• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Service Quality(Kualitas Pelayanan) Terhadap Word Of Mouth (Komunikasi Mulut Ke Mulut) Di Sektor Pelayanan Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Service Quality(Kualitas Pelayanan) Terhadap Word Of Mouth (Komunikasi Mulut Ke Mulut) Di Sektor Pelayanan Kesehatan"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SERVICE QUALITY(KUALITAS PELAYANAN)

TERHADAP WORD OF MOUTH (KOMUNIKASI MULUT KE MULUT)

DI SEKTOR PELAYANAN KESEHATAN

(Studi Pada Tempat Terapi Kesehatan “HAPPY DREAM”Sutomo Medan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Jurusan Administrasi Niaga Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

110907071

BUNGA ANGRIANI SILALAHI

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

i

ABSTRAK

PENGARUH SERVICE QUALITY(KUALITAS PELAYANAN) TERHADAP WORD

OF MOUTH (KOMUNIKASI MULUT KE MULUT) DI SEKTOR PELAYANAN KESEHATAN

(Studi Pada Tempat Terapi Kesehatan “HAPPY DREAM”Sutomo Medan)

Nama : Bunga Angriani Silalahi

Nim : 110907071

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Pembimbing : Drs. Kariono , M.Si

Kesehatan adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia, karena begitu pentingnya kesehatan, menyebabkan banyak bermunculan produsen penyedia jasa-jasa pelayanan kesehatan masyrakat.Salah satu produsen penyedia jasa pelayanan kesehatan yaitu PT. Inni Happy Dream. Banyaknya jumlah cabang yang dimiliki PT Inni Happy Dream di Indonesia menunjukkan perkembangan, yang diduga karena adanya peran karyawan dalam memberikan pelayanan yang baik.

Service Quality atau kualitas pelayanan berpengaruh terhadap aktifitas word of mouth. Penelitian ini ditujukan untuk menguji bagaimana pengaruh service quality (kualitas pelayanan) terhadap aktifitas word of mouth (komunikasi mulut ke mulut) di tempat terapi Happy Dream Sutomo Medan.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner untuk mengukur penilaian konsumeen terhadap tempat terapi HAPPY DREAM Sutomo.Data dikumpulkan melalui penyebaran kueisoner kepada 40 peserta terapi di Happy Dream Sutomo Medan.

Setelah dilakukan uji regresi sederhana, diketahui bahwa service quality (kualitas pelayanan) memiliki pengaruh signifikan terhadap aktifitas word of mouth (komunikasi mulut ke mulut). Sikap empati dari seluruh guru dan manajer happy dream menjadi faktor penting yang mampu menciptakan word of mouth positif. Dimana perhatian - perhatian yang diberikan tanpa memandang status, batas usia, dan kelas ekonomi. Implikasi penelitian terhadap Happy Dream adalah peserta terapi di Happy Dream dapat dipertahankan selama service quality (kualitas pelayanan) dapat ditingkatkan.

(3)

ii ABSTRAC

EFFECT OF SERVICE QUALITY TO WORD OF MOUTH IN THE HEALTH CARE SECTOR.

(Studies on A Medical Therapy “ HAPPY DREAM SUTOMO MEDAN”) Name : Bunga Angriani Silalahi

Nim : 110907071

Program of Studi : Business of Administration Supervisor : Drs. Kariono , M.Si

Health is the most important thing in human life, because of the importance of the health, causing many producersmof public health service providers appear.One manufacture of health services is PT. Inni Happy Dream. A large branches of PT. Inni Happy Dream in Indonesia show the development, which suspected because the role of worker to give the good services.

The service quality are believed to have on an impact on creating the word of mouth activity.The purpose of this research is to test the influences of service quality to increase words of mouth in Medical therapy Happy Dream Sutomo Medan.

This quantitative research used questionnaires as a mean to collect data from customer of the therapy place Happy Dream Sutomo.To do this, data were collected by disseminated questionnaires to 40 people who come and do the therapy in Happy Dream Sutomo Medan.

From the simple regression test, we found that service quality has a significant effect on word of mouth communication. Empathy from all of teacher and manager in happy dream became to be an important factor which capable creating the positif of word of mouth. Attention which given from the teacher and manager doesn’t regardless of status, limit of age and economic class. The implications of this study for Happy Dream’s therapy participant can be maintained as longas service quality increase to word of mouth.

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan kehendak-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya, dengan judul

Pengaruh Service Quality (Kualitas Pelayanan) terhadap Word Of Mouth(

Komunikasi Mulut ke Mulut) di Sektor Pelayanan Kesehatan(Studi Pada Tempat Terapi Kesehatan “HAPPY DREAM”Sutomo Medan)”.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Administrasi Bisni pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Saya menyadari , tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak , dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua saya, Opung tercinta,bou tersayang ,adik- adik yang saya kasihi Pebrio dan Marcelius yang selalu menghibur serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa, motivasi dan semangat serta bantuan dukungan berupa material maupun moral.

2. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakuiltas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof Dr.Marlon Sihombing M.A. selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakuiltas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak M. Arifin Nasution, S. Sos, MSP selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Niaga Bisnis Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Siswati Saragih , S. Sos , M.SP dan Bang Farid yang selalu membantu dan memberi dukungan.

6. Bapak Drs.Kariono, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini;

7. Bapak M. Hatta Ridho sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan- masukan untuk menyempurnakan skripsi ini.

8. Seluruh dosen Departemen Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis FISIP USU yang telah memberi ilmu hingga bisa menjadi seorang Sarjana Administrasi Bisnis.

9. Kepada TANOTO FOUNDATION yang telah memberikan beasiswa pendidikan kepada saya.

(5)

iv

11.Kepada Rita Novita Manurung dan Sella Maizar yang telah menemani dan mengisi masa- masa bahagia dan masa sulit selama perkuliahan, yang telah memberikan penghiburan dan semangat saat kata menyerah mulai menyerang.

12.Kepada Rebeqca Juliana, si kembar Ghofar dan Ghofur makasih atas kebersamaannya walaupun dimulai disemester akhir…sedikit kenangan namun banyak makna yang bisa disimpan.

13.Kepada Liana Marbun teman seperjuangan dalam penyelesaian skripsi ini dan yang selalu menjadi cambuk supaya selalu konsisten agar penyelesaian skripsi ini selesai tepat waktu. 14.Kepada teman- teman seperjuangan ,Administrasi Bisnis 2011 yang namanya tidak bisa

disebut satu persatu.Terima kasih buat kebersamaan selama ini.

15.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi keutuhan skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, April 2015

Penulis,

NIM : 110907071

(6)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ………iii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ……….. viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………..………... 1

1.2 Rumusan Masalah ……… 5

1.3 Tujuan Penelitian ………...…...…… 5

1.4 Manfaat Penelitian………….……….……… 5

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran ...……... 7

2.2 Service Quality……… 8

2.2.1 Pengertian Service Quality……….………. 8

2.2.2 Faktor-Faktor Service Quality………..……… 15

2.2.3 Manfaat Service Quality………..……… 16

2.2.4 Indikator Service Quality………..………...…… 16

2.3 Word of Mouth………..………… 18

2.3.1 Pengertian Word of Mouth……….………. 18

2.3.2 Faktor-Faktor Word of Mouth………..………... 20

2.3.3 Tujuan Word of Mouth ………..………. 23

2.4 Service Quality dan Word of Mouth……….. 24

2.5 Penelitian terdahulu……… 26

BAB IIIMETODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian……… 28

3.2 Lokasi Penelitian……… 28

3.3 Populasi dan Sampel……….. 28

3.4 Hipotesis……… 29

3.5 Definisi Konsep………. 30

(7)

vi

3.7 Teknik Pengumpulan Data……… 33

3.8 Teknik Pengukuran Skor………... 34

3.9 Teknik Analisis Data………. 35

3.9.1 Uji Instrumen………..………... 35

3.9.2 Uji Asumsi Klasik……….. 36

3.9.3 Analisis regresi linear berganda……… 36

3.9.4 Koefisian Determinan ……… 37

3.9.5 Pengujian Hipotesis ……… 37

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ………...………..………….. 40

4.2 Deskripsi Data ... 44

4.3 Karakteristik Responden ….. ……… 45

4.3.1 Jenis Kelamin ………. 46

4.3.2 Umur ……….………. 46

4.3.3 Pendidikan ……… 48

4.4 Analisis Deskriptif ……… 49

4.5 Uji Kualitas Data ……….. 54

4.5.1 Uji Validitas ………. 54

4.5.2 Uji Realibilitas ……….. 56

4.6 Uji Asumsi Klasik ……… 58

4.6.1 Uji Normalitas ………. 58

4.7 Menganalisis Regresi ……….. 59

4.7.1 Persamaan Regresi ………. 59

4.7.2 Koefisien Korelasi ………. 60

4.8 Koefisien Determinan(R-square) ………. 62

4.9 Pengujian Hipotesis ……… 62

4.9.1 Analisis Simultan (Uji F) ……….. 63

4.9.2 Uji t ……….. 64

4.10 Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 65

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………. 68

5.2 Saran ………. …….. 69 DAFTAR PUSTAKA

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Theoretical Mapping Penelitian Terdahulu……….. 26

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel service quality……….………… 32

Tabel 3.2 skala Likert……….. 34

Tabel 4.1 Rincian Penyebaran Kuesioner ………. 45

Tabel 4.2 KarakteristikResponden berdasarkan jenis kelamin………. 46

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan umur……….. 47

Tabel 4.4 Karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan……… 48

Tabel 4.5 Distribusi presentase persepsi responden terhadap variabel service quality……….... 50

Tabel 4.6 Distribusi persentase persepsi responden terhadap variabel words of mouth... 53

Tabel 4.7 Uji validitas……… 55

Tabel 4.8 Uji realiabilitas……….. 57

Tabel 4.9 Analisis regresi……….. 59

Tabel 4.10 Uji korelasi……… 61

Tabel 4.11 Uji determinan………. 62

Tabel 4.12 Uji F……… 63

(9)

i

ABSTRAK

PENGARUH SERVICE QUALITY(KUALITAS PELAYANAN) TERHADAP WORD

OF MOUTH (KOMUNIKASI MULUT KE MULUT) DI SEKTOR PELAYANAN KESEHATAN

(Studi Pada Tempat Terapi Kesehatan “HAPPY DREAM”Sutomo Medan)

Nama : Bunga Angriani Silalahi

Nim : 110907071

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis

Pembimbing : Drs. Kariono , M.Si

Kesehatan adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia, karena begitu pentingnya kesehatan, menyebabkan banyak bermunculan produsen penyedia jasa-jasa pelayanan kesehatan masyrakat.Salah satu produsen penyedia jasa pelayanan kesehatan yaitu PT. Inni Happy Dream. Banyaknya jumlah cabang yang dimiliki PT Inni Happy Dream di Indonesia menunjukkan perkembangan, yang diduga karena adanya peran karyawan dalam memberikan pelayanan yang baik.

Service Quality atau kualitas pelayanan berpengaruh terhadap aktifitas word of mouth. Penelitian ini ditujukan untuk menguji bagaimana pengaruh service quality (kualitas pelayanan) terhadap aktifitas word of mouth (komunikasi mulut ke mulut) di tempat terapi Happy Dream Sutomo Medan.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner untuk mengukur penilaian konsumeen terhadap tempat terapi HAPPY DREAM Sutomo.Data dikumpulkan melalui penyebaran kueisoner kepada 40 peserta terapi di Happy Dream Sutomo Medan.

Setelah dilakukan uji regresi sederhana, diketahui bahwa service quality (kualitas pelayanan) memiliki pengaruh signifikan terhadap aktifitas word of mouth (komunikasi mulut ke mulut). Sikap empati dari seluruh guru dan manajer happy dream menjadi faktor penting yang mampu menciptakan word of mouth positif. Dimana perhatian - perhatian yang diberikan tanpa memandang status, batas usia, dan kelas ekonomi. Implikasi penelitian terhadap Happy Dream adalah peserta terapi di Happy Dream dapat dipertahankan selama service quality (kualitas pelayanan) dapat ditingkatkan.

(10)

ii ABSTRAC

EFFECT OF SERVICE QUALITY TO WORD OF MOUTH IN THE HEALTH CARE SECTOR.

(Studies on A Medical Therapy “ HAPPY DREAM SUTOMO MEDAN”) Name : Bunga Angriani Silalahi

Nim : 110907071

Program of Studi : Business of Administration Supervisor : Drs. Kariono , M.Si

Health is the most important thing in human life, because of the importance of the health, causing many producersmof public health service providers appear.One manufacture of health services is PT. Inni Happy Dream. A large branches of PT. Inni Happy Dream in Indonesia show the development, which suspected because the role of worker to give the good services.

The service quality are believed to have on an impact on creating the word of mouth activity.The purpose of this research is to test the influences of service quality to increase words of mouth in Medical therapy Happy Dream Sutomo Medan.

This quantitative research used questionnaires as a mean to collect data from customer of the therapy place Happy Dream Sutomo.To do this, data were collected by disseminated questionnaires to 40 people who come and do the therapy in Happy Dream Sutomo Medan.

From the simple regression test, we found that service quality has a significant effect on word of mouth communication. Empathy from all of teacher and manager in happy dream became to be an important factor which capable creating the positif of word of mouth. Attention which given from the teacher and manager doesn’t regardless of status, limit of age and economic class. The implications of this study for Happy Dream’s therapy participant can be maintained as longas service quality increase to word of mouth.

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Sejak dulu hingga saat ini kesehatan adalah hal terpenting dalam kehidupan manusia ,

karena itu merupakan harta yang paling berharga. Masyarakat dapat memperoleh pelayanan

kesehatan melalui dua media, yaitu melalui pelayanan medis dan pelayanan kesehatan

masyarakat.Pelayanan kesehatan yang diinginkan oleh seluruh khalayak merupakan

pelayanan yang memiliki mutu.Adapun mutu pelayanan kesehatan adalah pelayanan

kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata serta penyelenggaraannya sesuai

dengan standart dan kode etik profesi(Azrul Azwar, 1996).

Karena begitu pentingnya kesehatan , menyebabkan banyak bermunculan produsen

penyedia jasa-jasa pelayanan kesehatan masyrakat. Hal ini menyebabkan konsumen

memiliki banyak pilihan dalam penentuan jasa kesehatan yang mana yang akan digunakan,

tentunya konsumen mencari jasa kesehatan yang memiliki mutu pelayanan yang terbaik. Oleh

sebab itu produsen penyedia jasa layanan kesehatan dituntut untuk menyediakan layanan

kesehatan yang memiliki kualitas pelayanan yang baik untuk menarik perhatian konsumen.

Persaingan industri di sektor pelayanan kesehatan memberi dampak perubahan yaitu

jika dilihat dari segi peralatan yang semakin canggih serta dilahat dari SDM yang semakin

meningkatkan kualitas pelayanannya.Peralatan dan SDM merupakan dua factor penting

dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

Saat ini industri alat kesehatan merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di

Indonesia. Hal ini terbukti dengan munculnya beberapa perusahaan distributor alat kesehatan

di Indonesia, diantaranya ialah PT Nuga Best Indonesia, PT Inni Ceragem, PT Vigen Medical

(12)

2

yang bergerak dalam bidang kesehatan di Indonesia, menciptakan daya saing yang cukup

ketat.

PT Inni Happy Dream merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor

alat terapi kesehatan. Saat ini PT Inni Happy Dream memiliki kurang lebih 80 (delapan

puluh) cabang yang masih beroperasi. Banyaknya jumlah cabang yang dimiliki PT Inni

Happy Dream di Indonesia menunjukkan prestasi yang sangat cemerlang dan perkembangan

yang pesat. Perkembangan tersebut diduga karena adanya peran karyawan dalam

memberikan pelayanan yang baik

Setyawati (2009) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh kualitas layanan

terhadap kepuasan pelanggan dalam meningkatkan WOM, hasil pengujian dengan

menggunakan analisis SEM menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan pasien.Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap WOM dan kepuasan pasien berpengaruh positif dan signifikan terhadap WOM.

Ameditiawati (2009) dan Trarintya (2011) melakukan penelitian dengan judul yang

sama dengan penelitian Setyawati yaitu menguji pengaruh dimensi kualitas pelayanan

terhadap kepuasan konsumen dan word of mouth positif.Penelitian ini menunjukkan bahwa

adanya pengaruh yang signifikan dari setiap indicator kualitas pelayanan yang meliputi

dimensi reliability,assurance, emphaty, responsiveness terhadap kepuasan konsumen dan

kepuasan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap WOM.

Sementara dalam penelitian yng dilakukan oleh Abiawan Hwan Nico (2011)

mengenai pengaruh kualitas pelayanan terhadap WOM menunjukkan hasil kualitas pelayanan

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap WOM,dalam penelitian tersebut

disimpulkan bahwa semakin tinggi evaluasi yang dilakukan oleh pelanggan mengenai

(13)

3

Temuan penelitian yang dihasilkan oleh penelitian- penelitian terdahulu menjelaskan

bahwa setiap usaha yang bergerak dalam bisnis barang maupun jasa sangatlah perlu

memfokuskan pada kualitas pelayanan untuk meningkatkan posisi kompetitifnya agar para

pelanggan mencapai suatu kepuasan, dimana kepuasan tersebut secara sendirinya akan

menciptakan rekomendasi kepada orang lain yang membutuhkan barang atau jasa

tersebut.WOM dapat digunakan oleh perusahaan sebagai strategi pemasaran.Mutu pelayanan

dan nilai pelanggan sering kali bagi sebagian perusahaan dijadikan sebagai alat atau media

untuk mencapai kepuasan pelanggan, sehingga tujuan perusahaan sendiri dapat tercapai yaitu

membangun minat WOM yang optimal.

Para pelaku usaha dituntut untuk berusaha lebih, karena iklim persaingan semakin

keras, namun kemampuan ekonomi masyarakat terus menurun. Untuk itu para pelaku usaha

perlu melakukan usaha pemasaran yang baik. Yang dimaksud dengan pemasaran itu sendiri

adalah proses merencanakan konsepsi, harga, promosi, dan distribusi ide, menetapkan

peluang yang dapat memuaskan individu dan sesuai dengan tujuan organisasi (Kotler, 2008).

Salah satu bentuk pemasaran yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan Words-of-Mouth (WoM).

Opinion Research Corporation International of Princeton, New Jersey, menemukan bahwa pelanggan yang puas akan memberitahu pengalaman-pengalaman mereka kepada

orang lain sebanyak 6 orang (1996), 11 orang (1999), dan 12 orang (2000), (Hasan, 2010).

Proses pengambilan keputusan untuk mengkonsumsi suatu produk, sering kali melibatkan

unsur kepercayaan dan kejujuran yang biasanya datang dari orang-orang dekat seperti teman

atau saudara. Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak (Kotler, 2008).

(14)

4

bahwa WoM memiliki impact yang lebih besar daripada informasi tertulis. Informasi yang

diperoleh dari seseorang dalam proses WoM biasanya lebih jelas, karena merupakan sebuah

bentuk komunikasi. Kejelasan ini mengacu kepada: menarik secara emosional, informasi

yang sangat jelas, dan sumber yang sangat dekat (Nisbett dan Ross, 1980 dalam Mangold et

al, 1999)

Dalam usaha WOM, memuaskan pelanggan adalah hal yang sangat wajib. Karena dalam sebuah studi oleh US Office of Consumer Affairs (Kantor Urusan Pelanggan Amerika Serikat) menunjukkan bahwa WoM memberikan efek yang signifikan terhadap penilaian

pelanggan. Dalam studi tersebut disebutkan bahwa secara rata-rata, satu pelanggan tidak puas

akan mengakibatkan sembilan calon pelanggan lain yang akan menyebabkan ketidakpuasan.

Sedangkan pelanggan yang puas hanya akan mengabarkan kepada lima calon pelanggan lain

(Knauer, 1992, dalam Mangold, 1999).

Service quality adalah suatu yang mutlak agar sebuah usaha Words-of-Mouth berjalan dengan baik. Produsen dapat melakukan usaha Words-of-Mouth yang baik dengan menciptakan pengalaman yang baik bagi pelanggan dalam hal pelayanan (Goodman, 2005).

Berdasarkan latar belakang diatas,maka penulis tertarik untuk melakukan penelitan

dengan judul”Pengaruh service quality terhadap word of mouth pada sektor pelayanan kesehatan Happy Dream Sutomo di Medan”

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian yang dipaparkan dalam latar belakang , maka yang menjadi

rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana service quality yang diterapkan pada tempat terapi kesehatan “HAPPY DREAM” Sutomo Medan?

(15)

5

3. Bagaimana pengaruh service quality terhadap word of mouth pada tempat terapi kesehatan “HAPPY DREAM”Sutomo Medan?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui bagaimana service quality yang diterapkan pada tempat terapi kesehatan “HAPPY DREAM” Sutomo Medan.

2. Untuk mengetahui bagaimana word of mouth pada tempat terapi kesehatan “HAPPY DREAM” Sutomo Medan

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh service quality terhadap word of mouth pada

tempat terapi kesehatan “ HAPPY DREAM” Sutomo Medan

.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian adalah hal yang diharapkan dari hasil penelitian yang

dilakukan.Manfaat penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat toritis

Penelitian ini diharap dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia

pendidikan.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Penulis

Menerapka teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah dan menambah wawasan

serta pengetahuan tentang penerapannya di perusahaan.

b. Bagi Perusahaan

Memberikan masukan serta sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan Service

Quality dan WOM demi meraih pelanggan

(16)

6

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain dan dapat

digunakan untuk menambah wawasan pengetahuan dalam mempelajari hubungan

(17)

7

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 MANAJEMEN PEMASARAN

Menurut Kotler dan Amstrong, pemasaran adalah proses social dan manajerial yang

dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam memperoleh kebutuhan dan keinginan

mereka,dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.

Adapun konsep inti dari pemasaran ialah:

• Kebutuhan,Keinginan, dan Permintaan

Kebutuhan merupakan perasaan kekurangan. Sedangkan keinginan adalah hasrat

terhadap sesuatu untuk memenuhi kebutuhan.Keinginan dipengaruhi oleh latar

belakang budaya dan karakteristik individu seseorang.Keinginan yang disertai oleh

daya beli yang cukup dinamakan permintaan

• Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar, yang dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan.

• Nilai dan Kepuasan

Nilai dari suatu produk merupakan manfaat total produk.Nilai tersebut dapat dihitung

baik dengan uang maupun produk lain.Sedangkan kepuasan merupakan pernyataan

perasaan setelah, membandingkan harapan terhadap produk sebelum membeli dan

kenyataan yang dialami setelah menggunakan atau mengkonsumsi produk.Adapun

factor-faktor yang mempengaruhi kepuasan menurut Lupyoadi(2001) ialah; kualitas

produk, kualitas pelayanan, emosi, harga, dan biaya.

• Pertukaran,Transaksi, dan Kemitraan

Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan dengan

(18)

8

dari pertukaran.Jika tadinya pertukaran merupakan proses untuk memperoleh produk

dengan menawarkan produk dan nilai,maka transaksi berisikan transfer nilai antara

satu pihak dengan pihak lain.

• Pasar

Pasar adalah sekumpulan pembeli actual dan pembeli potensial terhadap suatu produk.

2.2 SERVICE QUALITY

2.2.1 Pengertian Service Quality

Pelayanan menurut Lovelock didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang

menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu,

sebagai hasil dan tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama

penerima jasa tersebut.Sedangkan pengertian pelayanan menurut Kotler yaitu setiap tindakan

atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Karakteristik Pelayanan menurut Norman (1991;14) adalah sebagai berikut:

a. Sifat tidak dapat diraba dari pelayanan sangat berlawanan dari sifat nyata dari barang

jadi.

b. Pelayanan itu pada kenyataannya terdiri dari tindakan nyata dan merupakan pengaruh

yang sifatnya adalah tindakan sosial. Sementara kontrol dan manajemen dari tindakan

sosial ini lebih menyangkut masalah keterampilan dan teknik.

c. Produksi dan konsumsi dari pelayanan tidak bisa dipisahkan secara nyata, karena pada

umumnya kejadian bersamaan dan terjadinya di tempat yang sama.

(19)

9

requered, there is no transferof title (permanent ownership) to those tangible goods. Jasa pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat

dirasakan daripada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses

mengkonsumsi jasa tersebut.

Servicejuga dapat diartikan dengan penguraian masing-masing huruf sebagai berikut : S = Smile for everyone

E = Excellence in everything we do

R = Reaching out to every quest with hospitality V = Viewing every quest as special

I = Inviting quest to return C = Creating a warm atmosphere E = Eye contact that shows we care

Pelayanan memerlukan suatu sikap positif dihadapan konsumen atau pelanggan.

Senyum, tutur kata, gerak-gerik, cara berpakaian dan kecekatan dalam pelayanan akan

memberikan nilai tambah yang besar bagi para pelanggan (Soeling 1997:17).

Pengertian ini lebih dari pandangan tradisional yang cenderung membatasi

masalah-masalah dan keluhan-keluhan konsumen. Menurut pengertian tersebut semua orang dalam

organisasi akan menjadi bagian dari seluruh pelayanan yang diberikan meskipun

keterlibatannya secara tidak langsung. Pelayanan terhadap pelanggan dapat dilakukan dengan

bantuan teknologi dan media komunikasi. Oleh karena itu, agar keunggulan daya saing dan

merebut kepercayaan dari pelanggan dapat terwujud, maka pelayanan pelanggan harus

bersifat proaktif, up to date, efisien dan efektif.Sementara (Sewell dan Brown, 1997:31-36) mengatakan, senyum, tutur kata, gerak-gerik, berpakaian, dan sebagainya merupakan bagian

dari usaha memberikan pelayanan yang baik tetapi itu baru sebagian kecil. Kalau pelayanan

(20)

10

ke tempat yang cukup jauh adalah bumbunya. Kue itu adalah sistem yang memungkinkan

kita melakukan pekerjaan dengan baik.

Oleh Davidow dan Uttal (1989:19) dikatakan bahwa pelayanan dalam arti luas adalah

usaha apa yang mempertinggi kepuasan pelanggan (whatever enhances customer satisfaction). Pelayanan yang baik bagi pelanggan adalah merupakan senjata ampuh untuk memenangkan persaingan dalam merebut pasar yang ada dengan menawarkan barang atau

jasa yang dapat memuaskan dan bahkan melampaui apa yang diharapkan konsumen.

Demikian pentingnya pelayanan kepada pelanggan sehingga ada ungkapan yang menyatakan

bahwa ”customer is king”, ”customer is key”, ”customer isnumber one” atau “customer is the person whosigns our paychecks”. Sehingga bagaimanapun buruknya penampilan seorang pelanggan para petugas sama sekali tidak diperkenankan untuk menganggap bahwa

kepribadian pelanggan juga buruk. Penampilan pelanggan tersebut hendaknya tidak menjadi

halangan bagi para petugas untuk mengangkat harga diri pelanggan, sehingga pelanggan akan

selalu menggunakan jasa pelayanan yang ditawarkan.

Lebih jauh halnya, terhadap harga diri pelanggan juga harus dijaga dan dilindungi.

Dan petugas hendaknya tidak sekali-kali merendahkan harga diri pelanggan, meskipun tidak

di depan umum. Bila petugas melakukan suatu tindakan yang membuat perasaan dan harga

diri pelanggan jatuh di muka umum, sudah dapat dipastikan pelanggan tidak akan pernah

kembali lagi. Dan untuk mendapatkan seorang pelanggan baru dibutuhkan upaya lima kali

lebih besar daripada untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada sambil mencari

pelanggan baru, karena pelanggan merupakan repeat business.

Oleh karena itu kerapkali penggunaan service atau jasa telah membuat sejumlah organisasi/perusahaan menghargai pelanggannya yang setia dengan cara memberi diskon,

penawaran menjadi anggota klub tertentu, memberi bonus dalam bentuk barang, maupun

(21)

11

akan menceritakan kepada orang-orang lain tentang pelayanan yang mereka terima.

Konsumen atau pelanggan adalah sebuah bentuk iklan cuma-cuma (word-of-mouth).

Word-of mouth ini biasanya cepat diterima oleh pelanggan lainnya karena yang menyampaikannya adalah orang-orang yang dapat dipercayainya, seperti para pakar, teman,

keluarga, dan publikasi di media masa. Disamping itu word-of-mouth juga cepat diterima sebagai referensi karena pelanggan jasa biasanya sulit mengevaluasi jasa yang belum

dibelinya atau belum dirasakannya. Pengertian lain yang dikembangkan oleh Davidow dan

Uttal (1989:22) adalah bahwa pelayanan pelanggan merupakan semua penonjolan, tindakan

dan informasi yang dapat meningkatkan kemampuan pelanggan untuk merealisasikan nilai

potensial dari inti produk atau pelayanan.

Sementara Waworuntu (1997) memberikan pengertian tentang apa pelayanan itu, yakni:

 Pelayanan masyarakat menceminkan pendekatan seutuhnya dari seorang pegawai

instansi Anda kepada masyarakat.

 Pelayanan masyarakat adalah sikap tolong-menolong, bersahabat, dan professional

yang memuaskan masyarakat dan menyebabkan masyarakat datang kembali untuk

memohon pelayanan instansi Anda.

 Pelayanan masyarakat menuntut karyawan untuk menempati pada masyarakat.

 Bagi kebanyakan masyarakat, Andalah instansi Anda itu.

Macaulay dan Cook (1997:12) mengatakan, Pelayanan adalah merupakan citra

perusahaan. Pelayanan yang memuaskan terdiri atas tiga komponen, dan semuanya

mencerminkan citra perusahaan.

Ketiga komponen tersebut adalah :

1. Kualitas produk dan pelayanan yang dihasilkan.

(22)

12

3. Hubungan antara pribadi yang terbentuk melalui pelayanan tersebut.

Lebih lanjut Macaulay dan Cook (1997:13) mengatakan bahwa menciptakan citra

positif berarti :

 Membantu pelanggan melihat keistimewaan produk perusahaan melalui cara

terbaik.

 Melakukan apa saja yang mungkin untuk menampilkan citra positif dari

perusahaan dan pelayanan Anda.

 Mengembangkan hubungan yang mampu membuat pelanggan merasa

diistimewakan dan dihargai sebagai seorang pribadi.

 Kemudian, inti dari pelayanan masyarakat yang baik adalah belajar untuk

berkomunikasi secara baik dengan setiap anggota masyarakat.

Jadi pelayanan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau kinerja yang menciptakan

manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas

nama penerima. Sehingga pelayanan itu sendiri memiliki nilai tersendiri bagi pelanggan

dalam hubungannya dengan menciptakan nilai-nilai pelanggan.

Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna. Orang yang berbeda akan

mengartikannya secara berlainan. Josep M. Juran mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan

untuk pemakaian(fitnes for use), definisi menekankan orientasi pemenuhan harapan pelanggan. Philip B. Crosby; perhatiannya pada transformasi budaya kualitas. Ia

mengemukakan pentingnya melibatkan setiap orang dalam proses, yaitu dengan jalan

menekankan kesesuian individual terhadap persyaratan (top down).

Lovelock (1994:179) dalam bukunya ”Product Plus” mengemukakan tentang kualitas pelayanan. Apa yang dikemukakan merupakan suatu gagasan menarik tentang

(23)

13

menghadapi persaingan. Pada diagram bunga Lovelock tersebut digambarkan titik-titik rawan

yang ada disekitar inti (Core) suatu produk yang menjadi penilaian pelanggan. Walaupun antara organisasi yang satu dan yang lain memiliki jenis produk yang berbeda-beda, akan

tetapi pada dasarnya suplemen pelayanan mereka memiliki kesamaan. Suplemen pelayanan

oleh Lovelock digambarkan layaknya sebagai ”Kelopak-kelopak sebuah bunga” tersebut

adalah terdiri dari :information, consultation, ordertaking, hospitality, caretaking,exceptions, billing, dan payment.

Zeithaml-Parasuraman-Berry (1990 : 23), mengemukakan bahwa harapan konsumen

terhadap kualitas pelayanan sangat dipengaruhi oleh informasi yang diperolehnya dari mulut

ke mulut, kebutuhan-kebutuhan konsumen itu sendiri, pengalaman masa lalu dalam

mengkonsumsi suatu produk, hingga pada komunikasi eksternal melalui iklan, dan

sebagainya.

Goetsh dan Davis (1994), yaitu kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan. Ada lima perspektif Kualitas yang berkembang menurut

Dari pengertian pelayanan dan kualitas diatas maka dapat diartikan bahwa pengertian

dari kualitas pelayanan menurut Boone & Kurtz (1995 : 439) “Service quality refers to the expected perceived quality of service offering. It is primary determinant of customer satisfaction or disatisfaction”. Yang kurang lebih memiliki arti : bahwa service quality

mengacu pada kualitas yang diharapkan dalam penawaran jasa. Kualitas ditentukan dalam

kepuasan atau ketidak puasan konsumen.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian dari service quality adalah seluruh kegiatan

yang dilakukan oleh produsen untuk membri bantuan kepada pelanggannya baik itu dibidang

pelayanan produk maupun jasa,dimana kegiatan tersebut dilakukan agar mampu memenuhi

(24)

14

kemudahan, kecepatan,kwalitas,komunikasi yang baik yang diberikan oleh perusahaan

penyedia jasa/produk terhadap konsumen.Untuk menciptakan service quality yang baik

diharapkan dengan adanya dukungan dari sumber daya manusia,sarana serta prasarana yang

baik pula.

2.2.2 Faktor-Faktor Service Quality

Menurut Zeitham dan bitner , Kulitas pelayanan (jasa) adalah tingkatan keunggulan

yang diharapkan dan pengendalian atas tingkatan keunggulan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan . Dengan demikian ada 2 faktor utama yang mempengaruhi kualitas

pelayanan yaitu:expected service dan perceived service.Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan(expected service) , maka kualitas pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan,maka kualitas pelayanan

dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal . Sebaliknya jika pelayanan yang diterima lebih

rendah dibanding yang diharapkan maka kualitas pelayanan yang dipersepsikan buruk.

Disimpulkan baik buruknya kualitas pelayanan tergantung pada penyedia pelayanan dalam

memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.

2.2.3 Manfaat Service Quality

Kualitas pelayanan diberikan kepada konsumen harus berfungsi untuk lebih

memberikan kepuasan yang maksimal , oleh karena itu dalam rangka memberikan pelayanan

harus dilakukan sesuai dengan fungsi pelayanan . Kualitas pelayanan yang diberikan oleh

setiap perusahaan tentunya mempunyai tujuan. Umumnya tujuan dengan diadakannya

pelayanan adalah agar konsumen merasakan adanya kepuasan dan dampaknya bagi

perusahaan akan memperoleh laba maksimum.

Menurut Schiffman dan Kanuk menjelaskan bahwa pelayanan merupakan suatu hal

(25)

15

keuntungan bagi perusahaan.Sedangkan rangkuti menandaskan bahwa kualitas pelayanan

salah satu factor yang dapat menentukan kepuasan pelanggan.

2.2.4 Indikator Service Quality

Menurut Parasuraman, dkk (1998) untuk mengevaluasi kualitas jasa pelanggan umumnya

menggunakan 5 dimensi adalah sebagai berikut :

a.Tangibles / Bukti langsung

Bukti langsung dalam Fandy Tjiptono (1996:70) adalah "bukti fisik dari jasa, bisa

berupa fisik, peralatan yang dipergunakan, representasi fisik dari jasa (misalnya, kartu kredit

plastik)". Sedangkan Philip Kotler (1997:53) mengungkapkan bahwa bukti langsung adalah

"fasilitas dan peralatan fisik serta penampilan karyawan yang professional".

b. Reliability / Keandalan

Reliability atau keandalan merupakan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu.Pentingnya dimensi ini

adalah kepuasan konsumen akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai dengan yang

dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi reliability ini merupakan kemampuan

perusahaan dalam menyampaikan jasa secara tepat dan pembebanan biaya secara tepat.

c. Responsiveness / Ketanggapan

Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan oleh langsung karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap.

Daya tanggap dapat menumbuhkan persepsi yang positif terhadap kualitas jasa yang

diberikan. Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan atau keterlambatan dalam

penyampaian jasa, pihak penyedia jasa berusaha memperbaiki atau meminimalkan kerugian

konsumen dengan segera. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan karyawan

yang terlibat untuk menanggapi permintaan, pertanyaan, dan keluhan konsumen. Jadi

(26)

16

pelanggan, kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan, dan penanganan keluhan

pelanggan.

d. Assurance / Jaminan

Assurance atau jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku employee untuk membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang

ditawarkan. Dimensi ini sangat penting karena melibatkan persepsi konsumen terhadap resiko

ketidakpastian yang tinggi terhadap kemampauan penyedia jasa. Perusahaan membangun

kepercayaan dan kesetiaan konsumen melalui karyawan yang terlibat langsung menangani

konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini terdiri dari kompetensi karyawan yang meliputi

ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki karyawan untuk melakukan pelayanan dan

kredibilitas perusahaan yang meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan

konsumen kepada perusahaan seperti, reputasi perusahaan, prestasi dan lain-lain

e. Emphaty / Empati

Emphaty merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan langsung oleh karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk juga kepekaan akan

kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini merupakan gabungan dari akses

(access) yaitu kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi merupakan kemampuan melakukan untuk menyampaikan informasi kepada

konsumen atau memperoleh masukan dari konsumen dan pemahaman merupakan usaha

untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan konsumen.

2.3 WORD OF MOUTH

2.3.1 Pengertian Word of Mouth

Word of Mouth atau biasa disebut dengan promosi dari mulut ke mulut selalu menjadi fenomena marketing yang menarik untuk dibicarakan. Beberapa orang pemasar mempunyai

(27)

17

promosi macam ini memerlukan biaya yang sangat kecil, dan bahkan tidak memerlukan biaya

sama sekali. Promosi macam ini juga bisa cukup memberikan tantangan kepada macam

promosi yang lain yang memerlukan biaya besar, seperti halnya iklan / advertising, dimana bila anda menginginkan visual, promosi, atau awareness yang tinggi, maka anda harus selalu

membayar lebih.

Promosi dari mulut ke mulut adalah sebuah kegiatan promosi yang dilakukan oleh

konsumen produk kita secara sukarela, dimana mereka menceritakan pengalamannya

mengkonsumsi atau menggunakan produk kita dan menyarankan orang lain untuk

mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut (Ekotama, 2009).Sedangkan menurut

Sutisna. (2002) komunikasi dari mulut ke mulut adalah proses komunikasi antar manusia

melalui dari mulut ke mulut, dengan saling tukar pikiran, saling tukar informasi, dan saling

berkomentar. Komunikasi dari mulut ke mulut yang dimaksud dalam disini adalah proses

komunikasi melalui informasi dari teman, tetangga atau keluarga dan penting dalam

mempengaruhi pembelian, karena lebih jelas dan dapat dipercaya dalam informasinya.

Siverman(2001) berpendapat bahwa komunikasi word of mouth(WOM) merupakan komunikasi interpersonal yang terjadi antara individu satu dengan individu yang lain

berdasarkan pada pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing individu terhadap suatu

perusahaan atau produk baik yang berupa barang maupun jasa.

Jaman sekarang dimana para pelanggan dibanjiri dengan ribuan pesan iklan atau

komersial serta pesan pribadi, maka promosi word of mouth dari orang-orang yang mereka percaya amatlah penting. Promosi ini dapat secara signifikan membantu bagaimana produk

dan jasa bisa dibeli, persepsi pelanggan dapat dibentuk, dan tren baru juga dapat terbentuk.

Promosi dari mulut ke mulut yang berasal dari orang lain yang dipercaya oleh seorang

(28)

18

mengetahui benar value dan dampak yang dapat ditimbulkan akan promosi dari pihak lain

yang sudah dipercaya benar oleh pelanggan.

Tindakan memberi informasi yang benar, dengan format yang benar, kepada orang

yang tepat, akan sangat mempengaruhi sukses tidaknya program public relations yang ada. Dalam suatu komunitas PR, yang sangat berperan dalam suatu media, mengalami dinamika

dan perubahan secara terus menerus. Satu taktik tidak dapat berhasil untuk semua kasus.

Pelanggan dan konsumen semakin sadar akan pengaruh dan taktik media yang ada, dan

semakin memperhatikan nasihat dan pendapat hanya dari orang-orang yang mereka percaya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Word of Mouth merupakan komunikasi interpersonal atau antar individu mengenai suatu produk atau jasa,dengan status sebagai

pihak yang tidak memiliki ikatan dengan pihak perusahaan yang memproduksi barang atau

jasa.Dengan kata lain, berperan sebagai konsumen atau pelanggan dari suatu perusahaan atau

produk tertentu Hunghes(2005).

2.3.2 Faktor-Faktor Word of Mouth

Word of Mouth (WOM) atau komunikasi mulut ke mulut merupakan komunikasi yang cukup efektif untuk membangun kerpercayaan antar personal.Menurut

Hoskins(2007),factor-faktor yang mempengaruhi komunikasi WOM terdiri dari 2 Hoskins(2007),factor-faktor yaitu factor emosional dan

factor kognisi.

Adapun kedua faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut(Hoskins,2007):

1. Faktor emosional , merupakan factor yang timbul dan adanya keinginan , kebutuhan ,

dan harapan yang disimulasikan oleh kejadian-kejadian yang menimbulkan

kecemasan atau kegelisahan

2. Faktor kognisi , merupakan faktor yang timbul dari adanya ketidakpastian dan

(29)

19

Sementara menurut Reingen dalam Hunghes (2005), efektivitas komunikasi WOM

secara umum dipengaruhi oleh empat factor yakni:

1. Faktor Emosional

Menurut Reingen, factor emosional dalam diri seseorang dapat ditimbulkan

oleh informasi yang diperoleh melalui komunikasi WOM seperti keinginan atau

kebutuhan terhadap suatu produk atau jasa .Munculnya suatu keinginan atau

kebutuhan tersebut, dapat memotivasi seseorang untuk sampai pada pengambilan

keputusan untuk menggunakan suatu produk atau jasa tertentu.

Sementara Siverman(2001) mengemukakan bahwa emosi yang menunjukkan

perasaan individu tidak hanya dilihat dari dimensi senang atau tidak senang.Secara

lebih jauh ,Siverman mengkategorikan emosional menjaddi 3(tiga) dimensi yaitu

perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan,excited atau inert feeling, dan expectancy atau release feeling.

Dalam dimensi excited, perasaan yang dialami oleh individu dapat disertai dengan tingkah laku atau perbuatan secara nyata.Sementara dalam dimensi

expectancy, perasaan yang dialami oleh individu sebagai sesuatu yang masih dalam

pengharapan,namun ada pula perasaan individu ditimbulkan oleh keadaan yang telah

terjadi atau nyata.

2. Faktor Kognisi

Faktor kognisi,menurut Reingen (dalam Hughes, 2005) adalah mencakup

ketidakpastian terhadap suatu produk atau jasa dapat menjadikan komunikasi WOM

menjadi efektif.Dalam arti, bahwa seseorang akan berusaha mencari informasi yang

(30)

20

Untuk memberikan respon yang tepat, maka individu harus memiliki

hubungan stimulus dan respon yang lebih banyak yang dapat diperoleh dari hasil

pengalaman yang diperolehnya dan hasil respon-respon yang telah lalu.

Menurut Spearman(dalam Hughes,2005) factor kognisi dalam diri individu

terdiri dari dua unsure yaitu general ability dan special ability.Unsur general ability yang terdapat pada masing-masing individu berbeda.Sementara unsure special ability merupakan unsure yang bersifat khusus yakni mengenai bidang tertentu.

3. Faktor Opinion Leader

Opinion Leader adalah orang-orang yang dapat ditanyai dan dimintai informasi karena keahlian,pengetahuan,komunikasi yang luas,dan rujukan yang kuat

yang dimiliki oleh seseorang dibandingkan yang lainnya

Sementara menurut Kotler(2002), opinion leader merupakan orang yang dalam

komunikasi informal berhubungan dengan produk yang memberikan saran atau

informasi tentang produk tertentu.Untuk menjangkau opinion leader, maka perlu

melakukan identifikasi ciri-ciri kepemimpinan opinion melalui mengidentifikasi

media yang dibaca oleh pemimpin opini dan mengarahkan iklan atau promosi kepada

pemimpin opini.

4. Faktor Ikatan Sosial

Faktor ikatan sosial menurut Reingen (dalam Hughes,2005),memberikan

pengaruh efektif terhadap komunikasi WOM, karena individu yang berada dalam

kondisi ikatan social yang kuat akan selalu berinteraksi dan saling bertukar informasi

atau berita.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam komunikasi WOM terdapat adanya

(31)

21

berkomunikasi dengan lebih banyak individu lain mengenai suatu produk

dibandingkan dengan rata-rata individu lain.

2.3.3 Tujuan Word of Mouth

Griffin (1999) mengatakan bahwa gethok tular (word of mouth) membantu perusahaan dalam menekan biaya promosi karena sumber yang tidak memiliki kepentingan

pribadi akan lebih dipercaya daripada iklan yang dipasang di media massa dengan biaya yang

sangat mahal.

Kartajaya, (2007, h. 183), mengatakan word of mouth merupakan media komunikasi yang paling efektif. Dengan buzzing yang tepat, diharapkan persepsi merk yang kurang baik

mulai dapat beralih. Menurut Irawan dalam Marketing (2007, h. 27), karakter suka

berkumpul merupakan cermin dari kekuatan pembentukan grup dan komunitas. Kekuatan

komunitas ini sangat besar pengaruhnya terhadap strategi pemasaran. Salah satu strategi yang

penting adalah strategi komunikasi yang menggunakan word of mouth untuk membantu penetrasi pasar dari suatu merek.

Beberapa perusahaan berhasil menaikkan penjualan melalui strategi ini seperti HSBC

dengan program Member Get member, Tupperware, So Klin melalui Agen 1000, Unilever,

BCA dan masih banyak lagi perusahaan yang memanfaatkannya.

2.4 Service Quality dan Word of Mouth

Menurut Babin, Eun-ju, Griffin, dan Yong-Ki(2005), juga menyebutkan bahwa

kualitas pelayanan berpengaruh positif bagi kinerja word of mouth.Menurut Lomax dan

Stokes(2002), pelayanan yang ramah menempati urutan pertama factor yang memengaruhi

output word of mouth yang positif bagi perusahaan.Kualitas pelayanan adalah suatu yang

mutlak agar sebuah usaha word of mouth berjalan dengan baik(Setyawati, 2009).

Harrison – Walker (2001) menyatakan bahwa kualitas jasa merupakan satu variable

(32)

22

dibandingkan harapan konsumen,akan menciptakan suatu word of mouth yang positif.Namun

jika kualitas jasa yang ditawarkan lebih rendah daripada harapan pelanggan maka pelanggan

akan memberikan rekomendasi atau word of mouth negative

Menurut Arasli et al. (2005) terkait dengan service quality menunjukkan adanya temuan positif dimensi pembentuk service quality (yang terdiri dari Reliability, Assurance, Tangible, Emphaty, dan Responisiveness) terhadap tingkat kepuasan konsumen yang dapat mempengaruhi berkembangnya word-of-mouth positif tentang perusahaan. Word-of-mouth positif yang berkembang dimasyarakat seringkali dihubungkan dengan tingkat kepuasan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa.

Service quality terbukti secara signifikan dan berpengaruh kuat terhadap minat mereferensikan atau WOM dengan melalui kepuasan terlebih dahulu. Lima dimensi service quality terbukti secara signifikan terpengaruh terhadap komunikasi WOM, hanya dimensi bukti fisik yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komunikasi WOM (Alexandris

(33)

23

2.5PENELITIAN TERDAHULU

Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai hubungan service quality dan word of

mouth,beberapa peneliti menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara

[image:33.595.71.531.320.818.2]

service quality dan word of mouth.

Tabel 2.1 Theoretical Mapping Penelitian Terdahulu

Nama/Tahun Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan

FADHILA,RI SHA/2013 ANALISIS PENGARUH WORD OF MOUTH, KUALITAS LAYANAN,KUAL ITAS PRODUK ,DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN(Studi pada Toko LEO Fashion Karangjati Kabupaten Semarang) Untuk menganalisis pengaruh dari variable independen word of mouth,kualitas produk,dan lokasi terhadap variable dependen,yaitu keputusan pembelian Bentuk penelitian menggunakan metode sampling aksidental.

1. Variable word of

mouth,kualitas layanan,kualitas

produk,dan lokasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Toko Leo Fashion Karangjati-Kabupaten Semarang baik secara parsial maupun simultan. GUINNES AMEDITAW ATI/2009 Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen dan Word of Mouth Positif pada pelanggan Abe Internet Cafe Untuk menganalisis pengaruh dimensi reliability terhadap kepuasan konsumen,menganali sis pengaruh dimensi tangible terhadap kepuasan konsumen,serta menganalisis pengaruh kepuasan kepuasan konsumen terhadap wor of mouth positif.

Bentuk penelitian yaitu dengan menggunakan

metode survey

1. Adanya pengaruh

dimensi reliability terhadap konsumen

2. Adanya pengaruh

dimensi assurance terhadap kepuasan konsumen

3. Adanya pengaruh

dimensi emphaty terhadap kepuasan konsumen

4. Adanya pengaruh

dimensi responisiviness terhadap kepuasan konsumen

5. Adanya pengaruh

(34)

24 Hwan Nico Abiawan/201 1 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Word of Mouth Konsumen Rumah Makan Khas Sunda Balibu

Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap word of mouth konsumen rumah makan khas sunda Balibu

Bentuk penelitian yang digunakan yaitu denga metode kuantitatif survey ekplanatif (analitik),dengan unit analisis pearrson’s correlation product momen yang perhitungannya menggunakan SPSS 19

1. Kualitas pelayanan

mempunyai pengaruh pada word of mouth secara signifikan namun lemah

2. Semakin tinggi evaluasi pelanggan(kepuasan)

akan kualitas pelayanan,maka

semakin tinggi pula perilaku word of mouth pelanggan tersebut. Indah Setyawati/20 09 Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Kepuasan Pasien terhadap Word of Mouth pada Pasien Rawat Jalan R.S. Bhakti Wita Tamtama Semarang Untuk menguji pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan dalam meningkatkan word of mouth

Bentuk penelitian dengan melalui wawancara kepada 100 pasien rawat Jalan RS.Bhakti Wira Tamtama Semarang.Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Modeling(SEM)

1. Kualitas pelayanan

memiliki pengaruh yang positif terhadap kepuasan pasien

2. Kualitas pelayanan

berpengaruh positif terhadap word of mouth

3. Kepuasan pasien

barpengaruh positif terhadap word of mouth

4. Kualitas pelayanan

memiliki pengaruh yang paling besar dalam word of mouth

Mirah ayu Putri Trarintya/201 1 Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Word of Mouth pada Pasien Rawat Jalan di Wing Amerta RSUP Sanglah Denpasar.

Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan dan word of mouth pasien rawat jalan di Wing Amerta RSUP Sanglah Denpasar

Bentuk penelitian yang digunakan yaitu teknik analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan aplikasi software Analysis Moment of Structure (AMOS) dan Special Package for Statistis Science (SPSS)

1. Kualitas pelayanan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien rawat jalan di Wing Amerta

RSUP Sanglah Denpasar

2. Kualitas pelayanan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap word of mouth pasien rawat jalan di Wing Amerta RSUP Sanglah Denpasar

(35)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 TIPE PENELITIAN

Adapun bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

asosiatif dengan menggunakan analisa data kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variable.Dengan metode ini diharapkan dapat mengetahui hubungan

antara service quality terhadap word of mouth.

3.2 LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan di PT INNI HAPPY DREAM INDONESIA Jl.Sutomo

Ujung no 70-72 Medan.Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan

selesai.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL

3.3.1 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan HAPPY DREAM

Indonesia

3.3.2 Dalam penelitian ini untuk menentukan besaran jumlah sampel yang

representative akan menggunakan teknik penarikan sampel yaitu

menggunakan rumus Slovin :

N

n =

1 + Ne 2

n = besaran sampel

(36)

26

E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

masih ditolerir (1%,5%,10%)

400

n =

1 + (400 x 0,1 2 )

400

n =

1+ 4

n = 80 orang

Maka, penulis menetapkan sampel sebanyak 80 pelanggan HAPPY DREAM dengan

teknik accidental sampling, yaitu objek yang kebetulan bertemu pada saat pengumpulan data

dan sesuai untuk diteliti ,dijadikan sebagai sampel penelitian.

3.4 HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan memberikan

alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti.Pembuktian dari hipotesa tersebut

memerlukan teori yang didukung oleh data dan fakta yang jelas.Berdasarkan maslah yang

diteliti,maka penulis membuat hipotesa sebagai berikut:

Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara service quality dan word of

(37)

27

Ho : Tidak terhadap hubungan yang positif dan signifikan antara service quality dan

word of mouth pada PT INNI HAPPY DREAM Jl.Sutomo Ujung no 70-72

Medan

3.5 DEFINISI KONSEP

Konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang

sama.Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstaksi terhadap objek-objek yang

dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu.(Bahri,2008:30).

Menurut Singarimbun (1995:33) konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian dan keadaan akan kelompok maupun

individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social dengan menggunakan satu istilah untuk

beberapa kejadian(events)yang berkaitan satu sama lainnya.

Untuk menetapkan batasan yang lebih jelas dari kedua variable yang diteliti maka

penelitii menetapkan definisi konsep dari variable yang diteliti adalah sebagai berikut:

a. Service Quality

Service quality mengacu pada kualitas yang diharapkan dalam penawaran jasa oleh

konsumen. Kualitas ditentukan oleh kepuasan atau ketidak puasan konsumen

b. Word of Mouth

Word of Mouth merupakan komunikasi interpersonal atau antar individu mengenai

pengalamannya terhadap suatu produk atau jasa

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur

suatu variable.Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah operasionalisasi kerangka teori

yang telah ditentukan sebelumnya.

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini ialah:

(38)

28

Variabel bebas merupakan variable yang diduga sebagai penyebab atau

pendahulu dari variable yang lain(Rakhmat,2004:12).Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah Service Quality yang dilakukan oleh PT INNA HAPPY

DREAM Jl.Sutomo Medan

Dalam hal ini service quality dapat diukur dengan indicator sebagai berikut:

1. Tangibles / Bukti langsung

Bukti langsung mengenai seberapa besar kepedulian dan perhatian yang diberikan

oleh penyedia jasa kepada konsumen.

2. Reliability / Keandalan

Seberapa mampu HAPPY DREAM untuk melaksanakan jasa sesuai dengan apa

yang telah dijanjikan secara tepat waktu.

2. Responsiveness / Ketanggapan

Bagaimana kemampuan HAPPY DREAM yang dilakukan oleh langsung karyawan

untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap.

3. Assurance / Jaminan

Sejauh mana kemampuan HAPPY DREAM untuk membangun kepercayaan dan

keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang ditawarkan.

4. Emphaty / Empati

Sejauh mana kemampuan HAPPY DREAM yang dilihat dari kinerja karyawan

untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk juga

(39)
[image:39.595.68.496.97.473.2]

29

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Service Quality Variabel Indikator Sub Indikator

Service Quality

Tangibles(bukti langsung)

- Tempat pelayanan yang bersih dan rapi - Tempat pelayanan yang nyaman

- Memberi kemudahan dalam melakukan kegiatan terapi

Reliability(Keandalan) - Kesesuaian pelayanan dengan yang dijanjikan oleh pegawai HAPPY DREAM

- Prosedur pelayanan yang mudah dan cepat

Responsiveness ( daya tanggap)

- Kecepatan dalam menanggapi keluhan dan kesulitan yang dihadapi pelanggan

- Pelayanan yang tidak membeda-bedakan.

Assurance(Jaminan) - Karyawan HAPPY DREAM memiliki kompetensi yang baik dalam menghadapi keluhan –keluhan dari pelanggan

Emphaty(empati) - Karyawan memiliki sifat yang ramah dan sopan terhadap pelanggan

- Karyawan menjalin hubungan komunikasi yang baik kepada pelanggan.

B. Variabel terikat(Word of Mouth)

Variabel ini merupakan variable yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh

variable yang mendahuluinya (Rakhmat,2004:12). Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah Word of Mouth.Dalam hal ini Word of Mouth dapat diukur dengan indikator sebagai berikut:

1. Frekuensi Komunikasi Wom

2. Kesenangan Menceritakan Pengalaman di Happy Dream

3. Meyakinkan Orang Lain untuk Melakukan Servis diHappy Dream

(40)

30

3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk pengumpulan data dan informasi yang dapat mendukung penelitian ini, maka

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Teknik Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang dilakukan secara

langsung pada lokasi penelitian.Pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebaran

kuesioner ,yaitu menyebarkan daftar pertanyaan pada pelanggan HAPPY DREAM .Dalam

hal ini sumber data yang diberi angket adalah pelanggan dalam jangka waktu 1 bulan yang

berjumlah 80 orang.

b. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder merupakan pengumpulan data yang dilakukan melalui

pengumpulan bahan kepustakaan yang dapat mendukung data primer.Teknik pengumpulan

data ini dilakukan dengan cara:

1. Studi Kepustakaan,yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,karya

ilmiah,pendapat para ahli ,dan dokumen yang memiliki relavansi dengan masalah yang

diteliti

2. Studi Dokumen,yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan

catatan-catatan tertulis yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang menyangkut

masalah yang diteliti dengan perusahaan terkait.

3.8 TEKNIK PENGUMPULAN SKOR

Dalam menganalisis data,maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan

skor.Teknik pengukuran skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, yaitu

untuk mengukur sikap,pendapat,presepsi seseorang/kelompok orang tentang fenomena

social(Juliandi 2013:72).

(41)

31

Tabel 3.2 Skala Likert

Pertanyaan Bobot

Sangat setuju Setuju

Kurang setuju Tidak setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1

3.9 TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan peneliti merupakan teknik analisis data

kuantitatif yakni analisa yang digunakan untuk menguji pengaruh maupun hubungan dari

variable bebas (x) terhadap variable terikat (y) yakni dengan menggunakan instrument

sebagai berikut:

3.9.1 Uji Instrumen

Sebelum melakukan pengambilan data melalui kuesioner,lebih dahulu dilakukan

pengujian validitas dan realibilitas terhadap daftar pertanyaan yang digunakan.

a) Uji Validitas

Menurut Juliandi(2013:79) uji validitas yakni dengan cara menguji sejauh mana

ketepatan atau kebenaran suatu instrument sebagai alat ukur variable penelitian.Jika

instrument benar atau valid maka hasil pengukuranpun kemungkinan akan benar.Teknik

statistic yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

�= �.∑ �� −(∑ �)(∑ �)

�{�.∑2−(∑ �)2}��.2(∑ �)2}

Keterangan:

r = koefisien korelasi

(42)

32

x = skor tiap item

y = skor seluruh item responden uji coba

pengujian akan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16. Umumnya dalam

penelitian social nilai ∞ yang dipilih adalah 0,005.Jika nilai sig > ∞ 0,05 , maka suatu item

instrument yang diuji korelasinya valid.

b). Uji Reliabilitas

Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrument penelitian

merupakan instrument yang handal dan dapat dipercaya (Juliandi,2018:83).Untuk menguji

reliabilitas, peneliti dapat menggunakan teknik half , yaitu mengkorelasikan skor genap

dengan skor ganjil kemudian memasukkan nilai korelasi (r) yang diperoleh ke dalam rumus

Spearman Brown:

�� = 2�

1 +�

ri = nilai koefisien reliabilitas

r = nilai korelasi

Jika nilai koefisien reliabitas(spearman brown)>0,6 maka instrument memiliki

reliabilitas yang baik/reliable/terpercaya.Dan sebaliknya, jika nilai koefisien reliabilitas

(spearman brown), 0,6 maka instrument tidak dipercaya.

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

a) Uji normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi,

variable dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak.Jika data

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi

(43)

33

3.9.3 Analisis regresi linear sederhana

Analisis Regresi linear berganda yaitu analisis yang digunakan untuk menghitung

pengaruh variabel independen (X1, X2, X3,X4, dan X5) terhadap variabel dependen (Y)

apabila terjadi perubahan pada satu satuan dari variabel independen (X1, X2, X3, dan X4).

Rumus yang digunakan adalah :

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4 ... (1) Dimana :

Y = Word of Mouth

a = Koefisien regresi konstan

X1 = Variabel independen pertama (Tangibles(bukti langsung))

X2 = Variabel independen kedua (Reliability(Keandalan))

X3 = Variabel independen ketiga (Responsiveness ( daya tanggap))

X4 = Variabel independen keempat (Assurance(Jaminan))

X5 = Variabel independen kelima (Emphaty(empati))

b1 = Koefisien regresi independen pertama

b2 = Koefisien Regresi Independen Kedua

b3 = Koefisien Regresi Independen Ketiga

b4 = Koefisien Regresi Independen Keempat

b5 = Koefisien Regresi Independen kelima

3.9.4 Koefisian Determinan

Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variable

bebas terhadap variable terikat.Jika koefisien determinan semakin besar menunjukkan

semakin baik kemampuan x menerangkan y diman 0<R<1.Sebaliknya , jika R semakin kecil,

(44)

34

terikat.Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variable

bebas yang diteliti terhadap variable terikat(Juliandi, 2013:180)

3.9.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut :

a) Uji Simultan (Uji F)

Uji F ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama

(simultan) variabel-variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat).

Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel pada

tingkat kepercayaan 5% dan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k-l) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria yang digunakan adalah :

a. Jika F-hitung > F-tabel (n-k-l) maka H0 ditolak.

Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel

independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika F-hitung < F-tabel (n-k-l) maka H0 diterima.

Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel

independen tidak terpengaruh terhadap nilai variabel dependen.

Selain itu uji F dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p-value) dibandingkan dengan 0,05 (Taraf signifikansi α = 5%). Adapun kriteria pengujian yang

digunakan adalah :

a. Jika p-value< 0,05 maka H0 ditolak. b. Jika p-value> 0,05 maka H0 diterima.

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen dan perilaku

profesional terhadap ketepatan pemberian opini karyawan sebagai variabel dependen, maka

(45)

35

menjelaskan seberapa besar variabel independen dan perilaku profesional yang digunakan

dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen.

b) Uji Parsial (Uji t).

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap

variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel.

Untuk menentukan nilai t tabel, maka ditentukan dengan tingkat signifikansi 5% dengan

derajat kebebasan df = (n-k-l) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah

variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah :

a. Jika t-hitung > t-tabel (n-k-l) maka H0 ditolak.

b. Jika t-hitung < t-tabel (n-k-l) maka H0 diterima.

Selain itu uji t tersebut dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p-value) dibandingkan dengan 0,05 (Taraf signifikansi α = 5%). Adapun kriteria pengujian yang

digunakan adalah :

a. Jika p-value < 0,05 maka H0 ditolak. b. Jika p-value > 0,05 maka H0 diterima.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen secara parsial

terhadap ketepatan pemberian opini karyawan sebagai variabel dependen dapat dilihat dari

besarnya koefisien determinasi yang disesuaikan (R2). Dimana R2 menjelaskan seberapa

besar variabel independe

Gambar

Tabel 2.1 Theoretical Mapping Penelitian Terdahulu
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Service Quality
Tabel 4.1
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kualitas layanan, komunikasi word of mouth , dan harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan menggunakan jasa pada Rumah

Perbedaan Tingkat Penilaian Perseptif Konsumen Atas Dimensi- dimensi Marketing Stimuli, Dimensi-dimensi Service Quality, Kepuasan Pelanggan dan Word of Mouth Ditinjau

Pengaruh Electronic Service Quality Terhadap Electronic Satisfaction dan Dampaknya Terhadap Electronic Word of Mouth Pada Aplikasi Fore (Studi Kasus Pada Generasi Z

Hasil penelitian ini menunjukkan kualitas pelayanan , nilai nasabah dan kepuasan nasabah berpengaruh postif dan signifikan terhadap word of mouth sedangkan variabel citra

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Word Of Mouth, E-Word Of Mouth dan kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan menunjukkan F hitung sebesar 33,562 dan F tabel sebesar

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengambil judul ‘’Pengaruh Perceived Ease of Use, Electronic Word Of Mouth Dan Electronic Service Quality Terhadap Purchase Decision Pada

Oleh: Yulia Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana pengaruh Service quality, price perception dan word of mouth terhadap tingkat kunjungan ulang konsumen ke

Definisi Operasional Variabel Functional Quality, Technical Quality, dan Relationship Quality Terhadap Word of Mouth pada pasien Eka Hospital BSD Variabel Deskriptif Indikator