HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KOTA LANGSA TENTANG MANGROVE
DENGAN KREATIFITAS DAN PEMECAHAN MASALAH EKOSISTEM HUTAN MANGROVE
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
OLEH
ASMAUL HUSNA NIM. 8146174004
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
ASMAUL HUSNA, Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Ketrampilan Proses Sains Siswa SMA Kota Langsa Tentang Mangrove Dengan Kreatifitas dan Pemecahan Masalah Ekosistem Hutan Mangrove. Tesis. Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan mengumpulkan dan melakukan pengujian yang berkenaan dengan: 1) Hubungan dan kontribusi tingkat pengetahuan tentang mangrove (X1) dengan kreativitas siswa (Y1); 2) Hubungan dan kontribusi keterampilan proses sains dalam pembelajaran (X2) dengan kreativitas siswa (Y1); 3) Hubungan dan kontribusi tingkat pengetahuan tentang mangrove(X1) dengan pemecahan masalah ekosistem hutan mangrove(Y2); 4) Hubungan dan kontribusi keterampilan proses sains dalam pembelajaran (X2) dengan pemecahan masalah ekosistem hutan mangrove (Y2); 5) Hubungan dan kontribusi tingkat pengetahuan tentang mangrove dan keterampilan proses sains dalam pembelajaran (X1X2) dengan kreativitas siswa (Y1); dan 6) Hubungan dan kontribusi tingkat pengetahuan tentang mangrove dan keterampilan proses sains dalam pembelajaran (X1X2) dengan pemecahan masalah ekosistem hutan mangrove (Y2). Penelitian bersifat deskriptif korelasional menggunakan metode survey terhadap populasi siswa SMA Negeri se kota Langsa. Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Sampel dikelompokkan ke dalam kategori sekolah (SMA) yang terletak pada wilayah kota, dataran, dan pesisir. Sampel terdiri dari 2 SMA di wilayah Kota, 2 SMA di wilayah dataran, dan 1 SMA di wilayah pesisir dengan responden berasal dari siswa kelas X sebanyak 714 orang. Analisis data menggunakan analisis korelasi sederhana, dilanjutkan dengan regresi sederhana; dan analisis korelasi berganda dilanjutkan dengan regresi berganda. Hasil penelitian diperoleh: (1) Ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pengetahuan siswa tentang ekosistem mangrove dengan kreativitas siswa, dengan kontribusi 1,1% dan persamaan regresi linier Ý1 = 68,412 + 0,129X1; (2) Ada hubungan positif dan signifikan antara keterampilan proses sains dalam pembelajaran ekosistem dengan kreativitas siswa, dengan kontribusi 18,2%, dan persamaan regresi linier Ý2 = 16,719 + 0,760X2; (3) Tingkat pengetahuan siswa tentang ekosistem mangrove berkorelasi negatif yang tidak signifikan terhadap pemecahan masalah ekosistem mangrove; (4) Ada hubungan positif dan signifikan antara keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran ekosistem dengan pemecaham masalah ekosistem mangrove, dengan kontribusi sebesar 18,7% dan persamaan regresi linier Ý3= 16,703 + 0,749X1; (5)Ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pengetahuan tentang ekosistem mangrove dan keterampilan proses sains dalam pembelajaran Ekosistem dengan kreativitas siswa SMA se Kota Langsa T.P 2015/2016 dengan kontribusi sebesar 18,8% dan persamaan regresi linier berganda Ý5 = 10,586 + 0,098X1 + 0,752X2. Sehingga disimpulkan, bahwa tingkat pengetahuan dan keterampilan proses berkorelasi positif dan signifikan terhadap kreativitas siswa, dan keterampilan proses sains berkorelasi positif dan signifikan terhadap pemecahan masalah mangrove oleh siswa SMA Negeri se Kota Langsa T.P 2015/2016. Disarankan untuk melakukan pengayaan materi ajar ekosistem mangrove dan menerapkan pendekatan keterampilan proses sains guna meningkatkan kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah, khusus yang berkenaan dengan ekosistem mangrove.
iii ABSTRACT
ASMAUL HUSNA, The Correlation Study of Knowledge Level and Science Process Skills of Student SMAN Kota Langsa About Mangrove With Creativity and Problem Solving of Mangrove Forest Ecosystem. Tesis. State University of Medan, 2016.
The purpose of this present research was to collected and tested thing about: 1) Correlation and contribution between knowledge level about mangrove (X1) and science process skill (Y1); 2) Correlation and contribution between science process skill in learning (X2) and student creativity (Y1); 3) Correlation and contribution between knowledge level about mangrove (X1) and problem solving of mangrove forest ecosystem (Y2); 4) Correlation and contribution between science process skill in learning (X2) and problem solving of mangrove forest ecosystem (Y2); 5) Correlation and contribution between knowledge level about mangrove and science process skill in learning (X1X2) and students creativity (Y1); and 6) Correlation and contribution between knowledge level about mangrove and science process skill in learning (X1X2) with problem solving of mangrove forest ecosystem (Y2). This correlation descriptively research is used survey method concerning to population of student SMAN in Kota Langsa. The sampling method is used cluster random sampling. Sample sample consisted in two school (SMA) category that was located in town, plains, and coastal area. This sample is composed of 2 (two) SMA in town area, 2 (two) SMA in plains area, and 1 (one) SMA in coastal area with all respondent from student class X is 714 people. Data analysis is used the simple correlation analysis method, that was continued by simple regression; and double correlation analysis that was continued by double regression. The result of this present research was: (1) There is a positive correlation and significant between students knowledge level of mangrove ecosystem and students creativity, with number of contribution is 1.1%, and equation of linear regression is Ý1 = 68,412 + 0,129X1; (2) There is a positive correlation and significant between science process skill in ecosystem learning and students creativity, with number of contribution is 18.2%, and equation of linear regression is Ý2 = 16,719 + 0,760X2; (3) Students knowledge level of mangrove ecosystem has a negative correlation that not significant to problem solving of mangrove ecosystem; (4) There is a positive correlation and significant between students science process skill in ecosystem learning and problem solving of mangrove ecosystem, with number of contribution is 18.7%, and equation of linear regression is Ý3= 16,703 + 0,749X1; (5) There is a positive correlation and significant between knowledge level of mangrove ecosystem and science process skill in ecosystem learning with creativity of student SMAN in Kota Langsa of academic year 2015/2016, with number of contribution 18.8% and equation of linear regression is Ý5 = 10,586 + 0,098X1 + 0,752X2. Thus concluded, that knowledge level and science process skill has a positive correlation and significant to students creativity, and science process skill has a positive correlation and significant to mangrove problem solved by students of SMAN in Kota Langsa of academic year 2015/2016. It’s advisable to enrich the teaching materials of mangrove ecosystem and apply the approaches of science process skill to upgrade the creativity and problem solving ability, it’s specifically with regard to the mangrove ecosystem.
Keyword: ecosystem knowledge, science process skills in ecosystem learning, students creativity,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabil’alamin, segala puji bagi dan syukur hanya kepada AllahYang Maha Sempurna dan Mengetahui segalanya. Atas rahmatNya tesis ini mampu penulis selesaikan dengan segala kekurangan dan keterbatasan. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, segala kekurangan dan keterbatasan penyusunan tesis ini tidak akan teratasi dengan baik oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada mereka yang telah berjasa, yaitu kepada :
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Unimed; Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana Unimed, serta jajaran pimpinan di lingkungan program Pascasarjana Unimed.
2. Prof. Dr.rer.Nat. Binari Manurung, M.Si, selaku pembimbing I yang penuh dengan kesabaran telah berkenan memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dari proses awal penulisan hingga selesai. Dengan sifat yang kritis telah berhasil membentuk wawasan berpikir penulis dalam menyikapi dan mengatasi berbagai permasalahan.
3. Dr. Fauziah Harahap, M.Si selaku pembimbing II. Dengan kharisma dan sifat kebijaksanaannya senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing dan memotivasi serta nasihatnya yang menyejukkan pada awal penyusunan tesis ini, dan dapat mengurangi beban psikologis penulis yang telah berkenan memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dari proses awal penulisan hingga selesai.
4. Dr. Hasruddin, M.Pd., Dr. Elly Djulia, M.Pd., dan Dr. Mufti Sudibyo, M.Si., selaku dosen penguji, yang telah memberikan kritik dan saran membangun bagi penyempurnaan isi tesis ini.
5. Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd. dan Drs. Puji Prastowo, M.Si., selaku validator instrumen pengumpul data pada penelitian ini.
v
7. Kepada Bapak kepala SMA Negeri di Kota Langsa beserta guru-guru Biologi pada sekolah tersebut yang selama pelaksanaan penelitian menunjukkan kerjasama yang harmonis dan saling menunjang terutama dalam memberikan penilaian dan pertimbangan instrument tes hasil belajar dalam rangka keberhasilan penelitian ini.
8. Kepada Suami, saya ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas semua kasih sayang dan doa yang telah diberikan kepada penulis agar senantiasa tabah, sabar, semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
9. Kepada abang dan adik, penulis ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas semua kasih sayang dan doa yang telah diberikan kepada penulis agar senantiasa tabah, sabar, semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
Semoga Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada semua pihak yang telah disebutkan di atas yang telah berjasa membantu penulis dalam meraih cita-citanya yang mulia ini. Amin Ya Robbal Alamin.
Medan, 08 September 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
2.1.1 Pengetahuan Siswa SMA Terhadap Ekosistem Mangrove ... 12
2.1.2 Keterampilan Proses Sains ... 14
2.1.3 Hakikat Kreatifitas Berpikir ... 17
2.1.4 Hakikat Kemampuan Memecahkan Masalah ... 25
2.1.5 Ekosistem Mangrove ... 28
2.1.6 Mangrove: Kartu Negosiasi Penting Bagi Bangsa Indonesia ... 33
2.2 Penelitian yang Relevan ... 36
2.3 Kerangka Berpikir ... 40
2.3.1 Hubungan Pengetahuan Ekosistem Hutan Mangrove dan Keterampilan Proses Sains dengan Kreatifitas Siswa ... 40
2.3.2 Hubungan Pengetahuan Tentang Ekosistem Mangrove dan Keterampilan Proses Sains dengan Kemampuan Memecahkan Masalah Ekosistem Mangrove ... 41
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 46
3.5 Prosedur Penelitian ... 48
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 51
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.6.2 Instrumen Penelitian ... 52
vii
3.6.2.2 Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 52
3.6.2.3 Instrumen Kreatifitas dan Pemecahan Masalah ... 53
3.7 Validasi Instrumen Penelitian ... 55
3.8 Teknik Analisis Data ... 55
3.8.1 Uji Normalitas Data ... 55
3.8.2 Uji Homogenitas Data ... 55
3.8.3 Uji Linieritas dan Keberartian Regresi Sederhana ... 56
3.8.4 Pengujian Hipotesis ... 56
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58
4.1 Hasil Penelitian ... 58
4.1.1 Deskripsi, Normalitas, dan Homogenitas Data Hasil Penelitian ... 58
4.1.1.1 Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Ekosistem Mangrove 58 4.1.1.2 Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran Ekosistem 59 4.1.1.3 Kreatifitas Siswa ... 60
4.1.1.4 Pemecahan Masalah Ekosistem Mangrove ... 60
4.1.2 Korelasi dan Regresi Linier antar Variabel ... 61
4.1.2.1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Ekosistem Mangrove dengan Kreatifitas siswa ... 61
4.1.2.2 Hubungan Keterampilan Proses Sains dalam Pembel- ajaran Ekosistem dengan Kreatifitas dalam Pengelolaan Mangrove ... 63
4.1.2.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Eko- sistem Mangrove Dengan Pemecahan Masalah Pada Eko- sistem Mangrove ... 64
4.1.2.4 Hubungan Keterampilan Proses Sains dalam Pembela- jaran Ekosistem dengan Kemampuan Memecahkah Masalah Pada Ekosistem Mangrove ... 65
4.1.2.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Eko- sistem Mangrove dan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran Ekosistem dengan Kreatifitas Siswa ... 66
4.1.2.6 Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Eko- sistem Mangrove bersama-sama dengan Keterampilan Proses Sains dengan Pemecahan Masalah Ekosistem Mangrove ... 68
4.1.3 Temuan Penelitian ... 68
4.2 Pembahasan ... 70
4.2.1 Hubungan Pengetahuan Tentang Ekosistem Mangrove dengan Kreatifitas Siswa ... 70
4.2.2 Hubungan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran Ekosistem dengan Kreatifitas Siswa ... 73
4.2.3 Hubungan Pengetahuan dengan Kemampuan Memecahkan Masalah ... 75
4.2.4 Hubungan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran Ekosistem dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Mangrove .. 77
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 80
5.1 Kesimpulan ... 80
5.2 Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 83
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen (Pariabel Prediktor) dan Dua Variabel Dependen (Variabel Respon/Kriterium) ... 46 Gambar 4.1 Rangkuman Analisis Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa,
Keterampilan Proses Sains, Kreatifitas Siswa, dan Kemampuan Pemecahan Masalah Ekosistem Mangrove oleh Siswa SMA Negeri
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 87
Instrumen 1. Perangkat Soal Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Mangrove ... 87
Instrumen 2. Perangkat Soal Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Pembelajaran Ekosistem ... 94
Instrumen 3. Perangkat Soal Kreatifitas Siswa dan Perangkat Soal Pemecahan Masalah Hutan Mangrove ... 96
Lampiran 2. Surat Pernyataan Validasi Konstruksi Instrumen ... 98
Lampiran 3. Surat Pernyataan Validasi Isi Insrumen ... 99
Lampiran 4. Hasil Tabulasi Data ... 100
4.1 Tabulasi Data Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Mangrove ... 100
4.2 Tabulasi Data Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Pembelajaran Ekosistem. ... 120
4.3 Tabulasi Data Kreatifitas Siswa. ... 136
4.4 Tabulasi Data Pemecahan Masalah Hutan Mangrove ... 151
Lampiran 5. Analisis Statistik Deskriptif ... 166
Lampiran 6: Uji Prasyarat Parametrik: Uji Normalitas dan Homogenitas Data ... 172
Lampiran 7: Analisis Korelasi ... 175
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu Alam atau sains (termasuk biologi di dalamnya) adalah upaya
sistematis untuk menciptakan, membangun, dan mengorganisasikan pengetahuan
tentang gejala alam (BSNP, 2006; Kemendikbud, 2016). Karena itu, Mata
pelajaran Biologi khususnya pada jenjang SMA/MA dikembangkan melalui
kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Salah satu issu lingkungan hidup
yang banyak diperbincangkan adalah potensi kerusakan hutan mangrove yang
cukup besar, mencapai empatpuluh persen (Hendarto dalam Almadani, 2014).
Luas potensial hutan mangrove Indonesia adalah 8,6 juta Ha yang terdiri
atas 3,8 juta Ha terdapat kawasan hutan dan 4,6 juta Ha terdapat di luar kawasan
hutan. Sementara itu, berdasarkan kondisi diperkirakan bahwa 1,6 juta Ha
(44,73%) hutan mangrove di dalam kawasan hutan dalam keadaan baik dan 4,2
juta Ha (87,50%) hutan mangrove di luar kawasan dalam keadaan rusak
(Departemen Kehutanan, 2012).
Salah satu permasalahan kawasan pesisir di Kota Langsa adalah kerusakan
ekosistem hutan mangrove. Kerusakan ini lebih diakibatkan oleh eksploitasi yang
dilakukan sejumlah oknum setempat. Bahkan pemerintah setempat turut
ber-tanggung jawab terhadap kerusakan hutan mangrove dengan lemahnya komitmen
untuk mengambil penanganan terpadu. Sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat,
2
tersebut akan berdampak buruk terhadap kurang lebih 65 ribu jiwa penduduk
pesisir Kota Langsa. Kerusakan hutan mangrove Kota Langsa merupakan
per-masalahan ekologis yang terjadi di kawasan pesisirnya.
Lembaga Pengelola Pesisir Meuseuraya (LP2M) Kota Langsa mengatakan
kerusakan hutan mangrove di pesisir Kota Langsa sudah sangat memprihatinkan.
Banyaknya masalah yang timbul akibat tidak ada satu aturan yang tegas kawasan
mana yang dapat di manfaatkan dan yang tidak. Untuk menyelamatkan hutan
mangrove di Kota Langsa sangat perlu ada suatu peraturan khusus tentang
pembagian kawasan Hutan Lindung Mangrove, Hutan Produksi dan Hutan Areal
Penggunaan. Luas hutan mangrove di Kota Langsa tersisa sekitar 17 ribu hektar
(ha). Kawasan tersebut terbagi menjadi tambak konvensional. Areal penggunaan
lain, Hutan Produksi dan Hutan Lindung. Namun yang masih benar-benar hutan
hanya sekitar 9 ribu ha.
Banyak masalah terjadi yang berakibat pada kerusakan hutan mangrove
di Kota Langsa. Meski konvensi lahan sedikit, namun aksi penebangan liar tidak
dapat dihentikan. Sedikitnya 2000 masyarakat masing-masing menggantungkan
hidup dari hasil produksi arang bakau. Setiap hari mereka menebang kayu bakau
yang digunakan sebagai bahan baku membuat arang. Khususnya warga yang
tinggal di lima desa di wilayah pesisir Kota Langsa, sehingga hutan mangrove
yang ada makin rusak parah.
Permasalahan lainnya adalah masyarakat tidak terima dituduh pelaku
kejahatan pengrusak hutan mangrove. Pekerjaan sebagai penebang kayu bakau
sudah dilakukan secara turun temurun jauh sebelum ada izin HPH PT. Bakau
3
tersebut. Selain itu karena lokasi hutan bakau tersebut berada di wilayah desa-desa
tempat tinggal warga, jadi secara adat dianggap sebagai hutan milik masyarakat
setempat.
Krisis lingkungan yang terjadi saat ini berakar pada kesalahan prilaku
manusia dan kesalahan prilaku manusia berakar pada kesalahan cara pandang
manusia tentang dirinya, alam dan hubungan antara manusia dengan alam atau
tempat manusia dalam keseluruhan alam semesta. Oleh karena itu, krisis
lingkungan hidup hanya dapat diatasi dengan melakukan perubahan fundamental
pada cara pandang dan prilaku manusia (Keraf, 2010). Perubahan tersebut dapat
dilakukan melalui penanaman pemahaman, moral dan etika mengenai lingkungan.
Salah satu pendekatan dalam mewujudkan hal tersebut adalah melalui jalur
pendidikan (Dewi, 2009).
Kawasan hutan mangrove di Kota Langsa yang memiliki arti penting bagi
lingkungan tersebut rusak karena penebangan hutan mangrove untuk dijadikan
area industri, pelabuhan, perumahan, tambak, arang, bahan bangunan, dan kayu
bakar oleh penduduk setempat. Akibat dari kerusakan hutan mangrove ini
menyebabkan terjadinya abrasi pantai oleh gelombang laut dan apabila pasang, air
laut merendam desa. Setiap pasang naik, garis pantai terus mengalami abrasi
mendekati perkampungan yang di huni sekitar 756 kepala keluarga.
Reklamasi kawasan mangrove di Kota Langsa telah memusnahkan
ekosistem mangrove dan juga mengakibatkan efek – efek yang negatif terhadap
perikanan di perairan pantai sekitarnya. Selain itu kehadiran saluran-saluran
drainase mengubah sistem hidrologi air tawar di daerah mangrove yang masih
4
Diperlukan upaya - upaya untuk menjaga kelestarian hutan mangrove pada
daerah pesisir dan laut di Kota Langsa. Langkah yang dapat diambil diantaranya
memasukkan nilai - nilai kepedulian terhadap hutan mangrove pada setiap siswa
baik itu melalui pelajaran maupun membangun kebiasaan-kebiasaan peduli
terhadap hutan mangrove. Bahkan dalam pembelajaran biologi, siswa tidak hanya
mengkaji materi ekosistem mangrove, tetapi juga harus bisa menumbuhkan
kepedulian untuk menawarkan solusi untuk memperbaiki persoalan hutan
mangrove.
Pemecahan masalah ekosistem mangrove dipengaruhi oleh pengetahuan
siswa tentang mangrove dan Keterampilan proses sains dalam pembelajaran
ekosistem terhadap kreatifitas. Pengetahuan ekosistem mangrove yang benar
diharapkan dapat menjadi rujukan yang benar dalam mencari alternatif pemecahan
masalah ekosistem mangrove yang dihadapkan kepadanya. Ketidaktahuan siswa
SMA terhadap ekosistem mangrove dapat menghambat kemampuannya
me-mecahkan masalah ekosistem mangrove. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dewi (2009) mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
penge-tahuan ekosistem mangrove dengan kepedulian terhadap lingkungan pada siswa di
beberapa SMA di Jokjakarta.
Dari uraian diatas jelas bahwa pengetahuan ekosistem mangrove turut
menentukan kemampuan memecahkan masalah lingkungan hidup. Seperti yang
dikatakan Ausubel, dkk (1968), bahwa latar belakang penguasaan pengetahuan
(konsep, prinsip, dan dalil) yang relevan dan jelas yang dimiliki peserta didik akan
5
Selain itu, kemampuan memecahkan masalah lingkungan hidup juga
dipengaruhi faktor kreatifitas. Torrance (1962) mengatakan, untuk meningkatkan
kreatifitas dapat dilakukan beberapa strategi seperti berfikir divergen,
mem-pertimbangkan berbagai sudut pandang alternatif, mengeluarkan ide yang tidak
biasa serta memecahkan masalah. Menurut Guilford (1967), kreatifitas adalah
ke-mampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap
suatu masalah. Menurut Munandar (1995) kreatifitas adalah suatu kemampuan
umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk
mem-berikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah,
atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara
unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Semiawan (2009) mengatakan, kreatifitas
adalah kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah. Ketidakmampuan siswa SMA dalam memecahkan masalah
lingkungan hidup dapat dikarenakan rendahnya kreatifitas. Fitriyanti (2009)
menemukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan berfikir
rasional termasuk berfikir kreatif terhadap kemampuan memecahkan masalah
lingkungan hidup. Arnyana (2009) mengungkapkan bahwa inovasi pembelajaran
yang menuntut penyelesaian suatu masalah membutuhkan kemampuan berfikir
kreatif.
Dari uraian di muka, diduga bahwa untuk mampu memecahkan masalah
ekosistem mangrove dibutuhkan kreatifitas siswa, dan untuk itu perlu didukung
oleh pengetahuan siswa yang luas tentang mangrove dan keterampilan proses
sains siswa dalam pembelajaran ekosistem. Mengingat minimnya informasi
6
dilakukan penelitian yang menguji hubungan tingkat pengetahuan siswa tentang
mangrove dan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran ekosistem
terhadap kreatifitas dan pemecahan masalah pada ekosistem hutan mangrove pada
siswa SMA se Kota Langsa.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang masalah di atas,
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang menghambat kemampuan siswa
SMA se Kota Langsa dalam memecahkan masalah ekosistem mangrove yaitu:
1. Pengetahuan siswa SMA terhadap ekosistem mangrove masih rendah.
2. Keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran ekosistem masih rendah.
3. Hutan mangrove yang terletak di Pemerintah Kota Langsa, Provinsi Aceh,
mengalami kerusakan yang cukup parah. Kawasan hutan mangrove yang
memiliki arti penting bagi lingkungan tersebut rusak karena penebangan hutan
mangrove untuk dijadikan pelabuhan, perumahan, areal tambak, pariwisata,
pembuatan arang, bahan bangunan dan kayu bakar oleh penduduk setempat.
4. Kreatifitas siswa SMA dalam memecahkan masalah pada ekosistem mangrove
hidup masih rendah.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan batas
per-masalahan dengan jelas. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:
1. Pengetahuan ekosistem mangrove dibatasi pada penguasaan materi lingkungan
7
kognitif bloom yang meliputi pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi
(C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan Kreasi (C6).
2. Keterampilan proses sains dibatasi pada Keterampilan mengamati,
mengklasi-fikasikan, menginterpretasi data, meramalkan, berhipotesa, menerapkan
konsep, berkomunikasi.
3. Kreatifitas dibatasi pada beberapa aspek yang di ukur yaitu fleksibilitas,
origi-nalitas, elaborasi, dan kefasihan. Seperti yang dikemukakan menurut Guilford
(Munandar, 2009; Kauffman dan Stenberg, 2009). Fleksibilitas yaitu
meng-hasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi. Originalitas yaitu
mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik. Elaborasi yaitu senang
mencari cara dan metode yang praktis dalam belajar. Kefasihan yaitu
mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan.
4. Kemampuan memecahkan masalah ekosistem mangrove dibatasi pada
ke-mampuan kognitif siswa SMA dalam memecahkan masalah ekosistem
mangrove. Kemampuan ini mencerminkan seberapa jauh siswa SMA dapat
memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan
rencana serta memeriksa kembali prosedur dan hasil penyelesaian.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah tingkat pengetahuan siswa SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016
tentang ekosistem mangrove memiliki hubungan positif yang signifikan
8
2. Berapa persen kontribusi pengetahuan siswa SMA di Kota Langsa T.P
2015/2016 tentang ekosistem mangrove terhadap kreatifitas siswa?
3. Apakah keterampilan proses sains siswa SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016
dalam pembelajaran ekosistem memiliki hubungan positif yang signifikan
dengan kreatifitas siswa?
4. Berapa persen kontribusi keterampilan proses sains siswa SMA di Kota
Langsa T.P 2015/2016 dalam pembelajaran ekosistem terhadap kreatifitas
siswa?
5. Apakah pengetahuan siswa SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016 tentang
ekosistem mangrove memiliki hubungan positif yang signifikan dengan
pemecahan masalah mangrove?
6. Berapa persen kontribusi pengetahuan siswa SMA di Kota Langsa T.P
2015/2016 tentang ekosistem mangrove terhadap pemecahan masalah
mangrove di Kota Langsa?
7. Apakah keterampilan proses sains siswa SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016
dalam pembelajaran ekosistem memiliki hubungan positif yang signifikan
dengan pemecahan masalah mangrove?
8. Berapa persen kontribusi keterampilan proses sains siswa SMA di Kota
Langsa T.P 2015/2016 dalam pembelajaran ekosistem terhadap pemecahan
masalah mangrove di Kota Langsa?
9. Apakah pengetahuan tentang mangrove dan keterampilan proses sains siswa
SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016 dalam pembelajaran ekosistem memiliki
9
10.Berapa kontribusi pengetahuan tentang mangrove dan keterampilan proses
sains siswa SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016 dalam pembelajaran
ekosistem terhadap kreatifitas siswa?
11.Apakah pengetahuan tentang mangrove dan keterampilan proses sains siswa
SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016 dalam pembelajaran ekosistem memiliki
hubungan positif yang signifikan dengan pemecahan masalah mangrove di
kota Langsa?
12.Berapa kontribusi pengetahuan tentang mangrove dan keterampilan proses
sains siswa SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016 dalam pembelajaran
ekosistem terhadap pemecahan masalah mangrove di kota Langsa?
1.5. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk mengungkap fakta-fakta yang
terkait dengan pengetahuan siswa SMA se kota Langsa tentang ekosistem
mangrove, keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran ekosistem,
kreatifitas siswa SMA se kota Langsa, dan pemecahan masalah ekosistem
mangrove di wilayah kota Langsa. Secara spesifik penelitian ini ditujukan untuk
mengumpulkan dan melakukan pengujian hubungan fakta-fakta yang bekaitan
dengan:
1. Tingkat pengetahuan siswa SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016 tentang
mangrove dengan kreatifitas siswa.
2. Kontribusi pengetahuan tentang mangrove terhadap kreatifitas siswa SMA se
10
3. Keterampilan proses sains siswa SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016 dalam
pembelajaran dengan kreatifitas siswa.
4. Kontribusi keterampilan proses sains dalam pembelajaran terhadap kreatifitas
siswa SMA se kota Langsa T.P 2015/2016.
5. Tingkat pengetahuan siswa SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016 tentang
mangrove dengan pemecahan masalah ekosistem mangrove di kota Langsa.
6. Kontribusi pengetahuan siswa SMA se Kota Langsa T.P 2015/2016 tentang
mangrove terhadap pemecahan masalah mangrove di kota Langsa.
7. Keterampilan proses sains siswa SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016 dalam
pembelajaran dengan dengan pemecahan masalah ekosistem mangrove di kota
Langsa.
8. Kontribusi keterampilan proses sains siswa SMA se Kota Langsa T.P
2015/2016 dalam pembelajaran ekosistem terhadap pemecahan masalah
mangrove di kota Langsa.
9. Tingkat pengetahuan tentang mangrove dan keterampilan proses sains siswa
SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016 dengan kreatifitas siswa.
10.Kontribusi pengetahuan tentang mangrove dan keterampilan proses sains
siswa SMA se Kota Langsa T.P 2015/2016 dalam pembelajaran terhadap
kreatifitas siswa.
11.Tingkat pengetahuan siswa tentang mangrove dan keterampilan proses sains
SMA di Kota Langsa T.P 2015/2016 dengan pemecahan masalah ekosistem
11
12.Kontribusi pengetahuan siswa tentang mangrove dan keterampilan proses sains se Kota Langsa T.P 2015/2016 terhadap pemecahan masalah mangrove
di Kota Langsa.
1.6. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan siswa SMA se Kota Langsa mengenai
per-masalahan ekosistem mangrove dan cara mengatasinya.
2. Memotivasi siswa SMA se Kota Langsa untuk lebih peduli terhadap ekosistem mangrove.
3. Meningkatkan Keterampilan proses sains siswa pada permasalahan ekosistem mangrove dan cara mengatasinya.
4. Meningkatkan kreatifitas siswa SMA dalam memecahkan masalah ekosistem mangrove.
5. Memberikan kontribusi data bagi bank data pendidikan mengenai pengetahuan siswa tentang ekosistem mangrove, keterampilan proses sains,
serta kreatifitas dalam pemecahan masalah ekosistem mangrove khususnya di wilayah kota Langsa.
6. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut bagi penelitian lain yang relevan.
7. Menambah wawasan keilmuan pada ekosistem mangrove.
8. Meningkatkan pengetahuan siswa SMA mengenai masalah ekosistem
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Mengacu pada pada temuan penelitian yang telah diuraikan pada hasil
penelitian dan pembahasan, dapat disusun kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan siswa SMA Negeri se Kota Langsa T.P 2015/2016
tentang ekosistem mangrove memiliki hubungan positif dan signifikan
dengan kreativitas siswa mengelola ekosistem hutan mangrove dengan
kontribusi 1,1%.
2. Keterampilan proses sains dalam pembelajaran siswa SMA Negeri se Kota
Langsa T.P 2015/2016 memiliki hubungan positif dan signifikan dengan
kreativitas dalam pengelolaan ekosistem hutan mangrove dengan kontribusi
18,2%.
3. Keterampilan proses sains siswa SMA Negeri se Kota Langsa T.P 2015/2016
dalam pembelajaran ekosistem memiliki hubungan positif dan signifikan
dengan pemecaham masalah ekosistem mangrove, dengan kontribusi 18,7%.
4. Tingkat pengetahuan tentang ekosistem mangrove dan keterampilan proses
sains dalam pembelajaran ekosistem memiliki hubungan positif dan
signifikan dengan kreativitas siswa SMA se Kota Langsa T.P 2015/2016,
81
5.2 Saran
Berdasar pada pengalaman melakukan penelitian ini, analisis hasil
penelitian dan pembahasan hasil penelitian, berikut ini disampaikan beberapa
saran yang bermanfaat bagi berbagai pihak yang menggunakan informasi
penelitian ini, yakni:
1. Agar diperoleh akumulasi informasi empirik tentang hubungan pengetahuan
dan pemecahan masalah ekosistem mangrove, perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut berkenaan dengan pengaruh pengetahuan tentang ekosistem
mangrove terhadap kemampuan pemecahan masalah khususnya yang
berkenaan dengan ekosistem mangrove.
2. Dibutuhkan penelitian dalam bentuk time series untuk mendapatkan
informasi empirik yang akurat tentang hubungan pengetahuan dengan
kreativitas.
3. Peneliti selanjutnya agar dapat melakukan analisis jalur (path analysis),
sehingga pengaruh variabel moderator dapat terlihat. Seperti pada hasil
penelitian, pengetahuan berkorelasi negatif dan tidak signifikan terhadap
pemecahan masalah. Dengan menjadikan keterampilan proses sains sebagai
variabel moderator, kemungkinan akan dapat dilihat hubungan dan kontribusi
variabel pengetahuan terhadap kemampuan pemecahan masalah.
4. Guna peningkatan keterlibatan siswa SMA memecahkan masalah mangrove
khususnya di Kota Langsa, sangat disarankan agar:
a. Disediakan informasi tentang mangrove yang lebih luas sangat dibutuhkan
82
berkenaan dengan ekosistem mangrove yang selanjutnya digunakan
sebagai alternatif pemecahan masalah ekosistem mangrove.
b. Agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah ekosistem
mangrove, pada pembelajaran ekosistem sebaiknya lebih pada melatihkan
keterampilan proses sains kepada siswa.
c. Untuk itu, sekolah perlu membangun kerjasama dengan berbagai lembaga
pemerintah dan non pemerintah untuk mendapatkan sumbangan informasi
yang up to date tentang perkembangan mangrove Indonesia, khususnya di
83
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, 2001. Kreativitas. Jakarta: Grasindo.
Almadani, Ahmad. 2014. Mengawal Potensi Hutan Mangrove.
http://-borneonusantaratime.com/2014/05/mengawal-potensi-hutan-mangrove. Diakses: 13-08-2016.
Alongi, D. M. 2014. Carbon cycling and storage in mangrove forests. Annual review of marine science, 6, 195-219.
Arikunto. 2007. Statistika . Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Armitage, D. 2002. Socio-institutional dynamics and the political ecology of mangrove forest conservation in Central Sulawesi, Indonesia. Global Environmental Change, 12(3), 203-217.
Arnyana, I. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA.
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 39 (3): 496-498.
Baer. 1993. Creativity and Divergent Thingking : A Task Spesific Approach. London : Lawrence Elbaum Associates Publisher.
Campbell, A., & Brown, B. 2015. Indonesia’s vast mangroves are a treasure worth saving. The Conversation. from http://theconversation.com/indonesias-vast-mangroves-are-a-treasure-worth-saving-39367
Darmawan. 2005. Kontribusi Konsep Diri dan Pengetahuan Lingkungan terhadap
Sikap Sanitasi Lingkungan Masyarakat Desa Ujung Kubu Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Asahan. Tesis Pascasarjana. Medan Universitas Negeri Medan.
Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil Direktorat Bina Pesisir. 2006. Pedoman Pengelolaan
EkosistemMangrove. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Donato, D. C., Kauffman, J. B., Murdiyarso, D., Kurnianto, S., Stidham, M., & Kanninen, M. 2011. Mangroves among the most carbon-rich forests in the tropics.Nature Geoscience, 4(5), 293-297.
Efendi, R. 2005. Hubungan Pengetahuan Lingkungan dan Minat dengan Sikap Melestarikan Lingkungan di SMA Negeri Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis Pascasarjana. Medan : Universitas Negeri Medan. Evans, K. 2013. Could sustainable logging save Indonesia’s mangroves? Forest
News: A blog by the Center for International Forestry Research. from http://blog.cifor.org/14229/could-sustainable-logging-save-indonesias-mangroves#.VZIkIlxTDhI
84
Fitrianti. 2009. Pengaruh Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Rasional Siswa. Jurnal Pendidikan, 10(1): 38-47. Gagne. 1977. Instructional Programs: Fundamental and Application of Learning.
Newyork: Macmillan.
Giri, C., Ochieng, E., Tieszen, L. L., Zhu, Z., Singh, A., Loveland, T., . . . Duke, N. 2011. Status and distribution of mangrove forests of the world using earth observation satellite data. Global Ecology and Biogeography, 20(1), 154-159.
Hayes, J. R. 1989. Cognitive processes in creativity. Dalam J.A. Glover, R.R Ronning, & C.R. Reynolds (Eds). Handbook of Creativity (ms.135-145). NewYork: HenryHolt.
Kusmana, C. 1994. Manajemen Hutan Mangrove di Indonesia. Laboratorium Ekologi Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor
Hardjasoemantri, K. 2005. Hukum Tata Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hwang, W. 2007. Multiple Representation Skills and Creativity Effects on Mathematical Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System.
Educational Technology & Society, 10(2): 191-212.
Isrokatun. 2010. Konsep Pembelajaran pada Materi Peluang Guna Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan Dasar. 14: 12-16.
Joomla. 2004. Pendekatan Terpadu Pengelolaan Pencemaran Lingkungan.
(http://www.unila.ac.id. Diakses Sabtu, 24 Maret 2012).
Julismah, J. 2005. Pengenalan Ilmu Konten Pedagogi dalam Pendidikan Jasmani
dan Sains Sukan. Tanjong Malim: Penerbit UPSI.
Kaufman, James C. and Sternberg, Robert J. 2006. The International Handbook
Creativity. New York: Cambridge University Press.
Kemendiknas RI. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Kemendiknas RI.
Kemendikbud RI. 2016. Silabus Mata Pelajar Biologi SMA/MA Kurikulum 2013. Keraf, A.S. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Koral and Koksay. 2009. The Effect Of Creative And Critical Thinking Based
Laboratory Applications On Creative And Logical Thinking Abilities Of Prospective Teachers. Asia-Pacific Forum On Science Learning And Teaching, 10(1).
Lestari, B. 2006. Upaya Orang Tua Dalam Pengembangan Kreativitas Anak.
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 3 (1): 17-20.
Mangrove Action Project. 2015. Endangered Specied Associated with Mangroves. http://mangroveactionproject.org/endangered-species.
85
Margono, B. A., Potapov, P. V., Turubanova, S., Stolle, F., & Hansen, M. C. (2014). Primary forest cover loss in Indonesia over 2000-2012. Nature Climate Change.
Matlin. 1998. Cognition. Forth Worth : Harteourt Brace College Publisher.
Ministry of Environment Republic of Indonesia. 2010. Indonesia second national communication under the United Nations Framework Convention on Climate Change. Jakarta.
Ministry of Forestry Republic of Indonesia. 2014. Recalculation of Indonesia’s land cover in 2013 (in Indonesian): Direktorat Jenderal Planalogi Kehutanan.
Ministry of Marine Affairs and Fishery. (2014). Export of Fishery Products. Retrieved 8 July, 2015, http://statistik.kkp.go.id. Diakses: 14-08-2016.
Munandar, U. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakati. Jakarta: PT. Grasindo.
Murdiyarso, D., Purbopuspito, J., Kauffman, J. B., Warren, M., Sasmito, S., Donato, D., . . Kurnianto, S. 2015. The potential of Indonesian mangrove forests for global climate change mitigation. Nature Climate Change. 5(1), DOI: 10.1038/NCLIMATE2734.
Nagelkerken, I., Blaber, S., Bouillon, S., Green, P., Haywood, M., Kirton, L., Sasekumar, A. 2008. The habitat function of mangroves for terrestrial and marine fauna: a review. Aquatic Botany, 89(2), 155-185.
Newel, A & Simon, H.A. 1977. Human Problem Solving. New Jersey : Prentice Hall.
Nuralam. 2009. Pemecahan Masalah Sebagai Pendekatan Dalam Belajar Matematika. Jurnal Edukasi, V(1): 142-148.
Parkin. 1995. What Creative Thingking Is. Developing Minds A Resource Books
For Teaching Thinking. Virginia : ASCD.
Pendleton, L. Donato, D.C., Murray, B.C.et al. 2012 Estimating global “Blue Carbon” emissions from conversion and degradation of vegetated coastal ecosystems. PLoS ONE 7 (9):e43542.
Polya. 1981. Mathematical Discovery on Understanding, Learning and Teaching
Problem Solving. John Wiley & Sons.
Renzulli, J.S. & Reis, S.M. 1993. Developing Creative Productivity Through the Enrichment Triad Model. Dalam Isaksen S.G., Murdock, M.C., Firestein, R.L., Treffinger, D.J. (Eds) Nurturing and Developing Creativity: The Emergence of ADiscpline. New Jersey: Ablex Publishing.
Riberu, P. 2002. Pembelajaran Ekologi. Jurnal Pendidikan Penabur, 1(1): 125 127.
Riduwan. 2008. Skala pengukuran variabel-variabel penelitian. Bandung:
86
Ruitenbeek, H. 1994. Modelling economy-ecology linkages in mangroves: Economic evidence for promoting conservation in Bintuni Bay, Indonesia. Ecological Economics, 10, 233-247.
Santi, D. 2004. Pengelolaan Limbah Cair Pada Industri Penyamakan Kulit Industri Pulp Dan Kertas Industri Kelapa Sawit. Medan : e-USU Repository Universitas Sumatera Utara.
Scott, T.E. 1999. Knowledge. Dalam Runco. M.A & Pritzer S.R. (Eds) Encyclopedia of creativity (ms. 119-129). NewYork: Academic Press.
Semiawan, C. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Semiawan, C. 2009. Kreativitas Keterbakatan. Jakarta : PT. Indeks.
Siahaan, N. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan (edisi
kedua). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Slavin, Robert E. 2006. Educational Psychology: Theory and Practice. Eight Edition. New York: Pearson.
Weisberg, Robert W. 2014. 12-Creativity and Knowledge. Dalam Handbook of Creativity, Edited by Stenberg, Robert J. Online Publication: Cambridge University Press.
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
rev.ed., Bandung : JICA.
Syaodik, N. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progressif: Konsep, Landasan, dan Impelemtasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Predana Media Group.
UNEP. 2014. Importance of Mangroves to People: A Call to Action: United Nations Environment Programme World Conservation Monitoring Centre, Cambridge.
Vidal, R. 2010. Creative problem solving: an applied university course.Pesqui. Oper, 30(2).
Weisberg, Robert W. 2014. 12-Creativity and Knowledge. Dalam Handbook of Creativity, Edited by Stenberg, Robert J. Online Publication: Cambridge University Press.
Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel. 1987. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.