• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PELATIHAN PRODUKSI “MAKONAH “ (MAHAR UANG KOIN DAN KERTAS UNTUK MENIKAH) SEBAGAI PRODUK KREATIF

UNIK DAN BERNILAI JUAL TINGGI MELALUI PEMBERDAYAAN PSK DI LOKALISASI SUNAN KUNING

BIDANG KEGIATAN:

PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan Oleh:

FIRAS SABILA NURDINI 13050112130046 / 2012 HAMAS MUSYADDAD ABDUL AZIZ 25010112130205 / 2012 MIR ATUN NISA 13020113190084 / 2013 ROZZAQ ALHANIF ISLAMUDIN 25010112140136 / 2012 IRHAM NAUFAL FADHILA 14030113120025 / 2013

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

(2)
(3)

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

RINGKASAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.4 Luaran yang diharapkan ... 2

1.5 Manfaat ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ... 3

2.1 Kondisi Masyarakat Sunan Kuning ... 3

2.2 Kondisi Masyarakat Sasaran ... 3

BAB III METODE PELAKSANAAN ... 4

3.1 Tempat Pelaksanaan Program ... 4

3.2 Prosedur Pelaksanaan Program ... 5

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 10

4.1 Anggaran Biaya ... 10

4.2 Jadwal Kegiatan ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(4)

iv

DAFTAR TABEL

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

(6)

vi

RINGKASAN

Pelacuran atau pekerja seks komersial (PSK) dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapat upah. Perempuan PSK dalam menjalani pekerjaannya mempunyai alasan-alasan yang berbeda-beda akan tetap pada umumnya adalah mencari uang.Menjadi pelacur tidak hanya bermodal tubuh saja,tapi juga kepiawaian dalam menjalin relasi pelanggan serta sarat kompetisi.

Diberbagai daerah selalu ada tempat-tempat yang menyediakan kegiatan pelacuran baik secara resmi maupun sembunyi-sembunyi dan tetap bertahan hingga kini,seperti halnya di Sunan Kuning Semarang,yang menjadi tempat mangkalnya para PSK di Kota Semarang .m Sunan Kuning merupakan tempat lokalisasi Wanita Pekerja Seks (WPS) terbesar di Kota Semarang, Jawa Tengah. Lokalisasi Sunan Kuning terletak di wilayah perbukitan Kelurahan Kalibanteng Kulon tepatnya di RW IV yang memiliki 937 Pekerja Seks Komersial (PSK) dan 158 germo atau mucikari. Lokalisasi Sunan Kuning berada di sekitar pemukiman warga masayarakat. Sehinggga interaksi antara PSK dengan warga biasa, termasuk anak-anak di tidak ada batasan.(Siti, 2012)

Melihat data tersebut , kami memiliki solusi sebagai terobosan inovatif , kreatif , dan unik dengan mengajarkan pelatihan produksi “Makonah” (Mahar Uang Koin dan Kertas untuk menikah) yang bernilai jual tinggi . Harapannya mampu menjadi pekerjaan pengganti PSK yang ada di lokalisasi Sunan Kuning.

Luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa ini adalah: Produk“Makonah” (Mahar uang koin dan kertas untuk menikah) yang di produksi oleh PSK (Pekerja Seks Komersial) di Lokalisasi Sunan Kuning dapat menjadi solusi pengganti pekerjaan PSK di Lokalisasi Sunan Kuning, terbentuknya keterampilan dan jiwa kewirausahaan PSK di Lokalisasi Sunan Kuning Kota Semarang sehingga mampu mengembangkan diri dan berkarya untuk dapat mendatangkan tambahan penghasilan yang baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan terbebas dari kemiskinan, dan terbentuk sebuah rintisan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sebagai upaya dalam peningkatan kesejahteraan bagi peserta pelatihan produksi “Makonah” (Mahar uang koin dan kertas untuk menikah).

(7)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Beragam pandangan orang terhadap kehidupan lokalisasi mengental dalam dimensinya masing-masing,mengetuk atau bersimpati terhadap mereka yang melata dan menggelempar lembaran-lembaran rupiah dengan modal tubuh itu. Pelacuran atau pekerja seks komersial (PSK) dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapat upah. Perempuan PSK dalam menjalani pekerjaannya mempunyai alasan-alasan yang berbeda-beda akan tetap pada umumnya adalah mencari uang.Menjadi pelacur tidak hanya bermodal tubuh saja,tapi juga kepiawaian dalam menjalin relasi pelanggan serta sarat kompetisi.

Diberbagai daerah selalu ada tempat-tempat yang menyediakan kegiatan pelacuran baik secara resmi maupun sembunyi-sembunyi dan tetap bertahan hingga kini,seperti halnya di Sunan Kuning Semarang,yang menjadi tempat mangkalnya para PSK di Kota Semarang .m Sunan Kuning merupakan tempat lokalisasi Wanita Pekerja Seks (WPS) terbesar di Kota Semarang, Jawa Tengah. Lokalisasi Sunan Kuning terletak di wilayah perbukitan Kelurahan Kalibanteng Kulon tepatnya di RW IV yang memiliki 937 Pekerja Seks Komersial (PSK) dan 158 germo atau mucikari. Lokalisasi Sunan Kuning berada di sekitar pemukiman warga masayarakat. Sehinggga interaksi antara PSK dengan warga biasa, termasuk anak-anak di tidak ada batasan.(Siti, 2012)

Melihat data tersebut , kami memiliki solusi sebagai terobosan inovatif , kreatif , dan unik dengan mengajarkan pelatihan produksi “Makonah” (Mahar Uang Koin dan Kertas untuk menikah) yang bernilai jual tinggi . Harapannya mampu menjadi pekerjaan pengganti PSK yang ada di lokalisasi Sunan Kuning.

Menurut Notoatmodjo (2009:16) Pemberian pelatihan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia. Sehubungan dengan itu Dessler (2010:216) menjelaskan bahwa Pemberian pelatihan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan penyesuaian sikap seseorang terhadap tugas – tugas yang ditangani.Melalui pemberdayaan PSK di lokalisasi Sunan Kuning kami mengajarkan pelatihan merangkai kreasi “Makonah” (Mahar Uang Koin dan Kertas untuk menikah) pengantin

(8)

merupakan kewajiban calon suami. Mahar atau Mas kawin adalah harta yang diberikan oleh pihak mempelai laki-laki (atau keluarganya) kepada mempelai perempuan (atau keluarga dari mempelai perempuan) pada saat pernikahan.Seperangkat alat sholat dan uang tunai menjadi mas kawin yang sering digunakan. Agar lebih memberikan kesan dan kenangan indah yang tak terlupakan, uang mahar dan seperangkat alat sholat dapat dibuat hiasan. Memberikan mahar dalam balutan bingkisan terindah bisa jadi merupakan sebuah kado pernikahan terindah yang diberikan kepada sang calon istri. Dari sini dapat melihat bahwa dengan adanya pemberdayaan PSK di lingkungan lokalisasi sunan kuning akan kedepannya menjadi peluang bisnis bagi peserta pelatihan sebagai penyedia mahar pernikahan atau jasa hias mahar pernikahan tentu merupakan pilihan yang cukup menjanjikan.

1.2.Rumusan Masalah

Keberhasilan suatu bangsa salah satunya ditentukan oleh perempuan.Perempuan mempunyai andil besar dalam membentuk sebuah keluarga yang bermartabat.Lebih dari itu, perempuan juga mempunyai andil besar dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat dan kelompok.Namun, Seiring perkemnbangan zaman tidak sedikit pula kaum perempuan yang memaksakan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan pekerjaan yang kurang pantas seperti bekerja dilingkungan lokalisasi karena kebutuhan yang mendesak. Lewat program pemberdayaan masyarakat yang ditujukan pemberdayaan PSK di lokalisasi sunan kuning di Kelurahan Kalibanteng Kulon Kota Semarang berupa pelatihan produksi kreasi “Makonah” (Mahar uang koin dan kertas untuk menikah) diharapakan menjadi solusi alternative untuk peningkatan perekonomian masyarakat dan sebagai pekerjaan alternative bagi PSK yang bekerja disana . produk hasil pelatihan berupa mahar yang biasa di pesan untuk antaran pengantin akan dikenal oleh masyarakat karena keunikannya selain itu mahar merupakan syarat mutlak pada sebuah pernikahan dan pada perkembangannya, kreasi mahar pun kian variatif baik berupa uang koin maupun uang kertas yang dibuat dan dibentuk sesuai dengan tema pernikahan. 1.3 Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa ini adalah: 1. Produk“Makonah” (Mahar uang koin dan kertas untuk menikah) yang di

produksi oleh PSK (Pekerja Seks Komersial) di Lokalisasi Sunan Kuning dapat menjadi solusi pengganti pekerjaan PSK di Lokalisasi Sunan Kuning 2. Terbentuknya keterampilan dan jiwa kewirausahaan PSK di Lokalisasi Sunan

(9)

3. Terbentuk sebuah rintisan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) sebagai upaya dalam peningkatan kesejahteraan bagi peserta pelatihan produksi “Makonah” (Mahar uang koin dan kertas untuk menikah)

4. Artikel yang membahas pelatihan produksi “makonah “ (Mahar uang koin dan kertas untuk menikah) melalui pemberdayaan PSK (Pekerja Seks Komersial) di Lokalisasi Sunan Kuning .

1.4 Manfaat

Dari program yang ingin dilaksanakan. Maka diharapkan akan memberikan kemanfaatan, yaitu sebagai berikut :

1. PSK (Pekerja Seks Komersial) di lokalisasi Sunan Kuning mampu memproduksi “makonah “ (Mahar uang koin dan kertas untuk menikah) sebagai alternative pekerjaan baru.

2. Masyarakat di lokalisasi sunan kuning memiliki kemauan untuk membuka lapangan usaha sendiri melalui kegiatan serupa, yaitu mendirikan UMKM setelah adanya program percontohan ini

3. Adanya kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya dengan cara memanfaatkan kearifan lokal yang ada di sekitarnya, yaitu hasil pertanian yang belum termanfaatkan sehingga bernilai ekonomis dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

2.1Kondisi Umum Masyarakat Sunan Kuning

Lokalisasi Sunan Kuning terletak di Kelurahan Kalibanteng Kulon Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang mayoritas penduduknya sebagai pendatanag dari berbagai kota di Jawa Tengah memiliki mata pencaharian sebagai pekerja buruh serabutan maupun di lingkungan lokalisasi tersebut .Dari pekerjaan tersebut, maka dapat dipastikan, banyak masyarakat yang memiliki penghasilan tidak tetap. Berdasarkan Profil Kependudukan Kota Semarang Tahun 2011, dapat diketahui bahwa luas wilayah daerah tersebut adalah 2.01Km² sedangkan, jumlah penduduk berjumlah 7,640 orang. Rata-rata anggota keluarga berjumlah 4.21 dengan pertumbuhan penduduk -0.82% per tahun dan kepadatan penduduk 3,801 Km². Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan jumlah penduduk tidak di barengi dengan pertumbuhan ekonomi dan sosial. Sehingga, perlu adanya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia sejak dini .

2.2. Kondisi Masyarakat Sasaran

(10)

Lokalisasi Sunan Kuning berada di sekitar pemukiman warga masayarakat. Sehinggga interaksi antara PSK dengan warga biasa.

Beragam pandangan orang terhadap kehidupan lokalisasi mengental dalam dimensinya masing-masing,mengetuk atau bersimpati terhadap mereka yang melata dan menggelempar lembaran-lembaran rupiah dengan modal tubuh itu. Pelacuran atau pekerja seks komersial (PSK) dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan perbuatan-perbuatan seksual dengan mendapat upah.

Melihat kondisi masyarakat sasaran kami memiliki solusi sebagai terobosan inovatif , kreatif , dan unik dengan mengajarkan pelatihan produksi “Makonah” (Mahar Uang Koin dan Kertas untuk menikah) yang bernilai jual tinggi . Harapannya mampu menjadi pekerjaan pengganti PSK yang ada di lokalisasi Sunan Kuning.

BAB 3. METODE PELAKSANAAAN

3.1 TEMPAT PELAKSANAAN PROGRAM

Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di wilayah lokalisasi sunan kuning dengan sasaran para PSK yang ada disana, tepatnya RW 04 dengan melibatkan bekerjasama dengan ibu PKK di daerah tersebut dan beberapa LSM peduli sosial “Bina masyarakat Sejahtera” untuk mengurangi jumlah PSK di lokalisasi tersebut . Seiring berjalannya waktu, maka diharapkan rintisan UMKM tersebut bisa berkembang dan secara bertahap mampu dikembangkan di Kota Semarang serta dilakukan inovasi terhadap produk yang sudah ada .

a. PROSEDUR PELAKSANAAN PROGRAM

Gambar 3.1 Prosedur pengabdian masyarakat pelatihan makonah di lokalisasi sunan kuning

(11)

masyarakat secara bersama-sama menganalisis masalah kehidupan dalam rangka merumuskan perencanaan dan kebijakan secara nyata. Pada intinya PRA adalah sekelompok pendekatan atau metode yang memungkinkan masyarakat untuk saling berbagi, meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan nya serta membuat rencana dan tindakan nyata (Chambers, 1996). Beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam metode PRA anatar lain adalah : saling belajar dan berbagi pengalaman, keterlibatan semua anggota kelompok dan informasi, orang luar sebagai fasilitator, konsep triangulasi, serta optimalisasi hasil, orientasi praktis dan keberlanjutan program (Rochdyanto, 2000).

perencanaan partisipatif yang akan diterapkan saat pengabdian masyarakat pelatihan makonah (mahar uang koin dan kertas untuk menikah) di lingkungan lokalisasi sunan kuning dapat dilihat dari adanya peran serta masyarakat. perencanaan partisipatif yang akan dilakukan antara lain sebagai berikut :

1. Adanya hubungan yang erat dan baik antara masyarakat dengan tim PKMM makonah Universitas diponegoro.

2. Kelompok PSK di lokalisasi sunan kuning diberi kesempatan untuk menyatakan permasalahan yang dihadapi dan gagasan-gagasan sebagai masukan berharga.

3. Proses berlangsungnya berdasarkan kemampuan PSK di lokalisasi sunan kuning itu sendiri.

4. Warga masyarakat berperan penting dalam setiap keputusan.

5. Warga masyarakat mendapat manfaat dari hasil pelaksanaan perencanaan.

Pelaksanaan program dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1.Tahap identifikasi produk sosialisasi 2.Tahap praktek dan pendampingan 3.Tahap evaluasi dan pengenalan mitra

Prosedur pengabdian kepada masyarakat pelatihan produksi “Makonah” (Mahar uang koin dan kertas untuk menikah) ini terdapat 3 tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan (identifikasi produk dan sosialisasi)

(12)

melaksanakan pelatihan merangkai simbolis uang mahar pengantin kepada piha Kelurahan Kalibanteng Kulon Kota Semarang dan pihak paguyuban pekerja di lokalisasi Sunan Kuning Semarang. Kemudian mempersiapkan materi pelatihan, membuat handout sebagai media belajar, membuat contoh produk simbolis uang mahar pengantin , serta mempersiapkan alat dan bahan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan peserta pelatihan, membuat lembar observasi, soal tes dan angket untuk respon peserta pelatihan.

2. Tahap Pelaksanaan (praktek dan pendampingan)

Tahap 1 Pelatihan produksi “Makonah” (mahar koin dan kertass untuk menikah) kepada PSK (Pekerja Seks Komerisal) di lokalisasi Sunan Kuning

Gambar 3.2 contoh model Mahar dari Gambar 3.3 contoh model mahar dari uang kertas uang koin

Bahan dan alat : 1. Uang logam 2. Uang kertas 3. Kertas karton

4. Lem tembak (hot melt glue gun) ukuran besar 5. Glitter (warna Emas)/perak/hitam

6. Cutter 7. Gunting

8. Penggaris besi 40 cm 9. Lem fox

(13)

16. Watu ijo

17. Aksesories tambahan (pernak-pernik)

Teknis Membuat Mahar uang

a. Semakin banyak jumlah uang, maka semakin dapat dibuat masjid dengan bentuk komplek dan menarik, semakin sedikit maka gambar masjid akan semakin sederhana.

b. Lebih cantik dan indah membuat desain masjid dengan uang kertas dari pada uang logam, hanya saja jika menggunakan uang logam, masjid yang dibuat bisa tampak lebih klasik.

c. Jika uang kertas jumlahnya banyak, maka bentuk susunan uang adalah digulung kecil-kecil sebelum ditata. Jika jumlahnya sedikit maka di lilipat dengan ukurang agak besar.

d. Desain terlebih dahulu masjidnya dengan maket sederhana di tempat pigura dengan ukuran yang direncanakan.

e. Pisahkan uang berdasarkan kelompok jumlah / warna.

f. Susun uang pada maket yang sudah didesain sehingga susunan telah membentuk masjid yang cantik dan menarik.

g. Jika dirasa cukup, maka tempelkan uang secara permanent menggunakan solasi bening dibagian atas dan bawah dengan kuat “kencang”.

h. Beri ornament dan hiasan disekitar masjid seperlunya, jangan terlalu rame dan fokuskan terhadap masjid agar tampak pandangan utamanya adalah ke masjid.

Selain mudah dibuat mahar uang hias ini memiliki beberapa kelebihan lainnya, seperti :

1. Bentuk hiasan yang bisa diciptakan tidak terbatas.

2. Dapat dikombinasikan dengan bahan lainnya sesuai keinginan. 3. Bahan umum yang dibutuhkan sangat mudah di-dapat-kan. 4. Bahan yang digunakan relatif murah.

5. Dapat saja menggunakan aneka jenis mata uang baik dari besarannya hingga jenisnya.

6. Waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaan mahar uang hias relatif cepat, bahkan untuk kreasi tertentu hanya dibutuhkan kurang dari satu hari pengerjaan.

7. Mahar uang hias sudah pasti dapat digunakan sebagai salah satu hiasan di rumah.

(14)

9. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, mahar uang hias juga dapat di-”uang” -kan kembali.

10.Penggunaan mata uang tertentu selain rupiah memungkinkan terjadinya penambahan nilai mata uang akibat fluktuasi di pasar uang.

11.Penggunaan uang koin dari bahan emas juga dapat menjadi investasi, nilai emas yang selalu naik membuat mahar uang hias akan berharga puluhan kali bahkan ratusan kali setelah masa waktu tertentu.

Tahap 2 Pelatihan life skill entrepreneur kepada PSK (Pekesrja Seks Komerisal) di lokalisasi Sunan Kuning .

sosialisasi ,pelatihan produksi dan pemasaran “ MAKONAH” (Mahar Uang Koin dan Kertas untuk Menikah)

Terbentuknya UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)

LIFE SKILL ENTERPRENEUR

Model pengembangan edukasi dan membuka wawasan kewirausahaan kepada PSK (Pekerja Seks Kosmersial) dengan menambah ketrampilan

mereka Di lokalisasi Sunan Kuning sehingga mampu meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai PSK.

Nama Program : Pelatihan produksi “Makonah”

Sasaran : PSK Di lingkungan lokalisasi Sunan Kuning Waktu pelaksanaan : 5 Bulan

SKILL ENTREPRENEUR

1. Fostering the birth of new Entrepreneurs

2. Big Bold Actions for business breakthroughs

(15)

Skill Entrepreneur :

Fostering the birth of new Entrepreneurs merupakan upaya awal pengembangan lahirnya wirausahawan baru, langkah awal dengan mengubah mindset dengan cerita-cerita mengenai pengusaha-pengusaha hebat yang lahir dari sebuah keterbatasan. Dilanjut dengan Big Bold Actions for business breakthroughs, yakni mengajak PSK berkunjung kesalah satu wirausahawan sebagai upaya memperlihatkan secara nyata contoh wirausahawan sukses. Selanjutnya PSK akan mulai masuk pada rangkaian pembuatan makonah yang kemudian berlanjut ke Marketing Your Business, to make selling superfluous, nantinya PSK akan diajak secara langsung untuk turun dan terjun di lapangan, paling tidak lokasi sunan kuning dan sekitarnya, menjual hasil karya yang telah mereka buat. Terakhir adalah Cash is The King, pada tahap ini PSK akan diajak untuk membuat laporan keuangan sederhana yang nantinya bisa dipakai ketika sudah berdiri UMKM.

3. Tahap Monitoring dan evaluasi

a. Tahap pengenalan pasar dan pemasaran

Pada tahap ini, dilaksanakan teknis pemasaran dari pembagian anggota yang ada dalam rintisan UMKM yang telah dibuat. Dalam pemasarannya sendiri yaitu di toko-toko sekitar Tembalang dan terus akan meluas seiring berkembangnya produk. Selain itu, dalam sebuah UMKM yang akan didirikan, maka ada 5 bagian pekerjaan yang saling bekerjasama dalam pelaksanaannya, yaitu tenaga pembuatan formula, tenaga pengadaan bahan, tenaga produksi, tenaga pembukuan dan tenaga pemasaran.

b. Tahap evaluasi dan pengenalan mitra

(16)

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Peralatan penunjang (*15-25%) Rp 2.790.000,00

2 Bahan habis pakai (*30-40%) Rp 4.440.000,00

3 Perjalanan, jelaskan kemana dan untuk

tujuan apa (*15-25%)

Rp 2.860.000,00

4 Lain-lain : administrasi, seminar, laporan, lainnya sebutkan (* 10%)

Rp 1.100.000,00

[image:16.595.108.518.148.283.2]

Jumlah Rp 11.190.000,00

Tabel 1. Anggaran Biaya 4.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5

1. Perencanaan dan persiapan program

2. Sosialisasi Rencana Kegiatan -sosialisasi program ke masyarakat di lingkungan lokalisasi sunan kuning dan mencari peserta pelatihan makonah

2. Pelatihan dan pendampingan kegiatan makonah (mahar koin dan kertas untuk menikah)

4. Analisis keberhasilan program - monitoring

- evaluasi

[image:16.595.111.551.340.634.2]
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan penunjang (15 – 25%)

Material Justifikasi pemakaian

Kuantitas Harga Satuan Keterangan

Gunting Untuk

menggunting karton

20 Rp 7.000,00 Rp 140.000,00

Gergaji Untuk memotong

triplek

3 Rp 35.000,00 Rp 105.000,00

Cutter Untuk memotong

kertas hias

20 Rp 5.000,00 Rp 100.000,00 Penggaris Besi Untuk mengukur

luas triplek

5 Rp 9.000,00 Rp 45.000,00 Lemari kayu Untuk menaruh

hasil karya jadi ‘Makonah’sebagai upaya pemasaran

2 Rp. 200.000 Rp 400.000,00

Sewa tempat Digunakan selama 1 tahun untuk produksi dan pemasaran (sudah kami survey)

1 Rp2.000.000,00

SUB TOTAL (Rp)

Rp 2.790.000,00

2. Bahan Habis Pakai (30-40%) Material Justifikasi

pemakaian

Kuantitas Harga Satuan Keterangan Bahan Baku/inti produksi “Makonah”

Uang Logam Rp 100,00

Bahan baku utama ‘Makonah’

1000 Rp 100,00 Rp 100.000,00

Uang Logam Rp 200,00

Bahan baku utama ‘Makonah’

500 Rp 200,00 Rp 100.000,00

(24)

Rp 500,00 utama ‘Makonah’ Uang Logam Rp 1000,00 Bahan baku utama ‘Makonah’

100 Rp 1000,00 Rp 100.000,00

Uang Kertas Rp 1000,00

Bahan baku utama ‘Makonah’

400 Rp 1000,00 Rp 400.000,00

Uang Kertas Rp 5000,00

Bahan baku utama ‘Makonah’

75 Rp 5000,00 Rp 375.000,00

Uang Kertas Rp 10.000,00

Bahan baku utama ‘Makonah’

50 Rp 10.000,00 Rp 500.000,00

Triplek Untuk alas ‘Makonah’

20 Rp 20.000,00 Rp 400.000,00 Kertas Karton Untuk alas

‘Makonah’ melapisi triplek

20 Rp 3000,00 Rp 60.000,00

Lem G Untuk

menempelkan uang koin pada karton

12 Rp 6.000,00 Rp 72.000,00

Lem Fox Untuk

menempelkan uang kertas pada karton

6 Rp 8.000,00 Rp 48.000,00

Double Tip Untuk merekatkan uang kertas pada saat digulung

9 Rp 5.000,00 Rp 45.000,00

Figura kecil Untuk bingkai ‘Makonah’ setelah jadi

20 Rp 25.000,00 Rp 500.000,00

(25)

menutup ‘Makonah’ yang telah jadi Aksesoris

Hiasan (Glitter, kertas hias dan lain-lain)

Menghias karton supaya lebih berwarna

20 Rp 7.000,00 Rp.140.000,00

Konsumsi sosialisasi dan pelatihan - Air minum Untuk minum

peserta

3 x 30 orang

Rp 1.000,00 Rp 90.000,00 - Snack Untuk kosumsi

makanan ringan peserta

3 x 30 orang

Rp 4.000,00 Rp 360.000,00

SUB TOTAL (Rp) Rp 4.440.000,00 3. Perjalanan (15-25%)

Material Justifikasi pemakaian

Kuantitas Harga Satuan Keterangan Perjalanan ke lokasi Sunan Kuning Selama survei, pelatihan dan pelaksanaan program

20 x 5 orang

@ Rp 10.000,00 Rp 1.000.000,00

Perjalanan ke lokasi Sunan Kuning (relawan) Selama survei, pelatihan dan pelaksanaan program

3 x 2 orang

@ Rp 30.000,00 Rp 180.000,00

Perjalanan mengurus administratif untuk pendaftaran produk Selama kegiatan administrasi meliputi: Perijinan, pendaftaran produk

4 x 3 orang

@ Rp 20.000,00 Rp 240.000,00

Perjalanan peserta pelatihan (perekrutan) Selama dilangsungkan pelatihan

3 x 20 orang

@ Rp 20.000,00 Rp 1.200.000,00

Perjalanan survei pasar

Pembelian kaca, triplek

8 x 3 orang

@ Rp 10.000,00 Rp 240.000,00 SUB TOTAL

(Rp)

(26)

4. Lain-lain (10%)

Material Justifikasi pemakaian

Kuantitas Harga Satuan Keterangan Kertas HVS Untuk

proposal, laporan, penggandaan materi pelatihan, penggandaan proposal dan laporan

3 rim @ Rp 35.000,00 Rp 105.000,00

Tinta Untuk tinta

printer saat pengetikan dan print proposal

2 kotak @ Rp 25.000,00 Rp 50.000,00

Dokumentasi Sebagai dokumentasi kegiatan

Rp 300.000,00

Sewa LCD Untuk sarana sosialisasi dan pelatihan

3 Rp 75.000,00 Rp 225.000,00

Sewa Wireless Untuk sarana pengeras suara saat presentasi

3 Rp 50.000,00 Rp 150.000,00

Kebersihan Tempat Untuk sarana menjaga kebersihan tempat

3 Rp 50.000,00 Rp 150.000,00

Banner Untuk

publikasi program ‘Makonah’ kepada warga

2 Rp 60.000,00 Rp 120.000,00

(27)

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama / NIM Program

Studi

Bidang Ilmu Alokasi Waktu

(jam /minggu)

Uraian Tugas

1 Firas Sabila Nurdini 13050112130046 / 2012

Sastra Jepang

Bahasa dan ilmu budaya (humaniora)

12 Ketua kegiatan + pendamping 2 Hamas Musyaddad

Abdul Aziz

25010112130205 / 2012

Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Masyarakat

10 Sekretaris dan Bendahara + pendamping 3 Mir Atun Nisa

13020113190084 / 2013

Sastra Inggris

Bahasa dan ilmu budaya (humaniora)

10 Humas + pendamping

4 Rozzaq Alhanif Islamudin 25010112140136 / 2012

Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Masyarakat

10 Penyedia logistik + pendamping

5 Irham Naufal Fadhila 14030113120025 / 2012

Ilmu

komunikasi

Ilmu sosial dan politik

(28)
(29)
(30)

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur pengabdian masyarakat pelatihan makonah di lokalisasi sunan kuning
Gambar 3.2 contoh model Mahar dari      Gambar 3.3 contoh model mahar dari
Tabel 1. Anggaran Biaya
Figura kecil

Referensi

Dokumen terkait

Untuk proses produksi harus memiliki prosedur halal. Membaca basmalah, pekerja dalam keadaan bersih, bahan-bahan yang digunakan adalah bahan halal. Dan harus ada

Tuliskan jenis luaran yang akan dihasilkan dari masing- masing solusi tersebut baik dalam segi produksi maupun manajemen usaha (untuk mitra ekonomi produktif / mengarah

Untuk proses produksi harus memiliki prosedur halal. Membaca basmalah, pekerja dalam keadaan bersih, bahan-bahan yang digunakan adalah bahan halal. Dan harus ada

Kondisi eksisiting mitra (1) Didasari pada kasus perilaku kekerasan dan penyimpangan seksual yang terjadi baik disadari maupun tidak disadari oleh pihak sekolah contoh kecilnya

Metode yang kami terapkan dalam mengajar yaitu memberikan pemahaman secara individu dan memaparkan materi melalui power poin terkait cara baca sesuai dengan tingkat

Adapun luaran yang diharapkan dari Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) ini adalah lahirnya usaha bakso yang memiliki inovasi, menarik dan unik

Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa program PkM telah mencapai luaran yang diharapkan yaitu pemahaman dan keahlian dalam perdagangan online khususnya mengenai

Program ini nantinya diharapkan dapat memberikan nilai kepedulian masyarakat dan juga pengunjung terhadap lingkungan, terutama ekosistem laut dengan mengembangkan wisata