 26 Gambar 3.3 Tampilan Utama Instalasi Sistem 27

Gambar 3.4 Pemilihan Bahasa 27

Gambar 3.5 Pemilihan Jenis Keyboard 28

Gambar 3.6 Pemilihan Media Instalasi 28

Gambar 3.7 Pemilihan Metode Instalasi 29

Gambar 3.8 Pembuatan Nama Partisi 29

Gambar 3.9 Pemilihan Mode Sistem 30

Gambar 3.10 Pemilihan Tipe Koneksi Yang Digunakan 31 Gambar 3.11 Pemilihan Konfigurasi IP Address 31 Gambar 3.12 Konfigurasi IP Address Untuk LAN dan WAN 32

Gambar 3.13 Pengisian Password Root 33

Gambar 3.14 Pemilihan Metode Partisi Harddisk 33 Gambar 3.15 Pemilihan Servis Layanan Server 34

Gambar 3.16 Konfirmasi Instalasi Sistem 35

Gambar 3.17 Proses Instalasi Sistem 35

Gambar 3.18 Konfirmasi Reboot Sistem 36

Gambar 3.19 Halaman Login Administrator 36

Gambar 3.20 Pengujian Koneksi Jaringan 37

Gambar 3.21 Pengujian Koneksi Menggunakan Web Browser 38 Gambar 3.22 Konfirmasi Keamanan Web Browser 38

Gambar 3.23 Halaman Login Web Config 39

Gambar 3.24 Halaman Pengaturan DNS Server 39

Gambar 3.25 Pengaturan Zona Waktu 40

Gambar 3.26 Pembuatan Nama Server 40

(10)

Gambar 3.28 Halaman Akhir Konfigurasi 41 Gambar 3.29 Topologi Jaringan Proxy Server 42

Gambar 3.30 Halaman Utama Administrator 44

Gambar 3.31 Halaman Konfigurasi Proxy Server 45 Gambar 3.32 Halaman Konfigurasi IP Address 47 Gambar 3.33 Halaman Konfigurasi Extension/MIME 47 Gambar 3.34 Halaman Konfigurasi Site List 48 Gambar 3.35 Halaman Konfigurasi Phrase List 48 Gambar 3.36 Halaman Konfigurasi Black List 49 Gambar 3.37 Halaman Konfigurasi Content Filter 49 Gambar 4.1 Local Area Connection Properties 52

Gambar 4.2 Internet Protocol Version 4 52

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Daftar Pustaka

Lampiran B : Kartu Bimbingan Tugas Akhir

(12)

ABSTRAK

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Teknologi informasi yang berkembang pesat dewasa ini, telah mendorong percepatan di berbagai bidang. Hal ini juga yang menyebabkan munculnya kemajuan pada perangkat lunak dan diimbangi pula dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi beserta perangkat kerasnya. Secara langsung ataupun tidak, teknologi informasi telah menjadi bagian penting dari berbagai bidang kehidupan. Karena banyak kemudahan yang ditawarkan, teknologi informasi hampir tidak dapat dilepaskan dari berbagai aspek kehidupan manusia.

(14)

Komputer server dalam sebuah jaringan komputer memiliki fungsionalitas yang berbeda dari masing-masing tipe yang bisa dilakukan oleh Server seperti, Web Server, Gateway Server, Email Server, Data Center, Proxy Server, Content Filter, Bandwith Management, dan sebagainya.

Administrasi Server Jaringan Internet lebih fokus terhadap manajemen jaringan dalam menghemat bandwith jaringan dan mencegah agar komputer yang terhubung ke Server tidak bisa mengakses Website yang memiliki konten yang negatif.

Oleh karena itu berdasarkan pengamatan ini, penulis mengambil judul tugas akhir “Implementasi Proxy Server Dengan Linux Clear OS 5.2”.

1.2 Identifikasi Masalah

(15)

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, dapat dirumuskan bahwa masalah yang melatar belakangi tugas akhir ini adalah bagaimana membangun sebuah proxy server dalam sebuah jaringan komputer dengan Linux Clear OS 5.2.

1.4 Batasan Masalah

Implementasi yang dilakukan penulis memiliki batasan masalah untuk menghindari pembahasan yang melebar. Berikut batasan masalah yang akan penulis bahas antara lain, yaitu:

a. Instalasi Linux Clear Os Enterprise sebagai Proxy Server b. Konfigurasi Topologi jaringan

c. Konfigurasi Gateway

d. Konfigurasi Proxy Server dan filtering

e. Cara memblok Website yang memiliki konten negatif.

1.5 Tujuan Penelitian

(16)

1.6 Manfaat Penelitian

Implementasi proxy server dengan Linux Clear OS 5.2 yang dilakukan penulis memiliki manfaat antara lain:

1. Administrasi Server menjadi lebih mudah menggunakan Linux Clear OS 5.2 2. Proxy Server yang telah diciptakan penulis mendukung penggunaan internet

sehat bagi sekolah atau perusahaan yang ingin mengimplementasikan proxy server.

3. Penghematan bandwith jaringan 4. Meningkatkan keamanan jaringan

1.7 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang dilakukan penulis dalam mengimplementasi proxy server adalah sebagai berikut:

a. Merancang topologi jaringan komputer yang dibutuhkan b. Mengnalisis sistem jaringan

c. Instalasi Clear OS pada komputer server d. Konfigurasi Gateway Server

e. Konfigurasi Proxy Server f. Konfigurasi Content Filter

1.8 Sistematika Penulisan

(17)

BAB 1: Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tinjauan pustaka, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB 2: Landasan Teori

Bab ini memberikan penjelasan pendahuluan tentang teori dasar jaringan komputer, definisi jaringan komputer, peralatan jaringan yang umum digunakan, serta pengenalan infrastruktur jaringan.

BAB 3: Perancangan Sistem

Bab ini menjelaskan tentang persiapan hardware maupun software berupa Sistem Operasi Linux Clear OS yang akan dijadikan sebagai proxy server serta perancangan topologi yang akan digunakan penulis.

BAB 4: Implementasi Sistem

Bab ini menjelaskan tentan pengertian implementasi jaringan, tujuan implementasi jaringan, komponen dalam implementasi jaringan, dan instalasi serta konfigurasi Linux Clear OS sebagai Proxy Server.

BAB 5: Kesimpulan Dan Saran

(18)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar Jaringan Komputer

Saat ini jaringan internet sudah tidak asing lagi di kalangan banyak orang. Jaringan internet memiliki manfaaat yang sangat dirasakan, misalnya dalam mencari bahan referensi untuk pelajaran, media komunikasi yang tanpa dibatasi wilayah tertentu. Hal ini terjadi karena adanya perkembangan teknologi jaringan yang sangat pesat.

2.1.1 Definisi Jaringan Komputer

Jaringan adalah kombinasi perangkat keras, perangkat lunak, dan pengkabelan (cabeling), yang memungkinkan berbagai alat komputasi berkomunikasi satu sama lain.

(19)

dapat dijelaskan bahwa jaringan komputer adalah kumpulan beberapa komputer (dan perangkat lain seperti printer, hub dan sebagainya) yang saling terhubung satu sama lain melalui media perantara. Media perantara ini biasa berupa media kabel ataupun media tanpa kabel (nirkabel). Informasi berupa data akan mangalir dari suatu komputer ke komputer lainya atau dari satu komputer ke perangkat lain, sehingga masing–masing komputer yang terhubung tersebut biasa saling bertukar data atau berbagai perangkat keras.

2.1.2 Jenis Jangkauan Jaringan

Berdasarkan jangkauan area atau lokasi, jaringan dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis yaitu:

a. Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran dalam gedung atau sebuah sekolah, dan biasanya memiliki jarak sekitar 1 Km persegi. Dalam beberapa model konfigurasi LAN, biasanya terdapat satu komputer yang dijadikan sebagai server. Komputer tersebut digunakan untuk mengatur akitivitas komputer client dalam jaringan LAN.

(20)

b. Metropolitan Area Network (MAN) merupakan jaringan dengan area yang lebih besar dari pada LAN, misalnya antar wilayah dalam satu propinsi. Dalam hal ini, jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan-jaringan kecil ke dalam lingkungan area yang lebih besar, misalnya jaringan bank, di mana beberapa kantor cabang bank di dalam sebuah kota besar dihubungkan antara satu dengan yang lainnya.

Gambar 2.2 Jaringan MAN

(21)

Gambar 2.3 Jaringan WAN

2.1.3 Kategori Jaringan

Pada jaringan komputer terdapat 2 (dua) kategori jaringan komputer antara lain: a. Client Server

Jaringan Client Server merupakan sebuah jaringan komputer yang saling terhubung, di mana ada satu komputer sebagai server dan ada satu komputer atau lebih sebagai Client (Workstation). Komputer Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputer-komputer lain yang terhubung dalam jaringan. Sedangkan komputer Client adalah komputer-komputer yang menggunakan fasilitas yang disediakan oleh komputer Server.

b. Peer to Peer

(22)

2.1.4 Topologi Jaringan

Topologi jaringan merupakan gambaran pola hubungan antara komponen-komponen jaringan, yang meliputi komputer server, komputer client, hub/switch, pengkabelan, modem, dan komponen jaringan yang lain. Terdapat beberapa topologi yang dapat diterapkan sesuai kondisi tempat yang akan dibangun infrastruktur jaringan-nya. Berkut ini ada beberapa topologi yang sering digunakan dalam membangun sebuah jaringan komputer antara lain:

a. Topologi Bus

Jaringan dengan topologi bus adalah jaringan di mana beberapa client dihubungkan menggunakan line komunikasi yang terbagi yang disebut bus. Jaringan bus merupakan jaringan paling mudah dibuat untuk menghubungkan client yang ada. Namun, kekurangannya adalah jika ada 2 (dua) komputer client ingin mentransmisikan data pada saat yang sama, maka akan terjadi collition atau tabrakan data.

(23)

b. Topologi Ring

Topologi ring merupakan topologi jaringan dimana tiap simpul akan terhubung ke 2 (dua) simpul lainnya sehingga membentuk lingkaran yang berfungsi sebagai line untuk transfer data. Data akan dijalankan dari simpul ke simpul yang konsekuensinya tiap simpul akan menangani tiap paket data yang dikirim. Kegagalan sebuah simpul atau rusaknya kabel bisa membuat semua simpul di Ring akan terisolasi. FDDI digunakan untuk menanggulangi kegagalan sebuah simpul, di mana data akan dikirm dalam bentuk searah jarum jam dan juga kebalikan arah dari jarum jam.

Gambar 2.5 Topologi Ring

c. Topologi Star

(24)

Gambar 2.6 Topologi Star

2.1.5 Peralatan Jaringan Yang Sering Digunakan

Dalam membangun sebuah jaringan komputer dibutuhkan perangkat keras khusus yang berhubungan dengan kebutuhan jaringan yang akan dibangun. Berikut adalah beberapa peralatan jaringan yang umum digunakan untuk jaringan berbasis kabel maupun nirkabel:

a. Network Interface Card (NIC) merupakan sebuah hardware komputer yang didesain guna memungkinkan komputer berkomunikasi menggunakan jaringan. NIC memungkinkan adanya akses fisik ke media jaringan dan juga menyediakan sistem addressing low-level melalui penggunaan MAC addresses. NIC memungkinkan user untuk terhubung satu dengan yang lainnya menggunakan kabel atau wireless.

(25)

b. HUB Merupakan peralatan yang dapat menggandakan frame data yang berasal dari salah satu komputer ke semua port yang ada pada hub tersebut. Sehingga semua komputer yang terhubung dengan port hub akan menerima data yang sama.

Gambar 2.8 Hub

c. Switch, selain repeater, bridge, dan router terdapat sejumlah peralatan switching yang dapat digunakan dalam membangun internetwork. Peralatan switch didesain dengan tujuan yang berbeda dengan repeater, bridge, dan router. Jika perangkat jaringan yang terhubung pada sbuah LAN terlalu banyak, maka kebutuhan transmisi meningkat melebihi kapasitas yang mampu dilayani oleh media transmisi jaringan. Cara kerja switch mirip dengan bridge. Sehingga kadangkala switch disebut sebagai multiple bridge dan setiap host yang terkoneksi akan mendapatkan full bandwith.

(26)

d. Repeater merupakan salah satu contoh active hub. Repeater merupakan peralatan yang dapat menerima signal, kemudian memperkuat dan mengirim kembali signal tersebut ke tempat lain. Sehingga signal dapat menjangkau tempat-tempat jauh karena repeater bekerja pada besaran fisik seperti tegangan listrik, arus listrik, dan gelombang elektromagnetik. Repeater termasuk dalam kategori peralatan yang bekerja pada physical layer.

e. Bridge merupakan peralatan yang dapat menghubungkan beberapa segmen dalam sebuah jaringan. Berbeda dengan hub, bridge dapat mempelajari MAC address tujuan. Sehingga jika sebuah komputer mengirim data untuk komputer tertentu, maka bridge akan mengirim data melalui port yang terhubung dengan komputer tujuan tertentu. Jika bridge belum mengetahui port mana yang terhubung dengan komputer tujuan, maka bridge akan mencoba mengirim pesan broadcast ke semua port (kecuali port komputer yang mengirim). Jika port tujuan telah diketahui, maka hanya port itu saja yang akan dikirimkan datanya. Bridge juga dapat mem-filter trafik di antara 2 (dua) segmen LAN. Bridge bekerja di Data Link Layer.

(27)

f. Router merupakan peralatan jaringan yang bertugas untuk memecah atau memperluas jaringan dengan mem-forward paket data sepanjang jaringan menggunakan header dan tabel forwarding sehingga bisa menentukan rute terbaik untuk transportasi data. Sepintas lalu router mirip dengan bridge, namun router lebih cerdas dibandingkan dengan bridge. Router bekerja menggunakan routing table yang disimpan di memory untuk membuat keputusan tentang ke mana dan bagaimana paket dikirimkan. Router dapat memutuskan rute terbaik yang akan ditempuh oleh paket data. Router akan memutuskan media fisik jaringan yang disukai dan yang tidak disukai. Protocol routing dapata mengantisipasi berbagai kondisi yang tidak dimiliki oleh peralatan bridge. Router bekerja pada Network Layer.

g. Modem merupakan perlatan jaringan yang digunakan sebagai penghubung antara jaringan LAN dengan internet.

h. Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) merupakan salah satu media transmisi yang digunakan untuk menghubungkan antara komputer/peralatan jaringan dengan komputer/peralatan jaringan yang lain dengan menggunakan port RJ45-Male.

(28)

i. Kabel Coaxial, merupakan kabel yang terdiri dari kawat konduktor yang dikelilingi dengan spacer yang berfungsi untuk insulator. Kemudian dikelilingi oleh penutup konduktor dan terakhir ditutup oleh lapisan yang disebut jacket. Kegunaan kabel coaxial adalah untuk melakukan transmisi data berkecepatan tinggi dan digunakan untuk membagi sinyal broadband atau sinyal frekuensi tinggi.

j. Wireless Acces Point, merupakan salah satu perangkat yang dapat mendukung akses jaringan tanpa kabel atau wireless LAN. Wireless Acces Point ini menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya. Fungsi utama dari wireless acces point adalah sebagai pusat koneksi. Wireless acces point dikatakan mempunyai fungsi seperti switch pada jaringan transmisit kabel. Wireless acces point menyediakan perangkat seperti radio penerima yang mampu menerima gelombang lain dari acces point lain atau media wireless lain, seperti USB Wireless.

2.2 Mengenal Infrastruktur Jaringan

(29)

2.2.1 Definisi Infrastruktur Jaringan

Infrastruktur jaringan adalah sekumpulan komponen fisikal dan logikal yang menyediakan dasar untuk konektivitas, keamanan, routing, pengatur, akses, dan fitur integral pada jaringan. Administrator jaringan harus mampu dalam menguasai teknologi terkait, agar nantinya infrastruktur jaringan bisa dipelihara dengan mudah, didukung dengan baik, dan memudahkan dalam troubleshoot.

2.2.2 Infrastruktur Fisikal

Sebuah infrastruktur fisikal jaringan merupakan topologi jaringan tersebut rancangan fisik jaringan yang terdiri dari komponen perangkat keras seperti kabel, routers, switches, bridges, hubs, servers, dan hosts. Infrastruktur fisikal juga meliputi teknologi seperti Ethernet, 802.11b wireless, Public Switched Telephone Network (PSTN), dan Asynchronous Transfer Mode (ATM), semua dari metode yang didefinisikan pada komunikasi melalui berbagai jenis koneksi fisikal.

(30)

2.2.3 Infrastruktur Logikal

Infratruktur logikal terdiri dari berbagai elemen perangkat lunak yang terhubung, diatur dan mengamankan host pada jaringan. Infrastruktur logikal memungkinkan komunikasi antar komputer melalui jalur yang telah digambarkan dalam topologi fisikal. Contoh elemen pada infrastruktur logikal meliputi komponen jaringan seperti Domain Name System (DNS), protokol jaringan seperti TCP/IP, perangkat lunak client

jaringan seperti Client Service For NetWare, dan kayaan jaringan seperti Quality of

Service (QoS) Packet Scheduler. Setelah jaringan dirancang, administrasi,

pemeliharaan, dan pengaturan infrastruktur logikalnya membutuhkan kedekatan dengan berbagai aspek teknologi jaringan. Dalam jaringan menengah dan besar, administrator jaringan harus menjalankan tugas yang lebih kompleks seperti mengkonfigurasi remote access melalui koneksi dial-up dan virtual private networks (VPN), membuat, mengubah, dan memperbaiki routing interfaces dan routing tables, membuat, mendukung, dan memperbaiki keamanan yang didasarkan pada public key cryptography, dan menjalankan keputusan pemeliharaan untuk jaringan yang

heterogen yang meliputisistem operasi seperti Microsoft Windows, UNIX, dan Novell NetWare.

(31)

2.3 Pengenalan Linux Clear OS 5.2

Linux Clear OS adalah linux yang dikustomasi khusus untuk keperluan server. Dengan berbagai fitur yang powerfull dan pengaturan yang tidak terlalu rumit, Linux Clear OS menjadi alternative pilihan, baik untuk pemula yang tidak mengerti linux maupun untuk kalangan profesional yang membutuhkan kemampuan terbaik dari Linux Clear OS.

Linux Clear OS ini berbasis Linux Red Hat Enterprise 5 yang menjadikan Linux Clear OS memiliki source base yang kuat dan stabil untuk dijalankan sebagai server untuk kebutuhan warnet, game online, maupun kantor perusahaan yang memiliki skala jaringan yang lebih besar. Linux Clear OS diterbitkan pada bulan Oktober tahun 2009 dari dasar ClarkConnect oleh tim Clear Foundation yang mengeluarkan Linux Clear OS 5.1.

(32)

Kelebihan Linux Clear OS 5.2 antara lain yaitu:

1. Lisensi Linux Clear OS bersifat open source. Semua fitur seperti: antivirus, anti spam, content filter, VPN, dan lain sebagainya yang bisa didapatkan secara gratis tanpa perlu membeli dari pihak ke tiga dengan harga yang mahal. 2. Dukungan dokumentasi online dan sebuah komunitas yang aktif dan siap

untuk membantu menemukan setiap solusi dari masalah yang terjadi.

3. Fitur Web Config terintegrasi, Clear OS menyajikan kemudahan dalam proses konfigurasi dengan panduan grafis.

Kekurangan Linux Clear OS 5.2 antara lain yaitu:

1. Bandwidth manager internal tidak bekerja secara maksimal. Jika menggunakan bandwidth manager internal bersamaan dengan proxy server (dalam arti klien mengakses internet melalui proxy), maka limitasi/pembatasan bandwidth komputer klien tidak berlaku. Hal ini terjadi karena request ke internet yang dikenali oleh bandwidth manager adalah request dari IP proxy server bukan dari IP komputer klien. Akibatnya bandwidth manager menganggap bahwa komputer klien tidak melakukan atifitas dan tidak ada bandwidth yang perlu dilimit/dibatasi.

2. Linux Clear OS 5.2 masih menggunakan Squid 2.6 dalam proxy server.

Fungsi dan fitur dari Linux Clear OS antara lain yaitu: 1. Directory Features

(33)

2. Network Features - Multi-WAN

- VPN-PPTP, Ipsec, OverVPN - DMZ and 1-to1 NAT

- Stateful Firewall

- Local DHCP and DNS Servers 3. Gateway Features

- Antimalware-Antivirus, Antiphising, Antispyware - Antispam

- Bandwidth Management

- Intrusion Protection, Intrusion Prevention, Intrussion Detection - Protocol Filtering

- Content Filter - Web Proxy - Acces Control 4. Server Features

- Windows Networking with PDC Support - File and Print Server

- Flexshare

- Groupware with Outlook Connector

- Mail Server-POP, IMAP, SMTP, Webmail, Retrieval

- Mail Filtering-Antispam, Antimalware, GreyListing, Quarantine - Mail Archiving

- Database with MySQL

(34)

BAB 3

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Komponen Utama Dalam Merancang Sistem

Proses perancangan suatu sistem membutuhkan komponen-komponen tertentu untuk digunakan untuk tahap perancangan. Komponen tersebut sangat dibutuhkan baik dalam perancangan sistem maupun implementasi sistem. Berikut ini komponen utama yang dibutuhkan dalam proses perancangan sistem;

3.1.1 Perangkat Keras

Perangkat keras merupakan komponen yang terlihat secara fisik, yang saling bekerja sama dalam pengolahan data. Perangkat keras yang digunakan antara lain:

1. Satu unit komputer server 2. Satu unit laptop sebagai client 3. Satu unit komputer sebagai client 4. Kabel UTP beserta konektor RJ 45 5. Tang Criming Tool

(35)

7. Switch 8 port 8. Modem speedy

3.1.2 Perangkat lunak

Perangkat lunak merupakan adalah instruksi atau program-program komputer yang dapat digunakan oleh komputer dengan memberikan fungsi serta penampilan yang diinginkan. Dalam hal ini, perangkat lunak yang digunakan untuk perancangan jaringan ini adalah:

1. Microsoft Windows XP sebagai Client 2. Microsoft Windows Vista sebagai Client 3. Linux Clear OS 5.2

3.1.3 Unsur Manusia

Brainware merupakan faktor manusia yang menangani fasilitas komputer yang ada. Faktor manusia yang dimaksud adalah orang-orang yang memiliki bagian untuk menangani sistem. Berikut ini unsur manusia yang dimaksud antara lain:

1. Analisis Jaringan, yaitu orang yang membentuk dan membangun fasilitas rancangan jaringan.

2. Operator (Administrator), yaitu orang yang mengoperasikan jaringan seperti memasukkan data untuk dioperasikan oleh komputer dalam menghasilkan informasi dan lain sebagainya.

(36)

3.2 Kebutuhan Perangkat Minimum

Proses instalasi sistem operasi Linux Clear OS 5.2 ini membutuhkan komputer yang akan dijadikan sebagai server dengan kebutuhan perangkat minimum sebagai berikut:

1. Processor-Up to 16 processor pentium/celeron/AMD 2. RAM-Minimal 512 MB atau lebih

3. Harddisk-Instalasi dan log sistem minimal 1 GB 4. CDROM-Dibutuhkan saat instalasi

5. Network Cards-PCI/ISA/PCMCIA 2 unit 6. Monitor-Dibutuhkan saat instalasi

7. Keyboard-Dibutuhkan saat instalasi

8. Broadband-Ethernet/Cable/DSL Connection 9. Tidak mendukung layanan koneksi ISDN/Satelit

Spesifikasi hardware yang penulis gunakan adalah sebagai berikut: 1. Processor Intel Pentium III 800Mhz

2. RAM 512 MB 3. Harddisk 40 GB

4. 2 (dua) Network Card PCI

3.3 Topologi Yang Digunakan

(37)

jaringan komputer yang akan penulis bangun dan mengimplementasikan proxy server pada jaringan tersebut.

3.4 Instalasi Linux Clear OS 5.2

Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan langkah-langkah dalam proses instalasi sistem operasi Linux Clear OS 5.2 yang akan dijadikan sebagai komputer server. Installer Linux Clear OS 5.2 berbentuk file Iso yang dapat diperoleh dari situs Clear OS di

Berikut ini langkah-langkah yang penulis lakukan pada saat instalasi sistem:

3.4.1 Setup Bios untuk Booting CD

Proses setup bios ini dilakukan agar komputer yang akan diinstal sistem dapat membaca piringan CD/DVD pertama kali pada saat komputer melakukkan proses booting. Jika konfigurasi bios tidak diubah, maka secara umum komputer tidak akan membaca piringan CD/DVD karena komputer proses awal booting membaca harddisk. Pada saat booting tekan tombol “Del” pada keyboard untuk masuk ke menu setup bios.

(38)

Pilih tab boot, lalu pilih menu Boot Device Priority kemudian atur CD-Rom menjadi urutan paling pertama seperti Gambar 3.2

Gambar 3.2 Pengaturan Boot Priority BIOS

Setelah itu, tekan tombol F10 untuk menyimpan konfigurasi dan keluar dari bios.

3.4.2 Proses Instalasi Clear OS 5.2 Enterprise Edition

(39)

Gambar 3.3 Tampilan Utama Instalasi Sistem

Setelah proses loading file sistem yang diperlukan dalam proses intalasi selesai, proses selanjutnya adalah pemilihan bahasa yang akan digunakan dalam sistem. Dalam hal ini penulis memilih bahasa yang umum digunakan yaitu bahasa Inggris.

(40)

Proses selanjutnya adalah pemilihan jenis keyboard yang digunakan. Proses pemilihan ini berhubungan dengan keyboard yang penulis gunakan dalam proses instalasi. Jika jenis keyboard yang dipilih tidak sesuai dengan keyboard yang penulis gunakan, maka keyboard tersebut tidak akan terdeteksi oleh sistem.

Gambar 3.5 Pemilihan Jenis Keyboard

Setelah memilih jenis keyboard, proses selanjutnya adalah pemilihan media instalasi sistem yang penulis gunakan dalam proses instalasi sistem. Ada 2 (dua) media yang didukung oleh sistem untuk melakukan instalasi antara lain yaitu: FTP dan CD-Rom. Dalam hal ini penulis menggunakan media CD-Rom karena lebih mudah dan praktis.

(41)

Proses selanjutnya adalah pemilihan tipe instalasi sistem. Ada 2 (dua) tipe instalasi yaitu: Instal dan Upgrade. Dalam hal ini, penulis memilih tipe Instal karena komputer yang digunakan oleh penulis belum pernah dilakukan instalasi sistem operasi Linux Clear OS 5.2.

Gambar 3.7 Pemilihan Metode Instalasi

Proses selanjutnya adalah pembuatan nama sistem dengan cara mengetikkan keyword ClearOS.

Gambar 3.8 Pembuatan Nama Partisi

(42)

1. Gateway Mode

Pada mode gateway, sistem membutuhkan 2 (dua) unit LAN Card karena mode ini digunakan sebagai gateway dari jaringan LAN untuk terkoneksi ke internet. Selain sebagai gateway server, pada mode ini juga bisa digunakan sebagai Proxy Server, Web Server, File Server secara bersamaan menjadi satu server.

2. Standalone Mode

Pada mode standalone, sistem membutuhkan 1 (satu) unit LAN Card karena mode ini hanya digunakan sebagai server khusus tanpa gateway server dari jaringan LAN maupun WAN. Server yang dimaksud adalah Proxy Server, File Server, Mail Server, Web Server, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini, penulis memilih mode gateway yang akan diimplementasikan sebagai gateway server dan proxy tambahan. Hal ini dikarenakan karena jika menggunakan mode gateway, maka penulis tidak membutukan router yang akan dijadikan sebagai gateway server dalam jaringan LAN.

(43)

Setelah memilih mode sistem yang akan diinstal, proses selanjutnya adalah memilih jenis koneksi internet yang digunakan pada server. Dalam hal ini penulis menggunakan koneksi internet Speedy yang termasuk ADSL, penulis memilih tipe koneksi Ethernet.

Gambar 3.10 Pemilihan Tipe Koneksi Yang Digunakan

Proses selanjutnya adalah pemilihan metode ip address. Penulis memilih metode manual untuk mengkonfigurasi ip address pada interface card komputer server.

(44)

Jika memilih metode manual configuration, maka penulis harus mengkonfigurasikan IP address secara satu persatu pada interface card komputer server. Langkah awal penulis harus mengkonfigurasi IP address interface card yang akan dihubungkan dengan modem Speedy. Dalam hal ini ip modem Speedy 192.168.2.1 dimasukkan dalam IP gateway, sedangkan pada interface card yang terhubung ke modem diisikan IP 192.168.2.2. Selanjutnya konfigurasi IP address untuk interface card yang terhubung ke switch untuk jaringan lokal. Dalam hal ini penulis menggunakan ip 192.168.1.251 dan subnet mask 255.255.255.0.

(45)

Proses selanjutnya adalah pengisian password sistem root. Di linux, root adalah user tetinggi dalam hirarki, dan root bisa melakukan semua instalasi dan setting advanced untuk fitur-fitur yang ada dalam Linux Clear OS Server.

Gambar 3.13 Pengisian Password Root

Setelah proses pengisian password root, proses selanjutnya adalah melakukan partisi harddisk. Ada 2 (dua) metode yang bisa dipilih dalam proses partisi harddisk yaitu manual dan automatis sistem yang melakukan partisi harddisk. Pada bagian ini penulis memilih metode otomatis sistem yang melakukan partisi secara default.

Gambar 3.14 Pemilihan Metode Partisi Harddisk

(46)

yang dapat dijalankan menggunakan Linux Clear OS 5.2. Pada bagian ini penulis tidak mengaktifkan semua layanan yang ada, akan tetapi hanya mengaktifkan servis layanan yang dibutuhkan untuk proses implementasi proxy server yang dilakukan oleh penulis. Berikut ini servis yang diaktifkan antara lain: DHCP and Local Servers, Antimalware, Antispam, Protocol Filter, Web Proxy, Content Filter, Windows Networking.

Gambar 3.15 Pemilihan Servis Layanan Server

(47)

untuk sistem ke dalam harddisk. Jika konfigurasi masih ada yang salah atau belum lengkap, maka proses instalasi bisa diulang tahap konfigurasinya tanpa harus mengkonfirmasi proses implementasi.

Gambar 3.16 Konfirmasi Instalasi Sistem

Apabila proses konfirmasi telah disetujui, maka proses instalasi selanjutnya adalah proses format harddisk dan pengcopyan data yang dibutuhkan dalam sistem. Jika proses telah selesai 100%, maka sistem akan meminta user untuk melakukan restart sistem dan pengujian sistem yang telah berhasil diinstal.

(48)

Gambar 3.18 Konfirmasi Reebot Sistem

Setelah proses reboot berhasil, sistem akan menampilakan menu login administrator yang meminta user untuk memasukkan password root. Password yang harus diisi pada waktu login adalah password root yang telah dibuat pada saat proses instalasi sistem.

(49)

3.4.3 Konfigurasi Sistem dengan Remote Web Config

Ada banyak cara untuk melakukan konfigurasi server melalui komputer klien, salah satunya adalah dengan cara remote Web config. Penulis memilih cara ini dikarenakan oleh kemudahan yang didapatkan penulis dalam proses konfigurasi server dari komputer klien. Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan pertama kali menggunakan Web config setelah proses instalasi sistem berhasil:

1. Tes koneksi jaringan antara komputer klient dengan server apakah sudah terhubung atau masih belum terhubung. Caranya adalah dengan melakukan tes koneksi jaringan atau ping ke komputer server dari komputer klien dengan perintah: ping 192.168.1.251. Jika pesan yang muncul berisi laporan reply, maka komputer klien sudah terhubung dengan komputer server.

Gambar 3.20 Pengujian Koneksi Jaringan

(50)

alamat IP komputer server diikuti alamat port-nya. Dalam hal ini penulis menggunakan perinta digunakan untuk meremote komputer server melalui http.

Gambar 3.21 Pengujian Koneksi Menggunakan Web Browser

3. Gambar 3.21 muncul karena demi keamanan http melalui Web browser pertama kali melakukan remote server menggunakan Web config akan muncul pernyataan keamanan Web browser. Langkah yang harus dilakukan adalah Add Exception lalu pilih Confirm Security Exception.

(51)

4. Ketikan user root dan password sesuai pada konfigurasi pada saat instalasi sistem.

Gambar 3.23 Halaman Login Web Config

5. Langkah selanjutnya pengisian alamat DNS Server yang diberikan ISP dalam hal ini Telkom Speedy.

Gambar 3.24 Halaman Pengaturan DNS Server

(52)

Gambar 3.25 Pengaturan Zona Waktu

7. Pengisian nama domain untuk server yang telah dibuat.

Gambar 3.26 Pembuatan Nama Server

8. Pengisian data kelengkapan server yang berguna sebagai identitas server.

(53)

9. Selanjutnya akan tampil halaman konfirmasi penyelesaian konfigurasi awal server menggunakan remote Web config. Proses selanjutnya tentang pembuatan proxy server, content filter, dan gateway server akan penulis bahas pada Bab 4 implementasi sistem.

Gamba Gambar 3.28 Halaman Akhir Konfigurasi

r 3.28 Halaman Akhir Konfigurasi

3.5 Konfigurasi Proxy Server

Setelah proses instalasi Linux Clear OS 5.2 pada komputer server, proses selanjutnya penulis akan melakukan proses konfigurasi proxy server di sistem Linux Clear OS 5.2 menggunakan remote Web config dari komputer klien.

(54)

internet dan mengurangi kepadatan trafik di jalur internet, karena beberapa file diambil dari Server, bukan dari internet secara langsung.

Sebelum penulis melakukan konfigurasi proxy server, penulis akan menjelaskan topologi yang penulis gunakan dalam membangun proxy server tersebut. Berikut ini gambar rancangan topologi proxy server yang penulis bangun pada jaringan LAN.

Gambar 3.29 Topologi Jaringan Proxy Server

Topologi yang dirancang hanya menggunakan 1 (satu) komputer server sebagai gateway server dan proxy server tanpa hardware tambahan yang berfungsi sebagai router seperti perangkat router board RB750. Berikut ini ada berbagai istilah dalam tahap proses konfigurasi proxy server antara lain:

1. Max Cache Size adalah fitur yang mengatur berapa besarnya ruang harddisk yang akan digunakan untuk menyimpan file-file hasil caching proxy server.

(55)

3. Max Download adalah fitur yang mengatur berapa besar maksimalnya file yang bisa didownload secara langsung.

4. Transparent Mode adalah fitur yang dibuat secara otomatis tanpa pengaturan di Web browser komputer klien. Maksudnya adalah jika mode ini diaktifkan, maka semua browser dan akses HTTP/Web dari klien akan diarahkan secara otomatis melalui proxy server. Sedangkan jika tidak diaktifkan, maka pada komputer klien harus mengisikan IP address dan port proxy server secara manual ke setiap Web browser yang ada di setiap komputer klien.

5. Content Filter adalah fitur yang berfungsi untuk mengaktifkan penyaringan konten Website.

6. Banner and Pop-up Filter adalah fitur yang berfungsi memblokir iklan pop up yang ada di Website internet.

7. Bypass Proxy Server adalah fitur yang berfungsi untuk melawatkan Website dari proxy server. Jika suatu Website tidak mau jalan menggunakan proxy server, maka akan dilakukan bypass terhadap Website tersebut agar Website tersebut dapat dibuka di komputer klien.

Berikut ini langkah-langkah untuk melakukan konfigurasi proxy server pada komputer server:

(56)

Gambar 3.30 Halaman Utama Administrator

(57)

Gambar 3.31 Halaman Konfigurasi Proxy Server

3.6 Konfigurasi Content Filter

Content Filter adalah sebuah layanan atau fungsi yang terdapat pada Linux Clear OS 5.2 yang digunakan untuk menyaring atau memblokir akses dari Website tertentu yang bertujuan untuk meminimalisir informasi dari Website tersebut. Dengan menggunakan content filter, administrator jaringan dapat mengadministrasi Website apa saja yang bisa dibuka oleh komputer klien tertentu. Berikut ini ada berbagai istilah-istilah pada tahap proses konfigurasi antara lain:

(58)

2. Extension/MIME adalah fitur yang digunakan untuk pemblokiran berdasarkan ekstensi file tertentu.

3. Site List adalah fitur yang digunakan untuk pemblokiran domain Website atau IP address Website tertentu.

4. Phrase Lists adalah fitur yang digunakan untuk pemblokiran berdasarkan kelompok kata-kata tertentu.

5. Black list adalah fitur yang digunakan untuk pemblokiran berdasarkan kategori Website tertentu.

Berikut ini langkah-langkah untuk melakukan konfigurasi content filter pada komputer server:

1. Remote komputer server melalui Web browser pada komputer klien. Jika proses koneksi login berhasil, maka akan tampil seperti Gambar 3.30. 2. Klik menu Proxy and Filtering yang ada di sebelah kiri Web browser, lalu

(59)

Gambar 3.32 Halaman Konfigurasi IP Address

3. Langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi pemblokiran berdasarkan ekstensi file dan type document yang akan user buka atau download. Langkah dalam konfigurasi tahap ini adalah dengan klik tombol Edit pada pilihan Extension/MIME selanjutnya pilih ekstensi file yang ingin diblokir dan type file tersebut lalu klik update untuk menyimpan konfigurasi yang telah dilakukan.

Gambar 3.33 Halaman Konfigurasi Extension/MIME

(60)

masukkan daftar Website yang akan diblokir dan tidak akan bias dibuka melalui komputer klien lalu klik update untuk menyimpan konfigurasi yang telah dilakukan.

Gambar 3.34 Halaman Konfigurasi Site List

5. Langkah selanjutnya penulis melakukan konfigurasi pemblokiran Website berdasarkan kelompok kata tertentu dengan cara klik tombol edit pada menu pilihan phrase list, lalu pilih kelompok kata yang diinginkan kemudian klik update untuk menyimpan konfigurasi yang telah dilakukan.

Gambar 3.35 Halaman Konfigurasi Phrase List

(61)

Gambar 3.36 Halaman Konfigurasi Black List

7. Proses selanjutnya adalah melakukan pengaktifan servis content filter pada komputer server dan menjalankan secara otomatis ketika server memasuki tahap booting system. Klik Start pada pilihan status selanjuntya klik To Auto pada pilahn On Boot untuk mengaktifkan servis atau layanan content filter yang telah penulis konfigurasi sebelumnya. Berikut ini terlihat pada Gambar 3.37 layanan content filter pada komputer server telah aktif untuk digunakan memblokir Website tertentu pada komputer klien

(62)

BAB 4

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Definisi Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen desain sistem yang disetujui dan menguji, menginstal, dan memulai menggunakan sistem yang baru atau sistem yang telah diperbaiki.

4.2 Tujuan Implementasi Sistem

Adapun tujuan dari implementasi sistem adalah sebagai berikut:

1. Menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen desain sistem yang telah disetujui.

2. Mengistal, menguji, serta mendokumentasikan sistem dan prosedur yang diperlukan oleh dokumen desain sistem yang telah disetujui.

(63)

4. Memastikan bahwa jaringan berjalan dengan baik yaitu dengan membuat rencana, mengontrol dan melakukan instalasi secara benar.

4.3 Konfigurasi Komputer klien

Proses konfigurasi komputer klien dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui atau menguji jaringan komputer yang telah dirancang oleh penulis. Jika jaringan telah dirancang dengan baik, maka komputer klien akan terhubung ke komputer server dan dapat mengakses server dari komputer klien serta dapat menggunakan jaringan internet.

Berikut ini proses-proses dalam tahap konfigurasi komputer klien antara lain: 1. Hidupkan komputer klien, hubungkan kabel jaringan dari komputer klien ke

perangkat switch dengan menggunkan jenis kabel UTP susunan kabel Straight. 2. Proses selanjuntya adalah melihat pada lampu LAN Card komputer dan switch

hidup atau tidak. Jika lampu hidup pada kedua perangkat tersebut, maka jaringan telah terhubung. Jika lampu tidak hidup, maka harus dilakukan pengecekan terhadap kabel yang digunakan.

(64)

Gambar 4.1 Local Area Connection Properties

4. Setelah itu pilih Internet Protocol Version 4 (TCP/IPV4) lalu klik Properties akan tampil seperti Gambar 4.2 berikut.

(65)

5. Pada Gambar 4.2 terlihat alamat IP Address masih kosong dikarenakan menggunakan DHCP Client, sehingga tidak memerlukan pengaturan IP Address secara manual. Proses selanjutnya adalah mengisikan alamat IP Address sesuai dengan Alamat IP server yaitu 192.168.100.3, subnet mask 255.255.255.0. Pada default gateway diisikan IP Address Server yaitu 192.168.100.1 selanjutnya klik OK.

4.4 Tampilan Website Yang Telah Diblokir

Pada tahap ini penulis akan memperlihatkan hasil kinerja dari proxy server yang telah dikonfigurasi sebelumnya dan tahap ini merupakan tahap terakhir dalam proses implementasi sistem. Website yang terblokir berdasarkan kategori Site List yang dibuat berdasarkan alamat Website yang telah diinput pada Site List untuk tidak diizinkan diakses dari komputer klien yang menggunakan proxy server.

(66)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam penulisan Tugas Akhir ini., penulis telah menguraikan tahap perancangan jaringan dengan mengimplementasi proxy server menggunakan Linux Clear OS 5.2, oleh karena itu penulis dapat mengambil kesimpulan, yaitu:

1. Bahwa proses implementasi proxy server pada jaringan LAN memiliki beberapa tahap antara lain: Instalasi Linux Clear OS 5.2 pada komputer server sebagai gateway server dan proxy server, melakukan konfigurasi komputer server, melakukan konfigurasi proxy server dan content filter, mengaktifkan fitur proxy server dan content filter, melakukan konfigurasi komputer klien agar terhubung ke komputer server.

2. Pada komputer klien, penulis hanya melakukan konfigurasi IP Address, subnet mask, dan IP gateway yang harus sesuai dengan kelas IP Address yang telah dikonfigurasi di komputer server.

(67)

4. Proses konfigurasi server tidak terlalu rumit, karena Linux Clear OS 5.2 memiliki fitur remote server dari komputer klien dan menggunakan Web config sehingga lebih memudahkan user dalam melakukan konfigurasi.

5.2 Saran

Dengan selesainya Implementasi Proxy Server dengan menggunakan Linux Clear OS 5.2, penulis memiliki saran yaitu:

1. Disarankan agar proses implementasi ini dapat dikembangkan dengan lebih baik lagi, sehingga dapat lebih optimal kinerjanya.

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Rafiudin, Rahmat. 2003. Panduan Membangun Jaringan Komputer Untuk Pemula. Jakarta: Elexmedia Komputindo.

Komputer, Wahana. 2011. Administrasi Jaringan Dengan Linux Ubuntu 11. Semarang: Andi Publisher.

Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta: Andi Publisher.

Syahputra, Andi. 2002. Jaringan Berbasis Linux. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Wahyono, Teguh. 2007. Building & Maintenance PC Server. Jakarta: Elexmedia Komputindo.

(69)

KARTU BIMBINGAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

Nama Mahasiswa : APRIAN SETIADI

NIM : 092406130

Judul Tugas Akhir : IMPLEMENTASI PROXY SERVER DENGAN LINUX CLEAR OS 5.2

Dosen Pembimbing : Drs. Bambang Irawan, M. Sc Tanggal Mulai Bimbingan :

Tanggal Selesai Bimbingan :

No. Tanggal Asisten

Bimbingan

Pembahasan Pada Asisten

Mengenai Pada BAB

Paraf Dosen

Pembimbing Keterangan

1. Proposal Tugas Akhir

2. Bab 1

3. Bab 2

4. Bab 3

5. Bab 4

6. Bab 5

7. Pengujian Program

Kartu ini dikembalikan ke Departemen Matematika bila Bimbingan Mahasiswa telah selesai

Diketahui, Disetujui,

Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing Utama/

Ketua Penanggung Jawab

Prof. Dr. Tulus, M. Si Drs. Bambang Irawan, M. Sc NIP. 196209011988031002 NIP. 194704211976031001

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA

(70)

SURAT KETERANGAN

Hasil Uji Program Tugas Akhir

Yang bertanda tangan dibawah ini, menerangkan bahwa Mahasiswa Tugas Akhir Program Diploma 3 Teknik Informatika/Statistika :

Nama : APRIAN SETIADI NIM : 092406130

Prog. Studi : Teknik Informatika

Judul TA : Implementasi Proxy Server Dengan Linux Clear OS 5.2

Telah melaksanakan test program Tugas Akhir Mahasiswa tersebut di atas pada tanggal : Juni 2012

Dengan Hasil : Sukses / Gagal

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen Matematika FMIPA USU Medan.

Medan, Juni 2012 Dosen Pembimbing

Program Studi D3 Teknik Informatika

Gambar

Gambar 3.1 Interface BIOS Setup Utility
Gambar 3.2 Pengaturan Boot Priority BIOS
Gambar 3.4 Pemilihan Bahasa
Gambar 3.7 Pemilihan Metode Instalasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

The proposed approach for buildings change detection, using multi-resolution remote sensing images, is based on buildings extraction from multi-date imagery by

30/12/KEP/DIR Tanggal 30 April Tahun 1997 mengenai tingkat kesehatan suatu lembaga keuangan, merupakan parameter yang digunakanoleh Bank Indonesia untuk melihat

Selain itu, masih terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran pada si- klus I tersebut, diantaranya adalah: (1) Siswa belum terbiasa dengan kerja

chitosan adalah salah satu bahan yang bisa digunakan untuk pelapisan buah, yang. merupakan polisakarida berasal dari limbah kulit udang, kepiting, dan

Pepaya termasuk golongan tumbuhan poligam (Polygamus), karena pada satutumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna.Biasanya poligam dimaksud

Konservatisme merupakan salah satu prinsip akuntansi yang digunakan untuk mengantisipasi ketidakpastian yang melekat pada perusahaan atau sikap kehati-hatian yang

Menurut penelitian yang sudah dilakukan, untuk satu keluarga yang hidup di Eropa dan ingin hidup dari bidang pertanian yang berkelanjutan setidaknya harus memiliki lahan 100

Hasil penelitian menunjukkan: (1) validitas isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Buku Ajar Siswa, Lembar Kegiatan Siswa, instrumen tes pemahaman konsep, dan