i
PEMBELAJARAN
SNOWBALL THROWING
PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI
KELAS VII D SMP NEGERI 3 DEMPET
KABUPATEN DEMAK
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh :
Selda Agustina NIM 7101408079
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan kesidang panitia ujian skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Palupiningdyah, M.Si Drs. Partono, M. Pd
NIP. 195208041980032001 NIP. 195604271982031002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji
Drs. Marimin, M. Pd NIP. 195202281980031003
Anggota I Anggota II
Dra. Palupiningdyah, M.Si Drs. Partono, M. Pd
NIP. 195208041980032001 NIP. 195604271982031002
.
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, November 2012
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Berangkat dengan penuh keyakinan Berjalan dengan penuh keikhlasan Istiqomah dalam menghadapi cobaan “ YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH “
( TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid )
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur dan rahmat Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada:
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan do’a dan segala usaha
vi
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas penulisan skripsi dengan judul: “MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MELALUI PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA MATA
PELAJARAN IPS EKONOMI KELAS VII D SMP NEGERI 3 DEMPET
KABUPATEN DEMAK”.
Dalam menyusun skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya tidak lepas dari bantuan beberapa pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu pada kesempatan yang baik ini dengan rasa hormat penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis unutk menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang
2. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian
vii
4. Dra. Palupiningdyah M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing, memberikan arahan, gagasan, serta petunjuk yang sangat membantu dan bermanfaat hingga selesainya skripsi ini
5. Drs. Partono, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing, memberikan arahan, petunjuk serta gagasan yang sangat bermanfaat dan membantu hingga selesainya skripsi ini
6. Drs. Marimin M.Pd., selaku penguji sidang skripsi saya yang telah membimbing, memberikan arahan, gagasan, serta petunjuk yang sangat membantu dan bermanfaat hingga selesainya skripsi ini
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, khususnya Dosen Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ilmu-ilmu dalam pengajaran dan mudah-mudahan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat kelak bagi penulis
8. Dra. Hanik Rasidah, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Dempet yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian
9. Suwartini, S.Pd., selaku Guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SMP Negeri 3 Dempet yang telah membantu, memberikan arahan, serta bimbingan selama penelitian berlangsung
10. Arif Kurniawan dan keluarga yang setiap saat memberikan semangat
11. Siswa-siswi kelas VII D SMP Negeri 3 Dempet atas kerjasama dan partisipasinya dalam penelitian ini
viii
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang belum bisa penulis sebutkan satu per satu.
Semoga semua bantuan yang telah di berikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Kritik dan saran dari semua pihak di terima dengan senang hati. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran khususnya di bidang pendidikan
Semarang, November 2012
ix
SARI
Agustina, Selda. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VII D SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dra. Palupiningdyah M.Si., Pembimbing II: Drs. Partono, M.Pd, 64 Halaman, 15 Tabel, 2 Gambar, 28 Lampiran.
Kata kunci: Hasil Belajar, Snowball Throwing.
Banyak siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan materi IPS Ekonomi, sehingga mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. IPS Ekonomi merupakan materi yang sifatnya luas yang sesuai dengan keadaan sehari-hari, ini berdampak pula pada pola pembelajaran yang seharusnya lebih menekankan dalam aspek pemahaman yang lebih luas sehingga siswa menjadi mudah dalam memahami materi IPS Ekonomi khususnya materi manusia sebagai makhluk ekonomi dan makhluk sosial. Salah satu model pembelajaran yang cocok dengan materi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi adalah model pembelajaran snowball throwing. Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing siswa pengetahuannya akan bertambah luas sebab peserta didik akan mendapat soal dari materi yang berbeda dari kelompoknya dan jawabannya. Hal tersebut akan membuat siswa mencari dan pengetahuan siswa dapat berkembang karena peserta didik tidak hanya mendapat satu materi saja.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII D yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) siklus, yang nantinya kelas VII D mendapat tindakan siklus. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini yakni : faktor guru (cara guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran Snowball Throwing), faktor siswa (aktifitas dan hasil belajar siswa). Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi, dan tes. Analisis datanya menggunakan metode deskriptif dengan cara hasil belajar siswa setelah tindakan.
x
xi
ABSTRACT
Agustina, Selda. 2012. Implementation Method of Demonstration Using Media-based on the Local Potential to increase Learning Outcome Course in the Education Section Archives of Class VII D SMP Negeri Dempet 3 Year 2011/2012 Lessons. Final Project. Department Of Economics, Faculty Of Economics, State University Of Semarang. Supervising I: Dra. Palupiningdyah M.Si. Supervising II: Drs. Partono, M.Pd, 64 pages, 15 tables, 2 pictures, 28 attachments.
Keywords: Learning Outcomes, Snowball Throwing.
Many students are still having difficulties in completing Economic IPS material, thus affecting low student learning outcomes. Economic IPS is its broad material appropriate to the circumstances of everyday life, is to impact the learning patterns that should be more emphasis on understanding the broader aspects so that students become easy in understanding the material IPS Economic particular material economic and human beings as social creatures. One model of learning that matches the material human beings as social and economic beings are learning model snowball throwing. Application of Snowball Throwing learning model students will expand their knowledge because students will get questions from different material from the group and answer. This will make the students look for and knowledge students can thrive as learners not only get one material alone.
The subjects of this study were students of class VII D, totaling 26 students consisting of 11 male students and 15 female students. In this type of research is a research action class (PTK) cycle, which later class of XI AP 1 got the action cycle. Factors that are examined in this study: the teacher’s factor (how teachers to implement teaching and learning activities with snowball throwing a models sstudent (student learning outcomes and activities). Data collection method using the method documentation, observation, and test. The analysis of data using the descriptive method by way of student learning outcomes after the action.
xii
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……….i
PERSETUJUAN PEMBIMBING………...ii
PENGESAHAN KELULUSAN……….iii
PERNYATAAN………..iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………...v
PRAKATA………..vi SARI………ix
ABSTRACT………xi
DAFTAR ISI……….xiii
DAFTAR TABEL………xvii
DAFTAR GAMBAR………..xviii
DAFTAR LAMPIRAN……….xix
BAB I PENDAHULUAN..……….1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ...7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.4.1 Manfaat Teoritis...7
1.4.2 Manfaat Praktis...8
BAB II LANDASAN TEORI………..9
xiv
2.2 Hasil Belajar ... ...11
2.2.1 Macam-macam Hasil Belajar...11
2.2.2 Ranah Hasil Belajar...12
2.2.3 Tipe-tipe Hasil Penelitian...12
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar...15
2.2.5 Peningkatan Hasil Belajar...16
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... 17
2.3.1 Ciri-ciri pembelajaran kooperatif...17
2.3.2 Keuntungan menggunakan pembelajaran kooperatif...17
2.4 Snowball Throwing ... 18
2.5 Penelitian Terdahulu ... 20
2.6 Kerangka Berpikir ... 21
2.7 Hipotesis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN………24
3.1 Setting Penelitian ... 24
3.2 Subyek Penelitian ... 24
3.3 Jenis Penelitian ... 24
3.4 Faktor Yang Diteliti ... 24
3.5 Rancangan Penelitian ... 25
xv
3.5.2 Prosedur Penelitian Siklus II...29
3.6 Variabel Penelitian ... 31
3.6.1 Variabel bebas...32
3.6.2 Variabel Terikat...32
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 33
3.8 Instrumen Penelitian ... 34
3.9 Uji Coba Instrumen ... 34
3.10 Metode Analisis Data .. ...40
3.11 Lembar Observasi ... ...42
3.12 Indikator Keberhasilan ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………..45
4.1 Hasil Penelitian ... 45
4.1.1 Gambaran Umum...45
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I...45
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II...51
4.2 Pembahasan ... 57
BAB V PENUTUP ………63
5.1 Kesimpulan ... 63
xvi
DAFTAR PUSTAKA ………65
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Data ulangan harian siswa………6
1.2. Keaktivan siswa selama proses belajar ………...6
3.1. Uji Validitas Instrumen………..………....36
3.2. Rekapitulasi hasil analisis tingkat kesukaran soal….………...………..39
3.3. Rekapitulasi hasil analisis daya pembeda …..………40
3.4. Kriteria penilaian keterampilan kooperatif siswa………...43
3.5. Kriteria penilaian kinerja guru………44 4.1. Hasil Analisis Siklus I……….48
4.2. Data Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Akhir Siklus I..……….48
4.3. Data Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I………..48
4.4. Data Hasil Observasi Guru Pada Siklus I………...49
4.5. Hasil Analisis Siklus II………...53
4.6. Data Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Akhir Siklus II………....54
4.7. Data Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II……….55
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Nama Siswa SMP Negeri 3 Dempet………..67 2. Daftar Nilai Siswa……….………....68 3. Kisi-kisi Soal Uji Coba…….………69
4. Soal Uji Coba ………..……….70
5. Kunci Jawaban Soal Uji Coba………..73 6.Analisis Validitas,Reliabilitas,Tingkat Kesukaran,dan Daya Pembeda………74 7. Perhitungan Validitas Penelitian Soal No 1………..76 8. Perhitungan Reliabilitas Instrument……….….78 9. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ………...…....80 10. Perhitungan Daya Pembeda Soal ………81 11. Silabus Pembelajaran………..………...82 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I………84 13. Kisi-kisi Penulisan Soal Siklus I………...88
14. Soal Siklus I……….89
xx
19. Kisi-kisi Penulisan Soal Siklus II ……….…102
20. Soal Siklus II ………....103
21. Kunci Jawaban Soal Siklus II ……….……….109
22. Lembar Observasi Kinerja guru Siklus II ………110
23. Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II………...111
24. Rekapitulasi Hasil Nilai Per Siklus………...112 25. Dokumentasi……….………....113
26. Nama Kelompok………..….116
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
“Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dan siswa
untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Dalam interaksi ini terjadi saling pengaruh antara guru dan siswa” (Sukmadinata, 2009 : 3). Untuk itu kedua komponen dalam pendidikan tersebut harus dapat melakukan interaksi dengan baik sesuai dengan perannya guna tercapai tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Berdasarkan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pasal 1 ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
“Dalam pembelajaran perubahan perilaku yang harus dicapai oleh
pembelajar setelah melaksanakan aktifitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran” (Anni, 2007 : 5). Adapun tujuan proses pembelajaran di sekolah adalah bahwa semua siswa dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. “Hasil belajar merupakan hasil dari interaksi tindak belajar dan tindak mengajar” (Dimyati, 2009 : 3), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i, 2010 :
85), sedangkan tingkat keberhasilan belajar siswa dapat diketahui dari sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari, yang ditunjukkan oleh nilai-nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan pada setiap kali diadakan evaluasi atau penilaian.
“Keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor, baik faktor intern
“Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa dan memperhatikan perbedaan individual setiap siswa (Uno, 2008:7). Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar menunjukkan apa yang harus dilakukan siswa sebagai subyek yang menerima pembelajaran, sedangkan mengajar adalah apa yang harus dilakukan guru sebagai pengajar. Kedua konsep ini menjadi terpadu dalam suatu kegiatan belajar mengajar, dimana terjadi interaksi belajar mengajar. Mengajar pada hakekatnya merupakan proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong proses belajar mengajar.
“Upaya meningkatkan kualitas pengajaran agar diperoleh hasil belajar
siswa yang lebih optimal sehingga menunjang peningkatan kualitas pendidikan, menjadi tugas dan tanggung jawab semua aparat pendidikan termasuk guru” (Nana Sudjana, 2009 : 1). Mengingat posisi dan peranan guru berhadapan langsung dengan siswa melalui proses pengajaran di sekolah, maka upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pengajaran sebagian besar menjadi tugas dan tanggung jawab guru. Salah satu diantaranya melalui pengajaran dengan model pembelajaran Snowball Throwing.
“Pelajaran dimulai dengan pertanyaan salah satu cara untuk membuat
Jika pertanyaan dilakukan dengan efektif, strategi ini dapat mendorong keterlibatan, meningkatkan pembelajaran, memotivasi siswa, dan menyediakan umpan-balik tentang kemajuan pembelajaran, baik kepada guru maupun siswa (Eggen & Kauchak, 2004). Ciri-ciri pertanyaan yang efektif adalah (Cook, 1999) singkat, jelas, fokus, relevan, konstruktif, netral, dan terbuka (Jacobsen, 2009:172).
Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain.
Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.
at the same time. That’s why the improvement of the pronunciation and spelling aspects were not significant (Febrianti Indrasari. S890809308).
Artinya Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan Snowball Throwing bisa meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris siswa yang meliputi memahami arti, pengucapan, pengejaan, dan menggunakan kata. Peningkatan tertinggi adalah aspek menggunakan kata. Permainan Snowball Throwing bisa meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa dalam belajar kosakata. Permainan Snowball Throwing bisa mengubah siswa menjadi aktif karena mereka terlibat dalam aktivitas dan mereka secara otomatis belajar sendiri. Bagaimanapun juga, ada beberapa kelemahan dalam permainan
Snowball Throwing; siswa masih mengalami kesulitan di aspek pengucapan dan pengejaan kata Bahasa Inggris. Kadang-kadang mereka bingung untuk menguasai 4 aspek kosakata pada saat yang sama. Oleh karena itu, peningkatan aspek pengucapan dan pengejaan tidak signifikan (Febrianti Indrasari. S890809308).
Tabel 1.1 Data ulangan harian siswa
Kelas
Jumlah
keseluruhan
Siswa
KKM
Tuntas Belum tuntas
%
Jumlah
Siswa
%
Jumlah
Siswa
VII D 26 75 38,4% 10 61,6% 16
Sumber: Data SMPN 3 Dempet yang diolah
Tabel 1.2 Keaktivan siswa Selama Proses Belajar
Keaktifan Siswa
Selama Proses Belajar
Presentase 40%
Sumber: Data SMPN 3 Dempet yang diolah
Terlihat pada tabel di atas nilai ulangan siswa kelas VII D dari 26 siswa, sebesar 38,4% atau 10 siswa sudah tuntas dan 61,6% atau 16 siswa belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih kurang optimal dari batas nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) sebesar 75. Pada tabel di atas juga bisa dilihat keaktifan siswa dalam pembelajaran masih sangat kurang karena menunjukkan presentase pembelajaran sebesar 40%.
dalam mata pelajaran Ekonomi, sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pengaruh penggunakan model snowball throwing dengan judul : “Meningkatan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Snowball Throwing Pada Mata Pelajaran IPS Ekonomi Kelas VIID SMPN 3 Dempet Kabupaten Demak”
1.2.Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini apakah hasil belajar dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran snowball throwing pada mata pelajaran IPS Ekomomi siswa kelas VIID di SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak.
1.3.Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran
snowball throwing dalam pembelajaran IPS Ekonomi pada siswa kelas VIID di SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak.
1.4.Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai masukan bagi pengelola pendidikan untuk menerapkan penggunaan pembelajaran IPS Ekonomi dengan model pembelajaran Snowball Throwing
2. Manfaat Praktis
Bagi Siswa
a. Menggunakan model pembelajaran snowball throwing diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai hasil yang baik dalam akademik.
b. Siswa mampu memberikan sikap positif terhadap mata pelajaran IPS Ekonomi.
Bagi guru
a. Meningkatkan profesionalitas guru.
b. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih model pembelajaran yang sesuai dan bervariasi.
Bagi Sekolah
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Pengertian Belajar
Thorndike dalam Uno (2008:11), menyatakan bahwa “belajar adalah proses interaksi antara stimulus (yang berupa pikiran, perasaan, respon atau gerakan), dan respon”. Stimulus hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, meskipun respon mungkin bermacam-macam bentuknya.
Gagne dalam Slameto (2010:13) memberikan 2 (dua) definisi yaitu:
1) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Gagne dalam Suprijono (2009:2), “belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah”.
Traves dalam Suprijono (2009:2), “belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku”. Cronbach dalam Suprijono (2009:2), “learning is shown by a change in behavior as a result of experience. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman)”.
Bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu)”.
Geogh dalam Suprijono (2009:2), “learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan)”.
Morgan dalam Suprijono (2009:2), “learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman)”.
Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian masyarakat tidaklah demikian . belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti yang dikatakan oleh Reber, belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya. Sudah tentu pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai. Perlu dipahami, perolehan pengetahuan maupun maupun upaya penambahan pengetahuan hanyalah salah satu bagian kecil dari kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Suprijono, 2009:3).
2.2. Hasil Belajar
”Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar” (Anni, 2007:5). ”Hasil belajar merupakan
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar” (Dimyati, 2009:3). Menurut Gerlach dan Ely dalam Anni (2007:5) “hasil belajar merupakan perubahan perilaku atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi”. Menurut teori Humanistik dalam Rifa’i (2007:91) “hasil belajar adalah kemampuan siswa mengambil tanggung jawab dalam menentukan apa yang dipelajari dan menjadi individu yang mampu mengarahkan diri sendiri ( self-directing) dan mandiri (independent)”. Menurut Gagne dalam Dimyati (2009:11) “hasil belajar merupakan proses kognitif siswa yang terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan, motorik, sikap, dan siasat kognitif”.
Jadi berdasarkan lima pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang berupa perubahan perilaku pembelajar sesuai dengan kemampuan yang dipelajari setelah mengalami interaksi tindak belajar dan mengajar yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi yang terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan, motorik, sikap, dan siasat kognitif.
2.2.1.Macam –Macam Hasil Belajar
Hings ley(dalam Sudjana, 2009:4) memberi tiga macam hasil belajar a) Ketrampilan dan kebiasaan
2.2.2. Ranah Hasil belajar
Hasil belajar dapat dilihat dari perubahan siswa, ketrampilan meningkat, bertambah pengetahuan, sikap yang lebih baik. Benyamin S Bloom seperti yang dikutip oleh Anni (2007:7-12) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu:
a) Ranah kognitif yaitu berkenaan hasil belajar intelektual terdiri dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.
b) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, pembentukkan pola hidup.
c) Ranah psikomotorik adalah berkaitan dengan hasil belajar persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, kreativitas.
2.2.3. Tipe-tipe Hasil Belajar
Hasil belajar secara menyeluruh harus mencerminkan tujuan pendidikan. Benjamin S. Bloom dalam bukunya Sudjana (2009:49-54) berpendapat bahwa “tujuan pendidikan yang hendak dicapai dapat digolongkan menjadi tiga bidang atau ranah, yakni 1) bidang kognitif, 2) bidang efektif dan, 3) bidang psikomotor”, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
A.Tipe hasil belajar bidang kognitif meliputi :
Termasuk dalam pengetahuan hafalan ini adalah pengetahuan yang sifatnya faktual dan pengetahuan mengenai hal-hal yang perlu di ingat kembali seperti batas peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus dan lain-lain.
(2) Tipe hasil belajar pemahaman (comprehension)
Ada tiga pemahaman yang berlaku umum yaitu:
a) Pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Misalnya memahami kalimat bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia, pengertian Bhineka Tunggal ika dan lain-lain.
b) Pemahaman penafsiran misalnya, memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda dan lain-lain.
c) Pemahaman ekstrapolasi yakni kesanggupan melihat di bilik yang tertulis, tersirat, meramalkan sesuatu atau memperluas wawasan.
(3) Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)
(4) Tipe hasil belajar analisis
Analisis adalah kemampuan untuk mengurangi suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian yang lebih kecil dan mempunyai arti.
(5) Tipe hasil belajar sintesis
Sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas.
(6) Tipe hasil belajar evaluasi
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai suatu berdasar pada kemampuan yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.
B. Tipe hasil belajar bidang afektif
Bidang efektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa tingkatan bidang afektif yaitu :
(1) Receiving atau Attending adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada siswa, baik demi bentuk masalah situasi atau gejala.
(2) Responding atau jawaban adalah reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
(3) Valuing atau penilaian adalah berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulasi.
dengan nilai yang lain, kemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
(5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai adalah keterpaduan dari sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
C.Tipe hasil belajar Psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan ketrampilan yaitu :
1) Gerakan reflek
2) Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar
3) Kemampuan berseptual termasuk di dalamnya membedakan visual membedakan auditif, motorik dan lain-lain.
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuasaan, keharmonisan, ketetapan dan lain-lain.
5) Gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang komplek.
6) Kemampuan seperti gerakan ekspresif, interprestasi dan sebagainya. 2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
“Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern” (Slameto, 2010:54-71).
faktor kelelahan. Faktor jasmaniah merupakan faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan cacat tubuh. Faktor Psikologis tergolong menjadi tujuh yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kelelahan dan kematangan. Faktor kelelahan dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh sehingga timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh dan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
b) Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap hasil belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran atau media pembelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar, tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
2.2.5.Peningkatan Hasil Belajar
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian ranah kognitif yang merupakan ranah kognitif.
2.3.Model Pembelajaran Kooperatif
“Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar” (Sugiyanto, 2010:37).
Panitz dalam Suprijono (2009:54-55) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
2.3.1. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Lie (2004) dalam Sugiyanto (2010:40) adalah:
1) Saling ketergantungan posifif 2) Interaksi tatap muka
3) Akuntabilitas individual
4) Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi
2.3.2. Keuntungan menggunakan pembelajaran kooperatif
Ada banyak nilai pembelajaran kooperatif diantaranya adalah: 1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial
3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial
4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen
5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois 6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa
dewasa
7) Berbagai keterampilan sosial yang diperoleh untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan
8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia 9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi
dari berbagai perspektif
10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik
11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas (Sugiyanto, 2010:43-44).
2.4.Snowball Throwing
Snowball Throwing (bola salju) strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi peserta didik secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh peserta didik secara berkelompok. Strategi ini akan berjalan dengan baik jika materi yang dipelajari menuntut pemikiran yang mendalam atau yang menuntut peserta didik untuk berpikir analisis bahkan mungkin sintesis. Materi-materi bersifat faktual, yang jawabannya sudah ada di dalam buku teks mungkin tidak tepat diajarkan dengan strategi ini (Zaini, 2008:58).
Adapun langkah-langkah dari Snowball Throwing sebagai berikut: a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
c. Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit f. Setelah siswa dapat satu bola/satu petanyaan diberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbetuk bola tersebut secara bergantian
g. Evaluasi
h. Penutup (suprijono, 2009:128)
classroom action research by model of Snowball Throwing learning can be increase teacher skill in learning IPS, To increase the students activities in learning by applying the model ofSnowball Throwing, To increase learning quality by applying the model of Snowball Throwing. Model of Snowball Throwing can be implemented to increase learning result.
Artinya penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan ketrampilan guru IPS, pembelajaran
Melalui model pembelajaran Snowball Throwing terlatih untuk lebih siap dalam menerima materi sebab mereka dituntut mengetahui materi dan juga dalam hal melempar serta menjawab bola-bola salju yang dilemparkan. Selain itu, dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing siswa pengetahuannya akan bertambah luas sebab peserta didik akan mendapat soal dari materi yang berbeda dari kelompoknya dan jawabannya. Hal tersebut akan membuat siswa mencari dan pengetahuan siswa dapat berkembang karena peserta didik tidak hanya mendapat satu materi saja.
2.5.Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu pernah dilakukan oleh Setyani Widiastri (2010) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Pokok Bahasan Mengelola Kartu Utang da Piutang pada Siswa Kelas XI Akuntansi 2 SMK PGRI Tegal” dapat
disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa kelas XI Akuntansi 2 SMK PGRI Tegal sebesar 19,04% dari penelitian siklus I sebesar 66,67% dan penelitian pada siklus II sebesar 85,71%.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Desi Puspasari (2012) yag berjudul “Peningkatan Hasil belajar Siswa pada Materi Redaksi Surat
Menggunakan Model Pembelajaran Snowball Throwing Kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Antonius Semarang” dapat disimpulkan bahwa ada
2.6.Kerangka Berpikir
Guru Siswa
Pembelajaran kurang bervariasi Motivasi siswa rendah
Siswa mengalami bosan dan Pembelajaran
keterlibatan siswa cenderung
menghafal
dalam pembelajaran rendah
Pemahaman siswa terhadap materi rendah
Pembelajaran menggunakan Snowball Throwing
Siswa merasa senang Aktif dalam belajar
Hasil belajar meningkat
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
2.7.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diangkat dengan dilandasi teori maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
24
BAB III
METODE PENELITIAN
2.1.Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Dempet yang beralamat di jalan Dempet-Sidomulyo KM 8 Dempet.
3.2.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII D yang berjumlah 26 siswa.
3.3.Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau
Class Room Active Research:
1. Penelitian – menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti
2. Tindakan – menunjukkan pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula (Suharsimi, 2009:2-3).
3.4. Faktor Yang Diteliti
b. Faktor siswa yaitu:
a) Melihat aktivitas serta sikap dan tanggapan oleh siswa, pada mata pelajaran ekonomi yang telah disampaikan guru dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing.
b) Hasil belajar siswa setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang berasal dari nilai tes pada setiap penyelenggaraan akhir siklus.
3.5.Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini dirancang masing-masing siklus dengan tahapan “perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi”
(Suharsimi, 2009:16).
SIKLUS 1
SIKLUS II
Gambar 3.1. Skema Alur Siklus
Pelaksanaan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
Observasi Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
Penelitian
3.5.1. Prosedur penelitian Siklus I
a. Perencanaan
Tahap ini didasarkan pada pembuatan rencana kegiatan (persiapan-persiapan) pembelajaran dengan menggunakan metode Snowball Throwing sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Dempet. Adapun jenis kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Guru menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
2) Guru menyiapkan sarana-prasarana 3) Guru menyiapkan lembar kerja siswa
4) Guru menyiapkan lembar observasi pembelajaran dengan menggunakan menggunakan metode Snowball Throwing. 5) Guru menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan menggunakan metode Snowball Throwing
b. Tindakan
1) Guru membuka pelajaran dan melakukan presensi
2) Guru menginformasikan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran
3) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran 4) Guru menyampaikan materi secara garis besar dengan
menggunakan metode Snowball Throwing
5) Materi dimulai dengan terlebih dahulu menjelaskan kepada siswa
6) Guru meminta siswa untuk menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan.
7) Guru membantu siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
8) Guru memberikan soal evaluasi siklus 1
9) Guru menutup pelajaran dan memberikan angket refleksi untuk siswa dan refleksi untuk guru
c. Observasi
Suatu kegiatan mengamati Kinerja guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:
1) Guru
pertanyaan siswa, menggunakan waktu secara efisien, mengelola kelas, menutup pelajaran, dan kemampuan melakukan penilaian pencapaian hasil belajar
2) Siswa
Suatu kegiatan mengamati aktivitas siswa yaitu mendengarkan penjelasan dari guru, keaktifan siswa memberikan komentar, antusiasme siswa mencatat materi, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, kemampuan siswa dalam memahami pelajaran, ketertiban siswa dalam megikuti pelajaran, ketepatan siswa menjawab pertanyaan, dan mengerjakan soal atau tugas dari guru.
d. Refleksi
3.5.2. Prosedur Penelitian Siklus II
a. Revisi Perencanaan
Tahap ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti untuk memecahkan masalah yang ada pada siklus 1 yaitu sebagai berikut:
1) Guru menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
2) Guru menyiapkan sarana-prasarana 3) Guru menyiapkan lembar kerja siswa
4) Guru menyiapkan lembar observasi pembelajaran dengan menggunakan menggunakan metode Snowball Throwing.
5) Guru menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan menggunakan metode Snowball Throwing
6) Guru menyiapkan angket refleksi siswa b. Tindakan
Tindakan pada siklus 2 merupakan aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran. tahapan dalam tindakan siklus 2 adalah sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dan melakukan presensi
3) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran
4) Guru menyampaikan materi secara garis besar dengan menggunakan metode Snowball Throwing tahap ini guru tidak terlalu banyak pembukaan tetapi langsung pada materi yang akan disampaikan.
5) Membantu siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
6) Memberi soal evaluasi siklus 2
7) Guru menutup pelajaran dan memberikan angket refleksi untuk siswa dan refleksi untuk guru
c. Observasi
Suatu kegiatan mengamati Kinerja guru dan aktivitas siswa sebagai berikut:
1) Guru
a. Siswa
Suatu kegiatan mengamati aktivitas siswa yaitu mendengarkan penjelasan dari guru, keaktifan siswa memberikan komentar, antusisame siswa mencatat materi, keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, kemampuan siswa dalam memahami pelajaran, ketertiban siswa dalam megikuti pelajaran, ketepatan siswa menjawab pertanyaan, dan mengerjakan soal atau tugas dari guru.
d. Refleksi
Pada tahap ini guru sebagai peneliti melakukan analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II dan hasil belajar dengan menggunakan metode Snowball Throwing berupa nilai siswa pada tes siklus II.
Analisis yang dilakukan untuk mengkaji keberhasilan dan kelemahan tindakan.
a) Analisis data yang telah diperoleh untuk menentukan langkah tindakan yang lebih baik pada pembelajaran selanjutnya.
b) Mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa.
c) Mengevaluasi kinerja guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mangajar.
3.6.Variabel Penelitian
ini, ada dua macam variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Adapun veriabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
3.6.1Variabel bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang tidak terpengaruh dengan variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Snowball Throwing. Penggunaan model pembelajaran
Snowball Throwing adalah sebagai salah satu variasi model belajar, menambah keaktifan siswa yang bermanfaat untuk proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru itu sendiri.
Indikator model pembelajaran Snowball Throwing adalah: a. Pemahaman siswa
b. Belajar mandiri siswa c. keterlibatan siswa d. Perhatian siswa
3.6.2Variabel Terikat
a. Tercapainya ketuntasan belajar siswa b. Siswa aktif dalam pembelajaran.
3.7. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.7.1 Metode Dokumentasi
“Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger agenda dan sebagainya” (Suharsimi,
2006:231). Metode ini dilakukan dengan mengambil data-data pendukung penelitian yang meliputi data awal yaitu daftar nama dan nilai ulangan siswa kelas VII D.
3.7.2 Metode Observasi
Metode observasi digunakan untuk mengetahui kinerja guru dan aktifitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran Snowball Throwing dengan model pembelajaran yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya. Lembar observasi berisi langkah-langkah pembelajaran bagi guru dan aktifitas siswa selama pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing.
3.7.3 Metode Tes
3.8.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah dengan menggunakan soal objektif. “Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa diberikan 1 (untuk jawaban benar) dan 0 (item jawaban salah)” (Suharsimi, 2009:172)
Rumus yang digunakan: S = R
Keterangan:
S = Skor yang diperoleh R = Jawaban yang betul
3.9.Uji Coba Instrumen
Setelah tes disusun, kemudian diujicobakan untuk menentukan tingkat kevalidan, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Uji coba dilakukan pada siswa di luar kelas yang dijadikan penelitian yaitu kelas VII A yang berjumlah 27 siswa.
3.9.1. Validitas
2
r = Koefisien Kolerasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah sampel instrument Y (Suharsimi, 2006:170).
Kemudian harga rxy yang diperoleh dibandingkan dengan rtabel product-moment dengan taraf signifikan 5%. Jika harga rhitung> rtabel, maka
Tabel 3.1
Uji validitas instrumen
No rxy rtabel Kriteria
Berdasarkan table diatas diperoleh keterangan dari 25 soal banyaknya soal yang tidak valid sebanyak 5 yaitu soal nomor 3, 8, 15, 22, 24.
3.9.2. Reliabilitas
Suharsimi (2006:178) berpendapat “reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Untuk mengetahui reliabilitas tentang keefektifan metode pembelajaran demonstrasi peneliti menggunakan rumus KR-20 yaitu :
Keterangan :
= Realibilitas instrumen K = Banyaknya butir pertanyaan
= Jumlah skor total kuadrat = Kuadrat dari jumlah skor N = Jumlah peserta tes
p = Banyaknya subjek yang skornya 1 q = Banyaknya subjek yang skornya 0
“Jika > r tabel maka tes dikatakan reliabel” (Suharsimi, 2006:187-188). Harga r11 tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga rtabel dengan taraf signifikansi 5%, jika harga rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan
bahwa soal tersebut adalah soal yang reliabel.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang berjumlah 25 soal pilihan ganda diperoleh nilai reliabilitas soal sebesar 0,85. Dari nilai reliabilitas tersebut soal bersifat reliabel, sebab nilai reliabilitas (r11) yang diperoleh lebih besar dari rtabelyaitu 0,312.
3.9.3. Taraf kesukaran soal
(2009:208) mengemukakan untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah: 0,00 < P ≤ 0,30 maka dikategorikan soal sukar
0,30 < P ≤ 0,70 maka dikategorikan soal sedang 0,70 < P ≤ 1,00 maka dikategorikan soal mudah
Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Kriteria Nomor soal Jumlah Keterangan
Mudah 4, 8, 9, 17, 18, 21, 22,
23. 8
Nomor soal dipakai 4, 8, 9, 17, 18, 21, 22, 23, kecuali nomor soal 8, 22.
Sedang
1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 24, 25, 26.
15
Nomor soal 1, 2, 3, 5, 6, 7, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 24, 25, 26 dipakai, kecuali nomor soal 3, 15, 24.
Sukar 10, 20. 2 Nomor soal dipakai
semua.
3.9.4. Daya pembeda soal
Analisis daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan soal tersebut dalam membedakan peserta didik yang kurang pandai. Daya pembeda digunakan untuk menguji apakah soal-soal yang dibuat tersebut dapat memberikan hasil yang beragam angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D. Suharsimi (2009:213) mengemukakan, untuk menghitung daya pembeda item soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus:
Keterangan :
: Banyaknya peserta kelompok atas : Banyaknya kelompok peserta bawah
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
: Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda adalah:
- D : 0,00 - 0,20 : jelek - D : 0,20 - 0,40 : cukup - D : 0,40 - 0,70 : baik - D : 0,70 - 1,00 : baik sekali
- D : Negative, soalnya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D sebaiknya dibuang saja
(Suharsimi, 2009:218).
Rekapitulasi hasil analisis daya pembeda pada uji coba instrumen dapat dilihat dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Analisis Daya Pembeda
Kriteria Nomor soal Jumlah Keterangan
Baik sekali - - -
Baik 2, 5, 12, 13, 4 Dipakai
Cukup
1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25
20 Dipakai
Jelek 22 1 Dipakai
3.10. Metode Analisis Data
1. Menghitung nilai ulangan harian sebelum dilakukan tindakan dan nilai tes siklus 1 dan siklus 2
2. Menghitung nilai rerata/ presentase rerata hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 untuk mengetahui hasil belajar.
3.10.1.Menghitung rata-rata nilai
Keterangan :
X : Rata-rata nilai : Jumlah seluruh Nilai
N : Jumlah siswa (Suharsimi, 2009:264).
3.10.2.Menghitung Ketuntasan Belajar
Keterangan :
% : Tingkat presentase yang dicapai n : Jumlah siswa yang tuntas N : Jumlah seluruh siswa
Dalam perhitungan ketuntasan belajar secara klasikal dengan rumus diatas maka “n” merupakan simbol dari jumlah
siswa yang memiliki nilai 75 dan “N” merupakan simbol dari seluruh siswa peserta tes.
3.10.3.Menghitung Data Hasil Belajar siswa
Untuk menghitung hasil belajar secara klasikal maka dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Menghitung Data Hasil Observasi
Hasil Observasi baik siswa maupun guru, yang didapat dari hasil perolehan yang diisi pada lembar observasi dihitung dengan rumus sebagai berikut:
3.11. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan alat untuk mengumpulkan data berisi daftar aspek-aspek yang akan diamati. Dalam proses observasi, pengamatan memberikan tanda ( ) pada kolom yang sudah tersedia sesuai dengan aspek yang diamati.
3.11.1.Lembar Observasi Keterampilan kooperatif Siswa
berlangsung di kelas. Keterampilan itu berisi keterampilan psikomotorik dan afektif siswa. Berikut ini rumus menghitung presentase skor perolehan:
Tabel 3.4.
Kriteria Penilaian Keterampilan Kooperatif Siswa
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
0-39 Sangat Kurang
3.11.2. Lembar Observasi keterampilan Kinerja Guru
Menghitung rata-rata kinerja guru
Keterangan:
X : Nilai Rerata : Jumlah Skor Total
n : Jumlah aspek yang diamati
3.11.3. Menghitung Presentase kinerja guru
Tabel 3.5.
Kriteria Penilaian Kinerja Guru
>85 Baik
60-84 Cukup
<60 Kurang
3.12. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang dijadikan tolak ukur dalam penelitian ini adalah:
1. Seorang peserta didik dipandang tuntas belajar jika peserta didik mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut (Mulyasa, 2006:99)
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Hasil Penelitian
4.1.1Gambaran Umum
Penelitian ini mengambil tempat di SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak sebagai subyek penelitian. SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak beralamat di jalan Dempet-Sidomulyo KM 8 Dempet. SMP Negeri 3 Dempet Kabupaten Demak terdiri dari 12 ruang kelas dari kelas VII sampai dengan kelas IX. Serta 1 ruang untuk guru, 1 ruang untuk kepala sekolah, 1 ruang untuk Tata Usaha, 1 ruang untuk BK, 1 ruang untuk perpustakaan, 1 ruang untuk komputer, 1 ruang aula.
4.1.2Hasil Penelitian Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran yang masing-masing jam terdiri dari 45 menit. Siklus I dibagi dalam beberapa tahap yaitu:
a. Perencanaan
Demak bahwa materi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi akan disampaikan dengan model
pembelajaran Snowball Throwing, serta memberikan sedikit penjelasan mengenai model pembelajaran Snowball Throwing. Dalam tahap perencanaan guru juga mengupayakan agar kondisi kelas dapat terkendali, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.
b. Pelaksanaan
Dalam tahap ini peneliti bertindak sebagai observer, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan antara lain, melihat dan mengamati proses belajar mengajar, secara klasikal guru menyampaikan tentang cara kerja model pembelajaran Snowball Throwing yang nantinya digunakan untuk melaksanakan pembelajaran pada materi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi
(pertemuan pertama).
Pembelajaran dilanjutkan dengan menerapkan model pembelajaran
ciri-ciri manusia ekonomi. Setiap peserta didik dalam setiap kelompok diminta untuk membuat pertanyaan sesuai materi yang diterima dan tidak boleh sama dengan teman sekelompoknya. Setelah semua siswa selesai membuat pertanyaan, guru meminta siswa untuk membentuk kertas pertanyaan tersebut seperti bola dan dilempar kepada teman dari kelompok lain. Setelah setiap siswa memperoleh pertanyaan dari kelompok lain guru menunjuk salah satu atau lebih dari siswa untuk membaca dan menjawab pertanyaan yang sudah didapat.
Setelah sebagian siswa menjawab pertanyaan yang sudah didapat, guru menawarkan pertanyaan kepada siswa bagian mana yang belum bisa dipahami. Jika semua siswa sudah mampu memahami materi yang disampaikan guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan mengenai materi manusia sebagai makhluk social dan makhluk ekonomi. Guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru. Guru mengisi lembar observasi siswa dan guru menutup pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa dalam belajar (Pertemuan Kedua).
c. Pengamatan/ observasi
Hasil pengamatan siklus I dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan siklus satu diperoleh hasil sebagai berikut :
a) Data hasil tes
Tabel 4.1. Hasil Analisis Siklus I
No Kategori Hasil analisis
1 Rata-rata 7,3
2 Tuntas 15
3 Belum Tuntas 11
4 % Ketuntasan Klasikal 57,75 %
5 % Belum Tuntas 42,35 %
Sumber: Pengolahan Data Nilai Siswa Siklus I
Perbandingan nilai hasil belajar siswa sebelum dan akhir siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.2.
Data Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Akhir Siklus I
No Hasil Tes Skor Awal
Rata-rata nilai tes
9
Sumber: Pengolahan Data Nilai Siswa Siklus I b) Lembar Observasi Siswa
Hasil observasi siswa dengan model pembelajaran Snowball Throwing dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3.
Data Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I Keterangan Sangat
Kurang
Kurang
Cukup Baik Baik
Sekali
Siklus I 0 5 14 7 0
Dari hasil observasi terhadap siswa pada siklus I diperoleh hasil 0 siswa masuk katergori sangat tidak baik, 5 siswa masuk kategori tidak baik, 14 siswa masuk kategori kurang baik, 7 siswa masuk kategori baik, serta 0 siswa masuk kategori sangat baik.
c) Lembar Aktivitas Observasi Guru
Aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.4.
Data Hasil Observasi Guru Pada Siklus I
No Aspek Penilaian Penilaia
n a. Gerak guru didalam kelas b. Variasi guru dalam bertanya c. Interaksi dalam pembelajaran d. Penguasaan materi
e. Pengelolaan kelas
f. Penguatan terhadap respon siswa g. Penggunaan model pembelajaran
Snowball Throwing
h. Pemanfaatan waktu dan alur Pembelajaran
Penutup
a. Membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
Sumber: Pengolahan data observasi guru pada siklus I
kegiatan pembelajaran nanti siswa dapat menyerap materi yang telah dipelajari. Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran masuk dalam kategori cukup, karena suasana kelas terkendali. Akan tetapi masih belum maksimal, sebab masih ada beberapa siswa yang masih kurang paham dengan model yang digunakan dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran termasuk dalam kategori kurang. Dalam memberikan rangkuman maupun menyimpulkan pelajaran guru masih terpacu dengan buku pelajaran, sedangkan proses selama kegiatan pembelajaran tidak disimpulkan.
d. Refleksi
Siklus pertama merupakan siklus awal, suasana dalam kelas saat pembelajaran berlangsung masih belum mengalami perkembangan yang cukup berarti, sebagai contoh masih adanya siswa yang ramai dan belum sepenuhnya memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Berdasarkan kegiatan pada siklus I diperoleh refleksi sebagai berikut:
a) Dalam menerapakan model pembelajaran Snowball Throwing, guru masih ragu-ragu karena baru pertama melaksanakan metode tersebut sehingga pembelajaran masih kurang lancar dan kurang memaksimalkan kondisi media pembelajaran tersebut.
b) Karna baru pertama dilaksanakan siswa masih bingung dan sulit dikoordinir untuk melaksanakan model pembelajaran Snowball Throwing.
masih belum tuntas. Dari hasil evaluasi diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 57,75% serta diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 7,3
d) Secara garis besar pelaksanaan siklus sudah cukup baik, akan tetapi kegiatan pada siklus pertama masih perlu diulang kembali agar hasil belajar dan ketuntasan belajar dapat lebih ditingkatkan.
4.1.3Hasil Penelitian Siklus II
Siklus kedua dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yang terdiri dari dua jam pelajaran, masing masing jam terdiri dari 45 menit. Secara kualitas perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus kedua menjadi lebih siap dari pada siklus pertama.
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus kedua ini dibuat berdasarkan hasil refleksi peneliti bersama dengan guru. Masalah yang terdapat dalam siklus I yaitu belum tercapainya kompetensi dasar sesuai indikator pembelajaran. Dengan melihat hasil pada siklus I, maka diperlukan suatu perencanaan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar pada siklus II.
b. Pelaksanaan
mengoreksi kekurangan-kekurangan dan kembali menjelaskan materi makhluk sosial dan makhluk ekonomi sehingga siswa lebih leluasa dalam bertanya setelah mereka belajar dengan model pembelajaran Snowball Throwing pada siklus I.
Guru meminta siswa untuk mengelompok sesuai dengan kelompoknya seperti pada siklus I. Selanjutnya siswa diminta untuk melanjutkan materi faktor yang mempengaruhi manusia dalam memenuhi kebutuhannya dan membagi sub bab kepada siswa serta meminta siswa membuat pertanyaan sesuai materi tersebut. Pertanyaan yang dibuat tidak boleh sama dengan teman satu kelompoknya. Setelah semua siswa selesai membuat pertanyaan, guru meminta siswa membentuk kertas pertanyaannya seperti bola dan dilempar kepada kelompok lainnya seperti yang ada disiklus I. Guru memanggil sebagian siswa untuk menjawab pertanyaan yang sudah didapat. Siklus II ini lebih terkendali karena siswa dan guru sudah memahami sistematika model pembelajaran
snowball throwing(pertemuan pertama).
Dalam siklus II guru menghentikan tindakan karena siklus II dipandang sudah cukup baik dan semua indikator sudah dapat dikuasai oleh siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal-soal tes yang menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Oleh karena itu tindakan dalam PTK ini cukup sampai siklus II.
c. Pengamatan
Hasil pengamatan siklus II dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan siklus II diperoleh hasil sebagai berikut :
a) Data hasil tes
Berdasarkan pada siklus II dalam pembelajaran dengan nilai rata-rata hasil tes siswa mencapai 9,00 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal adalah 88,55%.
Tabel 4.5. Hasil Analisis Siklus II
No Kategori Hasil analisis
1 Rata-rata 9
2 Tuntas 23
3 Belum Tuntas 3
4 % Ketuntasan Klasikal 88,55 %
5 % Belum Tuntas 11,55 %
Sumber: Pengolahan Data Nilai Siswa Siklus II
Tabel 4.6.
Data Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Akhir Siklus II
No Hasil Tes Skor Awal Siklus I Siklus II
1.
2.
3.
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Rata-rata nilai tes
9
3
7,0
10
5
7,3
10
6
9,00
Sumber : Pengolahan data nilai siswa siklus I dan siklus II b) Lembar observasi siswa
Dalam siklus II terdapat perubahan-perubahan yaitu siswa sudah banyak yang paham dengan materi manusia sebagai makhluk social dan makhluk ekonomi, karena mereka sudah mendapat dasarnya pada pertemuan sebelumnya. Siswa sudah banyak yang mengerti tentang pengertian manusia ekonomi. Siswa sudah banyak yang mampu menjelaskan pengertian manusia ekonomi. Kemampuan siswa untuk memahami materi manusia sebagai makhluk ekonomi dan makhluk ekonomi sudah baik.
Tabel 4.7.
Data Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II
Keterangan
Sumber: Pengolahan data hasil observasi siswa pada siklus II
Hasil observasi terhadap siswa dengan model pembelajaran
snowball throwing media pada siklus II mengalami kenaikan dari siklus pertama. Observasi yang dilakukan oleh pengamat memberikan hasil 0 siswa masuk kategori sangat tidak baik, 0 siswa masuk kategori tidak baik, 3 siswa masuk kategori kurang baik, 16 siswa masuk kategori baik, 7 siswa masuk kategori sangat baik.
c) Lembar Aktivitas Observasi Guru
Aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.8.
Data Hasil Observasi Guru Pada Siklus II
No Aspek Penilaian Penilaian Kategori
1. a. Gerak guru didalam kelas b. Variasi guru dalam
bertanya c. Interaksi dalam
pembelajaran d. Penguasaan materi e. Pengelolaan kelas