• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kelompok Acuan dan Pengetahuan terhadap Minat Beli Produk Pangan IPB pada Mahasiswa Program Sarjana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kelompok Acuan dan Pengetahuan terhadap Minat Beli Produk Pangan IPB pada Mahasiswa Program Sarjana"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

EKA ISTIKHOMAH

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Kelompok Acuan dan Pengetahuan terhadap Minat Beli Produk Pangan IPB pada Mahasiswa Program Sarjana adalah karya saya dengan bimbingan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2013

(3)

 

Bogor Agricultural University (IPB) is one of the university that produce many inovation product both in agriculture technology and foods. The purpose of this study was to analyze the influence of reference groups and knowledge toward intention to buy IPB’s food products on undergraduate students. The location of the research was in IPB Dramaga Bogor, West Java, in May 2012. Sampling technique that conducted in this research was simple random sampling and involved 400 students from all faculties in IPB as samples/participant. The data were analyzed using Chi-Square test, Pearson correlation, simple linear regression, and multiple linear regression. The results showed that one of the reference groups that most widely chosen was close friend (33,6%). More than half of the students were in a good enough categorized of knowledge (59,0%) and intention to buy (78,2%) IPB’s food product. Based on Pearson correlation test, reference groups had no correlation with knowledge (p=0,364) and intention to buy (p=0,376). However, knowledge had a positive and significantly correlated with intention to buy IPB’s food product (p=0,043). The result of regression test showed that intention to buy IPB’s food product effected by income (p=0,002) and knowledge (p=0,043).  

Keywords: intention to buy, IPB’s food products, knowledge, reference groups.

ABSTRAK

EKA ISTIKHOMAH. Pengaruh Kelompok Acuan dan Pengetahuan terhadap Minat Beli Produk Pangan IPB pada Mahasiswa Program Sarjana. Dibimbing oleh RETNANINGSIH.

Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi yang banyak menghasilkan produk inovasi baik di bidang teknologi pertanian maupun pangan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kelompok acuan dan pengetahuan terhadap minat beli produk pangan IPB pada mahasiswa program sarjana. Lokasi penelitian dilakukan di IPB Dramaga Bogor, Jawa Barat, pada Mei 2012. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling dan melibatkan 400 mahasiswa program sarjana dari seluruh fakultas IPB sebagai sampel/partisipan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Chi-Square, korelasi Pearson, regresi linier sederhana, dan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok acuan yang paling banyak dipilih adalah teman dekat (33,6%). Lebih dari separuh mahasiswa berada pada kategori sedang terhadap pengetahuan (59,0%) dan minat beli (78,2%) produk pangan IPB. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa kelompok acuan tidak berhubungan dengan pengetahuan (p=0,364) maupun minat beli (p=0,376). Namun, pengetahuan berhubungan positif signifikan dengan minat beli (p=0,043). Hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa minat beli produk pangan IPB dipengaruhi oleh uang saku (p=0,002) dan pengetahuan (p=0,043).

(4)

 

 

oleh RETNANINGSIH.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis pengaruh kelompok acuan dan pengetahuan terhadap minat beli produk pangan IPB pada mahasiswa program sarjana. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi kelompok acuan, pengetahuan, dan minat beli mahasiswa program sarjana terhadap produk pangan IPB, (2) menganalisis hubungan kelompok acuan dengan pengetahuan produk pangan IPB pada mahasiswa program sarjana, (3) menganalisis hubungan kelompok acuan dan pengetahuan dengan minat beli produk pangan IPB pada mahasiswa program sarjana, dan (4) menganalisis pengaruh kelompok acuan dan pengetahuan terhadap minat beli produk pangan IPB pada mahasiswa program sarjana.

Desain penelitian yang digunakan ialah cross sectional study dengan lokasi penelitian yang ditentukan secara purposive, yakni di Institut Pertanian Bogor yang berlokasi di Kampus IPB Dramaga. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2012. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program sarjana Institut Pertanian Bogor semester 4, 6, dan 8 yang tercatat masih aktif dari seluruh fakultas di IPB. Penentuan mahasiswa dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling berdasarkan seluruh fakultas di IPB sehingga diperoleh sebanyak 400 mahasiswa pada penelitian ini.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik mahasiswa, karakteristik keluarga, kelompok acuan, pengetahuan, serta minat beli dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang telah dilakukan uji coba dan menghasilkan Cronbach Alpha sebesar 0,807 (kelompok acuan), 0,648 (pengetahuan), dan 0,805 (minat beli). Sementara itu, data sekunder diperoleh dari Direktorat Administrasi Pendidikan IPB berupa jumlah mahasiswa program sarjana yang dijadikan sebagai acuan analisis yang diteliti. Daftar produk-produk pangan IPB diperoleh dari outlet seperti University Farm, ADC Taiwan, Botani Square, Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), dan koperasi atau kantin yang terletak di masing-masing fakultas. Pengkategorian pengetahuan menggunakan kategori standar baku Khomsan (2003) dengan kategori kurang (<60,0%), sedang (60,0%-80,0%), dan baik (>80,0%), sedangkan pengkategorian minat beli menggunakan rumus kategori interval kelas oleh Slamet (1993), sehingga diperoleh kategori lemah (20,0%-46,7%), cukup (46,8%-73,4%), dan kuat (>73,4%). Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan inferensia yang meliputi uji Chi-Square, uji korelasi Pearson, uji regresi linier sederhana, dan uji regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan proporsi terbesar adalah mahasiswa perempuan (67,8%) yang sebagian besar berada pada rentang usia 19 hingga 24 tahun (98,8%). Lama studi mahasiswa paling banyak ditempuh di semester 4 (37,5%) dan sebagian besar mahasiswa berasal dari Pulau Jawa (71,5%). Lebih dari separuh mahasiswa (63,8%) memiliki total uang saku sebesar Rp500.001,00 hingga Rp1.000.001,00 yang sebagian besarnya bersumber dari orang tua (89,0%). Mahasiswa yang terlibat pada penelitian ini mayoritas beragama islam (92,2%). Selain itu, mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi memiliki persentase sebesar 65,5 persen, sedangkan dalam mengikuti kegiatan UKM, sebagian besar mahasiswa banyak yang tidak mengikuti kegiatan UKM (82,0%).

(5)

Karakteristik keluarga mahasiswa menjelaskan proporsi terbesar mahasiswa (61,2%) memiliki jumlah anggota keluarga antara 5-7 orang, sedangkan proporsi terbesar usia ayah mahasiswa (49,2%) berada pada rentang 51 hingga 65 tahun dan usia ibu (72,8%) berada pada rentang 36 hingga 50 tahun. Pendidikan orang tua menggambarkan bahwa proporsi terbesar ayah (31,2%) dan ibu mahasiswa (39,8%) berada pada lama pendidikan 12 tahun (SMA). Proporsi terbesar dari pekerjaan orang tua berada pada ayah yang bekerja sebagai PNS (26,0%) dan ibu mahasiswa sebagai ibu rumah tangga (57,5%). Proporsi tertinggi pendapatan keluarga berada pada rentang antara Rp1.000.001,00 hingga Rp3.000.000,00 setiap bulannya (37,8%). Jika dilihat dari pendapatan per kapita, sebagian besar keluarga mahasiswa (89,5%) berada pada status ekonomi tidak miskin (≥Rp248.707,00) (BPS 2012).

Sebaran mahasiswa yang mengetahui jenis produk pangan IPB paling banyak menyebar pada susu fapet (53,3%), teh rosela (39,5%), dan yoghurt (28,5%). Namun, proporsi terbesar berada pada jenis produk pangan IPB, yaitu susu fapet (53,3%). Kelompok acuan menggambarkan bahwa proporsi terbesar yang dipilih mahasiswa sebagai acuan adalah teman dekat (64,9%). Selain itu, teman merupakan sumber informasi yang paling banyak dipilih oleh mahasiswa (34,0%). Tingkat pengetahuan menjelaskan bahwa proporsi terbesar mahasiswa (59,0%) berada pada tingkat pengetahuan sedang dan proporsi terbesar minat beli mahasiswa (78,2%) berada pada minat beli yang cukup.

Hasil uji Chi-Square dan uji korelasi Pearson menjelaskan terdapat hubungan positif antara jenis kelamin dengan pengetahuan, sedangkan usia dan lama studi berhubungan negatif signifikan dengan pengetahuan yang artinya semakin rendah usia dan lama studi mahasiswa maka semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki. Sementara itu, tidak terdapat hubungan antara kelompok acuan baik dengan pengetahuan maupun minat beli produk pangan IPB. Namun, pada variabel pengetahuan terdapat hubungan positif siginifikan dengan minat beli yang artinya semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki maka semakin tinggi minat beli produk pangan IPB. Hasil uji regresi linier sederhana dan berganda menjelaskan pengetahuan, uang saku, dan pengetahuan pemakaian berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli produk pangan IPB.

Pihak IPB diharapkan dapat menangani proses produksi dan pemasaran dengan meningkatkan produksi produk pangan IPB, peningkatan sosialisasi dan promosi, serta penambahan outlet yang menjual produk pangan IPB. Sementara itu, dosen merupakan salah satu panutan terdekat bagi mahasiswa dalam menentukan dan memeroleh informasi terkait produk pangan IPB. Bagi penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian kepada mahasiswa, dosen, staf karyawan IPB, pascasarjana atau bahkan masyarakat umum pada perilaku konsumsi terhadap produk pangan IPB.

(6)

© Hak Cipta milik IPB, Tahun 2013 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

peneltian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

yang wajar IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

(7)

EKA ISTIKHOMAH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(8)

 

 

Minat Beli Produk Pangan IPB pada Mahasiswa Program Sarjana

Nama Mahasiswa : Eka Istikhomah NIM : I24080056

Disetujui,

Ir. Retnaningsih, M.Si. Dosen Pembimbing

Diketahui,

Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.

Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

(9)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Kelompok Acuan dan Pengetahuan terhadap Minat Beli Produk Pangan IPB pada Mahasiswa Program Sarjana”, akhirnya dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa hormat dan menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ir. Retnaningsih, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

2. Megawati Simanjuntak, S.P, M.Si. selaku dosen pemandu seminar hasil penelitian yang telah membantu kelancaran jalannya seminar penulis.

3. Megawati Simanjuntak, S.P, M.Si. dan Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si selaku dosen penguji, Yayang A dan Annisa S selaku pembahas yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan skripsi penulis.

4. Direktorat Administrasi Pendidikan (Dit.AP) yang telah bersedia memberikan data mahasiswa IPB sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. 5. Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di IPB.

6. Orang tua penulis Bapak Karsono, Mama Emilia Temy Dacosta, dan adik-adik penulis Karmila Yaumi Nurjanah dan Gesang Ramadhan atas doa dan dukungan yang sangat besar dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Teman-teman seperjuangan penulis Nabila A.F, Mirna Y, dan Ita M yang senantiasa bersama-sama telah memberikan masukan, saran, pendapat, dan berjuang bersama dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

8. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh teman dekat penulis, Iin, Yayang, Winda, Novya, Nisrinah, Isma, Nisa’, Anisah, Mia, Uun, Tutuk, dan Ria yang telah memberikan dukungan dan semangat selama proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun demikian besar harapan penulis agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, Januari 2013

(10)

 

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 6

Kegunaan Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA ... 7

Kelompok Acuan ... 7

Pengetahuan ... 10

Minat Beli ... 12

Penelitian Terdahulu ... 14

KERANGKA PEMIKIRAN ... 17

METODE PENELITIAN ... 21

Desain, Tempat, dan Waktu ... 21

Populasi dan Teknik Penarikan Contoh ... 21

Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 22

Pengolahan dan Analisis Data ... 23

Definisi Operasional ... 27

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

Gambaran Umum Produk Pangan IPB ... 29

Karakteristik Mahasiswa ... 30

Karakteristik Keluarga Mahasiswa ... 34

Kelompok Acuan ... 38

Pengetahuan ... 40

Sumber Informasi ... 43

Minat Beli ... 44

Hubungan antara Karakteristik Mahasiswa dan Karakteristik Keluarga dengan Pengetahuan Produk Pangan IPB ... 45

Hubungan antara Karakteristik Mahasiswa dan Karakteristik Keluarga dengan Minat Beli Produk Pangan IPB ... 47

(11)

Faktor yang memengaruhi Minat Beli ... 49

Pembahasan ... 50

Keterbatasan Penelitian ... 61

SIMPULAN DAN SARAN ... 63

Simpulan ... 63

Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 69

DAFTAR TABEL Halaman 1 Jenis-jenis produk pangan IPB ... 1

2 Jenis kelompok acuan menurut Peter dan Olson (1996) ... 8

3 Sebaran contoh berdasarkan fakultas ... 22

4 Data, jenis data, dan cara pengumpulan data ... 23

5 Variabel dan alat ukur penelitian ... 25

6 Sebaran mahasiswa berdasarkan jenis kelamin ... 31

7 Sebaran mahasiswa berdasarkan usia ... 31

8 Sebaran mahasiswa berdasarkan lama studi (semester) ... 31

9 Sebaran mahasiswa berdasarkan asal daerah ... 32

10 Sebaran mahasiswa berdasarkan agama ... 32

11 Sebaran mahasiswa berdasarkan jenis organisasi ... 33

12 Sebaran mahasiswa berdasarkan keikutsertaan UKM ... 33

13 Sebaran mahasiswa berdasarkan sumber uang saku ... 33

14 Sebaran mahasiswa berdasarkan total uang saku ... 34

15 Sebaran mahasiswa berdasarkan uang saku utama dan tambahan ... 34

16 Sebaran keluarga mahasiswa berdasarkan besar keluarga ... 35

17 Sebaran keluarga mahasiswa berdasarkan usia orang tua ... 35

18 Sebaran keluarga mahasiswa berdasarkan lama pendidikan orang tua ... 36

19 Sebaran keluarga mahasiswa berdasarkan jenis pekerjaan ayah ... 36

20 Sebaran keluarga mahasiswa berdasarkan jenis pekerjaan ibu ... 37

21 Sebaran keluarga mahasiswa berdasarkan pendapatan keluarga ... 37

22 Sebaran keluarga mahasiswa pendapatan keluarga per kapita ... 38

(12)

 

DAFTAR TABEL

24 Sebaran mahasiswa berdasarkan kelompok acuan dalam

pembelian produk pangan IPB ... 39 25 Sebaran mahasiswa berdasarkan pengetahuan tentang jenis

produk pangan IPB ... 41 26 Persentase mahasiswa yang menjawab benar tentang produk

pangan IPB ... 41 27 Sebaran mahasiswa berdasarkan tingkat pengetahuan produk

pangan IPB ... 42 28 Sebaran mahasiswa berdasarkan tingkat pengetahuan produk

tentang produk pangan IPB ... 42 29 Sebaran mahasiswa berdasarkan tingkat pengetahuan pembelian

produk pangan IPB ... 43 30 Sebaran mahasiswa berdasarkan tingkat pengetahuan pemakaian

produk pangan IPB ... 43 31 Sebaran mahasiswa berdasarkan sumber informasi tentang

produk pangan IPB ... 44 32 Sebaran mahasiswa berdasarkan tingkat minat beli produk

pangan IPB ... 44 33 Sebaran mahasiswa berdasarkan pernyataan terhadap minat beli

produk pangan IPB ... 45 34 Sebaran mahasiswa berdasarkan jenis kelamin dan tingkat

pengetahuan produk pangan IPB ... 45 35 Sebaran mahasiswa berdasarkan usia dan tingkat pengetahuan

produk pangan IPB ... 46 36 Sebaran mahasiswa berdasarkan lama studi dan tingkat

pengetahuan produk pangan IPB ... 46 37 Sebaran mahasiswa berdasarkan organisasi dan tingkat

pengetahuan produk pangan IPB ... 46 38 Sebaran mahasiswa berdasarkan uang saku dan tingkat

pengetahuan produk pangan IPB ... 47 39 Hubungan antara karakteristik keluarga mahasiswa dengan

pengetahuan produk pangan IPB ... 47 40 Hubungan antara karakteristik mahasiswa dan karakteristik

keluarga dengan minat beli produk pangan IPB ... 48 41 Hubungan antara pengetahuan, kelompok acuan, dan minat beli

produk pangan IPB ... 49 42 Faktor yang memengaruhi minat beli produk pangan IPB ... 49 43 Pengaruh pengetahuan mahasiswa terhadap minat beli produk

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Kerangka pemikiran pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik mahasiswa, kelompok acuan, dan minat beli pada mahasiswa

program sarjana ... 20

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Cronbach alpha kuesioner ... 71 2 Kelemahan produk pangan IPB berdasarkan jawaban mahasiswa .... 71 4 Kelebihan produk pangan IPB berdasarkan jawaban mahasiswa ... 71 5 Saran terhadap produk pangan IPB berdasarkan jawaban

(14)

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Petani yang sejahtera, kondisi ketahanan pangan yang baik, dan kemandirian teknologi tentu dapat menjadi pilar yang kokoh dalam memajukan perekonomian nasional (Hatta, 29 November 2011, komunikasi pribadi)1. Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap individu. Hal ini sejalan dengan teori Maslow yaitu teori hirarki kebutuhan manusia yang menyatakan kebutuhan akan pangan termasuk jenis kebutuhan fisologis yaitu kebutuhan manusia untuk dapat bertahan hidup (Sumarwan 2011). Berbicara terkait hal pangan, tak lepas dari peranan penting pertanian dalam memenuhi kebutuhan pangan yang aman, bergizi, sehat, dan beragam. Beragamnya jenis pangan yang dihasilkan, dapat membantu masyarakat Indonesia untuk lebih mengkonsumsi beraneka ragam jenis pangan sehingga dapat meningkatkan status gizi yang baik.

Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi yang tercatat paling banyak menghasilkan produk inovasi di bidang pertanian baik teknologi maupun pangan sejak tahun 2011 hingga sekarang. Dalam hal ini, produk yang akan dipaparkan adalah produk pangan hasil buatan civitas IPB. Hasil produk pertanian yang bergerak di bidang ketahanan pangan telah diproduksi oleh IPB dan telah berhasil dipasarkan ke konsumen hingga saat ini, beberapa jenis produk pangan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis-jenis produk pangan IPB2 Jenis produk

Produk segar Produk olahan

Sayur bayam organik Bio yoghurt Papaya Calina IPB 09 Pudding susu

Papaya Malaysia Susu (kedelai, pasteurisasi) Jambu Kristal (A&B) Teh Rosela

Sawi emas organik Kaki naga vegi fish

Tomat chery Chicken nugget stick & wings Jambu Taiwan IPB 02

Telur (telur ayam kampung, telur puyuh, telur omega)

Beras (beras organik ‘Way Apaburu’, beras organik Ciherang, beras organik Mentik Wangi

Kerupuk tulang rawan

Produk-produk pangan pada Tabel 1 saat ini telah dipasarkan oleh University Farm IPB, ADC Taiwan, Botani Square, Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), dan koperasi atau unit usaha yang terletak di tiap-tiap fakultas. 1

Hatta GM. 2011. Inovasi pertanian untuk kesejahteraan rakyat. Dalam pertemuan Dies Natalies IPB ke-48.[Komunikasi Pribadi] Bogor [29 November 2011].

2

(15)

Sebagai produk baru, produk pangan IPB masih belum banyak dikenal, sehingga IPB perlu berupaya mensosialisasikan keberadaan dan manfaat bagi civitas akademika maupun masyarakat luar. Salah satu strategi pemasaran yang baik menurut Sigit (2006) adalah pengembangan produk dan promosi yang sesuai dengan kebutuhan target pasar. IPB mulai mencoba memasarkan produk pangannya melalui distributor-distributor yang bergerak di bidang pemasaran produk pertanian. Selain itu, Sigit (2006) menambahkan bahwa produk yang berhasil dipasarkan adalah produk yang dapat diterima konsumen dengan harga, atribut, dan tampilan yang memenuhi kebutuhan konsumen sehingga produsen perlu mengetahui perilaku konsumen dalam memeroleh informasi untuk mendapatkan produk-produk pemasarannya.

Terdapat dua faktor dasar yang dapat memengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Kotler & Armstrong 2008). Faktor eksternal merupakan faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategy, dan kelompok acuan. Kelompok acuan memiliki peranan penting dalam memberikan informasi serta mengubah perilaku seseorang dalam menentukan minat beli terhadap suatu produk. Kelompok acuan merupakan kelompok yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada pengetahuan hingga perilaku konsumen. Kelompok acuan mampu memengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.

(16)

 

Penilaian konsumen ini akan memengaruhi minat konsumen. Minat merupakan satu faktor internal (individual) membentuk pikiran yang nyata dari refleksi rencana pembelian untuk membeli beberapa unit dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia dalam periode waktu tertentu (Schiffman & Kanuk 2004). Dengan demikian, minat beli konsumen terhadap suatu produk dipengaruhi oleh pengetahuan terhadap informasi suatu produk (Kotler & Armstrong 2008). Sebagai konsumen, mahasiswa memiliki kelompok acuan dan pengetahuan yang berbeda-beda dalam memilih suatu produk, demikian halnya pada produk pangan IPB sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh kelompok acuan dan pengetahuan konsumen terhadap minat beli produk pangan IPB.

Perumusan Masalah

Pangan merupakan masalah yang sangat sensitif. Komitmen Indonesia dalam mewujudkan ketahanan pangan tercantum pada Undang-undang No. 7 tahun 1996 tentang pangan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP No. 68 tentang ketahanan pangan. Ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau (Ariani 2006). Masalah yang timbul adalah pertambahan penduduk yang secara otomatis dapat mengurangi lahan pertanian dan perkebunan. Sementara itu, pertambahan penduduk secara otomatis membutuhkan tambahan ketersediaan pangan dan juga lahan pertanian.

(17)

Institut Pertanian Bogor kini sedang berupaya membantu meningkatkan produktivitas produk pertanian. Sebagai produk baru, produk pangan IPB masih belum banyak diketahui oleh masyarakat sehingga tingkat konsumsi produk pangan IPB masih kurang. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kurangnya publikasi dalam proses pemasaran, outlet yang menjual produk masih terbatas, dan harga yang masih relatif mahal masih menjadi kekurangan dari pemasaran produk pangan IPB (Lampiran 2). Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan sosialisasi dan promosi terhadap pengenalan produk pangan IPB baik pada civitas akademika maupun masyarakat luar. Namun, sebelum sampai pada masyarakat, perlu dilihat terlebih dahulu tingkat pengetahuan dan minat beli dari civitas akademik IPB yang merupakan konsumen terdekat dengan produk pangan IPB. Mahasiswa program sarjana IPB merupakan salah satu konsumen terdekat dengan produk pangan IPB dan merupakan populasi terbanyak di kampus IPB.

Kelompok acuan akan dijadikan sebagai salah satu faktor yang diduga dapat memengaruhi perilaku konsumsi terhadap suatu produk. Kelompok acuan memberikan standar (norma) dan nilai yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai cara seseorang berpikir atau berperilaku (Engel, Blackwell, & Miniard 1995). Kelompok acuan diharapkan memilki peranan penting dalam memberikan informasi bahkan memiliki peran dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen. Dosen merupakan panutan atau seorang ahli yang diharapkan dapat memberikan informasi bahkan menjadi acuan dalam perilaku pembelian mahasiswa, melihat bahwa dosen mampu memberikan informasi yang terpercaya bagi mahasiswa IPB. Adanya pengaruh dari kelompok acuan, konsumen mampu memiliki informasi dan tingkat pengetahuan yang lebih terkait dengan minat beli konsumen terhadap produk pangan IPB.

Oleh karena itu, kelompok acuan dan pengetahuan mahasiswa program sarjana perlu diteliti untuk melihat sejauh mana minat beli mereka terhadap produk hasil buatan IPB sendiri. Beberapa perumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kelompok acuan, tingkat pengetahuan, dan minat beli mahasiswa program sarjana terhadap produk pangan IPB?

(18)

 

3. Bagaimana hubungan kelompok acuan dan pengetahuan dengan minat beli pada mahasiswa program sarjana terhadap produk pangan IPB?

(19)

  Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kelompok acuan yang dipakai dan pengetahuan terhadap minat beli produk pangan IPB baik pada mahasiswa program sarjana.

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kelompok acuan, pengetahuan, dan minat beli produk pangan IPB pada mahasiswa program sarjana.

2. Menganalisis hubungan antara kelompok acuan dengan pengetahuan produk pangan IPB pada mahasiswa program sarjana.

3. Menganalisis hubungan kelompok acuan dan pengetahuan dengan minat beli produk pangan IPB pada mahasiswa program sarjana.

4. Menganalisis pengaruh kelompok acuan dan pengetahuan terhadap minat beli produk pangan IPB pada mahasiswa program sarjana.

Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini diantaranya adalah:

1. Bagi peneliti. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, wawasan, dan pemahaman kepada peneliti mengenai kelompok acuan, pengetahuan, minat beli produk pangan IPB, serta pengembangan dan pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah.

2. Bagi perguruan tinggi. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi informasi serta masukan dalam pengembangan manajemen pemasaran terutama pada hal publikasi atau promosi sehingga produk pangan IPB dapat dikenal dan diketahui baik di kalangan civitas kampus maupun masyarakat luar. 3. Bagi masyarakat baik civitas akademik diharapkan dapat menjadi sumber

(20)

 

 

TINJAUAN PUSTAKA

Kelompok Acuan

Kelompok acuan merupakan kelompok yang dianggap sebagai acuan bagi para individu dalam pengambilan keputusan pembelian atau konsumsi untuk menentukan minat beli konsumen. Pada awalnya kelompok acuan dibatasi secara sempit dan hanya mencakup kelompok atau individu yang berinteraksi secara langsung seperti teman, saudara, orang tua, dan kelompok atau individu lainnya. Namun, konsep ini secara berangsur-angsur telah diperluas sehingga kelompok acuan mulai mencakup pengaruh perorangan atau kelompok baik secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok acuan tidak langsung terdiri dari orang atau kelompok yang masing-masing tidak mempunyai kontak dan interaksi langsung seperti media (televisi, majalah, koran, internet, dan radio), para artis, pahlawan olahraga, pemimpin politik, ataupun orang yang berpakaian baik kelihatan menarik di sudut jalan (Schiffman & Kanuk 2004).

Kelompok acuan menurut Sumarwan (2011) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata memengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan sebagai dasar perbandingan atau sebuah referensi dalam menentukan serta memberikan standar, nilai, respon afektif, kognitif, dan perilaku. Bagi seseorang, kelompok acuan bisa berasal dari kelas sosial yang sama atau berbeda, budaya yang sama atau berbeda, bahkan dari subbudaya yang berbeda pula.

Kelompok acuan dapat memengaruhi perilaku individu dalam proses pembelian, kelompok acuan tersebut harus melakukan hal-hal berikut menurut Rorlen (2007):

1. Memberitahukan dan mengusahakan agar individu menyadari adanya suatu produk atau merek khusus.

2. Memberikan kesempatan pada individu untuk membandingkan pemikirannya senidri dengan sikap dan perilaku kelompok.

3. Memengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kelompok.

(21)

Terdapat lima jenis kelompok acuan serta karakteristiknya menurut Peter dan Olson (1996):

Tabel 2 Jenis kelompok acuan Jenis Kelompok Acuan Perbedaan dan Karakteristik

Formal/informal Kelompok acuan formal memiliki struktur yang dirinci

dengan jelas (contoh kelompok kerja di kantor); sedangkan kelompok informal tidak (contoh kelompok persahabatan/teman kuliah).

Primary/secondary Kelompok acuan primer melibatkan seringnya interaksi langsung dan tatap muka (contoh keluarga/sanak saudara); sementara pada kelompok sekunder, interaksi dan tatap muka tidak selalu sering (contoh teman yang tinggal di apartemen yang sama)

Membership Seseorang menjadi anggota formal dari suatu kelompok

acuan (contoh keanggotaan pada kelompok pecinta alam)

Aspirational Seseorang terinspirasi bergabung atau menandingi

kelompok acuan aspirasional

Dissociative Seseorang berupaya menghindari atau menolak

kelompok acuan disosiatif

Definisi dari kelompok acuan atau referensi adalah setiap orang atau kelompok yang dianggap sebagai dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum/khusus atau pedoman khusus bagi perilaku. Tiga macam pengaruh kelompok acuan dalam Sumarwan (2011):

1. Pengaruh Normatif

Pengaruh normatif adalah pengaruh dari kelompok acuan terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti.

2. Pengaruh Ekspresi Nilai

Kelompok acuan akan memengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai.

3. Pengaruh Informasi

Kelompok acuan akan memengaruhi pilihan produk atau merek dari seseorang konsumen karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik.

Sementara itu, menurut Schiffman & Kanuk (2004) jenis-jenis kelompok acuan dibedakan menjadi lima jenis diantaranya adalah sebagai berikut:

(22)

 

mendiskusikan berbagai masalah ketika konsumen merasa enggan untuk membicarakan dengan orang tua atau saudara kandung. Hal ini sejalan dengan penelitian Hasanah (2003) yang menyatakan bahwa teman merupakan sumber informasi yang cukup efektif dalam memberikan informasi.

2. Kelompok Belanja. Kelompok belanja adalah dua atau lebih orang konsumen yang berbelanja bersama pada waktu yang sama. Kelompok belanja bisa merupakan kelompok persahabatan atau keluarga, namun bisa juga orang lain yang bertemu di toko untuk membeli produk bersama. Seorang konsumen sering membawa teman atau saudara ketika berbelanja. Tujuan membawa teman atau saudara ketika berbelanja bisa bermacam-macam. Pertama adalah tujuan sosial, yaitu untuk menikmati kebersamaan dengan saudara atau teman. Kedua adalah untuk mengurangi resiko kesalahan dalam membeli produk. Konsumen akan membawa teman atau saudara yang telah mengetahui produk tersebut.

3. Kelompok Kerja. Interaksi yang sering dan intensif memungkinkan teman-teman sebagai kelompok kerja memengaruhi perilaku konsumsi dan pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk dan jasa dan pemilihan merek. Kelompok kerja bisa berbentuk kelompok kerja formal maupun. Kedua kelompok kerja tersebut akan memengaruhi konsumen dalam memilih merek dan produk yang akan dibelinya.

4. Kelompok atau Masyarakat Maya. Kelompok yang bertemu dan berkomunikasi pada ruang dan waktu yang telah ditentukan. Konsumen yanag akan menjadi anggota kelompok maya atau internet tentu akan sering mengakses informasi yang dibutuhkannya untuk mengambil keputusan dalam pemilihan dan pembelian produk. Masyarakat internet memberikan pengaruh besar kepada pengambilan keputusan konsumen. 5. Kelompok Pegiat. Konsumen yang kecewa dalam pembelian produk dan

(23)

memerlukan kelompok yang bisa membantunya ketika dirugikan oleh produsen.

Pengetahuan

Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan jasa, serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen (Sumarwan 2011). Terdapat dua jenis pencarian informasi yaitu secara internal dan eksternal. Pencarian internal terjadi ketika konsumen menggunakan informasinya yang disimpan ke dalam memori, sedangkan pencarian secara eksternal meliputi pencarian informasi dari lingkungan informasi yang dinginkan karena informasi yang diperoleh sebelumnya tidak dapat diingat kembali dari memori (Pillai 2009).

Jenis-jenis pengetahuan menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) terbagi dalam 3 (tiga) jenis:

1. Pengetahuan produk. Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produk, dan kepercayaan mengenai produk.

2. Pengetahuan pembelian. Pengetahuan pembelian meliputi berbagai informasi yang diproses oleh konsumen untuk memeroleh suatu produk. Pengetahuan produk terdiri atas pengetahuan dimana membeli produk dan kapan membeli produk.

3. Pengetahuan pemakaian. Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen, agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yang tinggi kepada konsumen, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.

(24)

 

pengetahuan objektif dan pengetahuan subjektif. Pengetahuan objektif adalah informasi yang benar mengenai kelas produk yang disimpan dalam memori jangka panjang. Pengetahuan subjektif adalah persepsi konsumen mengenai apa dan berapa banyak yang dia ketahui mengenai kelas produk. Konsumen juga mungkin mengetahui informasi mengenai pengetahuan berbagai hal lainnya.

Pengetahuan didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan. Himpunan bagian dari informasi total yang relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar disebut pengetahuan konsumen (Engel, Blackwell, & Miniard 1994). Psikolog kognitif mengemukakan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar. Kedua pengetahuan itu adalah pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui, sementara pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Pengetahuan deklaratif dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik dan pengetahuan semantik. Pengetahuan episodik melibatkan pengetahuan yang dibatasi lintasan waktu. Sebaliknya, pengetahuan semantik mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang. Selain kategorisasi pengetahuan di atas, pemasar akan merasakan manfaat pemeriksaan pengetahuan konsumen dalam tiga bidang umum, yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian.

(25)

(2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan yang cukup baik dimiliki konsumen akan banyak memeroleh kecenderungan pembelian suatu produk.

Rogers (2003) menyatakan bahwa ciri utama konsumen yang inovatif adalah terbuka terhadap produk baru dan senantiasa mencari informasi terkait produk tersebut secara aktif. Selain itu, jenis pengetahuan pemakaian dalam teori pembagian jenis pengetahuan Engel, Blackwell, dan Miniard (1994) pada hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara pengetahuan pemakaian terhadap minat beli. Dalam memahami pengetahuan konsumen penting bagi mahasiswa mengetahui apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan yang akan bergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut (Sumarwan 2011).

Engel, Blackwell, dan Miniard (1994) menyatakan bahwa seseorang dikatakan memiliki pengetahuan konsumen ketika konsumen sudah memiliki pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian. Melalui perilaku tersebut, maka terbentuklah pengetahuan dan sikap konsumen terhadap produk berupa kesukaan produk, pemahaman tujuan produk, dan perencanaan konsumsi produk (Naomi 2011).

Minat Beli

Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) terdapat dua kategori niat pembelian konsumen, yaitu: (1) produk dan merek dan (2) kelas produk. Kategori pertama dirujuk sebagai pembelian yang terencana sepenuhnya karena pada kategori ini konsumen lebih bersedia menginvestasikan waktu dan energi dalam berbelanja dan membeli.

Beberapa pembelian berdasarkan impuls tidak didasarkan pada pemecahan masalah konsumen dan paling baik dipandang dari perspektif hedonik atau pengalaman. Menurut penelitian Rook dalam Engel, Blackwell, & Miniard (1995), pembelian berdasar impuls mungkin memiliki satu atau lebih karakteristik berikut:

1. Spontanitas. Pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi konsumen untuk membeli sekarang, sering sebagai respons terhadap stimulasi visual yang langsung di tempat penjualan.

(26)

 

3. Kegairahan dan stimulasi. Desakan mendadak untuk membeli sering disertai dengan emosi yang dicirikan sebagai “menggairahkan”, “menggetarkan” atau “liar.

4. Ketidakpedulian akan akibat. Desakan untuk membeli menjadi begitu sulit ditolak sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan.

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael 1992). Purchasing intention menurut Assael (1992) merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek, atau juga merupakan minat pembelian yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian. Disamping itu, Assael menyatakan bahwa minat membeli adalah tahap akhir dari suatu proses kebutuhan pembelian yang kompleks. Proses ini dimulai dari munculnya kebutuhan akan suatu produk atau merek (need arcusal) dilanjutkan dengan pemrosesan informasi oleh konsumen (customer information processing). Selanjutnya konsumen akan mengevaluasi produk atau merek tersebut. Hasil evaluasi ini yang akhirnya memunculkan minat atau intensi untuk membeli sebelum akhirnya konsumen benar-benar melakukan pembelian.

Keinginan untuk membeli (purchasing intention) menurut Howard (1989) diartikan sebagai sikap/keadaan mental yang merefleksikan rencana pembelian untuk membeli beberapa jumlah dari suatu produk yang sudah dikenal dalam jangka waktu tertentu. Hal tersebut sangat berguna bagi pemasar untuk mengerti keinginan pembeli. Pengaruh dari keinginan untuk membeli yaitu akan membuat pembeli untuk mengambil keputusan didalam membeli suatu barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu.

(27)

berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.

Ferdinand (2006) menjelaskan minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan

produk kepada orang lain.

c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminati dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari suatu produk.

Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian kelompok acuan, pengetahuan, dan minat beli telah banyak dilakukan diantaranya sebagai berikut.

Penelitian yang dilakukan oleh Hasanah (2003) dengan judul “Pengaruh Kelompok Acuan, Media Informasi, dan Faktor Lainnya terhadap Perilaku Konsumsi Pakaian Remaja di DKI Jakarta”. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa teman merupakan kelompok acuan yang cukup efektif memberi pengaruh pada remaja. Teman merupakan kelompok acuan yang banyak membantu memilih model pakaian dengan alasan teman merupakan orang yang mudah diajak diskusi, lebih dipercaya, lebih mengerti tentang mode, selera relatif sama, serta memiliki informasi yang cukup banyak tentang mode. Orang tua memberi pengaruh pada remaja lebih kepada aturan-aturan yang tidak boleh dilanggar dalam pemilihan pakaian serta orang tua merupakan sumber pemberi dana dalam pembelian pakaian.

(28)

 

(MAN) Lamongan baik secara parsial maupun simultan, variabel yang dominan terhadap keputusan bersekolah, serta faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh siswa dalam melakukan keputusan bersekolah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok acuan yang paling berpengaruh adalah teman. Teman merupakan kelompok acuan yang mudah untuk diajak berkomunikasi sehingga telah membuat siswa melakukan promosi terhadap temannya sendiri karena pengaruh teman sebaya lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh keluarga.

(29)

KERANGKA PEMIKIRAN

Insititut Pertanian Bogor kini memiliki peran dalam mengembangkan dan menciptakan produktivitas produk pertanian sebagai upaya pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia. Berbagai jenis produk pertanian yang sudah banyak dihasilkan oleh IPB diantaranya jenis produk pertanian segar, produk olahan, mesin pertanian, hingga obat-obatan juga sudah banyak dihasilkan. Pada penelitian ini, variabel yang akan diteliti diantaranya adalah kelompok acuan, pengetahuan, dan minat beli mahasiswa program sarjana IPB terhadap produk pangan IPB. Mahasiswa merupakan salah satu konsumen yang terdekat dengan produk pangan IPB serta mahasiswa terbanyak yang ada di IPB sehingga perlu dilihat minat beli mahasiswa program sarjana terhadap produk pangan IPB.

Pengaruh karakteristik mahasiswa, karakteristik keluarga, dan karakteristik lingkungan merupakan hal mendasar yang diduga dapat memengaruhi tingkat pengetahuan serta minat beli mahasiswa terhadap produk pangan IPB. Karakteristik mahasiswa yang digunakan terdiri dari jenis kelamin, usia, lama studi, dan uang saku, dan organisasi. Karakteristik keluarga terdiri dari pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, usia orang tua, dan besar keluarga, sedangkan karakteristik lingkungan pada penelitian ini adalah kelompok acuan.

(30)

yang dimiliki mahasiswa semakin meningkat pula. Hal ini terkait dengan lama waktu yang dimiliki untuk mencari informasi produk lebih mendalam. Usia dan lama studi mahasiswa diduga juga menentukan minat beli produk pangan IPB. Mahasiswa yang memiliki usia lebih tua diduga mampu melakukan perencanaan pembelian dengan baik dibandingkan dengan mahasiswa yang berada pada usia muda. Selain itu, lama studi diduga mampu menentukan minat beli seseorang. Semakin lama mahasiswa menempuh studinya, pengetahuan yang dimiliki dirasa cukup untuk menentukan minat beli produk pangan IPB.

Keluarga memiliki peranan penting dalam menentukan perilaku pembelian seseorang. Pengetahuan seseorang erat kaitannya dengan pendidikan. Tingkat pendidikan orang tua yang tinggi dapat menghasilkan pengetahuan dan informasi yang baik terhadap penerimaan produk baru. Tingkat pendidikan orang tua diduga tekait dengan pengetahuan seorang anak yang dalam penelitian ini adalah mahasiswa. Tingginya pendidikan yang dimiliki orang tua diduga lebih memiliki peran dalam pemberian informasi tentang produk baru.

Jenis pekerjaan orang tua yang beragam bisa menghasilkan pendapatan yang berbeda antar keluarga. Pendapatan orang tua diduga berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki anak. Pendapatan merupakan upah orang tua yang diperoleh melalui aktivitas yang dilakukan. Pendapatan keluarga secara tidak langsung diduga berkaitan dengan pengetahuan mahasiswa. Pendapatan mampu menentukan uang saku yang akan dimiliki mahasiswa sehingga dengan uang saku yang dimiliki akan menentukan kemampuan seseorang dalam memeroleh informasi yang diinginkan dan akan diteruskan hingga perilaku pembeliannya.

Pengaruh lingkungan sangat memengaruhi seseorang dalam menentukan kelompok acuan yang digunakan serta dalam memeroleh pengetahuan terkait dengan produk pangan IPB sehingga dapat dilihat minat beli mahasiswa terhadap produk pangan IPB. Kelompok acuan menjadi variabel yang diduga akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan minat seseorang terhadap produk pangan IPB. Kelompok acuan diperoleh dari orang atau kelompok yang berinteraksi langsung dalam memengaruhi konsumen seperti teman, saudara, dosen, atau individu lainnya.

(31)

memberikan pengaruh terhadap perolehan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa terhadap produk pangan IPB. Selain itu, kelompok acuan juga menjadi hal yang penting dalam memengaruhi dan mengarahkan mahasiswa terhadap minat beli suatu produk pangan IPB.

Sebelum melakukan konsumsi terlebih dahulu, mahasiswa perlu mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap suatu produk. Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki mahasiswa mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan produk atau jasa. Pengetahuan konsumen memiliki tiga jenis pengetahuan menurut teori Engel, Blackwell, dan Miniard (1994), yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian, dan pengetahuan pemakaian. Pengetahuan konsumen diduga akan memengaruhi minat beli seseorang. Konsumen yang memiliki pengetahuan yang lebih baik mampu menunjukkan minat beli seseorang dalam mengkonsumsi atau membeli suatu produk atau jasa, bahkan sebaliknya seseorang atau individu bisa jadi tidak memiliki minat beli terhadap suatu produk atau jasa ketika seseorang mempunyai pengetahuan terhadap produk atau jasa.

(32)

Gambar 1 Pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik mahasiswa, kelompok acuan, dan pengetahuan terhadap minat beli produk pangan IPB pada mahasiswa program sarjana IPB.

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: diteliti : tidak diteliti

Perilaku Pembelian Komponen Sikap

Konatif/Minat Beli Kognitif

Afektif Karakteristik Mahasiswa

• Jenis Kelamin • Usia

• Lama studi • Uang saku • Organisasi

Pengetahuan

a. Pengetahuan produk b. Pengetahuan pembelian c. Pengetahuan pemakaian Karakteristik Keluarga

• Lama pendidikan ayah/ibu • Pendapatan ayah/ibu • Besar keluarga • Pekerjaan ayah/ibu • Usia ayah/ibu

Faktor Lingkungan Kelompok Acuan • Budaya

(33)

 

METODE PENELITIAN

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu atau periode tertentu. Lokasi penelitian dilakukan di kampus IPB Darmaga di Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dan mahasiswa dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa kampus IPB Darmaga merupakan daerah yang banyak ditemui mahasiswa aktif program sarjana. Waktu penelitian terdiri dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan, analisis data hingga penulisan laporan yang dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Januari 2013.

Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa program sarjana IPB yang masih aktif di semester 4, 6, dan 8 berdasarkan informasi yang diperoleh pada bulan april 2012. Jumlah populasi penelitian ini sebanyak 9.611 mahasiswa. Mahasiswa program sarjana dipilih sebagai contoh dengan pertimbangan bahwa mahasiswa merupakan populasi terbanyak di kalangan civitas akademika IPB. Teknik penarikan contoh menggunakan teknik probability sampling yakni simple random sampling dari kesembilan fakultas diantaranya Fakultas Pertanian (Faperta), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Fakultas Perikanan (FPIK), Fakultas Peternakan (Fapet), Fakultas Kehutanan (Fahutan), Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM), dan Fakultas Ekologi Manusia (Fema). Penentuan jumlah contoh ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar 2005), yaitu

Keterangan :

n = jumlah mahasiswa yang diambil

N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh

(34)

 

 

Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan fakultas

No

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner oleh mahasiswa. Data primer meliputi data karakteristik mahasiswa (jenis kelamin, usia, lama studi, uang saku, dan organisasi), karakteristik keluarga (pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, besar keluarga, pekerjaan orang tua, dan usia orang tua), kelompok acuan, pengetahuan, serta minat beli. Kuesioner yang dibuat telah dilakukan uji realibilitas (uji cronbach alpha) dengan standar nilai cronbach alpha diatas 0,60 yakni 0,807 untuk kelompok acuan, 0,648 untuk pengetahuan, dan 0,805 untuk minat beli. Jenis data primer yang dikumpulkan adalah:

1. Kelompok acuan. Instrumen kelompok acuan merupakan instrumen hasil pengembangan dari Saufika (2012) dan Hasanah (2003) yang dimodifikasi oleh peneliti. Instrumen dibuat dalam 14 item pertanyaan tertutup dengan lima pilihan kelompok acuan (teman dekat, teman organisasi, dosen, dan lainnya). Mahasiswa dapat memilih lebih dari satu kelompok acuan dengan cara meranking kelompok acuan yang menurut mahasiswa berpengaruh dan mahasiswa diperbolehkan untuk memilih kelompok acuan lebih dari satu. 2. Pengetahuan. Instrumen pengetahuan merupakan instrumen yang dibuat

(35)

3. Minat beli. Instrumen minat beli merupakan instrumen yang dikembangkan sendiri oleh peneliti yang terdiri dari lima item pernyataan tertutup. Opsi jawaban yang diberikan adalah Sangat Tidak Setuju (STS), Cukup Setuju (CS), Sangat Setuju (SS), Tidak Setuju (TS), dan Setuju (S).

Data sekunder diperoleh dari Direktorat Administrasi Pendidikan IPB berupa jumlah mahasiswa program sarjana. Selain itu, daftar jenis-jenis produk pangan IPB diperoleh dari outlet-outlet seperti University Farm, Botani Square, ADC Taiwan, Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) dan kantin atau koperasi-koperasi yang ada di masing-masing fakultas. Berikut sebaran data, jenis data, dan cara pengumpulan data (Tabel 4).

Tabel 4 Data, jenis data, dan cara pengumpulan data

No Data Jenis data Cara Pengumpulan

1. Karakteristik mahasiswa dan karakteristik keluarga

Primer Pengisian kuesioner 2. Kelompok acuan Primer Pengisian kuesioner 3. Pengetahuan Primer Pengisian kuesioner 4. Minat beli Primer Pengisian kuesioner 5. Data mahasiswa program sarjana

IPB

Sekunder permohonan biodata mahasiswa program sarjana IPB

6. Profil institusi Sekunder Permohonan data kampus program sarjana IPB 7. Produk pangan IPB Sekunder Permohonan data

produk-produk pangan IPB

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan SPSS for Windows versi 16. Pengolahan data meliputi coding, scoring, entrying, cleaning, dan analyzing. Analisis data dilakukan secara statistik melalui uji deskriptif dan uji inferesia. Uji deskriptif meliputi rata-rata, standar deviasi, nilai minimal, dan nilai maksimal. Uji inferesia meliputi uji Chi-Square, uji korelasi Pearson, uji regresi linier sederhana, dan uji regresi linier berganda.

(36)

Pengolahan instrumen pengetahuan diproleh dari jumlah total skor delapan item pernyataannya yang dikonversi menjadi skor persentase, kemudian skor persentase tersebut dikelompokkan kedalam tiga kategori menurut Khomsan (2003) yaitu kategori kurang (<60,0%), sedang (60,0%-80,0%), dan baik (>80,0%). Sementara itu, instrumen minat beli diproleh dari jumlah total skor lima item pernyataan yang dikonversi menjadi skor persentase dengan menggunakan rumus kategori interval menurut Slamet (1993) sebagai berikut.

Pengelompokkan kategori adalah:

Lemah : skor minimum ≤ x ≤ skor minimum + IK Cukup : skor minimum + IK < x ≤ skor minimum + 2IK Kuat : x > skor minimum (NR) + 2IK

Hasil perhitungan interval kelas didapatkan nilai interval sebesar 26,7%. Kemudian total skor persentase minat beli yang diperoleh, dikelompokkan kedalam tiga kategori diantaranya kategori lemah (20,0%-46,7%), cukup (46,8%-73,4%), dan kuat (>73,4%).

Analisis inferensia yang terdiri dari uji Chi-Square, uji korelasi Pearson, uji regresi linier sederhana, dan uji regresi linier berganda. Uji Chi-Square digunakan untuk melihat hubungan antara karakteristik mahasiswa (jenis kelamin dan keikutsertaan organisasi), karakteristik keluarga (pekerjaan orang tua) baik dengan variabel pengetahuan maupun minat beli. Uji korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan antara karakteristik mahasiswa (usia, lama studi, dan uang saku), karakteristik keluarga (besar keluarga, lama pendidikan orang tua, usia orang tua, pendapatan keluarga, dan pendapatan per kapita) baik dengan variabel pengetahuan maupun minat beli. Selain itu, uji korelasi Pearson juga digunakan untuk melihat hubungan antar variabel kelompok acuan, pengetahuan, dan minat beli.

(37)

Keterangan:

Adapun variabel, skala data, dan kategori penelitian ini secara keseluruhan dijelaskan pada Tabel 5.

Tabel 5 Variabel dan alat ukur penelitian

Variabel Skala Data Kategori Skala Data Keterangan Kelompok acuan Nominal 1. Sahabat/teman dekat

2. Teman organisasi 3. Dosen

4. Lainnya

-

Pengetahuan Nominal 1. Kurang (<60,0%) 2. Sedang (60,0%-80,0%)

4. Organisasi keagamaan 5. Organisasi Kedaerahan 6. Tidak mengikuti organisasi

(38)

 

 

Tabel 5 (lanjutan)

Variabel Skala Data Kategori Skala Data Keterangan Agama Nominal 1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Katolik 4. Wirausaha/ bekerja

- orang tua (ayah & ibu) 6. Pascasarjana (18-21

tahun) 3. Pegawai (Swasta/BUMN) 4. Wiraswasta

5. Polri/TNI (AD,AL)/ABRI 6. Pensiunan

4. Pegawai (Swasta, BUMN, BUMD)

Pendapatan total Rasio 1. 1.000.000,00

2. 1.000.001,00-3.000.000,00 3. 3.000.001,00-5.000.000,00 4. 5.000.00,00-8.000.000,00 5. >8.000.000,00

(39)

  Definisi Operasional

Contoh adalah mahasiswa aktif program sarjana IPB tahun ajaran 2011/2012 yang berada pada semester 4, 6, dan 8.

Produk pangan IPB adalah produk pangan yang telah dipasarkan atau di distribusikan oleh pihak IPB.

Karakteristik mahasiswa adalahciri-ciri yang dimiliki oleh individu meliputi usia, jenis kelamin, uang saku, organisasi, dan lama studi, asal daerah, agama, sumber uang saku, keikutsertaan UKM dan organisasi.

Usia adalah lama kehidupan yang dicapai seseorang yang dinyatakan dalam satuan tahun.

Uang saku adalah jumlah pendapatan yang dimiliki mahasiswa setiap bulan terdiri dari uang saku utama dan uang saku tambahan. Uang saku ini dapat berasal dari orang tua, saudara, beasiswa, bekerja, dan sumber yang lainnya.

Sumber uang saku adalahsumber yang memberikan pendapatan untuk mahasiswa, baik uang saku utama maupun uang saku tambahan.

Organisasi adalah kegiatan ekstra kampus yang melibatkan kelompok ataupun individu dalam berbagai departemen, fakultas, bahkan universitas.

Lama studi adalah lama belajar mahasiswa dalam menempuh studi di IPB dengan satuan semester.

Asal daerah adalahdaerah asal yang ditinggali.

Agama adalah kepercayaan yang dianut mahasiswa yang terdiri dari Islam, Kristen, Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha.

Karakteristik keluarga adalah ciri-ciri keluarga mahasiswa yang meliputi pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, besar keluarga, pekerjaan orang tua, usia orang tua, dan pendapatan per kapita.

Pendapatan keluarga adalahjumlah uang yang diperoleh orang tua dari hasil dari pekerjaan maupun pemberian dari saudara atau wali.

Tingkat pendidikan orang tua adalah lama pendidikan yang ditempuh oleh orang tua mahasiswa.

Pekerjaan orang tua adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh orang tua yang kemudian akan dibayarkan dengan upah atau penghasilan. • Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang masih tinggal

(40)

Pendapatan per kapita adalah jumlah uang yang diperoleh orang tua dari hasil dari pekerjaan maupun pemberian dari saudara atau wali, dibagi dengan jumlah anggota keluarga.

Kelompok acuan adalah kelompok atau individu yang mampu memengaruhi atau memberi informasi terkait dengan minat beli produk pangan IPB. • Teman dekat adalah teman yang melakukan studi di IPB baik berbeda

fakultas dan jurusan maupun berada dalam satu fakultas dan jurusan yang sama serta memiliki hubungan yang erat dan interaksi yang lebih. • Teman organisasi adalah teman yang memiliki hubungan tidak terlalu

erat serta intensitas pertemuannya dan interaksinya di dalam organisasi. • Dosen adalahseorang ahli di bidang pengajaran di perguruan tinggi yang

melakukan proses pengajaran.

Pengetahuan adalah segala informasi yang dimiliki dari seseorang terhadap produk pangan IPB.

(41)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Produk Pangan IPB

Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu perguruan tinggi negeri berbasis pertanian terbaik di Indonesia. Indonesia merupakan negara agraris yang terkenal yang kaya akan sumberdaya alamnya sehingga IPB kini sedang turut serta mengupayakan dan meningkatkan kembali pendidikan berbasis pertanian agar para penerus bangsa dapat mengelola sumberdaya alam di Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini juga sesuai dengan visi IPB yang tercantum dalam IPB (2008) yakni “Menjadi perguruan tinggi riset terkemuka dengan kompetensi utama pertanian tropika, berkarakter kewirausahaan, dan bersendikan kehormatan”. Pertanian tropika menjadi kompetensi utama IPB dalam mencetak mahasiswa yang ahli di bidangnya serta memiliki karakter kewirausahaan agar Indonesia lebih maju dan dapat memperluas lapangan pekerjaan.

IPB memiliki mandat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan sumberdaya manusia, menghasilkan varietas unggul di bidang agribisnis dan agroindustri buah-buahan dan sayuran unggul, produk pangan olahan yang kreatif dan inovatif. Salah satu bentuk kepedulian IPB dalam pemenuhan kebutuhan pangan yakni mulai banyaknya riset dan penelitian yang dilakukan oleh civitas akademika IPB. Para mahasiswa dan dosen merupakan civitas akademika yang banyak mengembangkan produk-produk inovasi dan kreatif, khususnya produk pangan sehingga IPB juga memberikan fasilitas atau wadah bagi mahasiswa ataupun civitas akademika untuk mengembangkan penelitian-penelitian sekaligus di bidang wirausaha. Beberapa fasilitas terkait yaitu pusat-pusat pengembangan penelitian diantaranya adalah pusat-pusat pengembangan ilmu dan tekonologi pertanian dan pangan asia tenggara (SEAFAST), ADC Taiwan, pusat kajian penerapan ilmu teknik untuk pertanian tropika, pusat penelitian dan pengembangan kewirausahaan, Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKBT), dan University Farm.

(42)

hijau dan merah organik, asparagus, baby buncis, kalian, caisin organik, terong bulat, jambu kristal A, jambu kristal B, sawi emas organik, tomat chery, jambu Taiwan IPB 02, sawi sendok organik, selada keriting organik, oyong Taiwan, pakcoy organik, kucai, okra merah, kacang merah panjang), produk minuman (bio yogurt, puding susu, susu pasteurisasi, teh rosela, yoghurt ice, susu ), telur (telur ayam kampung, telur puyuh, telur asin), ikan, daging dan olahannya (kaki naga vegi fish, sosis sapi, sosis ayam, chicken nugget stick, chicken wings, dendeng ikan nila), beras (beras organik ‘Way Apaburu’, beras organik Ciherang, beras organik Mentik Wangi), serta produk kering (bajigur, bandrex, keripik buah, manisan mangga, manisan ‘papaya’, mulberry tea, teh rosela, green tea, kerupuk tulang rawan). Produk-produk tersebut yang saat ini telah dipasarkan oleh University Farm IPB dan ADC Taiwan.

Karakteristik Mahasiswa

Kotler dan Amstrong (2008) menyatakan bahwa karakteristik demografis adalah kelompok yang didasarkan pada usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, tahapan dalam keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, ras, agama, generasi dan kewarganegaraan. Beberapa karakteristik mahasiswa yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah jenis kelamin, usia, lama studi (semester), asal daerah, agama, organisasi yang diikuti, sumber uang saku, dan besar uang saku mahasiswa. Hasil dari karakteristik mahasiswa program sarjana IPB akan dijelaskan pada tabel-tabel berikut.

(43)

  Tabel 6 Sebaran mahasiswa berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (n) Persen (%)

Laki-laki 129 32,2

Perempuan 271 67,8

Total 400 100,0

Usia mahasiswa. Usia merupakan lama kehidupan seseorang yang diukur berdasarkan tahun. Perbedaan usia seseorang dapat menyebabkan perbedaan kesukaan terhadap selera dan merek terhadap suatu produk (Sumarwan 2011). Usia mahasiswa berada pada kisaran 17-24 tahun dengan rata-rata 20,4 tahun. Tabel 7 menunjukkan sebagian besar mahasiswa (98,8%) berada pada usia dewasa awal (19-24 tahun) dan hanya 1,2 persen mahasiswa yang berada pada usia remaja (16-18 tahun).

Tabel 7 Sebaran mahasiswa berdasarkan usia

Usia Jumlah (n) Persen (%)

Remaja lanjut (16-18 th) 5 1,2

Dewasa awal (19-24 th) 395 98,8

Total 400 100,0

Min-Maks (th) 17-24

Rataan ± Sd (th) 20,4 ± 1,1

Lama studi. Lama kuliah yang ditempuh oleh mahasiswa dinyatakan dalam satuan semester. Tabel 8 menggambarkan bahwa proporsi mahasiswa cenderung menyebar pada masing-masing tingkat semester yaitu semester 4, 6, dan 8. Namun, proporsi terbesar pada mahasiswa yang berada di semester 4 (37,5%), kemudian mahasiswa yang berada pada semester 8 (32,5%), dan mahasiswa yang berada pada semester 6 (30,0%).

Tabel 8 Sebaran mahasiswa berdasarkan lama studi (semester) Lama studi (Semester) Jumlah (n) Persen (%)

4 150 37,5 6 120 30,0 8 130 32,5

Total 400 100,0

(44)

selebihnya tersebar di berbagai daerah diantaranya adalah Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Lombok, Papua, Maluku, dan Malaysia. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa IPB memiliki latar belakang daerah asal yang beragam budayanya (Tabel 9).

Tabel 9 Sebaran mahasiswa berdasarkan asal daerah Asal Daerah Jumlah (n) Persen (%)

Sumatera 88 22,0

Jawa 286 71,5

Kalimantan 5 1,2

Sulawesi 9 2,3

Bali, Nusa Tenggara, dan Lombok 6 1,5

Papua 2 0,5

Lainnya (Maluku, Malaysia) 4 1,0

Total 400 100,0

Agama. Sumarwan (2011) menyatakan bahwa salah satu karakteristik demografik yang sangat penting adalah agama. Semua ajaran agama sangat memengaruhi sikap, persepsi, dan perilaku konsumen dari para penganutnya. Tabel 10 menunjukkan hampir seluruh mahasiswa (92,2%) menganut agama Islam, sedangkan mahasiswa lainnya beragama Kristen Protestan (5,3%), Katolik (2,0%), Hindu (0,5%), dan tidak ada mahasiswa IPB yang menganut agama Budha.

Tabel 10 Sebaran mahasiswa berdasarkan agama

Agama Jumlah (n) Persen (%)

Islam 369 92,2

Kristen Protestan 21 5,3

Katolik 8 2,0

Hindu 2 0,5

Budha 0 0,0

Total 400 100,0

(45)

Tabel 11 Sebaran mahasiswa berdasarkan jenis organisasi Organisasi yang diikuti Jumlah (n) Persen (%)

BEM/DPM KM 9 2,2

BEM/DPM Fakultas 59 14,8

HIMPRO 144 36,0

Organisasi keagamaan 13 3,2

Organisasi kedaerahan 15 3,8

Tidak mengikuti organisasi 160 40,0

Total 400 100,0

Unit Kegiatan Mahasiswa. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah kegiatan yang diselenggarakan di lingkungan kampus dengan beragam spesialisasi bidang masing-masing seperti kesenian, bahasa, olahraga dan lain sebagainya. UKM merupakan wadah bagi mahasiswa yang memiliki bakat dan keahlian di bidangnya masing-masing serta dapat mengasahnya menjadi sesuatu yang berguna baik bagi diri sendiri maupun universitas. Hasil penelitian menjelaskan sebagian besar mahasiswa (82,0%) banyak yang tidak mengikuti kegiatan UKM di kampus (Tabel 12).

Tabel 12 Sebaran mahasiswa berdasarkan keikutsertaan UKM Keikutsertaan UKM Jumlah (n) Persen (%)

Mengikuti 72 18,0

Tidak Mengikuti 328 82,0

Total 400 100,0

Sumber uang saku. Sumber uang saku memberikan pendapatan untuk mahasiswa. Mahasiswa dalam penelitian ini mendapatkan uang saku dari sumber yang beragam. Sumber uang saku dibagi menjadi dua tipe yaitu sumber uang saku utama dan sumber uang saku tambahan. Sebagian besar mahasiswa (89,0%) memiliki sumber uang saku utama yang berasal dari orang tua, sedangkan pada sumber uang saku tambahan sebesar 68,5 persen mahasiswa tidak memiliki sumber uang saku tambahan (Tabel 13).

Tabel 13 Sebaran mahasiswa berdasarkan sumber uang saku

Sumber uang saku Uang saku utama Uang saku tambahan

n % n %

Orang tua 356 89,0 18 4,5

Beasiswa 38 9,4 70 17,5

Wali/Saudara 3 0,8 12 3,0

Wirausaha, bekerja 0 0,0 26 6,5

Tidak ada 3 0,8 274 68,5

(46)

Uang saku. uang saku merupakan sumber pendapatan utama mahasiswa. Uang saku mahasiswa berkisar antara Rp200.000,00 hingga Rp3.000.000,00 dengan rata-rata uang saku sebesar Rp943.850,00. Tabel 14 menjelaskan proporsi terbesar mahasiswa (63,8%) memiliki uang saku dengan kisaran antara Rp500.001,00 sampai dengan Rp1.000.000,00 setiap bulannya.

Tabel 14 Sebaran mahasiswa berdasarkan total uang saku

Uang saku (Rp/bulan) Total

n %

≤500.000,00 42 10,4

500.001,00-1.000.000,00 255 63,8

>1.000.000,00 103 25,8

Total 400 100,0

Min-Maks (Rp/bln) 200.000,00-3.000.000,00

Rataan ± Sd 943.850,00 ± 416.948,19

Uang saku dibagi menjadi dua macam yaitu uang saku utama dan uang saku tambahan. Uang saku utama mahasiswa berkisar Rp200.000,00 hingga Rp3.000.000,00 dengan rata-rata Rp834.600,00. Sebesar 65,8 persen mahasiswa memiliki uang saku utama berkisar antara Rp500.001,00 sampai dengan Rp1.000.000,00 setiap bulannya. Uang saku tambahan berfungsi menambah uang saku utama mahasiswa. Uang saku tambahan berkisar Rp0,00 hingga Rp1.230.000,00 dengan rata-rata Rp109.250,00 setiap bulannya dan hampir seluruh mahasiswa (97,2%) memiliki uang saku tambahan kurang dari Rp500.000,00 setiap bulannya (Tabel 15).

Tabel 15 Sebaran mahasiswa berdasarkan uang saku utama dan tambahan

Uang saku (Rp/bulan) Utama Tambahan

n % n %

≤500.000,00 83 20,8 389 97,2

500.001,00-1.000.000,00 263 65,8 9 2,3

>1.000.000,00 54 13,4 2 0,5

Total 400 100,0 400 100,0

Min-Maks (Rp/bln) 200.000,00-3.000.000,00 0-1.230.000,00 Rataan ± Sd 834.600,00 ± 416.661,54 109.250,00 ± 192.808

Karakteristik Keluarga Mahasiswa

(47)

tua, jenis pekerjaan orang tua, dan pendapatan orang tua. Hasil penelitian karakteristik keluarga dijelaskan pada tabel-tabel berikut.

Besar keluarga. Jumlah anggota keluarga dapat menentukan jumlah dan pola konsumsi seseorang. Sumarwan (2011) menyatakan semakin banyak anggota keluarga semakin banyak pula jumlah pembelian dan konsumsi yang dilakukan, dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga dengan jumlah yang sedikit. Kategori besar keluarga dibagi menjadi tiga yaitu keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar (≥8 orang). Tabel 16 menjelaskan besar keluarga mahasiswa berada pada kisaran antara 2-14 anggota keluarga dengan rata-rata 5 orang. Proporsi terbesar mahasiswa (61,2%) berdasarkan besar keluarga berada pada kategori keluarga sedang, kemudian sebanyak 20 mahasiswa (5,0%) besar keluarga berada pada kategori keluarga besar.

Tabel 16 Sebaran keluarga mahasiswa berdasarkan besar keluarga Besar keluarga Jumlah (n) Persen (%)

Kecil (≤4 org) 135 33,8

Sedang (5-7 org) 245 61,2

Besar (≥8 org) 20 5,0

Total 400 100,0

Min-Maks (org) 2-14

Rataan ± Sd (org) 5 ± 2

Usia orang tua. Tabel 17 menjelaskan bahwa proporsi terbesar usia ayah menyebar rata pada rentang usia antara 36 hingga 50 tahun dan antara 51 hingga 65 tahun. Namun, proporsi terbesar usia ayah yakni antara 51 hingga 65 tahun (48,2%). Rata-rata usia ayah 52 tahun yang berada di kisaran antara 33 hingga 85 tahun. Pada usia ibu proporsi terbesar berada pada rentang 36 hingga 50 tahun (72,8%). Rata-rata usia ibu 47 tahun pada kisaran 27 hingga 67 tahun.

Tabel 17 Sebaran keluarga mahasiswa berdasarkan usia orang tua

Usia Ayah Ibu

n % n %

Dewasa lanjut (25-35 th) 1 0,3 3 1,8

Separuh baya (36-50 th) 172 47,0 291 72,8

Tua (51-65 th) 197 48,2 96 25,0

Lanjut usia (>65 th) 6 4,5 1 0,4

Total* 376 100,0 391 100,0

Min-Maks (th) 33-85 27-67

Rataan ± Sd 52,0 ± 5,5 47± 5,1

Gambar

Gambar 1 Pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik mahasiswa, kelompok acuan, dan pengetahuan terhadap minat beli produk pangan IPB  pada mahasiswa program sarjana IPB
Tabel 5 Variabel dan alat ukur penelitian
Tabel 5 (lanjutan)
Tabel 9 Sebaran mahasiswa berdasarkan asal daerah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Lynch (1991) ruang terbuka hijau adalah tempat yang dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan seperti bermain, berolahraga, dan aktivitas sosial

Pada gambar 4.47 menunjukkan terjadi perubahan respon sudut rotor pada masing masing generator. Sumber dari PLN digunakan sebagai referensi. Ketika terjadi gangguan,

Penelitian ini menggunakan metode Principal Component Analysis (PCA) untuk menentukan kandungan protein dan lemak daging sapi aceh Hasil penelitian ini menunjukan

 Nilai ekonomi yang diduga adalah nilai guna dari pemanfaatan tumbuhan untuk kayu bakar, pemanfaatan satwa, penggunaan air, goa dan tebing sebagai sarana

terhadap fenomena kehidupan dalam Mata Pelajaran IPA di SD akan dapat dijadikan pegangan bagi guru untuk mengukur hasil belajat yang berkaitan dengan pengembangan kreativitas

Karena fungsi distribusi dari regresi model logit adalah membentuk distribusi Bernoulli maka dalam mengestimasi parameter β ini dapat didekati dengan estimasi dengan metode

Yermanyetik alanının eğimine bağlı olarak araştırma deriliği ve özdirenç arası ilişki (Legchenko et al 2002)..

Untuk mengetahui hasil dari proses bimbingan dan konseling keluarga dalam meningkatkan regulasi emosi pada pasangan suami istri usia dini di Sidoarjo, peneliti mengunakan