1
Asuhan Keperawatan pada An. F Dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi
Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan IX
Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Riko Hengki Nababan
122500048
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada An.F dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Medan Amplas” ini dengan baik.
Adapun tujuan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, sebagai berikut:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Prodi DII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Cholina Trisa Siregar, M.kep.,Sp.KMB selaku Dosen Pembimbing KTI, yang senantiasa memberikan waktu untuk membimbing dan memberikan arahan, masukan yang sangat berharga dan ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan di Fakultas Keperawatan dan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5
5. Salbiah, Skp, Ns,. M.Kep selaku Dosen Penguji KTI yang memberikan waktu untuk menguji saya dan memberikan arahan, masukan yang sangat berharga dan ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan di Fakultas Keperawatan dan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
7. Kepada pasien saya yang sudah bersedia menjadi pasien kelolaan saya. 8. Terima kasih sedalam-dalamnya untuk kedua orangtua saya tercinta,
bapak saya tercinta Jonggi Nababan dan ibunda tercinta Lasmaria Hutajulu, yang selalu memberikan pengorbanan, dukungan, motivasi, nasehat, kasih sayang dan doa buat saya sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan di Universitas Sumatera Utara.
9. Kepada adik-adik saya, Rominda Nababan, Lusinta Limbong, Lesinta Simanullang yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan doa buat saya.
10.Kepada sahabat-sahabat dekat saya yang tersayang, seperjuangan di DIII FKEP USU, Irmana, Satrina, Pelita, Sovia, Lela, Irene, Lolyta, Sari, Ali, Jekson, Melita, Johariscan, M.Yudi, yang memberikan dukungan dan membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
11.Kepada teman-teman DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara stambuk 2012 yang saling memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
6
12.Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang selalu membantu dan mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini dan juga telah membantu saya dalam menyelesaiakan perkuliahan. Terimakasih atas dukungan,kritik serta saran kalian semua.
Pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan karena keterbatasan dan pengetahuan penulis, maka dari itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun guna kebaikan penulisan selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dan semoga Tuhan yang Maha Esa selalu mencurahkan kasih karuniaNya kepada semua pihak yang telah membantu mendukung penulis. Sekian dan terima kasih.
Medan, Juli 2015
Penulis
7 DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... v
BAB I : PENDAHULUAN A Latar Belakang ... 1
B Tujuan ... 5
C Manfaat ... 5
BAB II : PENGELOLAAN KASUS A Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Kebutuhan Nutrisi ... 7
1 Pengkajian ... 9
2 Analisa Data ... 17
3 Rumusan Masalah ... 20
4 Perencanaan ... 21
B Asuhan Keperawatan Kasus ... 28
1 Pengkajian ... 28
2 Analisa Data ... 32
3 Rumusan Masalah ... 34
4 Diagnosa Keperawatan Prioritas ... 35
5 Perencanaan ... 35
6 Implementasi ... 42
BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN A Kesimpulan ... 47
B Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1 Lampiran 1 : Pengkajian
2 Lampiran 2 : Catatan Perkembangan
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari- hari dimakan oleh manusia ( Hidayat, 2006).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat, 2006). Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsur-unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang bergunan bila dimasukan ke dalam tubuh. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu (Almatsier, 2009).
2
lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas (Almatsier, 2009).
Masalah kurang gizi masih tersebar luas di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Penyuluhan gizi secara luas perlu digerakan bagi masyarakat guna perubahan untuk meningkatkan keadaan gizinya. Gangguan gizi disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer adalah bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya. Faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi yang tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikomsumsi. Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang. Kekurangan gizi secara umum (makan kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses antara lain ; Pertumbuhan, Produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak, serta prilaku (Almatsier, 2009).
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, karena manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan hidup anak, serta mencegah terjadinya penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh dan juga mencagah terjadinya mordibitas dan mortalitas (Hidayat, 2005).
3
ini sekitar 900 ribu jiwa. Jumlah tersebut merupakan 4,5 persen dari jumlah balita Indonesia, yakni 23 juta jiwa. Daerah yang kekurangan gizi tersebar di seluruh Indonesia, tidak hanya daerah bagian timur Indonesia. Hingga hari ini Indonesia masih dihantui kasus gizi buruk. Menurut Global Nutrition Report (GNR) 2014 yang diluncurkan Pemerintah bersama UNICEF dan mitra lainnya pada hari Senin (9/02/2015), Indonesia hampir tidak mengalami kemajuan sama sekali dalam menurunkan tingkat kurang gizi anak sejak tahun 2007. Laporan ini menilai berbagai pencapaian di bidang gizi. GNR 2014 menemukan bahwa 37 persen anak Indonesia di bawah usia lima tahun menderita stunting, yaitu pertumbuhan fisik yang lebih pendek untuk usia mereka. Anak dari keluarga miskin di Indonesia memiliki kemungkinan terkena stunting 50 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang berada pada tingkat ekonomi lebih tinggi. Namun 30 % dari anak-anak yang berada juga berdampak oleh stunting. (Unicef Indonesia, 2014)
Indonesia adalah satu dari 31 negara yang memiliki risiko tidak memenuhi target
World Health Assembly di bidang gizi untuk tahun 2025, khususnya dalam
pengurangan stunting, wasting (di mana berat tubuh seorang anak terlalu ringan untuk tinggi badan mereka).
Angka kasus Gizi buruk ditahun 2013 masih tinggi di sejumlah daerah. Di Aceh sepanjang tahun 2013 sebanyak 1.034 bayi meninggal dunia akibat kekurangan gizi. Angka ini mengalami kenaikan sebesar lima persen jika dibandingkan tahun 2012 yang hanya 985 balita. Fenomena kasus gizi buruk ini sudah seperti gunung es. Bahkan menteri kesehatan Nafsiah Mboi pesimis jumlah balita penderita gizi buruk menurun mencapai target yang ditentukan dalam Millenium Development
4
17,9 persen dan dikhawatirkan target MDGs tidak tercapai. (Unicef Indonesia, 2014)
5
A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran tentang penerapan Asuhan Keperawatan
dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi pada An.F di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Medan Amplas
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An.F. b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An. An.F c. Mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada An.F d. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada An.F
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada An.F
B. Manfaat Penelitian
1. Pendidikan
Dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan serta perawat yang ada untuk mengambil langkah-langkah asuhan keperawatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan khususnya asuhan keperawatan gangguan pemenuhan nutrisi dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi pada anak.
2. Perawat
6
3. Keluarga
Memperoleh pengetahuan tentang penyakit gangguan pemenuhan nutrisi pada anak serta meningkatkan kemandirian bagi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami penyakit gangguan pemenuhan nutrisi dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi pada anak dan sebagai masukan bagi keluarga untuk mencegah penyakit gangguan pemenuhan nutrisi.
4. Penulis
7 BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Nutrisi.
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau behan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat juga dikatangan sebagai ilmu tentang makanan, zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah, 2006).
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan dasar fisiologis bagi manusia yang tidak bisa terpas daribanyak faktor yang mempengaruhinya, serta implikasinya kepada kebutuhan dasar lain apabila kebtuhan ini tidak terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hasil kerja sistem pencernaan yang tak terlepas dari sistem lainnya sebagai suatu proses yang saling berkaitan. ( Atoilah dan Kusnadi, 2013) Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam katagori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
8
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang masalah kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Pengkajian nutrisi penting khususnya bagi pasien yang beresiko masalah nutrisi berhubungan dengan stres, penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan faktor-faktor lain. Didalam pengkajian, informasi yang perlu dikaji adalah :
a. Identitas klien
Informasi identitas merupakan data demografik aktual tentang klien. Nama, jenis kelamin, umur, agama, alamat, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan bahkan jenis asuransi klien pun dimasukkan (Potter & Perry, 2005).
b. Pengukuran Antropometrik
Antropometrik adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan tubuh dan bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometrik yang membantu dalam mengidentifikasi masalah nutrisi.
c. Tes Laboratorium dan Biokimia
Tidak satupun tes laboratorium atau biokimia adalah diagnostik untuk malnutrisi.Tes-tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan cairan dan fungsi hati, fungsi ginjal dan adanya penyakit. Tes laboratorium biasanya digunakan untuk mempelajari status nutrisi termaksud ukuran protein plasmaseperti albumin, transferin, retinol yang mengikat protein, total kapasitas ikatan zat besi dan hemoglobin (Potter dan Perry, 2005)
9
c. Hb (N: 12 mg %).
d. BUN (N:10-20 mg/100 ml).
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: Laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml, wanita: 0,5-1,0 mg/100 ml).
d. Riwayat Diet dan Kesehatan
Selain riwayat keperawatan yang umum, perawat memperoleh riwayat khusus diet yang lebih untuk mengkaji kebutuhan nutrisi aktual atau potensial. Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan cairan dan makanan pasien. Sebaliknya informasi pilihan, alergi masalah dan area yang berhubungan lainnya seperti kemampuan pasien untuk memperoleh makanan (Potter dan Perry, 2005). Tambahan bagi perawat untuk mengkaji adalah pengumpulan faktor-faktor yang mempengaruhi pola diet pasien dan status nutrisi. Faktor-faktor tersebut adalah :
Status Kesehatan.
Status kesehatan pasien berhubungan dengan nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat. Dan dukungan nutrisi adalah bagian esensial penyembuhan setiap penanganan medis (Potter dan Perry, 2005).
Kultur dan Agama.
10 Status Sosioekonomi.
Biaya makanan tidak tetap dan belanja bervariasi tergantung pada uang yang tersedia. Apakah ada seseorang yang mempersiapkan makanan menentukan penggunaan jumlah kenyamanan makanan. (Potter dan Perry, 2005).
Pilihan Pribadi.
Kesukaan atau ketidaksukaan pribadi mungkin berpengaruh terhadap diet. Makanan yang berhubungan dengan kenangan yang menyenangkan cenderung menjadi makanan favorit. Makanan yang berhubungan dengan kenangan yang tidak menyenangkan cenderung untuk dihindari. Makanan mewah dapat digunakan sebagai simbol status. Pilihan individu harus dipertimbangkan ketika merencanakan diet terapeutik (Potter dan Perry, 2005).
Faktor Psikologis.
Motivasi individu untuk makanan yang seimbang danpersepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan yang mempunyai nilai simbolik yang utama bagi banyak orang (misalnya susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbolkan kekuatan).
Observasi Klinis
Observasi klinis dapat menjadi aspek terpenting pengkajian nutrisi.
11 Tabel 1. Tanda-tanda Klinis Status Nutrisi
No. Bagian Tubuh Tanda-Tanda untuk
Nutrisi yang Baik
Tanda-Tanda untuk
Nutrisi yang Buruk
1. Penampilan Umum
Sadar, responsive Lesu, apatis, kakeksia, penampilan kakeksia 2. Berat badan Berat badan normal untuk
tinggi badan, usia dan bentuk tubuh
Penampilan obesitas atau kurus (perhatian khusus untuk kurus)
3. Postur Postur tegak, lengan dan tungkai lurus
Bahu kendur, dada cekung, punggung bungkuk
4. Otot Otot berkembang baik, kuat tonus bagus, beberapa lemak ada dibawah kulit
Penampilan lemah, tonus buruk, tonus tidak
berkembang nyeri, edema, tidak mampu berjalan dengan baik 5. Kontrol sistem
Saraf
Rentang perhatian baik, kurang iritabilitas atau kelelahan, refleks normal, kestabilan psikologis
12
6. Fungsi
gastrointestinal
Nafsu makan dan
pencernaan baik, eleminasi teratur normal, tidak ada organ atau massa yang teraba
Anoreksia, tidak mampu mencerna, konstipasi atau diare, pembesaran hati atau limpa
7. Fungsi
kardiovaskuler
Laju denyut dan irama denyut jantung normal, tidak ada murmur, tekanan darah normal untuk usianya
Laju denyut jantung cepat, pembesaran jantung dan irama jantung tidak normal, tekanan darah meningkat 8. Vitalitas
umum
Ketahanan bertenaga, kebiasaan tidur baik, penampilan kuat
Mudah lelah, kurang energi, mudah tertidur, penampilan capek dan apatis
9. Rambut Bersinar, penampilan berkilat, kuat, helai rambut tidak mudah dicabut, kulit kepala sehat
Rambut berserabut, kusam, kusut, kering, tipis dan kasar, penampilan
depigmentasi, helai rambut mudah terlepas 10. Kulit (umum) Kulit halus dan sedikit
lembab dengan warna baik
13
pada subkutan 11. Wajah dan
leher
Warna merata halus, merah muda, penampilan sehat, tidak ada bengkak
Penampilan berminyak, diskolarasi, bersisik, bengkak, kulit gelap dipipi dan bawah mata, tidak halus dan kasar pada kulit sekitar hidung dan mulut
12. Bibir Halus, warna baik,
penampilan lembab (tidak pecah atau bengkak)
Penampilan kering dan bersisik, bengkak, kemerahan dan bengkak (keilosisi) lesi angular pada sudut mulut 13. Mulut dan
membran mukosa
Membran mukosa didalam rongga mulut berwarna merah muda sampai kemerahan
Membran mukosa mulut yang lembut dan bengkak
14. Gusi Warna merah muda, penampilan sehat dan merah, tidak bengkak dan berdarah
Gusi bengkak dan mudah berdarah, gusi tertarik kebelakang
15. Lidah Warna merah muda atau kemerahan gelap baik, tidak
14
bengkak, halus, terdapat papilla dipermukaan, tidak ada lesi
seperti daging (glositis), papilla hiperemia dan hipertropi, papilla attrofi 16. Mata Mata terang jernih,
penampilan bersinar, tidak ada luka disudut membran, bulu mata lembab dan sehat dengan warna merah muda, pembuluh darah terlihat atau tidak ada benjolan pada jaringan atau skelra, tidak ada lingkar kelelahan dibawah mata
Membran mata pucat (konjungtiva pucat), membran kemerahan (injeksi konjungtiva), kering, tanda-tanda infeksi, bintik-bintik kemerahan, fisura pada sudut kelopak mata (angulat palpebretik), kekeringan membran mata (konjungtiva serosis), penampilan buram dari kornea (korneal sirosis), kornea lunak (keratomalasia).
15
19. Kaki, tungkai Tidak ada nyeri, lemah atau bengkak, warna baik
Edema, nyeri betis, kesemutan, lemah 20. Kerangka Tidak ada malformasi Kaki bengkok, lutut
16
2. Analisa Data
Menurut Buku Saku NANDA, NIC dan NOC (2013), analisa data dibagi menjadi data subjektif dan objektif.
No Data Penyebab
Masalah
Keperawatan
1
Subjektif
1. Kram abdomen. 2. Nyeri abdomen
dengan atau tanpa penyakit.
3. Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan.
4. Melaporkan
perubahan sensasi rasa.
5. Merasa kenyang segera setelah mengingesti
2. Kerapuhan kapiler. 3. Diare.
4. Adanya bukti kekurangan makanan. 5. Kehilangan rambut
yang berlebihan. 6. Bising usus hiperaktif. 7. Kurang informasi. 8. Miskonsepsi.
9. Konjungtiva dan membrane mukosa pucat.
10.Tonus otot buruk 11.Menolak untuk makan 12.Luka, rongga mulut
inflamasi
17
2. Kerapuhan kapiler. 3. Diare.
4. Adanya bukti kekurangan
makanan.
5. Kehilangan rambut yang berlebihan. 6. Bising usus
hiperaktif.
7. Kurang informasi. 8. Miskonsepsi. 9. Konjungtiva dan
membrane mukosa pucat.
10.Tonus otot buruk 11.Menolak untuk
makan
12.Luka, rongga mulut inflamasi 13.Kelemahan otot
yang digunakan untuk menelan dan mengunyah
(Wilkinson &
13.Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan dan mengunyah
18
3. Rumusan Masalah
Menurut Herdman (2013), terdapat diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan perubahan nutrisi. Adapun diagnosa tersebut adalah sebagai berikut:
1) Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, perubahan.
4. Perencanaan
Hari/Tanggal No.
DX
Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan menurut NOC:
Menunjukkan satus gizi : asupan makanan, cairan dan zat gizi, ditandai dengan indikator berikut (sebutkan nilai 1-5: tidak adekuat, ringan, sedang, kuat, atau adekuat total).
Kriteria hasil NOC :
a) Status gizi: tingkat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b) Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang dikonsumsi tubuh selama waktu 24 jam.
c) Status gizi: nilai gizi: keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh.
Rencana tindakan Rasional
Mandiri
1. Tentukan motivasi klien
Mandiri
i
untuk mengubah kebiasaan makan.
2. Kaji pengetahuan klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
3. Pantau nilai labolatorium 4. Timbang klien pada
interval yang tepat. 5. Ketahui makanan
kesukaan klien.
6. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.
7. Tentukan kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
8. Ajarkan metode untuk perencanaan makanan. 9. Ajarkan klien/keluarga
tentang makanan bergizi dan tidak mahal.
10.Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana
klien untuk mengubah kebiasaan makan dapat mendorong klien untuk dapat melaksanakan perubahan pada pola makan klien.
2 Pengetahuan yang kurang tentang nutrisi mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
3 Pemantauan nilai laboratorium bertujuan untuk melaksanakan asuhan lanjut yang diperlukan.
4 Penimbangan berat badan klien pada interval yang tepat bertujuan untuk mengetahui
i
memenuhinya.
Kolaborasi
a) Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein untuk klien dengan ketidakadekuatan protein atau kehilangan protein.
b) Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan pelengkap, pemberian makanan enter atau parenteral total agar asupan kalori adekuat.
c) Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab perubahan nutrisi.
d) Rujuk ke program gizi komunitas yang tepat, jika klien tidak dapat
5 Menyediakan makanan yang merupakan kesukaan klien dapat memotivasi klien untuk makan.
6 Memantau kandungan nutrisi dan kalori pada makanan adalah untuk melaksanakan
kebutuhan nutrisi yang tepat bagi klien.
7 Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap memenuhi kebutuhan nutrisi (ekonomi). 8 Metode perencanaan
makanan dapat berguna untuk merancang kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. 9 Mendapatkan makanan
i
membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat.
yang mahal. Banyak makanan yang murah mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
10Informasi yang tepat membantu klien untuk mempermudah klien memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh.
Kolaborasi
a) Ahli gizi lebih mengetahui secara mendalam tentang menentukan
i
c) Agar kita mengetahui lebih lagi dari ahlinya penyebab dari perubahan tersebut
Hari/Tanggal No.
DX
Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil menurut Wong : Anak mendapatkan nutrisi yang adekuat. Kriteria Hasil :
1 Anak dapat mengonsumsi makanan yang adekuat 2 Anak mendapatkan nutrisi yang cukup sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Rencana Tindakan
1) Dapatkan riwayat diet dan gunakan informasi tersebut untuk
membuat waktu makan sebanyak mungkin. 2) Dorong orangtua dan
anggota keluarga yang lain untuk menyuapi anak atau ada pada saat makan.
1) Mempunyai informasi tentang diet yang dilakukan oleh anak sangat berguna untuk menentukan waktu makan yang anak
butuhkan.
i
3) Buat waktu makan menjadi waktu yang menyenangkan.
4) Sajikan makanan sedikit tapi sering daripada makan tiga kali makan tapi dalam porsi besar.
5) Hindari makanan yang sangat berbumbu, berbau kuat,
dihidangkan panas, atau semua dicampur, kecuali ciri khas dari budaya
6) Berikan pujian pada anak pada saat anak
anak dapat menyuapi anak agar anak itu dapat makan 3) Waktu makan yang
menyenangkan dapat membuat anak akan lebih semangat untuk memakan makanannya.
4) Tidak usah memaksakan anak untuk makan harus 3x sehari dan dalam porsi yang banyak, biarkan anak untuk makan sedikit tapi sering dalam jangka waktu 3-4jam sekali dengan porsi nutrisi yang baik.
5) Makanan yang sangat berbumbu, berbau kuat, dihidangkan panas, atau semua dicampur, membuat anak malas untuk memakan makanannya.
i
makan
7) Selalu dorong anak untuk mau makan makanan yang telah disediakan oleh orangtuanya dirumah.
membuat anak senag dan termotivasi unuk memakan makanannya.
i
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal praktek mahasiswa di
komunitas atau di Kelurahan Harjosari II kecamatan Medan Amplas, pada tanggal 18 Mei 2015 Mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada An. F Berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan dan secara lengkap terdapat di lampiran 1.
a) Biodata
Seorang anak laki-laki yang berinisial An. F berusia 2 tahun belum menikah, dan beragama Islam. An. F bergolongan darah B, tinggal bersama dengan kedua orang tuanya serta keempat saudaranya di Jalan Pancal gg bersama no. 8a Harjosari II Medan- Amplas.
b) Keluhan Utama
Dari hasil pengkajian yang dilakukan maka didapati keluhan utama Ny. S mengatakan bahwa An. F tidak pernah nafsu dengan makanan yang telah disediakan oleh Ny. S sehingga An. F selalu tampak lemah dan malas untuk melakukan aktivitas. Ny. S juga mengatakan jika An. F merupakan anak yang sangat lemah dan sering terkena penyakit.
c) Riwayat Kesehatan Saat Ini
i
makanan yang disediakan oleh Ny. S itu-itu saja dan tidak pernah ada menu variasi yang baru oleh karena itu, An. F tidak pernah mau makan karena makan yang disediakan sangat membosankan.
d) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Dari hasil wawancara dengan ibu An. F didapati bahwa An. F pernah memiliki riwayat demam yang sangat tinggi sehingga An. F mengalami step ketika umurnya baru 10 bulan dan waktu itu Ny. S membawa An. F untuk berobat kebidan agar demam yang dialami oleh An. F dapat turun dan step tidak akan kumat lagi. Selain dari dibawa kebidan An. F tidak pernah memiliki riwayat dibawa kerumah sakit maupun berobat kerumah sakit.
e) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kesehatan keluarga dari An. F sama buruknya dengan An. F semua anggota keluarga dari An. F memiliki masalah kebutuhan nutrisi yang sama seperti An. F semua anggota keluarga memiliki tubuh yang kurus dan kurang peka tentang perawatan kebersihan tubuhnya, namun dikeluarga An. F tidak memiliki riwayat penyakit keturunan darikedua orangtuanya.
f) Pemeriksaan Fisik
i
pengkajian dilakukan juga pemeriksaan Head to toe untuk memperoleh data pemeriksaan fisik lebih lengkap.
Pemeriksaan Kepala dan rambut, didapati bentuk kepala bulat dan simetris, ubun-ubun tidak ada benjolan, kulit kepala Tidak ada tanda-tanda kelainan dan luka, keadaan kulit kepala sangat kering, kotor dan berminyak., penyebaran rambut kurang merata disetiap tempat, kering, rapuh, pecah-pecah, warna rambut sangat pirang, kulit kepala berminyak, dan kebersihannya kurang terjaga dengan baik. Pada wajah, warna kulit sawo matang, struktur wajah bulat. Pada mata, memiliki 2 mata dengan letak simetris, palpebra sedikit pucat, konjungtiva anemis, sklera putih bersih, pupil bulat, letak sentral dan berada pada ukuran yang sama kiri dan kanan (isokor). Pada hidung, bentuk simetris, lubang hidung ada 2, tidak ada cuping hidung.
Pada telinga, bentuk telinga simetris, ukuran telinga normal, lubang telinga bersih, terlihat serumen sedikit, ketajaman pendengar tidak terganggu. Pada mulut dan faring, keadaan bibir kering, pecah-pecah, keadaan gigi dan gusi didapati gigi terlihat kuning, jumlah gigi 10 gigi, keadaan lidah tidak ada luka, sedikit berplak putih. Pada leher, posisi trachea simetris, thyroid tidak tampak perbesaran, suara jelas,
i
derita oleh An. F. Mual dan muntah An. F tidak pernah mengeluhkan perasaan mual dan muntah pada saat makan.
i secara teratur, disebabkan oleh keadaan ekonomi keluarga yang kurang mencukupi sehingga sangat susah untuk mendapatkan makanan bagi anaknya.
Do:
1 Anak N umur 2 tahun tampak sangat kurus. 2 TB : 86 cm
Penurunan berat badan
Nutrisi kurang dari kebutuhan
i
coklat kemerahan (seperti rambut jagung), rambut sangat tipis, kering, serta terlihat sangat lepek seperti tidak pernah terurus, kulit sangat kering dan terlihat seperti bersisik, dan konjungtiva anemis
2
DS:
- Ny. S mengatakan An. F BAB terakhir hari Sabtu tanggal 16 Mei 2015 dan hingga hari Selasa tanggal 19 Mei 2015 belum ada BAB. -Ny.S mengatakan BAB An.F sedikit dan agak keras. -Ny.S juga mengatakan An.F jarang mengkonsumsi
makanan berserat. DO : Gerakan Peristaltik hiperaktif 20x per menit. Ketika diraba perut klien terasa sangat keras jika
i kumal dan kurang bersih 2 Gigi kotor dan terlihat
3. Rumusan Masalah
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b. Konstipasi
i
4 Diagnosa Keperawatan Prioritas.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mendapatkan makanan ditandai dengan Ny. S dan Tn. M merupakan buruh yang bekerja serabutan dengan penghasilan yang tidak menentu setiap harinya sehingga orangtua An. F jarang menyediakan makanan setiap harinya.
5 Perencanaan
i
Hari/Tanggal No.
DX
Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan menurut NOC:
Menunjukkan satus gizi : asupan makanan, cairan dan zat gizi, ditandai dengan indikator berikut (sebutkan nilai 1-5: tidak adekuat, ringan, sedang, kuat, atau adekuat total). Kriteria hasil NOC :
d) Status gizi: tingkat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
e) Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang dikonsumsi tubuh selama waktu 24 jam.
f) Status gizi: nilai gizi: keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh.
Rencana tindakan Rasional 1 Kaji pengetahuan klien
tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
2 Kaji motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan. 3 Tanyakan makanan
1. Pengetahuan yang kurang tentang nutrisi mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
i
kesukaan klien. 4 Tentukan kemampuan
klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
5 Hitung TB dan BB klien
6 Ajarkan klien/keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal.
7 Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
3. Meningkatkan selera makan klien.
4. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap memenuhi kebutuhan nutrisi (ekonomi). 5. Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein-kalori, khususnya bila berat badan kurang dari normal.
6. Menjaga keadekuatan asupan nutrisi yang dibutuhkan.
7. Membantu dalam memberikan informasi mengenai kebutuhan nutrisi.
i
Kemampuan saluran gastrointestinal untuk membentuk dan mengeluarkan feses secara aktif .
Kriteria hasil:
a. Pola eliminasi dalam rentang yang diharapkan, feses lembut dan berbentuk.
b. Mengeluarkan feses tanpa bantuan.
c. Mengonsumsi cairan dan serat dengan adekuat. d. Latihan dalam jumlah yang adekuat.
e. Menunjukkan pengetahuan program defekasi yang dibutuhkan untuk mengatasi efek samping pengobatan.
f. Melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri dan mengejan.
Rencana Tindakan Rasional 1. Tentukan pola defekasi
bagi klien dan latih klien untuk menjalankannya.
2. Anjurkan untuk mengkonsumsi asupan nutrisi berserat.
1 Untuk
mengembalikan keteraturan pola defekasi klien.
i
3. Jelaskan efek cairan dan serat dalam mencegah konstipasi.
4. Tekankan pentingnya menghindari mengejan selama defekasi.
5. Anjurkan agar klien menghindari penggunaan laksatif.
6. Anjurkan aktivitas optimal untuk
merangsang eleminasi defekasi klien.
eliminasi fekal
3 Untuk melunakkan eliminasi feses.
4 Untuk mencegah perdarahan.
5 Untuk menghindari penggunaan laksatif
.
6 Aktivitas yang optimal dapat merangsang
i
Diagnosa III : Defisit perawatan diri berhubungan dengan psikologi/malas ditandai dengan mandi 1 kali sehari, gigi berplak, kuku kotor dan panjang, dan kulit tampak kusam.
Hari/Tanggal No.
DX
Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan:
1 Meningkatkan minat dan motivasi klien untuk memperhatikan kebersihan diri.
Kriteria hasil:
a. Klien tampak bersih dan segar
b. Klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri. Rencana tindakan Rasional
1 Kaji kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri.
2 Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti kebersihan
1 Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri
memudahkan intervensi selanjutnya.
2 Membuat klien
i
diri.
3 Anjurkan klien mengganti pakaian yang kotor
dengan yang bersih.
4 Berikan pujian pada klien tentang kebersihannya.
5 Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut klien.
3 Mengganti pakaian melindungi klien dari kuman dan
meningkatkan rasa nyaman.
4 Memberikan pujian membuat klien merasa tersanjung dan lebih kooperatif dalam kebersihan.
5 Memotivasi klien untuk meningkatkan
i
6 Implementasi
Hari/Tanggal No.
Dx
Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Selasa, 19 Mei 2015
1 1.Mengkaji pengetahuan klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
2.Mengkaji motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan.
3.Menanyakan makanan kesukaan klien.(Klien mengatakan sangat suka makan tempe)
4.Menentukan kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. 5.Menghitung TB dan BB
klien
( TB : 86cm BB : 7kg) 6.Mengajarkan klien/keluarga
tentang makanan bergizi dan tidak mahal. (Contohnya makanan murah yang mengandung protein dan
S : Klien mengatakan belum terlalu mengerti tentang kebutuhan nutrisi dan mengatakan belum memiliki
i
lemak adalah telur ayam, tempe, dan tahu, serta bisa menambahkan makanan yang mengandung vitamin adalah mengonsumsi sayur-sayuran dan mengusahakan membeli buah-buahan agar asupan kebutuhan akan vitamin juga dapat terpenuhi)
7.Memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya
bagi tubuh. Klien tampak sangat kulit yang sangat jelek
A : Teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Rabu, 20 Mei 2015
2 Konstipasi
1 Menentukan pola defeksasi bagi klien dan melatih klien untuk menjalankannya. 2 Menganjurkan untuk
mengkonsumsi asupan nutrisi berserat.
3 Menjelaskan efek cairan
i
dan serat dalam mencegah konstipasi.
4 Menekankan pentingnya menghindari mengejan selama defekasi.
5 Menganjurkan agar klien menghindari penggunaan laksatif.
6 Menganjurkan aktivitas optimal untuk merangsang eleminasi defekasi klien.
mengerti tentang efek cairan dan serat dalam mencegah konstipasi dan akan mulai memakan makanan yang berserat seperti pepaya yang telah diberitahukan tadi. O : Klien terlihat belum mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh mahasiswa
keperawatan
A : Teratasi sebagian P : Intervensi
dilanjutkan
Kamis, 21 Mei 2015
3
1 Mengkaji kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri.
2 Mendiskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian
S :
i
tentang arti kebersihan diri. 3 Menganjurkan klien
mengganti pakaian yang kotor dengan yang bersih. 4 Memberikan pujian pada
klien tentang kebersihannya.
5 Mendorong dan membantu klien untuk menjaga kebersihan tubuh, gigi dan mulut klien.
hayna menyuruh anaknya yang paling besar untuk
memandikan adiknya tapi kakaknya malas
-Klien mengatakan jika klien mengerti tentang arti kebersihan diri
O :
1 Ketika klien disuruh untuk mandi, klien terlihat mampu untuk mandi sendiri tanpa perlu bantuan
i
menjawab pertanyaan yang diajukan.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan.
i
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan proses keperawatan pada An F yang dimulai dari Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan , Implementasi dan Evaluasi disimpulkan diagnosa yang diperoleh dari An. F adalah :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan memperoleh makanan, ditandai dengan BB: 7 kg TB: 86 cm.
2. Konstipasi berhubungan dengan asupan serat yang tidak mencukupi ditandai dengan perubahan pola defekasi, BAB sedikit dan keras, peristaltik usus 20 x/i.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan motivasi ditandai dengan mandi 1 kali sehari, gigi berplak, kuku kotor dan panjang, dan kulit tampak kusam.
Dan yang menjadi prioritas masalah keperawatan pada An.F adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang ditandai dengan An.F tidak nafsu makan, BB:7 kg, TB:86 cm An. F tampak kurus.
Intervensi yang dilakukan adalah memberikan informasi pendidikan kesehatan tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan mengajarkan klien/keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal.
Dari implementasi yang dilakukan diperoleh hasil evaluasi bahwa Masalah teratasi sebagian.
i
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi tenaga pengajar dalam proses belajar mengajar tentang nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien.
2. Bagi Praktik Keperawatan
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi tenaga kesehatan di rumah sakit khususnya perawat supaya mengetahui nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien.
3. Periode penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini hanya dilakukan dalam kurun waktu tiga minggu, sehingga penulisan KTI ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis menyarankan agar penulisan KTI selanjutnya diberikan periode waktu yang optimal sehingga diperoleh hasil penulisan yang sempurna untuk dapat dipergunakan sebagai referensi yang baik bagi mahasiswa keperawatan.
i
Almatsier, Sunita (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Atoilah, E. M. dan (2013). Askep pada Klien Dengan Gangguan Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: In Media.
Hidayat, A.A, (2009). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep
dan Proses Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal, (2005). Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori dan
aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC
Potter, P.A. and Perry, A.G, (2005). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Potter, P.A. and Perry, A.G, (2006). Buku Ajar : Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC.
Tarwoto dan Wartonah, (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Utama.
Wilkinson, J.M. (2007). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi 7. Jakarta: EGC.
Wilkinson, J.M. (2013). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi 9. Jakarta: EGC.
i
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN KLIEN
B Asuhan Keperawatan Kasus
2.6Pengkajian
BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. F Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 2 Tahun Agama : Islam
Alamat : Jl.Pancal Gg. Bersama No.8A Harjosari II Medan Amplas Golongan Darah : B
i Genogram
Komposisi keluarga :
Keluarga Ny. S mempunyai 5 orang anak, 3 anak laki-laki, dan 2 anak perempuan.
1. KELUHAN UTAMA
Saat dilakukan pengkajian Ny. S mengatakan An. F kurang nafsu makan, tampak lemah, pola makan tidak teratur BB 7kg, TB 86cm
Meninggal
Klien
Perempuan
i
2. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
a. Provocative/ palliative
1. Apa penyebabnya
Penyebab An.F kurang nafsu makan karena bosan dengan makanan yang disajiakn oleh Ny.S, contoh makanan yang disajiakan Ny.S adalah nasi putih, tempe, dan terkadang satu telur dibagi dua.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan:
Hal-hal yang memperbaiki keadaan An. F adalah menganjurkan kepada Ny. S memilih makanan yang murah dan bergizi.
b. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan An. F mengatakan lemas 2. Bagaimana dilihat
An. F terlihat lemas dan kusam
3. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Penyakit yang pernah dialami
An. F pernah mengalami step (kejang) pada saat berurum 11 bulan karena demam tinggi.
b. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
An. F hanya dibawa ketempat kusut anak, dan Ny. S tidak membawanya berobat kemedis
i
An. F tidak pernah dirawat di rumah sakit, dan An. M hanya dirawat dirumah
d. Alergi
An. F tidak ada riwayat alergi sampai saat ini
e. Imunisasi
Imunisasi An. F lengkap
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
C.Orang Tua
Ny. S mengalami riwayat penyakit kulit (skabies) sehingga kulit Ny. S kotor, dan menular sebagian kepada anak-anaknya
c. Saudara Kandung
Pada keluarga Ny. S tidak ada mengalami riwayat penyakit yang menular dan membahayakan.
d. Penyakit keturunan yang ada
Tidak ada penyakit keturunan
e. Anggota keluarga yang meninggal
Keluarga inti dari An. F belum ada yang meninggal.
f. Penyebab meninggal
Didalam keluarga ini belum ada yang meninggal
i
a. Keadaan umum
Keadaan An. F tampak lemah, kusam, dan malas beraktivitas.
b. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36,7ºc Nadi : 86 x/m Pernafasan : 22 x/m TB : 86 cm BB : 7 kg LB : 50 cm LT : 17 cm LK : 50 cm
c. Pemeriksaan Head to toe
Kepala An. F normal, penyebaran rambut An. F tidak merata, rambut An. F kecoklatan dan rambut An. F berbau dan warna kulitn An. F kusam, dan bersisik. Konjungtiva anemis dan tidak terdapat oedema, tidak terdapa pernafasan cuping hidung, dan bibir terlihat pecah-pecah
6. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Pola makan dan minum
Frekuensi makan An. F 3x sehari. Nafsu makan An. F tidak selera, dan An. F tidak ada riwayat alergi. Waktu pemberian makan pada pagi, siang, dan malam hari ketika pagi, siang, dan malam hari An. F tidak nafsu makan, jadi Ny. S memberikan jajan-jajanan untuk mengatasinya. Dan pola minum An. F kurang terpenuhi karna An. F malas minum.
i
Personal hygiene An. F buruk karena belum bisa mandi sendiri, dan kebersihan gigi An. F juga tidak bersih/terawat dan gigi An. F belum tumbuh merata, dan An. F jarang dimandikan karena Ny. S terlalu sibuk kerja, dan Ny. S Tidak pernah membersihan kuku kaki dan tangan An. F.
c. Pola eliminasi
1. BAB
Pola BAB An. F 1x sehari dengan karakteristik feses lembek, tidak ada riwayat pendarahan.
2. BAK
Pola BAK An. F 3 sampai 4x sehari dengan karakteristik urine kuning pekat dan berbau khas tidak ada keluhan nyeri.
i
Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi
1
1 Mengkaji pengetahuan klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
2 Mengkaji motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan. 3 Menanyakan makanan kesukaan
klien.(Klien mengatakan sangat suka makan tempe)
4 Menentukan kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. (Klien belum mampu unutk memenuhi kebutuhan nutrisinya)
5 Menghitung TB dan BB klien (TB :86cm BB :7kg)
6 Mengajarkan klien/keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal.
7 Memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
S : Klien mengatakan belum terlalu mengerti tentang kebutuhan nutrisi
O :
1.BB : 7 kg 2.TB : 86 cm
3.Klien tampak tidak mengerti tentang yang telah dijelaskan oleh mahasiswa tentang apa
pentingnya kebutuhan pemenuhan nutrisi bagi tubuh. Klien tampak sangat sangat kurus, rambut kusam, pecah-pecah, kulit kering
i
A : Masalah teratasi sebagian.
1Menanyakan
makanan kesukaan klien.(Klien
mengatakan sangat suka makan tempe). 2Menghitung TB dan
BB klien ( TB : 86cm BB : 7kg)
P : Intervensi dilanjutkan 1 Mengkaji
pengetahuan
klien/keluarga tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
2 Mengkaji motivasi klien/keluarga untuk mengubah kebiasaan makan.
3 Menentukan
i
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. (Klien belum mampu unutk memenuhi kebutuhan nutrisinya)
informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
1 Mengkaji pengetahuan klien/keluarga tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
2 Mengkaji motivasi klien/keluarga untuk mengubah kebiasaan makan.
3 Menentukan kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. (Klien belum mampu unutk memenuhi kebutuhan nutrisinya)
S : Klien/keluarga mengatakan bahwa ia sudah sedikit mengerti tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh. O : Klien bisa
i
4 Mengajarkan klien/keluarga tentang makanan bergizi dan tidak mahal.
5 Memberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
kebutuhan nutrisi bagi tubuh.
A : Masalah teratasi sebagian.