• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai (Pada Kantor PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai (Pada Kantor PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I)"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI

(PADA KANTOR PT PLN (PERSERO) UNIT INDUK PEMBANGUNAN PEMBANGKIT SUMATERA I)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana

(S-1) Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

OLEH :

RHENATA CLAUDIA T

100903023

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh: HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : RHENATA CLAUDIA T

NIM : 100903023

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai (Pada

Kantor PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit

Sumatera I)

Medan, Maret 2014

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara

Drs. M. Husni Thamrin M.si

NIP 1964010819910210001 NIP 1964010819910210001 Drs. M. Husni Thamrin M.si

a.n Dekan I

Pembantu Dekan I

(3)

ABSTRAKSI

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP

KINERJA PEGAWAI

(Pada Kantor PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I)

Nama : Rhenata Claudia T

NIM : 100903023

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja

pegawai adalah dengan melalui pengembangan pegawai yaitu dengan melakukan

pendidikan dan pelatihan. Pentingnya pendidikan dan pelatihan bukanlah

semata-mata bagi pegawai yang bersangkutan, tetapi juga keuntungan organisasi.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh pendidikan

dan pelatihan terhadap kinerja pegawai pada Kantor PT PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan Pembangkit Sumatera I.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan menggunakan

analisa kuantitatif dan menggunakan rumus statistik. Data-data diperoleh dengan

menyebarkan kuesioner kepada 36 reponden sebagai sampel. Selanjutnya data yang

diperoleh diolah dengan menggunakan koefisien korelasi product moment , uji

signifikan dan koefisen determinasi.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengaruh pendidikan dan

pelatihan terhadap kinerja pegawai pada kantor PT PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan Pembangkit Sumatera I adalah positif, signifikan dan berada pada

kategori sedang yakni sebesar 23,33%.

(4)

ABSTRACT

One of the method we can do to improve the employee performance is by

development the employee with education and training program. The advantage of

education and training program is not only for the employee’s involved, but also get

advantage for the organization

The purpose of this research is to show how much the influence of education

and training program to employee’s performance at PT PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan Pembangkit Sumatera I

This research use correlation method by use quantitative analysis and statistic

formulation. The data is get by spread some questionnaire to 36 respondents as the

sample. Then, data that I get be processed with product moment correlation

coefficient, significant test, and determination coefficient.

Based on the research result, the influence of education and training program

to the employee performance at PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan

Pembangkit Sumatera I are positive, significant, and there is in medium category

which in 23,33%.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat yang telah diberikan sampai saat ini penulis masih diberikan kesehatan dan

semangat yang luar biasa sehingga berhasil menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor PT PLN

(Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I”

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

maka penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik. Penulis telah banyak

menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Bapak (A. Tarigan) dan Mami (I. Aruan) yang

selalu mendoakan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan kesabaran

telah memberikan dukungan yang sangat meningkatkan semangat baik

dukungan moriil maupun materiil.

2. Bapak Drs. Zakaria, M.SP, selaku a.n. Dekan, Pembantu Dekan I Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. M.Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku ketua Departemen Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

(6)

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal hingga

selesainya skripsi ini

4. Dosen-dosen dan Staf Pengajar Ilmu Administrasi Negara yang telah banyak

membantu penulis dalam kegiatan akademis

5. Kepada Kak Mega dan Kak Dian selaku pegawai pendidikan FISIP USU yang

selalu membantu penulis dalam urusan administrasi yang berhubungan

dengan perkuliahan maupun skripsi.

6. Kepada Mbak Pupi dan para pegawai PT PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan Pembangkit Sumatera I lainnya yang telah bersedia

memberikan data dan informasi serta mengisi kuesioner yang dibagikan.

7. Kepada Adikku Tavarel Tarigan yang telah memberikan dukungan dan doa

dalam penyelesaian skripsi ini

8. Kepada saudara-saudara sepupu, tante dan om semuanya khususnya Kak Fika

dan Bang Parlin yang sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk sahabat-sahabat dari semasa SMA Unomblo (Martha, Nopa, dan

Triksi), terimakasih karena kalian telah setia menemani penulis selama ini saat

senang maupun duka. Terimakasih buat dukungan dan doanya.

10.Untuk sahabatku dari semasa kuliah Babytha (Santa, Artha, dan Siti),

terimakasih karena kalian juga selalu setia menemani penulis dalam suka dan

duka, semoga kebersamaan kita selalu terjalin.

11.Untuk sahabat-sahabatku sekaligus kelompok magang Sampe Raya (Santa,

(7)

dan Rati) dimana kita selalu saling mendukung, membantu, dan mendoakan

dalam menyelesaikan perkuliahan kita. Penulis berharap kebersamaan kita

selalu terjalin sampai kapanpun.

12.Untuk teman-teman AN 2010 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Terimakasih untuk bantuannya selama kuliah.

13.Untuk abang dan kakak senior Departemen Ilmu Administrasi Negara yang

tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih untuk segala bantuannya.

14.Untuk Bang Pringadi Suroso Simatupang terimakasih telah memberikan

motivasi baik secara langsung maupun tersirat.

Penulis telah berupaya secara maksimal dalam menyelesaikan skripsi ini,

namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata

bahasa yang digunakan, untuk itu penulis memohon maaf atas kurang sempurnanya

skripsi ini dan kiranya skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Medan, Maret 2014

Hormat saya,

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………..i

KATA PENGANTAR ………... iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ……….….. ix

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Rumusan Masalah ...2

1.3 Tujuan Penelitian ...2

1.4 Manfaat Penelitian ...3

1.5 Kerangka Teori ...3

1.5.1 Pendidikan dan Pelatihan...3

1.5.1.1 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan...3

1.5.1.2 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan...4

1.5.1.3 Manfaat Pendidikan dan Pelatihan...5

1.5.1.4 Prinsip-prinsip Pendidikan dan Pelatihan...6

1.5.1.5 Metode-metode Pendidikan dan Pelatihan...7

1.5.1.6 Evaluasi Hasil Pendidikan dan Pelatihan...10

1.5.2 Kinerja Pegawai ...11

1.5.2.1 Pengertian Kinerja...11

1.5.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja...12

1.5.2.3 Tolak Ukur Kinerja...12

(9)

1.7 Defenisi Konsep ...14

1.8 Defenisi Operasional ...14

1.9 Sistematika Penulisan ...17

BAB II METEDOLOGI PENELITIAN ...18

2.1 Bentuk Penelitian ...18

2.2 Lokasi Penelitian ...18

2.3 Populasi dan Sampel ...18

2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 19

2.5 Teknik Penentuan Skor ...19

2.6 Teknik Analisa ...21

2.6.1 Koefisien Korelasi Product Moment...21

2.6.2Uji Signifikan ...22

2.6.3 Koefisien Determinasi ...23

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN………..……….. 36

3.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero)………..… 36

3.2 Lambang PT PLN (Persero)………..………..…… 38

3.3 Profil PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I ……….. 40

3.3.1 Tujuan, Visi dan Misi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I ……...………. 40

3.3.2 Struktur Organisasi ………..………… 41

BAB IV PENYAJIAN DATA……….…………...… 49

(10)

4.1 Variabel Penelitian ………..………...… 53

4.2.1 Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X) ………..…………. 53

4.2.2 Kinerja Pegawai (Variabel Y) ………..………... 66

4.3 Klasifikasi Data ………..……… 79

4.3.1 Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X) …………..………. 79

4.3.2 Kinerja Pegawai (Variabel Y) ………..……... 81

4.4 Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai …... 84

4.4.1 Koefisen Korelasi Product Moment ……… 84

4.4.2 Uji Signifikan ………..……… 87

4.4.3 Koefisien Determinan ……….……… 89

BAB V ANALISA DATA ……….. 90

5.1 Analisa Data ………..…. 91

5.1.2 Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X) ………..….… 91

5.2.2 Kinerja Pegawai (Variabel Y) ……….… 93

5.2 Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I………... 96

BAB VI PENUTUP ………..……….. 99

6.1 Kesimpulan ……….…………... 99

6.2 Saran ………..………... 101

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Jawaban Responden untuk Masing-masing Variabel………..… 31

Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment…………..………..33

Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………..……….. 49

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Usia ……….…….50

Tabel 4.3 Disitribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pendidikan ………. 51

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jabatan/Bidang …………... 52

Tabel 4.5 Kesesuaian Pelaksanaan dan Pelatihan dengan Waktu yang Ditetapkan....53

Tabel 4.6 Peserta yang Memenuhi Syarat Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan …...54

Tabel 4.7 Peningkatan Pengetauan Terkait dengan Bidang yang Dikerjakan ………55

Tabel 4.8 Kemampuan Peserta Menguasai dan Memahami Materi Pendidikan dan Pelatihan ……… 56

Tabel 4.9 Peningkatan Keterampilan Peserta Setelah Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan ……… 57

Tabel 4.10 Kemampuan Widyaswara/Instruktur Menguasai dan Menyampaikan Materi Pendidikan dan Pelatihan ………. 58

Tabel 4.11 Kemampuan Widyaswara/Instruktur Mentransfer Ilmu Pengetahuan kepada Peserta ………. 59

(12)

Tabel 4.13 Hubungan Antara Materi Pendidikan dan Pelatihan dengan Bidang Tugas

Pekerjaan Peserta ………. 61

Tabel 4.14 Kesesuaian Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan dengan Kebutuhan Peserta ……….. 62

Tabel 4.15 Penerapan Ice Breaking untuk Menghilangkan Kejenuhan Peserta……. 63

Tabel 4.16 Kelengkapan Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan……… 64

Tabel 4.17 Pengaruh Kelengkapan Fasilitas Terhadap Kelancaran Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan ………. 65

Tabel 4.18 Kemampuan Pengelola Mengoptimalkan Seluruh Komponen Pendidikan dan Pelatihan ……… 66

Tabel 4.19 Kesetiaan dalam Menjalankan Tugas dan Tanggungjawab ………..67

Tabel 4.20 Pemenuhan Jumlah Target dari Hasil Pekerjaan ……….68

Tabel 4.21 Kualitas Kerja yang Baik Sesuai Keinginan Pimpinan ………69

Tabel 4.22 Ketepatan Waktu dalam Menyelesaikan Pekerjaan ……….70

Tabel 4.23 Kemampuan Mematuhi Segala Peraturan yang Ditentukan ……… 71

Tabel 4.24 Kemampuan Mengambil Keputusan yang Bijak tanpa Menunggu Perintah Pimpinan ………...72

Tabel 4.25 Usaha Memberikan Saran yang Berguna Dalam Meningkatkan Pelayanan bagi Pelanggan ……….…73

Tabel 4.26 Kenyamanan Bekerjasama dengan Orang Lain ………... 74

(13)

Tabel 4.28 Kesalahan dalam Menjalankan Tugas ………. 76

Tabel 4.29 Kesesuaian Pelaksanaan Tugas dengan Posisi yang Dimiliki …………..77

Tabel 4.30 Kesiapan Berada di Tempat Tugas ………...78

Tabel 4.31 Kemampuan Melayani Pelanggan Sesuai Bidang Tugas yang Diberikan79

Tabel 4.32 Efektifitas dan Efisiensi Dalam Mencapai Kinerja yang Maksimal …….80

Tabel 4.33 Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden untuk Variabel X 83

Tabel 4.34 Ditribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden untuk Variabel Y 85

(14)

ABSTRAKSI

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP

KINERJA PEGAWAI

(Pada Kantor PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I)

Nama : Rhenata Claudia T

NIM : 100903023

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Pembimbing : Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja

pegawai adalah dengan melalui pengembangan pegawai yaitu dengan melakukan

pendidikan dan pelatihan. Pentingnya pendidikan dan pelatihan bukanlah

semata-mata bagi pegawai yang bersangkutan, tetapi juga keuntungan organisasi.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh pendidikan

dan pelatihan terhadap kinerja pegawai pada Kantor PT PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan Pembangkit Sumatera I.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan menggunakan

analisa kuantitatif dan menggunakan rumus statistik. Data-data diperoleh dengan

menyebarkan kuesioner kepada 36 reponden sebagai sampel. Selanjutnya data yang

diperoleh diolah dengan menggunakan koefisien korelasi product moment , uji

signifikan dan koefisen determinasi.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengaruh pendidikan dan

pelatihan terhadap kinerja pegawai pada kantor PT PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan Pembangkit Sumatera I adalah positif, signifikan dan berada pada

kategori sedang yakni sebesar 23,33%.

(15)

ABSTRACT

One of the method we can do to improve the employee performance is by

development the employee with education and training program. The advantage of

education and training program is not only for the employee’s involved, but also get

advantage for the organization

The purpose of this research is to show how much the influence of education

and training program to employee’s performance at PT PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan Pembangkit Sumatera I

This research use correlation method by use quantitative analysis and statistic

formulation. The data is get by spread some questionnaire to 36 respondents as the

sample. Then, data that I get be processed with product moment correlation

coefficient, significant test, and determination coefficient.

Based on the research result, the influence of education and training program

to the employee performance at PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan

Pembangkit Sumatera I are positive, significant, and there is in medium category

which in 23,33%.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, dampak persaingan globalisasi mendorong percepatan perubahan

perbaikan kinerja pegawai dalam suatu instansi. Jika suatu organisasi atau instansi

tidak mampu untuk melakukan hal tersebut maka kelangsungan kegiatan atau

pekerjaan di dalam organisasi atau instansi tersebut akan terhambat. Untuk itu,

diperlukan adanya sistem yang baik yang harus dimiliki oleh setiap organisasi.

Sebuah instansi harus didukung sumber daya manusia yang cakap karena sumber

daya manusia sangat berperan dalam menjalankan usaha atau kegiatan di dalam

instansi tersebut (Notoatmodjo, 2003 : 2)

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatan kinerja

pegawai adalah dengan melalui pengembangan pegawai yaitu dengan melakukan

pendidikan dan pelatihan (Ambar T.S dan Rosidah, 2003: 175). Untuk mencapai

kinerja yang diharapkan dalam suatu organisasi atau instansi, para pegawai harus

mendapatkan program pendidikan dan pelatihan yang memadai untuk jabatannya

sehingga pegawai terampil dalam melaksanakan pekerjaannya (Anwar, 2005:67).

Untuk meningkatkan mutu atau kinerja pegawai melalui pendidikan dan pelatihan

(17)

mutu atau kinerja harus diarahkan untuk mempertinggi keterampilan dan kecakapan

pegawai dalam menjalankan tugasnya (Widjadja, 1995:73).

Pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah instansi, karena

dengan adanya program tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan

keterampilan pegawai. Pendidikan dan pelatihan (diklat) pegawai juga dirancang

untuk memperoleh pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk

suatu instansi dalam geraknya ke masa depan. Pentingnya pendidikan dan pelatihan

bukanlah semata-mata bagi pegawai yang bersangkutan, tetapi juga keuntungan

organisasi. Karena dengan meningkatnya kemampuan atau keterampilan para

pegawai, dapat meningkatkan kinerja para pegawai.

Pendidikan dan pelatihan juga merupakan upaya untuk mengembangkan

kemampuan intelektual dan kepribadian pegawai. Oleh karena itu setiap organisasi

atau instansi yang ingin berkembang, pendidikan dan pelatihan pegawainya harus

memperoleh perhatian yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan kinerja

pegawainya tersebut (Notoatmodjo, 2003 : 30).

PT PLN merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di

bidang penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum yang kebutuhannya

meningkat setiap tahunnya. Seperti yang terlihat di beberapa media massa, begitu

banyak keluhan masyarakat terhadap kinerja pegawai PT PLN. Banyak masyarakat

(18)

semena-mena. Bahkan seperti dikutip dari analisadaily.com (Berita dimuat pada 21

September 2013) Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, St, MSi

mendesak PLN segera bertindak cepat menyelesaikan krisis listrik. Gatot kepada

wartawan di Gubernuran, Jalan Sudirman, Medan, Jumat (20/9), mengakui banyak

menerima keluhan dari masyarakat. Celotehan masyarakat sepedas apapun

menurutnya harus jadi bahan introspeksi bagi seluruh pegawai PLN.

Dari kutipan tersebut dapat terlihat bahwa kinerja PT PLN belum dikatakan

maksimal karena tidak mampu menangani keluhan masyarakat secara efektif dan

efisien. Oleh sebab itu, PT PLN merasa perlu mengadakan program pendidikan dan

pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai sehingga apa yang

menjadi tujuan PT PLN dapat tercapai secara maksimal.

PT PLN mempunyai suatu divisi pelatihan yang disebut Pusat Pendidikan dan

Pelatihan (PUSDIKLAT). PUSDIKLAT merupakan Pusat Pendidikan dan Pelatihan

yang diperuntukkan khusus bagi pegawai PT PLN. Oleh sebab itu, tentu saja PT PLN

mengeluarkan biaya yang cukup besar serta memakan waktu yang tidak sedikit.

Sehingga, sepatutnyalah pegawai PT PLN memanfaatkan seluruh kegiatan

pendidikan dan pelatihan yang diberikan dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan uraian di atas tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk

melihat seberapa besar pengaruh pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan yang

(19)

penelitian dengan judul : “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja

Pegawai (Pada Kantor PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan

Pembangkit Sumatera I)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah

pada penelitian ini adalah

“Seberapa besar pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pegawai

pada Kantor PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terhadap Kinerja Pegawai PT PLN

(Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, selain untuk melatih dan mengembangkan kemampuan penulis

dalam melakukan penulisan karya ilmiah juga untuk memenuhi salah satu

(20)

2. Bagi pihak PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit

Sumatera I, dapat dijadikan bahan masukan dalam meningkatkan kinerja

pegawai

3. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara, sebagai

penambahan kualitas dan kuantitas referensi di bidang ilmu social pada

umumnya dan Ilmu Administrasi Negara pada khususnya.

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Pendidikan dan Pelatihan

1.5.1.1 Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

Setiap organisasi atau instansi mengharapkan pegawainya untuk dapat bekerja

lebih efektif sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi atau instansi dapat tercapai.

Untuk itu setiap instansi harus mempunyai pegawai yang kompeten pada bidangnya

masing-masing.

Pendidikan menurut Widjaja (1995:75) dimaksudkan untuk membina

kemampuan atau mengembangkan kemampuan berfikir para pegawai, meningkatkan

kemampuan mengeluarkan gagasan-gagasan para pegawai sehingga mereka dapat

menunaikan tugas dan kewajibannya sebaik-baiknya.

Hamanik (2000:10) menjelaskan pelatihan adalah suatu proses yang meliputi

(21)

bantuan kepada tenaga kerja yang diberikan oleh tenaga professional kepelatihan

dalam suatu waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemmapuan kerja peserta

dalam bidang pekerjaan tertentu guna menigkatkan kemampuan kerja peserta dalam

bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktivitas dalam

suatu organisasi.

Pendidikan dan pelatihan menurut Notoadmodjo (2003:28) adalah merupakan

upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama utnuk

mengembangkan kemampuan intelektual keterampilan manusia.

1.5.1.2 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan

Tujuan dari suatu program pendidikan dan pelatihan harus diarahkan untuk

mencapai apa yang menjadi tujuan organisasi. Tujuan-tujuan program pendidikan dan

pelatihan menurut Hasibuan (2001:70-72) antara lain:

1. Produktivitas Kerja

Dengan pendidikan dan pelatihan, produktivitas karyawan akan meningkat,

kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human

skill, dan managerial skill karyawan semakin baik

2. Efisiensi

Program pendidikan dan pelathan karyawan bertujuan untuk meningkatkan

(22)

Pemborosan berkurang, biaya produksi relatif kecil, sehingga daya saing

perusahaan semakin besar.

3. Kerusakan

Program pendidikan dan pelatihan karyawan bertujuan untuk mengurangi

kerusakan barang, produksi, dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli

dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya

4. Kecelakaan

Program pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk mengurangi tingkat

kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan

perusahaan berkurang.

5. Pelayanan

Program pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan

yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah peusahaan, karena pemberian

pelayanan yang baik merupakan daya tarik yang sangat penting bagi rekanan

–rekanan perusahaan bersangkutan.

6. Moral

Dengan pendidikan dan pelatihan, moral karyawan akan lebih baik karena

keahlian dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka

antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.

(23)

Dengan program pendidikan dan pelatihan, kesempatan untuk meningkatkan

karier karyawan semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi

kerja seseorang.

8. Konseptual

Dengan program pendidikan dan pelatihan, manajer semakin cakap dan cepat

dalam mengambil keputusan yang lebih baik, karena technical skill, dan

managerial skill-nya lebih baik.

9. Kepemimpinan

Dengan program pendidikan dan pelatihan, kepemimpinan seorang manajer

akan lebih baik, human relations-nya lebih luwes, motivasinya lebih terarah

sehingga pembinaan kerjasama vertical dan horizontal semakin harmonis.

10.Balas Jasa

Dengan program pendidikan dan pelatihan , balas jasa (gaji, upah insentif, dan

benefits) karyawan akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin

besar.

11.Konsumen

Program pendidikan dan pelatihan karyawan akan memberikan manfaat yang

baik bagi masyarakat konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau

(24)

1.5.1.3 Manfaat Pendidikan dan Pelatihan

Adapun 5 manfaat dan dampak yang diharapkan dari penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan menurut Sastrohadiwiryo (2002:198) antara lain:

1. Peningkatan keahlian kerja, yaitu para tenaga kerja menjadi emmiliki motivasi

untuk meningkatkan kualitas dalam bekerja dnegan produktivitasnya.

2. Pengurangan keterlambatan kerja, yaitu pengurangan tenaga kerja seperti

sakit, macet, dan keperluan keluarga yang tidak dapat diganggu dapat

diminimalisasi, karena pemimpin mengutamakan pegawai yang bersangkutan

untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

3. Pengurangan timbulnya kecelakaan dalam bekerja biasanya disebabkan

karena kelalaian pegwai saat bekerja.

4. Peningkatan produktivitas kerja, yaitu dengan adanya pendidikan dan

pelatihan maka diharapkan pegawai akan lebih semangat dapat memahami

kondisi pekerjaannya.

5. Peningkatan rasa tanggungjawab, yaitu menuntut tanggungjawab yang besar

sehingga pegawai menghargai setiap tugas yang diberikan yang juga

dipengaruhi pemberian dan pembekalan melalui pendidikan dan pelatihan.

(25)

1.5.1.4 Prinsip-prinsip Pendidikan dan Pelatihan

Menurut Sikula yang dikutip oleh Mangkunegara (2002:49-52), pelaksnaan

pendidikan dn pelatihan dapat tercapai, sebaiknya perlu didasarkan pada

prinsip-prinsip berikut;

1. Semua manusia dapat belajar. Individu dari semua umur dengan kapasitas

intelektual yang bermacam-macam mempunyai kemampuan untuk

mempelajari perilaku-perilaku baru.

2. Seorang individu harus bermotivasi untuk aktualisasi diri, promosi, insentif

berupa uang. Bahkan motivasi belajar kebanyakan merupakan motivasi

sendiri.

3. Belajar adalah aktif, bukan pasif. Pendidikan yang efektif menuntut aksi dan

melibatkan semua peserta pelatihan/pengembangan.

4. Pesrta dapat memperoleh pengetahuan lebih cepat dnegan bimbingan. Umpan

balik adalah perlu karena belajar dengan trial and error terlalu banyak

memerlukan waktu dan tidak efisien.

5. Materi yang sesuia harus diberikan. Pengajar harus memiliki alat-alat

pelatihan dan materi-materi yang cukup lengkap, seperti kasus-kasus,

masalah-masalah, pertanyaan-pertanyaan untuk diskusi, dan bahan bacaan.

6. Waktu harus diberikan untuk dapat menerapkan pelajaran. Sebagian dari

proses belajar menuntut waktu banyak peserta mencernakan, menilai,

(26)

7. Metode-metode belajar harus bervariasi. Hal itu untuk mencegah timbulnya

kelelahan dan kebosanan.

8. Peserta harus memperoleh kepuasan belajar. Pendidikan harus memenuhi

kebutuhan-kebutuhan keinginan-keinginan, dan harapan-harapan peserta.

9. Peserta memerlukan penguat dari perilaku yang tepat. Hadiah-hadiah positif

dan secara langsung menguatkan perilaku yang diinginkan.

1.5.1.5 Metode-metode Pendidikan dan Pelatihan

Menurut Dessler (2006 : 285) metode pelatihan yang dapat diterapkan di

perusahaan, yaitu :

1. On the Job Training

Melatih seseorang untuk mempelajari pekerjaan sambil mengerjakannya.

Metode ini relatif tidak mahal, orang yang dilatih belajar sambil bekerja.

Tidak membutuhkan fasilitas diluar kantor seperti ruang kelas atau peralatan

belajar tertentu. Metode ini juga memberikan pembelajaran, karena orang

yang dilatih belajar sambil melakukannya dan mendapatkan timbal balik

yang cepat atas prestasi mereka .

2. Off The Job Training

Merupakan program pelatihan yang dilaksanakan diluar pekerjaan. Peserta

pelatihan dilatih oleh pelatih dari luar perusahaan. Biasanya dilakukan diluar

(27)

biaya tambahan yang memang telah direncanakan dan disediakan khusus

untuk program pelatihan.

Sedangkan beberapa cara pelatihan On the Job training dan Off The Job

training

menurut Werther dan Davis dalam Sofyandi (2008 : 116) adalah :

1. On the Job training

Beberapa metode pelatihan On the Job Training, adalah sebagai berikut :

a. Job Instruction Training

Dalam metode ini peserta program diberikan latihan langsung di tempat

pekerjaan yang sebenarnya dibawah instruksi seorang trainer, supervisor,

atau pegawai senior yang sudah berpengalaman. Metode ini digunakan

untuk mengajar para pegawai untuk melakukan pekerjaan mereka.

b. Job Rotation

Disini pelatihan dilakukan dengan cara memindahkan pegawai dari suatu

pekerjaan ke pekerjaan lain. Dengan metode ini diharapkan para peserta

program dapat mengetahui dan mengerti tugas masing-masing.

c. Apprenticeship

Pada metode ini pegawai belajar dari pegawai lain yang lebih

berpengalaman. Pada umumnya metode ini mengkombinasikan the job

training dan off job classroom training

(28)

Merupakan metode pelatihan dimana supervisor atau manajemen

memberikan bimbingan dan contoh atau model kepada pegawai dalam

melaksanakan pekerjaan rutin mereka. Pelatihan ini hanya menyampaikan

materi yang diperlukan saja, tanpa direncanakan terlebih dahulu.

2. Off The Job Training

Beberapa metode pelatihan Off the Job Training adalah sebagai berikut :

a. Lecture

Metode ini lebih menekankan kepada pemberian teori secara lisan dan

diorganisasikan secara formal. Metode ini digunakan apabila jumlah

peserta program cukup banyak sehingga biaya peserta relatif murah.

Kelemahan dari metode ini adalah pegawai kurang berpartisipasi karena

komunikasi yang terjadi hanya satu arah saja. Hal ini dapat diatasi apabila

selama proses kuliah diadakan diskusi, pembahasan, dan lain sebagainya.

b. Video Presentation

Metode ini hampir sama dengan pemberian kuliah, tetapi dalam metode

ini digunakan televisi, film, slide,dan sebagainya.

c. Vestibule Training

Dalam metode ini pelatihan dilaksanakan disuatu tempat yang khusus

terpisah dari tempat yang sebenarnya dengan menggunakan peralatan

yang sama dengan yang sebenarnya. Hingga tidak mengganggu jalannya

(29)

d. Role Playing

Disini para peserta program diharuskan untuk memainkan atau

menghayati peran. Identifikasi yang berbeda agar para peserta dapat

mengetahui perbedaan-perbedaan individu.

e. Behaviour Modelling

Disini suatu perilaku dipelajari atau di modifikasi melalui observasi

terhadap orang lain. Maksudnya program belajar tidak melalui

pengalaman orang lain.

f. Case Study

Dalam metode ini dipelajari kondisi nyata perusahaan selama jangka

waktu tertentu dan bagaimana bertindak dalam kondisi demikian. Di

samping itu para peserta program diminta untuk mengidentifikasi

masalah-masalah, menganalisis situasi dan merumuskan

penyelesaian-penyelesaian alternatif. Dengan metode ini pegawai dapat

mengembangkan ketrampilan dalam pengambilan keputusan manajerial.

g. Simulation

Metode ini berusaha menciptakan suatu tempat yang serupa dengan

keadaan kondisi tempat kerja yang sesungguhnya. Ada dua bentuk

simulasi yaitu Mechanical Simulation dan Computer Simulation, metode

(30)

membiasakan diri dengan tempat, situasi, kondisi, dan peralatan dimana

mereka bekerja.

h. Self-Study

Teknik ini menggunakan modul-modul tertulis, kaset-kaset rekaman, kaset

video yang dibagikan kepada para peserta pelatihan.

i. Programmed Learning

Merupakan bentuk lain dari metode belajar sendiri yang menggunakan

booklet-bookletyang berisikan pertanyaan-pertanyaan beserta jawabannya

dan program-program komputer.

j. Laboratory Training

Metode ini merupakan bentuk pelatihan kelompok yang terutama

digunakan untuk mengembangkan interpersonal skills. Salah satu bentuk

pelatihan adalah sensitivity training di mana para peserta program belajar

menjadi lebih peka terhadap perasaan orang lain.

1.5.1.6 Evaluasi Hasil Pendidikan dan Pelatihan

Menurut Hasibuan (2001:83) terdapat beberapa indikator yang dapat diukur

dari metode-metode yang digunakan antara lain:

1. Prestasi Kerja Karyawan

Apabila prestasi kerja atau produktivitas kerja karyawan setelah mengikuti

(31)

berarti metode pengembangan yang diterapkan cukup baik. Tetapi jika

prestasi kerjanya tetap, berarti metode pengembangan yang dilakukan kurang

baik, jadi perlu diadakan perbaikan.

2. Kedisiplinan Karyawan

Jika kedisplinan karyawan setelah mengikuti pengembangan semakin baik

berarti metode pengembangan yang dilakukan baik, tetapi apabila kedisiplinan

tidak meningkat berarti metode pengembangan yang diterapkan kurang baik.

3. Absensi Karyawan

Kalau absensi karyawan setelah mengikuti pengembangan menurun maka

metode pengembangan itu cukup baik. Sebaliknya jika absesnis karyawan

tetap berarti metode pengembangan itu kurang baik.

4. Tingkat Kerusakan Produksi, Alat dan Mesin-mesin

Kalau tingkat kerusakan produksi, alat , dan mesin-mesin setelah karyawan

mengikuti pengembangan berkurang maka metode itu cukup baik, sebaliknya

jika tetap berarti metode pengembangan itu kurang baik.

5. Tingkat Kecelakaan Karyawan

Tingkat kecelakaan karyawan harus berkurang setelah mereka mengikuti

program pengembangan. Jika tidak berkurang berarti metode pengembangan

itu kurang baik, jadi perlu disempurnakan.

(32)

Tingkat pemboroan bahan baku, tenaga, dan waktu berkurang atau efisiensi

semakin baik maka metode pengembangan itu baik. Sebaliknya, jika tetap

berarti metode pengembangan itu kurang baik.

1.5.2 Kinerja Pegawai

1.5.2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja pegawai menjadi faktor yang paling berkaitan dengan kemajuan

suatu organisasi, karena melalui kinerja pegawai lah maka sebuah perusahaan dapat

terus berlanjut untuk beroperasi. Ketika kinerja pegawai mengalami penurunan yang

sangat drastis maka bisa saja berimbas kepada kondisi perusahaan yang tentunya

mengalami perubahan dari posisi yang menguntungkan menjadi rugi. Setiap

perusahaan akan memperhatikan kinerja pegawainya sebagai bentuk evaluasi dan

penilaian dari waktu ke waktu serta perencanaan pencegahan

dari kemungkinan apabila terjadi penurunan kinerja.

Menurut Moeheriono (2009 : 60) kinerja atau performance merupakan

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau

kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang

dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. Kinerja dapat diketahui

dan diukur jika individu atau sekelompok pegawai telah mempunyai kriteria atau

(33)

Sedangkan menurut Tika (2006 : 121) kinerja adalah hasil-hasil fungsi

pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode

waktu tertentu. Selain itu, menurut Yuli (2005 : 89) kinerja merupakan hasil kerja

secara kuantitas, kualitas kerja dan taat terhadap peraturan-peraturan baik secara

tertulis maupun tidak tertulis yang di capai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai.

Dari defenisi kinerja di atas, dapat diketahui bahwa unsur-unsur yang terdapat

dalam kinerja terdiri dari:

1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi pegawai

3. Pencapaian tujuan organisasi

4. Periode waktu tertentu

1.5.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai yakni:

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologi, kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan dalam hal

kepintaran dan juga kemampuan dalam hal keahlian. Artinya, karyawan

(34)

akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu,

karyawan perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya.

2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang karyawan dalam menghadapi situasi

kerja. Motivasi merupakan kondisi penggerakan diri karyawan yang

terarah untuk mencapai tujuan organisasi (Mangkunegara, 2000:67)

1.5.2.3 Tolak Ukur Kinerja

Menurut Hasibuan (2002:56), kinerja pegawai/karyawan dapat dikatakan baik

atau dapat dinilai dari beberapa hal, yaitu:

1. Kesetiaan

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan tanggung

jawabnya dalam organisasi

2. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dapat menjadi

tolak uku kerja

3. Kedisiplinan

Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan

melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya capat menjadi tolak ukur

(35)

4. Kreativitas

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan mengeluarkan

potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga lebih

berdaya guna dan berhasil guna

5. Kerja Sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama

dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik

6. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah dibebankan

kepadanya juga menjadi tolak ukur dalam meningkatkan kinerja

7. Tanggung Jawab

Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karywan dalam

mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya

8. Efektivitas dan Efisiensi

Pekerjaan yang dilakukan pegawai harus berjalan secara efektif dan efisien

agar dapat mencapai hasil kinerja karyawan yang maksimal.

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana

kebenarannya perlu untuk diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan

sementara relevan belum didasarkan pada fakta-fakta epiris yang diperoleh melalui

(36)

terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris (Sugiyono,

2006:70)

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis mengajukan suatu hipotesis dari

penelitian adalah:

1. Hipotesis Alternatif (Ha), yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen (X) dengan variable dependen (Y). maka adanya

pengaruh yang positif antara Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja

Pegawai di kantor PT PLN Unit Induk Pembangunan Sumatera I

2. Hipotesis Nol (Ho), yaitu tidak adanya pengaruh yang signifikan antara

variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y), adanya pengaruh

negative antara pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pegawai di kantor

PT PLN Unit Induk Pembangunan Sumatera I

1.7 Defenisi Konsep

Konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang

menjadi pusat penelitian ilmu social (Singarimbun, 1995:33)

Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis mengemukakandefenisi dari

konsep yang digunakan yaitu:

a. Pendidikan dan pelatihan adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar

yang merupakan usaha sadar dan terencana, yang bertujuan untuk

(37)

yang diselenggarakan di dalam maupun di luar organisasi meliputi: waktu

pelaksanaan, peserta, widyaswara, materi yang diberikan, metode/kurikulum,

fasilitas, serta pengelola Diklat.

b. Kinerja pegawai yaitu hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau

sekelompok orang dalam satu organsasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggungjawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Dalam hal ini adalah kinerja para pegawai di kantor PT PLN Unit Induk

Pembangunan Sumatera I yang meliputi: kesetiaan, prestasi kerja,

kedisiplinan, kreatifitas, kerjasama, kecakapan, tanggungjawab, serta

efektifitas dan efisiensi.

1.8 Defenisi Operasional

Defenisi operasional menurut Sinagrimbun (1995:33) adalah unsure-unsur

yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variable sehingga dengan

pengukuran tersebut dapat diketahui indicator-indikator apa saja untuk mendukung

analisavariabel-variabel tersebut.

Berdasarkan defenisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa adapun defenisi

operasional yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pendidikan dan Pelatihan ( Variabel X) dengan indikatornya sebagai berikut:

a. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan diklat adalah kesesuaian pelaksanaan diklat dengan

(38)

b. Peserta

Peserta Diklat adalah pegawai yang telah memenuhi syarat untuk

mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dalam suatu

organisasi

c. Widyaswara/Instruktur

Widyaswara/Instruktur adalah seseorang yang dapat ditugasi memberikan

fasilitas dalam agenda pembelajaran Diklat, menguasai materi, dan

mampu mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta Diklat.

d. Materi Diklat

Materi Diklat adalah yang digunakan tenaga pengajar saat kegiatan Diklat

berlangsung dimana materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan dan

pelatihan.

e. Metode dan Kurikulum Diklat

Metode pendidikan dan pelatihan merupakan suatu cara sistematis yang

dapat memberikan deskripsi secara luas serta dapat mengkondisikan

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik tenaga kerja terhadap tugas

pekerjaannya.

f. Fasilitas Diklat

Merupakan sarana dan prasarana Diklat yang merupakan alat bantu dan

fasilitas penunjang yang digunakan untuk menjamin efektifitas agenda

(39)

memanfaatkan sarana dan prasarana lembaga Diklat dari instansi lain

dengan memperhatikan kesesuaian standar persyaratan seiap jenis,

jenjang, dan program Diklat serta jumlah peserta Diklat.

g. Pengelola Diklat

Pengelola diklat merupakan orang-orang yang mengoptimalkan seluruh

komponen diklat untuk mencapai sasaran diklat secara efektif dan efisien.

2. Kinerja (Variabel terikat Y) penelitian ini adalah kinerja pegawai indikatornya

sebagai berikut:

a. Kesetiaan

Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan tanggung

jawabnya dalam organisasi

b. Prestasi Kerja

Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dapat

menjadi tolak ukur kerja

c. Kedisiplinan

Kedisiplinan pegawai dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan

melaksanakan instruksi yang diberikan kepadanya capat menjadi tolak

ukur kinerja.

(40)

Kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitas dan

mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya

sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna

e. Kerja Sama

Diukur dari kesediaan karyawan dalam berpartisipasi dan bekerja sama

dengan karyawan lain sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik

f. Kecakapan

Kecakapan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah

dibebankan kepadanya juga menjadi tolak ukur dalam meningkatkan

kinerja

g. Tanggung Jawab

Kinerja pegawai juga dapat diukur dari kesediaan karywan dalam

mempertanggungjawabkan pekerjaan dan hasil kerjanya

h. Efektivitas dan Efisiensi

Pekerjaan yang dilakukan pegawai harus berjalan secara efektif dan

efisien agar dapat mencapai hasil kinerja karyawan yang maksimal.

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan

hasil penelitian ini secara singkatdapat diketahui sebagai berikut:

(41)

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesa, defenisi konsep, defenisi operasional

dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik

pengumpulan data, teknik penentuan skor, dan teknik analisa data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memuat gambaran umum tentang gambaran atau karakteristik lokasi

penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, kedudukan, tugas dan fungsi.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat penyajian data yang diperoleh selama penelitian dilapangan atau

berupa dokumen-dokumen yang akan diteliti.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan dari data-data yang telah diperoleh kemudian

diinterpretasikan dengan menggunakan korelasi hubungan antar variabel.

BAB VI : PENUTUP

(42)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah dengan menggunakan metode korelasional

dengan menggunakan analisa kuantitatif dan mwnggunakan rumu statistic untuk

membantu menganalisa data dan fakta yang diperoleh.

Dengan metode penelitian ini, diharapkan dapat memberikan gambaran yang

jelas mengenai pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai Kantor

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor PT PLN (Persero) Unit Induk

Pembangunan Pembangkit Sumatera I Jalan Kasuari No.8 Medan Sunggal, Sumatera

Utara.

2.3 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

dari objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karaketeristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

(43)

Dari pengertian di atas populasi yang dipilih erat kaitannya dengan

masalah yang diteliti dan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pegawai kantor PT PLN Unit Induk Pembangunan Pembangkit I

yang berjumlah 145 orang yang terdiri dari 4 bidang pekerjaan yaitu

bidang perencanaan berjumlah 22 orang, bidang operasi konstruksi 18

orang, bidang keuangan, sumber daya manusia dan administrasi 27 orang

dan yang terakhir bidang pelaksana konstruksi sebanyak 78 orang.

b. Sampel

Untuk menentukan berapa jumlah sampel yang harus diambil untuk

mendapatkan data maka penulis berpedoman pada pendapat Arikunto

yang menyatakan “Untuk subjek kurang dari 100 lebih baik diambil

semuanya, sedangkan jika subjeknya diatas 100 orang maka sampelnya

antara 10-15% atau 20-25% atau lebih” (1998:107). Maka penulis

menentukan jumlah sampel 25% dari jumlah populasi 145 orang yakni 36

orang. Sampel tersebut kemudian diambil melalui perbandingan di setiap

bidang yang hasilnya adalah 6 : 4 : 7 : 19. Sehingga diperoleh sampel

bidang perencanaan berjumlah 6 orang, bidang operasi konstruksi 4 orang,

bidang keuangan, sumber daya manusia dan administrasi 7 orang dan

yang terakhir bidang pelaksana konstruksi sebanyak 19 orang.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

(44)

Adalah data yang dalngsung diperoleh dari sumber data pertama lokasi

penelitian atau obyek penelitian (Burhan, 2005:12). Dalam hal ini data primer

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jawaban responden yang

diambil melalui cara sebagai berikut:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2004:135)

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan memberikan

daftar pertanyaan yang disusun sebelumnnya oleh peneliti dan

diberikan kepada responden untuk mendapatkan jawaban secara

tertulis. Dalam hal ini peneliti mengambil data dengan kuesioner yang

diisi oleh responden yaitu pegawai.

2. Observasi

Metode observasi adalah suatu pengamatan dan pencatatan secara

sistematik hal-hal yang diselidiki.

b. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui buku-buku

dan dokumen-dokumen (Burhan, 2005;12). Dalam hal ini data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini adalah literature atau buku-buku perpustakaan,

dan dokumen penunjang yang dimiliki PT PLN Unit Induk Pembangunan

(45)

2.5 Teknik Pengumpulan Skor

Untuk membantu menganalisa data yang diperoleh dalam penelitian, maka

peneliti menggunakan teknik penentuan skor. . Teknik penentuan skor dalam

penelitian ini adalah dengan memakai skala ordinal untuk menilai secara

umum jawaban dari kuesioner. Adapun penentuan skor adalah:

a) Jawaban a diberi skor 5

b) Jawaban b diberi skor 4

c) Jawaban c diberi skor 3

d) Jawaban d diberi skor 2

e) Jawaban e diberi skor 1

Untuk penentuan klasifikasi jawaban variable didasarkan atas skala interval

dengan cara sebagai berikut:

(46)

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing

variabel, yaitu:

Tabel 2.1 Kategori Jawaban Responden Untuk Masing-masing Variabel

Kategori Nilai

Sangat Tinggi 4,24 - 5,00

Tinggi 3,43 – 4,23

Sedang 2,62 – 3,42

Rendah 1,81 – 2,61

Sangat Rendah 1,00 – 1,80

2.6 Teknik Analisa Data

2.6.1 Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini dipergunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya dan besar

kecilnya hubungan antar variable bebas dengan variable terikat (Sudijono,

1996).

(47)

(

)( )

∑xy = jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

∑x = jumlah seluruh skor x

∑y = jumlah seluruh skor y

Untuk melihat hubungan antara variable tersebut maka dapat dirumuskan

sebagai berikut:

a. Nilai r positif menunjukkan hubungan kedua variable positif, artinya

kenaikan nilai variable yang sau diikuti oleh variable lain.

b. Nilai r yang negative menunjukkan kedua variable negative, artinya

menurunnya nilai variable yang satu diikuti dengan meningkatnya varabel

yang lain.

c. Nilai r yang sama dengan nol (0) menunjukkna kedua variable tidak

mempunyai hubungan, antara variable yang satu tetap meskipun yang

(48)

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua

variable berdasarkan nilai r (koefisien korelasi), digunakan penafsiran atau

interpretasi yaitu:

Tabel 2.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,00

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat

Sumber: sugiyono (2005:214)

Dengan nilai r yang kita peroleh, kita dapat melihat secara langsung melalui

table korelasi, untuk menguji apakah nilai r yang kita peroleh tersebut berarti atau

tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-batas r yang signifikan tertentu dalam

hal ini signifikasn 5%. Bila nilai r tersebut adalah signifikan, artinya hipotesis kerja

(49)

2.6.2 Uji Signifikan

Uji signifikasi adalah uji yang dilakukan untuk menentukan hipotesa diterima

atau ditolak. Uji signifikasi ini dilakukan terhadap hipotesis nol (Ho) yang berbunyi:

“Tidak ada korelasi antara variable X dnegan variable Y”. Ho ditolak apabila

nilai t-hitung lebih besar dari harga t-tabel (t-hitung > t-tabel), dan diterima bila harga

t-hitung lebih kecil dari harga t-tabel.

Adapun rumus yang digunakan adalah:

2

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

(presentase) pengaruh yang ditimbulkan oleh variable bebas terhadap variable terikat.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

( )

r 2x100%

D= xy

Keterangan:

D = Koefisien Determinasi

(50)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero)

Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa

pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di Indonesia

dikelola oleh beberapa perusahaan salah satu nya adalah NV OGEM (Overzeese Gasa

dan Electritiest Maathappy) yang berpusat di Negara Belanda, sedangkan di

Indonesia berpusat di Jakarta. Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di

Medan. Sentral nya di bangun di pertapakan kantor PLN cabang medan yang

sekarang di jalan Listrik No.8 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM, yaitu salah

satu perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di

Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan pada tahum 1924, Tebing Tinggi 1927,

Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan

Tanjung Tiram 1937.

Masa penjajahan Jepang hanya mengambil alih pengelolaan perusahaan listrik

milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan.

Daerah kerjanya dibagi menjadi perusahaan listrik Sumatera, perusahaan listrik Jawa

dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dikumandangkan lah Kesatuan

(51)

perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik

yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada pemerintah RI dalam hal ini

Departemen Pekerjaan Umum.

Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan Penetapan

Pemerintah No 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah

memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk

dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan

Presiden No 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik

swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) 1945. Setelah aksi

ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara distribusi

cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai

oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No

16/1/20 Mei 1961, maka Organisasi Kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh,

Sumbar, dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I tahun 1965, BPU PLN dibubarkan

dengan peraturan Menteri PUT No 9/PRT/64 dan dengan Peraturan Menteri No

1/RT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 kesatuan daerah

Eksploitasi Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara

maka dengan keputusan Direksi PLN No KPts 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April

1966, PLN Eksploitsi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sector, yaitu cabang

(52)

1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara

dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan

mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut

PLN Eksploitasi I Sumatera Utara seluruh wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut

PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera

Utara. Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No 013/PRT/75 yang merubah

PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II

Sumatera Utara. Sesuai keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No

4564.K/702/M.PE/1993, tanggal 17 Desember 1993 telah dibentuk Tim Pengalihan

Bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi PT PLN (Persero)

3.2 Lambang PT PLN (Persero)

Bentuk, warna dan makna lambing perusahaan resmi yang digunakan adalah

sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum

Listrik Negara No 031/DIR/76 tanggal 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang

Perusahaan Umum Listrik Negara.

a. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambing lainnya, melambangkan

bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau orgasinasi yang terorganisir

(53)

seperti yang diarapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan

bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang

menyala yang dimiliki tiap insane yang berkarya di perusahaan ini.

b. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk

jasa utama yang dihasilakn perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja

cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik

bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan

PT PLN (Persero) sebagai perusahaan listrik pertama di ndonesia dan

kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta

keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.

c. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energy listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha

utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan

distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN

(Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna

biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya

listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Disamping itu biru

juga melambangkan keandalan yang dimiliki nsan-insan perusahaan dalam

(54)

3.3 Profil PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I

PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I adalah

jasa manajemen konstruksi pembangunan pembangkit meliputi PLTU, PLTA, PLTG

dan PLTP. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I

berlokasi di Jalan Kasuari No.8 Medan Sunggal, Sumatera Utara dengan jumlah

pegawai tetap sebanyak 145 orang.

3.3.1 Tujuan, Visi dan Misi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan

Pembangkit Sumatera I

Tujuan dari PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit

Sumatera I adalah melaksanakan manajemen, pengawasan, dan prasarana

ketenagalistrikan sehingga proyek pembangunan tersebut dapat diselesaikan sesuai

dengan lingkup pekerjaan yang ditetapkan, jadwal yang telah direncanakan dan

dengan kualitas pekerjaan terpasang yang memenuhi spesifikasi kontrak dan atau

standar yang berlaku serta menyelanggarakan tertib administrasi dan system

pelaporan kegiatan pembangunan yang baik.

Visi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera I yakni

“Menjadi unit pengawas proyek yang professional, dapat dipercaya, bertumpu

pada excellent leadership.”

(55)

“Mengawasi proyek focus kepada pengendalian biaya/mutu/waktu,

keselamatan dan kelestarian lingkungan.”

3.3.2 Struktur Organisasi

Susunan organisasi PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit

Sumatera I sebagai berikut:

a. Unit Induk:

1. General Manager

2. Bidang-bidang:

a) Perencanaan

b) Operasi Konstruksi

c) Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan Administrasi

b. Unit Pelaksana

(56)

Uraian fungsi dan tugas pokok pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan

Pembangkit Sumatera I yaitu:

I. General Manager

Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan kegiatan

pembangunan pembangkit tenaga listrik sesuai yang tercantum dalam Daftar

Isian Proyek (DIP). Petunjuk Operasional (PO) dan Anggaran Investasi (AI),

serta bertanggung jawab terhadap biaya, jadwal dan mutu sesuait target

kinerja Unit Induk Pembangunan yang telah ditetapkan oleh Direksi dengan

mengoptimalkan sumber daya yang tersedia, serta memastikan bahwa semua

program pembangunan yang dilaksanakan oleh Unit Induk Pembangunan

telah diketahui oleh Direksi, dengan tugas pokok meliputi:

GENERAL

MANAGER

BIDANG OPERASI

KONSTRUKSI

BIDANG

KEUANGAN, SDM,

& ADMINISTRASI

BIDANG

PERENCANAAN

(57)

a. Mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk peningkatan kerja

Unit Induk Pembangunan;

b. Memastikan kelancaran koordinasi dan Service Level Agreement (SLA)

dengan pihak supervise konstruksi dan supervise desain;

c. Menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKPA) Unit Induk

Pembangunan;

d. Mengelola dan mengendalikan kegiatan pembangunan dan bertindak

sebagai wakil pemilik (owner);

e. Menetapkan system manajemen kinerja dan system manajemen mutu Unit

Induk Pembangunan serta pengendaliannya;

f. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk

kelancaran dan keberhasilan penyelesaian pembangunan

g. Mengembangkan dan memelihara kompetensi orgasnisasi dan kompetensi

anggota organisasi Unit Induk Pembangunan;

h. Menetapkan Laporan Manajemen Unit Induk Pembangunan

II. Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab dan memastikan tersedianya perencanaan kerja atas

pelaksanaan kegiatan perencanaan umum dan lingkungan hidup serta

perencanaan konstruksi pembangunan, penetapan kebijakan manajemen yang

(58)

serta mendukung restrukturisasi organisasi Unit Induk Pembangunan, dengan

tugas pokok meliputi:

a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Unit Induk Pembangunan

Tahunan;

b. Mengelola kegiatan survey dan soil investigation;

c. Menyiapkan analisa dampak lingkungan dan pengelolaan lingkungan

hidup serta perijinan yang terkait dengan fasilitas proyek dan pertanaha;

d. Merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi kegiatan pembebasan

tanah;

e. Melaksanakan perencanaan pembangunan yang sinergi dengan koordinasi

bersama pihak supervise konstruksi dan supervise desain antara lain

Approval Drawing dan Spesifikasi

f. Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan pengadaan termasuk

menyiapkan dokumen pelelangan

g. Merencanakan dan mengelola implementasi Sistem Teknologi Informasi

III. Bidang Operasi Konstruksi

Bertanggung jawab dan memastikan terlaksananya pekerjaan konstruksi

pembangunan, konsolidasi Unit Pelaksana Konstruksi sesuai dengan jadwal,

biaya, dan kualitas pekerjaan melalui pemantauan hasil kerja untuk

pencapaian target kinerja Unit Induk Pembangunan, dengan tugas pokok

(59)

a. Mengkoordinasikan secara keseluruhan pengendalian pembangunan agar

pelaksanaan pembangunan dapat dilaksanakan secara tepat waktu, biaya

dan mutu;

b. Menyusun Basic Communication internal dan eksternal dengan pihak

ketiga terkait dengan kelancaran pelaksanaan pembangunan;

c. Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan administrasi teknik, meliputi

administrasi tenaga kerja asing, administrasi, kontrak (penanganan klaim

kontrak, amandemen kontrak, berita acara pembayaran) dan pengendalian

TKDN;

d. Mengelola persetujuan Master List dan kegiatan kepabeanan;

e. Mengelola pengendalian logistic dan administrasi monitoring terkait

dengan pekerjaan pembangunan;

f. Mengelola program Keselamatan Ketenagalistrikan;

g. Mengelola dan mengkoordinir Serah Terima Proyek dan Laporan Selesai

di lingkungan Unit Induk Pembangunan

IV. Bidang Keuangan, Sumber Daya Manusia, dan Administrasi

Bertanggung jawab dan memastikan terselanggaranya pengelolaan keuangan,

Sumber Daya Manusia, dan administrasi untuk mendukung pelaksanaan

pekerjaan kegiatan Unit Induk Pembangunan dalam mencapai target kinerja

Unit Induk Pembangunan sesuai penetapan Direksi, dengan tugas pokok

(60)

a. Menyusun perencanaan alokasi pendanaan dan realisasi pembayaran

terkait dengan progress pembangunan;

b. Melaksanakan proses pembayaran sesuai dengan kewajiban dan

komitmen, serta proses pembayaran sesuai dengan ketentuan kontrak;

c. Mengelola pelaksanaan kegiatan akuntansi, perpajakan, dan asuransi;

d. Merencanakan dan mengelola pengembangan kompetensi dan karir SDM;

e. Mengelola Administrasi SDM di Unit Induk dan Unit Pelaksana;

f. Mengelola administrasi kesekretariatan dan umum;

g. Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan Corporate Social

Responsibillity (CSR)

h. Mengelola manajemen mutu;

i. Melaksanakan sosialisasi, investarisasi, dan menyusun daftar nominative

terkait kegiatan pembebasan tanah;

j. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk pelaksanaan

pembebasan tanah;

k. Melaksanakan pembayaran pembebasan tanah, pengurusan pelepasan hak,

dan sertifikat;

l. Melaksanakan konsultasi dan penanganan permasalahan hukum serta

pembebasan tanah;

m. Memonitor dan mengevaluasi serta menyelesaikan permasalahan yang

(61)

V. Unit Pelaksana Konstruksi

Bertanggung jawab dan memastikan terselenggaranya pengelolaan

pembangunan sesuai kontrak dengan pihak supervise konstruksi dan supervise

desain sebagai bagian pencapaian target kinerja pembangunan yang

ditetapkan perusahaan, dengan tugas pokok yang meliputi:

a. Melaksanakan pengawasan, pengendalian teknik, dan administrasi

konstruksi;

b. Melaksanakan proses perijinan yang terkait dengan pelaksanaan

pekerjaannya;

c. Mendukung pelaksanaan survey di lapangan serta pelaksanaan analisa

dampak lingkungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

d. Melaksanakan pemantauan dan pengendalian kemajuan fisik

pembangunan secara berkala, melalui sinergi dengan pihak supervise

konstruksi dan supervise desain (jika ada), serta menyusun laporan

kemajuan pekerjaan pembangunan;

e. Mengelola logistic, tata usaha gudang serta administrasi dan umum;

f. Mengkoordinasikan pelaksanaan test komisioning, penyelesaian pending

item, dan penyiapan Serah Terima Proyek di lingkungan Unit Pelaksana

Konstruksi dengan Unit Pengusahaan;

g. Mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain meliputi

koordinasi dengan stakeholder untuk kelancaran dan keberhasilan

(62)

h. Membuat usulan kegiatan CSR ke Kantor Induk;

Gambar

Tabel 2.1 Kategori Jawaban Responden Untuk Masing-masing Variabel
Tabel 2.2 Interpretasi  Koefisien Korelasi Product Moment
Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan yang dimaksud dengan praktek monopoli menurut Pasal 1 Angka 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak

Formulasi Sediaan Krim Menggunakan Kolagen Tulang Ikan Patin (Pangasius sp.) sebagai Anti Aging.. Sudewi 1,* , Nilsya Febrika Zebua 2 , Shelva Filiana

Ditemukan bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung, diantaranya: (1) Guru kurang tepat dalam memilih model pembelajaran sesuai dengan materi, (2) Kurangnya

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi generasi muda dalam rangka mengetahui tingkat kualitas pendidikan di Indonesia serta melaksanakan solusi yang di berikan oleh

Ir.. Bagiitn paling rawan.. mcrnpnnyni konfrgm.itsi ynng land:,. rhn la~;\s. Tinp:iny:q

Selain itu penelitian ini juga diperkuat dengan wawancara untuk mendapatkan penjelasan mendalam kenapa secara statistik, pelayanan tidak berpengaruh terhadap

Hasil uji korelasi Kendall’s Tau menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p) hubungan antara kecemasan dengan motivasi untuk berobat pada penderita hipertensi di

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dosis yang berbeda menggunakan minyak cengkeh dan lama waktu perendaman terhadap kelangsungan hidup ikan Kepaet1. Hasil