• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) PADA KOMPETENSI DASAR MENYELIDIKI SIFAT–SIFAT ZAT BERDASARKAN WUJUDNYA DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) PADA KOMPETENSI DASAR MENYELIDIKI SIFAT–SIFAT ZAT BERDASARKAN WUJUDNYA DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

Meita Widian Pangestika

ABSTRAK

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) PADA KOMPETENSI

DASAR MENYELIDIKI SIFAT–SIFAT ZAT BERDASARKAN WUJUDNYA DAN PENERAPANNYA DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Oleh

MEITA WIDIAN PANGESTIKA

Berdasarkan observasi di sekolah melalui wawancara penulis terhadap siswa dan

guru IPA fisika di SMPN Bina Bhakti Way Pengubuan, diketahui bahwa guru

belum memanfaatkan secara maksimal sarana dan prasarana yang ada seperti

laboratorium untuk pembelajaran. Diketahui pula bahwa pada materi wujud zat

kompetensi dasar menyelidiki sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari murid merasa kesulitan dalam

menerima materi tersebut secara jelas dan nyata. Mempertimbangkan

masalah-masalah tersebut, maka penulis mengembangkan LKS sebagai salah satu media

pembelajaran. LKS yang dikembangkan berbasis KPS yaitu penemuan secara

langsung oleh siswa yang berisi pertanyaan (melakukan dan menafsirkan

pengamatan, mengelompokkan, meramalkan, berkomunikasi dan berhipotesis

mengenai suatu peristiwa), Kegiatan keterampilan proses sains (pra laboratorium

(2)

Meita Widian Pangestika pengembangan dilengkapi dengan kunci jawaban. Desain tersebut meliputi tujuh

tahapan prosedur pengembangan produk dan uji produk, yaitu: analisis kebutuhan,

identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan, identifikasi spesifikasi

produk yang diinginkan pengguna, pengembangan produk, uji internal uji

kelayakan produk, uji eksternal uji kemanfaatan produk oleh pengguna dan tahap

terakhir produksi. Hasil uji internal menunjukkan media yang dikembangkan telah

sesuai dengan teori dan layak digunakan sebagai salah satu media pembelajaran.

Hasil uji eksternal menunjukkan bahwa kualitas media sangat menarik, sangat

mudah digunakan, dan sangat bermanfaat serta efektif digunakan sebagai media

pembelajaran ditunjukkan oleh siswa yang antusias dan mampu mengerjakan

pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam LKS. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

dihasilkan media pembelajaran LKS berbasis KPS yang telah teruji dan layak

digunakan dengan kualitas sangat menarik, sangat mudah digunakan, dan sangat

bermanfaat, dan dinyatakan efektif digunakan sebagai media pembelajaran.

(3)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) PADA KOMPETENSI DASAR MENYELIDIKI SIFAT-SIFAT ZAT BERDASARKAN

WUJUDNYA DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Oleh

MEITA WIDIAN PANGESTIKA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Judul Skripsi : PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA KOMPETENSI DASAR

MENYELIDIKI SIFAT – SIFAT ZAT BERDASARKAN WUJUDNYA DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI - HARI Nama Mahasiswa : Meita Widian Pangestika

Nomor Pokok Mahasiswa : 0853022035

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Eko Suyanto, M.Pd. Viyanti, S.Pd, M.Pd.

NIP 19640310 199112 1 001 NIP 19800330 200501 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Eko Suyanto, M.Pd.

Sekretaris : Viyanti, S.Pd, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Undang Rosidin, M.Pd

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003

(6)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah:

Nama : Meita Widian Pangestika

NPM : 0853022035

Fakultas/ Jurusan : KIP/ P. MIPA

Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : Mujirahayu RT/ RW 11/3 Kecamatan Seputih

Agung Kabupaten Lampung Tengah

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar sarjana disuatu perguruan tinggi dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang penuh ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacuan dalam naskah ini disebut

dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Januari 2012

Yang Menyatakan

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mujirahayu pada tanggal 03 Mei1990, anak kedua dari tiga

bersaudara dari pasangan Bapak Ngadiman dan Ibu Sarmini.

Penulis mengawali pendidikan pada tahun 1996 di SD Negeri III Mujirahayu,

kemudian melanjutkan di SMP Negeri I Way Pengubuan yang diselesaikan pada

Tahun 2005 dan masuk SMA Negeri I Seputih Agung yang diselesaikan pada

Tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima di Program Studi Pendidikan

Fisika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

Pada tahun 2010, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapang (KKL) di Jakarta,

Bandung, Semarang dan Yogyakarta. Pada tahun 2011, penulis melakukan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di desa Terbanggi Subing Kecamatan Gunung Sugih

Kabupaten Lampung Tengah dan sekaligus melaksanakan Praktek Pengalaman

Lapang (PPL) di SMP Negeri 4 Gunung Sugih.

Selama sekolah di SD, SMP, dan SMA, penulis mengikuti organisasi yaitu: SD

(Pramuka), SMP (Pencak silat, Paskibra dan Olah raga) dan SMA (Pramuka,

PMR, Seni Tari danTeater). Selama menempuh pendidikan di Pendidikan Fisika,

penulis memiliki beberapa pengalaman organisasi yaitu: Menwa Satuan 201

(8)

(MENWA) Raden Intan Satuan 201 Universitas Lampung. Di organisasi

MENWA penulis melewati beberapa jenjang pendidikan: Pra pendidikan dasar

tahun 2008, Pendidikan dasar tahun 2009, dan Pendidikan Provos tahun 2009.

Selanjutnya penulis menjabat sebagai staf pada tahun 2009–2012 (Ksu Tri, Kasi

Min, dan Kaset) dan menjadi Komandan Satuan 201 Universitas Lampung pada

periode 2012/2013. Pada Tahun 2009 penulis mengikuti pelatihan Bela Negara

tingkat Propinsi dan pada tahun 2012 mengikuti Kursus Dinas Staf (KDS) Menwa

se-Indonesia di Bandung. Pada tahun 2010 penulis mulai mengikuti pelatihan

SAR Menwa Se-Lampung dan Pelatihan SAR tingkat daerah yang dilaksanakan

(9)

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan kepada Tuhan Mu’lah Kamu Berharap”

(Q.S. Al-Insyirah: 6-8)

“Tidak ada kata mundur sebelum melangkah, mencoba dan melaksansanakan

dengan keseriusan dan penuh tanggung jawab”

(Meita Widian Pangestika)

“Setiap langkah kaki harus ada perencanaan dan tujuan yang jelas”

(10)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat-Nya. Teriring do’a dan rasa syukur penulis persembahkan karya kecil ini sebagai

ungkapan rasa sayang dan cinta penulis kepada:

Kedua orang tua penulis, Bapak Ngadiman dan Ibu Sarmini yang telah sepenuh hati membesarkan, menyayangi, mendidik, dan mendo’akan penulis yang tiada henti untuk kesuksesannya. Semua yang Bapak dan Ibu berikan tidak akan pernah

penulis lupakan. Penulis akan membuat kalian bangga dengan hasil yang akan didapatkan kelak.

Mbak Sivi Ani Neri Anggraeni dan Adik Anggit Mulya Permana yang selalu menyayangi, mendo’akan dan memberikan semangat kepada penulis untuk

melakukan aktivitas sehari-harinya demi keberhasilan penulis.

Saudara penulis di Bandar Lampung Bulek Sundari, Paklek Daud, Dek Agung, Dek Berti dan Mbak Nur yang telah mendukung dan memberikan

semangat untuk kesuksesan penulis.

Saudara-saudara penulis di rumah yang selalu mendo’akan dan mendukung untuk kesuksesan penulis.

Keluarga Besar Menwa Satuan 201 Universitas Lampung terimakasih yang telah memberikan ilmu organisasi.

(11)

SANWACANA

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja

Siswa (LKS) Berbasis Keterapilan Proses Sains (KPS) pada Kompetensi Dasar

Menyelidiki Sifat–sifat Zat Berdasarkan Wujudnya dan Peranannya dalam

kehidupan Sehari-hari”. Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Rosululloh

SAW dan mudah-mudahan kelak kita mendapat syafa’atnya di yaumil akhir.

Amiin ya Robbal’alamiin.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak. Dr. Agus Suyatna, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika.

4. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik (PA) dan

sekaligus Pembimbing I, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan,

arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

5. Ibu Viyanti, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II, atas kesabarannya dalam

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama

(12)

6. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd, selaku Pembahas yang banyak memberikan

masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun.

7. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si, selaku evaluator uji ahli desain LKS,

terimakasih atas waktu dan masukkannya untuk perbaiakan LKS hasil

pengembangan penulis.

8. Ibu Catur Damar Tanjung S.Pd, selaku evaluator uji spesifikasi LKS Sekaligus

sebagai guru mitra, terimakasih atas waktu, kerjasama dan masukkannya

untuk perbaiakan LKS hasil pengembangan penulis.

9. Ibu Partiyani S.Pd, selaku evaluator uji isi LKS, terimakasih atas waktu dan

masukkannya untuk perbaiakan LKS hasil pengembangan penulis.

10.Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah

membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.

11.Bapak Drs. Mujahidin selaku Kepala SMP Bina Bhakti Way Pengubuan yang

telah memberi izin dan arahan selama penelitian.

12.Bapak dan ibu dewan guru SMP Bina Bhakti Way Pengubuan beserta staf tata

usaha yang membantu penulis dalam melakukan penelitian.

13.Anak-anak siswa kelas VIIB SMP Bina Bhakti Way Pengubuan atas bantuan

dan kerjasamanya.

14.Paling istimewa untuk orang tua penulis bapak Ngadiman dan ibu Sarmini,

untuk saudara penulis mbak Silvi dan adik anggit.

15.Saudara satu angkatan penulis di Menwa Sat 201 Universitas lampung

(Angkatan XXX) Ngah Wina (Kancil), Lek Rahmad (Sate Masate), Bang

(13)

Widayat (Ki patkai), Udo Fahrudin (Sunggokong), Mas Yoan (Tessi) dan

Ayuk Ferni Eliza.

16.Kakanda penulis ajo Desfan, bang Hafiz, bang Tiar, mas Eko, kanjeng doel,

bang Joni, mbak eli, uncu Fitri, mas Radit, uda Chandra, mbak Santi, mbak

Ana, mbak Nela, mas Robertus, mas kukuh, mas Agus, dan udo Miftah.

Adinda penulis Indri, Bina, Irma, Ita, Yusrina, Meyrisda, Gusti, Roganda,

Gunawan, Arif, Purba, Afdal, Ipin, Arif, Amin, dan Benny. Adinda penulis

angkatan 34 yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu terimakasih atas

kebersamaan dan kerjasamanya selama di Menwa, lanjutkan perjuangan kita

di Menwa dengan penuh tanggung jawab dan keikhlasan.

17. Kakanda dan Ayunda penulis dari angkatan 1-24 yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis semenjak masuk di organisasi Menwa Sat 201

Universitas Lampung hingga saat ini.

18.Kakanda dan Ayunda penulis di jajaran Skomen periode 2013-2015, Danmen

Iwan Gunawan, Wadanmen 1 Solehan, Wadanmen 2 Darlian Pone dan jajaran

staf skomen, dewan pakar beserta staf ahli terimakasih atas dukungan,

pengalaman dan ilmu yang diberikan selama ini.

19.Teman-teman penulis di organisasi Menwa Se-Indonesia yang telah

bekerjasama dan berbagi ilmu selama di Menwa.

20.Sahabat–sahabat penulis di pendidikan fisika Selly Monalisa (han), Eva

Ronica (beb), teh Rika, Eka Prasetiya, Liyan (tew), Yuniar Alam, Bang Ajeng

dan mbak Indah, terimakasih atas semua yang telah kalian berikan selama kita

berjuang di pendidikan fisika 2008.

(14)

22.Teman satu angkatan penulis di Team Search And Rescue tahun 2011. 23.Almamater tercinta Universitas Lampung.

24.Teman-teman seperjuangan penulis dalam menyelesaikan skripsi teh Nurul,

Nces Nova, Eneng Mayang dan Nduk Eva terimaksih atas dukungannya.

25. Teman-teman seperjuangan penulis, keluarga besar pendidikan fisika 2008

26.Kakak tingkat angkatan 2007, 2006, 2005, terimakasih atas bimbingannya.

27.Adik-adik tingkat dan keluarga besar fisika, 2009, 2010, 2011 dan 2012.

28.Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis berdo’a semoga semua amal dan bantuan saudara/i mendapat pahala serta

balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amiin.

Bandarlampung, Januari 2013

Penulis,

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xvi

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR GAMBAR ... xx

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 7

1. Pengertian LKS ... 7

2. Manfaat LKS ... 9

3. Tujuan LKS ... 11

4. Langkah-langkah penulisan LKS ... 13

5. Struktur LKS ... 18

6. Prosedur Pengembangan LKS ... 20

B. Keterampilan Proses Sains (KPS) ... 22

C. Instrumen Penilaian ... 30

1. Penilaian KPS ... 30

2. Komponen penilaian KPS ... 32

3. Pelaksanaan penilaian KPS ... 32

(16)

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Pengembangan ... 36

B. Prosedur Penelitian Pengembangan ... 36

1. Analisis Kebutuhan ... 38

2. Identifikasi Sumber Daya ... 38

3. Identifikasi Spesifikasi Produk ... 39

4. Pengembangan Produk ... 39

5. Uji Internal ... 40

6. Uji Eksternal ... 42

7. Pencetakan Produk ... 42

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan ... 43

B. Pembahasan ... 56

1. Kesesuaian Media yang Dihasilkan dengan Tujuan Pengembangan ... 56

2. Kelebihan dan Kekurangan Media ... 59

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 61

B. Saran ... 61

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1Indikator Keterampilan Proses Sains ... 25

2.2Klasifikasi Keterampilan Proses Sains ... 26

2.3 Konversi skor penilaian ke pernyataan kualitas ... 31

4.1 Rekapitulasi Hasil Wawancara ... 44

4.2 Indikator Keterampilan Proses Sain ... 48

4.3 Konversi skor penilaian ke pernyataan penilaian ... 49

4.4 Rangkuman Hasil Uji Spesifikasi Produk ... 49

4.5 Rangkuman Hasil Uji Ahli Desain... 50

4.6 Rangkuman Hasil Uji Ahli Isi ... 51

4.7 Rangkuman Hasil Uji Satu Lawan Satu ... 52

4.8 Rangkuman Hasil Uji afektif pengguna dalam uji satu lawan satu ... 53

4.9 Rangkuman Hasil Uji Kelompok Kecil ... 54

4.10Rangkuman Hasil Uji afektif pengguna dalam uji kelompok kecil ... 55

(18)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman 3.1 Model Pengembangan Media intruksional diadaptasi dari prosedur

pengembangan produk dan uji produk menurut

(19)

1

I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah. Oleh karena itu, dalam upaya membelajarkan fisika

yang mengacu pada pemahaman dan penalaran maka diperlukan metode

pengajaran yang sesuai dengan lingkungan belajar siswa dan karakter materi

fisika yang akan dibelajarkan. Pendekatan dan metode yang dipakai dalam

pembelajaran harus dapat membelajarkan siswa untuk memahami dan menalar

materi yang dipelajari, selain itu pendekatan dan metode ini juga harus dapat

menampilkan hakekat fisika sebagai proses ilmiah, sikap ilmiah serta produk

ilmiah.

Peserta didik harus mempelajari materi fisika melalui pemahaman dan aktif

membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

sebelumnya. Dalam mempelajari suatu pelajaran peserta didik tidak hanya

bergantung pada “apa” yang diajarkan, tetapi juga bergantung pada “bagaimana”

pelajaran fisika itu diajarkan, atau bagaimana peserta didik belajar memahami

suatu materi pelajaran. Peserta didik harus diberikan pengalaman langsung agar

(20)

2 yang dilakukan untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik

dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang tepat.

Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses sains (KPS) dapat

digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk

mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan

penyangkalan terhadap suatu penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan KPS

akan berjalan dengan baik jika ada dukungan fasilitas yang cukup. Fasilitas

tersebut meliputi: laboratorium fisika (alat dan bahan lengkap), buku pegangan

siswa (buku paket dan buku penunjang lainnya), dan buku/lembaran tuntunan

belajar dan mengajar bagi siswa dan guru untuk melakukan diskusi, praktikum,

latihan penemuan hingga latihan inkuiri.

Keberadaan Lembar Kerja Siswa (LKS) memberi pengaruh yang cukup besar

dalam proses belajar mengajar, sehingga penyusunan LKS harus memenuhi

berbagai persyaratan misalnya syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik

LKS merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru

sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKS yang disusun dapat

dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan

pembelajaran yang akan dihadapi. LKS juga merupakan media pembelajaran,

karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau media

pembelajaran yang lain. LKS menjadi sumber belajar dan media pembelajaran

tergantung pada kegiatan pembelajaran yang dirancang.

Pemanfaatan media pembelajaran Fisika terutama alat peraga dan lembar kerja

(21)

3 yang efektif digunakan hendaknya mampu meningkatkan aktifitas dan minat

belajar siswa. Untuk mendapatkan media yang efektif dapat digunakan LKS yang

disusun menggunakan model dan metode tertentu.

Berdasarkan analisis dalam Standar Isi tahun 2006, suatu sajian pembelajaran

dapat berjalan secara optimal jika terdapat kesesuaian Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, kelengkapan pemilihan materi, adanya contoh penerapan

konsep, adanya soal latihan untuk pendalaman konsep, adanya alat evaluasi serta

adanya umpan balik terhadap keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran diperlukan adanya kesesuaian

antar komponen dalam suatu sajian pembelajaran yang dipadukan dengan suatu

model pembelajaran yang sesuai. Dari hasil analisis kelengkapan sajian

pembelajaran dalam LKS yang digunakan oleh beberapa sekolah, ternyata isi

pembelajarannya kurang mematuhi KTSP.

Banyak sekolah menggunakan LKS yang diterbitkan oleh beberapa penerbit

nasional. Hasil analisis terhadap LKS yang digunakan di sekolah belum menuntun

peserta didik untuk mendapatkan pengalaman secara langsung agar dapat

mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik sebelumnya. Hal ini

disebabkan kebanyakan LKS yang ada hanya menyajikan ringkasan materi dan

soal latihan.Seharusnya LKS yang digunakan peserta didik dapat memandu

peserta didik melakukan sebuah pengalaman secara langsung dengan

memanfaatkan fasilitas yang dimiliki sekolah misalnya laboratorium dan

perpustakaan. Laboratorim dan perpustakaan merupakan fasilitas penunjang yang

(22)

4 secara langsung dengan suatu proses penemuan. Namun pada kenyataannya

perpustakaan belum mempunyai produk yang dapat mendukung siswa untuk

mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui pengalaman secara langsung di

laboratorium.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas salah satu alternatif yang diharapkan dapat

membantu penyelenggaraan pembelajaran yang aktif bagi peserta didik adalah

dengan adanya LKS yang disusun dengan model pembelajaran berbasis KPS.

Konteks isi dari LKS ini disesuaikan dengan kondisi yang ada. Sehingga siswa

dapat menggunakan LKS ini untuk mengembangkan pengalaman seperi dapat

melakukan pengamatan, menafsirkan pengamatan, mengelompokkan,

meramalkan, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan dan

menerapkan subkonsep. Pengalaman belajar yang dialami siswa ditentukan oleh

tujuan pengembangan pribadi peserta didik.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mempunyai gagasan untuk

mengembangkan LKS fisika berbasis keterampilan proses sains sebagai inovasi

dalam dunia pendidikan. Gagasan ini diwujudkan dalam bentuk skripsi dengan

judul ”PengembanganLembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Keterampilan

Proses Sains untuk Kompetensi Dasar Menyelidiki Sifat–sifat Zat

Berdasarkan wujudnya dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian

(23)

5 berbasis ketrampilan proses sains untuk pembelajaran fisika kelas VII semester

ganjil pada Kompetensi Dasar Menyelidiki Sifat-Sifat Zat Berdasarkan Wujudnya

dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian adalah dihasilkan

LKS fisika berbasis keterampilan proses sains untuk pembelajaran fisika kelas VII

semester ganjil pada Kompetensi Dasar Menyelidiki Sifat-Sifat Zat Berdasarkan

Wujudnya dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Bagi guru, LKS hasil pengembangan merupakan sumbangan ide yang dapat

memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa melalui

ketrampilan proses sains.

2. Bagi siswa, untuk menambah pengalaman belajar melalui eksperimen dan

menambah pemahaman konsep pada kompetensi dasar Menyelidiki Sifat-Sifat

Zat Berdasarkan Wujudnya dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-Hari

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian pengembangan ini berorientasi pada pengembangan produk.

2. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS)

(24)

6 3. Materi pokok yang disajikan dalam penelitian ini adalah materi fisika SMP

pada Kompetensi Dasar Menyelidiki Sifat-sifat Zat Berdasarkan Wujudnya

dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari

4. Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan kemampuan siswa untuk

menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan

menemukan ilmu pengetahuan secara langsung

(25)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembar Kerja Siswa (LKS)

1. Pengertian Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan lembar kerja bagi siswa baik dalam

kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler untuk mempermudah pemahaman

terhadap materi pelajaran yang didapat (Azhar, 2000). LKS (lembar kerja siswa)

adalah materi ajar yang dikemas secara integrasi sehingga memungkinkan siswa

mempelajari materi tersebut secara mandiri.

Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu perangkat pembelajaran fisika

yang cukup penting dan diharapkan mampu membantu peserta didik menemukan

serta mengembangkan konsep pembelajaran fisika.

LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam

kegiatan belajar mengajar sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara

siswa dengan guru, sehingga dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam

peningkatan prestasi belajar. Dalam lembar kerja siswa (LKS) siswa akan

mendapatkan uraian materi, tugas, dan latihan yang berkaitan dengan materi yang

diberikan.

Lembar Kerja Siswa (LKS) Merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran,

(26)

8 Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau

sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun

soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini

sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam

belajar baik dipergunakan dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk

memberikan latihan pengembangan. Dalam proses pembelajaran fisika, LKS

bertujuan untuk menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip.

LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan

disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan

kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik.

Paling tidak LKS sebagai media kartu. Sedangkan isi pesan LKS harus

memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki dan pemilihan

pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif.

(Hidayah, 2007: 8).

Peran LKS dalam proses pembelajaran menurut (Dhari dan Haryono, 1988)

adalah sebagai alat untuk memberikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada

siswa. Penggunaan LKS memungkinkan guru mengajar lebih optimal,

memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan, memberi

(27)

9 2. Manfaat Lembar Kerja Siswa

Melalui LKS guru akan memperoleh kesempatan untuk memancing siswa agar

secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas. Siswa dirangsang untuk

memperhatikan pengorganisasian materi, membubuhkan tanda-tanda khusus pada

materi yang diberikan. Misalnya siswa diminta membubuhkan tanda kurung pada

ide utama, menggaris bawahi rincian yang menunjang ide utama, dan menjawab

pertanyaan yang sudah disiapkan pada LKS. Sedangkan manfaat yang diperoleh

dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran menurut (Suyitno, 1997: 40)

adalah:

“(a) Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran, (b) Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep, (c) Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses, (d) Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran, (e) Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar, (f) Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.”

Peran LKS sangat besar dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan

aktifitas siswa dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran geografi

dapat membantu guru untuk mengarahkan siswanya menemukan konsep-konsep

melalui aktifitasnya sendiri. Selain itu LKS juga dapat mengembangkan

ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan dapat mengoptimalkan hasil

belajar. Manfaat secara umum menurut (Sungkono, 2009: 8) adalah:

“(1) Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran, (2)

(28)

10 dipelajari melalui kegiatan belajar, (5) Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis, (6) Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangka keterampilan proses, (7) Mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep.”

Secara umum LKS bermanfaat untuk guru dan peserta didik, baik sebagai

pedoman dalam pembelajaran dan sebagai salah satu media pembelajaran yang

dapat digunakan di sekolah dalam proses belajar mengajar. LKS berbasis KPS

mengajarkan peserta didik untuk menemukan hal-hal baru secara langsung

melalui suatu eksperimen dan penguasaan konsep.

Adapun manfaat secara khusus menurut (Sungkono, 2009: 9) adalah:

“(a) Untuk tujuan latihan, siswa diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan. Lembar kerja seperti ini sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang melakukan tugas latihan.Untuk menerangkan penerapan (aplikasi), (b) Siswa dibimbing untuk menuju suatu metode penyelesaian soal dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat ketika kita menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah. Lembaran kerja ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab, dimana siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu, (c) Untuk kegiatan penelitian, siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu, kemudian menganalisis data tersebut. Misalnya dalam penelitian statistika, (d) Untuk penemuan, dalam lembaran kerja ini siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi itu dan kemudian menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu perkiraan. Hasilnya dapat diperiksa dengan observasi dari contoh yang sederhana, (e) Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka penggunaan lembaran kerja siswa ini

mengikutsertakan sejumlah siswa dalam penelitian dalam suatu bidang tertentu.”

Secara khusus LKS digunakan untuk mengerjakan pertanyaan-pertanyaan konsep

dan melakukan penelitian berdasarkan materi/ teori pembelajaran yang didapat

(29)

11 Adapun bagi siswa menurut Dhari dan Haryono, 1988: 19 penggunaan LKS bermanfaat untuk:

“(1) Meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar, (2) Melatih dan mengembangkan ketrampilan proses pada siswa sebagai dasar penerapan ilmu pengetahuan, (3) Membantu memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan tersebut, (4) Membantu menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar siswa secara sistematis.”

Lembar kerja siswa (LKS) memiliki manfaat bagi guru maupun bagi siswa yang

menggunakannya untuk mempermudah dalam proses pembelajaran. LKS akan

lebih bermanfaat jika didalamnya memuat tentang proses keterampilan sains yang

digunakan sebagai media pembelajaran untuk memeperkenalkan kepada siswa

tentang alat-alat laboratorium dan meberikan pengalaman langsung kepada siswa

disekolah.

3. Tujuan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Dalam suatu pembelajaran di sekolah membutuhkan beberapa media pembeljaran

dalam menyampaikan materi pelajaran. Media yang sering digunakan dalam

pembelajaran disekolah misalnya buku paket dan LKS. Azhar (2000: 78)

mengatakan bahwa:

“LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses berpikir yang akan

ditumbuhkan pada diri siswa. LKS mempunyai fungsi sebagai urutan kerja yang diberikan dalam kegiatan baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler terhadap pemahaman materi yang telah diberikan.”

Dalam suatu pembelajaran LKS digunakan untuk membantu siswa dalam

membangun proses berpikir dan membuat siswa lebih aktif dalam proses

(30)

12 Menurut tim instruktur PKG dalam Sudiati (2003 : 11), tujuan Lembar Kerja

Siswa (LKS), antara lain:

“Melatih siswa berfikir lebih mantap dalam kegiatan belajar mengajar. Memperbaiki minat siswa untuk belajar, misalnya guru membuat LKS lebih sistematis, berwarna serta bergambar untuk menarik perhatian dalam mempelajari LKS tersebut.”

Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar menurut tim instruktur

PKG dalam Sudiati (2003 : 11) adalah:

“(1)Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik. (2) Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan. (3) Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.”

Dengan adanya media Lembar Kerja Siswa (LKS) diharapkan dapat menjadikan

peserta didik aktif dan cepat tanggap, serta kreatif. LKS dapat digunakan pada

peserta didik untuk mengamati kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Dapat

pula digunakan dalam pendekatan ketrampilan proses, dimana Siswa berlatih

mengumpulkan kosep sebanyak–banyaknya tentang materi yang akan dipelajari

melalui LKS dan kemudian didiskusikan untuk memperoleh kesimpulan

mengenai definisi dan karakteristik materi yang dipelajari.

Pemanfaatan LKS sebagai media pembelajaran dilakukan secara optimal, yaitu

digunakan sebagai sumber perolehan informasi serta media dalam latihan soal.

Implementasi pendekatan ketrampilan proses, dilakukan sesuai bagan desain

pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses melalui media LKS. Proses

pembelajaran dilakukan dengan terlebih dahulu membagi siswa dalam kelompok

(31)

13 metode penemuan konsep, metode diskusi, dan metode latihan soal. Penerapan

setiap metode pembelajaran tersebut disesuaikan dengan karakteristik materi

pelajaran pada setiap pertemuan. (Darliana: 1991)

4. Langkah-Langkah Penulisan LKS

Dalam menulis Lembar Kerja Siswa harusmelewati beberapa tahap/ langkah.

Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator,

dan materi pembelajaran. Menyusun peta kebutuhan LKS, menentukan judul

LKS, menulis LKS, menentukan alat penilaian.

Langkah-langkah menyusun LKS adalah:

a. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar

LKS. Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana

yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis

dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan

diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa.

b. Menyusun peta kebutuhan LKS.sangat diperlukan guna mengetahui jumlah

LKS yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat.

Sekuens LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan.

Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.

c. Menentukan judul-judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi

pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat

(32)

14 sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan

ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu

telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi

lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya

menjadi 2 judul LKS. (Abadi, Hartono, Junaedi dalam Rahmawati, 2006: 25)

d. Penulisan LKS

1. Rumusan kompetensi dasar

LKS diturunkan dari buku pedoman khusus pengembangan silabus. Rumusan KD

pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen SI

2. Menentukan alat penilaian

Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena

pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana

penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompeten-si, maka alat penilaian yang

cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau

Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui

proses dan hasil kerjanya.

3. Menyusun materi.

Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat

berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi

yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku,

majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi

(33)

15 siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara

jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya

siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi

diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam

kelompok diskusi dan berapa lama. (Abadi, Hartono, Junaedi dalam Rahmawati,

2006: 25)

Dalam pembuatan lembar kerja siswa perlu diperhatikan beberapa syarat dan

hal-hal yang penting yaitu:

1.Mempunyai tujuan yang ingin dicapai berdasarkan GBPP, AMP, dan buku

pegangan/paket, mengandung proses dan kemampuan yang dilatih, serta

mengutamakan bahan-bahan yang penting.

a. Tata letak harus dapat menunjukkan urutan kegiatan secara logis dan

sistematis, menunjukan bagian-bagian yang sudah diikuti dari awal sampai

akhir, serta desainnya menarik dan indah.

b. Susunan kalimat dan kata-kata memenuhi kriteria berikut : sederhana dan

mudah dimengerti, singkat dan jelas, istilah baru hendaknya diperkenalkan,

serta informasi/ penjelasan yang panjang hendaknya dibuat dalam lembar

catatan peserta didik.

c. Gambar ilustrasi dan skema sebaiknya membantu peserta didik,

menunjukkan cara, menyusun, dan merangkai sehingga membantu anak

(34)

16 Agar lebih spesifik lagi pembahasan tentang cara pembuatan LKS maka

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Syarat didaktik, LKS sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya proses

belajar- mengajar haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya suatu LKS

harus mengikuti asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu : memperhatikan

adanya perbedaan individual, sehingga LKS yang baik itu adalah yang dapat

digunakan baik oleh siswa yang lamban, yang sedang maupun yang pandai,

menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep sehingga LKS

dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari tahu,

memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa, dapat

mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan

estetika pada diri siswa, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan

pengembangan pribadi siswa (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan

ditentukan oleh materi bahan pelajaran.

2. Syarat konstruksi, yang dimaksud dengan syarat konstruksi adalah

syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata,

tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna

dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa yang

sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur kalimat

yang jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat

kemampuan peserta didik menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, tidak

mengacu pada buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan, peserta didik

(35)

17 didik untuk menulis maupun menggambarkan pada LKS, menggunakan

kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak menggunakan ilustrasi

daripada kata-kata, sehingga akan mempermudah peserta didik dalam

menangkap apa yang diisyaratkan LKS, memiliki tujuan belajar yang jelas

serta manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi, mempunyai identitas

untuk memudahkan administrasinya.

3. Syarat teknis, dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:

1) Tulisan

Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi,

menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa yang diberi garis

bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris, menggunakan

bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban peserta didik,

mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar

serasi.

2) Gambar

Gambar yang baik untuk LKS adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi dari

gambar tersebut secara efektif kepada penguna LKS. Yang lebih penting

adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara keseluruhan.

3) Penampilan

Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKS. Apabila suatu

LKS ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada sederetan pertanyaan

(36)

18 sehingga membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan dengan

gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak akan

sampai. Jadi yang baik adalah LKS yang memiliki kombinasi antara gambar

dan tulisan.

Uraian di atas merupakan syarat khusus pembuatan lembar kerja siswa, jika sudah

terpenuhi maka melangkah pada syarat umum yang harus dipenuhi untuk

membuat LKS.

“(a) Melakukan analisis kurikulum baik SK,KD, indikator, maupun materi pokok, (b) Menyusun peta kebutuhan lembar kerja siswa yaitu pembuatan LKS harus membuat suatu konsep/rancangan terlebih dahulu guna

mengetahui materi/komponen perihal yang akan dibahas di dalam LKS tersebut,sehingga akan lebih mudah dalam pelaksanaannya, (c)

Menentukan judul LKS dan menulis LKS dengan buku paduan yang jelas, (d) Mencetak lembar kerja siswa dan menentukan lembar penilaian.” (Siddiq (2009: 13))

LKS yang dibuat harus sesuai langkah-langkah pembuatan LKS. Pembuatan LKS

berbasis keterampilan proses sains meliputi langkah analisis kebutuhan dari media

atau LKS yang digunakan di sekolah sekarang untuk dikembangkan yang lebih

sesui dengan karakter pembelajaran sains yaitu bereksperimen, analisis kebutuhan

juga dilakukan pada pengguna maupun pendidik.

5. Struktur LKS

Adapun struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut: Judul, mata pelajaran,

semester, dan tempat Petunjuk belajar Kompetensi yang akan dicapai Indikator,

(37)

19 Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS

ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau

mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk

mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan

pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru

tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi

bimbingan pada setiap siswa.

Rumaharto dalam Hartati, 2002: 22 menyebutkan bahwa

“LKS yang baik harus memenuhi persyaratan konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif.”

Lembar kerja dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk

mandiri, percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil

keputusan. LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap

penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap penanaman

konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan lembar kerja pada

tahap pemahaman konsep berarti LKS dimanfaatkan untuk mempelajari suatu

topik dengan maksud memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah

dipelajari pada tahap sebelumnya yaitu penanaman konsep (TIM PPPG

(38)

20 Karakteristik Lembar Kerja Siswa menurut Sungkono, (2009: 11):

“(1) LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegitan seperti percobaan atau terjun ke lapangan yang harus siswa lakukan, (2) Merupakan bahan ajar cetak, (3) Materi yang disajikan

merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh peserta didik, (4) Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan lain-lain.”

Spesifikasi LKS dibuat sebagai media pembelajaran berbasis keterampilan proses

sains memuat indikator KPS, sebagai metode pembelajaran yang mengajarkan

siswa untuk mendapatkan pengalaman secara langsung.

6. Prosedur Pengembangan LKS

Ada tiga langkah dalam mengembangkan LKS, yaitu:

1. Penentuan tujuan instruksional

Penentuan tujuan mestinya dimulai dengan melakukan analisis siswa, yaitu

mengenali siapa siswa kita, perilaku awal dan karekteristik awal yang dimiliki

siswa. Berdasarkan analisis ini akan diperoleh peta tentang kompetensi yang telah

dan akan dicapai siswa, baik kompetensi umum maupun kompetensi khusus.

Kedua kompetensi ini jika dirumuskan kembali dengan kaidah-kaidah yang

berlaku, akan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran

khusus. Kaidah yang berlaku antara lain dengan melengkapi pola ABDC

(Audience, Behavior, Condition, Degree). Tujuan pembelajaran ditulis untuk menunjukkan apa yang harus mampu dilakukan oleh seorang siswa yang berhasil

(39)

21 proses belajar. Dengan demikian kita harus menuliskan tujuan pembelajaran

menggunakan kata kerja operasional, dan menghindari kata kerja yang tidak jelas

seperti; memahami, mengenal, menguasai, menyadari, dan lain-lain. Tujuan

pembelajaran yang baik akan memandu kita dalam memilih topik pembelajaran,

menyusun strategi pembelajaran, memilih media dan metode pembelajaran, serta

mengembangkan alat evaluasi hasil belajar.

2. Pengumpulan materi

Tentukan materi dan tugas yang akan dimuat dalam LKS dan pastikan pilihan ini

sejalan dengan tujuan instruksional. Kumpulkan bahan/materi dan buat rincian

tugas yang harus dilaksanakan siswa. Bahan yang akan dimuat dalam LKS dapat

dikembangkan sendiri atau memanfaatkan meteri yang sudah tersedia

(menyusun).

3. Cek dan penyempurnaan.

Ada empat variabel yang harus dilihat sebelum LKS dapat dibagikan kepada

siswa, yaitu:

“(1) Kesesuaian desain dengan tujuan instruksional. (2) Kesesuaian materi dengan tujuan instruksional. (3) Kesesuaian elemen dengan tujuan

instruksional. Pastikan bahwa tugas dan latihan yang diberikan menunjang pencapaian tujuan intruksional. (4) Kejelasan penyampaian, meliputi keterbacaan, keterpahaman dan kecukupan ruang untuk mengejakan tugas. (5) Untuk langkah penyempurnaan, mintalah komentar siswa, kemudian lakukan evaluasi dan perbaikan seperlunya.”

(40)

22 Penyempurnaan merupakan suatu uji perbaikan Lembar Kerja Siswa (LKS) agar

lebih sesuai dengan desain, spesifikasi LKS dan materi yang akan disampaikan

dalam pembelajaran.

B. Keterampilan Proses Sains (KPS)

Keterampilan proses sains merupakan sejumlah keterampilan yang dibentuk oleh

komponen-komponen model sains/scientific methods. Keterampilan proses (prosess-skill) sebagai proses kognitif termasuk di dalamnya juga interaksi dengan isinya (content). Keterampilan menurut Devi, 2011: 9 mengemukakan:

“Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Proses didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian.”

Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan

kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa

Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan

mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak

dapat dipisahkan. Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang

ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari

penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data,

menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik

(41)

23 kuantitas (Wikipedia, 2011).

http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/03/21/keterampilan-proses-sains/

Perkembangan ilmu pengetahuan sains berupaya membangkitkan minat manusia

agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya

yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir

rahasia alam itu satu persatu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya,

jangkauan sains semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi.

Namun dari waktu jarak tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga

semboyan ” Sains hari ini adalah teknologi hari esok” merupakan semboyan yang

berkali-kali dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini Sains dan teknologi manunggal

menjadi budaya ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi

(komplementer), ibarat mata uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of Science) dan sisi yang lainnya mengandung makna teknologi (the meaning of technology). Oleh karena itu, proses pelaksanaan pendidikan harus mencakup perkembangan teknologi dan sains demi kebutuhan manusia di masa

yang akan datang. Blosser (1990) mengatakan bahwa

“Proses pembelajaran sains cenderung menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dan

menumbuhkan kemampuan berfikir. Pembentukan sikap ilmiah seperti ditunjukan oleh para ilmuawan sains dapat dikembangkan melalui keterampilan - keterampilan proses sains. Sehingga keterampilan proses sains, dapat digunakan sebagai pendekatan dalam pembelajaran.”

http://www.educ.sfu.ca/narstsite/publications/research

Berdasarkan pendapat tersebut, keterampilan proses sains adalah kemampuan

siswa untuk menerapkan model ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan

(42)

24 setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan model ilmiah dalam

mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/

mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Keterampilan proses mencakup

keterampilan berpikir/ keterampilan intelektual yang dapat dipelajari dan

dikembangkan oleh siswa melalui proses belajar mengajar dikelas, yang dapat

digunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang produk IPA. Keterampilan

proses perlu dikembangkan untuk menanamkan sikap ilmiah pada siswa.

Pendekatan Keterampilan Proses menurut Devi, 2011: 12 adalah:

“Pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan

intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan para ilmuwan, tetapi pendekatan keterampilan proses tidak bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan.”

Menurut Dahar (1985: 11):

“KPS adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh

pengetahuan baru/ mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.”

Keterampilan proses sains sebagai pendekatan dalam pembelajaran sangat penting

karena menumbuhkan pengalaman selain proses belajar. Mengingat semakin

banyaknya sekolah yang telah memiliki laboratorium fisika, sehingga perlu upaya

meningkatkan efektivitas pembelajaran, khususnya prestasi hasil belajar kognitif

(43)

25 itu para guru hendaknya secara bertahap mulai bergerak melakukan penilaian

hasil belajar dalam aspek keterampilan dan sikap (Rustaman, 2003).

Menurut Mulyasa (2006: 99):

“Keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar,aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memeperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap serta menerapkan dalam kehidupan sehari–hari. Indikator–indikator keterampilan proses antara lain kemampuan mengidentifikasi,

mengklasifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, mengekspresikan diri dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu karya”

Hal-hal yang berpengaruh terhadap keterampilan proses sain, diantaranya yaitu

perbedaan kemampuan siswa secara genetik, kualitas guru serta perbedaan strategi

guru dalam mengajar. Adapun mengenai keterampilan proses sains dan

[image:43.595.115.506.494.757.2]

indikatornya menurut Indrawati (1999: 3) adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Proses Sains

KPS Indikator

Melakukan pengamatan (observasi)

1. Mengidentifikasi ciri-ciri suatu benda

2. Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang nyata pada objek atau peristiwa

3. Membaca alat ukur

4. Mencocokan gambar dengan uraian tulisan/benda Menafsirkan

pengamatan (interpretasi)

Mengidentifikasi fakta-fakta berdasarkan hasil pengamatan Menafsirkan fakta atau data menjadi suatu penjelasn yang logis

Mengelompokkan (klasifikasi)

Mencari perbedaan atau persamaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan dan mencari dasar penggolongan.

Meramalkan (prediksi)

Mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan suatu kecendrungan/pola yang sudah ada. Berkomunikasi 1. Mengutarakan suatu gagasan

2. Menjelaskan penggunaan data hasil penginderaan secara akurat suatu objek atau kejadian

3. Mengubah data dalam bentuk tabel kedalam bentuk lainnya misalnya grafik, peta secara akurat.

(44)

26

KPS Indikator

penggambaran yang logis dari suatu hubungan yang dapat diuji melalui eksperimen.

Merencanakan percobaan/ penyelidikan

Menentukan alat dan bahan, menentukan variabel atau peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel terikat dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, di ukur/ ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja termasuk keterampilan merencanakan penelitian.

Menerapkan sub konsep/ prinsip

Menggunakan subkonsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, menggunakan subkonsep pada pengalaman baru untuk menjalaskan apa yang sedang terjadi.

Longfield (2003) dalam Nurohman (2010) membagi keterampilan proses sains

[image:44.595.112.508.78.231.2]

menjadi tiga tingkatan, yaitu Basic, Intermediate, dan Edvanced yaitu:

Tabel 2.2 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains (diadaptasi dari Longfield)

Basic

KPS Klasifikasi

Mengobservasi Menggunakan indera untuk mengumpulkan informasi.

Membandingkan Menemukan persamaan dan perbedaan antara dua objek/kejadian.

Mengklasifikasikan Mengelompokkan objek atau ide dalam kelompok atau ketegori berdasarkan bagian-bagiannya.

Mengukur Menentukan ukuran objek atau kejadian dengan menggunakan alat ukur yang sesuai

Mengkomunikasikan Menggunakan lisan, tulisan, atau grafik, untuk menggambarkan kejadian, aksi atau objek.

Membuat Model Membuat grafik, tulisan, atau untuk menjelaskan ide, kejadian, atau objek

Membuat Data Menulis hasil observasi dari objek atau kejadian menggunakan gambar, kata-kata, maupun angka.

Intermediate

KPS Klasifikasi

Inferring Membuat pernyataan mengenai hasil observasi yang

didukung dengan penjelasan yang msuk akal. Memprediksi Menerka hasil yang akan terjadi dari suatu kejadian

berdasarkan observasi dan biasanya pengetahuan dasar dari kejadian serupa

Edvanced

KPS Klasifikasi

Membuat hipotesis Membuat pernyataan mengenai suatu permasalahan dalam bentuk pertanyaan

Merancang Percobaan Membuat prosedur yang dapat menguji hipotesis Menginterpretasikan

Data

(45)

27 Proses Pembelajaran Menurut Wardiman, 1998: 32

“Proses pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses adalah proses belajar mengajar yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta–fakta, membangun konsep–konsep, dan teori– teori. Dengan keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa itu sendiri, siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam kegiatan–kegiatan atau pengalaman–pengalaman ilmiah yang tak berbeda dengan apa yang dialami oleh ilmuwan. Siswa dilatih untuk berbuat seperti apa yang diperbuat oleh ilmuwan, berpikir dan bersikap seperti halnya ilmuwan bersikap.”

Pengklasifikasian keterampilan proses dasar yaitu:

1. Observasi (pengamatan)

Pengamatan merupakan salah satu keterampilan proses dasar. Keterampilan

pengamatan menggunakan lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba,

pengecap dan pendengar. Apabila siswa mendapatkan kemampuan melakukan

pengamatan dengan menggunakan beberapa indera, maka kesadaran dan kepekaan

mereka terhadap segala hal di sekitarnya akan berkembang, pengamatan yang

dilakukan hanya menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan

pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan

kuantitatif. Melatih keterampilan pengamatan termasuk melatih siswa

mengidentifikasi indera mana yang tepat digunakan untuk melakukan pengamatan

suatu objek.

2. Measuring (pengukuran)

Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan

(46)

28 Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai bila siswa telah dapat melakukan dua

keterampilan berikut ini:

a. Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yanng dapat diamati dari

sekelompok objek yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi.

b. Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifat

objek. Klasifikasi berguna untuk melatih siswa menunjukkan persamaan,

perbedaan dan hubungan timbal baliknya.

3. Inferensi (menyimpulkan)

Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil

pengamatan. Hasil inferensi dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap

sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk melatih keterampilan proses

inferensi, sebaiknya menggunakan teori belajar konstruktivisme, sehingga siswa

belajar merumuskan sendiri inferensinya.

4. Prediksi (meramalkan)

Prediksi adalah ramalan tentang kejadian yang dapat diamati diwaktu yang akan

datang. Prediksi didasarkan pada observasi yang cermat dan inferensi tentang

hubungan antara beberapa kejadian yang telah diobservasi. Perbedaan inferensi

dan prediksi yaitu: Inferensi harus didukung oleh fakta hasil observasi, sedangkan

prediksi dilakukan dengan meramalkan apa yang akan terjadi kemudian

(47)

29

5. Clasifying (menggolongkan)

6. Communication (komunikasi)

Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil

keterampilan proses lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam tulisan bisa

berbentuk rangkuman, grafik, tabel, gambar, poster dan sebagainya. Keterampilan

berkomunikasi ini sebaiknya selalu dicoba di kelas, agar siswa terbiasa

mengemukakan pendapat dan berani tampil di depan umum.

Menurut Rezba (2000), keenam keterampilan proses dasar di atas terintegrasi

secara bersama-sama ketika ilmuan merancang dan melakukan penelitian, maupun

dalam kehidupan sehari-hari. Semua komponen keterampilan proses dasar penting

baik secara parsial maupun ketika terintegrasi secara bersama-sama. Keterampilan

proses dasar merupakan fondasi bagi terbentuknya landasan berpikir logis. Oleh

karena itu, sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi siswa sebelum melanjutkan

ke keterampilan proses yang lebih rumit dan kompleks.

Keterampilan proses sains dapat meletakkan dasar logika untuk meningkatkan

kemampuan berpikir siswa bahkan pada siswa di kelas awal tingkat sekolah dasar.

Di kelas awal, siswa lebih banyak menggunakan keterampilan proses sains yang

mudah seperti pengamatan dan komunikasi, namun seiring perkembangannya

mereka dapat menggunakan keterampilan proses sains yang kompleks seperti

(48)

30 C. Instrumen Penilaian

1. Penilaian LKS

LKS dan Buku teks pembelajaran yang dibuat baik yang berbasis cetakan maupun

berbasis elektronik (e-Book) harus melalui tahapan pengujian untuk menilai kelayakan isi, agar sesuai dengan sasaran pengguna. Badan Standar Nasiolnal

Pendidikan pada tahun 2006 telah mengeluarkan format instrumen penilaian buku

pelajaran Fisika.

Instrumen penilaian tersebut meliputi komponen kelayakan isi, komponen

kebahasaan, dan komponen penyajian. Pada komponen-komponen tersebut

terdapat butir-butir penilaian yang lebih rinci. Dalam komponen kelayakan isi

terdapat butir-butir seperti cakupan materi, akurasi materi, dan kemuktahiran.

Dalam komponen kebahasaan terdapat butir-butir seperti kesesuaian bahasa yang

digunakan dengan perkembangan peserta didik, komunikatif, interaktif, lugas,

sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, dan penggunaan istilah dan

simbol/lambang. Komponen penyajian meliputi butir-butir teknik penyajian,

pendukung penyajian materi, dan penyajian pembelajaran.

Penilaian instrumen untuk menilai buku teks pelajaran Fisika dilakukan oleh ahli

materi dan ahli desain, untuk menilai sesuai atau tidaknya buku teks pelajaran

dengan sasaran pengguna buku teks tersebut dilakukan uji kelompok kecil oleh

siswa. Instrumen penilaian memiliki skor pada setiap butir pertanyaan. Skor 1

untuk tidak sesuai, 2 untuk kurang sesuai, 3 untuk sesuai, dan 4 untuk sangat

(49)

31 kemudian dibagi dengan jumlah total skor kemudian hasilnya dikalikan dengan

banyaknya pilihan jawaban. Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan

jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian di konversikan ke pernyataan

penilaian. Suyanto (2009) menyatakan bahwa:

[image:49.595.113.386.432.515.2]

“Konversi skor penilaian ke pernyataan penilaian dapat di bagi dalam rentang 1,01–1,75 dengan kriteria Tidak Baik; 1,76–2,50 dengan kriteria Kurang Baik; 2,51–3,25 dengan kriteria Baik; dan 3,26–4,00 dengan kriteria Sangat Baik”.

Tabel 2.3 Konversi skor penilaian ke pernyataan kualitas.

Skor Penilaian Pernyataan Kualitas

3,26--4,00 Sangat Baik

2,51--3,25 Baik

1,76--2,50 Kurang Baik

1,01--1,75 Tidak Baik

Dari tabel 3 terlihat konversi penilaian ke pertanyaan kualitas, jika nilai yang

didapat pada uji internal 1,00–1,75 maka LKS tidak baik sedangkan jika nilai

1,76–2,50 maka LKS kurang baik dan harus mendapat suatu perbaiakan. Jika nilai

2,51–3,25 maka LKS sudah baik bisa mengalami perbaikan dan bisa juga tidak.

(50)

32 2. Komponen Penilaian Keterampilan Proses Sains

Dalam pengembangan lembar kerja siswa yang berbasiskan Keterampilan Proses

Sains mambutuhkan suatu komponen penilaian yang dapat mendukung hasil

pengembangan LKS tersebut. Setiap metode memiliki memiliki komponen

penilaian masing masing. Menurut Notohadiprawiro, (2006).

“Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan atau pendekatan rasional yang digabungkan dengan pendekatan

empirisme. Metode ilmiah menggabungkan rasionalisme dengan

empirisme. Dengan rasionalisme landasan pemikiran terpadu dan mantik, dan dengan empirisme diperoleh kerangka pengujian dalam memastikan kebenaran. Rasionalisme dapat menimbulkan kontroversi karena hakekat kebenaran tidak sama bagi semua orang. Empirisme bersifat subjektif karena memberikan arti kepada peristiwa menurut tafsiran atau pendapat pengamat. “

(http://soil.faperta.ugm.ac.id/tj/1991/1992%20meto.pdf, diakses 17 Desember 2011)

Metode ialah suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu

kerangka berpikir menyusun gagasan, yang beraturan, berarah dan berkonteks,

yang berketerpaduan (relevant) dengan maksud dan tujuan tertentu.

3. Pelaksanaan Penilaian Keterampilan Proses Sains

Penilaian merupakan proses pemberian atau penentuan nilai kepada objek

berdasarkan kriteria tertentu. Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses

pembelajaran. Penilaian keterampilan proses sains merupakan pendekatan untuk

mengukur dan menilai kemampuan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas atau

dalam mempertunjukkan kegiatan. Kinerja merupakan tanggapan aktif siswa

(51)

33 4. Cara Mengukur Keterampilan Proses Sains

A. Karakteristik Pokok Uji Keterampilan Proses Sains

1. Karakteristik umum, yaitu:

a. Pokok uji keterampilan proses tidak boleh dibebani konsep. Hal ini

diupayakan agar pokok uji tidak ranacu dengan pengukuran penguasaan

konsepnya. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh penyusun pokok uji

sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa.

b. Mengandung sejumlah informasi yang harus diolah responden atau siswa.

Informasinya dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau

uraian, atau objek aslinya.

c. Aspek yang akan diukur harus jelas dan hanya mengandung satu aspek

saja, misalnya interpretasi.

2. Karakteristik khusus, yaitu:

a. Observasi harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya

b. Interpretasi harus menyajikan sejumlah data untuk memperlihatkan pola

c. Klasifikasi harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan

perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk melakukan

pengelompokan atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk

d. Prediksi harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat mengajukan

(52)

34 e. Berkomunikasi harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke

bentuk penyajian lainnya, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan atau

bentuk tabel ke bentuk grafik.

f. Berhipotesis dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau

menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel

atau lebih, biasanya mengandung cara kerja untuk menguji atau

membuktikan

g. Merencanakan percobaan atau penyelidikan harus memberi kesempatan

untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat/bahan yang akan

digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh, menentukan peubah,

mengendalikan peubah

h. Menerapkan konsep atau prinsip harus membuat konsep/prinsip yang

akan diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya.

Mengajukan pertanyaan harus memunculkan sesuatu yang mengherankan,

mustahil, tidak biasa atau kontraktif agar responden atau siswa

termotivasi untuk bertanya.

B. Penyusunan Pokok Uji Keterampilan Proses sains

Penyusunan pokok uji KPS sebaiknya memilih satu konsep tertentu lalu

menyajikan sejumlah informasi yang perlu diolah. Setelah itu menentukan bentuk

jawaban yang diminta misalnya tanda silang, tanda cek, atau menuliskan jawaban

singkat 3 buah lalu menyiapkan pertanyaan untuk memperoleh jawaban yang

diharapkan. Misalnya uji keterampilan observasi tentang bagian-bagian bunga.

(53)

35 mahkota bunga, bentuk kepala sari, keadaan kepala putik, dan ciri bunga tersebut.

Respon diminta dalam bentuk jawaban singkat lima buah berurutan ke bawah dari

a sampai e (Rustaman, 2003).

C. Pemberian Skor Pokok Uji Keterampilan Proses Sains

Pokok uji keterampilan proses memerlukan skor dengan cara tertentu. Setiap

respon yang benar diberi skor dengan bobot tertentu, umpamanya masing-masing

1 untuk pokok uji observasi di atas yang berarti jumlah skornya 5. Untuk respon

yang lebih kompleks, misalnya membuat pertanyaan, dapat diberi skor bervariasi

berdasarkan tingkat kesulitannya. Misalnya pertanyaan berlatar belakang hipotesis

diberi skor 3; pertanyaan apa, mengapa, bagaimana diberi skor 2; pertanyaan yang

meminta penjelasan diberi skor 1 (Rustaman, 2003).

Pada pembelajaran IPA khususnya fisika seharusnya menggunakan metode

pembelajaran bereksperimen bukan halnya ceramah seperti dahulu. Namun ada

yang masih menggunakan metode ceramah karena belum adanya media yang

mendukung pembelajaran. Pembelajaran dengan bereksperimen membutuhkan

penilaian keterampilan proses sains untuk melihat keefektihan metode dan

(54)

36

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Pengembangan

Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan LKS Fisika Berbasis KPS.

Sasaran pengembangan program adalah Setandar Kompetensi Menyelidiki

sifat-sifat zat berdasarkan wujudnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan adanya LKS ini, siswa

diharapkan akan lebih mudah memahami konsep yang diajarkan karena mereka

dapat mepelajari materi fisika dengan pengalaman secara langsung melalui suatu

kegiatan keterampilan proses/penemuan.

B. Prosedur Pengembangan

Metode penelitian yang digunakan mengacu pada prosedur pengembangan media

intruksional pembelajaran menurut Suyanto (2009), yang memuat

langkah-langkah pokok penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan

produk. Produk yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini berupa lembar

kerja siswa atau LKS. LKS yang dihasilkan diharapkan dapat digunakan sebagai

sumber belajar bagi siswa SMP untuk memahami materi pelajaran dengan

menerapkan pembelajaran berbasis keterampilan proses sains. Model

pengembangan tersebut meliputi tujuh prosedur pengembangan produk dan uji

produk, yatiu: 1) Analisis kebutuhan, 2) Identifikasi sumberdaya untuk memenuhi

(55)

37 Pengembangan produk, 5) Uji internal: Uji spesifikasi, Uji ahli desain dan Uji ahli

isi 6) Uji eksternal, Uji kemanfaatan produk oleh pengguna, 7) Produksi.

Untuk prosedur pengujian

Gambar

Tabel
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Proses Sains
Tabel 2.2 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains (diadaptasi dari Longfield)
Tabel 2.3 Konversi skor penilaian ke pernyataan kualitas.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Prianto dan Harnoko (1997), manfaat dan tujuan LKS antara lain: 1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep. Melatih

b) Membantu siswa dalam mengembangkan konsep. c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar. d) Membantu guru dalam menyusun pelajaran. e) Sebagai

c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar. d) Membantu guru dalam menyusun pelajaran. e) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan

• Peserta didik menganalisis permasalahan yang diberikan oleh pendidik berkaitan dengan video yang telah dipaparkan tadi dengan mengaitkannya pada konsep fenomena

Selain itu, dengan adanya lembar kerja peserta didik dalam proses pembelajaran juga dapat membantu guru mengarahkan peserta didik untuk menemukan konsep-konsep materi

Penggunaan lembar kerja memberikan beberapa keuntungan seperti: (a) mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar, (b) membantu peserta didik dalam

Mitra dalam kegiatan proses ini adalah peserta didik Mts Lab IKIP Al Washliyah Sekolah Binaan UMN Al Washliyah dengan sampel 15 peserta didik, dengan menerapkan metode

Peserta didik dapat mengelompokkan perubahan fisika dan perubahan kimia dalam kehidupan sehari-hari melalui pengamatan dan kajian pustaka3. Kegiatan Pendahuluan