ABSTRAK
EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBAYARAN DAN MANFAAT
SANTUNAN KEPADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS
OLEH PT JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG LAMPUNG
Oleh
ELLISA OCTAVIANI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelayanan pembayaran santunan dan manfaat santunan kepada korban kecelakaan lalu lintas oleh PT Jasa Raharaja (Persero) Cabang lampung. Objek penelitian ini adalah masyarakat/ahliwaris yang mengurus santunan kecelakaan pada PT Jasa Raharja (Persero) Cabang lampung pada tahun 2012. Data yang digunakan adalah data primer .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pelayanan santunan dan manfaat santunan pada PT Jasa Raharja (Persero) dikatakan berhasil dengan tingkat pencapaian dalam pelayanan sebesar 85,03% dan manfaat santunan sebesar 75,74%. Dengan demikian Tugas Pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat melalui PT Jasa Raharja (Persero) sudah efektif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Uang santunan yang diberikan oleh Jasa Raharja sangat membantu untuk mendukung pemulihan perekonomian keluarga yang ditinggalkan., namun efektivitas penggunaannya dikembalikan lagi kepada pribadi (ahliwaris).
EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBAYARAN SANTUNAN DAN
MANFAAT SANTUNAN KEPADA KORBAN KECELAKAAN
LALU LINTAS OLEH PT JASA RAHARJA (PERSERO)
CABANG LAMPUNG
Oleh
ELLISA OCTAVIANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBAYARAN SANTUNAN DAN MANFAAT SANTUNAN KEPADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH PT JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh:
ELLISA OCTAVIANI.
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Curve marginal utility of return 14 2. Teori Bowen16
3. Kurva Kepuasan Sama (indiference curve) 18 4. Peta Kurva Kepuasan Sama (indifference curve) 19 5. Garis Anggaran (Budget Line) 20
DAFTAR ISI
Halaman
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
………
... 1
B.
Rumusan Masalah
………...
... 6
C.
Tujuan Penelitian
………...
... 6
D.
Kerangka Pemik
iran………
... 7
E.
Hipotesis
……….
10
F.
Sistematika Penul
isan……….
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Barang Publik
………..
12
B.
Te
ori Utilitas…………..………..
17
1. K
urva Kepuasan Sama…………..………...
... 18
2. Garis Anggaran
…………..………..
20
C.
Fungsi dan Peran Pemerintah
………..
20
1.
Fungsi Pemerintah
………...………….
20
2.
Peran Pemerintah
………..
22
D.
Pengertian dan Pengukuran efektivita
s………....
24
1.
Pengertian Efektivitas………...
24
2.
Pengukuran Efektivitas………
... 24
E.
Pengertian
Pelayanan ………..
27
F. Pengertian Pelayanan Publik
………...
28
G
Prinsip Pelayanan Publik………....
... 29
H. Pengertian Klaim/Santunan
………
... 31
I. Mekanisme Pelayanan Santunan
……….
32
J. PT Jasa Raharja (Persero)
………...
36
III. METODE PENELITIAN
A.
Jenis dan Sumber Data
………
.... 39
B.
Batasan Variabel
………..
40
C.
Metode Penentuan Sampel
………..
41
D.
Teknik Pengolahan Data
………
43
E.
Alat Analisis
………
44
G.
Uji Realibilitas………
46
H.
Gambaran Umum………
47
1. Sejar
ah Singkat perusahaan………..
47
2.
Visi Perusahaan………....
49
3.
Misi Perusahaan………...
50
4.
Struktur Perusahaan……….
50
5.
Tempat dan Cabang………..
58
I. Prinsip Tepat Pelayanan Santunan
………..
60
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
………..……….
61
B.
Kriteria Korban
………...
62
C Analisis Matrik Efektivitas Pelayanan
Pembayaran Santunan
………...
... 84
D Analisis Matrik Efektivitas Manfaat Santunan
………...
87
E
Peran PT Jasa Raharja (Persero) Dalam Teori Ekonomi
Mikro dan Teori Ekonomi Makro
………..……….
89
1. Teori Ekonomi Mikro
………..
89
2. Teori Ekonomi Makro
………..
92
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
………..
95
B.
Saran
………
96
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Responden
Lampiran 3
Hasil Jawaban Responden
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Jumlah korban dan Santunan yang dibayarkan pada PT Jasa Raharja (Persero)Tahun 2011 ... 5
2.
Jenis Santunan pada PT Jasa Raharja (Persero) ... 53. Jumlah korban kecelakaan pada PT Jasa Raharja (Persero) Tahun 2011 . 41 4. Skala Ordinal Tingkat Keberhasilan Kerja ... 43
5. Nilai Interprestasi Kerealibelan ... 45
6. Jenis Kelamin Korban ... 61
7. Jenis Pekerjaan Korban ... 61
8. Jenis Usia Korban ... 62
9. Tanggapan responden mengenai pengetahuan tentang PT Jasa Raharja (Persero) ... 63
10. Tanggapan responden mengenai informasi yang diberikan oleh petugas PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung ... 65
12. Tanggapan respinden mengenai ketelitian pihak PT Jasa Raharja (Persero) dalam memberikan berkas penerima santunan ... 68 13. Tanggapan mengenai proses pembayaran santunan pihak
PT Jasa Raharja (Persero) tidak membedakan status social ... 69 14. Tanggapan responden mengenai PT Jasa Raharja (Persero)
telah memberikan santunan kepada ahli waris yang tepat ... 71 15. Tanggapan mengenai pembayaran santunan, pihak PT Jasa Raharja (Persero)
sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan ... 72 16. Tanggapan mengenai pembayaran santunan sudah sesuai dengan
ruang lingkup yang ditetapkan ... 73 17. Tanggapan mengenai nilai santunan yang diberikan oleh PT Jasa Raharja
(Persero) telah sesuai dengan ketentuan ... 73 18. Tanggapan mengenai respon PT Jasa Raharja (Persero) terhadap adanya
kecelakaan yang terjadi di jalan ... 74 19. Tanggapan mengenai lama waktu yang dibutuhkan dalam pemeriksaan
kelengkapan berkas dokumen santunan ... 75 20. Tanggapan mengenai lama waktu yang dibutuhkan dalam pencairan
santunan ... 77 21. Tanggapan mengenai letak kantor PT Jasa Raharja (Persero) mudah untuk
dihubungi dan didatangi oleh masyarakat ... 77 22. Tanggapan mengenai fasilitas pengurusan berkas santunan di kator
23. Tanggapan responden mengenai penyerahan santunan sudah sesuai dilakukan ditempat yang dekat dengan domisli korban... 79 24. Tanggapan responden mengenai santunan yang diterima dapat meringankan
beban financial keluarga ... 80 25. Tanggapan responden mengenai uang santunan Jasa raharja dapat membantu
melanjutkan perekonomian keluarg ... 81 26. Tanggapan responden mengenai uang santunan bisa membantu
mengembalikan kesejahteraan perekonomian keluarga ... 82 27. Analisis Matrik Efektivitas Pelayanan Pembayaran Santunan
Kepada Korban Kecelakaan Lalu Lintas Oeh PT Jasa Raharja (Persero) Cabang lampung ... 83 28. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Manfaat Pembayaran Santunan
MENGESAHKAN
1.
Tim Penguji
Ketua
:
Nairobi, S.E., M.Si
Sekretaris
:
Thomas Andrian, S.E., M.Si
Penguji
Bukan Pembimbing
:
MA. Irsan Dalimunthe, S.E
2.
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si
NIP 19610904 198703 1 011
Judul Skripsi
:
EFEKTIVITAS PELAYANAN PEMBAYARAN SANTUNAN DAN MANFAAT SANTUNAN KEPADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS OLEH PT JASA RAHARJA(PERSERO) CABANG LAMPUNG
Nama Mahasiswa
: Ellisa Octaviani
Nomor Pokok Mahasiswa
: 0851021015
Program Studi
: Ekonomi Pembangunan
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
MENYETUJUI
1.
Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama
Pembimbing Pembantu
Nairobi, S.E., M.Si
Thomas Andrian, S.E.,M.Si.
NIP 19660621 199003 1 003
NIP 19780531 200501 1 004
2.
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
MOTTO
Ketika mimpi indah tak pernah terwujud’Berdoalah’. Saat berlari
mengejar angan yang tak pernah sampai ’Berkerjalah’.
(Rangga Umara)
“Hiduplah seakan-akan hari ini adalah hari terakhir kita. Belajarlah
seakan-akan kita akan hidup selamanya”
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
“
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis
dengan sungguh-sungguh dan tidak merupakan penjiplakan hasil karya orang lain.
Apabila dikemuidan hari terbukti bahwa peryataan ini tidak benar maka saya sanggup
menerima hukuman/sanksi sesuai peraturan yang berlaku.”
Bandar Lampung, 2 Mei 2013
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 24 Agustus 1991, sebagai anak keempat dari lima bersaudara, dari Bapak Akhyaruddin,S.H dan Ibu Dahliati.
Penulis mengawali pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) Aisyiyah Bustanul Athfal Tanjung Karang Timur diselesaikan tahun 1996. Pada tahun 2002, penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 3 Rawa Laut Bandar Lampung. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 10 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai salah satu mahasiswi jurusan Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi Universitas lampung, melalui jalur seleksi Ujian Mandiri (UM). Kemudian di tahun 2011 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukadana Kecematan Buai Bahuga way kanan.
SANWACANA
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah dan selalu mencurahkan taufik serta hidayah-Nya bagi penulis, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penuylisan skripsi berjudul “ Efektivitas Pelayanan Pembayaran Santunan dan Manfaat Santunan Kepada Korban Kecelakaan Lalu Lintas Oleh PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Lampung.
Terwujudnya skripsi ini, telah melibatkan bantuan banyak pihak, sehingga penulis ingin menyampaikan penghargaan, penghormatan, dan terimakasih yang sebesar besarnya kepada yang terhormat :
1.
Bapak Nairobi, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Utama yang telahmeluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan saran dalam proses penyusunan skripsi ini hingga akhir kepada penulis dengan sabar;
3. Bapak MA Irsan Dalimunthe, S.E. selaku Penguji Utama yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini;
4. Ibu Arivina Ratih, S.E., M.Si, selaku Pembimbing Akademik, yang telah banyak membantu dalam perkuliahan dan aktivitas akademik penulis selama masa studi;
5. Bapak Muhammad Husaini, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan dan Ibu Asih Murwiati, S.E., M.E., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
6. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas lampung, yang telah memberikan didikan dan ilmu yang bermanfaat;
8.
Segenap staf administrasi jurusan Ekonomi Pembangunan, Ibu Mardianah,Ibu Yati, Bang Herman, Mas Kus dan staf akademik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas pelayanan yang maksimal bagi penulis dalam menyelesaikan administrasi jurusan;
9. Bapak Eri Martajaya, S.E Selaku Kepala Cabang PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung, Terimakasih banyak atas izin yang diberikan untuk penelitian skripsi ini.
10. Seluruh Staf dan Pimpinan PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung. Terimakasih Bapak/Ibu yang telah banyak membantu saya dalam penelitian di Jasa Raharja.
perhatian, doa, arahan dan bimbingan kepada penulis disaat susah maupun senang;
12. Kakakku adi, hendra, esy, sisi, bagus serta adikku ria. Terimakasih atas segala perhatian, motivasi dan kasih sayangnya. Semoga kita menjadi manusia yang sukses dunia dan akhirat. Amin;
13. Sahabat dan teman-teman seperjuanganku di EP 2008 dan 2009, terimakasih atas pertemanan dan canda tawanya selama ini. Semoga kita menjadi orang besar dan sukses di mata dunia kelak;
14. Seluruh Keluarga Besar Ekonomi Pembangunan FEB Unila, terimakasih atas segala bantuan dan doa kalian semua.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga karya sederhana ini dapat bergunan dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, April 2013
Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, ditegaskan bahwa salah satu tujuan yang harus diwujudkan oleh negara
adalah meningkatkan kesejahteraan umum. Dalam upaya mewujudkan
kesejahteraan tersebut, maka Pemerintah berkewajiban untuk menciptakan
perkembangan perekonomian negara antara lain dengan cara menyediakan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup
orang banyak.
Menurut Marselina Djayasinga (2006 : 2) ekonomi publik adalah cabang dari ilmu
ekonomi yang mempelajari tentang peranan negara atau pemerintah dalam
kehidupan ekonomi masyarakat. Ilmu ekonomi itu sendiri adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana manusia atau masyarakat dapat memenuhi kebutuhan
yang tak terbatas dengan segala keterbatasan sumber daya yang ada. Ekonomi
publik terutama menganalisis peranan negara atau pemerintah dalam menyediakan
kebutuhan-kebutuhan ekonomi masyarakatnya yang bersifat umum, seperti
penyedia jalan, jembatan, taman, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.
Kewajiban tersebut dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah, baik melalui instansi
dilakukan oleh masyarakat. Untuk mewujudkan kesejahteraan umum melalui
badan usaha, maka pemerintah melakukan Penyertaan Modal Negara untuk
mendirikan Badan Usaha Milik Negara yang seluruhnya atau minimal 51% (lima
puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara.(Tinjauan Yuridis
Undang-Undang BUMN, 2005; 43).
PT Jasa Raharja (Persero) merupakan salah satu BUMN yang seluruh sahamnya
dimiliki oleh Negara dan memiliki visi dan misi dalam kesejahteraan umum
publik melalui jaminan atau pertanggungan asuransi kecelakaan lalu lintas baik
dijalur darat, laut, maupun udara. Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian juncto
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian. Program asuransi kecelakaan yang dilaksanakan oleh PT Jasa
Raharja (Persero) dilandasi pemikiran bahwa dalam berlalu lintas setiap orang
akan menghadapi suatu resiko yang tidak dapat ditentukan/diprediksi baik di jalur
darat, laut maupun udara. Meskipun telah mematuhi seluruh rambu lalu lintas dan
menggunakan alat keselamatan (helm/sabuk pengaman), serta pengecekan
kelayakan kendaraan secara berkala namun sering kali kecelakaan kerap terjadi.
Sehingga diperlukan adanya jaminan/pertanggungan asuransi sosial kecelakaan
lalu lintas yang pelaksanaannya lebih mengutamakan pelayanan sosial, memiliki
kepastian dan berkesinambungan, khususnya terhadap likuiditas dana untuk
membayar premi.
Adapun mekanisme pembayaran premi menurut UU No 33 Tahun 1964 dilakukan
dengan cara penumpang membayar kepada perusahaan angkutan umum,
Setiap bulan setiap tanggal 27 perusahaan angkutan akan membayarkan hasil
pembayaran iuaran wajib dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang atau
yang bisa dianggap sebagai premi asuransi penumpangnya kepada Bank yang
ditunjuk atau kepala Badan Asuransi yang ditunjuk oleh Pemerintah.(Komisi
Pengawasan Persaingan Usaha, 2010: 4). Sedangkan UU No 34 tahun 1964
mengatur mengenai iuran wajib yang dibebankan kepada pemilik perusahaan atau
kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya. Mekanisme pembayaran bisa melalui
samsat yaitu saat perpanjangan surat tanda kendaraan bermotor maupun bagi
pengusaha kendaraan angkutan langsung dibayarkan kepada PT. Jasa Raharja
pada akhir Juni untuk tahun berjalan,(Komisi Pengawasan Persaingan Usaha,
2010: 5).
Sejalan dengan kemajuan teknik modern dalam penghidupan manusia
bermasyarakat, terkandung bahaya yang kian meningkat disebabkan
kecelakaan-kecelakaan di luar kesalahannya. Pada dasarnya setiap warga negara harus
mendapat perlindungan terhadap kerugian yang diderita karena resiko-resiko
demikian. PT Jasa Raharja (Persero) membantu mewujudkan salah satu fungsi
Negara, yaitu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam hal ini secara
khusus adalah jaminan asuransi kecelakaan lalu lintas yang diberikan bagi
masyarakat yang mengalami musibah di jalan raya, sehingga dapat meringankan
beban penderitaan yang dialami oleh masyarakat korban kecelakaan maupun bagi
keluarga/ahli waris dari korban kecelakaan tersebut.
PT Jasa Raharja (Persero) berperan membantu korban kecelakaan dengan
memberikan santunan untuk meringankan beban financial keluarga. Uang
menjalankan kehidupan transisi sepeninggalan tulang punggung keluarga yang
meninggal atau luka-luka dan cacat tetap akibat lalu lintas, namun efektivitas
penggunaannya dikembalikan lagi kepada pribadi (ahliwaris) tersebut untuk
mengggunakannya dengan bijak. Adapun penggunaanya antara lain :
1. Bisa menjadi modal usaha
2. Bisa melanjutkan sekolah anak-anak
3. Bisa membantu biaya pengobatan
4. Bisa meringankan beban keluarga yang ditinggalkan
Pelayanan yang efektif dari Jasa Raharja dapat membantu memberikan
kenyamanan bagi ahliwaris korban yang mendapat musibah kecelakaan, karena
pada umumnya berada dalam situasi yang penuh khawatiran, sehingga dengan
adanya pelayanan yang baik dapat memberikan kepastian mendapatkan dana
santunan yang setidaknya dapat digunakan untuk meringankan kehidupan
keluarga korban.
Disisi lain bagi pemerintah, kehadiran PT Jasa Raharja (Persero) yang dalam
pelaksana bisnisnya yang dikoordinir oleh Kementrian BUMN sebagai pemegang
saham, secara tidak langsung meskipun tidak diwajibkan mencari keuntungan
tetapi dalam prakteknya justru dapat menghasilkan keuntungan (profit) bagi
Negara yang dibuktikan dengan adanya pembagian laba (deviden) bagi pemegang
saham pada setiap akhir tahun kerja/produksi.
Hal ini dikarenakan asuransi sosial kecelakaan lalu lintas yang dilaksanakan oleh
PT Jasa Raharja (Persero) pada prinsipnya merupakan bisnis asuransi sosial
PT Jasa Raharja (Persero) dalam memberikan santunan kepada korban kecelakaan
lalu lintas sebagai perwujudan dari komitmen perusahaan untuk memberikan
santunan kecelakaan kepada masyarakat. Hal ini berdasarkan dengan tingginya
angka kecelakaan lalu lintas darat di provinsi lampung pada tahun 2011
sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Jumlah Korban dan Santunan yang dibayarkan pada PT Jasa Raharja (Persero) Tahun 2011, yaitu :
Keterangan Jumlah Korban Santunan yang dibayarkan Meninggal Dunia 131 Rp. 32.927.000.000,00
Luka-Luka 111 Rp. 10.567.147.000,00
Cacat Tetap 120 Rp. 1.068.372.000,00
Penguburan 33 Rp. 18.000.000,00
Jumlah 407 Rp. 44.578.619.000,00
Sumber: Data Kecelakaan Lalu Lintas PT Jasa Raharja (Persero)
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa santunan yang dibayarkan untuk korban
meninggal dunia merupakan jumlah yang terbesar dibandingkan jumlah santunan
lainnya yaitu 74% atau sebesar Rp. 32.927.000.000 dari seluruh total santunan
yang dibayarkan.
Tabel 2.Jenis Santunan pada PT. Jasa Raharja (Persero)
Jenis Santunan Angkutan umum
Darat/Laut Udara
Meninggal Dunia Rp. 25.000.000,00 Rp. 50.000.000,00 Cacat Tetap (Maksimal) Rp. 25.000.000,00 Rp. 50.000.000,00 Biaya Rawatan (Maksimal) Rp. 10.000.000,00 Rp. 25.000.000,00 Biaya Penguburan Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.000.000,00
Sumber : Nilai Santunan PT Jasa Raharja (Persero)
Nilai santunan yang di berikan PT Jasa Raharja (Persero) kepada korban
kecelakaan lalu lintas berdasarkan pada ketentuan Peraturan Mentri Keuangan RI
Nomor: 37/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana
Pertanggungan Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang umum di
secara acak (random) dengan keluarga/ahli waris kecelakaan lalu lintas yang
mengurus pengajuan klaim, bahwa PT Jasa Raharja (Persero) telah memberikan
santunan sesuai dengan Peraturan Mentri Keuangan tersebut diatas, sehingga
dapat disimpulkan sementara, bahwa manfaat pembayaran tersebut sudah berjalan
efektif untuk mendukung pemulihan kesejahteraan keluarga yang ditinggalkan.
Berdasarkan uraian di atas dan ketentuan yang ada, maka penulis ingin meneliti
tentang “Efektivitas Pelayanan Pembayaran Klaim Santunan dan Manfaat
Santunan Kepada Korban Kecelakaan Lalu Lintas oleh PT Jasa Raharja (Persero)
Cabang Lampung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah
1. Seberapa efektifkah Pelayanan Pembayaran Santunan Kepada Korban
Kecelakaan Lalu Lintas Oleh PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung ?
2. Seberapa efektifkah Manfaat Santunan Kecelakaan Lalu Lintas bagi Korban
atau ahliwaris oleh PT Jasa raharja (Persero) Cabang Lampung ?
C. Tujuan Penelitian
1.
Untuk mengetahui seberapa efektifPelayanan Pembayaran Santunan KepadaKorban Kecelakaan Lalu Lintas Oleh PT Jasa Raharja (Persero) Cabang
2.
Untuk mengetahui sebarapa efektif Manfaat Santunan Kecelakaan LaluLintas bagi Korban atau ahliwaris oleh PT Jasa raharja (Persero) Cabang
lampung.
D. Kerangka Pemikiran
Menurut Marselina Djayasinga (2006; 2) ekonomi publik adalah cabang dari ilmu
ekonomi yang mempelajari tentang peranan negara atau pemerintah dalam
kehidupan ekonomi masyarakat. Ekonomi publik menganalisis tentang peranan
negara atau pemerintah dalam menyediakan kebutuhan-kebutuhan ekonomi
masyarakat seperti penyedia jalan, jembatan, pendidikan, pelayanan kesehatan,
serta pelayanan publik lainnya.
Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, ditegaskan bahwa salah satu tujuan yang harus diwujudkan oleh negara
adalah meningkatkan kesejahteraan umum. Program asuransi sosial merupakan
salah satu media yang digunakan oleh pemerintah untuk melaksanakan fungsi
kesejahteraan bagi rakyatnya.
Menurut (Suharto, 2009) Kesejahteraan sosial dapat diartikan sebagai kondisi
sejahtera dari suatu masyarakat, kesejahteraan sosial pada umumnya meliputi
kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan, dan kualitas hidup rakyat. Pengertian
kesejahteraan sosial juga menunjuk pada segenap aktifitas pengorganisasian dan
pendistribusian pelayanan sosial baik yang bersifat formal maupun informal.
Pemerintah berkewajiban untuk meningkatkan perekonomian negara antara lain
dengan cara menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai
PT Jasa Raharja (Persero) selaku BUMN sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian Juncto
Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perasuransian. Hubungan hukum antara PT Jasa Raharja (Persero) dengan
masyarakat adalah perjanjian yang bersifat wajib berdasarkan ketentuan
undang-undang, yang mana setiap masyarakat pengguna jasa transportasi baik di jalur
darat, laut, maupun udara diwajibkan membayar premi asuransi kecelakaan lalu
lintas yang dikutip dari tiap lembar tiket yang dibayarkan oleh penumpang.
Pendanaan Jasa Raharja bersumber dari Iuran Wajib dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 33
dan 34 tahun 1964 Juncto Peraturan Pemerintah no 17 dan 18 tahun 1965. Yang
berkewajiban membayar Iuran Wajib adalah setiap penumpang alat angkutan
umum di darat, laut maupun udara, sedangkan yang berkewajiban membayar
Sumbangan Wajib adalah setiap pemilik kendaraan bermotor. Iuran Wajib yang
dibayarkan oleh para penumpang kendaraan bermotor, alat angkutan umum
digunakan untuk melindungi resiko kecelakaan yang disebabkan oleh kendaraan
bermotor tersebut. Apabila suatu saat terjadi kecelakaan lalu lintas maka Jasa
Raharja akan memberikan santunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(Manual Administrasi Bidang Pelayanan Jasa Raharja,1998: 13).
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian yang berada
dalam peringkat atas di Indonesia, yang disebabkan oleh banyak faktor antara lain
meliputi faktor kurang layaknya sarana transportasi, infrastruktur pendukung lalu
lintas, maupun faktor kelalaian manusia. Sehingga bilamana kecelakaan lalu lintas
terhadap korban kecelakaan lalu lintas maupun keluarga/ahli waris yang
ditinggalkan.
Apabila korban kecelakaan adalah tulang punggung keluarga yang bertugas
menafkahi keluarga maka akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan. Dalam
teori utilitas bagi sebuah keluarga, diumpamakan garis anggaran berada pada
posisi tertentu dimana keluarga tersebut dapat mengkonsumsi barang dan jasa
dalam jumlah tertentu. Namun apabila tulang punggung keluarga mengalami
kecelakaan sehingga menyebabkan luka-luka, cacat tetap atau meninggal dunia
akan mempengaruhi penurunan pendapatan. Hal ini akan menurunkan posisi garis
anggaran dari posisi semula saat sebelum terjadinya kecelakaan.
Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah membuat program asuransi kecelakaan
yang pada prinsipnya tidak mengutamakan laba, tetapi lebih mengutamakan
kesejahteraan bagi masyarakat secara berkesinambungan. Dengan adanya
perusahaan asuransi sosial milik negara, Jasa Raharja berperan membantu korban
kecelakaan dengan memberikan santunan untuk meringankan beban financial
keluarga, sehingga kondisi ekonomi keluarga korban dapat terbantu dan dapat
melanjutkan kehidupan selanjutnya.
Pelayanan yang efektif dari Jasa Raharja dapat membantu memberikan
kenyamanan bagi ahliwaris korban yang mendapat musibah kecelakaan, karena
pada umumnya berada dalam situasi yang penuh khawatiran, sehingga dengan
adanya pelayanan yang baik dapat memberikan kepastian mendapatkan dana
santunan yang setidaknya dapat digunakan untuk meringankan kehidupan
Menurut Hessel (2005; 138) pentingnya efektifitas organisasi dalam pencapaian
tujuan-tujuan organisasi dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu
organisasi. Dengan Jasa Raharja memberikan informasi yang akurat, pemberian
santunan sesuai dengan ketentuan, penerima santunan korban yang berhak,
penyelesaian santunan tepat waktu , penyerahan santunan diupayakan sedekat
mungkin dengan domisli korban atau ahliwaris, maka manfaatnya akan lebih
dirasakan oleh keluarga korban dan pembayaran klaim santunan menjadi efektif.
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,
maka hipotesis penelitian adalah :
1. Diduga penyaluran pembayaran santunan kepada korba kecelakaan lalu lintas
oleh PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung telah efektif.
2. Diduga santunan dapat menggantikan pendapatan yang hilang dan
mengembalikan kesejahteraan bagi ahliwaris korban kecelakaan lalu lintas.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari :
Bab I Pendahuluan yang berisikan Latar Belakang, Perumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis, dan Sistematika
Penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka. Bagian ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan
masalah yang sedang diteliti, sehingga dapat menunjang penulisan yang
Bab III Metode Penelitian yang berisikan tahapan penelitian, jenis dan sumber
data, cara memperoleh data, alat analisis serta gambaran umum tempat
penelitian.
Bab IV Hasil dan Pembahasan. Berisikan nilai perhitungan, analisa dan
pembahasan serta hasil penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Barang publik
Menurut Guritno Mangkoesoebroto (Edisi ke 3;57) Barang publik (public goods)
adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan
mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Suatu barang publik
merupakan barang-barang yang tidak dapat dibatasi siapa penggunanya dan sebisa
mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk medapatkannya.
Barang publik adalah untuk masyarakat secara umum (keseluruhan) sehingga dari
semua kalangan dapat menikmatinya. Barang publik memiliki cirri-ciri yang
membedakannya dengan barang lainnya, yaitu :
1. Non Exclusive
Apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi
siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut atau dengan kata
lain, setiap orang memiliki akses ke barang tersebut. Jadi semua orang, baik
orang tersebut membayar maupun tidak membayar dalam mengkonsumsi
barang atau jasa tersebut, ia tetep memperoleh manfaat.
2. Non-Rivalry
Dalam penggunaan barang publik berarti bahwa penggunaan satu konsumen
terhadap suatu barang tidak akan mengurangi kesempatan konsumen lain
Setiap orang dapat mengambil manfaat dari barang tersebut tanpa
mempengaruhi manfaat yang diperoleh orang lain.
3. JoinConsumption
Barang atau jasa dapat digunakan atau dikonsumsi bersama-sama. Suatu
barang atau jasa dapat dikatakan memiliki tingkat joint consumption yang
tinggi jika barang atau jasa tersebut dapat dikonsumsi bersama-sama secara
simultan dalam waktu yang bersamaan (join consumption) tanpa saling
meniadakan manfaat (rivalitas) antara pengguna yang satu dan lainnya.
Sedangkan untuk barang atau jasa yang hanya dapat dimanfaatkan oleh
seseorang dan orang lain kehilangan kesmpatan menikmatinya, maka barang
atau jasa tersebut dikatakan memiliki tingkat join consumption yang rendah.
4. Eksternalitas
Eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan pihak tertentu
terhadap pihak lain, baik dampak yang menguntungkan maupun yang
merugikan. Eksternalitas akan terjadi apabila masyarakat mendapatkan
dampak atau efek-efek tertentu diluar barang atau jasa yang terkait langsung
dengan mekanisme pasar.
5. Indivisible
Yakni tidak bisa dibagi-bagi dalam satuan unityang standar untuk bisa di
delivery.
6. Marginal Cost = 0
Artinya, tidak ada tambahan biaya untuk memproduksi tambahan satu unit
Efek efek yang terkait dengan kedua sifat barang publik ini adalah Free riders.
Free riders adalah mereka yangikut menikmati barang publik tanpa
mengeluarkan kontribusi tertentu sementara sebenarnya ada pihak lain yang
berkontribusi untuk mengadakan barang publik.
Guritno M (1993: 86) menjelaskan bahwa ada beberapa teori yang menguraikan
tentang penyediaan barang publik, antara lain AC Pigou, Bowen, dan lain-lain.
Masing-masing teori mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelemahan yang satu
akan ditutupi oleh teori yang berkembang selanjutnya. Dalam kenyataannya
sangat sulit untuk menerapkan teori-teori diatas, dikarenakan kelemahan dalam
penggunaan kurve utilitas (manfaat) dan kurve indeferen karena untuk barang
publik sangat sulit menentukan bentuk kurve permintaannya dikarenakan sifat
barang publik itu sendiri.
1. Teori Pigou
Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu
tingkat dimana kepuasan marginal akan barang publik sama dengan
ketidakpuasan marginal akan pajak yang dipungut untuk membiayai program
[image:33.612.184.436.523.695.2]pemerintah (menyediakan barang publik).
Gambar 1. Curve marginal utility of return
Sumber: Gruitno M (1993;86)
MU
30
0 1 8 9 Q
Pada Gambar 1 menggambarkan kurva kepuasan akan barang publik. Kurva
tersebut mempunyai bentuk menurun yang menunjukkan bahwa semakin banyak
barang publik yang dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasan marginalnya
yang dirasakan masyarakat. Saat barang publik yang disediakan ditambah oleh
pemerintah dari 8 unit menjadi 9 unit, maka tambahan manfaat yang dirasakan
oleh masyarakat semakin berkurang karena harus membayar pajak yang semakin
besar.
Kelemahan analisa dari pigou didasarkan pada ketidakpuasan marginal
masyarakat dalam membayar pajak dan rasa kepuasan marginal akan barang
publik, sedangkan kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat
diukur secara kuantitatif karena sifatnya ordinal.
2. Teori Bowen
Menurut Guritno M ( Edisi Ketiga;66) Bowen mendefinisikan barang publik
sebagai barang dimana pengecualian tidak dapat ditentukan. Jadi sekali suatu
barang publik sudah tersedia maka tidak ada seorang pun yang dapat
dikecualikan dari manfaat barang tersebut.
Kelemahan teori ini adalah karena bowen menggunakan permintaan dan
penawaran. Yang menjadi masalah adalah karena pada barang publik tidak
ada prinsip pengecualian sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan
kesenangan mereka akan barang tersebut sehingga permintaan kurva
Gambar 2. Teori Bowen
Sumber : Guritno M (Edisi Ketiga;66)
Kurva DA dan DB menunjukkan kurva permintaan individu A dan B akan barang
publik. D(A+B) diperoleh dengan menjumlahkan secara vertikal kurva DA dan DB.
Jumlah barang yang disediakan pemerintah sebesar OY, yaitu pada titik
perpotongan kurva penawaran dengan kurva permintaan D(A+B). Barang publik
sebanyak OY yang disediakan oleh pemerintah dapat dinikmati oleh A dan B
dalam jumlah yang sama, akan tetapi kepuasan A dan B terhadap barang tersebut
berbeda. Individu A tidak terlalu memerlukan barang publik sehingga ia hanya
bersedia membayar sebanyak OPA, yaitu sejumlah manfaat marginal yang
diperolehnya dari barang publik tersebut, sedangkan B yang lebih memerlukan
B. Teori Utilitas
Menurut Sadono Sukirno (Edisi Ketiga;169) Teori nilai guna (utilitas) yaitu teori
ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang
konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin
tinggi maka semakin tinggi nilai guna, sebaliknya semakin rendah kepuasan dari
suatu barang maka nilai guna semakin rendah pula. Nilai guna dibedakan diantara
dua pengertian, yaitu :
1. Nilai guna marginal yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan akibat adanya
pertambahan/ pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.
2. Total nilai guna yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsi sejumlah barang-barang tertentu.
Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh nilai gunanya,
tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh nilai guna optimal.
Secara rasional nilai guna akan meningkat jika jumlah komoditas yang
dikonsumsi meningkat. Ada dua cara mengukur nilai guna dari suatu komoditas
yaitu secara cardinal (dengan menggunakan pendekatan nilai absolut) dan secara
ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai relative, order atau rangking).
Dalam pendekatan cardinal bahwa nilai guna yang diperoleh konsumen dapat
dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Untuk setiap unit yang
dikonsumsikan akan dihitung nilai gunanya. (Sugiarto, 2012).
Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna
marginal yang semakin menurun ( The law of Diminishing return), menyatakan
bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan
menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Berikut Kurva Kepuasan Sama
dan Garis Anggaran Pengeluaran akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Kurva Kepuasan Sama(indifference curve)
Sir John R. Hicks telah mengembangkan satu pendekatan baru untuk
mewujudkan prinsip pemaksimuman kepuasan oleh seorang konsumen yang
mempunyai pendapatan terbatas, analisis ini dikenal sebagai analisis kurva
kepuasaan yang sama, yang meliputi penggambaran dua macam kurva, yaitu
kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran. Kurva kepuasan sama
(indifference curve) dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang
menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan
[image:37.612.148.464.397.593.2]yang sama besarnya.
Gambar 3. Kurva Kepuasan Sama (Indiference Curve)
Sumber: Sadono Sukirno ( Edisi Ketiga;169)
Kurva indiferensi menunjukkan kombinasi dua barang yakni E dan P yang akan
memberikan kepuasan yang sama. Titik-titik yang terdapat pada satu kurva
! " ! # $ %&' (
)
indiferensi berarti menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Semakin jauh dari
[image:38.612.165.397.153.320.2]titik origin menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi.
Gambar 4. Peta Kurva kepuasan sama (Indiference Curve)
Sumber : Sadono Sukirno ( Edisi Ketiga;172)
Setiap kurva kepuasan sama menggambarkan suatu tingkat kepuasan tertentu.
Kurva yang lebih tinggi menggambarkan tingkat kepuasan yang lebih besar dari
kurva yang dibawahnya. Dengan demikian U1, U2, U3, dan U4 masing-masing
menggambarkan suatu tingkat kepuasan tertentu. Tingkat kepuasan yang
digambarkan oleh U4 adalah lebih besar daripada kurva-kurva lain. Yang
digambarkan oleh U3 lebih besar daripada yang digambarkan U1 dan U2.
Sedangkan yang digambarkan U2 adalah lebih besar daripada yang digambarkan
oleh U1. Bahwa setiap kurva kepuasan sama yang lebih tinggi menggambarkan
tingkat kepuasan yang lebih besar.
2. Garis Anggaran (Budget Line)
Menurut Sadono Sukirno (Edisi Ketiga;173) Garis anggaran (budget line)
adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang
yang membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar.
Kemiringan (slope) kurva BL adalah negative, yang merupakan rasio Px dan
Py. Perubahan harga dan pendapatan dapat mempengaruhi daya beli.
& (
& &
*
Gambar 5. Garis Anggaram (Budget Line)
Sumber: Sadono Sukirno (Edisi Ketiga;173)
B. Fungsi dan Peran Pemerintah
1. Fungsi Pemerintah
Menurut Guritno Mangkoesoebroto ( Edisi ke 3;1) Penyelenggaraan pemerintahan
di Indonesia diarahkan untuk mencapai kepentingan nasional serta untuk
mewujudkan tujuan nasional yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.
Fungsi pemerintahan pada umumnya berupa penyediaan pelayanan umum,
pengaturan dan perlindungan masyarakat serta pembangunan dan pengembangan.
Dilihat dari fungsi pemerintah seperti teridentifikasi di atas, maka dalam
mengoptimalkan penyelenggaraannya diperlukan penerapan good governance
sebagai suatu tata pemerintahan yang baik yang di dalam pelaksanaannya
didukung tiga pilar utama yakni pemerintah, masyarakat, dan swasta.
Prinsip tersebut dijabarkan sebagai berikut:
* +
1. Akuntabilitas
Penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintah harus dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Transparansi
Dalam penyelenggaraannya, fungsi-fungsi pemerintahan harus memiliki
mekanisme yang jelas dan diinformasikan kepada semua pihak.
3. Keterbukaan
Dalam penyelenggaraannya, pemerintahan harus bersifat terbuka, sehingga
dapat menerima saran dan kritik dari pihak lain guna memperbaiki
penyelenggaraan fungsi-fungsinya.
4. Penegakan hukum
Pemerintahan diselenggarakan dengan menegakkan peraturan dan
perundangan yang ada.
5. Demokrasi dan partisipasi
Fungsi-fungsi pemerintahan diselenggarakan tanpa mengabaikan kepentingan
bersama serta melibatkan masyarakat dan pihak swasta sebagai bagian dari
pilar utamakekuatan negara dalam penyelenggaraan pemerintahan.
6. Kapabilitas
Fungsi-fungsi pemerintahan harus didukung oleh sumber daya yang memiliki
kemampuan dan keahlian dalam menjalankan tugas-tugasnya.
7. Profesionalisme
Sumber daya manusia yang terlibat dalam pemerintahan harus mampu
memisahkan kepentingan pribadi atau golongan dengan tugas-tugas
8. Responsif
Penyelenggaraan pemerintahan harus peka terhadap perubahan yang ada dan
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
9. Efektivitas dan efesiensi
Penyelenggaraan pemerintahan harus mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
memanfaatkan fasilitas dan kapasitas yang ada digunakan secara optimal.
Dalam kaitan untuk mewujudkan kepentingan nasional, tujuan nasional dan good
governance, salah satu fungsi pemerintahan yang perlu diterapkan secara utuh
adalah penyelenggaraan pemerintahan umum sebagai suatu sistem pemerintahan
negara yang dilakukan secara terpadu dan terintegrasi oleh perangkat
pemerintahan yang memiliki kewenangan secara terpusat, baik dalam masalah
kebijaksanaan, maupun dalam pelaksanaannya.
2. Peran Pemerintah
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian diperlukan untuk
mengharmoniskan berbagai kepentingan masyarakat agar tidak saling
bersinggungan sehingga kesejahteraan akan dapat dicapai. Bentuk dari campur
tangan pemerintah tersebut menurut R.A Musgrave dalam Djayasinga (2006:6),
bahwa terdapat 3 peran pemerintah dalam perekonomian modern yaitu:
1. Peran Alokasi
Peran alokasi adalah peran pemerintah untuk mengusahakan agar
pengalokasian sumber-sumber daya ekonomi dapat dimanfaatkan secara
optimal. Peran ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan penyediaan
2. Peran Distribusi
Peran distrribusi adalah peran pemerintah untuk mengusahakan agar
distribusi pendapatan masyarakat menjadi merata. Peran ini memiliki
keterkaitan erat dengan perataan kesejahteraan masyarakat dalam rangka
mencapai pertumbuhan yang optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilandalam distibusi pendapatan adalah: kepemilikan faktor produksi,
permintaan dan penawaran faktor produksi, sistem warisan, kemampuan
memperoleh pendapatan yang tergantung dari pendidikan dan bakat.
3. Peran Stabilisasi
Peran stabilisasi adalah peran pemerintah untuk menyelaraskan
kebijakan-kebijakan yang ada. Peran ini memiliki keterkaitan erat dengan mengatur
variabel ekonomi makro dengan sasaran untuk mencapai stabilisasi ekonomi
secara nasional.
D. Pengertian dan Pengukuran Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Konsep efektivitas yang dikemukakan oleh para ahli organisasi dan manajemen
memiliki makna yang berbeda yang bergantung pada kerangka acuan yang
dipergunakan. Menurut Winarno Surahmat (1998;38). Efektivitas adalah keadaan
yang menunjukkan sejauh mana apa yang direncanakan atau yang diinginkan
dapat terlaksana atau dapat tercapai.
Hessel (2005;138) menekankan pentingnya efektivitas organisasi dalam
pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan
mengemukakan bahwa efektivitas dimaksud sebagai tingkat seberapa jauh suatu
sistem sosial mencapai tujuannya. Efektivitas ini harus dibedakan dengan
efisiensi, karena efisiensi mengandung pengertian perbandingan antara rencana
dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian
tujuan. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut bahwa efektivitas merupakan
suatu kegiatan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan
manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dahulu.
2. Pengukuran Efektivitas
Menurut Campabell (1977;112) dalam Eko Wahyudi (2004;23) pengukuran
efektivitas suatu organisasi secara keseluruhan diperlukan atas beberapa
pertimbangan:
a. Pengukuran efektivitas diperlukan guna mengetahui keberadaan profil suatu
organisasi apakah dalam keadaan baik atau tidak.
b. Pengukuran efektivitas diperlukan sebagai suatu diagnosa untuk menentukan
faktor-faktor penyebab terjadinya penurunan atau kenaikan profitabilitas atau
keuntungan organisasi.
c. Pengukuran efektivitas sebagai bahan keputusan dalam suatu perencanaan
guna mengubah keadaan organisasi menjadi lebih baik.
d. Pengukuran efektivitas diperlukan sebagai bahan evaluasi bagi usaha
pengembangan organisasi yaitu suatu aktifitas yang berkaitan dengan
perubahan, perilaku, struktur, dan teknologi organisasi.
e. Pengukuran efektivitas diperlukan sebagai bahan untuk menyatakan
f. Pengukuran efektivitas diperlukan sebagai alat untuk mengetahui
karakteristik apa saja yang berhubungan dengannya.
Permasalahan utama yang sering muncul dalam konsep efektivitas adalah di
dalam pendefisian konsep, hal ini ditandai dengan banyaknya pendekatan sebagai
alat ukur yang digunakan untuk mencapai efektivitas. Azhar Kasim (1993;8)
mengukur efektivitas suatu organisasi berdasarkan 4 model (pandangan) yaitu :
1.
Model Tujuan RasionalModel ini menekankan pada rumusan tujuan, perencanaan, evaluasi, dan
produktivitas, kelemahan model ini dalam mengevaluasi efektivitas adalah
karena penilaian keberhasilan dilakukan atas dasar kriteria pribadi penilai.
Dilain pihak pendekatan ini diragukan obyektivitasnya karena kenyataan
sebagian besar organisasi mempunyai tujuan-tujuan yang bertentangan dan
tujuan resmi biasanya tidak jelas.
2.
Model Hubungan ManusiaModel ini menekankan kepada kepemimpinan, serta pengembangan sumber
daya manusia. Kelebihan model ini adalah anggota organisasi diperlukan
sebagai manusia tidak semata-mata sebagai faktor produksi tetapi model ini
cenderung mengabaikan perspektif makro (organisasi secara keseluruhan) dan
hampir sepenuhnya memfokuskan pada aspek manusia.
3.
Model Sistem TerbukaModel ini memfokuskan pada hubungan antara organisasi dengan
lingkungannya. Secara teoritis model ini lebih komprehensif sebab organisasi
luas. Dilain pihak pendekatan ini tidak mungkin direalisir dalam studi yang
sebenarnya karena kompleksnya model dan hubungan antar
elemen-elemennya.
4.
Model Proses InternalPendekatan ini memusatkan perhatiannya pada proses pengolahan informasi
dan pembuatan keputusan dalam organisasi. Kelebihan model ini karena
mengevaluasi efektivitas organisasi berdasrkan proses daripada mengevaluasi
tujuan akhir. Kelemahan model ini mempunyai kesulitan dalam
mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan proses-proses internal
organisasi.
Efektivitas di dalam perkembangan pengukurannya menggunakan berbagai
pendekatan sebagai pijakan karena masih beragamnya pendefinisian tentang
efektivitas, pendekatan-pendekatan tersebut antara lain:
1. Pendekatan Sasaran dalam pengukurannya memusatkan pada aspek output.
2. Pendekatan Proses, pendekatan ini melihat efektivitas dari proses kegiatan
internal didalamnya.
3. Pendekatan Sumber, Pendekatan ini melihat efektivitas dari keberhasilan
untuk mendapatkan sumber-sumber (dana, sarana dan tenaga) juga
kemampuan untuk mengelolanya.
E. Pengertian Pelayanan
Menurut H.A.S Moenir (2002;128) pelayanan merupakan proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain dengan melakukan serangkaian kegiatan.
pemberian jasa dari satu pihak kepada pihak lainnya. Pelayanan yang baik adalah
pelayanan yang dilakukan secara ramah, adil, cepat, tepat, dan dengan etika yang
baik sehingga memenuhi kepuasan bagi yang menerimanya.
Arti pelayanan tidak terlepas dari masalah kepentingan umum. Kepentingan
umum adalah suatu kepentingan yang menyangkut orang banyak atau masyarakat,
tidak bertentangan dengan norma atau aturan. Pelayanan bukan sesuatu yang
dapat dijamah dengan tangan, selain itu pelayanan tidak tahan lama dan tidak
dapat dicadangkan. Pelayanan yang dibuat saat ini tidak dapat disimpan dan
ditambahkan untuk memberikan pelayanan dimasa yang akan datang. Timbulnya
pelayanan dari orang lain atau lembaga kepada seseorang atau lembaga lainnya
merupakan dampak lain dari adanya interaksi antara masing-masing individu
dengan lembaga lainnya untuk memenuhi kebutuhannya baik secara langsung
maupun tidak langsung.
F. Pengertian Pelayanan Publik
Menurut Mahmudi (Edisi kedua;223) pelayanan publik adalah segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, aparatur pemerintah
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat
dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat berhak untuk
mendapatkan pelayanan yang terbaik dari pemerintah karena masyarakat telah
pungutan lainnya. Dalam memberikan pelayanan publik, instansi penyedia
pelayanan publik harus memperhatikan asas pelayan publik, yaitu:
1. Transparansi
Pemberian pelayanan publik harus bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses
oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta
mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas
Pelayanan publik harus dapat dipertanggungjwabakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional
Pemberian pelayanan publik harus sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip
efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik
dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
5. Tidak diskriminatif (Kesamaan Hak)
Pemberian pelayanan publik tidak boleh bersifat diskriminatif, dalam arti
tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, status sosial dan
ekonomi.
6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
)
G. Prinsip Pelayanan publik
Selain beberapa asas pelayanan publik yang harus dipenuhi, instansi penyedia
pelayanan publik dalam memberikan pelayanan harus memperhatikan
prinsip-prinsip pelayanan publik. Prinsip pelayanan publik yaitu:
1. Kesederhanaan Prosedur
Prosedur pelayanan hendaknya mudah dan tidak berbelit-belit. Prinsip
“apabila dapat dipersulit mengapa dipermudah” harus ditinggalkan dan
diganti dengan “hendaknya dipermudah jangan dipersulit; bahagiakan
masyarakat, jangan ditakut-takuti”.
2. Kejelasan
Kejelasan dalam hal persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;
unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan
pelayanan dan penyelesaian keluhan, persoalan, sengketa, atau tuntutan dalam
pelaksana pelayanan publik; serta rincian biaya pelayanan publik dan tata
cara pembayarannya. Kejelasan ini penting bagi masyarakat untuk
menghindari terjadinya berbagai penyimpangan yang merugikan masyarakat,
misalnya praktik percalonan dan pungutan liar diluar ketentuan yang
ditetapkan.
3. Kepastian Waktu
Pelaksana pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan dalam hal ini harus ada kejelasan berapa lama proses pelayanan
diselesaikan.
*
Produk pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat harus akurat,
benar, tepat, dan sah.
5. Kelengkapan Sarana Dan Prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi informasi dan
komunikasi.
6. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian
hukum. Tidak boleh terjadi intimidasi atau tekanan kepada masyarakat dalam
pemberian pelayanan.
7. Tanggungjawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan
atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
8. Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkkau
oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dan
informatika.
9. Kedisiplinan, Kesopanan, dan Keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta
memberikan pelayanan dengan sepenuh hati (ikhlas).
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang
nyaman, bersih, rapi lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi degan
fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah, dan
sebagainya.
H. Pengertian Klaim/Santunan
Pengertian klaim menurut Kamus Besar Indonesia adalah tuntutan pengakuan atas
suatu fakta bahwa sesorang berhak (memiliki atau mempunyai atas sesuatu.
Santunan adalah sesuatu yang dipakai untuk mengganti kerugian karena
kecelakaan,kematian dan sebagainya (biasanya berbentuk uang). Sedangkan
kecelakaan (accident) adalah peristiwa tak terduga yang terjadi secara tiba-tiba
dan tidak diinginkan, yang menyebabkan hilang dan atau rusaknya sesuatu objek
pertanggungan, atau yang menyebabkan hilang dan atau rusaknya sesuatu objek
pertanggungan, atau yang menyebabkan cidera seseorang.
Dalam hal asuransi sosial yang dikelola oleh PT Jasa Raharja (Persero), kerugian
yang dapat diberikan santunan adalah kerugian yang berhubungan dengan alat
pengangkutan.
Alat pengangkutan yang dimaksud adalah alat angkutan penumpang umum di
darat,sungai / danau / laut dan udara serta kendaraan bermotor. Dalam hal ini,
yang menjadi subyek dalam pelayanan santunan yaitu masyarakat. Yang
dimaksud dengan subyek pelayanan adalah setiap orang atau organisasi yang
berhubungan dengan perusahaan dan berkaitan dengan masalah kejadian
kecelakaan penumpang angkutan umum dan lalu lintas. (Manual Administrasi
I. Mekanisme Penyelesaian Santunan
MEKANISME KEPENGURUSAN SANTUNAN JASA RAHARJA
Maksud dan tujuannya mekanisme tersebut adalah sebagai pedoman bagi Polri
dan PT Jasa Raharja (Persero) untuk meningkatkan pelayanan santunan bagi
korban/ahli waris korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya dalam pengurusan
santunan Jasa Raharja.
Berpedoman pada peraturan tersebut diatas, maka PT Jasa Raharja (Persero),
menetapkan sistem pelayanan santunan Jasa Raharja kepada setiap korban /ahli
waris korban dengan pola terpadu.
Kepolisian (Satuan lalu lintas) selaku petugas yang memberikan pertolongan awal
dan pengajuan administrasi kepengurusan santunan kepada PT Jasa Raharja
(Persero). Dengan harapan bahwa santunan tersebut tepat sasaran dan tepat pada
waktunya. Kerjasama terpadu tersebut sebagai implementasi dari Undang-undang
,(- . / ! / 0,
! - 0
/.1 -. ! - 0
/. . / /& /.0,
-&2 !.,
3 $ 4$ 5 /
6 7 4 $
!8 $
-9 $ $
/ :
, $
- ;
% $ 3'
- 4$ ,
3 4
; 5 4 #
#
.-No. 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggngan Wajib Kecelakaan penumpang
dan PP No. 17 Tahun 1965 tentang Ketentuan–Ketentuan Pelaksanaan Dana
Pertanggungan Wajib Kecelakaan penumpang. Serta Undangundang No. 34
Tahun 1964 tentang Dana kecelakaan lalu lintas jalan dan Peraturan Pemerintah
No. 18 Tahun 1965 tentang Ketentuanketentuan pelaksanaan dana kecelakaan lalu
lintas jalan. PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung, berpedoman pada
keputusan kerjasama diatas dilanjutkan dengan pihak Kepolisian Daerah Bandar
Lampung dalam upaya pelaksanaan dan pelayanan santuna jasa raharja.
Dengan pola kerjasama tersebut sebagai wujud kebersamaan dalam pelayanan
terhadap masyarakat khususnya bagi mereka yang mengalami kecelakaan lalu
lintas. Berdasarkan pada Undang-undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Republik Indonesia maka Pasal 13 Tugas Pokok Kepolisian Negara Republik
Indonesia adalah :
1. Memelihara keamanan dan keteriban masyarakat;
2. Menegakkan hukum; dan
3. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Dengan demikian maka kerjasama antara Kepolisian Bandar Lampung dengan
pihak PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Lampung akan semakin solit dan
semakin sinergis dalam upaya saling mendukung. Selanjutnya akan di sajikan
sistem dan syaratsyarat serta cara pengurusan santunan jasa raharja adalah sebagai
berikut :
Syarat-syarat pengajuan santunan jasa raharja
1. Untuk korban meninggal dunia tanpa biaya rawat.
b) Surat kematian dari Rumah Sakit
c) Surat keterangan ahli waris diisi dan disahkan oleh Lurah/Kepala Desa
(blangko disediakan jasa raharja).
d) Photo copy KTP korban dan ahli waris korban.
e) Photo copy kartu keluarga.
f) Photo copy surat nikah bagi korban yang telah menikah.
g) Akte kelahiran bagi korban yang belum menikah.
2. Untuk korban luka-luka
a) Laporan polisi dan sketsa gambar.
b) Kwitansi asli dan sah atas biaya perawatan/pengobatan dari Rumah
Sakit/Dokter/apotik sesuai resep dokter yang merawat.
c) Keterangan kesehatan Dokter yang merawatnya (blangko di sediakan jasa
raharja).
d) Photo copy KTP korban.
e) Surat kuasa bermeterai cukup dari korban kepada penerima santunan (bila
dikuasakan) diketahui ketua RT tempat tinggal korban dan photo copy
KTP penerima santunan.
f) Untuk kwitansi biaya perawatan atas nama orang lain/PO sebagai pihak
yang membiayai perawatan diperlukan Surat kuasa seperti tersebut no. 4.
g) Photo copy surat rujukan (apabila korban pindah rumah sakit lain).
3. Untuk Korban Cacat Tetap
Seperti tersebut pada huruf B dan Surat keterangan Cacat Tetap dari dokter
yang merawat.
a) Laporan Polisi dan sketsa gambar.
b) Kwitansi asli dan sah atas biaya perawatan/pengobatan dari rumah
sakit/dokter/apotik sesuai resep dokter yang merawatnya.
c) Keterangan kesehatan dokter yang merawat (Blangko disediakan jasa
raharja).
d) Photo copy surat rujukan (apabila korban pindah rumah sakit lain).
e) Surat Keterangan ahli waris diisi dan disahkan oleh Lurah/Kepala Desa
(blangko disediakan jasa raharja).
f) Photo copy KTP ahli waris korban.
g) Photo copy kartu keluarga
h) Photo copy Surat nikah bagi orban yang telah menikah.
i) Photo copy akte kelahiran bagi korban yang belum menikah. (Manual
Administrasi Bidang Pelayanan,1998;43).
J. PT Jasa Raharja (Persero)
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51% (Lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh
Negara yang tujuan utamanya mengejar keuntungan atau sebagian besar modalnya
berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan. BUMN merupakan salah satu
pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian nasional, disamping usaha swasta
dan koperasi.
Dalam sistem perekonomian nasional, BUMN ikut berperan menghasilkan
barang/atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya
dirasakan semakin penting sebagai pelopor atau perintis dalam sektor-sektor usaha
yang belum diminati oleh swasta. Disamping itu, BUMN juga mempunyai peran
strategis sebagai pelaksana pelayanan publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan
swasta besar dan turut membantu pengembangan usaha kecil dan koperasi.
BUMN juga merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang signifikan
dalam bentuk berbagai jenis pajak, deviden dan hasil privatisasi.
Salah satu BUMN yang bertujuan memberikan santunan sosial atau tanggungan
kepada masyarakat adalah PT Jasa Raharja (Persero). Setaraf dengan kemajuan
teknik modern dalam penghidupan manusia bermasyarakat, terkandung bahaya
yang kian meningkat disebabkan kecelakaan-kecelakaan diluar kesalahannya.
Pada dasrnya, setiap warganegara harus mendapat perlindungan terhadap kerugian
yang diderita karena risiko-risiko demikian. Ini merupakan suatu pemikiran sosial.
Oleh karena keadaan ekonomi dan keuangan dewasa ini belum mengizinkan,
bahwa segala akibat mengadakan jaminan sosial tersebut ditampung oleh
pemerintah.
Santunan yang diberikan oleh PT Jasa Raharja (Persero) adalah semua yang
dipakai untuk mengganti kerugian karena kecelakaan, kematian dan sebagainya
(biasanya berbentuk uang). Sedangkan kecelakaan (accident) adalah peristiwa tak
terduga yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak diinginkan, yang menyebabkan
hilang dan atau rusaknya sesuatu objek pertanggungan, atau yang menyebabkan
cidera seseorang. Setiap korban kecelakaan lalu lintas yang berada dalam ruang
lingkup jaminan pertanggungan berdasarkan Undang-Undang nomor 33 daan 34
tahun 1964 juncto Peraturan Pemerintah nomor 17 dan 18 tahun 1965, berhak
Dalam hal korban meninggal dunia, kepada ahliwaris korban diberikan santunan
meninggal dunia, dan biaya perawatan/pengobatan sebelum meninggal dunia (jika
ada), dalam waktu 365 hari setelah terjadinya kecelakaan yang bersangkutan
dimana besar dan jumlahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam hal
korban menderita luka-luka, diserahkan santunan yang berupa penggantian biaya
rawatan/pengobatan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk maksimum
selama 365 hari terhitung dari hari pertama setelah terjadinya kecelakaan. Dalam
hal korban menderita Cacat Tetap karena akibat langsung dari kecelakaan dalam
waktu 365 hari setelah terjadinya kecelakaan, diberikan santunan Cacat Tetap dan
biaya perawatan sebelumnya. Besar dan jumlah santunan Cacat Tetap didasarkan
kepada persentase tingkat Cacat Tetap sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dalam hal korban meninggaldunia, tidak mempunyai ahliwaris kepada yang
menyelenggarakan penguburannya, diberikan bantuan biaya penguburan sesuai
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Sumber
data primer dalam penelitian ini adalah korban /atau ahli waris yang mengurus
klaim santunan kecelakaan lalu lintas di PT Jasa Raharja (Persero) Cabang
Lampung dan sumber data sekunder adalah data-data dari kantor yang terkait
dengan pembayaran santunan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan dalam bentuk kuisioner yang dibagikan kepada masyarakat yang
melakukan pengurusan santunan PT Jasa Raharja (Persero).
2. Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian untuk melihat dari
dekat kegiatan yang dilakukan oleh PT Jasa Raharja (Persero).
3.
Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mencatatdokumen-dokumen atau arsip-arsip yang terdapat pada kantor-kantor atau lokasi
B. Batasan Variabel
Batasan atau definisi variabel yang digunakan dalam penilitian adalah sebagai
berikut:
1. Efektivitas adalah suatu keadaan yang ada efek, akibat, pengaruh dan kesan
serta dapat membawa hasil tentang usaha tindakan dalam hal mulai
berlakunya undang-undang atau peraturan (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
1990 hlm 219). Jadi yang dimaksud dengan efektivitas pembayaran santunan
adalah keadaan dimana pelaksanaan pembayaran klaim santunan telah sesuai
dengan SOP (standartoperationprocedur) yang telah ditetapkan dan
memberikan manfaat yang maksimal bagi korban kecelakan lalu lintas
maupun ahli warisnya.
2. Asuransi kecelakaan lalu lintas adalah asuransi sosial bersifat wajib yang
pada dasarnya merupakan perjanjian pertanggungan antara PT Jasa Raharja
(Persero) sebagai pihak penanggung dengan masyarakat penumpang alat
transportasi dan atau pemilik kendaraan sebagaimana diatur di dalam
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
3. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar sahamnya
seminimal 51% (lima puluh satu persen) dimiliki oleh Negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang
dipisahkan. Badan Usaha milik Negara mempunyai peranan penting dalam
penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan salah satu pelaku kegiatan ekonomi dalam perekonomian
4. Premi asuransi kecelakaan lalu lintas adalah iuran wajib yang dibayarkan oleh
penumpang alat transportasi lalu lintas, baik di darat, laut maupun udara, dan
atau pemilik kendaraan melalui sumbangan wajib yang dikenakan pada saat
pembayaran pajak kendaraan bermotor setiap tahunnya.
Premi asuransi kecelakaan lalu lintas yang dikumpulkan oleh PT Jasa Raharja
(Persero) akan digunakan sebagai bentuk santunan bilamana terjadi
kecelakaan lalu lintas.
5. Klaim/santunan kecelakaan lalu lintas adalah suatu bantuan atau ganti rugi
dalam bentuk uang yang jumlah nilainya telah ditetapkan oleh Peraturan
Menteri Keuangan yang diberikan kepada korban/ahli waris korban
kecelakaan lalu lintas baik yang meninggal dunia, luka-luka, maupun cacat
tetap sesuai peraturan dan ketetuan yang berlaku.
6. Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu kejadian yang datangnya tidak diduga
(evenemen) yang menimbulkan korban luka/meninggal yang disebabkan oleh
beberapa faktor seperti kelalain manusia (human error), tidak layak jalannya
kendaraan, minimnya kondisi prasarana lalu lintas jalan dan keadaan alam
(force majeur).
C. Metode Penentuan Sampel
Menurut Singarimbun dan Effendy (2002:82), sampel adalah sebagian dari
populasi yang memiliki sifat-sifat utama dari populasi dan dijadikan sebagai
perwakilan atau represtasi dalam penelitian. Metode yang digunakan dalam
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah
ditetapkan.
Tabel 3. Jumlah korban kelakaan pada PT Jasa Raharja (Persero) Tahun 2011 yaitu
:
Keterangan Jumlah Korban
Meninggal Dunia 131
Luka-Luka 111
Cacat Tetap 120
Jumlah 362
Sumber: Data Kecelakaan Lalu Lintas PT Jasa Raharja (Persero)
Populasi dalam penelitian ini diambil dari jumlah korban ahli waris meninggal
dunia yaitu 131, Luka-luka yaitu 111, dan cacat tetap yaitu 120 pada tahun 2011.
Penentuan sampel dilakukan secara acak sederhana (Simple Random Sampling).
Metode pengambilan sampel acak sederhana yaitu dengan pengundi unsur-unsur
p