• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Unsur Hara Nitrogen Pada Sampel Tanah Kelapa Sawit Di PPKS Medan Secara Titrimetri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Unsur Hara Nitrogen Pada Sampel Tanah Kelapa Sawit Di PPKS Medan Secara Titrimetri"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA UNSUR HARA NITROGEN PADA SAMPEL TANAH

KELAPA SAWIT DI PPKS MEDAN SECARA TITRIMETRI

KARYA ILMIAH

LISMA SARI

072401011

PROGRAM STUDI D3 KIMIA ANALIS

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISA UNSUR HARA NITROGEN PADA SAMPEL TANAH

KELAPA SAWIT DI PPKS MEDAN SECARA TITRIMETRI

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Kimia Analis

LISMA SARI

072401011

PROGRAM STUDI D3 KIMIA ANALIS

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : ANALISA UNSUR HARA NITROGEN PADA SAMPEL

TANAH KELAPA SAWIT DI PPKS MEDAN SECARA TITRIMETRI

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : LISMA SARI

Nim : 072401011

Program Studi : D3 KIMIA ANALIS

Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juni 2010

Diketahui / Disetujui oleh : Departemen Kimia FMIPA USU

Ketua, Dosen Pembimbing

Dr. Rumondang Bulan, M.S

NIP : 195408301985032001 NIP : 196111151988032002

(4)

PERNYATAAN

ANALISA UNSUR HARA NITROGEN PADA SAMPEL TANAH KELAPA SAWIT DI PPKS MEDAN SECARA TITRIMETRI

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2010

(5)

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa unsur hara Nitrogen di dalam tanah kelap sawit di Pusat Penelitian Kelpa Sawit (PPKS) Medan. Penentuan kadar nitrogen dilakukan dengan metode kjeldhal lalu ditentukan secara titrimetri. Penentuan kadar nitrogen dilakukan dimulai dengan mengeringkan sampel tanah dan menghaluskannya lalu diayak, setelah itu didestruksi dengan menggunakan larutan H2SO4(p) dan katalis selenium,

(6)

THE ANAYSIS VALUE OF ELMENT HARA NITROGRN IN SAMPLE OF PALM PLANTATION LAND AT PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT

(PPKS) MEDAN WITH TITRIMETRI ABSTRACT

Have been done analysis value of elemen hara Nitrogen at plantation land at Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan . the analysis of nitrogen begin with dried up to land sample blanded, and then sifed to land, after that is destructred with use H2SO4(p) and katalis selenium, and then destilated and titration with HCl. From

(7)

PENGHARGAAN

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang diberi judul “ANALISA UNSUR HARA NITROGEN PADA TANAH KELAPA SAWIT DI PPKS MEDAN SECARA TITRIMETRI”. Karya ilmiah ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan agar dapat menyelesaikan pendidikan di program studi Diploma 3 Kimia Analis FMIPA USU.

Selanjutnya dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teristimewa Ayahanda Mukhlis, dan Ibunda Salmah yang tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan do’a restunya dengan ikhlas kepada penulis, serta dukungan baik secara materi maupun moril sehingga dapat menghantarkan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Selama penulisan karya ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr.Marpongahtun, M.Si selaku dosen pembimbing

2. Bapak Prof.Dr.Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) USU

3. Ibu Dr.Rumondang Bulan, MS selaku Ketua Departemen Kimia

4. Bapak Drs.Eka Nuryanto, M.Si selaku pembimbing di PUSAT PENELITIAN

KELAPA SAWIT (PPSK) MEDAN 5. Saudariku yaitu Lidya Sukma

6. Seluruh sahabat dan rekan-rekan mahasiswa/i Kimia Analis stambuk 2007 7. Seluruh staf pegawai di laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)

Medan

Terima kasih atas segala bantuannya, penulis hanya dapat berdo’a semoga amal baik kita mendapat ridho dari Allah SWT, Amiin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya memperbaiki dan membangun penulisan karya ilmiah ini sangat diharapkan untuk kesempurnaan. Semoga karya ilmiah ini dapat berguna bagi para pembaca.

Medan, Juli 2010

(8)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN vii

DAFTAR TABEL viii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Permasalahan 2

1.3 Tujuan 2

1.4 Manfaat 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Pengertian Tanah 4

2.2 Unsur Hara Tanah 6

2.3 Unsur Hara Makro Nitrogen 7

2.4 Analisa Nitrogen Dengan Metode Kjeldhal 8

BAB III BAHAN DAN METODE 11

3.1 Alat dan Bahan 11

3.1.1 Alat-alat 11

3.1.2 Bahan-bahan 11

3.2 Prosedur Percobaan 11

3.2.1 Pembuatan Larutan 11

3.2.2 Preparasi Sampel 12

3.2.2.1 Mengeringkan Sampel Tanah 12

3.2.2.2 Menghaluskan Sampel Tanah 13

3.2.3 Penetapan Nitrogen (N) Cara Kjeltec Auto Destilation 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15

4.1 Hasil Analisis Penetapan Nitrogen 15

4.2 Pembahasan 17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 19

5.1 Kesimpulan 19

5.2 Saran 19

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

(11)

ABSTRAK

Telah dilakukan analisa unsur hara Nitrogen di dalam tanah kelap sawit di Pusat Penelitian Kelpa Sawit (PPKS) Medan. Penentuan kadar nitrogen dilakukan dengan metode kjeldhal lalu ditentukan secara titrimetri. Penentuan kadar nitrogen dilakukan dimulai dengan mengeringkan sampel tanah dan menghaluskannya lalu diayak, setelah itu didestruksi dengan menggunakan larutan H2SO4(p) dan katalis selenium,

(12)

THE ANAYSIS VALUE OF ELMENT HARA NITROGRN IN SAMPLE OF PALM PLANTATION LAND AT PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT

(PPKS) MEDAN WITH TITRIMETRI ABSTRACT

Have been done analysis value of elemen hara Nitrogen at plantation land at Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan . the analysis of nitrogen begin with dried up to land sample blanded, and then sifed to land, after that is destructred with use H2SO4(p) and katalis selenium, and then destilated and titration with HCl. From

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produktivitas optimum suatu sistem tanaman tergantung kepada pemberian

unsur hara dan sistem pemeliharaan. Walaupun dengan pemberian satu atau lebih

unsur hara, dipastikan bahwa jumlah unsur hara yang terangkut bersama panen

umumnya jauh lebih banyak dari yang diberikan. Pengangkutan hara yang terus

menerus tanpa atau dengan penambahan hara yang sedikit akan mengakibatkan

tanaman stres dan terjadi penurunan hasil.

Banyaknya unsur hara atau kapur yang harus diberikan ke sistem

tanah-tanaman dapat ditentukan secara tepat dengan mengetahui tingkat kesuburan suatu

tanah, maka dilakukanlah evaluasi kesuburan tanah. Hasil evaluasi akan mampu

memberikan gambaran tentang keadaan hara di dalam tanah dan beberapa unsur hara,

dalam bentuk pupuk, atau kapur yang harus diberikan, sehingga dapat diperoleh

produksi tanaman yang diinginkan (Mukhlis,2007).

Menurut hasil Penelitian pihak Balai Penelitian / Balai Teknologi Pertanian,

faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan berapa banyaknya unsur hara

yang telah terangkut dan banyaknya pupuk yang diperlukan tergantung pada :

kesuburan tanah pertanian itu sendiri, kemasaman tanah, kelembapan tanah, tinngi

rendahnya kadar bahan organis dalam tanah, kemapuan penyerapan terhadap pupuk

(zat – zat mineral) dari tanaman tersebut, faktor iklim, dan nilai ekonomi tanaman

yang telah dibudidayakan.

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang pada

umumya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian

(14)

menghambat perkembangan dan pembuahan pada tanamannya.Fungsi Nitrogen bagi

tanaman yaitu Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, Dapat menyehatkan

pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau, kekurangan N

menyebabkan khlorosis (pada daun muda berwarna kuning), Meningkatkan kadar

protein dalam tubuh tanaman, Meningkatkan kualitas tanaman, Mengingkatkan

berkembangya mikro-organisme di dalam tanah.. Sebagaimana diketahui hal itu

penting sekali bagi kelangsungan pelapukan bahan orgnis (Sutejo,2002).

Berdasarkan hal ini, maka penulis tertarik melakukan analisa terhadap “Kadar

Unsur Hara Nitrogen Pada Tanah Kelapa Sawit di PPKS Medan”.

1.2 Permasalahan

Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu faktor pening didalam

perkembangan perekonomian di Indonesia Khususnya di Sumatera Utara. Untuk

mendapatkan kelapa sawit yang berkualitas tinggi maka diperlukan suatu faktor

pendukung, salah satunya adalah faktor kesuburan tanah. Namun pada tanah yang

dijadikan sebagai lahan perkebunan kelapa sawit ini belum diketahui tingklat

kesuburannya, oleh karena itu perlu dilakukan pengujian kimia tanah, salah satunya di

adalah analisa kadar Nitrogen (N) dari tanah, sehingga dapat diketahui tingkat

kesuburan tanah tersebut.

1.3 Tujuan

Tujuan dari analisa tersebut adalah

- Untuk menentukan kadar Nitrogen pada tanah perkebunan kelapa sawit

(15)

1.4 Manfaat

Manfaat dari analisa tersebut adalah untuk memberikan informasi mengenai

kadar unsur hara Nitrogen yang ada dilaboratorium pelayanan Pusat Penelitian

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanah

Tanah merupakan campuran bahan padat (organik dan anorganik), dan udara,

fase ini saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, reakis-reaksi bahan padat

berpengaruh terhadap kualitas udara dan air, berpengaruh terhadap pelapukan bahan

padat, dan reaksi-reaksi kimia dari jasad renik. Berdasarkan keterangan tersebut diatas

pada tanah telah terjadi, sedang, dan akan berlangsung berbagai reaksi kimia yang

bentuk dan kecepatannya dipengaruhi oleh bahan-bahan yang bereaksi dan keadaan

lingkungan. Dapat dikatakan bahwa tanah merupkakan laboratorium kimia alam yang

melangsungkan aktivitas yang berkesinambungan sepanjang zaman. Secara sederhana

dapat dikemukakan suatu batasan atau definisi bahwa kimia tanah adalah semua

peristiwa yang bersifat kimia yang terjadi pada tanah, baik pada permukaan maupun

didalamnya. Rentetan peristiwa kimia inilah yang menentukan ciri dan sifat kimia

tanah yang terbentuk atau yang akan berkembang. Walaupun batasan ini

kedengarannya sederhana, tetapi rentetan peristiwa kimia yang terjadi sangat rumit

dan belum semuanya dapat dipantau, sehingga sebagian besar belum dapat

diungkapkan sebab dan akibatnya (Lubis,A.M. 1988).

Tanah adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi yang

lain, yaitu air alami dan atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan, dan kemantapan

ekosistem. Tanah berkedudukan khas dalam masalah lingkungan dan membentuk

landasan hakiki bagi kemanusiaan. Fungsi – fungsi penting yang dikerjakan tanah

(17)

1) Melanjutkan kegiatan, keanekaan, dan produktivitas hayati

2) Mengatur dan membagi-bagi aliran air dan larutan

3) Menyaring, menyangga, mendegradasi, imobilisasi, dan detoksifikasi bahan-

bahan organik dan anorganik, termasuk hasil samping industri dan kota serta

endapan atmosfer

4) Menyimpan dan mendaurkan hara dan unsur-unsur lain didalam biosfer bumi

5) Memberikan topangan bagi bangunan sosioekonomi dan perlindungan bagi

khasanah arkeologi yang berhubungan dengan pemukiman manusia

(Notohadiprawiro, 1998)

Tanah mineral yang dapat berfungsi sebagai media tumbuh ideal secara

material tersusun oleh 4 komponen, yaitu bahan padatan (mineral dan bahan organik),

air dan udara. Bedasarkan volumenya, maka tanah secara rerata terdiri dari :

1) Padatan dengan kadar 50%, berupa 45% bahan mineral dan 5% bahan organik,

dan

2) Ruang pori dengan kadar 50%, berisi 25% air dan 25% udara.

Secara alamiah proporsi komponen-komponen tanah sangat tergantung pada :

1) Ukuran partikel penyusun tanah, makin halus berarti makin padat tanah,

sehingga ruang porinya juga akan menyempit, sebaliknya jika makin kasar,

2) Sumber bahan organik tanah, tanah bervegetasi akan mempunyai proposi BOT

tinggi, sebaliknya pada tanah gundul (tanpa vegetasi),

3) Iklim terutama curah hujan dan temperatur, saat hujan dan evaporasi

(penguapan) rendah proposi air meningkat (dan proposi udara menurun),

sebaliknya pada saat tidak hujan dan evaporasi tinggi, dan

(18)

2.2 Unsur Hara Tanah

Semua makhluk hidup memerlukan makanan untuk kehidupannya, demikian

juga halnya dengan tanaman. Makhluk hidup seperti manusia, dan hewan dalam

mencari makanannya dapat bergerak leluasa, tapi tidak demikian halnya dengan

tanaman, tanaman tidak dapat bergerak. Untuk mudahnya tanaman mengambil

makanannya itu perlu diusahakan supaya tanah tempat tanaman itu hidup selalu dalam

keadaan meguntungkan. Makanan untuk tanaman disebut dengan istilah unsur hara.

Untuk hal tersebut diatas terlebih dahulu kita harus mengetahui unsur-unsur apa saja

yang dibutuhkan tanaman itu untuk hidupnya.

Tanaman dalam pertumbuhannya memerlukan 16 macam unsur hara yakni :

Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Posfor (P), Kalium (K),

Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Tembaga (Cu), Boron (B), Molybdenium

(Mo), Chlor (Cl), Mangan (Mn), Besi (Fe), dan Seng (Zn). Karbon, hidrogen dan

Oksigen berasal dari udara dan air tanah, sedangkan yang lainnya berasal dari tanah

dan pupuk.

Semua unsur hara yang kita sebutka diatas tadi kita bedakan lagi atas dua

bagian yaitu :

1. Unsur hara makro

2. Unsur hara mikro

Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

yang banyak. Sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan

tanaman dalam jumlah yang sedikit.

Yang termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S, sedangkan

unsur hara mikro adalah Fe, Cu, Zn, Mo, B, Cl, Mn (Effendi, 1981)

(19)

Dalam tubuh tanaman, nitrogrn merupakan bagian dari protein dan plasma sel.

Oleh karena itu diperlukan untuk pertumbuhan. Nitrogen juga merupakan penyusun

chloropil dengan Mg sebagai pusat, yang dikelilingi oleh 4 cincin, dimana tiap cincin

mengandung N dengan 4 atom C. Unsur ini juga berperan penting terhadap

pertumbuhan yang jagur, dan membuat daun berwarna hijau. Jika nitrogen berlebihan

mengakibatkan pertumbuhan vegetatip yang berlebihan, sehingga memperlambat

panen.

Defisiensi unsur nitrogen ini, menunjukkan gejala tanaman yang kerdil, daun

menjadi kuning mulai dari daun terbawah, sedangkan daun sebelah atas tetap hijau

(Effendi, 1981)

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang pada

umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian

vegetatif tanaman, seperi daun, batang, dan akar, tetapi kalau terlalu banyak dapat

menghambat pembuangan dan pembuahan pada tamannnya.

Fungsi Nitrogen yang selengkapnya bagi tanaman adalah sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman

2. Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna

yang lebih hiaju, kekurangan N menyebabkan khlorosis (pada daun muda

berwarna kuning)

3. Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman

4. Meningkatkan kualitas tanaman penghasil dan-daunan

5. Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme didalam tanah.

Sebagaimana diketahui hal itu penting sekali bagi kelangsungan pelapukan

(20)

Nitrogen atau Zat Lemas diserap oleh akar tanaman dalam bentuk NO3- (nitrat)

dan (NH4+) (ammonium), akan tetapi nitrat ini segera tereduksi menjafi amonium

melalui enzim yang mengandung Molibdinum. Apabila Unsur Nitrogen tersedia

banyak dai pada unsur lainnya, akan dapat dihaslkan protein lebih banyak. Semkain

tinggi pemberian Nirogen semakin cepat pula sintesis karbohidrat yang dibah menjadi

protein dan protoplasma.

Udara merupakan sumber nitrogen yang tersebar. Seperti telah dikemukakan

di atas, dalam pemanfaatannya bagi tanaman harus mengalami perubahan terlebih

dahulu dalam bentuk amoniak dan nitrat dan hal ini dapat dihasilkan oleh :

1. Terjadinya halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat nitrat, yang

kemudian dibawa air hujan mereasp ke bumi

2. Bahan Oragis dalam bentuk sisa-sisa tanaman di alam terbuka (misalnya

dalam pupuk kandang)

3. Pabrik-pabrik pupuk buatan (seperti Urea, dll)

4. Dan oleh bakteri-bakteri (Mulyani, 2002)

2.4 Analisa Nitrogen Dengan Menggunakan Metode Kjeldhal

Analisis N total metode Kjeldhal merupakan prosedur analisis yang tertua

diantara semua metode analisis. Pertama sekali diperkenalkan oleh John Kjeldhal

pada pertemuan The Danish Chemistry Society pada 7 Maret 1883, dan

dipunlikasikan pada Zeitschrifte fur analystisch pada tahun yang sama. Prinsip dasar

dari metode Kjeldhal yang pertama ini masih banyak digunakan hingga sekarang.

Analisis N total tanah didasari oleh prinsip mengubah organik menjadi

N-ammonium oleh asam sulfat yang dipanaskan sekitar380oC dan dengan menggunakan

Cu-sulfat + Selenium + Na-sulfat sebagai katalisator. Proses ini disebut digestasi dan

(21)

yang mengandung amonium dibasakan dengan NaOH sehingga ion ammonium

dikonversi menjadi ammoniak. Lalu didestilasi menjadi amonium hidroksida. NH4OH

ditentukan jumlahnya dengan mentitrasi dengan HCl.

Analisa protein cara Kjeldhal pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan

yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.

1. Tahap Destruksi

Pada tahap ini sampel dipanaskan, dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi

destruksi menjdi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO,

CO2, dan H2O. Sedangkan nitrogennya akan berubah menjadi (NH4)2SO4. asam sulfat

yang diperunakan untuk destruksi diperhitungkan adanya bahan protein lemak dan

karbohidrat.

Untuk memperepat proses destruksi sering ditambahkan katalisator yaitu

selenium. Selenium dapat mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain

menaikkan itik didih juga mudah mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi

rendah atau sebaliknya. Penggunaan selenium lebih reaktif dibandingkan merkuri dan

kupri sulfat tetapi selelnium mempunyai kelemahan yaitu karena sangat cepatnya

oksidasi maka nitrogennya justru mungkit ikut hilang. Hal ini dapat diatasi dengan

pemakaian selenium yang sangat sedikit yaitu kurang dari 0,25gram. Proses destuksi

sudah selesai apabila larutan menjadi jernih atau tidak berwarna.

2. Tahap Destilasi

Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjdai ammoni dengan

penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar supaya selama destilasi tidak

terjasi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang

(22)

asam klorida atau asam borat 4% dalam jumlah yang berlebihan. Agar supaya kontak

antara asam dengan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung tercelup

sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan

maka diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP. Destilasi diakhiri bila semua

ammoniak telah teroksidai sempurna denmgan ditandai destilat tidak bereaksi basa.

3. Tahap Titrasi

Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam

borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi dengan

menggunakan asam klorida 0,1N dengan indikator BCG + MR, akhir titrasi ditandai

dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda. Selisih jumlah titrasi

(23)

BAB 3

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-Alat

- Penangas listrik khusus untuk ukuran tabung reaksi 20 mL berkapasitas 36

tabung reaksi

- Kjeltec System

- Kjeltec Auto destilation

- Buret otomatis

- Erlenmeyer 250 mL

3.1.2 Bahan-Bahan

- Larutan asam sulfat H2SO4(p) p.a

- Campuran Selenium

- Larutan indikator campuran

- Larutan asam borat (H3BO3) 3 %

- Larutan HCl 0,01 N

- Larutan NaOH 50 %

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Pembuatan larutan

- Larutan indikator campuran

Pembuatannya :

Ditimbang 0,2 gram methyl red kemudian dilarutkan dengan alkohol 95 %

dalam labu ukur 100 mL dan 0,1 gram bromcresol green dilarutkan dengan

(24)

- Larutan asam borat (H3BO3) 3 %

Pembuatannya :

Ditimbang 30 gram H3BO3 dan masukan kedalam gelas piala 2 L.

Ditambahkan ± 500 mL air destilasi yang panas, diaduk hingga H3BO3 larut

sempurna, setelah dingin dimasukan kedalam labu ukur 1000 mL.

Ditambahkan 10 mL indikator campuran dan penuhkan dengan air destilasi

hingga tanda garis, dikocok hingga rata kemudian disimpan kedalam botol

yang berwarna gelap.

- Larutan HCl 0,01 N

Pembuatannya :

Dipipet 8,3 mL HCl pekat 37 % p.a kemudian diencerkan dengan air destilasi

hingga 1 L ( HCl 0,1 N ).

Dipipet 100 mL HCl 0,1 N kemudian diencerkan dengan air destilasi hingga 1

L ( HCl 0,01 N ).

- Larutan NaOH 50 %

Ditimbang 500 gram NaOH kristal kemudian dilarutkan dengan air destilasi

hingga 1 L

3.2.2 Preparasi Sampel

3.2.2.1 Mengeringkan Sampel tanah

- Sampel tanah yang diterima diberi nomor laboratorium secara teratur,

kemudian diserakkan diatas tampah bambu dengan tangan dan sisa-sisa

tanaman serta akar-akar yang kasar dibuang.

- Tampah yang berisi sampel tanah disusun secara teratur diatas rak pengering

(25)

- Setiap hari sampel tanah diremas-remas agar cepat kering. Setelah sampel

tanah kering udara, maka dapat segera ditumbuk atau dihaluskan.

3.2.2.2 Menghaluskan Sampel Tanah

- Sampel tanah yang sudah kering udara ditumbuk perlahan-lahan dengan

menggunakan alu kayu dan lumpang porselin.

- Tanah yang sudah ditumbuk sebagian diayak dengan ayakan berukuran 2 mm

dan dimasukan ke dalam mangkuk plastik bertutup dengan ukuran 100 mL,

sebagian lagi diayak dengan ayakan berukuran 0,5 mm dan dimasukan ke

dalam mangkuk plastik bertutup dengan ukuran 30 mL.

- Sampel tanah yang ada dalam mangkuk plastik dilengkapi dengan nomor

laboratorium untuk selanjutnya dilakukan analisis.

- Sisa sampel dari tanah dimasukan kembali ke dalam tempatnya semula

dilengkapi dengan label aslinya dan dicatat nomor laboratoriumnya, lalu

disimpan dengan teratur di atas rak-rak penyimpan sampel tanah dengan

tujuan apabila ada ulangan sampel tanah tersebut dapat digunakan kembali.

3.2.3 Penetapan Nitrogen (N) Cara Kjeltec Auto Destilation

- Timbang 0,5 gram sampel tanah halus < 0,5 mm kering udara ke dalam tabung

reaksi 20 mL di sertai blanko. Lakukan juga penetapan kadar air untuk koreksi

berat sampel kering 105oC.

- Contoh dan blanko ditambah 0,5 gram campuran selenium, 2,5 mL H2SO4

pekat p.a.

- Dipanaskan di atas penangas listrik khusus untuk ukuran tabung reaksi,

mula-mula pada suhu rendah 180oC, perlahan-lahan suhu dinaikkan sampai 360oC.

(26)

- Suspensi sampel dimasukan ke dalam tabung destilasi secara kuantitatif sambil

dibilas dengan air destilasi secukupnya dan diletakkan pada alat destilasi. Alat

tersebut secara otomatis akan menambahkan 10 mL larutan NaOH 50 % ke

dalam tabung destilasi.

- Destilat ditampung kedalam erlenmeyer 250 mL yang berisi 5 mL asam borat

serta larutan indikator campuran.

- Destilasi dilakukan selama ± 3 menit.

- Destilat dititrasi dengan HCl 0,01 N hingga warna larutan menjadi merah

jambu.

(27)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis Penetapan Nitrogen

Kadar Nitrogen yang diperoleh dari hasil analisa yang dilakukan yaitu

dipaparkan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Kadar nitrogen ( N) sampel tanah

No.Lab

Normalitas HCl = 0,01023N

(28)

Reaksi :

Tahap Destruksi

Pada tahap destruksi sampel tanah di destruksi dengan menggunakan asam sulfat

pekat dan ditambah dengan katalis selium sehingga terjadi reaksi seperti dibawah ini :

(C,H,O,N)n + H2SO4(p) Se (NH4)2SO4 + SO2 + CO2 + H2O

Larutan jernih

Tahap Destilasi :

Pada tahap titrasi amonium sulfat yang terbentuk dari hasil destruksi didestilasi

dengan menggunakan natrium hidroksida, sehingga terjadi reaksi seperti dibawah ini :

(NH4)2SO4 + 2NaOH 2NH4OH + Na2SO4

NH4OH NH3(g) + H2O

NH3(g) NH3(l)

2NH3 + 4 H3BO3 indikator campuran (NH4)2B4O7 + 5H2O

Larutan berwarna biru

Tahap titrasi :

Pada tahap titrasi destilat yang terbentuk dititrasi dengan menggunakan asam klorida,

sehingga terjadi reaksi seperti berikut :

(NH4)2B4O7 + HCl (NH4)2Cl + H2B4O7

(29)

4.2 Pembahasan

Pada sampel 1 dan 3 diperoleh kadar nitrogen 0,09%. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat kesuburan Nitrogen pada tanah tersebut adalah sangat rendah. Pada

sampel no.2 adalah 0,11%, sampel no.4 adalah 0,12% dan sampel no.5 adalah 0,13%.

Sehingga hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesuburan nitrogen dalam sampel tanah

tersebut masih rendah. Ini menunjukkan bahwa tingkat kesuburan nitrogen pada setiap

tanah berbeda-beda.

Nitrogen (N) merupakan hara makro utama yang sangat penting untuk

pertumbuhan tanaman. Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3- atau

NH4+ dari tanah. Kadar nitrogrn rata-rata dalam jaringan tanaman adalah 2% - 4%

berat kering. Dalam tanah, kadar Nitrogen sangat bervariasi, tergantung pada

pengolahan dan penggunaan tanah tersebut (Afandie,2002).

Pengeringan udara sampel tanah hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap

analisis N-total. Namun pada penetapan N-ammonium dan N-nitrat terjadi perubahan

dengan adanya pengeringan. Pengeringan dengan meningkatkan temperatur akan

membunuh bakteri nitrifikasi tetapi tidak mematikan bakteri ammonifikasi. Saat

analisis akan menyebabkan akumulasi N-ammonium. Sebaliknya pengeringan udara

biasa hanya sedikit berpengaruh kepada organisme nitrifikasi, tetapi pembahasan

kembali akan mempengaruhi aktivitas mikroba, sehingga kadar N-nitrat meningkat

(Mukhlis.2007).

Nitrogen berasal dari bahan organik (sisa tanaman / sampah tanaman) yang

melapuk, yang ternyata dapat menyuburkan tanah sehingga tanah tersebut mampu

untuk pertumbuhan tanaman dan memberikan hasil. Pelapukan-pelapukan itu berarti

(30)

Pada penetapan kadar nitrogen jika diperoleh kadar nitrogen rendah. Hal ini

menyatakan bahwa tanah yang dianalisa merupakan tanah jenis latosol yang

mengandung nutrisi dan kandungan bahan organik yang endah yang menyebabkan

tingkat kesuburan kimiawi tanahnya rendah.

Cara mengatasi kekurangan nitrogen dapat digunakan pupuk hijau, pupuk

hijau adalah tanaman atau bagian tanaman yang masih hijau yang dibenamkan

kedalam tanah dengan maksud untuk menambah bahan organik dan unsur hara

nitrogen didalam tanah. Biasanya tanaman yang dibenamkan ini adlah jenis tanaman

kacangan, karena jenis tanaman ini mudah didekomposisikan dan mempunyai

kandungan hara nitrogen yang tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya.

Selain itu karena nitrogen dapat merangsang pertumbuahn vegetatif tanaman, maka

pupuk yang harus digunakan adalah pupuk yang mengandung hara nitrogen, seperti

(31)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

- Kadar Nitrogen yang diperoleh pada tanah kelapa sawit di PPKS Medan

adalah 0,09% - 0,13%

- Tingkat kesuburan tanah yang diukur menyatakan bahwa tanah tersebut

termasuk kedalam kriteria tanah yang nilainya tergolong rendah

5.2.Saran

Perlu dilakukan analisa terhadap beberapa unsur hara mikro penting lainnya didalam

tanah sehingga kita dapat mengetahui tingkat kesuburan dari tanah tersebut secara

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta : Penerbit Kanisus

Effendi, B.1981. Ilmu Kesuburan Tanah. Medan : Fakultas Pertanian USU

Hanafi, A . K. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Mukhlis, 2007. Analisis Tanah Tanaman. Medan : USU Press

Mulyani, M. dan Kartasapoetra, A.G. 1987. Pupuk Dan Cara Pemupukan. Jakarta :

Penerbit Bina Aksara

Muin, L.1988. Kimia Tanah. New York : University of Kentucky.

Notohadiprawiro, T.1998. Tanah dan Lingkungan. Jakarta : Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sudarmaji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta : Penerbit

(33)
(34)

KRITERIA PENILAIAN SIFAT KIMIA TANAH

Sifat Tanah Sangat Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

(35)

KISARAN KADAR HARA MIKRO DALAM TANAH DAN TANAMAN

Hara Tanah (ppm) Tanaman (ppm)

B 2-270 10-300

Mo 0,1-40 0,01-10

Cu 10-80 7-30

Fe 10.000-100.000 25-500

Zn 10-300 21-70

Mn 20-3000 31-100

Gambar

Tabel 1.1 Kadar nitrogen ( N) sampel tanah

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kalimat dengan verba modal biasanya ada verba kedua dalam bentuk infinitif yang letaknya pada akhir ka- limat – dalam contoh tadi verba

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2012 IV - 9 NO PEMBANGUNAN PRIORITAS PROGRAM PRIORITAS INDIKATOR KINERJA 2012e. Program

Hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan Pluspunkt Deutsch A1 pada situs www.cornelsen.de yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Jerman kelas XI adalah lektion 3 yang

Berdasarkan angket kebutuhan siswa yang telah disebar di kelas XI Bahasa SMAN 1 Krian, menunjukkan bahwa 80,95% siswa tertarik pada media pembelajaran yang

Hasil pengamatan terhadap intensitas penyakit busuk batang yang disebabkan oleh S.rolfsii pada berbagai konsentrasi inokulum dilihat pada Tabel 3... Persentase

- Guru memberikan contoh ekspresi untuk bertanya jawab dengan siswa yaitu contoh- contoh pertanyaan yang menanyakan like dan dislike.. - Siswa secara berpasangan

Oman Sukmana, M.Si selaku Kepala Jurusan Program Studi Kesejahteraan sosial sekaligus Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan, dukungan serta motivasinya

yang terjadi akibat gesekan antara drillstring dan formasi. Sumur X-01 merupakan sumur vertikal pada lapangan X yang akan dilakukan pemboran horizontal re-entries dengan membuat