• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis hubungan sistem kompensasi dengan motivasi dan kinerja karyawan departemen produksi PT Coats Rejo Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis hubungan sistem kompensasi dengan motivasi dan kinerja karyawan departemen produksi PT Coats Rejo Indonesia"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN PRODUKSI

PT COATS REJO INDONESIA

Oleh

POPI SOPHIADEWI

H24102058

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

DEPARTEMEN PRODUKSI

PT COATS REJO INDONESIA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

POPI SOPHIADEWI

H24102058

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM KOMPENSASI DENGAN

MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWANDEPARTEMEN

PRODUKSI PT COATS REJO INDONESIA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

POPI SOPHIADEWI H24102058

Menyetujui, Juni 2006

Prof. Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

Ketua Departemen

(4)

K

upersembahkan skripsi ini

untuk orang–orang

yang sangat berarti

dalam hidupku

yaitu keluarga besarku

Karya besar dari hal-hal kecil

membuat hidup sangat berharga

(5)

Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 13 Agustus 1983. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Dana Supriatna dan Cicih Purniasih.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Pertiwi Ciamis pada tahun 1988, lalu melanjutkan ke sekolah Dasar Negeri Sukakerta II Ciamis. Pada tahun 1996, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri I Panumbangan Ciamis dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri I Tasikmalaya dan masuk dalam program IPA pada tahun 1999. Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(6)

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, kekuatan dan kasih sayangNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, yang berjudul “Analisis Hubungan Sistem Kompensasi Dengan Motivasi dan Kinerja Karyawan Departemen Produksi PT. Coats Rejo Indonesia”.

Penulis merasa bahwa karya ini tidak akan ada artinya tanpa adanya bantuan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof.Dr.Ir. Sjafri Mangkuprawira selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahannya kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dra. Siti Rahmawati, MPd dan Ir. Anggraini Sukmawati, MM atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji.

3. Pihak Manajemen PT. Coats Rejo Indonesia yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian untuk penulisan tugas akhir

4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen FEM IPB.

5. Ratih Maria Dhewi, SP.MM atas masukan, dukungan serta pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis.

6. Ibunda, Ayahanda, kakak-kakakku dan adikku yang telah memberikan curahan kasih sayang, inspirasi hidup dan do’a yang tulus.

7. Keluarga Iwan Taruna terimakasih atas masukan dan perhatiaannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman manajemen ’39 atas kebersaman kita selama ini dan suka duka yang kita alami bersama-sama.

9. Teman-teman satu bimbinganku : Rusli, Aprini, Faisal, Dessy, Fahri terimakasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

(7)

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Semoga skripsi ini bermanfaat, Amin.

Bogor, Juni 2006

(8)

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ...iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Kegunaan Penelitian... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 5

2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 5

2.2.1. Fungsi Manajerial... 5

2.2.2. Fungsi Operasional ... 6

2.3. Motivasi ... 6

2.3.1. Pengertian Motivasi ... 6

2.3.2. Teori Motivasi... 6

2.3.3. Tujuan Motivasi ... 10

2.4. Kompensasi ... 10

2.4.1. Pengertian Kompensasi... 10

2.4.2. Sistem Kompensasi ... 11

2.4.3. Asas Kompensasi ... 12

2.4.4. Proses Penetapan Kompensasi ... 13

2.4.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi 13 2.5. Kinerja... 14

2.5.1. Pengertian Kinerja... 14

2.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 15

2.6. Penelitian Terdahulu ... 15

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran... 17

3.1.1. Kerangka Pemikiran Konseptual... 17

3.1.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 19

3.2. Definisi Operasional... 22

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Perusahaan ... 30

4.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 31

4.3. Struktur Organisasi Perusahaan... 31

4.4. Sumber Daya Manusia ... 33

4.4.1. Komposisi Tenaga Kerja ... 33

4.4.2. Hari dan Jam Kerja ... 36

4.4.3. Sistem Kompensasi ... 36

4.5. Proses Bisnis... 42

4.6. Nilai-nilai Perusahaan ... 43

4.7. Karakteristik Responden ... 44

4.8. Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 44

4.8.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner... 45

4.8.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 46

4.9. Persepsi Tentang Sistem Kompensasi ... 46

4.10. Persepsi Tentang Motivasi Kerja Karyawan ... 49

4.11. Persepsi Tentang Kinerja Karyawan... 51

4.12. Analisis Hubungan Sistem Kompensasi Dengan Motivasi Kerja 53 4.13. Analisis Hubungan Sistem Kompensasi Dengan Kinerja... 56

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan... 60

2. Saran... 61

DAFTAR PUSTAKA... 63

(10)

1. Alokasi jumlah sampel penelitian...25

2. Skala pengukuran yang digunakan ... ...27

3. Komposisi karyawan departemen produksi ... 35

4. Komposisi karyawan non produksi... 36

5. Posisi keputusan... 46

6. Rekapitulasi persepsi responden terhadap sistem kompensasi ... 47

7. Rekapitulasi persepsi responden terhadap motivasi kerja... 49

8. Rekapitulasi persepsi responden terhadap kinerja ... 51

9. Hubungan sistem kompensasi dengan motivasi kerja karyawan tetap ... 53

10. Hubungan sistem kompensasi dengan motivasi kerja karyawan kontrak... 55

11. Hubungan sistem kompensasi dengan kinerja karyawan tetap ... 57

(11)

DEPARTEMEN PRODUKSI

PT COATS REJO INDONESIA

Oleh

POPI SOPHIADEWI

H24102058

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

DEPARTEMEN PRODUKSI

PT COATS REJO INDONESIA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

POPI SOPHIADEWI

H24102058

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(13)

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM KOMPENSASI DENGAN

MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWANDEPARTEMEN

PRODUKSI PT COATS REJO INDONESIA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

POPI SOPHIADEWI H24102058

Menyetujui, Juni 2006

Prof. Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc

Ketua Departemen

(14)

K

upersembahkan skripsi ini

untuk orang–orang

yang sangat berarti

dalam hidupku

yaitu keluarga besarku

Karya besar dari hal-hal kecil

membuat hidup sangat berharga

(15)

Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 13 Agustus 1983. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Dana Supriatna dan Cicih Purniasih.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Pertiwi Ciamis pada tahun 1988, lalu melanjutkan ke sekolah Dasar Negeri Sukakerta II Ciamis. Pada tahun 1996, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri I Panumbangan Ciamis dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri I Tasikmalaya dan masuk dalam program IPA pada tahun 1999. Pada tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(16)

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, kekuatan dan kasih sayangNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai tugas akhir pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, yang berjudul “Analisis Hubungan Sistem Kompensasi Dengan Motivasi dan Kinerja Karyawan Departemen Produksi PT. Coats Rejo Indonesia”.

Penulis merasa bahwa karya ini tidak akan ada artinya tanpa adanya bantuan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof.Dr.Ir. Sjafri Mangkuprawira selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahannya kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dra. Siti Rahmawati, MPd dan Ir. Anggraini Sukmawati, MM atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji.

3. Pihak Manajemen PT. Coats Rejo Indonesia yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian untuk penulisan tugas akhir

4. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen FEM IPB.

5. Ratih Maria Dhewi, SP.MM atas masukan, dukungan serta pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis.

6. Ibunda, Ayahanda, kakak-kakakku dan adikku yang telah memberikan curahan kasih sayang, inspirasi hidup dan do’a yang tulus.

7. Keluarga Iwan Taruna terimakasih atas masukan dan perhatiaannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman manajemen ’39 atas kebersaman kita selama ini dan suka duka yang kita alami bersama-sama.

9. Teman-teman satu bimbinganku : Rusli, Aprini, Faisal, Dessy, Fahri terimakasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

(17)

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Semoga skripsi ini bermanfaat, Amin.

Bogor, Juni 2006

(18)

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ...iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Kegunaan Penelitian... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 5

2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 5

2.2.1. Fungsi Manajerial... 5

2.2.2. Fungsi Operasional ... 6

2.3. Motivasi ... 6

2.3.1. Pengertian Motivasi ... 6

2.3.2. Teori Motivasi... 6

2.3.3. Tujuan Motivasi ... 10

2.4. Kompensasi ... 10

2.4.1. Pengertian Kompensasi... 10

2.4.2. Sistem Kompensasi ... 11

2.4.3. Asas Kompensasi ... 12

2.4.4. Proses Penetapan Kompensasi ... 13

2.4.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi 13 2.5. Kinerja... 14

2.5.1. Pengertian Kinerja... 14

2.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 15

2.6. Penelitian Terdahulu ... 15

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran... 17

3.1.1. Kerangka Pemikiran Konseptual... 17

3.1.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 19

3.2. Definisi Operasional... 22

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

(19)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Perusahaan ... 30

4.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 31

4.3. Struktur Organisasi Perusahaan... 31

4.4. Sumber Daya Manusia ... 33

4.4.1. Komposisi Tenaga Kerja ... 33

4.4.2. Hari dan Jam Kerja ... 36

4.4.3. Sistem Kompensasi ... 36

4.5. Proses Bisnis... 42

4.6. Nilai-nilai Perusahaan ... 43

4.7. Karakteristik Responden ... 44

4.8. Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 44

4.8.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner... 45

4.8.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 46

4.9. Persepsi Tentang Sistem Kompensasi ... 46

4.10. Persepsi Tentang Motivasi Kerja Karyawan ... 49

4.11. Persepsi Tentang Kinerja Karyawan... 51

4.12. Analisis Hubungan Sistem Kompensasi Dengan Motivasi Kerja 53 4.13. Analisis Hubungan Sistem Kompensasi Dengan Kinerja... 56

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan... 60

2. Saran... 61

DAFTAR PUSTAKA... 63

(20)

1. Alokasi jumlah sampel penelitian...25

2. Skala pengukuran yang digunakan ... ...27

3. Komposisi karyawan departemen produksi ... 35

4. Komposisi karyawan non produksi... 36

5. Posisi keputusan... 46

6. Rekapitulasi persepsi responden terhadap sistem kompensasi ... 47

7. Rekapitulasi persepsi responden terhadap motivasi kerja... 49

8. Rekapitulasi persepsi responden terhadap kinerja ... 51

9. Hubungan sistem kompensasi dengan motivasi kerja karyawan tetap ... 53

10. Hubungan sistem kompensasi dengan motivasi kerja karyawan kontrak... 55

11. Hubungan sistem kompensasi dengan kinerja karyawan tetap ... 57

(21)

1. Model higiene motivator dari Herzberg... 7

2. Hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow... 9

3. Perbandingan teori herzberg, maslow dan alderfer... 10

4. Kerangka pemikiran konseptual... 18

5. Kerangka pemikiran operasional... 21

6. Komposisi karyawan berdasarkan tingkat pendidikan... 34

7. Komposisi karyawan berdasarkan jenis kelamin ... 34

(22)
(23)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Era globalisasi memberikan dampak yang besar terhadap dunia usaha,

dimana persaingan dalam dunia usaha itu akan semakin meningkat, untuk itu

setiap perusahaan harus meningkatkan daya saingnya agar dapat bertahan

dalam pasar tersebut. PT Coats Rejo Indonesia sebagai perusahaan yang

bergerak pada industri pemintalan benang yang memiliki pangsa pasar yang

besar di dalam negeri, harus bisa meningkatkan daya saingnya sehingga posisi

perusahaan di pasar tidak digantikan oleh pesaingnya.

Meningkatkan daya saing perusahaan bukan merupakan suatu hal yang

mudah karena diperlukan dukungan berbagai faktor, salah satunya adalah

SDM (Sumber Daya Manusia) yang berperan dalam menjalankan perusahaan.

Pengelolaan SDM (Sumber Daya Manusia) yang baik diharapkan dapat

berdampak pada peningkatan loyalitas terhadap perusahaan, sehingga

kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin.

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini mempengaruhi situasi industri,

persoalan buruh, dan adanya produk impor ilegal, mahalnya biaya energi

berupanaiknya harga BBM bagi industri, terutama minyak solar sebesar 149

persen dari harga semula, maka otomatis akan menambah beban biaya yang

mengakibatkan produk Indonesia semakin mahal. Kondisi demikian akan

mengurangi daya saing, yang akhirnya pangsa pasar akan berkurang, begitu

juga industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Tingginya peradaban budaya

Cina menjadikan tekstil Cina telah dikenal di penjuru dunia, mengantar

negara Tirai Bambu tersebut menjadi jawara tekstil dunia. Ekspor Cina

melesat delapan kali lipat dari Indonesia yang mencapai US$ 60 miliar tahun

2003 (Siagian, 2003). Hal ini merupakan tantangan besar bagi industri TPT

Indonesia.

Kinerja perusahaan TPT nasional saat ini cenderung tidak

menggembirakan. Dari segi kemampuan industri seperti permesinan, bangsa

Indonesia termasuk tertinggal. Hasil verifikasi PT Sucofindo terhadap industri

(24)

mesin berumur lebih dari 20 tahun. Artinya, industri tidak bisa lagi

berproduksi optimal. Kinerja perusahaan hanya satu faktor penghambat.

Masih ada faktor-faktor eksternal yang mempersulit pengusaha, seperti

masalah perburuhan, perbankan yang tidak kondusif, peraturan daerah yang

menuntut berbagai pungutan, biaya di pelabuhan demikian tinggi. Semua itu

menjadi biaya tinggi bagi pelaku usaha.

PT Coats Rejo Indonesia yang bergerak dalam industri ini mengalami

banyak kendala yang harus dihadapi perusahaan menyangkut kelancaran

produksi dan tentunya kondisi ini akan mempengaruhi salah satu faktor

produksi yaitu karyawan. Perusahaan harus bisa menciptakan suasana yang

kondusif dengan karyawan. Suasana ini dapat tercipta apabila perusahaan

mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan dan harapan karyawan yang

dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya sehingga tujuan

perusahaan akan mudah tercapai.

Peran aktif karyawan muncul karena adanya motivasi atau dorongan

pada diri karyawan tersebut, untuk itu perusahaan harus memberikan motivasi

kepada karyawannya untuk bekerja dengan baik sesuai tugasnya. Dimana

motivasi adalah dorongan yang menggerakan seseorang baik itu dorongan dari

dalam dirinya sendiri ataupun dorongan dari luar, dorongan dari luar diri

karyawan meliputi kompensasi yang diterima, situasi dan kondisi yang

dihadapi, hal tersebut akan mempengaruhi kinerja. Motivasi yang rendah dari

karyawan bisa disebabkan oleh rasa ketidakpuasan karyawan karena sebagian

kebutuhan belum terpenuhi oleh pihak perusahaan.

Salah satu faktor yang dapat memotivasi karyawan adalah kompensasi.

Kompensasi adalah imbalan yang diterima karyawan atas jasa yang telah

diberikan kepada perusahaan, imbalan itu bisa bersifat finansial berupa gaji,

upah, upah insentif, bonus, asuransi, dan tunjangan, serta imbalan non

finansial berupa kondisi fisik lingkungan kerja, dan sistem penggajian yang

diterapkan perusahaan. Pemberian kompensasi yang dirasakan kurang adil dan

layak akan menimbulkan berbagai masalah, untuk itu perusahaan harus

menyadari bahwa sistem kompensasi yang diterapkan akan mempengaruhi

(25)

meningkatkan kinerja karyawan yang akhirnya akan meningkatkan kinerja

perusahaan.

Sistem kompensasi yang telah diterapkan di PT Coats Rejo Indonesia

perlu diketahui dan ditinjau kembali oleh perusahaan agar kejadian yang tidak

diinginkan dapat dihindari, seperti semangat kerja menurun, kinerja karyawan

yang rendah yang ditandai dengan hasil pekerjaan yang tidak optimal,

berkurangnya loyalitas karyawan terhadap perusahaan yang mengakibatkan

turn over karyawan tinggi. Bila hal-hal tersebut dapat dihindari maka

kepuasan karyawan akan tetap terjaga, dan hal ini dapat memotivasi karyawan

untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga produktivitas perusahaan akan

meningkat dan tujuan akhirnya adalah peningkatan laba perusahaan.

1.2. Perumusan Masalah

Perusahaan perlu memperhatikan sistem kompensasi yang diterapkan di

perusahaan, karena diduga akan berpengaruh terhadap motivasi kerja dan

kinerja karyawan tersebut. Kompensasi digunakan karyawan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya, bila kompensasi yang diterima karyawan tersebut sesuai

dengan biaya hidupnya maka karyawan akan terdorong untuk meningkatkan

kinerjanya sehingga tujuan perusahaan akan mudah tercapai.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka masalah yang akan diteliti oleh

penulis adalah:

1. Bagaimana sistem kompensasi di PT Coats Rejo Indonesia ?

2. Bagaimana hubungan sistem kompensasi dengan motivasi kerja dan

kinerja karyawan?

3. Bagaimana upaya alternatif perusahaan untuk meningkatkan motivasi

kerja dan kinerja karyawan?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui sistem kompensasi yang diterapkan di PT Coats Rejo

Indonesia

2. Menganalisis hubungan antara sistem kompensasi yang diterapkan

(26)

3. Memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk meningkatkan

motivasi kerja dan kinerja karyawan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan, referensi, solusi, bagi

manajemen PT Coats Rejo Indonesia, dalam mengembangkan sistem

kompensasi dalam hubungannya dengan motivasi dan peningkatan kinerja

karyawan. Bagi penulis penelitian ini berguna untuk menerapkan teori-teori

yang dimiliki untuk mengkaji fakta-fakta yang terjadi di perusahaan sehingga

dapat memberikan masukan bagi perusahaan dan meningkatkan wawasan

mengenai aspek-aspek sumberdaya manusia.

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Cascio & Awad dalam Tanjung dan Arep (2002), mendefinisikan

manajemen sumber daya manusia sebagai penarikan, seleksi pemeliharaan,

pengembangan dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mengaktifkan

baik tujuan individu maupun tujuan organisasi.

Menurut Mangkunegara (2002), manajemen sumber daya manusia

merupakan suatu perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan, dan

pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian balas jasa,

pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam rangka

mencapai tujuan organisasi.

2.2. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Tanjung dan Arep (2002) membagi fungsi manajemen sumberdaya

manusia menjadi dua bagian yaitu :

2.2.1. Fungsi Manajerial

Fungsi manajerial yaitu fungsi manajemen yang berkaitan langsung

dengan aspek-aspek manajerial yaitu fungsi perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian :

a. Fungsi perencanaan, yaitu melaksanakan tugas dalam hal

merencanakan kebutuhan, pengadaan pengembangan dan

pemeliharaan SDM. Termasuk dalam hal ini adalah merencanakan

karir bagi para karyawan (tenaga kerja).

b. Fungsi pengorganisasian, yaitu menyusun suatu organisasi dengan

membentuk stuktur dan hubungan antara tugas yang harus

dikerjakan oleh tenaga kerja yang dipersiapkan. Struktur dan

hubungan yang dibentuk, harus disesuaikan dengan situasi dan

kondisi organisasi yang bersangkutan.

c. Fungsi pengarahan, yaitu memberikan dorongan untuk

menciptakan kemauan kerja yang dilaksanakan secara efektif dan

(28)

d. Fungsi pengendalian, yaitu melakukan pengukuran antara kegiatan

yang telah dilakukan dengan standar yang telah ditetapkan,

khususnya di bidang tenaga kerja.

2.2.2. Fungsi Operasional

Fungsi operasioanal yaitu fungsi yang berkaitan langsung dengan

aspek-aspek operasional sumberdaya manusia di organisasi / perusahaan

meliputi rekutmen, seleksi, pengangkatan, pelatihan dan pengembangan,

kompensasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja.

2.3. Motivasi

2.3.1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti

“menggerakan”. Motivasi adalah suatu kekuatan potensial yang ada di

dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan sendiri atau

dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar

sekitar imbalan moneter dan non moneter, yang dapat mempengaruhi

hasil kinerjanya secara positif atau negatif, hal mana tergantung pada

situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan (Winardi,

2004). Menurut Hasibuan (2005), motivasi adalah pemberian daya

penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka

mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dalam segala daya

upayanya untuk mencapai kepuasan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi

adalah dorongan yang menggerakan seseorang baik karena faktor dari

dalam dirinya ataupun faktor luar, dapat berupa imbalan atas hasil

kerjanya, serta situasi dan kondisi yang dihadapi yang akan

mempengaruhi kinerja seseorang.

2.3.2. Teori Motivasi

Teori motivasi menurut Frederick Herzberg menyatakan bahwa

motivasi merupakan sebuah dampak langsung dari kepuasan kerja.

Herzberg menemukan factor-faktor yang berkaitan dengan kepuasan

(29)

Kelompok Motivator

Ketidakpuasan Kepuasan

Faktor-faktor Higiene

Ketidakpuasan Tidak ada ketidakpuasan

Gambar 1. Model Higiene-Motivator dari Herzberg (Winardi, 2004)

Herzberg mengemukakan bahwa motivator-motivator

menyebabkan seseorang beralih dari suatu keadaan tidak puas ke

keadaan puas, dan seorang individu tidak akan mengalami perasaan tidak

puas dengan pekerjaannya apabila ia tidak memiliki keluhan-keluhan

tentang faktor-faktor higiene tersebut. Teori hirarki kebutuhan (Abraham

Maslow) dalam Hasibuan (2005), kebutuhan yang diinginkan seseorang

itu berjenjang, artinya jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi,

kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama, dan

seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima. Pekerjaan-pekerjaan

yang tidak

menawarkan prestasi, rekognisi, pekerjaan yang menstimulasi, tanggung jawab serta kemajuan karir.

Pekerjaan-pekerjaan yang memberikan prestasi, rekognisi, pekerjaan yang menstimulasi, tanggung jawab serta kemajuan karir.

Pekerjaan-pekerjaan dengan kebijkan-kebijakan dan

administrasi perusahaan supervise teknikal gaji, antar hubungan

perorangan dengan para supervisor, dan kondisi-kondisi kerja,baik Pekerjaan-pekerjaan

dengan kebijkan-kebijakan dan

administrasi perusahaan supervise teknikal gaji, antar hubungan

(30)

Dasar teori hirarki kebutuhan menurut Maslow yaitu:

1. Manusia adalah mahluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu

menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus dan hanya

akan berhenti bila akhir hayatnya tiba.

2. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator

bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi

motivator.

3. Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu jenjang atau hirarki yang

dapat dilihat pada gambar 2, yakni:

a. Physiological needs (kebutuhan fisik dan biologis) yaitu kebutuhan

untuk mempertahankan hidup seperti kebutuhan akan makan, minum,

perumahan, dan sebagainya.

b. Safety and security needs (kebutuhan keselamatan dan keamanan)

yaitu kebutuhan akan kebebasan dari ancaman jiwa dan harta, baik di

lingkungan tempat tinggal maupun tempat bekerja.

c. Affiliation or acceptance needs (kebutuhan sosial) yaitu kebutuhan

akan perasaan diterima orang lain di lingkungan tempat tinggal dan

bekerja, kebutuhan akan perasaan dihormati, kebutuhan akan kemajuan

dan tidak gagal, dan kebutuhan akan perasaan ikut serta.

d. Esteem or status needs (kebutuhan akan penghargaan atau prestise)

yaitu kebutuhan akan penghargaan diri atau penghargaan prestise dari

orang lain.

e. Self actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri) yaitu kebutuhan

akan aktualisasi dengan menggunakan, kemampuan, keterampilan dan

potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat

memuaskan. Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi

(31)

Kebutuhan

Aktualisasi diri

Kebutuhan harga diri

Kebutuhan sosialisasi

Kebutuhan keamanan

Kebutuhan fisiologis

Gambar 2. Hirarki Kebutuhan dari Abraham Maslow (Arep dan Tanjung ,2003)

Teori Motivasi ERG (existence, relatedness, growth) dari Alderfer

dalam Mangkunegara (2002). Teori ERG merupakan refleksi dari nama

tiga dasar kebutuhan, yaitu:

a. Existence needs. Kebutuhan ini berhubungan dengan fisik dari

eksistensi pegawai, seperti makan, minum, pakaian, bernapas, gaji,

keamanan kondisi kerja.

b. Relatedness needs. Kebutuhan interpersonal, yaitu kepuasan dalam

berinteraksi dalam lingkungan kerja.

c. Growth needs. Kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan

pribadi. Hal ini berhubungan dengan kemampuan dan kecakapan

pegawai.

Perbandingan antara teori Hezberg, Abraham Maslow dan Alderfer

(32)
[image:32.612.165.509.95.240.2]

Gambar 3. Perbandingan Teori Herzberg, Abraham Maslow dan Alderfer (Fred Luthans dalam Umar, 2004)

2.3.3. Tujuan Motivasi

Tujuan motivasi menurut Hasibuan (2005), antara lain sebagai

berikut:

1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

2. Meningkatkan produktivitas karyawan.

3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan,

4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.

5. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partispasi karyawan.

8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap

tugas-tugasnya.

10.Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

2.4. Kompensasi

2.4.1. Pengertian Kompensasi

Kompensasi adalah bentuk pembayaran atau imbalan yang

diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan

itu, dan mempunyai dua komponen yaitu pembayaran keuangan

langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi dan bonus, dan ada

Dua Faktor Hierarki Kebutuhan Kebutuhan ERG

dari Hezberg dari Maslow dari Alderfer

Motivator Aktualisasi diri Pertumbuhan

Penghargaan

Faktor Higien Sosialisasi Hubungan

Rasa aman

(33)

pembayaran yang tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan

seperti asuransi dan uang liburan yang dibayar majikan. (Dessler, 1998).

Umar (2004), mendefinisikan kompensasi sebagai sesuatu yang

diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Sebelum

kompensasi diberikan, terlebih dahulu dilakukan proses kompensasi

yaitu suatu jaringan berbagai sub proses untuk memberikan balas jasa

kepada karyawan untuk pelaksanaan pekerjaan dan untuk memotivasi

mereka agar mencapai tingkat prestasi yang diinginkan. Imbalan atau

balas jasa yang diterima karyawan dibagi atas dua macam, yaitu imbalan

yang bersifat finansial dan non finansial.

a. Imbalan finansial, sesuatu yang diterima oleh karyawan dalam

bentuk seperti gaji atau upah, bonus, premi, pengobatan, asuransi,

dan lain-lain yang sejenis yang dibayar oleh organisasi.

b. Imbalan nonfinansial, dimaksudkan untuk mempertahankan

karyawan dalam jangka panjang seperti penyelenggaraan

program-program pelayanan bagi karyawan yang berupaya untuk

menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang menyenangkan,

seperti program rekreasi, kafeteria, dan tempat beribadat.

Menurut Hasibuan (2005), kompensasi adalah semua pendapatan

yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima

karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan baik finansial (gaji,

upah, upah insentif, asuransi, tunjangan) maupun non finansial (kondisi

lingkungan kerja, program pelayanan) sebagai imbalan atas jasa yang

diberikan kepada perusahaan.

2.4.2. Sistem Kompensasi

Menurut Mangkuprawira (2004), sistem penghargaan finansial

(upah pembayaran) dirancang agar mampu menarik perhatian,

mempertahankan, dan mendorong karyawan agar bekerja dengan

produktif, oleh karena itu kompensasi harus dikelola seoptimal mungkin.

(34)

bagi karyawan, laba untuk perusahaan, serta barang/jasa yang berkualitas

dan harga yang pantas, jadi semua pihak mendapatkan kepuasan dari

sistem pengupahan yang diterapkan ( Hasibuan, 2005).

Prinsip dalam manajemen kompensasi menurut Mangkuprawira

(2004), antara lain:

a. Terdapatnya rasa keadilan dan pemerataan pendapatan dalam

perusahaan.

b. Setiap pekerjaan dinilai melalui proses evaluasi pekerjaan dan

kinerja.

c. Mempertimbangkan keuangan perusahaan.

d. Nilai rupiah dalam sistem penggajian mampu bersaing dengan harga

pasar tenaga kerja yang sejenis.

e. Sistem penggajian yang baru dapat membedakan orang yang

berprestasi baik dan yang tidak dalam golongan yang sama.

f. Sistem penggajian yang baru harus dikaitkan dengan penilaian

kinerja karyawan.

2.4.3. Asas Kompensasi

Hasibuan (2005), mengemukakan bahwa program kompensasi (balas

jasa) harus berdasarkan pada asas :

a. Asas adil

Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus

disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, risiko pekerjaan,

tanggung jawab, jabatan pekerja, dan memenuhi persyaratan

internal konsistensi.

b. Asas layak dan wajar

Kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi

kebutuhannya pada tingkat normatif yang ideal. Tolak ukur layak

adalah relatif, penetapan besarnya kompensasi didasarkan atas

batas upah minimal pemerintah dan eksternal konsistensi yang

(35)

2.4.4. Proses Penetapan Kompensasi

Tahapan-tahapan manajemen kompensasi menurut Mangkuprawira

(2004), adalah sebagai berikut:

a. Fase 1: Mengevaluasi tiap pekerjaan, dengan menggunakan

informasi analisis pekerjaan, untuk menjamin keadilan internal

yang didasarkan pada nilai relatif setiap pekerjaan.

b. Fase 2: Melakukan survei upah dan gaji untuk menentukan

keadilan eksternal yang didasarkan pada upah pembayaran di pasar

kerja.

c. Fase 3: Menilai harga tiap pekerjaan untuk menentukan upah

pembayaran yang didasarkan pada keadilan internal dan eksternal.

Dessler (1998), mengemukakan dua cara utama untuk mendasarkan

pembayaran kompensasi yaitu, berdasarkan tambahan waktu dimana

karyawan dibayar berdasarkan waktu yang mereka gunakan di tempat

kerja, dan berdasarkan kinerja yaitu pembayaran kompensasi

dihubungkan langsung dengan jumlah produksi yang dihasilkan pekerja.

2.4.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi

Mangkunegara (2002), mengemukakan enam faktor yang

mempengaruhi kebijakan kompensasi yaitu:

a. Faktor pemerintah

Peraturan pemerintah yang berhubungan dengan penentuan standar

gaji minimal, pajak penghasilan,penetapan harga bahan baku, biaya

transportasi/angkutan, inflasi maupun devaluasi sangat

mempengaruhi perusahaan dalam menentukan kebijakan

kompensasi pegawai.

b. Penawaran bersama antara perusahaan dan pegawai

Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pula

pada saat terjadinya tawar-menawar mengenai besarnya upah yang

harus diberikan perusahaan kepada pegawainya. Hal ini terutama

dilakukan oleh perusahaan dalam merekrut pegawai yang

mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yang sangat dibutuhkan

(36)

c. Standar dan biaya hidup pegawai

Kebijakan kompensasi perlu mempertimbangkan standar dan biaya

hidup minimal pegawai. Hal ini karena kebutuhan dasar pegawai

harus terpenuhi. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa aman

pegawai akan memungkinkan pegawai dapat bekerja dengan penuh

motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan.

d. Ukuran perbandingan upah

Perbandinagn tingkat upah pegawai perlu memperhatikan tingkat

pendidikan, masa kerja, dan ukuran perusahaan.

e. Permintaan dan persediaan

Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu

mempertimbangkan tingkat persediaan dan permintaan pasar.

Artinya, kondisi pasar pada saat itu perlu dijadikan bahan

pertimbangan dalam menentukan tingkat upah pegawai.

f. Kemampuan membayar

Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu

didasarkan pada kemampuan perusahaan dalam membayar upah

pegawai. Artinya, jangan sampai menentukan kebijakan

kompensasi diluar batas kemampuan yang ada pada perusahaan.

2.5. Kinerja

2.5.1. Pengertian Kinerja

Mangkunegara (2002), mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Menurut Hasibuan (2005), prestasi kerja atau kinerja adalah

suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja atau kinerja

merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan

minat seorang pekerja, kemampuam dan penerimaan atas penjelasan

(37)

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

kinerja adalah hasil kerja yang yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya yang dipengaruhi oleh tiga

factor penting yaitu kemampuan dan minat seorang pekerja,

kemampuam dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran

dan tingkat motivasi seorang pekerja.

2.5.2. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Mangkunegara (2002) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor

motivasi (motivation).

a. Faktor kemampuan (ability)

Pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata ( IQ 110-120) dengan

pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam

mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah

mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu

ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

b. Faktor motivasi ( motivation)

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi

situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan diri

pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi ( tujuan

kerja).

2.6. Penelitian Terdahulu

Yakin (2004) melakukan penelitian mengenai hubungan antara sistem

kompensasi terhadap motivasi dan produktivitas kerja karyawan bagian

produksi. Penelitian ini dilakukan di PT Sariwangi A.E.A Bogor. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

kompensasi dan motivasi kerja karyawan harian. Kuatnya hubungan ini

disebabkan oleh bagi sebagian karyawan masih menganggap kompensasi hal

yang sangat penting. Pada karyawan bulanan hubungan yang terjadi antara

kompensasi terhadap motivasi kerja agak lemah. Lemahnya hubungan

dikarenakan sebagian karyawan wanita menganggap kompensasi tidak

(38)

sudah ditanggung oleh suaminya. Hasil Analisis hubungan kompensasi

dengan produktivitas karyawan harian menunjukan tidak ada hubungan

antara kompensai terhadap produktivitas kerja mereka. Pada karyawan

bulanan terdapat hubungan yang agak lemah antara kompensasi terhadap

produktivitas kerja mereka.

Dalam penelitiannya tentang kajian penerapan kompensasi, motivasi

kerja dan kinerja karyawan di restoran cepat saji makanan khas sunda

“BARAYA” Jakarta, Fahmi (2004) menyimpulkan bahwa kompensasi

berpengaruh nyata terhadap motivasi kerja dan motivasi kerja yang dimiliki

karyawan juga berpengaruh nyata terhadap kinerja karyawan. Hubungan

kompensasi dengan motivasi kerja memiliki hubungan yang agak kuat dan

hubungan motivasi dengan kinerja karyawan memiliki hubungan yang agak

kuat.

Kartikasari (2005), melakukan penelitian tentang analisis motivasi

kerja dan kinerja pada peneliti dan non peneliti. Penelitian ini dilakukan di

Pusat Riset Pengolahan Produk Perikanan dan Sosial Ekonomi Kelautan dan

Perikanan (PRPPSE). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepuasan kerja

secara kseluruhan berhubungan nyata dengan tingkat motivasi kerja dan

motivasi kerja berhubungan nyata dengan kinerja karyawan.

Relevansi penelitian yang akan dilakukan yaitu menganalisis sistem

kompensasi dihubungkan dengan motivasi kerja dan kinerja karyawan,

pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program statistik SPSS

11.5 dan microsoft excel dan menggunakan metode analisis korelasi Rank

Spearman. Keunikannya adalah penelitian ini menyangkut sistem

kompensasi secara keseluruhan yaitu bagaimana perusahaan menetapkan

kompensasi kepada karyawan, jadi bukan hanya jumlah nominal kompensasi

dan komponen-komponen kompensasi, tetapi lebih ke sistem kompensasinya

dihubungkan dengan motivasi kerja dan kinerja karyawan. Tujuan penelitian

ini adalah memberikan rekomendasi kepada perusahan untuk meningkatkan

(39)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

3.1.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

PT. Coats Rejo Indonesia memiliki visi, misi dan tujuan

perusahaan yang dapat terwujud bila didukung oleh berbagai pihak

diantaranya karyawan sebagai penggerak dalam melakukan kegiatan

perusahaan, dan karyawan merupakan asset yang sangat berharga yang

dimiliki perusahaan, karena karyawan sangat berperan dalam

menjalankan perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Perusahaan membuat kebijakan yang berhubungan dengan sistem

kompensasi, yang diharapkan akan memotivasi karyawan untuk

meningkatkan kinerjanya

Motivasi kerja adalah dorongan yang mengerakan seseorang baik

dari dalam dirinya (faktor internal) atupun dari faktor di luar dirinya

(faktor eksternal). Faktor internal berupa sikap dan kepribadian,

pendidikan dan keahlian,serta pengalaman yang dimiliki dan faktor

eksternal yaitu kompensasi, hubungan dengan atasan, hubungan dengan

rekan kerja, pekerjaan itu sendiri.

Dalam melakukan analisis hubungan kompensasi dengan motivasi

kerja dan kinerja karyawan, maka dikaitkan antara kompensasi yang

diterima dengan faktor-faktor yang memotivasi karyawan dalam bekerja

(faktor eksternal motivasi). Penilaian karyawan terhadap faktor-faktor

tersebut dapat diketahui melalui hasil pengisian kuesioner karyawan.

Motivasi kerja yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan kinerja

karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas

perusahaan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan kerangka pemikiran

(40)

Kebijakan PT. Coats Rejo Indonesia

Sistem Kompensasi

Kinerja Karyawan

Kinerja PT. Coats Rejo Indonesia Visi, Misi dan Tujuan

PT. Coats Rejo Indonesia

Faktor Internal Motivasi

• Sikap dan Kepribadian

• Pendidikan, Keahlian

• Pengalaman

Motivasi Kerja

Faktor Eksternal Motivasi

• Kompensasi

• Hubungan dengan atasan

• Hubungan dengan rekan kerja

[image:40.612.117.535.98.557.2]

• Pekerjaan itu sendiri

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Konseptual

= Ruang Lingkup Penelitian

(41)

PT Coats Rejo Indonesia memberikan kompensasi kepada

karyawan dengan tujuan agar karyawan termotivasi dalam bekerja

sehingga kinerja karyawan tersebut meningkat. Sistem kompensasi yang

baik diharapkan dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan, yang

berdampak pada peningkatan produktivitas perusahaan sehingga

meningkatkan daya saing perusahaan. Sistem kompensasi terdiri atas

metode penetapan kompensasi, asas kompensasi yaitu adil layak dan

wajar, kompensasi itu sendiri dan manajemen kompensasi maksudnya

bagaimana perusahaan merencanakan, mengorganisasikan,

melaksanakan dan mengontrol sistem kompensasi yang diterapkan.

Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan

kepada karyawan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Kompensasi dibagi menjadi dua macam yaitu kompensasi finansial dan

non finansial, kompensasi finansial dibagi menjadi dua komponen yaitu

kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. Kompensasi

finansial langsung merupakan imbalan yang diterima karyawan berupa

gaji, upah insentif, bonus, sedangkan kompensasi finansial tidak

langsung berupa imbalan yang diterima karyawan berupa tunjangan,

jaminan asuransi dan uang liburan. Kompensasi non finansial

dimaksudkan untuk menjaga loyalitas karyawan terhadap perusahaan.

Kompensasi non finansial adalah balas jasa yang diberikan perusahaan

kepada karyawan berupa kenyamanan lingkungan kerja ( fasilitas kerja),

serta pengakuan dan pujian atas prestasi karyawan, dan program rekreasi

bagi karyawan. Kompensasi yang diberikan kepada pegawai sangat

berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja dan motivasi kerja, serta hasil

kerja ( Mangkunegara, 2002).

Motivasi kerja adalah dorongan yang mengerakan seseorang baik

dari dalam dirinya (faktor internal) atupun dari faktor di luar dirinya

(faktor eksternal). Sistem kompensasi dan motivasi kerja itu berkaitan,

dan dapat diteliti dengan menggunakan dasar pemikiran pada teori- teori

berikut ini :

(42)

2. Teori dua faktor Herzberg

3. Teori ERG Alderfer

Berdasarkan teori hirarki kebutuhan Maslow dikemukakan bahwa

manusia memiliki keinginan yang tidak terbatas sehingga yang

memotivasinya adalah kebutuhan yang belum terpenuhi, Maslow

mengemukakan bahwa kebutuhan manusia itu berjenjang. Teori dua

faktor Herzberg menjelaskan bahwa motivasi merupakan sebuah dampak

langsung dari kepuasan kerja. Herzberg menemukan faktor-faktor yang

berkaitan dengan kepuasan kerja (faktor motivator) yaitu faktor yang

berasal dari isi pekerjaan itu sendiri, dan ketidakpuasan kerja

(faktor-faktor Higiene), ketidakpuasan atas kompensasi yang diterima,

hubungan di lingkungan kerja, kondisi kerja dan kebijakan perusahaan.

Teori Motivasi ERG (Existence, Relatedness, Growth) dari Alderfer

menjelaskan bahwa kebutuhan manusia itu dikelompokan menjadi tiga

bagian yaitu kebutuhan eksistensi, kebutuhan akan hubungan / relasi

serta kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang, dalam kebutuhan

eksistensi terdapat unsur kompensasi, sehingga jelas bahwa kompensasi

itu memiliki hubungan dengan motivasi kerja.

Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan. Kinerja menurut Mangkunegara (2002), adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya, adanya motivasi yang tinggi dalam diri karyawan untuk

bekerja secara maksimal akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan

tersebut. Peningkatan kinerja karyawan akan berpengaruh pada kinerja

organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan. Pengukuran korelasi

antara kompensasi dengan motivasi kerja dan kinerja karyawan

menggunakan alat analisis Rank Spearman, dari uraian diatas dapat

disimpulakan kerangka pemikiran operasional dari penelitian, dapat

(43)

Finansial Non Finansial

• Kondisi fisik lingkungan kerja

• Pengakuan dan pujian

• Program rekreasi Tidak Langsung :

Tunjangan, jaminan asuransi, dan uang liburan

Motivasi Kerja Karyawan Langsung :

Gaji/upah, upah insentif, bonus

Uji Rank Spearman

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional 3.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Sitem Kompensasi PT. Coats Rejo Indonesia

Teori Motivasi

• Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

• Teori Dua Faktor Herzberg

• Teori ERG Alderfer Kompensasi

Metode Penetapan Kompensasi

Azas Kompensasi

Manajemen Kompensasi

Kinerja Karyawan

• Efisiensi Kinerja

• Efektivitas Kinnerja

• Tanggung jawab

• Kerjasama

• Suasana Kerja

(44)

Definisi Operasional merupakan suatu pengertian secara operasional

mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu :

1. Efisiensi Kinerja Karyawan

Efisiensi berarti melakukan sesuatu dengan tepat atau kemampuan

untuk meminimalkan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi

(Fahmi, 2004). Perusahaan menginginkan karyawan yang memiliki kinerja

yang efisien. Efisiensi kinerja karyawan dalam penelitian ini adalah

karyawan selalu berusaha menampilkan hasil kerja yang lengkap dan tidak

melakukan kesalahan.

2. Efektivitas Kinerja Karyawan

Efektivitas berarti melakukan sesuatu yang tepat atau kemampuan

untuk menentukan tujuan yang tepat (Fahmi, 2004). Efektivitas kinerja

karyawan dalam penelitian ini diukur dari kesesuaian antara kinerja

karyawan dengan standar yang ditentukan oleh perusahaan, tingkat

kemampuan karyawan dalam memahami prosedur dalam melaksanakan

tugas nya, kesesuaian antara tingkat pendidikan dan ketrampilan yang

dikuasai dengan tugas yang harus dikerjakannya.

3. Tanggung Jawab

Indikator untuk mengukur tingkat tanggung jawab karyawan dalam

penelitian ini meliputi karyawan dapat menyelesaikan tugas tepat waktu

sesuai dengan ketentuan perusahaan, karyawan bersedia bekerja lembur

jika pekerjaan yang ditugaskan kepadanya belum selesai, karyawan

memiliki keyakinan dalam dirinya bahwa dia harus memiliki tanggung

jawab yang besar atas pekerjaannya, karyawan berusaha mempelajari

hal-hal baru yang belum diketahuinnya yang menyangkut pekerjaan, karyawan

selalu mencari jalan keluar atas masalah pekerjaan yang dihadapinya,

karyawan selalu meneliti hasil kerjanya.

4. Disiplin

Disiplin dalam penelitian ini meliputi kepatuhan karyawan akan

aturan yang ditentukan oleh perusahaan, disiplin akan waktu bekerja dan

(45)

perusahaan, disiplin karyawan yang tinggi maka akan menghasilkan

kinerja karyawan yang lebih baik.

5. Komunikasi Karyawan

Komunikasi karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi

komunikasi karyawan dengan atasan dan komunikasi karyawan dengan

sesama rekan kerja. Adanya komunikasi yang baik diantara karyawan akan

meningkatkan hubungan kerjasama diantara sesama rekan kerja maupun

atasan sehingga kinerja karyawan akan meningkat.

6. Kerjasama Karyawan

Kerjasama yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu kondisi

dimana setiap karyawan saling bertukar pikiran dan saling membantu

dalam menyelesaikan pekerjaannya. Kerjasama yang baik diantara

karyawan diharapkan akan meningkatkan kinerja karyawan yang akhirnya

meningkatkan kinerja perusahaan.

7. Loyalitas Karyawan

Loyalitas karyawan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kesetiaan karyawan terhadap perusahaan, setiap karyawan merasa

memiliki perusahaan sehingga bagaimanapun kondisi perusahaan

karyawan tersebut akan selalu setia bekerja di perusahaan. Tingkat

loyalitas karyawan diukur dari karyawan merasa senang untuk tetap

bekerja di perusahaan, karena karyawan merasa puas akan pekerjaannya.

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di PT. Coats Rejo Indonesia, Jalan

Raya Tajur Bogor. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan PT. Coats Rejo Indonesia mempunyai

sistem manajemen yang terstruktur, ketersediaan data yang dibutuhkan

dalam penelitian, dan harapan sebagai penelitian lanjutan Dhewi (2004),

“Analisis Pengaruh Efektivitas Sistem Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi

Kerja, Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan PT. Coats Rejo Indonesia”.

(46)

3.4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dilokasi

penelitian, wawancara dengan karyawan, serta dari kuesioner yang diberikan

kepada karyawan, adapun bentuk kuesioner yang digunakan dapat dilihat

pada Lampiran 4. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan

(buku-buku dan literatur-literatur yang relevan) yang terdapat di perpustakaan dan

tempat-tempat lainnya.

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu pengamatan

langsung, wawancara, membagikan kuesioner dan studi pustaka. Kuesioner

yang dibagikan kepada karyawan terdiri dari dua bagian. Bagian pertama

tentang identitas responden dan bagian kedua memuat 50 pertanyaan

tertutup yang mewakili faktor-faktor yang diamati.

Pengambilan sampel dilakukan pada karyawan produksi, dengan

alasan karena karyawan bagian produksi berhubungan langsung dengan

produk yang akan dihasilkan perusahaan dan kegiatan utama perusahaan

berada pada bagian produksi. Teknik pengambilan sampel yang dipakai

adalah Stratified Random Sampling (Teknik contoh acak bertingkat), yaitu

pengambilan sampel secara acak untuk tiap tingkatan strata, dalam

penelitian ini tingkatan tersebut bedasarkan status karyawan di perusahaan

yaitu karyawan tetap dan karyawan kontrak. Pemilihan sampel ini bertujuan

untuk melihat kemungkinan adanya perbedaan motivasi kerja dan kinerja

antara kelompok karyawan tersebut, seperti kita tahu bahwa status karyawan

di perusahaan akan mempengaruhi besarnya kompensasi yang diterima

karyawan.

Penentuan jumlah responden didasarkan pada pendapat Slovin (Umar,

2004). Dengan rumus sebagai berikut:

n = 2

1 Ne N

+ ………...(1)

Dimana : n = ukuran contoh

(47)

(

) (

)

(

)

(

)

(

(

)

)

[

2 2 2 2

]

∑ ∑

− − − = Y Y n X X n Y X XY n r

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan contoh yang masih dapat ditolelir atau

diinginkan, dengan asumsi populasi berdistribusi normal.

Perhitungannya sebagai berikut :

n = ) 1 . 0 ( 556 1 556 + 2

n = 84.8

n = 85 orang

[image:47.612.150.529.294.384.2]

sedangkan alokasi dari jumlah sample tersebut dapat dilihat padaTabel 1.

Tabel 1. Alokasi jumlah sampel penelitian menurut status karyawan, 2006

Sampel No Status Karyawan Departemen Produksi Populasi

Jumlah (orang) Persentase (%)

1 Tetap 375 57 67

2 Kontrak 181 28 33

Jumlah 556 85 orang 100% Sumber : PT. Coats Rejo Indonesia, 2006

Uji validitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat

pengukur tersebut mengukur apa yang ingin diukur. Rumus yang digunakan

dalam uji validitas adalah korelasi Product Moment ( Umar, 2004) yaitu:

……...(2)

Keterangan : n = Jumlah responden Y= Skor total

X = Skor masing-masing

Setelah dilakukan uji validitas, kemudian dilakukan uji reliabilitas.

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana konsistensi suatu

alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Pengujian reliabilitas

yang digunakan yaitu teknik Cronbach. Teknik Cronbach digunakan untuk

mencari reliabilitas dengan instrumen yang skornya bukan 0-1, tetapi

(48)

⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −

=

2

2 11 1 1 t b k k r

σ

σ

2 b

σ

2 t σ 11 r

(

)

n n X X 2 2 2

− = σ

bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya. Rumus ini ditulis sebagai

berikut :

...(3)

Keterangan : = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

= jumlah varians butir

= varians total

Rumus varians yang digunakan :

... ...(4)

Dimana : n = Jumlah responden

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir

pertanyaan)

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, pengolahan data

dilakukan dengan menggunakan program statistik SPSS 11.5 dan microsoft

excel. Pengolahan data dari kuesioner adalah memberi skor pada

masing-masing jawaban responden, skor nilai yang diperoleh dipindahkan ke lembar

tabulasi, data hasil tabulasi tersebut diperiksa, kemudian dihitung nilai total

dari masing-masing peubah terakhir memindahkan data ke lembar kerja

untuk diolah dan dianalisis.

Penentuan skor nilai atas jawaban responden berdasarkan skala Likert

5 tingkat, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, kurang setuju dan sangat

(49)

n n

di r

n

i

s

− =

=

3 1

2

6 1

Tabel 2. Skala pengukuran yang digunakan

Skala Keterangan

1 Sangat Kurang Setuju (SKS)

2 Kurang Setuju (KS)

3 Cukup Setuju (CS)

4 Setuju (S)

5 Sangat Setuju (SS)

Selanjutnya setiap jawaban responden diberikan bobot (skor rataan),

cara menghitung skor rataan menurut Durianto dalam Imaduddin (2005)

adalah sebagai berikut :

X=

fi wi fi.

………..(5)

Keterangan : x = rata-rata berbobot

fi = frekuensi

wi = bobot

Langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala penilaian

untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan rumus :

Rs =

M bobot

R( )

...(6)

Keterangan : R (bobot) = bobot terbesar – bobot terkecil

M = banyaknya kategori bobot

Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara sistem

kompensasi dengan motivasi dan kinerja karyawan digunakan metode uji

korelasi Rank Spearman dengan rumus sebagai berikut :

...(7)

Keterangan :

r

s

=

koefisien korelasi

di = selisih peringkat

(50)

X

T N N

X = − −

2 312

= − −

X T N N Y 12 3 2 12 / 3 t t y

Tx = −

+ − = 2 2 2 2 2

2 X Y

D Y

X rs

Untuk data yang sama maka rumus yang digunakan aalah :

……….(8)

Faktor koreksi untuk angka-angka yang sama adalah:

……….(9)

Bila koreksi ini digunakan maka statistik uji berubah menjadi :

………(10)

Keterangan:

r

s = koefisien korelasi Tx = faktor koreksi X

X = variable bebas Ty = faktor koreksi Y

Y = variable tak bebas D = selisih antara Rank X dengan Rank Y

Menurut Umar (2004), analisis korelasi berguna untuk menentukan

suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variable

dengan variable yang lain. Menurut Trihendradi (2004), uji korelasi akan

mencari besarnya hubungan dan arah hubungan. Nilai korelasi dalam

rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. tanda positif dan negatif menunjukan

arah hubungan. Tanda positif menunjukan arah perubahan yang sama, yaitu

jika satu variabel naik maka variabel yang lain naik. Demikian juga

sebaliknya, tanda negatif menunjukan arah perubahan yang berlawanan,

yaitu jika satu variabel naik, maka variabel yang lain turun.

Besarnya nilai korelasi berdasarkan skala Champion dikutip dari

Manurung dalam Widhayanti (2004) dikategorikan sebagai berikut :

1. 0.00 - 0.25 : No assosiation, menunjukan tidak ada hubungan antara

variabel X dengan variabel Y.

2. 0.26 – 0.50 : Moderately low assosiation, menunjukan hubungan yang

agak lemah antara variabel X dengan variabel Y.

3. 0.51 – 0.75 : Moderately high assosiation, menunjukan hubungan yang

(51)

4. 0.76 – 1.00 : High assosiation, menunjukan hubungan yang kuat antara

variabel X dengan variabel Y.

Uji statistik yang akan dilakukan adalah uji z, dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

z-hitung = rs n−1 ……….(11)

Tingkat signifikansi yang dipilih adalah 10%. Angka ini dipilih karena

merupakan tingkat signifikansi yang dapat digunakan dalam penelitian ilmu

sosial, dengan ketentuan sebagai berikut :

z hitung > z tabel maka tolak Ho

z hitung < z tabel maka terima Ho

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho= Tidak terdapat korelasi antara sistem kompensasi dengan motivasi

kerja

H1= Terdapat korelasi antara sistem kompensasi dengan motivasi kerja

Ho= Tidak terdapat korelasi antara sistem kompensasi dengan kinerja

karyawan.

(52)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Perusahaan

PT Coats Rejo Indonesia (PT CRI) merupakan bagian dari Coats Ltd

untuk regional Asia Fasifik. Coats Ltd merupakan perusahaan tekstil yang

memiliki kantor pusat di Manchester dan merupakan salah satu produsen

benang jahit terbesar di dunia. Coats Ltd berdiri pada tahun 1755 dan sudah

tersebar di 67 Negara. PT CRI berdiri pada tahun 1972 dan merupakan bagian

dari Divisi Benang Coats Ltd. Bisnis utama PT CRI yaitu memproduksi dan

memasarkan benang jahit.

PT CRI merupakan produsen benang terbesar di Indonesia untuk

industri garmen dan sepatu. PT CRI berlokasi di Jl Raya Tajur No 24 Bogor.

Proses produksi yang terjadi di PT CRI diantaranya adalah proses pewarnaan

benang (dyeing), penguatan benang (bonding) dan penngulungan akhir

(finishing). Proses pemintalan benang pada PT CRI dilakukan di pabrik yang

berlokasi di Pasuruan Jawa Timur. Gudang sebagai tempat menyimpan

produk yang dihasilkan, berlokasi di Gunung Putri. Produk yang dihasilkan

oleh PT CRI yaitu:

a. Benang jahit untuk keperluan industri apparel (pakaian) yaitu produk

benang jahit dengan merek Astra, Tiger dan Epic

b. Benang jahit untuk keperluan industri footwear (alas kaki/ sepatu) yaitu

produk benang jahit dengan merek gral dan Nylbond.

c. Benang jahit untuk keperluan industri bordir yaitu produk benang jahit

dengan merek Sylko.

d. Benang jahit untuk keperluan industri produk khusus seperti sabuk

pengaman dan airbag pada kendaraan yaitu produk benang jahit dengan

merek Nylbond.

PT CRI telah menggunakan teknologi mutakhir dalam proses

produksinya sehingga dapat menghasilkan benang jahit berkualitas tinggi.

Bahan baku untuk produksi benang jahit ini yaitu polyester, fiber atau filament

(53)

aturan-aturan yang berlaku di Indonesia baik itu masalah ketenagakerjaan

ataupun tentang pemeliharaan lingkungan dan aturan-aturan lainnya.

4.2. Visi dan Misi Perusahaan

PT CRI memiliki visi “ Menjadi perusahaan yang terdepan dalam

menyediakan benang jahit berkualitas tinggi”.

Misi PT CRI yaitu “mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber

daya manusia”.

4.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menggambarkan

hubungan kerjasama orang-orang dalam seluruh kegiatan untuk mencapai

suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi yang baik menggambarkan

pembagian tugas, rentang kekuasaan, dan jenjang pengawasan, pendelegasian

wewenang dan tanggung jawab.

Pimpinan puncak perusahaan di PT CRI berada langsung dibawah

organisasi regional asia pasifik yang berpusat di India, dan organisasi regional

berada langsung dibawah pengawasan pusat organisasi yang berkedudukan di

Inggris. PT CRI memiliki empat departemen yaitu : Departemen Sumber Daya

Manusia, Departemen Produksi, Departemen Keuangan dan Departemen

Pemasaran. Departemen Produksi dibagi menjadi lima bagian yaitu pewarnaan

benang (dye house), penguatan (bonding), penggulungan akhir (finishing),

Engineering, jaminan kualitas (QA). Untuk lebih lengkapnya mengenai

stuktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 1.

Tugas dan wewenang dari masing-masing bagian adalah sebagai

berikut:

1. Direktur Manajer

Direktur Manajer memegang pimpinan tertinggi di perusahaan dan

bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan serta menentukan target laba

perusahaan. Direktur Manajer memiliki wewenang untuk memberikan

petunjuk dan pengarahan kepada direktur tentang kebijaksanaan

(54)

2. Direktur Keuangan

Direktur keuangan bertanggung jawab atas masalah yang

berhubungan dengan keuangan perusahaan. Departemen keuangan

berperan dalam menangani pencatatan akuntansi, seperti mencatat arus kas

masuk dan arus kas keluar, pembayaran kredit, pembayaran upah pegawai,

pembayaran pembelian atas barang, dan pembuatan laporan keuangan,

seperti laporan rugi-laba, neraca dan pembayaran pajak perusahaan.

3. Manajer Pabrik

Manajer Pabrik bertanggung jawab kepada Direktur Manajer dan

membawahi Manajer QA yang bertanggung jawab atas kualitas produk

yang dihasilkan, Manajer Finishing, Manajer Produk Khusus (bonding),

Manajer Dyehouse yang bertanggung jawab atas hasil proses pewarnaan

benang, dan Manajer Engineering, adapun tugas dan wewenang serta

tanggung jawab manajer pabrik adalah bertanggung jawab atas budget

pada departemennya, membina dan memelihara suasana kerja yang

nyaman antar departemen, membuat laporan hasil perkembangan produksi

tiap akhir bulan, memelihara aset departemen, memberikan pengarahan

dan mengkoordinasi bagian-bagian yang ada di bawahnya serta

bertanggung jawab atas kelancaran operasional tiap departemen.

4. Direktur Pemasaran

Direktur Pemasaran bertanggung jawab pada Direktur Manajer

dalam pencapaian target penjualan dan pemasaran produk. Direktur

pemasaran membawahi :

a. Manajer Penjualan

Bagian ini bertugas menangani hal-hal atau kegiatan yang

berhubungan dengan penjualan produk perusahaan termasuk

didalamnya kegiatan pencarian order dan hal lainnya yang

berhubungan dengan kegiatan pemasaran.

b. Manajer Customer Service

Bagian ini bertugas menangani hal-hal yang berhubungan dengan

pelayanan kepada pelanggan, departemen ini merupakan perantara

(55)

Control), sehingga dapat meminimalisasi kesalahan yang dapat

mengecewakan pelanggan.

c. Manajer Technical Service

Manajer Technical Service bertanggung jawab kepada direktur

pemasaran dalam hal promosi produk, misalnya kegiatan promosi

produk baru yang dilakukan lewat seminar di perusahaan pelanggan.

5. Direktur Logistik dan Sumber Daya Manusia

Departemen logistik berwenang untuk mengatur arus distribusi

produk yang dihasilkan perusahaan, mengurusi masalah pembelian bahan

baku ataupun pembelian untuk kebutuhan tiap departemen, perizinan, dan

merencanakan produksi dan melakukan pengawasan terhadap produk

(inventory). Departemen personalia berperan dalam ketenagakerjaan dan

kesejahteraan karyawan, memberikan pelatiahan bagi karyawan baru dan

menjamin kesehatan dan keselamatan kerja karyawan serta analisis

dampak limbah terhadap lingkungan. Metode pelatihan yang digunakan

untuk melatih karyawan baru yaitu off the job training selama satu minggu

dilaksanakan di ruang pelatihan, karyawan diberikan pengarahan tentang

proses bisnis, tugas serta tanggung jawab pekerjaannya, kemudian

dilanjutkan dengan metode pelatihan on the job training selama dua bulan

tiga minggu, pelatihan ini bertujuan agar karyawan mendapat pengalaman

langsung pada situasi dan kondisi yang sebenarnya, serta mengetahui

semua hal yang menyangkut pekerjaannya.

4.4. Sumber Daya Manusia

4.4.1. Komposisi Tenaga Kerja

Karyawan yang dimiliki oleh PT Coats Rejo Indonesia berjumlah

1022 orang yaitu 747 orang di Coats Rejo Bogor dan 275 di Coats Rejo

Pasuruan Jawa Timur, dengan tingkat pendidikan bervariasi dapat dilihat

pada Gambar 6. Data Komposisi karyawan berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat pada Gambar 7. Para karyawan memiliki upah, tunjangan

Gambar

Gambar 1. Model Higiene-Motivator dari Herzberg (Winardi, 2004)
Gambar 3. Perbandingan Teori Herzberg, Abraham Maslow dan Alderfer (Fred Luthans dalam Umar, 2004)
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Konseptual
Tabel 1. Alokasi jumlah sampel penelitian menurut status karyawan, 2006
+7

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayahNya serta memberikan kekuatan, ketabahan, kemudahan dan kedamaian berfikir

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang senantiasa melimpahkan rahmat, karunia, hidayah, dan kasih sayangNya sehingga

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kasih sayangnya sehingga skripsi dengan judul “Analisis Beban Kerja Karyawan

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis diberi kekuatan untuk menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “

Segenap hati memuji dan mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya karena atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas

Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: PENGARUH KEPEMIMPINAN,

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul HUBUNGAN PERSEPSI

v PRAKATA Alhamdulillahi rabbil’alamiin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, ridho, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul