• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eufemisme Dalam Upacara Perkawainan Adat Jawa Nemokke Di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Eufemisme Dalam Upacara Perkawainan Adat Jawa Nemokke Di Medan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Widya Andayani, 2005. Eufemisme dalam Upacara Perkawinan Adat Jawa

Nemokke di

Medan.

Program Studi

Linguistik,

Program

Pascasarjana,

Universitas Sumatera Utara.

Eufemisme adalah bentuk lain da/am mengungkapkan kata-kata yang tidak

menyenangkan. Etnik Jawa merupakan salah satu etnik yang teikenal dengan

sopan santunnya dalarn berbicara dan bertindak.

Nemokke

ada/ah upacara

perkawinan adat Jawa yang berisi nasihat terhadap pengantin. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan tipe-tipe dan fungsi eufemisme da/am kalimat

dan ungkapan beserta pola sosiolinguistik yang tergambar pada upacara

nemokke.

Data didapat dari informan yang merupakan ahli

Nemokke

melalui

wawancara. Setelah dianalisis didapat hasil bahwa jenis eufemisme yang paling

banyak terdapat dalam upacara ini adalah metafora dan satu kata menggantikan

kata yang lain, dlsusul dsnqan hiperbola dan ungkapan figuratif. Seisin tipe juga

didapat fungsi eufemisme yaitu sebagai sapaan dan menghindari tabu.

Berdasarkan pola sosiolinguistiknya dapat dilihat bahwa ahli

nemokke

yang lebih

tua dan berpengalaman menggunakan lebih banyak eufemisme dan lebih

bervariasi dalam menyampaikan nasihat.

i

(5)

ABSTRACT

Widya Andayani, 2005. Euphemism in Javanese Traditional Wedding Ceremony

Nemokke

in Medan. Lingui&tic program of Post Graduate at North Sumatera

University.

Euphemism is an alternative in expressing unaccepted words. Javanese is one

of the tribes that is known with its politeness in acting and speaking.

Nemokke

is

the traditional wedding ceremony that contains some advice for the bride and

groom. This thesis is aimed to describe the types and function of euphemism that

are found in the sentences and expressions during the ceremony, as well as the

sociolinguistic patterns . The data were taken from some informen through

interview. The types of euphemism that are found in

Nemokke

ceremony are

Metaphor, one for one substitutions, hyperbol, and figurative expressions. The

functions that are found are naming system and avoiding taboo. Based on the

sociolinguistic pattern, it can be seen that the older and more experienced

nemokke

experts use more types euphemism and more variation words and

expression.

ii

(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)

Referensi

Dokumen terkait

Keunikan tersendiri dalam upacara perkawinan adat Jawa di Desa Kunir Kidul yaitu masih menggunakan upacara lingkar jagad. Upacara lingkar jagad yaitu memutari ranupada

bahasa Jawa krama inggil yang harusnya digunakan dalam upacara tujuh. bulanan akan menimbulkan masalah baru seperti

Bahasa Jawa Krama Inggil dan Bahasa Jawa Ngoko Saat Makan Bubur dalam Upacara Tujuh Bulanan. • Bahasa Jawa

Sebagian masyarakat suku Jawa yang berada di lingkungan orang Jawa masih melaksanakan adat dalam melakukan upacara kelahiran tersebut yang prosesinya di lakukan dengan cara

Musik gendhing gamelan yang di gunakan dalam prosesi temu temanten merupakan bagian yang cukup penting dari upacara perkawinan adat Jawa yang tidak dapat

Wawancara dengan Bapak Abu Samah (telangkai) di kediaman beliau (di Desa Sei Limbat kecamatan Selesai kabupaten Langkat Sumatera utara) Tentang Eufemisme dalam Upacara Adat

Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi tipe- tipe dan makna eufemisme dalam proses Upacara Adat Perkawinan Masyarakat Melayu Langkat, (2)

Universitas Muhammadiyah Pruworejo, Vol.. menyaksikan upacara tersebut, penulis baru bisa memberikan kesimpulan bahwa upacara tersebut adalah upacara adat pernikahan