ABSTRACT
COMMUNICATION GROUP OF TEACHERS AND PUPILS IN THE SUBMISSION OF THE PROGRAM IN HIGH SCHOOL COOPERATIVE
LEARNING STATE VOCATIONAL 5 PANGALENGAN (SMKN 5) By:
Name: Indra Sopyan NIM: 41807097
This thesis under the guidance of: Rahmi Iin Handayani, S. Sos., M.I.kom
This study aims to find out How Communications Group Teachers And Students In Submission Program Cooperative Learning In Vocational School District 5 Pangalengan (SMKN5). To answer the above problem, the researcher raised indicator communications interactions and processes, to measure the research variables Communications group.
This study used a qualitative approach with descriptive methods. Data obtained through interviews and literature study. Sampling unit is the Teacher and Student SMKN 5 Pangalengan 4 (four) people based on purposive sampling technique of sampling from a population of 20 (twenty people). Techniques of data analysis is data presentation and drawing conclusions.
The results showed SMKN 5 Pangalengan have a good interaction through communication groups of teachers and pupils, adequate capital and equipment, communication process is shown through the program cooperative learning from programmed learning group activities, through careful communication process and interaction SMKN 5 pangalengan can work in Communication working groups covering a harmonious cooperation with the Student, so between teachers and students give each other a success always done to improve SMKN 5 on next years. Based on the results of data processing and presentation of data it can be concluded that Teacher SMKN 5 Pangalengan work a good in the implementation of the Communication Program in the delivery of learning programs cooperative SMKN 5 Pangalengan.
ABSTRAK
KOMUNIKASI KELOMPOK GURU DAN MURID DALAM PENYAMPAIAN PROGRAM COOPERATIVE LEARNING DI SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN NEGERI 5 PANGALENGAN (SMKN 5 )
Oleh :
Nama : Indra Sopyan NIM : 41807097
Skripsi ini di bawah bimbingan :
Iin Rahmi Handayani, S.Sos., M.I.kom
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Komunikasi Kelompok Guru Dan Murid Dalam Penyampaian Program Cooperative Learning Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Pangalengan (SMKN5).
Untuk menjawab masalah diatas maka peneliti mengangkat indikator interaksi dan proses komunikasi, untuk mengukur variabel penelitian yakni Komunikasi kelompok.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara dan studi pustaka. Unit samplingnya adalah Guru dan Murid SMKN 5 Pangalengan 4 (empat) orang berdasarkan Teknik sampling
purposive sampling dari populasi sebanyak 20 (dua puluh orang). Teknik analisis data adalah penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan SMKN 5 Pangalengan memiliki Interaksi yang baik melalui Komunikasi kelompok guru dan murid, modal dan peralatan yang memadai, Proses komunikasi ditunjukkan melalui program cooperative learning
dari kegiatan yang diprogramkan kelompok belajar, melalui Proses komunikasi dan interaksi yang matang SMKN 5 Pangalengan dapat bekerja secara Komunikasi Kelompok kerjanya meliputi kerjasama yang harmonis dengan Murid, sehingga antara guru dan murid saling memberikan keberhasilan yang senantiasa dilakukan untuk meningkatkan SMKN 5 pada tahun berikutnya.
Berdasarkan hasil pengolahan data dan penyajian data maka dapat disimpulkan bahwa kerja Guru SMKN 5 Pangalengan baik dalam penerapan Program Komunikasi kelompok Dalam penyampaian program cooperative learning di SMKN 5 Pangalengan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dari komunikasi kelompok ada komunikasi kelompok kecil yang dapat di
terapkan dalam program (cooperative learning) Adapun dalam pembelajaran
Cooperative Learning yaitu siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kooperatif dan tinggal bersama dalam satu kelompok untuk beberapa minggu atau beberapa
bulan. Sebelumnya siswa tersebut diberi penjelasan atau diberi pelatihan tentang
bagaimana dapat bekerja sama yang baik dalam hal:
1. Bagaimana menjadi pendengar yang baik
2. Bagaimana memberi penjelasan yang baik
3. Bagaimana cara mengajukan pertanyaan dengan benar.
Aktivitas Cooperative Learning dapat memaikan banyak peran dalam pelajaran. Dalam pelajaran tertentu Cooperative Learning dapat digunakan 3 (tiga) tujuan berbeda yaitu: Dalam pelajaran tertentu siswa sebagai kelompok yang berupaya untuk
menemukan sesuatu, kemudian setelah jam pelajaran habis siswa dapat bekerja
sebagai kelompok-kelompok diskusi dan setelah itu siswa akan mendapat kesempatan
bekerja sama untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai
2
format belajar kelompok. Dalam hal ini ada pula pengaruh dalam penerapan
pembelajaran cooperative learning dalam diri manusia itu sendiri. Faktor faktor yang mempengaruhi keefektipan kelompok.
Keefektipan kelompok adalah ”the accomplishment of the recognized objectives action”. Anggota-anggota kelompok bekerjasama untuk mencapai dua tujuan: melaksanakan tugas kelompok dan memelihara morel anggota-anggoranya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok – disebut prestasi(ferformance). (Rahmat,2008:160)”.
Berdasarkan informasi dari beberapa guru SMKN 5 di Pangalengan mengatakan
bahwa sebagian besar siswa SMKN 5 Pangalengan sangat sulit dikendalikan dalam
proses pembelajaran di dalam kelas. Siswa banyak yang bertindak sekeinginan
hatinya. Kenyataan yang terjadi saat ini, ada guru yang sama sekali tidak dihiraukan
oleh siswanya sendiri.
Guru telah mencoba untuk mengatasinya, tetapi masih saja guru belum berhasil
untuk memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan hasil diskusi antara guru kelas dan
kepala sekolah , sampailah pada suatu intuisi bahwa pada umumnya dalam belajar,
siswa menginginkan sebuah suasana yang harmonis dan menyenangkan. Tetapi
permasalahan tidak berhenti pada hal itu saja. Konsep menyenangkan antara guru dan
siswa SMKN 5 pangalengan sangatlah berbeda dan sangat sulit untuk dapat
dipertemukan kedua konsep tersebut sehingga permasalahan tersebut tetap saja
berlangsung sampai dengan Saat ini.
Dengan permasalahan tersebut, yang terjadi saat ini adalah rendahnya hubungan
kelompokl guru dengan siswa SMKN. Guru hanya mementingkan tugas mengajar
3
acuh tak acuh, sehinga proses pendidikan yang terjadi di sekolah menjadi sulit
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya permasalahan tersebut dapat diduga
bahwa akhirnya pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi siswa. Hal ini juga
sesuai dengan penelitian Outhred & Michelmore dalam Silberman (2001) bahwa
siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep untuk memecahkan masalah
yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.
Pendidikan yang diberikan selama sekolah seakan-akan menjadi sia-sia. Mereka
hanya secara formalitas bersekolah hanya untuk mendapat uang saku, dan akhirnya
orientasi mereka bersekolah pun menjadi lain. Sikap seperti inilah yang kemudian
dilampiaskan kepada tawuran dan hal-hal negatif lain. Sudah menjadi rahasia umum
bahwa siswa SMKN mudah untuk melakukan tawuran. Tanpa ikatan yang kuat dari
sekolah bukan hal yang mustahil jika setiap hari terjadi perkelahian di sebuah SMK.
Untuk mengatasi permasalahan yang diuraikan tersebut perlu adanya suatu penelitian
yang menerapkan suatu strategi pembelajaran tertentu yang dapat meningkatkan
ketertarikan siswa pada materi pelajaran. Selain itu juga perlu dilakukan sebuah
penelitian yang mengukur sikap siswa dan guru dalam pembelajaran. Penelitian ini
difokuskan kepada siswa dan guru SMKN 5 pangalengan.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konprensi dan
sebagainya Michael Burgoon dalam Deddy, 2005. mendefinisikan komunikasi
4
tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan
masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas
mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan
rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok
ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau
suatu komite yang tengah merapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam
komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu
kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
(Mulyana Deddy, 2005).
Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komnikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya
lebih dari dua orang. Seperti telah di terangkan, apabila komunikasi seorang atau dua
orang itu termasuk komunikasi antarpribadi. Sekelompok orang yang menjadi
komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak. Apabila jumlah orang dalam kelompok itu
sedikit yang berarti kelompok itu kecil, komunikasi yang berlangsung disebut
5
melainkan pengertian komunikologis. Misalnya sejumlah kecil orang – orang yang
sedang mendegarkan pidato tukang obat di pasar. Secara psikologis bukan merupakan
kelompok. Melainkan kerumunan orang yang berkumpul bersama-sama untuk sesaat.
Bagi ilmu komunikasi, itu kelompok, sejumlah orang yang sedang menjadi
komunikan.(Onong Uchajana Effendy ,2003:75).
Bahwa kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas
kita sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan
wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya
berbagi informasi dalam hampir semua aspek kehidupan. Ia bisa merupakan media
untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok
primer), ia dapat merupakan sarana meningkatkan pengetahuan para anggotanya
(kelompok belajar) dan ia bisa pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan
bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan masalah). Jadi,
banyak manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut terlibat dalam seuatu kelompok
yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest) kita.
Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya
fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi-fungsi
hubungan sosial, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan
dan fungsi terapi. Semua fungsi ini dimanfaatkan untuk pembuatan kepentingan
masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itu sendiri.
Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana
6
para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan
kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan aktivitas yang informal, santai dan
menghibur. Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana
sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan
mempertukarkan pengetahuan.
Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota
kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
Namun demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang
diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang
dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi interaksi di antara
para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini akan sangat efektif jika setiap anggota
kelompok membawa pengetahuan yang berguna bagi kelompoknya. Tanpa
pengetahuan baru yang disumbangkan masing-masing anggota, mustahil fungsi
edukasi ini akan tercapai.1
Secara jelasnya peneliti akan meneliti mengenai” Komunikasi Kelompok Guru dan Murid Dalam Penyampaian Program Cooperative Learning Di SMKN 5 Pangalengan ?
1
7
1.2 Identifikasi Masalah
Untuk menjelaskan fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini, maka
peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Proses komunikasi Program Cooperative learning di SMKN 5 pangalengan.
2. Bagaimana Interaksi guru dan murid dalam penyampaian program
Cooperative learning di SMKN 5 pangalengan
3. Bagaimana Komunikasi Kelompok guru dan murid dalam penyampaian program Cooperative learning di SMKN 5 Pangalengan,
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data kemudian
menganalisa, serta mendeskripsikan atau menggambarkan Komunikasi
Kelompok Dalam Penyampaian Program Cooperative Learning Di SMKN 5 Pangalengan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
8
2. Untuk mengetahui Interaksi guru dan murid dalam penyampaian program cooperative learning di SMKN 5 Pangalengan.
3. Untuk mengetahui Komunikasi Kelompok guru dan murid dalam penyampaian program cooperative learning di SMKN 5 Pangalengan.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis
1. Memberikan manfaat kepada pengembangan ilmu komunikasi pada
umumnya.
2. Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam
mengaplikasikan kemampuan yang didapat secara teori maupun
praktek dalam perkuliahan.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan pengalaman
peneliti mengenai, Komunikasi Kelompok guru dan murid dalam penyampaian
program cooperative learning di SMKN 5 Pangalengan. peneliti juga mengharapkan penelitian ini dapat menjadi bekal untuk peneliti nantinya.
Penelitian ini juga diharapkan menjadi referensi bagi mahasiswa pada
khususnya dan kalangan akademis yang juga hendak melakukan penelitian yang
penelitian-9
penelitian selanjutnya.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi positif atau masukan dan
bahan evaluasi bagi pihak SMKN 5 Pangalengan khususnya pada guru yang
bertugas menerapkan Komunikasi Kelompok guru dan murid dalam
penyampaian program cooperative learning di SMKN 5 Pangalengan, sehingga dapat mengembangkan Siswa dalam mencapai tujuan belajarnya
1.5 Kerangka Pemikiran 1.5.1 Kerangka Teoritis
Pada penelitian ini peneliti menggunakan definisi komunikasi kelompok
menurut Onong Uchjana Effendy 2003, Dalam hal ini terdapat definisi dan
fungsi-fungsi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang
jumlahnya lebih dari dua orang. Seperti telah di terangkan, apabila komunikasi
seorang atau dua orang itu termasuk komunikasi antarpribadi. Sekelompok orang
yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak. Apabila jumlah orang
dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu kecil, komunikasi yang
berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil (small group communication); jika jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar dinamakan komunikasi
10
Misalnya sejumlah kecil orang – orang yang sedang mendegarkan pidato tukang
obat di pasar. Secara psikologis bukan merupakan kelompok. Melainkan
kerumunan orang yang berkumpul bersama-sama untuk sesaat. Bagi ilmu
komunikasi, itu kelompok, sejumlah orang yang sedang menjadi
komunikan.(Onong Uchajana .2003:75).
Robert F.Bales dalam bukunya”interaction Process Analisys”
mendefinisikan kelompok kecil sebagai:
“ sejumlah orang yang terlibat dalam interaksi satu sama lain dalam suatu pertemuan yang bersifat tatap muka (face to face meeting), dimana setipa anggota mendapat kesan atau penglihatan satu sama lainnya yang cukup kentara, sehingga dia baik pada saat timbul pertanyaan maupun sesudahnya dapat memberikan tanggapan kepada masing-masing sebagai perorangan .(Onong Uchajana, 2003:72).
1.5.2 Kerangka Konseptual
Bertolak pada pemikiran kerangka teoritis maka peneliti mengaplikasikan
definisi yang diangkat pada kerangka konseptual . Pada kerangka konseptual
ini pengumpulan data dengan pencarian informasi mengenai bagaimana
komunikasi kelompok antara guru dan murid dalam penyampaian program
cooperative learning di SMKN 5 Pangalengan, dalam hal ini komunikasi kelompok yang digunakan dengan baik dan mendapatkan respon dari murid
itu sediri dalam situasai belajar dan mengajar dalam lingkungan sekolah.
11
ketika kegiatan belajar mengajar di kelas dimana guru sebagai komunikator
dan murid sebagai komunikan. Komunikasi kelompok sangat berpengaruh
dalam merubah sikap murid ketika sedang berkomunikasi dengan guru lewat
program Cooperative learning di mama adanya kelompok-kelompok belajar di dalam kelas maupun setelah pelajaran selesai, Beberapa bulan ini SMKN 5
mulai menerapkan komunikasi kelompok kepada muridnya dengan cara guru
bertanya kepada muridnya dalam situasi kelompok belajar, selain itu juga ada
program cooperative learning yang di terapkan melalui siswa di berikan sebuah kelompok belajar, terjadilah interaksi komunikasi kelompok antara
guru dan murid sehingga murid tidak bergantung terus kepada guru dalam
kegiatan belajar mengajar.
Peran guru sangat penting dalam pembelajaran cooperative. Untuk memiliki kelompok belajar yang relevan menggunakan komunikasi kelompok
dalam jiwa seorang guru, guru mengetahui murid-murid mereka dengan
baik. Pengelompokan siswa dapat menjadi proses yang sulit dan harus
diputuskan dengan hati-hati. Guru harus mempertimbangkan keterampilan
belajar yang berbeda, latar belakang budaya, kepribadian, dan bahkan jenis
kelamin ketika mengatur kelompok-kelompok murid- muridnya. Banyak
waktu dikhususkan untuk menyiapkan pelajaran untuk pembelajaran
Cooperative. Namun, guru memudar di latar belakang dan menjadi pelatih,
12
diimplementasikan. Guru yang mendirikan kelompok pelajaran yang baik
mengajar anak-anak untuk mengajarkan diri mereka sendiri dan satu sama
lain. Siswa belajar dari rekan-rekan mereka dan menjadi kurang bergantung
pada guru untuk bantuan.
1.6Pertanyaan Penelitian
Adapun beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada informan dalam
penelitian, yang menjurus pada masalah dalam penelitian ini, diantaranya
A. Pertanyaan Guru Proses Komunikasi
1. Apakah bapak guru dan ibu guru dalam mengajar siswa-siswi selalu memakai komunikasi kelompok, apakah ada proses komunikasi yang lain yang selalu di gunakan pesan apa saja yang di sampaikan ?
2. Bagaimana peran guru dengan adanya proses komunikasi dengan mengunakan komunikasi kelompok dalam penyampaian program cooperative learning Siswa SMKN 5 pangalengan?
3. Apakah bapak dan ibu guru mendapat kesulitan dalam penyampaian program
Cooperative learning kepada siswa siswa di sekolah.melalui proses komunikasi ?
B. Interaksi
13
5. Apakah menurut bapak dan ibu ,Bagaimana respon siswa Setelah di terapkanya Program Cooperative learning dengan komunikasi kelompok melalui interaksi guru dan murid ?
C. Komunikasi Kelompok
6. Pembelajaran apa saja yang di kelompokan dalam cooperative learning yang bapak ibu guru terapkan dalam komunikasi kelompok guru dan murid.?
7. Bagaiaman Prilaku guru dalam pembelajaran di SMKN 5 Pangalengan dalam
menyampaikan program cooperative learning. Apakah dengan sikap yang tegas atau secara wajar dalam komunikasi kelompok?
8. Selain di kelas ada kegiatan komunikasi kelompok cooperative yang di lakukan di luar kelas.?
9. Ada Berapa orang dalam satu kelompok dengan menggunakan komunikasi
kelompok cooperative learning ?
Pertanyaan Siswa A. Proses Komunikasi
1. Bagaimana proses komunikasi yang terjadi dalam perubahan yang ada
pada siswa dalam penyampaian program cooverative learning dengan menggunakan komunikasi kelompok ?
B. Interaksi
14
learning dengan komunikasi kelompok?
C. Komunikasi kelompok
3. Apakah siswa Senang belajar dengan komunikasi kelompok dalam
Pembelajaran Cooperative Learning ?
1.7Subjek Penelitian dan Informan
1.7.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru dan murid SMKN 5 Pangalengan yaitu sesuatu,
baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya
(“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam
dirinya melekat atau terkandung objek penelitian. 2
Subjek penelitian yaitu keseluruhan objek dimana terdapat beberapa narasumber
atau informan yang dapat memberikan informasi tentang masalah yang berhubungan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Wawancara akan dilakukan berdasarkan
kriteria tertentu kepada subjek penelitian yaitu semua orang yang menggunakan
minuman keras dalam kehidupan sehari-harinya dimana akan diambil 5 orang sebagai
informan yang memiliki kriteria yang dapat memberikan informasi menurut kriteria
yang diinginkan pada penelitian yang dituju.
“Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary, seorang informan adalah seorang pembicara asli yang berbicara dengan mengulang kata-kata, frasa, dan
2
15
kalimat dalam bahasa atau dialeknya sebagai model imitasi dan sumber
informasi”. (Spradley, 2006:39)3
1.7.2 Informan Penelitian
Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang, karena memiliki
informasi (data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi
mengenai objek penelitian tersebut. Informan dalam penelitian ini yaitu berasal
dari wawancara langsung yang disebut sebagai narasumber.
“Peranan informan dalam mengambil data yang akan digali dari
orang-orang tertentu yang dinilai menguasai persoalan yang hendak diteliti, mempunyai
keahlian dan berwawasan cukup” (Suyatna, 2005 :72)4
Informan dipilih secara purposive (purposive sampling) berdasarkan aktivitas mereka dan kesediaan mereka untuk mengeksplorasi pengalaman mereka secara
sadar dam tidak sadar. Peneliti dapat memilih informan, atau bisa juga informan
yang mengajukan secara sukarela.
Pengambilan informan secara sengaja sesuai dengan persyaratan atau kriteria
tertentu yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan informan yang sedikit dan
dipilih menurut tujuan penelitian.
3 http://www.scribd.com/doc/59110773/Bab-3,28 april 2011.20.30 4
16
Jumlah informan empat orang berdasarkan pra riset sebelumnya yang
berbentuk wawancara kecil dan observasi dimana subjek penelitian yang akan
diwawancara adalah benar-benar orang yang memiliki kecenderungan sebagai guru
dan murid yang dapat memberikan informasi. .
Informan diambil berdasarkan “penilaian” (judgment) peneliti mengenai
siapa-siapa saja yang pantas (memenuhi persyaratan) untuk dijadikan informan. Oleh
karenanya agar tidak sangat subjektif, sebagai penulis, penulis memahami ciri dan
karakteristik objek atau informan yang sesuai dengan persyaratan dan tujuan
penelitian sehingga memperoleh data yang akurat. Data informan tersebut
ditampilkan sebagai berikut :
Table 1.1
Informan Penelitian
No Nama Keterangan
1 Bu Witri Lania Guru
2 Pa Iim Guru
3 Sandi Murid
4 Kiki Murid
17
1.8Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
penelitian deskriptif. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan peneliti dalam melakukan usulan penelitian secara langsung di lapangan. Pengertian metode
kualitatif menurut Sugiyono dalam bukunya Memahami Penelitian Kualitatif.
“Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar belakang
alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan
jalan melibatkan metode yang ada. (Moleong,2007:40)
Metode deskriptif, yaitu menggambarkan dan menganalisa data yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan data berdasarkan keadaan yang nyata. Hal ini sejalan
dengan Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi.
“Metode deskriptif, yaitu dengan cara mempelajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat”. (Djalaludin Rakhmat, 2008:22).
1.9 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
18
1. Observasi, pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan pengkodean serangkaian
perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.
2. Wawancara (Interview)
“Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya, untuk mengetahui hal-hal dari
responden secara mendalam”(Subana dalam Riduwan 2000:29).
3. Study Pustaka.
“Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data atau informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia diperpustakaan” 5
Yaitu usaha untuk mendapatkan informasi dengan cara menelaah referensi
yang sesuai dengan penelitian, seperti mengumpulkan dan mempelajari
data-data yang berasal dari dokumen yang berhubungan dengan perusahaan yang
diteliti.
4. Internet Searching
Pencarian melalui situs inrternet (Internet Searching), merupakan proses dimana peneliti menemukan informasi-informasi yang mendukung kelengkapan
data dan terdapat kaitan dengan penelitian melalui media on-line.
Wawancara yaitu peneliti Mengajukan pertanyaan dengan pihak terkait
khususnya Guru SMK 5 Pangalengan dan sejumlah Informan lainnya. Dengan
5
19
mengajukan pertanyaan/interview penulis dapat mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan materi yang dibahas oleh penulis, sehingga penulis
mendapatkan informasi langsung berupa data-data yang sebenarnya dan secara
mendalam.
Wawancara dilakukan sebagaimana kondisi yang akan terjadi di lapangan,
sehingga sifat wawancara tidak terstruktur. Mengingat pewawancara ingin
menanyakan kegiatan yang bersifat penemuan, peneliti tertarik untuk
berhubungan langsung dengan beberapa responden, dan peneliti ingin agar
responden memberikan penjelasan secara detail sesuai dengan persepsinya,
mengungkapkan pengertian suatu peristiwa, situasi atau keadaan tertentu.
Bentuk wawancaranya, informal mengingat penelitian dilakukan untuk
mengetahui Program Cooperative Learning, sesuai dengan sistem pembelajaran di SMKN 5 Pangalengan
5. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari
20
1.10 Teknik Analisis Data
Analisa data merupakan suatu kegiatan yang mengacu pada penelaahan atau
pengujian yang sistematik mengenai suatu hal dalam rangka menentukan
bagian-bagian atau hubungan diantara bagian-bagian dalam keseluruhan. Peneliti dalam
menganalisa data, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data terlebih dahulu
sebelum diinterprestasikan artinya data diproses terlebih dahulu sebelum
diinterprestasikan artinya data diproses terlebih dahulu.
Tiga unsur dalam kegiatan proses analisa data, sebagai berikut :
1. Data Reduction (reduksi data) yaitu bagian dari proses analisis dengan bentuk analisis untuk mempertegas, memperpendek, membuat fokus,
membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sehingga dapat
disimpulkan.
2. Data Display (penyajian data), yaitu susunan informasi yang memungkinkan dapat ditariknya suatu kesimpulan, sehingga memudahkan
untuk memahami apa yang terjadi
3. Conclusion verification (penarikan kesimpulan), yaitu suatu kesimpulan yang diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali,
dengan meninjau kembali secara sepintas pada catatan lapangan untuk
21
Peneliti menggunakan analisis ini supaya dapat mengklasifikasikan secara
efektif dan efisien mengenai data-data yang terkumpul, sehingga siap untuk di
diinterprestasikan. Di samping itu data yang didapat akan lebih lengkap, lebih
mendalam dan kredibel serta bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.
1.10 Lokasi dan Waktu Penelitian
1.10.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SMKN 5 Pangalengan : Jln.
Chincona No. 8 Pangalengan Telepon : 022 – 5978454.
1.10.1 Waktu Penelitian
Peneliti melakukan beberapa persiapan sebelum meneliti ke lapangan hingga persiapan untuk sidang komprehensif dan sidang sarjana semuanya
dilakukan selama 6 bulan terhitung dari bulan Februari sampai dengan Juli
22
Tabel 1.2
Waktu dan Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
judul
2 Penulisan Bab
1
Bimbingan
3 Seminar UP
4 Penulisan Bab
II
Bimbingan
5 Penulisan Bab
III
Bimbingan
6 Pengumpulan
Data
Wawancara
Bimbingan
7 Pengolahan
23
1.12 Sistematika Penulisan
Bab I :PENDAHULUAN
Sebagai latar belakang penelitian, paragraph ini sering disebut dengan
motivator atau pendorong dilakukannya penelitian. Di bagian pendahuluan
dijelaskan tentang latarbelakang masalah, rumusan masalah , identifikasi
masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian yang terdiri
dari kegunaan praktis dan teoretis, kerangka pemikiran yang terdiri dari
kerangka teoritis dan kerangka konseptual, metode penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, teknik pengambilan populasi dan
sampel, pertanyaan penelitian, lokasi dan waktu penelitian serta sistematika
penulisan.
Penulisan Bab
IV
Bimbingan
8 Penulisan Bab
V
Bimbingan
10 Sidang
24
Bab II :TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang teori yang relevan dengan masalah yang akan
diteliti. Tinjauan pustaka ini dapat pula berisi tentang data sekunder yang
diperoleh dari hasil penelitian yang lain yang data dijadikan asumsi yang
memungkinkan terjadinya penalaran untuk menjawab masalah yang
diajukan peneliti. Biasanya mengenai komunikasi, Cooperatif Learning,
Psikologi komunikasi, , serta tinjauan yang merupakan bagian penting dari
penelitian ini yakni tentang Program Cooperative Learning dari Anita Lie dkk.
Bab III :OBJEK PENELITIAN
Bab ini memberikan gambaran umum mengenai objek penelitian,
khususnya keadaan objek yang berisikan tentang sejarah singkat SMK 5
Pangalengan, tujuan dibentuknya, fungsi, wewenang visi dan misi SMK 5
pangalengan, logo SMK 5 Pangalengan , struktur organisasi dan job descriptionnya, serta tinjauan mengenai Guru SMK 5 Pangalengan.
Bab IV :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan yang meliputi identitas informan (responden), data yang
diperoleh peneliti, dan data hasil penelitian yang diperoleh dideskripsikan,
hal ini untuk menjawab rumusan masalah dan identifikasi yang telah
25
Bab V :KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan rangkuman kesimpulan dan saran dari apa yang telah dibahas
pada bab sebelumnya, yakni dengan cara melihat indikasi dan
kecederungan yang muncul, kemudian merumuskannya menjadi suatu
kesimpulan. Kesimpulan ini pun berdasarkan penelitian tentang Program
26
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1. Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu kebutuhan manusia, yang sangat mendasar. Seperti
halnya, makan dan minuman, manusia, membutuhkan komunikasi untuk
kelangsungan hidupnya. Komunikasi diibaratkan seperti detak jantung,
keberadaannya, amat penting bagi kehidupan manusia, namun kita sering melupakan
betapa besar peranannya.
Sejak lahir manusia, telah melakukan komunikasi, dimulai dengan tangis bayi
pertama merupakan ungkapan perasaannya untuk ratilai membina, komunikasi
dengan ibunya. Semakin dewasa manusia, maka semakin rumit komunikasi yang
dilakukannya. Dimana. komunikasi yang dilakukan tersebut dapat berjalan lancar
apabila terdapat persamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Hal ini sesuai
dengan pengertian dari komunikasi itu sendiri yaitu :
"Istilah komunikasi berasal dari perkataan bahasa, Inggris "Communication" yang menurut Wilbur Schramm bersumber pada istilah latin "Communis" yang dalam
bahasa Indonesia berarti "sama" dan menurut Sir Gerald Barry yaitu "Communicare"
yang berarti berercakap-cakap". Jika kita berkomunikasi, berarti kita mengadakan
27
Komunikasi mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia, hampir 90%
dari kegiatan keseharian manusia dilakukan dengan berkomunikasi. Dimanapun,
kapanpun, dan dalam kesadaran atau situasi macam apapun manusia selalu tetjebak
dengan komunikasi. Dengan berkomunikasi manusia dapat memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan-tujuan hidupnya, karma berkomunikasi merupakan suatu kebutuhart
manusia yang amat mendasar. Oleh karna itu sebagai makhluk sosial manusia senang
tiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. la ingin mengetahui lingkungan
sekitarnya, Bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Dengan rasa
ingin tahu inilah yang memaksa manusia perlu berkomunikasi
Dari definisi diatas menjelaskan bahwa, komunikasi merupakan proses
penyampaian simbol-simbol balk verbal maupun nonverbal. Rangsangan atau
stimulus yang disampaikan komunikator akan mendapat respon dari komunikan
selama keduannya memiliki manna yang sama terhadap pesan yang disampaikan Jika
disimpulkan maka komunikasi adalah suatu proses, pembentukan, penyampaian,
penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam seseorang dan atau di antara
dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu sebagaimana diharapkan oleh
28
2.1.2. Unsur-unsur komunikasi
Komunikasi akan terjadi bila telah memenuhi unsur-unsur yang terdapat
didalamnya. Artinya, komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya
sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut
komponen atau elemen komunikasi. Untuk melihat unsur-unsur komunikasi berikut
beberapa unsur komunikasi menurut Cangara:
Gambar 2.1
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
Sumber: cangara,1998,23-27
Keterangan:
1. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa
inggrisnya disebut source,sender,decoder.\
SU M BER PESAN M ED I A PEN ERI M A EFEK
29
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Isi pesan bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,
informasi, nasihat atau proganda. Dalam istilah asing pesan diterjemahkan dengan
kata message, content, atau information 3. Media
Media ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada
penerima. Selman atau media komunikasi terbagi atas media massa dan media
nirmassa. Nirmassa merupakan komunikasi tatap muka sedangkan media massa
menggunakan saluran yang berfungsi sebagai alat yang dapat menyampaikan pesan
secara massal.
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau
negara.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan
dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa
diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan
30
2.1.3 Fungsi Komunikasi
Komunikasi memiliki beberapa fungsi. Menurut Effendy ada empat fungsi utama
dari kegiatan komunikasi, yaitu:
1. Menginformasikan (to inform)
2. Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada
masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku
orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain
2. Mendidik (to educate)
Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia
dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain
mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan
3. Menghibur (to entertaint)
Adalah komunikasi selain berguna, untuk menyampaikan komunikasi,
pendidikan, mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau
menghibur orang lain.
4. Mempengaruhi (to influence)
Adalah fungsi mempengaruhi setup individu yang berkomunikasi, tentunya
berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha
merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan apa yang
31
2.1.4 Tujuan Komunikasi
Komunikasi memiliki tujuan. Seperti kegiatan lainnya, komunikasi memiliki
tujuan atau destination yang ingin dicapai oleh para, pelaku komunikasi. Menurut Schramm menjelaskan, "Tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua persfektif yaitu :
kepentingan komunikator dan kepentingan komunikan”.Tujuan komunikasi dilihat
dari sudut kepentingan number atau komunikator antara lain:
a. Memberikan informasi
Komunikasi merupakan proses 1 pesan yang didalamnya samt akan
informasi. Melalui komunikasi, pecan tersebut disampaikan komunikator
kepada komunikan.
b. Mendidik
Dari sekedar memberikan informasi akhirnya banyak input yang
disampaikan komunikator agar komunikan menjadi lebih luas
pengetahuannya.
c. Menghibur
Seorang komunikator berkomunikasi tidak semata-mata memberikan
informasi dan pengetahuan melainkan juga, menghibur perasaan komunikan.
Hal ini Sering dilakukan untuk mengakrabkan ikatan emosional.
d. Menganjurkan suatu tindakan
Pesan yang disampaikan komunikator merupakan stimulus yang dapat
menjadi acuan bagi komunikan. Komunikator dapat mempengaruhi
32
2.1.5 Pengertian Media Komunikasi
Media komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk memproduksi,
memproduksi mendistribusikan atau menyebarkan dan menyampaikan informasi.
Jenis media komunikasi berdasarkan fungsinya media komunikasi dibagi menjadi 3
yakni :
a) Fungsi Produksi, ialah media komunikasi yang berguna untuk menghasilkan
informasi, contohnya adalah komputer pengolah kata word processor;
b) Fungsi Reproduksi, ialah media komunikasi yang kegunaannya untuk
memproduksi ulang dan menggandakan informasi, misalnya audio tapes recorder dan videotapes.
c) Fungsi penyampaian informasi, ialah media komunikasi dipergunakan untuk
menyearluaskan dan menyampaikan pesankepada komunikan yang menjadi
sasaran. Contoh : telepon, bulletin, faksimile dsb.
Berdasarkan bentuknya media komunikasi dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Media Cetak, ialah segala barang cetak yang dapat dipergunakan sebagai
sarana penyampaian pesan, contohnya seperti surat kabar, leaflet, brosur,
bulletin dan sebagainya.
b) Media Visual atau Media Pandang, artinya untuk menerima pesan yang disampaikan digunakan indera penglihatan, Misalnya film, televisi, lukisan,
33
c) Media Audio, untuk menerima pesan yang disampaikan dengan menggunakan indera pendengaran, seperti radio, telepon, tape recorder dan sebagainya. d) Media Audio-Visual, ialah media komunikasi yang dapat dilihat sekaligus
ddengar. Jadi untuk dapat mengakses informasi yang disampaikan, digunakan
indera penglihatan dan pendengaran sekaligus. Yang termasuk dalam jenis ini
adalah tv dan film.
Berdasarkan jangkauan penyebaran informasi terbagi menjadi 2 yaitu media
komunikasi external dan media komunikasi internal.
A. Media Komunikasi Eksternal adalah media komunikasi yang dipergunakan untuk
menjalin hubungan dan menyampaikan informasi dengan pihak-pihak yang berada
di luar perkantoran. Media komunikasi eksternal yang sering digunakan antara
lain:
1. Media cetak ialah media komunikasi tercetak atau tertulis dimaksudkan untuk
menjangkau public eksternal seperti pemegang saham, konsumen, pelanggan,
mitra kerja, dan sebagainya. Contohnya adalah majalah perusahaan, bulletin,
brosur dan leaflet. Media eksternal cetak ini berfunghsi sebagai :- Media
Penghubung;- Sarana menyampaikan keterangan-keterangan kepada kalayak-
Media Pendidikan- Sarana membentuk opini publik- Sarana membangun citra.
2. Radio merupakan media audio yang mampu mengirimkan pesan berupa informasi
lisan (suara) kepada khalayak. Beberapa perkatoran memilih memanfaatkan radio
34
khalayak sasaran. Penggunaan media radio oleh suatu perusahaan dapat dilakukan
dengan mendirikan pemancar, mengisi acara pada stasiun radio, TV Kepentingan
perusahaan untuk menyampaikan pesan kepada public melalui televisi dapat ditempuh dengan memasang iklan, mengundang wartawan atau reporter televisi
agar memuat berita tentang kegiatan perusahaan atau dapat pula mengajukan
permohonan untuk mengisi acara
3. Telepon Sebagai media komunikasi, telepon sangat penting untuk menyampaikan
dan menerima informasi lisan secara cepat dengan pihak public eksternal
4. Surat merupakan media penyampaian informasi secara tertulis, dapat berupa surat
konvensional maupun surat elektronik. Surat menyurat merupakan salah satu
kegiatan penting diperusahaan. Banyak informasi yang keluar masuk perusahaan
melalui media surat, karena surat merupakan media komunikasi yang efektif
apabila yang terkait tidak dapat berhubungan secara langsung atau lisan. Internet
merupakan media komunikasi berbasis komputer teknlogi informasi. Internet
banyak dipilih oleh perusahaan guna menjalin kemampulan dalam menjangkau
khalayak. Keunggulan media komunikasi internet adalat
a) Mudah, cepat dan murah dengan jangkauan dunia
b) Tidak ada birokrasi baik secara teknis maupun non teknis
c) Tersebar di berbagai pelosok kota
B. Media Komunikasi Internal adalah semua sarana penyampaian dan penerimaan
35
biasanya bersifat non komersial. Penerima maupun pengirim informasi adalah
orang dalam atau orang dalam tau public internal, terdiri atas pimpinan, angota,
pegawai, maupun unit-unit kertja yang ada di dalam perusahaan tersebut, Jenis
media yang dipergunakan secara internal ini antara lain :
a. Telepon
b. Surat
c. Papan pengumuman
d. House Journal Bentuknya dapat berupa majalah bulanan, profil
perusahaan, prospectus, bulletin dan tabloid.
e. Printed material Media komunikasi dan publikasi berupa
barang-barang cetakan seperti booklet, pamlet, kop surat, logo, kartu nama dan memo.
f. Media pertemuan dan pembicaraan
2.2 Tinjauan tentang Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan
sebagainya Michael Burgoon dalam. Wiryanto, 2005, mendefinisikan komunikasi
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan
tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan
masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
36
mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan
rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.1
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok
ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau
suatu komite yang tengah merapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam
komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu
kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
(Mulyana, 2005).
2.2.1Faktor-faktor Pembentuk Komunikasi Kelompok
Setiap kegiatan yang dijalankan oleh manusia dikarenakan timbul faktor-faktor
yang mendorong manusia tersebut untuk melakukan suatu pekerjaan. Begitu pula
dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat, didorong
oleh faktor-faktor tertentu. Mengapa manusia ingin melaksanakan komunikasi dengan
yang lainnya, khususnya komunikasu Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang
memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Atau dengan
kata lain, kelompok adalah kumpulan orang yang saling berinteraksi, interdependen
1
37
(saling tergantung antara satu dengan yang lainnya), dan berada bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang sama.
Dua faktor utama yang mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatandan
kesamaan.
a. Keadaan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan
seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok
bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok
kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling
berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin
mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik
meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan
terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang
memainkan peran penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
b. Kebersamaan.
Pembentukan kelompok tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga
kesamaan diantara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang lebih suka
berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang
dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, dan
karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam
38
2.2.2 Jenis-jenis Komunikasi Kelompok
1. Komunikasi kelompok kecil
Komunikasi kelompok kecil (small/micro group communication) adalah komunikasi yang:
a. Ditujukan kepada kognisi komunikan.
b. Prosesnya berlangsung secara dialogis.
Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukan pesanya
kepada benak atau pikiran komunikan, misalnya kuliah, ceramah, diskusi,
seminar, rapat, dan lain-lain. Dalam situasi komunikasi seperti itu logika
berperan penting . komunikan akan menilai logis tidaknya uraian komunikator.
Cara yang kedua dari komunikasi kelompok kecil ialah bahwa prosesnya
berlangsung secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkular, umpan balik
secara verbal. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya
jika kita tidak mengerti. Dapat menyanggah bila tidak setuju dan lain
sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak jenis komunikasi kelompok
kecil, antara lain, seperti telah d singgung di atas : rapat (rapat kerja rapat
pimpinann, rapat mingguan), kuliah, ceramah, brifing, penataran, loka karya,
diskusi panel, forum, symposium, seminar, konferensi, kongres.curah
39
2. Komunikasi kelompok besar
Sebagai kebalikan dari komunikasi kelompok kecil, komunikasi kelompok
besar( large/marco group communication) adalah komunikasi yang: a. Ditujukan kepada seleksi komunikan
b. Prosesnya berlangsung secara linear
Pesan yang di sampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi
kelompok besar, ditunjukan kepada afeksi komunikan, kepada hatinya atau pada
perasaanya. Contoh untuk komunikasi kelompok besar adalah misalnya rapat
raksasa sebiah lapangan. Jika komunikan pada komunikasi kelompok kecil
umunya bersifat homogeny (antara lain sekelompok orang yang sama jenis
kelaminya, sama pendidikanya, sama status sosialnya), maka komunikan pada
komunikasi kelompok besar umunya bersifat heterogen ; mereka terdiri dari
individu-individu yang beraneka ragam dalam jenis kelamin , usia, jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan, agama dan lain sebagainya.
Proses komunikasi kelompok besar bersifat linear, satu arah dari titik yang
satu ke titik yang lain, dari komunikator ke komunikan. Tidak seperti pada
komunikasi kelompok kecil yang seperti telah diterangkan tadi berlangsung
secara sirkular. Dialogis, bertanya jawab. Dalam pidato di lapangan amat kecil
kemungkinannya terjadi dialog antara seorang orator dengan salah seorang dari
40
2.2.3 Fungsi-Fungsi Komunikasi Kelompok
Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya
fungsi-fungsi yang akandilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup
fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasi,pemecahan masalah dan pembuatan
keputusan dan fungsi terapi. Semua fungsi ini dimanfaatkan untuk pembuatan
kepentingan masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itu sendiri.
1. Hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu
memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya
seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan
kepada anggotanya untuk melakukan aktivitas yang informal, santai dan
menghibur.
2. Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana
sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja unutk
mencapai dan mempertukarkan pengetahuan. Melalui fungsi pendidikan
ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu
sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Namun demikian,
fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang diharapkan
atau tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang
dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi
interaksi di antara para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini akan
41
berguna bagi kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan
msing-masing anggota, mustahil fungaiedukasi ini akan tercapai.
3. Fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan
anggota lainnyasupaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok,
membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya.
Misalnya, jika usaha-usaha persuasif tersebut terlalu bertentangan dengan
nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok, maka justru orang yang
berusaha mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu konflik, dengan
demikian malah membahayakan kedudukannya dalam kelompok.
4. Fungsi kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk
memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan
masalah (problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan
(decision making), berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahn masalah menghasilkan materi atau bahan untuk
pembuatan keputusan.
5. Terapi adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki
perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak
memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap
individu mencapai perubahan personalnya. Tentunya, individu tersebut
42
manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri, bukan
membantu kelompok mencapai konsensus. Contoh dari kelompok terapi
ini adalah kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita
narkotika, kelompok perokok berat dan sebagainya.Tindak komunikasi
dalam kelompok-kelompok terapi dikenal dengan nama pengungkapan
ciri (selfdisclosure). Artinya, dalam suasana yang. mendukung, setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang
menjadi permasalahannya. Jika muncul konflik antar anggota dalam
diskusi yangdilakukan, orang yang menjadi pemimpin atau yang
memberi terapi yang akan mengaturnya.
2.3Tinjauan Mengenai Cooperative Learning
Pembelajaran Cooperative Learning bergantung pada kelompok-kelompok kecil sipebelajar. Meskipun isi dan petunjuk yang diberikan oleh pengajarmencirikan
bagian dari pengajaran, namun pembelajaran Cooperative Learning secaraberhati-hati menggabungkan kelompok-kelompok kecil sehingga anggotaanggotanya dapat
bekerja bersama-sama untuk memaksimalkanpembelajaran dirinya dan pembelajaran
satu sama lainnya. Masing-masinganggota kelompok bertanggungjawab untuk
mempelajari apa yang disajikandan membantu teman anggotanya untuk belajar.
Ketika kerjasama iniberlangsung, tim menciptakan atmosfir pencapaian, dan
selanjutnyapembelajaran ditingkatkan (Karen L.Medsker and Kristina M.
43
Cooperative Learning mengacu pada metode pengajaran dimana siswabekerja bersama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar.Kebanyakan
melibatkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4 (empat)siswa yang mempunyai
kemampuan yang berbeda (Slavin, 1994), dan ada yangmenggunakan ukuran
kelompok yang berbeda-beda (Cohen, 1986; Johnson &Johnson, 1994; Kagan, 1992;
Sharan & Sharan, 1992). Khas Cooperative Learning yaitu siswa ditempatkan dalam kelompok kelompok kooperatif dan tinggal bersama dalam satu kelompok untuk
beberapa minggu atau beberapa bulan. Sebelumnya siswa tersebut diberi penjelasan
atau diberi pelatihan tentang bagaimana dapat bekerja sama yang baik dalam hal:
- Bagaimana menjadi pendengar yang baik
- Bagaimana memberi penjelasan yang baik
- Bagaimana cara mengajukan pertanyaan dengan benar dan lain-lainnya.
Aktivitas Cooperative Learning dapat memaikan banyak peran dalam pelajaran.Dalam pelajaran tertentu Cooperative Learning dapat digunakan 3 (tiga) tujuanvberbeda yaitu: Dalam pelajaran tertentu siswa sebagai kelompok yang
berupaya untuk menemukan sesuatu, kemudian setelah jam pelajaran habis siswa
dapat bekerja sebagai kelompok-kelompok diskusi dan setelah itu siswa akan
mendapat kesempatan bekerja sama untuk memastikan bahwa seluruh anggota
kelompok telah menguasai segala sesuatu yang telah dipelajarinya untuk persiapan
44
2.4.1Unsur-unsur Model Pembelajaran Cooperative Learning
Pengajaran harus dirancang secara berhati-hati sehingga setiap partisipan terlibat
dalam proyek pengajaran dengan mengambil perananyang berbeda seperti peranan
pemimpin, misalnya pengajar harus menyusun kelompok-kelompok kecil sehingga
semua partisipan menggunakan peranankepemimpinan dan berusaha untuk
mendapatkan keuntungan bersama. Pembelajaran kooperatif tidak merancang
pengajaran seperti cara kompetitif atau individualistis dalam pelaksanaannya.
Ketika pembelajaran berlangsung dalam sebuah lingkungan belajar yang
kompetitif, maka para partisipan cenderung bekerja dengan partisipan lainnya untuk
mendapatkan sebuah tujuan yang mereka rasakan hanya bisa didapatkan oleh kecil
partisipan. Para pebelajar selanjutnya merasakan bahwa mereka dapat mencapai
tujuan-tujuannya, jika pebelajar lainnya gagal, sebuah persepsiyang seringkali
dihasilkan dalam beberapa diri pebelajar yang menganggap pelajaran mudah, karena
mereka yakin mereka tidak memiliki kesempatan untuk menang (Deutsch, 1962).
Evaluasi pembelajaran dalam lingkungansemacam ini adalah tidak memuaskan
karena prestasi partisipan dinilaimelalui cara-cara referensi norma. Ketika
pembelajaran berlangsung dalam lingkungan individual, para partisipan terlihat
bekerja sendiri untuk menyelesaikan tujuan-tujuannya yang tidak berhubungan
dengan pekerjaan teman sekelas lainnya. Meskipunlingkungan ini kondusif untuk
mengevaluasi kinerja berdasarkan basisreferensi kriterium, kenyataannya bahwa
tujuan-tujuan pebelajar bersifat independen yang berkontribusi terhadap
45
yangdilakukan oleh para partisipan. Dalam kasus ini, kesempatan untuk bertumbuh
melalui cara-cara kolaboratif hilang Ketika pembelajaran kooperatif apa yang
dibutuhkan oleh pengajar adalah menyusun pelatihan sehingga anggota-anggota dari
kelompok-kelompokkecil yakin merupakan hasil bersama.
Lebih lanjut, petunjuk seharusnya diberikan kepada kelompok-kelompok yang
anggota-anggotanya mendapatkan pencapaian dari usaha-usaha anggota lainnya—
bahwaanggota-anggota kelompok perlu membantu dan mendukung anggota-anggota
lainnya untuk mendapatkan hasul yang ingin dicapai. Untuk melakukan hal tersebut,
setiap anggota kelompok secara individual membagi akuntabilitas bersama untuk
melakukan bagian pekerjaan kelompoknya. Akuntabilitas tersebut bergantung pada
penguasan masingmasing anggota tim terhadap keterampilan-keterampilan kelompok
kecildan antarpribadi yang dibutuhkan untuk menjadi anggota kelompok yang efektif.
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah kemampuan untuk membahas seberapa
baik kelompok bekerja dan apa yang dapat dikerjakanuntuk meningkatkan pekerjaan
kelompok (Johnson, 1991).2
2.4.2 komponen-komponen penting dari pembelajaran Cooperative adalah sebagai berikut:
1. Ketergantungan positif
2. Interaksi promotif langsung
3. Akuntabilitas individual dan kelompok
4. Keterampilan-keterampilan antarpribadi dan kelompok kecil
2
46
5. Pemrosesan kelompok
Ketergantungan Positif. Ketergantungan positif berlangsung ketika
anggota-anggota kelompok merasakan bahwa mereka berhubungan dengan satusama lainnya
dalam suatu cara dimana seseorang tidak dapatmengerjakannya kecuali bekerja
bersama. Anggota-anggota kelompokkelompok kecil berada dalam perahu yang
sama. Pada saat berlayar, kruperahu perlu menyadari bahwa mereka akan tenggelam
dan berenangbersama-sama.
Pengajar harus merancang dan mengkomunikasikan tujuantujuan dan tugas-tugas
kelompok dalam cara-cara yang membantu anggotaanggota kelompok untuk
mencapai pemahaman tersebut. Selanjutnyamasing-masing anggota kelompok
memiliki kontribusi yang unik untukmelakukan usaha bersama. Pengajar seharusnya
mendefinisikan secara jelasperanan kelompok dan tanggungjawab tugas dan mengacu
pada kekuatankekuatan individu anggota.
Interaksi Promotif Langsung. Para pebelajar perlu melakukan kerjasamanyata
dalam waktu nyata, baik pada ruang pelatihan maupun padapertemuan-pertemuan di
luar ruangan. Selanjutnya, pemrosesan informasidalam pekerjaan terhadap
pencapaian sebuah tujuan, anggota-anggotakelompok harus meningkatkan
keberhasilan satu sama lainnya denganmenyediakan sumbedaya dan bantuan
bersama, mendukung,menganjurkan, dan menghargai usaha-usaha anggota-anggota
kelompoklainnya.
Pengajar seharusnya memberikan contoh-contoh bagaimanakelompok-kelompok
47
masalah-masalah, mengajarkan pengetahuankepada anggota lainnya, memeriksa
pemahaman, membahas konsep-konsepyang dipelajari, dan menghubungkan
pembelajaran saat ini denganpembelajaran masa lalu. Dengan melakukan hal tersebut,
dinamikadinamika antarpribadi akan memudahkan pembelajaran.
Melalui peningkatkan pembelajaran langsung satu sama lainnya,
anggotakelompok memberikan komitmen secara personal kepada
anggota-anggotakelompok lainnya dan juga tujuan-tujuan bersamanya. Akuntabiliras
Individual dan Kelompok. Para pendukung pembelajarankooperatif menyatakan
bahwa dua tingkatan akuntabilitas disusun menjadi pelajaran-pelajaran pembelajaran
48
BAB III
OBJEK PENELITIAN
3.1 Tinjauan Tentang Lembaga
3.1.1 Sejarah SMKN 5 Pangalengan
Cooperative learning adalah salah satu program SMKN 5 pangalengan dalam meningkatkan kerjasama antara guru dan murid ataupun murid dengan murid,
program ini dapat menjadikan sebuah komunikas yang dapat memberikan siswa
menjadi seorang yang bisa bersama dalam kelompok belajar dan program tersebut
dapat menjadi sebuah kerjasama dalam kegiatan belajar dalam kelas maupun luar
kelas dimana ada kegiatan praktek di SMKN 5 Pangalenga. Pangalengan merupakan
daerah pertanian dan peternakan yang banyak menghasilkan hasil bumi dimana para
petani dan peternakan sangat subur dalam mengolah hasil bumi tersebut, dengan
kemajuan jaman mulai dari jaman penjajahan samapai merdeka tetap produksi hasil
pertanian dan peternakan di pangalengan, dengan itu di daerah pangalengan didirikan
sebuah sekolah pertanian Pada tahun 1962 SPPSPMA atau SNAKMA Pangalengan
yang berkembang dari sekolah swasta hingga berdiri menjadi sekolah Menengah
Pertama di Pangalengan saat itu. Pada Tanggal 1 Agustus 1965 sekolah ini menjadi
SPMA pangalengan yang merupakan sekolah Pertanian waktu itu. Pada tanggal 7
49
berubah namanya menjadi SMKN 5 Pangalengan . SMKN 5 Pangalengan beralamat
di Jalan Chincona Nomor 7 Pangalengan .
Rintisan sekolah bertaraf Nasional. SMKN 5 harus siap bersaing di tingkat
regional, nasional dan global dalam mempersiapkan mutu tamatan yang mandiri dan
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, secara cerdas tanggung dan professional.
SMK Negeri 5 Pangalengan sesuai dengan visi dan misi sekolah, tujuan, nilai,
menyadari bahwa keberadaan Sekolah sangat tergantung pada Steakholder. SMK Negeri 5 Pangalengan, bertekad untuk mengutamakan Kepuasan para Pelanggan
dengan senantiasa melaksanakan Perbaikan Berkelanjutan Sistem Manajemen Mutu
dan Berusaha untuk memenuhi Persyaratan Pelanggan. SMK Negeri 5 Pangalengan
bertekad membentuk Tamatan yang tangguh dan Kompeten dengan :Melaksanakan
Program SBI untuk semua Program Keahlian, mengembangkan SMK sebagai daya
dukung perekonomian Daerah dan Nasional melalui Bisnis Center Peternakan r dan
Pertanian, mendukung Panaglengan sebagai kota pangalenagn, maksudnya dengan
potensi yang dimiliki, sekolah bertekad mewujudkan SMK Negeri 5 Pangalengan