• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ayat-ayat pendidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ayat-ayat pendidikan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah mukjizat abadi NabiMuhammad SAW yang sangat istimewa, mukjizat

abadi itu merupakan sebuah kitab, dan dengan kitab tersebut Allah menutup kenabian. Maka

tidaklah mengherankan apabila kemudian Al-Qur’an menjadi kitab yang paling banyak dibaca

orang, dikaji, dan ditelaah. Dan hal ini merupakan suatu "mukjizat" bahwa kajian-kajian tersebut

senantiasa menjadikan orang semakin kagum dan ingin mengkaji lebih dalam. Salah satu dari

keutamaan Alquran, seperti seringkali dibicarakan, adalah keindahan bahasanya (balaghah).

Secara bahasa Al-Qur’an berasal dari kata “qara’a–yaqra’u-qur’anan” yang berarti “yang di

baca atau bacaan”.

Al-Qur’an yaitu sebuah kitab yang berisi tentang firman Allah sebagai sumber utama untuk

setiap keyakinan dan ibadah orang Islam dan merupakan suatu mukjizat yang di turunkan kepada

nabi Muhammad SAW. Melalui perantaraan malaikat jibril, ditulis dalam mushaf yang

kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan amal ibadah.

Al-Qur’an merupakan kitab indukmaksudnyarujukan utama dari segala rujukan, sumber dari

segala sumber, basis bagi segala sains dan pengetahuan sejauh mana keabsahan ilmu harus

diukur standarnya adalah dengan Al-Qur’an.

Mushaf Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab. Sehingga

banyak terjemahan Al-Qur’an, baik yang diterjemahkan ke daiam bahasa Inggris atau bahasa

lain. Tidak ada Al-Qur’an lain atau versi lain Al-Qur’an selain Al-Qur’an itu sendiri. Al-Qur’an

tetap eksis hanya dalam bahasa Arab sejak diturunkan.

▸ Baca selengkapnya: ayat 15 untuk rezeki

(2)

Menurut bahasa, hadits adalah “Al-Jadid” (baru), “Al-Qorib” (yang baru), “Al-Khobar”

(berita atau kabar). Seperti yang dikemukakan dalam Q.S. Ath-Thuur : 34, yang artinya “maka

hendaklah mereka mendatangkan suatu kabar yang sepertinya (Al-Qur’an), jika mereka

orang-orang yang benar”.

Menurut istilah, para ulama berbeda pendapat dalam memberikan pengertian tentang Hadits,

diantaranya adalah :

a) Ulama Hadits umumnya menyatakan bahwa Hadits ialah segala ucapan Nabi, perbuatan beliau,

segala taqrir (pengakuan atau ketetapan) beliau, dan segala keadaan beliau.

b) Ulama Ushul menyatakan bahwa Hadits ialah segala perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi yang

bersangkut paut dengan hukum.

c) Sebagian ulama, salah satunya At-Thiby menyatakan bahwa Hadits ialah segala perbuatan,

perkataan, dan taqrir Nabi, para sahabatnya dan para Tabi’in.

d) Abdul Wahab Ibnu Subky dalam “Mutnul Jam’il Jawami” menyatakan bahwa Hadits ialah

segala perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW.

Adanya perbedaan pendapat antara ulama Hadits dengan ulama Ushul dalam memberikan

definisi Hadits di atas didasari oleh perbedaan cara peninjauannya.

Ulama Hadits meninjaunya bahwa pribadi Nabi itu adalah Uswatun Hasanah, sehingga

dengan demikian segala sesuatu yang berasal dari Nabi, baik berupa biografinya, akhlaknya,

beritanya, perkataan, dan perbuatannya, baik yang ada hubungannya dengan hukum atau tidak

dikategorikan sebagai Hadits.

Sedang ulama Ushul meninjaunya bahwa pribadi Nabi adalah sebagai pengatur

undang-undang di samping Al-Qur’an, yang menciptakan dasar-dasar ijtihad bagi para mujtahid yang

(3)

JadiHadits adalah perkataan Nabi Muhammad SAW yang juga dijadikan sumber kedua.

Akan tetapi, pernyataan ini tidak dijadikan susunan kata secara langsung dari Allah. Sesegera

mungkin dia mulai menyampaikan Al-Qur’an dan mengajarkan kebenaran yang telah Allah

turunkan kepadanya, dia dan pengikutnya yang masih sedikit mendapat penyiksaan dari

orang-orang kafir. Penganiayaan itu semakin berat sampai tahun 622 M, dimana Allah memerintahkan

mereka untuk berhijrah.

2.3. Pengertian Pendidikan Islam

Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Bab 1 ayat 1,

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. (UU Sisdiknas no. 20 th. 2003)

Kemudian pengertian pendidikan Islam antara lain menurut Dr. Yusuf Qardawi

sebagaimana dikutip Azyumardi Azra memberi pengertian pendidikan Islam yaitu pendidikan

manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.

Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup dan menyiapkan untuk menghadapi

masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis pahitnya (Azyumardi Azra, 2000:

5)

Endang Saefuddin Anshari memberi pengertian secara lebih tehnis, pendidikan Islam

sebagai proses bimbingan (pimpinan, tuntunan dan usulan) oleh subyek didik terhadap

perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi), dan raga obyek didik dengan

(4)

perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam

(Endang Saefuddin,1976: 85) Pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan individu

berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan Allah SWT kepada Muhammad Saw

(Azyumardi Azra, 1998: 5)

Sedangkan menurut hasil rumusan Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960,

memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai: “bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan

jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh

dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.”(Muzayyin Arifin, 2003: 15)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, terdapat perbedaan antara pengertian pendidikan

secara umum dengan pendidikan Islam. Pendidikan secara umum merupakan proses pemindahan

nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perbedaan tersebut dalam hal

nilai-nilai yang dipindahkan (diajarkan). Dalam pendidikan Islam, nilai-nilai-nilai-nilai yang dipindahkan berasal

dari sumber-sumber nilai Islam yakni Al-Qur’an, Sunah dan Ijtihad.

Jadi, pendidikan Islam merupakan proses bimbingan baik jasmani dan rohani berdasarkan

ajaran-ajaran agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian muslim sesuai dengan

ukuran-ukuran Islam.

2.4. Pendidikan Islam Didalam Al-Qur’an

Merujuk kepada informasi al-Qur’an pendidikan mencakup segala aspek jagat raya ini,

bukan hanya terbatas pada manusia semata, yakni dengan menempatkan Allah sebagai Pendidik

Yang Maha Agung. Konsep pendidikan al-Qur’an sejalan dengan konsep pendidikan Islam yang

(5)

Tarbiyah berasal dari kata Robba, pada hakikatnya merujuk kepada Allah selaku

Murabby (pendidik) sekalian alam. Kata Rabb (Tuhan) dan Murabby (pendidik) berasal dari akar

kata seperti termuat dalam ayat al-Qur’an:

اريغغصص ينغايصببصرص امصكص امصههممحصرما ببغربص لمقهوص ةغمصحمربصلا نصمغ لبغذبهلا حصانصجص امصههلص ضمفغخماوص

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:

"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku

waktu kecil". (Q.S. Al-Israa:24)

Menurut Syed Naquib Al-Attas, al-tarbiyah mengandung pengertian mendidik,

memelihara menjaga dan membina semua ciptaan-Nya termasuk manusia, binatang dan

tumbuhan (Jalaluddin, 2003: 115). Sedangkan Samsul Nizar menjelaskan kata al-tarbiyah

mengandung arti mengasuh, bertanggung jawab, memberi makan, mengembangkan, memelihara,

membesarkan, menumbuhkan dan memproduksi baik yang mencakup kepada aspek jasmaniah

maupun rohaniah (Samsul Nizar, 2001, 87).

Kata Rabb di dalam Al-Qur’an diulang sebanyak 169 kali dan dihubungkan pada

obyek-obyek yang sangat banyak. Kata Rabb ini juga sering dikaitkan dengan kata alam, sesuatu selain

Tuhan. Pengkaitan kata Rabb dengan kata alam tersebut seperti pada surat Al-A’raf ayat 61:

نصيمغلصاعصلما ببغرص نممغ لوسهرص ينبغكغلصوص ةلصلصضص يبغ سصيملص مغومقصايص لصاقص

“ Nuh menjawab: Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan

Tuhan semesta alam.”

Pendidikan diistilahkan dengan ta’dib, yang berasal dari kata kerja “addaba” . Kata

al-ta’dib diartikan kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan penyempurnaan

akhlak atau budi pekerti peserta didik (Samsul Nizar, 2001: 90). Kata ta’dib tidak dijumpai

(6)

yang dilakukan oleh Rasulullah. Rasul sebagai pendidik agung dalam pandangan pendidikan

Islam, sejalan dengan tujuan Allah mengutus beliau kepada manusia yaitu untuk

menyempurnakan akhlak (Jalaluddin, 2003: 125). Allah juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya

Rasul adalah sebaik-baik contoh teladan bagi kamu sekalian.

اريثغكص هصلبصلا رصكصذصوص رصخغلا مصوميصلماوص هصلبصلا وجهرميص نصاكص نممصلغ ةنصسصحص ة وصسمأه هغلبصلا لغوسهرص يفغ ممكهلص نصاكص دمقصلص

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi

orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut

Allah.”(Q.S. Al-Ahzab, 21)

Selanjutnya Rasulullah Saw meneruskan wewenang dan tanggung jawab tersebut kepada

kedua orang tua selaku pendidik kodrati. Dengan demikian status orang tua sebagai pendidik

didasarkan atas tanggung jawab keagamaan, yaitu dalam bentuk kewajiban orang tua terhadap

anak, mencakup memelihara dan membimbing anak, dan memberikan pendidikan akhlak kepada

keluarga dan anak-anak.

Pendidikan disebut dengan ta’lim yang berasal dari kata ‘alama berkonotasi pembelajaran

yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan. Dalam kaitan pendidikan ta’lim dipahami

sebagai sebagai proses bimbingan yang dititikberatkan pada aspek peningkatan intelektualitas

peserta didik (Jalaluddin, 2003: 133). Proses pembelajaran ta’lim secara simbolis dinyatakan

dalam informasi al-Qur’an ketika penciptaan Adam As oleh Allah Swt. Adam As sebagai cikal

bakal dari makhluk berperadaban (manusia) menerima pemahaman tentang konsep ilmu

pengetahuan langsung dari Allah Swt, sedang dirinya (Adam As) sama sekali kosong.

Sebagaimana tertulis dalam surat al-Baqarah ayat 31 dan 32:

(7)

“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian

mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama

benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.”

مهيكغحصلما مهيلغعصلما تصنمأص كصنبصإغ انصتصمملبصعص امص لبصإغ انصلص مصلمعغ لص كصنصاحصبمسه اولهاقص

“ Mereka menjawab, “Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah

Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha

Bijaksana.”

Dari ketiga konsep diatas, terlihat hubungan antara tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Ketiga konsep

tersebut menunjukkan hubungan teologis (nilai tauhid) dan teleologis (tujuan) dalam pendidikan

Islam sesuai al-Qur’an yaitu membentuk akhlak al-karimah

2.5 Ayat-ayat lain yang berhubungan dengan pendidikan

a) Surat al-Baqarah ayat 129

مهيكغحصلما زهيزغعصلما تصنمأص كصنبصإغ ممهغيكبغزصيهوص ةصمصكمحغلماوص بصاتصكغلما مهههمهلبغعصيهوص كصتغايصآ ممهغيملصعص ولهتميص ممههنممغ لوسهرص ممهغيفغ ثمعصبماوص انصببصرص

“ Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan

membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab

(Al-Qur’an) dan hikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa

lagi Maha Bijaksana.”

Surat al-Baqarah ayat 151

نصومهلصعمتص اونهوكهتص مملص امص ممكهمهلبغعصيهوص ةصمصكمحغلماوص بصاتصكغلما مهكهمهلبغعصيهوص ممكهيكبغزصيهوص انصتغايصآ ممكهيملصعص ولهتميص ممكهنممغ لوسهرص ممكهيفغ انصلمسصرمأص امصكص

“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu), Kami telah mengutus

(8)

kamu dan mengajarkan kepadamu al-Kitab dan hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa

yang belum kamu ketahui.”

b) Surat Luqman ayat 13

ميظغعص م لمظهلص كصرمشبغلا نبصإغ هغلبصلابغ كمرغشمته لص يبصنصبهايص هههظهعغيص وصههوص غغهنغبمالغ نهامصقمله لصاقص ذمإغوص

“Dan ingatlah ketika luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya:

Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah

adalah benar-benar kedzaliman yang besar.”

Surat Luqman ayat 14

رهيصغمصلما يبصلصإغ كصيمدصلغاوصلغوص يلغ رمكهشما نغأص نغيممصاعص يفغ هههلهاصصفغوص نهموص ىلصعص انهموص هههمبهأه ههتملصمصحص هغيمدصلغاوصبغ نصاسصنلغا انصيمصبصوصوص

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang tua (ibu bapaknya);

ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya

dalam dua tahun. Bersyukurlah Ku, dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya

kepada-Kulah kembalimu.”

2.6

Tafsir Ayat-ayat Yang Berhubungan Dengan Al-Qur’an

a) Tafsir surat Al-Baqarah ayat 129 dan ayat 151

Adapun surat al-Baqarah ayat 129 memuat tentang do’a nabi Ibrahim As supaya Allah

menurunkan di kalangan anak cucu keturunannya seorang Rasul yang menyampaikan

pokok-pokok pendidikan dan pengajaran agar mereka kembali kepada kesuciannya. Dan Rasul yang

dimaksud adalah Nabi Muhammad Saw, beliau membawa petunjuk pendidikan dan pengajaran

untuk dapat mereka pedomani dalam kehidupannya.

Rasul yang domohonkan (Nabi Muhammad Saw) bertugas untuk terus membacakan

(9)

diciptakan, dan terus mengajarkan kepada mereka kandungan al-Kitab yaitu al-Qur’an, atau tulis

baca, dan al-Hikmah yakni Sunnah, atau kebijakan dan kemahiran melaksanakan hal yang

mendatangkan manfaat serta menampik mudharat, serta mensucikan jiwa umatnya dari segala

macam kotoran, kemunafikan, dan penyakit-penyakit jiwa (M.Quraish Shihab,Vol.1, 2002:327)

Hal-hal yang dimohonkan Nabi Ibrahim diatas, mempunyai keserasian perurutannya.

Dimulai dengan permohonan kehadiran rasul yang menyampaikan tuntunan Allah, yakni

membacakan Al-Qur’an, selanjutnya permohonan untuk mengajarkan makna dan pesan-pesanya,

kemudian pengetahuan yang menghasilkan kesucian jiwa, melalui pengamalan sesuai dengan

tuntunan Allah Swt (M.Quraish Shihab,Vol.1, 2002: 328)

Terdapat banyak kaitan antara kandungan ayat 129 dan ayat 151. Pada ayat 151

menyucikan ditempatkan pada peringkat kedua dari lima macam anugerah Allah dalam konteks

memperkenankan do’a Nabi Ibrahim, yaitu: Rasul dari kelompok mereka, membacakan ayat-ayat

Allah, menyucikan mereka, mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah, mengajarkan apa yang mereka

belum ketahui.

Kalimat mengajarkan apa yang belum mereka ketahui merupakan nikmat tersendiri,

mencakup banyak hal dan melalui berbagai cara. Sejak awal diturunkannya al-Qur’an telah

mengisyaratkan dalam wahyu pertama (iqra’) bahwa ilmu yang dperoleh manusia diraih dengan

dua cara, pertama melalui upaya belajar mengajar dan yang kedua anugerah langsung dari Allah

berupa ilham dan intuisi.(M. Quraish Shihab, vol,1, 2002, 361).

b) Tafsir surat Luqman ayat 13-14.

Dari ayat tersebut Allah menjelaskan cara menetapkan aqidah kepada anak, bertauhid,

(10)

dikaitkan dengan hubungan antara orang tua dan anak. Allah mengingatkan betapa penting dan

dominan peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai tauhid dalam diri anak-anak.

Pendidikan dalam ayat tersebut sejalan dengan konsep pendidikan tarbiyah yang

menitikberatkan pada pelaksanaan nilai-nilai Ilahiyat yang bersumber dari Allah selaku Rabb

al-‘Alamin. Dalam hubungan anatar manusia, tugas penyampaian nilai-nilai ajaran itu

dibebankan kepada orang tua, sedangkan para pendidik tak lebih hanyalah sebagai tenaga

professional yang mengemban tugas berdasarkan keparcayaan para orang tua.

Secara garis besar nasehat dalam ayat tersebut berisi tentang hal-hal berikut, (Jalaluddin, 2003:

121):

1. Masalah ketauhidan, yaitu larangan menyekutukan Allah. Walaupun seandainya perintah

menyekutukan Allah datang dari orang tua (ibu dan bapak), maka perintah tersebut tetap

harus ditolak.

2. Kewajiban anak untuk berbakti kepada ibu bapaknya dengan cara berlaku santun dan

lemah lembut.

3. Menyangkut misi utama kemanusiaan, yaitu berupa kewajiban menegakkan amar ma’ruf

dan nahi munkar.

4. Membangun hubungan manusia dengan melakukan perbuatan baik, sikap dan perilaku

dalam pergaulan, serta kesedehanaan dalam berkomunikasi dengan sesama.

Pada ayat ke 14, nasehat tersebut menekankan kepada anak agar senantiasa mengormati

ibu terlebih dahulu, ini disebabkan karena ibu telah melahirkannya dengan susah payah,

(11)

tidak dihiraukan oleh anak karena kelamahan ibu yang berbeda dengan bapak. Di sisi lain

peranan bapak dalam konteks kelahiran anak lebih ringan di banding dengan peranan ibu. (M.

Quraish Shihab, vol.11, 2002, 129). Tetapi keduanya tetaplah orang tua yang mempunyai tugas

utama dalam mendidik anak sehingga proses kedewasaan.

Para pakar ilmu pendidikan menjelaskan bahwa usaha pendidikan adalah usaha sadar

yang dilaksanakan oleh seseorang yang menghayati tujuan pendidikan. Berarti bahwa tugas

pendidikan dibebankan kepada seseorang yang lebih dewasa dan matang, yaitu orang yang

mempunyai integritas kepribadian dan kemampuan yang profesional (Umar Shihab, 2005: 169)

Isi nasehat keempat diatas mengantarkan pada kejelasan makna bahwa ada patokan

fundamental tentang pendidikan dalam al-Qur’an. Pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu

peristiwa komunikasi yang berlangsung dalam situasi dialogis antara manusia untuk mencapai

tujuan tertentu (Umar Shihab, 2005: 154)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan konsep pendidikan menurut Al-Qur’an

diarahkan pada upaya menolong anak didik agar dapat melaksanakan fungsinya mengabdi

kepada Allah. Seluruh potensi yang dimiliki anak didik yaitu potensi intelektual, jiwa dan

jasmani harus di bina secara terpadu dalam keselarasan, keserasian dan keseimbangan yang

tergambar dalam sosok manusia seutuhnya.

2.7 Pendidikan Islam Didalam Hadist

Pada dasarnya al-hadits merupakan penjelas dari al-qur’an, sehingga isi hadits tidak jauh

berbeda dengan al-qur’an. Misalnya hadits

tentangkeimanan,Akhlaq,Ilmu.bersuci,shalat,kedokteran,mu’amalat,pendidikandan lain

(12)

Contoh Hadist tentang shalat :

Rasulullah SAW telah bersabda:

ينزملا ةزمح وبأ دواد نب راوس وهو دواد وبأ لاق ةزمح يبأ راوس نع ليعامسإ انث يركشيلا ينعي ماشه نب لمؤم انثدح

“ :

مهو ةلصلاب مكدلوأ اورم ملسو هيلع هللا ىلص هللا لوسر لاق لاق هدج نع هيبأ نع بيعش نب ورمع نع يفريصلا

عجاضملا يف مهنيب اوقرفو نينس رشع ءانبأ مهو اهيلع مهوبرضاو نينس عبس ءانبأ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muammal ibn Hisyam yaitu al-Yasykariy telah

bercerita Isma’il dari Sawwar Abi Hamzah telah berkata Abu Dawud dan dia Sawwar ibn Daud

Abu Hamzah al-Mazni as-Shirafi dari ‘Umar ibn Syu’aib dari ayahnya dari neneknya telah

berkata: Bersabda rasulullah SAW” Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika berumur

7 (tujuh) tahun, dan pukullah mereka jika tidak mau melaksanakan shalat, dan pisahkan tempat

tidur mereka (putra dan putri)”. (H.R. Abu Dawud) (Sulaiman ibn Asy’as Abu Daud

al-sajastani al-ajdi, tt:187)

Hadis ini menegaskan bahwa, ketika seorang anak menginjak usia 10 tahun maka instink

yang dimilikinya sedang menuju ke arah perkembangan dan ingin membuktikan eksistensi

dirinya. Oleh karena itu, ia harus diperlakukan secara hati-hati dengan menyangkal semua

penyebab kerusakan dan arah penyimpangan. Caranya antara lain dengan memisahkan tempat

tidur mereka (putra dan putri). (Jamaal ‘Abd al-Rahman, 2005: 263)

Contoh Hadist tentang Geologi:

نغمصحمربصلا دغبمعص نغبم ءغالصعصلما نمعص ر فصعمجص نهبما وصههوص لهيعغمصسمإغ انصثصدبصحص اولهاقص ر جمحه نهبم يبهلغعصوص د يعغسص نهبم ةهبصيمتصقهوص بصويبهأص نهبم ىيصحميص انصثصدبصحص

لصاقص مصلبصسصوص هغيملصعص ههلبصلا ىلبصصص هغلبصلا لصوسهرص نبصأص ل يمفصنه نغبم ورغممعص نغبم دغيمزص نغبم دغيعغسص نمعص يبغدغعغاسبصلا د عمسص نغبم لغهمسص نغبم سغاببصعص نمعص

نصيضغرصأص عغبمسص نممغ ةغمصايصقغلما مصوميص ههايبصإغ ههلبصلا ههقصوبصطص ام لمظه ضغرمأصلما نممغ ار بمشغ عصطصتصقما نممص

Artinya: Kami mendapat hadis dari Abu al-Yama, kami mendapathadis dari Syu’aib dari zuhri

(13)

Sahl menceritakan kepadanya bahwa Said bin Zaid r.a pernah berkata: Saya mendengar

Rasululah SAW bersabda: barang siapa yang zalim menyerobot sedikit saja tanah (milik orang

lain) maka sesungguhnya ia akan dikalungkan dengan tujuh lapis bumi

Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari kitab Bada’u khalq,

begitu pula dalam Shahih Muslim dalam Kitab al-Musaqah Hadis tersebut secara umum

melarang segala bentuk kezaliman dan khususnya pada penyerobotan tanah orang lain tanpa

mekanisme yang benar. Sebagai penjelasan Al-Qur’an pada Surat Ibrahim /14 : 42 – 47.

Contoh hadist tentang Botani:

هغلبصلا لهوسهرص لصاقص لصاقص ههنمعص ههلبصلا يصضغرص د يمزص نغبم دغيعغسص نمعص ث يمرصحه نغبم ورغممعص نمعص كغلغمصلما دغبمعص نمعص نهايصفمسه انصثصدبصحص م يمعصنه وبهأص انصثصدبصح

نغيمعصلملغ ء افصشغ اهصؤهامصوص نبغمصلما نممغ ةهأصممكصلما مصلبصسصوص هغيملصعص ههلبصلا ىلبصصص

Artinya: Kami mendapatkan hadis dari Abu Nu’aim kami mendapatkan hadis dari Sufyan dari

‘Abdil Malik dari ‘Amru ibn Huraitsin dari Sa’id bin Zaid r.a berkata. Bersabda Rasulullah

SAW: Cendawan itu sejenis manna dan airnya dapat mengobati mata.(Muhammad bin Ismail

Abu Abdillah al-Bukhari, bab Tafsir al-Qur’an, No. 4118)

Diantara maksud Hadis ini adalah, cendawan itu termasuk anugerah Allah SWT yang

airnya dapat mengobati sakit mata. Cendawan dalam bahasa Arab disebut kam’ah yaitu benjolan

jamur akar yang tumbuh di bawah tanah melalui simbiosis dengan akar tumbuhan tertentu.

Cendawan tumbuh di bawah tanah sampai kedalaman 30 cm dan berkelompok, berbentuk bulat

berangkai, lunak dan warnanya berangsur-angsur dari putih, abu-abu, coklat dan hitam,

aromanya bau. Cendawan ini tumbuh pada komposisi antara pasir dalam, kerikil, dangkal dan

(14)
(15)

3.1.

Simpulan

Pendidikan Islam yang sejalan dengan konsep pendidikan menurut al-Qur’an terangkum

dalam tiga konsep yaitu pendidikan tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Pendidikan dalam konsep

tarbiyah lebih menerangkan pada manusia bahwa Allah memberikan pendidikan melalui

utusan-Nya yaitu Rasulullah Saw dan selanjutnya Rasul menyampaikan kepada para ulama, kemudian

para ulama menyampaikan kepada manusia. Sedangkan pendidikan dalam konsep ta’lim

merupakan proses tranfer ilmu pengetahuan untuk meningkatkan intelektualitas peserta didik.

Kemudian ta’dib merupakan proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan akhlak peserta

didik.

Konsep pendidikan menurut al-Qur’an terangkum dalam ayat-ayat yang berhubungan

dengan pendidikan di dalam Kitab al-Qur’an itu sendiri seperti pada ayat-ayat yang telah

dijelaskan yaitu surat al-Baqarah ayat 31-34, 129, dan 151 menjelaskan tentang pelajaran yang

diberikan Allah kepada Nabi Adam As, dan pokok-pokok pendidikan yang diberikan Rasul

kepada umatnya. Surat Luqman 13-14 berisi tentang konsep pendidikan utama yakni pendidikan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Inst.sistem AC yg meliputi perangkat AC Indoor unit & Outdoor unit (termasuk dudukannya), pipa refrigrant lengkap dengan isolasidan pipa drain, kabel daya & stop kontak.

Beroperasi dengan tujuan melakukan pengawasan disekitar Rawa Pening, dalam pengolahan analisa teknis, olah gerak akan dilakukan pada saat kapal diam (V= 0 knot)

terhadap penilaian kinerja UPTD parkir sendiri dalam pelaksanaan pengawasan parkir di kota Pekanbaru khususnya di Kecamatan Sukajadi, dilihat dari adanya

Penelitian ini menunjukkan bahwa e-learning yang dikembangkan dengan Moodle melalui tiga tahapan, yaitu : pertama perencanaan, desain, dan pengembangan, kedua e- learning tersebut

Dalam mengembangkan produk Remote Presentasi dilakukan 10 tahap perancangan, yaitu perencanaan produk, identifikasi kebutuhan pelanggan, spesifikasi produk, penyusunan konsep,

Dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Erwin (2011) yang berjudul “ Pengaruh Faktor Harga, Promosi, Dan Pelayan Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Belanja Di

Final results showed that in all nature reserves, the top three were the Lushan Nature Reserve, the Jinggangshan Nature Reserve, the Taohongling National Nature Reserve of Sikas

KOMUNIKASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT BERBEDA AGAMA DALAM MENGEMBANGKAN RELASI DAN TOLERANSI SOSIAL (Studi kasus pada masyarakat desa Ngadas suku tengger kecamatan