• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SOLOK SELATAN BERBANTUANMEDIA AUDIO VISUAL

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SOLOK SELATAN BERBANTUANMEDIA AUDIO VISUAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SOLOK SELATAN BERBANTUANMEDIA AUDIO VISUAL

ARTIKEL ILMIAH

ENSI RATNAWATI NPM. 10080085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2014

(2)
(3)

Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas XSMA Negeri 7 Solok Selatan Berbantuan Media Audio Visual

Oleh

۳ܖܛܑ܀܉ܜܖ܉ܟ ܉ܜܑ, ۷ܖ܌ܚܑ܉ܖܑۼܑܛܒ܉, ۻ ܝܐ܉ܚ܌ܑܛ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2)

3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Masalah penelitian, siswa beranggapan menulis cerpen itu sulit karena membutuhkan waktu yang lama dalam merangkai kata setiap kalimatnya. Siswa kurang memahami unsur-unsur yang membangun cerpen. Media yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis cerpen tidak bervariasi. Tujuan penelitian mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian, kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual indikator 1 menggambarkan pelaku nilai rata-rata 81 kualifikasi baik rentangan 76 - 85% skala 10. Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual indikator 2 menggambarkan peristiwa nilai rata-rata 65 kualifikasi cukup rentangan 56 - 65% skala 10. Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual indikator 3 menggambarkan latar nilai rata-rata 88 kualifikasi baik sekali rentangan 86 - 95% skala 10. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual untuk ketiga indikator yang diteliti nilai rata-rata 78 kualifikasi baik rentangan 76 - 85% skala 10.

Kata Kunci: Cerpen, Audio Visual

(4)

Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan Berbantuan Media Audio Visual

Oleh

۳ܖܛܑ܀܉ܜܖ܉ܟ ܉ܜܑ, ۷ܖ܌ܚܑ܉ܖܑۼܑܛܒ܉, ۻ ܝܐ܉ܚ܌ܑܛ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2)

3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Research problem, the students thought writing short stories was difficult because it requires a long time in stringing words per sentence. Students lack understanding of the elements that build stories. The media used by teachers in learning to write short stories does not vary. The purpose of the study described the ability to write a short story class X SMA Negeri 7 South Solok aided audio-visual media. Type a descriptive quantitative research methods. The results of the research, the ability to write short stories class X SMA Negeri 7 South Solok aided audio-visual media actors indicator 1 illustrates the average value of 81 well qualified range 76-85% scale 10. Ability to write short stories class X SMA Negeri 7 South Solok assisted media audio-visual indicator 2 depicts the average value of 65 qualified enough range 56-65% scale 10. Ability to write short stories class X SMA Negeri 7 South Solok aided audio-visual media indicator 3 illustrates the average background value of 88 qualifiers excellent range 86 - 95% scale of 10. It can be concluded that the ability to write short stories class X SMA Negeri 7 South Solok aided audio- visual media for all three indicators studied the average value of 78 well qualified range 76- 85%scale

10.

The keywords: short stories, audio and visual

(5)
(6)
(7)

A. PENDAHULUAN

Berdasarkan observasi dan wawancara pada tanggal 04 November 2013 dengan seorang guru Bahasa Indonesia di SMA Negeri 7 Solok Selatan diperoleh informasi sebagai berikut ini.Pertama,siswa beranggapan menulis cerpen itu sulit karena membutuhkan waktu yang lama dalam merangkai kata setiap kalimatnya. Anggapan tersebut mempengaruhi minat belajar siswa sehingga tidak berminat terhadap pembelajaran menulis cerpen. Hal demikian menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa rendah, hanya mencapai batas KKM yang telah ditentukan sekolah yakni 75.Kedua,siswa kurang memahami unsur-unsur yang membangun cerpen. Hal tersebut terlihat dari kemampuan siswa dalam penamaan pelaku, gambar fisik pelaku, dan penentuan karakter pelaku cenderung tidak jelas. Selanjutnya, dalam pengembangan peristiwa dan latar tidak dapat dipahami dan tidak memiliki hubungan kausalitas. Hal ini dapat dilihat pada nilai siswa pada materi dan tugas menulis cerpen.Ketiga, media yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis cerpen tidak bervariasi. Guru lebih sering menggunakan gambar dan bercerita. Hal tersebut membuat siswa bosan, sehingga siswa tidak berminat terhadap pembelajaran menulis cerpen.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis memilih media audio visual untuk melihat kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan. Media audio visual adalah media pembelajaran yang menggabungkan penggunaan suara dan sekaligus gambar hidup atau berbentuk film. Kelebihan media audio visual adalah penggabungan suara dan sekaligus gambar atau berbentuk film yang dapat menarik perhatian siswa untuk ikut dalam proses pembelajaran menulis cerpen. Sesuai dengan Materi menulis cerpen yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X Semester II dengan Standar Kompetensi 16.

Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen. Kompetensi Dasar 16.2 “Menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar)”. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan Berbantuan Media Audio Visual.

Menulis menurut Tarigan (2008:21), ialah menurunkan atau melukiskan lambang- lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Cerpen menurut Atmazaki (2007:161), adalah suatu fiksi naratif yang hanya mengambilsettingsalah satu momen kehidupan karakter atau tokoh yang sangat menarik. Struktur yang membangun cerpen, Mihardja, Ratih (2012:4), cerpen dibangun oleh dua unsur pembangun yaitu unsur intrisik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra. Unsur intrinsik karya sastra meliputi tema, tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran, latar dan pelataran, dan pusat pengisahan. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luar. Unsur ekstrinsik karya sastra meliputi aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain.

Hamidjo (dalam Arsyad 2013:4), memberikan batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau meyebar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Asnawir dan Basyiruddin (2002:95), menjelaskan bahwa media audio visual gerak dapat berupa film bersuara atau gambar hidup dan televisi. Film sebagai media audio visual adalah film yang bersuara. Film yang dimaksudkan adalah film sebagai alat audio visual untuk pelajaran, penerangan atau penyuluhan.

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan tanggal 03 s/d 05 Juni 2014 pada siswa kelas X di SMA Negeri 7 Solok Selatan yang terdaftar pada semester dua tahun ajaran 2013/2014.

Jumlah siswa kelas X secara keseluruhan adalah 83 orang yang terdiri dari 4 kelas. Kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian adalah kelas X3 yang berjumlah 20 orang.

(8)

Penentuan sampel ini dilakukan dengan

purposive sample

(mengambil sampel didasarkan atas adanya tujuan tertentu karena beberapa pertimbangan).

Penelitian ini memiliki satu variabel yaitu kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan cara cara. Pertama, guru menjelaskan materi tentang menulis cerpen. Kedua, guru menanyakan pada siswa tentang materi yang belum mereka pahami. Ketiga, guru menjelaskan bagaimana menulis cerpen dengan berbantuan media audio visual. Keempat, guru memastikan kesiapan siswa untuk menyaksikan media yang diputarkan. Kelima, guru memutarkan media di depan kelas (film yang berjudul “Bejo” dengan durasi waktu 19.20 Detik). Keenam, setelah videonya tamat, siswa diminta menulis cerpen berdasarkan video yang telah ditampilkan, dan bila sudah selesai lembaran kerja siswa dikumpulkan.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data sebagai berikutPertama, membaca cerpen yang ditulis siswa. Kedua, menentukan skor cerpen yang ditulis siswa berdasarkan aspek yang diteliti yaitu pelaku, peristiwa, dan latar dalam cerpen. Ketiga, mengubah skor yang diperoleh menjadi nilai Keempat, mencari nilai rata-rata kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual ditinjau dari pelaku, peristiwa, dan latar. Kelima, hasil kemampuan menulis cerpen siswa digambarkan dalam bentuk histogram. Keenam, membahas hasil analisis. Ketujuh, menyimpulkan hasil penelitian dan merumuskan saran.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah data lampiran 3 diolah tingkat kemampuan menulis cerpen siswa kelas SMA Negeri 7 Solok Selatan yang tertinggi adalah 88,89 dan yang terendah adalah 66,67.

Gambaran tingkat kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual secara lengkap adalah sebagai berikut. a) siswa yang tingkat penguasaannya 88,89% berjumlah 5 orang (25%). b) siswa yang tingkat penguasaannya 77,78% berjumlah 11 orang (55%). c) siswa yang tingkat penguasaannya 66,67%

berjumlah 4 orang (20%).

Pembahasan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual untuk ketiga indikator adalah sebagai berikut.

Sampel 17 mendapatkan skor 3 untuk aspek menggambarkan pelaku hal ini sesuai dengan indikator yang dinilai yakni skor 3 diberikan apabila terdapat 7--9 pelaku. Sampel 17 menuliskan 7 pelaku yakni Bejo, ibunya, adiknya, penjaga sekolah, bapak guru, adik cacatnya, arwah ayahnya. Aspek menggambarkan peristiwa mendapatkan skor 2 sesuai dengan indikator yang dinilai yakni skor 2 diberikan apabila peristiwa logis, namun tidak sesuai dengan peristiwa yang ada dan sesuai media. Sampel 17 menuliskan peristiwa logis namun tidak sesuai media yang ada, ada peristiwa yang tidak ketinggalan yakni /PR1 seharusnya ada peristiwa Bejo mintak diganti namanya kepada ibunya dan/PR2seharusnya ada peristiwa arwah ayahnya mengatakan agar Bejo tidak mengganti namanya. Aspek menggambarkan latar mendapatkan skor 3 hal ini sesuai dengan indikator yang dinilai yakni skor 3 diberikan apabila terdapat 3 dari 3 latar yang sesuai media. Sampel 17 menuliskan 3 latar yakni 06.31, di depan kamar mandi, takut, di stasiun radio, di halam rumahnya. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil kerja yang bersangkutan di bawah ini./PRmerupakan peristiwa yang tidak dituliskan dalam hasil kerja siswa.

Sampel 17

“06.31 bejo dibangunkan oleh ibunya dia langsung ke kamar mandi di depan kamar mandi bertemu adiknya, mereka berebut mandi bejo membohongi adiknya. Celana bejo diikat adik adiknya bejo terjatuh mengunci adiknya dikamar mandi lalu disiram bejo oleh adiknya.

Bejo pakai sepatu kemudian minta beli gitar sama ibunya, bejo dan adiknya pergi sekolah. Sampai disekolah gerbang sekolah ditutup penjaga sekolah. Bejo membujuk satpam di belehin masuk.

(9)

Bejo berlari sambil menunduk dan menabrak seorang bapak guru bapak kesakitan dan bejo takut. Bejo tidak dimarahi tetapi bejo diminta mewakili sekolahnya dalam lomba cipta lagu tingkat pelajar.

Bejo pulang ke rumah dan minta ibunya belikan gitar tapi ibunya belum punya uang /PR1dia marah menendang adik cacatnya dan masuk ke kamar. Dia tidur dan datang arwah ayahnya mengatakan /PR2 tidak sembarangan memberi namaya, bejo bangun dan mengambil peralatan pahatnya dibawah tempat tidur. Setelah itu dia meminta maaf kepada ibu dan adiknya. Setelah itu dia rajin memahat dan uangnya dibelikan kegitar yang diimpikannya, lalu dia rajin berlatih dan menciptakan lagu terima kasih ayah, dia ikut lomba dan menang dan nyanyinya di nyanyikan di stasiun radio dia membawa piala pulang dan bertemu ibunya sedang menyapu di dalaman rumahnya bejo dan ibunya bahagia.

Esok harinya bejo dan keluarganya ziarah ke kuburan ayahnya diucapkannya terimakasih, lalu didoakannya ayahnya lalu dia pulang”.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Bardasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual adalah sebagai berikut. Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual untuk indikator 1 aspek menggambarkan pelaku tergolong baik (B) karena M-nya sebesar 81. Mengacu pada nilai rata-rata hitung (M) yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan berada pada penguasaan 76 - 85% pedoman konversi skala 10. Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual untuk indikator 2 aspek menggambarkan peristiwa tergolong cukup (C) karena M-nya sebesar 65. Mengacu pada nilai rata-rata hitung (M) yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan M-nya berada pada penguasaan 56 - 65%

pedoman konversi skala 10. Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual untuk indikator 3 aspek menggambarkan latar tergolong baik sekali (BS) karena M-nya sebesar 88. Mengacu pada nilai rata-rata hitung (M) yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan M-nya berada pada penguasaan 86 - 95% pedoman konversi skala 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan berbantuan media audio visual untuk ketiga indikator yang diteliti tergolong baik (B) karena M-nya berada pada penguasaan 78.

Mengacu pada nilai rata-rata hitung (M) yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan untuk ketiga indikator yang diteliti perada pada penguasaan 76-85% pedoman konversi skala 10. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti mengemukakan beberapa saran, antara lain: siswa kelas X SMA Negeri 7 Solok Selatan diharapkan sering berlatih menulis, khususnya pembelajaran menulis cerpen, sehingga siswa menjadi percaya diri dalam mengungkapkan gagasan atau ide serta imajinasinya dalam bentuk tulisan, dan guru bidang studi Bahasa Indonesia SMA Negeri 7 Solok Selatan diharapkan dapat memperluas wawasan mengenai pembelajaran menulis cerpen.

E. KEPUSTAKAAN

Arsyad, Azhar. 2013.Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002.Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.

Atmazaki. 2007.Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia.

Mihardja, Ratih. 2012.Buku Pintar Sastra Indonesia. Laskar Aksara: Jakarta.

Tarigan, Handry Tarigan. 2008.Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X SMA Negeri 14 Padang sudah mampu dalam menulis cerpen dengan menggunakan media audio visual secara keseluruhanberada pada kualifikasi baik