Prinsip Arbitrase Berbasis Syariah dalam Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah
Teks penuh
Gambar
![Tabel 5: Intermediasi Perbankan Syariah](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/323538.29351/173.612.132.535.403.624/tabel-intermediasi-perbankan-syariah.webp)
![Tabel 7: Perbandingan Proses Pemeriksaan Pengadilan dan Arbitrase639](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/323538.29351/273.612.129.533.281.420/tabel-perbandingan-proses-pemeriksaan-pengadilan-dan-arbitrase.webp)
Garis besar
Dokumen terkait
Berdasarkan pengujian hipotesis yang menyatakan DPK, Profit, NPF, Suku Bunga, dan Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah secara bersama-sama berpengaruh
Kehancuran terjadi ketika peradilan umum disebut dapat dipilih oleh para pihak melalui akad untuk menyelesaikan sengketa mereka, karena kedudukan peradilan umum yang bersifat
Dikutip dari Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Di Bank Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), h.136.. Dewasa ini, perkembangan hubungan hukum di masyarakat
AGAMA DALAM PENGANGKATAN MEDIATOR NON HAKIM BERDASARKAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2016", Bengkoelen Justice : Jurnal Ilmu Hukum,
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik
Berdasarkan pengujian hipotesis yang menyatakan DPK, Profit, NPF, Suku Bunga, dan Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil Mudharabah dan Musyarakah secara bersama-sama berpengaruh
Di dalam Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, disebutkan bahwa Lembaga Arbitrase adalah badan
Kewajiban untuk menerapkan prinsip kehati-hatian khususnya dalam pemberian kredit tercantum dalam Pasal 8 1 Undang-Undang Perbankan yaitu: “Dalam memberikan kredit atau pembiayaan