• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR SISWA"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR SISWA

(Skripsi)

Oleh

AHMAD EKO PURNOMO 1013023023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR SISWA

Oleh

AHMAD EKO PURNOMO

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran

inkuiri terbimbing dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar pada materi

laju reaksi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA

Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015. Pengambilan sampel

di-lakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA3 dan XI MIA5. Metode pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen

dengan Non Equivalent (Pretes and Postes) Control-Group Design. Efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing ditunjukkan oleh perbedaan n-Gain yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil penelitian

menunjuk-kan bahwa rata-rata n-Gain keterampilan berpikir lancar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sebesar 0,62 dan 0,76. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi efektif

dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar.

(3)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR SISWA

Oleh

Ahmad Eko Purnomo

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rukti Sediyo Lampung Timur pada tanggal 30 Januari 1991,

anak pertama dari dua bersaudara buah hati dari pasangan Bapak Rubini dan Ibu

Rukiyah.

Pendidikan diawali pada tahun 1997 di SDN 2 Rukti Sediyo Kec. Raman Utara

Lampung Timur yang diselesaikan tahun 2003, MTsN Raman Utara Kec. Raman

Utara Lampung Timur yang diselesaikan pada tahun 2006, dan SMAN Raman

Utara Kec. Raman Utara Lampung Timur yang diselesaikan tahun 2009. Pada

tahun berikutnya terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai organisasi mahasiswa. Pada

tahun 2010 pernah menjadi anggota muda Kajian Islam UKMF FPPI, dan

EKSMUD HIMASAKTA FKIP UNILA. Pada tahun 2013 penulis mengikuti

Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) dengan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 2 Way Tenung, di Desa Pekon

(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang selalu memberikan limpahan rahmat dan

karunia-Nya, dandenganridho-Nyaskripsiinibisaterselesaikan. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW sebagai

panutan sepanjang masa. Dengan segala kerendahan hati saya persembahkan tulisan di lembaran-lembaran sederhana ini kepada:

Ayahku Rubini dan Ibu Rukiyah yang teristimewa yang selalu mendoakan

dan meneteskan peluh dan keringatnya untuk kebaikan dan kebahagiaan

anak-anaknya serta selalu memberikan semangat, motivasi, dan inspirasi

melalui cinta dan kasih sayang yang Bapak dan Ibu berikan...

Adik saya Muhammad Abdul Latif yang telah memberikan dukungan,

keceriaan, canda dan tawa yang tiada henti...

(9)

MOTTO

Di antara Tanda Kebaikan Keislaman Seseorang Adalah Ia

Meninggalkan Perkara yang Tidak Berguna Baginya.

(Al-Hadist)

Tiadanya Keyakinanlah Sehingga Mereka Takut Pada

Tantangan, Dan Saya Percaya Pada Diri Sendiri.

(Muhammad Ali)

Ba

nyak berdo’a, selalu bersyukur, dan kerja keras, niscaya

semua akan tercapai

(10)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga dapat

diselesai-kannya skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing pada Materi Laju Reaksi dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Lancar Siswa”. Shalawat serta salam juga semoga selalu tercurah pada

Rasullulah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umat-Nya yang senantiasa

istiqomah di jalan-Nya.

Melalui kesempatan ini, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I, atas kesediaannya

memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian

kuliah dan penyusunan skripsi.

5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku Dosen Pembimbing II dalam

kesedia-annya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian

(11)

x 6. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik

dan Penguji atas segala bimbingan, saran dan kritik yang diberikan dalam

memperbaiki penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan staf di Jurusan Pendidikan MIPA khususnya Program

Studi Pendidikan Kimia Universitas Lampung.

8. Bapak Drs. Ahyauddin, M. Pd, selaku kepala SMAN 5 Bandar Lampung yang

telah memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian, serta Ibu Puji

Astuti, S.Si., selaku guru mitra atas kerjasama dan bimbingannya terimaksih.

9. Sahabat-sahabatku teman KKN/PPL ada Agita, Angga, Dijah, Feni, Kiki,

Lilis, Sisca, Sulis, Wayan, and Feri. Tim Skripsi penelitian Ana dan Dian.

Terima kasih untuk semua dukungan, semangat, dan kenangan yang telah

kalian berikan selama ini kepada ku.

10.Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2010 yang telah menjalani susah

senang bersama selama masa di kampus ini. Adik-adik tingkat di Pendidikan

kimia semuanya terimakasih atas kebersamaan dan kepeduliannya selama ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta

berkenan membalas semua budi baik yang diberikan. Disadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, namun diharapkan semoga skripsi ini bermanfaat

bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 30 April 2015

Penulis,

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing ...9

2. Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif ...11

3. Indikator kemampuan berpikir kreatif ...11

4. Analisis konsep materi laju reaksi ...14

5. Desain penelitian ...21

6. Hasil uji normalitas nilai pretes kemampuan berpikir lancar ...32

7. Hasil uji homogenitas nilai pretes kemampuan berpikir lancar ...33

8. Hasil uji kesamaan dua rata-rata nilai pretes kemampuan berpikir lancar ..34

9. Hasil uji normalitas n-Gain kemampuan berpikir lancar ...35

10. Hasil uji homogenitas n-Gain kemampuan berpikir lancar ...36

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Prosedur pelaksanaan penelitian ... 25

2. Rata-rata nilai pretes dan postes kemampuan berpikir lancar ... 31

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme ... 7

B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 8

C. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 10

D. Konsep Laju Reaksi ... 13

E. Kerangka Berpikir ... 18

F. Anggapan Dasar ... 19

G. Hipotesis Penelitian ... 19

(15)

xii

B. Data Penelitian ... 21

C. Metode dan Desain Penelitian ... 21

D. Variabel Penelitian ... 22

E. Instrumen Penelitian dan Validitas instrumen ... 22

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 23

G. Teknik Analisis Data ... 25

H. Uji Hipotesis ... 26

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 31

B. Pembahasan ... 37

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Analisis SKL-KI-KD-Indikator ... 50

2. RPP Kelas Eksperimen ... 58

3. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ... 66

4. Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes ... 74

5. Soal Pretes / Postes ... 84

6. Rubrikasi Soal Pretes dan Postes ... 89

7. Data Nilai Pretes, Postes, dan n-gain ... 102

8. Data Pemeriksaan Jawaban Siswa ... 104

9. Penilaian Afektif Siswa ... 112

10. Rubrik Penilaian Afektif Siswa ... 122

11. Penilaian Psikomotor Siswa ... 124

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mencakup tiga aspek yaitu proses, produk dan

sikap. Menurut Trowbridge dan Bybee (Suyatna, 2009), IPA sebagai proses

merupakan metode ilmiah yang dimulai dari mencari tahu tentang fenomena alam

secara sistematis; IPA sebagai produk merupakan kumpulan pengetahuan (body of knowledge) yang berupa fakta, prinsip atau konsep; sedangkan IPA sebagai sikap, dapat diperoleh dengan mengembangkan proses IPA seperti sikap ingin tahu,

menghargai pembuktian, berpikir kritis, kreatif, berbicara, bardasarkan kepada

bukti- bukti konkrit atau data, dan peduli terhadap lingkungan.

Ilmu kimia adalah salah satu rumpun dari IPA. Definisi kimia menurut Concise Dictionary of Science & Computers (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI,2007) adalah sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam (sains), yang

berkenaan dengan kajian-kajian tentang struktur dan komposisi materi, perubahan

yang dapat dialami materi dan fenomena-fenomena lain yang menyertai

perubahan materi. Konten ilmu kimia yang berupa konsep, hukum dan teori,

merupakan produk yang dihasilkan dari rangkaian proses kerja ilmiah dengan

(17)

2

Rangkaian proses kerja ilmiah dapat berupa kegiatan mengamati, menafsirkan

pengamatan, meramalkan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian,

meng-komunikasikan penelitian dan mengajukan pertanyaan. Kegiatan tersebut

meru-pakan kegiatan yang dapat melatih kemampuan berpikir kreatif siswa. Berpikir

kreatif dapat diartikan sebagai suatu proses berpikir yang menghasilkan

bermacam-macam kemungkinan jawaban (Munandar, 2008). Penerapan berpikir

kreatif dalam pemecahan masalah akan menghasilkan banyak ide-ide yang

berguna dalam penyelesaian masalah. Terdapat 5 macam kemampuan berpikir

kreatif, diantaranya kemampuan berpikir lancar (fluency).

Keterampilan berpikir kreatif juga menjadi salah satu Standar Kompetensi

Lulusan pada kurikulum 2013 untuk dimensi keterampilan, yakni siswa

diharapkan memiliki keterampilan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam

ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah

secara mandiri (Tim Penyusun, 2013). Kemampuan berpikir kreatif dapat

dilatihkan melalui penerapan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan

mengharuskan siswa membangun pengetahuannya sendiri.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan guru

kimia SMA Negeri 5 Bandar Lampung diketahui bahwa kegiatan pembelajaran

kimia cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered learning). Pem-belajaran kimia di SMA Negeri 5 Bandar lampung lebih dominan menggunakan

metode ceramah, tetapi terkadang siswa juga dibentuk kelompok diskusi.

Kegiat-an praktikum hKegiat-anya dilakukKegiat-an pada materi tertentu saja untuk membuktikKegiat-an

(18)

3

bertindak sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh guru, tanpa berusaha sendiri

untuk memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mencapai tujuan

belajar-nya sehingga kemampuan berpikir kreatif khususbelajar-nya kemampuan berpikir lancar

siswa rendah termasuk pada materi laju reaksi.

Pembelajaran kimia di sekolah seharusnya dapat dikaitkan dengan lingkungan di

sekitar agar siswa terbiasa menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari dan

melatih kemampuan berpikir kreatif. Misalnya pada materi laju reaksi, contohnya

fenomena meledaknya bom nuklir yang terjadi begitu cepat, serta terbentunya

korosi yang terjadi begitu lambat. Salah satu model pembelajaran yang

menghubungkan pembelajaran kimia dengan kehidupan sehari-hari dan dapat

melatih kemampuan berpikir kreatif siswa adalah model pembelajaran inkuiri

terbimbing.

Menurut Gulo (Trianto, 2010) inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar

yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

pe-nemuannya dengan penuh percaya diri. Terdapat 5 fase pada model pembelajaran

inkuiri terbimbing yaitu, fase 1) mengajukan pertanyaan atau permasalahan. Fase

2) yaitu siswa merumuskan hipotesis dari permasalahan. Fase 3) yaitu siswa

mengumpulkan data. Fase 4) siswa menganalisis data. Fase 5) yaitu membuat

kesimpulan.

Salah satu hasil penelitian yang mengkaji penerapan pembelajaran inkuiri

terbimbing untuk melatihkan kemampuan berpikir lancar siswa, diantaranya yaitu

(19)

4

meningkatkan keterampilan berpikir lancar siswa SMA Negeri 7 Bandar lampung

pada materi koloid,berdasarkan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa

pem-belajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir

lancar jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Yanti (2014) yang

meneliti tentang efektivitas inkuiri terbimbing pada materi larutan

elektrolit-nonelektrolit dalam meningkatkan keterampilan berpikir lancar, berdasarkan

pengujian hipotesis menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing

pada materi larutan elektrolit-nonelektrolit efektif dalam meningkatkan

ke-terampilan berpikir lancar.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Efektifitas

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Laju Reaksi dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Lancar Siswa”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah efektivitas model

pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi dalam meningkatkan

kemampuan berpikir lancar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektifitas model

pembelajar-an inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi dalam meningkatkpembelajar-an kemampupembelajar-an

(20)

5

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi siswa

Dengan diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing akan

mem-berikan pengalaman baru bagi siswa dalam memecahkan masalah kimia dan

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif khususnya kemampuan berpikir

lancar.

2. Bagi guru

Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat menjadi salah satu alternatif

pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

3. Bagi sekolah

Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan

mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing dikatakan efektif meningkatkan

kemampuan berpikir lancar siswa, apabila secara statistik ada perbedaan

n-Gain yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini

menurut Gulo yang terdiri dari 5 fase, yaitu mengajukan pertanyaan atau

per-masalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data,

(21)

6

3. Kemampuan berpikir lancar merupakan salah satu indikator kemampuan

berpikir kreatif yang akan diteliti, yaitu dapat dengan cepat melihat kesalahan

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu

bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya

diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diingat.

Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui

pengalaman nyata (Trianto, 2010).

Teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan

men-transformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan-aturan-aturan itu tidak sesuai. Teori ini

ber-kembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori

psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Nur dalam Trianto, 2010).

Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang

anak dengan kegiatan asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Asimilasi ialah

pe-maduan data baru dengan stuktur kognitif yang ada. Akomodasi ialah

penyesuai-an stuktur kognitif terhadap situasi baru, dpenyesuai-an equilibrasi ialah penyesuaipenyesuai-an

(23)

8

B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan.

Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan

pe-nyelidikan terhadap obyek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu

proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan

observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah

dengan bertanya dan mencari tahu (Roestiyah, 2001).

Menurut Gulo (Trianto, 2010) inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar

yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri

pe-nemuannya dengan penuh percaya diri. Pelaksanaan pembelajaran inkuiri

ter-bimbing adalah :

1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Kegiatan metode pembelajaran inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau per-masalahan diajukan, kemudian siswa diminta untuk merumuskan

hipotesis.

2. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi per-masalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru membimbing siswa menentukan hipotesis yang relevan dengan per-masalahan yang diberikan.

3. Mengumpulkan data

Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Guru membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel atau grafik.

4. Analisis data

(24)

9

5. Membuat kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh siswa.

Sikap ilmiah sangat dibutuhkan oleh siswa ketika mengikuti proses pembelajaran

dengan menggunakan inkuri terbimbing. Seperti dikutip dari Lestari (Marlinda,

2012) sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki seseorang yang sesuai dengan

prinsip-prinsip ilmiah seperti:

1. Jujur terhadap data,

2. Rasa ingin tahu yang tinggi,

3. Terbuka atau menerima pendapat orang lain serta mau mengubah pandangannya jika terbukti bahwa pandangannya tidak benar,

4. Ulet dan tidak cepat putus asa,

5. Kritis terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa adanya dukungan hasil observasi empiris, dan

6. Dapat bekerja sama dengan orang lain. Sikap ilmiah merupakan faktor psikologis yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan siswa.

Pada penelitian ini, tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan

me-ngadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan oleh

Gulo (Trianto, 2010). Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut dapat

dijelaskan pada Tabel 1. sebagai berikut:

Tabel 1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing.

No. Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah. Guru membagi siswa dalam kelompok.

(25)

10

No. Fase Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membuat hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.

Siswa memberikan pendapat dan me-nentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan.

3. Mengumpulkan data

Guru membimbing siswa mendapatkan informasi atau data-data melalui percobaan maupun telaah literatur.

Siswa melakukan percobaan maupun telaah literatur untuk mendapatkan data-data atau informasi. 4. Menganalisis data Guru memberi

kesempa-tan pada tiap siswa untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.

Guru membimbing siswa dalam membuat

kesimpulan.

Siswa membuat kesimpulan.

C. Kemampuan Berpikir Kreatif

Menurut model struktur intelek oleh Guilford (Munandar, 2008), “Berpikir

divergen (disebut juga berpikir kreatif) ialah memberikan macam-macam

ke-mungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan

pada keragaman jumlah dan kesesuaian”.

Pemikiran kreatif akan membantu seseorang untuk meningkatkan kualitas dan

ke-efektifan pemecahan masalah dan hasil pengambilan keputusan yang dibuat

(26)

11

kan dengan menggunakan pemikiran dalam mendapatkan ide-ide yang baru,

kemungkinan yang baru, ciptaan yang baru berdasarkan kepada keaslian dalam

penghasilannya.

Menurut model Killen (2009) perilaku siswa yang termasuk dalam keterampilan

kognitif kreatif dapat dijelaskan pada Tabel 2. sebagai berikut:

Tabel 2. Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif.

Perilaku Arti

1) Berpikir Lancar (fluency)

a. Menghasilkan banyak

gagasan/jawaban yang relevan; b. Arus pemikiran lancar.

2) Berpikir Luwes (fleksibel)

a. Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam;

b. Mampu mengubah cara atau pendekatan;

c. Arah pemikiran yang berbeda. 3) Berpikir Orisinil

(originality)

Memberikan jawaban yang tidak lazim,yang lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang.

4) Berpikir Terperinci (elaborasi)

a. Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan; b. Memperinci detail-detail; c. Memperluas suatu gagasan.

Munandar (2008) memberikan uraian tentang aspek berpikir kreatif sebagai dasar

untuk mengukur kreativitas siswa seperti terlihat dalam Tabel 3. di bawah ini:

Tabel 3. Indikator kemampuan berpikir kreatif.

Pengertian Perilaku

(27)

jawa-12

Pengertian Perilaku

1) Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban.

2) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.

3) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban.

ban jika ada.

c. Mempunyai banyak gagasanme-ngenai suatu masalah.

d. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.

e. Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak dari orang lain. f. Dapat dengan cepat melihat

kesalahan dan kelemahan dari suatu objek atau situasi.

Berpikir Luwes (Flexibility)

1) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi. 2) Dapat melihat suatu masalah dari

sudut pandang yang berbeda. 3) Mencari banyak alternatif atau arah

yang berbeda.

4) Mampu mengubah cara pende-katan atau pemikiran.

a. Memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah.

b. Menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda.

c. Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan bermacam-macam cara untuk menyelesaikan-nya.

Berpikir Orisinil (Originality)

1) Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik.

2) Memikirkan cara-cara yang tak lazim untuk mengungkapkan diri. 3) Mampu membuat

kombinasi-kombinasi yang tak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur.

a. Memikirkan masalah-masalah atau hal yang tidak terpikirkan orang lain.

b. Mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru.

c. Memilih cara berpikir lain dari pada yang lain.

Berpikir Elaboratif (Elaboration) 1) Mampu memperkaya dan

me-ngembangkan suatu gagasan atau produk.

2) Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci. b. Mengembangkan atau

memperkaya gagasan orang lain. c. Menambah garis-garis,

warna-warna,dan detail-detail (bagian-bagian) terhadap gambaranya sendiri atau gambar orang lain.

Berpikir Evaluatif (Evaluation) 1) Menentukan kebenaran suatu

per-a. Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandang sendiri.

(28)

13

Pengertian Perilaku

tanyaan atau kebenaran suatu penyelesaian masalah.

2) Mampu mengambil keputusan terhadap situasi terbuka.

3) Tidak hanya mencetuskan gagasan tetapijuga melaksanakannya.

mengenai suatu hal.

c. Mempunyai alasan yang dapat di-pertanggungjawabkan.

d. Menentukan pendapat dan bertahan terhadapnya.

Pada penelitian ini yang akan dijadikan tolak ukur kemampuan berpikir kreatif

adalah kemampuan berpikir lancar.

D. Analisis Konsep Laju Reaksi

Herron, dkk. berpendapat bahwa belum ada definisi tentang konsep yang diterima

atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide. Markle

dan Tieman mendefinisikan konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada

(Fadiawati, 2011).

Lebih lanjut lagi, Herron, dkk. (Fadiawati, 2011) mengemukakan bahwa analisis

konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru

dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur

ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk.

Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau

label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi

konsep, contoh, dan non contoh. Analisis konsep pada materi laju reaksi

(29)

14 Tabel 4. Analisis konsep materi laju reaksi

No Nama /

Label

Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Posisi Konsep Contoh Non Contoh

Kritis Variabel Super

ordinat

Ordinat Sub

Ordinat

1 Laju reaksi Laju berkurangnya

pereaksi atau laju terbentuknya produk tiap satuan waktu

Abstrak Laju berkurang

nya pereaksi

Pita Mg dengan larutan HCl

Semua faktor yang dapat

Abstrak Mengendalikan

laju reaksi

Komposisi Pengaruh

Perubahan kulkas lebih awet Bahan makanan

3 Konsentrasi pereaksi

Semakin besar konsentrasi pereaksi, maka laju reaksinya semakin

Konkrit Konsentrasi

(30)

15

No Nama /

Label

Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Posisi Konsep Contoh Non Contoh

Kritis Variabel Super

ordinat

Ordinat Sub

Ordinat

4 Luas permukaan Semakin besar luas permukaan suatu zat, maka lajunreaksinya semakin cepat dan sebaliknya makin kecil luas permukaan suatu zat, lajunya semakin lambat

Laju meluruhnya

batu pualam dalam HCl

5 Suhu Makin tinggi suhu

makin cepat laju reaksi, sebaliknya makin rendah suhu makin lambat laju reaksinya

Konkrit Suhu tinggi

Laju reaksi

Air yang direbus lebih cepat suhu tinggi akan lebih cepat atang dibandingkan belerang pada suhu tinggi dibandingkan dengan pada suhu rendah

6 Katalis Penambahan katalis

dapat mempercepat

Abstrak Katalis

(31)

16

No Nama /

Label

Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Posisi Konsep Contoh Non Contoh

Kritis Variabel Super

ordinat

Ordinat Sub

Ordinat

laju reaksi Laju reaksi

makin cepat lambat pada suhu kamar hingga sulit teramati sehingga dengan laju reaksi yang dinyatakan dalam suatu persamaan

Abstrak Hubungan

kuantitatif

9 Orde reaksi Besarnya pengaruh

konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi ditentukan melalui percobaan

Abstrak Besarnya

pengaruh

10 Orde Nol Reaksi dikatakan

berorde nol terhadap salah satu

pereaksinya apabila tidak ada hubungan antara konsentrasi

Abstrak Tidak ada

(32)

17

No Nama /

Label

Definisi Konsep Jenis

Konsep

Atribut Posisi Konsep Contoh Non Contoh

Kritis Variabel Super

ordinat

Ordinat Sub

Ordinat

pereaksi terhadap laju reaksinya

11 Orde satu Reaksi dikatakan

berorde nol terhadap salah satu

Abstrak Berbanding

lurus antara laju reaksi dengan

berorde nol terhadap salah satu

pereaksinya apabila laju reaksi

merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi

Abstrak Pangkat dua

dari konsentrasi

13 Orde negativ Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu

(33)

18

E. Kerangka Berpikir

Kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbingdimulai ketika guru memberikan

masalahan kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap

per-masalahan tersebut dibawah bimbingan guru. Pada tahap ini, siswa akan

ter-motivasi untuk bertanya, menemukan berbagai kemungkinan jawaban termasuk

jawaban yang unik dan jarang diberikan oleh orang lain atas permasalahan yang

diberikan oleh guru. Setelah permasalahan diungkapkan, siswa mengembangkan

jawabannya dalam bentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Pada tahap

ini, siswa dilatihkan kemampuan berpikir lancar.

Setelah siswa mengembangkan hipotesis, langkah selanjutnya adalah siswa

me-ngumpulkan data dengan melakukan percobaan, melengkapi tabel hasil

pengamat-an, mengamati gambar tumbukan partikel dan berdiskusi untuk membuktikan

bahwa hipotesis siswa tersebut benar, tepat, dan rasional. Pada tahap ini siswa

akan terpacu untuk mengajukan banyak pertanyaan/gagasan/cara berkaitan dengan

percobaan yang dilakukan atau gambar tumbukan partikel yang diamati kemudian

siswa diminta untuk menyajikan data hasil percobaan dalam bentuk tabel hasil

pengamatan.

Langkah berikutnya adalah menganalisis data hasil pengamatan. Pada tahap ini,

siswa dapat mengemukakan banyak gagasannya dalam menganalisis data dan

mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban atas

pertanyaan analisis. Kemudian guru memberikan kesempatan pada perwakilan

siswa dari setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang

(34)

19

Tahap terakhir siswa dapat membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah

di-lakukan. Pada tahap ini pula siswa diminta menyampaikan banyak gagasannya

dalam membuat kesimpulan dari masalah yang telah diberikan oleh guru pada

awal pembelajaran, kemudian siswa dibimbing oleh guru untuk mendapatkan

kesimpulan yang relevan. Berdasarkan uraian dan langkah-langkah di atas dengan

diterapkannya pembelajaraninkuiri terbimbingpada materi laju reaksi akan dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif terutama pada indikator kemampuan

berpikir lancar siswa.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Perbedaan n-Gain kemampuan berpikir lancar siswa terjadi karena perbeda-an perlakuperbeda-an dalam proses belajar.

2. Faktor-faktor lain diluar perlakuan pada kedua kelas diabaikan.

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing

(35)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 148 siswa. Siswa

tersebut merupakan satu kesatuan populasi karena adanya kesamaan-kesamaan

sebagai berikut:

a. Siswa tersebut berada dalam lima kelas yang sama, yaitu kelas XI MIA SMA

Negeri 5 Bandar Lampung.

b. Siswa tersebut berada dalam semester yang sama, yaitu semester ganjil.

c. Dalam pelaksanaan pengajarannya, siswa tersebut diajar dengan kurikulum

yang sama (Kurikulum 2013), dan jumlah jam belajar yang sama (empat jam

pelajaran dalam setiap minggu).

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu per-timbangan tertentu yang dibuat berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang

sudah diketahui sebelumnya (Syaodih, 2009).

Berdasarkan pertimbangan kemampuan kognitif siswa yang relatif sama, peneliti

dengan bantuan guru mitra menentukan dua kelas sampel, yaitu kelas XI MIA3

(36)

21

sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri

terbim-bing, sedangkan kelas XI MIA5 sebagai kelas kontrol yang menggunakan

pembe-lajaran konvensional.

B. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil tes sebelum

pembela-jaran (pretes), hasil tes setelah pembelapembela-jaran (postes), serta data pendukung, yaitu

kinerja guru, afektif dan psikomotor siswa.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan Non Eqiuvalent (Pretes and Postes) Control-Group Design (Creswell, 1997) yang ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Desain penelitian.

Pretes Perlakuan Postes

Kelas eksperimen O1 X O2

Kelas kontrol O1 – O2

Sebelum diterapkan perlakuan, kedua kelompok sampel diberikan pretes (O1)

Kemudian, pada kelas eksperimen diterapkan perlakuan model pembelajaran

inkuiri terbimbing(X) dan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran

(37)

22

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Sebagai

variabel bebas, yaitu pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing.

Seba-gai variabel terikat adalah kemampuan berpikir lancar siswa pada materi laju

reaksi.

E. Instrumen Penelitian dan Validitas Instrumen

Instrumen adalah alat yang berfungsi mempermudah pelaksanaan sesuatu.

Ins-trumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data

untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 2004). Instrumen

yang digunakan pada penelitian ini antara lain silabus, Rencana Pelaksanaan

Pem-belajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia yang menggunakan model

inkuiri terbimbingpada materi laju reaksi sejumlah enam LKS, soal pretes dan

soal postes yang terdiri dari lima butir soal uraian untuk mengukur kemampuan

berpikir lancar, lembar observasi afektif siswa, lembar observasi psikomotor

sis-wa, dan lembar observasi kinerja guru.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen.

Se-buah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam

kon-teks pengujian kevalidan instrumen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu jud-gement atau penilaian dan pengujian empirik.

Instrumen pada penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi adalah

(38)

23

Pengujian kevalidan isi ini dilakukan dengan cara judgement. Dalam hal ini pe-ngujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan

penelitian, tujuan pengukuran, indikator, dan butir-butir pertanyaannya. Apabila

antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian maka dapat dinilai bahwa instrumen

di-anggap valid untuk digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan

pe-nelitian yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam melakukan judgement diper-lukan ketelitian dan keahlian penilai maka peneliti meminta ahli untuk

melaku-kannya. Dalam hal ini dilakukan oleh Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si. dan Bapak

Drs. Tasviri Efkar, M.S. selaku dosen pembimbing untuk mengujinya.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Pra penelitian

Pada tahap pra penelitian ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 5 Bandar Lampung untuk

melaksa-nakan penelitian.

b. Melakukan wawancara dengan guru kimia kelas XI untuk mendapatkan

infor-masi mengenai pembelajaran kimia yang diterapkan di sekolah.

c. Melakukan observasi pada saat guru kimia kelas XI yang sedang mengajar di

dalam kelas untuk mengetahui metode pembelajaran yang digunakan dan

sua-sana belajar mengajar.

2. Penelitian

(39)

24

b. Menyusun instrumen penelitian yaitu: silabus, RPP, LKS, soal pretes dan

postes.

c. Melaksanakan penelitian, adapun prosedur pelaksanaan penelitian adalah:

(1) Melakukan pretes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

(2) Melakukan analisis data pretes, yaitu uji persamaan dua rata-rata.

(3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi laju reaksi sesuai

de-ngan pembelajaran yang telah ditetapkan pada masing-masing kelas,

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri

terbim-bing diterapkan di kelas eksperimen serta pembelajaran konvensional

di-terapkan di kelas kontrol.

(4) Melakukan postes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

3. Analisis dan pelaporan hasil penelitian

Pada tahap ini, dilakukan pengolahan dan analisis data untuk memperoleh suatu

(40)

25

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Prosedur pelaksanaan penelitian

G. Teknik Analisis Data

Berikut tehnik analisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengubah skor menjadi nilai

Nilai pretes dan postes pada penilaian kemampuan berpikir lancar siswa pada

ma-teri laju reaksi dirumuskan sebagai berikut:

100

1. Mengajukan permohonan izin kepada pihak sekolah. 2. Melakukan wawancara dengan guru kimia di sekolah 3. Melakukan observasi.

Pra

2. Menyusun instrumen penelitian

Pretes

Pembahasan dan simpulan

(41)

26

2. Menghitung n-Gain dari nilai siswa

Perhitungan n-Gain digunakan untuk melihat efektivitas model pembelajaran in-kuiri terbimbing pada sampel n-Gain dirumuskan sebagai berikut:

Pretes Nilai -Maksimum Nilai

Pretes Nilai -Postes Nilai Gain

-n

H. Uji hipotesis

1. Uji kesamaan dua rata-rata nilai pretes

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel

memiliki kemampuan awal yang sama. Langkah-langkah uji kesamaan dua

rata-rata yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t.

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari

po-pulasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas menggunakan

uji chi-kuadrat. Menurut Sudjana (2005) uji normalitas sebagai berikut:

Hipotesis: H0 : kedua sampel berasal dari populai yang berdistribusi normal.

H1 : kedua sampel berasal dari populai yang tidak berdistribusi normal.

Untuk uji normalitas, digunakan rumus sebagai berikut:

keterangan:

Oi = frekuensi pengamatan

Ei = frekuensi yang diharapkan

Kriteria uji:

(42)

27

b. Uji homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel penelitian yang

diban-dingkan memiliki varians homogen.

Hipotesis untuk uji homogenitas :

H0 : 22 2

1 = kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang homogen.

H1 : 22 2

1 = kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang tidak

homogen.

Untuk uji homogenitas dua peubah terikat digunakan rumus yang terdapat dalam

Sudjana (2005) :

terkecil Varians

terbesar Varians

F

Keterangan : F = Kesamaan dua varians

Kriteria uji :

Terima H0 jika F < F ½ ( 1, 2) atau Fhitung < Ftabel dengan taraf nyata 0,05.

c. Uji kesamaan dua rata-rata (uji t)

Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji t (Sudjana, 2005).

Hipotesis:

H0 : µ1x = µ2x : Rata-rata nilai pretes kemampuan berpikir lancar siswa di kelas

eksperimen sama dengan rata-rata pretes kemampuan berpikir

lancar siswa di kelas kontrol pada materi laju reaksi.

H1 : µ1x≠ µ2x : Rata-rata nilai pretes kemampuan berpikir lancar siswa di kelas

Eksperimen tidak sama dengan rata-rata pretes kemampuan

ber-pikir lancar siswa di kelas kontrol pada materi laju reaksi.

Keterangan:

(43)

28

µ2 = Rata-rata nilai pretes (x) pada materi laju reaksi kelas kontrol.

X = Kemampuan berpikir lancar.

Menurut Sudjana (2005) untuk uji t, digunakan rumus sebagai berikut:

2

X = Rata-rata nilai kelas eksperimen

2

2. Uji perbedaan dua Rata-rata

Untuk menentukan efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam

me-ningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa pada materi laju reaksi; berlaku

pa-da keseluruhan populasi, maka dilakukan uji perbepa-daan dua rata-rata, yaitu uji

normalitas, uji homogenitas, dan uji t.

a. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari

po-pulasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas menggunakan

uji chi-kuadrat. Menurut Sudjana (2005) uji normalitas sebagai berikut:

Hipotesis: H0 : kedua sampel berasal dari populai yang berdistribusi normal.

(44)

29

Untuk uji normalitas, digunakan rumus sebagai berikut:

keterangan:

Oi = frekuensi pengamatan

Ei = frekuensi yang diharapkan

Kriteria uji:

Terima H0 jika 2 < 2(1-α)(k-3) atau 2 hitung < 2Tabel dengan taraf nyata 0,05.

b. Uji homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel penelitian yang

diban-dingkan memiliki varians identik.

Hipotesis untuk uji homogenitas :

H0 : 22 2

1 = kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang homogen. H1 : 12 22= kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang tidak

homogen.

Untuk uji homogenitas dua peubah terikat digunakan rumus yang terdapat dalam

Sudjana (2005) :

terkecil Varians

terbesar Varians

F

Keterangan : F = Kesamaan dua varians

Kriteria uji :

Terima H0 jika F < F ½ ( 1, 2) atau Fhitung < Ftabel dengan taraf nyata 0,05.

c. Uji perbedaan dua rata-rata (uji t)

Ho : µ1x≤ µ2x : Rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar siswa pada materi

(45)

30

lebih rendah atau sama dengan rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar siswa dengan pembelajaran konvensional.

H1 : µ1x> µ2x : Rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar siswa pada materi

laju reaksi yang diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing

lebih tinggi daripada rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar siswa dengan pembelajaran konvensional.

Keterangan :

µ1 = rata-rata kemampuan berpikir lancar siswa pada materi laju reaksi pada

kelas eksperimen.

µ2 = rata-rata kemampuan berpikir lancar siswa pada materi laju reaksi pada

kelas kontrol.

x = kemampuan berpikir lancar.

Menurut Sudjana (2005) untuk uji t, digunakan rumus sebagai berikut:

(46)

46

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa:

1. Rata-rata n-Gain keterampilan berpikir lancar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbinglebih tinggi dari pada rata-rata n-Gain keterampilan ber-pikir lancar dengan pembelajaran konvensional.

2. Model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi efektif dalam

meningkatkan keterampilan berpikir lancar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan bahwa :

1. Pembelajaran inkuiri terbimbing hendaknya diterapkan dalam pembelajaran

kimia, terutama pada materi laju reaksi karena terbukti efektif dalam

me-ningkatkan keterampilan berpikir lancar.

2. Bagi calon peneliti lain yang juga tertarik untuk menerapkan pembelajaran

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1992. Strategi Penelitian Pendidikan. Angkasa. Bandung.

Andalan, M. 2013. Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Koloid Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Lancar Siswa.

Skripsi. FKIP Unila. Bandarlampung.

Arifin, M. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung.

Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Bell, G.M.E. 1994. Belajar dan Membelajarkan. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Creswell, J.W. 1997. Research Design Qualitative, Quantitative, And Mixed Methods Approaches Second Edition. Sage Publications. New Delhi. Evans, J. R. 1991. Berpikir Kreatif, dalam Pengambilan Keputusan dan

Manajemen. Bumi Aksara. Jakarta.

Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran Tentang Struktur Atom Dari SMA Hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung. Killen, R. 2009. Effective Teaching Strategies. Social Science Press. Australia. Marlinda, M. 2012. Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam

Meningkatkan Keterampilan Menyebutkan Contoh dan Mengidentifikasi Kesimpulan Pada Materi Laju Reaksi. Skripsi. FKIP Unila. Bandar lampung.

Munandar, U. 2008. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta.

Nuraeni, N., Eka Fitrajaya dan Wawan Setiawan. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Makalah. UPI. Bandung.

(48)

48

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Sudjana, N. 2005. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Suyatna, A. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Astronomi Berbasis Inkuiri dan

Eksplorasi Serta Berorientasi Pemberian Contoh Untuk Calon Guru Fisika. Jurnal Pendidikan. 1-11

Syaodih, N. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III : Pendidikan Disiplin Ilmu. Penerbit Imtima. Bandung.

Tim Penyusun. 2013. Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI),

Kompetensi Dasar (KD). Kemdikbud. Jakarta.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Bumi Aksara. Jakarta.

Gambar

Tabel 1.  Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing.
Tabel 1.  (lanjutan)
Tabel 2.  Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif.
Tabel 3.  (lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

umum yang dilakukan adalah membuat fungsi basis dapat beradaptasi dengan data pembelajaran, dan menetapkan data pembelajaran tersebut sebagai pusat fungsi basis. Selanjutnya,

224/MP/1961, dan berjanji pula bahwa saya akan menghindarkan diri dari perbuatan tercela baik sebagai pegawai/Pelajar maupun sebagai anggota masyarakat (misalnya

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan mengenai pengaruh ROA, NIM, beta (Rm-Rf), size (SMB) dan book to market ratio (HML) terhadap return saham sektor perbankan di BEI

operasi pengurangan matriks. 6 mengalikan skalar dengan matriks. Matriks-matriks berukuran berbeda tidak bisa ditambahkan atau dikurangkan. Jika A adalah sembarang matriks dan

Penambahan paket aerodynamic parts maupun dengan modifikasi bentuk kendaraan truk tangki bertujuan untuk memperoleh penurunan koefisien tahanan yang terjadi pada bagian-bagian

Manusia berhakekat sebagai makhluk sosial, maka kelompok berperan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lain yang memiliki kesamaan latar

The survey result shows that the majority of e- learning system from public and private universities in Indonesia use open source which is integrated to

Pada hari ini Jum’at tanggal Lima bulan Februari tahun Dua ribu enam belas, kami yang bertanda tangan dibawah ini selaku POKJA ULP Pembangunan Gedung