• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Komunikasi Data dan Informasi Publik di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III, Denpasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sistem Komunikasi Data dan Informasi Publik di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III, Denpasar"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

GEOFISIKA (BMKG) WILAYAH III, DENPASAR

NANCY STEPHANIE

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRACT

NANCY STEPHANIE. Analyze of Systems Data Communication and Public Information in the Bureau of Meteorology, Climatology, and Geophysics (BMKG) Region III, Denpasar. Under direction of IDUNG RISDIYANTO.

The background of this research is the importance of the process of delivering the information to the public so the data processing must be considered. The aims of this research are to analyze the system and pattern of data communication and information BMKG III to the public and to analyze the linkages of stakeholders in data and information needs. The method used to analyze the process of data communication and public information on BMKG III was to compare the actual state of the theory of the communication process. While the methods used for the analysis of the role and interests of stakeholders showed how stakeholders act against a relationship with an organization. Data and information services through several stages of which BMKG have an idea to convey the message meteorology, climatology, and geophysics. Ideas and these ideas set out in Law No 31 on Meteorology, Climatology, and Geophysics. The next stage BMKG turn ideas (the data) into information. The data have been collected, identified by type of data. Submission of data and information to the public can be through newsletters, the Internet, television, or radio. The service users (stakeholders) who have obtained information from BMKG can provide feedback in the form of tourists visiting information, research report, or suggestions and criticism of the performance of BMKG. Currently BMKG is considered weak in providing information services to the community. This is due to inadequate equipment and less innovative in expanding the reach of society.

(3)

ABSTRAK

NANCY STEPHANIE. Analisis Sistem Komunikasi Data dan Informasi Publik di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III, Denpasar. Dibimbing oleh IDUNG RISDIYANTO.

Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya proses penyampaian suatu informasi sehingga pengolahan data harus diperhatikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis sistem dan pola komunikasi data dan informasi BMKG III kepada publik serta menganalisis keterkaitan stakeholders dalam kebutuhan akan data dan informasi. Metode yang digunakan untuk menganalisis proses komunikasi data dan informasi publik di BMKG III adalah membandingkan keadaan aktual dengan teori proses komunikasi. Sedangkan metode yang digunakan untuk analisis peran dan kepentingan stakeholders menunjukkan bagaimana tindakan stakeholders terhadap hubungan dengan suatu organisasi. Pelayanan data dan informasi BMKG melalui beberapa tahap diantaranya BMKG memiliki ide untuk menyampaikan pesan meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Ide dan gagasan ini diatur dalam UU RI No 31 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Tahap selanjutnya BMKG mengubah ide (data) menjadi informasi. Data yang telah dikumpulkan, diidentifikasi menurut jenis datanya. Penyampaian data dan informasi kepada masyarakat dapat melalui buletin, internet, televisi, ataupun radio. Para pengguna jasa (stakeholders) yang telah mendapatkan informasi dari BMKG dapat memberikan umpan balik berupa laporan penelitian, informasi kunjungan wisatawan, ataupun saran serta kritik terhadap kinerja BMKG. Saat ini BMKG dinilai lemah dalam memberikan layanan informasi kepada masyarakat. Hal ini disebabkan kurang memadainya peralatan dan kurang inovatif dalam memperluas jangkauan masyarakat.

(4)

ANALISIS SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN INFORMASI

PUBLIK DI BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN

GEOFISIKA (BMKG) WILAYAH III, DENPASAR

NANCY STEPHANIE

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Geofisika dan Meteorologi

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Penelitian : Analisis Sistem Komunikasi Data dan Informasi Publik di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III, Denpasar Nama Mahasiswa : Nancy Stephanie

Nomor Pokok : G24050762

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Idung Risdiyanto, S.Si, M.Sc NIP. 19730823 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen,

Dr. Ir. Rini Hidayati, MS NIP. 19600305 198703 2 002

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Analisis Sistem Komunikasi Data dan Informasi Publik di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah

III, Denpasar”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan di program studi mayor

Meteorologi Terapan Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Idung Risdiyanto selaku pembimbing I yang telah memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Endro Tjahjono selaku pembimbing praktik lapang yang telah berbagi ilmu pengetahuannya, sabar, pengertian, dan sungguh besar andilnya atas terselesainya praktik lapang dalam pelaksanaan tugas akhir ini. Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Ahmad Bey dan Ibu Rini Hidayati sebagai penguji yang telah memberikan masukan, saran, serta ilmu pengetahuan kepada Penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Alm. Bapak Imam Santosa atas segala kebaikan, serta kesabaran sewaktu mengajar serta bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

3. Mas Miming, Pak Suarsa, Pak Bambang, Mba Dwi serta segenap pegawai di Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika wilayah III Denpasar atas segala masukan, saran, dan perhatian selama Penulis melakukan praktek lapang.

4. Papa, Mama, Andreas, Opa dan Oma, Om dan Tante, serta saudara-saudara Penulis atas kasih sayang dan perhatian yang begitu besar hingga saat ini.

5. Gito Immanuel dan Yohanes Ariyanto atas persahabatan yang boleh terjadi, dukungan, semangat, dan perhatiannya sampai saat ini.

6. Dewy, Veza, Indah, Ningrum, Devita, Lisa, Epi, Rifa, Tanjung, Anis, Wita, Cici, Budi, Franz, Ivan, Indra, Dori, Heri, Henky, Wahyu, Irvan, Anton, Zahir, Galih, Aan, Singgih, Dani, Tigin, Yudi, Hardie, Nizar, Apit, Victor, Bang Obet, Tumpal, Ghulam yang telah menjadi teman yang baik selama penulis di GFM.

7. Tarra, Saputri, Amel, Daniel, Bambang, serta adik-adik GFM.

8. Kakak-kakak senior GFM yang telah membantu penulis selama masa perkuliahan.

9. Segenap civitas GEOMET FMIPA, Bu Indah, Mas Azis, Pak Jun, Pak Pono, Mbak Wanti, Mbak Icha, Pak Kaerun, Pak Udin, serta seluruh staf dosen dan pengajar atas bimbingannya selama ini.

10. Dianita L. Fauzana atas kekeluargaan yang terjalin selama ini.

11. Teman-teman PMK IPB 42, Komisi Kesenian, dan kakak-kakak PMK.

12. Teman-teman PSM IPB “AgriaSwara”: Mathias, Melvin, Gladys, Max, Maria, Bhas, Hafiz; kakak-kakak senior serta adik-adik alto.

13. Rekan-rekan Gerakan Pemuda, Komisi Muger, dan Jemaat GPIB “Cawang Baru” atas doa dan perhatian yang telah diberikan.

14. Kakak-kakak dan teman-teman di IPB dari departemen lain atas perhatian dan bantuannya selama Penulis di IPB.

Kepada semua pihak lainnya yang telah memberikan kontribusi yang besar selama pengerjaan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, Penulis ucapkan terima kasih. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, Desember 2011

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Maret 1987, dari ayah Rudolf V. Lengkong dan ibu Sien Walangitan. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Tahun 2005 penulis lulus dari SMA Tarakanita I. Pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan mengikuti Tingkat Persiapan Bersama (TPB). Pada tahun 2006, penulis diterima di Departemen Geofisika dan Meteorologi, Program Studi Meteorologi Terapan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR KOTAK ... ix

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prinsip Komunikasi ... 1

2.2 Komunikasi Publik dalam Organisasi ... 3

2.3 Komunikasi Data dan Informasi di BMKG Wilayah III ... 4

III. METODOLOGI 3.1 Metode ... 4

3.2 Waktu dan Tempat ... 5

IV. KEADAAN UMUM BMKG WILAYAH III 4.1 Sejarah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ... 5

4.2 Visi dan Misi BMKG ... 6

4.3 Struktur Organisasi BMKG Wilayah III ... 6

4.4 Potensi BMKG Wilayah III ... 6

4.5 Kegiatan Umum BMKG Wilayah III ... 7

V. PROSES KOIMUNIKASI DATA DAN INFORMASI DI BMKG WILAYAH III 5.1 Tahap 1: Dasar Ide dan Gagasan Penyelenggaraan BMKG Wilayah III ... 7

5.2 Tahap 2: BMKG Wilayah III Mengubah Ide Menjadi Informasi ... 7

5.2.1 Pengelolaan Data ... 8

5.2.2 Prakiraan Cuaca ... 9

5.2.3 Produk Prakiraan ... 12

5.3 Tahap 3 dan 4: Penyampaian Informasi ... 13

5.4 Tahap 5 dan 6: Umpan Balik Stakeholders ... 16

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 17

6.2 Saran ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 17

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Parameter yang Diukur ... 8

2 Pengguna Informasi Berdasarkan Produk Prakiraan ... 13

3 Peran dan Kepentingan Stakeholders terhadap Data dan Informasi yang Dihasilkan Oleh BMKG Wilayah III ... 15

4 Daftar Pengguna Jasa Data dan Informasi BMKG Wilayah III ... 16

DAFTAR KOTAK

Halaman 1 Peta Suhu Muka Laut... 9

2 Peta Isobar ... 10

3 Peta Streamline ... 10

4 Peta Angin Permukaan ... 11

5 Peta Distribusi Hujan ... 11

6 Citra Satelit ... 12

7 Radar Cuaca ... 12

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Proses Komunikasi ... 2

2 Peran/Kepentingan dari Stakeholders ... 4

3 Model Synergie dan Cyclone Module ... 6

4 Penerima Jaringan GSR MTSAT dan NOAA ... 6

5 Radar Cuaca ... 7

6 Alur Data Pelayanan Jasa BMKG Wilayah III ... 14

7 Matriks Peran dan Kepentingan Stakeholders terhadap Data dan informasi yang dihasilkan BMKG Wilayah III ... 14

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Struktur Organisasi BMKG Wilayah III ... 20

2 Stasiun-stasiun di BMKG Wilayah III ... 21

3 Produk Prakiraan Cuaca Umum ... 23

4 Produk Prakiraan Cuaca Wilayah Perairan ... 24

5 Produk Prakiraan Cuaca Wisata ... 25

6 Produk Prakiraan Cuaca Umum Tiga Harian ... 26

7 Verifikasi Prakiraan per Kabupaten Berdasarkan Data Radar ... 27

8 Persentase Ketepatan Prakiraan Cuaca Harian Denpasar Tahun 2008 ... 28

9 Penyampaian Informasi oleh BMKG Wilayah III.... ... 29

(10)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Data merupakan hal yang pokok dalam pemakaian komputer. Data menjadi informasi yang sangat penting karena diperlukan dalam segala hal, baik berupa pengukuran, pencatatan, pengumpulan informasi, maupun pengambilan keputusan. Dengan kata lain data sangat dibutuhkan karena memberikan arti yang sangat penting untuk saat ini maupun yang akan datang, sehingga kualitas informasi tergantung dari data yang ada (Jogiyanto 1990). Maka dari itu, sebelum diolah hendaknya data diperiksa terlebih dahulu keakuratannya. Pengolahan data yang tidak tepat dapat mengakibatkan kesalahan dalam penyampaian informasi. Data harus diorganisasikan dalam suatu sistem manajemen database agar mempercepat penyampaian informasi kepada pengguna data (Nasrullah dan Arif 2008)

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain. Pentingnya komunikasi juga berlaku bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu kegiatan organisasi dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Dalam mencapai visi dan misinya, BMKG tidak lepas dari peran serta kepentingan stakeholders.

Analisis terhadap sistem komunikasi data dan informasi perlu dilakukan mengingat bahwa dalam penyampaian informasi tidak luput dari masalah. Masalah yang terjadi antara lain dalam mengembangkan dan menyampaikan pesan (BMKG) serta

menerima dan menafsirkan pesan

(stakeholders). Maka dari itu, alur pengolahan data serta proses informasi harus sesuai dengan tahap yang benar sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan suatu informasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan praktik lapang dengan

judul “Analisis Sistem Komunikasi Data dan Informasi Publik di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah

III, Denpasar.” 1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktek lapang ini yaitu:

 Menganalisis sistem dan pola komunikasi data dan informasi BMKG kepada publik

 Menganalisis keterkaitan stakeholder

dalam kebutuhan akan data dan informasi.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Menurut William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty dalam Business Communication: Principles and Methods,

komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu sistem yang biasa baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan (Purwanto 2003). Sebagai suatu proses, menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thil, komunikasi mempunyai persamaan

dengan bagaimana seseorang

mengekspresikan perasaan, hal-hal yang berlawanan, yang sama, serta meliputi proses menulis, mendengar, dan mempertukarkan informasi. Proses komunikasi terdiri atas enam tahap, yaitu:

1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.

Pengirim pesan harus menyiapkan ide atau gagasan apa yang ingin disampaikan kepada pihak lain sebelum proses penyampaian pesan dapat dilakukan. Ide yang ada disaring dan disusun ke dalam suatu memori yang ada dalam jaringan otak.

Ide yang akan disampaikan seseorang mungkin ditafsirkan secara berbeda oleh orang lain. Bahkan dua orang yang memiliki suatu pengalaman yang sama terhadap suatu hal akan memiliki suatu kesan yang tidak serupa. Hal ini terjadi karena setiap orang menyaring informasi yang didapat, dan hanya akan memperhatikan serta mengingat hal-hal yang dianggap menarik atau penting. Seorang komunikator yang baik harus dapat menyaring hal-hal yang tidak penting, dan memusatkan perhatian pada hal-hal yang memang penting dan relevan. 2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu

pesan.

(11)

Tahap 2

Pengirim mengubah ide menjadi pesan

Tahap 4

Penerima menerimapesan Tahap 3

Pengirim mengirim pesan 3. Pengirim menyampaikan pesan.

Rantai saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan terkadang relatif pendek. Panjang serta pendeknya rantai saluran komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian pesan. Bila pesan-pesan yang panjang dan kompleks disampaikan secara lisan, pesan-pesan tersebut bisa terdistorsi atau bahkan bertentangan dengan pesan aslinya. Berbagai media komunikasi dapat digunakan dalam penyampaian pesan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan jenis atau sifat pesan yang akan disampaikan. 4. Penerima menerima pesan.

Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi apabila pengirim mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut.

5. Penerima menafsirkan pesan.

Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti dan tersimpan dalam pikiran si penerima pesan. Selanjutnya, suatu pesan baru dapat

ditafsirkan secara benar bila penerima pesan telah memahami isi pesan sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan.

6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim.

Umpan balik adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai komunikasi. Umpan balik juga merupakan tanggapan penerima pesan yang memungkinkan pengirim untuk melihat efektivitas suatu pesan. Setelah menerima pesan, penerima akan memberikan tanggapan dengan cara tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan.

Umpan balik memegang peranan penting dalam proses komunikasi karena ia memberikan kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan. Selain itu, umpan balik dapat menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata, dan perbedaan reaksi secara emosional.

Gambar 1. Proses Komunikasi (Purwanto 2003)

Di dalam suatu komunikasi, ada kecenderungan beberapa pesan tidak dapat dimengerti oleh penerima pesan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi antara pengirim dengan penerima pesan. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan dalam empat masalah utama (Purwanto 2003), yaitu:

1. Masalah dalam mengembangkan pesan.

Sumber masalah dalam

mengembangkan suatu pesan adalah

memformulasikan suatu pesan. Masalah dalam mengembangkan suatu pesan dapat mencakup keraguan isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada, adanya pertentangan emosi, serta sulit mengekspresikan ide atau gagasan. 2. Masalah dalam menyampaikan pesan.

Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas adalah faktor fisik misalnya gangguan pada sound system,

Tahap 1

Pengirim mempunyai gagasan

Tahap 6

(12)

lampu penerangan, atau audiens terhalang oleh pilar bangunan.

3. Masalah dalam menerima pesan.

Masalah yang muncul dalam menerima pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, lampu yang kurang terang, serta kondisi lain yang mengganggu konsentrasi penerima pesan. 4. Masalah dalam menafsirkan pesan.

Perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran, dan pernyataan emosional

dapat menimbulkan munculnya

kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan.

Keberhasilan komunikasi dalam suatu organisasi merupakan modal penting bagi pencapaian sasaran atau tujuan organisasi tersebut. Keberhasilan komunikasi yang tercermin dalam efektivitas dan efisiensinya merupakan alat perekat organisasi, yang juga mempengaruhi nama baik organisasi yang bersangkutan. Kegiatan organisasi yang terkait dengan pertukaran informasi, antara lain:

Menetapkan Tujuan

Organisasi mempunyai berbagai macam tujuan, baik yang bersifat formal maupun nonformal. Tujuan organisasi dapat didefinisikan dalam arti keuangan, mutu produk, penguasaan pasar, kepuasan karyawan, atau memberikan pelayanan bagi pelanggan. Dalam menetapkan berbagai macam tujuan organisasi tersebut, sangat diperlukan pertukaran informasi atau komunikasi antar unit yang ada dalam organisasi tersebut

Membuat dan Melaksanakan

Keputusan

Tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi dapat tercapai apabila orang-orang dalam organisasi tersebut membuat keputusan-keputusan yang mendukung terlaksananya tujuan, serta mematuhi keputusan yang telah disepakati. Mereka harus mengumpulkan fakta-fakta agar dapat melakukan penilaian terhadap berbagai pilihan yang ada, dengan cara membaca, bertanya kepada orang lain, dan sebagainya. Hal tersebut untuk membuat keputusan-keputusan yang mendukung tujuan organisasi. Bila suatu keputusan telah diambil, keputusan tersebut harus dilaksanakan, dan hal ini memerlukan lebih banyak komunikasi.

Mengukur Prestasi Kerja

Saat keputusan telah dilaksanakan, manajemen perlu melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah hasil yang

diharapkan telah tercapai. Oleh karena itu, untuk mengukur prestasi kerja organisasi secara menyeluruh sangat diperlukan terjalinnya komunikasi yang baik antar unit yang ada dalam organisasi tersebut.

Pelayanan Pelanggan

Semua organisasi akan berhubungan dengan para pelanggannya dengan menggunakan komunikasi, baik dalam bentuk formal maupun nonformal.

Berinteraksi dengan Peraturan

Komunikasi bukan saja terjadi dalam tubuh perusahaan, tetapi juga antara perusahaan dengan pemerintah. Sebagai wakil masyarakat, pemerintah sudah seharusnya melindungi kepentingan masyarakat. Untuk itulah, pemerintah menyusun peraturan yang bertujuan untuk memberi perlindungan bagi masyarakat luas dari tindakan sewenang-wenang perusahaan. Kegiatan tersebut memerlukan komunikasi pula.

2.2 Komunikasi Publik dalam Organisasi Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui media. Tujuan umum dari komunikasi publik terutama adalah untuk memberikan informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi. Selain itu, komunikasi publik juga bertujuan untuk menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat di luar organisasi seperti pemakai jasa, pemakai hasil produksi, dan masyarakat umumnya (Muhammad 2004).

Organisasi sebagai sistem terbuka harus berhubungan dengan lingkungan luarnya terutama sekali dengan badan-badan yang berpengaruh kepada kehidupan organisasi ini sendiri, seperti badan pemerintahan, pemakai jasa atau hasil produksi organisasi, leveransir dan badan lainnya. Salah satu cara untuk mengadakan hubungan ini adalah dengan berkomunikasi.

(13)

meningkatkan bantuannya terhadap organisasi tersebut (Philips 2004)

Setelah mengidentifikasi stakeholders

yang berperan, organisasi harus bisa memprioritaskan yang paling penting, yaitu mereka yang berpengaruh dalam pelaksanaan tujuan organisasi.

Gambar 2. Peran/Kepentingan dari

Stakeholders

(Sumber:

http://interactive.cabinetoffice.gov.uk )

Posisi stakeholders menunjukkan bagaimana tindakan organisasi dalam berhubungan dengan mereka (Gambar 2):

High Support, High Importance

Stakeholders yang sangat mendukung dan sangat penting harus terlibat dalam suatu organisasi.

High Support, Low Importance

Stakeholders ini dapat memberikan gangguan tetapi tetap harus diakui.

Low Support, High Importance

Stakeholders ini akan sangat membantu dalam penentuan manfaat suatu produk organisasi.

Low Support, Low Importance

Stakeholders ini harus tetap diamati untuk memastikan tingkat kepentingan mereka tidak berubah agar tidak menganggu jalannya organisasi.

2.3 Komunikasi Data dan Informasi di BMKG

Pemerintah mempunyai kewajiban menyediakan pelayanan meteorologi, klimatologi dan geofisika. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan informasi dan jasa. Pelayanan informasi terdiri atas informasi publik dan informasi khusus.

Informasi publik meliputi informasi rutin seperti prakiraan cuaca, prakiraan musim, prakiraan tinggi gelombang laut, prakiraan potensi kebakaran hutan, dan informasi

kualitas udara; dan peringatan dini seperti cuaca ekstrim, iklim ekstrim, gelombang laut berbahaya, dan tsunami. Informasi ini yang nantinya akan disebarluaskan oleh lembaga penyiaran publik dan media massa. Media massa harus menyediakan alokasi waktu atau

ruang kolom setiap hari untuk

menyebarluaskan informasi tersebut.

Informasi khusus yang dimaksud meliputi informasi cuaca untuk penerbangan, informasi cuaca untuk pelayaran, informasi iklim untuk agro industri, dan informasi kualitas udara untuk industri. Selain informasi khusus tersebut, informasi lainnya dapat pula dilayani sesuai dengan permintaan. Kejadian ekstrim meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang diketahui oleh petugas stasiun pengamatan, anjungan pertambangan lepas pantai, kapal, atau pesawat terbang yang sedang beroperasi di wilayah Indonesia wajib disebarluaskan kepada pihak lain. ( BMKG 2009 )

III.

METODOLOGI

3.1 Metode

Metode analisis proses komunikasi data dan informasi publik di BMKG Wilayah III adalah membandingkan keadaan aktual dengan teori proses komunikasi menurut Purwanto (2003):

1. Dasar ide dan gagasan BMKG Wilayah III. Dalam menjalankan visi dan misinya, kinerja BMKG berdasarkan kepada undang-undang. 2. Pengolahan ide menjadi informasi.

Data yang didapat dari berbagai

sumber, dikumpulkan dan

diidentifikasi sebelum dianalisis dan didiagnosis. Hasil analisis dan diagnosis berupa produk prakiraan dengan bahasa yang dimengerti oleh umum dan tidak terlalu teknis.

3. Penyampaian informasi.

Penyampaian informasi kepada para pengguna jasa (stakehoders) melalui televisi, radio, website, ataupun buletin. Dalam penyampaian informasi perlu diperhatikan kepada siapa informasi tersebut disampaikan karena penerima pesan berbeda dalam banyak hal seperti pengalaman, kebudayaan, usia, serta pengetahuan.

(14)

Metode analisis peran dan kepentingan

stakeholders yang digunakan adalah

menunjukkan bagaimana tindakan

stakeholders terhadap hubungan dengan suatu organisasi. Tindakan ini terbagi atas empat, yaitu:

1. Peran tinggi, kepentingan tinggi. 2. Peran tinggi, kepentingan rendah. 3. Peran rendah, kepentingan tinggi. 4. peran rendah, kepentingan rendah.

3.2 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktik lapang ini dilaksanakan dari bulan Maret 2009 sampai dengan Juni 2009 di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III, Denpasar.

IV.

KEADAAN UMUM BMKG

WILAYAH III, DENPASAR

4.1Sejarah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.

Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma. Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf

Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.

Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi

dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara.

Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia withWMO. Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.

(15)

4.2 Visi dan Misi BMKG

Visi BMKG adalah terwujudnya BMKG yang tanggap dan mampu memberikan pelayanan meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang handal guna mendukung keselamatan dan keberhasilan pembangunan nasional serta berperan aktif di tingkat internasional.

Misi BMKG:

1. Mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika.

2. Menyediakan data dan informasi meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika yang handal dan terpercaya. 3. Melaksanakan dan mematuhi kewajiban

internasional dalam bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. 4. Mengkoordinasi dan memfasilitasi

kegiatan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika.

4.3 Struktur Organisasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III

BMKG Wilayah III dikepalai oleh seorang Kepala Balai yang kemudian mengepalai Kepala bagian Tata Usaha, Kepala Bidang Data dan Informasi, dan Kepala Bidang Observasi (Lampiran 1 ).Adapun tugas dan fungsi masing-masingpada struktur organisasi tersebut adalah:

1. Kepala Balai: bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi BMKG pada kantor Balai Besar Wilayah III maupun stasiun-stasiun di lingkungan Balai Besar Wilayah III.

2. Kepala Tata Usaha: melaksanakan kegiatan penyusunan rencana dan program urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, perlengkapan rumah tangga serta kegiatan evaluasi dan pelaporan Balai Besar Wilayah III

3. Kepala Bidang Observasi: melakukan kegiatan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data serta kalibrasi dan serifikasi peralatan meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika. 4. Kepala Bidang Data dan Informasi:

melakukan riset, pengolahan, analisis dan prakiraan serta pelayanan jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika.

4.4 Potensi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III

BMKG Denpasar merupakan suatu balai besar di bawah BMKG Pusat. Balai Besar Wilayah III ini mengepalai 33 stasiun meteorologi, lima stasiun klimatologi, dan delapan stasiun geofisika yang tersebar di tujuh propinsi di Indonesia (Lampiran 2).

BMKG Wilayah III memiliki sumber daya manusia dalam kaitannya dengan pelayanan jasa yang terdiri dari empat staf forecaster dan tiga asisten forecaster serta sumber daya alat berupa Model Synergie + Cyclone Module

(Gambar 2), Ground Satellite Reciever (GSR) MTSAT& NOAA (Gambar 3), radar cuaca (Gambar 4), CMSS sebagai sumber data observasi dan model NWP, Automatic Weather Station (AWS) di dua titik,

Automatic Rain Gauge (ARG) di dua titik, pemodelan NWP untuk prakiraan cuaca dari semua sumber, komputer pendukung pelayanan informasi prakiraan cuaca yang terkoneksi dengan internet selama 24 jam, model prediksi cuaca berbasis jaringan syaraf (w4caster). (Saepudin 2009)

Gambar 3. Model Synergie dan Cyclone Module

(16)

Gambar 5. Radar cuaca

4.5 Kegiatan Umum Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III

Secara umum kegiatan di balai besar meliputi pengumpulan data, pengarsipan dan pengolahan serta penyebaran data. Balai Wilayah III melakukan pengumpulan data dari berbagai stasiun di wilayahnya seperti Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Bali, NTT dan NTB. Data dari stasiun-stasiun lainnya dikirim pos ke Balai Wilayah III setiap bulannya. Data tersebut diolah kemudian disebarkan. Pengolahan data meliputi input data dengan Ms. Excel dan Access. Data yang telah masuk ke komputer kemudian dianalisa, seperti data hujan pada tiap daerah dianalisa dan dibuat evaluasi untuk bulan sebelumnya dan prakiraan untuk bulan selanjutnya.

Prakiraan cuaca di Balai Wilayah III dilakukan setiap hari terutama pada pagi hari, kemudian hasilnya dipublikasikan melalui media massa. Bagi instansi atau siapapun yang memerlukan prakiraan ini dapat langsung menghubungi bagian data dan informasi, baik melalui telepon, fax, ataupun

e-mail.

Prakiraan iklim dibuat setiap bulannya dengan melihat unsur curah hujan karena Indonesia hanya memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau. Curah hujan bulanan dianalisa rata-ratanya tiap 10 hari (dasarian), kemudian dibuat evaluasi kejadian hujan pada bulan sebelumnya apakah curah hujannya berada pada nilai normal atau tidak, sehingga dapat diketahui musim apa yang terjadi saat ini.

Balai Wilayah III juga melakukan pengamatan terhadap gempa bumi yang terjadi dan dirasakan. Data yang masuk berasal dari stasiun-stasiun geofisika yang terletak di berbagai daerah di mana sering terjadi gempa (daerah-daerah patahan). Data yang telah dianalisa, baik prakiraan cuaca di daerah-daerah tertentu, informasi iklim, dan

kejadian-kejadian gempa, di-update setiap hari dan disebarkan melalui media massa.

V.

PROSES KOMUNIKASI

DATA DAN INFORMASI DI

BMKG WILAYAH III

Menurut Courtland L. Bovee dan John V. Thil, pelayanan data dan informasi BMKG harus melalui beberapa proses diantaranya: 5.1 Tahap 1: Dasar Ide dan Gagasan Penyelenggaraan BMKG Wilayah III.

Tahap pertama dalam proses komunikasi adalah pengirim, dalam hal ini BMKG memiliki ide untuk menyampaikan pesan berupa informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Ide dan gagasan BMKG dalam penyelenggaraan meteorologi, klimatologi, dan geofisika bersifat mandotory yang diatur dalam UU RI No 31 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Dalam undang-undang ini menimbang bahwa unsur meteorologi, klimatologi, dan geofisika merupakan kekayaan sumber daya alam dan memiliki potensi bahaya sehingga harus dikelola. Maka dari itu perlu dibentuk suatu badan pemerintahan (BMKG) yang bertujuan untuk mendukung keselamatan jiwa, meningkatkan kemandirian bangsa, mendukung kebijakan pembangunan nasional, meningkatkan layanan informasi secara luas, tepat serta akurat, dan mewujudkan kelestarian lingkungan hidup. Dalam memenuhi tujuan tersebut, BMKG berwenang melakukan pengamatan, pengelolaan data, pelayanan, serta penelitian.

5.2 Tahap 2: BMKG Wilayah III Mengubah Ide Menjadi Informasi. BMKG Wilayah III mengepalai 33 stasiun meteorologi, lima stasiun klimatologi, dan delapan stasiun geofisika yang tersebar di tujuh propinsi (Lampiran 2). Selain stasiun-stasiun tersebut, tersebar pula pos-pos hujan secara merata. Dari pos-pos hujan tersebut, dipilih beberapa pos yang datanya lebih banyak dan akurat. Masing-masing stasiun bertugas mengumpulkan data tersebut dan dikirim ke Balai Wilayah III tiap bulannya. Data ini yang akan dikelola oleh Balai Wilayah III untuk evaluasi kejadian tiap bulan serta untuk para pengguna data.

(17)

memperoleh data dan informasi berupa peta cuaca dari pemodelan seperti Wind Waves dari BMKG Pusat, Numerical Weather Prediction (NWP) dari BoM, Synergie, MTSAT NOAA, radar cuaca, serta CMSS yang berupa data SYNOP dan WXREV

sebagai sumber data. Hal tersebut diperlukan untuk melakukan prakiraan cuaca yang akhirnya akan disebarkan kepada masyarakat. Data yang telah dikumpulkan, diidentifikasi menurut jenis datanya.

Tabel 1. Parameter yang Diukur

Pengolahan data menjadi informasi yang akan disampaikan ke pengguna terdiri atas beberapa tahap:

5.2.1 Pengelolaan Data

Berdasarkan UU RI No 31 Tahun 2009 tentang meteorologi, klimatologi, dan geofisika, pengelolaan data dilakukan untuk menghasilkan informasi yang cepat, tepat, akurat, luas cakupannya, dan mudah dipahami. Pengelolaan data yang dimaksud wajib dilakukan berdasarkan standar yang ditetapkan. Adapun pengelolaan data tersebut meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, penyimpanan, dan pengaksesan.

Data dari berbagai stasiun yang telah dikumpulkan dan diidentifikasi, diperiksa kembali untuk menghindari adanya kesalahan dalam penulisan, jumlah, ataupun dalam merata-ratakan data. Kontrol kualitas data dilakukan untuk meyakinkan konsistensi dan akurasi data tersebut.

Data yang telah diperiksa, kemudian diinput sesuai format masing-masing dengan program Microsoft Excel, Microsoft Access,

Structured Query Language (SQL), serta program digitasi lainnya (Lampiran ). Data meteorologi bisa langsung diinput pada Ms. Excel. Data kualitas udara membutuhkan SQL sebagai tempat data yang ada. Ms. Visual Basic sebagai bahasa pemrograman juga dapat digunakan yang nantinya menjadi aplikasi untuk mengolah data tersebut. Selain SQL dan Ms. Visual Basic, dibutuhkan pula software

Crystal Report. Software ini digunakan untuk menampilkan hasil informasi yang dapat diexport agar bisa diolah di software lain. Data geofisika hanya menggunakan Ms. Access untuk menyimpan datanya. Hasil inputan data disimpan dalam bentuk softcopy

ataupun hardcopy serta database.

Laporan dan informasi merupakan output dari manajemen data. Laporan yang siap cetak merupakan format yang dibuat secara rutin untuk laporan bulanan stasiun seperti laporan gempa, intensitas hujan, ataupun berupa buletin. Hasil keluaran data digunakan juga untuk analisis kajian riset dan penelitian, dan kemudian untuk pengguna data.

Jenis Data Parameter yang Diukur

Data Meteorologi radiasi surya suhu udara kelembaban udara tekanan udara kecepatan angin arah angin penutupan awan Data Geofisika percepatan tanah unsur iklim

hasil analisa broadband Libra

data RaNet

Kualitas Udara

aerosol PM-10 dan PM-2.5

karbon monoksida (CO)

ozon permukaan

flask sampling (CO2, NH4, N2O, SF6) sulfur oksida (SO2)

nitrogen oksida (NO2)

Suspended Particulate Matter (SPM)

(18)

5.2.2 Prakiraan Cuaca

Cuaca merupakan nilai sesaat dari atmosfer serta perubahan dalam jangka waktu pendek pada suatu tempat tertentu. Cuaca selalu berubah mengikuti keadaan atmosfer itu sendiri. Mengingat pentingnya cuaca bagi kehidupan, maka ramalan cuaca juga sangat diperlukan untuk memprakirakan keadaan esok hari sehingga kegiatan dapat berlangsung dengan baik.

Prakiraan cuaca di Balai Wilayah III dilakukan setiap harinya pada pagi hari. Prakiraan yang dibuat meliputi prakiraan cuaca untuk daerah Bali, NTB, dan Kalimantan Selatan, serta cuaca daerah wisata

Bali dan prospek cuaca tiga harian di Bali. Prakiraan ini dibuat berdasarkan data citra satelit cuaca, kerjasama dengan BoM (Bureau of Meteorology) di Australia. Data dari BoM dikirik ke BMKG Pusat, kemudian dikirim ke semua Balai Wilayah melalui CMSS (Computer Messages Switching System).

Adapun citra tersebut berupa: 1. Suhu muka laut

Citra ini digunakan untuk mengetahui pola anomali suhu muka laut mingguan dan suhu muka laut harian serta untuk melihat pengaruh cuaca global terhadap keadaan cuaca lokal (Kotak 1).

2. Tekanan udara

Tekanan udara adalah unsur yang paling penting dalam penentuan prakiraan cuaca itu sendiri. Tekanan udara merupakan awal mula semua kejadian cuaca yang akan

terjadi. Tekanan udara juga dapat digunakan sebagai deteksi awal terjadinya badai. Citra ini berupa peta isobar (Kotak 2) dan peta streamline (Kotak 3).

Kotak 1. Peta Suhu Muka Laut

(19)

3. Angin

Peta angin permukaan 10 meter dari BoM (Kotak 4) meliputi arah angin dan kecepatannya. Peta ini berupa garis-garis

yang menandakan dari dan ke mana angin itu berhembus, serta simbol-simbol berupa warna yang menandakan kecepatan angin.

Kotak 3. Peta Streamline

Peta streamline digunakan untuk mengetahui posisi jalur konvergensi akibat adanya pusaran angin serta mengetahui arah angin pada umumnya.

Kotak 2. Peta Isobar

(20)

4. Presipitasi

Peta presipitasi (Kotak 5) digunakan sebagai salah satu acuan memprediksi curah hujan dan sebarannya.

Kotak 4. Peta Angin Permukaan

Arah dan kecepatan angin ini ditentukan oleh tekanan udara, di mana angin berhembus dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Kecepatan angin juga dipengaruhi oleh amplitudo tekanan udara, yaitu perbedaan nilai tekanan udara antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Semakin besar amplitudo maka semakin besar kecepatan anginnya. Angin juga berpengaruh terhadap kecenderungan hujan di suatu wilayah.

Kotak 5. Peta Distribusi Hujan

(21)

5. Pembentukan awan

Pola distribusi hujan dapat dilihat pada citra satelit cuaca dan radar. Pada pemodelan skalanya lebih luas, sedangkan

untuk cakupan wilayah yang lebih sempit digunakan citra satelit (Kotak 6) dan radar cuaca (Kotak 7).

5.2.3 Produk Prakiraan

Hasil pengolahan data berupa produk prakiraan yang berisi informasi cuaca, suhu, kelembaban, angin, gelombang, dan

warning. Selain informasi tersebut, BMKG juga memberikan pedoman pemahaman cuaca kepada masyarakat serta pedoman aplikasi teknologi dan riset pelayanan cuaca

publik. Dalam memberikan informasi melalui media cetak maupun elektronik, BMKG harus melengkapinya dengan data prakiraan cuaca, bersikap berani dan tenang, serta menggunakan bahasa yang informatif.

Informasi cuaca merupakan resume dari seluruh tahapan analisis dan diagnosis; Kotak 6. Citra Satelit

Dari citra satelit dapat dilihat wilayah yang tertutup oleh awan dan berpotensial terjadinya hujan. Selain itu, dari citra ini dapat dilihat adanya pembentukan badai yang ditandai dengan mengumpulnya awan-awan pada suatu wilayah. Bila citra pada suatu wilayah berwarna kuning, hijau, dan sebagainya menandakan cenderung ada awan hujan. Sedangkan bila warna citra tersebut hitam menandakan wilayah tersebut cenderung tidak ada awan atau cerah. Ketebalan warna citra juga menunjukkan tebal atau tipisnya awan yang terbentuk. Akan tetapi tidak semua gambar citra suatu wilayah yang berwarna kuning akan terjadi hujan. Hujan akan terjadi apabila di wilayah tersebut didukung oleh komponen cuaca yang lain.

Kotak 7. Radar Cuaca

(22)

dikategorikan dari cerah hingga berawan, berawan, berawan hingga hujan ringan lokal, hujan ringan, hujan ringan hingga sedang, hujan sedang hingga lebat, dan hujan lebat. Suhu yang dicantumkan adalah rataan suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Kelembaban yang dicantumkan adalah nilai kelembaban terendah dan tertinggi. Arah dan kecepatan angin yang dicantumkan adalah nilai kecepatan dan arah angin dari hasil pemodelan. Suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin diasumsikan secara keseluruhan untuk wilayah Bali. Informasi tinggi gelombang untuk wilayah perairan Bali Utara dan Selatan, serta Selat Bali dan Selat Lombok diasumsikan untuk wilayah perairan dekat pantai. Warning dicantumkan dalam format prakiraan harian dan

diinformasikan apabila ada potensi cuaca buruk dan gelombang tinggi di wilayah perairan BMKG Denpasar. Tidak semua data dan informasi penting untuk disampaikan ke publik. Maka dari itu, BMKG membuat produk prakiraan yang berbeda menurut kebutuhan publik (stakeholders).

Produk prakiraan yang dihasilkan, antara lain:

a. Prakiraan cuaca umum, prakiraan cuaca kabupaten di Bali, dan prakiraan cuaca harian di propinsi BMKG Wilayah III. b. Prakiraan cuaca kelautan dan tinggi

gelombang laut di lingkungan BMKG Wilayah III

c. Prakiraan cuaca wisata yang ada di Bali d. Prakiraan cuaca umum tiga harian.

Tabel 2. Pengguna Informasi berdasarkan Produk Prakiraan

No Jenis Produk Pengguna Informasi Data yang digunakan

1 Prakiraan Cuaca Harian

Stasiun di lingkungan Balai Wil.

III Suhu Udara

Media televisi lokal Bali Kelembaban Udara Media cetak lokal Bali Tinggi Gelombang Hotel-hotel di Bali Arah Angin

Masyarakat umum Kecepatan Angin

2 Prakiraan Cuaca Kelautan dan Tinggi Gelombang

Administrator pelabuhan di Bali Tekanan Udara Navigasi laut Benoa Arah Angin

Angkatan Laut RI Kecepatan Angin

SAR Bali Tinggi Gelombang

Perusahaan pelayaran besar Pelaku pelayaran dan wisata bahari

3 Prakiraan Cuaca Lokasi Wisata

Gubernur / Pemda Bali Kelembaban Udara Dinas Pariwisata Bali Suhu Udara

BTDC – Nusa Dua Penutupan Awan

Pelaku wisata

Masyarakat umum

4 Prakiraan Cuaca Umum 3 Harian

Instansi pemerintahan Tekanan Udara Wartawan media cetak/televisi Arah Angin

Masyarakat umum Kecepatan Angin

Tinggi Gelombang

5.3 Tahap 3 dan 4: Penyampaian Informasi

Informasi yang diberikan oleh BMKG berbeda, tergantung dari para pengguna jasa. Penyampaian informasi melalui media antara lain televisi, radio, website, ataupun buletin. Adapun alur data pelayanan jasa BMKG Wilayah III dapat dilihat pada gambar berikut (Gambar 6). BMKG mendapatkan data dari berbagai sumber

(23)

seperti telepon, faksimile, internet, radio, dan stasiun televisi.

Gambar 6: Alur Data Pelayanan Jasa BMKG Wilayah III

Masyarakat Umum Media Massa Stasiun Lokal

Gubernur/PemDa Bali BMKG Wilayah III

Hotel-hotel Pelabuhan Dinas Pariwisata

Dinas Transportasi Udara dan Laut Dinas Pertanian

Peran

BMKG Pusat Pemerintah (Departemen Perhubungan)

Kepentingan

(24)

Tabel 3. Peran dan Kepentingan Stakeholders terhadap Data dan Informasi yang Dihasilkan Oleh BMKG Wilayah III

STAKEHOLDERS PERAN KEPENTINGAN

BMKG Pusat

Pengawas kinerja BMKG Wilayah III

Sebagai sumber data dan informasi Pemerintah (Departemen

Perhubungan) BMKG Wilayah III Pengawas kinerja Memenuhi sarana dan prasarana

MasyarakatUmum

Membantu penentuan manfaat produk

prakiraan

memerlukan data dan informasi dari BMKG sebagai pedoman dalam pertahanan dan keamanan

yang berkaitan dengan kejadian meteorologi, klimatologi, dan

geofisika Hotel DinasPariwisata Dinas Kelautan Pelabuhan Polda

Fenomena meteorologi, klimatologi, dan geofisika memerlukan penanganan secara terpadu dengan melibatkan para pengelola kepentingan, diantaranya masyarakat, dunia usaha, dan pemerintah dengan prinsip-prinsip keterpaduan, kesetaraan, dan berkomitmen agar penyelenggaraan penanganan fenomena meteorologi, klimatologi, dan geofisika dapat efektif, efisien, dan berkelanjutan (BMKG 2009).

BMKG Wilayah III dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya tidak lepas dari

stakeholders.Stakeholders memiliki peran dan kepentingan masing-masing (Tabel 3). BMKG Wilayah III memiliki peran yang tinggi dalam hal pengolahan data dan informasi dari sumber. Selain itu, BMKG Wilayah III berkewajiban menyampaikan informasi tersebut kepada para pengguna jasa. BMKG Wilayah III juga mempunyai kepentingan terhadap data dan informasi sebagai acuan untuk mengolah data.

BMKG Pusat memiliki peran yang tinggi karena BMKG Pusat menjadi kepala dari semua Balai Besar termasuk diantaranya Balai Wilayah III.Karena sebagai kepala dari semua balai besar, BMKG Pusat mengawasi kinerja dari BMKG Wilayah III dan membantu dalam penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh BMKG Wilayah III. Maka dari itu, BMKG Wilayah III bertanggung jawab dalam penyelenggaraan meteorologi, klimatologi dan geofisika kepada BMKG Pusat.

Pemerintah, dalam hal ini Departemen Perhubungan memiliki peran yang tinggi sebagai pengawas kinerja BMKG Wilayah III. Pemerintah sendiri pun juga memiliki kepentingan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan agar penyampaian

data dan informasi kepada pengguna dapat berjalan lancar. BMKG Wilayah III bertanggungjawab memberikan laporan kinerjanya ke Pemerintah.

Jenis-jenis data dan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna jasa berbeda-beda. Masyarakat umum sebagai pengguna jasa, memerlukan informasi prakiraan cuaca sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan di luar rumah. Misalkan informasi adanya hujan/badai, gempa bumi ataupun tsunami. Informasi ini diperlukan untuk menghindari adanya hal-hal yang berbahaya. Masyarakat berhak memberikan saran dan kritik atas kinerja BMKG Wilayah III untuk meningkatkan mutu dan kualitas kerja mereka.

Dinas transportasi udara (penerbangan), informasi dan data cuaca sangat penting dan dibutuhkan sebagai panduan bagi pesawat untuk dapat terbang ataupun mendarat. Informasi cuaca membantu para pilot menjalankan tugasnya. Tanpa adanya informasi cuaca ini, pesawat akan kesulitan mengetahui keadaan cuaca sehingga dapat berakibat buruk bagi penerbangan pesawat tersebut. Sedangkan pada dinas transportasi bidang maritim (pelayaran), informasi kecepatan angin serta tinggi gelombang sangat diperlukan untuk mengetahui apakah aman untuk melakukan pelayaran.

(25)

tanggal tanam yang salah dapat menyebabkan kegagalan panen karena kondisi iklim yang tidak sesuai.

Penyelenggaraan penanganan fenomena MKKuG tersebut diperlukan perencanaan yang komprehensif, yang mengakomodasikan berbagai kepentingan dari stakeholders. Dalam melaksanakan pelayanan di bidang MKKuG, BMKG Wilayah III telah banyak memberikan informasi baik di kalangan instansi pemerintah maupun masyarakat secara umum, diantaranya pelayanan informasi di bidang penerbangan, pelayaran, lingkungan hidup, penanggulangan bencana alam maupun bidang konstruksi. Hal ini menunjukkan bahwa peran serta kepentingan masyarakat umum dan instansi pemerintah sangat tinggi dan berpengaruh terhadap kinerja BMKG Wilayah III.

Rencana Strategis (Renstra) diperlukan dalam menyusun rencana pembangunan maupun pengembangan sebagai tuntutan akan perubahan dan peningkatan kinerja prima BMKG yang semakin lama semakin meningkat sejalan dengan adanya pemanasan global serta dampak perubahan iklim yang ditimbulkannya. Hal ini sebagai acuan bagi

stakeholders (BMKG 2010).

Dalam menjalankan visinya, BMKG diharapkan tanggap dan mampu menangkap dan merumuskan kebutuhan stakeholder akan data, informasi, serta jasa meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika serta mampu memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa. Dukungan dari pemerintah, BUMN/BUMD, dan swasta serta masyarakat pengguna (stakeholder) juga dibutuhkan BMKG dalam mencapai visinya.

Salah satu sasaran utama BMKG dalam bidang pembangunan adalah membentuk forum komunikasi dan pengembangan dengan organisasi masyarakat dan media massa untuk pengembangan ruang bagi informasi publik bidang MKKuG. Hal ini mempunyai sasaran kampanye advokasi informasi publik dan keterlibatan stakeholders BMKG dengan output BMKG serta memiliki forum

komunikasi dalam mengembangkan

organisasi masyarakat dan media massa di bidang MKKuG.

Dalam pengembangan pembangunan perlu diperhatikan unsur-unsur antara lain:

 Pemerataan penyebaran informasi, keuntungan sosial ekonomi, dan sebagainya.

 Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

 Bersifat mandiri dalam pembangunan dengan mengandalkan potensi sumber daya tersebut.

Tabel 4. Daftar Pengguna Jasa Data dan Informasi BMKG Wilayah III

No Pengguna Jasa BMKG Denpasar 1 RRI (siaran langsung / on air)

2 Harian Bali Post

3 Kesbanglimas

4 Adpel Benoa

5 Bali TV

6 Dinas Pariwisata

7 Kodam

8 ASDP Padang Bai

9 Poltabes Denpasar

10 Danlanud

11 SAR

12 Navigasi Benoa

13 Pemkot Badung

14 ASDP Gilimanuk

15 Polda Bali

16 Hotel Four Season, Jimbaran

17 Hotel Intercontinental

18 Bali Kama Resort

19 Bali Hyatt Hotel

20 Oberoy Hotel

21 Bali Mandira Hotel

22 Novotel Hotel

Sumber: http://www.bmgbali.com/info-lain-lain/daftar-pengguna-jasa

5.4 Tahap 5 dan 6: Umpan Balik

Stakeholders

(26)

dapat terjadi khususnya pada masyarakat awam

Para pengguna jasa atau stakeholders yang telah mendapatkan informasi dari BMKG dapat memberikan umpan balik berupa laporan penelitian, informasi kunjungan wisatawan, ataupun saran serta kritik terhadap kinerja BMKG (Lampiran 10). Selama ini BMKG tidak memilik mekanisme khusus dalam menangani saran serta kritik dari masyarakat.

VI.

KESIMPULAN DAN

SARAN

6.1 Kesimpulan

 Sistem informasi data di BMKG Wilayah III melalui beberapa tahap, yaitu data dari sumber (stasiun, intranet, internet) dikumpulkan ke Balai Wilayah III untuk diolah dan dianalisis. Data dari stasiun pengamatan yang tidak memenuhi standar (ada data kosong) dapat diakibatkan adanya kesalahan pada alat dan pengamatan. Hasil analisis data dan informasi berupa produk prakiraan cuaca. Informasi cuaca serta data disampaikan kepada para pengguna data dan informasi seperti masyarakat umum, pemerintah, dinas pariwisata, dinas kelautan, perhotelan, dan lain-lain.

 BMKG saat ini dinilai lemah dalam memberikan layanan informasi peringatan dini kepada masyarakat. Hal ini disebabkan kurang memadainya peralatan serta kurang inovatif dalam memperluas jangkauan akses masyarakat untuk mendapatkan informasi. Maka dari itu, peran serta stakeholders sangat dibutuhkan untuk mewujudkan visi dan misi BMKG, sebagai contoh pemerintah memiliki kepentingan menyediakan sarana dan prasarana misalnya alat radar cuaca. Selain itu BMKG bekerjasama dengan pihak penerbangan untuk memberi layanan informasi cuaca.

6.2 Saran

 Pengumpulan data dari tiap stasiun pengamatan ke balai memerlukan biaya dan waktu yang mahal. Maka dari itu, perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan dalam pengumpulan data dari stasiun-stasiun dengan dilakukannya sistem jaringan database antar stasiun di Balai Wilayah III sehingga data langsung dapat

diinput ke database dan mudah diakses langsung dari balai serta tidak perlu dikirim terlebih dahulu yang dapat mengakibatkan berkas data hilang.

 Peran serta masyarakat sangat penting dalam menyebarluaskan informasi cuaca, pemeliharaan sarana dan prasarana serta dalam pemberian saran dan pendapat kepada pemerintah. Sebaiknya BMKG perlu mengadakan mekanisme sendiri dalam mengolah saran dan pendapat dari masyarakat sehingga hal ini dapat segera ditindaklanjuti.

 Perlu adanya edukasi kepada masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menerima informasi yang diberikan oleh BMKG, karena data dan informasi yang diberikan terkadang menggunakan bahasa ilmiah yang sulit diterima oleh masyarakat awam.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. A. 2007. Sistem Manajemen Data Kualitas Udara dalam Kaitannya dengan Pengolahan Data Terdistribusi. [Bul. Meteorol dan Geof 3:191-200]

(BMKG) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia No 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Jakarta: BMKG

(BMKG) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. 2009. Rencana Strategis BMKG Tahun 2010-2014. Jakarta: BMKG

Jogiyanto, H. M. 1990. Analisis dan Disain Sistem Informasi: Pendekatan Berstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Edisi ke-1. Yogyakarta: Andi Offset.

Muhammad, A. 2004. Komunikasi

Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasrullah dan Arif, M. A. 2008. Database Kualitas Udara. Jakarta: BMKG

Philips, R. 2004. Some key questions about stakeholders theory. Ethics and a

manager’s obligations under stakeholder

(27)

m/view_article.asp?intArticle_ID=471 [diakses 14 Januari 2010]

Purwanto, D. 2003 Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.

Saepudin, M. 2009. Produk dan Pelayanan Informasi Prakiraan Cuaca BMKG Wilayah III Denpasar. Denpasar: BMKG (disajikan dalam kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi pertemuan validasi tentang prakiraan cuaca dan iklim oleh Puslitbang BMKG).

Sudiarta, I K. dan Nugroho, H. A. 2008.

Implementasi Manajemen Data

Gempabumi dan Iklim pada Stasiun Sanglah Denpasar. [Bul. Meteorol dan Geof 4:236-242]

Zakir, A. 2009. Layanan Cuaca bagi Masyarakat. Jakarta: BMKG

http://indosmarin.com/20100208-bmkg-bali-

imbau-pelaku-wisata-bahari-dan-nelayan-waspadai-gelombang-besar.html [diakses 8

Februari 2010]

http://interactive.cabinetoffice.gov.uk/strategy /survivalguide/skills/ms_effectively.htm#pract ice [diakses 14 Januari 2010

http://www.bmgbali.com/info-lain-lain/daftar-pengguna-jasa

[diakses 14 Januari 2010]

(28)
(29)
(30)

Lampiran 2. Stasiun-stasiun di BMKG Wilayah III

Kota Stasiun Alamat

Baa Stasiun Meteorologi Klas III Lekunik Baa Rote Bandar Udara Lekunik Baa Rote 85371

Karangasem Stasiun Geofisika Karangasem Jl. Raya Bajo, Ds. Kahang-kahang, Karangasem, Bali

Malang Stasiun Geofisika Karangkates Jl. Raya Bendungan Lahor No. 40, Karangkates, Malang, Jawa Timur

Balikpapan Stasiun Geofisika Klas III Balikpapan Jl. Marsma R. Iswahyudi 359 Balikpapan, Kalimantan Timur 76115

Kupang Stasiun Geofisika Kupang Jl. Cak Doko No. 70, Kupang, NTT

Denpasar Stasiun Geofisika Sanglah Jl. Pulau Tarakan No. 1, Sanglah, Denpasar, Bali.

Nganjuk Stasiun Geofisika Sawahan Nganjuk Jl. Pasanggrahan Sawahan No. 10, Nganjuk, Jawa Timur

Malang Stasiun Geofisika Tretes Jl. Raya Ledug 64, Prigen Pasuruan, Jawa Timur

Waingapu Stasiun Geofisika Waingapu Jl. Nusa Cendana I/8, Waingapu, Sumbawa Timur, NTT

Banjarbaru Stasiun Klimatologi Klas I Banjarbaru - KalSel Jl. Trikora, Banjarbaru - Kalimantan Selatan Karang Ploso Stasiun Klimatologi Klas II Karang Ploso Malang Jl. Ampeldento No. 1 Karang Ploso - Malang Kupang Stasiun Klimatologi Klas II Lasiana Kupang Jl. Tim-Tim Km 10,5 Lasiana Kupang

Negara Stasiun Klimatologi Klas II Negara - Bali

Kediri Stasiun Klimatologi Klas IV Kediri Mataram Stasiun Klimatologi Kediri Mataram Surabaya Stasiun Meteorologi Klas I Juanda Surabaya Bandar Udara Juanda Surabaya 61253 A

Denpasar Stasiun Meteorologi Klas I Ngurah Rai - Denpasar Jl. Tolotio No. 8 Bandara Udara Ngurah Rai Denpasar Kupang Stasiun Meteorologi Klas II Eltari Kupang Bandara Eltari Kupang Jl. Rajawali - Penturi Kupang Surabaya Stasiun Meteorologi Klas II Maritim Perak II - Surabaya Jl. Kalimas Baru 97B Perak Surabaya

Balikpapan Stasiun Meteorologi Klas II Sepinggan Balikpapan Jl. Marsma R. Iswahyudi No. 3 Balikpapan Banjarmasin Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin Banyuwangi Stasiun Meteorologi Klas III Banyuwangi Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 152

(31)

Lampiran 2 (lanjutan)

Kota Stasiun Alamat

Larantuka Stasiun Meteorologi Klas III Gewayantana Larantuka Jl. Soekarno-Hatta No 76 Larantuka Flores - NTT Tarakan Stasiun Meteorologi Klas III Juwata Tarakan Stasiun Meteorologi Juwata Tarakan

Kalianget Stasiun Meteorologi Klas III Kalianget Jl. Raya Kalianget Sumenep Barat Madura Long Bawan Stasiun Meteorologi Klas III Long Bawan Stasiun Meteorologi Yuvai Semaring Long Bawan Kalabahi Stasiun Meteorologi Klas III Mali Kalabahi Jl. Soekarno Hatta, Bandar Udara Mali, Alor Surabaya Stasiun Meteorologi Klas III Maritim Perak I - Surabaya Jl. Tanjung Sadari No. 78 Surabaya 60177 Pangkalan Bun Stasiun Meteorologi Klas III Pangkalan Bun Jl. Pramuka Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah Bima Stasiun Meteorologi Klas III Salahudin Bima Stasiun Meteorologi M. Salahudin Bima NTB 84173 Bawean Stasiun Meteorologi Klas III Sangkapura Bawean Jl. Umar Mas'ud Sangkapura - Bawean Gresik 61181 Ruteng Stasiun Meteorologi Klas III Satartacik Ruteng Jl. Satar Tacik Ruteng - NTT

Mataram Stasiun Meteorologi Klas III Selaparang - Mataram Bandara Selaparang Jl. Adi Sucipto - Mataram NTB Kotabaru Stasiun Meteorologi Klas III Stagen Kotabaru Jl. Raya Stagen KM 10 Kotabaru 72151

Tanjung Redep Stasiun Meteorologi Klas III Tanjung Redep Bandara Kalimarau Tanjung Redep Berau Tanjung Selor Stasiun Meteorologi Klas III Tanjung Selor Jl. Ulin No. 3 Tanjung Selor, Kaltim Seba Stasiun Meteorologi Klas III Terdamu Sabu Jl. Terdamu No. 12 Seba

Palangkaraya Stasiun Meteorologi Klas III Tjilik Riwut Palangkaraya Jl. A Donis A5 Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya Maumere Stasiun Meteorologi Klas III Wai Oti Maumere Stasiun Meteorologi Wai Oti Maumere

Buntok Stasiun Meteorologi Klas IV Buntok Jl. Merdeka, Bandar Udara Sanggau, Buntok

Sampit Stasiun Meteorologi Klas IV H. Asan Sampit Jl. Sumekto, Bandar Udara H. Asan Sampit Labuhan Bajo Stasiun Meteorologi Klas IV Komodo Labuhan Bajo Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo

Nunukan Stasiun Meteorologi Klas IV Nunukan - Tarakan Bandar Udara Nunukan Jl. Arif Rahman Hakim, Nunukan Timur

Samarinda Stasiun Meteorologi Samarinda Jl. Pipit No 150 Bandara Temindung Samarinda

Sumbawa Besar Stasiun Meteorologi Sumbawa Besar Jl. Garuda No 43 Sumbawa Besar 84312

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

Lampiran 7. Verifikasi Prakiraan per Kabupaten Berdasarkan Data Radar

Tgl

Badun g

Bangl i

Gianya r

Jembran a

Karse

m Klgkung Singaraja

Tabana n

Denpasa

r Verif.

1 S B B B B B B B B 89%

2 B B B S B B B B B 89%

3 B B S B B S B B B 78%

4 B B B B B B B B B 100%

5 B B B B B B B B B 100%

6 B B B B B B B B B 100%

7 B B B S B B B B B 89%

8 B B B B B B B B B 100%

9 B B B B B B B B B 100%

10 B B B B B B B B B 100%

11 B B B B B B B B B 100%

12 - - - -

13 B B B B B B B B B 100%

14 B B B B B B B B B 100%

15 B B B B B B B B B 100%

16 B B B B B B B B B 100%

17 B B B B B B B B B 100%

18 B B B B B B B B B 100%

19 B B B B B B B B B 100%

20 B B B B B B B B B 100%

21 B B B B B B B B B 100%

22 S B B B B B B B B 89%

23 B B B B B B B B B 100%

24 B B B B B B B B B 100%

25 B B B B B B B B B 100%

26 B B B B B B B B B 100%

27 B B B B B B B B B 100%

28 - - - - - - -

29 S B B B B B B B S 78%

30 - - - - - - -

Verif

. 89% 100% 96% 93% 100% 96% 100% 100% 96% 97%

Keterangan:

B Prediksi benar

S Prediksi salah

(37)

Lampiran 8. Persentase Ketepatan Prakiraan Cuaca Harian Denpasar Tahun 2008 ( Saepudin 2009)

[image:37.595.100.521.53.818.2]

Grafik di atas menggambarkan persentase ketepatan prakiraan cuaca tiap bulannya pada

tahun 2008. Data-data hasil prakiraan cuaca yang telah dibuat BMKG Wilayah III dievaluasi atau

dinilai keakuratannya dalam memprediksi kondisi cuaca. Penilaian tersebut dapat ditinjau dari

tingkat ketepatan antara hasil prakiraan cuaca dengan kondisi cuaca yang terjadi berdasarkan

data-data yang diperoleh pada hasil pengamatan di lapangan. Hasil verifikasi ini akan menentukan nilai

mutu dan kualitas dari setiap stasiun. Hal ini perlu dilakukan agar setiap prakirawan dapat menjadi

lebih baik dalam membuat prakiraan cuaca dan hasil yang dibuat menjadi lebih akurat dan

(38)

Lampiran 9. Penyampaian Informasi oleh BMKG Wilayah III

BMKG Bali Imbau Pelaku Wisata Bahari dan Nelayan Waspadai Gelombang Besar

Kuta– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar

mengeluarkan peringatkan kepada pengelola wisata bahari di Bali agar mewaspadai gelombang

besar setinggi 3-5 meter di sepanjang pesisir Bali. Menurut BMKG, gelombang besar ini terjadi

akibat badai tropis.

Menurut data prakiraan BMKG Wilayah III Denpasar, gelombang besar yang disertai angin

kencang akan terjadi sepanjang pertengahan hingga akhir Februari ini.

Ditemui Indosmarin.com di ruang kerjanya, Senin (8/2) Kepala Bidang Data dan Informasi

BMKG Wilayah III Denpasar, Endro Tjahjono, mengungkapkan gelombang besar yang disertai

angin kencang dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas penyeberangan di beberapa pelabuhan di

Bali.

“Kalau puncak tergantung aktvitas badai tropis, kalau ombaknya lebih dari dua setengah meter, Pihak ASDP akan melarang penyeberangan,” ujar Endro Tjahjono.

Endro Tjahjono berharap para nelayan juga untuk tetap waspada dan tidak melaut jika terjadi

gelombang besar. Menurut Endro Tjahjono kemungkinan cuaca ekstrim berupa hujan lebat dan

ombak besar akan terjadi hingga akhir Maret mendatang. Sedangkan musim hujan di Bali akan

berakhir pada April mendatang.(Mul)

(Sumber:

(39)

Lampiran 10. Umpan Balik Stakeholders

BMKG Lemah Beri Layanan Informasi Peringatan Dini[Agama dan Pendidikan] BMKG Lemah Beri Layanan Informasi Peringatan Dini

Jakarta, Pelita

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dinilai lemah dalam memberikan layanan informasi peringatan dini kepada masyarakat. Selain disebabkan kurang memadainya peralatan, BMKG juga kurang inovatif dalam memperluas jangkauan akses masyarakat untuk mendapatkan informasi tersebut.

Anggota Komisi V DPR RI Mohammad Toha, mengkritik manajeman BMKG yang tidak ada terobosan. Masyarakat masih sulit mendapatkan informasi tentang peringatan dini, dan mendapatkan informasi yang cepat dan valid, baik informasi dini cuaca, iklim hingga ancaman tsunami.

Bisa jadi kurang valid, ini harus menjadi perhatian karena menyangkut keselamatan transportasi, kata politisi dari F-PKB ini usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara BMKG dengan Komisi V DPR, Jakarta, kemarin.

Toha memaklumi, mahalnya peralatan menjadi hambatan berarti bagi BMKG. Namun soal kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi, menurut Toha, tidak disikapi BMKG dengan mencari terobosan-terobosan baru.

Kondisinya masyarakat yang harus mencari informasi, seharusnya BMKG yang aktif memberikan informasi lewat berbagai media, baik media massa internet atau media-media lainnya yang mudah diakses masyarakat, ujar dia.

Paling tidak, usul Toha, informasi bisa disampaikan secara rutin melalui media-media massa milik pemerintah seperti TVRI dan RRI. Kedua media ini kan jangkauannya luas, biayanya juga tidak mahal, atau cari inovasi lain yang bersifat kerjasama, terang dia.

Kepala BMKG, Sri Woro Budiati Harijono mengakui adanya keterbatasan tersebut. Tidak hanya soal mahalnya alat radar cuaca yang harganya bisa mencapai 15 hingga 17 miliar per unit. Untuk belanja anggaran tahun ini saja kita menambah radar cuaca hanya satu unit, kata Woro.

Hingga kini, BMKG baru memiliki 19 unit radar cuaca yang tersebar di sejumlah titik, diantaranya, Aceh, Medan, Padang, Palembang, Lampung, Jakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makasar, Manado, dan Banjarmasin. Padahal idealnya, Indonesia harus memiliki minimal 51 unit radar untuk menjangkau seluruh wilayah. Jadi kita itu masih kurang banyak, terang dia.

Tahun ini, ada penambahan satu unit radar cuaca untuk di Pekanbaru. Diperhitungkan dalam enam hingga sembilan bulan kedepan alat ini sudah siap untuk digunakan. Lokasinya masih disurvei, tapi sudah pasti di Pekanbaru, imbuh dia.

Tidak hanya itu, BMKG juga terkendala dengan sedikitnya

Gambar

Gambar 1. Proses Komunikasi (Purwanto 2003)
Gambar 4. Penerima Jaringan GSR MTSAT dan NOAA
Gambar 5. Radar cuaca
Tabel 1. Parameter yang Diukur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mikrokontroler merupakan suatu device yang di dalamnya sudah terintegrasi dengan I/O port,RAM,ROM,sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan kontroler .Mikrokontroler

Pola pergerakan masyarakat cukup sibuk terutama di pagi hari sekitar 72% berangkat dari rumah waktu pagi hari, tujuan untuk bekerja dan sekolah (82%) jadi

The investigation to the general character- istics research problems as written in the S-2 theses of the English education program at Is- lamic University of Malang from

2) Mendata jumlah kendaraan yang melewati lokasi penelitian di jalan Pajajaran kota Bogor. Jenis kendaraan yang didata adalah sepeda motor, kendaraan pribadi, mikro bus, bus,

madu terhadap terjadinya autolytic debridement pada luka kaki diabetik yang pada. akhirnya akan memberikan kesembuhan terhadap luka kaki

Pengguna data mengakui bahwa BPS tidak bertanggung jawab atas penggunaan data atau interpretasi atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data apabila tidak diketahui atau

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah preferensi investor yang diukur melalui variabel-variabel preferensi waktu, minat investasi, pengetahuan investasi,

Mengubah Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11, Tambahan