ANALISIS KONDISI KERJA OPERATOR PEMBUATAN KUALI UNTUK MERANCANG FASILITAS KERJA BERDASARKAN
PENDEKATAN ERGONOMI
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh SEPRI BENNY
090403020
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas sarjana ini.
Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi reguler
strata satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul untuk
tugas sarjana ini adalah “Analisis Kondisi Kerja Opertor Pembuatan Kuali Untuk
Merancang Fasilitas Kerja Berdasarkan Pendekatan “
Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari
masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan
pembaca lainnya.
Medan, Oktober 2014
UCAPAN TERIMAKASIH
Rasa syukur penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT
yang telah memberikan nikmat yang tidak terhingga sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas sarjana ini dengan baik. Terimakasih kepada Ayahanda
Bujang Yuhanis dan Ibunda Aini tercinta yang selalu memberikan kasih dan
sayangnya serta doa dan dukungan kepada anaknya dalam menempuh studi.
Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan dan kasih sayang dari
keduanya. Dan terimakasih kepada saudari-saudariku Selvila Makhdalena dan
Silva Yolanda yang selalu memberikan semangat dan cinta kepada saudaranya.
Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun
administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, M.T selaku Ketua Departemen Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas
Sarjana ini.
2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, M.T selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas
Sarjana.
3. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, m. Eng dan Ibu Rosnani Ginting, MT
4. Ibu Ir. Anizar, M. Kes selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan,
pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian
Tugas Sarjana ini.
5. Ibu Rahmi M. Sari S.T. MM(T) selaku Dosen Pembimbing II atas waktu,
bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam
penyelesaian Tugas Sarjana ini.
6. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, M.T dan Ibu Ir. Dini Wahyuni, M.T selaku dosen
pembanding/penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam laporan
tugas akhir penulis.
7. Dosen-dosen Departemen Teknik Industri yang tidak dapat saya sebutkan
satu per satu yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat bagi
penulis.
8. Bapak Ameng selaku pemilik UD. SATRIA yang telah mengizinkan serta
membantu penulis melakukan penelitian dan membantu penulis dalam
pengumpulan data.
9. Bang Devi, Bang Dopi, Bang Sarial, Bang Dicky, Bang Baron, Bang Toni
selaku pekerja di UD. SATRIA yang telah membantu dan memberikan
informasi kepada penulis dalam penelitian dan pengumpulan data di lantai
produksi
10. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Mijo, Bang Ridho, Kak Dina, Bang
Nurmansyah, Ibu Ani, Kak Rahma, Kak Mia serta Bang Kumis, dan
terimakasih atas bantuannya dalam masalah administrasi untuk melaksanakan
11. Nurhayati Saragih, Ramadhani Siregar, Ernitua Purba, Lusi Astri Tanjung,
Muhammad Fachri, Mandala Putra Nst, Nilda Novianti, Caroline, Kiki, Devi,
Rahma dan seluruh stambuk 2009 “IE-KLAN” terimakasih atas dukungan
dan kerjasama yang baik selama ini yang diberikan kepada penulis. Dan
tidak lupa berterimakasih kepada kakak dan abang senior, Kak Amel, Kak
Dinda, Kak Revi dan Kak Dian
12. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin
disebutkan satu per satu, hanya Allah SWT yang dapat membalas kalian
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI DRAFT TUGAS SARJANA ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
ABSTRAK ... xviii
I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1
1.2. Rumusan Masalah ... I-4
1.3. Tujuan Penelitian ... I-4
1.4. Batasan dan Asumsi Masalah ... I-5
1.5. Manfaat Penelitian ... I-6
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-6
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3. Struktur Organisasi ... II-2 2.3.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-2 2.3.2. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab ... II-3 2.3.3. Pekerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-6
III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Kondisi Kerja ... III-1
3.1.1. Pengertian Kondisi Kerja ... III-1
3.2. Gangguan Muskuloskeletal ... III-1
3.2.1. Penyebab Gangguan Muskuloskeletal ... III-2
3.3. Standard Nordic Questionnaire (SNQ) ... III-4
3.4. Beban Kerja ... III-7
3.4.1. Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja ... III-7
3.4.2. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Jumlah
Kebutuhan Kalori ... III-8
3.4.3. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi ... III-10
3.5. REBA (Rapid Entire Body Assesment) ... III-12
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
3.6.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengukuran
Antropometri ... III-18
3.6.2. Antropometri Ststis ... III-19
3.6.3. Prinsip-Prinsip Penggunaan Data Antropometri ... III-20
3.6.4. Dimensi Tubuh Pengukuran Data Antropometri ... III-21
3.6.5. Aplikasi Distribusi Normal dalam Penetapan
Data Antropometri ... III-25
3.6.6. Aplikasi Antropometri dalam Perancangan Produk ... III-27
3.6.7. Uji Keseragaman Data ... III-30
3.6.8. Uji Kecukupan Data ... III-31
3.6.9. Uji Distribusi Normal dengan Kolmogorov –
Smirnov Test ... III-32
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.2. Jenis Penelitian ... IV-1
4.3. Objek Penelitian ... IV-1
4.4. Kerangka Berpikir ... IV-2
4.5. Instrumen Penelitian ... IV-2
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
4.7. Metode Pengumpulan Data ... IV-4
4.8. Metode Pengolahan Data ... IV-6
4.9. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-7
4.10. Keluaran Hasil Penelitian ... IV-7
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Data Standart Nordic Questionnaire (SNQ) ... V-1
5.1.2. Data Elemen Kegiatan pada Kondisi Aktual ... V-2
5.1.3. Data Postur Kerja ... V-3
5.1.4. Data Denyut Nadi ... V-4
5.1.5. Data Antropometri ... V-5
5.1.6. Data Spesifikasi Fasilitas Kerja Aktual ... V-6
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Keluhan Pekerja Berdasarkan Kuisioner SNQ pada
Stasiun Pemukulan Halus Kuali ... V-7
5.2.2. Penilaian Postur Kerja pada Elemen Kegiatan Memukul
Kuali dengan Metode REBA ... V-8
5.2.3. Fisiologi ... V-10
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.2.3.2. Metode Penilaian Tidak Langsung ... V-11
5.2.4. Perhitungan Data Antropometri ... V-13
5.2.4.1. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi,
Nilai Minimum, dan Nilai Maksimum... V-14
5.2.4.1.1. Perhitungan Rata-Rata ... V-14
5.2.4.1.2. Perhitungan Standar Deviasi ... V-15
5.2.4.1.3. Perhitungan Nilai Minimum dan
Maksimum ... V-15
5.2.4.2. Uji Keseragaman Data Antropometri ... V-16
5.2.4.3. Uji Kecukupan Data ... V-23
5.2.4.4. Uji Kenormalan Data dengan
Kolmogorov-Smirnov ... V-24
5.2.4.5. Perhitungan Persentil ... V-26
5.2.5. Rancangan Fasilitas Usulan ... V-28
VI ANALISIS DAN EVALUASI ... VI-1 6.1. Analisis Tingkat Keluhan ... VI-1
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
6.3. Analisis Postur Kerja Aktual ... VI-2
6.4. Analisis Kondisi Aktual Fasilitas Kerja ... VI-3
6.4.1. Analisis Penilaian Secara Langsung ... VI-3
6.4.2. Analisis Penilaian Secara Tidak Langsung ... VI-3
6.5. Analisis Rancangan Fasilitas Kerja Usulan ... VI-4
6.5.1. Analisis Rancangan Fasilitas Kursi Kerja ... VI-4
6.5.2. Analisis Rancangan Wadah Pemukulan Kuali ... VI-5
6.6. Analisis Kondisi Kerja Aktual dengan Rancangan Fasilitas
Usulan ... VI-8
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi UD Satria ... II-3
3.1. Peta Tubuh ... III-4
3.3. Kurva Distribusi Normal dengan Persentil 95-th ... III-26
4.1. Flowchart Metodologi Penelitian ... IV-8
5.1. Memukul Kuali ... V-4
5.2. Histogram Keluhan Operator Stasiun Pemukulan Halus Kuali ... V-9
5.3. Peta Kontrol untuk Tinggi Bahu dalam Posisi Duduk (TBD) ... V-17
5.4. Peta Kontrol Revisi I untuk Tinggi Bahu dalam Posisi Duduk
(TBD) ... V-19
5.5. Peta Kontrol Revisi II untuk Tinggi Bahu dalam Posisi Duduk
(TBD) ... V-19
5.6. Peta Kontrol Revisi III untuk Tinggi Bahu dalam Posisi Duduk
(TBD) ... V-21
5.7. Rancangan Kursi Kerja ... V-30
5.8. Rancangan Wadah Pemukulan Kuali ... V-31
6.1. Rancangan Kursi Kerja ... VI-4
6.2. Rancangan Wadah Pemukulan Kuali ... VI-5
6.3. Kondisi Kerja Aktual Pemukulan Halus Kuali ... VI-7
6.4. Kondisi Kerja Setelah Dilakukan Rancangan Fasilitas Usulan
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Standart Nordic Quesionaire (SNQ) ... L-1
2. Penilaian Postur Kerja untuk Elemen Kegiatan Memukul Kuali .... L-2
3. Dimensi Tubuh dari Laboratorium Ergonomi & APK ... L-3
4. Peta Kontrol Dimensi Atropometri ... L-4
5. Penilaian Postur Kerja Pada Rancangan Usulan ... L-5
6. Hasil Uji Kolomogorov-Smirnov Dengan Menggunakan Software
SPSS 17 ... L-6
7. Form Tugas Akhir ... L-7
8. Surat Penjajakan ... L-8
9. Surat Balasan ... L-9
10. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-10
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di UD Satria yang beralamatkan di Brigjen Katamso Gg Satria No. 20, Medan UD Satria merupakan industri kecil yang bernaung dalam usaha pandai besi dengan menghasilkan produk kuali. Penelitian ini berfokus pada pembuatan kuali yaitu di stasiun pemukulan halus kuali. Pada proses pemukulan halus masih dilakukan secara manual oleh seorang operator. Operator sering mengalami keluhan sakit pada beberapa bagian tubuh. Hal ini disebabkan karena fasilitas kerja tidak ergonomis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan fasilitas kerja yang ergonomis sesuai dengan antropometri operator. Pada stasiun pemukulan halus operator bekerja dengan postur kerja dengan badan membungkuk dan kaki tertekuk. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, menyebarkan kuesioner dan mengambil data secara langsung terhadap objek penelitian. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh, dilakukan uji keseragaman data, kecukupan data, kenormalan data serta melakukan perhitungan persentil yang dianggap mampu mewakili data yang diukur. Berdasarkan hasil standard nordic questionnaire (SNQ) mengindikasikan bahwa operator pada stasiun pemukulan halus kuali mengalami keluhan rasa sakit dan keluhan sangat sakit yang paling dirasakan dalam melakukan pekerjaannya. Indikasi ini menunjukkan bahwa postur kerja dan kondisi kerja pada stasiun pemukulan halus tidak ergonomis. Penilaian level tindakan postur kerja menggunakan metode rapid entire body assesment (REBA) menunjukan level risiko yang sangat tinggi yaitu bernilai 11-13 artinya operator memerlukan tindakan perbaikan secepatnya. Rata-rata beban kerja dengan metode cardiovasculerload (CVL) sebesar 45% berada dalam kategori diperlukan perbaikan. Usulan rancangan fasilitas kerja berdasarkan prinsip antropometri yaitu berupa kursi kerja dan wadah pemukulan kuali.
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di UD Satria yang beralamatkan di Brigjen Katamso Gg Satria No. 20, Medan UD Satria merupakan industri kecil yang bernaung dalam usaha pandai besi dengan menghasilkan produk kuali. Penelitian ini berfokus pada pembuatan kuali yaitu di stasiun pemukulan halus kuali. Pada proses pemukulan halus masih dilakukan secara manual oleh seorang operator. Operator sering mengalami keluhan sakit pada beberapa bagian tubuh. Hal ini disebabkan karena fasilitas kerja tidak ergonomis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan fasilitas kerja yang ergonomis sesuai dengan antropometri operator. Pada stasiun pemukulan halus operator bekerja dengan postur kerja dengan badan membungkuk dan kaki tertekuk. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, menyebarkan kuesioner dan mengambil data secara langsung terhadap objek penelitian. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh, dilakukan uji keseragaman data, kecukupan data, kenormalan data serta melakukan perhitungan persentil yang dianggap mampu mewakili data yang diukur. Berdasarkan hasil standard nordic questionnaire (SNQ) mengindikasikan bahwa operator pada stasiun pemukulan halus kuali mengalami keluhan rasa sakit dan keluhan sangat sakit yang paling dirasakan dalam melakukan pekerjaannya. Indikasi ini menunjukkan bahwa postur kerja dan kondisi kerja pada stasiun pemukulan halus tidak ergonomis. Penilaian level tindakan postur kerja menggunakan metode rapid entire body assesment (REBA) menunjukan level risiko yang sangat tinggi yaitu bernilai 11-13 artinya operator memerlukan tindakan perbaikan secepatnya. Rata-rata beban kerja dengan metode cardiovasculerload (CVL) sebesar 45% berada dalam kategori diperlukan perbaikan. Usulan rancangan fasilitas kerja berdasarkan prinsip antropometri yaitu berupa kursi kerja dan wadah pemukulan kuali.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi kerja yang tidak memperhatikan kenyamanan, kepuasan,
keselamatan dan kesehatan kerja tentunya akan sangat berpengaruh terhadap
produktivitas kerja manusia. Sedarmayanti (2000:22) mengungkapkan bahwa,
“manusia akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga dicapai
suatu hasil yang optimal, apabila ditunjang suatu kondisi kerja yang sesuai.
Kondisi kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan
kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman”
Sehat, aman dan nyaman dalam bekerja tercipta apabila didukung dengan
tersedianya fasiltas kerja yang sesuai dengan antropometri tubuh operator. Desain
fasilitas kerja yang belum mempertimbangkan data antropometri menyebabkan
sikap kerja tidak alamiah seperti berdiri dan membungkuk. Sikap kerja tersebut
mempercepat kelelahan dan keluhan pada beberapa anggota tubuh. Menurut
penelitian Sritomo Wignjosoebroto (2010) di Kasongan, Yogyakarta pada Pabrik
Vulkanisir Ban, fasilitas kerja yang telah disesuaikan dengan antropometri
mengakibatkan adanya penurunan tingkat keluhan rasa sakit yang dialami oleh
operator pada saat bekerja.
UD Satria merupakan industri kecil yang bernaung dalam usaha pandai
besi yaitu pembuatan kuali. Kuali yang dibuat dengan berbagai ukuran diameter
berbeda-beda yaitu 15 cm, 18 cm, 24 cm hingga 30 cm sesuai dengan pemesanan.
Ukuran kuali yang biasanya dipesan oleh pelanggan adalah kuali besi berukuran
diameter 55 cm dengan kedalaman 15 cm. Bahan baku yang digunakan oleh usaha
ini adalah plat besi dengan ketebalan 0,3 cm.
Pembuatan kuali dimulai dari tahap pengukuran dimensi kuali,
pemotongan plat besi, pemukulan kasar, pemukulan halus, penghalusan tepi kuali,
pembuatan kuping kuali dan pemasangan kuping kuali. Kondisi nyata di lantai
produksi ditemukan banyak aktivitas yang dilakukan secara manual. Salah satu
aktivitas manual adalah tahap pembentukan kuali dengan cara pemukulan.
Pemukulan plat besi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama disebut dengan
pemukulan kasar yaitu pemukulan plat besi dengan menggunakan martil
(pemukul) besi seberat 4 kg hingga 7 kg. Tahap ini dilakukan oleh dua orang
operator dimana satu orang sebagai pemukul plat dan satu orang lagi ditugaskan
sebagai pemutar plat besi agar plat besi tersebut mendapatkan pemukulan yang
merata. Tahap kedua disebut dengan pemukulan halus yaitu kuali yang telah
terbentuk melalui pemukulan kasar akan dipukul kembali dengan menggunakan
martil kayu seberat 1/2 kg hingga 2 kg. Penggunaan martil kayu dari berbagai
ukuran ditujukan agar kuali mendapatkan tekanan pukulan yang bertahap
sehingga dapat menghaluskan permukaan kuali yang tidak rata.
Tahap pemukulan halus dilakukan oleh seorang operator yang bekerja di
atas kursi dengan ketinggian 20 cm dan velg diletakkan di atas lantai sebagai
wadah pemukul. Ketinggian velg yang lebih rendah mengakibatkan operator
sebagai penyangga agar kuali tetap berada dalam wadah pemukul. Frekuensi
pemukulan pada tahap pemukulan halus mencapai 100 hingga 110 kali pukulan
per menit untuk kuali yang berdiameter 55 cm dan produk yang dihasilkan
sebanyak ± 15 unit per hari.
Kerja otot atau kerja fisik mengangkat martil yang beratnya mencapai 1/2
kg sampai dengan 2 kg dengan postur kerja yang membungkuk dan kaki yang
tertekuk dikarenakan fasilitas kerja yang tidak ergonomis dapat menimbulkan
resiko terjadinya keluhan muskuloskeletel. Gangguan muskuloskeletal yang
sering juga disebut Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD) adalah rasa
sakit yang mempengaruhi tulang, otot, dan persendian tubuh yang diderita oleh
seseorang.
Penelitian pendahuluan dengan wawancara diperoleh keterangan bahwa
operator sering mengalami sakit pada di leher bagian atas, punggung hingga sakit
pada pergelangan kaki serta kelelahan setelah bekerja. Menurut Tarwaka (2004),
beban kerja fisik yang dialami operator mempengaruhi rekasi motor syaraf yang
dihantarkan melalui syaraf sensorik ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot.
Berdasarkan gambaran kegiatan aktual diatas, terlihat bahwa kondisi kerja
yang ada di usaha tersebut belum memperhatikan prinsip-prinsip ergonomi oleh
sebab itu dilakukan penilaian postur kerja operator dengan metode Rapid Entire
Body Assesment (REBA) dan menghitung beban kerja fisik terhadap dua orang
operator di stasiun pemukulan halus kuali terhadap sikap kerja operator dengan
upaya melakukan perbaikan rancangan fasilitas kerja yang sesuai dengan
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah ketidaksesuaian
fasilitas kerja dengan antropometri tubuh operator mengakibatkan timbulnya
keluhan rasa sakit di beberapa bagian tubuh operator.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan fasilitas
kursi dan wadah pemukulan kuali yang ergonomis.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat keluhan rasa sakit musculoskeletal disorders operator
dengan menggunakan Standard Nordic Questionnaire (SNQ).
2. Mengetahui beban kerja fisik operator dengan melakukan penilaian
menggunakan denyut nadi.
3. Menilai postur kerja dengan metode Rapid Entire Body Assesment.
4. Mendapatkan dimensi tubuh untuk dijadikan sebagai dasar perancangan
fasilitas kerja.
1.4. Batasan dan Asumsi Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Kondisi kerja yang diamati adalah fasilitas kerja, postur kerja dan beban kerja.
2. Penelitian postur kerja, beban kerja dan rancangan fasilitas usulan hanya
3. Penilaian postur kerja dilakukan dengan menggunakan metode REBA.
4. Penelitian tidak membahas biaya dan bahan.
Adapun asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Operator yang diteliti bekerja dalam keadaan normal.
2. Tahap produksi dan prosedur kerja tidak mengalami perubahan selama
penelitian berlangsung.
3. Instrumen pengukuran yang digunakan berada dalam kondisi yang baik dan
bekerja sesuai fungsinya.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian, antara lain:
1. Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan
terhadap permasalahan yang ada di perusahaan khususnya mengenai penilaian
postur kerja, prinsip antropometri, dan perancangan fasilitas kualitas.
2. Dapat memberikan perbaikan terhadap masalah yang ada sehingga membantu
perusahaan menciptakan kondisi kerja yang ergonomis.
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana
Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Bab I merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang
permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan. Rumusan masalah yang
yang menjelaskan tujuan penelitian secara umum dan secara khusus. Batasan dan
asumsi yang digunakan dalam penelitian. Batasan dan asumsi ini digunakan untuk
menghindari supaya cakupan penelitian tidak meluas, dengan demikian inti pokok
permasalahan penelitian dapat dicari. Manfaat dilakukannya penelitian serta
sistematika penulisan tugas akhir dijelaskan dalam bab ini.
Pada Bab II Gambaran umum perusahaan berisi mengenai sejarah
perusahaan, kegiatan operasional perusahaan, visi misi perusahaan, struktur
organisasi, deskripsi tugas dan tanggung jawab karyawan UD Satria, jumlah
operator dan jam kerja perusahaan dan anggaran biaya sumber daya manusia.
Pada Bab III Landasan Teori menguraikan mengenai tinjauan pustaka
sebagai landasan utama dalam melakukan analisa dan pembahasan penelitian yang
berisi teori-teori ergonomi, pengukuran kerja, defenisi beban kerja fisik, fisiologis
Pada Bab IV Metodologi penelitian memaparkan metodologi yang
digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang meliputi tempat dan waktu
penelitian, rancangan peneitian, objek penelitian, kerangka berpikir dan,
pelaksanaan penelitian, tahapan pengumpulan data mulai dari sumber data,
instrumen penelitian, metode pengumpulan data, langkah- langkah pengolahan
data hasil pengukuran postur kerja dengan metode REBA, identifikasi kelelehan
dengan perhitungan beban kerja fisik, perancangan perbaikan usulan fasilitas
kerja, analisa pemecahan masalah serta kesimpulan dan saran.
Pada Bab V Pengumpulan dan pengolahan data berisi data primer dan
sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu
Questionnaire (SNQ), pengukuran dimensi tubuh operator dan denyut nadi
operator. Sedangkan data sekunder didapat dari hasil wawancara dan dokumentasi
perusahaan.
Pada Bab VI Analisis dan Pembahasan Hasil menguraikan hasil dan
alternatif dari pengolahan data dan memberikan usulan perbaikan postur kerja
dan perbaikan fasilitas kerja yang ergonomis.
Bab VII Kesimpulan dan Saran berisi hasil yang didapat dari penelitian
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
UD Satria merupakan industri kecil yang bernaung dalam usaha pandai
besi. Usaha yang didirikan oleh Bapak Sudirman pada mulanya hanya
memproduksi kuali. Seiring berjalannya waktu dan permintaan pelanggan kini UD
Satria dapat menghasilkan produk kuali, linggis dan pahat.
UD Satria telah berdiri sudah 16 tahun lamanya dan kini diteruskan oleh
cucunya yang bernama Ameng. Pak Ameng merupakan cucu pemilik usaha ini
yang pernah bekerja dalam pembuatan kuali. Kualitas kuali yang baik dan cara
kerja pembuatan kuali yang benar sangat dikuasai oleh Pak Ameng. Usaha ini
sudah dikelolanya dari tahun 2006 meskipun hanya mengandalkan 8 orang
pekerja sebagai operator pembuatan kuali, Pak Ameng masih dapat meneruskan
usahanya sampai saat ini.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Bahan baku pembuatan kuali adalah plat besi ketebalan 0,3 mm. Bahan
penolong yang digunakan adalah oli. Kuali yang dibuat dengan berbagai ukuran
mulai dari ukuran 55 cm, 68 cm 81 cm hingga 115 cm dan memiliki kedalaman
yang berbeda-beda yaitu 15 cm, 18 cm, 24 cm hingga 30 cm sesuai dengan
berukuran 55 cm dengan kedalaman 15 cm. UD Satria dapat menghasilkan produk
kuali yang berdiameter 55 cm sebanyak 15 unit per hari.
Sistem pemesanan dilakukan berdasarkan jumlah pesanan yang ditetapkan
oleh pelanggan. Pemesanan biasanya berasal dari restoran-restoran atau rumah
makan di sekitar kota Medan. Kuali yang sudah dipesan akan ditetapkan kapan
jadwal barang akan diambil oleh pemesan karena di usaha ini tidak memiliki
pendistribusian untuk menggantarkan barang ke pelanggan.
2.3. Organisasi dan Manajemen
Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana
orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber day
yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Organisasi dapat pula didefenisikan sebagai struktur pembagian kerja dan struktur
tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama
secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
2.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas serta
tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi. Struktur
organisasi UD Satria adalah line structure karena pimpinan umumnya adalah
maupun operasional akan diambil sendiri oleh pemilik. Strategi utama yang
diterapkan pada tipe organisasi usaha semacam ini adalah bagaimana perusahaan
dapat terus dijalankan dan tetap ada permintaan di pasar. Struktur organisasi UD
Satria dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Pemilik
Gambar 2.1. Struktur Organisasi UD Satria
2.3.2. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian tugas dan tanggung jawab pada UD Satria dibagi menurut
fungsi yang telah ditetapkan perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab setiap
bagian dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Pemilik
Pimpinan tertinggi dalam perusahaan ini adalah pemilik UD Satria yang
memiliki keseluruhan modal selama proses produksi berlangsung. Pemilik
bertanggung jawab untuk memberikan upah dan memperhatikan kesejahteraan
operator yang bekerja
Adapun tugas pemilik adalah sebagai berikut:
a. Bertugas mengawasi jalannya proses produksi dan kinerja dari operator.
b. Merencanakan, mengarahkan, menganalisa dan mengevaluasi serta
c. Bertugas mengawasi kebijaksanaan dan tindakan setiap tenaga kerja dan
menjalin hubungan baik.
2. Tenaga kerja stasiun pemotongan.
Tenaga kerja stasiun pemotongan memiliki tanggung jawab atas semua hal
yang berkaitan dengan plat besi sebelum dilakukan pemukulan atau
pencetakan.
Adapun tugas tenaga kerja pada stasiun pemotongan adalah sebagai berikut:
a. Menggukur dimensi diameter kuali dan menggambarkan pola ke dalam
plat besi.
b. Memotong plat besi yang telah dibesi pola.
c. Meratakan pinggiran plat besi dengan menggunakan gunting besi.
3. Tenaga kerja stasiun pemukulan kasar
Tenaga kerja stasiun pemukulan kasar memiliki tanggung jawab atas plat besi
yang telah dipotong untuk dipukul hingga mencapai kedalaman kuali yang
diinginkan.
Adapun tugas tenaga kerja pada stasiun pemukulan kasar adalah sebagai
berikut:
a. Memukul plat besi hingga cekung dengan memakan waktu lebih kurang
15 menit per kuali.
b. Meletakkan kuali yang telah dipukul ke tempat penyimpanan sementara
4. Tenaga kerja stasiun pemukulan halus
Tenaga kerja stasiun pemukulan memiliki tanggung jawab atas semua hal
yang berhubungan dengan penghalusan permukaan kuali agar lebih rata.
Adapun tugas tenaga kerja pada stasiun pemukualan halus adalah sebagai
berikut:
a. Menggambil kuali yang telah dipukul pada stasiun pemukulan kasar dan
diletakkan di velg.
b. Memukul kuali dengan menggunakan martil kayu berukuran 1/2 kg hingga
2 kg bertujuan untuk mendapatkan permukaan kuali yang halus dan
merata.
c. Meletakan kuali yang telah dipukul ditempat penyimpanan.
5. Tenaga kerja stasiun penggerindaan
Tenaga kerja stasiun pengeringan memiliki tanggung jawab atas semua hal
yang berhubungan dengan penghalusan pinggiran kuali
Adapun tugas tenaga kerja pada stasiun penggerindaan adalah sebagai
berikut:
a. Mengambil kuali ditempat penyimpanan.
b. Menyiapkan mesin gerinda.
c. Mengghidupkan mesin gerinda.
d. Menggerinda bagian pinggiran kuali agar lebih halus.
6. Tenaga kerja stasiun pembuatan kuping kuali
Tenaga kerja stasiun penggorengan memiliki tanggung jawab atas pembuatan
Adapun tugas tenaga kerja pada stasiun pembuatan kuping kuali adalah
sebagai berikut:
a. Mengambil besi yang telah dipotong dengan panjang 8 cm.
b. Menyiapkan tempat pembakaran.
c. Memanaskan besi di tempat pembakaran.
d. Memukul besi dengan menggunakan martil besi pada bagian tepi besi.
7. Tenaga kerja stasiun pemasangan kuping kuali
Tugas tenaga kerja pada stasiun pemasangan kuping kuali adalah memasang
kuping (besi yang telah dipukul) di kuali dengan menggunakan las listrik.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Kondisi Kerja
3.1.1. Pengertian Kondisi Kerja
Menurut Stewart and Stewart (1983: 53) mengungkapkan Working
condition can be defined as series of conditions of the working environment in
which become the working place of the employee who works there. Kondisi kerja
merupakan sebagai serangkaian kondisi atau keadaan lingkungan kerja dari suatu
perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari para karyawan yang bekerja
didalam lingkungan tersebut. Kondisi kerja yang baik adalah kondisi yang
memberikan kenyamanan dan mendukung pekerja untuk dapat menjalankan
aktivitasnya dengan baik. Kondisi tersebut meliputi segala sesuatu yang ada di
lingkungan karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja, serta keselamatan dan
keamanan kerja,
3.1. Gangguan Muskuloskeletal1
Gangguan musculoskeletal yang sering juga disebut Work-related
Musculoskeletal Disorder (WMSD) adalah rasa sakit yang mempengaruhi tulang,
otot, dan persendian tubuh yang diderita oleh seseorang. Gangguan
musculoskeletal pada umumnya disebabkan pemberian beban kerja yang melebihi
1
kemampuan tubuh (overuse) untuk melakukan pemulihan, pada proses kerja yang
berulang, dan dalam waktu yang lama.
3.2.1. Penyebab Gangguan Muskuloskeletal
Gangguan muskuloskeletal memiliki banyak penyebab, pekerjaan yang
repetitive, yang paling sering menjadi penyebab gangguan ini, adalah salah satu
faktor dari faktor risiko (risk factor) yang dimiliki oleh stasiun kerja. Faktor risiko
dapat menjadi penyebab langsung dari masalah kesehatan, adanya faktor risiko
bukan berarti merupakan salah satu faktor penyebab. Faktor risiko merupakan
suatu kondisi yang menunjukkan tingkat risiko yang dimiliki suatu pekerjaan
terhadap masalah kesehatan yang mungkin muncul di stasiun kerja.
Faktor risiko yang dapat menjadi penyebab gangguan muskuloskeletal
diantaranya:
1. Pekerjaan repetitif
Pekerjaan repetitif memberikan beban kerja pada bagian tubuh secara konstan.
Apabila pekerjaan ini dilakukan dalam waktu yang lama dan melebihi
kemampuan bagian tubuh untuk melakukan pemulihan, maka risiko terjadi
gangguan muskuloskeletal sangat tinggi.
2. Postur tubuh
Berdasarkan karakteristik stasiun kerja dan metode kerja yang digunakan,
pekerja sering menggunakan postur yang tidak baik. Postur tubuh yang tidak
baik biasanya terjadi saat otot yang digunakan berada pada posisi yang sulit
seperti pada saat peregangan maksimum.Apabila postur tubuh yang tidak baik
ini dibiarkan dan dilakukan dalam waktu yang lama, maka resiko terjadi
gangguan muskuloskeletal sangat tinggi.
3. Tingkat kekuatan pekerjaan akan membutuhkan tingkat kekuatan (force) saat
menggunakan peralatan atau saat mendorong dan menahan. Tingkat kekuatan
akan memberikan beban kerja berlebih pada bagian tubuh. Kemampuan
bagian tubuh untuk dapat menahan beban kerja dalam waktu tertentu sangat
menentukan tingkat kekuatan yang dikeluarkan, risiko terjadi gangguan
muskuloskeletal semakin tinggi.
4. Kerja otot statis
Kerja otot statis adalah pada saat otot berkontraksi tanpa adanya jeda/imtrupsi.
Otot membutuhkan darah yang lebih banyak saat berkotraksi daripada saat
relaksasi. Pada saat otot dalam kondisi kerja statis, otot memberikan tekanan
yang konstan pada saluran darah sehingga darah yang dibutuhkan dalam
jumlah besar terhambat, akibat otot cepat lelah dan akan merasakan rasa sakit.
Apabila kerja otot statis ini dibiarkan dan dilakukan dalam waktu yang lama,
maka risiko terjadi gangguan muskuloskeletal sangat tinggi.
5. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja seperti suhu yang dingin mempengaruhi kekuatan otot
sehingga memerlukan tingkat kekuatan yang lebih besar dalam melakukan
pekerjaan. Penggunaan sarung tangan yang tidak baik dapat menguarangi
kemampuan tangan dalam memegang peralatna atau bahan, sehingga
memerlukan tingkat kekuatan yang lebih besar untuk digunakan, getaran juga
dapat mengganggu peredaran darah pada bagian otot.
3.3. Standard Nordic Questionnaire (SNQ)2
Standard Nordic Questionnaire (SNQ) merupakan salah satu alat ukur yang
biasa digunakan untuk mengenali sumber penyebab keluhan kelelahan otot.
Melalui Standard Nordic Questionnaire dapat diketahui bagian-bagian otot yang
mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari rasa tidak sakit sampai
sangat sakit. Dengan melihat dan menganalisis peta tubuh seperti Gambar 2.1.
maka diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh
pekerja.
Dimensi-dimensi tubuh tersebut dapat dibuat dalam format Standard Nordic
Questionnaire. Standard Nordic Questionanire dibuat atau disebarkan untuk
mengetahui keluhan-keluhan yang dirasakan pekerja akibat pekerjaanya. Standard
Nordic Questionnaire bersifat subjektif, karena rasa sakit yang dirasakan
tergantung pada kondisi fisik masing-masing individu. Keluhan rasa sakit pada
bagian tubuh akibat aktivitas kerja tidaklah sama antara satu orang dengan orang
lain.
2
Penilaian dengan Standard Nordic Questionnaire digunakan untuk
mengetahui level keluhan musculoskeletal yang dialami operator serta dinilai dengan
pemberian bobot nilai, yaitu:
1. Untuk tidak ada keluhan diberikan bobot nilai 0
2. Untuk keluhan agak sakit diberikan bobot nilai 1
3. Untuk keluhan sakit diberikan bobot nilai 2
4. Untuk keluhan sangat sakit diberikan bobot nilai 3.
Kategori keluhan yang dirasakan operator saat bekerja adalah sebagai berikut:
1. Tidak sakit (dengan skor 0), hal ini apabila operator tidak merasakan keluhan yang
berarti terhadap bagian tubuh.
2. Rasa agak sakit (dengan skor 1), hal ini apabila operator hanya merasakan rasa
nyeri sesekali saja ataupun kesemutan.
3. Rasa sakit (dengan skor 2), hal ini apabila operator sering merasakan rasa nyeri
terhadap bagian tubuh mereka ataupun pegal.
4. Rasa sangat sakit (dengan skor 3), hal ini apabila operator mengalami rasa pegal
dan nyeri yang lama (masih dirasakan walaupun operatoran sudah selesai atau
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UD Satria yang beralamat di Jalan Brigjen
Katamso Gang Satria No. 20, Medan. Penelitian dilakukan pada bulan November
2013 hingga bulan Oktober 2014 untuk mengetahui kondisi perusahaan dan
permasalahan yang terjadi di perusahaan tersebut.
4.2. Jenis Penelitian3
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif (deskriptif
research) dengan studi kasus, yaitu penelitian yang berusaha untuk memaparkan
pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang ada sekarang secara sistematis dan
faktual berdasarkan data-data. Jadi penelitian ini meliputi proses pengumpulan,
penyajian dan pengolahan data, serta analisis data.
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah dua operator di stasiun pemukulan halus
dengan melihat postur kerja, denyut nadi operator, dimensi tubuh operator aktual dan
fasilitas kerja yang tersedia.
3
4.4. Kerangka Berpikir
Adapun kerangka berpikir dalam penelitian adalah fasilitas kerja yang tidak
sesuai dengan antropometri tubuh operator menyebabkan sikap kerja menjadi tidak
alamiah sehingga mempercepat timbulnya kelelahan dan keluhan rasa sakit pada
beberapa bagian tubuh operator. Penilaian terhadap postur kerja menggunakan
metode REBA dan perhitungan beban kerja berdasarkan denyut nadi operator
sebelum dan sesudah bekerja dengan menggunakan metode langsung dan tidak
langsung. Rancangan fasilitas kerja ergonomis yang sesuai dengan antropometri
operator mengakibatkan kondisi kerja yang lebih baik.
4.5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk membantu dalam pengumpulan
data dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Instrumen Penelitian
No. Alat Ukur Fungsi
1 Standard Nordic Qustionaire Digunakan untuk identifikasi awal untuk menilai keluhan muskuloskeletal yang dialami operator
2 Kamera Canon Casio 16,1 Mega Pixel
Digunakan untuk mengambil gambar dan merekam kegiatan pekerja pada stasiun kerja
3 Kursi ergonomis Digunakan sebagai alat dudukan operator saat pengukuran
4 Heart Rate merek Tensoval Digunakan untuk mengetahui beban kerja operator di stasiun pemukulan halus dengan menghitung denyut nadi operator
5 Goniometer Mengukur sudut yang dibentuk tubuh operator.
6 Meteran Mengukur dimensi fasilitas aktual yang tersedia di UD Satria dan
dimensi tubuh operator
4.6. Sumber Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data
sekunder yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan, wawancara atau
eksperimen, yang meliputi:
a. Data risiko kerja dengan melakukan penyebaran Standard Nordic
Questionaire (SNQ). Data ini berisi kategori keluhan berdasarkan sangat
sakit, sakit, agak sakit dan tidak sakit yang diberi bobot untuk masing-masing
kategorinya, dimana sangat sakit diberi bobot 4, sakit diberi bobot 3, agak
sakit diberi bobot 2 dan tidak sakit diberi bobot 1.
b. Data postur kerja aktual operator pada stasiun penggorengan kerupuk.
c. Data dimensi antropometri operator.
d. Data dimensi fasilitas kerja aktual.
e. Data denyut nadi operator.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur dan referensi
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dan data yang diperoleh dari
perusahaan, yaitu gambaran umum dan sejarah perusahaan, jumlah pegawai dan
4.7. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Keluhan Muskuloskeletal
Keluhan atau gangguan muskuloskeletal merupakan rasa sakit yang
mempengaruhi tulang, otot, dan persendian tubuh yang diderita oleh seseorang.
Pada umumnya gangguan muskuloskeletal disebabkan pemberian kerja yang
melebihi kemampuan tubuh untuk melakukan pemulihan, pada proses kerja yang
berulang, dan dalam waktu yang lama.
Pengumpulan data keluhan muskuloskeletal menggunakan Standard Nordic
Questionnaire. Standard Nordic Questionnaire merupakan kuisioner untuk
menentukan bagian tubuh yang mengalami risiko kelelahan otot statis operator.
Pada kuisioner berisikan penilaian-penilaian yang harus diisi oleh responden.
Penilaian tersebut untuk mengetahui tidak sakit, agak sakit, sakit dan sangat sakit
yang dirasakan oleh responden. Masing-masing penilaian tersebut akan diberi
bobot dimana untuk penilaian tidak sakit adalah 0, agak sakit adalah 1, sakit
adalah 2 dan sangat sakit adalah 3. Melalui Standard Nordic Questionnaire dapat
diketahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan
mulai dari rasa tidak sakit sampai sangat sakit (resiko gangguan muskuloskeletal).
Kuisioner SNQ diberikan kepada operator stasiun pemukulan halus (kuali
berdiameter 55 cm).
Denyut nadi operator merupakan denyut nadi operator saat bekerja dan istirahat.
Denyut nadi operator diukur dengan instrumen Heart Rate merek tensoval,
dimana denyut nadi diukur sebelum bekerja dan sesudah bekerja dengan cara
melihat berapa kali denyut yang dihasilkan selama 1 menit. Penelitian dilakukan
di stasiun pemukulan halus (kuali berdiameter 55 cm).
3. Postur Kerja
Postur kerja adalah posisi tubuh operator saat sedang melakukan operatoran.
Pengamatan postur kerja aktual didapatkan melalui pengamatan lansung
dilapangan dan melalui dokumentasi berupa foto maupun video dan dibantu
dengan menggunakan alat goniometer untuk menentukan sudut yang dibentuk
oleh operator. Postur kerja yang diamati adalah postur seluruh tubuh saat
melakukan pekerjaan.
4. Antropometri
Antropometri merupakan suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi
tubuh manusia. Pengukuran antropometri dilakukan untuk mendapatkan dimensi
tubuh operator sebagai acuan dalam perancangan fasilitas.
Dimensi -dimensi tubuh tersebut adalah :
1) Tinggi Siku dalam Posisi Duduk (TSD)
2) Tinggi Popliteal (TPo)
3) Panjang Popliteal (PPo)
4.8. Metode Pengolahan Data
Adapun langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Pengukuran beban kerja berdasarkan denyut nadi operator.
Setelah data denyut nadi operator diperoleh yaitu data denyut nadi sebelum
bekerja dan sesudah bekerja maka akan dihitung beban kerja fisiologis untuk
mengetahui klasifikasi beban kerja dari operator. Pengukuran beban kerja
berdasarkan denyut nadi kerja dilakukan dengan menggunakan metode penilaian
langsung dan metode penilaian tidak langsung.
2. Penilaian postur kerja dengan metode REBA.
Metode REBA digunakan dalam penilaian postur kerja untuk menilai faktor
resiko gangguan tubuh keseluruhan. Untuk masing-masing tugas, penilaian dibagi
atas masing-masing grup yang terdiri dari 2 grup yaitu: Grup A dan Grup B. Grup
A terdiri postur kanan dan kiri dari batang tubuh (trunk), leher (neck), dan kaki
(legs). Sedangkan grup B terdiri atas postur kerja kanan dan kiri lengan atas
(upper arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelanggan tangan (wrist).
3. Penentuan dimensi yang dibutuhkan untuk perancangan fasilitas kerja.
Dimensi tubuh aktual operator akan dilakukan uji keseragaman data, uji
kenormalan data, hitung mean dan standar deviasi, hitung persentil yang
4.9. Analisis Pemecahan Masalah
Analisis pemecahan masalah adalah analisis terhadap beban kerja fisiologis
dengan menggunakan metode langsung dan tidak langsung. Analisis terhadap postur
kerja aktual dan postur kerja setelah dilakukan rancangan fasilitas usulan. Analisis
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ)
Standard Nordic Questionnaire (SNQ) digunakan untuk mengetahui keluhan
yang dialami oleh operator selama melaksanakan aktivitas pemukulan halus.
Pengumpulan data SNQ diberikan kepada dua operator stasiun pemukulan halus.
Hasil rekapitulasi data SNQ dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator Stasiun Pemukulan Halus Kuali
No Dimensi Operator I Operator II
Tabel 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator Stasiun Pemukulan Halus (Lanjutan)
No Dimensi Operator I Operator II
19 3 3
5.1.2. Data Elemen Kegiatan pada Kondisi Aktual
Data elemen kegiatan yang dilakukan oleh operator ditunjukkan pada Tabel
5.2.
Tabel 5.2. Elemen Kegiatan Operator
No Elemen Kegiatan Gambar
1
Tabel 5.2. Elemen Kegiatan Operator (Lanjutan)
2. Memukul kuali
3. Mengoleskan oli ke permukaan kuali
4. Meletakkan kuali yang telah dipukul
Sumber: Pengumpulan Data
5.1.3. Data Postur Kerja
Data postur kerja yang diamati adalah postur kerja aktual dari elemen kegiatan
Gambar 5.1. Memukul Kuali 5.1.4. Data Denyut Nadi
Denyut nadi operator diukur dengan instrumen heart rate merek tensoval,
diukur sebelum bekerja dan sesudah bekerja. Penelitian dilakukan di stasiun
pemukulan halus. Pengambilan data denyut nadi dilakukan sebelum bekerja pukul
08.00 WIB dan sesudah bekerja pada jam makan siang pukul 12.00 WIB dan
dilanjutkan setelah jam makan siang (istirahat) pukul 13.00 dan jam selesai bekerja
pukul 17.00 selama 5 hari kerja. Data denyut nadi operator dapat dilihat pada Tabel
Tabel 5.3. Denyut Nadi Operator
Hari Kerja
Operator I Operator II
DNI 1 DNK 1 DNI 2 DNK 2 DNI 1 DNK 1 DNI 2 DNK 2
5.1.5. Data Antropometri
Data antropometri operator yang diukur dalam perancangan kursi dan wadah
pemukulan kuali yaitu:
1. Tinggi siku dalam posisi duduk (TSD) digunakan sebagai penentuan ukuran
tinggi wadah pemukulan kuali.
2. Tinggi popliteal (TPO) digunakan sebagai penentuan ukuran tinggi landasan
dudukan kursi dan tinggi wadah pemukulan kuali.
3. Panjang popliteal (PPo) digunakan sebagai penentuan ukuran panjang kursi.
4. Lebar pinggul (LP) digunakan sebagai dasar penentuan ukuran lebar kursi
Data dimensi antropomentri diperoleh dari pengukuran antropometri seluruh
tenaga kerja sebanyak 8 orang dalam pembuatan kuali di UKM Satria. Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan data antopometri yang sesuai dan dapat digunakan
oleh tenaga kerja lainnya pada stasiun pemukulan halus kuali.
Tabel 5.4. Dimensi Tubuh Operator Operator TSD TPO PPo LP
1 24 50 47 46
2 26 53 49 42
3 28 51 46.5 30
4 28 55 47 30
5 25 56 46 28
6 24 52 48 33
7 28 50 48 47
8 24 46 47 34
5.1.6. Data Spesifikasi Fasilitas Kerja Aktual
Fasilitas kerja aktual yang tersedia yang digunakan operator dalam melakukan
pemukualan halus berupa kursi dan wadah velg. Gambar kursi dan wadah velg serta
spesifikasinya dalam (cm) ditampilkan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Data Spesifikasi Kursi dan Wadah Velg
Kursi Spesifikasi Kursi Keterangan
Kursi digunakan operator untuk duduk selama pekerjaan
berlangsung
Sumber: Pengumpulan Data
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Keluhan Operator Berdasarkan Kuisioner SNQ pada Stasiun Pemukulan Halus Kuali
Keluhan yang dirasakan oleh operator di stasiun pemukulan halus dapat
dilihat dalam histogram pada Gambar 5.2.
Sumber: Pengolahan Data
Gambar 5.2. Histogram Keluhan Operator Stasiun Pemukulan Halus Kuali
Berdasarkan histogram di atas keluhan musculoskletal disorders secara
kumulatif dapat dilihat bahwa bagian tubuh yang dirasakan sakit dan sangat sakit
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.2. Analisis Tingkat Keluhan
Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh operator disebabkan oleh kondisi kerja
aktual operator di stasiun pemukulan halus kuali dilakukan dalam keadaan postur
tubuh yang membungkuk, tangan kanan menggangkat martil kayu untuk memukul
kuali dan sedangkan kaki kanan operator digunakan sebagai penyangga agar kuali
tetap berada dalam wadah pemukul (velg) sehingga didapatkan posisi kaki dalam
keadaan tertekuk selama jam bekerja berlangsung yaitu 6-7 jam sehari selama 6 hari
dalam seminggu.
Tingkat keluhan sangat sakit yang sama-sama dirasakan oleh kedua operator
ialah keluhan pada bagian punggung, lengan atas kanan, pinggang, paha kanan dan
betis kanan. Dengan demikian sebagian besar keluhan operator terjadi dibagian
punggung, pinggang, kaki dan bagian tubuh bagian kanan
5.3. Analisis Fasilitas Kerja Aktual
Fasilitas kerja aktual yang tersedia dan digunakan oleh operator dalam
melakukan pemukulan halus adalah kursi dan wadah velg. Kursi yang berfungsi
sebagai tempat duduk belum memiliki ukuran yang sesuai dengan antropometri tubuh
ergonomis. Kursi yang digunakan mempunyai tinggi 20 cm dari permukaan lantai
dan panjang alas 47 cm. Sedangkan velg digunakan sebagai wadah pemukulan yang
berfungsi untuk tempat kuali dipukul hingga memiliki permukaan yang halus dan
rata. Velg yang digunakan memiliki tinggi 25 cm dengan diameter 40,64 cm dari
permukaan lantai. Hal ini menunjukan ketidaksesuaian antara fasilitas yang tersedia
dengan dimensi antropometri operator sehingga perlu dilakukan rancangan fasilitas
usulan untuk mendapatkan fasilitas kerja yang ergonomis.
5.4. Analisis Postur Kerja Aktual
Elemen gerakan aktual operator pada stasiun pemukulan halus kuali dilakukan
dengan postur kerja yang tidak alamiah dan tidak ergonomis. Kerja otot atau kerja
fisik mengangkat martil yang beratnya mencapai ½ kg sampai dengan 2 kg dengan
postur kerja yang membungkuk dan kaki yang tertekuk dikarenakan fasilitas kerja
yang tidak ergonomis dapat menimbulkan resiko terjadinya keluhan muskuloskeletel.
Hasil penilaian dengan metode REBA pada tubuh bagian kanan dan bagian
kiri operator dapat dilihat bahwa terdapat beberapa keluhan yang terjadi pada elemen
kerja pemukulan kuali pada stasiun pemukulan halus. Penilaian dilakukan pada tubuh
bagian kanan mendapatkan skor akhir sebesar 13 sehingga perlu tindakan sekarang
juga. Tubuh bagian kiri juga mendapatkan penilaian dengan skor akhir sebesar 11
5.5. Analisis Beban Kerja
6.4.1. Analisis Penilaian Secara Langsung
Konsumsi energi kerja per jam dipengaruhi oleh jumlah denyut nadi pada saat
melakukan pekerjaan. Pekerjaan yang membutuhkan kerja fisik dapat mempengaruhi
beban kerja dari seseorang. Beban kerja yang berat membutuhkan konsumsi energi
yang besar. Rata-rata konsumsi energi operator adalah berada dalam kategori > 351
Kkal/jam, artinya operator pada stasiun pemukulan halus dalam melakukan aktivitas
pemukulan memerlukan energi yang besar. Hal ini menunjukkan beban kerja untuk
aktivitas pemukulan halus termasuk dalam kategori beban kerja berat.
6.4.2. Analisis Penilaian Secara Tidak Langsung
Metode penilaian secara tidak langsung dilakukan dengan cara
membandingkan peningkatan denyut nadi kerja dengan denyut nadi maksimum
karena beban kardiovaskuler (Cardiovascular Load = %CVL). Berdasarkan hasil
pengolahan data, dapat diketahui bahwa tenaga kerja berada dalam kategori
6.5. Analisis Rancangan Fasilitas Kerja Usulan 6.5.1. Analisis Rancangan Fasilitas Kursi Kerja
Gambar 6.1. Rancangan Kursi Kerja
Fasilitas kursi kerja yang tersedia di lantai produksi tidak memiliki ukuran
sesuai dengan antropometri tubuh operator sehingga mendapatkan postur kerja
membungkuk dan kaki menekuk yang mengakibatkan kondisi kerja yang tidak
nyaman dan tidak sehat. Rancangan fasilitas yang diusulkan adalah rancangan sebuah
kursi kerja yang telah diperhitungkan dengan dimensi tubuh yang sesuai bagi
berguna untuk menggurangi rasa sakit bagian belakang tubuh atau muskoluskeletal
bagi operator di stasiun pemukulan halus.
6.5.2. Analisis Rancangan Wadah Pemukulan Kuali
Gambar 6.2. Rancangan Wadah Pemukulan Kuali
Velg merupakan fasilitas aktual yang tersedia sebagai wadah pemukulan yang
memiliki ketinggian 25 cm dari lantai memperlihatkan bahwa usaha ini sangat
minimnya memperhatikan kondisi kerja yang baik terutama di dalam menyediakan
fasilitas yang layak digunakan bagi operator di dalam bekerja. Ketinggian velg yang
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengolahan data dan analisa
pembahasan adalah:
1. Berdasarkan kuisioner SNQ yang disebarkan kepada operator pada stasiun
pemukulan halus kuali, tingkat keluhan sangat sakit yang sama-sama dirasakan
oleh kedua operator ialah keluhan pada bagian punggung, lengan atas kanan,
pinggang, paha kanan dan betis kanan. Dengan demikian sebagian besar keluhan
operator terjadi dibagian punggung, pinggang, kaki dan bagian tubuh bagian
kanan
2. Hasil penilaian postur kerja menunjukkan bahwa kegiatan pemukualan kuali pada
stasiun pemukulan halus kuali, memiliki resiko level yang sangat tinggi pada
bagian tubuh kanan (13) dan bagian tubuh kiri (11) dengan kategori tindakan
perlu tindakan perbaikan secepatnya.
3. Beban kerja berdasarkan nilai konsumsi energi untuk tenaga kerja adalah 329.68
Kkal/jam hingga 413.92 Kkal/jam berada dalam kategori berat, dengan metode
cardiovascularload (CVL) adalah 31-45 didapat hasil bahwa diperlukan
perbaikan.
a. Kursi kerja dengan dimensi TPo = 44,92 cm, PPo = 46,19 cm, dan LP = 31,34
cm.
b. Wadah kerja pemukulan dengan dimensi TSD = 4,98 cm dan TPo = 44,92
7.2. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah:
1. Usulan fasilitas kerja yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan dapat
diterapkan pada UD Satria.
2. Perusahaan seharusnya lebih memperhatikan kondisi kerja yang ergonomis bagi
pekerja agar terciptanya rasa aman, sehat, nyaman dalam melakukan
pekerjaannya.
3. Penelitian ini dapat dilanjutkan peneliti lain guna untuk mengembangkan dan
DAFTAR PUSTAKA
Serge, Simoneau,”Work related musculoskeletal disorders (WMSDs): A better
understanding for more effective prevention”. Ch 1 pg 3.
Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.
Sutalaksana,I, dkk. 2006. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Supangat, Andi . 2008. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Jakarta, Kencana, h.307-311
Stanton, Naville. 2005. Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods, (New York: CRC Press LLC,)
Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan produktivitas. Surakarta. UNIBAS Press.
Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerakan dan Waktu. Surabaya : PT. Guna Widya.
Wignjosoebroto, Sritomo, Dkk. 2010. Analisis Ergonomi Terhadap Rancangan
Antropometri Orang Indonesia Yogyakarta. Yogyakarta. Teknik