• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERIMAAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK TUNA GANDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERIMAAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK TUNA GANDA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap anak sangat mendambakan dirinya terlahir dengan sempurna baik lahir maupun batin. Dengan kesempurnaannya ia akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Begitu juga dengan orang tua, mereka pasti mempunyai harapan-harapan terhadap buah hatinya agar terlahir dengan sempurna. Mereka juga berharap kelak anak-anaknya akan menjadi kebanggaan keluarga. Namun pada kenyataannya harapan-harapan tersebut ternyata tidak sesuai dengan keadaan. Mereka tidak akan pernah menyangka akan dihadapkan pada situasi dimana mereka memiliki anak berkebutuhan khusus. Salah satu anak berkebutuhan khusus yaitu anak tuna ganda.

Johnston dan Magrab (dalam Delphie, 2006) menjelaskan bahwa tuna ganda adalah mereka yang mempunyai kelainan perkembangan mencakup kelompok yang mempunyai hambatan-hambatan perkembangan neorologis yang disebabkan oleh salah satu atau dua kombinasi kelainan dalam kemampuan seperti inteligensi, gerak, bahasa, atau hubungan pribadi di masyarakat. Ditambahkan pula oleh Soemitro (1994), bahwa tuna ganda merupakan adanya kombinasi dari kelemahan dan kerusakan-kerusakan beberapa fungsi, seperti kombinasi lemah mental dengan kebutaan, lemah mental dengan cacat tubuh, dan lainnya yang menyebabkan mereka mengalami kesulitan dalam kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan, bertahan hidup, dan dalam proses belajar anak.

(2)

 

khusus bagi anak-anak penyandang tuna ganda agar mereka dapat memenuhi kebutuhannya seperti, adanya pelayanan medis, pelayanan pendidikan, pelayanan psikologis, pelayanan sosial, dan bimbingan orang tua (Soemitro, 1994).

Pada dasarnya anak-anak berkebutuhan khusus sama dengan anak normal, hanya saja perlakuan dan perhatiannya berbeda. Ketika seseorang dilahirkan, ia telah membawa bekal perkembangan yang berberda dari bekal perkembangan orang lain. Jika bekal yang dibawa itu tidak dipengaruhi maka ia tidak akan berkembang, karena bekal tersebut harus dirangsang. Seseorang tidak akan menjadi pemusik jika tidak pernah mendengarkan musik dan belajar musik, dan tidak akan menjadi petenis jika tidak belajar tenis, demikian seterusnya. Oleh karena itu baik anak normal maupun yang berkelainan mempunyai potensi sendiri-sendiri yang harus dilatih. (Soemitro, 1994).

Tidak menutup kemungkinan seseorang yang mempunyai kekurangan juga memiliki kelebihan. Selayaknya manusia yang normal, penyandang cacatpun dapat mengembangkan potensinya dengan menunjukkan prestasi-prestasi mereka seperti dalam bidang musik, olahraga dan lainnya. Dengan beberapa prestasi yang dimiliki anak-anak cacat dapat menjadikan inspirasi masyarakat, terutama orang tua yang memiliki anak cacat bahwa impian atau cita-cita mereka dapat diraih apabila memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkannya. Untuk itu dibutuhkan penerimaan, dukungan dari lingkungan terutama lingkungan keluarga sebagai lingkungan inti agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai kebutuhannya.

(3)

 

Namun jika ia tidak diterima oleh lingkungannya, maka akan menimbulkan pengaruh besar pada perkembangannya.

Pada kenyataannya kebanyakan dari orang tua yang kurang bisa menerima anaknya dikarenakan anak tersebut dalam keadaan cacat. Moerdiani (dalam Efendi, 2006) mengemukakan bahwa orang tua yang memiliki anak berkelainan pertama kalinya mereka tidak mudah menerima kenyataan bahwa anaknya menderita kelainan. Reaksi yang biasanya muncul seperti perasaan terpukul dan bingung. Dari perasaan-perasaan inilah timbul reaksi yang beragam seperti, rasa bersalah atau merasa berdosa, rasa kecewa, rasa malu dan rasa menerima apa adanya.

Menurut Efendi (2006), keengganan menerima situasi seperti itu sering disertai perasaan menyalahkan diri sendiri atau menyalahkan si anak. Pada akhirnya, sikap seperti itu mungkin menyebabkan sikap penolakan, karena anak itu menjadi ancaman bagi kebutuhan orangtua akan perbaikan diri. Banyak keluarga yang secara drastis mengubah cara hidup mereka karena kehadiran anak yang cacat di dalam keluarga dan hampir sama sekali menarik diri dari kegiatan-kegiatan masyarakat. Dalam situasi demikian anak mungkin akan menyadari bahwa dia adalah penyebabnya. Hal ini akan memberikan efek psikologis yang muncul akibat dari rejection orang tua atau keluarga, yaitu timbulnya perasaan tidak aman, tidak percaya

diri, rendah diri, tidak berharga atau tidak berguna, serta akan menarik diri dari lingkungan yang tidak menerimanya.

Menurut Efendi (2006), untuk membantu tumbuh kembang anak diperlukan peran, bantuan, dan kesabaran khusus dari orang tua. Namun bukan hanya sekedar bantuan dan belas kasihan, melainkan lebih dari itu yaitu perhatian yang besar terhadap keberadaan dan potensinya yang perlu dikembangkan, selain itu pengertian dan penerimaan dari orang tua yang akan membawa pengaruh bagi perkembangannya.

(4)

 

Tidak menutup kemungkinan beberapa orang tua yang awalnya enggan menerima keadaan anaknya yang cacat akhirnya bisa menerima karena telah menyadari keterbatasan-keterbatasan anak dan kebutuhannya yang lebih besar akan kasih sayang dan perasaan aman. Semiun (2006), mengemukan bahwa memang membutuhkan waktu untuk dapat menerima keadaan seperti itu, yang terpenting bahwa orang tua menerima anak tersebut sebagaimana adanya dan membantunya belajar bagaimana caranya ia hidup dengan kecacatannya. Seperti anak yang normal, ia harus didorong untuk meraih keberhasilan dalam berbagai kegiatan dimana ia merasa paling mampu agar berprestasi seperti beberapa anak yang lainnya. Dengan adanya penerimaan dari orang tua seperti kasih sayang yang tulus, memberikan perlindungan, memberikan dukungan-dukungan yang mereka butuhkan dalam tugas-tugas perkembangannya akan membuat anak menjadi bersemangat untuk menjalani hidupnya dengan kekurangan-kekurangan yang dimilikinya. Menurut Hurlock (1992), dengan adanya penerimaan dari orang tua anak dapat bersosialisasi dengan baik, kooperatif, ramah, loyal, stabil, dan gembira. Seperti halnya dengan hasil penelitian Ningrum (2007), mengenai pengaruh penerimaan orang tua terhadap penyesuaian diri anak tuna rungu disekolah, bahwa penerimaan orang tua sangat membawa pengaruh yang besar terhadap penyesuaian diri anak.

Dari hasil penelitian Farza (2008), tentang proses penerimaan orang tua terhadap anak yang menderita cerebral palsy (CP), bahwa reaksi orang tua ketika mengetahui anaknya menderita CP sangat terpukul, shock berat, dan kecewa yang amat mendalam menghadapi kenyataan seperti itu. Orang tua yang menghadapi kecacatan sejak lahir akan lebih cepat menerima anaknya. Mereka berusaha melepaskan penderitaan anaknya dengan membawa anaknya untuk menjalani terapi dan pengobatan.

(5)

 

menerima dan membantu mengatasi permasalahan anaknya. Perhatian dan dukungan ibu mulai terlihat ketika anak beranjak sekolah, karena ia mengerti akan kebutuhan yang lebih untuk ananknya. Akan tetapi terkadang perasaan kecewa masih ada dan menimbulkan rasa iri ketika melihat anaknya mulai belajar bergaul dengan anak normal lainnya. Sang ayah masih belum bisa menerima sepenuhnya kehadiran buah hatinya. Lantaran merasa kecewa dan malu, belum lagi jika ada rekan kerja yang sering berkunjung kerumah. Orang tua RN sempat mengurangi sosialisasi dengan tetangga lantaran belum mampu menghadapi keadaan anaknya. Tanggapan beberapa tetangga mensuport namun ada yang menggunjing dibelakang. Menurut hasil wawancara dengan pengurus sekolah bahwasanya RN kurang bisa bersosialisasi dengan baik disekolah, ia cenderung diam dan minder. Menurut pihak sekolah hal ini disebabkan karena kurangnya pengertian dan perhatian orang tua yang tidak maksimal pada RN.

Orang tua yang bisa menerima anaknya akan menempatkan anaknya pada posisi penting dalam keluarga dan mengembangkan hubungan emosional yang hangat dengan anak. Semium (2008), mengemukakan bahwa orang tua yang menerima anak harus dengan sebagaimana adanya dan membantunya belajar bagaimana caranya ia hidup dengan cacat fisiknya. Efendi (2006), juga menambahkan penerimaan bukan hanya dengan rasa belas kasihan saja karena memiliki keterbatasan, melainkan lebih dari itu perhatian yang besar terhadap keberadaan dan potensinya yang perlu dikembangkan. Ferkuyel (dalam Soemitro, 1994) mengemukakan 3 tugas orang tua yaitu, mengurus keperluan material anak, menciptakan suasana “home” bagi anak, dan tugas pendidikan anak.

(6)

 

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang permasalahan tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana penerimaan orang tua yang memiliki anak tuna ganda.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana penerimaan orang tua yang memiliki anak tuna ganda.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang psikologi, khususnya Psikologi Pendidikan dan Perkembangan, tentang penerimaan orang tua yang memiliki anak tuna ganda.

Selain itu bagi orang tua anak tuna ganda, diharapkan agar lebih dapat menerima kekurangan anak, memberikan kasih sayang dan perhatian khusus, mengikuti tumbuh kembang buah hatinya, serta memberikan dukungan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.

(7)

PENERIMAAN ORANG TUA YANG MEMILIKI

ANAK TUNA GANDA

SKRIPSI

OLEH : IKE TAURISHA

06810177

FAKULTAS PSIKOLOGI

(8)

PENERIMAAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK TUNA GANDA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi

OLEH : IKE TAURISHA

06810177

FAKULTAS PSIKOLOGI

(9)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Penerimaan Orang Tua Yang Memiliki Anak Tuna

Ganda

2. Nama Peneliti : Ike Taurisha

3. Nim : 06810177

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : Mei 2011

7. Tanggal Ujian : 12 Agustus 2011

Malang, 12 Agustus 2011

Pembimbing I Pembimbing II

(10)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji Pada tanggal 12 Agustus 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Cahyaning S, M.Si. ( )

Anggota Penguji : 1. Ari Firmanto, S.Psi. ( )

2. Yudi Suharsono, M.Si. ( )

3. Linda Yani P, M.Si. ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(11)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Ike Taurisha

NIM : 06810177

Fakultas/Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

Penerimaan Orang Tua Yang Memiliki Anak Tuna Ganda

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali

dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan

Hak bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mengetahui Malang, 12 Agustus 2011

Ketua Program Studi Yang menyatakan

(12)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerimaan Orang Tua Yang memiliki Anak Tuna Ganda”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di universitas muhammadiyah malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Tulus Winarsunu, M. Si, selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si dan Ari Firmanto, S. Psi selaku

Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Diana Savitri Hardianti, M. Si, selaku dosen wali kelas D yang telah mendukung

dan memberikan pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang

telah memberikan ilmu kepada penulis, hingga akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Kedua orang tuaku tersayang yang selalu memberikan do’a, dukungan dan kasih

sayang sehingga penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, dan ini adalah persembahan untuk beliau.

6. Kakak dan adikku “ Tutik, Ratih, Millenia dan Rama” yang juga telah

memberikan semangat dan selalu menghibur penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. “Taufik” yang selalu memberikan dukungan dan selalu menghibur penulis,

(13)

8. Sahabatku “JEMARI”, Sukmi, Zulfa, Devy, dan Ilmi yang telah memberikan dukungan, selalu bersama dan selalu membantu, canda tawa kalian takkan terlupakan.

9. Teman-teman Fakultas Psikologi Kelas angkatan 2006, khususnya kelas D

terimakasih atas kebersamaan yang pernah kita lalui bersama selama kuliah.

10. Teman-teman bimbinganku “Nurul, Retno, Siska, Riza, Erma, Ida, Marta, Lastri,

dan lain-lain”, yang saling mendukung satu sama lain selama menyelesaikan skripsi.

11. Teman-teman Kosku “Niha, Adhe, Sari, Dhika” yang selalu mendukung dan

menghibur penulis selama menyelesaikan skripsi.

12. Keempat subjek atas kerjasamanya dalam membantu penelitian ini, memberikan

informasi dan data yang diperlukan peneliti.

Penulis menyadari tidak ada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Malang, 12 Agustus 2011 Penulis

(14)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa Anak-anak ... 7

1. Pengetian masa anak-anak ... 7

2. Ciri-ciri masa anak-anak ... 7

3. Tugas perkembangan masa anak-anak ... 9

B. Tuna Ganda ... 10

1. Pengertian tuna ganda ... 10

2. Penyebab tuna ganda ... 10

3. Klasifikasi tuna ganda ... 11

4. Kebutuhan-kebutuhan tuna ganda ... 12

C. Penerimaan Orang Tua ... 12

1. Pengertian Penerimaan ... 12

2. Bentuk penerimaan orang tua ... 13

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan orang tua ... 15

(15)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ... 18

B. Batasan Istilah ... 18

C. Subyek Penelitian ... 19

E. Metode Pengumpulan Data ... 19

F. Tahap-tahap Penelitian ... 20

G. Teknik Analisa Data ... 21

H. Uji Keabsahan Data ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ... 24

1. Identitas subyek penelitian ... 24

2. Deskripsi anak pada masing-masing pasangan. ... 24

B. Deskripsi Data ... 26

C. Analisis Data ... 38

D. Pembahasan ... 45

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 4.1 : Deskripsi identitas subjek penelitian ... 24

Tabel 4.2 : Gambaran penerimaan subjek MA ... 39

Tabel 4.3 : Gambaran penerimaan subjek SB ... 40

Tabel 4.4 : Gambaran penerimaan subjek AN ... 42

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

Lampiran A ... 55

Lampiran B ... 60

Lampiran C ... 62

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Dariyo, A. (2007). Psikologi perkembangan anak tiga tahun pertama. Bandung : PT Refika Aditama

Darling, R.B. & Darling, J. (1982). Children who are different meeting the challenges of birth defects in society. London : C.V. Mosby Company.

Delphie, B. (2006). Pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Bandung : Aditama.

Desmita. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Efendi, M. (2006). Pengantar psikopedagogik anak berkelainan. Jakarta : Bumi Aksara.

Faklutas Psikologi UMM. (2010). Pedoman penulisan skripsi. Malang: Fakultas Psikologi UMM.

Farza, R.F. (2008). Proses penerimaan orang tua terhadap anak yang menderita cerebral palsy (Cp). Skripsi Malang Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Haber, A. & Ruyon, R.P. (1984). Psychology of adjustment. Illinois : The Dorsey Press.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta : Erlangga.

---. (1992). Psikologi perkembangan anak. jilid 2, Edisi Keenam. Alih Bahasa: dr. Med. Meitasari Tjandrasa. Jakarta : Erlangga.

Mappiarare, A. (1983). Psikologi orang dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.

Moleong, L.J. (2005). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Munandar, U. (2001). Psikologi perkembangan pribadi dari bayi sampai lanjut usia. Jakarta : UI Press.

Nazir, M. (2005). Metode penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Ningrum, D.P. (2007). Pengaruh penerimaan orang tua terhadap penyesuaian diri

anak tuna rungu di sekolah. Skripsi Semarang Fakultas Ilmu Pendidikan

(19)

Papalia, D.E. (2008). Human development. Jakarta : Prenada Media Group.

Poenix, T.P. (2007). Kamus besar bahasa indonesia. Edisi Terbaru. Jakarta : Pustaka Poenix.

Rakhmat, J. (2007). Psikologi komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Rohner, R.P., Khaleque, A. & Cournoyer, D.E. (2007). Introduction to parental acceptance-rejection theory, methods, evidence and implications. University of Connecticut.

Semium, Y. (2006). Kesehatan mental 2. Yogyakarta : Kanisius.

Shaffer, D.R. (2005). Social and personality development. Fifth Edition. America : Thomson.

Skinner, E., Johnson, S. & Snyder, T. (2005). Six dimentions of parenting: A motivational model. Journal of Psychology, Vol. 5, No. 2

Soemitro, P. (1994). Cacat ganda dan pengentasannya. Bandung : Yayasan Bhakti Mitra Utama.

Somantri, S. (2006). Psikologi anak luar biasa. Bandung : PT Refika Aditama.

Sugiyono. (2008). Memahami penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Vasta, R., Miller, S.A. & Ellis, S. (2004). Child psychology. Fourth Edition. America : Wiley.

Warren, M.A., Kaminski, P.L, Durrant, S.L. & Bayer, N. (2004). Parent-child interactions with adhd children: parental empathy and child adjustment. Canada : ERIC/CASS.

Referensi

Dokumen terkait

Diberikan suatu fenomena penentuan kadar biskuit, peserta didik mampu mengetahui kelayakan biskuit berdasarkan hasil percobaan menggunakan analisis gravimetri  penguapan

Suhu optimal proses SFS adalah 38°C, yang merupakan perpaduan suhu optimal hidrolisis (45–50°C) dan suhu optimal fermentasi (30°C). Proses SFS memiliki keunggulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi terbaik hidrolisis enzim yaitu pada konsentrasi enzim selulase 5% v/v selama 12 jam pada hidrolisat asam sulfat 1%

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penanganan ikan tongkol segar dengan penambahan hancuran es 1:4 (25% bb) yang menghasilkan suhu ± 18 0

Pengembangan produk yang sesuai dengan keinginan pasar merupakan syarat mutlak untuk suatu perusahaan dalam bersaing dipasar, dalam dunia persaingan pasar dewasa ini

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1)Pengaruh tripton dan arang aktif pada pembesaran kecambah anggrek Phalaenopsis menunjukkan pengaruh yang nyata

Pada hasil partisipasi aktif siswa, siswa telah berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran dan keaktifan siswa pada proses pembelajan berlangsung dapat dilihat

Dari output diatas dapat diketahui nilai t hitung = 13,098 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0.05 maka H0 ditolak, yang berarti Terdapat pengaruh positif