• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND)

PADA LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT,

PABRIK KARET DAN DOMESTIK

KARYA ILMIAH

NURHASANAH

062401014

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND)

PADA LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT,

PABRIK KARET DAN DOMESTIK

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya

NURHASANAH 062401014

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

PERSETUJUAN

Judul : PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN

DEMAND) PADA LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT, PABRIK KARET DAN DOMESTIK

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : NURHASANAH

Nomor Induk Mahasiswa : 062401014

Program Studi : DIPLOMA (D-3) KIMIA ANALIS

Departemen : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Juni 2009

Diketahui

Departemen Kimia FMIPA USU Dosen Pembimbing

Ketua,

(DR. Rumondang Bulan, MS) (Dra. Herlince Sihotang,M.Si)

(4)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

PERNYATAAN

PENENTUAN KADAR COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND) PADA LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT,

PABRIK KARET DAN DOMESTIK

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2009

(5)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

PENGHARGAAN

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Adapun karya ilmiah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk dapat menuyelesaikan Pendidikan Diploma III Kimia Analis.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih kepada ayahanda Bustami dan Ibunda Misrah, atas jerih payah dan doa restunya kepada penulis sejak kecil hingga saat sekarang ini. Serta kepada kakanda Nurhayati dan Nurmayani atas kasih sayang dan perhatiannya selama ini. Dan tidak lupa untuk Keluarga H.Suwarno, Bang Dayat, Kak Inur kak Lasmah serta seluruh keluarga yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi kepada Penulis.

Selama penyusunan karya ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Herlince Sihotang M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingannya hingga selesainya karya ilmiah ini.

2. Ibu Dr. Rumondang Bulan Nst, Ms. Selaku ketua jurusan/Program studi Kimia Analis FMIPA USU.

3. Ibu Suestinah,Bsc selaku pembimbing lapangan dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan dan beserta staf-stafnya

4. seluruh staff laboratorium analisa air di Baristand Ibu Marni, Ibu Mardiani, Kak Nizar, Bang Fadhil. Yang telah membagi sebagian ilmunya kepada penulis.

5. Rekan satu patner penulis selama PKL di Balai Riset dan Standardisasi, Tina, Wira, Anda.

6. Sahabat-sahabatku Apri, Darlina, Betty, Nora, Yuli, Ayu, Weni yang selalu menghibur dengan canda tawanya.

7. Teman-teman di Kimia Analis khusunya seangkatan 2006 yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang tidak akan pernah terlupakan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Medan, Juni 2009

(6)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

ABSTRAK

Telah dilakukan penentuan kadar COD pada limbah cair pabrik kelapa sawit, industri karet, dan domestik dengan metode titrimetri.

(7)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

ABSTRACT

The definite of COD value has done to palm oil factory waste, waste of rubber factory and domestic waste with titrimetric method.

(8)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN ... 15

3.1. Prinsip Analisa ... 15

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

4.1. Data Percobaan ... 19

4.2. Perhitungan ... 19

4.3. Pembahasan ... 21

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 23

(9)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

5.2. Saran 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang kita cita-citakan berupa masyarakat yang adil dan makmur baik moril maupun materil, maka berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir ini. Salah satu usaha yang sedang digalakkan sesuai dengan Garis-garis besar Haluan Negara adalah ditingkatkannya sektor industri baik yang berupa industri berat maupun yang berupa industri ringan. Maka dengan munculnya industri perlu dipikirkan juga efek sampingnya yang berupa limbah. Limbah tersebut dapat berupa limbah padat (solid wastes), limbah cair (liquid wastes), maupun limbah gas (gaseous wastes). Ketiga jenis limbah ini dapat dihasilkan sekaligus oleh satu industri ataupun satu persatu sesuai dengan proses yang ada diperusahaannya.

(10)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Berdasarkan pertimbangan diatas, Perlu kiranya diperhatikan efek sampingan yang akan ditimbulkan oleh adanya suatu industri tersebut waktu mulai beroperasi. Oleh karena itu perlu dipikirkan juga apakah industri tersebut menghasilkan limbah yang berbahaya atau tidak, sehingga segera dapat ditetapkan perlu tidaknya disediakan bangunan pengolah air limbah serta teknik yang dipergunakan dalam pengolahan. (Sugiharto, 1987)

(11)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Limbah cair dapat bersumber dari aktivitas manusia maupun aktivitas alam. Adanya kegiatan-kegiatan industri yang dilakukan oleh manusia menghasilkan buangan yang mengandung bahan kimia. Dimana kandungan bahan kimia yang ada di dalam air limbah dapat merugikan lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih. selain itu akan lebih berbahaya bila bahan tersebut merupakan bahan yang beracun.

Untuk itu sebelum dibuang ke perairan bebas, limbah tersebut harus diolah terlebih dahulu. Dimana dalam pengolahan limbah tersebut ada parameter-parameter yang harus ditentukan misalnya COD, BOD TSS, Alkalinitas dan lain sebagainya.(Sugiharto, 1987)

Berdasarkan dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk menentukan kadar Chemical Oxygen demand (COD) pada beberapa limbah cair yaitu limbah cair pabrik kelapa sawit, limbah cair industri karet dan limbah cair domestik. Yang selanjutnya dapat diketahui apakah limbah cair tersebut telah memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

1.2. Permasalahan

(12)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

1.4. Tujuan

- Untuk menentukan kadar COD dari limbah cair pabrik kelapa sawit, limbah cair pabrik

karet dan limbah cair domestik.

- Untuk mengetahui apakah kadar COD dari limbah cair pabrik kelapa sawit, limbah cair pabrik karet dan limbah cair domestik telah memenuhi standart yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup

1.5. Manfaat

(13)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Limbah

Limbah cair adalah gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan atau air hujan. Air tanah, air permukaan dan air hujan pada kondisi tertentu masuk sebagai komponen limbah cair, karena pada keadaan sistem saluran pengumpulan limbah cair sudah rusak atau retak, air alam itu dapat menyatu dengan komponen limbah cair yang lainnya dan harus diperhitungkan upaya penanganannya.

2.2. Sumber Limbah Cair

(14)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair sangat beragam, sesuai dengan jenis kebutuhan hidup manusia yang sangat beragam pula. Beberapa jenis aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair diantaranya:

1. Aktivitas Bidang Rumah Tangga

Sangat banyak aktivitas rumah tangga yang menghasilkan limbah cair, antara lain mmencuci pakaian, mencuci alat makan/minum, memasak makanan dan minuman, mandi, mengepel lantai, mencuci kendaraan, penggunaan toilet, dan sebagainya. Semakin banyak jenis aktivitas dilakukan, semakin besar volume limbah cair yang dihasilkan. 2. Aktivitas Bidang Perkantoran

Aktivitas perkantoran pada umumnya merupakan aktivitas penunjang kegiatan pelayanan masyarakat. Beberapa contoh antara lain Kantor Pemerintah Daerah, Kantor Skretariat DPR, Kantor Pos, Kantor PDAM, Kantor PLN, Bank, Kantor Badan Pertahanan Nasional (BPN), Kantor Inspeksi Pajak. Limbah cair dari sumber itu biasanya dihasilkan dari aktivitas kantin yang menyediakan makanan dan minuman bagi pegawai, aktivitas penggunaan toilet (kamar mandi, WC, wastafel), aktivitas pencucian peralatan, dan sebagainya.

3. Aktivitas Bidang Perdagangan

(15)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

4. Aktivitas Bidang Perindustrian

Aktivitas bidang perindustrian juga sangat bervariasi. Variasi kegiatan bidang perindustrian dipengaruhi antara lain oleh faktor jenis bahan baku yang diolah/ diproses, jenis barang atau bahan jadi yang dihasilkan, kapasitas produksi, teknik/jenis proes produksi yang diterapkan, kemampuan modal, jumlah karyawan, serta kebijakan manajemen industri.

5. Aktivitas Bidang Pertanian

Aktivitas bidang pertanian menghasilkan limbah cair karena digunakannya air untuk mengaliri lahan pertanian. Secara alami dan dalam kondisi normal, limbah cair pertanian sebenarnya tidak menimbullkan dampak negatif pada lingkungan, namun dengan digunakannya pestisida yang kadang-kadang dilakukan secara berlebihan, sering menimbulkan dampak negatif pada keseimbangan ekosistem air pada badan air penerima. b. Aktivitas Alam

Hujan merupakan aktivitas alam yang menghasilkan limbah cair yang disebut air larian. Air larian yang jumlahnya berlebih sebagai akibat dari hujan yang turun dengan intensitas tinggi dan dalam waktu yang lama dapat menyebabklan terjadinya banjir. Atas dasar itu air hujan atau air larian perlu diperhitungkan dalam perencanaan sistem limbah cair, agar dapat dihindari hal-hal yang tidak diinginkan akibat air hujan, baik bagi lingkungan maupun bagi kesehatan masyarakat. (Sugiharto. 1987)

(16)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi secara garis besar zat-zat yang terdapat dalam air limbah dapat dikelompokkan seperti pada skema berikut ini:

Protein (65%) Butiran

Karbohidrat (25%) Garam

Lemak (10%) Metal

Gambar 2.1. Skema pengelompokan bahan yang terkandung di dalam limbah. (Sugiharto. 1987)

2.4. Parameter Kualitas Limbah Cair

Menurut Okun dan Ponghis (1975), berbagai parameter kualitas limbah cair yang penting untuk diketahui adalah: bahan padat tersuspensi (suspended solids), bahan padat terlarut (dissolvel solids), kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand=COD), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemical Oxygen Demand=BOD),

Air limbah

Air

(99,%) Bahan padat

(0,1%)

(17)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

organisme coliform, pH, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen=DO), kebutuhan klor (Chlorine demand), nutrien, dan logam berat (heavy metals).

a. Bahan Padat Tersuspensi

Bahan padat tersuspensi adalah bahan padat yang dihilangkan pada penyaringan (filtration) melalui media standar halus dengan diameter 1 mikron. Bahan padat tersuspensi dikelompokkan lagi dalam bahan padat yang tetap (fixed solids) dan yang menguap (volatile solids). Bahan padat yang menguap merupakan bahan yang bersifat organik yang diharapkan dapat dihilangkan melalui penguraian secara biologis (biological degradation) atau pembakaran (incineration). Fixed solids merupakan bahan padat yang bersifat tetap. Bahan padat tersuspensi selanjutnya dapat dikelompokkan lagi berdasarkan sifat atau kemampuan pengendapannya. Bahan padat yang dapat diendapkan secara normal dapat dihilangkan dalam ukuran besar pada tangki sedimentasi. Bahan padat yang tidak dapat mengendap memerlukan perlakuan tambahan, baik secara kimia ataupun biologis, untuk menghilangkannya dari limbah cair.

b. Bahan Padat Terlarut

(18)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

c. Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand=BOD)

Kebutuhan Oksigen Biokimia (KOB) adalah ukuran kandungan bahan organik dalam limbah cair. KOB ditentukan dengan mengukur jumlah oksigen yang diserap oleh sampel limbah cair akibat adanya mikroorganisme selama satu periode waktu tertentu, biasanya 5 hari, pada satu temperatur tertentu, umumnya 200C. BOD merupakan ukuran utama kekuatan limbah cair. BOD juga merupakan petunjuk dari pengaruh yang diperkirakan terjadi pada badan air penerima berkaitan dengan pengurangan kandungan oksigennya.

d. Kebutuhan Oksigen Kimia (Chemical Oxygen Demand=COD)

COD atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar limbah organik yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Limbah organik akan dioksidasi oleh kalium bichromat (K2Cr2O7) sebagai sumber oksigen

menjadi gas CO2 dan H2O serta sejumlah ion Chrom. Nilai COD merupakan ukuran bagi

tingkat pencemaran oleh bahan organik.

e. Organisme Koliform

(19)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

f. pH

pH limbah cair adalah ukuran keasaman (acidity) atau kebasaan (alkalinity) limbah cair. pH menunjukkan perlu atau tidaknya pengolahan pendahuluan (pretreatment) untuk mencegah terjadinya gangguan pada proses pengolahan limbah cair secara konvensional. Secara umum, dapat dikatakan bahwa pH limbah cair domestik adalah mendekati netral.

g. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen=DO)

DO penting dalam pengoperasian system saluran pembuangan maupun bangunan pengolahan limbah cair. Air bersih biasanya jenuh akan oksigen, namun dengan cepat akan berkurang apabila limbah organik ditambahkan ke dalamnya. Derajat kandungan oksigen pada limbah cair sangat bervariasi dan sama sekali tidak stabil. Tujuan pengolahan limbah cair sebelum diolah adalah memelihara kandungan oksigen yang terlarut dan cukup untuk mencegah terjadinya kondisi anaerob.

h. Kebutuhan Klor (Chlorine Demand)

Pendesinfeksian terhadap efluen limbah cair yang diolah diperlukan angka kebutuhan klor yang merupakan parameter kualitas yang penting angka tersebut merupakan fungsi dari kekuatan limbah. Semakin tinggi derajat pengolahan, semakin kecil angka keutuhan klor dari efluen tersebut.

(20)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Limbah cair mengandung nutrient (misal nitrogen dan fosfor) yang dapat digunakan untuk zat pembangun bagi organisme hidup. Konsentrasi normal tidak menyebabkan masalah pada badan air penerima ataupun pada limbah cair yang akan digunakan kembali untuk irigasi atau perindustrian. Ketika limbah cair akan dibuang ke badan air yang relatif bersih, seperti danau atau muara sungai, nutrient itu dapat menyuburkan air sampai tingkat tertentu. Namun jika merangsang pertumbuhan algae secara berlebihan, air penerima dapat dirusak oleh pengayaan itu atau yang disebut eutrofikasi.

j. Logam Berat

Bila industri membuang limbah cair ke sistem saluran limbah cair, banyak logam berat yang masuk ke dalam system dan mengganggu proses pengolahan atau kualitas air penerima. Tembaga yang berakumulasi dalam tangki penguraian Lumpur dan mengganggu proses penguraian itu. (Soeparman. 2002, Sunu. 2001)

2.5. Chemical Oxygen Demand (COD)

(21)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Chemical Oxygen Demand (COD) adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Dalam hal ini bahan buangan organik akan dioksidasi oleh kalium bichromat atau K2Cr2O7

digunakan sebagi sumber oksigen (oxidizing agent). Oksidasi terhadap bahan buangan organik akan mengikuti reaksi berikut ini:

CaHbOc + Cr2O7 2- + H+ → CO2 + H2O + Cr3+

Zat organik

(warna kuning) (warna hijau)

Reaksi tersebut perlu pemanasan dan juga penambahan katalisator perak sulfat (Ag2SO4) untuk mempercepat reaksi. Apabila dalam bahan buangan organik diperkirakan

ada unsur chlorida yang dapat mengganggu reaksi maka perlu ditambahkan merkuri sulfat untuk menghilangkan gangguan tersebut.

(Wardhana, 1995)

Chlorida dapat mengganggu karena akan ikut teroksidasi oleh kalium bichromat sesuai dengan reaksi berikut ini:

6Cl- + Cr2O72-+ + 14 H+ → 3 Cl2 + 2 Cr3+ + 7H2O

Dengan penambahan merkuri sulfat (HgSO4) pada sampel, sebelum penambahn reagen

(22)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Hg2+ + 2 Cl- → HgCl2

Dengan adanya ion Hg2+ ini, konsentrasi ion Cl- menjadi sangat kecil dan tidak mengganggu oksidasi zat organik dalam tes COD.

Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organik habis teroksidasi maka zat pengoksidasi K2Cr2O7 masih harus tersisa sesudah direfluks. K2Cr2O7 yang tersisa di

dalam larutan tersebut digunakan untuk menentukan berapa oksigen yang telah terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro ammonium sulfat (FAS),

dimana reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut:

6 Fe2+ + Cr2O7 2 - + 14 H+ → 6 Fe3+ + 2 Cr3+ + 7 H2O

Indikator feroin digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu disaat warna hijau-biru larutan berubah menjadi coklat-merah. sisa K2Cr2O7 dalam larutan blanko

adalah K2Cr2O7 awal, karena diharapkan blanko tidak mengandung zat organik yang

dapat dioksidasi oleh K2Cr2O7. (Alaerts. 1987).

Pengukuran COD didasarkan pada kenyataan bahwa hampir semua bahan oraganik dapat dioksidasi menjadi karbondiokasida dan air dengan bantuan oksidator kuat (kalium bichromat/K2Cr2O7) dalam suasana asam. Dengan menggunakan kalium

bichromat sebagai oksidator, diperkirakan sekitar 95%-100% bahan organik dapat dioksidiasi. (Effendi. 2003)

(23)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

mikroorganisme dapat ikut teroksidasi dalam uji COD. Sebagai contoh, selulosa sering tidak terukur melalui uji BOD karena sukar dioksidasi melalui reaksi biokimia, tetapi dapat terukur melalui uji COD. (Fardiaz. 1992)

Warna larutan air lingkungan yang mengandung bahan buangan organik sebelum reaksi oksidasi adalah kuning. Setelah reaksi oksidasi selesai maka akan berubah menjadi hijau. Jumlah oksigen yang diperlukan untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan organik sama dengan jumlah kalium bichromat yang dipakai pada reaksi oksidasi, berarti makin banyak oksigen yang diperlukan. ini berarti bahwa air lingkungan makin banyak tercemar oleh bahan buangan organik.

(24)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Prinsip Analisa

Penentuan kadar COD pada limbah cair dilakukan dengan metode titrimetri dimana campuran H2SO4(p) dengan K2Cr2O7 dan zat organik direfluks selama 2 jam.

Kelebihan kalium bichromat yang tidak tereduksi, dititrasi dengan larutan ferro ammonium sulfat (FAS).

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

(25)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

- Tabung COD Pyrex

- Buret 50 ml Pyrex

- Erlenmeyer 500 ml Pyrex - Pipet volume 10 ml Pyrex - Gelas ukur 25 ml Pyrex

- COD Destruction Block Velf Scientifica Eco 6 - pipet tetes

3.2.2. Bahan

- Indikator ferroin

- Larutan Ferro Ammonium Sulfat (FAS) 0,05N - Serbuk Merkuri Sulfat (HgSO4)

- Batu didih

- Larutan Kalium bichromat (K2Cr2O7) 0,25N

- Larutan Asam Sulfat-Perak Sulfat (Ag2SO4-H2SO4)

3.3. Pembuatan Pereaksi

1. Pembuatan Larutan Indikator Ferroin

- 1,10 phenanthrolin monohidrat ditimbang sebanyak 1,485 g - kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL

- FeSO4.7H2O ditambahkan sebanyak 0,695 g

- kemudian ditepatkan volumenya sampai tanda garis dengan akuades, kemudian dihomogenkan

(26)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

- K2Cr2O7 ditambahkan sebanyak 6,1295 g dengan neraca analitik

- kemudian dilarutkan dalam labu takar 500 mL dan ditambahkan dengan akuades Sampai garis tanda

- kemudian dihomogenkan

3. Pembuatan Larutan Asam Sulfat- Perak Sulfat (Ag2SO4-H2SO4)

- Ag2SO4 ditimbang sebanyak 5 g

- kemudian dilarutkan dalam labu takar 500 mL dengan (H2SO4) (p)

4. Pembuatan Ferro Ammonium Sulfat (FAS) 0,05 N

- Ferro Ammonium Sulfat ditimbang sebanyak 19,6 g, dimasukkan dalam labu ukur 1000 mL

- kemudian dilarutkan dengan 300 mL akuades - kemudian ditambahkan 20 mL H2SO4 (p)

- Ditepatkan volumenya sampai tanda garis dengan akuades kemudian dihomogenkan

3.4. Prosedur Analisa

a. Standardisasi Ferro Ammonium Sulfat (FAS) 0,05 N - K2Cr2O7 0,25 N dipipet sebanyak 10 mL

- Kemudian dimasukkan kedalam labu erlenmeyer 300 mL - Kemudian ditambahkan 90 mL akuades

- Kemudian ditambahkan 20 mL H2SO4 (p) dan didinginkan

(27)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Sulfat yang telah dibuat sampai berubah warna menjadi merah Kecoklatan

- Dicatat hasil titrasinya

- Diulangi titrasi sebanyak dua kali perulangan

( )( )

V2 = volume larutan FAS yang dibutuhkan, (mL)

N1 = normalitas larutan K2Cr2O7

b. Analisa Sampel PKS, Karet dan Domestik

- Dipipet 10 mL sampel PKS, dimasukkan ke dalam tabung COD - Ditambahkan 0,2 g serbuk HgSO4 dengan beberapa batu didih

- Ditambahkan 5 mL larutan K2Cr2O7 0,25N sambil diaduk hingga larutan homogen

- Didinginkan tabung COD dalam pendingin es dan tambahkan 15 mL larutan Ag2SO4-H2SO4 sedikit demi sedikit melalui dinding tabung kemudian diaduk

hingga homogen

(28)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

selama 2 jam

- Didinginkan sampai temperatur kamar

- Dicuci bagian pendingin dengan air suling hingga volume sampel menjadi lebih kurang 70 mL

- Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml, ditambahkan indikator Ferroin 2 sampai 3 tetes

- Dititrasi dengan larutan FAS 0,05N sampai berubah warna menjadi merah kecoklatan

- Dicatat larutan FAS yang terpakai

- Diulangi titrasi sebanyak dua kali perulangan

(29)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Percobaan

Sampel limbah cair yang digunakan dalam analisa yaitu limbah cair PKS, limbah cair pabrik karet, dan limbah cair domestik.

Tabel: Data Hasil Penentuan COD

No 1 limbah domestik

(30)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet

A = volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk blanko, (mL) B = volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk sampel, (mL) N = normalitas larutan FAS

(31)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet

(32)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

diperlukan degradasi bahan organik yang lebih besar. salah satu limbah cair industri kelapa sawit penyebab pencemaran lingkungan adalah lumpur yang mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi. (Masli.2007)

Limbah cair pabrik karet juga mengandung senyawa organik yang tinggi antara lain dalam bentuk senyawa karbon, nitrogen dan fosfat yang dapat mencemari linkungan. Dan untuk mengurangi kandungan bahan organik tersebut penanganan limbah cair industri karet umumnya menggunakan sistem sequencing batch reactor (SBR) yang dapat menyisihkan senyawa karbon, nitrogen, dan fosfor sebesar 85-90% (Said. 1996)

(33)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari hasil hasil uji kadar COD (Chemical Oxygen Demand) pada beberapa limbah cair dapat diperoleh kesimpulan bahawa kadar COD pada limbah cair pabrik karet sebesar 31,74 mg/l, limbah cair kelapa sawit sebesar 206,33 mg/l, limbah domestik sebesar 162,68 mg/l.

(34)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Nomor: Kep.51/MENLH/10/1995 tanggal 23 Oktober 1995 sehingga layak untuk di buang ke badan air.

4.2. Saran

Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan terutama pada perairan, sebaiknya para pabrik industri mengolah limbah cairnya sehingga sesuai dengan standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup. Pemilik pabrik harus mempunyai usaha untuk melestarikan kualitas lingkungan agar lingkungan pabrik maupun masyarakat yang menggunakan air sebagai sumber kehidupan tidak tercemar oleh limbah industri.

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G. 1987. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Fardiaz, S. 1992. Polusi Air Dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Mahida, U. N. 1984. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Cetakan Pertama. Jakarta: C.V. Rajawali

(35)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

Soeparman dan Suparmin. 2002. Pembuangan Tinja Dan Limbah Cair. Jakarta: Buku Kedokteran.

Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: UI Press.

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Masli, L.N., Utomo, T.P., dan Nawansih, O. 2007. Kajian Proses Start-Up Sequencing Batch Reactor (SBR) Dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Karet. http://www.unila.ac.id/~fp/index2.php%3foption%3Dcom_content%26do_pdf%3 D1%26id%3d123+kadar+COD+pada+limbah+industri+karet&cd==3&hl=id&ct= clnk&gl=id. Diakses tanggal 1 Mei, 2009.

(36)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

LAMPIRAN

Lampiran -1 : Baku Mutu Limbah Cair

NOMOR : KEP-51/MENHL/10/1995

TENTANG : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI TANGGAL : 23 OKTOBER 1995

BAKU MUTU LIMBAH CAIR

No Parameter Satuan Golongan Baku

BM (Aqua) Mutu Limbah Cair

1 Temperatur 0C 38 40

(37)
(38)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

28 Minyak Nabati mg/l 5 10

29 Minyak Mineral mg/l 10 50

30 Radioaktivitas mg/l - -

Lampiran -2 : Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Kelapa Sawit

LAMPIRAN BIV : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-51/MENLH 10/1995

TENTANG : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI

TANGGAL : 23 OKTOBER 1995

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI KELAPA SAWIT

Parameter

Lampiran -3 : Baku Mutu Limbah Cair Untuk Industri Karet

LAMPIRAN A VI : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

NOMOR : KEP-51/MENLH 10/1995

TENTANG : BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI

TANGGAL : 23 OKTOBER 1995

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI KARET

(39)

Nurhasanah : Penentuan Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) Pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Karet Dan Domestik, 2009.

(

mg l

)

(

kg ton

)

BOD5 150 6,0

COD 300 12,0

Amonia total

(sebagai NH3-N) 10 0,4

PH 6.0-90

Debit Limbah

Gambar

Gambar 2.1. Skema pengelompokan bahan yang terkandung di dalam limbah.
Tabel: Data Hasil Penentuan COD

Referensi

Dokumen terkait

Rona Monica Sihaloho : Penentuan Chemical Oxygen Demand (Cod) Limbah Cair Pulp Dengan Metode Spektrofotometri Visible Di PT.. USU Repository

yang berjudul “ Keefektifan Ferri Chlorida (F eCl 3 ) Dalam Menurunkan Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) Pada Limbah Cair Industri Batik CV.. Brotoseno

menyelesaikan skripsi dengan judul “Keefektifan Effective Microorganisms-4 (EM-4) Dalam Menurunkan Chemical Oxygen Demand ( COD ) Pada Limbah Cair Industri Tahu Desa

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL DAN WAKTU KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN COD ( CHEMICAL OXYGEN DEMAND ) DALAM LIMBAH CAIR LABORATORIUM TEKNIK KIMIA POLITEKNIK

Sementara itu , Firdha dkk (2011) melakukan pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit dengan bioreaktor hibrid anaerob bermedia batu efisiensi penyisihan COD terbesar

Telah dilakukan penelitian tentang penggunaan bakteri dari lumpur aktif untuk menurunkan nilai Chemical Oxygen Demand (COD) limbah cair industri oleokimia di PT. Hasil isolasi

Dari hasil analisa yang dilakukan dapat diketahui bahwa kadar Amonia dan COD pada Outlet pabrik A,B dan C telah memenuhi baku mutu air limbah pengolahan limbah cair

Dari hasil analisa yang dilakukan dapat diketahui bahwa kadar Amonia dan COD pada Outlet pabrik A,B dan C telah memenuhi baku mutu air limbah pengolahan limbah cair