• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Siswa dalam Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Berdasarkan Iklan Audio Visual di Kelas III MIN 15 Bintaro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kemampuan Siswa dalam Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Berdasarkan Iklan Audio Visual di Kelas III MIN 15 Bintaro"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS

PARAGRAF PERSUASI SEDERHANA

BERDASARKAN IKLAN AUDIO VISUAL

DI KELAS III MIN 15 BINTARO

Penelitian Kualitatif Deskriptif di MIN 15 Bintaro

Jakarta Selatan

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar (S.Pd.I)

MONA SYLVIANA DEWI

1111018300069

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

(PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi, Kemampuan Siswa dalam Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Berdasarkan Iklan Audio Visual di Kelas III MIN 15 Bintaro-Jakarta Selatan.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi dengan menggunakan media iklan audio visual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, yaitu metode yang melibatkan peneliti secara langsung untuk mengamati objek yang sedang diteliti. Kemudian data yang terkumpul dari hasil penelitian dideskripsikan dalam bentuk kata-kata. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MIN 15 Bintaro yang berjumlah 33 siswa yang diambil dengan cara purposive sampling.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kemampuan menulis paragraf persuasu sederhana berdasarkan iklan audio visual siswa baik (mampu). Terbukti dari data nilai rata-rata yang didapat oleh siswa adalah 79,57 dan jumlah siswa yang kurang mampu menulis paragraf dengan baik dan mendapat nilai di bawah KKM (70) yaitu dengan persentase 0,08% dan mendapat interpretasi cukup. Hal ini berarti yang sudah mampu mencapai hasil KKM ada 92% siswa dengan interpretasi baik.

Kata Kunci: Paragraf, Kemampuan Menulis, Kualitatif, Iklan, Audio Visual

(6)

education), Faculty of Tarbiyah and Teacher Learning, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi Title, Ability Students in Writing Paragraphs Simple Persuasion Based Advertising Audio Visual in Class III of MIN 15 Bintaro - South Jakarta.

This study aims to describe the ability of students to write a persuasive paragraph using the media Advertising Audio Visual. The method used in this research is descriptive qualitative method, a method that involves direct researchers to observe objects being studied. Then the data collected from the research described in the form of words. The subjects were students of class III MIN 15 Bintaro totaling 33 students were taken by purposive sampling.

Based on this research, it is known that the ability to write a paragraph based audio-visual advertising good student (able). Evident from the average value data obtained by the students was 79.57 and values that have been analyzed are still some students who are less able to write good paragraphs and scored under the KKM (70) is the percentage of 0.08% and got a sufficient interpretation, while that has been able to achieve a 92% of KKM students with a good interpretation.

Keywords: Paragraph, Writing Ability, Qualitative Research, Advertising, Audio Visual

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Kemampuan Siswa dalam Menulis Paragraf Sederhana Berdasarkan Iklan

Audio Visual di Kelas III MIN 15 Bintaro” Sholawat dan salam semoga

tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah menjauhkan kita dari

zaman kebodohan.

Banyak hambatan dan rintangan yang penulis hadapi selama penulisan

skripsi ini. Tetapi, berkat do’a, usaha, dan perjuangan serta dorongan dari

berbagai pihak, akhirnya segala tantangan dan rintangan ini dapat diatasi. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku dekan FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Khalimi, M.Ag., selaku ketua prodi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI). Terima kasih atas arahan, motivasi, dan bimbingan

menyelesaikan skripsi ini;

3. Asep Ediana Latip, M.Pd., selaku sekretaris jurusan Prodi Pendidikan

Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), yang telah memberikan dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

4. Rosida Erowati, M.Hum., selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas

motivasi, arahan, dan bimbingan, serta kesabaran Ibu dalam membimbing

saya menyelesaikan skripsi ini;

5. Nafia Wafiqni, M.Pd., selaku pembimbing akademik Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI);

6. Seluruh dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), yang

selama ini membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan;

7. Kedua orang tuaku, Omo S. dan Bahrijiah, yang telah merawat, mendidik,

membimbing, memberikan kasih sayang, mendukung, dan mendoakan

penulis agar diberi kemudahan dalam menempuh pendidikan. I love you so

much;

(8)

8. Seluruh keluarga penulis, adikku tersayang: Ighfar Maulana.Terima kasih

telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini;

9. Seluruh mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI),

khususnya kelas B angkatan 2011. Terima kasih atas pengalaman dan

pembelajaran berharga yang penulis dapatkan selama ini. Canda tawa

kalian akan selalu penulis kenang selamanya;

10. Sahabat yang “tersayang” Fahrunnisa, Anisa Putri, Rusita Sari, Mustika

Febria R. yang selalu mengingatkan penulis agar segera menyelesaikan

skripsi ini. Terima kasih berkat motivasi dan dukungan kalian, skripsi ini

dapat diselesaikan;

11. Teman-teman dekat seperjuangan Nayu Patmonowati, Jovita Damayanti,

Elis Robiatul Adawiyah, Fizia Aulia Rahma, Nur Muti’ah, Hana

Fadhillah, dan Yuliana Sari Haluk yang selalu memberi motivasi dan

dukungan untuk penulis agar menyelesaikan skripsi ini;

12. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga bantuan, dukungan, motivasi, dan partisipasi yang diberikan kepada

penulis, mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Aamiin.

Jakarta, 10 Desember 2015

(9)

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Identifikasi Masalah ...5

C. Pembatasan Masalah ...5

D. Perumusan Masalah ...5

E. Tujuan Penelitian ...6

F. Manfaat Penelitian ...6

BAB II DESKRIPSI TEORETIS A. Hakikat Menulis 1. Pengertian Menulis...8

2. Fungsi dan Tujuan Menulis...9

3. Manfaat Menulis ...10

4. Ciri-Ciri Tulisan ...10

B. Hakikat Paragraf 1. Pengertian Paragraf ...12

2. Unsur-Unsur Paragraf ...13

3. Fungsi Paragraf ...14

4. Jenis-Jenis Paragraf ... 15

(10)

5. Pengertian Paragraf Persuasi ... 17

6. Syarat-Syarat Penyusunan Paragraf Persuasi ... 18

C. Hakikat Iklan 1. Pengertian Iklan ... 19

2. Tujuan Iklan ... 19

3. Jenis-Jenis Iklan ... 20

D. Hakikat Media 1. Pengertian Media ... 21

2. Fungsi dan Manfaat Media... 21

3. Media Audio Visual ... 23

4. Jenis-Jenis Media Audio Visual... 23

5. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual ...24

E. Kerangka Berpikir ... 25

F. Hasil Penelitian yang Relevan ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

B. Metode Penelitian... 28

C. Teknik Pengumpulan Data ...29

D. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ... 32

E. Teknik Analisis Data ...32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Profil Madrasah ... 35

2. Visi dan Misi Madrasah ... 35

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ...36

C. Pembahasan 1. Deskripsi dan Analisis Data Tes ... 37

(11)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Penilaian Menulis Paragraf Sederhana Berdasarkan Rangsangan Iklan

Audio Visual ... 31

3.2 Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat Rubrik ...32

4.1 Data Tes Siswa Menulis Paragraf Sederhana Berdasarkan Media Iklan Gambar Audio Visual di Kelas III ... 38

4.2 Analisis Data Siswa No. 1...39

4.3 Analisis Data Siswa No. 2 ...40

4.4 Analisis Data Siswa No. 3 ...41

4.5 Analisis Data Siswa No. 4 ... 41

4.6 Analisis Data Siswa No. 5 ... 42

4.7 Analisis Data Siswa No. 6 ...43

4.8 Analisis Data Siswa No. 7 ... 44

4.9 Analisis Data Siswa No. 8 ... 44

4.10 Analisis Data Siswa No. 9 ... 45

4.11 Analisis Data Siswa No. 10 ...46

4.12 Analisis Data Siswa No. 11 ... 47

4.13 Analisis Data Siswa No. 12 ... 47

4.14 Analisis Data Siswa No. 13 ... 48

4.15 Analisis Data Siswa No. 14 ... 49

4.16 Analisis Data Siswa No. 15 ...50

4.17 Analisis Data Siswa No. 16 ...50

4.18 Analisis Data Siswa No. 17 ... 51

(13)

4.19 Analisis Data Siswa No. 18 ...52

4.20 Analisis Data Siswa No. 19 ...53

4.21 Analisis Data Siswa No. 20 ... 54

4.22 Analisis Data Siswa No. 21 ... 55

4.23 Analisis Data Siswa No. 22 ...56

4.24 Analisis Data Siswa No. 23 ...56

4.25 Analisis Data Siswa No. 24 ... 57

4.26 Analisis Data Siswa No. 25 ... 58

4.27 Analisis Data Siswa No. 26 ... 59

4.28 Analisis Data Siswa No. 27 ...60

4.29 Analisis Data Siswa No. 28 ... 60

4.30 Analisis Data Siswa No. 29 ...61

4.31 Analisis Data Siswa No. 30 ... 62

4.32 Analisis Data Siswa No. 31 ...62

4.33 Analisis Data Siswa No. 32 ...63

4.34 Analisis Data Siswa No. 33 ... 64

4.35 Hasil Analisis Data Tes Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Berdasarkan Media Iklan Gambar Audio Visual ... 65

4.36 Data Hasil Angket Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Dengan Menggunakan Media Iklan Gambar Audio Visual ...69

4.37 Analisis Jawaban Angket No. 1 ... 70

4.38 Analisis Jawaban Angket No. 2 ... 71

4.39 Analisis Jawaban Angket No. 3 ... 72

4.40 Analisis Jawaban Angket No. 4 ...72

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Profil Sekolah MIN 15 Bintaro

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 3 : Nama Siswa

Lampiran 4 : Tulisan Paragraf Persuasi Siswa

Lampiran 5 : Daftar Wawancara

Lampiran 6 : Hasil Wawancara

Lampiran 7 : Kisi-Kisi Angket

Lampiran 8 : Lembar Observasi Siswa

Lampiran 9 : Lembar Observasi Guru

Lampiran 10 : Teks Record Iklan

Lampiran 11 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 12 : Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 13 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 14 : Dokumentasi

Lampiran 15 : Lembar Uji Referensi

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semua kegiatan dalam masyarakat tidak terlepas dari bahasa. Semua

orang menyadari bahwa interaksi sesama manusia memerlukan bahasa untuk

berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia dapat berekspresi, menyampaikan

pesan, ide, gagasan, atau pendapat. Tidak berlebihan apabila kita mengatakan

bahwa bahasa bagian dari kehidupan.

Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis

sangat dibutuhkan. Keterampilan menulis akan mengantarkan seseorang

menjadi seorang cendikiawan. Pada era reformasi ini, keterampilan menulis

akan makin menggeser pandangan orang mengenai citra kecendikiawanan

seseorang. Tolok ukur kecendekiaan seseorang akan lebih banyak ditentukan

oleh karya tulis yang telah dihasilkan daripada ucapannya. Kiranya tidaklah

terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan

suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar.

Sehubungan dengan hal ini, ada seorang penulis mengatakan bahwa

“menulis dipergunakan melaporkan/memberitahukan dan memengaruhi; dan

maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-

orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas,

kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan

struktur kalimat”.1

Mengingat pentingnya keterampilan menulis dalam kehidupan

bermasyarakat, maka tidak heran jika pakar-pakar bahasa melalui kurikulum

yang mereka susun menggiring siswa agar menguasai bidang tersebut. Hal ini

terlihat dalam rumusan tujuan Bahasa Indonesia yang berhubungan dengan

pengajaran menulis, yakni siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia

1

Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa (Bandung: Angkasa, 2008), h. 3-4.

(16)

yang dapat digunakan untuk menulis. Tujuan ini dijabarkan untuk setiap

jenjang pendidikan. Jelaslah bahwa dalam tujuan tersebut diharapkan siswa

dapat menyampaikan ide atau pesan secara tertulis melalui tulisan.

Kemampuan keterampilan menulis untuk kelas III MI/SD, seperti

tuntutan kurikulum, tidak hanya mereka terampil membuat kalimat yang

runtut dan mudah dipahami tapi siswa kelas III MI/SD juga dituntut dapat

menyusun beberapa kalimat sehingga membentuk satu paragraf.

Pengajaran paragraf merupakan suatu proses yang sistematis untuk

mengembangkan suatu gagasan yang saling berkaitan. Hasil dari pengajaran

paragraf ini diharapkan siswa mampu merangkaikan kalimat untuk

mengembangkan gagasan tersebut sehingga menjadi tulisan yang baik dan

menarik. Mengingat pentingnya pengajaran paragraf dalam keterampilan

menulis, maka hendaknya guru bisa memotivasi siswa untuk meningkatkan

mengenai pemahaman pengajaran paragraf.

Menulis paragraf dapat dikatakan sebagai menulis yang sulit dikuasai

oleh siswa karena untuk menulis dengan baik siswa harus memiliki

pengetahuan tentang hal yang akan ditulisnya. Pada umumnya, sebuah

paragraf disusun oleh kalimat utama dan kalimat penjelas yang saling

berhubungan, sehingga membentuk satu kesatuan pikiran.

Untuk membentuk sebuah paragraf yang baik, kalimat-kalimat yang

terdapat dalam paragraf tersebut ditata secara cermat sehingga tidak ada

penyimpangan pokok pikiran utama. Akan tetapi, jika sebuah paragraf tidak

ditata secara cermat, maka akan terjadi penyimpangan pokok pikiran utama.

Akibatnya paragraf tersebut menjadi tidak sempurna dan rancu.

Dalam menyusun sebuah paragraf yang baik perlu ditunjang dengan

kata-kata penghubung sebagai penyempurna antar kalimat. Namun, apabila

sebuah paragraf tanpa diisi dengan kata-kata penghubung maka paragraf

tersebut tidak ada suatu kepaduan. Kepaduan akan terlihat apabila susunan

kalimat tersusun secara logis.

Berdasarkan hasil observasi serta wawancara penulis dengan guru

(17)

membuat paragraf yaitu pada tingkat pemahaman siswa tentang paragraf,

misalnya siswa belum paham awal paragraf itu harus diberi jarak spasi ke

dalam, siswa masih bertanya satu paragraf terdiri atas berapa kalimat, dan

siswa masih kesulitan untuk mengarang jika tidak ada tema yang ditentukan

sebelumnya.2

Dalam hal ini, peran seorang guru bukan hanya harus menguasai

materi ajar tetapi juga harus memiliki dan menguasai teknik-teknik

pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang

baik, seorang guru harus memperhatikan karakteristik anak dan berbagai teori

belajar yang dikemukakan oleh para ahli, serta penggunaan alat peraga yang

sesuai dengan materi ajar sehingga dapat tercipta proses pembelajaran yang

tepat, efektif, dan efisien. Salah satu media yang dapat digunakan untuk

membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan untuk menyampaikan

pesan ke dalam menulis paragraf adalah media gambar iklan.

Pada zaman yang penuh dengan kemudahan seperti sekarang ini,

semakin mudah kita menemukan sebuah alat bantu agar pembelajaran di

kelas semakin efektif bagi guru dan mengaktifkan siswa. Dengan demikian

siswa lebih memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Media

pembelajaran dapat menjadi salah satu komponen yang mempengaruhi semua

aktivitas dan perkembangan siswa dalam menerima maupun membayangkan

sebuah imajinasi.

Iklan merupakan media audio visual yang penting dan mudah didapat.

Dikatakan penting sebab gambar dapat mengganti kata verbal dan

mengkongkretkan yang abstrak. Masalah yang umumnya dialami siswa

dalam kegiatan menulis iklan adalah kesulitan dalam menuangkan ide atau

gagasan dari iklan gambar. Iklan gambar audio visual membuat orang dapat

menangkap ide atau informasi yang dikandung di dalamnya dengan jelas

akan tetapi, setiap orang merasa mudah untuk memperoleh gambar.

2

(18)

Melalui pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan

melalui media gambar siswa diharapkan dapat mengimplikasikannya pada

pembelajaran dan kehidupan sehari-hari. Melalui media audio visual

diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis

iklan. Bila siswa terlatih untuk menulis iklan gambar, maka siswa akan

mudah berkomunikasi dan bersosialisasi di masyarakat kelak.

Oleh karena itu, peneliti bermaksud meneliti pembelajaran dengan

menggunakan media iklan audio visual sebagai media untuk mempelajari

materi paragraf persuasi. Iklan yang akan digunakan dalam penelitian adalah

jenis iklan audio visual tentang layanan masyarakat isu tentang sungai. Iklan

layanan masyarakat dipilih peneliti karena dapat menanamkan nilai-nilai

sikap yang baik terhadap lingkungan sekitar.

Pemaparan di atas menunjukkan betapa pentingnya dalam memahami

sebuah paragraf, karena siswa yang menguasai paragraf tentu akan baik

dalam kemampuan mengarangnya. Hal ini yang mendorong penulis untuk

mencoba meneliti dan membahas mengenai, “Kemampuan Siswa Dalam

Menulis Paragraf Persuasi Sederhana Berdasarkan Media Iklan Audio Visual

di Kelas III MIN 15 Bintaro”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka

identifikasi masalah yang ditemukan sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan siswa untuk menulis sebuah paragraf persuasi

sederhana.

2. Kurangnya kemampuan siswa untuk mengungkapkan informasi yang

tertuang dalam iklan audio visual.

3. Penggunaan media gambar belum sepenuhnya teraplikasikan terhadap

keberhasilan kemampuan menulis paragraf sederhana berdasarkan iklan

(19)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditemukan peneliti

membatasi masalah pada kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi

sederhana berdasarkan media iklan audio visual tentang layanan masyarakat di

kelas III semester genap MIN 15 Bintaro.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas

dan untuk memudahkan penyelesaian penelitian ini, maka perumusan

masalahnya yaitu: Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis paragraf

persuasi sederhana berdasarkan media iklan audio visual di kelas III MIN 15

Bintaro tahun ajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi

sederhana berdasarkan media iklan audio visual di kelas III MIN 15 Bintaro

tahun pelajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat, baik secara teoretis

maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai manfaat tersebut, dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Manfaat bagi siswa

1. Memudahkan siswa dalam memahami konsep paragraf dengan

penggunaan media iklan gambar audio visual, sehingga dalam

pelaksanaan pembelajaran menjadikan siswa lebih mudah dalam

mengerjakannya.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang

(20)

b. Manfaat bagi guru

1. Membantu guru dalam upaya menentukan strategi pengajaran yang

tepat dan efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

memahami tulisan paragraf sederhana.

2. Sebagai masukan bagi guru Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf

sederhana berdasarkan iklan audio visual.

3. Sebagai bahan pertimbangan guru dalam mengajar pembelajaran

paragraf sederhana baik dari strategi persiapan mengajar maupun

kendala-kendala yang dihadapi.

4. Untuk menambah khasanah konsep tentang penyebab kesulitan dalam

menulis paragraf sederhana berdasarkan iklan audio visual.

c. Manfaat bagi peneliti

Menambah pengetahuan peneliti tentang menulis paragraf dengan

penggunaan media iklan audio visual.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

Sebagai sumber pelajaran bagi siswa atau pihak-pihak yang menaruh

perhatian pada kajian tentang memahami paragraf.

b. Manfaat bagi guru

Sebagai bahan dan pengayaan bahan ajar guru untuk diterapkan dalam

pembelajaran di kelas. Sebagai sumber dan teknik belajar yang asik dan

menyenangkan diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

c. Manfaat bagi sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan kebijakan yang berkaitan

dengan keterampilan menulis. Sebagai pengalaman dan bahan

perbandingan penerapan dalam menulis paragraf dengan teknik yang

tepat.

d. Manfaat bagi peneliti

Sebagai bahan ilmu pengetahuan yang diambil dari kemampuan siswa

(21)

BAB II

DESKRIPSI TEORETIS

A. Hakikat Menulis

1. Pengertian Menulis

Menulis bukanlah keterampilan yang diwariskan dari leluhur. Terbukti

bahwa tidak semua orang memiliki keterampilan menulis. Menulis adalah

keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan

suatu keterampilan berbahasa yang rumit diantara jenis-jenis keterampilan

yang lainnya. Menulis bukanlah hanya menyalin kata-kata dan kalimat,

melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu

struktur tulisan yang teratur.1

Banyak istilah yang menyebutkan arti kepenulisan (aktivitas yang

berkaitan dengan proses menulis). Alek A. dan Achmad H P. menyatakan,

“Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau

informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa

dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau

pensil”.2 Seiring perkembangan zaman kegiatan menulis berkembang pesat

sejak diciptakannya teknik percetakan yang menyebabkan orang untuk giat

menulis karena karya mereka akan mudah diterbitkan.

Menulis sebagai keterampilan seseorang mengkomunikasikan pesan

dalam sebuah tulisan. Keterampilan tersebut berkaitan dengan kegiatan

seseorang dalam memilih, memilah dan menyusun pesan untuk ditransaksikan

melalui bahasa tulis. 3

McCrimmon dalam Kundharu menyatakan, “Menulis merupakan

kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-

hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca

1

Isah Cahyani, Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2011), Cet ke- 1, hlm. 128.

2

Alek A. dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 106.

3

Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, (Jakarta: UPI Press, 2008), h. 127.

(22)

dapat memahaminya dengan mudah dan jelas”.4 Dari beberapa pendapat di

atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan komunikasi

menyampaikan informasi atau ide kepada seseorang dengan menggunakan

media alat tulis dalam penyampaiannya. Menulis sebuah rangkaian kegiatan

seseorang dalam rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya

melalui bahasa tulis kepada orang lain agar mudah dipahami. Menulis yang

baik adalah menulis yang bisa dipahami oleh orang lain.

2. Fungsi dan Tujuan Menulis

Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan berpikir,

dapat menolong kita berpikir secara kritis, juga dapat memudahkan kita

merasakan dan menikmati hubungan, memperdalam daya tanggap atau

persepsi kita, memecahkan masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi

pengalaman masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi

pengalaman. Menurut Hugo Hartig dalam Tarigan, menyatakan tujuan

menulis adalah sebagai berikut:

a. Assignment Purpose (Tujuan Penugasan)

b. Altruistick Purpose (Tujuan Alturistic)

c. Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)

d. Informational Purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan)

e. Self-expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)

f. Creative Purpose (Tujuan Kreatif)

g. Problem-Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah).5

Berdasarkan paparan di atas, tujuan menulis yang digunakan dalam

menulis paragraf siswa kelas III adalah tujuan Persuasive Purpose (Tujuan

Persuasif) yaitu tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan

kebenaran gagasan yang diutarakannya.

Disimpulkan bahwa kegiatan menulis memiliki fungsi sebagai alat

komunikasi tidak langsung yang memudahkan untuk memecahkan

permasalahan, mampu menganalisis secara tersurat dalam konteks yang lebih

4

Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Pembelajaran Keterampilan Berbahasa

Indonesia: Teori dan Aplikasi, ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), h. 151

5

(23)

kongkret. Sedangkan tujuannya adalah menyampaikan ide ide atau gagasan ke

dalam bentuk tulisan dan disampaikan kepada pembaca.

3. Manfaat Menulis

Adapun manfaat menulis yang di jelaskan oleh Budinuryanta adalah sebagai berikut:

a. Mengenali kemampuan dan potensi diri sendiri b. Mengembangkan berbagai gagasan,

c. Memperluas wawasan teoritis dan praktis d. Memperjelas permasalahan yang samar-samar e. gagasan sendiri secara objektif

f. Memecahkan masalah

g. Mendorong belajar secara aktif, dan

h. Membiasakan diri untuk berfikir dan berbahasa secara tertib.6

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menulis dapat

memberikan manfaat yaitu dengan menulis bisa mengenali kemampuan dan

potensi yang ada dalam diri individu. Dapat mengembangan berbagai gagasan

serta memberikan pemahaman dan ilmu pengetahuan dalam otak. Dengan

menulis juga dapat meningkatkan perasaan harga diri jika tulisannya di cetak

di media massa rasa percaya dirinya akan tumbuh dan menjadi suatu

kebanggaan percaya akan kemampuan diri. Selain itu juga menulis untuk

memecahkan masalah agar dapat meningkatkan kesadaran karena dituntut

untuk terus belajar untuk mengetahui berbagai informasi sehingga

pengetahuannya akan semakin luas

4. Ciri-ciri Tulisan

Henry Guntur Tarigan menyatakan maksud dan tujuan penulisan

tercapai, yaitu agar pembaca memberikan responsi yang diinginkan oleh

penulis terhadap tulisannya, mau tidak mau dia harus menyajikan tulisan yang

baik. Ciri-ciri tulisan yang baik itu sebagaimana disarikan dari buku tersebut

di bawah ini:

6

Budinuryanta, Kasuriyanta, dan Imam Koerman, Pengajaran Keterampilan

(24)

a. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan

nada yang serasi.

b. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahan-

bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.

c. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis

dengan jelas dan tidak samar-samar: memanfaatkan struktur kalimat,

bahasa dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang

diinginkan oleh penulis. Jadi para pembaca tidak susah payah untuk

memahami makna yang tersirat.

d. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis

secara meyakinkan: menarik minat para pembaca terhadap pokok

pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk akal

cermat-teliti mengenai hal itu.

e. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik

naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya. Mau dan mampu

merevisi naskah pertama merupakan kunci bagi penulisan yang tepat guna

atau penulisan efektif.

f. Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah atau

manuskrip: kesudian mempergunakan ejaan dan tanda baca secara

saksama, memeriksa makna kata hubungan ketatabahasaan dalam

kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca. Penulis

yang baik menyadari benar-benar bahwa hal-hal seperti itu dapat memberi

akibat yang kurang baik terhadap karyanya.7

Dari paparan tulisan yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri tulisan yang baik itu serasi nada antar kata dan kalimat, makna

yang tulisan yang ditulis oleh penulis jelas, sehingga pembaca dengan mudah

membaca serta mengartikannya.

7

(25)

B. Hakikat Paragraf

1. Pengertian Paragraf

Dalam menuliskan sebuah karangan yang harus diperhatikan adalah

paragrafnya. Alek dan Achmad H P. menyatakan, paragraf memiliki beberapa

pengertian: (1) paragraf ialah karangan mini. Artinya semua unsur karangan

yang panjang ada dalam paragraf; (2) paragraf adalah satuan bahasa tulis yang

terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu

kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu; (3) paragraf merupakan

suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu

informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas

sebagai pendukungnya; dan (4) paragraf yang terdiri atas satu kalimat berarti

yang tidak menunjukkan ketuntasan dan kesempurnaan.8

Paragraf dapat dikatakan karangan yang paling pendek (singkat).

Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai

dan berakhir. Dalam sebuah paragraf terdapat beberapa kalimat yang runtut,

logis, dan utuh. Kunjana Rahardi menyatakan, “Paragraf adalah satuan bahasa

tulis yang terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat-kalimat di dalam paragraf itu

harus disusun secara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan

hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat lainnya dalam paragraf itu.”9

Seorang penulis dituntut untuk menuangkan ide dan jalan pikirannya

secara teratur dan terorganisasi ke dalam jenjang tulisan. Paragraf disusun

secara runtut padu dan utuh agar adanya kesesuaian cerita antara paragraf.

Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah menyatakan bahwa, “paragraf bukan

sekedar kumpulan kalimat. Artinya, tulisan yang terdiri dari sekumpulan

kalimat belum tentu paragraf. Dikategorikan paragraf jika sekumpulan kalimat

tersebut terdiri dari satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.”10

8

Alek A. dan Achmad H.P, op.cit., h. 208 9

Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 101.

10

(26)

Supaya bagian-bagian yang dibicarakan tersebut tidak ada yang

terlewatkan dan tidak terbahas sampai dua kali, perlu dibuat kerangka

paragraf. Kalimat-kalimat yang berhubungan untuk membicarakan satu topik

tertentu itulah yang disebut paragraf. Asih Anggraini, dkk, menyatakan bahwa

“Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri atas beberapa kalimat yang

tersusun secara runtut, logis, lengkap, utuh, dan padu. Sebuah paragraf terdiri

atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan informasi dengan satu pikiran

utama atau gagasan pokok sebagai pengendalinya.”11

Sedangkan E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai memaparkan paragraf

adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.

Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan fikiran atau

mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.

Sebuah paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua

buah kalimat, mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan, sering kita

temukan bahwa suatu paragraf berisi lebih dari lima buah kalimat. Walaupun

paragraf itu mengandung beberapa kalimat, tidak satupun dari kalimat-kalimat

itu memperkatakan soal lain. Seluruhnya memperbincangkan satu masalah

atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu.12

Dapat disimpulkan bahwa sebuah paragraf di dalamnya terdapat ide

pokok dan ide utama. Tanpa ide pokok atau ide utama yang jelas, sebuah

paragraf pasti tidak akan jelas maksudnya. Ide utama yang utuh dan baik dapat

dibangun dengan sekelompok kalimat yang saling berkaitan dan

mengembangkan satu gagasan.

2. Unsur-unsur paragraf

Satuan bagian karangan yang digunakan untuk mengungkapkan sebuah

gagasan dalam bentuk kalimat disebut paragraf atau alinea. Paragraf berisi

11

Asih Anggraini, dkk, Mengasah Keterampilan Menulis Ilmiah di Perguruan

Tinggi, (Jakarta: Graha Ilmu, 2006), h. 55.

12

E. Zaenal Arifin, dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk

(27)

satu gagasan dasar dan sejumlah gagasan pengembang atau penjelas yang

menjadi salah satu unsur pembentuk paragraf. Asih Anggraini, dkk

mengemukakan bahwa untuk dapat menulis paragraf yang baik, perlu

memperhatikan unsur-unsur paragraf yang baik, yaitu:

a. Gagasan Pokok

Gagasan pokok (gagasan utama) merupakan jiwa dari sebuah karangan

yang berisi ide dasar masalah yang akan di bicarakan dalam paragraf.

Gagasan pokok biasanya dituangkan dalam kalimat topik. Gagasan pokok

tidak harus berupa kalimat, sedangkan kalimat topik pasti merupakan

sebuah kalimat.

b. Kalimat Topik

Kalimat topik harus ada dalam setiap paragraf. Dari kalimat topik inilah

pembaca akan mengetahui hal-hal yang menjadi fokus pembahasan

paragraf. Kalimat topik merupakan aktualisasi dari gagasan pokok.

c. Kalimat Pendukung/ Kalimat Penjelas

Kalimat pendukung merupakan kalimat yang memperjelas kalimat topik.

Isi kalimat pendukung dapat berupa kalimat alasan, penjelasan, contoh,

atau dukungan terhadap sesuatu yang dikemukakan dalam kalimat topik.13

Perlu diketahui bahwa paragraf yang baik adalah paragraf yang

mengandung gagasan dasar dan sejumlah gagasan pengembang.14

3. Fungsi Paragraf

Menurut Alek dan Achmad H P. ada beberapa fungsi paragraf, yang di

antaranya:

a. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.

b. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf. Ganti paragraf berarti ganti pikiran.

c. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya.

(28)

e. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa variabel.15

Sebuah karangan yang terdiri dari beberapa paragraf berisi pikiran

utama dan diikuti oleh sub-sub pikiran penjelas. Sebuah paragraf saja belum

cukup untuk menjadikan itu sebuah karangan.

4. Jenis-Jenis Paragraf

Paragraf dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Penggolongan itu

dapat dilakukan dengan menggunakan alat tertentu. Menurut M. Yunus ada

empat dasar untuk membuat penggolongan paragraf, yaitu berdasarkan letak

atau posisi paragraf, letak atau posisi kalimat utamanya, pengembangan, dan

teknik pemaparan.

1. Berdasarkan Posisi dalam paragraf jenis paragrafnya yaitu:

a. Paragraf Pengantar atau Pembuka

b. Paragraf pengembang atau paragraf penghubung

c. Paragraf penutup

2. Berdasarkan posisi kalimat topik yaitu:

a. Paragraf deduktif

b. Paragraf induktif

c. Paragraf deduktif – Induktif

d. Paragaraf penuh kalimat topik

3. Paragraf berdasarkan pengembangan paragraf sebagai berikut:

a. Paragraf menerangkan

4. Berdasarkan teknik pemaparan pengembangan paragraf yaitu:

a. Deskripsi

15

(29)

Paragraf deskripsi adalah paragraf paragraf yang bertujuan

memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan,

tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis.

b. Narasi

Paragraf narasi bertujuan mengisahkan atau menceritakan. Paragraf

narasi kadang-kadang mirip dengan paragraf deskripsi.

c. Eksposisi

Paragraf eksposisi bertujuan memeparkan, menjelaskan,

menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa

disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya.

d. Argumentasi

Paragraf argumentasi bertujuan menyampaikan suatu pendapat,

konsepsi, atau opini tertulis kepada pembaca. Untuk meyakinkan pembaca

bahwa yang disampaikan itu benar, penulis menyertakan bukti, contoh,

dan berbagai alasan yang sulit dibantah. 16

e. Persuasi

Paragraf persuasi merupakan kelanjutan atau pengembangan

argumentasi. Persuasi mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan,

bukti atau contoh untuk meyakinkan pembaca. Kemudian diikuti oleh

ajakan, bujukan, rayuan, imbauan atau saran kepada pembaca. Menurut

Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah “persuasi artinya bujukan”.17

Dengan persuasi, penulis mempengaruhi pembaca supaya mengikuti

kehendaknya. Termasuk jenis media tulisan yang akan digunakan dalam

penelitian ini ialah iklan. Iklan sangat berkaitan erat dengan paragraf

persuasi karena paragraf persuasi berisi tentang ajakan, bujukan, rayuan,

dan salah satu contoh dari paragraf persuasi adalah iklan. Begitu pula iklan

16

M. Yunus, Keterampilan Menulis, ( Banten: Universitas Terbuka, 2013), h. 3.33 17

(30)

yang membutuhkan persuasi dalam mempromosikan barang atau yang

lainnya. 18

Dari penjelasan mengenai jenis-jenis paragraf dapat disimpulkan

bahwa ada empat jenis paragraf. Jenis paragraf yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebuah paragraf sederhana jenis persuasi memuat isi dari

sebuah iklan layanan masyarakat. Paragraf persuasi yang digunakan dalam

penelitian hanya memenuhi syarat jika dilengkapi dengan kalimat ajakan dan

menggunakan kata Ayo, Mari dalam paragrafnya.

5. Pengertian Paragraf Persuasi

Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti ’membujuk’ atau

’meyakinkan.’ Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian menjadi

kata serapan dalam bahasa Indonesia: persuasi. Paragraf persuasi adalah

paragraf yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan

hal-hal yang dikomunikasikan baik berupa fakta, suatu pendapat/ gagasan

ataupun perasaan seseorang.19

Para pakar pun berpendapat bahwa paragraf persuasi merupakan jenis

paragraf yang bersifat memengaruhi pembaca. Berikut ini beberapa pendapat

para pakar tentang definisi dari paragraf persuasi. Tarigan, dalam bukunya

mengemukakan bahwa “persuasi merupakan tulisan yang dapat merebut

Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 1.11.

20

(31)

sesuatu, maka persuasi dapat dimasukkan pula dalam mengambil keputusan.

Bentuk-bentuk persuasi yang dikenal umum adalah: propaganda yang

dilakukan oleh golongan-golongan atau badan-badan tertentu, iklan-iklan

dalam surat kabar, majalah atau media massa lain, selebaran-selebaran,

kampanye lisan, dan sebagainya.21

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para pakar tersebut, dapat

disimpulkan bahwa paragraf persuasi merupakan jenis paragraf yang bersifat

memengaruhi, membujuk, dan meyakinkan pembaca agar mau melakukan

sesuatu sesuai persuasi yang diadakan.

6. Syarat Penyusunan Paragraf Persuasi

Dalam bukunya Rhetorica, Aristoteles dalam Gorys Keraf mengajukan

tiga syarat yang harus dipenuhi untuk mengajukan tiga syarat yang harus

dipenuhi untuk mengadakan persuasi. Inilah syarat-syarat paragraf persuasi

yang baik.

a. Watak dan kredibilitas

Dalam pergaulan antar manusia, karakter atau watak merupakan salah

satu faktor yang selalu harus diperhitungkan. Persuasi akan berlangsung

sesuai dengan harapan pembicara, bila hadirin telah mengenal pembicara

sebagai orang yang berwatak baik. Bila hadirin belum mengenal

pembicara sekurang-kurangnya dalam persuasi itu sendiri pembicara yang

tidak sadar akan memperlihatkan pula watak yang sebenarnya. Watak dan

seluruh kepribadian pembicara atau penulis dapat diketahui dari seluruh

pembicaraan atau karangannya.

b. Kemampuan mengendalikan emosi

Syarat kedua, sebagai telah disebutkan di atas, adalah kemampuan

pembicara untuk mengendalikan emosi hadirin. Pengertian pengendalian

emosi di sini harus diartikan baik sebagai kesanggupan pembicara untuk

21

(32)

mengobarkan emosi dan sentimen hadirin, maupun kesanggupan untuk

merendahkan atau memadamkan emosi dan sentimen itu bila perlu.

c. Bukti-bukti

Syarat ketiga yang harus dipenuhi agar pembicara dapat berhasil

dalam persuasi adalah kesanggupan untuk menyodorkan bukti-bukti

(evidensi) mengenai suatu kebenaran. Persuasi yang dilakukan pembicara

pun harus dapat diandalkan kebenarannya dan tidak terlalu abstrak

sifatnya bagi hadirin.22

Dari ketiga syarat penulisan persuasi yang digunakan untuk siswa

kelas rendah yaitu syarat watak dan kredibilitas dan bukti-bukti. Maksudnya

adalah bahwa pilihan kata, struktur kalimat, tema, serta bukti-bukti yang

dijelaskan dalam paragraf persuasi sederhana benar dan sesuai fakta sehingga

dapat meyakinkan pembaca.

dipasang dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat

umum.23

E. Zaenal Arifin, dkk. menyatakan, “iklan adalah sarana promosi bagi

perseorangan, pengusaha, sorganisasi, ataupun lembaga pemerintah untuk

menyampaikan pesan-pesan yang bersifat menguntungkan. Namun, secara

umum iklan lebih sering dikaitkan dengan segi-segi komersialnya saja.”24

22

Ibid, h.124

23

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 421.

24

(33)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa iklan adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk

menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat. Iklan juga merupakan sarana

komunikasi yang bersifat menguntungkan.

2. Tujuan Iklan

E. Zaenal Arifin, dkk., menyinggung sedikit tentang iklan sebagai

salah satu bentuk surat niaga yang bertujuan: 1) Melakukan penjualan

langsung, 2) menerima permintaan akan layanan hasil produksi, 3)

memberikan dan menguji reaksi terhadap hasil produksi 4) menjangkau

prospek perusahaan, 5) mempertahankan dan menumbuhkan keaagenan, 6)

mempunyai itikad baik.25

Struktur suatu iklan pada dasarnya bertopang pada empat unsur yakni

minat, hasrat, keyakinan, dan tindakan. Struktur itu dirancang untuk

menimbulkan reaksi pembaca. Struktur itu menurut E. Zaenal Arifin disusun

untuk: 1) merangsang minat pembaca, 2) menimbulkan hasrat akan hasil

produksi, 3) meyakinkan pembaca bahwa hasil produksi atau pelayanan itu

adalah yang terbaik, 4) mendorong pembaca untuk bertindak.26

Rendra Widyatama menyatakan “tujuan dasar iklan adalah pemberian informasi tentang suatu produk atau layanan jasa dengan cara dan strategi persuasif, agar berita atau pesan dapat dipahami, diterima dan disimpan diingat.”27

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa tujuan iklan yang sesungguhnya yaitu untuk menginformasikan atau

mempromosikan suatu produk atau jasa kepada masyarakat.

25

Ibid., h. 7 26

Ibid., h. 8 27

(34)

3. Jenis-Jenis Iklan

Wawan Kuswandi menjelaskan jenis iklan di media massa

digolongkan dalam dua bagian yaitu iklan komersial dan iklan layanan

masyarakat:

1) Iklan Komersial

Iklan komersial adalah bentuk promosi suatu barang produksi atau jasa

melalui media massa dalam bentuktayangan gambar maupun bahasa yang

diolah melalui film maupun berita. Contoh: iklan obat, pakaian, makanan,

dan sebagainya.

2) Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat adalah bentuk tayangan gambar baik drama,

film, musik, maupun bahasa yang mengarahkan pemirsa atau khalayak

sasaran agar berbuat atau bertindak seperti dianjurkan iklan tersebut.

Seperti: iklan pariwisata, kesehatan, dan sebagainya.28

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, iklan dapat diklasifikasikan ke

dalam beberapa jenis. Untuk keperluan penelitian ini, jenis iklan yang

digunakan adalah iklan layanan mayarakat.

D. Hakikat Media

1. Pengertian Media

Istilah media yang merupakan bentuk jamak dan medium secara

harfiah berarti perantara atau pengantar. Media telah mempengaruhi seluruh

aspek kehidupan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda beda.

Gagne dalam Arief S. Sadiman, dkk menyatakan bahwa media adalah

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya

untuk belajar. Sementara itu Briggs masih dalam Arief S. Sadiman, dkk

berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan

pesan serta merangsang siswa untuk belajar.29

28

Wawan Kuswandi, Televisi dan Masyarakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h. 81. 29

Arief S. Sadiman, dkk. Media Pendidikan Pengertian, pengembangan dan

(35)

Media merupakan alat bantu mengajar dari berbagai jenis komponen

yang dapat merangsang siswa untuk belajar sehingga memudahkan siswa

untuk berpikir. Yusufhadi Miarso menyatakan bahwa media dalam

pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untu menyalurkan pesan

serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar

sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan

dan terkendali.30

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan

dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.

2. Fungsi dan Manfaat Media

Berbagai kajian teoretik maupun empirik menunjukkan kegunaan

media dalam pembelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil

teknologi dalam proses belajar. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan

dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran.

Media pembelajaran menurut Kemp & Dayton dalam Azhar Arsyad,

dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk

perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu

1) memotivasi minat atau tindakan, 2) menyajikan informasi, 3) memberi

instruksi.31

Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli.

Azhar Arsyad menyatakan, bahwa beberapa hasil penelitian menunjukkan

30

Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 458

31

(36)

dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran

di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut.

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. 2. Pembelajaran bisa lebih menarik.

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.

5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat terorganisasi dengan baik. 6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan.

7. Sikap positif siswa terhadap apa proses belajar dapat ditingkatkan.

8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif; beban guru untuk menjelaskan berulang-ulang dapat berkurang sehingga guru dapat memusatkan perhatian kepada siswa. 32

Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan

gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-

elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik,

dan jelas.

3. Media Audio Visual

Rudi Bretz menyatakan, ia mencoba membagi media berdasarkan

indera yang terlibat, sehingga ia memilih tiga unsur pokok sebagai dasar dari

setiap media, yaitu suara, visual, dan gerak.

Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran

dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Media audio visual ini dapat

dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan

gambar dalam satu unit, dinamakan media audiovisual murni, seperti film

gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah media audio

visual tidak murni yakni apa yang kita kenal dengan slide, apaque, OHP dan

peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang

32

(37)

dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses

pembelajaran. 33

4. Jenis-Jenis Media Audio Visual

Media audio visual yang dijelaskan oleh Yudhi Munadi dibagi menjadi

beberapa macam, yaitu:

a. Film

Film adalah sebuah gambaran cerita hidup. Film adalah alat yang

mampu yang ampuh sekali di tangan orang yang mempergunakannya

secara efektif untuk mengungkapkan suatu maksud terutama terhadap

masyarakat kebanyakan dan juga anak-anak. Film dapat memberikan

efek yang kuat terhadap penontonnya terutama terhadap perubahan

sikap, maka diperlukan analisis karakteristik film dan yang

menontonnya.

b. Video

Rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan lewat

pesawat televisi. Karakteristik video mirip sekali dengan film yaitu:

mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, video dapat diulangi bila

perlu untuk menambah kejelasan, dapat mempengaruhi emosi

seseorang.

c. Televisi

Oemar Hamalik dalam Yudhi Munadi menjelaskan bahwa televisi

adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan

gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Televisi juga dapat

memberikan kejadian-kejadian yang sebenarnya pada saat suatu

peristiwa terjadi dengan disertai komentar penyiarnya.34

Berdasarkan penjelasan jenis-jenis media audio visual di atas

disimpulkan bahwa media audio visual merupakan media gambar dan suara

yang merekam cerita kehidupan masyarakat.

114 33

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 113- 34

(38)

5. Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual

Adapun kelebihan dari media audio visual yang dijelaskan oleh Cecep

Kustandi dan Bambang Sutjipto yaitu:

a. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu

b. Dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat disaksikan

secara berulang jika diperlukan

c. Mendorong dan meningkatkan motivasi belajar

d. Mengandung nilai-nilai positif, dapat mengundang pemikiran dan

pembahasan dalam kelompok.

Adapun kelemahannya yaitu:

a. Media video dan film tidak selalu tersedia sesuai dengan kebutuhan

dan tujuan belajar yang diinginkan.

b. Pemanfaatan media audio visual masih sangat sedikit, karena dianggap

memakan biaya yang tinggi. 35

E. Kerangka Berpikir

Guru sebagai tenaga pendidik berperan sangat penting di kelas. Sudah

seharusnya guru menciptakan pembelajaran yang baik di dalam kelas.

Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh bagaimana guru

mempersiapkan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak dan

materi yang sedang diajarkan.

Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

berbahasa. Menulis merupakan sebuah kegiatan berpikir kritis untuk

menciptakan ide-ide yang dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Kegiatan

menulis banyak macamnya, seperti menulis paragraf, cerita, puisi, dan lain

sebagainya.

35

(39)

Dalam pembelajaran mengenai paragraf sebaiknya guru memilih untuk

menggunakan iklan sebagai medianya, karena iklan merupakan berita yang

digunakan untuk membujuk atau mendorong khalayak ramai agar tertarik

dengan barang atau jasa yang ditawarkan. Dengan adanya iklan sebagai media

yang digunakan untuk menulis paragraf maka akan memudahkan siswa untuk

menulis paragraf tersebut serta dapat memudahkan guru untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam menulis paragraf. Oleh karena itu, penggunaan

media iklan dalam membuat paragraf sederhana sangat penting.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Nurus Saadah dalam skripsi yang berjudul Kemampuan Menulis Paragraf

Persuasi Berdasarkan Iklan Gambar Pada Siswa Kelas VIII MTs. Soebono

Mantofani Jombang-Ciputat, Tangerang Selatan, dari Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2012. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa siswa yang menulis paragraf menggunakan media iklan gambar

lebih baik dan siswa merasa tertarik dengan adanya media pembelajaran.

2. Mu’min Soleh dalam skripsi yang berjudul Kemampuan Siswa dalam

Menulis Persuasif dengan Penggunaan Media Gambar pada Siswa Kelas

X MAN Cikarang Tahun Pelajaran 2010 – 2011, dari Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kuantitatif analisis komparasi. Hasil yang diperoleh dari

penelitian dengan menggunakan uji-t menunjukkan adanya peningkatan

yang signifikan bahwa penggunaan media gambar meningkatkan

kemampuan siswa dalam membuat paragraf persuasif. Hal ini dilihat dari

nilai

t

hitung >

t

tabel, yaitu –3,723 > 1,679. Hasil uji-

t

tersebut membuktikan

bahwa nilai siswa dalam membuat paragraf persuasif yangmenggunakan

(40)

3. Agung Nugroho skripsi berjudul Penggunaan Media Gambar Untuk

Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Sederhana Di Kelas III MI

Muhammadiyah Ngasem Plembutan Playen Gunungkidul dari Jurusan

Pendidikan Guru MI Univesitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tahun 2014. Penelitian ini meggunakan metode penelitian kualitatif.

Proses pembelajaran di MI Muhammadiyah Ngasem yang pada awalnya

terasa menjemukan mulai dapat diatasi dengan spenggunaan media gambar

karena dengan penggunaan media gambar pemahaman siswa terhadap

pembuatan paragraf sederhana dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

mulai meningkat.

Dari ketiga penelitian relevan di atas dapat disimpulkan yaitu

penelitian ketiganya berbeda-beda jenis metode penelitiannya namun hasil

yang didapat menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dalam menulis

paragraf sangat baik dan menunjukkan adanya peningkatan. Dari penelitian

relevan di atas belum ada yang melakukan penelitian menggunakan media

iklan audio visual, maka peneliti menggunakan iklan audio visual dengan

(41)

BAB III METODOLOGI

November 2015. Penelitian berlangsung tepatnya pada semester II (dua) di

bulan Mei 2015.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif

deskriptif. Penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian yang memaparkan

sebuah situasi atau peristiwa. Peneliti mencoba menggambarkan bagaimana

terjadinya suatu peristiwa. Semua data yang peneliti peroleh di lapangan

dideskripsikan dengan kata-kata yang berupa penjelasan-penjelasan. Inilah

yang namanya penelitian deskripsi.1

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti mengartikan penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian. Dengan pendekatan ini peneliti akan menggambarkan dan menganalisis setiap individu dalam kehidupan pemikirannya.2

Penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan

temuannya tidak diperoleh melalui statistik atau beberapa hitungan lainnya.

Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penelitian secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

atau daerah tertentu.3 Beberapa penelitian dilakukan melalui wawancara dan

pengamatan, dua teknik yang biasa dikaitkan dengan metode kualitaif.

1

Nuraida dan Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Reseach Publishing, 2009), h.24

2

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 73.

3

Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 22014), h.75

(42)

Sekalipun begitu, mereka selanjutnya menandai data tersebut dengan cara

yang memungkinkannya untuk dianalisis secara statistik. Sarana itu meliputi

pengamatan dan wawancara, namun bisa juga mencakup dokumen, buku, dan

video.4

Lexy J. Moleong menjelaskan “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang pa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”5

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif

deskriptif merupakan penelitian yang mengutarakan penjelasan yang cermat

dalam melakukan analisis dan menyajikan data temuan-temuannya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan salah satu unsur penting dalam

melakukan suatu penelitian. Teknik yang digunakan untuk menghimpun data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan. Tujuan wawancara

yaitu untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang,

kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi,pengakuan, kerisauan dan

sebagainya.6

Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan yaitu wawancara terbuka.

Pada wawancara ini peneliti memberikan kebebasan kepada informan dan

mendorongnya untuk berbicara secara luas dan mendalam. Wawancara ini

dilakukan kepada guru bidang bahasa Indonesia dan digunakan untuk

menggali informasi tentang sistem pembelajaran di kelas, metode yang

digunakan pada saat pembelajaran, serta kondisi kelas saat pembelajaran pada

4

Anselm Strauss & Juiet Corbin, Dasar-dasar peneitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 4.

5

Lexy J. Moleong, Metodoloig Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 6.

6

(43)

siswa kelas III MIN 15 Bintaro. Wawancara juga digunakan untuk mengetahui

hal-hal yang berhubungan dengan pengetahuan siswa membuat paragraf.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka mengumpulkan data

dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh

perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang

diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang

keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan

mencatat.7

Teknik observasi yang paling lazim dipakai dalam penelitian kualitatif

adalah observasi partisipatif. Fokus perhatian yang paling esensial dari

penelitian kualitatif adalah pemahaman dan kemampuan peneliti dalam

membuat makna atas suatu kejadian atau fenomena pada situasi yang tampak.

Dengan observasi partisipatif, peneliti kualitatif harus melakukan pengamatan

dengan cermat terhadap perilaku subjek, baik dalam suasana formal maupun

santai. Biasanya pengamat membuat sebuah “pos observasi”.8 Dari sini

peneliti mengamati dan merekam apa yang sedang terjadi. Ia bertindak sebagai

penonton dengan membuat catatan-catatan lapangan.

3. Kuesioner (Angket)

Sugiyono mengungkapkan, kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.9

Kuesioner atau angket merupakan teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data atau informasi melalui formulir-formulir yang berisi

7

Kinayati Djojosuroto dan M.L.A. Sumaryati, Prinsip-prinsip Dasar Penelitian

Bahasa dan Sastra, (Bandung: Nuansa, 2000), h. 39.

8

Syamsuddin, Opcit. h. 100-101 9

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

(44)

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis bertujuan untuk

mendapatkan informasi bagi peneliti.10

Angket ini akan diberikan kepada peserta didik kelas III MIN 15 Bintaro

berjumlah 38 eksemplar dari jumlah siswa pada populasi yang ada yaitu 120.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu ditentukan oleh guru

dengan alasan tujuan pendidikan, kesamaan jadwal, dan jumlah siswa yang

dijadikan sampel. Jawaban telah disediakan yang berjumlah 5 soal dengan

menggunakan pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban ya atau tidak.

Angket disusun berdasarkan indikator respon terhadap media iklan dalam

penulisan paragraf sederhana.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari sumber-sumber data tertulis di lapangan yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Maksud data tertulis dalam penelitian

ini yaitu seluruh hasil tulisan siswa dalam bentuk data tes paragraf persuasi

sederhana. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti secara langsung dari sumber data utama yaitu siswa/siswi kelas III

MIN 15 Bintaro. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data hasil

tulisan siswa dalam bentuk paragraf persuasi sederhana. Adanya data yang

diambil sebanyak 38 paragraf persuasi siswa-siswi yang selanjutnya data

tersebut akan diolah dan dianalisis sehingga dapat diketahui kemampuan

penulisan siswa. Data sekunder yaitu data tambahan seperti profil sekolah,

laporan penelitian, dan data-data pendukung lainnya.

10

Gambar

gambar hidup yang  meliputi gambar dan suara. Televisi juga dapat
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 4.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun metode NLP berpengaruh sangat positif terhadap peningkatan kemampuan menulis paragraf siswa, tetapi masih ada 9 orang siswa di kelas eksperimen nilai posttestnya hanya

Temuan penelitian ini,diketahui bahwa nilai rata-rata kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa yang dibimbing dengan menggunakan teknik kunjungan lapangan adalah

Pada ulangan harian Bahasa Indonesia dengan materi Menulis Iklan Baris, di dapat rata-rata nilai sebesar 65,2 dari 30 siswa, padahal Kriteria Ketuntasan Minimalnya (KKM)

Hasil penelitian kemampuan menulis cerita inspiratif berdasarkan media visual siswa kelas IX SMP Negeri 4 Kota Bengkulu mendapatkan nilai rata-rata sebesar 61,2 dengan

Pada ulangan harian Bahasa Indonesia dengan materi Menulis Iklan Baris, di dapat rata-rata nilai sebesar 65,2 dari 30 siswa, padahal Kriteria Ketuntasan Minimalnya (KKM)

Pembahasan Berdasarkan hasil kemampuan menulis paragraf siswa kelas III SDN 01 Tulus Ayu dengan media gambar pada pertemuan pertama belum mencapai nilai ketuntasan belajar yang

Ketiga, mengubah skor yang diperoleh menjadi nilai Keempat, mencari nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual

Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa kualifikasi perolehan nilai rata-rata keterampilan menulis paragraf narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Sipora Kabupaten Kepulauan