Analisis Sistem Tataniaga Kentang di Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi
Teks penuh
Gambar
Dokumen terkait
Petani –Pedagang Pengumpul Daerah – Agen Luar Daerah - Pedagang Pengecer Luar Daerah – Konsumen; (2) Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh setiap lembaga tataniaga, antara lain
Perbedaan (gap) harga buah markisa di tingkat petani dengan di tingkat pedagang pedagang pengecer menyebabkan bagian yang diperoleh petani atau farmer’s share relatif
menghasilkan warn, rasa dan aroma tersebut pihak industri tidak menggunakan bahan pengawet sehingga dodol kentang yang dihasilkan mampu bertahan hingga 1 bulan. Semua jenis
Keuntungan usahatani kentang granola lebih tinggi yaitu sebesar Rp 37.027.999/ha dibandingkan kentang atlantik yang sebesar Rp15.700.553/ha dan .(3) faktor-faktor
(2) Lembaga- lembaga yang terlibat dalam tataniaga sawi putih adalah pedagang pengecer desa, pedagang pengumpul, pedagang pengecer siantar, agen, pedagang luar
(Rp/Kg) Rp. Dari tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa dari segi keuntungan lembaga pemasaran yang mendapatkan hasil paling tinggi adalah pengecer tradisonal Wajak yaitu
Saluran tataniaga satu merupakan saluran tataniaga yang terdiri dari petani, pedagang pengecer dan konsumen. Jenis saluran tataniaga ini dilakukan oleh 13 orang
Untuk tingkat harga ikan segar jenis ikan tongkol dan ikan kerapu dari produsen (nelayan) yaitu ikan tongkol rata- rata Rp.30.000/kilogram dan dijual oleh pedagang pengecer