• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh harga, lokasi dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen (studi pada Biji Hitam Coffe Berastagi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh harga, lokasi dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen (studi pada Biji Hitam Coffe Berastagi)"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Dian Hartati Lubis (Universitas Sumatera Utara, 2012) dalam Skripsi dengan Judul “Pengaruh Harga, Lokasi, Produk dan Gaya Hidup terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Coffee Cangkir Dr.Mansyur Medan”.

Nadhila Yasmin Qaishum Alim (Universitas Sumatera Utara, 2013) dalam Skripsi dengan Judul “Pengaruh Produk, Harga, dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi kasus di Kuede Kupie Ulee Kareng & Gayo). Murniati (Universitas Sumatera Utara, 2014) dalam skripsi dengan judul “

Analisis Pengaruh Harga, Lokasi, dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ( Studi Pada Music Coffe jl. Dr Mansyur Medan)”. Rosvita (Universitas Diponegoro, 2010) dalam skripsi dengan judul “ Analisis

(2)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Amir, M. Taufiq, 2005. Dinamika Pemasaran, PT Raja Grafindo. Jakarta Erlina, 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.

Hansan, Ali. 2008. Marketing. Yogyakarta: Media Persindo.

Herjanto, Eddy. 2004. Manajemen produksi dan operasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kartajaya, Hermawan, 2002. Kartajaya on Marketing, Edisi Pertama, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kotler, Philip.2002. Manajemen Pemasaran, edisi milenium, Jilid 1, PT Prenhalindo, Jakarta

Kotler, Philip dan Gray Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip, 2007. Manajemen Pemasaran, Jilid Satu, Edisi Keduabelas , Indeks, Jakarta.

Kotler, Philip dan Gray Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, jilid 2, edisi ke-8. Jakarta: penerbit Erlangga.

Kotler, Philip dan Garry Amstrong, 2012. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta.

Kurniawan, Robert dan Budi Yuniarto, 2016. Analisis Regresi, Kencana, Jakarta. Ma’ruf, Handri, 2005. Pemasaran Ritel, Gramedia Pustaka, Jakarta.

Mowen, John C dan Michael Minor, 2002. Perilaku Konsumen. Edisi Kelima. Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Saladin, 2003. Manajemen Pemasaran, Jakarta.

Setiadi, Nugroho. J, 2003. Prilaku Konsumen, Edisi 1. Kencana, Jakarta.

Simamora, Bilson, 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Siregar, Ir. Syofian, 2016. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabet.

Sujarweni, V. Wiratna, 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Pustaka Baru Press, Yogyakarta.

Suliyanto, 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. ANDI, Yogyakarta.

Sumarwan, Ujang dan Lolita Krisnawati, 2003. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Supranto,J dan Nanda limakrisna. 2007. Prilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Tjiptono, Fandy, 2005. Pemasaran Jasa, Bayu Media, Malang.

Utami, Christina Widya. 2012. Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat.

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Adapun bentuk penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:100). Adapun yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu harga, lokasi, serta gaya hidup dan variabel dependen yaitu keputusan pembelian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:13), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

(4)

Penelitian ini dilakukan di Biji Hitam yang berlokasi di jalan kolam no.32 Berastagi. Berada dekat dengan Smp Negri 2 Berastagi dan Hotel Sinabung. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga Maret 2017.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Biji Hitam Coffe

Berastagi. Dari data yang diambil di Biji Hitam Coffe Berastagi mulai bulan Juli-Oktober 2016, maka didapat rata-rata pengunjung adalah 1.360 orang setiap bulannya.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan sistem simple random sampling

karena penelitian menganggap populasi penelitian ini bersifat homogen. Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan tingkat presisi 10% besaran yang diambil dari populasi yang berjumlah 1360 orang, dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel. Rumus Slovin (Umar, 2008:78), yaitu:

n= � �()²+1

Keterangan : N : Populasi n : Sampel

d : Presisi (digunakan 10% atau 0,1)

Dengan demikian, besar sampel yang diperlukan adalah : n= 1360

(5)

n=1360 14.6

n=93.15

Jadi, jumlah sampel yang akan diteliti adalah 93.15 responden dan dibulatkan menjadi 100 responden.

3.4 Hipotesis

Hipotesis merupaka jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun daam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012:93). Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan penulis, maka hipotesis penelitian ini adalah :

1. H1 : Ada pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi.

H0 : Tidak ada pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi.

2. H2 :Ada pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi.

H0 : Tidak ada pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi.

3. H3 : Ada pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi.

H0 : Tidak ada pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi.

(6)

H0 : Tidak ada prngaruh harga, lokasi dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi

3.5 Defenisi operasional

Defenisi operasional variabel bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel dari suatu faktor berkaitan dengan faktor lain. Pada penelitian ini variabel penelitiannya, adalah:

1. Harga (X1)

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah nilai yang ditukarkan konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk yang ditawarkan di Biji HitamcoffeBerastagi. Indikator harga menurut Stanton (Rosvita, 2010) adalah:

a. Keterjangkauan harga

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk c. Harga bersaing

2. Lokasi (X2)

Lokasi adalah suatu tempat berlangsungnya kegiatan usaha Biji HitamcoffeBerastagi.Berdasarkan faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi (Tjiptono, 2004), maka indikator lokasi adalah:

a. Lokasi mudah dijangkau

(7)

d. Kenyamanan dan keamanan lingkungan 3. Gaya Hidup (X3)

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Indikator gaya hidup (sumarwan, 2002) adalah:

a. Aktivitas b. Minat c. Opini

4. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah keinginan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan di Biji Hitam coffeBerastagi. Berdasarkan proses pengambilan keputusan konsumen (Sangadji dan Sopiah, 2013), maka indikator keputusan pembelian adalah:

a. Pengenalan Masalah b. Pencarian Informasi c. Evaluasi Alternatif d. Keputusan Pembelian e. Perilaku Pascapembelian

Tabel 3.1

Defenisi Operasionalisasi Variabel

No Variabel Defenisi Indikator Skala

(8)

1 Harga (X1) pada pola lalu lintas konsumen dan 3. Area parkir yang

luas

(9)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu ataupun perseorangan. Adapun data primer yang digunakan adalah Kuisioner. Kuisioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atau daftar pertanyaan tersebut. Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kepada pengunjung Biji Hitam.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau puun oleh pihak lain. Adapun data sekunder yang digunakan peneliti adalah:

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

b. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

(10)

Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur tanggapan subjekyang berupa sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok kejadian tentang kejadian atau gejala sosial ke dalam 5 poin skala interval yang sama (Erlina, 2011:51). Adapun penentuan skor dari setiap pernyataan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Instrumen Skala Likert

No Keterangan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber : Sugiyono, (2012 : 133)

3.8 Teknik analisi data

Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

3.8.1 Uji Instrumen

Untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua macam pengujian, yaitu : uji validitas dan uji reliabilitas.

3.8.1.1 Uji Validitas

(11)

butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan atau pernyataan dalam mendefinisikan variabel. Langkah selanjutnya adalah secara statistik, angka korelasi yang diperoleh dengan melihat tanda bintang pada hasil skor total, atau membandingkaan dengan angka bebas korelasi nilai r yang menunjukkan valid. Pada penelitian ini uji validitas akan dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 21,0. Untuk menentukan nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel r produk momen. Kriteria penilaian uji validitas adalah :

1. Apabila r hitung > r tabel, maka item kuesioner tersebut valid.

2. Apabila r hitung< r tabel, maka dapat dikatakan item kuesioner tidak valid. 3.8.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula (Siregar, 2016 : 173). Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel akan dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 21,0. Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah :

1. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikan 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliabel atau terpercaya.

2. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikan 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliabel atau tidak terpercaya.

(12)

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.8.2.1 Uji Normalitas

Menurut Suliyanto (2011:69), uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distadarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Pengambilan kesimpulan untuk menentukan apakah suatu data mengikuti distribusi normal atau tidak adalah dengan menilai signifikannya. Jika signifikan > 0,05 maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka variabel tidak berdistribusi normal (Ghozali dalam Sujarweni, 2015:225).

3.8.2.2 Uji Multikolonieritas

(13)

Menurut Kurniawan dan Yuniarto (2016:186–187), heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dengan pola scatterplot, regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas jika:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data tidak berpola.

Jika titik-titik data tidak terdapat pola yang jelas dan menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, dapat disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas.

3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisa kuantitatif. Dimana mencapai tujuan pertama yaitu menganalisis pengaruh harga, lokasi dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian di Biji Hitam Coffe Berastagi dengan menggunakan analisis regresi berganda (Multiple regresional analisis).

(14)

pengolahan dari data yang telah dikumpulkan, kemudian output hasil pengolahan tersebut di interpretasikan akan dilakukan analisis terhadapnya. Setelah dilakukan analisis barulah kemudian diambil sebuah kesimpulan sebagai hasil dari penelitian.

Regresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Pada regresi berganda terdapat satu variabel terikat dan lebih dari satu variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah keputusan pembelian di Biji Hitam Coffe Berastagi, sedangkan yang menjadi variabel bebas adalahharga, lokasi dan gaya hidup. Model hubungan keputusan pembelian dengan variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e Dimana :

Y : Keputusan pembelian a : Konstanta

b : Koefisien regresi X1 :Harga

X2 : Lokasi X3 Gaya Hidup e : Error term 3.8.4 Uji Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan regresi linier berganda. Adapun cara yang digunakan untuk menganalisis,yaitu :

(15)

Menurut Ghozali dalam Sujarweni (2015 : 229), uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Apabila nilai probalitas signifikan lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Adapun kriteria adalah :

1. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. 3.8.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji – f)

Menurut Sujarweni (2015 : 228), signifinan model regresi secara simultan diuji dengan melihat nilai signifikan (sig) di mana jika nilai sig di bawah 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun kriteria adalah :

1. Jika f hitung > f tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2. Jika f hitung < f tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

3.8.4.3 Koefisien Determinasi (R2)

(16)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perushaan

4.1.1 Sejarah Singkat Biji Hitam Coffe Berastagi

(17)

niatan adiknya, karena ilmu yang dimiliki sang adik pada saat menjadi barista dapat diaplikasikan untuk membuka usaha sendiri.

Hingga pada akhirnya berdirilah Biji Hitam Coffe Berastagi yang fokus utamanya bergerak dibidang kopi dengan mengusung “Manual Brewing” sebagai senjata penarikan konsumen, kebetulan sekali Manual Brewing ditanah karo belum menjadi hal yang awam. Sebuah perjudian dengan tehnik penjaringan konsumen yang tepat, karena kekhususan dari manual brewing cukup berhasil mengundang orang datang dengan sejuta penasarannya. Selain manual brewing yang notebennya menghasilkan kopi hitam , Biji Hitam Coffe juga menjual produk lain baik itu jenis minuman kopi yang dicampur dengan susu seperti coffe latte, cappucino, dll. Ada juga produk minuman non kopi seperti green tea, hot chocolate, Milkshake, dll. Karena tak semua orang bisa menerima rasa kopi yang diseduh secara manual atau biasa disebut manual brewing.

4.1.2 Logo Biji Hitam Coffe

(18)

Sumber: Biji Hitam Coffe Berastagi 2016 4.1.3 Struktur Organisasi Biji Hitam Coffe

Struktur Organisasi sangat dibutuhkan oleh suatu perusahaan.Pentingnya struktur organisasi pada Biji Hitam Coffe adalah untuk membina kekompakan dalam tim serta membagikan tugas kepada masing-masing departemen. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja dalam pengambilan keputusan sehinggaa memberikan petunjuk tentang pemberian tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap karyawan.

(19)

Pimpinan tertinggi atas segala kegiatan yang terjadi di cafe. Adapun tugas ownermembuat rencana kerja Biji Hitam Coffe untuk kedepannya. Bertanggung jawab atas kegiatan operasional sehari-hari cafe.

2. Chef

Adapun tugas dan tanggung jawab adalah Mengatur, membuat makanan dan mengerjakan seluruh tugas-tugas dapur, khususnya dalam proses pengadaan dan pengolahan makanan sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.

3. Barista

Adapun tugas dan tanggung jawab adalah menyajikan minuman kepada konsumen.

4. Server

Adapun tugas dan tanggung jawab adalah mengambil pesanan makanan dan minuman dari dapur dan menghidangkannya kepada tamu yang memesannya. Membersihkan dan merapikan meja dan kursi, mengatur dan menyusunnya kembali seperti semula, serta menyimpulkan kembali daftar menu pada tempatnya dengan rapi.

4.2 Penyajian Data

(20)

4.2.1 Deskripsi Identitas Responden

Para responden yang telah melakukan pengisian kuesioner kemudian akan diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, lama bekerja, dan bidang pekerjaan. Adapun penyajian data mengenai identitas responden ini dilakukan untuk mengetahui gambaran karakteristik responden secara umum.

Tabel 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Kategori Jumlah Persentase

1 Laki-laki 60 60%

2 Perempuan 40 40%

Jumlah 100 100%

Sumber: Hasil pengolahan data, 2017

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa banyaknya jumlah responden didominasi oleh kansumen laki-laki. Dapat diketahui bahwa responden berjenis kelamin laki-laki yaitu berjumlah 60 orang (60%). Hal tersebut disebabkan karena laki-laki lebih suka berkumpul dan menghabiskan wktu bersama teman-temannya.

Tabel 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Usia

No. Kategori Jumlah Persentase

1 17-23 tahun 51 51%

2 24-30 tahun 39 39%

3 ≥ 31 tahun 10 10%

Jumlah 100 100%

Sumber: Hasil pengolahan data, 2017

Berdasarkan tabel 4.2 responden terbanyak di Biji Hitam Coffe berusia 17-23 tahun sebanyak 51 orang (51%). Hal tersebut dikarenakan pada usia tersebut konsumen lebih menyukai fast fooddan juga dipengaruhi oleh terjadinya perubahan life style konsumen yang cenderung menyukai menghabiskan waktu diluar rumah untuk sekedar berkumpul bersama kelompoknya.

Tabel 4.3

(21)

No. Kategori Jumlah Persentase

1 Pelajar/Mahasiswa 40 40%

2 wiraswasta 14 14%

3 Pegawai Negeri 15 15%

4 Pegawai Swasta 9 9%

5 Lainnya 22 22%

Jumlah 100 100%

Sumber: Hasil pengolahan data, 2017

Berdasarkan tabel 4.2 diatas responden terbanyak adalah pelajar/mahasiswa sebanyak 40 orang (40% ). Hal ini dikarenakan harga sesuai dengan kantong pelajar atau pun mahasiswa serta lokasi yang dekat dengan sekolahan.

Tabel 4.4

Identitas Responden Berdasarkan jumlah berkunjung No Kategori Jumlah Persentase

1 1 kali 19 19%

2 2 kali 22 22%

3 ≥3 kali 59 59%

Jumlah 100 100%

Sumber: Hasil pengolahan data, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa frekuensi jumlah berkunjung terbanyak lebih dari 3 kali sebesar 59 orang (59%). Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Biji Hitam Coffe Berastagi memiliki tingkat kepuasan yang cukup tiggi sehingga melakukan pembelian ulang di Biji Hitam Coffe Berastagi.

(22)

Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebar, diperoleh deskripsi data mengenai harga yang akan dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.5

Distribusi tanggapan responden mengenai harga makanan/minuman di Biji Hitam Coffe terjangkau

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 37 37%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.5 yang merupakan tanggapan responden mengenai harga makana/minuman di Biji Hitam Coffe terjangkau adalah sebanyak 58 orang dengan jumlah persentase 58 % responden setuju dan 37 orang dengan jumlah persentase 37% reponden sangat setuju bahwa makana/minuman di Biji Hitam Coffe terjangkau. Sisanya 5 orang dengan jumlah persentase 5% menjawab kurang setuju bahwa bahwa makana/minuman di Biji Hitam Coffe terjangkau.

Tabel 4.6

Distribusi tanggapan responden mengenai harga makanan/minuman di Biji Hitam Coffe bervariasi sesuai dengan jenisnya

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 45 45%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

(23)

terhadap harga makanan/minuman di Biji Hitam Coffe bervariasi sesuai dengan jenisnya

Tabel 4.7

Distribusi tanggapan responden mengenai harga makanan/minuman yang ditawarkan Biji Hitam Coffe sesuai dengan kualitas

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 46 46%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju yaitu 52 orang (52%). Hal ini menunjukkan harga makanan/minumam di Biji hitam Coffe sesuai dengan kualitas yang diberikan kepada konsumen.

Tabel 4.8

Distribusi tanggapan responden mengenai harga makanan/minuman yang ditawarkan Biji Hitam Coffe sesuai dengan hasil yang diinginkan

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 44 44%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 50 orang (50%). Hal ini menunjukkan bahwa harga makanan/minuman di Biji Hitam Coffe sesuai dengan hasil yang diinginkan oleh konsumen.

Tabel 4.9

(24)

No. Keterangan Jumlah Persentase

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 52 orang (52%). Hal ini menunjukkan harga Biji Hitam Coffe dapat bersaing secara kompetitif dengan menawarkan harga yang seimbang dengan harga produk saingannya.

Tabel 4.10

Distribusi tanggapan responden mengenai harga makanan/minuman yang ditawarkan Biji Hitam Coffe lebih ekonomis

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 38 38%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 54 orang (54%). Hal ini menunjukkan harga produk Biji Hitam coffe lebih murah dibanding dengan produk pesaing didaerahnya.

4.2.2.2 Deskripsi Data Variabel Lokasi(X2)

Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebar, diperoleh deskripsi data mengenai lokasi yang akan dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.11

(25)

No. Keterangan Jumlah Persentase

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 56 orang (56%). Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan lokasi Biji Hitam Coffe sudah tepat dan mudah dijangkau oleh para konsumen.

Tabel 4.12

Distribusi tanggapan responden mengenai akses jalan menuju Biji Hitam Coffe dilewati oleh kendaran umum

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 26 26%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 66 orang (66%). Hal ini menunjukkan bahwa lokasi Biji Hitam Coffe dilalui oleh kendaraan umum, yang memberikan kemudahan kepada konsumen untuk berkunjung ke Biji Hitam Coffe.

Tabel 4.13

(26)

No. Keterangan Jumlah Persentase

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa responden yang memilih kurang setuju 58 orang (58%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab kurang setuju terhadap lokasi Biji Hitam Coffe yang terletak dipusat keramaian karena berada di lingkungan perumahan.

Tabel 4.14

Distribusi tanggapan responden mengenai letak Biji Hitam Coffe berada didekat fasilitas umum

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 6 6%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 50 orang (50%). Hal ini menunjukkan bahwa responden setuju bahwa lokasi yang di pilih Biji Hitam Coffe berada didekat fasilitas umum.

Tabel 4.15

(27)

No. Keterangan Jumlah Persentase

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 74 orang (74%). Hal ini menunnjukkan bahwa lahan parkir di Biji Hitam Coffe tidak begitu luas bagi konsumen. Konsumen menginginkan area parkir konsumen untuk memberikan kemudahan untuk memarkirkan kendaraan mereka.

Tabel 4.16

Distribusi tanggapan responden mengenai area parkir yang luas membuat nyaman konsumen

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 7 7%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa responden yang memilih kurang setuju 51 orang (51%). Hal ini menunjukkan bahwa kenyamanan konsumen tidak bergantung pada luasnya lahan parkir yang diberikan Biji Hitam Coffe.

Tabel 4.17

(28)

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 27 27%

2 Setuju 66 66%

3 Kurang Setuju 7 7%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 66 orang (66%). Hal ini menunjukkan bahwa penetapan lokasi Biji Hitam Coffe merupakan lokasi yang nyaman bagi konsumen sehingga konsumen dapat leluasa menghabiskan waktu diasana.

Tabel 4.18

Distribusi tanggapan responden mengenai Biji Hitam Coffe memiliki tingkat keamanan yang tergolong aman

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 27 27%

2 Setuju 56 56%

3 Kurang Setuju 17 17%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 100 100%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.18 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 56 orang (56%). Hal ini dikarenakan oleh lingkungan lokasi di Biji Hitam Coffe memiliki tingkat keamanan yang cukup baik, sehingga konsumen merasa aman memarkirkan kendaraan mereka

(29)

Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebar, diperoleh deskripsi data mengenai gaya hidup yang akan dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.19

Distribusi tanggapan responden mengenai saya berkunjung keBiji hitam coffe karena melihat lingkungan sekitar

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 18 18%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 63 orang (63%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa mereka berkunjung ke Biji Hitam Coffe karena mengikuti trend yang ada dilingkungan tersebut.

Tabel 4.20

Distribusi tanggapan responden mengenai saya berkunjung ke Biji hitam Coffe karena saya sering melakukan aktivitas di café

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 17 17%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

(30)

aktivitas di Biji Hitam Coffe seperti berkumpul dengan teman, berkencan dengan pacar, dan melakukan pertemuan bisnis.

Tabel 4.21

Distribusi tanggapan responden mengenai saya datang ke biji Hitam Coffe karena keinginan saya

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 37 37%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 62 orang (62%). Hal ini menunjukakn bahwa hampir seluruh responden setuju bahwa mereka berkunjung ke Biji Hitam Coffe karena keinginan mereka sendiri.

Tabel 4.22

Distribusi tanggapan responden mengenai saya berkunjung ke Biji Hitam coffe karena memiliki ketertarikan sendiri dibanding cafe lain

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 37 37%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

(31)

Tabel 4.23

Distribusi tanggapan responden mengenai Biji Hitam Coffe merupakan tempat yang cocok untuk bersantai/nongkrong

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 45 45%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.23 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 53 orang (53%). Hal ini menujukkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa suasana cafe Biji Hitam Coffe memiliki suasana yang nyaman untuk berkumpul bersama para sahabat.

Tabel 4.24

Distribusi tanggapan responden mengenai saya berkunjung ke Biji hitam coffe karena memiliki pendapat baik tentang cafe ini

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 35 35%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

(32)

4.2.2.4 Deskripsi Data Variabel Keputusan Pembelian(Y)

Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner yang telah disebar, diperoleh deskripsi data mengenai keputusan Pembelian yang akan dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.25

Distribusi tanggapan responden mengenai saya berkunjung ke Biji Hitam coffe untuk memenuhi kebutuhan

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 6 6%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.25 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 51 orang (51%). Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden berkunjung ke biji hitam untuk memenuhi kebutuhannya.

Tabel 4.26

Distribusi tanggapan responden mengenai Makanan/minuman di Biji Hitam Coffe sesuai selera saya

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 20 20%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

(33)

Tabel 4.27

Distribusi tanggapan responden mengenai mencari informasi mengenai Biji Hitam Coffe dari orang lain

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 14 14%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.27 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 64 orang (64%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapat informasi mengenai Biji Hitam Coffe dari orang-orang sekitar atau pun orang yang telah berkunjung lebih dulu kesana.

Tabel 4.28

Distribusi tanggapan responden mengenai mencari informasi lebih lanjut mengenai Biji hitam Coffe dari jejaring Sosial (instagram, twitter, facebook)

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 15 15%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

(34)

Tabel 4.29

Distribusi tanggapan responden mengenai Biji Hitam Coffe adalah salah satu alternatif saya dalam berkunjung ke café

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 20 20%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.29 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 74 orang (74%). Hal ini menunjukkan bahwa Biji Hitam Coffe adalah salah satu cafe yang menjadi pilihan responden dalam berkunjung ke cafe.

Tabel 4.30

Distribusi tanggapan responden mengenai saya melakukan evaluasi terhadap cafe-cafe yang ada di Berastgai sebelum saya memilih Biji Hitam Coffe

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 30 30%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

(35)

Tabel 4.31

Distribusi tanggapan responden mengenai melakukan pembelian makanan/minuman yang ada di Biji Hitam Coffe

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 33 33%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.31 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 64 orang (64%). Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh responden setuju bahwa melakukan pembelian makana/minuman di Biji Hitam Coffe setelah melakukan berbagai evaluasi ataupun pencarian.

Tabel 4.32

Distribusi tanggapan responden mengenai merasa yakin dengan keputusan pembelian di Biji Hitam di Biji Hitam Coffe

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 36 36%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

(36)

Tabel 4.33

Distribusi tanggapan responden mengenai saya bersedia berkunjung kembali ke Biji Hitam Coffe

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 48 48%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.33 dapat dilihat bahwa responden yang memilih setuju 51 orang (51%). Hal ni menunjukkan bahwa hampir seluruh responden akan berkunjung kembali ke Biji Hitam Coffe karena merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.

Tabel 4.34

Distribusi tanggapan responden mengenai saya merekomendasi untuk berkunjung ke Biji Hitam Coffe

No. Keterangan Jumlah Persentase

1 Sangat Setuju 53 53%

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

(37)

4.3 Analisis Data 4.3.1 Uji Instrumen 4.3.1.1 Uji Validitas

Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2016 : 162). Uji validitas adalah tingkat keandalan alat ukur yang digunakan. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan atau pernyataan dalam mendefinisikan variabel. Langkah selanjutnya adalah secara statistik, angka korelasi yang diperoleh dengan melihat tanda bintang pada hasil skor total, atau membandingkaan dengan angka bebas korelasi nilai r yang menunjukkan valid. Kriteria penilaian uji validitas adalah :

3. Apabila r hitung > r tabel, maka item kuesioner tersebut valid.

4. Apabila r hitung< r tabel, maka dapat dikatakan item kuesioner tidak valid. Tabel 4.35

Hasil Uji Validitas

Variabel pernyataan rhitung rtabel keterangan

HARGA

P1 0,718 0,196 Valid

P2 0,762 0,196 Valid

P3 0,749 0,196 Valid

P4 0,749 0,196 Valid

P5 0,728 0,196 Valid

P6 0,697 0,196 Valid

LOKASI

P7 0,670 0,196 Valid

(38)

P9 0,667 0,196 Valid

P10 0,701 0,196 Valid

P11 0,642 0,196 Valid

P12 0,641 0,196 Valid

P13 0,654 0,196 Valid

P14 0,707

0,196

Valid

GAYA HIDUP

P15 0,629 0,196 Valid

P16 0,632 0,196 Valid

P17 0,598 0,196 Valid

P18 0,568 0,196 Valid

P19 0,588 0,196 Valid

P20 0,661 0,196 Valid

KEPUTUSAN PEMBELIAN

P21 0,739 0,196 Valid

P22 0,707 0,196 Valid

P23 0,742 0,196 Valid

P24 0,744 0,196 Valid

P25 0,693 0,196 Valid

P26 0,727 0,196 Valid

P27 0,697 0,196 Valid

P28 0,723 0,196 Valid

P29 0,712 0,196 Valid

P30 0,735 0,196 Valid

(39)

Tabel 4.35 menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai nilai probabilitas < 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid sehingga kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sudah tepat sebagai alat ukur penelitian.

4.3.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu pengukuran dapat menunjukkan akurasi dan konsistensi butiran pernyataan dengan menggunakan pengukuran Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai lebih besar dari 0,6. Adapun hasil uji reliabilitas instrumen pada Biji Hitam Coffe Berastagi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.36 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel

Cronbach’s

Alpha

Keterangan

1 Harga 0,769 Reliabel

2 Lokasi 0,699 Reliabel

3 Gaya Hidup 0,656 Reliabel

4 Keputusan Pembelian 0,749 Reliabel Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

(40)

4.3.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan analisis regresi linier berganda, maka salah satu syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu adalah terpenuhinya asumsi klasik, yaitu data berdistibusi normal, tidak adanya multikolinieritas, tidak terjadi heteroskedasitas. Berikut ini merupakan pengujian asumsi klasik pada model regresi:

4.3.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independennya memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafikpenyebaran data dengan menggunakan grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual:

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

(41)

garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji kolmogrov smirnov sebagai berikut:

Tabel 4.37

Uji Kolmogrov Smirnov

Berdasarkan tabel 4.37 diatas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig (2 tailed) sebesar 0,200.Hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig (2-tailed) 0,200 > 0.05.

4.3.2.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variable independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. multikolonieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai TOL (Tolerance) dan VIF (Variance Inflation Factor) dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai TOL lebih dari 0,1 maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolonieritas.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 2,59764915

Most Extreme Differences Absolute ,072

Positive ,072

Negative -,061

Test Statistic ,072

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

(42)

Tabel 4.38

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Dari tabel 4.38 diatas diketahui bahwa variabel harga memiliki nilai tolerance 0,846 dan VIF sebesar 1,182. Lokasi memiliki nilai tolerance 0,822 dan VIF sebesar 1,216. Sedangkan gaya hidup memiliki nilai tolerance 0,770 dan VIF sebesar 1,299. Hal ini menunjukkan bahwa setiap variabel memiliki nilai tolerance> 0,1 dan VIF < 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini.

4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas

(43)

Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Gambar 4.3 diatas menunjukkan bahwa titik-titik (poin-poin) menyebar secara acak dan tidak menunjukkan pola tertentu.Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga layak dipakai.

4.3.3 Analisis Regresi Linier Berganda

(44)

Tabel 4.39

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan regresi yang terbentuk pada uji regresi ini adalah :

Y= 11,955 + 0,253 X1 +0,042 X2 + 0,841 X3 + e

Berdasarkan persamaan diatas dapat diketahui bahwa :

a. Jika semua pada variabel independen dianggap konstan maka nilai keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 11,955 dengan standar error (e) tetap dan tidak berubah.

b. Nilai koefisien regresi harga sebesar 0,253 bernilai positif mempunyai arti bahwa jika kesesuaian harga semakin baik, maka keputusan pembelian akan meningkat.

c. Nilai koefisien regresi lokasi sebesar 0,042 bernilai positif mempunyai arti bahwa jika lokasi semakin baik, maka keputusan pembelian akan meningkat.

(45)

4.3.4 Pengujian Hipotesis 4.3.4.1 Uji T (Uji Parsial)

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Apabila nilai probalitas signifikan lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Adapun kriteria adalah :

3. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. 4. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Tabel 4.40

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.40 diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

(46)

terhadapkeputusan pembelian. Artinya, peningkatan variabel harga dapat meningkatkan keputusan pembelian.

b. Nilai thitung untuk variabel lokasi sebesar 0,411 dengan signifikansi sebesar 0,682. Sedangkan ttabel pada α = 0,05 adalah 1,984. Hal ini menunjukkan bahwa thitung (0,411) < ttabel (1,984) dan tingkat signifikansi 0,682 > 0,05 maka H0 diterima sehingga H2 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa lokasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian pada Biji Hitam Coffe Berastagi. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa lokasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keputusan pembelian.

c. Nilai thitung untuk variabel gaya hidup sebesar 5,888 dengan signifikansi sebesar 0,000. Sedangkan ttabel pada α = 0,05 adalah 1,984. Hal ini menunjukkan bahwa thitung (5,888) > ttabel (1,984) dan tingkat signifikansi 0,000< 0,05 maka H0 ditolak sehingga H3 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gaya hidup berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian pada Biji Hitam Coffe Berastagi. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadapkeputusan pembelian. Artinya, peningkatan variabel gaya hidup dapat meningkatkan keputusan pembelian.

4.3.4.2 Uji F

(47)

melihat nilai signifikan (sig) di mana jika nilai sig di bawah 0,05 maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun kriteria adalah :

3. Jika f hitung > f tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. 4. Jika f hitung < f tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Tabel 4.41 Hasil uji f

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 446,560 3 148,853 21,391 ,000b

Residual 668,030 96 6,959

Total 1114,590 99

a. Dependent Variable: KEPUTUSAN_PEMBELIAN

b. Predictors: (Constant), GAYA_HIDUP, HARGA, LOKASI Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah

Berdasarkan tabel 4.41 diatas dapat dilihat bahwa Fhitung sebesar 21,391 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah 2,70. Maka, Fhitung (21,391) > Ftabel (2,70) dan nilai probabilitas

0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independent (harga, lokasi dan gaya hidup) berpengaruh secara serempak terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian, kebijakan yang baik mengenai harga, lokasi dan gaya hidup dapat meningkatkan keputusan pembelian diBiji Hitam Coffe Berastagi.Namun, apabila salah satu variabel menurun, maka juga dapat menurunkan keputusan pembelian.Hal ini dikarenakan ketiga variabel tersebut berpengaruh secara serempak terhadap keputusan pembelian.

4.3.5 Koefisien Determinasi

(48)

determinasi diantara nol dan satu. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi semakin baik. Nilai Koefisien korelasi (R) memiliki ketentuan sebagai berikut: 0,00 – 0,19 = sangat rendah

Sumber: Hasil penelitian, 2017, data diolah Berdasarkan tabel 4.42 dapat disimpulkan bahwa :

1. Nilaiadjusted R squaresebesar 0,382. Artinya, variabel harga (X1), lokasi (X2) dan gaya hidup (X3) berkontribusi secara bersama-sama sebesar 38,2 % terhadap variabel keputusan pembelian (Y), sedangkan 61,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar model penelitian ini. Dengan demikian, ketiga variabel independen dikatakan cukup berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian pada Biji Hitam Coffe Berastagi.

2. Nilai R = 0,633 berarti hubungan antara variabel harga (X1), lokasi (X2) dan gaya hidup (X3) terhadap variabel keputusan pembelian (Y) sebesar 63,3%. Artinya memiliki hubungan antar variabel yang kuat.

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), GAYA_HIDUP, HARGA, LOKASI

(49)

4.4 Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah diujikan sebelumnya menjelaskan bahwa hasil instrument-instrument data yang dijawab oleh responden untuk mengukur variabel harga, lokasi, dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian adalah valid dan reliabel, sehingga indikator dan item pernyataan pada penelitian ini dapat digunakan di kemudian hari. Hasil tersebut selanjutnya diperoleh bahwa variabel harga, lokasi dan gaya hidup secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, dari hasil kuesioner yang disebar dan dinalisis mayoritas konsumen yang melakukan pembelian di Biji Hitam Coffe Berastagi adalah laki-laki, dan yang berstatus sebagai pelajar/mahasiswa yang berusia 17-23 tahun. Rata-rata konsumen (59%) tersebut melakukan kunjungan (pembelian) di Biji Hitam Coffe Berastagi lebih dari 3 kali.

4.4.1 Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

(50)

Menurut Saladin (2003:95), harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga dapat juga dikatakan penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen. Harga memiliki pengaruh paling utama dalam posisi kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya. Konsumen memandang harga sebagai baik buruknya kualitas produk, terutama jika konsumen harus mengambil keputusan pembelian dengan informasi yang tidak cukup. Maka disimpulkan bahwa harga adalah kemampuan seseorang dalam menilai suatu barang dengan suatu alat ukur rupiah untuk dapat membeli produk yang ditawarkan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dahlina Lubis (2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh Lokasi, Kualitas Produk, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Waroeng Steak And Shake Jl. Dr. Mansyur No. 85 Medan)”. Setelah dilakukan pengujian secara parsial, maka hasil daripenelitian ini menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

4.4.2 Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian

(51)

bahwa Biji Hitam Coffe memiliki Lahan parkir yang luas. Hal ini berarti masih terdapat konsumen yang kurang puas dengan tempat parkir yang disediakan Biji Hitam Coffe. Mengenai hal tersebut Biji Hitam Coffe, diharapkan agar dapat menambah luas area parkir bagi para pengunjung. Tempat parkir yang sempit akan memberikan kesulitan bagi pengunjung untuk memarkirkan kendaraannya. Selain itu perluasan area parkir juga akan berdampak dalam mengurangi kemacetan di sekitar Biji Hitam Coffe.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murniati (2014) yang berjudul “Pengaruh Harga. Lokasi Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Music Coffe Jl. Dr Mansyur Medan)”. Setelah dilakukan pengujian secara parsial, maka hasil daripenelitian ini menunjukkan bahwa variabel lokasi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

4.4.3 Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian

(52)

konsumen berkunjung ke Biji Hitam disebabkan pengaruh gaya hidup yang lagi trend saat ini.

Gaya Hidup merupakan keseluruhan pola hidup seseorang yang di ekspresikan dalam aktifitas, minat, dan opini yang berinteraksi dengan lingkungannya (Hansan, 2008:135). Gaya hidup mempengaruhi segala aspek perilaku konsumsi seseorang, seperti yang dikemukakan (Supranto dan Nanda, 2007:145) bahwa gaya hidup mempengaruhi keputusan pembelian oleh Konsumen.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang pernah dilakukan Dian Hartati Lubis (2012) yang berjudul “Pengaruh Harga, Lokasi, Produk dan Gaya Hidup terhadap Minat Berkunjung Kembali ke Coffee Cangkir Dr.Mansyur Medan”. Setelah dilakukan pengujian secara parsial, maka hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali.

4.4.4 pengaruh Harga, Lokasi dan Gaya hidup terhadap keputusan pembelian

Pengujian secara simultan (uji-F) menunjukkan bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel (21,391 > 2,70). Hal ini menunjukkan bahwa harga, lokasi, dan gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap kepurusan pembelian konsumen pada Biji Hitam Coffe Berastagi sebesar 38,2%.

(53)
(54)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpuan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien regresi linear berganda menunjukkan bahwa pengaruh harga sebesar 0,253 terhadap variabel keputusan pembeliankonsumen pada Biji Hitam Coffe.

2. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien regresi linear berganda menunjukkan bahwa pengaruh lokasi sebesar 0,042 terhadap variabel keputusan pembeliankonsumen pada Biji Hitam Coffe.

3. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien regresi linear berganda menunjukkan bahwa pengaruh gaya hidup sebesar 0,841 terhadap variabel keputusan pembeliankonsumen pada Biji Hitam Coffe.

(55)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian yang dapat diberikan sebagai berikut :

1. Pihak Biji Hitam Coffe harus lebih memperhatikan dan meningkatkan keamanan dan kenyamanan lokasi agar onsumen tertarik terus berkunjung kembali.

(56)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat.Menurut Kotler (2007:7), Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

(57)

2.1.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Menurut Kotler dan Armstrong (2001:98) mengatakan, Marketing Mixadalah campuran dari variabel pemasaran yang dapat dikendalikan (controllable variabels)yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjual

an yang diinginkan dalam pasar sasaran. Marketing Mixterdiri dari 4 (empat) unsur, yaitu:

1. Product(Produk), yaitu merupakan kombinasi barang dan jasa yang perusahaan tawarkan pada pasar sasaran.

2. Price(Harga), yaitu merupakan jumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk mendapatkan produk tersebut.

3. Place (Tempat), yaitu merupakan berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan atau dijual menjadi lebih terjangku dan tersedia bagi konsumen sasaran.

4. Promotion (promosi), yaitu kegiatan perusahan untuk mengkonsumsi dan memperkenalkan produk pada sasaran.

2.2 Harga (Price) 2.2.1Pengertian Harga

(58)

(Kartajaya, 2002:481). Harga merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi, selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Segala keputusan yang menyangkut dengan harga akan sangat mempengaruhi aspek kegiatan suatu usaha baik yang menyangkut kegiatan penjualan ataupun aspek keuntungan yang ingin dicapai oleh suatu lini usaha. Menurut Saladin (2003:95) pengertian harga adalah “sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga dapat juga dikatakan penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen”. Harga memiliki pengaruh paling utamadalamposisi kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya. Karena itu harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Konsumen memandang harga sebagai persepsi tingkatan baik buruknya kualitas produk, terutama jika konsumen harus mengambil keputusan pembelian dengan informasi yang tidak cukup. Maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah kemampuan seseorang dalam menilai suatu barang dengan satuan alat ukur rupiah untuk dapat membeli produk yang ditawarkan. Jadi harga tidaklah sekadar perhitungan biaya-biaya ditambah sejumlah persentase tertentu sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan.

Konsumen sangat mempertimbangkan harga sebelum melakukan keputusan pembelian. Menurut Stanton (dalam Rosvita, 2010), terdapat 4 ukuran harga, yaitu:

a. Keterjangkauan harga

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk c. Daya saing harga

(59)

4.2.2 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Lovelock dan Patterson (Tjiptono, 2005:193) tujuan umum penetapan harga adalah untuk mendukung strategi bauran pemasaran secara keseluruhan. Setiap keputusan mengenai strategi penetapan harga harus didasarkan pada pemahaman secara mendalam atas tujuan spesifik yang ingin perusahaan capai. Ada 3 (tiga) tujuan spesifik penetapan harga, yakni:

1. Tujuan berorientasi pendapata a. Mengejar profit

1) Menghasilkan surplus sebesar mungkin

2) Mencapai tingkat target spesifik, tetapi tidak berusaha memaksimalkan laba

b. Menutup biaya

1) Menutup biaya teralokasi secara penuh (termasuk biaya

overheadinstitusional).

2) Menutup biaya penyediaan satu kategori jasa atau produk tertentu(setelah dikurangi biaya overhead institusional dan segala macam hibah spesifik).

3) Menutup biaya penjualan inkrimental kepada satu pelanggan ekstra. 2. Tujuan berorientasi kapasitas

(60)

3. Tujuan berorientasi pelanggan

a. Memaksimumkan permintaan (apabila kapasitasnya tidak terbatas) dalam rangka mencapai tingkat pendapatan minimum tertentu.

b. Menetapkan harga sesuai dengan perbedaan kemampuan membayar berbagai segmen pasar yang menjadi target pemasaran organisasi.

c. Menawarkan metode pembayaran (termasuk fasilitas kredit) yang bisa meningkatkan kemungkinan membeli.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa, ada dua faktor yang harus dipertimbangkan (Kotler & Armstrong, 2001:154), yaitu:

1. Faktor Internal Perusahaan, meliputi: a. Tujuan pemasaran perusahaan

Faktor utama yang menetukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial, dan lain-lain.

b. Strategi bauran pemasaran

Harga adalah salah satu komponen bauran pemasaran. Oleh karena itu, harga perlu dikoordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya, yaitu produk, distribusi, dan promosi.

(61)

Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan sangat memperhatikan biaya (biaya tetap dan biaya variabel), serta jenis-jenis biaya lainnya.

2. Faktor Eksternal Perusahaan, meliputi:

a. Sifat pasar dan permintaan Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopoli, maupun oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya ialah elastisitas permintaan.

b. Persaingan

Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar yang berbeda-beda. Berdasarkan bentuk persaingannya, ada empat jenis pasar, antara lain: pasar persaingan murni, pasar persaingan monopoli, pasar persaingan oligopoli, pasar monopoli murni.

Menurut Simamora (2001:200), langkah-langkah yang dapat dilakukan dalampenetapan harga adalah :

1. Analisis keadaan pasar, yakni memeahami hubungan permintaan dan harga, karena perubahan harga dapat memberikan pengaruh besar terhadap permintaan.

2. Identifikasi faktor-faktor pembatasan adalah faktor yang membatasi perusahaan dalam menetapkan harga.

(62)

4. Analisis potensi keuntungan suatu usaha perlu mengetahui beberapa keuntungan yang ingin mereka peroleh.

5. Penentuan harga awal harga disepakati bahwa harga awal bagi produk baru yang pertama kali diluncurkan berdasarkan kesepakatan bersama.

6. Penetapan harga disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah, oleh karena itu, harga harus disesuaikan.

2.3 Lokasi

2.3.1 Pengertian dan Pentingnya Lokasi

Lokasi merupakan struktur fisik dari sebuah usaha yang merupakan komponen utama yang terlihat dalam membentuk kesan sebuah usaha yang dilakukan perusahaan dalam melakukan penempatan usahanya dan kegiatan dalam menyediakan saluran pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen (Utami,2012:89).

Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai dimana operasi akan ditempatkan. Hal yang paling penting dari lokasiadalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat.

(63)

Lokasi juga seringkali menentukan kesuksesan suatu bisnis, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial suatu perusahaan. Fleksibilitas suatu lokasi merupakan sejauh mana suatu bisnis dapat bereaksi terhadap situasi ekonomi yang berubah karena keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang bersifat capital intensif, maka suatu perusahaan haruslah benar-benar mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap perubahan-perubahan ekonomi, demografis, budaya, dan persaingan di masa mendatang (Tjiptono, 2004:41). Dalam menentukan lokasi dimulai dengan memilih komunitas.Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas maupun persaingan serta iklim politik (Utami, 2012:93).

2.3.2 Faktor yang Dipertimbangkan dalam Pemilihan Lokasi

Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan yang cermat terhadap beberapa faktor berikut (Tijptono, 2004:42-43) :

1. Akses, lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana transportasi umum. 2. Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan. 3. Lalu lintas (traffic), dimana ada dua hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

a. Banyaknya orang yang lalu lalang bisa memberikan peluang besar terjadinya impulse buying (proses pembelian tidak terencana).

b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan. 4. Tempat parkir yang luas dan aman.

5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari.

(64)

7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. 8. Peraturan Pemerintah

2.4 Lifestyle (Gaya Hidup)

2.4.1 Pengertian Lifestyle (Gaya Hidup)

Menurut Suratno dan Rismiati 2001 (Yuniarti, 2015:27), gaya hidup adalah.pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapat yang bersangkutan. Menurut Brandon dan Forney 2002 (Yuniarti, 2015:29), menyatakan bahwa gaya hidup berasal dari nilai-nilai dasar individu yang mendasari perilaku konsumen seseorang yang dapat merefleksikan suatu tren dan gaya berpakaian orang tersebut.

Menurut Reynold (Yuniarti, 2015:29), menyatakan bahwa remaja putri lebih banyak membelanjakan uangnya daripada remaja putra untuk keperluan penampilan, seperti pakaian, kosmetik, aksesoris, dan sepatu termasuk yang bermerek eksklusif dan mahal. Gaya hidup yang mengutamakan penggunaan produk dengan merek eksklusif dan terkenal disebut gaya hidup brand minded.

Menurut Mowen dan Minor (2002:282) lifestyle (gaya hidup) menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Lifestyle (gaya hidup) dan kepribadian sangat erat hubungannya.

Menurut Rhenald Kasali (Amir, 2005: 53) lifestyle (gaya hidup) adalah bagaimana orang menghabiskan waktu dan uangnya, dan semua tercermin pada aktivitas-aktivitas, minat, dan opini mereka.

(65)

serta ditunjukkan dengan bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya.

2.4.2 Klasifikasi Lifestyle (Gaya Hidup)

Menurut Susan et al, ”Nine Consumtion Lifestyles”, (Mowen dan Minor (2002:295), terdapat sembilan gaya hidup konsumsi:

1. Functionalists. Menghabiskan uang untuk hal-hal yang penting. Pendidikan rata-rata, pendapatan rata-rata, kebanyakan pekerja kasar (buruh). Berusia kurang dari 55 tahun dan telah menikah serta memiliki anak.

2. Nurturers. Muda dan berpendapatan rendah. Mereka berfokus pada membesarkan anak, baru membangun rumah tangga dan nilai-nilai keluarga. Pendidikan diatas rata-rata.

3. Aspirers. Berfokus pada menikmati gaya hidup tinggi dengan membelanjakan sejumlah uang di atas rata-rata untuk barang-barang berstatus, khususnya tempat tinggal. Memiliki karakteristik “Yuppie” klasik. Pendidikan tinggi, pekerja kantor, menikah tanpa anak.

4. Experientials. Membelanjakan jumlah di atas rata-rata terhadap barang-barang hiburan, hobi, dan kesenangan (convenience). Pendidikan rata-rata tetapi pendapatannya di atas rata-rata karena mereka adalah pekerja kantor. 5. Succeeders. Rumah tangga yang mapan. Berusia setengah baya dan

(66)

6. Moral majority. Pengeluaran yang besar untuk organisasi pendidikan, masalah politik dan gereja. Berada pada tahap empty-nest. Pendapatan tertinggi kedua. Pencari nafkah tunggal.

7. The golden years. Kebanyakan adalah para pensiunan, tetapi pendapatannya tertinggi ketiga. Melakukan pembelian tempat tinggal kedua atau

me-remodelling tempat tinggal. Melakukan pengeluaran yang besar pada produk-produk padat modal dan hiburan.

8. Sustainers. Kelompok orang dewasa dan tertua. Sudah pensiun. Tingkat pendapatan terbesar dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari dan alkohol. Pendidikan rendah, pendapatan terendah kedua.

9. Subsisters. Tingkat sosial ekonomi rendah. Presentase kehidupan pada kesejahteraan di atas rata-rata. Kebanyakan merupakan keluarga-keluarga dengan pencari nafkah dan orang tua tunggal. Jumlahnya di atas rata-rata kelompok minoritas.

2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lifestyle (Gaya Hidup)

Kotler dan Armstrong (2012:48) mengemukakan bahwa gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

(67)

kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi. Sedangkan faktor eksternal yaitu kelompok referensi, keluarga, dan kelas sosial.

2.4.4 Dimensi Lifestyle (Gaya Hidup) AIO (Activity, Interest, Opinion)

Psikografik adalah ilmu tentang pengukuran dan pengelompokkan lifestyle

(gaya hidup) konsumen (Kotler, 2002:193). Sedangkan psikografik menurut Sumarwan (2003:58), adalah suatu instrumen untuk mengukur lifestyle (gaya hidup), yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Analisis psikografik biasanya dipakai untuk melihat segmen pasar. Analisis psikografik sering juga diartikan sebagai suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Psikografik berarti menggambarkan psikologis konsumen.

Psikografik adalah pengukuran kuantitatif lifestyle (gaya hidup), kepribadian dan demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO (activity, interest, opinion), yaitu pengukuran kegiatan, minat, dan pendapat konsumen. Psikografik memuat beberapa pernyataan yang menggambarkan kegiatan, minat, dan pendapat konsumen.

Tabel 2.1 Dimensi Gaya Hidup

Activity (Aktivitas) Interest (Minat) Opinion (Opini)

(68)

Komunitas Sumber: Joshep Plummer (Amir, 2005: 110)

2.5 Keputusan Pembelian

2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen

Konsumen memiliki perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhannya, oleh karena itu seorang pemasar harus mengerti bagaimana perilaku konsumen agar dapat menentukan cara yang paling tepat untuk menjual dan mengembangkan produk yang akan memuaskan konsumen dan sekaligus memperoleh laba. Perilaku ini mengantarkan kosumen kedalam proses keputusan pembelian. Terdapat berbagai definisi mengenai perilaku konsumen antara lain seperti yang dikemukakan oleh Hendri Ma’ruf (2006:50), yaitu: “keputusan pembelian adalah proses yang terjadi pada konsumen ketika ia memutuskan membeli, apa yang dibeli, dimana, kapan, dan bagaimana membelinya”. MenurutPrasetijo dan Ihalaw (2005:9) yang diterjemahkan dari Schiffman dan Kanuk, perilaku konsumen adalah: “Proses yang dilalui oleh seorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan”.

2.5.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (Sangadji dan Sopiah, 2013:36), proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap yang meliputi :

1. Pengenalan Masalah

Gambar

Tabel 3.4  Instrumen Skala Likert
Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
tabel 4.2
Tabel 4.5 Distribusi tanggapan responden mengenai harga makanan/minuman di Biji
+7

Referensi

Dokumen terkait

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).. Correlation is significant at the 0.05

Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen Direktorat Jenderal Bina Marga dan/atau rencana keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sesuai dengan

Dalam Miskat al-Anwa &gt; r al-Ghaza&gt;li mengatakan bahwa pada saat-saat seperti itu kemajemukan lenyap sama sekali dari mereka dan tenggelamlah mereka dalam ketunggalan

(2003) yang menguji peranan aktivitas perdagang- an yang dapat digunakan untuk memprediksi return saham. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa aktivitas perdagangan

In order to maintain or to increase your productivity, you need to control soil erosion and protect your soil.. There are various ways to control soil erosion and to protect

guianensis dan Pueraria javanica pada berbagai taraf perlakuan

Blender adalah alat elektronik berupa sebuah wadah dilengkapi pisau berputar yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, menggiling, atau melunakkan bahan

Sedangkan pada tingkat perkembangan anak usia 3-5 tahun berdasarkan metode pembelajaran sekolah alam dan konvensional di Mekar Insani Yogyakarta, diperoleh hasil